Grasi

22
Teori hukum adalah disiplin hukum yang secara kritikal dalam perspektif interdisipliner menganalisis berbagai aspek dari hukum secara tersendiri dan dalam keseluruhannya, baik dalam konsepsi teoritikalnya maupun dalam pengolahan praktikalnya dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik dan penjelasan yang lebih jernih tentang bahan-bahan hukum tersaji. Pokok kajian teori hukum : Analisis hukum yaitu upaya pemahaman tentang struktur sistem hukum, sifat dan kaidah hukum, pengertian dan fungsi asas-asas hukum, unsure-unsur khas dari konsep yuridik (subyek hukum, kewajiba hukum, hak, hubungan hukum, badan hukum, tanggunggugat, dsb) Ajaran metode yaitu metode dari ilmu hukum (dogmatik hukum), metode penerapan hukum (pembentukan hukum dan penemuan hukum), teori perundang-undangan, teori argumentasi yuridik (teori penalaran hukum).

Transcript of Grasi

Page 1: Grasi

Teori hukum

adalah disiplin hukum yang secara kritikal dalam perspektif interdisipliner menganalisis berbagai

aspek dari hukum secara tersendiri dan dalam keseluruhannya, baik dalam konsepsi teoritikalnya

maupun dalam pengolahan praktikalnya dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang

lebih baik dan penjelasan yang lebih jernih tentang bahan-bahan hukum tersaji.

Pokok kajian teori hukum :

Analisis hukum yaitu upaya pemahaman tentang struktur sistem hukum, sifat dan kaidah hukum,

pengertian dan fungsi asas-asas hukum, unsure-unsur khas dari konsep yuridik (subyek hukum,

kewajiba hukum, hak, hubungan hukum, badan hukum, tanggunggugat, dsb)

Ajaran metode yaitu metode dari ilmu hukum (dogmatik hukum), metode penerapan hukum

(pembentukan hukum dan penemuan hukum), teori perundang-undangan, teori argumentasi

yuridik (teori penalaran hukum).

Ajaran ilmu (epistemologi) dari hukum dengan mempersoalkan karakter keilmuan ilmu hukum

Kritik ideology yaitu kritik terhadap kaidah hukum positif, menganalisis kaidah hukum positif,

menganalisis kaidah hukum untuk menampilkan kepentingan dan ideologi yang

melatarbelakangi aturan hukum positif (undang-undang)

Filsafat hukum adalah filsafat yang objeknya khusus hukum

Pokok kajian filsafat hukum :

Page 2: Grasi

Ontologi hukum yaitu ilmu tentang segala sesuatu (Merefleksi hakikat hukum dan konsep-

konsep fundamental dalam hukum, seperti konsep demokrasi, hubungan hukum dan kekuasaan,

hubungan hukum dan moral).

Aksiologi hukum yaitu ilmu tentang nilai (Merefleksi isi dan nilai-nilai yang termuat dalam

hukum seperti kelayakan, persamaan, keadilan, kebebasan, kebenaran, dsb)

Ideologi hukum yaitu ilmu tentang tujuan hukum yang mengangkut cita manusia (Merefleksi

wawasan manusia dan masyarakat yang melandasi dan melegitimasi kaidah hukum, pranata

hukum, sistem hukum dan bagian-bagian dari sistem hukum).

Teleologi hukum yaitu ilmu tentang tujuan hukum yang menyangkut cita hukum itu sendiri

(Merefleksi makna dan tujuan hukum)

Epistemologi yaitu ilmu tentang pengetahuan hukum (Merefleksi sejauhmana pengetahuan

tentang hakikat hukum dan masalah-masalah fundamental dalam filsafat hukum mungkin

dijalankan akal budi manusia)

Logika hukum yaitu ilmu tentang berpikir benar atau kebenaran berpikir (Merefleksi atran-aturan

berpikir yuridik dan argumentasi yuridik, bangunan logical serta struktur sistem hukum)

Ajaran hukum umum

Yurisprudence adalah ilmu yang mempelajari pengertian dan sistem hukum secara mendalam

Pokok kajian yurisprudence :

- Logika hukum

- Ontologi hukum (penelitian tentang hakekat dari hukum)

Page 3: Grasi

- Epistemologi hukum (ajaran pengetahuan)

- Axiologi (penentuan isi dan nilai)

Filsafat Hukum Dalam Kaitan Dengan Hakekat Hukum

Filsafat hukum merupakan ilmu pengetahuan yang berbicara tentang hakekat hukum atau

keberadaan hukum. Hakekat hukum meliputi :

1. Hukum merupakan perintah (teori imperatif)

Teori imperatif artinya mencari hakekat hukum. Keberadaan hukum di alam semesta adalah

sebagai perintah Tuhan dan Perintah penguasa yang berdaulat

Aliran hukum alam dengan tokohnya Thomas Aquinas dikenal pendapatnya membagi hukum

(lex) dalam urutan mulai yang teratas, yaitu :

Lex aeterna (Rasio Tuhan yang tidak dapat ditangkap oleh manusia, yang disamakan hukum

abadi)

Lex divina (Rasio Tuhan yang dapat ditangkap oleh manusia)

Lex naturalis (Penjelmaan dari Lex aeterna dan Lex divina)

Lex positive (hukum yang berlaku merupakan tetesan dari Lex divina kitab suci

Page 4: Grasi

Aliran positivisme hukum Jhon Austin beranggapan bahwa hukum berisi perintah, kewajiban,

kedaulatan dan sanksi. Dalam teorinya yang dikenal dengan nama “analytical jurisprudence”

atau teori hukum yang analitis bahwa dikenal ada 2 (dua) bentuk hukum yaitu positive law

(undang-undang) dan morality (hukum kebiasan).

2. Kenyataan sosial yang mendalam (teori indikatif)

Mahzab sejarah : Carl von savigny beranggapan bahwa hukum tidak dibuat melainkan tumbuh

dan berkembang bersama-sama dengan masyarakat.

Aliran sociological jurisprudence dengan tokohnya Eugen Eurlich dan Roscoe Pound dengan

konsepnya bahwa “hukum yang dibuat agar memperhatikan hukum yang hidup dalam

masyarakat (living law) baik tertulis malupun tidak tertulis”.

Hukum tertulis atau hukum positif

Hukum posistif atau Ius Constitutum yaitu hukum yang berlaku di daerah (negara) tertentu pada

suatu waktu tertentu.

Contoh : UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Hukum tidak tertulis

- Hukum kebiasaan yaitu kebiasaan yang berulang-ulang dan mengikat para pihak yang terkait

- Hukum adat adalah adat istiadat yang telah mendapatkan pengukuhan dari penguasa adat

Page 5: Grasi

- Traktat atau treaty adalah perjanjian yang diadakan antar dua negara atau lebih dimana isinya

mengikat negara yang mengadakan perjanjian tersebut.

- Doktrin adalah pendapat ahli hukum terkemuka

- Yurisprudensi adalah kebiasaan yang terjadi di pengadilan yang berasaskan “azas precedent”

yaitu pengadilan memutus perkara mempertimbangkan putusan kasus-kasus terdahulu yang di

putus (common law)

3. Tujuan hukum (teori optatiif)

Keadilan

Menurut Aristoteles sebagai pendukung teori etis, bahwa tujuan hukum utama adalah keadilan

yang meliputi :

- Distributive, yang didasarkan pada prestasi

- Komunitatif, yang tidak didasarkan pada jasa

- Vindikatif, bahwa kejahatan harus setimpal dengan hukumannya

- Kreatif, bahwa harus ada perlindungan kepada orang yang kreatif

- Legalis, yaitu keadilan yang ingin dicapai oleh undang-undang

Kepastian

Hans kelsen dengan konsepnya (Rule of Law) atau Penegakan Hukum. Dalam hal ini

mengandung arti :

- Hukum itu ditegakan demi kepastian hukum.

Page 6: Grasi

- Hukum itu dijadikan sumber utama bagi hakim dalam memutus perkara.

- Hukum itu tidak didasarkan pada kebijaksanaan dalam pelaksanaannya.

- Hukum itu bersifat dogmatic.

Kegunaan

Menurut Jeremy Bentham, sebagai pendukung teori kegunaan, bahwa tujuan hukum harus

berguna bagi masyarakat untuk mencapai kebahagiaan sebesar-besarnya.

Filsafat Hukum Dalam Kaitan Dengan Perundang-undangan

1. Pembukaan UUD 1945

Pembukaan alenia pertama, secara substansial mengandung pokok prikeadilan, konsep pemikiran

yang mengarah kepada kesempurnaan dalam menjalankan hukum didalam kehidupan.

Pembukaan alenia kedua, adil dan makmur, merupakan implementasi dari tujuan hukum yang

pada dasarnya yaitu memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.

Pembukaan alenia ketiga, mengatur mengenai hubungan manusia dengan Tuhan atau

penciptanya yang telah mengatur tatanan di dunia ini.

Pembukaan alenia keempat, mengenai lima sila dari Pancasila yang merupakan cerminan dari

nilai-nilai bangsa yang diwariskan turun-temurun dan abstrak yang Pancasila merupakan

kesatuan sistem yang berkaitan erat tidak dapat dipisahkan.

2. Undang-undang yaitu terdapat dalam Konsideran (pertimbangan) atau isinya(pasal-pasalnya)

Page 7: Grasi

Aliran Hukum Dalam Filsafat Hukum

1. Aliran Hukum Alam

Yaitu aliran yang konsepsinya bahwa hukum berlaku universal dan abadi.

Tokohnya Plato, Aristoteles, Thomas Aquinas, Grotius.

Plato

Aristoteles dalam teori dualisme bahwa manusia bagian dari alam dan manusia adalah majikan

dari alam

Thomas Aquinas

Grotius dengan kosepnya “mare liberium

Kelebihan aliran hukum alam : mengembangkan dan membangkitkan kembali orang untuk

berfilsafat hukum dalam mencari keadilan, mengembangkan perlindungan terhadap HAM,

mengembangkan hukum internasional.

Kekurangan aliran hukum alam : anggapan bahwa hukum berlaku universal dan abadi itu tidak

ada karena hukum selalu disesuaikan dengan kebutuhan manusia dan perkembangan zaman.

2. Aliran Positivisme Hukum

Yaitu aliran yang konsepnya bahwa hukum merupakan perintah dari penguasa berdaulat (Jhon

Austin) dan merupakan kehendak dari pada Negara (Hans Kelsen).

Page 8: Grasi

3. Mahzab Sejarah (historical jurisprudence)

Yaitu aliran hukum yang konsepnya bahwa hukum tidak dibuat melainkan tumbuh dan

berkembang bersama-sama dengan masyarakat. Tokoh : Carl von Savigny

4. Aliran Sociological Jurisprudence

Yaitu aliran hukum yag konsepnya bahwa huku yang dibuat agar memperhatikan hukum yang

hidup dalam masyarakat atau living law baik tertulis maupun tidak tertulis. Tokoh : Eugen

Ehrlich

5. Aliran Pragmatic Legal Realism

Yaitu aliran hukum yang konsepnya bahwa hukum dapat berperan sebagai alat pembaharuan

masyarakat. Tokoh : Roscoe Pound

6. Aliran Marxis Yurisprudence

Yaitu aliran yang konsepnya bahwa hukum harus memberikan perlindungan terhadap golongan

proletar atau golongan ekonomi lemah. Tokoh : Lenin, Bernstein, Gramsci, Horkheimer,

Marcuse.

7. Aliran Anthropological Jurisprudence

Yaitu airan yang konsepnya bahwa hukum mencerminkan nilai sosial budaya (Northrop), hukum

mengandung system nilai (Mac Dougall)

Page 9: Grasi

8. Aliran Utilitariannism

yaitu aliran yang konsepnya bahwa hukum memberikan kebahagiaan yang sebesar-besarnya bagi

orang sebanyak-banyaknya (the greatest happines for ter greatest number).

Tokoh : Jhon Lucke

9. Mahzab Unpad, yaitu aliran yang konsepnya bahwa hukum dapat berfungsi sebagai sarana

pembaharuan masyarakat. Tokoh : Mochtar Kusumaatmadja.

Hukum tidak meliputi asas dan kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat

termasuk lembaga dan proses didalam mewujudkan kaedah itu dalam kenyataan.

Hukum adalah keseluruhan kaedah dan asas yang mengatur kehidupan manusia dalam

masyarakat, termasuk lembaga dan proses dalam mewujudkan berlakunya hukum.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

Grasi adalah salah satu dari lima hak yang dimiliki kepala negara di bidang yudikatif. Grasi

adalah Hak untuk memberikan pengurangan hukuman, pengampunan, atau bahkan pembebasan

hukuman sama sekali. Sebagai contoh yaitu mereka yang pernah mendapat hukuman mati

dikurangi menjadi bebas dari hukuman sama sekali .

Page 10: Grasi

Di Indonesia, grasi merupakan salah satu hak presiden di bidang yudikatif sebagai akibat

penerapan sistem pembagian kekuasaan. Artikel bertopik hukum atau kriminalitas ini adalah

sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

TEMPO.CO, Jakarta--Anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, Eva Sundari,

meminta presiden tidak lagi memberikan grasi kepada terpidana narkoba. “Ini untuk

membuktikan diri kalau istana bersih dari mafia. Selain melawan kepentingan umum, juga tidak

membuat jera,” ujarnya kepada Tempo Ahad 11 November 2012.

Pemberian grasi untuk Franola alias Ola, menurut dia, tak lepas dari pemberian grasi sebelumnya

bagi terpidana narkoba asal Australia, Schapelle Corby. “Sejak itu, pemerintah tampaknya perlu

menunjukkan bahwa pemberian tersebut tidak eksklusif untuk Corby,” ujar politikus PDI

Perjuangan ini.

Menurut Eva, pihak yang pantas mendapatkan pengampunan adalah korban atau pemakai, bukan

yang terlibat perdagangan seperti kurir. “Ola merupakan pengendali,” katanya. “Kalau ada kasus

serupa, ya, harus diberatkan,” ujar Eva. Namun, ia menolak hukuman mati. Eva

merekomendasikan alternatif pemberatan hukuman berupa pelayanan sosial seumur hidup.

Ola adalah terpidana mati kasus penyelundupan kokain dan heroin di Bandara Soekarno-Hatta

pada Januari 2000. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi grasi sehingga hukuman

matinya dikurangi menjadi penjara seumur hidup. Setelah mendapat grasi, Ola, yang masih

mendekam di penjara wanita Tangerang, diduga terlibat dalam kasus narkoba lagi.

Page 11: Grasi

Ola bahkan disebut-sebut sebagai otak pengedaran narkotik setelah Badan Narkotika Nasional

menangkap Nur Aisyah pada 4 Oktober lalu di Bandung. Nur, yang membawa sabu seberat 775

gram, mengaku sebagai kurir Ola.

Anggota Komisi Hukum DPR dari Fraksi PKS, Indra, mencatat sejumlah kejanggalan dari

pemberian grasi Ola. Salah satu keanehan adalah sikap SBY yang menyatakan bahwa Ola

hanyalah seorang kurir. Padahal, dalam fakta persidangan dan putusan hakim, baik Pengadilan

Negeri Tangerang, pengadilan Tinggi, maupun Mahkamah Agung, diputuskan bahwa Ola

merupakan bagian dari sindikat peredaran narkoba.

Badan Narkotika Nasional tidak turut memberikan masukan atau pertimbangan dalam pemberian

grasi tersebut. "Sesuai Undang-Undang dalam pemberian grasi hanya meminta pertimbangan

Mahkamah Agung," kata Kepala Bagian Humas dan Dokumentasi Badan Narkotika Nasional

Sumirat Dwiyanto.

Juru bicara kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengaku tidak mengetahui secara pasti proses saat

pemberian grasi. "Grasi untuk Ola itu kan diberikan September 2011, pasti sudah ada

rekomendasi masukan untuk memberi grasi," kata dia. "Saya tidak tahu masukannya dari siapa

saja, tetapi tentunya itu komprehensif dari internal, laporan dari Politik, Hukum, dan Keamanan."

Julian memastikan Presiden tidak akan menoleransi, apalagi memberi keleluasaan untuk

gembong narkoba. "Hak tiap individu yang terpidana untuk memohon grasi, Ola tidak dalam

klasifikasi sebagai gembong narkoba," kata dia.

Page 12: Grasi

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsudin meminta agar publik tidak

menyalahkan presiden soal grasi Ola. “Pemberian grasi merupakan kewenangan presiden. Lagi

pula didasari pertimbangan,” ujarnya. Ola adalah satu dari 127 terpidana yang mengajukan grasi

ke presiden.

Pihak Istana seharusnya tidak perlu emosional dalam menanggapi pernyataan Ketua Mahkamah

Konstitusi (MK) Mahfud MD terkait adanya mafia narkoba di lingkungan Istana. Hal ini lantaran

pemberian grasi terhadap Meirika Franola (Ola) memang penuh dengan kejanggalan dan

terkesan dipaksakan.

Hal ini diungkapkan anggota Komisi III bidang hukum dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

(PKS), Indra, Senin (12/11/2012), di Jakarta. "Menurut saya, grasi terhadap Ola merupakan

sebuah kekeliruan. Ini terlihat dari beberapa hal," ujar Indra.

Ia melihat setidaknya ada empat kejanggalan yang ada pada kasus pemberian grasi Ola oleh

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Belakangan diketahui bahwa gembong narkoba itu

ternyata masih sempat mengendalikan peredaran narkoba jaringan internasional selama

mendekam di penjara.

Keempat kejanggalan pemberian grasi terhadap Ola itu,

pertama terkait fakta persidangan dan pertimbangan hukum putusan hakim mulai dari pengadilan

negeri, pengadilan tinggi, hingga Mahkamah Agung. "Ketiganya memiliki penilaian yang sama

bahwa Ola merupakan bagian dari sindikat peredaran narkoba, bukan seperti yang disampaikan

SBY bahwa Ola hanya seorang kurir," ujar Indra.

Page 13: Grasi

Kedua, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada dan telah dikuatkan dengan

putusan MK, hukuman mati merupakan hukuman yang konstitusional. Dengan demikian, Indra

menilai keputusan Presiden menghilangkan hukuman mati untuk Ola tidak tepat lantaran hanya

karena melihat tren di negara lain yang cenderung hukuman mati menurun.

Ketiga, Indra melihat rasa kemanusiaan dan keadilan atas jutaan korban narkoba dan keluarga

yang ditinggalkan seharusnya tidak diabaikan Presiden hanya demi seorang Ola.

"Keempat, Mahkamah Agung juga telah menyatakan tidak cukup alasan untuk memberikan grasi

kepada Ola, tetapi kenapa SBY dan para stafnya terkesan mengabaikan rekomendasi MA

tersebut. Sekarang semua semakin jelas dan tidak bisa dibantah lagi," kata Indra.

Meirika Franola (Ola) ditangkap saat menyelundupkan 3 kilogram kokain dan 3,5 kg heroin di

Bandara Soekarno-Hatta pada 12 Januari 2000. Vonis hukuman mati yang dijatuhkan

kepadanya berkekuatan hukum tetap (inkracht) setelah Mahkamah Agung menolak peninjauan

kembali kasusnya pada 27 Februari 2003.

Namun, Presiden Yudhoyono mengampuninya dan memberikan grasi pada 26 September 2011

sehingga hukuman yang harus dijalaninya diubah menjadi hukuman pidana penjara seumur

hidup.

Ola yang masih mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Tangerang belakangan ditengarai

terlibat lagi dan bahkan mengotaki peredaran narkoba dengan jaringan dari luar negeri. Kasus ini

tengah ditangani Badan Narkotika Nasional (BNN).

Rektor IAIN Sumatera Utara Nur Ahmad Fadhil Lubis menjelaskan, ada beberapa jenis kriminal

atau kejahatan yang sebenarnya pantas diancam dengan hukuman mati. Adalah narkoba dan

Page 14: Grasi

pembunuhan, menurutnya kejahatan-kejahatan yang selayaknya diberikan hukuman mati, dan itu

juga ada diatur dalam konteks agama.

"Namun hukuman mati bisa dilaksanakan bila proses yudisial dan hukumnya sudah tidak

diragukan lagi. Jika proses yudisial dan hukumnya masih diragukan dan memerlukan

pembuktian-pembuktian lagi, hukuman mati belum boleh dilakukan," ungkapnya di Medan,

Sabtu (9/11).

Melalui selulernya, Ahmad pun berpendapat dalam kasus yang menimpa Meirika Franola alias

Ola, wajar bila dilaksanakan hukuman mati. Hal itu ia utarakan karena yang bersangkutan

melakukan kesalahan fatal, di mana meracuni generasi anak bangsa dengan narkoba.

Ahmad juga menyatakan setuju bahwa yang bertanggungjawab atas pemberian grasi kepada Ola

yang tadinya dihukum mati menjadi hukuman pidana penjara seumur hidup adalah Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hal itu didasari karena presidenlah yang memiliki hak

preogratif pemberian grasi kepada Ola ketika itu.

"Saya setuju dia (SBY) bertanggungjawab. Tetapi itu tidak sekedar ngomong saja dan harus ada

tindak lanjutnya. Misalkan jika pemberian itu suatu kekeliruan maka kedepan harus memperbaiki

sistem pemberian grasi pada kasus selanjutnya. Meski grasi hak preogratif presiden, tentu grasi

diberikan sesuai dengan nilai-nilai kebijakan yang diemban olehnya," ujarnya.

Page 15: Grasi

Ia juga bercerita, meski sampai saat ini hukuman mati dalam beberapa kasus masih pro dan

kontra, dalam perspektif agama ia menjelaskan hukuman mati itu ada dan diperbolehkan. Hal itu

dilakukan untuk pidana tertentu dan kemudian sudah melalui proses yudisial dan hukum yang

tidak diragukan lagi.

Dirinya juga mengaku, dalam konteks narkoba yang menurutnya termasuk soal kejahatan luar

biasa layak diberikan hukuman mati."Tetapi itu, proses hukumnya tidak diragukan lagi dan dia

memang orang yang bertanggungjawan atas hal tersebut," ungkapnya.

Terkait pemberian grasi yang diberikan SBY kepada Ola ketika itu, Ahmad berpendapat hal itu

sebenarnya keliru. Sebab katanya kebijakan negara yang ingin memberantas narkoba membuat

pemberian grasi haruslah sangat selektif.

Seperti diketahui, Meirika Franola (Ola) ditangkap saat menyelundupkan tiga kilogram kokain

dan 3,5 kg heroin di Bandara Soekarno-Hatta pada 12 Januari 2000. Vonis hukuman mati yang

dijatuhkan kepadanya berkekuatan hukum tetap (inkrah) setelah Mahkamah Agung menolak

Peninjauan Kembali (PK) kasusnya pada 27 Februari 2003.

Page 16: Grasi

Namun, Presiden SBY mengampuninya dan memberikan grasi pada 26 September 2011

sehingga hukuman yang harus dijalaninya diubah menjadi hukuman pidana penjara seumur

hidup. Belakangan, Ola yang masih mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Tangerang

belakangan diduga terlibat kembali dalam peredaran narkoba dengan jaringan dari luar negeri.