Granula Pati - Yuli A Khoiruddin - A1m012019
-
Upload
yuliakhoiruddin -
Category
Documents
-
view
1.289 -
download
14
description
Transcript of Granula Pati - Yuli A Khoiruddin - A1m012019
-
TUGAS TERSTRUKTUR
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
GRANULA PATI
DISUSUN OLEH:
NAMA : YULI ASTUTI
NIM : A1M012019
PRODI : ILMU & TEKNOLOGI PANGAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PURWOKERTO
2013
-
GRANULA PATI
1. JAGUNG (Zea mays)
Kandungan gizi utama jagung adalah pati (72-73%), dengan perbandingan
amilosa dan amilopektin 25-30% : 70-75%, namun pada jagung pulut (waxy
maize) 0-7% : 93-100%.
Granula pati jagung menunjukkan sifat birefringence, yaitu sifat granula pati
yang dapat mereflesikan cahaya terpolarisasi, sehingga dibawah mikroskop polarisasi
membentuk bidang warna hitam-putih. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, terlihat
bentuk dan sifat birefringence tepung jagung nikstamal antar perlakuan menunjukkanm
penampakan yang hampir sama.
Sifat birefringence adalah sifat granula pati yang dapat merefleksi cahaya
terpolarisasi sehingga di bawah mikroskop polarisasi membentuk bidang berwarna
biru dan kuning. Warna biru dan kuning pada permukaan granula pati disebabkan
oleh adanya perbedaan indeks refraktif yang dipengaruhi oleh struktur molekuler
amilosa dalam pati. Bentuk heliks dari amilosa dapat menyerap sebagian cahaya yang
melewati granula pati. Bentuk granula merupakan ciri khas dari masing-masing pati.
mengemukakan bahwa tidak ada hubungan yang nyata antara gelatinisasi dengan
ukuran granula pati, tetapi suhu gelatinisasi mempunyai hubungan dengan
kekompakan granula, kadar amilosa, dan amilopektin.
Granula pati jagung mempunyai ukuran berkisar antara 20 120 m. dan
berbentuk oval polyhedral dengan diameter 6 - 30 m. Granula pati jagung memiliki
ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan ukuran granula padi dan gandum yang
-
berkisar 3-8 m dan Sifat mikroskopis dari granula pati dapat digunakan untuk
mengidentifikasi sumber patinya sebab pati yang terdapat dalam jaringan tumbuhan
mempunyai bentuk dan ukuran yang khas dan beraneka ragam. Granula pati yang
lebih kecil akan memperlihatkan ketahanan yang lebih kecil terhadap perlakuan panas
dan air dibanding granula yang besar. Pengamatan dengan DSC pada berbagai ukuran
granula memperlihatkan nilai entalpi dan kisaran suhu gelatinisasi yang lebih rendah
dari ukuran granula yang lebih besar
Dibanding sumber pati lain, jagung mempunyai beragam jenis pati, mulai dari
amilopektin rendah sampai tinggi. Jagung dapat digolongkan menjadi empat jenis
berdasarkan sifat patinya, yaitu jenis normal mengandung 74- 76% amilopektin dan
24-26% amilosa, jenis waxy mengandung 99% amilopektin, jenis amilomaize
mengandung 20% amilopektin atau 40-70% amilosa, dan jagung manis mengandung
sejumlah sukrosa di samping pati. Jagung normal mengandung 15,3-25,1% amilosa,
jagung jenis waxy hampir tidak beramilosa, jagung amilomize mengandung 42,6-
67,8% amilosa, jagung manis mengandung 22,8% amilosa.
Bahan yang mengandung amilosa tinggi jika direbus amilosanya terekstrak
oleh air panas sehingga terlihat warna putih seperti susu. Amilopektin berpengaruh
terhadap sifat sensoris jagung terutama tekstur. Pada prinsipnya, semakin tinggi
kandungan amilopektin maka tekstur jagung semakin lunak, pulen dan enak.
Perbedaan antara mi jagung dengan mi terigu adalah komponen pembentuk tekstur
mi. Pembentuk tekstur yang elastis dan kompak pada mi terigu adalah gluten.
Adanya gluten pada tepung terigu menyebabkan terbentuknya tekstur yang
elastis dan kompak setelah tepung terigu ditambahkan air, sehingga adonan tersebut
dapat dibentuk menjadi lembaran. Hal tersebut tidak dapat terjadi ketika tepung
jagung ditambahkan air, sehingga dibutuhkan bahan atau proses tertentu agar
terbentuk adonan yang memiliki tekstur elastis dan kompak.
-
2. KENTANG (Solanum tuberosum L.)
Kentang (Solanum Tuberosum) merupakan umbi dari bagian batang tanaman.
Kentang merupakan tanaman berbentuk semak/herba. Secara kimia, umbi kentang
banyak mengandung air. Pati yang dihasilkan memiliki sifat yang berbeda-beda
tergantung dari jenis patinya. Granula pati kentang adalah yang terbesar ukurannya
di antara pati pati komersial, yaitu antara 5 100 m. Bentuknya kentang adalah
bulat telur, granulanya mempunyai hilum terletak di dekat ujung, dan suhu
gelatinisasinya 58-66oC. Pati yang telah dimasak memiliki ciri khas rasa netral,
kejernihan yang tinggi, kekuatan mengikat yang tinggi, tekstur baik dan
kecenderungan minim terjadinya busa atau perubahan warna menjadi kuning pada
larutan tersebut.
Dalam hal gizi, kentang terkenal karena kandungan karbohidrat nya (sekitar
26 gram dalam kentang medium). Bentuk dominan dari karbohidrat ini adalah pati.
Sebagian kecil tapi signifikan pati ini adalah tahan terhadap pencernaan oleh enzim
dalam lambung dan usus kecil, sehingga mencapai usus besar dasarnya utuh.
Dibandingkan dengan bahan baku lain seperti jagung, gandum, ubi dan lainnya,
tepung kentang ini memiliki kandungan protein dan lemak yang rendah, suhu
gelatisasi yang rendah serta dapat disimpan dengan kandungan air yang tinggi tanpa
menimbulkan bau apek. Selain itu, dibandingkan dengan tepung dengan bahan baku
lainnya, tepung kentang memiliki butiran tepung yang lebih besar karena Distribusi
ukuran granula pati berpengaruh terhadap kekuatan pembengkakan pati.
Ukuran granula pati yang kecil, maka kekuatan pembengkakannya juga kecil .
Apabila granula pati dipanaskan di dalam air, maka energi panas akan menyebabkan
ikatan hidrogen terputus, dan air masuk ke dalam granula pati. Air yang masuk
selanjutnya membentuk ikatan hidrogen dengan amilosa dan amilopektin.
Meresapnya air ke dalam granula menyebabkan terjadinya pembengkakan granula
pati. Ukuran granula akan meningkat sampai batas tertentu sebelum akhirnya granula
pati tersebut pecah. Pecahnya granula menyebabkan bagian amilosa dan amilopektin
berdifusi keluar. Proses masuknya air ke dalam pati yang menyebabkan granula
mengembang dan akhirnya pecah disebut dengan gelatinisasi, sedangkan suhu dimana
terjadinya gelatinisasi disebut dengan suhu gelatinisasi. Proses gelatinisasi pati
menyebabkan perubahan viskositas larutan pati. Dengan menggunakan Brabender
Viscoamylograph, terukur bahwa larutan pati sebelum dipanaskan memiliki viskositas
-
0 unit. Dengan adanya pemanasan, granula pati sedikit demi sedikit mengalami
pembengkakan sampai titik tertentu. Pembengkakan pati diikuti dengan peningkatan
viskositas. Semakin besar pembengkakan granula, viskositas semakin besar. Setelah
pembengkakan maksimum, dan granula pati pecah, dan pemanasan tetap dilanjutkan
dengan suhu konstan, maka akan terjadi penurunan viskositas akibat proses degradasi.
Dalam produk makanan amilopektin bersifat merangsang terjadinya proses
mekar (puffing) dimana produk makan yang berasal dari pati yang kandungan
amilopektinnya tinggi akan bersifat ringan, porus, garing dan renyah. Kebalikannya
pati dengan kandungan amilosa tinggi, cenderung menghasilkan produk yang keras,
pejal, karena proses mekarnya terjadi secara terbatas.
3. BERAS ( Oriza sativa)
Bagian terbesar beras didominasi oleh pati (sekitar 80-85%). Beras juga
mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, danair. Pati
beras dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu amilosa pati dengan struktur
tidak bercabang dan amilopektin dengan struktur bercabang. Perbandingan komposisi
kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau tidak) dan tekstur
nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan hampir sepenuhnya didominasi oleh
amilopektin sehingga sangat lekat, sementara beras pera memiliki kandungan amilosa
melebihi 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan
keras.
Karbohidrat merupakan penyusun utama beras dan sebagian besar dari
karbohidrat ini adalah pati. Sedang karbohidat lain seperti pentosa dan selulosa,
hemiselulosa dan gula hanya terdapat dalam jumlah yang lebih sedikit. Oleh karena
itu pati merupakan fraksi terbesar dalam beras, maka sifat fisikokimia pati
mempunyai peranan penting dalam penentuan sifat fisikokimia beras. Berdasarkan
kandungan amilosanya, beras dibagi menjadi empat golongan, yaitu ketan (2-9
persen), beras beramilosa rendah (9-20 persen), beras beramilosa sedang (20-25
persen) dan beras beramilosa tinggi (25-33 persen). Secara umum, beras memiliki
bentuk polygonal bulat dengan ukuran bulat 3-8 mikron, dan suhu gelatinisasi 68-
78oC.
Beras ketan dan beras biasa (non ketan) berbeda kandungan amylosa dan
amylopektinnya. Amylosa berantai lurus dengan ikatan 1-4 alfa-glikosidik, sedangkan
-
amylopektin berantai cabang dengan ikatan 1-4 alfa dan 1-6 beta glikosidik pada
percabangannya dengan panjang rantai 20 26 satuan glukosa. Ketan (atau beras
ketan), berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir seluruh patinya
merupakan amilopektin.
Perbandingan antara amilosa dan amilopektin ini dijadikan dasar atau
merupakan factor tunggal dalam menentukan mutu rasa dan tekstur nasi. Kandungan
amilosa tersebut berkorelasi positif dengan tingkat kelemahan, kelengketan, warna
dan kilap. Semakin tinggi kadar amilosa volume nasi yang diperoleh makin besar
tanpa kecenderungan mengempes, hal ini dikarenakan amilosa mempunyai
kemampuan retrogadasi yang lebih besar. Beras dengan kandungan amilosa tinggi
menghasilkan nasi pera dan kering, sebaliknya beras dengan kandungan amilosa
rendah menghasilkan nasi yang lengket dan lunak. Semakin tinggi kandungan atau
kadar amylose yang terkandung, maka akan semakin berkurang keenakan rasanya
karena semakin tinggi kadar amylose yang terkandung, maka struktur nasi yang
diperoleh akan semakin keras dan mempunyai struktur pisah-pisah.
Perbandingan antara amilosa dan amilopektin akan memberikan efek pati
secara fungsional dalam penggunaannya pada makanan. Contohnya dalam pemasakan
dan kualitas makan dari tepung beras. Tepung beras yang terdiri dari 99% amilopektin
sangat cocok untuk membuat biscuit dengan tekstur yang ringan dan lembut.
Sedangkan tepung beras dengan rasio amilosa yang lebih tinggi, akan menghasilkan
produk biscuit dengan tekstur yang lebih kokoh dan lebih renyah, serta cocok
digunakan dalam pembuatan mie . Sifat reologi mie mentah sangat dipengaruhi oleh
ukuran granula pati dimana granula pati yang kecil, seperti pati beras, membutuhkan
air dalam jumlah yang banyak dalam proses pembuatan adonan. Karakteristik
pemasakan dari mie tersebut dipengaruhi oleh kandungan amilosa dan straktur halus
amilopektin, yang menyebabkan perbedaan di dalam penyerapan air dan waktu
optimum pemasakan.
Granula pati kaya amilosa mampu mengkristal yang lebih besar, disebabkan
oleh lebih intensifnya ikatan hidrogen, akibatnya tidak dapat mengembang atau
mengalami gelatinisasi sempurna pada waktu pemasakan sehingga tercerna lebih
lambat. Selain itu, pati serealia dan biji-bijian mengalami retrogradasi (kristalisasi)
lebih cepat daripada pati dari umbi-umbian. Pati serealia dan biji-bijian mempunyai
sifat pengembangan granula dan pelarutan pati yang terbatas disebabkan hubungan
antar molekul yang kuat. Pada umumnya pati dari akar atau batang mempunyai suhu
-
gelatinisasi lebih rendah daripada pati serealia dan biji-bijian, selain itu granula
patinya mengalami pengembangan serta tingkat pelarutan pati yang lebih besar. Hal
ini menunjukkan pati dari akar atau batang mempunyai derajat ikatan antar molekul
pati yang lebih rendah daripada pati serealia, sedangkan pati dari umbi umbian
mempunyai tingkat pengembangan granula dan pelarutan yang tinggi
4. SAGU (Metroxylon sagu)
Pati sagu basah merupakan hasil ekstraksi dari empulur sagu yang dapat
diolah menjadi pati kering melalui proses pengeringan. Granula pati sagu memiliki
bentuk yang bervariasi dari bulat, lonjong (oval) hingga berbentuk oval terpotong
seperti yang disajikan pada Gambar 3 dari mikroskop polarisasi dengan perbesaran
400 kali. Dari ketiga gambar tersebut dapat dibedakan ukuran granula pati basah, pati
kering dengan alat pengering CFFB, dan pati kering dengan pengeringan secara
konvensional. Khusus bentuk oval terpotong, diduga bukan merupakan bentuk alami,
tetapi lebih disebabkan karena rusaknya granula akibat proses pengecilan ukuran
empulur sagu dalam proses ekstraksi pati. Hal ini ditunjukkan pada pengamatan
mikroskopis, dimana ketika dilakukan pemanasan granula dengan bentuk oval
terpotong langsung mengalami amylose leaching.
Ukuran granula pati sagu berkisar antara 5-62,5 m, dengan kisaran ukuran
lebih besar terdapat pada granula pati sagu yang dikeringkan menggunakan alat
pengering CFFB bertenaga surya dan biomassa yaitu 7,5-62,5 m. Hal ini terjadi
karena adanya pengembangan granula pati akibat pengeringan pada suhu yang lebih
tinggi, jika dibandingkan dengan pengeringan secara konvensional. Berdasarkan
ukurannya, granula pati sagu lebih didominasi dan tergolong berukuran besar.
5. TAPIOKA (Manihot esculenta)
Bagian dari ubi singkong yang dapat dimakan mencapai 80-90%. Bentuknya
dapat berupa silinder, kerucut, atau. Panjang ubi berkisar 15 hingga 100 cm dan
diameternya 3 hingga 15 cm. Bobot ubi kayu berkisar beberapa ratus gram hingga 15
kg. Tanaman singkong umumnya menghasilkan sekitar 5-10 ubi. Ubi singkong yang
matang terdiri atas tiga lapisan yang jelas yaitu; peridermis luar, cortex, dan daging
bagian tengah.
-
Granula pati tapioka berbentuk bulat dan bulat seperti terpotong pada salah
satu sisi membentuk seperti drum ketel. Ukuran granula pati tapioka sekitar 4 5 m,
banyak granula granula menunjukkan keberadaan hilum di bagian tengahnya. Pati
singkong atau tapioka memiliki suhu gelatinisasi yang sangat rendah, lebih rendah
dari pati umbi-umbian yang lain maupun pati sereal.
Kadar abunya yaitu sekitar 0.02-0.04%. Salah satu proses pengolahan tepung
tapioka yang dapat menyebabkan perbedaan nilai kadar abu adalah pada tahap
ekstraksi pati. Pada industri besar, ekstraksi pati dilakukan dengan menggunakan alat
canggih seperti ekstraktor, sedangkan pada industri rumah tangga ekstraksi dilakukan
secara manual dengan menggunakan saringan bertingkat yang terbuat dari bak kayu.
Mineral yang terkandung dalam umbi singkong dapat ikut terbuang bersama ampas
hasil proses ekstraksi, sehingga kadar abu yang terukur menjadi lebih rendah.
Berdasarkan hasil pengukuran, nilai pH tapioka berada pada kisaran 4.0-7.0.
Granula tepung tapioka menunjukan variasi yang besar yaitu sekitar 5-40 m dengan
bentuk bulat dan oval. Granula pati dari beberapa varietas tepung singkong berada
pada kisaran 3-25 m. Rata-rata ukuran granula tepung tapioka dalam penelititan ini
menunjukan nilai yang tidak berbeda dengan studi terdahulu, yaitu sekitar 3-40 m.
Ukuran granula pati dari singkong yaitu sekitar 8-22 m, dengan rata-rata ukuran
granula yaitu 15 m (14 bulan masa panen) dan 12 m (16 bulan masa panen).
Perbedaan ukuran granula dapat dipengaruhi oleh kondisi dan waktu panen singkong.
Derajat putih sangat dipengaruhi oleh proses ekstraksi pati. Semakin murni
proses ekstraksi pati, maka tepung yang dihasilkan akan semakin putih. Jika proses
ekstraksi pati dilakukan dengan baik maka semakin banyak komponen pengotor yang
hilang bersama air pada saat pencucian pati. Secara umum partikel-partikel tapioka
mempunyai tingkat keputihan sebesar 94.5%. Proporsi yang tinggi pada rantai cabang
amilopektin berkontribusi dalam peningkatan nilai swelling.
Pati tapioka memiliki kandungan amilosa dan amilopektin yang berbeda. Pati
yang memiliki kandungan amilosa yang berbeda akan memiliki sifat fungsional yang
berbeda, antara lain suhu gelatinisasi, dan viskositas. Pati singkong mengandung 83%
amilopektin yang mengakibatkan pasta yang terbentuk menjadi bening dan kecil
kemungkinan untuk terjadi retrogradasi.
Ukuran granula pati singkong 4-35 m, berbentuk oval, kerucut dengan bagian
atas terpotong, dan seperti kettle drum. Suhu gelatinisasi pada 62-73C, sedangkan
-
suhu pembentukan pasta pada 63C. Menurut Santoso, Saputra, dan Pambayun
(2004), pati singkong relatif mudah didapat dan harganya yang murah.
6. GANDUNG (Triticum aestivum)
Gandum (Triticum spp.) adalah sejenis tanaman yang kaya akan karbohidrat.
andum biasanya digunakan untuk memproduksi tepung terigu, pakan ternak, ataupun
difermentasi untuk menghasilkan alkohol. Biji gandum terdiri atas: 83%endosperma,
14.5% bran dan aleurone layer, 2.5% germ. Tepung terigu adalah tepung/bubuk halus
yang berasal dari biji gandum,dan digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mi
dan roti.Tepung terigu mengandung banyak zat pati, yaitu karbohidrat kompleks yang
tidak larut dalam air. Tepung terigu juga mengandung protein dalam bentuk gluten,
yang berperan dalam menentukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan
terigu. Tepung terigu mengandung banyak zat pati, yaitu karbohidrat kompleks yang
tidak larut dalam air. Tepung terigu juga mengandung protein dalam bentuk gluten,
yang berperan dalam menentukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan
terigu. Pati gandum berbentuk datar, bulat, dan elips. Ukuran granula patinya berkisar
2-35 mikron dan suhu gelatinisasinya 58-64oC.
Pati gandum adalah zat tepung yang diperoleh dari biji gandum, yang digelatin
pada suhu pemanasan yang rendah ketika memberntuk pasta masak yang lembut dan
bertekstur halus. akhirnya akan menghasilkan gel yang lunak, lembut dan berwarna
putih susu. Tepung terigu merupakan tepung/bubuk halus yang berasal dari biji
gandum, dan digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mi dan roti. Kata terigu
dalam Bahasa Indonesia diserap dari bahasa Portugis trigo yang berarti
gandum.Tepung terigu mengandung banyak zat pati, yaitu karbohidrat kompleks yang
tidak larut dalam air. Tepung terigu juga mengandung protein dalam bentuk gluten,
yang berperan dalam menentukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan
terigu.
Tepung terigu memiliki kandungan pati sebesar 65-70%, protein 8-13%,
lemak 0,8-1,5% serta abu dan air masing-masing 0,3-0,6% dan 13-15,5%. Di antara
komponen tersebut yang erat kaitannya dengan sifat khas mie adalah proteinnya yaitu
prolamin (gliadin) dan glutelin (glutenin) yang digolongkan sebagai protein
pembentuk gluten (Kent Jones dan Amas, 1967). Tepung terigu kaya akan kandungan
protein. Protein tepung terigu memiliki struktur yang unik. Seperti yang disebutkan
-
dalam Desrosier (1988), bila tepung terigu dicampur dengan air dalam perbandingan
tertentu, maka protein akan membentuk suatu massa atau adonan koloidal yang plastis
yang dapat menahan gas dan akan membentuk suatu struktur spons bila
dipanggang.Karakteristik tepung terigu ini, yang memungkinkan pembuatan roti
tawar yang lunak tidak dijumpai dalam butir serealia lain.
Granula pati gandum cenderung berkelompok dengan
berbagai ukuran.Ukuran normalnya adalah18 m, granula yang lebih besar berukuran
rata-rata 24 m dan granula yang lebih kecil berukuran 7-8 m, secara umum berkisar
2-35 m. Bentuk granula pati gandum adalah bulat (lonjong) cenderung berbentuk
ellips. Rasio kadar amilosa dan amilopektinnyaadalah 1:3. Dengan kadar amilosa
sebesar 25% dan kadar amilopektin sebesar 75%. Suhu gelatinisasi nya pada suhu 52-
640C.
Keistimewaan gluten terigu adalah memiliki kandungan protein penyusun
yang seimbang, yaitu glutenin dan gliadin. Bila ditambah air, gluten akan membentuk
sifat elastisitas yang tinggi. Sifat ini sangat dibutuhkan dalam pembuatan mi dan roti.