granit

10
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Definisi Batuan Beku Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan langsung dari magma yang terbentuk baik di atas maupun di bawah permukaan bumi. Magma sendiri adalah fase cair pijar terbentuk secara alamiah di dalam bumi, berasal dari bagian atas selubung bumi atau bagian bawah kerak bumi, bersuhu tinggi (900 – 1300 o C) serta mempunyai kekentalan tinggi, bersifat mudah bergerak dan cenderung menuju ke permukaan bumi. Pada dasarnya magma bersifat basa, namun pada pembentukannya batuan beku tersebut bisa bersifat intermediet ataupun asam. Hal tersebut dikarenakan pada saat pembentukannya, magma yang naik ke atas permukaan berasimilasi dengan batuan samping yang dilewati oleh magma. 1.1.1. Struktur Batuan Beku 1. Masif, secara keseluruhan kenampakan batuan terlihat seragam. 2. Vesikuler, pada masa batuan terdapat lubang- lubang kecil yang berbentuk bulat atau elips dengan penyebaran yang tidak merata. Lubang ini

description

granit

Transcript of granit

Page 1: granit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Definisi Batuan Beku

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan langsung

dari magma yang terbentuk baik di atas maupun di bawah permukaan

bumi. Magma sendiri adalah fase cair pijar terbentuk secara alamiah di

dalam bumi, berasal dari bagian atas selubung bumi atau bagian bawah

kerak bumi, bersuhu tinggi (900 – 1300 oC) serta mempunyai kekentalan

tinggi, bersifat mudah bergerak dan cenderung menuju ke permukaan

bumi. Pada dasarnya magma bersifat basa, namun pada pembentukannya

batuan beku tersebut bisa bersifat intermediet ataupun asam. Hal tersebut

dikarenakan pada saat pembentukannya, magma yang naik ke atas

permukaan berasimilasi dengan batuan samping yang dilewati oleh

magma.

1.1.1. Struktur Batuan Beku

1. Masif, secara keseluruhan kenampakan batuan terlihat seragam.

2. Vesikuler, pada masa batuan terdapat lubang-lubang kecil yang

berbentuk bulat atau elips dengan penyebaran yang tidak merata. Lubang

ini merupakan lubang bekas gas yang terperangkap pada waktu magma

membeku.

3. Amigdaloidal, struktur vesikuler yang telah terisi oleh mineral.

4. Scorious, struktur vesikuler yang penyebarannya merata dengan lubang-

lubang yang saling berhubungan.

5. Aliran, kesejajaran mineral pada arah tertentu dengan orientasi yang

jelas.

6. Lava Bantal (Pillow Lava), lava yang memperlihatkan struktur seperti

kumpulan bantal-bantal, hal ini disebabkan karena terbentuk di lingkungan

laut.

Page 2: granit

7. Columnar Joint, struktur yang memperlihatkan seperti kumpulan tiang-

tiang, hal ini disebabkan adanya kontraksi pada proses pendinginannya.

1.2. Tekstur Batuan Beku

Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal utama,

yaitu kritalinitas, Granularitas dan Bentuk Kristal.  

1. Kristalinitas

Kristalinitas merupakan derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada

waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya

digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan

yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan

kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya

berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya

berlangsung cepat maka kristalnya akan halus. Akan tetapi jika

pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya

berbentuk amorf. Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat

kristalisasi, yaitu:

-Holokristalin, Holokristalin adalah batuan beku dimana semuanya

tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan

plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan.

- Hipokristalin, Hipokristalin adalah apabila sebagian batuan terdiri dari

massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal.

- Holohialin, Holohialin adalah batuan beku yang semuanya tersusun dari

massa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian),

dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.

2. Granularitas

Granularitas dapat diartikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan

beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:

a. Fanerik atau fanerokristalin, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat

dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata telanjang.

Page 3: granit

Kristal - kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi jenis fanerik ini

dapat dibedakan menjadi:

- Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.

- Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.

- Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.

- sangat kasar (very coarse), jika ukuran diameter butir lebih dari

30mm

b. Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak bisa dibedakan

dengan mata telanjang sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan

dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya.

Dalam analisis mikroskopis dibedakan menjadi tiga yaitu :

- Mikrokristalin, Jika mineral-mineral pada batuan beku bisa

diamati dengan bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar

0,1 –0,01 mm.

- Kriptokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan beku terlalu

kecil untuk diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran

butiran berkisar antara 0,01–0,002mm.

- Amorf / glassy / hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.

3. Bentuk Kristal

Bentuk kristal merupakan sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi

bukan sifat batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua

dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:

- Euhedral, jika batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.

- Subhedral, jika sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.

- Anhedral, jika mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.

- Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal,

yaitu:

o Equidimensional, jika bentuk kristal ketiga dimensinya sama

panjang.

o Tabular, jika bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu

dimensi yang lain.

Page 4: granit

o Prismitik, jika bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari

dua dimensi yang lain.

o Irregular, jika bentuk kristal tidak teratur.

4. Hubungan Antar Kristal

Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi diartikan sebagai

hubungan antara kristal atau mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu

batuan. hubungan antar kritak dapat dibagi menjadi beberapa jenis antara lain

sebagai berikut :

- Equigranular, yaitu jika secara relatif ukuran kristalnya yang

membentuk batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan

kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:

- Panidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya

terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.

- Hipidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya

terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.

- Allotriomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya

terdiridari mineral-mineral yang anhedral.

- Inequigranular, yaitu jika ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk

batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang

lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau

gelas.

Page 5: granit

BAB II

ISI

2.1. Batu Granit

Granit merupakan batuan beku asam dengan warna putih, merah

muda hingga berwarna abu-abu, bertekstrur granular dan berstruktur masif.

Komposisi mineral dalam batuan ini antara lain Kuarsa, Ortoklas, Plagioklas,

terkadang juga terdapat Hornblende, Biotit dan Muskovit.

Deskripsi mineralogi :

Kuarsa, dengan kilap kaca, colourless, memiliki kekerasan 7 skala mohs.

Mineral ini hadir dengan ketembusan cahaya transparent, memiliki

pecahan choncoidal, sifat dalamnya brittle dan berbentuk kristalin serta

berstruktur prismatic dengan kelimpahan sangat melimpah. Mineral ini

merupakan hasil pembekuan magma yang bersifat felsic pada suhu 600°C

Ortoklas, dengan warna merah daging, memiliki kilap kaca hingga

mutiara. Mineral ini memiliki kekerasan kurang lebih 6 skala mohs,

pecahan uneven, berbentuk kristalin dan berstruktur granular dengan

ketembusan cahaya transparent to translucent. Kelimpahan mineral ini

dalam Granit bisa dikatakan melimpah hingga sangat melimpah.

Plagioklas, dengan warna putih hingga abu-abu, memiliki kilap kaca

hingga mutiara. Kekerasan 6 skala mohs, berbentuk kristalin dan

berstruktur granular dengan pecahan uneven. Mineral ini meiliki

ketembusan cahaya translucet dengan kelimpahan melimpah pada Granit

ini.

Hornblenda, dengan warna hitam dan memiliki kilap kaca. Berbentuk

kristalin dengan struktur prismatic. Kekerasan mineral ini 5-6 skala mohs

Page 6: granit

dengan ketembusan cahaya translucent. Kelimpahan mineral ini pada

Granit cukup melimpah.

Biotit, merupakan mineral dengan warna hitam dan kilap mutiara. Mineral

ini memiliki kekerasan 2-3 skala mohs dengan bentuk kristalin dan

berstruktur foliasi karena memiliki belahan 1 arah. Ketembusan cahayanya

translucent. Kelimpahan mineral ini pada Granit sedikit melimpah.

Muskovit, dengan warna putih kemerah-merahan atau kecoklat-coklatan

dengan kilap kaca, berstruktur lamellar, ketembusan cahaya transparent.

Kelimpahan mineral ini sedikit melimpah.

2.2. Petrogenesa

Granit merupakan batuan beku intrusif hasil dari pembekuan magma

yang bersifat felsic. Oleh karena itu, mineral-mineral yang terdapat pada

batuan ini didominasi mineral-mineral yang memang bersifat asam seperti

Kuarsa, Orthoklas, dan Plagioklas.

2.3. Manfaat Batuan

Granit banyak digunakan sebagai ornamen-ornamen dan sebagai

lantai rumah. Selain itu juga digunakan dalam bahan bangunan.

Page 7: granit

DAFTAR PUSTAKA