Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

48

Transcript of Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

Page 1: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025
Page 2: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

Grand Design

Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat

DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI BARAT

2012

Page 3: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

Buku ini diterbitkan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Jalan Kurungan Bassi No 19 Mamuju 91511 Telepon 0426 – 21027 Fax Nomor 0426 – 22579 Email : [email protected] or [email protected] Website : www.dinkes.sulbarprov.go.id

Page 4: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan

kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan,

pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan

manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi,

anak, lanjut usia (lansia), dan keluarga miskin. Hal ini sesuai dengan amanat

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) bahwa setiap orang berhak hidup

sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup

baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

Keberhasilan pembangunan daerah, dapat di lihat dari pencapaian Indeks

Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM tersebut, salah satu

komponen utama yang mempengaruhinya yaitu indikator status kesehatan selain

pendidikan dan pendapatan per kapita. Dengan demikian pembangunan

kesehatan merupakan salah satu upaya utama untuk peningkatan kualitas sumber

daya manusia, yang pada gilirannya mendukung percepatan pembangunan

daerah.

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik dimasa

mendatang diperlukan Grand Design Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi

Barat

Page 5: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

Dinas Kesehatan Sulawesi Barat sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) di Provinsi Sulawesi Barat mempunyai tugas untuk membantu

Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kesehatan

dalam rangka mewujudkan visi Provinsi Sulawesi Barat yaitu “Terwujudnya

Percepatan pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Sulawesi Barat”

Grand Design Pembangunan Kesehatan merupakan dokumen yang berisi strategi

dan program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas

Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat dengan mendorong peran aktif masyarakat

guna terwujudnya Sulawesi Barat Sehat dan Malaqbi 2025

Page 6: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

CAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

1. Umur Harapan Hidup (UHH)

Peningkatan umur harapan hidup di Sulawesi Barat selama 5 tahun terakhir

cenderung meningkat.). Berikut gambaran perkembangan Usia Harapan Hidup di

Sulawesi Barat sampai dengan tahun 2010

66,40 67,00

70,20 69,90 70,60 70,80

62,00

64,00

66,00

68,00

70,00

72,00

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Tahun 2010, umur harapan hidup masyarakat Sulawesi Barat telah meningkat

mencapai 70,80 tahun. Terjadi peningkatan yang cukup signifikan jika

dibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya yang baru mencapai 66,40 tahun

(2005). Dengan perkembangan tersebut, perhitungan prediksi angka umur

harapan hidup Sulawesi Barat pada tahun 2013 diharapkan akan mencapai 73,73

tahun (Estimasi Dinkes). Gambaran perkembangan tersebut memperlihatkan telah

terjadinya transisi demografi di Sulawesi Barat yang sebenarnya telah dimulai

pada masa 2000-an yang ditunjukkan dengan semakin meningkatnya usia lanjut.

Page 7: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

Peningkatan umur harapan hidup ini dipengaruhi oleh multifaktor yang dalam hal

ini kesehatan menjadi salah satu yang berperan penting didalamnya. Peran

pengaruh kesehatan ditunjukkan dari semakin menurunnya angka kematian,

perbaikan sistem pelayanan kesehatan dan perbaikan gizi di masyarakat.

2. Angka Kematian Ibu

Kematian ibu telah menunjukkan penurunan signifikan dalam kurun waktu 4

tahun terakhir, meskipun demikian angkanya masih cukup tinggi. Data kematian

ibu dalam 4 tahun terakhir menunjukkan penurunan yang cukup baik. Tahun 2006

angka kematian ibu di Sulawesi Barat berada pada angka 394/100.000 kelahiran

hidup dan mengalami penurunan menjadi 185/100.000 kelahiran hidup pada

tahun 2011

Periode tahun 2006 – 2011 terjadi penurunan Angka Kematian Ibu. Angka

Kematian Ibu tahun 2010 masih berada pada angka 185 / 100.000 ribu kelahiran

hidup. AKI tahun 2009-2011 tersebut telah lebih baik jika dibandingkan AKI

nasional 228/100.000 Kelahiran hidup. Meskipun Angka Kematian Ibu di Sulawesi

Page 8: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

Barat lebih baik dibanding capaian Nasional namun angka ini adalah angka

Kematian Ibu hamil yang hanya tercatat di sarana kesehatan. Angka Kematian Ibu

Sulawesi Barat masih jauh dari Target MDG’s secara nasional di tahun 2015 untuk

angka kematian Ibu adalah tiga perempat dari kondisi tahun 2015 yaitu

102/100.000 kelahiran hidup

3. Angka Kematian Bayi

Sebagaimana gambaran perkembangan angka kematian ibu, angka kematian bayi

juga mengalami fluktuasi selama kurun 5 tahun terakhir. Namun demikian pola

naik turun yang terjadi tersebut seringkali dipengaruhi oleh multi faktor seperti

yang terlihat pada periode 2006 sampai dengan 2010 yang merupakan masa

dimana Sulawesi Barat merupakan Provinsi yang masih baru. Hal ini

mengindikasikan bahwa kemungkinan angka kematian bayi masih dimungkinkan

terjadi kenaikan jika tidak menjadi perhatian yang utama dari para pelaku

kebijakan di bidang kesehatan.

Angka Kematian Bayi Provinsi Sulawesi Barat tahun 2007– 2011)

Page 9: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

Tahun 2011, angka kematian bayi mengalami penurunan dibandingkan tahun

2010. Angka Kematian Bayi tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan

Angka Kematian Bayi tahun 2007 dan 2008 mencapai 10,8 / 1000 kelahiran hidup

dan 10,3 kelahiran hidup. Angka kematian Bayi yang sangat fluktuatif selama

kurun waktu 5 tahun terakhir tentunya menjadi sebuah masalah tersendiri dalam

penanganan masalah kesehatan di Sulawesi Barat. Dengan pola yang ada

tersebut maka diprediksikan pada tahun 2016 angka kematian bayi di Sulawesi

Barat dipredeksi akan mencapai 9,93 / 1000 kelahiran hidup. Secara Nasional,

target MDG’s untuk angka kematian bayi pada tahun 2015 ditargetkan akan

menurun menjadi 23/1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Sulawesi Barat telah

mencapai target dalam MDGs, namun Angka Kematian Bayi disini adalah yang

hanya tercatat di sarana kesehatan

4. Angka Kematian Balita

Angka kematian balita memiliki kecenderungan penurunan yang cukup baik.

Tahun 1971 tercatat tingkat kematian balita yang sangat tinggi yaitu mencapai

148 / 1000 balita yang ada, angka tersebut secara berangsur turun dan 20 tahun

kemudian menjadi 53/1000 balita, tahun 2002 sudah mencapai 28 / 1000 dan

data tahun 2007 telah mencapai angka 19/1000 dan tetap bertahan hingga tahun

2009.

Page 10: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

Angka Kematian Balita Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2007 - 2011

Pola penurunan terjadi dari tahun 2010 – 2011 dan sedikit berbeda pada kisaran

tahun 2008 sampai dengan 2010 yang kemungkinan disebabkan oleh adanya

pelaksanaan program Kesehatan Ibu dan Anak yang semakin baik dilapangan.

Dengan pola AKABA yang fluktuatif selama kurun waktu 5 tahun terakhir maka

diprediksikan di tahun 2016 angka kematian balita akan mencapai 10,3/1000.

Secara Nasional target MDG’s untuk angka kematian balita pada tahun 2015

ditargetkan akan menurun menjadi 32/1000 kelahiran hidup

5. Status Gizi

Angka gizi buruk dan gizi kurang di Sulawesi Barat selama kurun waktu 4 tahu

terakhir mengalami penurunan yang cukup baik. Berdasarkan Riset Dasar

Kesehatan tahun 2010 prevalensi balita “gizi burkur” menurun sebanyak 4 persen

yaitu dari 25,4persen pada tahun 2007 menjadi 20,5 persen pada tahun 2010.

Capaian Sulawesi Barat pada tahun 2010 masih tinggi dibandingkan capaian

Nasional 17,9%. Masih tingginya Prevalensi gizi buruk di Sulawesi Barat tersebut

menjadi tantangan tersendiri dalam mencapai target MDG’s.

Page 11: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

Gambaran Status Gizi Balita di Provinsi Sulawesi Barat

tahun 2007 dan 2010 (Sumber Riskesdas

2007 dan 2010)

Penurunan kasus Gizi buruk dan gizi kurang merupakan salah satu prioritas

pembangunan kesehatan nasional tahun 2010 – 2014. Meningkatnya derajat

kesehatan dan status gizi masyarakat yang ditunjang berbagai upaya promotif,

preventif dan kuratif serta meningkatnya peran serta masyarakat telah berhasil

menurunkan kasus gizi buruk pada balita. Pencapaian ini belum mencapai Target

Millennium Development Goals atau MDGs pada tahun 2015 yaitu 18,5%.

6. Penyakit Menular

Penyakit–penyakit yang sudah menurun seperti tuberkulosa paru dan malaria,

masih memiliki potensi untuk meningkat kembali (re-emerging) mengingat kondisi

perilaku dan lingkungan (fisik, ekonomi, sosial, budaya) masyarakat yang kurang

mendukung. Kualitas pengobatan TBC di Sulawesi Barat meskipun dari tahun ke

tahun terus meningkat namun tetap masih rendah yaitu55% dari target

Penemuan Kasus Baru BTA Positif (CDR) Program penanggulangan Tuberkulosis

Nasional adalah minimal 70%).

Page 12: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

Angka Penemuan penderita baru BTA Positif

(CDR) Sulawesi Barat tahun

2011

Permasalahan lain masih adanya ketimpangan pencapaian Kabupaten yang

melampaui target (Majene 103%) dan disisi yang lain ada kabupaten yang

pencapainnya jauh di bawah (mamasa 18%) adalah penemuan penderita

meningkat (51,54% dari target 70%). Penderita TBC yang tidak sembuh atau

penerita yang tidak memperoleh pengobatan karena belum ditemukan,

merupakan sumber penular yang mengancam pencapaian derajat kesehatan.

Sementara itu kematian dan kesakitan akibat penyakit infeksi saluran

pernafasan, menjadi penyebab kematian terbesar dan memiliki kecenderungan

peningkatan. Penyakit TBC memegang peran penting kasus kesakitan dan

kematian penyakit saluran pernafasan tersebut dan bertanggungjawab terhadap

kecenderungan peningkatannya mengingat sifat penularan dan perilaku

masyarakat .Penyakit malaria telah menurun dengan sangat signifikan dalam

lima tahun terakhir. Namun demikian masih ditemukan adanya kasus penularan

indigenous malaria Kabupaten Mamuju dan Mamuju Utara merupakan

Kabupaten dengan daerah endemis tinggi di Sulawesi Barat. Dengan demikian

kemungkinan perkembangan penyakit ini masih tetap tinggi.

Page 13: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

ISU-ISU STRATEGIS

1. Kesetaraan Derajat Kesehatan

Derajat kesehatan di Sulawesi Barat masih rendah namun telah mengalami

kemajuan. MDG’s (Millenium Development Goal’s) merupakan target global dalam

meningkatkan kesejahteraan penduduk dunia. MDG’s telah diratifikasi oleh

pemerintah Indonesia dan menjadi salah satu agenda penting dalam

pembangunan kesehatan di seluruh Indonesia. Indikator pokok MDG’s merupakan

komponen utama dalam derajad kesehatan, sehingga upaya pencapaian target

MDG’s akan berarti pula sebagai upaya untuk menyetarakan derajad kesehatan

dan kesejahteraan di tingkat global.

2. Permasalahan Kesehatan Ibu

Kematian dan kesakitan penyakit berhubungan dg persalinan (anemia,

perdarahan, hipertensi, eklamsi) meskipun juga telah menunjukkan penurunan

namun masih cukup tinggi dan masih tetap mengancam upaya penurunan angka

kematian ibu dan bayi. Dalam beberapa tahun terakhir angka penurunan

menunjukkan stagnasi sedangkan target MDG’s pada tahun 2015 masih jauh dari

kondisi yang ada pada saat ini

3. Perkembangan Status Gizi Balita

Penderita gizi buruk masih dijumpai di Sulawesi Barat dan dalam beberapa tahun

terakhir menunjukkan kecenderungan penurunan yang stagnan. Kondisi tersebut

Page 14: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

juga diperburuk dengan masih adanya potensi peningkatan penderita karena

masih belum baiknya perilaku, pelayanan dan kondisi lingkungan sosial ekonomi.

4. Endemisitas Penyakit Menular

Kasus DBD berkurang namun tiap tahun masih tetap ditemui, sementara malaria

meskipun telah menurun tetapi kasus indigenous masih ditemukan. Penyakit TBC

diduga menjadi pemicu tingginya kematian akibat gangguan pernafasan di

Sulawesi Barat. Namun penemuan penderita masih belum sesuai harapan dan

tingkat kesembuhan juga belum maksimal.

5. Mutu Upaya Pelayanan Kesehatan

Meskipun jumlah fasilitas pelayanan di Sulawesi Barat terus meningkat namun

distribusinya belum merata. Mutu pelayanan juga belum optimal ditunjukkan dari

belum maksimalnya pencapaian upaya yang menyeluruh, terpadu dan sustainabel

sementara Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat belum banyak berperan.

Tuntutan kesetaraan mutu semakin mengemuka bahkan sampai ke tataran

regional seperti tergambar dari fenomena berobat ke luar negeri. Di sisi lain

disparitas masih pula dijumpai dimana hambatan ekonomi masih menjadi

penyebab masalah aksesibilitas kelompok tidak mampu yang tergambar dari

belum seluruh penduduk belum memiliki jaminan kesehatan.

Page 15: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

6. Kemandirian dan Peran Serta Masyarakat

Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) yang telah berjalan dengan baik.

Provinsi Sulawesi Barat memiliki peluang dan keuntungan yang lebih baik dengan

keberadaan akses sarana pelayanan kesehatan yang cukup baik meskipun belum

sepenuhnya merata. Namun demikian konsep kemitraan UKBM dengan unit

pelayanan kesehatan masih belum berjalan baik dan terkadang masih

menempatkan masyarakat sebagai objek ketimbang subjek. Peran aktif

masyarakat yang meliputi pengabdian, advokasi, dan pengawasan belum berjalan

maksimal

Visi sehat pada masa mendatang akan bertumpu kepada pencapaian Desa Sehat

yang dimulai pada lingkup keluarga. Strategi khusus yang telah dikembangkan di

Sulawesi Barat melalui Dusun / RW Siaga dengan lima tatarannya yang telah

disepakati sebagai strategi integratif untuk mendukung upaya penanganan

berbagai masalah kesehatan dengan basis UKBM. Namun demikian, dalam

pelaksanaannya masih dalam tataran konseptual dan belum memiliki kemandirian

manajerial yang memadai untuk mendukung peningkatan aksesibilitas pelayanan.

Hasil analisis perkembangan dan masalah kesehatan selanjutnya dipadukan

dengan batasan tugas dan peran Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat serta

dengan memperhatikan tugas dan fungsi yang ada.

Page 16: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

7. Manajemen Perencanaan

Sistem perencanaan dan penganggaran Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat

belum optimal. Salah satu sebabnya adalah orientasi perencanaan yang masih

didominasi oleh pekerjaan administratif dan belum seimbang dengan

kewajibannya untuk memfasilitasi pengembangan arah dan kebijakan

pembangunan kesehatan. Kurangnya dukungan informasi kesehatan yang

memadai di berbagai unit, menyebabkan perencanaan berbasis bukti masih hanya

sebatas kepada wacana. Sementara permasalahan wacana juga masih terjadi

dalam mengimplementasikan perencanaan berbasis kinerja. Kewajibannya

penyusunan perencanaan kinerja masih terabaikan dan masih sangat didominasi

pekerjaan penganggaran, yang berdampak antara lain kesulitan dalam menilai

performa dan arah pembangunan kesehatan.

Page 17: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

VISI DAN MISI

VISI

Kesehatan adalah salah satu unsur dari masyarakat Indonesia yang sejahtera,

yaitu tercapainya hak atas hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat melalui

sistem kesehatan yang dapat menjamin terlindunginya masyarakat dari berbagai

risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan dan tersedianya pelayanan kesehatan

yang bermutu, terjangkau dan merata. Kesehatan sebagai investasi akan

menghasilkan penduduk yang sehat dan produktif sebagai SDM pembangunan

yang berkelanjutan serta memiliki daya saing global. Keadaan masa depan

masyarakat Indonesia yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah

masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup

dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, baik jasmani, rohani maupun

sosial, dan memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya. Keadaan masyarakat Sulawesi Barat di masa depan atau visi yang ingin

dicapai melalui pembangunan adalah Terwujudnya Sulawesi Barat

yang Sejahtera, Maju dan Malaqbi ” dan tujuan pembangunan

kesehatan kesehatan dirumuskan dalam Visi “Sulawesi Barat Sehat dan

Malaqbi 2025”

Lingkungan strategis pembangunan kesehatan daerah yang diharapkan adalah

lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat jasmani, rohani

Page 18: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

maupun sosial, yaitu lingkungan yang bebas dari kerawanan sosial budaya dan

polusi, tersedianya air minum dan sarana sanitasi lingkungan yang memadai,

perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan

kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang memiliki solidaritas

sosial dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.

Perilaku masyarakat yang diharapkan dalam Sulawesi Barat Sehat dan Malaqbi

2025 adalah perilaku yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan; mencegah risiko terjadinya penyakit; melindungi diri dari ancaman

penyakit dan masalah kesehatan lainnya; sadar hukum; serta berpartisipasi aktif

dalam gerakan kesehatan masyarakat, termasuk menyelenggarakan masyarakat

sehat dan aman (safe community).

Dalam Sulawesi Barat Sehat dan Malaqbi 2025 diharapkan masyarakat Sulawesi

Barat memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan

juga memperoleh jaminan kesehatan, yaitu masyarakat mendapatkan

perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya. Pelayanan

kesehatan bermutu yang dimaksud adalah pelayanan kesehatan termasuk

pelayanan kesehatan dalam keadaan darurat dan bencana, pelayanan kesehatan

yang memenuhi kebutuhan masyarakat serta diselenggarakan sesuai dengan

standar dan etika profesi.

Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku hidup sehat, serta

meningkatnya kemampuan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan

Page 19: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

yang bermutu, maka akan dapat dicapai derajat kesehatan individu, keluarga dan

masyarakat yang setinggi-tingginya.

MISI

Dengan berlandaskan pada dasar Pembangunan Kesehatan, dan untuk

mewujudkan Visi Sulawesi Barat Sehat dan Malaqbi 2025, ditetapkan 4 (empat)

misi Pembangunan Kesehatan, yaitu:

1. Menggerakkan Pembangunan Daerah Berwawasan Kesehatan

Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil

kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi pula oleh hasil kerja serta

kontribusi positif berbagai sektor pembangunan lainnya. Untuk optimalisasi hasil

kerja serta kontribusi positif tersebut, harus dapat diupayakan masuknya

wawasan kesehatan sebagai asas pokok program pembangunan nasional.

Kesehatan sebagai salah satu unsur dari kesejahteraan rakyat juga mengandung

arti terlindunginya dan terlepasnya masyarakat dari segala macam gangguan

yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.

Untuk dapat terlaksananya pembangunan daerah yang berkontribusi positif

terhadap kesehatan seperti dimaksud di atas, maka seluruh unsur atau subsistem

dari Sistem Kesehatan Daerah berperan sebagai penggerak utama pembangunan

daerah berwawasan kesehatan

2. Mendorong Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat

Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat

Page 20: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

termasuk swasta, dan pemerintah. Upaya pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan setiap individu, keluarga, masyarakat, dan lingkungannya dilakukan

tanpa meninggalkan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Kesadaran, kemauan dan kemampuan setiap individu, keluarga dan masyarakat

untuk menjaga kesehatan, memilih, dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang

bermutu, sangat menentukan keberhasilan pembangunan kese-hatan.

Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat meliputi: a) penggerakan

masyarakat; masyarakat paling bawah mempunyai peluang yang sebesar-

besarnya untuk terlibat aktif dalam proses pembangunan kesehatan, b) organisasi

kemasyarakatan; diupayakan agar peran organisasi masyarakat lokal makin

berfungsi dalam pembangunan kesehatan, c) advokasi; masyarakat

memperjuangkan kepentingannya di bidang kesehatan, d) kemitraan; dalam

pemberdayaan masyarakat penting untuk meningkatkan kemitraan dan partisipasi

lintas sektor, swasta, dunia usaha dan pemangku kepentingan, e) sumberdaya;

diperlukan sumberdaya memadai spt SDM, sistem informasi dan dana.

3. Memelihara dan Meningkatkan Upaya Kesehatan yang Bermutu, Merata, dan

Terjangkau

Pembangunan kesehatan diselenggarakan guna menjamin tersedianya upaya

kesehatan, baik upaya kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan

perorangan yang bermutu, merata, dan terjangkau oleh masyarakat. Upaya

kesehatan diselenggarakan dengan pengutamaan pada upaya pencegahan

(preventif), dan peningkatan kesehatan (promotif) bagi segenap masyarakat

Page 21: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

Sulawesi Barat, tanpa mengabaikan upaya penyembuhan penyakit (kuratif), dan

pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Agar dapat memelihara dan meningkatkan

kesehatan, diperlukan pula upaya peningkatan lingkungan yang sehat. Upaya

kesehatan tersebut diselenggarakan dengan kemitraan antara pemerintah, dan

masyarakat termasuk swasta. Untuk masa mendatang, apabila sistem jaminan

kesehatan sosial telah berkembang, penyelenggaraan upaya kesehatan

perorangan primer akan diserahkan kepada masyarakat dan swasta dengan

menerapkan konsep dokter keluarga. Di daerah yang sangat terpencil, masih

diperlukan upaya kesehatan perorangan oleh Puskesmas.

4. Meningkatkan dan Mendayagunakan Sumber Daya Kesehatan

Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, sumber daya kesehatan perlu

ditingkatkan dan didayagunakan, yang meliputi sumber daya manusia kesehatan,

pembiayaan kesehatan, serta sediaan farmasi dan alat kesehatan. Sumber daya

kesehatan meliputi pula penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

kesehatan/kedokteran, serta data dan informasi yang makin penting peranannya.

Tenaga kesehatan yang bermutu harus tersedia secara mencukupi, terdistribusi

secara adil, serta termanfaat-kan secara berhasil-guna dan berdaya-guna.

Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari masyarakat, swasta, dan pemerintah

harus tersedia dalam jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan

termanfaatkan secara berhasil-guna serta berdaya-guna. Jaminan kesehatan yang

diselenggarakan secara nasional dengan prinsip asuransi sosial dan prinsip

ekuitas, bertujuan untuk menjamin agar peserta memperoleh manfaat

Page 22: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar

kesehatan.

Sediaan farmasi, alat kesehatan yang aman, bermutu, dan bermanfaat harus

tersedia secara merata serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat,

makanan dan minuman yang aman, bermutu serta dengan pengawasan yang

baik. Upaya dalam meningkatkan ketersediaan tersebut, dilakukan dengan upaya

peningkatan manajemen, pengembangan serta penggunaan teknologi di bidang

sediaan farmasi, alat kesehatan

Page 23: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG BIDANG KESEHATAN 2005-2025

1. Tujuan

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Sulawesi Barat Sehat dan malaqbi 2025

adalah meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara

Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan

dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Sulawesi Barat

2. Sasaran

Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025 adalah

meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, yang ditunjukkan oleh indikator

dampak yaitu:

a) meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) dari 70,80 tahun pada tahun

2010 menjadi 73 tahun pada tahun 2025.

b) Menurunnya Angka Kematian Bayi dari 15,2 per 1.000 kelahiran hidup pada

tahun 2010 menjadi 8,5 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2025.

c) Menurunnya Angka Kematian Ibu dari 185 per 100.000 kelahiran hidup pada

tahun 2011 menjadi 74 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2025.

d) Menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita dari 20,5% pada tahun 2010

menjadi 10% pada tahun 2025.

Page 24: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH

Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan Sulawesi Barat yang sejahtera

Mauju dan Malaqbi pada tahun 2025, maka strategi pembangunan kesehatan

yang akan ditempuh sampai tahun 2025 adalah:

1. Pembangunan Daerah Berwawasan Kesehatan

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak

dasar rakyat yang sangat fundamental. Pembangunan kesehatan juga sekaligus

sebagai investasi pembangunan nasional, dengan demikian pembangunan

kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional. Dalam kaitan ini

pembangunan nasional perlu berwawasan kesehatan. Diharapkan setiap program

pembangunan nasional yang terkait dengan pembangunan kesehatan, dapat

memberikan kontribusi yang positif terhadap tercapainya nilai-nilai dasar

pembangunan kesehatan.

Untuk terselenggaranya pembangunan nasional berwawasan kesehatan, perlu

dilaksanakan kegiatan advokasi, sosialisasi, orientasi, kampanye dan pelatihan,

sehingga semua pelaku pembangunan nasional (stakeholders) memahami dan

mampu melaksanakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan. Selain itu

perlu pula dilakukan penjabaran lebih lanjut dari pembangunan nasional

berwawasan kesehatan, sehingga benar-benar dapat dilaksanakan dan diukur

tingkat pencapaian dan dampak yang dihasilkan.

Dalam penyelenggaraan pembangunan nasional berwawasan kesehatan,

pengembangan hukum di masa mendatang menjadi sangat penting, untuk

Page 25: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

menjamin terwujudnya kepastian hukum, keadilan hukum, dan manfaat hukum.

2. Pemberdayaan Masyarakat dalam pembangunan kesehatan

Peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan semakin penting. Masalah

kesehatan perlu diatasi oleh masyarakat sendiri dan pemerintah. Selain itu,

banyak permasalahan kesehatan yang wewenang dan tanggung jawabnya

berada di luar sektor kesehatan. Untuk itu perlu adanya kemitraan antar

berbagai pelaku pembangunan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat pada

hakekatnya adalah melibatkan masyarakat untuk aktif dalam pengabdian

masyarakat (to serve), aktif dalam pelaksanaan advokasi kesehatan (to

advocate), dan aktif dalam mengkritisi pelaksanaan upaya kesehatan

(to watch).

Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan, penyelenggaraan berbagai

upaya kesehatan harus berangkat dari masalah dan potensi spesifik daerah.

Oleh karenanya dalam pembangunan kesehatan diperlukan adanya

pendelegasian wewenang yang lebih besar kepada daerah. Kesiapan daerah

dalam menerima dan menjalankan kewenangannya dalam pembangunan

kesehatan, sangat dipengaruhi oleh tingkat kapasitas daerah yang

meliputi perangkat organisasi dan sumber daya manusianya, serta

kemampuan fiskal. Untuk itu harus dilakukan penetapan yang jelas tentang

peran pemerintah pusat dan pemerintah daerah di bidang kesehatan, upaya

kesehatan yang wajib dilaksanakan oleh daerah, dan pengembangan serta

pemberdayaan sumber daya daerah.

Page 26: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

3. Pengembangan Upaya dan Pembiayaan Kesehatan

Pengembangan pelayanan atau upaya kesehatan, yang mencakup

upaya kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan

diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat (client oriented), dan

dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, berkelanjutan, merata, terjangkau,

berjenjang, profesional, dan bermutu. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat

miskin perlu mendapatkan pengutamaan. Penyelenggaraan upaya kesehatan

diutamakan pada upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan, tanpa

mengabaikan upaya pengobatan dan pemulihan kesehatan.

Penyelenggaraan upaya kesehatan dilakukan dengan prinsip kemitraan antara

pemerintah, masyarakat, dan swasta.

Puskesmas harus mampu melaksanakan fungsinya sebagai penggerak

pemberdayaan masyarakat, pusat penanggulangan masalah kesehatan dan

pusat pelayanan kesehatan primer.

Pembiayaan kesehatan yang berasal dari berbagai sumber, baik dari

pemerintah, masyarakat, dan swasta harus mencukupi bagi penyelenggaraan

upaya kesehatan, dan dikelola secara berhasil-guna dan berdaya-guna.

Pembiayaan kesehatan untuk menjamin terpelihara dan terlindunginya

masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang

diselenggarakan secara nasional dengan prinsip asuransi sosial dan

prinsip ekuitas.

Penting untuk dikembangkan sinergisme, terutama diantara upaya kesehatan

Page 27: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

dan pembiayaan kesehatan berdasarkan prinsip asuransi sosial, dengan

dukungan pengembangan sumber daya manusia kesehatan berbasis

kompetensi, yang dilandasi oleh peningkatan etika dan hukum.

Berbagai organisasi profesi kesehatan dan pemerintah daerah sangat

berperan dalam mengembangkan sinergi dimaksud.

Peran swasta dalam upaya kesehatan perlu terus dikembangkan secara

strategis dalam konteks pembangunan kesehatan secara keseluruhan.

Interaksi upaya publik dan sektor swasta penting untuk ditingkatkan

secara bertahap.

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan dimaksud perlu didukung dengan

penelitian dan kajian kesehatan yang bersifat mendasar, luas dan

berjangkau ke depan.

4. Peningkatan kualits SDM dan Informasi bidang Kesehatan

Pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh seluruh

lapisan masyarakat tidak akan terwujud apabila tidak didukung oleh

sumber daya manusia kesehatan yang mencukupi jumlahnya, dan profesional,

yaitu sumber daya manusia kesehatan yang mengikuti perkembangan

IPTEK, menerapkan nilai-nilai moral dan etika profesi yang tinggi. Semua

tenaga kesehatan dituntut untuk selalu menjunjung tinggi sumpah dan kode

etik profesi.

Dalam pelaksanaan strategi ini dilakukan perencanaan kebutuhan dan

Page 28: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

penentuan standar kompetensi tenaga kesehatan, pengadaan tenaga kesehatan,

dan pendayagunaan tenaga kesehatan serta pembinaan dan pengawasan

sumber daya manusia kesehatan, Upaya pengadaan tenaga kesehatan

dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan di Indonesia

dalam era desentralisasi dan globalisasi. Upaya pengadaan ini dilakukan

melalui pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan SDM Kesehatan.

Pendayagunaan tenaga kesehatan antara lain meliputi:

distribusi tenaga kesehatan secara merata dan peningkatan karier dari tenaga

kesehatan tersebut. Pembinaan dan pengawasan tenaga kesehatan

dilakukan melalui peningkatan komitmen dan legislasi yang meliputi antara lain

sertifikasi, uji kompetensi, registrasi, dan perijinan (licensing) tenaga

kesehatan. Disamping itu, penting dilakukan upaya untuk pemenuhan

hak-hak tenaga kesehatan.

Hal yang paling penting untuk dikembangkan kedepan adalah pengembangan

informasi bidang kesehatan. Perkembangan tekhnologi yang semakin maju

menuntut pengembangan kesehatan yang diharapkan semakin baik pula dengan

penggunaan pelaporan dan diseminasi data berbasis web.

5. Penanggulangan Keadaan Darurat Kesehatan

Keadaan darurat kesehatan dapat terjadi karena bencana, baik

bencana alam maupun bencana karena ulah manusia, termasuk konflik sosial.

Keadaan darurat kesehatan akan mengakibatkan dampak yang luas, tidak

saja pada kehidupan masyarakat di daerah bencana, namun juga pada

Page 29: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

kehidupan bangsa dan negara. Oleh karenanya penanggulangan keadaan

darurat kesehatan yang mencakup upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perorangan, dilakukan secara komprehensif, mitigasi serta

didukung kerjasama lintas sektor dan peran aktif masyarakat.

Page 30: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

UPAYA POKOK PEMBANGUNAN KESEHATAN

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan diutamakan bagi penduduk

rentan, yakni ibu, bayi, anak, usia lanjut dan keluarga miskin yang dilaksanakan

melalui peningkatan upaya pokok pembangunan kesehatan yang terdiri dari:

Upaya Kesehatan; Pembiayaan Kesehatan; Sumber Daya Manusia Kesehatan;

Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan Minuman, Manajemen dan

informasi Kesehatan dan. Pemberdayaan Masyarakat

Upaya pokok tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan dinamika

kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan,

kemajuan IPTEK, globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan,

dan kerjasama lintas sektor.

Pembangunan kesehatan diprioritaskan pada pemberdayaan dan

kemandirian masyarakat, serta upaya kesehatan, khususnya upaya promotif dan

preventif, yang ditunjang oleh pengembangan dan pemberdayaan SDM

kesehatan.

Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut diberikan

perhatian khusus kepada pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, daerah

tertinggal, daerah bencana, daerah perbatasan, daerah terpencil termasuk

pulau-pulau (kepulauan Balla-Ballakang) dan intervensi secara khusus pada

komuditas Adat Terpencil (KAT) , dengan memperhatikan kesetaraan

gender.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan sampai dengan

Page 31: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

tahun 2025 dan dengan mempertimbangkan kemungkinan ketersediaan

sumber daya kesehatan, maka peningkatan upaya pokok pembangunan

kesehatan dalam rencana pembangunan jangka panjang Daerah bidang

kesehatan (RPJPD-K) dilaksanakan sesuai dengan tahapan rencana

pembangunan jangka menengah (RPJMD-K) Provinsi Sulawesi Barat.

Pentahapan RPJPD-K dimaksudkan untuk memberikan tuntunan bagi

penyusunan RPJMD-K, yang harus disesuaikan dengan perkembangan dan

kemajuan pembangunan nasional bangsa Indonesia. Pentahapan yang diuraikan

bersifat indikatif dan harus disesuaikan dengan kondisi nyata pada saat

penyusunan RPJM-K, agar lebih bermanfaat dan memberikan respons yang tepat

bagi perkembangan pembangunan kesehatan di Sulawesi Barat.

1. RPJMD-Kesehatan ke-1 (2006-2011)

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk peningkatan Pelayanan Publik Bidang

Kesehatan. Dalam penyelenggaraan peningkatan Pelayanan Publik Bidamg

Kesehatan yang dilakukan melalaui program upaya kesehatan, perhatian

khusus diberikan pada penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu dan

Anak, pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, penanggulangan penyakit

dan gizi buruk, , dan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, daerah tertinggal,

dan daerah perbatasan. Akses masyarakat terhadap upaya kesehatan

perorangan yang bermutu, dilakukan dengan lebih mengoptimalkan kemampuan

Puskesmas dan kualitas pelayanan di rumah sakit, serta peningkatan

sistem rujukannya yang ditandai dengan pembangunan Rumah Sakit Daerah

Page 32: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

Provinsi Sulawesi Barat yang dipersiapkan sebagai Pusa rujukan Pelayanan

Kesehatan di provinsi Sulawesi Barat. Penanggulangan penyakit menular

diutamakan pada penyakit yang menimbulkan masalah kesehatan masyarakat

dan menurunkan produktivitas penduduk. Upaya penanggulangan penyakit tidak

menular dikembangkan, dalam rangka antisipasi permasalahan kesehatan di

masa depan. Upaya pembangunan dan perbaikan gizi masyarakat dilaksanakan

secara optimal sehingga tercapai kebutuhan pangan di tingkat rumah tangga

dengan kandungan gizi yang cukup, seimbang, serta terjamin keamanannya.

Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari pemerintah semakin meningkat

dengan pemenuhan pembiayaan pada pelayanan kesehatan perorangan bagi

seluruh masyarakat rentan dan keluarga miskin.

Pemenuhan kebutuhan Sumberdaya Manusia kesehatan (SDMK), terutama untuk

pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya, termasuk pengadaan

bidan desa melalui program pengadan Rumah Sakit Kabupaten/Kota sebagian

besar telah terpenuhi.

RPJMD-K tahun 2006 yang tujuan utamanya untuk penurunan Angka kematian

bayi;Angka kematian ibu melahirkan; Rata - rata kasus gizi buruk dan kurang;

Angka kesakitan malaria klinis berkurang; Angka kesembuhan tb paru bta+;

Rumah sehat dan tempat-tempat umum sehat; Rumah tangga phbs;Persentase

posyandu purnama dan mandiri; Pemanfaatan puskesmas dan rumah sakit

Persediaan obat sesuai kebutuhan; Upaya optimalisasi program Obat dan

perbekalan Kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan pelayanan dan

Page 33: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

pemanfaatan sediaan farmasi dan alat kesehatan dengan pengadaan obat dan

alat kesehatan.

Sistem informasi kesehatan dibangun kembali melalui pengembangan Data dan

informasi. Pengembangan Bank Data melalui Software yang dikembangkan oleh

Pusat Data dan informasi dan ke semua kabupaten di Sulawesi Barat menjadi

penguat dalam pengembangan Sistem informasi kesehatan terintegrasi berbasis

web.

Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan terus ditingkatkan,

sehingga peran dan kontribusi masyarakat dalam pembangunan kesehatan

meningkat. Edukasi kesehatan lebih ditingkatkan dalam upaya memberikan

pengetahuan, kemauan dan kemampuan bagi individu, kelompok dan

masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Revitalisasi berbagai

upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) ditingkatkan.

Penggerakkan kelompok- kelompok masyarakat yang tergabungdalam organisasi

kemasyarakatan dilakukan guna mewujudkan peran aktifnya dalam

penyelenggaraan pembangunan. Kemampuan masyarakat desa dalam

mengidentifikasi dan mengatasi masalah kesehatan, termasuk masalah

kesehatan akibat bencana secara dini mulai dikembangkan.

2. RPJMD-K ke-2 (2011-2016)

Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas telah lebih

berkembang dan meningkat. Dalam upaya mencapai target MDGs di bidang

kesehatan penyelenggaraan upaya kesehatan ditingkatkan intensitasnya

Page 34: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

dengan tetap memberikan perhatian khusus pada penyelenggaraan

pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan kesehatan bagi masyarakat

miskin, penanggulangan penyakit dan gizi buruk, penanggulangan masalah

kesehatan akibat bencana, dan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, daerah

tertinggal, dan daerah perbatasan.

Pada perioded RPJMD-2 ini dikembangkan program 1000 hari untuk bayi dengan

mengintegrasikan gizi dan KIA. Penanggulangan masalah gizi yang dilakukan

dengan cara mengupayakan agar setiap undividu mendapatkan akses informasi

dan adanya penajaman terhadap program gizi dengan usaha peningkatan

pemantauan kesehatan balita.

Revitalisasi Puskesmas dilaksanakan agar dapat melaksanakan upaya

kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan secara serasi

dan sinergis dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Penanggulangan

penyakit menular terus ditingkatkan, terutama ditujukan pada penyakit-

penyakit yang target penurunan angka kesakitannya disepakati dalam MDGs.

Upaya penanggulangan penyakit tidak menular telah lebih berkembang sejalan

dengan meningkatnya penduduk usia lanjut dan perubahan pola hidup

masyarakat. Upaya pembangunan dan perbaikan gizi masyarakat dilaksanakan

dengan lebih optimal. Upaya penanggulangan pencemaran lingkungan lebih

ditingkatkan dan dikembangkan lagi. Penyediaan air minum dan sarana sanitasi

dasar sudah makin meningkat. Pembangunan berwawasan kesehatan sudah

mulai dilaksanakan melalui program Penanggulangan Daerah

Page 35: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

bermasalah kesehatan (PDBK) yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan

RI. Perlu intervensi secara komrehensife dan konsisten terhadap

daerah/kabupaten yang termasuk dalam kategori Daerah bermasalah kesehatan.

Penelitian kesehatan yang dilaksanakan melalui Riskesdas 2013 akan menilai

Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat.

Pembiayaan kesehatan bersumber dari pemerintah lebih meningkat lagi

dengan sustainabilitas pemenuhan pembiayaan untuk pelayanan kesehatan

perorangan bagi seluruh masyarakat rentan dan keluarga miskin (PBI).

Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari masyarakat dan swasta melalui

Corporate Social Responsibility (CSR) perlu ditingkatkan. upaya kemitraan

pemerintah dan swasta perlu diperkuat.

upaya kesehatan masyarakat telah semakin mengarah kepada upaya

pencegahan dan promosi untuk mengatasi masalah kesehatan yang utamanya

dengan melibatkan peran masyarakat yang lebih tinggi dalam pembangunan

kesehatan.

Pemenuhan kebutuhan SDMK untuk daerah terpencil sebagian besar telah

dipenuhi, termasuk kepulauan dan daerah perbatasan. Pemenuhan kuota

tenaga kesehatan khususnya melalui pengadaan tenaga strategis yang

ditempatkan didaerah terpencil

3. RPJMD-K ke-3 (2017-2022)

Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas telah mulai

mantap. Penyelenggaraan upaya kesehatan, baik upaya kesehatan masyarakat

Page 36: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

maupun upaya kesehatan perorangan tetap memberikan perhatian khusus

pada golongan penduduk rentan, seperti bayi, anak, ibu, usia lanjut, masyarakat

pekerja sektor informal, serta masyarakat miskin. Puskesmas telah dapat

melaksanakan upaya kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan

perorangan secara serasi dan sinergis sesuai dengan perkembangan IPTEK

kesehatan. Kualitas pelayanan di rumah sakit dan sistem rujukan telah

meningkat. Penanggulangan penyakit menular telah meningkat dan mulai

mantap. Upaya penanggulangan penyakit tidak menular sudah mulai mantap.

Sejalan dengan itu pelayanan kesehatan terhadap lansia mulai dikembangkan.

Pembangunan dan perbaikan gizi masyarakat telah optimal dengan intervensi

yang komrehensife terhadap 1000 hari pertama bayi. Upaya penanggulangan

pencemaran lingkungan telah berkembang. Penyediaan air minum dan

sarana sanitasi dasar sudah memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pembangunan daerah berwawasan kesehatan sudah dilaksanakan secara

konsisten oleh semua bidang-bidang pembangunan kesehatan daerah.

Pengembangan kota sehat berkembang dan merupakan kebutuhan

dari masyarakat, yang didukung dengan penyediaan air minum dan sarana

sanitasi dasar yang lebih merata, serta pengendalian dampak risiko pencemaran

lingkungan yang diselenggarakan bersama masyarakat. Penelitian dan

pengembangan kesehatan yang menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi

kesehatan terus meningkat dalam mendukung upaya pembangunan kesehatan.

Pembiayaan kesehatan bersumber dari pemerintah lebih meningkat lagi

Page 37: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

dan mendekati besaran ideal proporsional terhadap anggaran pembangunan

pemerintah dan terjaga kesinambungannya dengan pemenuhan pembiayaan

untuk pelayanan kesehatan perorangan seluruh masyarakat rentan dan

keluarga miskin dengan nilai per kapita yang memadai.Pembiayaan kesehatan

yang bersumber dari masyarakat dan swasta telah semakin meningkat serta

telah ada upaya pelembagaan kemitraan pemerintah dan swasta.

Pembiayaan kesehatan bersumber pemerintah telah fokus pada pencapaian

prioritas pembangunan kesehatan dengan sebagian besar pembiayaan

Pemerintah untuk upaya kesehatan masyarakat.

Pembiayaan untuk pelayanan kesehatan perorangan sebagian besar

penduduk telah dilakukan secara pra- upaya melalui jaminan kesehatan sosial

yang telah melembaga dalam satu kesatuan prinsip penyelenggaraan dan

berskala nasional. Pembiayaan kesehatan bersumber pemerintah sebagian besar

digunakan untuk upaya kesehatan masyarakat disamping untuk pembiayaan

pelayanan kesehatan perorangan bagi masyarakat rentan dan keluarga

miskin.

Pembelanjaan kesehatan untuk pelayanan kesehatan perorangan bersumber

dari pembiayaan Pemerintah, swasta dan masyarakat sebagian besar telah

dilaksanakan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel dengan

pelayanan terkendali secara berkesinambungan melalui jaminan kesehatan

sosial yang telah melembaga dalam satu kesatuan prinsip penyelenggaraan

dan berskala nasional. Pembelanjaan kesehatan untuk upaya kesehatan

Page 38: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

masyarakat telah fokus kepada upaya pencegahan dan promosi untuk

mengatasi masalah kesehatan yang utama

Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan telah mantap,

sehingga peran dan kontribusi masyarakat dalam pembangunan kesehatan telah

berkembang dan lebih nyata. Perilaku individu, kelompok dan masyarakat

yang mendukung kesehatan telah terwujud dan dilaksanakan secara

berkesinambungan, serta mulai memberikan dampak pada pengendalian

masalah kesehatan yang dihadapinya. Kemampuan upaya kesehatan berbasis

masyarakat (UKBM) dalam melakukan kegiatan dan fungsinya semakin

bermutu. Peran aktif dan kontribusi organisasi kemasyarakatan dalam

pembangunan kesehatan telah mantap. Kemandirian masyarakat dalam

mengenal dan merespon permasalahan kesehatan termasuk masalah kesehatan

akibat bencana secara lebih dini, semakin nyata.

Dengan memperhatikan pentahapan upaya pokok pembangunan kesehatan

tersebut di atas, maka dalam penyusunan RPJMD-K setiap tahapannya perlu

pula ditetapkan pentahapan sumber daya pendukung dan hasil kegiatan sebagai

berikut :

1. Semua desa telah menjadi Desa Siaga aktif, yang mempunyai minimal

sebuah Pos Kesehatan Desa.

2. Semua kecamatan telah memiliki minimal sebuah Puskesmas yang melayani

maksimal 30.000 penduduk dan dilengkapi dengan fasilitas sanitasi dasar

yang memadai.

Page 39: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

3. Semua kabupaten/kota telah memiliki minimal Rumah sakit setara Rumah Sakit

Umum kelas C.

4. Semua desa telah memiliki tenaga bidan yang berkualitas

(competence).

5. Semua Puskesmas telah memiliki minimal seorang tenaga dokter dan

tenaga kesehatan lainnya sesuai standar.

6. Semua rumah sakit kabupaten/kota telah memiliki minimal empat tenaga

dokter spesialis dasar (dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan,

dokter spesialis anak, dokter spesialis bedah, dan dokter spesialis penyakit

dalam), dan empat tenaga dokter spesialis penunjang (dokter spesialis

anestesi, radiologi, rehabilitasi medik dan patologi klinik). Rumah sakit tersebut

telah terakreditasi minimal lima pelayanan spesialistik.

7. Semua Pos Kesehatan Desa, Puskesmas, dan Rumah Sakit Kabupaten / kota

didukung dengan biaya operasional yang memadai.

8. Pembiayaan kesehatan dapat diupayakan minimal 10% dari total Belanja

Langsung APBD

9. Semua Rukun Warga/lingkungan telah memiliki minimal satu Posyandu

aktif yang melaksanakan kegiatan minimum sebulan sekali.

10. Semua desa mampu mengenali dan mengatasi masalah kesehatan setempat

secara dini sesuai kompetensinya.

11. Semua kejadian luar biasa (KLB)/wabah penyakit dan masalah kesehatan akibat

bencana dapat ditangani kurang dari 24 jam.

Page 40: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

12. Tingkat kesembuhan penyakit Tuberculosis dapat mencapai sebesar

90%.

13. Semua Puskesmas perawatan telah mampu melaksanakan pelayanan

obstetri neonatal emergensi dasar (PONED).

14. Semua Rumah Sakit Kabupaten/Kota telah mampu melaksanakan pelayanan

obstetri neonatal emergensi komprehensif (PONEK).

15. Semua keluarga telah menggunakan air bersih dan fasilitas sanitasi dasar.

16. Semua keluarga telah menghuni rumah yang memenuhi syarat

kesehatan.

17. Semua desa telah mencapai universal coverage immunization

(UCI).

18. Semua persalinan telah ditolong oleh bidan atau tenaga kesehatan yang

memiliki kompetensi kebidanan.

19. Semua penduduk Sulawesi Barat telah dicakup oleh Sistem Jaminan Kesehatan

Nasional.

20. Sistem Informasi Kesehatan berbasis tekhnologi dan Web di semua

Kabupaten/Kota

Page 41: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

RENCANA PROGRAM

1. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak

2. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

3. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

5. Program Penyehatan Lingkungan dan Sanitasi

6. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

7. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

8. Program Pelayanan Kesehatan Perorangan

9. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

10. Program Pengawasan obat dan Makanan

11. Program Kebijakan dan Management Pembangunan Kesehatan

12. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

13. Program Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan

Page 42: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

INDIKATOR KINERJA JANGKA PENDEK (2011 – 2016)

Tujuan Sasaran Indikator sasaran

Indikator Kinerja

Program

Target Kinerja Program

2012 2013 2014 2015 2016

Kondisi akhir

periode Renstra SKPD

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Menurunkan Angka kematian Ibu dari

185/100.000 kelahiran menjadi

102/100.000 kelahiran hidup

pada tahun 2016

Angka Kematian Ibu

menurun hingga 50% pada tahun

2016

Menurunnya Angka

Kematian Ibu

Cakupan komplikasi kebidanan

yang ditangani

60 63 65 67 70 70

Cakupan pertolongan persalinan

oleh tenaga kesehatan

yang memiliki komptensi kebidanan

77,4 79,6 81,8 84 86,2 86,2

Persentase ibu hamil

yang mendapatkan

67,15 65,83 69,91 74,09 78,3 78,3

Page 43: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

pelayanan antenatal

(Cakupan K4)

Persentase RS yang

terakreditasi 35 50 60 60 60 60

Persentase RS

Provinsi/Kab yang

menerapkan SPM-RS

35 50 75 75 75 75

Persentase Puskesmas Rawat Inap

mampu PONED

83 85 87 90 95 95

Menurunkan Angka Kematian Bayi dari

13,2 /1000 kelahiran hidup

pada tahun 2011 menjadi 10/1000 Kelahiran hidup

pada tahun 2016

Angka kematian

Bayi menurun

hingga 20% pada tahun

2016

Menurunnya Angka

Kematian Bayi

Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1)

70 75 80 85 90 90

Cakupan Pelayanan Kesehatan

Bayi

89 89.5 89,5 90 90 90

Page 44: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

Menurunkan Angka Kematian Balita dari 14,2 /1000 kelahiran hidup

pada tahun 2011 menjadi

10,3/1000 Kelahiran hidup

pada tahun 2016

Angka kematian

Balita menurun

hingga 27% pada tahun

2016

Menurunnya Angka

Kematian Balita

Persentase Balita

ditimbang berat

badannya (D/S)

72,24 76,08 79,92 83,76 87,6 91,44

Menurunkan prevalensi Gizi buruk dari 20,5

pada tahun 2011 menjadi 15,4 pada

tahun 2016

Prevalensi gizi buruk menurun

hingga 25% pada tahun

2016

Prevalensi Gizi buruk

menurun

Persentase Balita

ditimbang berat

badannya (D/S)

72,24 76,08 79,92 83,76 87,6 87,6

Persentase Balita Gizi

Buruk mendapat Perawatan

100 100 100 100 100 100

Meningkatnya Pelaksanaan

Pemberdayaan dan Promosi Kesehatan Kepada Masyarakat

Meningkatnya Perilaku

hidup bersih dan Sehat

(PHBS) pada tingkatRuma

h Tangga

Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat meningkat menjadi 80 pada tahun

2016

Persentase RT ber -PHBS

62 67 71 75 80 80

Page 45: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

70% Persentase Desa Siaga Aktif pada tahun 2016

Persentase Desa Siaga

Aktif 48 60 65 68 70 70

35% Sekolah Dasar

mempromosikan Kesehatan pada tahun

2016

Persentase Sekolah

Dasar yang mempromosi

kan Kesehatan

10 15 20 30 35 35

Mencegah,menurunkan dan

mengendalikan penyakit menular dan tidak menular

serta masalah kesehatan lainnya.

Angka penemuan

Kasus Malaria per

1000 penduduk sebesar 1

pada tahun 2016

Angka penemuan

kasus malaria berkurang

Angka penemuan

Kasus Malaria per 1000 penduduk

2,5 2 2 1,5 1,5 1,5

Persentase kasus baru

TB Paru (BTA Positif) yang ditemukan

Kasus TB Paru (BTA +)

ditemukan berkurang

Persentase kasus baru

TB Paru (BTA Positif) yang ditemukan

72 73 75 75 75 75

Persentase desa yang mencapai

UCI

Persentase Desa UCI

mencapai 100 persen pada tahun 2016

Persentase desa UCI

meningkat 90 95 100 100 100 100

Page 46: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

Persentase penduduk

yang memiliki akses

terhadap air minum

berkualitas mencapai 82% pada tahun 2016

Persentase penduduk

yang memiliki akses terhadap

air minum berkualitas

meningkat tiap tahunnya

Persentase penduduk

yang memiliki akses

terhadap air minum

berkualitas

63 65 70 75 80 82

Meningkatnya sediaan farmasi

dan alat kesehatan yang memenuhi

standar dan terjangkau oleh

masyarakat.

Persentase ketersediaan

obat dan vaksin

sebesar 100%

Tersedianya obat dan vaksin

disarana kesehatan

Persentase Ketersediaan

Obat dan vaksin

80 80 100 100 100 100

Meningkatnya kualitas

manajemen dan perencanaan

bidang kesehatan

100% dokumen

perencanaan dan

anggaran tersususn

sesuai standar

Dokumen perencanaan dan anggaran

tersususn sesuai standar

Meningkatnya manajemen kesehatan

100 100 100 100 100 100

Meningkatnya kualitas Sumber daya kesehatan

100 % tenaga

kesehatan yang lulus uji kompetensi

berizin

Tenaga kesehatan

yang lulus uji komptetensi

berisin

Teregistrasinya tenaga

kesehatan 50 55 60 65 70 75

Page 47: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

Tersusunnya data dan Informasi

Kesehatan yang akurat, akuntabel, lengkap dan tepat

waktu

100% Kabupaten

dan provinsi menyusun

Profil Kesehatan

dan memiliki Sistem

Informasi Kesehatan

Kabupaten dan Provinsi

meyusun Profil kesehatan tiap

tahun dan memiliki bank

data kesehatan

100 % Kab memilki profil

kesehatan menurut

Jenis Kelamin

100% 100% 100% 100% 100%

100%

Page 48: Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025

DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI BARAT

2012