gotong royong
-
Upload
arai-santosa-bin-samuri -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of gotong royong
TUGAS
ANALISIS ASAS GOTONG ROYONG DALAM MENGUSAHAKAN TANAH
PERTANIAN
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Hukum Agraria
Dosen Pengampu : Triana Rejekiningsih, SH,KN,M.Pd
Disusun Oleh :
Rita Diana (K6409050) Solichin Dwi P (K6409055)
Rosita F (K6409051) Sinta Kurniasari (K6409056)
Samuri (K6409053) Supri Ariyadi (K6409058)
Santi Lusiani (K6409054) Tia Setyowati (K6409061)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
1. Apakah dengan redistribusi tanah, rakyat sudah sepenuhnya
mendapat kemakmuran ?
Jawab :
Dengan adanya redistribusi tanah diharapkan rakyat-rakyat yang
sebelumnya tidak mempunyai tanah garapan akan memperoleh
sebagian tanah atau ada porsi tersendiri untuk memiliki tanah,
sehingga tanah-tanah di bumi Indonesia tidak hanya dikuasai oleh
tuan-tuan tanah, tetapi rakyat biasa pun dapat memiliki tanah.
Dengan sistem ini, rakyat yang awalnya hanya sebagai penggarap
tanah atau hanya dipakai tenaganya saja, kini dapat memiliki tanah
sendiri atau tanah yang digarap sendiri dengan begitu rakyat akan
lebih optimal dalam memafaatkan tanah yang ia miliki untuk
diusahakan demi kemakmuran dirinya dan keluarganya, besar
kemungkinan kehidupan rakyat Indonesia akan mencapai
kemakmuran.
2. Apakah program redistribusi di kota semarang sudah
berjalan dengan efektif ?
Jawab :
Program redistribusi di nkota Semarang belum berjalan dengan
efektif, hal tersebut dikarenakan adanya monopoli dari penguasa
(pemerintah) terhadap rakyat kecil.
3. Dalam redistribusi tanah, ada program bahwa setiap petani
yang belum memiliki tanah diberi tanah 2 hektar. Apakah
program itu efektif ? Apa tidak ada kecemburuan sosial ?
Jawab :
Program tersebut kurang efektif, karena dengan pemberian tanah
tersebut belum tentu masyarakat yang diberikan tanah dapat
mengelola serta memanfatkannya dengan baik. Dan hal itu juga
dapat menibulkan kecemburuan sosial juga karena masyarakat
yang tidak mendapatkannya dan masyarakat itu tidak nmampu
serta membutuhkannya juga menginginkan adanya atau diberikan
redistribusi tanah.
4. Mengenai implementasi asas gotong royong dalam
mengusahakan tanah pertanian yaitu untuk pendistribusian
tanah yang dahuku dikuasai/dimonopoli Belanda di
Semarang, yang kemudian dibagikan kepada petani yang
tidak mempunyai tanah yaitu masing-masing 2 hektar,
bagaimana pengaturannya/syarat-syaratnya ? apakah
mereka juga mendapatkan hak eigendom ?
Jawab :
Tanah tersebut merupakan eigendom Negara Belanda. Mereka
menguasai tanah tersebnut, tetapi tidak memiliki. Akibat adanya
hak menguasai dari Negara (Pasal 4 ayat 1 jo 2), menyatakan
bahwa Negara dapat meberikan macam-macam hak atas tanah
tersebut, sesuai dengan kebijakan Negara.
5. Program redistribusi apakah hanya diberlakukan di
Semarang ? Dan Pakah itu tidak menimbulkan kecemburuan
petani daerah lain ?
Jawab :
Program redistribusi tanah telah dilaksanakan di berbagai daerah di
Indonesia, bukan hanya di Semarang saja. Contoh lain di Tulung,
Klaten, Brebes, dll. Program reditribusi tanah ini tidak akan
menimbulkan kecemburuan petani, karena memiliki tujuan
untukpemerataan, tetapi kadang yang terjadi adalah khususnya di
Semarang, sedikitnya 10.587,18 hektar lahan di Jawa Tengah ini
menjadi rebutan. Sehingga akan ada beberapa petani yang tidak
mendapat jatah.
6. Apakah batas-batas kepemilikan tanah tersebut berlaku
untuk kepemilikan tanah yang beda tempat, artinya
seseorang memiliki tanah di lokasi yang berbada pulau atau
provinsi tetapi telah memenuhi batas maksimum
kepemilikan tanah ?
Jawab :
Dalam hal batas maksimum kepemilikan tanah berlaku atas jumlah
keseluruhan tanah yang dimilki oleh seseorang. Yang dimaksudkan
dengan jumlah keseluruhan adalah akumulasi dari jumlah tanah
yang dimilikinya baik di daerah tempat tinggalnya maupun daerah
lain asalkan masih dalam lingkup kecamatan tempat tinggal
seseorang tersebut. Karena dalam asas gotong royong ini terdpat
larangan untuk memiliki tanah di luar kecamatan tempat tinggalnya
( Abstente )
7. Bagaimana tindakan untuk mewujudkan asas Landreform ?
Jawab :
Untuk mewujudkan asas Landreform maka dilakukan berbagai
program meliputi ;
a. Pembatasan luas maksimum penguasaan tanah
b. Larangan pemilikan tanah secara absente
c. Redistribusi tanah-tanah yang selebhnya dari batas
maksimum tanah-tanah yang terkena larangan absente,
tanah-tanah bekas swapraja dan tanah-tanah negara.
d. Pengaturan soal pengembalian dan penerusan tanah-tanah
pertanian yang digadaikan.
e. Pengaturan kembali perjanjian bagi hasil tanah pertanian
f. Penetapan luas maksimum pemilikan tanah pertanian, disertai
larangan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang
mengakibatkan pemecahan pemilikan tanah-tanah pertanian
menjadi bagian-bagian yang terlampau kecil.
8. Apakah ada hambatan dalam menyelenggarakan asas
Landreform ?
Jawab :
Ada, dalam penyelenggaraan asas landreform terutama dalam hal
penetapan luas maksimum dan minimum masyarakat belum
seluruhnya tahu mengenai adanya batasan tanah yang dimiliki
seseorang dan juga besarnya luas tanah tersebut.
9. Apakah pelaksanaan redistribusi tanah sudah berjalan
efektif ?
Jawab :
Menurut saya redistribusi btanah tersebut kurang berjalan secara
efektif karena masih ada campur tangan dari beberapa pihak untuk
memonopli pemilikan tanah tersebut sehingga ada beberapa rakyat
yang tidak memiliki tanah.
10. Apakah dengan adanya hak redistribusi kemakmuran
rakyat sudah terbantu dan apakah tanah yang diredistribusi
tersebut sudah diatur didalam UUPA serta apakah negara
menuntut adanya timbal balik dari tanah yang diredistribusi
tersebut ?
Jawab :
Walaupun ada beberapa daerah yang redistribusi tanahnya berjalan
efektif, namun tidak berpengaruh terhadap mewujudkan
kemakmuran rakyat. Seharusnya pemerintah lebih meberikan
pelatihan keterampilan mengenai cara-cara yang efektif dan
menguntungkan didalam mengeloal tanah tersebut. Sehingga dari
hasil pengelolaan tanah tersebut dapat digunakan untuk mewujdkan
kemakumran rakyat. Jika dalam peribahasa, lebih baik seseorang
tersebut diberi kail untuk memancing daripada diberi ikan secara
langsung, artinya rakyat harus berusaha mewujudkan kemakmuran
melalui pengelolaan tanah tersebut. Dan dalam redistribusi tanah
tersebut tidak ada tibal balikdari rakyat ke pemerintah, yang ada
hanya kewajiban dari negara untuk memenuhi kewajiban-kewajiban
sebagai pemiliik tanah seperti membayar pajak atas tanah dan
bangunan.
11. Masih berlakukah asas tersebut didaerah perkotaan yang notabene tanahnya
sangat sempit dan terbatas?
Jawab :
Dalam kenyataanya asas gotong royong, di daerah perkotaan yang notabene tanahnya
sangat sempit dan terbatas, pelaksanaannya sudah tidak berlaku, dikarenakan di
wilayah perkotaan sekarang ini sudah sulit ditemukan tanah pertanian, sekalipun ada
pasti tanah pertanian tersebut sudah dikuasai dan dimiliki oleh perorangan yang
digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan pribadinya.
12. Jelaskan bahwa gotong royong dalam mengusahakan tanah pertanian akan
mendapat penghasilan yang cukup untuk hidup layak bagi diri sendiri dan
keluarganya, apa buktinya?
Jawab :
Dalam asas gotong royong mengusahakan tanah pertanian, bahwa segala usaha
bersama dalam lapangan agrarian didasarkan atas kepentingan bersama dalam rangka
kepentingan nasional, sebagaimana disebutkan dalam pasal 12 dan juga pasal 13 ayat
1 pemerintah berusaha agar supaya usaha-usaha dalam lapangan agraria diatur
sedemikian rupa, sehingga meninggikan produksi dan kemakmuran rakyat
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 2 ayat 3.
Dalam ayat tersebut dijelaskan wewenang yang bersumber pada hak menguasai
negara tersebut pada ayat 2. Pasal ini digunakan untuk mencapai sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat, dalam arti kebahagiaan, kesejahteraan dan kemerdekaan dalam
masyarakat dan negara hukum indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.
Dan bukti hidup layak bagi diri sendiri dan keluarga, dalam asas gotong royong
mengandung pemahaman bahwa tanah pertanian harus dikerjakan atau diusahakan
secara arif oleh pemiliknya sendiri dan mencegah cara-cara yang bersifat
pemerasan/unsur paksaan dan diadakan pula ketentuan-ketentuan tentang batas
minimum dan maksimum penguasaan/pemilikan tanah, agar tidak terjadi penumpukan
penguasaan/pemilikan tanah disuatu tangan golongan mampu.
Ketentuan tentang batas minimum luas tanah yang dimiliki oleh seorang tani,
dimaksudkan supaya ia mendapat penghasilan yang cukup untuk hidup layak bagi
sendiri dan keluarganya. Hal yang demikian dapatlah dikatakan sebagai sesuatu yang
dapat menjamin kepastian hukum dan keadilan hak atas tanah.
13. Apakah redistribusi tanah yang sudah diterapkan pemerintah untuk warga
masyarakat Semarang sudah dapat mensejaterakan masyarakat dalam hal
tanah?
Jawab :
Menurut saya redistribusi tanah yang sudah diterapkan pemerintah untuk warga
masyarakat semarang belum bisa dikatakan sejahtera, akan tetapi dari redistribusi
tanah tersebut sudah bisa menopang hidup masyarakat Semarang.
14. Tadi kan dijelaskan kalau setiap petani itu minimal
mempunyai 2 Ha tanah. Dan sekarang petani ini petani
diberikan penggunaan tanah sebanyak 2 Ha untuk
menggunakan tanah itu untuk pertanian. Bagaimanakah
usaha pemerintah apabila tanah tersebut digunakan selain
pertanian?
Jawab:
Usaha pemerintah ialah dengan mencegah adanya monopoli swata
dan mengadaakan ketentuan-ketentuan tentang batas maksimum
dan minimum penguasaan kepemilikan tanah dan menjamin
kepastian hokum dan keadilan Hak Atas Tanah
15. Bagaimana kondisi masyarakat di Semarang setelah
adanya pelaksanaan redistribusi tanah?
Jawab:
Seharusnya dengan adanya redistribusi tanah. Masyarakat dapat
sejahtera karena dalam hal ini Negara bersama-sama dengan pihak
lain dalam hal ini adalah masyarakat dengan tujuan agar
masyarakat memiliki kemampuan untuk mengelola tanah tersebut
dan dapat hasil di pengelolaan tanah untuk mencukupi kebutuhan.
16. Bagaimanakah syarat-syarat petani yang mendapat
redistribusi tanah agar tepat sasaran dan agar tidak
menimbulkan kecemburuan dari petani lain?
Jawab:
Syarat petani yang bisa mendapat redistribusi tanah adalah para
petani yang memiliki lahan pertanian sempit (petani gurem) dan
terutama juga petani penggarap yang tidak memiliki tanah sendiri.
Selain itu para petani yang mendapat redistribusi tanah diharuskan
membayar pajak BPHTB pada pemerintah. Dan agar redistribusi
tanah ini tepat sasaran dan tidak menimbulkan kecemburuan dari
petani lain maka sebelum pemerintah memberikan redistribusi,
pemerintah harus meninjau dahulu kondisi-kondisi petani tersebut
apakah benar-benar memenuhi syarat dan layak mendapat
redistribusi tanah.
17. Bagaimanakah tata cara/proses hingga suatu tanah
milik seseorang diusahakan menjadi tanah untuk
kepentingan nasional sesuai asas gotong royong?
Jawab:
Saya kurang begitu paham dengan pertanyaan anda, tetapi yang
saya ketahui untuk kepentingan nasional disini adalah adanya
penyelenggaraan secara bersama-sama sehingga dapat mencapai
kemakmuran rakyat/dengan gotong royong.
Kalau berhubungan dengan yang anda tanyakan yakni tnah
seseorang diusahakan menjadi tanah bersama untuk kepentingan
nasional itu seseorang yang mempunyai ha katas tanah kemudian
mengajak masyarakat lain untuk mengerjakan secara bersama-
sama atau digarap tanah itu guna kesejahteraan bersama
18. Apakah sekarang asas gotong royong masih digunakan
di Indonesia ?
Jawab :
Masih, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pasal 11, 12, dan 13
UUPA.“Bahwa segala usaha bersama dalam lapangan agrarian
didasarkan atas kepentingan bersama dalam rangka kepentingan
nasional, dalam bentuk koperasi atau dalam bentuk-bentuk gotong
royong lainnya, Negara dapat bersama-sama dengan pihak lain
menyelenggarakan usaha bersama dalam lapangan agraria ( pasal
12 UUPA ).
19. Apa saja ketentuan batas minimum luas tanah yang
harus dimiliki oleh seorang petani?
Jawab :
Menurut pasal 8 UU No 56 Prp tahun 1960 luas minimum tanah
pertanian yang harus dimiliki oleh petani sekeluarga adalah 2
hektar dan inilah tujuan yang secara berangsur-angsur harus
diusahakan untuk dicapai.
20. Asas gotong royong dalam pertanian ini diatur dalam
pasal 13 yang mana ayat 3 menyatakan usaha-usaha
pemerintah dalam lapangan agraria yang bersifat monopoli
hanya dapat diselenggarakan UU. Apa maksudnya ?
Jawab :
Maksud dalam pasal tersebut yaitu adanya ketentuan-ketentuan
tentang batas maximum dan minimum penguasaan / pemilikan
tanah, agar tidak terjadi penumpukan penguasaan/ pemilikan tanah
di satu golongan mampu. Bahwa dalam asas ini menjelaskan
mengenai pemilikan dan penguasaan tanah yang melampaui batas
tidak diperkenankan karena hal-hal yang demikian itu merugikan
umum, sehingga perlu diatur UU.
21. Mengapa pemilikan dan penguasaan tanah yang
melampaui batas tidak diperkenankan ? Bagaimana jika ada
pihak yang memiliki tanah yang melampaui batas ?
Jawab :
Pemiliikan dan penguasaan tanah yang melampaui batas tidak
diperkenankan karena hal-hal itu dapat merugikan kepentingan
umum. Bagi pihak yang memiliki dan menguasai tanah yang
melampaui batas serta melebihi batas maksimum, maka akan
disita, tetapi akan diambil oleh pemerintah dengan ganti rugi.
22. Dalam pelaksanaannya masih ada penumpukan
kepemilikan atas tanah, bagaimana jika dilihat dari segi
asas gotong royong ?
Jawab :
Penumpukan kepemilikan tanah tidak sesuai dengan asas gotong
royong, karena dalam hukum agraria telah ditentukan maksimum
dan minimumnya sehingga dapat mencapai suatu kemajuan dan
jaminan sosial serta dapat menjamin kepastian hukum dan keadilan
hak atas tanah.
23. Bagaimana dengan asas gotong royong dalam suatu
masyarakat yang tidak memiliki hak atas tanah ?
Jawab :
Bagi masyarakat yang tidak memiliki hak atas tanah maka akan
diberi lahan garapan 2 hektar untuk daerah tertentu, sedangkan di
wilayah-wilayah lain mungkin tidak diterapkan karena lahan
garapan masih dikuasai orang-orang kaya.
24. Bagi petani yang tidak mempunyai lahan garapan, di
Semarang diberikan sawah 2 hektar, apakah selain di
Semarang ada dan bagaimana penanganannya?
Jawab :
Mungkin di daerah selain Semarang ada, tetapi tidak semua daerah
karena tiap daerah mempunyai kebijakan sendiri-sendiri.
Kebanyakan di daerah-daerah lain bagi petani yang tidak
mempunyai lahan garapan akan menjadi buruh penggarapa sawah
milik orang lain, dan hampir di seluruh wilayah, lahan-lahan
pertanian telah diubah menjadi perumahan / daerah industri.
25. Apakah asas gotong royong ini masih mampu diimplementasikan dengan baik
dikalangan masyarakat tani?
Jawab :
Asas gotong royong ini merupakan asas yang mendasari terbentuknya UUPA.
Maksud dari asas ini adalah segala usaha bersama dalam lapangan agrarian oleh
negara dan rakyat dalam lapangan agrarian. Menurut saya asas ini masih mampu
diimplementasikan dengan baik oleh penduduk desa khususnya masyarakat tani.
Contohnya : dengan adanya Koperasi Unit Desa Desa (KUD). Dengan adanya KUD
masalah bertani lebih terbantu, maka asa gotong royong ini masih dilakukan. Hal ini
juga terlihat oleh pemerintah Indonesia yang memberikan penyuluhan kepada
masyarakat tani tentang cara pembibitan/pemilihan dan bertani yang baik.
Evaluasi :
Jawaban atas pertanyaan diatas sudah baik dan benar.
26. Kelompok anda berkata bahwa harus ada pembagian yang adil dan merata apa
maksudnya?lantas bagaimana anda menanggapi Apartemen mewah yang
dikelola, lantas UUPA masih layak dengan peerkembangan zaman?
Jawab :
Meneurut pendapat saya pemerintah sudah menerapkan adanya pembagian tanah yang
bersifat adil dan merata dalam UUPA. Maksudnya menjamin pemilikan tanah secara
adil dan merata kepada WNI asli maupun keturunan. Pendapat saya menanggapi
apartemen mewah yang banyak sekarang didirikan di Indonesia, memang kebijakan
pemerintah sekarang lebih berpihak pada golongan elit daripada golongan bawah
(rakyat) hal itu dilihat dari didirikannya Real eslate mewah yang memakan lahan
berhektar-hektar, dan itu bentuk penanaman modal asing, bukan berarti lahan dijual
tapi pemerintah hanya meberi izin mendirikan bangunan saja. Dalam masalah ini
terlihat pemerintah lebih mengedepankan golongan elite daripada rakyat.
Evaluasi :
Pembagian yang adil dan merata, maksudnya adalah bahwa pemerintah menjamin
kepemilikan tanah bagi seluruh rakyat Indonesia, untuk itu pemerintah menentukan
batas minimum dan maksimum kepemilikan tanah untuk menghindari penguasaan
tanah pada satu golongan kuat (monopoli). Ketentuan batas minimum dan maksimum
ini diatur dalam UU No 56 Prp Tahun 1960. Menurut Pasal 8 UU No 56 Prp Tahun
1960, luas minimal tanah pertanian yang harus dimiliki oleh petani sekeluarga adalah
2 hektar, dan inilah tujuan yang secara berangsur-angsur harus diusahakan untuk
dicapai.
Mengenai pembangunan apartemen menurut saya hal tersebut merupakan kebijakan
pemerintah yang lebih menguntungkan golongan elite. Selain itu kebijakan tersebut
juga bertentangan dengan krakteristik asli bangsa indonesi yang pada dasarnya
merupakan bangsa agraris, pembangunan apartemen tersebut sebagian besar juga
merupakan usaha dari orang asing sehingga kurang begitu menguntungkan bagi warga
negara indinesia asli.
27. Bagaimana dengan tanah perkebunan? Apakah ada pengaturan tersendiri
menurut asas gotong royong?
Jawab :
Menurut saya ada pengaturan tentang perkebunan dalam UUPA yang mengandung
asas gotong royong perkebunan itu termasuk dalam lapangan agraris. Pengaturan
tersendiri menurut asas gotong royong belum diketahui.
Evaluasi :
Hukum agraria merupakan hukum yang mengatur tentang hubungan manusia denagn
tanah termasuk lahan pertanian dan perkebunan. Jadi perkebunan merupakan kajian
dalam hukum agraria. Pengertian perkebunan sendiri sama dengan pertanian, dengan
demikian perkebunan juga diatur dalam UUPA. Mengenai penerapan asas gotong
royong dalam bidang perkebunan hampir sama dengan pengelolaan lahan pertanian,
yaitu diusahan secara bersama untuk kepentingan bersama dalam rangka kepentingan
nasional. Sebagai contoh yaitu di masyarakat desa dalam mengelola lahan perkebunan
dilakukan secara bersama dengan sistem bagi hasil.
28. Apa landasan hokum asas gotong royong dalam
mengusahakan tanah pertanian? Jelaskan!
Jawab:
Landasannya yaitu pasal 12 dan 13 (1,2,3,4) UUPA
a. Pasal 12 berbunyi: “bahwa segala usaha bersama dalam
lapangan agrarian didasrkan atas kepentingan bersama dalam
rangka kepentingan nasional, dalam bentuk koperasi/dalam
bentuk-bentuk gotong royong lainnya, Negara dapat bersama-
sama dengan pihak lain menyelenggarakan usaha bersama
dalam lapangan agrarian.”
b. Pasal 13 (1,2,3) berbunyi: ayat (1)“pemerintah berusaha agar
supaya usaha-usaha dalam lapangan agraria diatur
sedemikian rupa, sehingga meninggikan produksi dan
kemakmuran rakyat sebagai yang dimaksud pasal 2 ayat (3)
serta menjamin bagi setiap warga Negara indonesia derajat
hidup yang sesuai dengan martabat manusia, baik bagi
dirinya sendiri maupun keluarganya.
Ayat (2): pemerintah mencegah adanya usaha-usaha
dalam lapangan agrarian dari organisasi-organisasi dan
perseorangan yang bersifat monopoli swasta.
Ayat (3): usaha-usaha pemerintah dalam lapangan agrarian
yang bersifat monopoli hanya dapat diselenggarakan dengan
undang-undang.
Ayat (4): pemerintah berusaha untuk memajukan kepastian
dan jaminan social, termasuk bidang perburuhan, dalam usaha-
usaha di lapangan agrarian.
29. Apakah progam nyata pemerintah yang merupakan
tindakan pemerintah dalam mengimplementasikan sa
gotong royong dalam mengusahakan tanah pertanian?
Jawab:
Implementasi dari asas ini di bidang agrarian yaitu dengan
mendirikan Bulog yang mana dijadikan basis dari hasil agrarian para
petani-petani di Indonesia yang merupakn bentuk gotong royong
hasil pertanian para petani yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan beras nasional. Dengan didirikan Bulog ini mencegah
terjadinnya monopoli beras oleh pihak swasta sehingga dapat
menciptakan kesejahteraan masyarakat.
30. Apakah penerapan batas minimum luas tanah yang
dimiliki seorang petani benar-benar ada dalam prakteknya?
Dan apabila petani mempunyai tanah kurang dari batas
minimum apa tindakan pemerintah?
Jawab:
Hal ini terdapat dalam kasus di kota Semarang, dalmam
mengusahakan tanah petanian ini dijelaskan bahwa rakyat
(masyarakatnya) banyak yang tidak mempunyai batas minimum
luas tanah, oleh karena itu tindakan pemerintahnya memberikan
kebijakan yang isisnya itu memberi rakyat/ petani yang tidak
mempunyai batas minimum tanah, berupa tanah yang merupakan
milik pemerintah untuk dapat dikelola atau diolah oleh rakyat yang
bersangkutan. Jadi rakyatnya bias mempunyai tanah seluas batas
minimum luas tanah.
31. Apakah ketentuan-ketentuan batas maximum dan
minimum pemilikan tanah itu sudah efektif diterapkan
kepada masyarakat pada umumnya?
Jawab:
Menrut saya belum efektif yang batas minimum adalah 2 Ha, hal ini
dikarenakan kenyataannya masih banyak warga yang belum
mempunyai tanah minimal seluas itu alasan yang lain yaitu karena
wilayah tanah di Indonesia semakin lama semakin sempit dan tidak
memungkinkan setiap petani mempunyai luas tanah @ 2 ha.
Sedangkan batas maximum pemilik tanah rakyat dimungkinkan
sudah efektif karena rakyat dalam mengelola tanahnya dibatasi
oleh pemerintah, hal ini dikaranakan untuk menjaga hak yang
dimilki oleh rakyat lai agar tidak melanggar rakyat lain.
32. Apakah penerapan batas minimum luas tanah yang
dimilki seorang petani benar-benar ada didalam prakteknya?
Jawab:
Menurut saya dalm prakteknya mungkin benar-benar ada terjadi di
wilayah-wilayah yang tanah pertaniannya terhitung luas namun jika
lahannya sempit, prakteknya tidak akan terlaksana dengan
sempurna, karena terhadang/terkendala oleh luas tanah yang
tersedia.
33. Apakah menurut kelompok anda asas ini telah berjalan
lancer? Jelaskan beserta alasannya!
Jawab:
Sudah, dapat dilihat dari banyaknya usaha-usaha dibidang
pertaniannya sudah diselenggarakan untuk kepentingan nasional
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
34. Bagaimana upaya pemerintah kepada para petani yang
tanahnya kurang dari 2 ha atau tidak memilki tanah?
Apakah upaya itu sudah tercapai?
Jawab:
Tindakan pemerintahnya memberikan kebijakan yang isisnya itu
memberi rakyat/ petani yang tidak mempunyai batas minimum
tanah, berupa tanah yang merupakan milik pemerintah untuk dapat
dikelola atau diolah oleh rakyat yang bersangkutan. Jadi rakyatnya
bias mempunyai tanah seluas batas minimum luas tanah.
35. Adanya penetapan batas maximum dan minimum
pemilikan sudahkah diimplementasikan dengan baik di
masyarakat alasan dan beri contoh?
Jawab:
Menurut saya belum efektif yang batas minimum adalah 2 Ha, hal
ini dikarenakan kenyataannya masih banyak warga yang belum
mempunyai tanah minimal seluas itu alasan yang lain yaitu karena
wilayah tanah di Indonesia semakin lama semakin sempit dan tidak
memungkinkan setiap petani mempunyai luas tanah @ 2 ha.
Sedangkan batas maximum pemilik tanah rakyat dimungkinkan
sudah efektif karena rakyat dalam mengelola tanahnya dibatasi
oleh pemerintah, hal ini dikaranakan untuk menjaga hak yang
dimilki oleh rakyat lai agar tidak melanggar rakyat lain.
Contoh batas minimum yaitu di semarang seangkan batas
maximum contohnya pembatasan tanah dipinggir jalan yang mana
dalam pemakain tanahnya tidak boleh semena-mena karena ada
aturannya yaitu menyisakan sebagian tanahnya yang jika diminta
untuk kepentingan bersama harus diberikan dengan ikhlas.
36. Adanya petani yang tidak memiliki tanah ini
bertentangan dengan syarat kepemilikian minimum tanah
yaitu 2 ha. Ini berarti belum ada jaminan untuk warga
Negara bagaimanakah peanan pemerintah menurut
kelompok anda untuk mengatasinnya?
Jawab:
Tindakan pemerintahnya memberikan kebijakan yang isisnya itu
memberi rakyat/ petani yang tidak mempunyai batas minimum
tanah, berupa tanah yang merupakan milik pemerintah untuk dapat
dikelola atau diolah oleh rakyat yang bersangkutan. Jadi rakyatnya
bias mempunyai tanah seluas batas minimum luas tanah.
37. Apakah benar asas gotong royong sudah berjalan sebagaimana mestinya?
Apakah itu merata?
Jawab:
Dari segi pemerintahan sendiri mungkin berusaha untuk menerapkan asas gotong
royong ini semaksimal mungkin. Namun dalam implementasinya asas ini banyak
mengalami kendala-kendala bahkan mungkin tidak terjadi adanya pemerataan antara
daerah yang satu dengan yang lain dikarenakan wilayah Indonesia yang terbilang luas
dan berbeda keadaan geografisnya. Kurang maksimalnya penerapan asas ini di
Indonesia sendiri dipacu karena akibat kurangnya pantauan dari pemerintah terhadap
keberjalanan asas ini sehingga terkadang terdapat penyelewengan asas gotong royong.
Kurang kuatnya asas ini dalam mengusahakan tanah pertanian membuat kemerataan
dan kesejahteraan masyarakat tidak dapat dirasakan maksimal sehingga
keberjalanannya sendiri dapat dikatakan kurang berjalan dengan baik.
38. Apakah asas gotong royong masih diberlakukan di Indonesia? Apakah
implementasinya ditetapkan di seluruh Indonesia?
Jawab:
Asas gotong royong ini sebenarnya masih diberlakukan di Indonesia meskipun dalam
penerapannya asas ini kurang mampu dilaksanakan secara maksimal. Untuk
implementasinya sendiri sebenarnya diperuntukkan untuk seluruh wilayah Indonesia,
tinggal bagaimana potensi daerah dan penerapan di daerah tersebut apakah digunakan
secara maksimal atau bahkan tidak digunakan.
39. Adanya asas ini mencegah adanya monopoli terhadap tanah-tanah pertanian,
dalam hal ini pemerintah berusaha untuk memajukan kepastian dan jaminan
sosial, termasuk dalam usaha-usaha di lapangan Agraria!
Jawab:
Ya, saya setuju namun untuk hasilnya sendiri belum dapat dipastikan setiap daerah
mampu memberikan hasil seperti yang anda terangkan.
40. Dalam asas ini juga mengandung pemahaman bahwa tanah pertanian harus
dikerjakan secara baik atau arif oleh pemiliknya sendiri dan mencegah cara
yang beersifat pemerasan?
Jawab:
Ya, saya juga setuju namun kembal lagi bahwa setiap yang diimplementasikan dalam
daerah-daerah memiliki perbedaan-perbedaan tergantung bagaimana penerapannya.