GOLONGAN OBAT ANTIKONVULSI

download GOLONGAN OBAT ANTIKONVULSI

of 15

description

jnknkmk

Transcript of GOLONGAN OBAT ANTIKONVULSI

Golongan obat antikonvulsiGolongan hidantoinDalam golongan hidantoin dikenal tiga senyawa antikonvulsi, fenitoin (difenilhidatoin),mefinitoin dan etotoin dengan fenotoin sebagai prototipe. Fenitoin adalah obat utama untuk hampir semua jenis epilepsi, kecuali bangkitan lena. Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom c penting untuk efek pengendalian bangkitan tonik-klonik, sedangkan gugus alkilbertalian dengan efek sedasi, sifat yang terdapat pada mefenitoin dan barbiturat, tetapi tidak padafenitoin. Adanya gugus metal pada atom n akan mengubah spectrum aktivitas misalnyamefenitoin, dan hasil dimetilisasi oleh enzim mikrosom hati menghasilkan metabolit tidak aktif.FarmakologiFenitoin berefek anntikonvulsi tanpa menyebabkan depresi umum ssp.dosis toksik menyebabkan eksitasi dan dosis letal menimbulkan rigditas deserebrasi.sifat antikonvulsi fenitoin didasarkan pada penghambatan penjalaran rangsang dari fokus ke bagianlain otak. Efek stabilitasi membran sel oleh fenitoin juga terlihat pada saraf tepi dan membran sellainnya yang juga mudah terpacu misalnya sel sistem konduksi jantung. Fenitoin mempengaruhiperpindahan ion melintasi membran sel, dalam hal ini khususnya dengan menggiatkan pompano + neuron.FarmakokinetikAbsorbsi fenitoin yang diperlukan berlangsung lambat, 10% daridosis oral diekskresikan melalui tinja dalam bentuk utuh. Kadar puncak dalam plasma dicapaidalam 3-12 jam. Bila dosis muatan (loading dose) perlu diberikan, 600-800 mg, dalam dosisterbagi antara 8-12 jam, kadar efektif plasma akan tercapai dalam 24 jam. Pemberian fenitoinmengendap di tempat suntikan kira-kira 5 hari, dan absorbs berlangsung lambat. Pengikatan fenitoin oleh protein, terutama oleh albumin plasma kira-kira 90%. Pada orangsehat, termasuk wanita hamil dan wanita pemakai obat kontrasepsi oral, fraksi bebas kira-kira10%, sedangkan pada pasien dengan penyakit ginjal, penyakit hati atau penyakit hepatorenal danneonatus fraksi bebas bebas rata-rata di atas 15%. Pada pasien epilepsi, fraksi bebas berkisarantara 5,8%-12,6%. Fenitoin terikat kuat pada jaringan saraf sehingga kerjanya bertahan lebihlama tetapi mula kerja lebih lambat dari fenobarbital.Interaksi obatKadar fenition dalam plasma akan meninggi bila diberikan bersama kloramfenikol, disulfiram, inh, simetidin, dikumarol, dan beberapa sulfonamide tertentu, karna obat-obat tersebut mengambat biotransformasi fenition, sedangkan sulfisoksazol, fenilbutazon, salisilat dan asam valproat akan mempengaruhi ikatan protein plasma fenitoin sehingga meninggikan juga kadarnya dalam plasma. Teofilin menurunkan kadar fenitoin bila diberikan bersamaan, diduga karena teofilin meningkatkan biotransformasi fenitoin juga mengurangi absorpsinya.

Dosis

Fenitoin :

Dd : 300 mg/hari

Da : 5 mg/hari

Ket : dd : dosis dewasa

Da: dosis anak Susunan saraf pusatEfek samping fenitoin tersering ialahdiplopia,ataksia,vertigo,nistagmus, sukar bebicara (slurred speech) disertai gejala lain,misalnya tremor, gugup, kantuk, rasa lelah, gangguan mental yang sifatnya berat ilusi,halusinasi sampai psikotik. Defisiensi folat yang cukup lama merupakan factor yang turut berperan dalam terjadinyagangguan mental. Efek samping ssp lebih sering terjaadi dengan dosis melebihi 0,5 g sehari.Saluran cerna dan gusiNyeri ulu hati,anoreksia,mual dan muntah,terjadi karenafenitoin bersifat alkali.ploriferasi epitel dan jaringan ikat gusi dapat terjadi pada penggunaan kronik,dan menyebabkan hyperplasia pada 20% pasien.KulitEfek samping pada kulit terjadi pada 2-5% pasien,lebih sering pada anak dan remaja yaitu beruparuam morbiliform. Beberapa kasus diantaranya disertai hiperpireksia,eosinofilia,dan terjadi ruam kulit sebaiknya pemberian obat dihentikan,dan diteruskan kembali dengan berhati-hati bila kelainan kulit telah hilang.pada wanita muda, pengobatan fenitoin secara kronik menyebabkan keratosis danhirsutisme,karena meningkatnya aktivitas korteks suprarenalis.Lain-lainBila timbul gejala hepatotoksisitas berupa ikterus atau hepatitis, anemia megaloblastik (antara lain akibat defisiensi folat) atau kelainan darah jenis lain,pengobatan perlu dihentikan. Fenitoin bersifat teratogenikkemungkinan melahirkan bayi dengan cacat kongnital meningkat menjadi 3 kali, bila ibunya mendapatkan terapi fenitoin selama trimester pertama kehamilan. Cacat congenital yang menonjol ialah keiloskisis dan palatoskisis. Pada kehamilan lanjut, fenitoin menyebabkan abnormalitas tulang pada neonatus.penggunaan fenitoin pada wanita hamil tetap diteruskan berdasarkan pertimbangan bahwa bangkitan epilepsi sendiri dapat menyebabkan cacatpada anak sedang tidak semua ibu yang minum fenitoin mendapat anak cacat.IndikasiFenitoin di indikasikan terutama untuk bangkitan tonik-klonik dan bangkitan persial atau fokal. Banyak ahli penyakit saraf di indonesia lebih menyukai penggunaan fenobarbital karena batas keamanan yang sempit, efek samping dan efek toksik, sekalipun ringantetapi cukup mengganggu terutama pada anak.indikasi lain fenitoin ialah untuk neuralgia trigerminal dan aritmia jantung. Fenitoin juga digunakan pada terapi renjatan listrik (ect) untuk meringankan konvulsinya dan bermanfaat pula terhadap kelainan ekstra piramidal iatrogenic.Sediaan Fenitoin atau difenilhidantoin tersedia sebagai garam nadalam bentuk kapsul 100mg dan tablet kunyah 30mg untuk pemberian oral, sedangkan sediaan suntik 100mg/2ml. Disamping itu juga tersedia bentuk sirup dengan takaran 125mg/5ml.harus diperhatikan agar kadar plasma optimal, yaitu berkisar antara 10-20g/ml. Kadardibawahnya kurang efektif untuk pengendalian konvulsi, sedangkan jika kadar lebih tinggi akan bersifat toksik. Dosis fenitoin selalu harus disesuaikan untuk masing-masing individu, patokankadar terapi antara 10-20g/ml bukan merupakan angka mutlak karena beberapa pasien menunjukan efektivitas fenitoin yang baik pada kadar 8g/ml, sedangkan pada pasien lain,nistagmus sudah terjadi pada kadar 15g/ml.untuk pemberian oral, dosis awal untuk dewasa 300 mg, dilanjutkan dengan dosis penunjang antara 300-400mg, maksimum 600mg sehari.anak diatas 6 tahun, dosis awal sama dengan dosis dewasa, sedangkan untuk anak dibawah 6 tahun, dosis awal 1/3 dosis dewasa, dosis penunjang ialah 4-8 mg/kgbb sehari, maksimum 300mg. Dosis awal dibagi dalam 2-3 kali pemberian. Dosis pemeliharaan dapat diberikan sebagai dosis tunggal harian tanpa mengurangi efektivitasnya, karena masa paruh fenitoin cukup panjang, tetapi pemberian dengan dosis terbagi akan mnghasilkan fluktuasi kadar fenitoin dalam darah yang minimal.Pasien yang baru pertama kali mendapat fenitoin, tidak segera memperoleh efek, karena adanya tenggang waktu (time lag).oleh karena itu, terapi secara periodik umpamanya pada bangkitan yang berkaitan dengan haid, seyogyanya tidak menunggu sampai datangnya aura. Untuk mengganti terapi epilepsi dari fenobarbital menjadi fenitoin, penghentian fenobarbital juga harus berangsur-angsur, sebab penghentian secara tiba-tiba dapat menyebabkan bangkitan berupa status epileptikus yang berbahaya Golongan barbiturat Selain bromida, fenobarbital merupakan obat antiepilepsi tertua yang tersedia saat ini. Meskipun dianggap sbagai obat antilepsi paling aman, obat lain yg memiliko obat efek sedatif yang lebih kecil lebih didorong penggunaannya. Banyak yang menganggap bahwa barbiturat hanya merupakan obat kejang pilihan pada bayi.Kimiawi Terdapat 4 turunan asam barbiturat yang digunakan sebagai obat anti kejang yaitu fenobarbital, mefobarbital, metabrital dan primidon. Tiga obat pertama sangat serupa satu sama lain sehingga dapat di bahas bersamaan. Metarbital adalah barbiturat yang di metilasi, dan mefobarbital adalah fenobarbital yang dimetilasi; keduanya mengalami deetilasi in vivo. Pka ketiga senyawa asam lemah ini berkisar dari 7,3 sampai 7,9. Dengan demikian,sedikit perubahan pada keseimbangan asam basa normal dapat menyebabkan fluktuasi yang penting dalam rasio antara spesies yang terinisasi dan yang tidak. Hal ini khususnya penting untuk fenobarbital, yakni suatu barbital yang paling sering digunakan, yang memiliki pka serupa dengan plasma ph 7,4.Mekanisme kerja Mekanisme pasti kerja fenobarbital belum di ketahui, tetapi peningkatan proses inhibisi dan pengurangan transmisi eksitasi kemungkinan ikut berperan segnifikan. Data terakhir menunjukan bahwa fenobarbital dapat menekan saraf abnormal secara abnormal secara selektif, menghambat penyebaran dan menekankan cetusan listrik dari berbagai fokus. Seperti fenitoin, fenobarbital menekankan cetusan listrik berulang berfrekuensi-tinggi dalam kultur neuron melalui konduktansi na+ tapi hanya pada konsentrasi tinggi. Barbiturat juga hanya dapat memblokade arus ca2+ (tipe l dan n) pada konsentrasi tinggi. Fenobarbital berikatan dengan situs pengatur alosterik pada reseptor gabaadan memacu arus yang diperantarai reseptor gaba melalui pemanjangan pembukaan kanal ci- . Fenobarbital juga memblokade respons eksitatoris yang picu oleh glutamat, terutama respon yang diperantarai oleh aktivasi reseptor ampa. Pada konsentrasi terapeutik yang relevan, fenobarbital meningkatkan inhibisi yang diperantai gaba dan reduksi eksitasi yang diperantarai glutamat.FarmakokinetikGolongan barbiturat kecuali fenobarbital, hanya sedikit barbiturat yang diekskresikan tanpa mengalami perubahan. Jalur metabolik utamanya meliputi oksidasi oleh enzim hati, membentuk alkohol, asam, dan keton, yang dijumpai dalam urine sebagai konjugat glukuronida. Laju keseluruhan metabolisme di hati manusia bergantung pada masing-masing obat, tapi biasanya lambat. Waktu paruh di eliminasi sekobarbital dan pentobarbital berbeda-beda untuk individu, berkisar dari 18 hingga 48 jam. Waktu-paruh elimnasi fenobarbital pada manusia adalah 4-5 hari. Pelipatan dosis obat ini dapat menimbulkan efek komulatif. Kadar dan dosis terapeutikKadar terapeutik fenobarbital pada kebanyakan pasien berkisar dari 10 mcg/ml sampai 40 mcg/ml. Fenobarbital paling efektif untuk kejang demam, dan kadar di bawah 15 mcg/ml tampaknya tidak efektif untuk pencegahan rekurensi kejang demam. Batas atas rentang terapeutik lebih sulit ditetapkan, karena banyak pasien tampaknya toleran dengan kadar kronis di atas 40mcg/ ml.Interaksi obatInteraksi febarbital dengan obat lain umumnya terjadi karena fenobarbital meningkatkan aktivitas enzim mikrosom enzim mikrosom hati. Kombinasi dengan asam valporat akan menyebabkan kadar fenobarbital meningkat 40%.Efek sampingPenggunaan fenobarbital menyebabkan berbagai efek samping seperti sedasi, psikosis akut dan agitasi, sehingga yang lebih sering dipakai adalah turunan fenobarbital seperti metabarbital atau mefobarbital.Golongan oxazolidinedioneTrimethadione, jenis senyawa oxazodinedione yang pertama diperkenalkan sebagai obat anti seizure pada tahun 1945 dan tetap merupakan obat pilihan seizure absen sehingga diperkenalkannya senyawa succinimide pada dekade 1950an. Penggunaan ozalidinedione (trimedione, paramethadione, dan dimethadione) kini sangatlah terbatas.Kimia Oxazolidinedione mengandung satu cincin heterosiklik dan srtrukturnya mirip dengan obat-obat anti seizure lain yang diperkenalkan sebelum tahun 1960. Strukturnya hanya meliputi substituen alkyl rantai pendek pada cincin heterosiklik, tanpa adanya grup phenyl.

Mekanisme kerjaSenyawa-senyawa ini bersifat aktif terhadap seizure akibat penyuntikan pentylenatetrazol. Trimethadione meningkat nilai ambang letupan seizure akibat stimulasi thalamus yang berulang. Obat ini metabolit aktivnya yaitu, dimethadione. Memiliki efek yang sama terhadap arus terhadap arus ca2+ di thalamus seperti ethosuximide (menurunkan arus kalsium tipe t). Jadi, penekanan dari anti seizure absen agaknya berggantung pada inhibisi pada pacemaker neuron thalamus. FarmakokinetikaTrimethadione diabsorpsi sangat cepat, dengan kadar puncak yang dicapai dalam satu jam setelah pemberian obat. Obat ini didistribusikan ke seluruh jaringan yang mendapatkan perfusi aliran darah, dengan volume distribusi yang mendekati volume cairan tubuh total. Obat ini tidak terikat dengan protein plasma. Trimethadione di metabolismesempurna didalam hati secara demetilasi menjadi 5,5-dimethyl-2,4-oksazolidinedione (dimethadione). Yang mempunyai aktivasi utama antiseizure. Obat ini memiliki harga klirens yang relative rendah (1,6 l/kg/hari), berkaitan dengan waktu paruhnya sekitar 16 jam. Namun metabolitnya yang terdemetilasi, sangat lambat dieliminasi dan mengalami akumulasi menjadi lebih banyak daripada obat induknya. Klirens dimethadione adalah 0,08 l/kg/hari; metabolit ini memiliki waktu paruh yang sangat panjang (240 jam). Kadar terapeutik dan dosisRentang kadar plasma terpeutik untuk trimethadione belum dapat ditentukan, meski kadar trimethadione di dalam darah diatas 20 g/ml telah diduga. Dosis trimethadione sebesar 30 mg/kg/hari dibutuhkan untuk mencapai kadar tersebut pada orang dewasa. Interaksi obat Sedikit sekali interaksi obat meliputi oxazolidinedione pernah dilaporkan, meskipan trimethadione mungkin secara kompetitif menghambat demetilasi obat lain seperti metharbital.

ToksisitasEfek samping yang bergantung dosis dan yang paling umum dan paling mengganggu dari oxazolidinedione adalah sedasi. Efek yang tidak diinginkan yang tidak biasa adalah hemeralpia, efek silau yang tidak bisa diadaptasi oleh mata; efek ini bersifat reversible jika dilakukan penghentian pemakaian obat. Akumulasi dimethadione pernah dilaporkan menyebabkan asidosis metabolic sedang. Trimethadione dikaitkan dengan reaksi dermatologi idionsinkratik, seperti ruam dan dermatitis eksfoliativa, dan juga reaksi toksik yang melibatkan organ-organ pembentuk darah, yang tingkatnya dapat berkisar dari perubahan lainnya mencakup sindroma nefritis yang reversible, yang mungkin melibatkan reaksi imun terhadap obat tersebut, juga sindroma miastenia. Obat ini sebaiknya tidak digunakan selama kehamilan.

Golongan suksinimidAntiepilepsi golongan suksinimid yang digunakan di klinik adalah etosuksimid, metsuksimid dan fensuksimid. Metsuksimid bersifat lebih toksik dan etosuksimid merupakan yang paling efektif dibandingkan metsuksimid atau fensuksimid. Sifat yang menonjol dari etosuksimid trimetadion ialah mencegah bangkitan konvulsi pentilentetrasol. Etosuksimid, dengan sifat antipetilentrazol terkuat, merupakan obat yang paling selektif terhadap bangkitan lena.

KimiawiEtosuksimid merupakan obat antikejang terakhir yang dipasarkan yang strukturnya berasal dari ureid siklik. Metsuksimid dan fensuksimid mempunyai substitusi fenil, sedangkan etosuksimid adalah 2-etil-2-metilsuksinimid.Mekanisme kerjaEtosuksimid mempunyai efek penting pada arus ca2+,menurunkan nilai arus ambang rendah (tipe t). Efek ini terlihat pada konsentrasi terapeutik di saraf talamus. Arus kalsium tipe t diperkirakan merupakan arus pemacu di saraf talamus yang bertanggung jawab menimbulkan lepasan muatan di korteks yang ritmik pada serangan absence. Oleh karena itu, inhibisi arus tersebut merupakan kerja terapeutik spesifik etosuksimid.

FarmakokinetikAbsorpsi terjadi dengan sempurna pada pemberian obat per oral. Kadar puncak tercapai dalam 3-7 jam setelah pemberian kapsul per oral. Obat ini tidak terikat pada protein. Etosuksimid dimetabolisasi dengan sempurna, terutama melalui proses hidroksilasi, menjadi metabolit yang tidak aktif. Bersihan total etosuksimisd sangatlah rendah (0,25 l/kg/hari). Hal ini sesuai dengan waktu paruhnya yang mencapai kurang lebih 40 jam, walaupun berbagai laporan menyebut antara 18-72 jam.

Kadar dan dosis terapeutikKadar terapeutik 60-100 mcg/ ml dapat dicapai pada orang dewasa menggunakan dosis 750-1500 mg/hari, meskipun dosis yang lebih rendah atau lebih tinggi mungkin diperlukan dan ditoleransi (hingga mencapai 125 mcg/ ml) pada beberapa pasien. Etosuksimid mempunyai hubungan linear antara dosis dan kadar plasma dalam keadaan stabil. Obat ini dapat diberikan sebagai dosis harian tunggal untuk menghindarkan terjadinya efek samping pada pencernaan; dosis umumnya adalah 2 kali sehari.

Interaksi obatPemberian etosuksimid bersama asam valproat akan menurunkan bersihan etosuksimid dan meningkatkan konsentrasinya dalam keadaan stabil akibat penghambatan metabolismenya.

Efek sampingEfek samping umum yang terkait dengan dosis terapi adalah gangguan lambung, termasuk nyeri, mual, dan muntah. Efek samping lain lain yang terkait dengan dosis adalah letargi atau lelah sementara dan, agak jarang, nyeri kepala, pusing, cegukan dan euforia. Perubahan tingkah laku biasanya membaik dengan cepat. Efek samping yang tidak bergantung pada dosis atau idiosinkrasi jarang terjadi. Apabila timbul lupus eritematosus terjadi kemungkinan ada obat lain yang ikut berperan dalam hal ini.gejala yang lebih berat berupa agranulositosis dan pansitopenia. Efek samping dapat diatasi dengan memberikan dosis rendah pada awalnya dan meningkatkan dosis secara perlahan.

Golongan karbamazepinKarbamazepin pertama-tama digunakan untuk pengobatan trigeminal neuralgia. Kemudian ternyata bahwa obat ini efektif terhadap bangkitan parsial kompleks dan bangkitan tonik-klonik. Saat ini, karbamazepin merupakan antiepilepsi utama di amerika serikat untuk mengatasi berbagai bangkitan kecuali bangkitan lena. Selain mengurangi kejang,efeknya nyata pada perbaikan psikis yaitu perbaikan kewaspadaan dan perasaan. Perbaikan psikis diduga berdasarkan pengaruhnya terhadap amigdala karena memberikan hasil yang sama dengan amigdalatomi bilateral.Karbamazepin memperlihatkan efek analgesik selektif misalnya pada tabes dorsalis dan neuropati lainnya yang sukar diatasi dengan analgesik biasa. Karbamazepin tidak dianjurkan untuk mengatasi nyeri ringan yang dapat diatasi dengan analgesik biasa.Efek samping karbamazepin cukup sering terjadi. Seperempat dari jumlah penderita yang diobati mengalami efek samping. Efek samping yang terjadi setelah pemberian obat jangka lama berupa pusing,vertigo,ataksia,diplopia,dan penglihatan kabur. Frekuensi bangkitan dapat meningkat akibat dosis berlebih. Efek samping lainnya dapat berupa mual,muntah,diskrasia darah yang berat (anemia aplastik,agranulositosis) dan reaksi hipersensitif (dermatitis,eosinofilia,limfadenopati,splenomegali). Gejala intoksikasi akut karbamazepin dapat berupa stupor atau koma, penderita iritabel, kejang dan depresi napas. Efek samping yang dapat muncul di kemudian hari berupa retensi air yang dapat menjadi masalah bagi penderita usia lanjut dengan gangguan jantung.Pada hewan, obat ini dilaporkan bersirat teratogenik dan karsinogenik. Pada manusia kedua efek ini perlu diselidiki lebih lanjut.karena potensinya untuk menimnulkan efek samping sangat luas, maka pada pengobatan dengan karbamazepin dianjurkan pemerikaan nilai basal dari darah dan melakukan pemeriksaan ulangan selama pengobatan.Fenobarbital dan fenotoin dapat meningkatkan kadar karbamazepin, dan biotransformasi karbamazepin dapat dihambat oleh eritromisin. Konversi primidon menjadi fenobarbital ditingkatkan oleh karbamazepin, sedangkan pemberian karbamazepin bersama asam valproat akan menurunkan kadar asam valproat.

DosisDosis anak di bawah 6 tahun, 100 mg sehari; dosis 6-12 tahun, 2 kali 100 mg sehari. Dosis dewasa: dosis awal 2 kali 200 mg hari pertama, selanjutnya dosis ditingkatkan secara bertahap. Dosis penunjang berkisar antara 800-1200 mg sehari untuk dewasa atau 20-30 mg/kgbb untuk anak. Dengan dosis ini umumnya tercapai kadar terapi dalam serum 6-8 mcg/ml.

Asam valproatValproat (dipropilasetat, atau 2 propilpentanoat) terutama untuk terapi epilepsi tonik-klonik umum, terutama yang primer dan kurang efektif terhadap epilepsi fokal.kolerasi antara efektivitas dengan kadar di daerah dan di jaringan obat asal buruk. Hal ini menimbulkan pemikiran apakah metaboliknya yang aktif. Valproat menyebabkan hiperpolarisasi potensial istirahat membran neuron akibat peningkatan daya konduksi membran untuk kalium. Efek antikonvulsi valproat bersifat rumit a.l. Didasarkan meningkatnya kadar asam gama aminobutirat (gaba) di dalam otak.Pemberian valproat per oral cepat diabsorbsi dan kadar maksimal serum tercapai setelah 1-3 jam. Makanan menghambat absorbsinya dengan masa penuh 8-10 jam, kadar darah stabil setelah 48 jam terapi. Jika diberikan dalam bentuk amida, depamida, kadar valproat dalam serum sepadan dengan pemberian dalam bentuk asam valproat, tetapi masa paruhnya lebih panjang yaitu 15 jam. Biotransformasi depadima menjadi valproat berlangsung in vivo, tetapi jika dicampur dengan plasma in vitro perubahan tidak terjadi. Kira-kira 70% dari dosis valproat di ekskresi di urin dalam 24 jam.Toksisitas valproat berupa gangguan saluran cerna, sistem saraf, hati, ruam kulit, dan alopesia. Gangguan cerna berupa anoreksia, mual dan muntah terjadi pada 16 kasus. Efek terhadap ssp dapat berupa kantuk, ataksia, dan tremor, menghilang dengan penurunan dosis. Gangguan pada hati berupa peninggian aktivitas enzim-enzim hati, dan sesekali terjadi nekrosis hati yang sering berkibat fatal. Kira-kira 60 kasus kematian telah dilaporkan akibat penggunaan obat ini. Dari suatu uji klinik yang terkendali, dosis valproat 1200 mg sehari, hanya menyebabkan kantuk, ataksia, dan mual selintas. Terlalu dini untuk mengatakan bahwa obat ini aman dipakai karena penggunaan masih terbatas.Valproat efektif terhadap epilepsi umum yakni bangkitan lena yang disertai oleh bangkitan tonik-klonik. Sedangkan terhadap epilepsi fokal lain efektifitasnya kurang memuaskan. Tetapi dimulai dengan dosis 3 kali 200 mg/hari; jika perlu, setelah 3 hari dosis dinaikkan menjadi 3 kali 400 mg/hari. Dosis harian lazim, berkisar 0,8-1,4 g. Dosis anak yang disarankan berkisar 20-30 mg/kgbb sehari.Asam valproat akan meningkatkan kadar fenobarbital sebanyak 40% karena tejadi penghambatan hidroksilasi fenobarbital, dapat menyebabkan stupor sampai koma. Sedangkan interaksiya dengan fenitoin terjadi melalui mekanisme yang lebih kompleks. Fenitoin total dalam plasma akan turun, karena biotransformasi yang meningkat dan pergeseran fenitoin dari ikatan protein plasma, sedangkan fenitoin bebas dalam darah mungkin tidak dipengaruhi. Kombinasi asam valproat dengan klonezepam dihubungkan dengan timbulnya status epileptikus bangkitan lena.

Antiepilepsi lain

FenasemidFenasemid merupakan senyawa turunan fenitoin (5-fenil-fenitoin). Mempunyai efektifitas yang rendah bila di bandingkan dengan fenetoin. Fenasemid bersifat toksik, berupa reaksi idiosinkrasi, hepatitis, nefritis, anemia aplastik. Sehingga hanya di pakai untuk kejang parsial yang refrakter.

Penghambat karbonik anhidraseAsetazolamid,suatu penghambat karbonik anhidrase sebagai suatu diuretik akan menyebabkan asidosis ringan akibat kehilangan natrium dan kalium. Mekanisme kerja sebagai antiepilepsi tidak bergantung pada efek diuresis atau asidosis metabolik yang dapat ditimbulkan azetazolamid. Mekaisme kerja sebagai antiepilepsi mungkin bergantung pada efek asidosis metabolik ringan pada otak yang dapat ditimbukan oleh azetozolamid. Pada sel otak asetozolamid berefek menstabilkan influk na yang patologik. Sifat yang menjadi dasar efek antikonvulsifnya. Obat ini berguna untuk mengatasi bangkitan lena dan bangkitan tonok-tonik yang bangkitanya berhubungan dengan siklus menstruasi. Efek asetozolamid bersifat sementara karena toleransi cepat terjadi. Dosis dewasa 5-15 mg/kgbb sehari sedangkan untuk anak 12-25 mg/kgbb sehari.

VigabatrinMerupakan inhibitor gaba aminotranferase. Mekanisme kerjanya adalah melalui peningkatan efek gaba. Vigabatrin diarbsobsi dengan cepat yakni 1-3 jam , dengan waktu paruh 6-8 jam, dan volume distribusi 0,8l/kg . Tidak ada metabolit yang aktif dan diekskresikan di ginjal. Bersifat toksik , sehingga penggunaannya terbatas untus spasme infantil dan bangkitan parsial yang refrakter terhadap pengobatan lainya. Dosis oral 500mg dua kali sehari. Dan agar obat efektif, dibutuhkan dosis total hingga 2-3 gram setiap harinya . Efek samping vigabatrin berupa pusing, pertambahan berat badan, agitasi, psikosis dan yang paling sering adalah berupa gangguan atau defek lapangan penglihatan.

LamotriginPertama kali dikembangkan karena adanya efek anti folat dari anti kejang tertentu. Merupakan golongan feniltriazin dan inhibitor dihidrofolat reduktase. Mekanisme kerjanya adalah melalui inaktivasi kanal na+ , ca+, dan mencegah pelepasan neurotransmiter glutamat dan aspartat. Lemotrigin diabsorpsi sempurna 2,5jam setelah pemberian oral. Volume distribusinya 1-1,4 l/kg. Hanya 55% yang terikat pada protein plasma. Lamotrigin dimetabolisme dengan glukoronidase menjadi 2-n-glukoronida dan diekskresikan melalui urin. Waktu paruhnya 24 jam. Pada pemberian monoterapi, digunakan untuk terapi bangkitan parsial dan di pakai sebagai terapi tambahan untuk pengobatan bangkitan lena dan bangkitan mioklonik. Efeksamping lamotrigin antara lain berupa kulit kemerahan (terutama bila dikombinasikan dwngan asam valproat), pusing, sakit kepala, diplopia, dan samnolen. Penggunaan lamotrigin pada anak-anak harus di waspadai karena dapat terjadi dermatitis yang mengancam jiwa, sehingga pemberian lamotrigin untuk anak-anak yang berusia kurang dari 12 tahun tidak dianjurkan, lamotrigin mempunyai efek teratogenik, yakni akibat efek anti folat yang dimilikinya. Asam valproat dapat meningkatkan waktu paruh lamotrigin, sehingga pada pasien yang menggunakan asam valproat, dosis lamotrigin harus diturunkan 25mg/hari. Lamotrigin juga meningkatkan dosis karbamazepin.

GabapentinMerupakan suatu analog gaba . Gabapentin tidak bekerja pada reseptor gaba. Tetapi berperan dalam metabolisme gaba . Waktu paruhnya pendek, yakni 5-8 jam. Tidak dimetabolisme dan tidak menginduksi enzim-enzim di hati dan tidak terikat pada protein plasma. Digunakan sebagai terapi tambahan untuk kejang parsial dan kejang umum tonik-klonik. Biasanya dibutuhkan dalam dosis tinggi. Juga dipakai untuk mengobati nyeri neuropatik seperti neuralgia pasca herpes. Pemberian gabapentin untuk anak kurang dari 12 tahun tidak dianjurkan dan ada pasien yang menderita gangguan fungsi ginjal. Dosisnya harus disesuaikan. Dosis gabapentin (dewasa dan anak >12 tahun ) adalah 900-1800 mg/hari. Efek sampingnya berupa ataksia, pusing, sakit kepala, samnolen, tremor, belum ada penalitian tentang keamanan gabapentin pada wanita hamil. Menyusui, anak-anak dan usia lanjut. Tidak ada interaksi obat yang bermakna dengan gabapentin. Gabapentin tidak mempengaruhi kadar obat anti epilepsi lainya.

TopiramatMerupakan turunan monosakarida yang sangat berbeda dengan struktur dengan antikonvulsan lainya . Mekanisme kerjanya adalah melalui blok kanal na+, inhibisi efek gaba, absorbsinya cukup cepat (kurang lebih 2jam). Waktu paruhnya 20-30 jam digunakan untuk terapi bangkitan parsial dan bangkitan umum tonik-klonik. Juga digunakan untuk sindroma lenox-gestaut. Sindroma west, dan bangkitan lena. Dosis 200-600mg/hari yang dimlai dengan dosis kecildan ditingkatkan perlahan-lahan.topiramat seringkali diberikan bersama dngan obat antikonvulsan lainya.

TiagabinMerupakan turunan asam nipekotik, suatu inhibitor gaba, sehingga meningkatkan kadar gaba dalam otak. Tiagabin banyak terikat oleh protein plasma. Waktu paruhnya 5-8 jam dan metabolismenya di hati melalui proses oksidasi cyp 3 a dan di eliminasi melalui urin dan feses. Dipakai sebagai terapi tambahan untk bangkitan parsial dan bangkitan umum tonik-klonik. Dosis tiagabin 16-56 mg/hr terbagi dalam 4 dosis. Efek samping tiagabin meliputi. Gugup, pusing, tremor, gangguan berpikir, depresi, somnolen dan ataksia.

ZonisamidMerupakan turunan sulfonamide dan bekerja melalui blok kanal na+ dan ca+ . Hanya sedikit terikat pada protein plasma, waktu paruh 3 hari. Digunakan untuk terapi bangkitan parsial dan bangkitan umum toni klonik serta spasme infantile dan mioklonus. Dosis dewasa 100mg/hari sampai dengan 600mg/hari. Sedangkan dosis anak-anak 4mg/hari sampai dengan 12mg/hari.efek samping zonisamid diantaranya adalah pusing dan gangguan kognitif.

LevetirasetamMerupakan analog pirasetam, di indiasikan sebagai obat tambahan pada bangkitan parsial dan bangkitan tonik klonik umum sekunder. Mekanisme kerjanya masih belum jelas pada otak tikus obat ini terikat pada protein vesikel sinaps svza. Absorpsi lengkap eliminasi 65% melalui ginjal, 24% sebagai metabolit. Obat ini tidak merupakan substrat, tidak menginduksi cyp sehingga jarang menimbulkan interaksi dengan obat antiepilepsi lain, efeksampingnya berupa somnolen, asthenia, dan pusing.Golongan benzodiazepinDiazepam Diazepam adalah turunan dari benzodiazepine dengan rumus molekul 7-kloro-1,3-dihidro-1-metil-5-fenil-2h-1,4-benzodiazepin-2-on. Merupakan senyawa kristal tidak berwarna atau agakkekuningan yang tidak larut dalam air. Secara umum , senyawa aktif benzodiazepine dibagi kedalam empat kategori berdasarkan waktu paruh eliminasinya, yaitu: 1. Benzodiazepin ultra short-acting2. Benzodiazepin short-acting, dengan waktu paruh kurang dari 6 jam. Termasuk didalamnya triazolam, zolpidem dan zopiclone.3. Benzodiazepin intermediate-acting, dengan waktu paruh 6 hingga 24 jam. Termasuk didalamnya estazolam dan temazepam.Benzodiazepin long-acting, dengan waktu paruh lebih dari 24 jam. Termasuk didalamnya flurazepam, diazepam dan quazepam. Terdapat 2 mekanisme antikonvulsi yang penting yaitu (1) dengan mencegah timbulnya letupan depolarisasi eksesif pada neuron epileptik dalam fokus epilepsi (2) dengan mencegah terjadinya letupan depolarisasi pada neuron normal akibat pengeruh fokus epilepsi. Bagian terbesar antiepilepsi yang dikenal termasuk dalam golongan terakhir ini. Mekanisme kerja antiepilepsi hanya sedikit yang di mengerti secara baik. Berbagai obat antiepilepsi diketahui mempengaruhi berbagai fungsi neurofisiologik otak, terutama yang mempengaruhi system inhibisi yang melibatkan ga mekanisme kerja berbagai antiepilepsi (gunawan, 2007).Tabel interaksi obatNoObat aObat bMekanismeEfekS/a/p

1Fenitoin(dilantin)Loxapine( loxitane)Loxapine diduga meningkatkan metabolisme fenitoin..Efek fenitoin menurun sehingga tdak untuk epilepsi menurunA

2Ethotoin (peganone)Omeprazol( prilosec)

Omeprazole tampaknya menghambat metabolisme di hatiEthotoin akan terakumulasi dalam tubuhA

3Fenobarbital(bellaphen)KloramfenikolMetabolisme kloramfenikol dapat ditingkatkanMetabolisme barbiturat menurunA

4Primidone (mysoline)Estradiol(estrace)Oral kontrasepsi dapat mengiduksi retensi air sehingga dapat memperburuk seizuresEfek pirimidon menurunA

5Carbamazepine(tegretol)Risperidone (risperdal)

Karbamazepin dapat meningkatkan metabolisme risperidone.Efek risperidon menurunA

6Diazepam(valium)Cimetidin(tagamet)

MenghambatMetabolisme hati akibat inhibisi enzim oleh cimetidinEfek diazepam menurunA

7Clonazepam (klonopin)Omeprazol (prilosec)

Penurunan metabolisme dari benzodiazepinClonazepamA

8Gabapentine(neurontin)Felbamate (felbatol)Persaingan untuk ekskresi di ginjalKedua obat tersebut saling meniadakan sehingga tidak efektifA

9Asam valproat(depakene)Felbamate (felbatol)Menghambat metabolism asam valproikAkumulasi asam valproik dan dapat bersifat toksikP

Daftar pustakaMarkam,soemarmo.2011.neurologi praktis.widya medika.jakartaFk ui.2007.farmakologi dan terapi. Edisi 5.balai penerbit fk ui.jakartaKatzung,bertram g.2010.farmakologi dasar dan klinik.edisi 10.egc.jakartaWibowo, samekto. 2001. Farmakologi neurologi. Edisi 1. Salemba medika. JakartaGunawan, s.g. (2007). Farmakologi dan terapi. Jakarta : universitas indonesiaKee, j. (1996). Farmakologi : pendekatan proses keperawatan. Jakarta :fakultas kedokteran egcTan, h.t. (2002). Obat- obat penting. Jakarta : penerbit pt. Elex media komputindo.Tatro, d. (2009). Drug interaction fact. Wulter kluwer healt.