Globalisasi politik

2
Globalisasi politik sudah kita rasakan sejak dahulu, mulai dari sistem kepemimpinan atau pemerintahan yang terus yang terus berganti di Indonesia. Akibat globalisasi, ada beberapa masalah yang dulu dianggap lokal menjadi masalah global. Isu masalah ini sangat sensitif dan krusial, sehingga sering kali mengundang intervensi dari suatu negara ke negara lain. Padahal setiap negara mempunyai hak yang absolut untuk menentukan otonomi dari suatu negara. Misalnya, globalisasi di bidang politik tampak, bahwa demokrasi dan HAM telah dijadikan oleh dunia internasional untuk menentukan apakah negara tersebut dinilai sebagai negara beradab atau bukan. Semua bidang terkena dampak globalisasi dan digerakkan oleh perkembangan informasi dan teknologi komunikasi yang telah mampu meningkatkan kecepatan dan lingkup hubungan antar manusia di seluruh penjuru dunia. Rasanya sejauh ini bangsa kita lebih banyak menjadi korban dari pada menjadi pemeran dalam percaturan politk global. Suatu contoh, belitan hutang luar negeri yang tidak kunjung lepas, nilai tukar mata uang kita yang terus terpuruk, perusahaan- perusahaan asing yang menguasai ladang-ladang mineral kita, tenaga kerja kita yang dibeli secara murah di luar negeri, aset- aset penting kita juga tidak sedikit yang dikuasai oleh kekuatan asing dan bahkan kebutuhan dasar seperti beras di negeri kita yang subur itu juga telah tergantung pada pasar asing. Globalisasi di bidang politik pun juga memiliki sisi positif dan sisi negatifnya. Sisi positifnya, Pemerintah yang ada dilaksanakan secara transparan, demokratis dan penuh kebebebasan, Meningkatnya hubungan diplomatik antar Negara, Kerjasama antar negara jadi lebih cepat dan mudah, Memperluas dan meningkatkan hubungan dan kerja sama internasional. Adapun sisi negatifnya, Semakin lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan, masyarakat mufakat dan

description

PKn

Transcript of Globalisasi politik

Page 1: Globalisasi politik

Globalisasi politik sudah kita rasakan sejak dahulu, mulai dari sistem kepemimpinan atau pemerintahan yang terus yang terus berganti di Indonesia. Akibat globalisasi, ada beberapa masalah yang dulu dianggap lokal menjadi masalah global. Isu masalah ini sangat sensitif dan krusial, sehingga sering kali mengundang intervensi dari suatu negara ke negara lain. Padahal setiap negara mempunyai hak yang absolut untuk menentukan otonomi dari suatu negara.

Misalnya, globalisasi di bidang politik tampak, bahwa demokrasi dan HAM telah dijadikan oleh dunia internasional untuk menentukan apakah negara tersebut dinilai sebagai negara beradab atau bukan. Semua bidang terkena dampak globalisasi dan digerakkan oleh perkembangan informasi dan teknologi komunikasi yang telah mampu meningkatkan kecepatan dan lingkup hubungan antar manusia di seluruh penjuru dunia.

Rasanya sejauh ini bangsa kita lebih banyak menjadi korban dari pada menjadi pemeran dalam percaturan politk global. Suatu contoh, belitan hutang luar negeri yang tidak kunjung lepas, nilai tukar mata uang kita yang terus terpuruk, perusahaan-perusahaan asing yang menguasai ladang-ladang mineral kita, tenaga kerja kita yang dibeli secara murah di luar negeri, aset-aset penting kita juga tidak sedikit yang dikuasai oleh kekuatan asing dan bahkan kebutuhan dasar seperti beras di negeri kita yang subur itu juga telah tergantung pada pasar asing.

Globalisasi di bidang politik pun juga memiliki sisi positif dan sisi negatifnya. Sisi positifnya, Pemerintah yang ada dilaksanakan secara transparan, demokratis dan penuh kebebebasan, Meningkatnya hubungan diplomatik antar Negara, Kerjasama antar negara jadi lebih cepat dan mudah, Memperluas dan meningkatkan hubungan dan kerja sama internasional.

Adapun sisi negatifnya, Semakin lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan, masyarakat mufakat dan gotong royong dan Semakin menguatnya nilai-nilai politik berdasarkan semangat individual, kelompok, oposisi, diktator mayoritas atau tirani minoritas. Penyebaran nilai-nilai politik barat baik secara langsung atau tidak langsung dalam bentuk unjuk rasa, demonstrasi yang semakin berani dan terkadang ”mengabaikan kepentingan umum” dengan cara membuat kerusuhan dan tindakan anarkis.