Glibenklamid.docx

10
A. Glibenklamid 1. Definisi Glibenklamid adalah antidiabetik golongan kedua sulfonilurea. Obat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Glibenklamid mempunyai durasi aksi yang panjang dan cukup diberikan sehari sekali. 2. Farmakodinamik Memiliki efek hipoglikemik yang poten (200 kali lebih kuat daripada Tolbutamida) sehingga pasien perlu diingatkan untuk melakukan jadwal makan yang ketat. Glibenklamid efektif dengan pemberian dosis tunggal. 3. Farmakokinetik Absorpsi Obat Hipoglikemi Oral sulfonilurea baik melalui usus sehingga dapat diberikan per oral. Setelah diabsorbsi, obat ini tersebar ke seluruh cairan ekstra sel. Dalam plasma sebagian besar pada protein plasma terutama albumin (70-99%). Mula kerja (onset) glibenklamid: kadar insulin serum mulai meningkat 15-60 menit setelah pemberian dosis tunggal. Kadar puncak dalam darah tercapai setelah 2-4 jam. Setelah itu kadar mulai menurun, 24 jam setelah pemberian kadar dalam plasma hanya tinggal sekitar 5%. Masa kerja sekitar 15 - 24 jam. Metabolisme glibenklamid sebagian besar berlangsung dengan jalan hidroksilasi gugus sikloheksil, menghasilkan satu metabolit dengan aktivitas sedang dan beberapa metabolit inaktif. Metabolit utama (M1) merupakan hasil hidroksilasi pada posisi 4-trans, metabolit kedua (M2) merupakan hasil

Transcript of Glibenklamid.docx

A. Glibenklamid1. DefinisiGlibenklamid adalah antidiabetik golongan kedua sulfonilurea. Obat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Glibenklamid mempunyai durasi aksi yang panjang dan cukup diberikan sehari sekali. 2. Farmakodinamik Memiliki efek hipoglikemik yang poten (200 kali lebih kuat daripada Tolbutamida) sehingga pasien perlu diingatkan untuk melakukan jadwal makan yang ketat. Glibenklamid efektif dengan pemberian dosis tunggal.3. Farmakokinetik Absorpsi Obat Hipoglikemi Oral sulfonilurea baik melalui usus sehingga dapat diberikan per oral. Setelah diabsorbsi, obat ini tersebar ke seluruh cairan ekstra sel. Dalam plasma sebagian besar pada protein plasma terutama albumin (70-99%). Mula kerja (onset) glibenklamid: kadar insulin serum mulai meningkat 15-60 menit setelah pemberian dosis tunggal. Kadar puncak dalam darah tercapai setelah 2-4 jam. Setelah itu kadar mulai menurun, 24 jam setelah pemberian kadar dalam plasma hanya tinggal sekitar 5%. Masa kerja sekitar 15 - 24 jam. Metabolisme glibenklamid sebagian besar berlangsung dengan jalan hidroksilasi gugus sikloheksil, menghasilkan satu metabolit dengan aktivitas sedang dan beberapa metabolit inaktif. Metabolit utama (M1) merupakan hasil hidroksilasi pada posisi 4-trans, metabolit kedua (M2) merupakan hasil hidroksilasi 3-cis, sedangkan metabolit lainnya belum teridentifikasi. Semua metabolit tidak ada yang diakumulasi. Hanya 25-50 % metabolit diekskresi melalui ginjal, sebagian besar diekskresi melalui empedu dan dikeluarkan bersama tinja. Waktu paruh eliminasi sekitar 15-16 jam, dapat bertambah panjang apabila terdapat kerusakan hati atau ginjal. Bila pemberian dihentikan, obat akan bersih keluar dari serum setelah 36 jam. Glibenklamid tidak diakumulasi di dalam tubuh, walaupun dalam pemberian berulang.4. KontraindikasiHipersensitif terhadap glibenklamid atau senyawa golongan sulfonilurea lainnya, porfiria, ketoasidosis diabetik dengan atau tanpa koma, gangguan fungsi hati dan gangguan fungsi ginjal. 5. Efek sampingEfek samping umumnya ringan dan frekuensinya rendah, antara lain gangguan saluran cerna dan gangguan susunan syaraf pusat. Gangguan saluran cerna berupa mual, diare, sakit perut, dan hipersekresi asam lambung. Gangguan susunan syaraf pusat berupa sakit kepala, vertigo, bingung, ataksia dan lain sebagainya. Gejala hematologik termasuk leukopenia, trombositopenia, agranulositosis dan anemia aplastik dapat terjadi walau jarang sekali. Hipoglikemia dapat terjadi apabila dosis tidak tepat atau diet terlalu ketat. Hipoglikemi sering diakibatkan oleh obat-obat antidiabetik oral dengan masa kerja panjang. Golongan sulfonilurea cenderung meningkatkan berat badan.

B. Insulin1. DefinisiInsulin merupakan salah satu hormon didalam tubuh manusia yang dihasilkan oleh sel beta pulau lengerhans yang berada didalam kelenjar pangkreas. Insulin dapat juga disebut protein yang berfungsi untuk mengontrol kadar gula di dalam tubuh atau untuk mengatur metabolisme gula. Jadi fungsi dari insulin ini adalah mengubah glokosa menjadi glikogen yang menjadi sumbertenaga bagi manusia. Apabila seseorang kekurangan hormon ini maka kebanyakan dari mereka mudah terserang penyakit diabetes militus (kencing manis) karena kadar gula dalam darah sangat tinggi. Terdapat banyak zat yang terkandung dalam tubuh manusia yang mana dalam proses pembentukannya terjadi cukup lama namun sangat penting bagi tubuh dan zat ini dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar tubuh seperti kelenjar gondok, kelenjar hati, kelenjar pangkreas dll. Dan tentunya hormon yang dihasilkan masing-masing memiliki peranan yang berbeda-beda (Suganda, 2010).2. Tipe insulina. Insulin Eksogen kerja cepatBentuknya berupa larutan jernih, mempunyai onset cepat dan durasi pendek, yang termasuk di sini adalah insulin regular (Crystal Zinc Insulin / CZI). Saat ini dikenal 2 macam insulin CZI, yaitu dalam bentuk asam dan netral. Preparat yang ada antara lain : Actrapid, Velosulin, Semilente. Insulin jenis ini diberikan 30 menit sebelum makan, mencapai puncak setelah 1-3 jam dan efeknya dapat bertahan sampai 8 jam.b. Insulin Eksogen kerja sedangBentuknya terlihat keruh karena berbentuk hablur-hablur kecil, dibuat dengan menambahkan bahan yang dapat memperlama kerja obat dengan cara memperlambat penyerapan insulin kedalam darah, yang dipakai saat ini adalah Netral Protamine Hegedorn (NPH), Monotard, Insulatard. Jenis ini awal kerjanya adalah 1.5-2.5 jam. Puncaknya tercapai dalam 4-15 jam dan efeknya dapat bertahan sampai dengan 24 jam.c. Insulin Eksogen campur antara kerja cepat & kerja sedang (Insulin premix)Insulin yang mengandung insulin kerja cepat dan insulin kerja sedang. Insulin ini mempunyai onset cepat dan durasi sedang (24 jam). Preparatnya: Mixtard 30/40.d. Insulin Eksogen kerja panjang (lebih dari 24 jam)Merupakan campuran dari insulin dan protamine, diabsorsi dengan lambat dari tempat penyuntikan sehingga efek yang dirasakan cukup lam, yaitu sekitar 24-36 jam. Preparat: Protamine Zinc Insulin ( PZI ), Ultratard.3. Penggunaan insulinPada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat memproduksi insulin sehingga pemberian insulin diperlukan. Pada diabetes tipe 2, pasien memproduksi insulin tetapi sel tubuh tidak merespon insulin dengan normal. Namun demikian, insulin juga digunakan pada diabetes tipe 2 untuk mengatasi resistensi sel terhadap insulin. Dengan peningkatan pengambilan glukosa oleh sel dan menurunnya kadar gula darah, akan mencegah dan mengurangi komplikasi lebih lanjut dari diabetes, seperti kerusakan pembuluh darah, mata, ginjal dan saraf. Insulin diberikan dengan cara disuntikkan dibawah kulit (subkutan). Jaringan subkutan perut adalah yang terbaik karena penyerapan insulin lebih konsisten dibanding tempat lainnya (Handoko & suharto, 2004). Pemilihan insulin tergantung pada beberapa faktor, yaitu:a. Respon tubuh individu terhadap insulin (berapa lama menyerap insulin kedalam tubuh dan tetap aktif didalam tubuh sangat bervariasi dari setiap individu).b. Pilihan gaya hidup seperti: Jenis makanan, berapa banyak konsumsi alkohol, berapa sering berolahraga, yang semuanya mempengaruhi tubuh untuk merespon insulin.c. Berapa banyak suntikan per hari yang ingin dilakukan.d. Berapa sering melakukan pengecekan gula darah.e. Usiaf. Target pengaturan gula darah.(Soegondo, 2004)

C. Hipoglikemi1. DefinisiHipoglikemia atau gula darah rendah adalah keadaan dimana kadar gula dalam darah berada di bawah batas normal. Kadar gula dalam darah seharusnya berada pada kisaran 70 - 110 mg/dl. Jika kadar gula dalam darah seseorang berada dibawah angka tersebut bisa jadi seseorang tersebut mengalami hipoglikemia.2. GejalaSelain dengan melihat angka kadar gula dalam darah diatas, tentunya Hipoglikemia juga memiliki gejala-gejala yang spesifik dan sering dialami oleh penderitanya. Penderita hipoglikemia yang masih tergolong ringan hingga medium sering mengalami gejala seperti: pandangan tidak jelas/kabur, sering merasa mual, kedinginan/menggigil, sakit di kepala, berkeringat dingin, cepat merasa lapar, bingung dan mudah cemas sera detak jantung yang cenderung berdebar-debar. Sementara itu, penderia Hipoglikemia yang telah parah terkadang mengalami gejala seperti : pingsan, kejang-kejang, koma/tidak sadarkan diri dalam waktu yang lama dan bahkan dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat.3. PenyebabHipoglikemia bisa disebabkan oleh:a. Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pankreas b. Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya c. Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal d. Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan glukosa di hati. Secara umum, hipoglikemia dapat dikategorikan sebagai yang berhubungan dengan obat dan yang tidak berhubungan dengan obat. Sebagian besar kasus hipoglikemia terjadi pada penderita diabetes dan berhubungan dengan obat. Hipoglikemia yang tidak berhubungan dengan obat lebih jauh dapat dibagi lagi menjadi:a. Hipoglikemia karena puasa, dimana hipoglikemia terjadi setelah berpuasa b. Hipoglikemia reaktif, dimana hipoglikemia terjadi sebagai reaksi terhadap makan, biasanya karbohidrat. Hipoglikemia Penderita DiabetesHipoglikemia paling sering terjadi disebabkan oleh insulin atau obat lain (sulfonilurea) yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya. Jika dosis obat ini lebih tinggi dari makanan yang dimakan maka obat ini bisa bereaksi menurunkan kadar gula darah terlalu banyak. Penderita diabetes berat menahun sangat peka terhadap hipoglikemia berat. Hal ini terjadi karena sel-sel pulau pankreasnya tidak membentuk glukagon secara normal dan kelanjar adrenalnya tidak menghasilkan epinefrin secara normal. Padahal kedua hal tersebut merupakan mekanisme utama tubuh untuk mengatasi kadar gula darah yang rendah.4. Penatalaksanaan a. Pada stadium permulaan (sadar), diberikan gula murni 30 gram (sekitar 2 sendok makan) atau sirup/permen gula murni (bukan pemanis pengganti gula atau gula diet/gula diabetes) dan makanan yang mengandung karbohidrat. Obat hipoglikemik dihentikan sementara. Glukosa darah sewaktu dipantau setiap 1-2 jam. Bila sebelumnya pasien tidak sadar, glukosa darah dipertahankan sekitar 200 mg/dl dan dicari penyebab hipoglikemia.b. Pada stadium lanjut (koma hipoglikemia atau tidak sadar dan curiga hipoglikemia), diberikan larutan dekstrosa 40% sebanyak 2 flakon (=50 ml) bolus intravena dan diberikan cairan dekstrosa 10% per infus sebanyak 6 jam per kolf. Glukosa darah sewaktu diperiksa. Jika GDS < 50 mg/dl, ditambahkan bolus dekstrosa 40% 50 ml secara intravena; jika GDS < 100 mg/dl ditambahkan bolus dekstrosa 40% 25 ml intravena. GDS kemudian diperiksa setiap 1 jam setelah pemberian dekstrosa 40%, jika GDS < 50 mg/dl maka ditambahkan bolus dekstrosa 40% 50 ml intravena; jika GDS < 100 mg/dl maka ditambahkan bolus dekstrosa 40% 25 ml intravena; jika GDS 100-200 mg/dl maka tidak perlu diberikan bolus dekstrosa 40%; jika GDS > 200 mg/dl maka dipertimbangkan untuk menurunkan kecepatan drip dekstrosa 10%. Jika GDS > 100 mg/dl sebanyak 3 kali berturut-turut, pemantauan GDS dilakukan setiap 2 jam dengan protokol sesuai di atas. Jika GDS > 200 mg/dl, pertimbangkan mengganti infus dengan dekstrosa 5% atau NaCl 0,9%. Jika GDS > 100 mg/dl sebanyak 3 kali berturut-turut, pemantauan GDS dilakukan setiap 4 jam dengan protokol sesuai di atas. Jika GDS > 100 mg/dl sebanyak 3 kali berturut-turut, dilakukan sliding scale setiap 6 jam dengan regular insulin.c. Bila hipoglikemi belum teratasi, dipertimbangkan pemberian antagonis insulin seperti adrenalin, kortison dosis tinggi, atau glukagon 0,5-1 mg iv/im. Jika pasien belum sadar dengan GDS sekitar 200 mg/dl, diberikan hidrokortison 100 mg per 4 jam selama 12 jam atau deksametason 10 mg iv bolus dilanjutkan 2 mg tiap 6 jam dan manitol 1,5-2 g/kgBB iv setiap 6-8 jam dan dicari penyebab lain penurunan kesadaran. Untuk menghindari timbulnya hipoglikemia pada pasien perlu diajarkan bagaimana menyesuaikan penyuntikan insulin dengan waktu dan jumlah makanan (karbohidrat), pengaruh aktivitas jasmani terhadap kadar glukosa darah, tanda dini hipoglikemia, dan cara penanggulangannya.

DapusIrga Suganda (2010). Diabetes Mellitus (kencing manis). Jakarta: Gramedia. Hlm. 10Handoko dan Suharto. Insulin, Glukagon dan Antidiabetik Oral. Dalam: Farmakologi dan Terapi edisi 4, 2004. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Soegondo S. Prinsip Pengobatan Diabetes, Insulin dan Obat Hipoglikemik Oral. Dalam: Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2004