Glaukoma Ditandai Dengan Meningkatnya Tekanan Intraokular Yang Disertai Dengan Pencekungan Diskus...

23
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Glaukoma berasal dari kata yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan intraokular yang disertai dengan pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang. Hampir 800.000 penduduk Amerika Serikat buta akibat glaukoma, sehingga penyakit ini menjadi penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah di Amerika Serikat. Di Amerika Serikat diperkirakan terdapat 2 juta pengidap glaukoma. Glaukoma sudut terbuka primer bentuk tersering. Glaukoma akut sudut tertutup merupakan 10-15% kasus pada orang kaukasus. Persentase ini lebih tinggi pada orang Asia, terutama di antara orang Burma dan Vietnam di Asia tenggara. 1,2 Pada glaukoma akan terdapat melemahnya fungsi mata dengan terjadinya cacat lapang pandang dan kerusakan anatomi berupa eksavasasi serta degenerasi papil saraf optik yang dapat berakhir dengan kebutaan. Dalam ilmu penyakit mata, maka mata dapat dikatakan dalam keadaan darurat ialah dimana mata dalam keadaan terancam akan kehilangan fungsi penglihatan atau akan terjadi kebutaan bila tidak dilakukan tindakan ataupun

Transcript of Glaukoma Ditandai Dengan Meningkatnya Tekanan Intraokular Yang Disertai Dengan Pencekungan Diskus...

Page 1: Glaukoma Ditandai Dengan Meningkatnya Tekanan Intraokular Yang Disertai Dengan Pencekungan Diskus Optikus Dan Pengecilan Lapangan Pandang

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Glaukoma berasal dari kata yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan,

yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma.

Glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan intraokular yang disertai

dengan pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang. Hampir

800.000 penduduk Amerika Serikat buta akibat glaukoma, sehingga penyakit ini

menjadi penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah di Amerika Serikat. Di

Amerika Serikat diperkirakan terdapat 2 juta pengidap glaukoma. Glaukoma

sudut terbuka primer bentuk tersering. Glaukoma akut sudut tertutup merupakan

10-15% kasus pada orang kaukasus. Persentase ini lebih tinggi pada orang Asia,

terutama di antara orang Burma dan Vietnam di Asia tenggara.1,2

Pada glaukoma akan terdapat melemahnya fungsi mata dengan terjadinya

cacat lapang pandang dan kerusakan anatomi berupa eksavasasi serta degenerasi

papil saraf optik yang dapat berakhir dengan kebutaan. Dalam ilmu penyakit

mata, maka mata dapat dikatakan dalam keadaan darurat ialah dimana mata dalam

keadaan terancam akan kehilangan fungsi penglihatan atau akan terjadi kebutaan

bila tidak dilakukan tindakan ataupun pengobatan secepatnya. Jenis glaukoma

yang termasuk dalam golongan ini adalah glaukoma akut kongestif dan glaukoma

yang dibangkitkan oleh lensa. Pada jenis glaukoma ini diperlukan diagnosis dan

manajemen penatalaksanaan yang tepat dalam satu atau beberapa jam untuk

memberikan hasil yang baik.1,2,3

II. Tujuan

Untuk memberikan pengetahuan mengenai bagaimana mengenali kegawat

daruratan pada penderita glaukoma.

Page 2: Glaukoma Ditandai Dengan Meningkatnya Tekanan Intraokular Yang Disertai Dengan Pencekungan Diskus Optikus Dan Pengecilan Lapangan Pandang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi

Glaukoma berasal dari kata yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan,

yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma.

Glaukoma merupakan kelainan mata yang ditandai dengan meningkatnya tekanan

intraokular yang disertai dengan pencekungan diskus optikus dan pengecilan

lapangan pandang.1,3

II. Epidemiologi

Hampir 800.000 penduduk Amerika Serikat buta akibat glaukoma, sehingga

penyakit ini menjadi penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah di Amerika

Serikat. Di Amerika Serikat diperkirakan terdapat 2 juta pengidap glaukoma.

Glaukoma sudut terbuka primer bentuk tersering. Glaukoma akut sudut tertutup

merupakan 10-15% kasus pada orang kaukasus. Persentase ini lebih tinggi pada

orang Asia, terutama di antara orang Burma dan Vietnam di Asia tenggara.3

III. Patofisiologi

Mekanisme peningkatan tekanan intraokular pada glaukoma adalah

gangguan aliran keluar humor akueus akibat kelainan sistem drainase sudut

kamera anterior (glaukoma sudut terbuka) atau gangguan akses humor akueus ke

sistem drainase (glaukoma sudut tertutup). Efek peningkatan tekanan okular

ditemukan pada semua bentuk glaukoma, yang manifestasinya dipengaruhi oleh

perjalanan waktu dan peningkatan tekanan okular (TIO normal 10-21 mmHg).3

Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah atropi

sel-sel ganglion difuse yang menyebabkan penipisan sel saraf dan inti bagian

dalam retina dan berkurangnya akson sel saraf optikus. Diskus optikus menjadi

atrofik, disertai pembesaran cekungan optikus. Iris dan corpus siliaris juga

menjadi atropik dan processus siliaris memperlihatkan degenerasi hialin. Pada

Page 3: Glaukoma Ditandai Dengan Meningkatnya Tekanan Intraokular Yang Disertai Dengan Pencekungan Diskus Optikus Dan Pengecilan Lapangan Pandang

glaukoma sudut tertutup akut, tekanan intra okular dapat mencapai 60-80 mmHg,

sehingga terjadi kerusakan iskemik pada iris yang disertai edema kornea.3,5,6

Gambar 2.1 Aliran humor akueus4

IV. Klasifikasi

A. Klasifikasi Vaughen untuk glaukoma adalah sebagai berikut:

1. Glaukoma primer

a. Glaukoma sudut terbuka (glaukoma simpleks)

b. Glaukoma sudut sempit

2. Glaukoma konginental

a. Primer atau infantil

b. Menyertai kelainan kongenital lainnya

3. Glaukoma sekunder

a. Perubahan lensa

b. Kelainan uvea

c. Trauma

d. Bedah

e. Rubeosis

f. Steroid dan lainnya

4. Glaukoma absolut1

Page 4: Glaukoma Ditandai Dengan Meningkatnya Tekanan Intraokular Yang Disertai Dengan Pencekungan Diskus Optikus Dan Pengecilan Lapangan Pandang

B. Dari pembagian diatas dapat dikenal glaukoma dalam bentuk-bentuk:

1. Glaukoma sudut sempit dan sekunder, ( dengan blokade pupil atau

tanpa blokade pupil)

2. Glaukoma sudut terbuka primer dan sekunder

3. Kelainan pertumbuhan, primer ( kongenital, infantil, juvenil),

sekunder kelainan pertumbuhan lain pada mata.1

V. Penatalaksanaan glaukoma

Tujuan penatalaksanaan pada pasien dengan glaukoma adalah memelihara

fungsi penglihatan penderita secara adekuat dengan efek samping yang minimal

atau tidak ada sama sekali, gangguan yang minimal pada aktivitas sehari-hari,

dengan biaya yang sesuai.6

Sedangkan prinsip penanganan pada penderita glaukoma adalah

menurunkan tekanan intraokular yang bertujuan untuk mengurangi atau

menghentikan kerusakan saraf optikus dan pengurangan lapangan pandang.

Meskipun pembedahan merupakan tindakan lanjut yang harus dilakukan namun

penatalaksanaan farmakologis masih merupakan penanganan pertama pada

penatalaksanaan pada penderita glukoma seperti yang ditunjukkan pada algoritma

dibawah ini.5,6,7

Gambar 2.2 Algoritma penatalaksanaan glaukoma5

Page 5: Glaukoma Ditandai Dengan Meningkatnya Tekanan Intraokular Yang Disertai Dengan Pencekungan Diskus Optikus Dan Pengecilan Lapangan Pandang

VI. Kegawatdaruratan glaukoma

A. Glaukoma akut kongestif

Glaukoma akut kongestif biasanya disebabkan karena blokade pupil, iris

plateu dan rubeosis iridis.2

1. Gambaran klinik

Penyakit ini biasanya terdapat pada penderita berusia lebih dari 40 tahun.

Mata terasa sangat sakit, rasa sakit ini mengenai sekitar mata dan daerah belakang

mata yang mendapat serangan glaukoma akut. Akibat rasa sakit yang berat

terdapat gejala gastrointestinal berupa mual dan muntah yang kadang-kadang

dapat mengaburkan gejala glaukoma akut kongestif. Tajam penglihatan sangat

menurun, terdapat halo atau pelangi disekitar lampu yang dilihat, konjungtiva

bulbi kemotik atau edem dengan injeksi siliar, edem kornea berat sehingga kornea

terluhat keruh, bilik mata depan sangat dangkal dengan efek tyndal positif akibat

timbulnya reaksi radang uvea, pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar yang

lambat. Pemeriksaan funduskopi sukar dilakukan karena terdapat kekeruhan pada

daerah penglihatan. Terdapat tekanan bola mata yang sangat tinggi. Biasanya

serangan akut ini diprovokasi dengan melebarnya pupil atau bila penderita berada

pada tempat yang gelap. 2

Serangan dapat mengenai kedua mata pada satu saat. Biasanya bila tidak

terdapat pada serangan pada kedua mata, maka mata yang lain mendapat serangan

sesudah 2-5 tahun kemudian. Bila serangan sudah berulang kali atau serangan

terlalu lama maka akan terjadi perlengketan antara pangkal iris dan kornea atau

goniosinekia. 2

2. Pengobatan

Pengobatan harus segera dilakukan dengan tujuan menurunkan tekanan bola

mata dengan memberikan obat topikal dan sistemik. Bila tekanan sudah menjadi

normal dan mata sudah dalam keadaan tenang maka pada glaukoma akut

kongestif dilakukan pembedahan. 2

Pengobatan topikal-miotik pilokarpin 2% setiap 10 menit. Pada blokade

pupil pemberian miotika sesuangguhnya akan menambah penutupan pengaliran

cairan mata. Keadaan ini tidak demikian karena pemberian miotika akan

membuka sudut bilik mata dan meregangkan iris. 2

Page 6: Glaukoma Ditandai Dengan Meningkatnya Tekanan Intraokular Yang Disertai Dengan Pencekungan Diskus Optikus Dan Pengecilan Lapangan Pandang

Sistemik: diberi IV karena penderita sering mual2

a. Asetazolamid 50 mg IV disusul dengan 4 jam sesudah rasa mual negatif

b. Manitol 1,5-2 mg/kgbb dalam 20%

c. Urea IV 1gr/kgbb, hati-hati apabila terdapat kelainan hati dan ginjal

d. Gliserol 1 gr/kgbb larutan 50%

e. Anastesi retrobulbar xilokain 2% dapat mengurangi dengan pemberian

morfin 50 mg subkutis.

Biasanya dengan pengobatan diatas tekanan bola mata akan turun sesudah

30 menit atau beberapa jam kemudian. Mata sebelahnya yang tidak mengalami

serangan akut, karena juga telah memiliki sudut yang sempit, diberi miotika untuk

mencegah serangan akut. 2

Tindakan bedah harus segera dilakukan pada mata yang mengalami

serangan akut, karena pada suatu saat mata ini akan mengalami serangan kembali.

Tindakan bedah dilakukan bila:

a. Tekanan mata telah terkontrol baik

b. Mata tidak dalam keadaan meradang, jadi sudah tenang seluruhnya

c. Persiapan untuk pembedahan sudah cukup

d. Tindakan bedah pada sudut sempit adalah

e. Iredektomi bila serangan belum merubah sudut

f. Filtrasi bila serangan sudah berulang atau sudah terdapat kelainan sudut.2

Perawatan pada mata yang tidak mendapat serangan dilakukan sebagai berikut:

a. Miotika, bila mata sebelahnya masih dalam serangan akut

b. Iridektomi dilakukan, bila mata yang mendapat serangan tidak dalam

keadaan akut lagi.2

3. Penyulit

Bila glaukoma akut kongestif tidak mendapat pengobatan yang tepat dan

cepat, maka kebutaan akan terjadi dalam waktu yang pendek sekali, pengawasan

dan pengamatan mata yang tidak mendapat serangan diperlukan karena dapat

memberikan keadaan yang sama seperti mata dalam serangan. 2

4. Anjuran pada penderita dengan glaukoma sudut sempit

a. Emosi seperti bingung dan takut dapat menimbulkan serangan akut

Page 7: Glaukoma Ditandai Dengan Meningkatnya Tekanan Intraokular Yang Disertai Dengan Pencekungan Diskus Optikus Dan Pengecilan Lapangan Pandang

b. Membaca dekat yang mengakibatkan miosis pupil kecil akan

menimbulkan serangan pada blokade pupil

c. Berbahaya memakai obat simpatomimetik karena dapat melebarkan pupil

yang menimbulkan serangan

d. Berbahaya penderita dengan hipermetropia dengan sudut bilik mata

dangkal memakai obat antihistamin dan antispasme. 2

B. Glaukoma yang dibangkitkan lensa atau glaukoma fakogenik

Glaukoma fakogenik dapat disebabkan oleh :

1. Katarak intumesen atau glaukoma fakomorfik

2. Glaukoma fakolitik

3. Dislokasi lensa yang dapat berupa:

a. Luksasio anterior

b. Luksasio posterior

c. Dan subluksasi

1. Glaukoma fakoformik pada katarak intumesen

Bila lensa menyerap air sehingga lensa membengkak dan keruh atau yang

disebut sebagai katarak intumesen, maka dalam keadaan ini dapat terjadi

glaukoma sudut sempit. Bengkaknya lensa dapat terjadi akibat proses penuaan

atau akibat dari suatu trauuma yang diperoleh pada saat pembedahan dan

kecelakaan. Pada katarak senil. Yang merupakan proses tua, lensa akan

membengkak secara perlahan-lahan sesuai dengan proses degenerasinya. Pada

trauma intumesensi lensa terjadi akut sesudah trauma yang mengakibatkan

kontusio lensa tersebut. 2

a. Gambaran klinik

Bila terdapat penyulit sudut sempit akut pada katarak intumesens maka

akan timbul gejala serangan akut pada gambaran kliniknya sama dengan

serangan glaukoma sudut sempit primer. Beda dengan sudut primer sempit,

gambaran sudut sempit pada glaukoma fakoformik hanya terdapat pada satu

mata. Pada katarak yang intumesen lensa yang katrak membengkak disertai

dengan bertambahnya miopia pada lensa tersebut. Berbeda dengan glaokoma

Page 8: Glaukoma Ditandai Dengan Meningkatnya Tekanan Intraokular Yang Disertai Dengan Pencekungan Diskus Optikus Dan Pengecilan Lapangan Pandang

sudut sempit primer, kelainan refraksi yang ditemukan berupa hipermetropi

sedang atau tinggi. Pada katarak intumesen sumbu anteroposterior lensa

bertambah sehingga kontak iris bagian belakang dengan lensa bertambah

besar. 2,3

Terlihat iris terdorong kedepan, keadaan ini menambah tahanan pengaliran

cairan melalui pupil dari bilik mata belakang ke bilik mata depan. Akibat pada

kelainan ini akan terjadi blokade pupil relatif. Cairan mata yang mempunyai

tekanan relatif lebih besar pada bilik mata belakang akan mendorong iris

sehingga terjadi iris bombans. Iris bombans ini yang akan mengakibatkan

tertutupnya trabekulum oleh pangkal iris. Pembendungan yang terjadi

mendadak akan mengakibatkan tekanan bola mata menjadi sangat tinggi.

Pupil akan berdilatasi akibat tekanan dari belakang disertai dengan iskemia

iris. Bila iskemia ini disertai dengan kongesti maka keadaan tertutupnya sudut

bilik mata akan bertambah. Bilik mata depan terlihat dangkal akibat

bertambah cembungnya lensa disertai dengan iris bombans. 2

b. Pengobatan

Penderita sebaiknya segera dirawat, tujuan utama pengobatan adalah

menurunkan tekanan pada mata untuk segera mengeluarkan lensa yang

membengkak dengan miotika 4% tetes mata tiap 5 menit, untuk menimbulkan

miosis kuat dan melepas blokade pupil. Asetazolamida, oral,IV atau IM,

manitol IV. 2

Pengobatan menurunkan tekanan bola mata sama dengan pengobatan

pada glaukoma sudut sempit primer akut kongestif

Pembedahan dilakukan apabila:

1. Tekanan bola mata sudah terkontrol maka dilakukan pembedahan

pengeluaran lensa yang bengkak. Bila katarak intumesen terjadi akibat

trauma penderita berusia dibawah 30 tahun, dilakukan aspirasi lensa

melalui luka kecil.

2. Iredektomi sesungguhnya akan memberikan hasil baik untuk mengatasi

setiap glaukoma blokade pupil. Akan tetapi untuk mendapatkan hasil

sekaligus untuk perbaikan tajam penglihatan dan glaukoma dipilih satu

tindakan yaitu dengan mengeluarkan lensa yang keruh.

Page 9: Glaukoma Ditandai Dengan Meningkatnya Tekanan Intraokular Yang Disertai Dengan Pencekungan Diskus Optikus Dan Pengecilan Lapangan Pandang

c. Penyulit pasca bedah

Sesudah mengeluarkan lensa akan terjadi pembukaan sudut bilik mata

kembali. Bila perlekatan pada sudut atau goniosinekia sudah permanen dan

menutup trabekulum akan tetap terdapat glaukoma sudut sempit sekunder.

Pada glaukoma sekunder ini dilakukan tindakan pembedahan untuk

mengatasinya.

2. Glaukoma fakolitik

Glaukoma fakolitik merupakan glaukoma sekunder akibat kebocoran kecil

atau mikro pada kapsul lensa. Bahan lensa yang keluar akan merangsang

makrofag untuk memakannya yang kemudian tertimbun pada sudut bilik mata,

jalinan trabekulum dan stroma iris sehingga mengakibatkan pembendungan aliran

keluar cairan mata. Bahan lensa yang keluar melalui kebocoran kapsul lensa dapat

menutup jalinan trabekulum secara langsung sehingga juga akan mengganggu

pengaliran keluar cairan mata.

Kebocoran kapsul lensa dapat akibat katarak senil bergenerasi (terutama pada

katarak hipermatur) atau akibat ruptur kapsul lensa pada trauma. Pada katarak

hipermatur terjadi penipisan kapsul lensa disertai teregangnya kapsul dan

kebocoran lensa. Terjadinya uveitis oleh bahan lensa yang keluar dapat juga

menjadi penyebab timbulnya glaukoma pada mata. 2

a. Gambaran klinik

Biasanya glaukoma fakolitik terdapat pada penderita pada usia lanjut.

Sebelumnya pada penderita terdapat katarak atau tanda-tanda katarak senil

yang menjadi katarak hipermatur. Pada glaukoma fakolitik akan terdapat

tanda-tanda glaukoma akut kongestif dengan rasa sakit berat pada mata

disertai dengan nausea dan muntah.5,6

Bilik mata depan dalamnya normal atau menjadi lebih dalam

daripada normal akibat terjadinya pengecilan lensa pada lensa katarak

hipermatur. Pada katarak fakolitik jarang terlihat adanya sinekia posterior

akibat dari radang uvea yang terjadi.

Page 10: Glaukoma Ditandai Dengan Meningkatnya Tekanan Intraokular Yang Disertai Dengan Pencekungan Diskus Optikus Dan Pengecilan Lapangan Pandang

Tidak terdapat keratik presipitat pada dataran belakang kornea.

Tekanan bola mata sangat tinggi dengan tajam penglihatan yang dapat tinggal

hanya proyeksi sinar yang salah akibat edem papil.

2.3 Glaukoma fakolitik

b. Pengobatan

1. Tekanan bola mata diturunkan dengan obat hiperosmotik IV

a. Manitol 2 gr/kgbb atau

b. Urea 1 gr/kgbb

2. Steroid diberikan untuk menekan radang. Sesungguhnya steroid pada

glaukoma fakolitik tidak banyak memberi hasil untuk menekan

radang.

3. Atropin atau midriatika diberikan untuk menghilangkan rasa sakit

4. Asetazolamida diberikan peros bila mungkin karena biasanya

penderita ini muntah.

5. Pembedahan lensa direncanakan secepatnya dan pengeluaran lensa

biasanya dilakukan intrakapsular dengan krio. Dengan krio lensa lebih

mudah dikeluarkan intrakapsular, karena lensa yang rapuh pada

katarak hipermatur menempel baik pada ujung alat krio yang dingin.2

c. Penyulit

Glaukoma fakolitik biasanya prognosisnya baik selama belum terdapat

kerusakan papil saraf optik

Page 11: Glaukoma Ditandai Dengan Meningkatnya Tekanan Intraokular Yang Disertai Dengan Pencekungan Diskus Optikus Dan Pengecilan Lapangan Pandang

3. Glaukoma akibat dislokasi lensa

Dislokasi lensa dapat ditemukan dalam beberapa bentuk sehingga dilakukan

perawatan tersendiri untuk setiap bentuk:

a. Luksasio anterior, dalam keadaan ini diperlukan pengeluaran lensa segera

b. Luksasio posterior, lensa tidak dikeluarkan apabila:

1. Lensa tidak hipermatur

2. Tidak memberikan radang

3. Tidak terjadi glaukoma

c. Subluksasi, bila terjadi blokade pupil dilakukan pembedahan/laser

iridektomi

Glaukoma dapat ditemukan pada kelainan konginental, trauma bedah atau

kecelakaan bersamaan dengan luksasi lensa anterior, posterior dan subluksasi.

Pada keadaan ini sebaiknya dibedakan kausa dari glaukoma yang terjadi untuk

menentukan pengobatan atau rrencana pembedahan. Trauma dapat

mengakibatkan kerusakan zonula zinn yang menyokong lensa untuk berada

ditempatnya.Penderita dengan kelainan yang disertai zonulla zinn rapuh seperti

sindrom marphan dan marschesani akan mudah mendapat kelainan ini.

a. Glaukoma akibat luksasi anterior lensa

Luksasi lensa ke depan atau kedalam bilik mata depan terjadi akibat putusnya

seluruh zonnula zinn dilingkaran ekuator lensa. Putusnya zonula ini dapat

diakibatkan oleh kelainan kongenital dengan zonula rapuh atau akibat trauma

keras yang merusak seluruh zonula

1. Gambaran klinik

a. Pada glaukoma yang disebabkan oleh luksasi lensa anterior akan

terdapat tanda-tanda glaukoma akut kongestif sekunder yang berat

akibat blokade pupil lensa.

b. Penderita merasa matanya sakit sekali disertai dengan nausea dan

muntah.

c. Kelopak mata edem dengan blefarospasme

d. Terlihat injeksi silier yang berat

e. Kornea akan terlihat keruh dan pada dataran belakangnya menempel

lensa yang luksasi.

Page 12: Glaukoma Ditandai Dengan Meningkatnya Tekanan Intraokular Yang Disertai Dengan Pencekungan Diskus Optikus Dan Pengecilan Lapangan Pandang

f. Pada orang muda akan terlihat lensa yang jernih di dalam bilik mata

depan dan lensa yang katarak pada orang tua. Bilik mata depan di

bagian sentral dalam akibat dorongan lensa yang berada dalam bilik

mata depan pada iris ke belakang.

g. Bagian tepi atau di daerah sudut bilik mata terlihat dangkal akibat

tekanan cairan bola mata dibelakang iris yang tinggi. Pupil melebar

akibat iskemia dan atropi iris.1,2

2.4 Glukoma akibat luksasio lensa anterior

2. Pengobatan

Lensa yang luksasi ke depan harus dikeluarkan secepatnya. Miotika

diberikan hanya untuk mencegah lensa tidak jatuh kebelakang.

b. Glaukoma akibat luksasio posterior lensa

Glaukoma yang terjadi akibat luksasio posterior lensa atau lensa jatuh

kedalam badan kaca adalah:

1. Sudah terdapatnya kelainan kongenital pada sudut bilik mata bersamaan

dengan yang zonula rapuh

2. Terdapat kelainan sudut akibat trauma (kontusio sudut) bersamaan dengan

luksasio posterior lensa

Page 13: Glaukoma Ditandai Dengan Meningkatnya Tekanan Intraokular Yang Disertai Dengan Pencekungan Diskus Optikus Dan Pengecilan Lapangan Pandang

3. Terjadi blokade pupil oleh badan kaca yang terdorong kedepan sehingga

tercepit oleh pupil.

1. Pengobatan

a. Bila glaukomanya terjadi akibat reses sudut maka diobati sebagai

glaukoma sudut terbuka atau glaukoma simpleks.

b. Bila glaukomanya terjadi akibat pupil maka diobati dengan:

1. Mengeluarkan lensa walaupun agak sukar

2. Untuk sementara dapat diberikan midriatika

3. Bila blokade terjadi berulang-ulang dapat dilakukan

iridektomi

2. Penyulit

Pada luksasi posterior dapat terjadi:

a. Katarak

b. Glaukoma fakolitik

c. Uveitis

c. Glaukoma akibat subluksasi lensa

Subluksasi lensa dapat terjadi akibat trauma atau kelainan kongenital dimana

sebagian zonula zinn putus. Glaukoma yang terjadi adalah akibat blokade pupil

oleh badan kaca yang terdorong atau akibat lensa yang terjepit dalam pupil.2

1. Gambaran klinik

Penderita akan mengeluh penglihatannya berkurang dapat terjadi keluhan

diplopia akibat lensa terletak tidak normal atau terjadi astigmatisma karena

perubahan bentuk lensa. Terlihat gambaran bilik mata yang tidak normal. pada

daerah zonula putus biasanya bilik mata akan dalam, sedang pada bagian mata

yang utuh bilik mata dangkal akibat lensa mencembung.2

Page 14: Glaukoma Ditandai Dengan Meningkatnya Tekanan Intraokular Yang Disertai Dengan Pencekungan Diskus Optikus Dan Pengecilan Lapangan Pandang

2.5 Subluksasi lensa

2. Pengobatan

Pada subluksasi lensa pengeluaran lensa dilakukan bila:

a. Mengganggu tajam penglihatan

b. Terjadi glaukoma fakolitik

Tindakan pembedahan pada penderita berupa suatu iridektomi perifer.

Pengeluaran lensa biasanya memberikan hasil yang tidak memuaskan

sehingga glaukoma masih memerlukan pengobatan selanjutnya.2

3. Penyulit

Apabila keadaan lensa menjadi bulat atau sferofakia dapat menimbulkan

penyulit glaukoma akibat terjadinya blokade pupil.2

Page 15: Glaukoma Ditandai Dengan Meningkatnya Tekanan Intraokular Yang Disertai Dengan Pencekungan Diskus Optikus Dan Pengecilan Lapangan Pandang

BAB III

KESIMPULAN

Glaukoma merupakan kelainan mata yang ditandai dengan meningkatnya

tekanan intraokular yang disertai dengan pencekungan diskus optikus dan

pengecilan lapangan pandang.

Mekanisme peningkatan tekanan intraokular pada glaukoma adalah

gangguan aliran keluar humor akueus.

Jenis glaukoma yang memerlukan tindakan segera adalah glaukoma akut

kongestif dan glaukoma yang dibangkitkan oleh lensa.

Prinsip penanganan pada penderita glaukoma adalah menurunkan tekanan

intraokular dengan pemberian obat-obatan (penanganan lini pertama pada

penderita glaukoma).

Page 16: Glaukoma Ditandai Dengan Meningkatnya Tekanan Intraokular Yang Disertai Dengan Pencekungan Diskus Optikus Dan Pengecilan Lapangan Pandang

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas, Sidharta. 2007. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta: balai

Penerbit FK-UI.

2. Ilyas, Sidharta. 2007. Kegawatdaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata.

Jakarta: balai Penerbit FK-UI.

3. Vaughan, Daniel G., Asbury T., Riordan-Eva, P. Oftalmologi Umum

Edisi 14 (Alih bahasa: Jan Tambajong, Brahm U. Pendit). Jakarta: Widya

Medika).

4. Sehu K. Weng, Lee William R. 2005. Ophthalmic Pathology An

Illustrated Guide for Clinicians. United Kingdom: Blackwell Publishing.

5. Schwartz Kenneth, Budenz Donald. 2004. Current Management of

Glaucoma. United Stated: Lippincott Williams and Wilkins.

6. Duvall Brian, Kershner Robert. 2005. Opthalmic Medications and

Pharmacology second Edition. United Kingdom: SLACK Incorporated.

7. Galloway N.R., Amoaku W.M.K., Galloway P.H. Galloway, Browning

A.C. 2006. Common Eye Diseases and Their Management Third Edition.

London: Springer-Verlag.

8. South African Glaucoma Society. 2006. Glaucoma Algorithm and

Guidelines for Glaucoma. (online) [http://glaucomanews.ru, diakses 15

September 2011]