GLASIAL

6

Click here to load reader

Transcript of GLASIAL

Page 1: GLASIAL

GLETSER KUTUB UTARA MULAI MENCAIR

Tahun 2006, Greenland mengalami hari-hari mencairnya salju pada

ketinggian yang lebih tinggi dibanding ketinggian rata-rata selama 18 tahun. Hasil

pengamatan harian menunjukkan mencairnya salju di lapisan es Greenland

mengalami peningkatan setiap harinya.

Monitoring terhadap pelelehan saju di lapisan es Greenland secara harian

dilakukan dengan Special Sensor Microwave Imaging radiometer (SSM/I) yang

berada di pesawat ruang angkasa Defense Meteorological Satellite Program. Sensor

akan mengukur sinyal elektromagnetik yang dipancarkan lapisan es dan mendeteksi

lelehan salju yang terjadi lebih dari 10 hari lebih lama dari rata-rata yang terjadi pada

area tertentu di Greenland.

Dengan adanya hasil pengamatan satelit secara periodik memberikan data dan

informasi yang akan membantu para peneliti untuk mengetahui kecepatan alir glacier,

banyaknya air dari salju yang mencair dan bergabung dengan lautan disekitarnya,

juga untuk mengetahui seberapa banyak radiasi Matahari yang akan dipantulkan

kembali ke atmosfer.

Jumlah hari dimana terjadi pelelehan di tahun 2006 berada di atas rata-rata

proses pelelehan di tahun 1988-2005. Area merah gelap mingindikasikan anomali

jumlah hari yang berada di atas rata-rata. Credit: NASA/Robert Simmon and Marit

Jentoft-Nilsen

Salju kering dan basah memang terlihat sama jika dilihat untuk pertama

kalinya. Tapi salju yang basah dan salju yang mengalami pembekuan kembali,

memiliki tingkat penyerapan radiasi sinar Matahari yang lebih tinggi, dan hanya

memantulkan 50-60 persen ke atmosfer. Sedangkan salju kering, memantulkan

kembali 85 % radiasi Matahari. Dengan kata lain, salju yang meleleh akan menyerap

3-4 kali energi yang sama dibanding salju kering. Ini tentu akan memberi pengaruh

yang besar pada persediaan energi di Bumi.

Page 2: GLASIAL

Mencairnya salju di Greenland memberi pengaruh yang sangat besar terhadap

luas lapisan es yang terus berkurang dan terhadap tinggi dan dalam lautan diseluruh

dunia. Sebagian air yang dihasilkan dari salju yang mencair juga akan mengalir

kedalam glacier melalui patahan-patahan dan alur lubang vertikal (moulin), kemudian

mencapai lapisan batuan dibawahnya dan melubrikasi (meminyaki, mencairkan)

lapisan es diatasnya.

Pengamatan dan studi yang dilakukan sebelumnya oleh Jay Zwally dan

Waleed Abdalati dari NASA Goddard menunjukkan, air yang mencair pada musim

panas pada dasar lapisan es bisa meningkatkan gerak es dan menyebabkan terjadinya

peningkatan level lautan (tinggi dan dalamnya) dengan sangat cepat. Fenomena ini

akan mempercepat terjadinya pemanasan global.

Greenland adalah sebuah pulau yang pada permukaannya terhampar berkilo-

kilometer persegi salju atau es. Greenland ini juga merupakan salah satu penyimpan

es terbesar di bumi setelah antartika. Menurut riset para ilmuwan, Greenland terkena

imbas dari pemanasan global, yaitu mencairnya permukaan es di Greenland. Para

ilmuwan memperkirakan jika es di Greenland terus mencair maka permukaan laut

akan naik dan dapat membanjiri daerah pesisir pantai. Jika itu terjadi, maka orang-

orang yang biasa tinggal di tepi pantai harus mengungsi untuk mendapat rumah baru.

Antartika dikhawatirkan mencair seluruhnya karena Global Warming. 

Bagaimanakah pencairan es di Greenland bisa terjadi? Pencairan es di Greenland

sebenarnya wajar terjadinya, tetapi diimbangi oleh pembentukan di puncak gletser

yang merupakan sumber es. tetapi karena pemanasan global, gletser yang mencair

jauh lebih banyak dibandingkan dengan gletser yang terbentuk. Itulah yang

menyebabkan es atau gletser di Greenland semakin sedikit.

Proses pencairan es di Greenland diawali oleh pecahnya balok-balok es

raksasa di Greenland. Greenland dapat terpecah-pecah karena sifat air yang

membeku. Sifat tersebut adalah bertambahnya volume air pada saat menjadi es. Pada

permukaan gletser di Greenland, terdapat celah-celah yang mencapai dasar gletser. Es

Page 3: GLASIAL

yang mencair akan menjadi air dan masuk ke celah-celah gletser ini. Air yang masuk

ke celah-celah ini kemudian membeku. Air yang membeku memiliki volume yang

lebih besar daripada saat bentuk cair sehingga air yang membeku ini mendorong es

disekitarnya dan membuat gletser di Greenland pecah.

Para ilmuwan merasa kesulitan untuk mencegah hal ini karena untuk

menghentikan pencairan ini, maka harus menghentikan pemanasan global. Untuk itu

dunia sedang mengusahakan pengurangan emisi gas buang dari perindustrian

terutama dari negara-negara maju.

Selain di Greenland, Antartika juga semakin terancam oleh pemanasan global.

Proses pencairan es di Antartika berlangsung lebih cepat karena seluruh permukaan

antartika merupakan es tidak seperti di Greenland. Hal ini menyebabkan

bertambahnya kecepatan pencairan dikarenakan sifat es yang lainnya, yaitu es lebih

mudah bergerak di atas permukaan cair dibandingkan di atas permukaan padat.

Di Greenland, gletser berada di atas permukaan padat, tetapi di antartika es

langsung berada di atas air. Es yang berada di atas air mengalami gerakan yang lebih

cepat dibandingkan es yang berada di atas permukaan padat. Ini menambah faktor

yang menyebabkan es pecah. Jika es di antartika pecah, maka balok es raksasa akan

terapung di laut dan mengalami pencairan lebih cepat karena volumenya lebih kecil.

Page 4: GLASIAL

DAFTAR PUSTAKA

http://riberaband.wordpress.com/2008/07/06/es-di-greenland-mencair/ (Diakses pada

hari selasa 21 Mei 2013 pukul 13.30)