Gizi Buruk Pada Anak -Power Point
-
Upload
liviakarissa -
Category
Documents
-
view
87 -
download
8
description
Transcript of Gizi Buruk Pada Anak -Power Point
PendahuluanPendahuluanGizi buruk merupakan salah satu
masalah utama di negara berkembang
Di Indonesia angka gizi buruk masih tinggi
Tingginya mortalitas dan morbiditasJika berhasil ditangani dengan baik,
akan sangat bermanfaat.Screening, pencegahan, terapi, dan
rehabilitasi berperan penting.
DefinisiDefinisi
Weight for height (WFH) rendah (WFH < 70% atau < -3 standar deviasi [SD])
Edema nutrisiLingkar lengan atas < 115 mm
(WHO. 2009)
Epidemiologi Epidemiologi 20 juta anak menderita gizi buruk1 juta meninggal tiap tahunnyaKematian karena gizi buruk,
komplikasi, dan penyakit yang menyertainya
Di Indonesia, gizi buruk masih tinggiBukan hanya masalah kesehatan,
namun sosial, ekonomi, dan pemeritahan.
Etiologi dan Faktor ResikoEtiologi dan Faktor Resiko
Tidak ada penyebab pasti yang spesifik
Banyak faktor, terutama asupan gizi
Kombinasi dari faktor ekonomi dan sosial.
PatofisiologiPatofisiologiRespon tubuh terhadap kurangnya
intake kalori dan protein manifestasi
Kurangnya kalori penggunaan cadangan lemak lalu pemecahan protein penurunan kadar protein dan albumin edema
Dipengaruhi efek antioksidan adanya kadar metionin yang rendah
Manifestasi KlinisManifestasi KlinisSecara umum manifestasi klinis
gizi buruk (Severe Childhood Undernutrition) dibagi menjadi:
- Marasmus- Kwashiorkor- Marasmus-Kwashiorkor
Manifestasi KlinisManifestasi KlinisNon-edematous SCU
(marasmus):- Kegagalan pertambahan berat
badan- Penurunan turgor kulit- Konstipasi, diare, distensi
abdomen- Penurunan suhu pada tahap
lanjut
Manifestasi KlinisManifestasi KlinisEdematous SCU (kwashiorkor)- Dapat berupa letargi, apatis, atau
iritabilitas- Diare, muntah, anoreksia, serta
edema- Dapat terjadi dermatitis- Rambut tipis dan mudah dicabut
Deteksi gizi burukDeteksi gizi burukKriteria kementrian kesehatan
republik Indonesia:- Dapat dilakukan dengan
pemeriksaan klinis- Secara umum dibagi menjadi gizi
buruk tanpa komplikasi, dan gizi buruk dengan komplikasi
Kriteria Gizi BurukKriteria Gizi BurukGizi buruk tanpa
komplikasi:- BB/TB <-3 SD- Terlihat sangat
kurus- Adanya edema
pada salah satu bagian tubuh
- LiLa < 11,5 cm untuk anak 6-59 bulan
Gizi buruk dengan komplikasi:
- Gizi buruk disertai satu atau lebih tanda seperti anoreksia, pneumonia berat, ataupun dehidrasi berat, demam sangat tinggi, dan penurunan kesadaran
Kriteria Gizi BurukKriteria Gizi BurukBerdasarkan WHO, kriteria gizi
buruk ditegakkan berdasarkan WFH dan HFA
Dibagi menjadi Moderate Malnutrition dan Severe Malnutrition
Stimulasi sensorik dan Stimulasi sensorik dan dukungan emosionaldukungan emosionalTender loving careLingkungan yang menyenangkanTerapi bermain terstruktur
selama 15-30 menit/hariAktivitas fisik sesegera mungkin
setelah keadaan fisik anak baikMelibatkan ibu dalam manajemen
gizi buruk (memberi makan, memandikan, bermain, dll.)
Follow-up setelah masa Follow-up setelah masa penyembuhanpenyembuhanBerikan contoh kepada Orang Tua :•Menu dan cara membuat makanan dengan kandungan energi dan zat gizi yang padat, sesuai dengan umur berat badan anak.•Terapi bermain terstruktur
Sarankan :•Memberikan makanan dengan porsi kecil dan sering, sesuai dengan umur anak •Membawa anaknya kembali untuk kontrol secara teratur :
▫ Bulan 1 : 1x/minggu▫ Bulan II : 1x/2 minggu▫ Bulan III VI : 1x/bulan
•Pemberian suntikan/imunisasi dasar dan ulangan (booster)•Pemberian vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan sekali (dosis sesuai umur)
Surveilans :•Berat badan diukur, dimasukkan dan dibuat grafik setiap harinya.•Derajat edema dievaluasi setiap hari.•Suhu tubuh diukur dua kali sehari.•Tanda-tanda klinis standar dinilai (tinja, muntah, dehidrasi, batuk, respirasi, ukuran hepar) setiap hari.•LLA dilakukan setiap minggu.•Panjang badan diukur setelah 21 hari.•Pencatatan data apabila anak absen makan, muntah atau menolak untuk makan, dan bila pemberian makan menggunakan nasogastric tube atau IV atau transfusi.
Perhatikan tanda-tanda kegagalan dalam merespon terapi:◦Gagal meningkatkan napsu makan pada
hari keempat◦Gagal mengurangi derajat edema pada
hari keempat◦Edema tetap masih ada pada hari
kesepuluh◦Gagal untuk masuk ke fase rehabilitasi◦Penambahan berat badan lebih dari 5
mg/kgBB/hari pada hari kesepuluh
Kriteria progresi fase stabilisasi ke fase rehabilitasi :•Kembalinya napsu makan dan•Mulai menghilangnya edema dan•Tidak menggunakan IV line ataupun NGT
Surveilans :•Tetap dilanjutkan dari fase stabilisasi•Kecepatan penambahan berat badan yang diharapkan selama fase rehabilitasi adalah sekitar 6 g/kgBB/hari.
Kriteria progresi fase rehabilitasi ke fase tindak lanjut :•Napsu makan yang baik, menerima asupan makanan paling sedikit 90% RUTF atau F100 yang diresepkan untuk fase rehibilitasi•Anak yang edema (kwarsiokor) harus tetap berada dalam fase rehabilitasi sampai didapatkan tanda-tanda berkurangnya edema.
Kriteria pemindahan kembali ke fase stabilisasi :•Bila penambahan berat badan lebih cepat dari 10 g/kgBB/hari (mengindikasikan adanya retensi cairan berlebih•Bila ada peningkatan edema•Bila anak yang tidak edema malah mengalami edema•Bila ada tanda-tanda lain terjadinya retensi cairan berlebih•Bila ada distensi abdomen•Bila anak mengalami diare signifikan yang menyebabkan hilangnya berat badan•Bila timbul komplikasi•Bila nasogastric tube dibutuhkan•Bila pasien makan kurang dari 75% pada fase rehabilitasi
Surveilans :
Rawat Inap Rawat Jalan
Berat badan dan edema 3 kali/minggu Setiap kunjungan
Pengukuran panjang badan Setiap 3 minggu Setiap bulan
Pengukuran suhu tubuh Setiap pagi Setiap kunjungan
Tanda klinis (tinja, muntah,dll.) Setiap hari Setiap kunjungan
Penilaian LLA Setiap minggu Setiap kunjungan
Test napsu makan Catatan intake disimpan
dalam tabel
Setiap kunjungan
Kriteria kembali ke fase stabilisasi :•Gagal menjalani tes napsu makan•Peningkatan atau muncul tanda edema•Terjadi “re-feeding diarrhea” yang dapat menyebabkan kehilangan berat badan•Penurunan berat badan pada dua kali pengukuran berturut-turut•Penurunan berat badan lebih dari 5% dari pengukuran sebelumnya•Berat badan statis atau tidak bertambah pada tiga kali pengukuran berturut-turut•Perawat sakit berat atau meninggal, di mana perawat pengganti meminta perawatan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya.
PrognosisPrognosisGizi buruk diasosiasikan dengan
prognosis yang lebih buruk secara umum
Memiliki morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi pada penyakit-penyakit, seperti pneumonia, diare, serta malaria.