Gips Kedokteran Gigi

11
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gips Gipsum merupakan mineral yang ditambang dari berbagai belahan dunia. Selain itu, gipsum juga merupakan produk samping dari berbagai proses kimia. Di alam, gipsum merupakan massa yang padat dan berwarna abu-abu, merah atau coklat. Warna tersebut disebabkan adanya zat lain seperti tanah liat, oksida besi, anhidrat, karbohidrat, sedikit SiO2 atau oksida lain. Secara kimiawi, produk gipsum yang dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat (CaSO4·2H2O) murni. Produk gipsum dapat digunakan secara umum seperti untuk membuat patung dan sebagai bahan bangunan. Di bidang kedokteran, produk gipsum dapat digunakan sebagai alat ortopedi. Di bidang kedokteran gigi, produk gipsum digunakan untuk membuat model dari rongga mulut serta struktur maksilofasial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi. Produk gipsum yang digunakan dalam kedokteran gigi dikenal dengan gips yang memiliki rumus kimia CaSO4.½H2O. 1

description

Gipsum merupakan mineral yang ditambang dari berbagai belahan dunia. Selain itu, gipsum juga merupakan produk samping dari berbagai proses kimia.

Transcript of Gips Kedokteran Gigi

BAB IPENDAHULUAN

1.1. GipsGipsum merupakan mineral yang ditambang dari berbagai belahan dunia. Selain itu, gipsum juga merupakan produk samping dari berbagai proses kimia. Di alam, gipsum merupakan massa yang padat dan berwarna abu-abu, merah atau coklat. Warna tersebut disebabkan adanya zat lain seperti tanah liat, oksida besi, anhidrat, karbohidrat, sedikit SiO2 atau oksida lain. Secara kimiawi, produk gipsum yang dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat (CaSO42H2O) murni. Produk gipsum dapat digunakan secara umum seperti untuk membuat patung dan sebagai bahan bangunan. Di bidang kedokteran, produk gipsum dapat digunakan sebagai alat ortopedi. Di bidang kedokteran gigi, produk gipsum digunakan untuk membuat model dari rongga mulut serta struktur maksilofasial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi. Produk gipsum yang digunakan dalam kedokteran gigi dikenal dengan gips yang memiliki rumus kimia CaSO4.H2O.

1.2. Proses Pembentukan Gips Kedokteran Gigi Kalsinasi merupakan proses pemanasan gipsum untuk mendehidrasinya (sebagian ataupun seluruhnya) untuk membentuk kalsium sulfat hemihidrat. Plaster dan stone merupakan hasil dari proses dehidrasi gipsum. Proses kalsinasi yang menentukan kekuatan suatu bahan gips. Perbedaan dalam tipe-tipe gips berhubungan dengan jumlah air yang dihilangkan dimana akan menghasilkan densit yang beragam dan ukuran partikel bahan gips yang berbeda. Proses kalsinasi yang berbeda akan menghasilkan tipe gips yang berbeda

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi GipsGipsum adalah bubuk mineral putih dengan nama kimia kalsium sulfat dihidrat (CaSO42H2O). Produk gipsum yang banyak digunakan dalam ilmu kedokteran gigi adalah kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4. H2O).Gipsum adalah salah satu bahan yang paling sering digunakan dalam laboratorium pembuatan gigi tiruan karena murah dan mudah untuk di modifikasi dengan cara menambahkan bahan kimia lainnya.

2..2. Jenis Gips Kedokteran Gigi Menurut spesifikasi American Dental Association (ADA) No. 25, produk gipsum dapat dikelompokkan menjadi lima tipe yaitu: 1. Impression Plaster (Tipe I) Gips tipe I (Impression Plaster) memiliki kalsium sulfat hemihidrat terkalsinasi sebagai bahan utamanya dan ditambahkan kalsium sulfat, borax dan bahan pewarna. Gips tipe ini jarang digunakan untuk mencetak dalam kedokteran gigi sebab telah digantikan oleh bahan yang tidak terlalu kaku seperti hidrokoloid dan elastomer, sehingga gips tipe I terbatas digunakan untuk cetakan akhir, atau wash, untuk rahang edentulus.2. Model Plaster (Tipe II) Gips tipe II (Model Plaster) terdiri dari kalsium sulfat terkalsinasi/ -hemihidrat sebagai bahan utamanya dan zat tambahan untuk mengontrol setting time. -hemihidrat terdiri dari partikel kristal ortorombik yang lebih besar dan tidak beraturan dengan lubang-lubang kapiler sehingga partikel -hemihidrat menyerap lebih banyak air bila dibandingkan dengan -hemihidrat. Pada masa sekarang, gips tipe II digunakan terutama untuk pengisian kuvet dalam pembuatan gigitiruan dimana ekspansi pengerasan tidak begitu penting dan kekuatan yang dibutuhkan cukup, sesuai batasan yang disebutkan dalam spesifikasi. Selain itu, gips tipe II dapat digunakan sebagai model studi. 3. Dental Stone (Tipe III) Gips tipe III (Dental Stone) terdiri dari hidrokal/ -hemihidrat dan zat tambahan untuk mengontrol setting time, serta zat pewarna untuk membedakannya dengan bahan dari plaster yang umumnya berwarna putih. -hemihidrat terdiri dari partikel yang lebih kecil dan teratur dalam bentuk batang atau prisma dan bersifat tidak poreus sehingga membutuhkan air yang lebih sedikit ketika dicampur bila dibandingkan dengan -hemihidrat.Gips tipe III ideal digunakan untuk membuat model kerja yang memerlukan kekuatan dan ketahanan abrasif yang tinggi seperti pada konstruksi protesa dan model ortodonsi. Kekuatan kompresi gips tipe III berkisar antara 20,7 MPa (3000 psi) 34,5 MPa (5000 psi).4. Dental Stone, High-Strength (Tipe IV) Gips tipe IV (Dental Stone, High Strength) terdiri dari densit yang memiliki bentuk partikel kuboidal dengan daerah permukaan yang lebih kecil sehingga partikelnya paling padat dan halus bila dibandingkan dengan -hemihidrat dan hidrokal.Gips tipe IV sering dikenal sebagai die stone sebab gips tipe IV ini sangat cocok digunakan untuk membuat pola malam dari suatu restorasi, umumnya digunakan sebagai dai pada inlay, mahkota dan jembatan gigi tiruan. Diperlukan permukaan yang keras dan tahan abrasi karena preparasi kavitas diisi dengan malam dan diukir menggunakan instrumen tajam hingga selaras dengan tepi-tepi dai. 5. Dental Stone, High Strength, High Expansion (Tipe V) Adanya penambahan terbaru pada klasifikasi produk gipsum ADA dikarenakan terdapat kebutuhan dental stone yang memiliki kekuatan serta ekspansi lebih tinggi. Pembuatan gips tipe V sama seperti gips tipe IV namun gips tipe V memiliki kandungan garam lebih sedikit untuk meningkatkan setting ekspansinya.Gips tipe V memiliki setting ekspansi sekitar 0,1% - 0,3% untuk mengkompensasi pengerutan casting yang lebih besar pada pemadatan logam campur. Kekuatan yang lebih tinggi diperoleh dengan menurunkan rasio air-bubuk. Gips tipe V umumnya digunakan sebagai dai untuk pembuatan bahan logam campur yang memiliki pengerutan tinggi. Bahan ini umumnya berwarna biru atau hijau dan merupakan produk gipsum yang paling mahal.2.3. Karakteristik Gips Kedokteran Gigi Karakteristik gips meliputi: a. Setting time Setting time adalah waktu yang diperlukan gips untuk menjadi keras dan dihitung sejak gips kontak dengan air.Setting time terdapat dua tahap sebagai berikut:1. Initial setting time Setelah pengadukan selama 1 menit, waktu kerja mulai dihitung. Pada masa ini, adonan gips dituang ke dalam cetakan dengan bantuan vibrator mekanis. Ketika viskositas dari adonan meningkat, daya alir akan berkurang dan gips akan kehilangan tampilan mengkilatnya (loss of gloss). Loss of gloss tersebut menandakan bahwa gips sudah mencapai setting awalnya. Pada saat setting awal dicapai, bahan gips tidak boleh dikeluarkan dari cetakan. Selain itu, pada reaksi pengerasan ini terdapat reaksi eksoterm.2. Final setting time Ketika gips dapat dikeluarkan dari cetakan menandakan bahwa gips tersebut telah mencapai final set. Akan tetapi pada masa ini, gips tersebut memiliki kekerasan dan ketahanan terhadap abrasi yang minimal. Pada reaksi pengerasan akhir ini, reaksi kimia yang terjadi telah selesai dan model akan menjadi dingin ketika disentuh. b. Setting ekspansi Setting ekspansi terjadi pada semua jenis gips. Plaster memiliki setting ekspansi yang paling besar yaitu 0,30% sedangkan high-strength stone memiliki setting ekspansi yang paling rendah yakni 0,10%. Setting ekspansi merupakan hasil dari pertumbuhan kristal-kristal gips ketika mereka bergabung. Setting ekspansi harus dikontrol agar tetap minimum terutama ketika gips tersebut akan digunakan untuk membuat pola malam sebuah restorasi. Apabila setting ekspansi yang terjadi berlebihan maka akan menghasilkan sebuah restorasi yang oversized. Settting ekspansi hanya terjadi ketika gips dalam proses pengerasan.c. Perubahan dimensi Perubahan dimensi dipengaruhi oleh setting ekspansi dari gipsum. Setting ekspansi yang terjadi pada proses pengerasan gips disebabkan oleh adanya dorongan ke luar oleh pertumbuhan kristal dihidrat. Semakin tinggi atau besar ekspansi pengerasan maka keakuratan dimensi semakin rendah.d. W/ P Ratio Rasio air-bubuk harus diperhatikan ketika melakukan pencampuran gips sebab diperlukan daya alir yang cukup untuk menghasilkan detil permukaan yang akurat.Tipe gips yang berbeda akan memiliki rasio air-bubuk yang berbeda juga. Hal ini disebabkan oleh perbedaan bentuk dan ukuran kristal kalsium sulfat hemihidrat.e. Kekuatan kompresi Kekuatan gips merupakan kemampuan bahan untuk menahan fraktur. Kekuatan kompresi gips merupakan faktor penting dalam menentukan kekerasan dan daya tahan abrasi gips. Kekuatan kompresi dipengaruhi oleh rasio air-bubuk yang digunakan. Semakin sedikit air yang digunakan maka semakin besar kekuatan kompresi yang dihasilka

BAB IIIPEMBAHASAN3.1. Tujuan Praktikum :1. Mampu mengukur waktu pengerasan gips kedokteran gigi tipe II, III, dan IV.2. Mampu menjelaskan waktu pengadukan.3. Mampu menjelaskan waktu kerja.4. Mampu menjelaskan waktu pengerasan ( initial dan final setting gips kedokteran gigi tipe II, III, dan IV).5. Mampu menjelaskan pengendalian waktu pengerasan dengan tiga metode.6. Mampu menjelaskan cara pengadukan gips kedokteran gigi tipe II, III, dan IV.3.2. Material :1. Gips tipe II (gips plaster/ plaster of paris)2. Gips tipe III (Gips Stone/ Dental Stone tipe I)3. Gips Tipe IV(Gips Stone/ Dental Stone Tipe II)4. Vaseline5. Aquades6. Kertas Amplas3.3. Alat :1. Rubber bowl dan spatula2. Timbangan3. Gelas ukur4. Cetakan balok (kubus dengan atas terbuka ukuran 4 cm x 3cm x 3 cm)5. Stopwatch6. Vibrator7. Pisau gips8. Alas kerja (kain warna putih dengan ukuran 40 cm x 40 cm)3.4. Cara Kerja :1. Timbang : Gips tipe II sebanyak 100 g Gips tipe III sebanyak 75 g Gips tipe IV sebanyak 50 g2. Oles seluruh bagian dalam cetakan balok dengan vaseline secara tipis dan merata3. Siapkan aquades dengan perbandingan : Gips Tipe II = W : P = 1 : 2 = 50 ml : 100 g Gips Tipe III = W : P = 1 : 3 = 25 ml : 75 g Gips Tipe IV = W : P = 1 : 5 = 10 ml : 50 g4. Masukkan aquades ke dalam rubber bowl.5. Masukkan bubuk gips ke dalam rubber bowl yang telah berisi aquades dalam waktu 10 detik dan dalam 20 detik bubuk gips sudah terendam dalam aquades.6. Catat awal waktu dari mulai pencampuran gips dengan aquades (menggunakan stopwatch). Working time7. Aduk gips hingga homogen dengan menggunakan spatula sebanyak 60 kali putaran selama 1 menit (bersamaan dengan rubber bowl diputar perlahan-lahan).8. Gunakan vibrator untuk mengeluarkan gelembung.9. Tuangkan adonan gips ke dalam cetakan balok, kemudian ratakan adonan setinggi cetakan.10. Ukur waktu pengerasan adonan gips menggunakan stopwatch. Initial setting: mulai adonan gips dimasukkan ke dalam cetakan sampai kilat pada permukaan gips hilang. Final setting : kilat pada gips hilang sampai panas pada gips hilang.11. Satu atau dua menit waktu pengerasan umumnya ditandai dengan hilangnya permukaan yang mengkilat atau hilangnya kelebihan air dan perhatikan adonan dengan interval waktu 30 detik.12. Waktu pengerasan dihitung sejak awal pengadukan sampai mengeras.13. Setelah gips mencapai final setting, buka cetakan balok kemudian rapikan gips dengan pisau gips menjadi ukuran 3,5 x 2,5 x 2,5 cm.14. Haluskan permukaan gips dengan kertas amplas.

3.5. Hasil KerjaNo.GipsW:PWorkingTimeInitialSetting TimeFinal Setting Time

1.Tipe II (Plaster of Paris)50 ml : 100g1358303455

2.Tipe III (Dental Stone Tipe I)25 ml : 75 g2513637

3.Tipe IV (Dental Stone Tipe II)10 ml : 50 g25012453623

DAFTAR PUSTAKA

1. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26024/4/Chapter%20II.pdf2. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40905/4/Chapter%20II.pdf

8