GINJAL

29
LABORATORIUM KIMIA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN Laporan Kimia Klinik UJI FUNGSI GINJAL OLEH : NAMA : ANNISYIAH WIRA MAHKOTA NIM : N111 09 108 KELOMPOK : II (DUA) GOLONGAN : JUMAT ASISTEN : THEOSOBIA GRACE ORNO

description

-----------dfdf---------

Transcript of GINJAL

Page 1: GINJAL

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Laporan Kimia Klinik

UJI FUNGSI GINJAL

OLEH :

NAMA : ANNISYIAH WIRA MAHKOTA

NIM : N111 09 108

KELOMPOK : II (DUA)

GOLONGAN : JUMAT

ASISTEN : THEOSOBIA GRACE ORNO

MAKASSAR

2011

Page 2: GINJAL

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Ginjal merupakan komponen utama dalam sistem saluran kemih,

selain komponen lainnya seperti ureter, kantung kemih, dan uretra. Fungsi

saluran kemih adalah sebagai jalur untuk eliminasi dari produk-produk

metabolit dan zat-zat yang tidak bemanfat lagi bagi tubuh. Ginjal mengatur

keseimbangan air, ionik, dan zat-zat kimia dalam darah melalui proses filtrasi

atau mereabsobsi zat-zat yang masih diperlukan untuk proses metabolisme.

Peranan ginjal sangat penting dalam tubuh manusia sehingga perlu

untuk mengetahui gangguan-gangguan yang terjadi pada ginjal dan

pemeriksaan klinis fungsi ginjal.

Gangguan pada ginjal dapat diketahui melalui pemeriksaan glomerular

filtration rate (GFR) atau laju filtrasi glomerulus. Penilaian GFR ini dapat

secara eksogen dan endogen. Penilaian secara eksogen paling akurat

menggunakan inulin karena difiltrasi secara bebas dan tidak disekresi

maupun direasorbsi pada tubulus sedangkan penilaian secara endogen

dapat menggunakan penanda (marker) seperti creatinine, creatinine

clearance, protein, albumin, dan urea.

Page 3: GINJAL

I.2 Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami pemeriksaan penanda-penanda yang

digunakan dalam penilaian glomerular filtration rate (GFR).

I.3 Tujuan Percobaan

Mengetahui dan memahami pemeriksaan creatinine dan ureum dalam

penilaian glomerular filtration rate (GFR).

I.4 Prinsip Percobaan

Pengukuran penanda untuk penilaian GFR dengan humalyzer yaitu

creatinine dengan metode enzimatis berdasarkan reaksi Jaffe,

creatinine akan bereaksi dengan picric acid pada suasana basa

menghasilkan produk berwarna orange.

Pengukuran penanda untuk penilaian GFR dengan humalyzer yaitu

ureum dengan metode kolorimetrik dengan menggunakan diacetyl

monoxime dengan urea menghasilkan diazin, senyawa yang berwarna

kuning.

BAB II

Page 4: GINJAL

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Ginjal adalah sepasang organ retroperitoneal yang integral dengan

homeostatis tubuh dalam mempertahankan keseimbangan, termasuk

keseimbangan fisika dan kimia. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal

berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya

bersama dengan air dalam bentuk urin. (1:1)

Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang

peritonium (retroperitoneal), didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot

besar (transversus abdominis, kuadratus lumborum dan psoas mayor) di

bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar

adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Kedua ginjal terletak di sekitar

vertebra T12 hingga L3. Ginjal pada orang dewasa  berukuran panjang 11-12

cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, kira-kira sebesar kepalan tangan manusia

dewasa. Berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau kurang

lebih beratnya antara 120-150 gram. (1:2)

Bentuknya seperti biji kacang, dengan lekukan yang menghadap ke

dalam.  Jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari

ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal

wanita. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit ke bawah dibandingkan  ginjal

kiri untuk memberi tempat  lobus hepatis dexter yang besar.  Ginjal

Page 5: GINJAL

dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Kedua

ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak

pararenal) yang membantu meredam guncangan. Setiap ginjal terbungkus

oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di

bagian luar, yang berwarna coklat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam

yang berwarna coklat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla

berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi

menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.

Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya

pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus. Pelvis renalis berbentuk

corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau

tiga kaliks renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua

atau tiga kaliks renalis minores. Medulla terbagi menjadi bagian segitiga yang

disebut piramid. Piramid-piramid tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan

tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila

atau apeks dari tiap piramid membentuk duktus papilaris bellini yang

terbentuk dari kesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul (2 :

773).

Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-1,2

juta buah pada tiap ginjal. Nefron adalah unit fungsional ginjal. Setiap nefron

terdiri dari kapsula bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus

proksimal, lengkung henle dan tubulus kontortus distal, yang mengosongkan

Page 6: GINJAL

diri ke duktus pengumpul. Unit nephron dimulai dari pembuluh darah halus /

kapiler, bersifat sebagai saringan disebut Glomerulus, darah melewati

glomerulus/ kapiler tersebut dan disaring sehingga terbentuk filtrat (urin yang

masih encer) yang berjumlah kira-kira 170 liter per hari, kemudian dialirkan

melalui pipa/saluran yang disebut Tubulus. Urin ini dialirkan keluar ke saluran

Ureter, kandung kencing, kemudian ke luar melalui Uretra.

Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit)

dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan

dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya

akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan

mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang

kemudian diekskresikan disebut urin. (2:252)

Ginjal mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan komposisi air dalam

darah. Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui

pertukaran ion hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urin yang dihasilkan dapat

bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada pH 8. Kadar ion natrium

dikendalikan melalui sebuah proses homeostasis yang melibatkan aldosteron

untuk meningkatkan penyerapan ion natrium pada tubulus konvulasi. (3)

Kenaikan atau penurunan tekanan osmotik darah karena kelebihan

atau kekurangan air akan segera dideteksi oleh hipotalamus yang akan

memberi sinyal pada kelenjar pituitari dengan umpan balik negatif. Kelenjar

pituitari mensekresi hormon antidiuretik (vasopresin, untuk menekan sekresi

Page 7: GINJAL

air) sehingga terjadi perubahan tingkat absorpsi air pada tubulus ginjal.

Akibatnya konsentrasi cairan jaringan akan kembali menjadi 98%. (3)

Ginjal-ginjal memainkan peran kunci dalam fungsi tubuh, tidak hanya

menyaring darah dan membersihkan limbah,namun juga menjaga

keseimbangan dari tingkat-tingkat elektolit-elektrolit didalam tubuh,

mengontrol tekanan darah, dan menstimulasi produksi dari sel-sel darah

merah. (4)

Ginjal-ginjal terletak didalam abdomen (perut) kearah belakang dan

masing-masing satu buah disisi kanan dan kiri dari tulang belakang (spine).

Mereka mendapat suplai darahnya melalui arteri-arteri renal (ginjal) langsung

dari aorta dan mengirim balik darah ke jantung melalui vena-vena renal ke

vena cava. "Renal" berasal dari kata latin untuk ginjal. (4)

Ginjal-ginjal mempunyai kemampuan untuk memonitor jumlah cairan

tubuh, konsentrasi-konsentrasi dari elektrolit-elektrolit seperti sodium dan

potassium, dan keseimbangan asam-basa dari tubuh. Mereka menyaring

limbah-limbah dari metabolisme tubuh, seperti urea dari metabolisme protein

dan asam urat (uric acid) dari penguraian DNA. Dua limbah didalam darah

dapat diukur: blood urea nitrogen (BUN) dan creatinine (Cr). (4)

Ketika darah mengalir ke ginjal, sensor-sensor didalam ginjal

memutuskan berapa banyak air yang dikeluarkan sebagai air seni, bersama

dengan berapa konsentrasi dari elektrolit-elektrolitnya. Sebagai contoh, jika

seseorang kekurangan cairan (dehidrasi) dari latihan olahraga atau dari suatu

Page 8: GINJAL

penyakit, maka ginjal akan menahan sebanyak mungkin air dan air seni

menjadi sangat pekat. Ketika kecukupan air terjadi didalam tubuh, air seni

menjadi lebih encer dan menjadi bening. Sistim ini dikontrol oleh renin, suatu

hormon yang diproduksi didalam ginjal yang merupakan bagian dari sistim-

sistim tubuh yang mengatur cairan dan tekanan darah. (4)

Ginjal-ginjal juga adalah sumber dari erythropoietin didalam tubuh,

suatu hormon yang menstimulasi sumsum tulang (bone marrow) untuk

membuat sel-sel darah merah. Sel-sel special didalam ginjal memonitor

konsentrasi oksigen didalam darah. Jika tingkat oksigen darah turun, tingkat-

tingkat erythropoietin naik dan tubuh mulai memproduksi lebih banyak sel-sel

darah merah. (4)

Setelah ginjal-ginjal menyaring darah, air seni dikeluarkan melalui

ureter, suatu tabung kecil yang menghubungkannya ke kandung kemih

(bladder). Kemudian air seni itu di tampung didalam kandung kemih

menunggu waktu kencing, ketika kandung kemih mengirim air seni keluar dari

tubuh melalui urethra. (4)

Tes fungsi ginjal merupakan istilah kolektif untuk berbagai tes

individual dan prosedur yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi seberapa

baik ginjal berfungsi. Seorang dokter yang memerintahkan tes fungsi ginjal

dan menggunakan hasil untuk menilai fungsi ginjal disebut nephrologist

sebuah. Dokter harus mengambil sejarah lengkap sebelum melakukan tes

fungsi ginjal untuk mengevaluasi pasien asupan makanan dan obat. Berbagai

Page 9: GINJAL

resep dan-the-counter obat dapat mempengaruhi darah dan uji fungsi ginjal

hasil urin, seperti dapat beberapa makanan dan minuman. (5)

Banyak kondisi yang dapat mempengaruhi kemampuan ginjal untuk

melaksanakan fungsi-fungsi vital mereka. Beberapa kondisi yang dapat

menyebabkan penurunan (akut) yang cepat dalam fungsi ginjal, yang lainnya

menyebabkan bertahap (kronis) penurunan fungsi. Keduanya dapat

menghasilkan longgokan limbah zat beracun dalam darah. Sejumlah

pemeriksaan laboratorium klinis yang mengukur tingkat zat biasanya diatur

oleh ginjal dapat membantu untuk menentukan penyebab dan tingkat

disfungsi ginjal. Urine dan sampel darah yang digunakan untuk tes ini. (5)

Ada sejumlah tes urin yang dapat digunakan untuk menilai fungsi

ginjal. Suatu metode sederhana dan murah untuk screening test urin-rutin

sering pertama dilakukan jika ada masalah ginjal yang diduga. Sejumlah kecil

sampel urin dikumpulkan secara acak untuk diperiksa secara fisik, hal-hal

seperti warna, bau, penampilan,, dan konsentrasi (berat jenis); uji kimia untuk

zat seperti protein, glukosa, dan pH (keasaman / alkalinitas), dan mikroskop

untuk kehadiran elemen selular (sel darah merah [sel darah merah], sel

darah putih [WBCs], dan sel epitel), bakteri, kristal, dan memuntahkan

(struktur yang dibentuk oleh deposit protein, sel, dan zat lain dalam tubulus

ginjal tersebut). Jika hasil menunjukkan kemungkinan penyakit atau fungsi

ginjal terganggu, satu atau lebih tes tambahan berikut ini biasanya dilakukan

untuk menentukan penyebabnya dan tingkat penurunan fungsi ginjal. (5)

Page 10: GINJAL

Tes Klirens Kreatinin. Tes ini mengevaluasi seberapa efisien ginjal

membersihkan suatu zat yang disebut kreatinin dari darah. Kreatinin, suatu

produk limbah energi metabolisme otot, diproduksi dengan kecepatan

konstan yang sebanding dengan massa otot individu dan waktu. Itu Karena

tubuh tidak mendaur ulang itu semua, kreatinin disaring oleh ginjal dan

diekskresikan dalam urin , bersihan kreatinin membuat pengukuran yang

sangat khusus pada fungsi ginjal. Pengujian ini dilakukan pada spesimen urin

kumulatif, sampel dikumpulkan selama dua jam hingga 24 jam. Penentuan

tingkat kreatinin darah juga diperlukan untuk menghitung clearance urin. (5)

Tes Klirens Urea. Urea adalah produk limbah yang dihasilkan dari

metabolisme protein dan diekskresikan dalam urin. Uji klirens urea

membutuhkan sampel darah untuk mengukur jumlah urea dalam aliran darah

dan dua spesimen urin, dikumpulkan satu jam terpisah, untuk menentukan

jumlah urea yang disaring, atau dibersihkan, oleh ginjal menjadi urin. (5)

Tes osmolaritas urin. Osmolalitas urin adalah pengukuran jumlah

partikel yang dilarutkan dalam air seni. Ini adalah pengukuran yang lebih

tepat dari berat jenis untuk mengevaluasi kemampuan ginjal untuk

mememkatkan atau mengencerkan urin. Ginjal yang berfungsi normal akan

mengeluarkan lebih banyak air ke dalam urin disebabkan asupan cairan

meningkat dan mengencerkan urin. Jika frekuensi pasukan air menurun,

ginjal mengeluarkan lebih sedikit air dan air seni menjadi lebih pekat. Tes

dapat dilakukan pada sampel urin dikumpulkan pertama kali di pagi hari,

Page 11: GINJAL

pada sampel sewaktu, atau pada sampel kumulatif dikumpulkan selama

periode 24 jam. Pasien biasanya akan disarankan diet tinggi protein selama

beberapa hari sebelum ujian dan diminta untuk minum cairan malam sebelum

ujian. (5)

Uji protein urin. Ginjal menyaring semua protein dari aliran darah dan

kemudian menyerap kembali mereka, sehingga tidak ada protein, atau hanya

sedikit jumlah protein yang masuk ke dalam urin. Kehadiran protein secara

terus menerus dalam jumlah yang signifikan dalam urin adalah indikator

penting dari penyakit ginjal. Sebuah tes skrining positif untuk protein

(termasuk dalam urin rutin) pada sampel urin acak biasanya diikuti dengan

tes pada sampel urin jam-24 yang lebih tepatnya mengukur kuantitas protein.

(5)

Ada juga beberapa tes darah yang dapat membantu dalam

mengevaluasi fungsi ginjal, termasuk: (5)

Blood urea nitrogen test (BUN)/Uji nitrogen urea darah. Urea adalah

produk sampingan dari metabolisme protein. Dibentuk di hati, produk limbah

ini kemudian disaring dari darah dan dibuang dalam urin oleh ginjal. Uji BUN

mengukur jumlah nitrogen yang terkandung dalam urea itu. Kadar BUN yang

tinggi dapat menunjukkan disfungsi ginjal, tetapi karena BUN juga

dipengaruhi oleh asupan protein dan fungsi hati, tes ini biasanya dilakukan

bersama-sama dengan kreatinin darah, indikator yang lebih spesifik fungsi

ginjal.

Page 12: GINJAL

Tes kreatinin. Tes ini mengukur kadar kreatinin, produk sampingan

dari metabolisme otot, mirip dengan urea, yang disaring dari darah oleh ginjal

dan dibuang ke dalam urin. Produksi kreatinin tergantung pada itu massa otot

orang yang, yang biasanya berfluktuasi sangat sedikit. Dengan fungsi ginjal

normal, kemudian, jumlah kreatinin dalam darah relatif tetap konstan dan

normal. Untuk alasan ini, dan karena kreatinin sangat sedikit dipengaruhi oleh

fungsi hati, suatu tingkat kreatinin darah tinggi adalah indikator yang lebih

sensitif fungsi ginjal dari BUN.

Tes darah lainnya. Pengukuran tingkat darah elemen lain diatur dalam

bagian oleh ginjal juga dapat berguna dalam mengevaluasi fungsi ginjal. Ini

termasuk tes kadar natrium, kalium, klorida, bikarbonat, kalsium, magnesium,

fosfor, protein, asam urat, dan glukosa.

Normal nilai untuk tes banyak ditentukan oleh usia pasien dan jenis

kelamin. Nilai referensi juga dapat bervariasi oleh laboratorium, tetapi

umumnya dalam kisaran berikut: (5)

Nilai normal untuk tes darah :

Blood urea nitrogen (BUN) harus rata-rata 80-20 mg / dL. (Tes Fungsi

Ginjal Forum)

Kreatinin harus 0,8-1,2 mg / dL untuk pria, dan 0,6-0,9 mg / dL untuk

wanita. (Tes Fungsi Ginjal Forum)

Tingkat asam urat untuk pria harus 3,5-7,2 mg / dL dan bagi

perempuan 2,6-6,0 mg / dL.

Page 13: GINJAL

Nilai bersihan kreatinin rendah untuk menunjukkan kemampuan

berkurang dari ginjal untuk menyaring limbah dari darah dan mengeluarkan

mereka dalam urin. Seperti penurunan tingkat bersihan, tingkat kreatinin

darah, urea, dan meningkatnya asam urat. Karena dapat dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain, peningkatan sendiri kadar BUN adalah sugestif, tetapi tidak

diagnostik untuk disfungsi ginjal. Sebuah nilai kreatinin plasma yang tinggi

adalah indikator yang lebih spesifik penyakit ginjal daripada BUN. (5)

Ketidakmampuan ginjal untuk memekatkan urin dalam menanggapi

asupan cairan dibatasi, atau untuk mencairkan urin dalam menanggapi

asupan cairan meningkat selama pengujian osmolalitas, mungkin

menunjukkan penurunan fungsi ginjal. Karena ginjal biasanya mengeluarkan

hampir tidak ada protein dalam urin, kehadiran terus-menerus, dalam jumlah

yang melebihi normal dalam urin 24 jam, biasanya menunjukkan beberapa

jenis penyakit ginjal. (5)

BAB III

METODE KERJA

III.1. Alat dan Bahan

III.1.1. Alat

Page 14: GINJAL

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah humalyzer, kuvet, rak

tabung, sentrifuge, spoit steril 3 cc, tabung sentrifuge, dan tourniquet.

III.1.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alkohol 70%, aqua

pro injeksi, kapas, larutan standar asam urat, larutan standar kreatinin,

Natrium klorida, reagen asam urat, reagen kreatinin, dan serum.

III.2. Cara Kerja

Pra-analitik

Ureum dan Kreatinin

Pengambilan spesimen darah :

Disiapkan alat dan bahan yang digunakan. Dibersihkan bagian cubita

dengan kapas alcohol 70% dan biarkan hingga mengering. Dipasang

tourniquet pada lengan atas dan pasien diminta mengepalkan dan membuka

tangannya berkali-kali agar vena terlihat jelas. Diraba bagian vena mediana

cubital yang kenyal dengan jari-jari tangan kiri agar vena tidak bergerak.

Ditusukkan jarum sampai ujung jarum masuk ke dalam lumen vena.

Direnggangkan atau dilepaskan tourniquet dan secara perlahan-lahan ditarik

pengisap pada spoit sampai jumlah darah yang dikehendaki diperoleh.

Diletakkan kapas di atas jarum dan dilepaskan jarum perlahan-lahan. Diminta

pada pasien supaya tempat tusukan tersebut ditekan selama beberapa menit

Page 15: GINJAL

dengan kapas. Dilepaskan jarum dari semprit dan dialirkan darah ke dalam

wadah atau tabung reaksi yang tersedia melalui dinding tabung.

Analitik

a. Kreatinin

Dinyalakan humalyzer dan diset untuk pengukuran kreatinin.

Disiapkan reagensia dan larutan standar, lalu diatur pada suhu 300 C.

Dibuat larutan semi-mikro → standar = 100 µl standar + 1000 µl reagen,

sampel = 100 µl sampel + 1000 µl reagen, semi-makro → standar = 200

µl standar + 2000 µl reagen, sampel = 200 µl sampel + 2000 µl reagen.

Diinkubasi pada humalyzer 30 detik untuk semi-mikro dan selama 2 menit

untuk semi-makro. Dibaca hasil atau nilai pengukuran.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV.1 Tabel Pengamatan

No. Pemeriksaan Nilai

Page 16: GINJAL

1. Ureum 5 mg/dL

2. Kreatinin 1,7 mg/dL

IV.2 Gambar

Reagen Humalyzer

IV.4 Pembahasan

Ginjal adalah sepasang organ retroperitoneal yang integral dengan

homeostatis tubuh dalam mempertahankan keseimbangan, termasuk

keseimbangan fisika dan kimia. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal

Page 17: GINJAL

berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya

bersama dengan air dalam bentuk urin.

Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang

peritonium (retroperitoneal), didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot

besar (transversus abdominis, kuadratus lumborum dan psoas mayor) di

bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar

adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Kedua ginjal terletak di sekitar

vertebra T12 hingga L3. Ginjal pada orang dewasa  berukuran panjang 11-12

cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, kira-kira sebesar kepalan tangan manusia

dewasa. Berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau kurang

lebih beratnya antara 120-150 gram.

Beberapa fungsi ginjal secara umum yaitu:

1. Mempertahankan volume dan osmolalitas cairan tubuh

2. Mengatur keseimbangan asam basa

3. Ekskresi bahan yang telah didetksifikasi

4. Fungsi endokrin dengan menghasilkan rennin, enteroprotein, dan

prostaglandin

5. Mengubah provitamin D menjadi vitamin D

Pada percobaan kali ini dilakukan pengukuran kreatinin. Setelah didapatkan

serum, disiapkan terlebih dahulu:

Larutan I; 1000 µL R1 (asam pikrat) + 1000 µL R2 (NaOH)

Page 18: GINJAL

Larutan Standar; 1000 µL larutan 1 + 100 µL larutan standar

Larutan Sampel; 1000 µL larutan I + 100 µL serum

Setelah itu, 2 larutan di atas dikur pada Humalyzer dengan

mengikuti petunjuk pada alat yang kemudian dibaca hasilnya pada layar.

Hasil yang diperoleh adalah 1,7 mg/dL dimana hasil ini termasuk tidak normal

hal ini dikarenakan hasil berada di atas range dari nilai normal. Nilai normal

kreatinin untuk pria adalah 0,7-1,1 dan wanita adalah 0,6-0,9.

Pengukuran kreatinin dilakukan secara fotometri dimana dengan

menggunakan metode enzimatis, kreatinin bereaksi dengan asam pikrat

membentunk konpleks kreatinin pikrat yang selanjutnya diukur pada panjang

gelombang 492 nm. Adapun prinsip rekasinya adalah:

Kreatinin + asam pikrat Kompleks Kreatinin Pikrat

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Page 19: GINJAL

Berdasarkan hasil praktikum, maka dapat disimpulkan bahwa:

Kadar kreatinin yang diperoleh adalah 1,7mg/dL merupakan tidak

normal

Kadar ureum yang diperoleh adalah 5mg/dL merupakan hasil yang

normal

V.2 Saran

Sebaiknya dilakukan percobaan terhadap biomarker lain.

DAFTAR PUSTAKA

1. Baradero, Mary, et al. 2005. Klien Gangguan Ginjal. Jakarta : EGC

Page 20: GINJAL

2. Pearce, Efelin C. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

3. Wikipedia. “Ginjal”. http://wikipedia.org/wiki/ginjal. 2011. diakses tanggal 8 Mei 2011

4. Total Kesehatan Anda. “Ginjal”. http://totalkesehatananda.com/. 2008. diakses tanggal 8 Mei 2011

5. Yayasan Spiritia. “Tes Fungsi Ginjal”. http://spiritia.or.id/. 2010. Diakses tanggal 8 Mei 2011