GINJAL
-
Upload
marthin-ferryanto-rumahorbo -
Category
Documents
-
view
28 -
download
0
description
Transcript of GINJAL
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Laporan Kimia Klinik
UJI FUNGSI GINJAL
OLEH :
NAMA : ANNISYIAH WIRA MAHKOTA
NIM : N111 09 108
KELOMPOK : II (DUA)
GOLONGAN : JUMAT
ASISTEN : THEOSOBIA GRACE ORNO
MAKASSAR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Ginjal merupakan komponen utama dalam sistem saluran kemih,
selain komponen lainnya seperti ureter, kantung kemih, dan uretra. Fungsi
saluran kemih adalah sebagai jalur untuk eliminasi dari produk-produk
metabolit dan zat-zat yang tidak bemanfat lagi bagi tubuh. Ginjal mengatur
keseimbangan air, ionik, dan zat-zat kimia dalam darah melalui proses filtrasi
atau mereabsobsi zat-zat yang masih diperlukan untuk proses metabolisme.
Peranan ginjal sangat penting dalam tubuh manusia sehingga perlu
untuk mengetahui gangguan-gangguan yang terjadi pada ginjal dan
pemeriksaan klinis fungsi ginjal.
Gangguan pada ginjal dapat diketahui melalui pemeriksaan glomerular
filtration rate (GFR) atau laju filtrasi glomerulus. Penilaian GFR ini dapat
secara eksogen dan endogen. Penilaian secara eksogen paling akurat
menggunakan inulin karena difiltrasi secara bebas dan tidak disekresi
maupun direasorbsi pada tubulus sedangkan penilaian secara endogen
dapat menggunakan penanda (marker) seperti creatinine, creatinine
clearance, protein, albumin, dan urea.
I.2 Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami pemeriksaan penanda-penanda yang
digunakan dalam penilaian glomerular filtration rate (GFR).
I.3 Tujuan Percobaan
Mengetahui dan memahami pemeriksaan creatinine dan ureum dalam
penilaian glomerular filtration rate (GFR).
I.4 Prinsip Percobaan
Pengukuran penanda untuk penilaian GFR dengan humalyzer yaitu
creatinine dengan metode enzimatis berdasarkan reaksi Jaffe,
creatinine akan bereaksi dengan picric acid pada suasana basa
menghasilkan produk berwarna orange.
Pengukuran penanda untuk penilaian GFR dengan humalyzer yaitu
ureum dengan metode kolorimetrik dengan menggunakan diacetyl
monoxime dengan urea menghasilkan diazin, senyawa yang berwarna
kuning.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
Ginjal adalah sepasang organ retroperitoneal yang integral dengan
homeostatis tubuh dalam mempertahankan keseimbangan, termasuk
keseimbangan fisika dan kimia. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal
berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya
bersama dengan air dalam bentuk urin. (1:1)
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang
peritonium (retroperitoneal), didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot
besar (transversus abdominis, kuadratus lumborum dan psoas mayor) di
bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar
adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Kedua ginjal terletak di sekitar
vertebra T12 hingga L3. Ginjal pada orang dewasa berukuran panjang 11-12
cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, kira-kira sebesar kepalan tangan manusia
dewasa. Berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau kurang
lebih beratnya antara 120-150 gram. (1:2)
Bentuknya seperti biji kacang, dengan lekukan yang menghadap ke
dalam. Jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari
ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal
wanita. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit ke bawah dibandingkan ginjal
kiri untuk memberi tempat lobus hepatis dexter yang besar. Ginjal
dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Kedua
ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak
pararenal) yang membantu meredam guncangan. Setiap ginjal terbungkus
oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di
bagian luar, yang berwarna coklat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam
yang berwarna coklat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla
berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi
menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya
pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus. Pelvis renalis berbentuk
corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau
tiga kaliks renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua
atau tiga kaliks renalis minores. Medulla terbagi menjadi bagian segitiga yang
disebut piramid. Piramid-piramid tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan
tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila
atau apeks dari tiap piramid membentuk duktus papilaris bellini yang
terbentuk dari kesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul (2 :
773).
Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-1,2
juta buah pada tiap ginjal. Nefron adalah unit fungsional ginjal. Setiap nefron
terdiri dari kapsula bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus
proksimal, lengkung henle dan tubulus kontortus distal, yang mengosongkan
diri ke duktus pengumpul. Unit nephron dimulai dari pembuluh darah halus /
kapiler, bersifat sebagai saringan disebut Glomerulus, darah melewati
glomerulus/ kapiler tersebut dan disaring sehingga terbentuk filtrat (urin yang
masih encer) yang berjumlah kira-kira 170 liter per hari, kemudian dialirkan
melalui pipa/saluran yang disebut Tubulus. Urin ini dialirkan keluar ke saluran
Ureter, kandung kencing, kemudian ke luar melalui Uretra.
Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit)
dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan
dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya
akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan
mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang
kemudian diekskresikan disebut urin. (2:252)
Ginjal mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan komposisi air dalam
darah. Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui
pertukaran ion hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urin yang dihasilkan dapat
bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada pH 8. Kadar ion natrium
dikendalikan melalui sebuah proses homeostasis yang melibatkan aldosteron
untuk meningkatkan penyerapan ion natrium pada tubulus konvulasi. (3)
Kenaikan atau penurunan tekanan osmotik darah karena kelebihan
atau kekurangan air akan segera dideteksi oleh hipotalamus yang akan
memberi sinyal pada kelenjar pituitari dengan umpan balik negatif. Kelenjar
pituitari mensekresi hormon antidiuretik (vasopresin, untuk menekan sekresi
air) sehingga terjadi perubahan tingkat absorpsi air pada tubulus ginjal.
Akibatnya konsentrasi cairan jaringan akan kembali menjadi 98%. (3)
Ginjal-ginjal memainkan peran kunci dalam fungsi tubuh, tidak hanya
menyaring darah dan membersihkan limbah,namun juga menjaga
keseimbangan dari tingkat-tingkat elektolit-elektrolit didalam tubuh,
mengontrol tekanan darah, dan menstimulasi produksi dari sel-sel darah
merah. (4)
Ginjal-ginjal terletak didalam abdomen (perut) kearah belakang dan
masing-masing satu buah disisi kanan dan kiri dari tulang belakang (spine).
Mereka mendapat suplai darahnya melalui arteri-arteri renal (ginjal) langsung
dari aorta dan mengirim balik darah ke jantung melalui vena-vena renal ke
vena cava. "Renal" berasal dari kata latin untuk ginjal. (4)
Ginjal-ginjal mempunyai kemampuan untuk memonitor jumlah cairan
tubuh, konsentrasi-konsentrasi dari elektrolit-elektrolit seperti sodium dan
potassium, dan keseimbangan asam-basa dari tubuh. Mereka menyaring
limbah-limbah dari metabolisme tubuh, seperti urea dari metabolisme protein
dan asam urat (uric acid) dari penguraian DNA. Dua limbah didalam darah
dapat diukur: blood urea nitrogen (BUN) dan creatinine (Cr). (4)
Ketika darah mengalir ke ginjal, sensor-sensor didalam ginjal
memutuskan berapa banyak air yang dikeluarkan sebagai air seni, bersama
dengan berapa konsentrasi dari elektrolit-elektrolitnya. Sebagai contoh, jika
seseorang kekurangan cairan (dehidrasi) dari latihan olahraga atau dari suatu
penyakit, maka ginjal akan menahan sebanyak mungkin air dan air seni
menjadi sangat pekat. Ketika kecukupan air terjadi didalam tubuh, air seni
menjadi lebih encer dan menjadi bening. Sistim ini dikontrol oleh renin, suatu
hormon yang diproduksi didalam ginjal yang merupakan bagian dari sistim-
sistim tubuh yang mengatur cairan dan tekanan darah. (4)
Ginjal-ginjal juga adalah sumber dari erythropoietin didalam tubuh,
suatu hormon yang menstimulasi sumsum tulang (bone marrow) untuk
membuat sel-sel darah merah. Sel-sel special didalam ginjal memonitor
konsentrasi oksigen didalam darah. Jika tingkat oksigen darah turun, tingkat-
tingkat erythropoietin naik dan tubuh mulai memproduksi lebih banyak sel-sel
darah merah. (4)
Setelah ginjal-ginjal menyaring darah, air seni dikeluarkan melalui
ureter, suatu tabung kecil yang menghubungkannya ke kandung kemih
(bladder). Kemudian air seni itu di tampung didalam kandung kemih
menunggu waktu kencing, ketika kandung kemih mengirim air seni keluar dari
tubuh melalui urethra. (4)
Tes fungsi ginjal merupakan istilah kolektif untuk berbagai tes
individual dan prosedur yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi seberapa
baik ginjal berfungsi. Seorang dokter yang memerintahkan tes fungsi ginjal
dan menggunakan hasil untuk menilai fungsi ginjal disebut nephrologist
sebuah. Dokter harus mengambil sejarah lengkap sebelum melakukan tes
fungsi ginjal untuk mengevaluasi pasien asupan makanan dan obat. Berbagai
resep dan-the-counter obat dapat mempengaruhi darah dan uji fungsi ginjal
hasil urin, seperti dapat beberapa makanan dan minuman. (5)
Banyak kondisi yang dapat mempengaruhi kemampuan ginjal untuk
melaksanakan fungsi-fungsi vital mereka. Beberapa kondisi yang dapat
menyebabkan penurunan (akut) yang cepat dalam fungsi ginjal, yang lainnya
menyebabkan bertahap (kronis) penurunan fungsi. Keduanya dapat
menghasilkan longgokan limbah zat beracun dalam darah. Sejumlah
pemeriksaan laboratorium klinis yang mengukur tingkat zat biasanya diatur
oleh ginjal dapat membantu untuk menentukan penyebab dan tingkat
disfungsi ginjal. Urine dan sampel darah yang digunakan untuk tes ini. (5)
Ada sejumlah tes urin yang dapat digunakan untuk menilai fungsi
ginjal. Suatu metode sederhana dan murah untuk screening test urin-rutin
sering pertama dilakukan jika ada masalah ginjal yang diduga. Sejumlah kecil
sampel urin dikumpulkan secara acak untuk diperiksa secara fisik, hal-hal
seperti warna, bau, penampilan,, dan konsentrasi (berat jenis); uji kimia untuk
zat seperti protein, glukosa, dan pH (keasaman / alkalinitas), dan mikroskop
untuk kehadiran elemen selular (sel darah merah [sel darah merah], sel
darah putih [WBCs], dan sel epitel), bakteri, kristal, dan memuntahkan
(struktur yang dibentuk oleh deposit protein, sel, dan zat lain dalam tubulus
ginjal tersebut). Jika hasil menunjukkan kemungkinan penyakit atau fungsi
ginjal terganggu, satu atau lebih tes tambahan berikut ini biasanya dilakukan
untuk menentukan penyebabnya dan tingkat penurunan fungsi ginjal. (5)
Tes Klirens Kreatinin. Tes ini mengevaluasi seberapa efisien ginjal
membersihkan suatu zat yang disebut kreatinin dari darah. Kreatinin, suatu
produk limbah energi metabolisme otot, diproduksi dengan kecepatan
konstan yang sebanding dengan massa otot individu dan waktu. Itu Karena
tubuh tidak mendaur ulang itu semua, kreatinin disaring oleh ginjal dan
diekskresikan dalam urin , bersihan kreatinin membuat pengukuran yang
sangat khusus pada fungsi ginjal. Pengujian ini dilakukan pada spesimen urin
kumulatif, sampel dikumpulkan selama dua jam hingga 24 jam. Penentuan
tingkat kreatinin darah juga diperlukan untuk menghitung clearance urin. (5)
Tes Klirens Urea. Urea adalah produk limbah yang dihasilkan dari
metabolisme protein dan diekskresikan dalam urin. Uji klirens urea
membutuhkan sampel darah untuk mengukur jumlah urea dalam aliran darah
dan dua spesimen urin, dikumpulkan satu jam terpisah, untuk menentukan
jumlah urea yang disaring, atau dibersihkan, oleh ginjal menjadi urin. (5)
Tes osmolaritas urin. Osmolalitas urin adalah pengukuran jumlah
partikel yang dilarutkan dalam air seni. Ini adalah pengukuran yang lebih
tepat dari berat jenis untuk mengevaluasi kemampuan ginjal untuk
mememkatkan atau mengencerkan urin. Ginjal yang berfungsi normal akan
mengeluarkan lebih banyak air ke dalam urin disebabkan asupan cairan
meningkat dan mengencerkan urin. Jika frekuensi pasukan air menurun,
ginjal mengeluarkan lebih sedikit air dan air seni menjadi lebih pekat. Tes
dapat dilakukan pada sampel urin dikumpulkan pertama kali di pagi hari,
pada sampel sewaktu, atau pada sampel kumulatif dikumpulkan selama
periode 24 jam. Pasien biasanya akan disarankan diet tinggi protein selama
beberapa hari sebelum ujian dan diminta untuk minum cairan malam sebelum
ujian. (5)
Uji protein urin. Ginjal menyaring semua protein dari aliran darah dan
kemudian menyerap kembali mereka, sehingga tidak ada protein, atau hanya
sedikit jumlah protein yang masuk ke dalam urin. Kehadiran protein secara
terus menerus dalam jumlah yang signifikan dalam urin adalah indikator
penting dari penyakit ginjal. Sebuah tes skrining positif untuk protein
(termasuk dalam urin rutin) pada sampel urin acak biasanya diikuti dengan
tes pada sampel urin jam-24 yang lebih tepatnya mengukur kuantitas protein.
(5)
Ada juga beberapa tes darah yang dapat membantu dalam
mengevaluasi fungsi ginjal, termasuk: (5)
Blood urea nitrogen test (BUN)/Uji nitrogen urea darah. Urea adalah
produk sampingan dari metabolisme protein. Dibentuk di hati, produk limbah
ini kemudian disaring dari darah dan dibuang dalam urin oleh ginjal. Uji BUN
mengukur jumlah nitrogen yang terkandung dalam urea itu. Kadar BUN yang
tinggi dapat menunjukkan disfungsi ginjal, tetapi karena BUN juga
dipengaruhi oleh asupan protein dan fungsi hati, tes ini biasanya dilakukan
bersama-sama dengan kreatinin darah, indikator yang lebih spesifik fungsi
ginjal.
Tes kreatinin. Tes ini mengukur kadar kreatinin, produk sampingan
dari metabolisme otot, mirip dengan urea, yang disaring dari darah oleh ginjal
dan dibuang ke dalam urin. Produksi kreatinin tergantung pada itu massa otot
orang yang, yang biasanya berfluktuasi sangat sedikit. Dengan fungsi ginjal
normal, kemudian, jumlah kreatinin dalam darah relatif tetap konstan dan
normal. Untuk alasan ini, dan karena kreatinin sangat sedikit dipengaruhi oleh
fungsi hati, suatu tingkat kreatinin darah tinggi adalah indikator yang lebih
sensitif fungsi ginjal dari BUN.
Tes darah lainnya. Pengukuran tingkat darah elemen lain diatur dalam
bagian oleh ginjal juga dapat berguna dalam mengevaluasi fungsi ginjal. Ini
termasuk tes kadar natrium, kalium, klorida, bikarbonat, kalsium, magnesium,
fosfor, protein, asam urat, dan glukosa.
Normal nilai untuk tes banyak ditentukan oleh usia pasien dan jenis
kelamin. Nilai referensi juga dapat bervariasi oleh laboratorium, tetapi
umumnya dalam kisaran berikut: (5)
Nilai normal untuk tes darah :
Blood urea nitrogen (BUN) harus rata-rata 80-20 mg / dL. (Tes Fungsi
Ginjal Forum)
Kreatinin harus 0,8-1,2 mg / dL untuk pria, dan 0,6-0,9 mg / dL untuk
wanita. (Tes Fungsi Ginjal Forum)
Tingkat asam urat untuk pria harus 3,5-7,2 mg / dL dan bagi
perempuan 2,6-6,0 mg / dL.
Nilai bersihan kreatinin rendah untuk menunjukkan kemampuan
berkurang dari ginjal untuk menyaring limbah dari darah dan mengeluarkan
mereka dalam urin. Seperti penurunan tingkat bersihan, tingkat kreatinin
darah, urea, dan meningkatnya asam urat. Karena dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain, peningkatan sendiri kadar BUN adalah sugestif, tetapi tidak
diagnostik untuk disfungsi ginjal. Sebuah nilai kreatinin plasma yang tinggi
adalah indikator yang lebih spesifik penyakit ginjal daripada BUN. (5)
Ketidakmampuan ginjal untuk memekatkan urin dalam menanggapi
asupan cairan dibatasi, atau untuk mencairkan urin dalam menanggapi
asupan cairan meningkat selama pengujian osmolalitas, mungkin
menunjukkan penurunan fungsi ginjal. Karena ginjal biasanya mengeluarkan
hampir tidak ada protein dalam urin, kehadiran terus-menerus, dalam jumlah
yang melebihi normal dalam urin 24 jam, biasanya menunjukkan beberapa
jenis penyakit ginjal. (5)
BAB III
METODE KERJA
III.1. Alat dan Bahan
III.1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah humalyzer, kuvet, rak
tabung, sentrifuge, spoit steril 3 cc, tabung sentrifuge, dan tourniquet.
III.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alkohol 70%, aqua
pro injeksi, kapas, larutan standar asam urat, larutan standar kreatinin,
Natrium klorida, reagen asam urat, reagen kreatinin, dan serum.
III.2. Cara Kerja
Pra-analitik
Ureum dan Kreatinin
Pengambilan spesimen darah :
Disiapkan alat dan bahan yang digunakan. Dibersihkan bagian cubita
dengan kapas alcohol 70% dan biarkan hingga mengering. Dipasang
tourniquet pada lengan atas dan pasien diminta mengepalkan dan membuka
tangannya berkali-kali agar vena terlihat jelas. Diraba bagian vena mediana
cubital yang kenyal dengan jari-jari tangan kiri agar vena tidak bergerak.
Ditusukkan jarum sampai ujung jarum masuk ke dalam lumen vena.
Direnggangkan atau dilepaskan tourniquet dan secara perlahan-lahan ditarik
pengisap pada spoit sampai jumlah darah yang dikehendaki diperoleh.
Diletakkan kapas di atas jarum dan dilepaskan jarum perlahan-lahan. Diminta
pada pasien supaya tempat tusukan tersebut ditekan selama beberapa menit
dengan kapas. Dilepaskan jarum dari semprit dan dialirkan darah ke dalam
wadah atau tabung reaksi yang tersedia melalui dinding tabung.
Analitik
a. Kreatinin
Dinyalakan humalyzer dan diset untuk pengukuran kreatinin.
Disiapkan reagensia dan larutan standar, lalu diatur pada suhu 300 C.
Dibuat larutan semi-mikro → standar = 100 µl standar + 1000 µl reagen,
sampel = 100 µl sampel + 1000 µl reagen, semi-makro → standar = 200
µl standar + 2000 µl reagen, sampel = 200 µl sampel + 2000 µl reagen.
Diinkubasi pada humalyzer 30 detik untuk semi-mikro dan selama 2 menit
untuk semi-makro. Dibaca hasil atau nilai pengukuran.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
IV.1 Tabel Pengamatan
No. Pemeriksaan Nilai
1. Ureum 5 mg/dL
2. Kreatinin 1,7 mg/dL
IV.2 Gambar
Reagen Humalyzer
IV.4 Pembahasan
Ginjal adalah sepasang organ retroperitoneal yang integral dengan
homeostatis tubuh dalam mempertahankan keseimbangan, termasuk
keseimbangan fisika dan kimia. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal
berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya
bersama dengan air dalam bentuk urin.
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang
peritonium (retroperitoneal), didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot
besar (transversus abdominis, kuadratus lumborum dan psoas mayor) di
bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar
adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Kedua ginjal terletak di sekitar
vertebra T12 hingga L3. Ginjal pada orang dewasa berukuran panjang 11-12
cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, kira-kira sebesar kepalan tangan manusia
dewasa. Berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau kurang
lebih beratnya antara 120-150 gram.
Beberapa fungsi ginjal secara umum yaitu:
1. Mempertahankan volume dan osmolalitas cairan tubuh
2. Mengatur keseimbangan asam basa
3. Ekskresi bahan yang telah didetksifikasi
4. Fungsi endokrin dengan menghasilkan rennin, enteroprotein, dan
prostaglandin
5. Mengubah provitamin D menjadi vitamin D
Pada percobaan kali ini dilakukan pengukuran kreatinin. Setelah didapatkan
serum, disiapkan terlebih dahulu:
Larutan I; 1000 µL R1 (asam pikrat) + 1000 µL R2 (NaOH)
Larutan Standar; 1000 µL larutan 1 + 100 µL larutan standar
Larutan Sampel; 1000 µL larutan I + 100 µL serum
Setelah itu, 2 larutan di atas dikur pada Humalyzer dengan
mengikuti petunjuk pada alat yang kemudian dibaca hasilnya pada layar.
Hasil yang diperoleh adalah 1,7 mg/dL dimana hasil ini termasuk tidak normal
hal ini dikarenakan hasil berada di atas range dari nilai normal. Nilai normal
kreatinin untuk pria adalah 0,7-1,1 dan wanita adalah 0,6-0,9.
Pengukuran kreatinin dilakukan secara fotometri dimana dengan
menggunakan metode enzimatis, kreatinin bereaksi dengan asam pikrat
membentunk konpleks kreatinin pikrat yang selanjutnya diukur pada panjang
gelombang 492 nm. Adapun prinsip rekasinya adalah:
Kreatinin + asam pikrat Kompleks Kreatinin Pikrat
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, maka dapat disimpulkan bahwa:
Kadar kreatinin yang diperoleh adalah 1,7mg/dL merupakan tidak
normal
Kadar ureum yang diperoleh adalah 5mg/dL merupakan hasil yang
normal
V.2 Saran
Sebaiknya dilakukan percobaan terhadap biomarker lain.
DAFTAR PUSTAKA
1. Baradero, Mary, et al. 2005. Klien Gangguan Ginjal. Jakarta : EGC
2. Pearce, Efelin C. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
3. Wikipedia. “Ginjal”. http://wikipedia.org/wiki/ginjal. 2011. diakses tanggal 8 Mei 2011
4. Total Kesehatan Anda. “Ginjal”. http://totalkesehatananda.com/. 2008. diakses tanggal 8 Mei 2011
5. Yayasan Spiritia. “Tes Fungsi Ginjal”. http://spiritia.or.id/. 2010. Diakses tanggal 8 Mei 2011