Manual Perencanaan Bangunan Pengamam Gerusan Pantai Untuk Konstruksi Jalan Dan Jembatan (JJ)
Gerusan Pd Jembatan
Transcript of Gerusan Pd Jembatan
-
7/23/2019 Gerusan Pd Jembatan
1/3
-
7/23/2019 Gerusan Pd Jembatan
2/3
belum stabil dan untuk menyalurkan energinya sungai ini akan
memperpanjang aliran dan membentuk meander memperpanjang
aliran dan membentuk meander . Sungai dengan tikungan dapat
terjadi pada daerah aluvial atau tanah keras. Sudut t ikungan yang
dibentuk bisa berbagai macam, misalnya 90 atau 180. T ipe sungai
dengan tikungan pada umumnya diakibatkan karena adanya usaha
sungai untuk mencapai
Sungai yang menganyam biasanya terjadi pada daerah yang terjal
dengan butiran seragam dan mempunyai alur yang berpindah -
pindah. Jadi setiap musim, sungai ini dapat berubah bentuk.Terdapat berbagai macam jenis pilar yang digunakan sebagai
penyalur beban jembatan. Pemilihan jenis pilar umumnya ditentukan
dari analisis kekuatan analisis ekonomi, analisis lingkungan.
Pada kenyataannya banyak terdapat keruntuhan pada jembatan. Hal
tersebut disebabkan oleh berbagai faktor antara lain yaitu:
Beban yang dipikul jembatan melebihi batas maksimum yang telah
ditentukan.
1.
Bencana alam sepert i gempa, erosi, banjir dan lain-lain.2.
Perubahan morfologi sungai akibat adanya bangunan dalam usaha
sungai untuk mencapai kestabilan. Salah satu fenomena yang terjadi
adalah gerusan lokal (local scouring).
3.
Tujuan Mengetahui Scouring Pada Jembatan
Dengan mengetahui fenomena scouring maka perencana dapat
melakukan invest igasi terhadap saluran sehingga dapat ditentukan
letak , posisi ,kedalaman dan tipe pilar maupun abutemen sehingga
kecacatan dan kegagalan pada jembatan yang disebabkan scouring
dapat dihindarkan. Apabila bangunan sudah beridiri maka dapat
dibuatkan pengaman untuk mereduksi efek scouring tersebut agar
kekuatan struktur jembatan secara keseluruhan tetap mantap.
Jenis - Jenis Scouring
Gerusan adalah proses semakin dalamnya dasar sungai karena
interaksi antara aliran dengan dasar sungai. Scouring dapat
diklasifikasikan menjadi:
Gerusan umum (general scour)Gerusan umum ini merupakan suatu proses alami yang terjadi padasungai sehingga akan menimbulkan degradasi dasar. Gerusan Umum
disebabkan oleh energi dari aliran air.
Gerusan akibat penyempitan di alur sungai (contraction scour)
Gerusan lokal (local scour)Gerusan lokal ini pada umumnya diakibatkan oleh adanya bangunan
air, misal, tiang atau pilar jembatan. Gerusan local disebabkan oleh
sistem pusaran air (vortex system) karena adanya gangguan pola
aliran akibat rintangan.
Ada dua macam gerusan lokal, yaitu :
Clear water scourPergerakan sedimen hanya terjadi pada sekitar pilar. Ada dua
macam:
Gerusan lokal tidak terjadi dan proses transportasi sedimen tidak
terjadi.
1.
Gerusan lokal terjadi menerus dan proses transportasi sedimen tidak
terjadi.
2.
Live bed scour
Terjadi karena adanya perpindahan sedimen. Yaitu jika:
Gerusan terlokalisir ter jadi karena adanya penyempitan penampang
sungai oleh adanya penempatan bangunan hidraulika.
Gerusan Total (Total Scour)
Merupakan kombinasi antara gerusan lokal (local scour) dan gerusan
umum (general scour). Bisa juga kombinasi antara gerusan lokal,gerusan umum dan gerusan terlokalisir (localized scour/ constriction
scour).
Berdasarkan pengamatan tentang analisa ini, maka tipe scouring
yang terjadi pada struktur bawah jembatan dapat dibedakan
-
7/23/2019 Gerusan Pd Jembatan
3/3
menjadi:
Gerusan yang terjadi pada pilar yang terletak pada saluran lurus
adalah gerusan local.
1.
Gerusan yang terjadi pada pilar yang terletak pada bagian tikungan
saluran adalah gerusan local ditambah dengan gerusan umum akibat
tikungan saluran.
2.
Gerusan yang terjadi pada abutmen jembatan adalah gerusan total,
yaitu kombinasi antara gerusan local, gerusan umum dan gerusan
penyempitan
3.
Proses Terjadinya Scouring
Pada Abutemen dan PilarGerusan akibat aliran air menyebabkan erosi dan degradasi di sekitar
bukaan jalan air (water way openning) suatu jembatan. Degradasi ini
berlangsung secara terus menerus hingga dicapai keseimbangan
antara suplai dan angkutan sedimen yang saling memperbaiki.
Apabila suplai sedimen dari hulu berkurang atau jumlah angkutan
sedimen lebih besar daripada suplai sedimen, maka bisa
menyebabkan terjadinya kesenjangan yang begitu menyolok antara
degradasi dan agradasi di lokasi dasar jalan air jembatan. Sehingga
lubang gerusan (scour hole) pada abutmen maupun pilar jembatan
akan lebih dalam bila tidak terdapat atau kurangnya suplai sedimen.
Demikian juga apabila tidak terdapat bangunan pengendali gerusan di
sekitar abutmen ataupun pilar, maka dalamnya gerusan t idak bisa
direduksi, se-hingga kedalaman gerusan bisa mencapai maksimum.
Hal ini bisa menyebabkan rusaknya abutmen maupun pilar jembatan.
Pada AbutemenMenurut Yulistianto dkk. (1998), Gerusan yang terjadi di sekitar
abutmen jembatan adalah akibat sistem pusaran (vortex system)
yang timbul karena aliran dirintangi oleh bangunan tersebut. Sistem
pusaran yang menyebabkan lubang gerusan (scour hole), berawal
dari sebelah hulu abutmen yaitu pada saat mulai timbul komponen
aliran dengan arah aliran ke bawah, karena aliran yang datang dari
hulu dihalangi oleh abutmen, maka aliran akan berubah arah menjadiarah vertikal menuju dasar saluran dan sebagian berbelok arah
menuju depan abutmen selanjutnya diteruskan ke hilir.
Aliran arah vert ikal ini akan terus menuju dasar yang selanjutnya
akan membentuk pusaran. Di dekat dasar saluran komponen aliran
berbalik arah vertikal ke atas, per istiwa ini diikuti dengan terbawanya
material dasar sehingga terbentuk aliran spiral yang akan
menyebabkan gerusan dasar. Hal ini akan terus berlanjut hingga
tercapai keseimbangan.
Demikianlah Informasi teknik sipil yang dapat saya bagikan mengenai
Gerusan atau scouring pada Jembatan.Semoga bermanfaat.