geronya.docx
-
Upload
mutia-rahmah -
Category
Documents
-
view
23 -
download
0
Transcript of geronya.docx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memasuki era penduduk berstruktur
lanjut usia (aging structured population). Berdasarkan laporan Kementerian
Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah penduduk lansia pada tahun
2006 kurang lebih 19 juta jiwa. Pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 23,9 juta
jiwa, sedangkan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34% dari total
populasi penduduk Indonesia). Kemajuan di bidang kesehatan, meningkatnya
sosial ekonomi dan pengetahuan masyarakat yang bermuara pada peningkatan
kesejahteraan rakyat akan meningkatkan usia harapan hidup. Pada tahun 2010
diperkirakan usia harapan hidup lansia adalah 67,4 tahun dan tahun 2020
diperkirakan usia harapan hidup 71,1 tahun.
Pada lanjut usia terjadi kemunduran sel karena proses penuaan yang dapat
berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik, timbulnya berbagai macam
penyakit terutama penyakit degeneratif. Hal ini akan menimbulkan masalah
kesehatan, sosial dan membebani perekonomian baik pada lanjut usia maupun
pemerintah karena masing-masing penyakit tersebut cukup banyak memerlukan
dana baik untuk terapi dan rehabilitasinya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini, antara lain :
1. Jelaskan teori-teori menua.
2. Jelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia.
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat :
1. Memahami teori-teori menua
2. Memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”
BAB II
ISI
A. Teori Menua
Penuaan sebagai sebuah proses yang berjalan pasti pada setiap individu,
dapat ditinjau dari berbagai sisi, sehingga memunculkan berbagai teori yang dapat
dikelompokkan dalam teori biologi, sosiologi, dan psikologi.
1. Teori Biologi
a) Programmed Aging Theory
Teori ini menyatakan bahwa manifestasi dari perubahan senescent adalah
hasil dari program genetik yang terdiri dari gen penuaan yang
bertanggung jawab terhadap perubahan penuaan yang akan menyebabkan
kematian organisme (Hodges dan Stabb,1996).
b) The Error Theory
Sonneborn (1979) cit. Lueckenotte (1996) menyatakan bahwa hipotesis
dari teori ini didasarkan pada gagasan bahwa kesalahan dapat terjadi
pada transkripsi dalam beberapa langkah dari sintesa protein dari DNA
dan RNA dan akhirnya menuju pada penuaan atau kematian aktual dari
sel.
c) Wear and Tear Theory
Penuaan berdasarkan teori ini adalah sebagai suatu proses yang rentan
terhadap stress, atau sebuah akumulasi dari trauma yang mempercepat
proses penuaan.
d) Teori Radikal Bebas
Teori ini menyatakan bahwa oksidasi dari lemak, protein, karbohidrat,
dan elemen tertentu akan menghasilkan elektron bebas yang akan
berikatan dengan molekul dan akan mengubah struktur sel (Lueckenotte,
1996).
e) Immunity Theory
Teori ini menyatakan perubahan sel B dan T akan menyebabkan
hilangnya kapasitas regulasi sel, sel yang sudah tua ataupun normal
Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”
dipandang sebagai bahan asing dan selanjutnya sistem tubuh akan
bereaksi dengan membentuk antibodi untuk menghancurkan sel ini
(Lueckenotte, 1996).
f) Cross Linkage Theory
Teori ini menyatakan lemak, karbohidrat, dan asam nukleat bereaksi
dengan agen kimia atau radiasi untuk membentuk ikatan yang
menyebabkan kekakuan dan ketidakstabilan sel (Lueckenotte,1996).
2. Teori Sosiologi
a) Disangegament Theory
Individu akan berubah dari berpusat pada masyarakat dan berinteraksi
dengan komunitas, kepada penarikan seseorang yang berpusat pada
dirinya. Keseimbangan sosial selanjutnya akan dicapai sebagai suatu
hasil akhir (Cumming, Hemry, 1961 cit Lueckenotte, 1996).
b) Teori Aktivitas
Aktivitas dipandang dari teori ini menjadi perlu untuk mempertahankan
kepuasan hidup personal dan konsep diri yang positif. Mempertahankan
untuk tetap aktif dan tidak menarik dari masyarakat karena parameter
umur (Lueckenotte,1996 ).
c) Teori Kontinuitas
Usia tua tidak dipandang sebagai fase akhir yang terpisah dari kehidupan.
Berdasarkan pada teori ini, kehidupan selanjutnya adalah keberlajutan
dari bagian saat ini, sebagai komponen yang integral dalam siklus
kehidupan individu . Teori ini dapat dilihat sebagai teori perkembangan.
Havighurst et all (1963) cit Lueckenotte (1996) memaparkan bahwa
seorang lansia menurut teori ini akan mencoba untuk mempertahankan
kebiasaan sebelumnya, pilihan, komitmen, nilai, kepercayaan, dan semua
faktor yang berkontribusi pada kepribadian.
d) Age Stratification Theory
Berdasarkan pada teori ini, proses menua dipandang sebagai sebuah
elemen masyarakat dan juga anggota kelompok sebaya dari proses sosial.
Teori ini menekankan pada penjelasan ketergantungan diantara lansia
Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”
dan masyarakat dan bagaimana mereka secara konstan mempengaruhi
satu yang lain dengan beberapa cara (Lueckenotte, 1996).
e) Person-Environment Fit Theory
Setiap orang termasuk lansia memiliki kompetensi personal yang
membantu membentuk dirinya melewati hidup. (Lueckenotte, 1996)
mengidentifikasi kompetensi personal ini sebagai ego, kekuatan, level
dari ketrampilan motorik, kesehatan biologi individu, kognitif dan
kapasitas sensori prespektif.
3. Teori Psikologi
a) Teori Kebutuhan Maslow
Maslow (1994) cit Hodges dan Stabb (1996) menyatakan lansia
seharusnya menjadi individu yang sudah matur, mempunyai otonomi,
kreativitas, independen dan hubungan yang positif dengan keluarga dan
masyarakat.
b) Development Task Theory
Berdasarkan pada Havighurst (1972) cit (Lueckenotte, 1996) menyatakan
tugas perkembangan dari lansia meliputi penyesuaian untuk penurunan
kekuatan fisik dan kesehatan, penyesuaian dengan pensiun, penyesuaian
dari kematian pasangan, membangun dan beradaptasi dengan peran sosial
dalam cara yang flexible dan memberikan kepuasan dari pengaturan
hidup secara fisik.
B. Perubahan pada Lansia
1. Perubahan Biologis
Menurut Lueckenotte (1996) perubahan yang terjadi pada lansia adalah:
a. Sistem kardiovaskuler
Penurunan elastisitas dari arteri dan vena koroner dan kontraktilitas dari
dinding ventrikel;
Peningkatan kekakuan dari katup jantung dan penurunan cardiac output
selama istirahat dan latihan;
Peningkatan tekanan sistole.
Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”
b. Sistem respirasi
Penurunan massa dan kekuatan otot pernafasan;
Kapasitas difusi karbondioksida berkurang;
Penurunan kemampuan permukaan alveolar untuk pertukaran gas;
Penurunan tidal volume dan respiratory rate;
Penurunan jumlah silia, efektivitas mukosiliar dan reflek batuk sehingga
terjadi penurunan kemampuan untuk membersihkan sekresi.
c. Sistem endokrin
Produksi dari hampir semua hormon menurun;
Menurunnya aktivitas tiroid dan Basal Metabolic Rate (BMR).
d. Sistem Gastrointestinal
Kehilangan gigi, atropi dari indera pengecap, dan penurunan produksi
saliva;
Penurunan motilitas usus dan produksi enzim pencernaan;
Penurunan rasa lapar;
Gerakan peristaltik melemah;
Fungsi absopsi menurun.
e. Sistem Urinaria
Berkurangnya berat dan ukuran ginjal;
Penurunan jumlah nefron dan glomeruli;
Penurunan kapasitas kandung kemih;
Peningkatan kontraksi kandung kemih involunteer;
Pembesaran kelenjar prostat.
f. Sistem Integumen
Hilangnya elastisitas, vaskuler dan kekuatan kulit yang dapat
memperlambat proses penyembuhan dan meningkatkan resiko luka pada
kulit;
Peningkatan bercak hitam (age spots);
Hilangnya jaringan subkutan yang akan menyebabkan kulit berkerut dan
akan berpengaruh pada harga diri, kontrol temperatur dan efikasi obat;
Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”
Penurunan aktivitas dari kelenjar minyak dan keringat yang berakibat
pada termoregulasi dan penurunan keringat.
g. Sistem Muskuloskeletal
Penurunan massa, tonus dan kekuatan otot;
Penurunan elastisitas dari ligamen, tendon, dan kartilago;
Discus vertebralis menjadi kehilangan air dan menjadi pendek, sehingga
tinggi badan berkurang;
Perubahan postur akibat perubahan dari tulang belakang menjadi flexi.
h. Sistem syaraf dan fungsi kognitif
Penurunan berat dari otak;
Pengurangan jumlah neuron, peningkatan neuroglia;
Akumulasi dari lipofuscin, sehingga terjadi penurunan efektivitas
bekerjanya sel;
Kemunduran dari fungsi sensorimotor;
Memori jangka pendek menurun seiring penuaan, tetapi memori jangka
panjang dapat dipertahankan;
Perubahan dalam pola tidur.
i. Sistem Penglihatan
Penurunan adaptasi terhadap cahaya dan lapang pandang;
Peningkatan kepadatan dan kekakuan lensa yang berpengaruh pada
kemampuan memfokuskan bayangan;
Terdapat bintik coklat pada sklera dan kornea menjadi kuning;
Penurunan ukuran pupil dan kemampuan dalam berkontraksi.
j. Sistem pendengaran
Hilangnya elastisitas aurikula;
Atropi kelenjar serumen , sehingga serumen menjadi kering;
Membran timpani mengalami retriksi, tumpul dan terlihat berwarna abu-
abu;
Penurunan persendian osikuler pada telinga tengah;
Penurunan sensitivitas vestibuler.
2. Perubahan Sosisal
Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”
a. Peran : post power syndrome, single woman, dan single
parents
b. Keluarga : emptiness (kesendirian, kehampaan)
c. Teman : ketika lansa lainnya meninggla, maka muncul
perasaan kapan akan meninggal. Berada di rumah terus menerus akan
cepat pikun (tidak berkembang)
d. Abuse : kekerasan berbentuk verbal (dibentak) dan non
verbal (dicubit, tidak diberi makan)
e. Masalah hukum : berkaitan dengan perlindungan asset dan kekayaan
pribadi yang dikumpulkan sejak masih muda
f. Pension : kalau menjadi PNS akan memiliki tabungan (dana
pensiun). Kalau tidak, anak dan cucu yang akan member uang
g. Ekonomi : kesenpatab untuk mendapatkan pekerjaan yang
cocok bagi lansia dan income security
h. Rekreasi : untuk ketenangan batin
i. Keamanan : jatuh, terpeleset
j. Transportasi : kebutuhan akan system transportasi yang cocok
bagi lansia
k. Politik : kesempatan yang sama untuk terlibat dan memberikan
masukan dalam sistem politik yang berlaku
l. Pendidikan : berkaitan dengan pengentasan buta aksara dan
kesempatan untuk tetap beajar sesuai dengan hak asasi manusia
m. Agama : melaksanakan ibadah
n. Panti jompo : merasa dibuang / diasingkan
3. Perubahan Psikologis
Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory,frustasi,
kesepian, takut kehilangan kebebasan, tacit menghadapi kematian, perubahan
keinginan, epresi dan kecemasan. Dalam psikologi perkembangan, lansia dan
perubahan yang dialaminya akiat proses penuaan digambarkan oleh hal-hal
berikut:
a. Masalah-masalah umum yang sering dialami manusia
Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”
Keadaan fisik lemah dan tak berdaya
Status ekonomi sangat terancam
Menentukan kodisi hidup yang sesuai dengan perubahan status ekonomi
dan kondisi fisik
Mencari teman baru untuk menggantikan suami atau istri yang etlah
meninggal atau pergi jauh dan/atau cacat
Mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi waktu luang yang semakin
bertambah
Belajar untuk memperlakuakn anak yang sudah besar sebagai orang
dewasa
Mulai merasakan kebahagiaan dari kegiantan yang sesuai untuk lansia dan
memiliki kemauan untuk mengganti kegiatan lama yang berat dengan yang
lebih cocok
Menjadi sasaran atau dimanfaatkan oleh para pembuat obat, buaya darat,
dan kriminalitas karena mereka tidak sanggup lagi untuk mempertahankan
diri
b. Perubahan-perubahan umum dalam penampilan lansia
bagian kepala: bentuk mulut berubah akibat kehilangan gigi atau karena
harus menggunakan gigi palsu, penglihatan agak kabur, mata tak
bercahaya dan serin mengeluarkan cairan, dagu mnegendur tampak
berlipat, pipi berkerut, kulit bererut dan kering, bintik hitam pada kulit
tampak lebih banyak, serta rambut menipis dan berubah enjadi putih atau
abu-abu
bagian tubuh: bahu membungkuk dan tampak mengecil, perut membesar
dan tampak membuncit, pinggul tampak mengendur dan lebih lebar
dibandingkan dengan waktu sebelumnya, garis pinggang melebar
menjadikan badan tampak seperti terisap, serta payudara bagi wanita
menjadi kendur
bagian persendian: pangkal tangan menjadi kendur dan terasa berat,
sednagkan ujung tangan tampak mengerut. Kaki menjadi kendur dan
pembuluh darah balik menjadi menonjol, terutama ada disekitar
Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”
pergelangan kaki. Tangan menjadi kurus kering dan pembuluh vena
disepanjang bagian belakang tangan menonjol. Kaki membesar karena
otot-otot mengendur, timbul benjolan-benjolan, serta ibu jari membengkak
dan bias meradang serta timbul kelosis. Kuku tanga dan kaki menebal
mengeras, dan mengapur beberapa kemunduran organ tubuh seperti yang
disebutkan oleh Kartari (1990), diantaranya adalah sebagai berikut:
kulit : berubah menjadi lebih tipis, kering, keriput, dan elasisitas
menurun.
Rambut : rontok, warna menjadi putih, kering, dan tidak mengkilap.
Otot : jumlah sel otot berkurang, ukurannya mengecil atau terjadi
atropi sementara jumlah jaringan ikat bertambah, volume otot secara
keseluruhan menyusut, fungsinya menurun, serta kekuatannya
berkurang.
Jantung dan pembuluh darah : pada usia lanjut kekutaan mesin pompa
jantung berkurang. Berbagai pembuluh darah penting khususnya di
jantung dan otak mngalami kekakuan. Lapisan intia menjadi kasar
akibat merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kadar kolesterol tinggi,
serta hal lain yang memudahkan timbulnya penggumpalan darah dan
thrombosis.
Tulang : pada proses menua, kadar kapur (kalsium) dalam tulang
menurun, akibatnya tulang menjadi keropos (osteoporosis) dan mudah
patah.
Seks : produksi hormone seks pada pria dan wanita menurun dengan
bertambahnya umur.
Menurut Boedhi Darmojo (2004), menjadi tua bukanlah suatu penyakit
atau sakit, tetapi suatu proses perubhan dimana kepekaan bertambah atau
batas kemampuan beradaptasi menjadi berkurang yang sering diknal
dengan geriatric giant, dimana lansia akan mengalami 13i, yaitu
imobilisasi; instabilitas (mudah jatuha); intelektualitas terganggu
(demensia); isolasi (depresi); inkontinensia; impotensi; imunodefisiensi;
onfeksi mudah terjadi; impaksi (konstipasi); iatrogenesis (kesalahn
Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”
diagnosis); insomnia; impairment of (gangguan pada; penglihatan,
pendengaran, pengecapan, penciuman, komunikasi, dan integritas kulit);
inaniation (malnutrisi).
c. Perubahan umum fungsi pancaindera pada lansia
Sistem Penglihatan : ada penurunan yang konsisten dalam
kemampuan untuk melihat objek pada tingkat penerangan yang rendah
serta menurunya sensitivitas terhadap warna. Orang berusia lanjut
pada umumnya menderita presbiop karena elastisitas lensa mata
berkurang.
Sistem pendengaran : orang berusia lanjut kehilangan kemampuan
mendengar bunyi dengan nada yang sangat tinggi sebagai akibat dari
erhentinya pertumbuhan saraf dan berakhirnya organ basal yang
mengakibatkan matinya rumah siput (koklea) dalam telinga.
Sistem perasa : Saraf perasa yang berhenti tumbuh ini semakin
bertambah banyak sejalan dengan bertambahnya usia. Selain itu,
terjadi penurunan sensitivitas papil-papil pengecap terutama pada rasa
manis dan asin.
Sistem penciuman : daya penciuman menjadi kurang tajam sejalan
dengan bertambahnya usia, sebagian karena pertumbuhan sel didalam
hidung berhenti dan sebagian lagi karena semakin lebatnya bulu
rambut di lubang hidung.
Sistem peraba : kulit menjadi semakin kering dan kerasmaka indera
peraba di kulit semakin peka. Sensitivitas terhadap sakit dapat terjadi
akibat penurunan ketahanan terhadap rasa sakit. Bagian tubuh yang
ketahanannya sangat menurun, antara lain adalah bagian dahi dan
tangan, sedangkan pada kaki tidak seburuk organ tersebut.
d. Perubahan umum kemampuan motorik pada lansia
Kekuatan motorik : penurunan kekuatan yang paling nyata adalah pada
kelenturan otot tangan bagian depan dan otot-otot yang menopang
tegaknya tubuh.
Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”
Kecepatan motorik : penurunan kecepatan dalam bergerak bagi lansia
dapat dilihat dari test terhadap waktu, reksi, dan keterampilan dalam
bergerak sperti dalam menulis. Kecepatan dalam bergerak tampak
sangan menurun setelah usia 60-an.
Belajar keterampilan baru : bahkan pada waktu orang berusia lanjut
percaya baha belajar keterampila baru akan menguntungkan pribadi
mereka, mereka lebih lambat dalama belajar disbanding orang yang
lebih muda dan hasil akhirnya cenderung kurang memuaskan.
Kekakuan motorik : lansia cenderung menjadi canggung dan kaku. Hal
ini menyebabkan sesuatu yang dibawa dan dipegangnya tertumpah dan
terjatuh. Lansia melakukan sesuatu dengan tidak hati-hati dan
dikerjakan secara tidak teratur. Kerusakan dalam keterampilan motorik
terjadi dengan susunan terbalik terhadap berbagai keterampilan yang
telah dipelajari. Keterampilan yang lebih dulu dipelajari justru lebih
sulit dilupakan dan keterampilan yang baru dipelajari lebih cepat
dilupakan.
4. Perubahan Spiritual
Memasuki masa – masa tua, banyak perubahan yang terjadi pada lansia.
Dan pada masa inilah, spiritual memiliki peranan yang penting dalam kehidupan
lansia. Hal ini karena spiritual dapat membantu lansia dalam merespon stress,
meningkatkan kesehatan dan beradaptasi dengan penyakit kronis. Selain itu, pada
lansia terjadi perubahan dalam mengunjungi tempat ibadah dan mengikuti
kegiatan – kegiatan keagamaan. Hal ini dikarenakan tempat ibadah dan kegiatan
keagamaan memberikan kehidupan sosial dan persahabatan bagi lansia. Dengan
demikian kepuasan kebutuhan pemilikan dan perasaan bermanfaat akan dimiliki
oleh lansia. Dan ini akan memperkuat proses penyesuaian yang baik pada usia tua.
Lansia dengan pandangan agama yang sudah matang (matur) berusaha
untuk memasukkan pandangan agama ke dalam cara berpikir. Selain itu, lansia
juga mendapatkan perasaan yang berharga dengan cara berbagi pengalaman atau
pandangan. Lansia juga semakin bijaksana dalam cara berpikirnya, juga cara
mereka menghadapi pengalaman baik ataupun buruk. Hal ini kontras dengan
Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”
lansia yang tidak matang agamanya. Lansia yang tidak matang agamanya akan
merasa miskin atau putus asa. Pada lansia yang sudah terpenuhi kebutuhan
spiritualnya akan berpikir dan bertindak dalam hal untuk memberi contoh tentang
cinta dan keadilan.
Pada lansia dengan kesejahteraan spiritual (kecerdasan spiritual) yang
baik, maka pada lansia itu akan terdapat keinginan untuk belajar dan beribadah,
menambah ilmu pengetahuan mengenai kematian yang khusnul khotimah
sehingga mampu meningkatkan kecerdasan spiritual yang dimiliki lansia; mampu
mengatasi keadaan-keadaan yang tidak mendukung baik berhubungan dengan
dirinya sendiri, keluarga ataupun orang lain/masyarakat, yang disebabkan
keterpaksaan saat masuk panti dan kurangnya perhatian dari keluarga atau dari
pihak panti; lebih mandiri menjaga kondisi fisik atau kesehatan diri dan
lingkungannya; dan sudah menemukan arti hidup, kepuasan dan falsafah hidup,
terdapat perasaan pasrah dan memohon ampun atas segala dosa, sehingga siap
dalam menghadapi kematian.
BAB III
PENUTUP
Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”
A. Kesimpulan
Penuaan sebagai sebuah proses yang berjalan pasti pada setiap individu,
dapat ditinjau dari berbagai sisi, sehingga memunculkan berbagai teori yang dapat
dikelompokkan dalam teori biologi, sosiologi, dan psikologi.
B. Saran
Guna menyempurnakan makalah ini, diharapkan adanya masukan saran
dan kritik dari para pembaca. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
penulis maupun pembaca agar dapat memahami lebih lanjut tentang program
kebijakan serta kendala dan solusinya. Untuk dosen yang mengampu atau dosen
yang memberikan tugas dalam pembuatan makalah ini agar dapat menjelaskan
pada mahasiswa lebih detail lagi pada bagian yang masih kurang pada
pembahasan yang dilakukan pada saat diskusi.
DAFTAR PUSTAKA
Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”
Chow, R.K.2005. Life’s Quest for Spiritual Well Being: A Holistic and Gerontological Nurse Perspective. www.nsna.org. Online: 29 September 2012.
Hurlock, E.B.1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi 5. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Maryam RS, Mia FE, Rosidawati, Ahmad J, Irwan B. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika, 2008.
Probosuseno., & Sari, A.D.K.2005. Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan Depresi pada Lanjut Usia. Bali: KONKERNAS III & TIN III PERGEMI
Purborini N. Hubungan Kesejahteraan Spiritual Lansia Dengan Penerimaan Diri Lansia Di Pstw Budi Luhur. Skripisi. UGM, 2009.
Santi NF. Hubungan Antara Senam dengan Kualitas Hidup Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budi Luhur. Skripsi. UGM. 2009.
Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”