Geologi
-
Upload
wahyu-satria-kencana -
Category
Documents
-
view
71 -
download
4
description
Transcript of Geologi
TUGAS PAPER FORAM PALANKTONIC & BENTHONIC PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI
Disusun Oleh :
A LEX YULIANTO 111101015
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI “AKPRIND”
YOGYAKARTA
2012
FORAMINIFERA
Foraminifera merupakan makhluk hidup yang secara taksonomi berada di
bawah Kingdom Protista, Filum Sarcomastigophora, Subfilum Sarcodina,
Superkelas Rhizopoda, Kelas Granuloreticulosea, dan Ordo Foraminiferida.
Foraminifera berdasarkan cara hidupnya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
foraminifera yang hidup di dasar laut (benthonic foraminifera) dan foraminifera
yang hidup mengambang mengikuti arus (planktonic foraminifera). Foraminifera
bentonik pertama mulai hidup sejak Zaman Kambrium sampai saat ini, sedangkan
foraminifera planktonik hidup dari Zaman Jura sampai saat ini. Foraminifera,
sekalipun merupakan protozoa bersel satu, merupakan suatu kelompok organism
yang sangat komplek. Foraminifera dibagi menjadi 12 subordo oleh Loeblich dan
Tappan (1984) dan lebih dari 60,000 spesies telah terindentifikasi hidup selama
Fanerozoikum (Phanerozoic, dari kira-kira 542 juta tahun yang lalu sampai
sekarang).
Berbagai jenis foraminifera kecil (sebagian besar benthonik, tanpa skala) (Thomson, 2005)
Morfologi Singkat
Sel foraminifera yang lembut (cytoplasm) hampir seluruhnya ditutupi oleh
cangkang yang dapat tersusun dari material organik (tectin), mineral
kalsit/aragonit/silika, ataupun aglutinin. Cangkang-cangkang tersebut ada yang
terdiri hanya dari satu ruang (unilocular) atau banyak ruang (multilocular) yang
saling berhubunan melalui suatu lubang bukaan (disebut foramen bila bukaan ini
hanya terdiri dari satu lubang dan foramina apabila lebih dari satu lubang).
(a) Foraminifera benthonik unilocular dan (b) Foraminifera planktonik multilocular (Amstrong dan Brasier, 2005).
Foraminifera untuk biostratigrafi
Foraminifera memberikan data umur relatif batuan sedimen laut
Ada beberapa alasan bahwa fosil foraminifera adalah mikrofosil yang
sangat berharga khususnya untuk menentukan umur relatif lapisan-lapisan batuan
sedimen laut. Data penelitian menunjukkan foraminifera ada di bumi sejak
jaman Kambrium, lebih dari 500 juta tahun yang lalu. Foraminifera mengalami
perkembangan secara terus-menerus, dengan demikian spesies yang berbeda
diketemukan pada waktu (umur) yang berbeda-beda. Foraminifera mempunyai
populasi yang melimpah dan penyebaran horizontal yang luas, sehingga
diketemukan di semua lingkungan laut. Alasan terakhir, karena ukuran fosil
foraminifera yang kecil dan pengumpulan atau cara mendapatkannya relatif
mudah meskipun dari sumur minyak yang dalam.
Berbagai jenis foraminifera yang terdapat di Hebridian Slope .
DESKRIPSI FOSIL
A. Fosil Foraminifera Planktonik
Globorotalia menardii (D’ORBIGNY)
Cangkang trochospiral sangat rendah,
biconvex, equatorial periphery lobulate,
periphery axial dengan jelas oleh keel.
Dinding berpori, permukaan pada kamar
awal sedikit rugose dekat pundak, kemudian
menghalus, kamar menekan dengan kuat,
terdiri dari tiga putaran, lima sampai tujuh
kamar pada putaran terakhir tumbuh secara tetap ukurannya. Suture pada bagian
dorsal spiral melengkung rendah, letaknya tinggi, pada bagian umbilical
berbentuk radial - melengkung rendah, tertekan, umbilicus agak lebar, aperture
interiomarginal, ekstraumbilical sampai umbilical, celah yang rendah dibatasi
oleh bibir yang rendah.
Orbulina universa D’ORBIGNY
Cangkang globular, dinding berpori, kamar
spherical, bulatan terakhir secara
keseluruhan menutupi bagian pertama dari
cangkang yang umumnya kecil, aperture
primer interiomarginal umbilical pada
tingkat awal.
Sphaerodinella seminulina SCHWAGER
Cangkang elongate-ovate, sisi equatorial
agak lobulate, sisi sumbu bulat, dinding
kamar perforate, tertutup oleh lapisan
kedua, permukaan dindingnya halus dan
glassy, kamar sub-globular sampai radially-
elongate, terdiri dari tiga putaran, tiga
kamar pada putaran terakhir bertambah
ukurannya secara perlahan, suture lurus pada sisi spiral maupun umbilical,
tertekan, aperture primer interiomarginal, umbilical, dengan lengkungan yang
rendah pada permukaannya yang halus dan tebal.
Sphaerodinella subdehiscens BLOW
Cangkang trochospiral rendah, kompak, sisi
equatorial agak lobulate, sisi sumbu bulat,
dinding kamar perforate, tertutup oleh
lapisan kedua, permukaan dindingnya halus
dan glassy, kamar sub-globular sampai
radially-elongate, terdiri dari tiga putaran,
tiga kamar pada putaran terakhir bertambah
ukurannya secara perlahan, suture lurus pada sisi spiral maupun umbilical,
tertekan, aperture primer interiomarginal, umbilical, dengan lengkungan yang
rendah pada permukaannya yang halus dan tebal.
Globigerinoides trilobus (REUSS)
Interval umur relatif : N5 – N23 (Zonasi
Blow, 1969 dalam Postuma, 1971).
Cangkang trochospiral biconvex, bagian
tepi membundar, dinding cangkang
berpori dengan permukaan berlubang,
kamar spherical tersusun dalam tiga
putaran, suture pada posisi spiral
berbentuk melengkung dan tertekan, apertur primer interiomarginal, pada
umbilikus membentuk busur yang rendah yang dibatasi bibir umbilikus
rendah.
Globigerinoides sacculifer (BRADY)
Interval umur relatif : N6 – N23 (Zonasi
Blow, 1969 dalam Postuma, 1971).
Cangkang trochospiral, equatorial
periphery menggelembung, dinding
cangkang berpori, kamar membundar,
tersusun dalam tiga setengah putaran,
tiga kamar putaran terakhir bertambah ukurannya, kamar terakhir agak
memanjang, lonjong menyerupai kantung, suture pada posisi spiral
melengkung, pada sisi umbilicus tertekan melingkar, apertur primer
interiomarginal-umbilikal, pada kamar terakhir terdapat apertur sekunder pada
suture.
Globoquadrina altispira CHUSMAN & JARVIS
Interval umur relatif : N6 – N20 (Zonasi
Blow, 1969 dalam Postuma, 1971).
Cangkang trochospiral menengah
sampai tinggi, equatorial periphery
lobulate, dengan dorso-peripheral
shoulders, dinding berpori kasar,
permukaan pitted kadang hispid, kamar pada bagian berikutnya spherical,
dimana kamar terakhir tertekan kuat secara lateral, tersusun oleh tiga setengah
sampai empat putaran cangkang, empat sampai lima kamar pada putaran
terakhir bertambah ukurannya, suture pada sisi spiral curved sampai radial,
umbilicus lebar dan dalam, aperture interiomarginal, umbilical, high arched,
ditutupi oleh semacam gigi.
Globorotalia plesiotumida BLOW & BANNER
Cangkang trochospiral sangat rendah,
bikonveks tidak simetris, tertekan,
equator periphery lobulate, sumbu
peripheral lancip dengan keel yang
jelas, dinding berpori kecil, kebanyakan
permukaannya halus, permukaan yang
kasar berkembang pada dinding tiga
kamar pertama, kamar tertekan, tersusun dalam tiga putaran, 5 - 6 kamar pada
putaran terakhir ukurannya membesar secara regular, suture pada sisi spiral
melengkung, bagian terakhirnya hampir sub-radial, pada sisi umbilikal radial
- sedikit melengkung dan tertekan, umbilikus sempit dan dalam, apertur
interiomarginal, ekstraumbilikal sampai umbilikal, berbusur agak rendah,
dibatasi oleh bibir tebal.
Globorotalia merotumida (BLOW and BANNER)
Cangkang trochospiral sangat rendah,
biconvex, equatorial periphery lobulate,
periphery axial dengan jelas oleh keel,
dinding cangkang berpori, permukaan pada
kamar awal sedikit rugose dekat pundak,
kemudian menghalus, kamar menekan
dengan kuat, terdiri dari tiga putaran, lima
sampai tujuh kamar pada putaran terakhir tumbuh secara tetap ukurannya, suture
pada bagian dorsal spiral melengkung rendah, letaknya tinggi, pada bagian
umbilical berbentuk radial sampai melengkung rendah, tertekan, umbilicus hampir
lebar, aperture interiomarginal, ekstraumbilical sampai umbilikal, celah yang
rendah dibatasi oleh bibir yang rendah.
Orbulina bilobata D’ORBIGNY
Cangkang bilobate, dinding berpori, kamar
spherical, kamar terakhir menutupi seluruh
atau sebagian putaran kamar yang
menyerupai globigerina, bukaan suture
sekunder kecil dapat ditemukan sepenjang
suture, aperture primer interiomarginal,
umbilical pada bentuk pertama menyerupai
globigerina, pada bentuk dewasa dilengkapi dengan sejumlah lubang-lubang kecil
yang memenuhi seluruh cangkang.
Globorotalia tumida (BRADY)
Cangkang trochospiral rendah, sisi spiral
lebih konveks daripada sisi umbilikal,
tertekan, equator periphery subcircular
sampai agak lobulate pada tahap akhir,
sumbu peripheral acute dengan massive keel.
Dinding berpori kecil, permukaannya halus
kecuali kamar awal pada putaran terakhir
dan batas umbilikal pada kamar terakhir, pustulose. Kamar tertekan, tersusun
dalam tiga putaran, enam kamar pada putaran terakhir ukurannya bertambah.
Suture pada sisi spiral melengkung halus, kemudian tajam. Umbilikus sempit dan
dalam. Apertur interiomarginal, ekstraumbilikal sampai umbilikal, high arch.
Globigerinoides immaturus (LEROY)
Interval umur relatif : N7 – N23 (Zonasi
Blow, 1969 dalam Postuma, 1971).
Cangkang trochospiral, equatorial
periphery menggelembung. Dinding
cangkang berpori, permukaan pitted.
Kamar spherical, tersusun dalam tiga
setengah putaran, tiga kamar pada
putaran terakhir bertambah ukurannya. Suture pada posisi spiral melengkung,
pada sisi umbilikal tertekan melingkar. Umbilicus dalam. Apertur primer
interiomarginal, umbilikal, high-medium arc yang dibatasi oleh sebuah rim,
pada kamar terakhir terdapat apertur sekunder, suturel, dengan posisi
berlawanan dengan apertur primer.
Globigerinoides extremus BOLLI
periphery lobulate, sumbu periphery
membulat. Dinding cangkang umumnya
berpori, permukaan berbintil. Kamar kamar
pada putaran terakhir terkompres secara
lateral, tersusun tiga sampai empat putaran,
empat kamar pada putaran terakhir
bertambah ukurannya. Suture melengkung
hinggga oblik pada sisi spiral dan umbilikal. Umbilikus sempit. Apertur primer
interiomarginal, umbilikal, dibatasi oleh rim.
Globorotalia multicamerata (CUSHMAN and JARVIS)
Cangkang dari spesies ini memiliki tujuh
buah kamar dengan final whorl, sumbu
periperal membulat dengan dorso-peripheral
shoulders. circular to slightly oblate outline,
dan symmetrical, dengan garis pembatas
kamar yang terlihat similar.
Globorotalia acostaensis BLOW
Cangkang trochospiral rendah, equator
lobulate, dinding cangkang halus, kamar
ovate sampai sub-spherical. Suture terpilin
radial ke arah samping sampai sedikit
melengkung, umbilicus sempit dan dalam,
aperture interiomarginal, ekstraumbilical
sampai umbilical dengan membusur agak
rendah, memiliki bibir yang khas.
Globigerinoides ruber (D’ORBIGNY)
Cangkang trochospiral, sisi equatorial
periphery lobulate, membulat, dinding
cangkang pada umumnya permukaannya
berpori dan sedikit, tersusun atas tiga
sampai empat putaran, tiga kamar pada
putaran terakhir ukurannya bertambah
secara perlahan, suture pada sisi spiral
sub radial sampai radial, agak
melengkung, aperture interiomarginal, umbilicus, dibatasi oleh rim, aperture
sekunder suturel berlawanan dengan aperture primer.
Pulleniatina primalis BANNER and BLOW
Cangkang trochospiral rendah sampai sedang, peripheral equatorial lobulate,
sumbu perpheralnya membulat luas, kamar sub-spherical, tersusun dalam tiga
putaran, lima kamar pada putaran terakhir ukurannya membesar secara
regular, kecuali kamar terakhir yang secara tiba-tiba menekuk karena
penyimpangan putarannya, suture pada sisi spiral melengkung jelas, tertekan,
pada sisi umbilical hampir radial, tertekan, umbilicus tertutup oleh kamar
terakhir, aperture interiomarginal, ekstraumbilical-umbilical, lebar, berbusur
rendah sepanjang dasar kamar terakhir, tidak mencapai peripheral putaran
sebelumnya, atasnya dibatasi oleh suatu hyalin rim.
Pulleniatina primalis BANNER and BLOW
Pulleniatina obliquiloculata (PARKER and JONES)
Cangkang globose, fase berikutnya
planispiral, fase terakhir streptospiral,
involute, peripheral equatorial lobulate,
dinding berpori halus, dinding pada
putaran berikutnya pada sisi spiral berpori
kasar dan tebal, permukaannya halus
kecuali pada dinding dekat apertur, kamar
sub-spherical, tersusun dalam tiga putaran, putaran terakhir terdiri dari empat
setengah sampai lima kamar, suture pada sisi spiral curved sampai radial,
tertekan, umbilikus tertutup oleh kamar terakhir, apertur agak medium sampai
high arch sepanjang kamar terakhir dibatasi oleh suatu hyalin rim.
Sphaeroidinella dehiscens (BLOW)
Cangkang trochospiral rendah,
kompak, sisi equatorial agak
lobulate, sisi sumbu bulat, dinding
kamar perforate, tertutup oleh
lapisan kedua, permukaan
dindingnya halus dan glassy, kamar
sub-globular sampai radially-
elongate, terdiri dari tiga putaran, tiga kamar pada putaran terakhir bertambah
ukurannya secara perlahan, suture lurus pada sisi spiral maupun umbilical,
tertekan, aperture primer interiomarginal, umbilical, dengan lengkungan yang
rendah pada permukaannya yang halus dan tebal.
Globigerina praebulloides, BLOW
Cangkang trochospiral rendah, dinding
cangkang berpori halus, tersusun oleh 3,5 -
4 putaran cangkang dengan 4 kamar pada
kamar yang terakhir, ukurannya bertanbah.
Suture pada sisi spiral radial sampai
slightly curved, tertekan; pada sisi
umbilical, tertekan. Umbilicus sempit. Aperture interiomarginal, umbilical, low
sampai moderate arch, dibatasi oleh sebuah rim yang tipis.
Globigerinoides obliqus extremus, BOLLI
Cangkang trochospiral tinggi, equator
lobulate. Dinding berpori, permukaan
berbintil. Kamar pada putaran terakhir
lebih tertekan secara lateral, tersusun dalam
tiga hingga empat putaram; empat kamar
pada putaran terakhir ukurannya
meningkat. Suture curved hingga oblique pada sisi spiral dan umbilkal. Umbilikus
sempit, dalam. Aperture primer interiomarginal, umbilical, medium arch, dibatasi
oleh rim. Kamar terakhir memperlihatkan satu apertur sekunder yang letaknya
berlawanan dengan apertur primer.
Globigerinoides sacculiferus, BRADY
Cangkang trochospiral, equatorial
periphery menggelembung, dinding
cangkang berpori,, kamar membundar,
tersusun dalam tiga setengah putaran, tiga
kamar putaran terakhir bertambah
ukurannya, kamar terakhir agak
memanjang, lonjong menyerupai kantung,
suture pada posisi spiral melengkung, pada sisi umbilicus tertekan melingkar,
aperture primer interiomarginal - umbilical, pada kamar terakhir terdapat aperture
sekunder pada suture.
Globorotalia menardii, D’ ORBIGNY
Cangkang trochospiral sangat rendah,
biconvex, equatorial periphery lobulate,
periphery axial dengan jelas oleh keel,
dinding cangkang berpori, permukaan pada
kamar awal sedikit rugose dekat pundak,
kemudian menghalus, kamar menekan
dengan kuat, terdiri dari tiga putaran, lima sampai tujuh kamar pada putaran
terakhir tumbuh secara tetap ukurannya, suture pada bagian dorsal spiral
melengkung rendah, letaknya tinggi, pada bagian umbilical berbentuk radial
sampai melengkung rendah, tertekan, umbilicus hampir lebar, aperture
interiomarginal, ekstraumbilical sampai umbilical, celah yang rendah dibatasi oleh
bibir yang rendah.
Globoquadrina dehiscens, CHAPMAN
Cangkang trochospiral menengah sampai
tinggi, equatorial periphery lobulate,
dengan dorso-peripheral shoulders, dinding
berpori kasar, permukaan pitted kadang
hispid, kamar pada bagian berikutnya
spherical, dimana kamar terakhir tertekan
kuat secara lateral, tersusun oleh tiga setengah sampai empat putaran cangkang,
empat sampai lima kamar pada putaran terakhir bertambah ukurannya, suture
pada sisi spiral curved sampai radial, umbilicus lebar dan dalam, aperture
interiomarginal, muka apertur tipis dan terlihat jelas. Umbilikus lebar dan dalam
serta memiliki gigi yang jelas.
Globigerina bulloides, BLOW and BANNER
Cangkang trochospiral rendah, dinding
cangkang berpori halus, tersusun oleh 3,5 -
4 putaran cangkang dengan 4 kamar pada
kamar yang terakhir, ukurannya bertanbah.
Suture pada sisi spiral radial sampai
slightly curved, tertekan; pada sisi
umbilical, tertekan. Umbilicus sempit. Aperture interiomarginal, umbilical, low
sampai moderate arch, dibatasi oleh sebiah rim yang tipis.
Globorotalia acostaensis, TAYAKANAGI AND SAITO
Cangkang trochospiral sangat rendah, pada
sisi umbilical convex, equatorial periphery
circular sampai lobulate, dinding cangkang
berpori, permukaan kamar berikutnya pada
sisi umbilical rugose (berduri/kasar), kamar
sub-inflated tertekan secara lateral,
tersusun oleh tiga sampai tiga setengah putaran, empat sampai lima kamar pada
putaran terakhir ukurannya bertambah dengan cepat, suture pada sisi spiral
curved, agak kurang jelas, pada sisi umbilical radial, radial, umbilicus agak dalam
sampai agak lebar, aperture interiomarginal, bentuk umbilical sampai
ekstraumbilical, melengkung sedang - tinggi, dikelilingi bibir halus.
Sphaeroidillinopsis subdehiscens, BLOW
Cangkang trochospiral rendah, kompak,
sisi equatorial agak lobulate, sisi sumbu
bulat, dinding kamar perforate, tertutup
oleh lapisan kedua, permukaan dindingnya
halus dan glassy, kamar sub-globular
samapi radially-elongate, terdiri dari tiga
putaran, tiga kamar pada putaran terakhir bertambah ukurannya secara perlahan,
suture lurus pada sisi spiral maupun umbilical, tertekan, aperture primer
interiomarginal, umbilical, dengan lengkungan yang rendah pada permukaannya
yang halus dan tebal.
Globigerinoides obliqus, BOLLI
Cangkang trochospiral rendah, biconvex
asimetris, sisi equatorial lobulate, sisi axial
membulat, dinding berlubang dan
permukaan berduri, kamar spherical
tersusun oleh tiga setengah putaran
cangkang dengan 3 kamar pada putaran
terakhir ukurannya bertambah dengan cepat, kamar terakhir tertekan kearah
lateral-auxing, suture pada sisi spiral agak melengkung, pada sisi umbilicus radial,
aperture primer interiomarginal umbilical, low -medium arched, pada kamar
terakhir terletak aperture tambahan pada suture.
Hastigerina siphonifera, JARVIS
Cangkang planispiral, pada tahap awal
trochospiral sangat rendah, sisi equatorial
lobulate, sisi axial membundar, dinding
kamar permukaannya halus dan berpori
kasar, kamar inflated, sub-globular agak
saling melingkupi, berkisar tiga putaran,
pada putaran kamar terakhir terdapat empat
sampai lima kamar, suture pada bagian umbilical radial dan tertekan, aperture
interiomarginal dan ekstraumbilical, sangat dangkal dan dikelilingi bibir dan rim
yang kurang jelas.
Sphaeroidillopsis seminullina, SCHWAGER
Cangkang trochospiral rendah, kompak,
sisi equatorial agak lobulate, sisi sumbu
bulat, dinding kamar perforate, tertutup
oleh lapisan kedua, permukaan dindingnya
halus dan glassy, kamar sub-globular
samapi radially-elongate, terdiri dari tiga
putaran, tiga kamar pada putaran terakhir bertambah ukurannya secara perlahan,
suture lurus pada sisi spiral maupun umbilical, tertekan, aperture primer
interiomarginal, umbilical, dengan lengkungan yang rendah pada permukaannya
yang halus dan tebal.
Globigerinoides sacculiferus, BRADY
Interval umur relatif : N6 – N23 (Zonasi
Blow, 1969 dalam Postuma, 1971).
Cangkang trochospiral, equatorial
periphery menggelembung, dinding
cangkang berpori,, kamar membundar,
tersusun dalam tiga setengah putaran, tiga
kamar putaran terakhir bertambah ukurannya, kamar terakhir agak memanjang,
lonjong menyerupai kantung, suture pada posisi spiral melengkung, pada sisi
umbilicus tertekan melingkar, aperture primer interiomarginal - umbilical, pada
kamar terakhir terdapat aperture sekunder pada suture.
Globigerina nephentes, TODD
Cangkang trochospiral rendah, kompak,
peripheral equatornya agak lobulate,
kecuali pada bagian akhir, sumbu
perpheralnya membulat, dinding berpori
dengan lipatan kecil sekitar umbilical,
kamar menggembung, kamar terakhir
menonjol, terletak tiga setengah kali putaran dengan kamar ke empat dan ke lima
dari putaran terakhi, suture pada sisi spiral agak melengkung, tertekan, diatas
umbilical hampir radial, tertekan, umbilicus dangkal dan menyempit, aperture
interiomarginal, umbilical, sebuah lengkungan yang hampir membundar, dibatasi
oleh sebuah putaran yang mengarah ke tepi atas dengan jelas.
B. Fosil Foraminifera Bentonik
Cibicides sp
Cangkang biconvex, bagian tepi acute
dengan keel yang tipis, trochospiral,
tersusun oleh 3 putaran dengan 11 - 13
kamar pada putaran terakhir, dinding kamar
tebal, berpori halus, aperture
interiomarginal.
Gyroidina soldanii
Cangkang sirkular, trocosphiral,
planoconvex, tersusun oleh 3 - 4 kamar
pada setiap putaran. Kenampakan dorsal
saling melengkapi, dinding cangkang halus,
mengkilap, umbilicus lebar, aperture
interiomarginal rendah, umbilical
extraumbilic.
Planulina sp
Cangkang Planoconvex - concavconvex,
evolute, tersusun oleh 6 - 7 kamar pada
putaran yang terakhir, dinding cangkang
berpori halus, aperture interiomarginal, tipis
(slit).
Cibicides robustus
Cangkang plano-convex, trochoid,
dinding kamar calcareous atau
hyalin, berpori kasar, bagian tepi
acute dengan keel yang tipis,
trochospiral, tersusun oleh 3 putaran
dengan 11 - 13 kamar pada putaran
terakhir, aperture interiomarginal-
peripheral terletak di pinggir
lingkaran atau pada dasar kamar, ciri khas celah panjang ke arah dorsal
diantara pinggir kamar bagian dalam dan putaran terakhir.
Amphistegina lessonii (d’Orbigny)
Cangkang lentikular, hampir simetri
dengan bentuk umbo menyerupai
bentuk segi lima tak beraturan, sisi
spiral involute, dinding cangkang
berpori dengan komposisi calcareous,
apertur kecil, slit-like terletak pada
interiomarginal di sisi umbilical.
Kisaran kedalaman : 60-150 m(VanMarle,1988)
Cibicides concentricus
Cangkang plano-convex, trochoid,
dinding kamar calcareous atau
hyalin, berpori kasar, bagian tepi
acute dengan keel yang tipis, trochospiral, tersusun oleh 3 putaran dengan 11 -
13 kamar pada putaran terakhir, aperture interiomarginal-peripheral terletak
di pinggir lingkaran atau pada dasar kamar, ciri khas celah panjang ke arah
dorsal diantara pinggir kamar bagian dalam dan putaran terakhir.
Cibicides umbonatus
Cangkang biconvex, tersusun oleh 3-4
putaran bagian tepi runcing dengan keel
yang tebal, trochospiral dengan 9-11
kamar pada putaran terakhir, dinding
cangkang berpori halus, aperture
interiomarginal.
Kisaran kedalaman : 200-300 m (F. B
Pheleger)
Uvigerina hispido-costata
Cangkang plano-convex, trochoid, dinding
kamar calcareous atau hyalin, berpori
kasar, bagian tepi acute dengan keel yang
tipis, trochospiral, tersusun oleh 3
putaran dengan 11 - 13 kamar pada
putaran terakhir, aperture
interiomarginal-peripheral terletak di
pinggir lingkaran atau pada dasar kamar, ciri khas celah panjang ke arah
dorsal diantara pinggir kamar bagian dalam dan putaran terakhir.
Pyrgo murhina SCHWEGER
Cangkang yang sirkular, agak rapuh dan
aperturnya berbentuk elips, dengan
peripheral yang memanjang. Carinanya
memotong pada bagian lawannya ke apertur
dan membentuk cekung, bentuknya oval.
Eponides umbonatus (REUSS)
Dengan sedikit sudut yang tajam
pada peripheralnya namun
sebaliknya sama dan lebih banyak
hidup di daerah pada kedalaman 42
– 5200 m
Cicibides concentricus,
Cangkang plano-convex, trochoid, dinding
kamar calcareous atau hyalin, berpori
kasar, bagian tepi acute dengan keel yang
tipis, trochospiral, tersusun oleh 3 putaran
dengan 11 - 13 kamar pada putaran
terakhir, aperture interiomarginal-
peripheral terletak di pinggir lingkaran atau pada dasar kamar, ciri khas celah
panjang ke arah dorsal diantara pinggir kamar bagian dalam dan putaran terakhir.
Rotalia beccardii
Cangkang polythalamus, planipiral. Pada
tampak ventral involute, pada tampak
dorsal evolute (rotaloid). Dinding halus,
permukaan halus. Suture melengkung.
Aperture pada kamar terakhir.
Robulus sp
Cangkang palnispiral, lenticular, simetri
bilateral, involute, dengan komposisi
hyalin, coiled test , kamar polythalamus,
pada sisi samping berbentuk segitiga,
aperture berupa lubang yang terletak pada
puncak luar dari permukaan septa (top of
spertural face), pada bentuk yang tua bulat, pada bentuk muda radiate.
Bolivina simpleks
:
Cangkang sagitate-lanccolate dan gepeng,
hyalin, susunan kamar biserial, aperture
memanjang, memiliki gigi.
Pulenia bulleides
Cangkang hampir sphaeroidal, planispiral,
involute, tertekan kuat, sisinya tidak
labolate, membundar lebar, komposisi
cangkang calcareous atau hyalin, kamar
agak convex, tersusun oleh empat sampai
empat setengah putaran, pada kamar
terakhir muka aperture besar, aperture sempit, interiomarginal berbentuk bulat
sabit, menerus dari umbilikus, tertekan pada bagian tengah, ventral ditutupi
material sekunder.
Bulimina spicata
Cangkang memanjang, dinding kamar
hyalin, berpori halus, susunan kamar
triserial, aperture terminal, berbentuk
koma, memanjang dari suture.