Geographic Information System

7
TUGAS INDIVIDU PERTANIAN BERLANJUT Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) Satelit Modis-Terra Untuk Perencanaan Produksi Padi Kabupaten BanyuwangiDisusun Oleh: Nama : SHOLIKAH W R NIM : 135040200111000 Kelas : W PROGAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

description

makalah pertanian berlanjut aspek tanah

Transcript of Geographic Information System

Page 1: Geographic Information System

TUGAS INDIVIDU

PERTANIAN BERLANJUT

“Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) Satelit Modis-Terra

Untuk Perencanaan Produksi Padi Kabupaten Banyuwangi”

Disusun Oleh:

Nama : SHOLIKAH W R

NIM : 135040200111000

Kelas : W

PROGAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: Geographic Information System

A. Pengertian SIG (Sistem Informasi Geologis) dan MODIS-Terra

Menurut Murai dalam Prayitno (2000) GIS (Geographical Information

System) merupakan Sistem informasi yg digunakan untuk memasukkan, menyimpan,

memanggil kembali, mengolah, menganalisis, dan menghasilkan data bereferensi

geografis atau data geospasial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam

perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan,

transportasi, fasilitas kota,dan pelayanan umum lainnya. Sumber data untuk keperluan

GIS dapat berasal dari data citra, data lapangan, survey kelautan, peta, sosial

ekonomi, dan GPS. Selanjutnya diolah di laboratorium atau studio GIS dengan

software tertentu sesuai dengan kebutuhannya untuk menghasilkan produk berupa

informasi yang berguna, bisa berupa peta konvensional, maupun peta digital sesuai

keperluan user, maka harus ada input kebutuhan yang diinginkan.

MODIS, Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer adalah salah satu

instrument utama yang dibawa Earth Observing System (EOS) Terra

satellite. MODIS digunakan untuk mengamati, meneliti dan menganalisa lahan,

lautan, atmosfir bumi dan interaksi di dalamnya. MODIS memiliki dua satelit yang

berbeda yaitu satelit Aqua (citranya disebut dengan Aqua MODIS) dan satelit Terra

(citranya disebut dengan Terra MODIS). Citra Aqua MODIS dapat di gunakan untuk

penelitian kelautan seperti distribusi klorofil-a di permukaan laut dan suhu permukaan

laut, sementara citra Terra MODIS digunakan untuk penelitaan perubahan tutupan

lahan serta suhu permukaan lahan.

Page 3: Geographic Information System

B. Lokasi Kegiatan

Lokasi kegiatan berada di Kota Banyuwangi , dimana topografi wilayah Kota

Banyuwangi masih termasuk dataran rendah dengan jenis tanah Regusol dan Litusol.

C. Jenis Sistem Pertanian yang Digunakan

Dengan kondisi tanah yang cukup subur, masyarakat memanfaatkannya

menjadi area persawahan yang luasnya mencapai seribu seratus empat puluh empat

hektar dengan hasil padi per tahun rata-rata sebesar seratus dua ribu enam ratus enam

puluh dua koma dua kwintal, hasil palawija per tahun rata-rata delapan ribu delapan

ratus delapan puluh enam kwintal. Sistem pertanian di Kota Banyuwangi tidak

menunjukkan data yang spesifik. Namun, Budidaya tanam padi model SRI (Sistem

Rice of Intensification) seluas 500 ha mendapat dukungan dari APBN sebesar 1,075

milyar rupiah. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa penduduk Kota Banyuwangi

sedang mencanangkangkan sistem pertanian berbasis pertanian berlanjut.

D. Data Spasial yang Dibutuhkan

Sumber data untuk keperluan SIG dapat berasal dari data citra, data

lapangan,survey kelautan, peta, sosial ekonomi, dan GPS. Selanjutnya diolah

dilaboratorium atau studio SIG dengan software tertentu sesuai dengankebutuhannya

untuk menghasilkan produk berupa informasi yang berguna, bisaberupa peta

konvensional, maupun peta digital sesuai keperluan user, maka harusada input

kebutuhan yang diinginkan user.

Data Spasial merupakan data yang berkaitan dengan aspek keruangan dan merupakan data

yangmenyajikan lokasi geografis atau gambaran nyata suatu wilayah di

permukaanbumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, atau pun

gambardengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor)

ataudalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu. Salah satu syarat SIG

adalah data spasial, yang dapat diperoleh dari beberapa sumber antara lain :

a. Peta analog

b. Data sistem penginderaan jauh (citra satelit)

c. Data hasil pengukuran lapang

d. Data GPS (Global Positioning System)

Pada pemanfaatan sistem informasi geografis (SIG) satelit Modis-Terra

untuk Perencanaan produksi padi Kabupaten Banyuwangi terdapat data-data spasial

yang digunakan. Secara Website sistem informasi geografis ini menggunakan

framework Chameleon sebagai media untuk menampilkan peta. Untuk menampilkan

peta dari GrassView pada web diperlukan proses konversi data terlebih dahulu. Data

yang berhubungan dengan pemetaan merupakan hasil konfersi dari data tipe SHP

yang berasal dari GrassView ke tag SQL dengan bantuan aplikasi shp2pgsql. Data

Page 4: Geographic Information System

peta dari GrassView tersebut minimal terdiri dari tiga data peta yaitu *.shp, *.shx, dan

*.dbf. Sehingga data dari ArcView akan tersimpan dalam bentuk taq SQL dan semua

data peta yang beripe poin, line dan polygon akan di rubah kedalam format WKB

(Well Known Binary). Proser konversi data melalui command prompt dengan cara

masuk terlebih dahulu ke folder “bin” pada PosgreSQL yang ada di program file dan

sebelum di konversi copy terlebih dahulu file peta dari GrassView ke folder bin.

Gambaran Aplikasi Peta:

a. Gambaran visualisasi data

Gambaran ini berfungsi untuk memvisualisasikan peta digital dari kontur kota,

profil kota, jalan, sungai, potensi pertanian, potensi pariwisata, potensi

perindustrian beserta atribut-atribut peta seperti peta referensi, navigasi, dan

legenda.

b. Gambaran Query peta

Hasil dari query ini adalah berupa informasi mengenai titik, garis atau poligon

pada peta tersebut. Informasi yang ditampilkan dalam aplikasi ini meliputi

informasimengenai jalan, sungai, profil kota dan informasi potensi kota.

E. Pemanfaatan Penerapan GIS Tersebut Dalam Menjalan Sistem Pertanian

Dalam perencanaan bidang pertanian, citra satelit dapat dimanfaatkan antara

lain untuk perencanaan pola tanam dan perencanaan peremajaan

tanaman. Ketersediaan data citra dapat membantu dalam menetukan kesesuaian lahan

untuk pengembangan komoditi tertentu sesuai dengan kelas kemampuan lahan.

Melalui citra, dapat diketahui gejala atau kenampakan di permukaan bumi. Citra

dapat dengan cepat menggambarkan objek yang sangat sulit dijangkau oleh

pengamatan langsung (lapangan) melalui intrepretasi citra. Intrepretasi citra untuk

mengenali objek dilakukan melalui tahapan deteksi, identifikasi dan analisis citra.

Dengan teknologi Inderaja, penjelajahan lapangan dapat dikurangi, sehingga akan

menghemat waktu dan biaya bila dibanding dengan cara teristris di lapangan.

Aplikasi GIS pada perencanaan bidang pertanian antara lain (1) Perencanaan

Pengelola Produksi Tanaman, GIS dapat digunakan untuk membantu perencanaan

pengelolaan sumberdaya pertanian dan perkebunan seperti luas kawasan untuk

tanaman, pepohonan, atau saluran air. Selain itu GIS digunakan untuk menetapkan

masa panen, mengembangkan sistem rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara

tahunan terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena perbedaan pembibitan,

penanaman, atau teknik yang digunakan dalam masa panen. Proses pengolahan tanah,

proses pembibitan, proses penanaman, proses perlindungan dari hama dan penyakit

tananan dapat dikelola oleh manager kebun, bahkan dapat dipantau dari direksi; (2)

Perencanaan Pengelola Sistem Irigasi, GIS digunakan untuk membantu perencanaan

irigasi dari tanah-tanah pertanian. GIS dapat membantu perencanaan kapasitas sistem,

katup-katup, efisiensi, serta perencanaan distribusi menyeluruh dari air di dalam

sistem.

Manfaat Pemantauan produksi pada sistem pertanian di Indonesi Menuju

pertanian berlanjut antara lain Meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan

Page 5: Geographic Information System

diversifikasi usahatanidanmerelasikan komoditas yang diusahakannya dengan input

yang tersedia,jumlah produksiyang diperlukan dan kemampuan pasar menyerap

output.

F. Peluang Pemantauan Produksi Pada Sistem Pertanian di Indonesia Menuju Pertanian

Berlanjut

Integrasi data satelit dan model produktivitas tanaman merupakan metode

analisis kuantitatif yang penting untuk menduga hasil panen pada skala lokal dan

regional. dalam waktu dan ruang. Aplikasi SIG di bidang pertanian misalnya untuk

prediksi produksi tanaman, pemetaan perwilayahan komoditi dan identifikasi

penyebaran pupuk. Di bidang kehutanan, untuk pemetaan hutan, evaluasi lahan kritis,

perencanaan penebangan pohon untuk industri hutan, perencanaan refo-restasi, dan

visualisasi bentangan lahan. Untukkonservasi, SIG digunakan untuk pemetaan habitat

flora dan fauna dan perencanaan kawasan konservasi. Monitoring kondisi tanaman

pertanian sepanjang musim tanaman serta prediksi potensi hasil panenberperan

penting dalam menganalisis produksi musiman dan fase produksi padi. Informasi

hasil panen yang akurat dan terkini sangat dibutuhkanoleh Kementerian

Pertanian/Dinas/Instansi terkait. Pertanian/Dinas/Instansi terkait. Modeling agroeko

sistem berbasis SIG merupakan metode powerful di mana dapatmembantu

pengelola/pengambil keputusan di bidang pertanian untuk menganalisis secara

langsung bukan hanya pengaruh lingkungan biofisik terhadap produksi tanaman tetapi

juga menganalisis pengaruh sistem budidaya terhadap hasil panen. Dengan berbagai

persoalan tersebut maka perlu bagi pemerintah daerah dan instansi terkait

menerapkan pola manajemen dan pemantauan produksi yang semakin modern dengan

memanfaatkan teknologi geospasial.

Peluang terhadap sistem peratanian yang berkelanjutan antara lain:

1. Mendorong terbentuknya jaringan informasi pertanian di tingkat lokal dan

nasional.

2. Membuka akses petani terhadap informasi pertanian untuk:

3. Meningkatkanpeluang potensi peningkatan pendapatan dan cara pencapaiannya;

4. Meningkatkan kemampuan petani dalam meningkatkan posisi tawarnya, serta

5. Meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan diversifikasi

usahatanidanmerelasikan komoditas yang diusahakannya dengan input yang

tersedia,jumlah produksiyang diperlukan dan kemampuan pasar menyerap output.

6. Mendorong terlaksananya kegiatan pengembangan, pengelolaan danpemanfaatan

informasipertanian secara langsung maupun tidak langsung untuk mendukung

pengembanganpertanian lahan marjinal.

7. Memfasilitasi dokumentasi informasi pertanian di tingkat lokal (indigeneous

knowledge)yang dapat diakses secara lebih luas untuk mendukungpengembangan

pertanian lahan marjinal.

Page 6: Geographic Information System

G. Pembahasan Umum dan Kesimpulan

Penggunaan sistem GIS untuk perencanaan produksi produksi padi

dimaksudkan untuk menginformasikan sebaran lahan sawah di Kota Banyuwangi

serta produktivitas padi di kota tersebut. Sehingga dapat direncanakan peningkatan

hasil untuk lahan padi pada musim tanam berikutnya dengan berbasis pada sistem

pertanian berlanjut. Integrasi yang efektif antara TIK dalam sektor pertanian akan

menuju pada pertanian berkelanjutan melalui penyiapan informai pertanian yang tepat

waktu relevan,yang dapat memberikan informasi yang tepat kepada petani dalam

proses pengambilankeputusan berusahatani untuk meningkatkan produktivitasnya.

TIK dapat memperbaiki aksesibilitas petani dengan cepat terhadap informasi pasar,

input produksi, trenkonsumen, yang secara positif berdampak pada kualitas dan

kuantitas produksi mereka.