geo anak

14
Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Taman Nasional Bogani Nani Wartabone adalah taman nasional yang terletak di Semenanjung Minahassa , Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kabupaten Gorontalo, Propinsi Dati I Sulawesi Utara. Taman nasional ini memiliki luas sebesar 2.871,15 km². Taman Nasional Bogani Nani Wartabone didirikan pada tahun 1991. Geo morfologi : Taman Nasional Bogani Nani Wartabone merupakan rangkaian pegunungan dari ketinggian 50 - 1.900 m dpl, membentang dari Barat ke Timur dan dikelilingi oleh lembah-lembah yang sempit dan lereng bukit yang terjal. Puncak gunung yang tinggi antara lain Gunung Kabila (1.735 m), Gunung Padang (1.300 m) di Dumoga dan Gunung Gambuta (1.954 m), Gunung Ali (1.945 m) serta Gunung Damar di Bone. Jenis tanahnya sebagian besar adalah Latosol. Batuan induk berasal dari gunung api dan gunung kapur. Flora dan Fauna : Kawasan terdiri dari hutan lumut, hutan hujan pegunungan rendah, hutan hujan dataran rendah dan hutan sekunder. Flora yang dominan adalah Piper adundum, Trema orientalis, Macaranga sp, kayu kuning (Arcangelisia flava), palem matayangan (Pholidocarpus ihur), cempaka, kenanga, agathis, kayu hitam, kayu besi dan lain-lain. Taman Nasional Bogani Nani Wartabone memiliki keanekaragaman fauna yang berasal dari wilayah Oriental dan Australasian. Burung-burung yang beranekaragam sekitar 125 jenis antara lain merpati, paruh bengkok, rajaudang, kupu-kupu, rangkong, pemakan lebah, dan sejenis burung yang istimewa yaitu Maleo (Megacephalon maleo). Selain itu satwa yang ada antara lain anoa besar, babi rusa, tarsius, kuskus dan berbagai jenis reptilia.

Transcript of geo anak

Page 1: geo anak

Taman  Nasional Bogani Nani Wartabone

Taman Nasional Bogani Nani Wartabone adalah taman nasional yang terletak di Semenanjung Minahassa, Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kabupaten Gorontalo, Propinsi Dati I Sulawesi Utara. Taman nasional ini memiliki luas sebesar 2.871,15 km². Taman Nasional Bogani Nani Wartabone didirikan pada tahun 1991.

Geo morfologi :

Taman Nasional Bogani Nani Wartabone merupakan rangkaian pegunungan dari ketinggian 50 - 1.900 m dpl, membentang dari Barat ke Timur dan dikelilingi oleh lembah-lembah yang sempit dan lereng bukit yang terjal. Puncak gunung yang tinggi antara lain Gunung Kabila (1.735 m), Gunung Padang (1.300 m) di Dumoga dan Gunung Gambuta (1.954 m), Gunung Ali (1.945 m) serta Gunung Damar di Bone.

Jenis tanahnya sebagian besar adalah Latosol. Batuan induk berasal dari gunung api dan gunung kapur.

Flora dan Fauna :

Kawasan terdiri dari hutan lumut, hutan hujan pegunungan rendah, hutan hujan dataran rendah dan hutan sekunder. Flora yang dominan adalah Piper adundum, Trema orientalis, Macaranga sp, kayu kuning (Arcangelisia flava), palem matayangan (Pholidocarpus ihur), cempaka, kenanga, agathis, kayu hitam, kayu besi dan lain-lain.

Taman Nasional Bogani Nani Wartabone memiliki keanekaragaman fauna yang berasal dari wilayah Oriental dan Australasian. Burung-burung yang beranekaragam sekitar 125 jenis antara lain merpati, paruh bengkok, rajaudang, kupu-kupu, rangkong, pemakan lebah, dan sejenis burung yang istimewa yaitu Maleo (Megacephalon maleo). Selain itu satwa yang ada antara lain anoa besar, babi rusa, tarsius, kuskus dan berbagai jenis reptilia.

Page 2: geo anak

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai adalah taman nasional yang terletak di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Rawa Aopa Watumohai ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 1989, dan memiliki wilayah seluas 1.050 km². Ketinggian taman ini bervariasi dari diatas permukaan laut hingga ketinggian 981 m. Dengan titik kordinat 4.39417°LS - 121.99194°BT .

Potensi Kawasan :

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai mempunyai topografi datar bergelombang sampai berbukit. Dataran rendah sampai bergelombang ringan di bagian Selatan dan bagian Utara bergelombang berat sampai kemiringan lereng berkisar antara 30°-40°, dengan puncak tertinggi G. Watumohai (±549 m dpl).

Flora dan Fauna :

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai memiliki 4 tipe ekosistem yaituekosistem hutan hujan tropika dataran rendah, hutan bakau, savana dan hutan rawa.

Keanekaragaman flora di dalam kawasan ini sangat menonjol, baik dalam tingkat jenis maupun genetiknya setidaknya tercatat 89 suku/famili, 257 marga/genus dan 323 jenis/species tumbuhan yang ada di antaranya terdapat 2 jenis yang dilindungi yaitu Damar (Agathis homii) dan Kasumeeto (Dyspyros malabarica).

Kawasan ini juga menjadi habitat berbagai jenis burung tercatat 155 jenis burung ada di dalamnya, 32 jenis di antaranya tergolong langka dan 37 jenis tergolong endemik Sulawesi, burung-burung tersebut antara lain Maleo (Macrocephalon maleo), Bangau Putih Susu (Mycteria cineria), Rangkong (Rhyticeros cassidic) dan lain-lain, jenis primata yang ada adalah Podi (Tarsius spectrum) dan Kera Hitam (Macaca ochreata), mamalia besar yang merupakan satwa langka dan dilindungi adalah Anoa, Kus-kus, Rusa , Babi Rusa, dan Musang Sulawesi, di samping itu terdapat juga ular sawah, buaya muara dan soa-soa.

Page 3: geo anak

Taman Nasional Bunaken

Taman nasional ini didirikan pada tahun 1991 dan meliputi wilayah seluas 890.65 km². 97% dari taman nasional ini merupakan habitat laut, sementara 3% sisanya merupakan daratan, meliputi lima pulau: Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Nain dan Siladen Sulawesi Utara. Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem perairan tropis Indonesia yang terdiri dari ekosistem hutan bakau, padang lamun, terumbu karang, dan ekosistem daratan/pesisir.

Flora dan Fauna

Taman Nasional Bunaken memiliki ekosistem terumbu karang yang sangat kaya. Terdapat sekitar 390 spesies terumbu karang di wilayah ini. Spesies alga yang dapat ditemui di Taman Nasional Bunaken adalah Caulerpa, Halimeda dan Padina, sementara spesies rumput laut yang banyak ditemui adalah Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides, dan Thalassaodendron ciliatum. Taman Nasional Bunaken juga memiliki berbagai spesies ikan, mamalia laut, reptil, burung, moluska dan mangrove. Sekitar 90 spesies ikan tinggal di perairan wilayah ini.

Di daratan, pulau ini kaya akan Arecaceae, sagu, woka, silar dan kelapa. Selain itu, Taman Nasional Bunaken juga memiliki spesies hewan yang tinggal di daratan, seperti rusa dan kuskus. Hutan mangrove di taman ini menjadi habitat bagi kepiting, lobster, moluska dan burung laut.

Taman Nasional Lore Lindu

Kawasan Taman Nasional Lore Lindu secara administratif berada di Kabupaten Donggala (Kecamatan Kulawi, Sigi biromaru, Palolo dan Pipi koro) dan Poso (Kecamatan Lore Utara, Lore Tengah, Lore Timur, Lore Piore, Lore Barat dan Lore Selatan) – Provinsi Sulawesi Tengah. Memiliki berbagai tipe ekosistem yaitu hutan pamah tropika, hutan pegunungan bawah, hutan pegunungan sampai hutan dengan komposisi jenis yang berbeda. Hutan sub-alpin di taman nasional ini berada diatas ketinggian 2.000 meter dpl. Keadaan hutannya sering diselimuti kabut, dan sebagian besar pohonnya kerdil-kerdil yang ditumbuhi lumut. Taman Nasional Lore Lindu

Page 4: geo anak

merupakan kawasan datar, bergelombang, berbukit dan bergunung-gunung dengan kisaran ketinggian antara 500 - 2.600 m dpl. Puncak gunung tertinggi adalah G. Rorekatimbu (± 2.355 m dpl).

Taman Nasional Lore Lindu mendapat dukungan bantuan teknis internasional, dengan ditetapkannya sebagai Cagar Biosfir oleh UNESCO pada tahun 1977.

Flora dan Fauna :

Di dalam kawasan taman nasional terdapat berbagai ragam satwa yaitu 117 jenis mamalia, 88 jenis burung, 29 jenis reptilia, dan 19 jenis amfibia. Memiliki keanekaragaman jenis satwa langka endemik antara lain Anoa (Anoa depressicornis), Babirusa (Babyrousa babirusa), Musang coklat sulawesi (Macrogalidia muschenbrouki), Tikus sulawesi (Rattus celebensis), Singapuar (Tarsius spectrum), Bajing perut merah (Rubrisciurus ribriventer) dan lain-lain.

Potensi flora dominan di kawasan Taman Nasional Lore Lindu yaitu pohon wanga (Figafeta filaris sp.) dan leda (Eucalyptus deglupta).

Taman  Nasional  Manusela

Dinyatakan sebagai taman nasional oleh Menteri Pertanian tahun 1982 dengan luas ± 189.000 ha. Secara administratif pemerintahan berada pada Kecamatan Wahai dan Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, Propinsi Dati I Maluku.

Potensi Kawasan :

Page 5: geo anak

Taman Nasional Manusela merupakan kawasan pegunungan yang relatif masih dalam keadaan baik dengan ketingian antara 0 - 3.027 m dpl, kemiringan 30 -60%. Terdapat sungai-sungai dengan aliran yang deras dan mempunyai konfigurasi lapangan yang terjal serta terdapat 6 buah gunung/bukit dengan G. Binaya yang tertinggi (± 3.027 m dpl). Mempunyai iklim tipe B dengan rata-rata curah hujan antara 1.500 - 2.000 mm per tahun dengan suhu udara antara 25° - 35° C. Musim kunjungan terbaik antara bulan Mei s/d Oktober.

Flora dan Fauna :

Taman Nasional Manusela terdiri dari hutan rawa/mangrove, hutan pantai, hutan dataran rendah, hutan dataran tinggi, hutan sub pegunungan dan hutan pegunungan.

Beberapa flora yang ada di Taman Nasional Manusela antara lain Tancang (Sonneratia alba), Bakau, Api-api, Nipah, Ipomoea pescare, Terminalia catappa, Casuarina equisetifolia, Nauclea sp, Ficus nodosa, Kayu putih (Melaleuca leucadendron), Meranti, Kayu raja, Kapur, Pulai, Nyamplung dan lain-lain.

Memiliki keanekaragaman jenis satwa yang tinggi dan endemik antara lain Rhycthomeles prattorum, Melomys aerorosus, Pogomelomys frattrecullus. Tercatat 117 jenis burung dan 14 jenis merupakan burung endemik serta 41 jenis termasuk ular endemis, penyu, biawak, soa-soa, ikan duyung dan sebagainya.

.

Taman Nasional Taka Bonerate

Taman Nasional Taka Bonerate memiliki karang atol terbesar ketiga di dunia yaitu setelah Kwajifein di Kepulauan Marshal dan Suvadiva di Kepulauan Moldiva. Luas atol tersebut sekitar 220.000 hektar, dengan terumbu karang yang tersebar datar seluas 500 km². Ditunjuk sebagai taman nasional oleh Menteri Kehutanan Tahun 1992. Berada pada Kecamatan Passi Masunggu dan Kecamatan Passi Maranu, Kabupaten Dati II Selayar, Propinsi Dati I Sulawesi Selatan.

Page 6: geo anak

Topografi kawasan sangat unik dan menarik, dimana atol yang terdiri dari gugusan pulau-pulau gosong karang dan rataan terumbu yang luas dan tenggelam, membentuk pulau-pulau dengan jumlah yang cukup banyak.

Flora :

Jenis flora yang tumbuh di daerah pantai didominasi oleh tumbuhan kelapa (Cocos nucifera), Pandan Laut (Pandannus sp), Cemara Laut (Casuarina equisetifolia), Ketapang (Terminalia catappa) dan Waru Laut (Hibiscus tiliaceus). Sedangkan jenis flora air yang umum ditemui antara lain jenis rumput laut dan alga dari jenis Thalassia sp, Enhalus sp, Halimeda sp. dan Sargasum sp. Salah satu jenis flora pantai yang tumbuh di Taman Nasional Taka Bonerate .

Fauna :

Ikan Di kawasan ini terdapat ± 350 jenis ikan karang dan berbagai jenis ikan konsumsi yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Jenis-jenis tersebut antara lain adalah Kerapu (Epinephelus spp), Cakalang (Katsuwonus spp), Tenggiri (Scomberomorus spp), Napoleon wrasse (Cheilinus undulatus), Baronang (Siganus sp), Cheitodon spp dan sebagainya.

Karang Telah diidentifikasi sebanyak 237 jenis terumbu karang yang tumbuh pada kedalaman 5–20 meter. Jenis-jenis tersebut antara lain Akar Bahar (Antiphates sp), Karang Meja (Acropora spp), Karang tanduk (Acropora spp), Pavona spp, Montipora spp dan Fungia spp. Secara umum jenis-jenis karang telah membentuk terumbu karang, baik dalam bentuk atol (Barrier reef) dan terumbu tepi (Fringing reef).

Penyu Telah diidentifikasi ada 4 jenis penyu di kawasan ini, yang paling dominan adalah Penyu Hijau (Chelonia mydas) dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), di samping jenis penyu Tempayan (Caretta caretta) dan penyu Lekang (Lepidochelys olivacea).

Taman Nasional Wakatobi

Taman Nasional Kepulauan Wakatobi merupakan kawasan konservasi perairan laut (marine conservation area). Kawasan Kepulauan Wakatobi dan perairan laut di sekitarnya seluas 1.390.000 ha ditunjuk sebagai taman nasional pada tanggal 30 Juli 1996.Secara geografis TN Kep. Wakatobi terletak di antara 5°12 - 6°10' LS dan 123°20 -124°39 BT secara administratif pemerintahan termasuk dalam wilayah 4 kecamatan yakni Wangi Wangi (dengan ibukota

Page 7: geo anak

kecamatan di Wanci), Kaledupa (beribukota di Ambeua), Tomia (Waha), dan Binongko (beribukota di Rukuwa) Kabupaten Dati II Buton Sulawesi Tenggara.

Potensi Kawasan :

Umumnya datar dan di sekitarnya terdapat beberapa mikro attol seperti Karang Kapota, Karang Kaledupa, dan Karang Tomia. Konfigurasi terumbu karang pada umumnya datar kadang-kadang muncul di permukaan dengan beberapa daerah mempunyai tubir-tubir karang yang tajam. Kepulauan Tukangbesi terdiri dari 4 pulau besar (Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko), dan pulau-pulau kecil antara lain P. Tokobao, P. Lintea Utara, P. Lintea Selatan, P. Kampenaune, dan P. Hoga serta P. Tolandono.

Perairan lautnya secara umum mempunyai konfigurasi perairan dari mulai datar kemudian melandai ke arah laut, dan beberapa daerah perairan bertubir curam. Kedalaman airnya bervariasi, dengan bagian terdalam terletak di sebelah Barat dan Timur P. Kaledupa (sampai 1.044 m). Dasar perairan bervariasi antara berpasir dan berkarang.

TN Kepulauan Wakatobi memiliki potensi terumbu karang serta berbagai jenis biota laut seperti kima, lola, ikan, penyu, serta jenis-jenis lainnya.

Flora dan Fauna :

Terumbu karangTaman nasional ini memiliki 25 buah gugusan terumbu karang dengan keliling pantai

dari pulau-pulau karang sepanjang 600 km. Lebih dari 112 jenis karang dari 13 famili diantaranya Acropora formosa, A. hyacinthus, Psammocora profundasafla, Pavona cactus, Leptoseris yabei, Fungia molucensis, Lobophyllia robusta, Merulina ampliata, Platygyra versifora, Euphyllia glabrescens, Tubastraea frondes, Stylophora pistillata, Sarcophyton throchelliophorum, dan Sinularia spp.

Kekayaan jenis ikan yang dimiliki taman nasional ini sebanyak 93 jenis ikan konsumsi perdagangan dan ikan hias diantaranya argus bintik (Cephalopholus argus), takhasang (Naso unicornis), pogo-pogo (Balistoides viridescens), napoleon (Cheilinus undulatus), ikan merah (Lutjanus biguttatus), baronang (Siganus guttatus), Amphiprion melanopus, Chaetodon specullum, Chelmon rostratus, Heniochus acuminatus, Lutjanus monostigma, Caesio caerularea, dan lain-lain.

Rumput laut

Jenis seagrass yang terlihat antara lain Thallisia spp., T. crocea, dan Thalasodendron spp

Mengenal Taman Nasional Aketajawe Lolobata

Taman Nasional Aketajawe Lolobata terletak di Provinsi Maluku Utarra, Kabupaten Halmahera, Kota Tidore Kepulauan dan Halmahera Timur Tengah. Taman ini memiliki luas ±

Page 8: geo anak

167.300 Ha. Ditetapkan sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 397/Menhut-II/2004 tanggal 18 Oktober 2004.

Potensi Kawasan :

Topografi Sebagaimana Pulau Halmahera, Kawasan taman nasional Aketajawe dan Lolobata memiliki topografi datar, bergelombang, hingga bergunung, tetapi tidak ada satupun gunung yang besar.

Biotik :

Tipe vegetasi yang mendominasi Pulau Halmahera adalah hutan hujan, tetapi di semenanjung Selatan lebih banyak terdapat hutan musim (hutan semi selalu hijau). Walaupun keanekaragaman hayati di daerah ini belum banyak diketahui, tetapi diketahui Maluku Bagian Utara ini memiliki 2 (dua) marga tumbuhan berbunga endemik.

Flora :

Taman Nasional Aketajawe-Lolobata memiliki tipe hutan hujan dataran re dah dan hutan hujan pegunungan. Kawasan hutan tersebut memiliki potensi keanekaragaman hayati yang tinggi antara lain berbagai jenis flora seperti damar ( Agathis  sp.), bintangur ( Calophyllum inophyllum ), benuang ( Octomeles sumatrana ), kayu bugis ( Koordersiodendron pinnatum ), matoa ( Pometia pinnata ), merbau ( Intsia bijuga ), kenari ( Canarium mehenbethene gaerta) dan nyatoh ( Palaquium obtusifolium ).

Fauna

Mamalia

dari 51 jenis mamalia di Maluku Utara (11 jenis endemik), 28 jenis terdapat di Halmahera (7 jenis endemik) dan 1 jenis adalah endemik Halmahera, yaitu Kuskus ( Phalanger sp). Jenis lainnya antara lain babi hutan ( Sus scrofa ), dan rusa ( Cervus timorensis ).

Burung

dari 243 jenis burung di Maluku utara (26 jenis endemik), 211 terdapat di Halmahera (24 jenis endemik) dan 4 jenis adalah jenis endemik Halmahera. Keempat jenis endemik tersebut di atas adalah mandar gendang ( Habroptila walacii ), cekakak murung ( Todiramphus diops ), kepudang sungu Halmahera ( Coracina parvula ), kepudang Halmahera (Oriolus phaeochromus

Reptil

dari 42 jenis reptil di Maluku utara (7 jenis endemik), 38 terdapat di Halmahera (7 jenis endemik), antara lain katak mulut sempit ( Callulops dubia, Caphixalus montanus),  biawak air ( Hydrosaurus warneri ), dan biawak darat ( Varanus  sp.),

Page 9: geo anak

Amfibi

dari 6 jenis di Maluku utara (2 jenis endemik), 6 terdapat di Halmahera (2 jenis endemik) dan 2 jenis adalah jenis endemik Halmahera.Jenis endemik halmahera, lainnya meliputi belalang (2 jenis), capung (3 jenis), kupu-kupu raja (1 jenis), dan moluska darat (20 jenis. Jenis-jenis tersebut, diantaranya belalang ( Cranaekukenthali spp) , kupu-kupu raja ( Papilio heringi) , capung ( Selysioneura thalia, Synthemis spp ) dan keong darat ( Palaeohelicina zoae).

Taman Nasional

Pulau Sulawesi dan Maluku

Page 10: geo anak

Kelas XI IPS 3

Kelompok :

• Ana Dwi Wijayanti (06)• Dewi Wulansari (11)• Ella Suryaningsih (13)• Khoirunnisa (20)• Marista Annisa (21)• Rizka Zikriyati (32)• Tiya Wardhani Safitri (35)