Genomic and Epigenomic Landscapes of Adult de Novo Acute Myeloid Leukemia

4
Genomic and Epigenomic Landscapes of Adult De Novo Acute Myeloid Leukemia Akut Myeloid Leukemia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan transformasi neoplastik dan gangguan diferensiasi sel-sel progenitor dari seri myeloid. AML tidak diketahui. Meskipun demikian ada beberapa faktor yang diketahui dapat menyebabkan atau setidaknya menjadi faktor prediposisi AML pada populasi tertentu. Benzene, suatu senyawa kimia yang banyak digunakan pada insidens penyamakan kulit di negara berkembang, diketahui merupakan zat leukomogenik untuk AML. Selain itu radiasi ionik juga diketahui dapat menyebabkan AML. Ini diketahui dari penelitian tentang tingginya insidensi kasus leukemia, termasuk AML, pada orang-orang yang selamat bom atom di Hirosima dan Nagasaki pada 1945. Efek leukomogenik dari paparan ion radiasi tersebut mulai tampak sejak 1,5 tahun sesudah pengeboman dan mencapai puncaknya 6 atau 7 tahun sesudah pengeboman. Faktor lain yang diketahui sebagai predisposisi untuk AML adalah trisomi kromosom 21 yang dijumpai pada penyakit herediter sindrom down. Pasien Sindrom Down dengan trisommi kromosom 21 mempunyai resiko 10 hingga 18 kali lebih tinggi untuk menderita leukemia, khususnya AML tipe M7. Selain itu pada beberapa pasien sindrom genetik seperti sindrom bloom dan anemia Fanconi juga diketahui mempunyai resiko yang jauh lebih tinggi dibandingkan populasi normal untuk menderita AML.

description

cscccc

Transcript of Genomic and Epigenomic Landscapes of Adult de Novo Acute Myeloid Leukemia

Page 1: Genomic and Epigenomic Landscapes of Adult de Novo Acute Myeloid Leukemia

Genomic and Epigenomic Landscapes of Adult De Novo Acute Myeloid Leukemia

Akut Myeloid Leukemia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan transformasi

neoplastik dan gangguan diferensiasi sel-sel progenitor dari seri myeloid. AML tidak diketahui.

Meskipun demikian ada beberapa faktor yang diketahui dapat menyebabkan atau setidaknya

menjadi faktor prediposisi AML pada populasi tertentu. Benzene, suatu senyawa kimia yang

banyak digunakan pada insidens penyamakan kulit di negara berkembang, diketahui merupakan

zat leukomogenik untuk AML. Selain itu radiasi ionik juga diketahui dapat menyebabkan AML.

Ini diketahui dari penelitian tentang tingginya insidensi kasus leukemia, termasuk AML, pada

orang-orang yang selamat bom atom di Hirosima dan Nagasaki pada 1945. Efek leukomogenik

dari paparan ion radiasi tersebut mulai tampak sejak 1,5 tahun sesudah pengeboman dan

mencapai puncaknya 6 atau 7 tahun sesudah pengeboman. Faktor lain yang diketahui sebagai

predisposisi untuk AML adalah trisomi kromosom 21 yang dijumpai pada penyakit herediter

sindrom down. Pasien Sindrom Down  dengan trisommi kromosom 21 mempunyai resiko 10

hingga 18 kali lebih tinggi untuk menderita leukemia, khususnya AML tipe M7. Selain itu pada

beberapa pasien sindrom genetik seperti sindrom bloom dan anemia Fanconi juga diketahui

mempunyai resiko yang jauh lebih tinggi dibandingkan populasi normal untuk menderita AML.

Faktor lain yang dapat memicu terjadinya AML adalah pengobatan dengan kemoterapi

sitotoksik pada pasien tumor padat. AML akibat terapi adalah komplikasi jangka panjang yang

serius dari pengobatan limfoma, mieloma multipel, kanker payudara, kanker ovarium, dan

kanker testis. Jenis terapi yang paling sering memicu timbulnya AML adalah golongan

alkylating agent dan topoisomerase II inhibitor.

Yang menyebabkan ALM yaitu maturitas yang menyebabkan proses diferensiasi sel-sel seri

mieloid terhenti pada sel-sel muda (blast) dengan akibat terjadi akumulasi blast di sumsum

tulang. Akumulasi Blast di dalam sumsum tulang akan menyebabkan gangguan hematopoesis

normal dan pada gilirannya akan mengakibatkan sindrom kegagalan sumsum tulang (bone

marrow failure syndrome) yang ditandai dengan adanya sitopenia ( anemia, leukopeni,

Page 2: Genomic and Epigenomic Landscapes of Adult de Novo Acute Myeloid Leukemia

trombositopeni). Adanya anemia akan menyebabkan pasien mudah lelah dan pada kasus yang

lebih berat akan sesak nafas, adanya trombositopenia akan menyebabkan tanda-tanda

perdarahan, sedang adanya leukopenia akan menyebabkan pasien rentan terhadap infeksi,

termausk infeksi oportunis dari flora normal bakteri yang ada di dalam tubuh manusia. Selain itu,

sel-sel blast yang terbentuk juga punya kemampuan untuk migrasi keluar sumsum tulang dan

berinfiltrasi ke organ-organ lain seperti kulit, tulang, jaringan lunak dan sistem syaraf pusat dan

merusak organ-organ tersebut dengan segala akibatnya

Banyak mutasi yang berkontribusi pada patogenesis leukemia myeloid akut (AML) namun tidak terdefinisi atau belum jelas penyebabnya . Hubungan antara pola mutasi dan epigenetikfenotipe pun belum jelas. Pada penelitian kali ini menggunakan 200 sample untuk mewakili morfologi sitogenik dari AML karakteristik sepenuhnya juga telah dijelaskan. Dari 200 orang sample yang digunakan dibagi menjadi 2 golongan yaitu 50 sample menggunakan sekuensing genom dan 150 sample menggunakan exome sekuensing bersama dengan RNA dan micro RNA sequencing dan analisis DNA metilasi.

Hasil dari penelitian didapatkan hasil bahwa genom AML memiliki mutasi lebih sedikit daripada yang lainnya dengan rata-ratanya 13 mutasi yang ditemukan dalam gen. dari jumlah tersebut rata-rata 5 dalam gen yang berulang mutasinya di AML. Sebanyak 23 gen yang bermutasi secara signifikan dan 237 lainnya bermutasi pada dua atau lebih sample. Hampir semua sampel memiliki setidaknya 1 mutasi nonsynonymous di salah satu dari sembilan kategori gen yang hampir pasti relevan untuk patogenesis, termasuk transkripsi faktor fusi (18% darikasus), pengkodean gen nucleophosmin (NPM1) (27%), gen supresor tumor(16%) gen, DNA-metilasi terkait (44%), gen sinyal (59%), chromatin-memodifikasi gen (30%), myeloid gen transkripsi faktor (22%), cohesin-kompleks gen (13%), dan spliceosome-kompleks gen (14%). Pola kerjasama dan saling eksklusivitas menyarankan hubungan biologis yang kuat di antara beberapa gen dan kategori.

Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa semua sampel AML dapat terjaddi satu potensi mutasi dan menemukan bahwa interaksi kompleks peristiwa genetik kontribusi untuk AML patogenesis pada pasien individu. Database dari penelitian ini banyak tersedia sebagai dasar untuk penyelidikan lebih lanjut dari AML patogenesis, klasifikasi, danstratifikasi risiko.