Generator Procedure Test
Click here to load reader
-
Upload
fuad-burhani -
Category
Documents
-
view
129 -
download
25
Transcript of Generator Procedure Test
PROSEDUR PENGUJIAN
GENERATOR
SCOPE :
PEMELIHARAAN
PENGUJIAN GENERATOR
I.1 Stator Coil
Kerusakan isolasi stator generator coil disebabkan oleh electrik, mekanik dan termal stress. Oleh
karena itu disarankan test yang tidak merusak (Non Destructive Test), yang dapat mendiagnosa
kerusakan dari coil (Stator Generator Coil).
1. Pengujian Polarization Index (PI)
Test Ini untuk menentukan keadaan penyerapan kelembaban, yang dapat merusak isolasi.
Biasanya digunakan tegangan tinggi diatas 10000 V, dan arus yang diserap diukur. Keadaan
penyerapan kelembaban isolasi ini dengan mengurangi arus penyerapan (dibuat dengan
ratio/perbandingan, disebut polarization index PI) dari nilai pengukuran pada 1 menit
pertama dan 10 menit terakhir ari arus yang diserap.
Test Prosedure
Isolasikan Belitan Stator Dari Main Lead Dan Trafo
Groundkan non tested winding
Ukur Tahanan Isolasi menggunakan Megger 1000V, Tingkat Basah atau keringnya
isolasi tergantung dari kelas isolasi.
Atur tegangan keluaran dari DC isolation Tester untuk test tegangan tanpa
menghubungkannya ke winding. 1000V direkomendasikan untuk test tegangan.
Matikan Power Switch dari tester dan discharge electric charge
Hubungkan terminal keuaran ke stator winding
Nyalakan Power Switch DC insulation Tester dan catat arus yang dilepaskan dari
tahanan isolasi dengan mengikuti waktu (1,2,3…..10 menit)
Kembalikan tegangan ke nol berlahan-lahan dan matikan power switch
Groundkan stator winding dan discharge electric charge
Ukur PI dengan phasa-phsa yang lain
PROSEDUR PENGUJIAN
GENERATOR
SCOPE :
PEMELIHARAAN
2. Pengujian Tangen Delta
Test Ini untuk menentukan keadaan rata-rata kerusakan isolasi. Pengukuran menggunakan
peralatan pengukuran rugi-rugi sudut (Jembatan Schering). Rugi-rugi dielektrik biasanya
bertambah sesuai dengan kenaikan tegangan. Pertambahan ini disebabkan oleh adanya
partial discharge pada celah,(celah terdapat pada isolasi bagian dalam). Tegangan yang
digunakan adalah tegangan rata-rata, dan kerusakan isolasi adalah perbedaan nilainya. (
tan ) dari rugi-rugi dielektrik pada level tegangan rendah. (Biasanya 2KV)
Test Prosedure
Hubungkan peralatan pengujian seperti pada gambar
Lepaskan Kabel Tegangan Tinggi dari Belitan Stator untuk pengukuran tahanan
isolasi dan cek peralatan tegangan tinggi.
Pindahkan kabel pentanahan dari terminal tegangan tinggi dan trafo pengujian
Yakinkan bahwa Kabel tegangan tinggi sudah diketanahkan
U
W V
Stator
Winding
High
Low
Guard
AC
1000V
V W
CT
V
DC insulation
Tester
Stator Winding
U
CT VOLT
Schering Bridge A
PT Voltage Regulator
Power Source
PROSEDUR PENGUJIAN
GENERATOR
SCOPE :
PEMELIHARAAN
Hidupkan Power Switch dan Dan posisikan tahanan pada posisi lower untuk posisi
minimum
Tutup Breaker dan naikan tegangan menuju tegangan rata-rata generator
Turunkan tegangan menuju posisi nol, buka breaker dan power switch
Groundingkan terminal tegangan tinggi dari trafo pengujian
Hubungkan kabel tegangan tinggi ke terminal phasa U dari belitan stator, dimana
dua phasa yang lainnya pada posisi tidak diketanahkan
Pindahkan kabel pentanahan dari trafo pengujian
Nyalakan Power switch dan breaker
Naikan tegangan dan atur power factor (Pf) mencapai 1.0 dengan mengatur
reactansi compensasi hingga arus masukan pada trafo pengujian menjadi minmum
Naikan tegangan pengujian menjadi tegangan rata-rata dengan menjaga
penambahan arus
Turunkan tegangan menjadi nol setelah tegangan dipertahankan selama 20 detik
pada tegangan rata-rata
Naikan tegangan mencapai 2KV dan ukur tan sehingga diukur dari 2 kV menuju
tegangan rata-rata
Turunkan tegangan menjadi nol setelah pengukuran selesai dan buka breaker serta
power switch
Groudkan terminal kedua dari trafo pengujian dan lepaskan kabel dari phase U.
Lakukan hal yang sama untuk phase V,W
3. Pengujian Alternating Current
Test Ini untuk menentukan keadaan rata-rata kerusakan isolasi dan hubungan antara
arus AC dan tegangan yang digunakan pada pengukuran stator coils. Karena Partial
Discharge maka hubungan antara tegangan dan arus menjadi tidak linear, sesuai dengan
penambahan tegangan. Tegangan yang digunakan adalah tegangan rata-rata dan
dibuatlah arus AC mulai bertambah secara tidak linear.
4. Pengujian Partial Discharge
PROSEDUR PENGUJIAN
GENERATOR
SCOPE :
PEMELIHARAAN
Test ini untuk menentukan kerusakan isolasi. Pengukuran menggunakan peralatan pengujian
partial discharge. Partial Discharge bertambah bersamaan kenaikan tegangan. Faktor
penyebabnya yaitu bertambahnya partial discharge`dalam celah isolasi seperrti rugi-rugi
dielektrik. Terjadinya partial discharge dalam rongga ini merupakan kerusakan isolasi yang
sangat fatal, dan kemungkinan berkembang menjdi breakdown insulation. Pengujian Partial
Discharge ini dapat dikatakan pengujian paling andal diantara pengujian non destructive test
lainnya.
Test Prosedure
Hubungkan peralatan pengujian seperti pada gambar
Lepaskan Kabel Tegangan Tinggi dari Belitan Stator untuk pengukuran tahanan
isolasi dan cek peralatan tegangan tinggi.
Pindahkan kabel pentanahan dari terminal tegangan tinggi dan trafo pengujian
Yakinkan bahwa Kabel tegangan tinggi sudah diketanahkan
Hidupkan Power Switch dan Dan posisikan tahanan pada posisi lower untuk posisi
minimum
Tutup Breaker dan naikan tegangan menuju tegangan pengujian maximum
Turunkan tegangan menuju posisi nol, buka breaker dan power switch
Groundingkan terminal tegangan tinggi dari trafo pengujian
Hubungkan kabel tegangan tinggi ke terminal phasa U dari belitan stator, dimana
dua phasa yang lainnya pada posisi tidak diketanahkan
Set partial discharge detector 50 pps
Stator Winding
U
Schering Bridge A
PT Voltage Regulator
Power Source A
PROSEDUR PENGUJIAN
GENERATOR
SCOPE :
PEMELIHARAAN
Hubungkan pulsa calibrator ke belitan stator
Gunakan pulsa kalibrator 1000 (pc)
Atur indikasi partial discharge detector mencapai 1000 pc
Lepaskan pulse calibrator setelah kalibrasi dari stator winding
Nyalakan Power switch dan breaker
Naikan tegangan dan atur power factor (Pf) mencapai 1.0 dengan mengatur
reactansi compensasi hingga arus masukan pada trafo pengujian menjadi minimum
Naikan tegangan pengujian menjadi mencapai tegangan rata-rta (E/3)jaga arus
charging
Setelah 20 detik ukurlah partial discharge pada masing-masing (20,50,100,200,500
pulse per second)
Naikan tegangan pengujian menjadi tegangan rata-rata dan ukur intensitas
dischargenya
Turunkan tegangan menjadi nol setelah pengukuran selesai dan buka breaker serta
power switch
Groudkan terminal kedua dari trafo pengujian dan lepaskan kabel dari phase U.
Lakukan hal yang sama untuk phase V,W
5. Evaluasi kekencangan Stator slot wedges
Perubahan dimensi yang terjadi pada inti stator , coil, wedges, slot disebabkan oleh mekanik
dan kondisi termal pada saat operasi normal. Perubahan-perubahan dimensi ini digabung
dengan pengaruh siklus termal selama operasi dapat mempengaruhi kekencangan wedges
yang aslinya. Oleh karena itu diperlukan untuk mengevaluasi kekencangan wedges .
Kekencangan wedges di cek secara visual inspection dan tapping of wedges
Cek kekencangan menggunakan Hammer, Kondisi wedges secara individu dapat
diklarifikasikan, sangat longgar, sedikit longgar, sedikit kencang, kencang, sangat
kencang
Pengukuran ripple spring flatness
PROSEDUR PENGUJIAN
GENERATOR
SCOPE :
PEMELIHARAAN
I.2 Rotor Generator
1. Tahanan Isolasi Rotor
Menggunakan megger 500 V. Menghubungkan alat ukur ke rotor dan ke ground
2. Pole Balance Test untuk Rotor Coil
Tujuan : Menentukan perbedaan tegangan antara terminal positif dan negative rotor coil
Prosedur
Lepaskan main lead exciter dari rotor coil
Gunakan tegangan frekuensi tinggi (min 6kHz) yang masuk ke belitan menggunakan
osiloskop
Ukur tegangan antara terminal positif dan negative dari rotor coil menggunakan
digital voltmeter.
3. Retaining Ring dan Kerusakannya
Cek cacat pada body secara visual
Cek perubahan bentuk dari coil end secara visual
Kelelahan Material dicek dengan ultrasonic test dan Dye Penetrant Check.
4. Journal
Cek kerusakan , kerataan/kelicinan secara visual
Kelelahan Material dicek dengan ultrasonic test dan Dye Penetrant Check.
V1
V2
Voltmeter
Rotor Coil
Netral
Oscilator
PROSEDUR PENGUJIAN
GENERATOR
SCOPE :
PEMELIHARAAN
5. Coupling
Cek kerusakan dan perubahan bentuk secara visual
Kelelahan Material dicek dengan ultrasonic test dan Dye Penetrant Check.
6. Rotor Wedges
Cek kekencangan secara visual dan test Hammer
Kelelahan Material dicek dengan ultrasonic test dan Dye Penetrant Check.
7. Balance Weight
Kondisi setting secara visual dan test hammer
Kelelahan Material dicek dengan ultrasonic test dan Dye Penetrant Check.
8. Boroscope Rotor Coil
Cek terminal lead, spacer, slot cell, ventilation hole, wedges apakah abnormal(crack,
perubahan warna, cacat)
I.3 Seal Ring dan GlandSeal
1. Pengukuran Clearance
Antara Shaft dan Seal ring menggunakan micrometer
Antara Gland Seal dan Seal Ring menggunkan cylinder Gauge Micrometer.
2. Seal Ring
Cek kerusakan secara visual
Cek perubahan bentuk/cacat menggunakan micrometer
Cek Keretakan menggunkan Dye Penetrant Check
3. Gland Seal
Cek kerusakan Alur, labyrinth, kerusakan spring dan oil inlet outlet secara visual
PROSEDUR PENGUJIAN
GENERATOR
SCOPE :
PEMELIHARAAN
4. Cek pada Saat Perakitan
Clearance pada oil seal menggunkan thickness gauge
Clearance antara poros dan Seal Ring Menggunakan thickness Gauge
Tahanan Isolasi dari material isolasi untuk prteksi arus poros menggunakan megger
500 V
Tes fungsi dari Seal Ring dengan Oil circulation menggunakan dial gauge
Kekencangan dan pengikatan baut menggunakan kunci momen
I.4 Air Gap Baffle
1. Pengukuran Clearance rotor dan baffle menggunakan thickness gauge
2. Material Isolasi
Cek pengotoran /perubahan warna secara visual
3. Cek Kekencangan dan pengikatan baut secara visual dan menggunakan kunci
momen
I.5 Blower
1. Stator Blade
Cek kelonggaran dan kerusakan secara visual dan manual cek
2. Rotor Blade
Cek kelonggaran dan kerusakan secara visual dan manual cek
Cek kelelahan material menggunakan Ultrasonic Test dan Dye Penetran Test
Kekencangan dan pengikatan baut menggunakan kunci momen
3. Blower Shroud
Cek kerusakan dan seal packing secara visual
Cek Kekencangan dan pengikatan baut secara visual dan test hammer
4. Pengukuran Clearance
Cek clearance antara rotor blade dan shroud dan antara stator blade dan rotor
menggunakan Depth Gauge dan thickness gauge
Cek clearance pada shroud baffle part menggunakan thickness gauge.
PROSEDUR PENGUJIAN
GENERATOR
SCOPE :
PEMELIHARAAN
I.6 Bearing
1. Babbit Metal
Cek Kerataan dan crack secara visual
Cek kelelahan material menggunakan Ultrasonic Test dan Dye Penetrant Tes.
2. Bearing Ring
Cek Tahanan Isolasi menggunakan megger 500V
3. Cek Kerusakan Oil Seal secara Visual
Cek Tahanan Isolasi menggunakan megger 500V
4. Pengukuran Clearance
Cek clearance antara metal dan poros menggunakan lead wire
Cek Clearance antara poros dan bearing dan antara oil seal dan shaft menggunakan
thickness gauge
5. Shaft Current protection
Cek Tahanan isolasi menggunakan megger 500 V
Cek kerusakan isolasi secara visual
I.7 Alignment dan Coupling antara Turbin dan Generator
1. Alignment menggunakan Dial Gauge
2. Centering
Parallelism menggunakan Inside Micrometer
Concentricity menggunkan Dial Gauge
3. Run Out dari generator dan turbin coupling setelah decouple menggunakan
dial gauge.
PROSEDUR PENGUJIAN
GENERATOR
SCOPE :
PEMELIHARAAN
I.8 Diode Exiter
1. Pengukuran tahanan isolasi fuse
Tujuan : Untuk menentukan nilai tahanan dari belitan jangkar AC Exciter adlah
normal.
Lepaskan fuse dari exciter
Pengukuran dilakukan jika fuse mencapai temperature ruangan
Pengukuran tahanan fuse menggunakan Kelvin double bridge
Mengukur tahanan fse pada temperature 20 derajat
R 20= Rt/ {1-0.0038(20-t)} Dimana :
R20 = Tahanan yang diukur pada temperature 20 derajat (C)
Rt = Tahanan pada t (C)
T = fuse temperature (C)
2. Pengecekan Reverse Voltage
Tujuan : Untuk menentukan dan mengecek arah dioda dan resisitor.
Gunakan reverse voltage untuk diode sisi Posif dan Diode sisi negative seperti
diperlihatkan pada gambar dan ukur tegangan dan Amperenya.
Hitung nilai tahanan daari tegangan dan ampere.
V A
A V
Plus
Side
Minus Side
U
V W
PROSEDUR PENGUJIAN
GENERATOR
SCOPE :
PEMELIHARAAN
2. Cek Penyearah Exciter
Lepaskan Diode dari Fuse Proteksi
Gunakan Tegangan DC 1000V pada sumbu reverse dengan pengecekan tyristor
untuk dioda dan ukur arus bocornya.
3. Cek Tahanan Isolasi Exciter
Cek tahanan isolasi
Belitan Jangkar AC Exciter dan penyearah
Belitan medan AC Exciter
Belitan Jangkar dari PMG
Catatan ; jika tahanan isolasi kecil dari 1 Mega Ohm dicleaning kembali.
I.9Bearing Exciter
1. Babbit Metal
Cek Kerataan dan crack secara visual
Cek kelelahan material menggunakan Ultrasonic Test dan Dye Penetrant Tes.
2. Cek Kerusakan Oil Seal secara Visual dan Dye Penetrant Check
Cek Tahanan Isolasi menggunakan megger 500V
3. Pengukuran Clearance
Cek clearance antara metal dan poros menggunakan lead wire
Cek Clearance seal ring dan antara end seal dan shaft menggunakan thickness
gauge
4. Shaft Current protection
Cek Tahanan isolasi menggunakan megger 500 V
Cek kerusakan isolasi secara visual
5. Cek Kekencangan Baut Menggunakna Test Hammer
Cek Tahanan isolasi menggunakan megger 500 V
Cek kerusakan isolasi secara visual
6. Cek Kebocoran minyak pada oil supply dan exhaust pipe secara visual