Generasi pluralis mengokohkan hegemoni kapitalisme

6

Click here to load reader

Transcript of Generasi pluralis mengokohkan hegemoni kapitalisme

Page 1: Generasi pluralis mengokohkan hegemoni kapitalisme

16/10/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Generasi Pluralis Mengokohkan Hegemoni Kapitalisme

http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/10/15/generasi-pluralis-mengokohkan-hegemoni-kapitalisme/ 1/6

Generasi Pluralis Mengokohkan Hegemoni Kapitalisme

October 15th, 2014 by MHTI

Pluralisme Menguat

Beberapa waktu terakhir ini publik dikagetkan dengan perilaku sejumlah mahasiswa yangmenggeramkan banyak pihak. Tanggal 28 hingga 30 Agustus lalu, Senat Mahasiswa(SEMA) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya menggelarOrientasi Akademik dan Cinta Almamater (OSCAAR), dengan tema yang sangatkontroversial “Tuhan Membusuk: Rekonstruksi Fundamentalisme Menuju IslamKosmopolitan”. Sebelumnya, hal yang sama juga dilakukan di oleh mahasiswa darijurusan Aqidah Filsafat Fakultas Ushuluddin IAIN (Institut Agama Islam Negeri) SunanGunung Djati Bandung dalam ta’aruf dengan mahasiswa baru September 2004 silam.Perkataan yang cukup menyentak diantaranya adalah “Selamat bergabung di area bebastuhan”. Bahkan ada seorang mahasiswa mengepalkan tangan dan meneriakkan, “Kitaberzikir bersama, anjinghu akbar.”

Klarifikasi yang datang untuk membenarkan tindakan itu menyatakan bahwa inimerupakan upaya untuk melakukan kritik keberagamaan atas matinya nilai-nilaispiritualitas dalam kehidupan beragama umat Islam. Sebab dalam pandangan mereka,berbagai tindakan destruktif, misalnya korupsi, kekerasan keberagamaan, dan segenaptindakan amoral yang lain, merupakan bentuk tidak mengagungkan terhadap Tuhansebagai Zat Yang Maha Suci.

Meskipun sudah mendapat klarifikasi, tema ini tetaplah menunjukkan kualitas pemikiranmahasiswa yang berkembang beberapa tahun terakhir. Jelas kita miris dengan kualitaspemikiran mahasiswa yang ada di perguruan tinggi agama Islam ini. Jenis pemikiranseperti apakah yang selama ini mereka kaji sehingga muncul kalimat dan kata-kata yangtak layak muncul dari mulut seorang mahasiswa? Tentu ini menjadi pertanyaan besaryang harus segera terjawab sebelum datangnya generasi-generasi berikutnya yang bisajadi semakin parah kualitas pemikirannya.

Namun ternyata, realitasnya hal ini tak hanya terjadi di kampus agama Islam saja. Faktalain menyebutkan bahwa tanggal 6 September lalu 5 orang mahasiswa Fakultas HukumUniversitas Indonesia menggugat UU Perkawinan ke Mahkamah Konstitusi. Merekamenggugat pasal 2 ayat 1 UU Nomor 1 tahun 1974 yang menyatakan bahwa“Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanyadan kepercayaan itu.” Intinya mereka menginginkan siapapun boleh menikah dengansiapa saja tanpa harus memperhatikan agama dan kepercayaannya, tak bolehdisyaratkan pernikahan harus dengan kesamaan agama. Ini adalah sebuah bentukpemikiran yang sungguh sangat meresahkan masyarakat. Sebab para mahasiswa iniadalah generasi penerus kehidupan. Bisa dibayangkan jika kualitas pemikirannya sepertiini ke arah manakah kira-kira masa depan umat ini?

Page 2: Generasi pluralis mengokohkan hegemoni kapitalisme

16/10/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Generasi Pluralis Mengokohkan Hegemoni Kapitalisme

http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/10/15/generasi-pluralis-mengokohkan-hegemoni-kapitalisme/ 2/6

Belum lagi jika sedikit menengok ke belakang saat seruan LGBT semakin santerditeriakkan. Bahkan disinyalir ada puskesmas di Jakarta yang berani memampang posteryang berisi ajakan LGBT sebagaimana dalamretweethttps://twitter.com/B_The_Truth/status/480204808817614848/photo/1

Fakta-fakta ini semua menunjukkan bahwa opini santer yang berkembang di kalangan generasi muda, baik kalangan mahasiswa atau non mahasiswa, mengarah pada satubentuk kebebasan baik kebebasan berperilaku, kebebasan beragama dan kebebasanberpendapat. Kebebasan ini berujung pada tuntutan untuk bersikap toleran terhadapsetiap perbedaan yang ada, tak boleh ada upaya menghakimi atau menyalahkan oranglain. Intinya generasi muda harus memahami keberagaman, tepatnya mereka harusmenjadi pejuang pluralis.

Opini ini terus bergulir dan nampak perkembangannya dalam berbagai peristiwa di tanahair. Sengaja atau tidak, yang pasti opini semacam ini masuk ke Indonesia melaluiberbagai kesepakatan dengan negara Barat atau kesepakatan beberapa negara denganbadan Internasional yang lainnya. Realitas yang tak terelakkan dapat terlihat dalam hasilpertemuan Forum Global UNAOC (United Nations Alliance of Civilizations) ke-6 di Balitanggal 29-30 Agustus yang lalu.

Forum global yang mengusung tema “Persatuan dalam Keberagaman” itu mendiskusikansejumlah isu global yang menjadi perhatian Aliansi Peradaban yaitu pemuda, pendidikan,media, dan migrasi.Dalam isu pemuda, forum global ini merekomendasikan parapemuda dunia untuk memiliki kegiatan yang berguna bagi masyarakat mereka sehinggaterhindar dari sifat intoleransi, ekstrimisme, dan ketakutan terhadap orang-orang darinegara lain (xenophobia). (http://indonesia.ucanews.com/2014/09/01/forum-unaoc-bali-tegaskan-persatuan-dalam-keberagaman/). Terkait Isu media, forum inimerekomendasikan agar masyarakat memahami dan menghargai kekuatan besar yangdimiliki media dan kerusakan yang dapat disebabkannya, menyadari bahwa materi yangdipublikasikan, apapun bentuknya, dapat menghasilkan kerusakan secara bersama-sama. Pada isu pendidikan, forum itu merekomendasikan pendidikan antar-agama dalamkurikulum sekolah dasar dan sekolah menengah sebagai upaya untuk lebih memahamiantar-individu dari latarbelakang budaya yang berbeda.

Dengan demikian, penguatan arus pluralisme dalam negeri ini berjalan seiring denganarus dari luar negeri. Tujuannya menginginkan perubahan sikap dan standar hidupmasyarakat Indonesia sehingga menjadi lebih inklusif, toleran, dan pluralis. Dan bisa jadihal ini dapat menghilangkan sebagian ajaran Islam yang selama ini dianggap eksklusif,intoleran dan penuh dengan kekerasan. Selanjutnya akan menghilangkan peran Islamsebagai mafahim(pemahaman), maqayyis(standar) dan qonaah(perasaan) masyarakatIndonesia yang mayoritas muslim.

Mendudukkan Kembali Pluralisme

Pluralitas adalah sebuah realitas alamiah. Pluralitas dalam artian adanya

Page 3: Generasi pluralis mengokohkan hegemoni kapitalisme

16/10/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Generasi Pluralis Mengokohkan Hegemoni Kapitalisme

http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/10/15/generasi-pluralis-mengokohkan-hegemoni-kapitalisme/ 3/6

keanekaragaman ras, suku, golongan, dan seterusnya, – baik secara fisik maupun nonfisik- , merupakan sunatullah sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Al Hujurat ayat13.

$pkr’¯»tâ¨$¨Z9$#$¯RÎ)/ä3»oYø)n=yz`ÏiB9x.s4Ós\Ré&uröNä3»oYù=yèy_ur$\/qãèä©@ͬ!$t7s%ur(#þqèùu$yètGÏ94¨bÎ)ö/ä3tBtò2r&yYÏã«!$#öNä39s)ø?r&4¨bÎ)©!$#îLìÎ=tã×Î7yzÇÊÌÈ

13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki danseorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-sukusupaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantarakamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya AllahMaha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Islam mengajarkan umatnya agar senantiasa menghormati orang lain, sekalipun berbedaagama dan keyakinan. Islam juga menganjurkan umatnya untuk bekerjasama dan tolongmenolong dengan umat lain sebagaimana disebutkan dalam QS Al Mumtahanah ayat 8,dalam batas-batas yang telah ditentukan. Rasulullah SAW bahkan mencela orang-orangyang menghina dan merendahkan kafir dzimmi. Selain itu kaum muslim tidak dibenarkanmemaksa umat lain untuk menjadi penganut Islam seperti apa yang tertuang dalam QS AlKaafirun. Sejarah justru membuktikan banyak umat lain yang berbondong-bondongmasuk Islam setelah mereka merasakan sendiri keagungan Islam dan kesejahteraanhidup di bawah naungan pemerintahan Daulah Islam. Inilah gambaran pluralitas yangdiakui Islam.

Namun hal ini tidak boleh diartikan bahwa Islam memiliki paham pluralisme.Sebab pluralisme adalah paham yang mentoleransi adanya ragam pemikiran, agama,kebudayaan, peradaban dan lain-lain. Kemunculan ide pluralisme didasarkan padasebuah keinginan untuk melenyapkan ‘klaim keberanan’ (truth claim) yang dianggapmenjadi pemicu munculnya sikap ekstrem, radikal, perang atas nama agama, konflikhorisontal, serta penindasan atas nama agama. Pluralisme akan menjamin terciptanyakeharmonisan dan menghindari klaim kebenaran mutlak dari salah satu kelompok dalammasyarakat. Karena menurut paham ini, rasa benar sendiri dan ekslusivisme merupakanbiang terjadinya berbagai tindak kekerasan dan diskriminasi di tengah-tengahmasyarakat. Inilah hakikat ide pluralisme yang saat ini dipropagandakan di dunia Islammelalui berbagai cara dan media.

Dalam perkembangannya, ada faktor lain yang mempercepat penyebaran pluralisme ini.Yakni faktor kepentingan ideologis dari Kapitalisme untuk melanggengkan dominasinya didunia. Selain isu-isu demokrasi, hak asasi manusia dan kebebasan serta perdamaiandunia, pluralisme telah menjadi sebuah gagasan yang terus disuarakan Kapitalismeglobal yang digalang Amerika Serikat untuk menghalangi kebangkitan Islam. Karena itu,jika ditinjau dari aspek sejarah, faktor pertama (upaya untuk menghilangkan truthclaim/klaim kebenaran) bolehlah diakui sebagai alasan awal munculnya gagasanpluralisme. Namun selanjutnya, faktor dominan yang memicu maraknya isu pluralisme

Page 4: Generasi pluralis mengokohkan hegemoni kapitalisme

16/10/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Generasi Pluralis Mengokohkan Hegemoni Kapitalisme

http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/10/15/generasi-pluralis-mengokohkan-hegemoni-kapitalisme/ 4/6

adalah niat Barat untuk makin mengokohkan dominasi Kapitalismenya, khususnya atasdunia Islam.

Dalam buku A New Religion America : How A ”Christian Country” Has Become TheWorld’s Most Religiuosly Diverse Nation (2002) karya Diana L Eck dikatakan bahwapluralisme bukan saja berbicara pada perbedaan, tapi juga pada komitmen, keterlibatan,dan partisipasi antar pemeluk agama dalam aktifitas keagamaan. Pluralisme jugapertukaran, dialog, dan perdebatan dalam masalah teologi. Jadi pluralisme tidak hanyaterbatas sekedar pada toleransi. Bahkan dalam buku yang lain “The challenge ofpluralism,” Diana L Eck menggandengkan pluralitas dengan pluralisme. Sebab,menurutnya, pluralitas saja tidak cukup, seorang pluralis harus terlibat intens. Artinyamengakui pluralitas agama tidak cukup, mestinya mengakui realitas kebenaran agama-agama. Itulah target program pluralisme.

Bahaya Pluralisme dalam Pandangan Islam

Ide pluralisme yang berasal dari Barat ini menyimpan bahaya untuk Islam. Bahaya itudiantaranya adalah Pertama, mengaburkan konsep Islam sebagai ajaran keyakinansekaligus solusi total setiap permasalahan kehidupan. Semuaagama/pemahaman/doktrin/ ideologi dianggap hanya berbeda secara kulit, tapi tidakdengan isi (substansi). Selain membahayakan aqidah, pemahaman seperti ini dapatmenggiring kaum muslim untuk bersikap ”moderat” dalam memahami dan mengamalkanIslam. Ketika mereka harus terbuka dan mau menerima ajaran lain sebagai sebuahkebenaran, maka telah terjadi pencampuran antara yang haq dan yang bathil. Shalat danpuasa tetap dikerjakan, do’a bersama, nikah beda agama antara perempuan muslimdengan laki-laki non muslim juga dilakukan. Bahkan, di Yogyakarta ada satu tempatibadah yang diperuntukkan bagi seluruh agama.

Kedua, munculnya agama-agama baru yang diramu dari berbagai agama yang ada.Munculnya sejumlah aliran sesat di Tanah Air seperti Ahmadiyah pimpinan Mirza GhulamAhmad, Jamaah Salamullah pimpinan Lia Eden, al-Qiyadah al-Islamiyah pimpinanAhmad Mosadeq, adalah beberapa contohnya. Lalu dengan alasan pluralisme pula,pendukung pluralisme agama menolak pelarangan terhadap berbagai aliran tersebut,meski itu berarti penodaan terhadap Islam.

Ketiga, pluralisme tidak bisa dilepaskan dari agenda penjajahan Barat. Ini merupakanupaya Barat untuk mengglobalkan nilai-nilai Kapitalismenya. Karena itu, jika kitamenerima pluralisme agama berarti kita harus siap menerima Kapitalisme itu sendiri.

Inilah bahaya pemahaman pluralisme yang telah dan sedang mengancam kaumMuslimin saat ini, ketika kaum Muslimin kehilangan Kepemimpinan yang berfungsisebagai “perisai/junnah” (baca: Khilafah Islamiyah) hampir satu abad lalu. . Khilafah

Page 5: Generasi pluralis mengokohkan hegemoni kapitalisme

16/10/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Generasi Pluralis Mengokohkan Hegemoni Kapitalisme

http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/10/15/generasi-pluralis-mengokohkan-hegemoni-kapitalisme/ 5/6

Islamiyah adalah kepemimpinan umum bagi kaum Muslim yang menerapkan Islam,melindungi akidah Islam serta menjaga kemuliaan Islam dari berbagai penodaan,termasuk oleh pluralisme.

Page 6: Generasi pluralis mengokohkan hegemoni kapitalisme

16/10/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Generasi Pluralis Mengokohkan Hegemoni Kapitalisme

http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/10/15/generasi-pluralis-mengokohkan-hegemoni-kapitalisme/ 6/6

Baca juga :

1. Dari Trialog Peradaban ke Aliansi Global Menentang Hegemoni Kapitalisme2. Kapitalisme Lahirkan Generasi Instan, Islam Lahirkan Generasi Pengubah

Peradaban3. Terkungkung Kurikulum: Kebimbangan Demokrasi-Kapitalisme Mensolusi

Problem Generasi4. Temu Muslimah Peduli Generasi: Generasi Berencana, Yakin Bisa?5. Melawan Budaya Pop Kapitalisme