Gejala atau Tahapan

4
Gejala atau Tahapan-tahapan HIV Menjadi AIDS Tahapan-tahapan HIV menjadi AIDS memiliki gejala-gejala sebagai berikut: 1. Tahap awal infeksi HIV, gejalanya mirip influenza (demam, rasa lemah, lesu, sendi terasa nyeri, batuk, nyeri tenggorokan, dan pembesaran kelenjar). Gejala ini biasanya hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja, lalu hilang dengan sendirinya. 2. Tahap tanpa gejala, meskipun ia tidak menunjukkan gejala, tetapi pada tes darah ditemukan antibodi HIV dan disebut HIV+. Masa ini dapat berlangsung bertahun-tahun (5-7) tahun. 3. Tahap ARC (AIDS Related Complex),muncul gejala-gejala AIDS. ARC adalah istilah bila didapati dua atau lebih gejala yang berlangsung selama tiga bulan atau lebih, yaitu demam disertai keringat malam, penurunan berat badan lebih dari 10%, kelemahan tubuh yang mengganggu aktivitas sehari-hari, pembesaran kelenjar secara lebih luas, diare (mencret) berkala atau terus-menerus dalam waktu lama tanpa sebab yang jelas, batuk dan sesak napas lebih dari satu bulan, kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan, sakit tenggorokan dan pendarahan yang tak jelas sebabnya. 4. Tahap AIDS, muncul infeksi lain yang berbahaya (TBC, jamur, dan lain-lain) karena kekebalan tubuh telah demikian rusak, yang disebut infeksi oportunistik. Disamping itu, dapat terjadi kanker kulit dan kanker kelenjar getah bening. 5. Tahap gangguan otak (susunan saraf pusat), pada tahap ini dapat mengakibatkan kematian sel otak dan gangguan mental. Gangguan mental yang terjadi berupa demensia (gangguan daya ingat), penurunan kesadaran, gangguan psikotik, depresi, dan gangguan saraf lainnya. Masa Inkubasi Virus HIV/AIDS

description

gejakla dan tahapan

Transcript of Gejala atau Tahapan

Page 1: Gejala atau Tahapan

Gejala atau Tahapan-tahapan HIV Menjadi AIDS Tahapan-tahapan HIV menjadi AIDS memiliki gejala-gejala sebagai berikut:

1. Tahap awal infeksi HIV, gejalanya mirip influenza (demam, rasa lemah, lesu, sendi terasa nyeri, batuk, nyeri tenggorokan, dan pembesaran kelenjar). Gejala ini biasanya hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja, lalu hilang dengan sendirinya.

2. Tahap tanpa gejala, meskipun ia tidak menunjukkan gejala, tetapi pada tes darah ditemukan antibodi HIV dan disebut HIV+. Masa ini dapat berlangsung bertahun-tahun (5-7) tahun.

3. Tahap ARC (AIDS Related Complex),muncul gejala-gejala AIDS. ARC adalah istilah bila didapati dua atau lebih gejala yang berlangsung selama tiga bulan atau lebih, yaitu demam disertai keringat malam, penurunan berat badan lebih dari 10%, kelemahan tubuh yang mengganggu aktivitas sehari-hari, pembesaran kelenjar secara lebih luas, diare (mencret) berkala atau terus-menerus dalam waktu lama tanpa sebab yang jelas, batuk dan sesak napas lebih dari satu bulan, kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan, sakit tenggorokan dan pendarahan yang tak jelas sebabnya.

4. Tahap AIDS, muncul infeksi lain yang berbahaya (TBC, jamur, dan lain-lain) karena kekebalan tubuh telah demikian rusak, yang disebut infeksi oportunistik. Disamping itu, dapat terjadi kanker kulit dan kanker kelenjar getah bening.

5. Tahap gangguan otak (susunan saraf pusat), pada tahap ini dapat mengakibatkan kematian sel otak dan gangguan mental. Gangguan mental yang terjadi berupa demensia (gangguan daya ingat), penurunan kesadaran, gangguan psikotik, depresi, dan gangguan saraf lainnya.

Masa Inkubasi Virus HIV/AIDS Penyakit AIDS mempunyai masa inkubasi, yaitu masa tunas virus AIDS (HIV) menjadi AIDS. Ketika mulai masa inkubasi atau mulai terjangkitnya HIV, jumlah sel CD-4 (sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel-sel darah putih manusia) dalam tubuh perlahan-lahan akan berkurang sampai setengahnya. Ini berarti tubuh telah kehilangan setengah dari kekebalannya. Dalam kondisi seperti ini penderita masih memiliki kekebalan tubuh yang berfungsi selama 9-10 tahun.

Tetapi setelah melewati 9-10 tahun, jumlah sel CD-4 dalam tubuh akan semakin berkurang dan akhirnya sudah tidak berfungsi lagi. Pada saat inilah penderita tersebut menjadi penderita

Page 2: Gejala atau Tahapan

AIDS. Kesimpulannya apabila seseorang manusia telah mengidap penyakit AIDS, berarti ia telah terinfeksi HIV sekitar 9-10 tahun. Pada masa ini berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah dan menyebabkan penderitanya tersiksa sampai kematian datang menjemputnya.

Orang Yang Beresiko Tertular Virus HIV/AIDS Pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi untuk tertular Virus HIV/AIDS. Namun ada beberapa orang yang beresiko tinggi tertular virus HIV/AIDS, yakni:

1. Mereka yang melakukan hubungan seksual dengan orang yang terkena HIV/AIDS tanpa menggunakan pengaman (kondom-red).

2. Orang yang berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan yang beresiko tinggi seperti pelacur dan homoseksual.

3. Orang yang mendapat tansfusi darah yang tercemar virus HIV.4. Penggunaan alat suntik secara bergantian tanpa melalui proses

sterilisasi.5. Anak yang lahir dari ibu yang mengidap virus HIV.6. Orang yang karena pekerjaannya sering berhubungan dengan

penderita HIV/AIDS seperti dokter, perawat, petugas transfusi darah, bidan, dan sebagainya. Aktivitas tersebut akan menjadi pintu masuk bagi virus HIV/AIDS.

Cara Mengobati Penyakit HIV/AIDS

Page 3: Gejala atau Tahapan

Untuk meningkatkan daya tahan tubuh penderita HIV/AIDS dapat digunakan obat ARV (Anti Retro Viral) yang akan mengurangi jumlah virus dalam tubuh penderita. Dan beberapa pengidap HIV/AIDS telah membuktikan bahwa mereka dapat menjalani kehidupan normal setelah mengkonsumsi ARV secara teratur. Hanya saja obat ini hanya bersifat memperpanjang umur penderita dan penyakit HIV/AIDS tetap belum dapat disembuhkan.

Berikut ini beberapa jenis obat-obatan yang dikenal di dunia kedokteran yang digunakan untuk menyembuhkan penderita HIV/AIDS:

1. AZT (Azidothymtdine), obat ini diperkirakan mampu menahan perkembangan virus, namun mengandung efek samping yakni penderita akan mengalami kerusakan tulang sumsum dan menderita anemia berat.

2. DDI (Discoxyycitidine), cara kerja obat ini hampir sama dengan AZT. Obat ini telah diuji coba dan tidak menimbulkan efek samping yang fatal.

3. DDC (zalcitabine), obat ini dapat menahan perkembangan virus AIDS.

4. M-HAD (Meiji Humin Derivetize Al-Bumin). Ramuan obat hasil penelitian para ahli dari Jepang ini merupakan gabungan antara Carbodimine Humin dan Suceiny lated Human Al-Bumin yang terkandung dalam darah manusia, M-HAD kabarnya mampu menyingkirkan sel-sel tubuh yang digerogoti HIV dengan tidak membahayakan limfosit normal penderita HIV/AIDS.

5. Tachyplesin, merupakan cairan kimia yang diambil dari hewan sejenis kepiting yang dinamakan T-220. Ramuan ini telah diuji coba pada tikus dengan hasil yang sangat memuaskan. Obat yang juga temuan para ahli dari Jepang ini masih menimbulkan efek samping seperti penggunaan obat AZT.