Gaya Bunyi - UGM

9
Gaya Bunyi '1tJ1climat '00,", <Pradopo 1. Pe nga nta r G aya bunyi meliputi penggunaan bunyi-bunyi tertentu untuk menda- patkan efek tertent u, yaitu efek estestis . Gays bunyi berupa gaya ulangan bunyl: asonasi. aliterasi, persajakan: sajak awal. sajak akhir. sajak datam. dan saiak tengah . Kombinasi pcta-pota bunyi itu membust sajak menjadi merdu . Kombi- nasi bunyi yang merclu itu menimbulkan bunyi musik yang merdu dalam karya sastra. puisi pads khususnya. Bunyi mu- sik ateu orxestrasi itu dapst juga terdapat dalam prosa. Orkestrasi yang berbunyi merdu disebut efoni (euphony) dan yang tidak berbunyi merdu (parau) disebutkak- ofani (Cacophony) . Semuanya itu me- nimbulkan irama yang menyebabkan karya sastra firis, menimbulkan terjilma- nya gambaran angan dan memperjelas makna sajak. Oi samping itu. untuk me- nyangatkan dan mempeqelas arti ofper- gunakan slmbolis bunyi (k1anksym- boliek) , metafora bunyi (k1ank meta· phOOf) , dan onomatofe (Slametmuljana, 1956:61). lrama ada dua macam , metrum dan ritme. Metrumirama yang ajek (tetap) disebabkan oleh penggunaan bunyi yang tetap karena jum lah suku kata yang tetap dan polan ya ajeg . Ritme ialah irama yang berdasar1(an pergantian bunyi berturut· turut yang tidak ajek, jumlah suku ka· tanya atau katanya tidak tetap, hanya menjadi Mgemaperasaan pengarangnya M (Pradopo , 1995: 40-41 ). 2. Gaya Ulangan Bunyi Ulangan bunyi itu pada umumnya be· rupa pola persajakan, di antaranya : aso- nansi , aliterasi, sajak awal, sajak akhir, sajak dalam, dan sajak tengah . Ulangan bunyi tidak hanya pada puisi, te· tapi dapat juga pada prosa. contoh ulan· gao bunyi pada prosa di antaranya lerda· pat dalam carpen Oanarto (1974:71) MAr· magedon M sebagai kutipan benkut. Hum amora Armagedon Oataran tandus dataran batu. tumbuh l urvs tak kenai waktu. Belalang mencuat mengorak sayapnya, ilalang pucat karena pana&-Nya . Dataran tandus dataran batu, dataran rumput. dataran ilalang . Belalang bertengger di bat\J. batu Batu direma&-remasnya menjadi debY. Can debu diterbangkan angin pudar ke segala penJUru . Batu-batu. Datarantandus penuh batu- batu Batu-batu besar. Besar sekati. Ber· bongkah-bongkah, Perwgi . Ci SIiII'Ia-slni tlJmbuh Jarang sekali. Rumput pun susah hidup di &ini . Angin bemembus kencang sekali, panas menyengat Wit Udara pengap menyesakkan paru-paru. Rumput-rumput men- jadi kenng, tercerabut dan terpental diterbang- kan, menumbuk bongkahan batu, terkapar dan dilllnkan angin tagi, jauh lagi, lebih jauh lagi, menumbuk bonltahan batu-blltu lagi, jauh lagi, lebih jaun lagi, terkapar tunggang [anggang, kusut masai. hingga sampailah is pada suatu lekukan batu yang menganga lebar, karena digerogoti angin sepanj8ng masa. Rumput itu tertlenti di sibJ. ta senantiasa dihempas-hem- paskan di ternpat itu. la tak mungkin tertepas dan ngangaan lebar mulut batu , kecuali bila ia mampu memecah bongkahan ballJ rtu. Dan ini harus la kerjakan sepanjang nayatnya. seperti apa yang telah oleh angin itu. Ke- modtan rumput itu tertunduk. la berpikir-pikir, Begrtu pikirannya belum habis I8rlintas dalam kepalanya, biar pun pikiran itu paling cepat dan segalanya, mendadak ia dlbanting-banting oleh angin yang kenc:ang menyerangnya, hingga S&- saat lenyap pikirannya entah ke mana , ia terb · par tak sada r1<an din , dilecuti oleh angin , dlbakar oleh matah llri dan dipukul-pukul oleh batu, ia merasa klnl habls.-habisan, lunglai dan penuh putus asa. UnbJng han yang tak tertahankan itu iajalani denl18ncepal ia mef1ilA ia jalani dengan cepat, ia bersyukur dan menjelang ia menutup matanya untuk selama-lamanya la sampat bar· pikir, "lebih baikakutakke mana-mana danpada ke mana-mana b tau sku tak tahu ke mana aku sesungguhnya". 2.1. Aliterasi dan Aso nansi Asonansi adalah ulangan bunyi vokal dalam bans sajak, Asonansi ini di sal'lr ping untuk kemerduan dan menimbulkao irama, juga untuk menyangalkan atau

Transcript of Gaya Bunyi - UGM

Gaya Bunyi'1tJ1climat '00,",<Pradopo

1. Pe nga nta r

Gaya bunyi meliputi penggunaanbunyi-bunyi tertentu untuk menda­

patkan efek tertent u, yaitu efek estestis .Gays bunyi berupa gaya ulangan bunyl:asonasi. aliterasi, persajakan: sajakawal. sajak akhir. sajak datam. dan saiaktengah. Kombinasi pcta-pota bunyi itumembust sajak menjadi merdu . Kombi­nasi bunyi yang merclu itu menimbulkanbunyi musik yang merdu dalam karyasastra. puisi pads khususnya. Bunyi mu­sik ateu orxestrasi itu dapst juga terdapatdalam prosa. Orkestrasi yang berbunyimerdu disebut efoni (euphony) dan yangtidak berbunyi merdu (parau) disebut kak­ofani (Cacophony) . Semuanya itu me­nimbulkan irama yang menyebabkankarya sastra firis, menimbulkan terjilma­nya gambaran angan dan memperjelasmakna sajak. Oi samping itu. untuk me­nyangatkan dan mempeqelas arti ofper­gunakan slmbolis bunyi (k1anksym­boliek) , metafora bunyi (k1ank meta·phOOf) , dan onomatofe (Slametmuljana,1956:61). lrama ada dua macam, metrumdan ritme. Metrumirama yang ajek (tetap)disebabkan oleh penggunaan bunyi yangtetap karena jum lah suku kata yang tetapdan polanya ajeg. Ritme ialah irama yangberdasar1(an pergant ian bunyi berturut·turut yang tidak ajek, jumlah suku ka·tanya atau katanya tidak tetap, hanyamenjadi Mgema perasaan pengarangnyaM

(Pradopo , 1995: 40-41).

2. Gaya Ulangan Bunyi

Ulangan bunyi itu pada umumnya be·rupa pola persajakan, di antaranya : aso­nansi , aliteras i, sajak awal , sajak akhir,sajak dalam, dan sajak tengah . Ulanganbunyi tidak hanya te~adi pada puisi, te·tapi dapat juga pada prosa. contoh ulan·gao bunyi pada prosa di antaranya lerda·pat dalam carpen Oanarto (1974:71) MAr·magedonMsebagai kutipan benkut.

Humamora J~'1997

ArmagedonOataran tandus dataran batu . tumbuh lurvs

tak kenai waktu. Belalang mencuat mengora ksayapnya, ilalang pucat karena pana&-Nya.Dataran tandus dataran batu, dataran rumput.dataran ilalang . Belalang bertengger di bat\J.batu Batu direma&-remasnya menjadi debY.Can debu diterbangkan angin pudar ke segalapenJUru. Batu-batu . Datarantandus penuh batu­batu Batu-batu besar. Besar sekati. Ber·bongkah-bongkah, Perwgi. Ci SIiII'Ia-slni tlJmbuhrumput~mput. Jarang sekali. Rumput punsusah hidup di &ini . Angin bemembus kencangsekali , panas menyengat Wit Udara pengapmenyesakkan paru-p aru . Rumput-rumput men­jadi kenng, tercerabut dan terpental diterbang­kan, menumbuk bongkahan batu , terkapar dandilllnkan angin tagi, jauh lagi , lebih jauh lagi,menumbuk bonltahan batu-blltu lagi, jauh lagi,lebih jaun lagi, terkapar tunggang [anggang ,kusut masai. hingga sampailah is pada suatulekukan batu yang menganga lebar, karenadigerogoti angin sepanj8ng masa . Rumput itutertlenti di sibJ. ta senantiasa dihempas-hem­paskan di ternpat itu. la tak mungkin tertepas danngangaan lebar mulut batu , kecuali bila iamampu memecah bongkahan ballJ rtu. Dan iniharus la kerjakan sepanjang nayatnya. sepertiapa yang telah dike~akan oleh angin itu. Ke­modtan rumput itu tertunduk. la berpikir-pikir,Begrtu pikirannya belum habis I8rlintas dalamkepalanya, biar pun pikiran itu paling cepat dansegalanya, mendadak ia dlbanting-banting olehangin yang kenc:ang menyerangnya , hingga S&­

saat lenyap pikirannya entah ke mana , ia terb·par tak sadar1<an din , dilecuti oleh angin , dlbakaroleh matah llri dan dipukul-pukul oleh batu, iamerasa klnl habls.-habisan, lunglai dan penuhputus asa. UnbJng han yang tak tertahankan ituia jalani denl18ncepal ia mef1ilA ia jalani dengancepat, ia bersyukur dan menjelang ia menutupmatanya untuk selama-lamanya la sampat bar·pikir, "lebih baikakutakke mana-mana danpadake mana-mana b tau sku tak tahu ke mana akusesunggu hnya".

2.1. Aliterasi dan As onansi

Asonansi adalah ulangan bunyi vokaldalam bans sajak , Asonansi ini di sal'lrping untuk kemerduan dan menimbulkaoirama, juga untuk menyangalkan atau