Seminar Nasional Teknologi Terapan SV UGM 2015...

10
Seminar Nasional Teknologi Terapan SV UGM 2015 i

Transcript of Seminar Nasional Teknologi Terapan SV UGM 2015...

Seminar Nasional Teknologi Terapan SV UGM 2015 i

Seminar Nasional Teknologi Terapan SV UGM 2015 v

TIM REVIEWER

1. Dr. Budiadi, S. Hut., M. Agr. Sc 2. Prof. Dr. drh. Ida Tjahajati, M.P 3. Dr. M. Affan Fajar Falah , STP., M. Asr., Ph. D 4. Ir. FX. Sukidjo, M.T 5. Ir. Soeadgiharjo Siswantoro, M.T 6. Handoko, S. T., M. T 7. Ir. Priyono Nugroho, M. S., Ph. D 8. Dr. Nurul Khakhim, M. Si 9. Dr. Sigit Heru Murti B.S., M. Si 10. I Wayan Nuka Lantara, M. Si., Ph. D 11. Prof. Dr. Tri Widodo, M. Ec., Dev 12. Dr. Sony Warsono, MAFIS, Ak 13. Suwardo, S. T., M. T 14. Agus Kurniawan, S. T., M. T., Ph. D 15. Edi Kurniadi, S. T., M. T 16. Ir. Lukman Subekti, S. T., M. T 17. Muhammad Arrofiq, S. T., M. T., Ph. D 18. Nurohman Rosyid, S. T., M. T., D. Eng 19. Hidayat Nur Isniyanto, S. T., M. Eng 20. Drs. Suprapto, M. Com 21. Drs. Sudiartono, M.S 22. Abdul Rouf, M. Kom 23. Nuryati, MPH 24. Nur Rohman, S. Si., M. Kom 25. Drs. Muslikh Madiyant, M. Hum 26. Waluyo, S. Si., M. Hum 27. Dr. Endang Soelistyowati, M. Pd 28. Dr. harry Supriyo, M. Si

Alamat Sekretariatan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Jl. Kaliurang km 1, Sekip 1 Yogyakarta Tlp : (0274) 541020 588999 Website : www.sntt.sv.ugm.ac.id Email : [email protected]

ProsidingSeminarNasionalTeknologiTerapanSVUGM20151

Daftar Isi Kelompok C

No. Judul Hal

1. Pengaruh pemasangan ferrimagnetik pada sistem pengapian sepeda motor injeksi Yamaha Mio terhadap Performa Mesin (Harjono)

2

2. Perencanaan Konsep Gamifikasi pada Museun Desa Digital (Emi Iryanti) 7 3. Analisa dan Perancangan Pengenalan Ekspresi Wajah pada Penari Bali Menggunakan

Active Shape Model dan Rough Set (Erna R. Nubatonis) 11

4. Perbandingan Jenis Filter Pasif Single-Tuned Dan High-Pass Dalam Mengeliminasi Harmonik Dari Cyclocoverter Pada Pabrik Hot Strip Mill (FAUZAN MAHFUDHIN)

16

5. Aplikasi E-Commerce Batik Belva Madura Menggunakan Use Case Driven Object Modelling (Fitri Damayanti)

21

6. Aplikasi Panel Penyerap Bunyi Dari Bahan Sandwich Composite Sebagai Dinding Interior Ruangan (Ferriawan Yudhanto)

26

7. Sistem Pendukung Keputusan untuk Menentukan Prioritas Penerima Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) Berdasar Tingkat Kemiskinan (Kasus Dinas Sosial Kota Samarinda) (Gubtha Mahendra Putra)

32

8. Steganografi pada Citra dengan Mengubah Nilai Piksel Menggunakan Variasi Nilai Modulus (Henning Titi Ciptaningtyas)

37

9. Perancangan Sistem Proteksi dan Monitoring Arus Lebih Pada Inverter Satu Phasa (Hery Teguh Setiawan)

44

10. Penerapan Metode Fuzzy Dalam Penentuan Optimasi Waktu Proses Produksi Bubuk Lada (Ilham Ary Wahyudie)

49

11. Sistem Informasi Pariwisata Kabupaten Klaten Dan Integrasinya Dengan Google Maps (Jap Tji Beng) 55 12. Uji Kinerja Sederhana terhadap Beton Aspal Swapulih yang Mengandung

Mikroenkapsulasi Bahan Peremaja Minyak Tanah (Iman Haryanto) 61

13. Sistem Kemananan Pintu Rumah dengan Fingerprint dan Keypad berbasis Arduino (House Door Security System with Fingerprint and Keypad Based of Arduino) (Hidayat Nur Isnianto)

66

14. Studi Pengaruh Kecepatan Kendaraan Terhadap Getaran Jembatan Menggunakan Sensor Accelerometer dan Photodioda (Isnan Nur Rifai)

72

15. Desain Algoritma Genetika pada Penjadwalan Asisten Praktikum Studi Kasus: D3 Komputer dan Sistem Informasi, UGM (Anindita Suryarasmi)

78

16. Pemetaan Tutupan Lahan Menggunakan Citra WORLDVIEW 2 Melalui Metode Analisis Citra Digital Berbasis Objek di Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganya ( Karen Slamet Hardjo)

82

17. Komposit Polimer Magnetik Dengan Bahan Barium Ferit Dan Polietilen (Lilik Dwi Setyana)

87

18. Pengaruh Penutup Lahan Terhadap Surface Urban Heat Island di Kota Yogyakarta dan Sekitarnya Memanfaatkan Data Landsat 8 Multi-Resolusi (Like Indrawati)

92

19. Prototipe Otomasi Keran Elektromagnetik pada Tempat Wudhu(Prototype of Automation Electromagnetic Valve on Ablution Place) (Lukman Subekti)

98

20. Optimasi Proporsi Campuran Lightweight Foamed Concrete (Lfc) Menggunakan Metode Taguchi Mix Proportion Optimization For Lightweight Foamed Concrete (Lfc) (Lava Himawan)

103

Aplikasi E-Commerce Batik Belva Madura Menggunakan Use Case Driven Object Modelling

Fitri Damayanti1), Achmad Yasid, Muhammad Ali Syakur

Prodi D3 Manajemen Informatika Universitas Trunojoyo Madura

Jl. Raya Telang PO BOX 2, Kamal, Bangkalan, Jawa Timur 69162 email : [email protected]

Intisari Batik merupakan seni yang paling pentingdalam kehidupan masyarakat Indonesia.Keanekaragamanbatikdatangdaribeberapawilayahdan provinsi sehingga menyimbolkan karakteristikdarimasing-masingdaerahdimanabatiktumbuhdanberkembang.Batikmadura jugamempunyaicirikhastersendiri yaitu corak warnanya mencolak yangmembedakan dengan motif batik dari daerah lain.BatikBelvaMaduraadalahsalahsatubutikbatikyangmenjual motif-motif batik Madura yang terletakdiKabupaten Bangkalan. Sistem penjualan yangdilakukan selama ini masih secara konvensional,dimana pelanggan harus datang langsung ke butik.Penelitian ini memanfaatkan e-commerce yangbertujuanuntukmeningkatkanpromosidanpenjualanbatik belva. E-commerce berhubungan denganpenjualan, periklanan, dan pemesanan produk batikmelalui internet. Dengan memahami strategi ini,pemasaran batik dapat diakses seluruh dunia dantidak banyakmengeluarkan biaya. Pengembangan e-commerce batikmenggunakanmetodeusecasedrivenobject modelling. Metode ini menggunakan use caseuntuk pengerjaan pembangunan perangkat lunak,mulai dari pengumpulan awal dan penentuankebutuhan sampai proses pembuatan sistem. Metodetersebut sangat sesuai untuk definisi kebutuhan,analisa, desain, dan implementasi sistem. Hasilpenelitian ini adalah sistem e-commerce Batik BelvaMadura. Sistem tersebut dapat mempromosikan danmemasarkanbatiksecaracepatdanhematbiaya.

Kata kunci - Batik, E-Commerce, Use Case Driven Object Modelling.

I. PENDAHULUAN

Seiring dengan berkembangnya teknologi dan kebutuhan manusia yang semakin bertambah, penggunaan internet menjadi peranan yang sangat penting dalam mengatasi perkembangan tersebut. Sektor bisnis merupakan sektor yang paling terkena dampak perkembangan teknologi. Salah satunya adalah bisnis belanja online (online shop) yang memanfaatkan teknologi untuk memasarkan produknya Melalui online shop dapat memiliki peluang bersaing dan meningkatkan pendapatan didunia maya tanpa biaya-biaya operasional seperti kertas dan pencetakan katalog. Dengan adanya online shop berbasis website yang sudah membumi ini memudahkan pelanggan untuk sekedar melihat kataog dan melakukan transaksi jual beli tanpa harus datang ke

tempatnya. Akhir-akhir ini banyak bermunculan penawaran-penawaran produk lewat website, facebook, maupun mempromosikan produknya lewat broadcast di BBM.

Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah Batik Belva yang merupakan butik penjualan motif batik Madura yang terletak di Perum Graha Trunojoyo Asri, Besel, Burneh, Bangkalan. Produk yang ditawarkan seperti batik pamekasan, batik tanjungbumi, batik sumenep, dan beberapa jenis batik Madura lainnya. Sistem yang digunakan selama ini masih secara manual, dimana pembeli harus datang langsung ke butik. Persaingan butik batik sudah cukup meningkat, dimana banyak ditemui butik batik disekitar Bangkalan. Maka dari itu harus bisa merespon hal tersebut untuk meningkatkan daya tarik pelanggan.

Dari latar belakang tersebut, penelitian ini mempunyai ide untuk memanfaatkan teknologi website guna membangun sistem online shop yang akan memberikan fasilitas transaksi jual beli secara online kepada pelanggan. Sehingga dibuatlah aplikasi E-commerce untuk penjualan dibutik Batik Belva. Dalam pembuatan E-commerce ini diperlukan pemodelan yang tepat agar sistem berjalan dengan baik dan mudah dalam pemeliharaan dimasa mendatang. Penelitian ini mengunakan metode use case driven object modelling.

II. LANDASAN TEORI

A. E-commerce E-Commerce merupakan proses yang memungkinkan

penjualan atau pembelian barang dan jasa dengan metode yang dirancang untuk tujuan tertentu melalui jaringan internet[1]. Selain itu, E-Commerce juga didefinisikan dalam berbagai perspektif antara lain [2] :

Perspektif komunikasi : e-commerce merupakan pengiriman informasi,produk/layanan, atau pembayaran melalui line telepon, jaringan komputer, atau sarana elektronik lainnya.

Perspektif proses bisnis : e-commerce merupakan aplikasi teknologi menuju otomisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.

Perspektif layanan : e-commerce merupakan salah satu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen dan manajemen dalam memangkas service cost ketika meningkatkan mutu barang dan kecepatan pelayanan.

Perspektif online : e-commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produk dan informasi di internet dan jasa online lainnya.

Jenis-jenis E-Commerce

Kegiatan E-Commerce mencakup banyak hal, untuk membedakannya E-Commerce dibedakan menjadi 2 berdasarkan karakteristiknya [3]: 1. Business to Business, karakteristiknya:

Trading partners yang sudah saling mengetahui dan antara mereka sudah terjalin hubungan yang berlangsung cukup lama.

Pertukaran data dilakukan secara berulang-ulang dan berkala dengan format data yang telah disepakati bersama.

Salah satu pelaku tidak harus menunggu rekan mereka lainnya untuk mengirimkan data.

Model yang umum digunakan adalah peer to peer, di mana processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.

2. Business to Consumer, karakteristiknya: Terbuka untuk umum, di mana informasi

disebarkan secara umum pula. Servis yang digunakan juga bersifat umum,

sehingga dapat digunakan oleh orang banyak. Servis yang digunakan berdasarkan permintaan. Sering dilakukan sistim pendekatan client-

server. E-Commerce memiliki beberapa manfaat antara lain : Meningkatkan pangsa pasar. Transaksi baik pembelian maupun penjualan bisa

dilakukan kapan saja dan dimana saja secara langsung.

Menurunkan biaya operasional. Informasi dapat disampaikan dengan cepat. Memberikan kesempatan bagi konsumen yang

terpisah tempat tinggalnya dari produsen untuk berinteraksi, berdiskusi, dan bertukar pengalaman. Sehingga akan sangat menguntungkan produsen untuk meningkatkan kualitas produk atau layanan sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen.

B. Use Case Driven Modelling Metode Use case driven berarti menggunakan use case

untuk mendorong terjadinya pengerjaan pembangunan perangkat lunak, mulai dari pengumpulan awal dan penentuan kebutuhan sampai proses pembuatan program. Use case driven object modelling sesuai digunakan sebagai pengembangan sistem, karena metode ini menggunakan use case sejak awal sebagai dasar dalam menentukan model dan perilaku dari sistem yang dibangun dan berorientasi pada model. Sehingga, sistem dapat berjalan dengan baik dan mempermudah pemeliharaan di masa yang datang.

III. METODOLOGI DAN PEMBAHASAN

A. Metodologi Pada Gambar 1 menunjukkan langkah-langkah proses

pemodelan UML dengan menggunakan metode Use Case Driven Modelling.

Gambar 1. Metodologi Penelitian Berdasarkan Proses

Pemodelan ICONIX[4]

Iconix membagi proses menjadi 2 aliran kerja yaitu Static dan Dynamic yang saling berhubungan terus-menerus dan beriterasi. Bagian yang static berhubungan dengan struktur sedangkan dynamic berhubungan dengan behaviour. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : Requirement

Functional Requirement. Mendefinisikan hal-hal yang dilakukan oleh sistem. Kebutuhan ini dapat didefinisikan oleh konsumen/klien bersama dengan analis.

Domain modeling. Pemodelan awal untuk membangun istilah yang dipakai dalam proyek. Tujuannya adalah membuat semua orang mempunyai pandangan yang sama tentang permalahan dengan istilah yang sama. Domain model juga menunjukkan ruang lingkup dan sebagai dasar pembuatan use case.

Behavioral requirement. Mendefinisikan bagaimana sistem akan berinteraksi. Yang dilakukan adalah desain GUI Storyboard dan identifikasi use case yang muncul (use case modeling - bagaimana user berinteraksi dengan sistem dan bagaimana sistem merespon).

Milestone 1: Requirement Review. Proses kontrol terhadap kesesuaian use case dengan kebutuhan klien.

Analisis / Preliminary Design (dilakukan pada tiap use case)

Robustness analysis. Robustness diagram digunakan sebagai jembatan yang menghubungkan antara proses analisa dan desain. Pada robustness diagram, dituliskan juga use case deskripsinya dan digambarkan.

Update domain model. Saat membuat use case dan robustness diagram, jika ada obyek baru yang muncul , dapat dituliskan pada domain model.

Memberi nama semua fungsi-fungsi logic (controller pada domain model).

Menuliskan ulang draft awal use case. Milestone 2: Preliminary Design Review Detailed Design

Sequence Diagram. Sequence diagram akan menggambarkan bagaimana use case bekerja secara detail dan kronologis. Fungsi utama sequence diagram adalah mengalokasikan behavior dari use case.

Update domain model. Saat menggambarkan sequence diagram, update domain model dapat dilakukan dengan menambahkan operation (method, function, message) pada domain object. Pada tahap ini, domain object menjadi domain class atau entity dan domain model menjadi static model atau class diagram.

Bersihkan static model. Milestone 3: Critical design Review Implementation

Coding dan testing. Integration and scenario testing. Code review and model update.

B. Pembahasan Perancangan Aplikasi

Perancangan aplikasi menggunakan Proses Pemodelan ICONIX dimulai dari analisa kebutuhan, pembuatan Graphical User Interface (GUI) Storyboard, Domain Model, use case diagram, robustness diagram, sequence diagram dan class diagram.

Analisa Kebutuhan

Analisa kebutuhan meliputi kebutuhan pengguna dan fungsional. 1. Kebutuhan Pengguna

Pengguna aplikasi E-commerce terbagi menjadi dua yaitu admin dan konsumen. Admin bertugas sebagai administrator, sedangkan konsumen merupakan orang yang melakukan transaksi pembelian batik.

2. Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional aplikasi E-commerce Batik Belva sebagai berikut : a Sebelum melakukan transaksi pemesanan

melalui internet, konsumen harus mengisi pendaftaran terlebih dahulu.

b Pengguna dapat menambahkan daftar pemesanan batik ke keranjang belanja secara online dan

pengguna dapat menghapus data pemesanan batik dari keranjang belanja.

c Pengguna dapat melihat detail data batik. d Pengguna dapat membatalkan perintah sebelum

pemesanan dikirim ke server. e Pembayaran dilakukan melalui transfer ATM.

Domain Model Domain model akan menjelaskan gambaran besar dari

sistem yang akan dibuat. Pada domain model akan muncul obyek obyek dan bagaimana mereka berelasi satu dengan yang lain dengan hubungan aggregation dan generalization (has-a and is-a relationship). Notasi yang dipakai pada domain model: Notasi segitiga menunjukkan generalization. Notasi diamond menunjukkan aggregation.

Domain model dari sistem E-commerce Batik Belva ditunjukkan pada Gambar 2. Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa sistem memiliki beberapa kelas yaitu : customer, akun, produk, modul, kota kategori, orders, order_detail, dan order_temp.

Gambar 2. Domain Model E-Commerce Batik Belva

Use Case Diagram

Use case diagram menggambarkan bagaimana user akan berinteraksi dengan sistem dan bagaimana sistem sistem tersebut akan merespon. Use case diagram adalah diagram yang berisi kumpulan use case , aktor dan hubungannya. Berdasarkan analisa kebutuhan, use case E-commerce Bati Belva antara lain :

Use case menampilkan data akun Use case menambah data akun Use case mengubah data akun Use case menghapus data akun Use case melakukan login Use case menampilkan konsumen Use case menambah konsumen Use case mengubah konsumen Use case menghapus konsumen Use case menampilkan data batik Use case menambah data batik Use case mengubah data batik Use case menghapus data batik Use case menampilkan kategori Use case menambah kategori Use case mengubah kategori Use case menghapus kategori

Use case mengubah stok Use case menampilkan pembelian Use case menambah pembelian Use case mengubah pembelian Use case menghapus pembelian Use case menampilkan pengiriman Use case menambah pengiriman Use case mengubah pengiriman Use case menghapus pengiriman Use case konfirmasi pembayaran Use case validasi pembayaran Use case konfirmasi pengiriman

Gambar 3 terdiri dari beberapa use case yang dikelompokkan menjadi satu packages, yaitu packages mengelola data akun.

Gambar 3. Use case diagram mengelola data akun

Robustness dan sequence diagram

Pada tahap ini, akan dilakukan use case dekripsi baik untuk basic course maupun alternate course (jika ada), dilanjutkan dengan pembuatan robustness diagram dan sequence diagramnya. Dari robustness dan sequence diagram jika ada bagian yang ditandai dengan warna merah merupakan implementasi dari alternate course yang sudah dirancang. Gambar 4 merupakan contoh robustness menambah data konsumen.

Gambar 4. Robustness menambah data konsumen

Sequence Diagram Sequence diagram (diagram urutan) adalah suatu

diagram yang memperlihatkan atau menampilkan interaksi-interaksi antara objek didalam sistem yang disusun pada sebuah urutan atau rangkain waktu. Interaksi antar objek tersebut termasuk pengguna, display, dan sebagainya berupa pesan / message. Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai sebuah respon dari suatu kejadian / even untuk menghasilkan output tertentu. Sequence diagram diawali dari apa yang mentrigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan.

Gambar 5 Sequence diagram menambah data akun

Gambar 5 menggambarkan Admin berada dihalaman data akun. Admin menekan tombol tambah. Sistem menampilkan halama tambah akun. Admin mengisi field yang terdiri dari nama, username, password, email dan hak akses. Admin menekan tombol simpan. Sistem memeriksa apakah semua field sudah terisi. Jika sudah terisi, maka sistem akan menampilkan kembali data akun yang sudah tersimpan didalam database. Class Diagram

Class diagram adalah model statis yang menggambarkan struktur dan deskripsi class serta hubungannya antara class. Class diagram mirip ER-Diagram pada perancangan database, bedanya pada ER-diagram tidak terdapat operasi/methode tapi hanya atribut. Class terdiri dari nama kelas, atribut dan operasi/methode. Gambar 6 menunjukkan class diagram E-commerce Batik Belva.

Gambar 6. Class Diagram E-Commerce Batik Belva

Implementasi

Implementasi merupakan tahap penerapan kedalam kode program sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Implementasi dimulai dari pembuatan database dari class diagram yang dihasilkan dan relasinya dengan bahasa pemrograman sehingga menghasilkan antarmuka yang dapat digunakan pengguna sistem. Salah satu tampilan antarmuka jenis-jenis batik yang dijual di aplikasi E-commerce Batik Belva ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Tampilan antarmuka jenis batik

IV PENUTUP

1. Pengembangan aplikasi dengan menggunakan metode Use Case Driven Modelling cocok untuk pembangunan aplikasi yg memiliki waktu pengembangan yang singkat namun tetap dapat memenuhi kebutuhan sistem.

2. Use Case Driven Modelling sangat sesuai untuk menangkap kebutuhan serta mendorong analisa, desain, dan implementasi.

3. Aplikasi E-Commerce Batik Belva dapat membantu pemasaran batik-batik Madura secara cepat dan hemat biaya.

REFERENSI

[1] Aydin, E., Savrul, B.K, "The Relationship between

Globalization and E-Commerce : Turkish Case," in Procedia - Social and Behavioral Sciences," 2014 on 1267 - 1276.

[2] Suyanto, M, "Strategi Periklanan pada E-Commerce Perusahaan Top Dunia," 2003, Andi, Yogayakarta.

[3] Purbo, O.W., Wahyudi, A.A, "Mengenal E-Commerce," 2001, PT Elex edia Komputindo, Jakarta.

[4] Rosenberg, D., Stephens, M, "Use Case Driven object Modelling with UML," 2007, Springer Verlag New York, Inc.