Gastointestinal

4
Sistem terkait gastointestinal Rongga mulut Penampilan fisik, kemampuan berkomunikasi, dan asupan nutrisi ditingkatkan oleh kebersihan mukosa mulut dan keutuhan gigi. Tanggalnya gigi bukan suatu konsekuensi dasar dari proses penuaan, banyak lansia mengalami penanggalan gigi sebagai akibat dari hilangnya tulang penyokong pada permukaan periosteal dan peridontal. Hilangnya sokongan tulang ini juga berperan terhadap kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan penyediaan sokongan gigi yang adekuat dan stabil pada usia lebih lanjut. Gigi-gigi yang tersisa pada usia setelah 70 tahun sering menimbulkan perasaan ngilu pada permukaan pengunyah. Penyusutan dan fibrosis pada akar halus bersama- sama dengan retraksi gusi juga berkontribusi terhadap penanggalan gigi pada penyakit periodontal Mukosa mulut tampak merah dan berkilat pada lansia karena adanya atrofi. Bibir dan gusi tampak tipis karena epitalium telah menyusut dan menjadi lebih mengandung keratin. Vaskularitas mukosa mulut menurun dan gusi yang tampak pucat adalah akibat dari menurunnya suplai darah. Esofagus Motilitas esofagus tetap normal meskipun esofagus mengalami sedikit dilatasi seiring penuaan. Sfingter esofagus bagian bawah (kardiak) kehilangan tonus. Refleks muntah pada

description

GE

Transcript of Gastointestinal

Page 1: Gastointestinal

Sistem terkait gastointestinal

Rongga mulut

Penampilan fisik, kemampuan berkomunikasi, dan asupan nutrisi ditingkatkan oleh

kebersihan mukosa mulut dan keutuhan gigi. Tanggalnya gigi bukan suatu konsekuensi dasar

dari proses penuaan, banyak lansia mengalami penanggalan gigi sebagai akibat dari

hilangnya tulang penyokong pada permukaan periosteal dan peridontal. Hilangnya sokongan

tulang ini juga berperan terhadap kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan penyediaan

sokongan gigi yang adekuat dan stabil pada usia lebih lanjut. Gigi-gigi yang tersisa pada usia

setelah 70 tahun sering menimbulkan perasaan ngilu pada permukaan pengunyah. Penyusutan

dan fibrosis pada akar halus bersama-sama dengan retraksi gusi juga berkontribusi terhadap

penanggalan gigi pada penyakit periodontal

Mukosa mulut tampak merah dan berkilat pada lansia karena adanya atrofi. Bibir dan

gusi tampak tipis karena epitalium telah menyusut dan menjadi lebih mengandung keratin.

Vaskularitas mukosa mulut menurun dan gusi yang tampak pucat adalah akibat dari

menurunnya suplai darah.

Esofagus

Motilitas esofagus tetap normal meskipun esofagus mengalami sedikit dilatasi seiring

penuaan. Sfingter esofagus bagian bawah (kardiak) kehilangan tonus. Refleks muntah pada

lansia akan melemah. Kombinasi dari faktor-faktor ini akan meningkatkan resiko terjadinya

aspirasi pada lansia.

Lambung

Terjadi atrofi mukosa. Atrofi dari sel kelenjar, sel parietal dan sel chief akan

menyebabakan sekresi asam lambung, pepsin dan faktor instrinsik berkurang. Ukuran

lambung pada lansia menjadi lebih kecil karena akibat dari penurunan sekresi asam

hidroklorik (hipoklorhidria), sehingga daya tampung makanan menjadi berkurang. Proses

perubahan protein menjadi pepton terganggu. Karena sekresi asam lambung berkurang

rangsang rasa lapar juga berkurang.

Page 2: Gastointestinal

Usus Halus

Mukosa usus halus juga mengalami atrofi, sehingga luas permukaan berkurang,

sehingga jumlah vili berkurang dan selanjutnya juga menurunkan proses absorbsi. Didaerah

duodenum enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu juga menurun, sehingga

metabolisme karbohidrat juga protein menjadi tidak sebaik sewaktu muda. Keadaan seperti

ini sering menyababkan gangguan yang disebut sebagai mal digesti dan mal absorbsi.

Pankreas

Produksi ensim amilase, tripsin dan lipase akan menurun sehingga kapasitas

metabolisme karbohidrat, protein dan lemak juga akan menurun. Pada lansia sering terjadi

pankreatitis yang dihubungkan dengan batu empedu. Batu empedu yang menyumbat ampula

Vateri akan menyebabkan oto-digesti parentim pankreas oleh enzim elastase dan fosfolipase-

A yang diaktifkan oleh tripsin dan atau asam empedu.

Hati

Hati berfungsi sangat penting dalam proses metabolisme karbohidrat, protein dan

lemak. Disamping itu juga memegang peranan besar dalam proses detoksifikasi, sirkulasi,

penyimpanan vitamin, konjungasi bilirubin dan sebagainya. Dengan meningkatnya usia,

secara histologik dan anatomik akan terjadi perubahan akibat atrofi sebagian besar sel,

berubah bentuk menjadi jaringan fibrous. Hal ini akan menyebabkan penurunan fungsi hati

dalam berbagai aspek yang telah disebutkan tadi.

Usus Besar dan Rektum

Pada usus besar kelokan-kelokan pembuluh darah meningkat sehingga motilitas kolon

menjadi berkurang. Keadaan ini akan menyebabkan absorbsi air dan elekrtolit meningkat

(pada colon sudah tidak terjadi abrobsi makanan), feses menjadi lebih keras sehingga keluhan

sulit buang air merupakan keluhan yang sering didapat pada lansia. Konstipasi juga

disebabkan karena peristaltik kolon yang melemah gagal mengosongka rektum. Proses

defekasi yang seharusnya dibantu oleh kontraksi dinding abdomen juga sering kali tidak

efektif karena dinding abdomen sudah melemah.

Page 3: Gastointestinal

Darmojo Boedhi. 2010. Geriatrik Buku Ajar. Jakarta. FKUI

Stanley Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta:EGC