Garuda Indonesia (edited).doc
-
Upload
arena-pendolton -
Category
Documents
-
view
37 -
download
1
Transcript of Garuda Indonesia (edited).doc
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Profil Perusahaan
Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai full
service airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Saat ini Garuda Indonesia
mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional
termasuk Asia (Regional Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan),
Australia serta Eropa (Belanda). Sebagai bentuk kepeduliannya akan keselamatan, Garuda
Indonesia telah mendapatkan sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA). Hal ini
membuktikan bahwa maskapai ini telah memenuhi standar internasional di bidang
keselamatan dan keamanan.
Untuk meningkatkan pelayanan, Garuda Indonesia telah meluncurkan layanan baru yang
disebut "Garuda Indonesia Experience". Layanan baru ini menawarkan konsep yang
mencerminkan keramahan asli Indonesia dalam segala aspek. Untuk mendukung layanan ini,
semua armada baru dilengkapi dengan interior paling mutakhir, yang dilengkapi LCD TV
layar sentuh individual di seluruh Business Class dan Economy Class. Selain itu, penumpang
juga dimanjakan dengan Audio and Video on Demand (AVOD), yaitu sistem hiburan yang
menawarkan berbagai pilihan film atau lagu, sesuai pilihan masing-masing penumpang.
Berbagai penghargaan pun telah diterima oleh Garuda Indonesia sebagai bukti dari
keunggulannya. Pada tahun 2010, Skytrax menobatkan Garuda Indonesia sebagai “Four Star
Airline” dan sebagai “The World's Most Best Improved Airline”. Selanjutnya pada Juli 2012,
Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai “World's Best Regional Airline” dan
“Maskapai Regional Terbaik di Dunia”. Sebuah lembaga konsultasi penerbangan bernama
1 | P a g e
Centre for Asia Aviation (CAPA), yang berpusat di Sydney, juga memberikan penghargaan
kepada Garuda Indonesia sebagai "Maskapai yang Paling Mengubah Haluan Tahun Ini", pada
tahun 2010. Sedangkan Roy Morgan, lembaga peneliti independen di Australia, juga
memberikan penghargaan kepada Garuda Indonesia sebagai “The Best International Airline”
pada bulan Januari, Februari dan Juli 2012.
Garuda Indonesia memang telah berhasil mengubah haluannya, sehingga terhindar dari
kegagalan di masa krisis dan meraih kesuksesan pada era 2006 hingga 2010. Setelah melalui
masa-masa sulit, kini Garuda Indonesia melanjutkan kesuksesan dengan menjalankan
program 5 tahun ekspansi secara agresif. Program ini dikenal dengan nama ‘Quantum Leap’.
Program ini diharapkan akan membawa perusahaan menjadi lebih besar lagi, dengan jaringan
yang lebih luas dan diiringi dengan kualitas pelayanan yang semakin baik.
Saat ini Garuda Indonesia memiliki tiga hub di Indonesia. Pertama adalah hub bisnis yang
berada di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Kedua adalah hub di daerah pariwisata yang
berada di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Kemudian untuk meningkatkan frekuensi
penerbangan ke bagian timur Indonesia, Garuda Indonesia juga memiliki hub di Bandara
Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Terlepas dari bisnis utamanya sebagai
maskapai penerbangan, Garuda Indonesia juga memiliki unit bisnis (Strategic Business Unit)
dan anak perusahaan. Unit bisnis Garuda Indonesia adalah Garuda Cargo dan Garuda
Medical Center. Sedangkan anak perusahaan Garuda Indonesia adalah PT Citilink Indonesia,
yaitu maskapai tarif rendah (Low Cost Carrier), PT Aerowisata (hotel, transportasi darat,
agen perjalanan dan katering), PT Abacus Distribution System Indonesia (penyedia layanan
sistem pemesanan tiket), PT Aero System Indonesia (penyedia layanan teknologi informasi
untuk industri pariwisawata dan transportasi) dan PT Garuda Maintenance Facility (GMF
AeroAsia), yaitu perusahaan yang bergerak di bidang perawatan pesawat, perbaikan, dan
2 | P a g e
overhaul. Pada bulan Februari 2011, Garuda Indonesia telah menjadi Perusahaan Publik dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.2 Sejarah Perusahaan
Nama “Garuda” diberikan oleh Presiden Soekarno di mana nama tersebut diambil dari
sajak Belanda yang ditulis oleh penyair terkenal pada masa itu, Noto Soeroto; "Ik ben
Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog bovine uw einladen", yang artinya,
“Saya Garuda, burung Vishnu yang melebarkan sayapnya tinggi di atas kepulauan Anda”.
Berawal dari penerbangan perdana di tahun 1949, Garuda Indonesia, yang sebelumnya
bernama Garuda Indonesian Airways, mulai mengembangkan armadanya. Garuda Indonesia
pada saat itu mengoperasikan satu pesawat Douglas DC-3 Dakota dan PBY Catalina.
Berikutnya, Garuda Indonesia mengoperasikan armada DH Heron and Convair 340. Pada
tahun 1956, untuk pertama kalinya Garuda Indonesia melayani jamaah haji Indonesia ke
tanah suci Mekkah di Saudi Arabia, dengan menggunakan armada Convair 340. Periode
1960-an adalah masa dimana Garuda Indonesia tumbuh dengan pesat. Pada tahun 1961,
armada Lockheed Electra didatangkan ke Bandara Kemayoran, Jakarta. Lima tahun
kemudian, Garuda Indonesia memperkuat armadanya dengan jet empat mesin, yaitu Douglas
DC-8. Di samping itu, armada lain seperti DC-3/C-47 Dakota, Convair 340, Convair 440,
Lockheed Electra, Convair 990A, Fokker F-27 and DC-8 juga melengkapi kekuatan
maskapai Garuda Indonesia. Kemudian pada tahun 1976, untuk pertama kalinya Garuda
Indonesia mengoperasikan pesawat berbadan lebar Douglas DC-10, yang terdaftar sebagai
PK-GIA. Satu tahun kemudian Garuda Indonesia tidak lagi menggunakan pesawat turboprop
engine Fokker F-27. Hal ini membuat Garuda Indonesia sebagai satu-satunya maskapai yang
hanya mengoperasikan pesawat jet, yaitu dengan armada DC-10, DC-9, DC-8 dan F-28.
3 | P a g e
Perkembangan armada yang terus melesat pada tahun 1980, membuat Garuda Indonesia
mendatangkan pesawat berbadan lebar Boeing 747-200. Dua tahun kemudian, maskapai
membeli pesawat berbadan lebar lainnya, yaitu Airbus A300B4 FFCC (Forward Facing
Crew Cockpit). Pesawat dengan kokpit yang berisi dua orang ini adalah ide dari Wiweko
Soepono, mantan Presiden Direktur Garuda Indonesia. Pada tahun 1984, barisan armada
Garuda Indonesia secara lengkap adalah Boeing 747-200, DC-10, Airbus A300B4, DC-9 and
F-28. Dengan 36 unit pesawat F-28, pada saat itu Garuda Indonesia adalah operator F-28
terbesar di dunia. Pada tahun 1994, Garuda Indonesia memperkuat armadanya dengan
pesawat berbadan paling lebar pada era 90-an, yaitu Boeing 747-400. Sebagai tambahan,
barisan armada Garuda Indonesia juga dilengkapi dengan Boeing 737 seri 300, 400 dan 500.
Selanjutnya pada tahun 2009, Garuda Indonesia menambah armada berteknologi tinggi,
dengan memperkenalkan Airbus A330-300 dan Boeing 737-800 Next Generation. Kedua
jenis pesawat ini dilengkapi dengan perangkat in-flight entertainment, Audio and Video on
Demand (AVOD), di setiap tempat duduknya. Perangkat ini memungkinkan penumpang
untuk memilih sendiri berbagai macam hiburan seperti film, program televisi, video musik
dan permainan. Sebagai tambahan, tenpat duduk Business Class Garuda Indonesia Airbus
A330 juga dapat sepenuhnya berbaring hingga 180 derajat (flat bed seat). Kini pada tahun
2012, Garuda Indonesia kembali menyambut armada baru Bombardier CRJ1000 Next
Generation.
Sejarah Garuda Indonesia sebagai bagian dari sejarah industri penerbangan komersial di
Indonesia dimulai ketika bangsa yang muda ini berjuang untuk kemerdekaannya.
Penerbangan komersial pertama dari Calcutta ke Rangoon dilakukan pada 26 Januari 1949,
dengan pesawat Douglas DC-3 Dakota bernomor “RI 001” yang bernama “Indonesian
Airways”. Di tahun yang sama, pada 28 Desember 1949, pesawat DC-3 lain yang terdaftar
sebagai “PK-DPD” dengan logo “Garuda Indonesian Airways” terbang dari Jakarta ke
4 | P a g e
Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno. Ini adalah penerbangan pertama yang
dilakukan atas nama Garuda Indonesian Airways.
Setahun kemudian, pada 1950, Garuda Indonesia resmi terdaftar sebagai Perusahaan Negara.
Pada periode tersebut, perusahaan ini mengoperasikan armada yang terdiri dari 38 pesawat,
termasuk 22 DC-3, 8 Catalina flying boat, dan 8 Convair 240. Armada ini terus bertambah,
dan Garuda Indonesia melakukan penerbangan pertamanya ke Mekkah ketika membawa
jemaah haji Indonesia pada 1956. Rute penerbangan oleh Garuda Indonesia ke negara-negara
Eropa dimulai pada 1965 dengan Amsterdam sebagai tujuan akhirnya.
Selama tahun 80-an, Garuda Indonesia melakukan restrukturisasi berskala besar untuk
operasi dan armadanya. Pada masa inilah perusahaan ini mulai mengembangkan program
pelatihan yang komprehensif untuk staf serta awak kabinnya, sekaligus mendirikan fasilitas
pelatihan di Jakarta Barat yang dinamai Garuda Indonesia Training Center. Perusahaan ini
juga membangun sebuah Pusat Pemeliharaan Pesawat di Bandara Internasional Soekarno-
Hatta.
Di awal era 90-an, Garuda Indonesia mengembangkan strategi jangka panjang yang
diaplikasikan hingga tahun 2000. Perusahaan ini terus mengembangkan armadanya dan
Garuda Indonesia pun masuk dalam jajaran 30 maskapai terbesar di dunia. Di samping
inisiatif di pengembangan bisnis, tim manajemen baru mengelola perusahaan ini pada awal
2005, dan rencana-rencana baru diformulasikan untuk masa depan Garuda Indonesia.
Manajemen baru Garuda Indonesia melakukan evaluasi ulang yang komprehensif dan
restrukturisasi keseluruhan di perusahaan ini. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi
operasional, mendapatkan stabilitias keuangan yang melibatkan usaha-usaha di restrukturisasi
utang termasuk kewajiban penyewaan (leasing liabilities) dari European Export Credit
Agency (ECA), peningkatan kesadaran di antara karyawan tentang pentingnya pelayanan bagi
5 | P a g e
para penumpang, dan, yang paling penting, menghidupkan kembali dan merevitalisasi
semangat Garuda Indonesia. Kesuksesan program restrukturisasi utang dalam perusahaan ini
membuka jalan bagi Garuda Indonesia untuk menawarkan sahamnya ke publik (go public)
pada 2011.
1.3 Perkembangan Kepemimpinan dan Kinerja Perusahaan
Sejalan dengan keberhasilannya dalam melaksanakan program transformasi perusahaan,
"Quantum Leap 2011 – 2015", kinerja Garuda Indonesia semakin diakui di tingkat
internasional. Setelah berhasil meraih "The World's Best Regional Airline" pada tahun 2012.
Garuda Indonesia kembali berhasil meraih predikat "World's Best Economy Class 2013" dari
Skytrax - lembaga pemeringkat penerbangan independen yang berkedudukan di London.
Garuda Indonesia berhasil mengalahkan kandidat lainnya yaitu Singapore Airlines dan
Asiana Airlines. Selain itu, dalam kesempatan yang sama, Garuda Indonesia juga berhasil
meraih award "Best Economy Class Airline Seat 2013" dari Skytrax.
6 | P a g e
Pencapaian ini merupakan milestone yang membanggakan pada tahun ini mengingat tahun
lalu gelar ini diraih oleh Singapore Airlines. Garuda Indonesia pada tahun lalu berada
diperingkat empat dari "The Top Five Economy Class Airline", setelah Singapore Airlines,
Qatar dan Asiana Airlines. Penghargaan ini merupakan hasil dari upaya berkelanjutan Garuda
Indonesia dalam berbagai program peningkatan layanan yang dilaksanakannya.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar mengatakan bahwa terpilihnya
Garuda sebagai "World's Best Economy Class 2013" merupakan hasil kerja keras dan
komitmen seluruh karyawan Garuda Indonesia dalam memberikan layanan terbaik kepada
para pengguna jasa dan untuk mewujudkan visi Garuda menjadi "Global Player".
Penyerahan award sebagai "The World's Best Economy Class" tersebut dilakukan
bersamaan dalam acara pameran dirgantara terbesar dunia – Paris Air Show 2013, oleh CEO
Skytrax Edward Plaisted dan Richard Quest (CNN) kepada Direktur Utama Garuda Indonesia
Emirsyah Satar pada acara yang dilaksanakan di Hall de la Cocarde, Air & Space Museum,
Paris Air Show.
1.4 Unit Bisnis Strategis
Unit Bisnis Strategis atau Strategic Business Unit (SBU) adalah unit bisnis
independen di bawah perusahaan yang bertujuan untuk mengoptimalisasi sumber daya dan
memaksimalkan nilai perusahaan. SBU menyediakan produk dan pelayanan kepada
pelanggan internal maupun pihak ketiga. SBU yang berada di bawah Garuda Indonesia
tersebut adalah Unit Bisnis Garuda Sentra Medika (GSM) dan Unit Bisnis Garuda Cargo.
Kedua unit bisnis ini bertanggung jawab pada Dewan Direksi.
7 | P a g e
Garuda Sentra Medika Business Unit (SBU GSM)
SBU GSM memiliki fungsi utama untuk memastikan setiap Cockpit Crew dan Cabin
Crew (Air Crew) yang bertugas, berada dalam kondisi sehat sehingga keselamatan dalam
penerbangan lebih terjamin. Dengan melaksanakan fungsi ini, diharapkan penumpang merasa
aman untuk terbang bersama Garuda Indonesia. Untuk mencapai tujuan ini, GSM
melaksanakan program-program pemeliharaan kesehatan bagi Air Crew sesuai ketentuan
yang mengacu pada ketentuan ICAO Annex 9, Civil Aviation Safety Regulations (CASR)
Part 67 dan part 183 tentang pemeliharaan kesehatan oleh operator penerbangan.
Garuda Cargo Business Unit (SBU Cargo)
SBU Cargo melayani jasa transportasi udara, dengan menggunakan pesawat-pesawat
yang dimiliki oleh Garuda Indonesia. Bersama dengan mitra-mitra yakni para Agen dan
GSSA, SBU Cargo mengirimkan barang untuk wilayah domestik dan internasional. Selain itu
SBU Cargo juga memberikan pelayanan kepada pengirim baik perusahaan maupun individual
melalui agen, GSSA atau penjualan langsung. Untuk memperluas cakupan pelayanan, SBU
Cargo menjalin kerja sama dengan maskapai lain seperti Korean Airlines, Malaysian
Airlines, China Airlines dan Turkish Airlines. Kota tujuan yang dilayani bersama dengan
maskapai-maskapai tersebut berjumlah sekitar 50 kota di seluruh dunia.
8 | P a g e
BAB II
VISI DAN MISI PERUSAHAAN
2.1 Visi dan Misi Perusahaan
Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas
kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.
Misi Perusahaan
Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan
Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan
memberikan pelayanan yang profesional.
9 | P a g e
2.2 Ulasan Mengenai Visi dan Misi Garuda Indonesia
Menurut kami, visi Garuda Airlines adalah contoh pernyataan visi yang bagus,
mengapa demikian? Karena sesungguhnya visi berbicara mengenai apa yang akan dicapai
oleh suatu organisasi ataupun perusahaan kedepan dalam jangka waktu yang panjang. Jika
visi Garuda Airlines adalah “menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan
menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan
Indonesia” tentu itu sesuai dengan kondisi perusahaan dimana Garuda Airlines memang
merupakan salah satu perusahaan penerbangan terkemuka dan dalam visi tersebut jelas
memaparkan apa yang akan dicapai dan layanan seperti apa yang akan diberikan.
Misi merupakan suatu pernyataan yang berisi mengenai bagaimana perusahaan
mewujudkan masa depan atau visinya. Jika berbicara mengenai pernyataan misi, menurut
David (2010) pernyataan misi mengandung sembilan komponen penting yang perlu
diungkapkan oleh perusahaan dalam pernyataan misi yang dibuat, yaitu; Pelanggan, produk,
pasar, tekhnologi, self concept, karyawan, pertumbuhan, citra publik dan filosofi. Dalam misi
Garuda Airlines, tertulis bahwa “Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa
Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan
ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang professional.” Pada misi tersebut ada
beberapa komponen yang diungkapkan oleh Garuda Arlines, yaitu mengenai pasar
(perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan
Indonesia kepada dunia), pertumbuhan (guna menunjang pembangunan ekonomi nasional),
dan produk (memberikan pelayanan yang professional). Contoh pertanyataan misi ini masih
memiliki beberapa komponen yang belum diungkapkan seperti tekhnologi, pelanggan,
karyawan, dan lain-lain.
10 | P a g e
BAB III
ANALISIS
3.1 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan
ancaman (threat) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Berikut adalah penjelasan
mengenai Analisis SWOT dari Garuda Indonesia;
Kekuatan (Strengths/Uniqueness);
Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep
sebagai full service airline (maskapai dengan pelayanan penuh) dengan melayani 33
rute domestic dan 18 rute internasional.
Garuda Indonesia memiliki standar keselamatan dan keamanan yang baik, dibuktikan
dengan adanya sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA).
Garuda Indonesia memberikan pelayanan dan fasilitas yang sangat baik kepada
penumpang seperti; mengutamakan keramahan, menggunakan armada-armada baru
dengan desain interior yang mutakhir, adanya fasilitas LCD TV layar sentuh
individual di seluruh Business Class dan Economy Class, dan Audio and Video on
Demand (AVOD), yaitu sistem hiburan yang menawarkan berbagai pilihan film atau
lagu kepada para penumpang.
Garuda Indonesia memiliki image dan prestasi yang baik di mata internasional. Pada
tahun 2010 dan 2013, Garuda Indonesia dinobatkan sebagai “Four Star Airline dan
sebagai “The World's Most Best Improved Airline”. Selanjutnya pada Juli 2012,
11 | P a g e
Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai “World's Best Regional
Airline”. Garuda Indonesia meraih penghargaan sebagai “The Best International
Airline” pada bulan Januari, Februari dan Juli 2012 oleh salah satu lembaga peneliti
independen di Australia.
Harga yang ditawarkan sangat sesuai dengan kualitas yang diberikan.
Pelayanan dalam Garuda Indonesia dalam keberangkatan dan kedatangan sangat tepat
waktu.
Adanya layanan “Immigration on Board” yang merupakan inovasi Garuda dan
merupakan satu-satunya di dunia, yaitu layanan pemberian visa di atas pesawat.
Adanya pengakuan Internasional. Indonesia menghadapi sanksi dari pihak
Internasional bahwa maskapai-maskapai yang ada di Indonesia tidak bisa terbang ke
Eropa atau Negara-negara internasional lain namun Garuda Indonesia tetap
diperbolehkan untuk mendarat di Erorpa. Hal ini berarti menunjukan bahwa maskapai
ini telah diakui oleh dunia karena kualitasnya, baik itu dari segi keamanan,
keselamatan, dan lain sebagainya.
Kelemahan (Weaknesses);
Tingginya tingkat utang lancar yang diakibatkan adanya peningkatan dalam jumlah
kewajiban pada akun-akun lancar seperti utang usaha dan biaya yang masih harus
dibayar, seperti yang terjadi pada tahun 2012-2013; liabilitas jangka pendek
meningkat dari USD 754.207.052 menjadi USD 983.890.767.
Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi dalam menjalankan bisnis
sehingga apabila terjadi kesalahan sistem, proses bisnis perusahaan akan terganggu.
12 | P a g e
Beban operasional dan keuangan yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat lebih
tinggi dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya. Tahun 2012 beban
keuangan (finance cost) Garuda Indonesia mencapai USD 25.224.919 dan di tahun
2013 menjadi USD 59.840.088, dengan kata lain mengalami kenaikan lebih dari
100%.
Peluang (Opprtunities);
Garuda Indonesia telah dikeluarkan dari daftar perusahaan penerbangan yang dilarang
terbang di kawasan Eropa dan hal ini dapat menyebabkan semakin terbukanya
kesempatan untuk mewujudkan pengembangan jaringan penerbangan internasional
jarak jauh.
Adanya ASEAN Economic Community 2015 mendatang juga turut memberikan
peluang bagi Garuda Indonesia untuk semakin memperluas jaringannya.
Indonesia merupakan salah satu pasar penerbangan udara yang memiliki pertumbuhan
yang pesat. Karena pertumbuhan penumpang transportasi udara di Indonesia tahun
2010 saja mencapai 22,39%
Industri penerbangan Asia Pasifik berkembang dengan sangat cepat.
Ancaman (Threats);
Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal dari
Pertamina, sehingga harga bahan bakar pesawat dan persediaan bahan bakar sangat
tergantung dengan Pertamina.
Adanya bencana alam seperti letusan gunung merapi dan sebagainya dapat
mengakibatkan penurunan permintaan.
13 | P a g e
Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan semakin banyaknya rute
penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai penerbangan lain.
Maskapai asing yang melakukan penetrasi pasar ke Indonesia untuk mengimbangi
penurunan penumpang internasional akibat adanya krisis global.
3.2 EFE, IFE & Competitive Profile Matrix (CPM)
Hasil dari
14 | P a g e
15 | P a g e
3.2 Competitive Profile Matrix (CPM)
Garuda Indonesia
(GA)
Emirates(EK)
Korean Air(KE)
No. Critical Success Factors Bobot Peringkat Nilai Peringkat Nilai Peringkat Nilai
1 Armada, teknologi komunikasi dan standar keamanan
0.1 4 0.4 4 0.4 4 0.4
2 Brand Reputation 0.1 4 0.4 4 0.4 3 0.33 In-Flight / Cabin Services 0.05 4 0.2 4 0.2 3 0.154 Kualitas dan
pengalaman manajemen0.1 3 0.3 4 0.4 3 0.3
5 Route System 0.1 3 0.3 4 0.4 4 0.46 Strategic Alliances 0.1 4 0.4 4 0.4 4 0.47 Rasio Finansial 0.1 2 0.2 3 0.3 2 0.28 Price competitive 0.1 3 0.2 4 0,4 2 0.29 Diversifikasi Produk 0.05 2 0.1 4 0.2 3 0.1510 Airport Services 0.05 3 0.15 3 0.15 3 0.1511 Kegiatan Pemasaran dan
Promosi0.1 4 0.4 4 0.4 3 0.3
12 Online ticketing 0.05 4 0.2 4 0.2 4 0.2TOTAL 1
16 | P a g e
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisis Strategi
Strategi SO (Strengths & Opportunities);
Strategi ini menggabungkan antara kekuata yang dimiliki oleh Garuda Indonesia
dengan peluang yang ada.;
Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep
sebagai full service airline (maskapai dengan pelayanan penuh) dengan melayani 33
rute domestik dan 18 rute internasional, sedangkan pada tahun 2015 mendatang
Indonesia akan menjadi salah satu dari sekian negara yang berpartisipasi dalam
ASEAN Economic Community 2015, sehingga Garuda Indonesia memiliki kesempatan
emas untuk mengembangkan pasar nya lebih luas lagi, maka strategi yang perlu
diterapkan adalah; menambah rute regional dan internasional nya agar
memberikan banyak pilihan dan kemudahan bagi pelanggan sekaligus
mempromosikan layanan Garuda Indonesia dengan sangat baik khususnya di
negara yang tergabung dalam ASEAN Economic Community 2015.
Garuda Indonesia memiliki standar keselamatan dan keamanan yang baik, dibuktikan
dengan adanya sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA), selain itu dari sisi
peluang Garuda Indonesia telah dikeluarkan dari daftar perusahaan penerbangan
Indonesia yang dilarang terbang di kawasan Eropa, maka strategi yang perlu
17 | P a g e
diterapkan adalah; terus mempertahankan standar keselamatan dan keamanan
dengan sangat baik sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan.
Strategi WO (Weaknesses & Opportunities)
Strategi ini menggabungkan antara kelemahan yang dimiliki oleh Garuda Indonesia,
dengan peluang yang ada;
Salah satu kelemahan yang dimiliki oleh Garuda Indonesia adalah tingginya tingkat
utang lancar serta besarnya beban operasional maupun keuangan, dan pada tahun
2015 mendatang ketika ASEAN Economic Community digalakan Garuda Indonesia
akan berpotensi memperluas pasarnya lebih besar lagi, itu berarti strategi yang perlu
diterapkan adalah ; mengurangi beban operasional dan keuangan secara
proporsional untuk menekan harga jual tiket yang lebih kompetitif kepada
pelanggan sehingga Garuda Indonesia tetap unggul ketika maskapai
penerbangan lainnya memberikan berbagai pilihan dan terus meningkatkan
kualitas pelayanan sesuai dengan taraf atau standar Internasional.
Strategi ST (Strengths & Threats);
Strategi ini menggabungkan kekuatan yang dimiliki Garuda Indonesia dengan
ancaman yang ada di luar;
Salah satu kekuatan Garuda Indonesia memberikan pelayanan penuh ke berbagai
destinasi (33 destinasi domestik dan 18 destinasi internasional) dengan kualitas
pelayanan dan fasilitas yang sangat baik namun hal tersebut akan terganggu dengan
adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan semakin banyaknya rute
penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai penerbangan lain, maka dari itu strategi
18 | P a g e
yang perlu diterapkan adalah; menambah jumlah armada Garuda Indonesia
dengan pesawat yang memiliki kapasitas yang lebih besar agar dapat lebih
banyak mengangkut penumpang, membuka rute-rute penerbangan baru yang
belum banyak dibuka oleh maskapai penerbangan lainnya serta giat melakukan
promosi khusus untuk menarik perhatian pelanggan.
Strategi WT (Weaknesses & Threats);
Strategi ini memperhatikan antara kelemahan yang yang dimiliki perusahaan dengan
ancaman yang berada di luar;
Salah satu kelemahan terbesar yang dimiliki oleh Garuda Indonesia adalah adanya tingkat
utang lancar yang tinggi dan besarnya beban operasional sekaligus keuangan sehingga hal
tersebut menyebabkan harga tiket pesawat yang relatif lebih tinggi dari maskapai
penerbangan lainnya, bahkan saat ini terdapat sejumlah maskapai asing yang melakukan
penetrasi pasar ke Indonesia untuk mengimbangi penurunan penumpang internasional
akibat adanya krisis global, sehingga strategi yang perlu diterapkan adalah; Garuda
Indonesia perlu mengatur beban operasionalnya dengan efektif dan efisien agar
harga jual tiketnya tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan maskapai
penerbangan asing lainnya yang mungkin menawarkan harga jual tiket untuk rute
penerbangan yang sama dengan lebih murah.
19 | P a g e
Matriks SWOT untuk Garuda Indonesia
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Merupakan maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai full service airline dengan rute domestic dan internasional.
2. Memiliki standar keselamatan dan keamanan yang baik, dibuktikan dengan adanya sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA).
3. Memberikan pelayanan dan fasilitas berstandar internasional
4. Garuda Indonesia memiliki image dan prestasi yang baik di mata internasional.
5. Harga yang ditawarkan sangat sesuai dengan kualitas yang diberikan.
6. Pelayanan dalam Garuda Indonesia dalam keberangkatan dan kedatangan sangat tepat waktu.
7. Memiliki layanan “Immigration on Board”
8. Diakui sebagai maskapai bertaraf internasional
1. Tingginya tingkat utang lancar (Liabilitas jangka pendek meningkat dari USD 754.207.052 menjadi USD 983.890.767.
2. bergantung kepada sistem otomatisasi dalam menjalankan bisnis sehingga apabila terjadi kesalahan sistem, proses bisnis perusahaan akan terganggu.
3. Beban operasional dan keuangan yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat lebih tinggi dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya.
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO
1. Garuda 1. Menambah rute regional 1. Mengurangi beban 20 | P a g e
Indonesia telah dikeluarkan dari daftar perusahaan penerbangan yang dilarang terbang di kawasan Eropa.
2. ASEAN Economic Community 2015 turut memberikan peluang bagi Garuda Indonesia untuk semakin memperluas jaringannya.
3. Indonesia merupakan salah satu pasar penerbangan udara yang memiliki pertumbuhan yang pesat.
4. Industri penerbangan Asia Pasifik berkembang dengan sangat cepat.
dan internasional nya agar memberikan banyak pilihan dan kemudahan bagi pelanggan sekaligus mempromosikan layanan Garuda Indonesia dengan sangat baik khususnya di negara yang tergabung dalam ASEAN Economic Community 2015.
2. terus mempertahankan standar keselamatan dan keamanan dengan sangat baik sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan.
operasional dan keuangan secara proporsional untuk menekan harga jual tiket yang lebih kompetitif kepada pelanggan sehingga Garuda Indonesia tetap unggul ketika maskapai penerbangan lainnya memberikan berbagai pilihan dan terus meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan taraf atau standar Internasional.
Ancaman (T) a. Strategi ST b. Strategi WT
1. Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal dari Pertamina, sehingga harga bahan bakar pesawat dan
1. menambah jumlah armada Garuda Indonesia dengan pesawat yang memiliki kapasitas yang lebih besar agar dapat lebih banyak mengangkut penumpang, membuka rute-rute penerbangan
1. Garuda Indonesia perlu mengatur beban operasionalnya dengan efektif dan efisien agar harga jual tiketnya tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan maskapai penerbangan asing lainnya yang mungkin menawarkan
21 | P a g e
persediaan bahan bakar sangat tergantung dengan Pertamina.
2. Adanya bencana alam seperti letusan gunung merapi dan sebagainya dapat 7ymengakibatkan penurunan permintaan.
3. Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan semakin banyaknya rute penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai penerbangan lain.
4. Maskapai asing yang melakukan penetrasi pasar ke Indonesia untuk mengimbangi penurunan penumpang internasional akibat adanya krisis global.
baru yang belum banyak dibuka oleh maskapai penerbangan lainnya serta giat melakukan promosi khusus untuk menarik perhatian pelanggan.
harga jual tiket untuk rute penerbangan yang sama dengan lebih murah.
22 | P a g e
KESIMPULAN
Garuda Indonesia adalah salah satu dari maskapai penerbangan di Indonesia yang berhasil
melambungkan namanya di mata Internasional dengan memberikan layanan penuh (full
service) sekaligus menawarkan berbagai rute domestik dan Internasional yang banyak
memberikan pilihan kepada pelanggan. Selain itu, Garuda Indonesia juga sangat dikenal
dengan kualitas pelayanannya yang sangat baik, fasilitas yang canggih dan lengkap serta
memiliki standar keselamatan dan keamanan yang tinggi, maka tak heran jika Garuda
berhasil meraih berbagai penghargaan dalam industri penerbangan regional maupun
internasional.
Keberhasilan Garuda Indonesia dalam industri penerbangan dapat dijadikan contoh oleh
maskapai penerbangan lainnya di Indonesia yang terkadang kurang memperhatikan kualitas
pelayanan dan standar keselamatan serta keamanannya. Walaupun demikian, Garuda
Indonesia tetap perlu memperhatikan Analisis SWOT, dimana Garuda Indonesia harus
membuat dan menerapkan strategi dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki dengan peluang dan ancaman yang berada di luar sehingga Garuda Indonesia tetap
menjadi salah satu maskapai penerbangan yang unggul di tengahnya ketatnya persaingan
dengan maskapai penerbangan lainnya khususnya maskapai penerbangan asing yang banyak
mulai masuk ke pasar Indonesia.
23 | P a g e
Dari Analisis SWOT yang telah dibuat, maka ada beberapa strategi yang perlu diterapkan
oleh Garuda Indonesia, yaitu;
1. SO Strategy;
Menambah rute regional dan internasional nya agar memberikan banyak pilihan dan
kemudahan bagi pelanggan sekaligus mempromosikan layanan Garuda Indonesia
dengan sangat baik khususnya di negara yang tergabung dalam ASEAN Economic
Community 2015.
Terus mempertahankan standar keselamatan dan keamanan yang tinggi sekaligus
meningkatkan kualitas pelayanan.
2. WO Strategy;
Mengurangi beban operasional dan keuangan secara proporsional untuk menekan
harga jual tiket yang lebih kompetitif kepada pelanggan sehingga Garuda Indonesia
tetap unggul ketika maskapai penerbangan lainnya memberikan berbagai pilihan dan
terus meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan taraf atau standar Internasional.
3. ST Strategy;
Menambah jumlah armada Garuda Indonesia dengan pesawat yang memiliki
kapasitas yang lebih besar agar dapat lebih banyak mengangkut penumpang,
membuka rute-rute penerbangan baru yang belum banyak dibuka oleh maskapai
penerbangan lainnya serta giat melakukan promosi khusus untuk menarik perhatian
pelanggan.
4. WT Strategy;
Garuda Indonesia perlu mengatur beban operasionalnya dengan efektif dan efisien
agar harga jual tiketnya tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan maskapai
24 | P a g e
penerbangan asing lainnya yang mungkin menawarkan harga jual tiket untuk rute
penerbangan yang sama dengan lebih murah.
DAFTAR PUSTAKA
David, F. R. (2011). Strategic Management Concepts and Cases (Thirteenth ed.). New Jersey: Prentice Hall.
Laporan Keuangan. (n.d.). Diakses November 8, 2014, from IDX: http://idx.co.id
Book A Aflight. (n.d.). Diakses November 8, 2014, dari Emirates:http://emirates.com
Book A Flight. (n.d.). Diakses November 8, 2014, dari Korean Air:http://koreanair.com
Book A Flight. (n.d.). Diakses November 8, 2014, dari Garuda Indonesia: http://garuda-indonesia.com
Facts and Figure. (n.d.). Diakses November 8, 2014, dari The Emirates Group: http://theemiratesgroup.com
Home. (n.d.). Diakses November 8, 2014, dari Skyteam: http://skyteam.com
Investor Relation. (n.d.). Diakses November 8, 2014, dari Garuda Indonesia: http://garuda-indonesia.com
Major Airlines. (n.d.). Diakses November 8, 2014, dari Nations Online: http://nationsonline.org
Marcella Riwo-Abudho, L. W. (2013). Key Success Factors in Airlines : Overcoming the Challenges. European Journal of Business and Management, 5, 84-88.
Who We Are. (n.d.). Diakses November 8, 2014, dari Korean Air:http://koreanair.com
25 | P a g e
26 | P a g e