Garis Besar Rasialisme

download Garis Besar Rasialisme

If you can't read please download the document

description

rasialisme

Transcript of Garis Besar Rasialisme

IDEOLOGI RASIALISME a. Pemikiran, Pendukung, dan Konsep Rasialisme Asal mula ras di ketahui sekitar tahun 1600. Saat itu Francois Bernier pertama kali mengemukakan tentang pembedaan manusia berdasarkan kategori atau karakteristik warna kulit dan bentuk wajah (Alo Liliweri, 2005.21). Berdasarkan ciri fisiknya, manusia di dunia dapat di bagi kedalam empat ras besar. Ras-ras tersebut adalah hitam, putih, kuning dan merah. Seorang tokoh yang memperkenalkan konsep tentang ras adalah Charles Darwin. Darwin memperkenalkan ras sebagai sesuatu hal yang mengacu pada ciri-ciri biologis dan fisik. Salah satunya yang paling jelas adalah warna kulit Pada akhirnya, perbedaan berdasarkan warna kulit tersebut memicu lahirnya gerakan-gerakan yang mengunggulkan rasnya sendiri-sendiri. Teori Darwin dijadikan sebagai dasar tindakan untuk membenarkan penguasaan ras satu atas ras yang lain. Maka timbullah superioritas ras, ras yang merasa lebih unggul menindas ras yang dianggap lebih rendah. Konsep tentang keunggulan ras ini kemudian melahirkan rasialisme.Konsep rasialisme oleh Teori Omi dan didukung oleh Winant mengenai pembentukan ras mengatakan bahwa "ras adalah suatu konsep yang mengartikan dan melambangkan pertentangan dan kepentingan sosial melalui pengacuan pada tipe jasmani manusia yang berbeda sejaksemula penemuan benua itu terkait dengan teori dan praktik antropologis yang berbalut "rasisme". Jadi Rasialisme adalah suatu penekanan pada ras atau pertimbangan rasial. RasialismeadalahSuatu pandangan bahwa umat manusia dibagi dan ras-ras dan bahwa anggota suatu ras lebih rendah (inferior) dari ras lain.b. Konteks Sosial Munculnya Rasialisme Pandangan mencibir dan merendahkan bangsa lain mulai tumbuh ketika sistem penghisapan ekonomi melalui perbudakan mulai dijalankan. Perbudakan dimulai ketika para penguasa melihat pentingnya mendapat tenaga kerja yang murah dan loyal. Menggunakan rakyat sendiri sebagai pekerja akan merugikan legitimasi penguasa. Oleh karena itu tenaga kerja murah itu haruslah didapat dengan menaklukan bangsa lain dan menggunakan rakyat dari bangsa lain sebagai budak. Bangsabangsa yang kalah perang dianggap inferior dari bangsa-bangsa pemenang perang. Karena inferior itu, bangsa pemenang perang boleh melakukan apa saja terhadap bangsa yang kalah perang. Perbudakanpun dimulailah. Barangkali dari sinilah lahir dari berkembangnya rasialisme.Karena bangsa budak boleh dijadikan apa saja, maka merekapun dipaksa bekerja semau para penguasa. Tanpa dibayar, tanpa hak apapun. Besar sekali keuntungan para penguasa dengan adanya perbudakan ini. Mereka dapat membangun candi-candi dan monument-monumen besar dan megah, istana-istana yang mewah, semua dengan biaya yang hampir-hampir tidak ada.Namun demikian, bangsa-bangsa Romawi atau Yunani belum lagi mengenal konsep perbedaan rasial dengan menggunakan warna kulit, kebudayaan, atau agama sebagai pembeda. Kelas budak berasal dari bangsa manapun yang kalah perang melawan mereka, atau yang mampu mereka beli dari pedagang budak.Rasialisme yang seperti kita kenal sekarang baru muncul pada akhir abad ke 16 ketika perdagangan budak mulai marak Budak-budak ini didatangkan dari Afrika menuju Inggris atau Amerika. Perdagangan budak ini demikian bertentangan dengan konsepsi Kristianitas yang dianut sebagian besar warga Eropa dan Amerika ketika itu. Untuk membuat perdagangan budak ini disahkan oleh rakyat, para pedagang budak menyebarkan paham bahwa para budak ini adalah kelas yang inferior dan patut diperdagangkan.Rasialisme adalah satu ideology untuk membenarkan penghisapan ekonomi secara sistematis dan terorganisir.Pembedaan manusia berdasarkan warna kulit dan asal-usulnya sudah terjadi sejak abad-abad yang lalu. Rasialisme adalah salah satu persoalan yang telah menghantui sebagian besar sejarah peradaban manusia. Namun, perjuangan untuk menghapuskan pembedaan ini masihterhitung baru jika kita menghitung dengan skala sejarah peradaban itu sendiri.Umat manusia baru mulai menyadari bahaya yang ditimbulkan oleh rasialisme sejak terjadinya pembantaian besar-besaran yang dilakukan oleh Hilter dan Nazi-nya secara sistematis sepanjang Perang Dunia II. Namun, horor yang disebarkan dari kamp konsentrasi itulah yang telah memicu kebangkitan semangat penghapusan rasialisme.Seluruh warga dunia dikejutkan oleh kenyataan betapa kemanusiaan telah direncah dengan demikian keji dengan alasan perbedaan warna kulit dan ras. Hak-hak manusia yang paling dasar telah dilanggar melalui proses kebiadaban yang tak terpikirkan. Bukannya sama sekali umat manusia belum pernah melihat kebiadaban semacam itu:: masa inkuisis di Eropa jauh lebih kejam daripada itu. Bahkan Tomas de Torquemada (1420-1498), kepala Pengadilan Inquisisi Spanyol, telah membantai 2000 orang dengan siksaan dan mengusir 200 ribu orang Yahudi dari Spanyol selama masa jabatannya yang hanya 15 tahun itu. Hanya saja, pengejaran terhadap orang Yahudi dibawah Nazi berlangsung secara amat sistematis dan kolosal. Hal inilah yang sesungguhnya mengejutkan bagi dunia.Pertama-tama, tentunya rasa kemanusiaan kita yang paling mendasar yang terusik dengan pembantaian kaun Yahudi itu. Dan, tentu saja, perjuangan pertama yang dilakukan untuk menghapuskan rasialisme ditujukan untuk membebaskan kaum Yahudi dari kemungkinan pengejaran dan pembantaian serupa di masa depan. Sejalan dengan perjuangan yang semula hanya ditujukan untuk melindungi masa depan kaum Yahudi itu, para pejuang kemanusiaan menemukan bahwa prkatek-praktek rasialisme telah berlangsung secara meluas di seluruh dunia dan menimpa berbagai macam kaum. Disini kita menyadari bahwa rasialisme adalah problem seluruh umat manusia. Rasialisme adalah perusak simpul saraf moralitas dan kemanusiaan kita.Orang mulai melihat kasus-kasus yang menimpa kaum Indian Amerika sebagai salah satu praktek diskriminasi rasial. Kedatangan orang kulit putih disanatidak membawa kebaikan bagi kaum penduduk asli (Indegenous people) benua itu. Dimulai dengan pertempuran-pertempuran kecil untuk memperebutkan tanah antara kaum pendatang kulit putih dengan kuam Indian. Kemudian, kaum pendatang membawa penyakit yang tidak dikenal sebelumnya di tanah Amerika, yang menimbulkan banyak korban pada kaum Indian. Lalu, datanglah berpeti-peti air api, minuman keras yang menimbulkan kebiasaan mabuk-mabukan di kalangan pemuda Indian. Lalu, lahirlah Indian Removal Act di tahun 1830 ~~ sebuah peraturan yang memungkinkan pengusiran kaum Indian dari tanahnya untuk kepentingan pemukinan kaum kulit putih, lebih dari 70 ribu orang Indian digiring keluar dari tanahnya, akibatknya ribuan orang meninggal secara mengenaskan dalam perjalanan.Walaupun sudah ada peraturan yang demikian mengekang, kaum kulit putih masih saja menerobos wilayah Indian yang sudah demikian sempit. Terutama setelah ditemukannya tambang-tambang emas di wilayah barat, terutamaCalifornia. Oleh karena itu, pertengahan abad 1800-an diwarnai dengan banyak perang antara kaum Indian dengantentara kalvari Amerika Serikat. Perang-perang ini telah melahirkan cerita-cerita ternama dari Karl may dalam film Rin Tin Tin. Lagi-lagi pemerintah berpihak pada kaum kulit putih dan mengeluarkan dawes Act di tahun 1887 yang menjatah tanah bagi kaum Indian per kepala keluarga. Ini semakin mempersempit lahan bagi kaum kulit merah itu.Beberapa orang berusaha memperbaiki kehidupankaum Indian. Setelah melalui perjuanganyang panjang, kaum Indian akhirnya memperoleh status kewarganegaraan Amerika Serikat pada tahun 1934 disahkan Indian Reorganisasi Act, yang juga menghentikan semua bentuk pengusiran orang Indian dari tanahnya. Namun demikian, orang-orang Indian tetap diberi tempat yang disebut reservation area, yang prakteknya berfungsi seperti ghetto bagi kaum Indian.Barulah pada tahun 1944 didirikan National Congress of American Indian yang merupakan organisasi nasional bagi kaum Indian, yang memperjuangkan hak-hak kaum Indian dimata hukum Amerika Serikat. Sejak berdirinya organisasi ini, mulailah hak orang Indian dikembalikan sedikit demi sedikit.Namun demikian, pemerintah Amerika Serikat masih berusaha untuk membuat pembatasan-pembatasan. Di tahun 1953, dikeluarkan kebijakan yang disebut termination policy, yang menghentikan bantuan bagi beberapa suku Indian tertentu. Berkat tentangan keras dari warga Indian, kebijakan ini akhirnya dibatalkan.Pengalaman mengorganisasi penolakan terhadap kebijakan pemerintah yang diskriminatif ini membuahkan American Indian Movement AIM di tahun 1968. Sejak berdirinya AIM, hak-hak kaum Indian kembali dengan cepat. AIM mengorganisir aksi-aksi protes dan pendudukan gedung-gedung pemerintah yang berkaitan dengan masalah Indian.Di tahun 1971, dikeluarkanlah Alaska Native Claims Settlement Act yang mengatur pengembalian hak tanah pada kaum Indian Alaska. Di tahun 1972 President Nixon mengeluarkan perintah untuk mengembalikan MountAdamskepada suku Indian Yakima di daerahWashingtonDC. Dan pada tahun 1980, pemerintah membayar ganti rugi sebesar 105 juta dollar kepada suku Sioux untuk tanah yang dirampas pada tahun 1877. Suku Sioux menolak ganti rugi berupa uang saja, mereka juga menuntut (dan akhirnya memenangkan) pengembalian Black Hill di South Dakota. Barulah di tahun 1990-an tampak perbaikan tingkat kesejahteraan yang mencolok di kalangan kaum Indian. Apa yang tidak berhasil mereka dapat dengan perang-perang suku mereka telah mereka rebut dengan berbagai macam organisasi yang memperjuangkan nasib mereka secara politik.Perjuangan kaum Indian memang masih panjang. Suku-suku Indian yang tinggal di Amerika Tengah dan Amerika Latin belum lagi menikmati apa yang saudara-saudara mereka nikmati di Amerika Serikat.Demikian pula kasus-kasus yang menimpa kaum kulit hitam Amerika mulai dilihat sebagai kasus-kasus diskriminasi rasial. Sekalipun mereka telah di -bebas-kandari perbudakan melalui Perang Budak (1861-1865) dimasa President Abraham Lincoln, mereka tetap menjadi warga Negara kelas 2 sampai tahun 1960-an. Berbagai kebijakan segregasi dijalankan,seperti keharusan menaiki bus khusus, atau hanya diperbolehkan makan di reatoran khusus, atau bersekolah di sekolah khusus ~~ yang tentu mutunya kalah dibandingkan fasilitas untuk kaum kulit putih.Nasib kaun kulit hitam Amerika baru mulai berubah setelah Martin Luther King, Jr memimpin aksi-aksi tanpa kekerasan menentang politik diskriminasi itu. Di mulai dengan boikot buskotaselama setahun yang dimulai tahun 1956. King memimpin kaum kulit hitam Amerika Serikat untuk mendapatkan Civil Right Act di tahun 1964 yang melarang diskriminasi di tempat public dan persamaan kesempatandalam memperoleh pekerjaan dan pendidikan. Peraturan ini keluar setelah King dan para aktivis lainnya mengorganisir rally yang dihadiri oleh 200 ribu orang di Lincoln Memorial Washington DC.Tahun 1965, King mengorganisir protesdi Selma,Alabamauntuk menentang pembatasan hak pilih bagi kaum kulit hitam. Aksi-aksi protes yang masif ini menghasilkan peraturan pemerintah yang melarang segala bentuk pembatasan semacam itu ~ ~ hanya dalam waktu beberapa bulan.Di tahun itu juga, King mulai melihat bahwa perjuangan kaum kulit hitam bukanlah milik kaum kulit hitam belaka. Perjuangan kaum kulit hitam adalah bagian dari perjuangan kaum miskin secara keseluruhan. Ia mulai mengorganisir Poor Peoples Compaign, yang akan menyatukan semua warga masyarakat dari semua ras untuk meraih kesejahteraan dan keadilan social. Di tengah-tengah upaya menyatukan semua ras untuk kesejahteraan bersama ini ia gugur sebagai martir di tangan seorang penjahat kambuhan yang rasialis.Orang juga mulai melihat apartheid sebagai bentuk baru yang merupakan reinkarnasi politik diskriminasi rasial Nazi Jerman. Apalagi, politik apartheid baru mulai diterapkan di Afrika Selatan tahun 1948 ketika Partai Nasional yang beraliran ultra-nasionalis memenangkan pemilu disana. Dan mulailah timbul peraturan-peraturan segregasi yang kasar terhadap kaum kulit hitam. Disana, diskriminasi sudah menjadi hal biasa semenjak kemenangan kaum kulit putih dalam pertempuran-pertempuan memperebutkan tanah dengan suku-suku kulit hitam. Namun, setelah Partai Nasional berkuasa, diskriminasi rasial ini dibawa ke tingkat yang menakutkan dan diresmikan melalui Undang-undang.Batu penjuru untuk berdirinya struktur apartheid adalah Population Registration Act (1949) dimana semua penduduk Afrika Selatan didaftar berdasarkan rasnya. Mulailah politik segregasi dijalankan. Dengan Bantu Selt-Government Act (1959) mulai dibuat ghetto-ghetto bagi kaum kulit hitam dengan maksud menghilangkan hak-hak mereka untuk memilih dalam system politik Afrika Selatan. Kaum kulit hitam juga hanya boleh mempelajari budayanya sendiri, harus memilikisuratjalan jika keluar dari wilayahnya, dan dilarang melakukan perkawinan antar ras.Perlawanan terhadap system apartheid ini terutama dilakukan oleh Afrika National Congress (ANC). Di bawah kepemimpinan James Maroko dan Albert Luthuli, di tahun 1950-an. ANC mulai melakukan perlawanan terbuka terhadap politik apartheid. Bersama South African Communist Party dan Pan African Congress, ANC membentuk aliansi untuk melawan pemerintahan apartheid Afrika selatan, aliansi yang masih bertahan sampai saat ini. ANC mengalami pasang-surutnya perlawanan. Mereka telah mempergunakan berbagai cara perlawanan: dari mulai aksi-aksi di parlemen (sampai saat mereka tidak lagi memiliki hak politik), aksi boikot dan pembangkangan sipil, sampai pembentukan Umkhonto we Siewe (Lembing Bangsa) sebagai sayap bersenjata mereka. Setelah ribuan kader mereka gugur dalam perlawanan dan ratusan pimpinan mereka terpaksa mengecap ganasnya penjaraRubbenIsland, akhirnya perjuangan itu mencapai kemenangan di penghujung decade 1980-an.Berbagai kasus diskriminasi rasial masih terjadi pula di Eropa, yang sudah demikian maju dalam demokrasi itu, sampai penghujung abad ini. Apa yang terjadi di Kosovo danBosniatela cukup menggetarkan hati kita dan mengingatkan kita bahwa kita tak pernah boleh berpuas diri akan hasil-hasil perjuangan yang sudah kita kecap. Demikian pula halnya dengan sikap rasialisme Masyarakat Eropa terhadap Turki, dimana Masyarakat Eropa menolak keanggotaan Turki dikarenakan ras yang berbeda: bahwa Turki bukanlah bangsa asli Eropa, melainkan asimilasi dari bangsa Eropa dan asia.Beberapa kasus diatas cukuplah menggambarkan bahwa perjuangan mengembalikan manusia padahakekatnya sebagai mahluk yang diciptakan setara adalah perjuangan yang panjang dan penuh onak duri. Juga menggambarkan bahwa perjuangan itu adalah misi yang harus dipikuloleh begitu banyak orang. Bahwa perjuangan itu menuntut pengorbanan, dan kesediaan untuk bersabar ~ tak mengharapkan hasil-hasil seketika. Perjuangan anti diskriminasi ras dan etnis adalah perjuangan entitas kemanusiaan itu sendiri dalam rangka mengembalian harkat martabat manusia sebagai mahluk ciptaan Allah yang paling beradab.Orang-orang Negro telah mengalami perbudakan sejak awal berdirinya Amerika. Kondisi ini terus bertahan meskipun Thomas Jefferson, dalam Declaration of Independence menyuarakan,"all men are created equal; that they are endowed by their Creator with certain unalienable rights; that among these are life, liberty, and the pursuit of happiness."Deklarasi tersebut seharusnya menjamin kebebasan dan persamaan hak. Meski demikian, para budak yang kebanyakan dibawa dari Afrika tidak serta-merta mendapatkan haknya. Mereka harus mengalami perjuangan yang begitu panjang sebelum akhirnya beroleh persamaan hak. Mereka tidak memiliki peluang untuk memilih pemimpin, memulai usaha, memiliki rumah sendiri, bahkan bersekolah. Mereka tidak bisa menjalani kehidupan yang mereka inginkan.Kondisi paling parah dialami oleh orang-orang Negro di wilayah selatan. Berbeda dengan saudara-saudara mereka di tanah utara yang beroleh kebebasan dalam banyak hal pasca-Perang Sipil Amerika, kaum Negro di selatan harus menerima perlakuan yang ditetapkan oleh Supreme Court sebagai "terpisah namun sederajat". Kaum Negro di selatan memang bisa menikmati sejumlah fasilitas yang ada, namun fasilitas mereka terpisah dari orang-orang kulit putih. Mereka tidak bisa bekerja bersama orang kulit putih, hidup di lingkungan yang sama, bahkan tidak bisa bersekolah di sekolah yang sama dengan orang-orang kulit putih.c. Awal Mula Terjadinya Ideologi Dari abad ke-17 sampai 19, pelemburan kepercayaan orang awam mengenai perbedan antar kelompok dengan penjelasan ilmiah mengenai perbedaan ini, menghasilkan apa yang oleh salah satu pakar disebut "ideologi tentang ras". Menurut ideologi ini, ras adalah mendasar,alami, lestari dan terpisah. Lebih lanjut dikatakan bahwa beberapa kelompok mungkin merupakan hasil dari campuran antara populasi sebelumnya yang berbeda, tetapi studi yang cermat bisa membedakan ras leluhur yang dikombinasikan untuk menghasilkan kelompok dicampur. selanjutnya klasifikasi berpengaruh oleh Georges Buffon, Petrus Camper dan Christoph Meiners menyatakan bahwa semua rahasia Negros lebih rendah dari EropaAda kesepakatan bersama bahwa sejarah modernisasi dunia bergulir pada saat benua Amerika ditemukan. Dan yang jelas, sejaksemula penemuan benua itu terkait dengan teori dan praktik antropologis yang berbalut "rasisme". Pendudukan orang kulit putih (Spanyol, Portugal, Inggris) di benua tersebut pada akhirnya bermuara pada tindakan pelenyapan penduduk asli suku Indian. Agar proses itu bisa berlangsung dengan "tanpa rasa bersalah", diperlukan sebuah teori tentang ras yang memandang suku Indian sebagai sekadar "makhluk hidup" tanpa jiwa atau sama dengan "hewan". Tapi, para penjajah padaakhirnya terketuk "kemanusiaannya". Karena itu, setiap aksi mereka, termasuk pelenyapan sebuah bangsa, harus dilandasi semangat moral. Dalam konteks ini, maka muncullah adagium "pesan budaya dari orang kulit putih" kepada orang-orang kulit berwarna.kredibilitas modernisme sangat ditentukan oleh ilmu pengetahuan-sebagaimana tradisi bergantung pada agama dan mitos-maka teori-teori tadi harus benar-benar ilmiah. Sejak itu, ramailah jagad pengetahuan dengan penelitian-penelitian yang berupaya membuktikan asumsi bahwa ras atau warna seseorang begitu berpengaruh pada tinggi-rendahnya derajat orang tersebut. Pada abad ke-19, yang merupakan era kebangkitan nasionalisme Eropa, bermunculan studi-studi tentang ras yang mencakup etnografi, linguistik, psiko-mental, dan seterusnya. Ernest Renan, misalnya, tampil dengan teori kontroversialnya tentang perbedaan cara berpikir ras-ras besar dunia. Pakar bahasa dan orientalis terkemuka asal Perancis itu mengklai keunggulan nalar ras Aria di atas nalar bangsa Semit. Nazisme Hitler yang tumbuh belakangan, juga memanfaatkan rasialisme ilmiah untuk target politik yang bengis. Di tangan Hitler, fenomena ras boleh dibilang mencapai masa jayanya. Tapi tak berselang lama Seiring ambruknya Nazisme, teori-teori konyol macam itu ikut kehilangan gengsi ilmiahnya. Bahkan lembaga-lembaga dunia seperti UNESCO berkampanye agar ide tentang ras ditarik dari wacana diskusi ilmiah kala itu. Tapi, agaknya yang paling berjasa dalam mengakhiritren rasis dalam ilmu pengetahuan adalah perkembangan ilmu genetika.Dikatakan dengan tegas bahwa tidak ada perbedaan genetika dalam ras manusia.Rasialisme Budaya. Namun, sangat disayangkan, redupnya rasialismeilmiah usai berakhirnya perang dunia bukan berarti momok diskriminasi ras ikut hilang. Pada paruh kedua abad ke-20, kita dikejutkan oleh lahirnya versi baru rasialisme. Itulah "rasialisme budaya". Martin Parker, pakar politik asal Inggris, menjelaskan kecenderungan yang ia sebut "the new racialism" ini, terutama menyangkut gelombang imigrasi orang-orang asing ke Eropa Barat. Ciri utama tren baru itu ditandai dengan bergesernya wacana "inferioritas biologis" ke arah "perbedaan budaya".Kini diskursus yang gemar dibicarakan kelompok kanan di Eropa (Inggris, Prancis, Jerman, Belgia, Belanda) adalah kemungkinanterancamnya budaya, agama, bahasa, dan tradisi Eropa oleh gempuran dahsyat imigran asing dari bekas negeri jajahan mereka. Apalagi para imigran itu, kata mereka, tak bisa "dilebur" ke dalam budaya masyarakat di sana. Menurut ajaran baru itu, watak budaya sama halnya dengan watak alamiah: tak bisa berubah, apalagi dilebur ke dalam diri orang lain.Ironisnya, asumsi dasar yang dipakai oleh rasialisme baru itu mirip sekali dengan semangat gerakan fundamentalis yang juga menjamur di Eropa. Di mata mereka, kebudayaan adalah sebuah fakta akhir yang takmungkin diutak-atik. Akibatnya, yang tersisa akhirnya kecenderunganeksklusifisme radikal-yang menolak "kelompok atau orang lain" semata semata karena dia berbeda dengan kita. d. Penentang dari Ideologi Rasialisme Martin Luther King Jr. adalah pahlawan yang menolak tentang rasialisme yang dengan membedakan warna kulit sebagai pembeda di tiap manusia di kala itu di Negeri Paman Sam.Ia tidak sendiri namun di kala ituMalcolm Xdan juga Muhammad Ali juga ikut turut memperjuangkan hak nya sebagai manusia berkulit hitam. Berikut ini sedikit ulasan tentang biografi Martin Luther King pahlawan di negeri paman Sam tersebut.Upaya yang dilakukan Martin dalam memerangi rasisme adalah dengan perdamaian. Ia tidak pernah melawan ketidakadilan dengan kekerasan lagi. Martin sangat paham, kekerasan hanya akan menimbulkan sebuah penindasan baru. Memag tidak semua masyarakat kulit hitam setuju, tapi Martin tetap yakin bahwa dengan perdamaian masalah ras bisa diselesaikan. Ini yang mengidentikannya dengan Mahatma Gandhi, bahkan beberapa orang memberinya julukan "Black Gandhi".Pemikiran dan gagasan-gagasannya tidak timbul begitu saja. Ia mendapat pengaruh dari beberapa orang tokoh dunia. Salah satunya adalah Howard Thurman, seorang pembela hak-hak sipil, agamawan, dan pendidik. Thurman adalah teman sekelas ayah Martin Luther King Jr. Semasa kecil, King dan teman-temannya menimba ilmu dari Thurman. Pekerjaannya sebagai misionaris membuatnya berkeliling dunia, bahkan ia sudah pernah bertemu dan berdiskusi dengan Mahatma Gandhi. Saat menjadi mahasiswa, Martin Luther King Jr. kerap kali mendatangi Thurman untuk berdiskusi dan menambah ilmunya.Mahatma Gandhi pun merupakan salah satu tokoh yang menginspirasi Martin Luther King Jr. Ia bahkan pernah mengunjungi tempat kelahiran Gandhi di India pada tahun 1959. Perjalanannya ke India memengaruhi cara berpikir Martin Luther King Jr. Ia semakin memperdalam pemahamannya akan pembelaan diri tanpa melalui jalan kekerasan. Ia pun semakin mantap bersikap bahwa Amerika Serikat harus menegakkan hal-hak sipil rakyatnya. Segala hal yang dipikirkan dan direnungkannya ia tuangkan melalui beragam judul pidato dan ceramah yang menggugah pendengarnya.E. pengaruh Ideologi Pengaruh ideologi tersebut mencakup Negara Jerman, Amerika Serikat, Afrika Selatan tahun 1948, Australia. f. Akhir dari Rasialisme Contoh kasus :Pada 21 Maret 1960, 20.000 orang demonstran melakukan aksi damai dan berkumpul di Sharpeville Afrika Selatan untuk menolak pemeberlakuan buku pass (pass law) dan protes terhadap rezim apartheid. Aksi damai ini berubah menjadi pembunuhan massal ketika petugas dari kepolisian berusaha membubarkan kerumunan, dalam kejadian ini 69 orang meninggal, kira-kira 200 orang terluka termasuk di dalamnya 48 anak-anak dan perempuan. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan nama Sharpeville Massacre yang merupakan pemberontakan pertama yang memakan korban paling banyak dalam rangka melawan sistem rezim apartheid. 1 Untuk mengenang kejadian itu, setiap tahun pada tanggal 21 Maret diperingati sebagai Hari Internasional Penghapusan Diskriminasi Ras. Perjuangan rakyat Afrika Selatan untuk mewujudkan kesetaraan dan meningkatkan martabat kemanusiaan telah menelan korban dengan jumlah yang sangat fantastis dan tragis. Atas nama politik identitas apartheid, rezim pemerintah kulit putih Afrika Selatan telah mendiskriminasikan ribuan bahkan jutaan hak-hak dasar warga kulit hitam melalui serangkaian tindakan yang sistematis dan meluas baik melalui regulasi dan kebijakan maupun berbagai perlakuan yang merendahkan martabat manusia melalui politik apartheid. Diskriminasi rasial sering disebut sebagai patologi sosial di abad 20, yang menurut Albert Camus lahir setelah munculnya biologisasi istilah ras dan pembentukan teori ras. Diskriminasi rasial atau perilaku rasis merupakan sebentuk. Apartheid adalah nama resmi yang ditetapkan Pemerintah Afrika Selatan untuk kebijakan rasialnya. Diartikan sebagai suatu sistem pemisahan, penindasan, dan ekspolitasi yang terlembaga di mana kebebasan bergeak dan ka-hak politik, social, dan ekonomi orang-orang yang bukan kulit putih dibtasi dengan ketat dan tegas , keyakinan, perilaku dan institusi yang membedakan manusia menurut kategori ras dan etnis. Beberapa pemikir mempersempit pembahasan mengenai rasisme menjadi sebuah sistem yang menindas dan memarjinalkan segolongan manusia berdasarkan kategori dan prejudise rasial maupun etnisitas. Rasisme dipandang sebagai perilaku yang tidak pantas dan secara diametral bertentangan dengan prinsip prinsip dan nilai-nilai kemanusiaan universal serta merupakan perilaku yang merendahkan martabat manusia. Ras dan etnis merupakan satu konsep yang digunakan untuk mengkategorisasi sekelompok manusia. Diskriminasi rasial dan etnis lekat dengan adanya prasangka (prejudice) terhadap segolongan ras dan etnik tertentu. Diskriminasi rasial tidak dapat dilepaskan dari konteks politik identitas menyangkut eksistensi sebuah kelompok ataupun ras yang memiliki keunggulan dan keberadaan kelompoknya lebih tinggi dari kelompok ras dan etnis yang lain, kelak problematika inilah yang akan melahirkan patologi etnosentrisme, intolerance dan xenophobisme. Hermann Freidrich Kohlbrugge (1803-1875) antropolog Belanda menyatakan ras adalah segolongan manusia yang memiliki kesamaan ciri-ciri jasmani dan rohani yang diturunkan. Antropolog Groose mendefinisikan ras sebagai segolongan manusia yang merupakan kesatuan karena memiliki kesamaan sifat jasmani dan rohani yang diturunkan, sehingga dapat dibedakan satu sama lainnya. Sedang Haldane mendefinisikan ras sebagai sebuah penggolongan grup berdasarkan karakteristik fisik dan latar belakang geografis grup tersebut.2 Pramoedya Ananta Toer mendefinisikan rasialisme adalah paham yang menolak sesuatu golongan masyarakat yang berdasar ras lain. Rasialisme timbul atau dapat timbul apabila masyarakat atau minoritas yang mempunyai kelainan-kelainan daripada keumuman biologis yang ada pada warga- warga masyarakat itu, dan dia timbul atau bisa timbul karena segolongan kecil atau minoritas itu tidak dapat mempertahankan diriDari konteks kesejarahan perkembangan rasisme di dunia menurut Teun A. Van Dijk4 terekam bahwa perlakuan orang kulit hitam sebagai kelompok inferior dengan terang-terangan, kasar, dan melembaga dimasukkan dalam kategori rasialisme lama. Rasisme lama dilegitimasi oleh ideologi rasis yang mengklaim keunggulan biologis danDalam tatanan hukum internasional, norma-norma yang terkait dengan semangat untuk menghapuskan segala bentuk praktik-praktik diskriminasi rasial mulai terbentuk dengan adanya pernyataan dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa yakni Pasal 1 ayat(3) dan Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia Pasal 2, yakni: . . . promoting and encouraging respect for human rights and for fundamental freedom for all without distinction as to race, sex, language, or religion (Pasal 1 ayat (3) Piagam PBB). Selanjutnya, semua orng berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan: . . . without distinction of any kind, such as race, color, sex, language, political other opinion, natonal or socal origin, property or other status (Pasal 2 DUHAM).5 Sebagai bagian dari Bill of Rights, norma internasional untuk perlindungan terhadap hak sipil-politik dan hak ekonomi, sosial, dan budaya juga memiliki komitmen untuk menjaminnya sebagai hak hukum yang melekat pada diri semua manusia tanpa kecuali. Hal ini dapat ditelusuri pada ICCPR Pasal 2 ayat (1), Pasal 27 yang menyediakan jaminan positif dan perlindungan untuk etnis minoritas, maupun Pasal 2 ayat (2) ICESCR. Bahwa pandangan dikalangan internasional untuk melindungi kelompok ras dan etnis dari praktik-praktik diskriminasi diwujudkan dengan menyusun Convention on the Prevention and Punishment of Crime of Genocide dan menggolongkannya sebagai kejahatan internasional dalam beberapa perbuatan seperti committed with intent to destroy, in whole or in part, national, ethinical, racial or religious groups di mana definisi tersebut diserap secara verbatim dalam Statuta Roma yang mengatur mengenai Mahkamah Pidana Internasional. Jadi akibat dari adanya ideology Rasialisme itu terjadi diskriminasi rasial, dan saat ini sudah terjadi penghapusan diskriminasi rasial oleh PBB. Sumber : ASAL-USUL DAN PENGALAMAN RASIALISME DUNIA Oleh : DR. Steven Iwanggin ~ SNB(http://www.harunyahya.com/indo/buku/fasisme4.htm. Diakses 05 januari 2007). Donna Del Gaudio, Perjuangan Menentang Apartheid; dalam Peter Davies; Hak-Hak Asasi Manusia sebuah Bunga Rampai; Yayasan Obor, 1994. Hal 93George M. Fredickson, Rasisme: Sejarah Singkat, Bentang . 2005 .