Garam Rangkap Dan Kompleks

13
JUDUL PERCOBAAN : Pembuatan Garam Kompleks dn Garam Rangkap HARI/TANGGAL PERCOBAAN : Kamis, 17 Oktober 2013 SELESAI PERCOBAAN : Kamis, 17 Oktober 2013 TUJUAN PERCOBAAN : Membuat dan mempelajari sifat-sifat garam rangkap kupri ammonium sulfat dan garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat DASAR TEORI : Garam merupakan senyawa yang umumnya merupakan hasil reaksi asam dan basa yang dapat bersifat asam, basa, ataupun netral. Larutan garam dapat menghantarkan listrik. Garam-garam kuat akan menunjukkan daya hantar listrik yang lebih tinggi dari pada garam-garam lemah. Garam-garam kuat merupakan klorida dari logam alkali dan alkali tanah, sedang klorida dari aluminium, raksa kadmium, dan berilium adalah garam lemah. Berdasarkan keadaan-keadaan ketika dilarutkan dalam sebuah pelarut, garam dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu: 1. Garam kompleks Garam kompleks merupakan garam-garam yang mengandung ion-ion kompleks dalam larutan. Misalnya: Co(NH 3 )Cl 3 , K 3 Fe(CN) 6 . Bila suatu kompleks dilarutkan, akan terjadi pengionan atau disosiasi, sehingga akhirnya terbentuk kesetimbangan antara kompleks yang tersisa (tidak berdisosiasi).

description

laporan

Transcript of Garam Rangkap Dan Kompleks

Page 1: Garam Rangkap Dan Kompleks

JUDUL PERCOBAAN : Pembuatan Garam Kompleks dn Garam Rangkap

HARI/TANGGAL PERCOBAAN : Kamis, 17 Oktober 2013

SELESAI PERCOBAAN : Kamis, 17 Oktober 2013

TUJUAN PERCOBAAN : Membuat dan mempelajari sifat-sifat

garam rangkap kupri ammonium sulfat dan garam kompleks tetraamin tembaga

(II) sulfat monohidrat

DASAR TEORI :

Garam merupakan senyawa yang umumnya merupakan hasil reaksi asam

dan basa yang dapat bersifat asam, basa, ataupun netral. Larutan garam dapat

menghantarkan listrik. Garam-garam kuat akan menunjukkan daya hantar listrik

yang lebih tinggi dari pada garam-garam lemah. Garam-garam kuat merupakan

klorida dari logam alkali dan alkali tanah, sedang klorida dari aluminium, raksa

kadmium, dan berilium adalah garam lemah.

Berdasarkan keadaan-keadaan ketika dilarutkan dalam sebuah pelarut, garam

dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:

1. Garam kompleks

Garam kompleks merupakan garam-garam yang mengandung ion-ion

kompleks dalam larutan.

Misalnya: Co(NH3)Cl3, K3Fe(CN)6.

Bila suatu kompleks dilarutkan, akan terjadi pengionan atau disosiasi,

sehingga akhirnya terbentuk kesetimbangan antara kompleks yang tersisa

(tidak berdisosiasi).

2. Garam rangkap

Garam rangkap merupakan garam yang merupakan campuran bermacam-

macam ion sederhana yang akan mengion apabila dilarutkan kembali.

Garam rangkap terbentuk melalui kristalisasi dari larutan campuran

sejumlah ekuivalen atau lebih garam tertentu dengan perbandingan

tertentu pula. Garam ini memiliki struktur sendiri dan tidak harus sama

dengan struktur garam komponennya.

Contoh: FeSO4(NH4)2SO4.5H2O

K2SO4Al2(SO4)3.24H2O.

Page 2: Garam Rangkap Dan Kompleks

Salah satu sifat unsur transisi adalah mempunyai kecenderungan untuk

membentuk ion kompleks atau senyawa kompleks. Ion-ion dari unsur logam

transisi memiliki orbital-orbital kosong yang dapat menerima pasangan elektron

pada pembentukan ikatan dengan molekul atau anion tertentu membentuk ion

kompleks. Kompleks merupakan suatu senyawa yang ligannya (ion, molekul/

atom donor elektronnya) membentuk ikatan-ikatan koordinasi atau kovalen

koordinasi dengan suatu atom-atom pusat. Ligannya sebagai donor pasangan

elektron dan atom pusatnya sendiri bertindak sebagai akseptor donor pasangan

elektron tersebut. Tak jarang pula kompleks-kompleks tersebut mengandung

elektron-elektron tak berpasangan, tak berwarna, serta bersifat paramagnetik.

Ion kompleks terdiri atas ion logam pusat dikelilingi anion-anion atau

molekul-molekul membentuk ikatan koordinasi. Ion logam pusat disebut ion pusat

atau atom pusat. Anion atau molekul yang mengelilingi ion pusat disebut ligan.

Banyaknya ikatan koordinasi antara ion pusat dan ligan disebut bilangan

koordinasi.Ion pusat merupakan ion unsur transisi, dapat menerima pasangan

elektron bebas dari ligan. Pasangan elektron bebas dari ligan menempati orbital-

orbital kosong dalam subkulit 3d, 4s, 4p dan 4d pada ion pusat. Ligan adalah

molekul atau ion yang dapat menyumbangkan pasangan elektron bebas kepada

ion pusat. Ligan ada yang netral dan bermuatan negatif atau positif. Pemberian

nama pada ligan disesuaikan dengan jenis ligannya. Bila ada dua macam ligan

atau lebih maka diurutkan menurut abjad (Maulana, 2007).

Syarat terbentuknya senyawa kompleks Lebih mudah terbentuk jika jari-

jari ion atau atom pusatnya kecil tetapi memiliki muatan besar dan Ion tersebut

mempunyai orbital kosong dengan tingkat tenaga yang hampir sama.Dalam

pelaksanaan analisis anorganik kualitatif banyak diguakan reaksi-reaksi yang

menghasilkan pembentukkan kompleks. Suatu ion (atau molekul) kompleks

terdiri dari satu atom (ion) pusat dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom

(ion) pusat itu. Pembentukkan kompleks dalam analisis anorganik kualitatif sering

terlihat dan dipakai untuk pemisahan dan identifikasi. Salah satu fenomena yang

paling umum yang muncul bila ion kompleks terbentuk adalah perubahan warna

dalam larutan. Suatu fenomena lain yang penting yang sering terlihat bila

Page 3: Garam Rangkap Dan Kompleks

kompleks terbentuk adalah kenaikkan kelarutan, banyak endapan bisa melarut

karena pembentukkan kompleks (Vogel, 1979).

Dalam artian luas senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk

karena penggabungan dua atau lebih senyawa sederhana, yang masing-masingnya

dapat berdiri sendiri. Menurut Warner senyawa kompleks, merupakan gabungan

beberapa ion logam yang cenderung berikatan koordinasi dengan zat-zat tertentu

membentuk senyawa kompleks yang mantap. Zat-zat tertentu itu disebut ligan.

Ligan merupakan zat yang memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas. Ion-

ion Logam itu cenderung jenuh baik valensi utamanya maupun valensi

tambahannya. Valensi koordinasi mengarah ke dalam ruangan mengelilingi ion

logam pusat. Jadi proses pembentukkan senyawa kompleks koordiasi adalah

perpindahan satu atau lebih pasangan elektron dari ligan ke ion logam (Rivai,

1995).

Ligan dapat dengan baik diklassifikasikan atas dasar banyaknya titik-lekat

kepada ion logam. Begitulah, ligan-ligan sederhana, seperti ion-ion halida atau

molekul-molekul H2O atau NH3, adalah monodentat, yaitu ligan itu terikat pada

ion logam hanya pada satu titik oleh penyumbangan satu pasanagan-elektron-

menyendiri kepada logam. Namun, bila molekul atau ion ligan itu mempunyai dua

atom, yang masing-masing mempunyai satu pasangan elektron menyendiri, maka

molekul itu mempunyai dua atom-penyumbang, dan adalah mungkin untuk

membentuk dua ikatan-koordinasi dengan ion logam yang sama; ligan seperti ini

disebut bidentat dan sebagai contohnya dapatlah diperhatikan kompleks

tris(etilenadiamina) kobalt(III), [Co(en)3]3+. Dalam kompleks oktahedral

berkoordinat-6 (dari) kobalt(III), setiap molekul etilenadiamina bidentat terikat

pada ion logam itu melalui pasangan elktron menyendiri dari kedua ataom

nitrogennya. Ini menghasilkan terbentuknya tiga cincin beranggota-5, yang

masing-masing meliputi ion logam itu; proses pembentukan cincin ini disebut

penyepitan (pembentukan sepit atau kelat) (Firdaus, 2009).

Tembaga membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +1 dan +2 namun

hanya tembaga (II) yang stabil dan mendominasi dalam larutan air. Dalam larutan

air hampir semua garam tembaga (II) berwarna biru yang karakteristik dari warna

ion kompleks koordinasi 6, [Cu(H2O)6]2-. Kekecualian yang terkenal yaitu

Page 4: Garam Rangkap Dan Kompleks

tembaga II klorida yang berwarna kehijauan oleh karena ion kompleks [CuCl4]2-

yang mempunyai bangun geometri dasar tetrahedral atau bujur sangkar

bergantung pada kation pasangannya. Dalam larutan encer ia menjadi berwarna

biru oleh karena pendesakan ligan Cl- dan ligan H2O. Oleh karena itu, jika warna

hijau ingin dipertahankan, ke dalam larutan pekat CuCl2 dalam air ditambahkan

ion senama Cl- dengan penambahan padatan NaCl atau HCl pekat atau gas.

[CuCl4]2- (aq) + 6H2O (l) [Cu(H2O)6]2- (aq) + 4Cl- (aq)

Jika larutan amonia ditambahkan ke dalam larutan ion Cu2+, larutan biru

berubah menjadi biru tua karena terjadinya pendesakan ligan air oleh ligan amonia

menurut reaksi:

[Cu(H2O)6]2+ (aq) + 5 NH2 (aq) [Cu(NH3)4]2+ + 5H2O

biru tua

Reaksi antara ion Cu2+ dengan OH- pada berbagai konsentrasi bergantung

pada metodenya. Penambahan ion hidroksida kke dalam larutan tembaga (II)

sulfat (0,1 – 0,5), secara bertetes dengan kecepatan 1 ml/menit mengakibatkan

terjadinya endapan gelatin biru muda tembaga (II) hidroksi sulfat,

[CuSO4nCu(OH)]2 bukan Cu(OH)2.

Logam tembaga merupakan logam merah muda yang lunak,dapat ditampa

dan liat, tembaga dapat melebur pada suhu 1038oC karena potensial elektrodanya

positif (+0,34 V) utuk pasangan Cu/Cu2+ tembaga tidak larut dalam asam klorida

dan asam encer, meskipun dengan adanya oksigen tembaga bisa larut.

Kebanyakan senyawa Cu (I) sangat mudah teroksida menjadi Cu (II). Namun

oksidasi selanjutnya menjadi Cu (II) adalah sulit. Terdapat kimiawi larutan Cu2+

yang dikenal baik dan sejumlah besar garam sebagai anion didapatkan banyak

diantaranya larut dalam air, menambah perbendaharaan kompleks sulfat biru,

CuSO4 . 5 H2O yang paling dikenal.

ALAT DAN BAHAN :

ALAT

o Tabung reaksi besar

o Tabung rekasi kecil

o Rak tabung rekasi

Page 5: Garam Rangkap Dan Kompleks

o Gelas ukur 500 mL

o Gelas kimia 100 mL

o Kaca arloji

o Pompa vakum

o Pemanas

o Spektrofotometer

BAHAN

o Kristal kupri sulfat pentahidrat

o Kristal amoniunm sulfat

o Etanol

o Larutan amonium pekat

o HCl 0,01 M, NaOH 0,01M

CARA KERJA :

Pembuatan garam rangkap CuSO4.(NH4)2SO4.6H2O

Page 6: Garam Rangkap Dan Kompleks

Pembuatan Garam Kompleks Cu(NH3)4SO4.H2O

1,275 g CuSO4.5H2O + 0,66 g (NH4)2SO4

Larutan biru

Dicampur & ditambah 5 ml aquades dalam gelas kimia 100 mL

Dipanaskan secara perlahan-lahan sampai semua garam larut sempurna

Dibiarkan sampai menjadi dingin pada suhu kamar

Didinginkan dalam air sampai diperoleh kristal yang cukup banyak

Kristal biru Dan larutan

larutan kristal

didekantasi

Presentase berat kristal

Dikeringkan pada suhu 500C sampai berat konstan

Dihitung % hasil

Page 7: Garam Rangkap Dan Kompleks

Perbandingan beberapa sifat garam rangkap dan garam kompleks

CuSO4.5H2O 1,245 gram

Larutan & endapan biru

Diencerkan dengan 2 mL aquades ke dalam gelas kimia 100 ml

diaduk

Lapisan atas biru terang, lapisan bawah biru tua

+ 2mL larutan amonia secara perlahan melalui dinding gelas kimia sampai tertutupi alkohol

Tidak diaduk dan tidak digoyang sampai terbentuk 2 lapisan

Kristal

Ditutup dengan aluminium foil

Dibiarkan 3 hari

Dipindahkan dalam kertas saring

Dicuci dengan 3-5 mL etanol

Dicuci lagi dengan etanol

Dioven pada suhu 40-500CKristal kering

Ditimbang sampai berat konstan

Kristal dengan berat konstan

Page 8: Garam Rangkap Dan Kompleks

Tabung 1Kristal garam

rangkap

Tabung 2Kristal garam

kompleks

+ 4 mL aquades

dikocokLarutan garam

Diambil 1 mL

Diencerkan dengan 2 mL aquades

Aquades diganti dengan HCl encer dan NaOH

Larutan garam encer (HCl/NaOH)

Page 9: Garam Rangkap Dan Kompleks

HASIL PENGAMATAN :ANALISIS DAN PEMBAHASAN :

Tabung 1Kristal garam

rangkap

Tabung 2Kristal garam

kompleks

Perubahan warna dan gas

Dipanaskan

Dicatat perubahan yang terjadi

Hasil uji garam kompleks dengan krtas lakmus dan HCl

Diuji dengan kertas lakmus

Diuji dengan spatula yang dicelup HCl pekat

Kriital garam kompleks

Kriital garam rangkap

Titik leleh masing-masing garam

Diukur titik lelehnya

Page 10: Garam Rangkap Dan Kompleks

SIMPULAN :DAFTAR PUSTAKA :LAMPIRANFotoJawaban Pertanyaan