Ganguan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit

26
ILMU PENYAKIT DALAM Makalah ilmu penyakit dalam “Ganguan cairan Dan elektrolit” Disusun oleh kelompok 15 Ali sadikin pandiangan (122500017) pelita C, butar butar (122500140) Junita sari lubis (122500146) Irmana E purba (122500139) Agnes tampubolon (122500158) Riko H nababan(122500048) Melita sari butar butar ( 122500086) Jekson Sitanggang (122500024) Batara F situmorang (1222500121) Satrina Tambunan (122500141) PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

description

kep

Transcript of Ganguan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit

ILMU PENYAKIT DALAM

ILMU PENYAKIT DALAM

Makalah ilmu penyakit dalamGanguan cairan Dan elektrolit

Disusun oleh kelompok 15 Ali sadikin pandiangan (122500017) pelita C, butar butar (122500140)Junita sari lubis (122500146)Irmana E purba (122500139)Agnes tampubolon (122500158) Riko H nababan(122500048)Melita sari butar butar ( 122500086) Jekson Sitanggang (122500024)Batara F situmorang (1222500121)Satrina Tambunan (122500141)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DAFTAR ISIKATA PENGANTARDaftar isi Bab I : pendahuluan

a. Latar belakang...................................................................................b. rumusan masalah..............................................................................c. tujuan..................................................................................................

Bab II : isi

a. Defenisi..............................................................................................b. komposisi cairan tubuh....................................................................c. kompartemen cairan..........................................................................d. fungsi cairan tubuh...........................................................................e. sistem tubuh yang berperan..............................................................f. proportion of body fluid.......................................................................g. cara perpindahan cairan tubuh..........................................................h. pengaturan cairan volume tubuh........................................................i. elektrolit utama tubuh manusia...........................................................j. ganguan keseimbangan cairan dan elektrolit...................................

Bab III : Kesimpulan.........................................................................................Daftar pustaka....................................................................................................

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa yang telah memberi kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisikan tentang ganguan cairan dan elektrolit yang dapat membantu Mahasiswa/i Keperawatan dalam mempermudah pemahaman keilmuannya dan mampu mengapklikasikannya di lapangan.

Penulis berupaya seoptimal mungkin untuk memaparkan isi makalah ini secara sistematis, jelas, dan mudah dipahami. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pembimbing yang telah mengajarkan berbagai hal dalam mengerjakan makalah ini dan kepada teman-teman yang telah membantu dan mendukung dalam proses pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan isi makalah selanjutnya. Dan penulis berharap semoga isi makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca ataupun pihak yang berkepentingan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Medan, Maret 2014

Penulis

BAB 1PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Cairan dan elektrolit adalah kebutuhan manusia yang harus dipenuhi seorang manusia untuk bertahan hidup.keadaan ini membuktikan adanya organ berperan dalam mendukung tubuh manusia. Ginjal, kulit, paru paru, gastroisntestinal, dan adh organ ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh manusia itu sendiri.cairan dan elektrolit tubuh manusia terdiri dari Air.air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Jumlah air sekitar 73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak (lean body mass).kemudian Solut (substansi terlarut) selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut) yaitu berupa elektrolit dan non-elektrolit. Tubuh menggunakan elektrolit untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh. Sel-sel tubuh memilih elektrolit untuk ditempatkan diluar (terutama natrium dan klorida) dan didalam sel (terutama kalium, magnesium, fosfat, dan sulfat). Molekul air, karena bersifat polar, menarik elektrolit. Walaupun molekul air bermuatan nol, sisi oksigennya sedikit bermuatan negatif, sedangkan hidrogennya sedikit bermuatan positif. Oleh sebab itu, dalam suatu larutan elektrolit, baik ion positif maupun ion negatif menarik molekul air disekitarnya. Ganguan cairan dan elektrolit sering terjadi kepada masyarakat, orang orang dengan asupan cairan isotonik dan dehidrasi berat dan dehidrasi ringan sering penyebabnya, dan perlu diketahui bahwa natrium kaliumdll merupakan kebutuhan tubuh yang harus dipenuhi untuk meningkatkan kerja organ organ tubuh sesuai kebutuhannya. gejala yang timbul itu spesifik tergantung jenis kekurangan jenis cairan dan elektrolit, jadi perlu penanganan khusus kepada pasien pasien yang mengalami ganguan keseimbangan cairan dan elektrolit, dan perlu diketahui bahwa penangan ini memerlukan waktu yang relatif singkat dengan pemberian cairan sesuai indikasi, jadi penting masyarakat atau pun perawat menyadari bahwa cairan dan elektrolit sangat berperan penting dalam kerja organ dalam tubuh contohnya jantung, ginjal, ddlll, ini merupakan organ vital manusia, jadi perlu di perhatikan kebutuhan cairan yang masuk kedalam tubuh, supaya organ organ ini tidak terjadi ganguan saat menjalankan fungsinya, adapun ganguan ganguannya yaitu, hipovolemia, hipervolemia,hipo kalemia, hiperkalemia, edema, hiponatremia dan hipernatremiaKetidakseimbangan osmotik terutama mempengaruhi cairan intraseluler (ICF) dan menyangkut bertambahnya atau kehilangan natrium dan air dalam jumlah yang relatif tidak seimbang. Gangguan osmotik umumnya berkaitan dengan hiponatremia dan hipernatremia sehingga nilai natrium serum penting untuk mengenali keadaan ini. Kadar dari kebanyakan ion di dalam ruang ekstraseluler dapat berubah tanpa disertai perubahan yang jelas dari jumlah total dari partikel-partikel yang aktif secara osmotik sehingga mengakibatkan perubahan komposisional. B. rumusan masalah Rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut1. Apa komposisi cairan dalam tubuh itu?2. Apa kompartmen cairan?3. Apa fungsi cairan itu dan elektrolit dalam tubuh?4. Apa sistem tubuh yang berperan? 5. Proportion body fluid? 6. Cara perpindahan cairan tubuh itu?7. Bagaimana pengaturan cairan volume tubuh?8. Apa elektrolit utama tubuh manusia?9. Apa ganguan keseimbangan cairan danelektrolit? C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengaturan cairan volume tubuh2. Untuk mengetahui komposisi cairan tubuh3. Untuk mengetahui kompartmen cairan4. Untuk mengetahui fungsi cairan tubuh5. Untuk mengetahui sistem tubuh yang berperan6. Untuk mengetahui proportion of body fluid7. Untuk mengetahui cara perpindahan cairan tubuh8. Untuk mengetahui elektrolit utama dalam tubuh manusia9. Untuk mengetahui ganguan ganguan keseimbangan cairan dan elektrolit

BAB II : ISIA. Dasar Teori Ganguan kebutuhan cairan dan elektrolit

Kebutuhan Cairan dan ElektrolitPengertian. Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap untuk melakukan respons terhadap keadaan fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah essensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan homeostasis. A. Komposisi Cairan TubuhCairan tubuh terdiri dari air (pelarut) dan substansi terlarut (zat terlarut)1. AirAir adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Jumlah air sekitar 73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak (lean body mass).2. Solut (substansi terlarut)Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut) yaitu berupa elektrolit dan non-elektrolit. Elektrolit : Substansi yang berdisosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan diukur dengan kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama lain (mEq/L) atau dengan berat molekul dalam garam (mmol/L). Jumlah kation dan anion, yang diukur dalam miliekuivalen, dalam larutan selalu sama. Bila garam larut dalam air, misalnya garam Nacl, akan terjadi disosiasi sehingga terbentuk ion-ion bermuatan positif dan negatif. Ion positif dinamakan kation, sedangkan ion negatif dinamakan anion. Ion mengandung muatan listrik dinamakan elektrolit. Cairan tubuh yang mengandung air dan garam dalam keadaan disosiasi dinamakan larutan elektrolit. Dalam semua larutan elektrolit, ada keseimbangan antara konsentrasi anion dan kation. Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstraselular utama adalah natrium (Na+), sedangkan kation intraselular utama adalah kalium (K+). Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar dan kalium ke dalam. Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion ekstraselular utama adalah klorida (Cl), sedangkan anion intraselular utama adalah ion fosfat (PO43-).Tubuh menggunakan elektrolit untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh. Sel-sel tubuh memilih elektrolit untuk ditempatkan diluar (terutama natrium dan klorida) dan didalam sel (terutama kalium, magnesium, fosfat, dan sulfat). Molekul air, karena bersifat polar, menarik elektrolit. Walaupun molekul air bermuatan nol, sisi oksigennya sedikit bermuatan negatif, sedangkan hidrogennya sedikit bermuatan positif. Oleh sebab itu, dalam suatu larutan elektrolit, baik ion positif maupun ion negatif menarik molekul air disekitarnya. Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan dan diukur berdasarkan berat (miligram per 100 ml-mg/dl). Non-elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubin.B. Kompartemen CairanSeluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu : cairan intraselular (CIS) dan cairan ekstra selular (CES). Pada orang normal dengan berat 70 kg, Total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat badan atau sekitar 42 L. persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas (Guyton & Hall, 1997) Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB totalAdalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular. Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB totalAdalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kira cairan tubuh terkandung didalam CES. Setelah 1 tahun, volume relatif dari CES menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg).Cairan Ekstraseluler terdiri dari : Cairan interstisial (CIT) : Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume CIT kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang dewasa. Cairan intravaskular (CIV) : Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Volume relatif dari CIV sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentransfor oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih (leukosit); dan trombosit. Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda-beda, bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor lain. Adapun fungsi dari darah adalah mencakup :- Pengiriman nutrien (misal ; glokusa dan oksigen) ke jaringan- Transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru- Pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi- Transpor hormon ke tempat aksinya- Sirkulasi panas tubuh Cairan Transelular (CTS)Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh CTS meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu CTS mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.Secara Skematis Jenis dan Jumlah Cairan Tubuh dapat digambarkan sebagai berikut :

C. Fungsi Cairan TubuhDalam proses metabolisme yang terjadi didalam tubuh, air mempunyai 2 fungsi utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti karbohidrat,vitamin dan mineral serta juga akan berfungsi sebagai pembawa oksigen ke dalam sel-sel tubuh.Selain itu,air didalam tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk samping hasil metabolisme seperti karbon dioksida(CO2) dan juga senyawa nitrat.Selain berperan dalam proses metabolisme,air yang terdapat di dalam tubuh juga akan memiliki berbagai fungsi penting antara lain sebagai pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti mata,mulut dan hidung, pelumas dalam cairan sendi 02 Sports Science Brief tubuh,katalisator reaksi biologik sel,pelindung organ dan jaringan tubuh serta juga akan membantu dalam menjaga tekanan darah dan konsentrasi zat terlarut.Selain itu agar fungsi-fungsi tubuh dapat berjalan dengan normal,air di dalam tubuh juga akan berfungsi sebagai pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap berada pada kondisi ideal yaitu 37 C.

D. Sistem Tubuh yang BerperanPengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal, kulit, paru, dan gastrointestinal.1. GinjalOrgan yang memiliki peran cukup besar dalam mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit. Fungsi ginjal, yaitu sebagai pengatur air, pengatur konsentrasi garam dalam darah, pengatur keseimbangan asam basa darah, dan ekskresi bahan buangan atau kelebihan garam.Prosespengaturan kebutuhan keseimbangan air ini di awali oleh kemampuan bagian ginjal, seperti glomerulus, dalam menyaring cairan. Rata-rata setiap satu liter darah mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui glomerulus, 16 % disaring keluar. Cairan yang tersaring (filtrate glomerulus),kemudian mengalir melalui tubuli renalis yang sel-selnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan rata-rata 1 ml/kg/bb/jam.

2. KulitBagian penting pengaturan cairan yang terkait proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan dengan cara vasodilatasi dan vasokontriksi proses pelepasan dengan cara proses penguapan. Jumlah keringat yang keluar tergantung pada banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit. Ataupun dengan cara konduksi (pengalihan panas ke benda yang disentuh), dan konveksi (pegaliran udara panas ke permukaan yang lebih dingin) Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah pengendalian saraf simpatis.

3. Paru-paruBerperan dalam mengeluarkan cairan dengan menghasilkan insensible water loss 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan respon akibat perubahan upaya kemampuan bernapas.

4. GastrointestinalOrgan saluran pencernaan yang beperan dalam mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan yang hilang dalam system ini sekitar 100-200 ml/hari.Pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui system endogrin, seperti system hormonal, aldosteron, prostaglandin, glukokortikoid, dan mekanisme rasa haus.

5. ADHHormone ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormone ini dibentuk oleh hipotalamus di hipofisis posterior, yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel.a. Aldosteronb. Prostaglandinc. Glukokortikoidd. Mekanisme rasa haus

E. Proportion Of Body FluidProsentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan tergantung beberapa hal antara lain :a.Umurb.Kondisi lemak tubuhc.Sex

Perhatikan Uraian berikut ini :No. UmurKebutuhan Air

Jumlah air dalam 24 jamMl/kg berat badan

1. Bayi 3 hari250-30080-100

2.Balita:1 tahun2 tahun4 tahun1150-13001350-15001600-1800120-135115-125100-110

3. Anak:10 tahun14 tahun18 tahun2000-25002200-27002200-270070-8550-6040-50

4.Dewasa2400-260020-30

Pada orang dewasa kira-kira 40 % barat badannya atau 2/3 dari TBW-nya berada di dalam sel (cairan intraseluler/ICF), sisanya atau 1/3 dari TBW atau 20% dari berat badannya berada di luar sel (ekstraseluler) yaig terbagi dalam 15 %cairan interstitial, 5 % cairan intavaskuler dan 1-2 % transeluler.

F. Cara Perpindahan Cairan Tubuh1. DifusiDifusi merupakan bercampurnya molkeul-molekul dalam cairan, gas, atau zat padat secara bebas dan acak. Proses difusi dapat terjadi bila dua zat bercampur dalam sel membrane. Dalam tubuh, proses difusi air, elektrolit, dan zat-zat lain tejadi melalui membrane kapiler yang permeable. Kecepatan proses difusi bervariasi, bergantung pada factor ukuran molekul, konsentrasi cairan, dan temperature cairan.Molekul akan lebih berpindah dari larutan dengan konsentrasi tinggi ke larutan dengan konsentrasi rendah.2. OsmosisProses perpindahan zat larutan lain melalui membrane semipermeabel biasanya tejadi dari larutan dengan konsentrasi yang kurang pekat, ke larutan dengan konsentrasi lebih pekat. Solute adalah zat pelarut, sedang solven adalah larutannya.Proses osmosis penting dalam mengatur keseimbangan cairan ekstra dan intrasel.Osmolaritas adalah cara untk mengukur kepekatan larutan dengan menggunakan satuan mol. NaCl berperan penting dalam mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Apabila terdapat ltiga jenis larutan garam dengan kepekatan yang berbeda dan didalamnya dimasukkan sel darah merah, maka larutan yang mempunyai kepekatan sama yang akan seimbang dan berdifusi.Pada proses osmosis dapat terjadi perpindahan dari larutan dengan kepekatan rendah ke larutan yang kepekatannya lebih tinggi melalui membrane semipermeabel, sehingga larutan yang berkonsentrasi rendah volumenya akan berkurang, sedang larutan yang lebih tinggi akan bertambah volumenya.

3. Transpor AktifTranpor aktif merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis. Proses ini terutama penting untuk mempertahankan natrium dalam cairan intra dan ekstrasel.Proses pengaturan cairan dapat dipengaruhi oleh dua factor, yaitu tekanan cairan dan membrane.a. Tekanan cairanProses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Proses osmotik juga menggunakan tekanan osmotik, yang merupakan kemampuan partikel pelarut untuk menarik larutan melalui membrane.Bila dua larutan dengan perbedaan konsentrasi dan larutan yang mempunyai konsentrasi lebih pekat molekulnya tidak dapat bergabung maka larutan tersebut disebut koloid.sedangkan, larutan yang mempunyai kepekatan yang sma dan dapat bergabung disebut sebagai kristaloid.b. Membrane semipermeabelMerupakan penyaring agar cairan yang bermolekul besar tidak bergabung. Terdapat di dinding kapiler pembuluh darah, yang terdapat di seluruh tubuh sehingga molekul atau zat lain tidak berpindah ke jaringan.

G. Pengaturan Cairan Volume Tubuhkeseimbangan cairan dalam tubuh dihitung dari keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan jumlah cairan yang keluar.1. Asupan cairanAsupan (intake) cairan untuk komdisi normal pad orang dewasa adalah 2500 cc/hari. Penagturan mekanisme keseimbangan cairan ini menggunakan mekanisme haus. 2. Pengeluaran cairanPengeluaran (output) cairan sebagai dalam mengimbangi asupan cairan orang sewasa dalam kondisi normal adalah 2300cc/hari. Jumlah air yang banyak keluar dari ekskresi ginjal (urine), sebanyak 1500cc/hari. Hasi-hasil pengeluaran cairan adalah:a. UrinePembentukan urine terjadi di ginjal dan Ureter mengalirkan urine ke bladder. Dalam bladder, urine ditampung sampai mencapai batas tertentu yang kemudian dikeluarkan melalui uretra. Cairan dalam ginjal disaring pada glomerulus dan salam tubulus distal untuk kemudian diserap kembali ke dalam aliran darahb. KeringatTerbentuk bila menjadi panas akibat pengaruh suhu yang panas. Keringat banyak mengandung garam, urea, asam laktat, dan ion kalium. Banyaknya jumlah keringat yang keluar akan mempengaruhi kadar natrium dalam plasma.c. FesesFeses yang keluar mengandung air dan sisanya berbentuk padat. Jika cairan yang keluar melalui feses jumlahnya berlebihan, maka dapat mengakibatkan tubuh menjadi lemas. Jumlah rata-rata pengeluaran cairan melalui feses adalah 100 ml.hari.

H. Elektrolit Utama Tubuh ManusiaZat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit. Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti : protein, urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+),kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-). Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian yang lainnya, tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan negatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif. Komposisi dari elektrolit-elektrolit tubuh baik pada intarseluler maupun pada plasma terinci di bawah ini : No. Elektrolit Ekstraseluler IntraselulerPlasma Interstitiala.Kation : Sodium (Na+) : Kation berlebih di ruang ekstraseluler Sodium penyeimbang cairan di ruang eesktraseluler Sodium adalah komunikasi antara nerves dan musculusMembantu proses keseimbangan asam-basa dengan menukar ion hidrigen pada ion sodium di tubulus ginjal : ion hidrogen di ekresikan Sumber : snack, kue, rempah-rempah, daging panggang.

Potassium (K+) : Kation berlebih di ruang intraseluler Menjaga keseimbangan kalium di ruang intrasel Mengatur kontrasi (polarissasi dan repolarisasi) dari muscle dan nerves. Sumber : Pisang, alpokad, jeruk, tomat, dan kismis.

Calcium (Ca++) : Membentuk garam bersama dengan fosfat, carbonat, flouride di dalam tulang dan gigi untuk membuatnya keras dan kuat Meningkatkan fungsi syaraf dan muscle Meningkatkan efektifitas proses pembekuan darah dengan proses pengaktifan protrombin dan trombin Sumber : susu dengan kalsium tinggi, ikan dengan tulang, sayuran, dll.

b.Anion : Chloride (Cl -) : Kadar berlebih di ruang ekstrasel Membantu proses keseimbangan natrium Komponen utama dari sekresi kelenjar gaster Sumber : garam dapur

Bicarbonat (HCO3 -) :Bagian dari bicarbonat buffer sistem Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasana garam untuk menurunkan PH. Fosfat ( H2PO4- dan HPO42-) : Bagian dari fosfat buffer system Berfungsi untuk menjadi energi pad metabolisme sel Bersama dengan ion kalsium meningkatkan kekuatan dan kekerasan tulang Masuk dalam struktur genetik yaitu : DNA dan RNA.

I. GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLITTiga kategori umum yang menjelaskan abnormalitas cairan tibuh adalah :1) Volume2) Osmolalitas3) KomposisiKetidakseimbangan osmotik terutama mempengaruhi cairan intraseluler (ICF) dan menyangkut bertambahnya atau kehilangan natrium dan air dalam jumlah yang relatif tidak seimbang. Gangguan osmotik umumnya berkaitan dengan hiponatremia dan hipernatremia sehingga nilai natrium serum penting untuk mengenali keadaan ini. Kadar dari kebanyakan ion di dalam ruang ekstraseluler dapat berubah tanpa disertai perubahan yang jelas dari jumlah total dari partikel-partikel yang aktif secara osmotik sehingga mengakibatkan perubahan komposisional.1. HipovolemiaKekurangan Volume Cairan Ekstraseluler (ECF) Kekurangan volume ECF atau hipovolemia didefinisikan sebagai kehilangan cairan tubuh isotonik, yang disertai kehilangan natrium dan air dalam jumlah yang relatif sama. Kekurangan volume isotonik sering kali diistilahkan dehidrasi yang seharusnya dipakai untuk kondisi kehilangan air murni yang relatif mengakibatkan hipernatremia.a. Cairan Isotonis adalah cairan yang konsentrasi/kepekatannya sama dengan cairan tubuh, contohnya : larutan NaCl 0,9 %, Larutan Ringer Lactate (RL).b. Cairan hipertonis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekatannya melebihi cairan tubuh, contohnya Larutan dextrose 5 % dalam NaCl normal, Dextrose 5% dalam RL, Dextrose 5 % dalam NaCl 0,45%.c. Cairan Hipotonis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekataannya kurang dari cairan tubuh, contohnya : larutan Glukosa 2,5 %., NaCl.0,45 %, NaCl 0,33 %.2. HipervolemiaKelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air kedua-duanya tertahan dengan proporsi yang kira- kira sama. Dengan terkumpulnya cairan isotonik yang berlebihan pada ECF (hipervolumia) maka cairan akan berpindah ke kompartement cairan interstitial sehingga mnyebabkan edema. Edema adalah penunpukan cairan interstisial yang berlebihan. Edema dapat terlokalisir atau generalisata.3. Ketidakseimbangan Osmolalitas dan perubahan komposisional Ketidak-seimbangan osmolalitas melibatkan kadar zat terlarut dalam cairan-cairan tubuh. Karena natrium merupakan zat terlarut utama yang aktif secara osmotik dalam ECF maka kebanyakan kasus hipoosmolalitas (overhidrasi) adalah hiponatremia yaitu rendahnya kadar natrium di dalam plasma dan hipernatremia yaitu tingginya kadar natrium di dalam plasma.4. Hipokalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum kurang dari 3,5 mEq/L.5. Hiperkalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum lebih dari atau sama dengan 5,5 mEq/L. Hiperkalemia akut adalah keadaan gawat medik yang perlu segera dikenali, dan ditangani untuk menghindari disritmia dan gagal jantung yang fatal.6. Edemapenimbunan abnormal cairan dalam ruang jaringan intersel atau ruangan tubuh.Terjadi apabila :a. Tekanan hidrostatik vaskuler meningkatb. Tekanan osmotik koloid plasma menurunc. Gangguan aliran limfeGambaran klinis 3 tempat tersering ( makroskopis ) :a. Jaringan subkutanditandai tanda :pitting edemab. Paru-paruditandaisembab ( sesak )c. OtakPenyebab primer edema :Tekanan hidrostatik meningkat, tekanan osmotic menurun, sunbatan limfe dan retensi natrium.7. DehidrasiGangguan keseimbangan air ditandai oleh output yang melebihi intake dan sering disertai gangguan elektrolit. Penyebab :a. Water (H2O) depletion (dehidrasi primer)b. Sodium (Na) depletion (dehidrasi sekunder)c. H2O dan Na depletion.8. Hiponatremiakadar Na+ serum di bawah normal ( . penyebabnya adalah CHF, gangguan ginjal dan sindroma nefrotik, hipotiroid, penyakit Addison.Tanda dan Gejala :a. Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam beberapa jam, pasien mungkin mual, muntah, sakit kepala dan keram otot. b. Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam satu jam, bisa terjadi sakit kepala hebat, letargi, kejang, disorientasi dan koma.c. Mungkin pasien memiliki tanda-tanda penyakit dasar (seperti gagal jantung, penyakit Addison).d. Jika hiponatremia terjadi sekunder akibat kehilangan cairan, mungkin ada tanda-tanda syok seperti hipotensi dan takikardi.

9. HipernatremiaNa+ serum di atas normal (>145 mEq/L). Penyebabnya adalah kehilangan Na+ melalui ginjal misalnya pada terapi diuretik, diuresis osmotik, diabetes insipidus, sekrosis tubulus akut, uropati pasca obstruksi, nefropati hiperkalsemik; atau karena hiperalimentasi dan pemberian cairan hipertonik lain.Tanda dan Gejala :a. iritabilitas otot, bingung, ataksia, tremor, kejang dan koma yang sekunder terhadap hypernatremia.10. Hipokalemiakadar K+ serum di bawah normal. Penyebabnya adalah :a. Kehilangan K+ melalui saluran cerna (misalnya pada muntah-muntah, sedot nasogastrik, diare, sindrom malabsorpsi, penyalahgunaan pencahar)b. Diuretikc. Asupan K+ yang tidak cukup dari dietd. Ekskresi berlebihan melalui ginjale. Maldistribusi K+f. HiperaldosteronTanda dan Gejala : Lemah (terutama otot-otot proksimal), mungkin arefleksia, hipotensi ortostatik, penurunan motilitas saluran cerna yang menyebabkan ileus. Hiperpolarisasi myokard terjadi pada hipokalemia dan dapat menyebabkan denyut ektopik ventrikel, reentry phenomena, dan kelainan konduksi. EKG sering memperlihatkan gelombang T datar, gelombang U, dan depresi segmen ST. 11. Hiperkalemiakadar K+ serum di atas normal (> 5,5 mEq/L). Etiologi :a. Ekskresi renal tidak adekuat; misalnya pada gagal ginjal akut atau kronik, diuretik hemat kalium, penghambat ACE.b. beban kalium dari nekrosis sel yang masif yang disebabkan trauma (crush injuries), pembedahan mayor, luka bakar, emboli arteri akut, hemolisis, perdarahan saluran cerna atau rhabdomyolisis. Sumber eksogen meliputi suplementasi kalium dan pengganti garam, transfusi darah dan penisilin dosis tinggi juga harus dipikirkan.c. Perpindahan dari intra ke ekstraseluler; misalnya pada asidosis, digitalisasi, defisiensi insulin atau peningkatan cepat dari osmolalitas darah.d. Insufisiensi adrenale. Pseudohiperkalemia. Sekunder terhadap hemolisis sampel darah atau pemasangan torniket terlalu lamaf. HipoaldosteronTanda dan Gejala : Efek terpenting adalah perubahan eksitabilitas jantung. EKG memperlihatkan perubahan-perubahan sekuensial seiring dengan peninggian kalium serum. Pada permulaan, terlihat gelombang T runcing (K+ > 6,5 mEq/L). Ini disusul dengan interval PR memanjang, amplitudo gelombang P mengecil, kompleks QRS melebar (K+ = 7 sampai 8 mEq/L). Akhirnya interval QT memanjang dan menjurus ke pola sine-wave. Fibrilasi ventrikel dan asistole cenderung terjadi pada K+ > 10 mEq/L. Temuan-temuan lain meliputi parestesi, kelemahan, arefleksia dan paralisis ascenden.

BAB III :PENUTUPA. KESIMPULAN Dari uraian makalah kami dapat diambil kesimpulan Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap untuk melakukan respons terhadap keadaan fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah essensial bagi kesehatan tubuh terdiri dari air (pelarut) dan substansi terlarut (zat terlarut) ) yaitu berupa elektrolit dan non-elektrolit. Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit. Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti : protein, urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+),kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-). Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian yang lainnya, tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan negatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif. Komposisi dari elektrolit-elektrolit tubuh baik pada intarseluler maupun pada plasma terinci di bawah ini jadi kekurangan atau kelebihan ion ion ini dalam tubuh dapat menyebabkan ganguan pada tubuh seprti, hipovolemia, hipervolemia, hipernatremia, hiponatremia, hhipokalemia, hiperkalemia, edema, dan dehidrasi,

B. Saran 1.menambah banyak referensi guna memberikan penggetahuan yyang mendalam mengenai ganguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit2. berdasarkan isi dari makalah kami, penuhilah kecukupan cairan dan elektrolit kamu guna untuk menjaga kehomeostatisan cairan dalam tubuh, sehingga tidak ada ganguan pada organ tubuh kamu.

DAFTAR PUSTAKA