Gangguan Tik

26
BAB I PENDAHULUAN Lattar Belakang Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu: 1. Cerebrum (Otak Besar) 2. Cerebellum (Otak Kecil) 3. Brainstem (Batang Otak) 4. Limbic System (Sistem Limbik) 1. Cerebrum (Otak Besar) Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Gangguan TIC Page 1

description

Gangguan Tik

Transcript of Gangguan Tik

Page 1: Gangguan Tik

BAB I

PENDAHULUAN

Lattar Belakang

Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

1. Cerebrum (Otak Besar)

2. Cerebellum (Otak Kecil)

3. Brainstem (Batang Otak)

4. Limbic System (Sistem Limbik)

 

1. Cerebrum (Otak Besar) 

Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama

Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak yang

membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki

kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan

kemampuan visual. Kecerdasan intelektual atau IQ Anda juga ditentukan oleh

kualitas bagian ini.

Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian

lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit

Gangguan TIC Page 1

Page 2: Gangguan Tik

disebut sulcus. Keempat Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus Frontal, Lobus

Parietal, Lobus Occipital dan Lobus Temporal.

Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak

Besar. Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan

gerak, kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian,

kreativitas, kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa

secara umum.

Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan

seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit.

Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan

pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.

Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan

rangsangan visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi

terhadap objek yang ditangkap oleh retina mata.

Apabila diuraikan lebih detail, setiap lobus masih bisa dibagi menjadi

beberapa area yang punya fungsi masing-masing, seperti terlihat pada gambar di

bawah ini.

Gangguan TIC Page 2

Page 3: Gangguan Tik

Selain dibagi menjadi 4 lobus, cerebrum (otak besar) juga bisa dibagi

menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua

belahan itu terhubung oleh kabel-kabel saraf di bagian bawahnya. Secara umum,

belahan otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dan belahan otak kiri mengontrol

sisi kanan tubuh. Otak kanan terlibat dalam kreativitas dan kemampuan artistik.

Sedangkan otak kiri untuk logika dan berpikir rasional. Mengenai fungsi Otak

Kanan dan Otak Kiri sudah kami bahas pada halaman tersendiri.

  2. Cerebellum (Otak Kecil)

Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan

ujung leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak,

diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan,

koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan

melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan

mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan

sebagainya.

  Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada

sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya

orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau

tidak mampu mengancingkan baju.

 3. Brainstem (Batang Otak)

Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala

bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang

belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan,

denyut jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur proses pencernaan, dan

merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight or flight (lawan atau lari)

saat datangnya bahaya.

Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh

karena itu, batang otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil

mengatur “perasaan teritorial” sebagai insting primitif. Contohnya anda akan

merasa tidak nyaman atau terancam ketika orang yang tidak Anda kenal terlalu

dekat dengan anda.

Gangguan TIC Page 3

Page 4: Gangguan Tik

 

Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:

Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian

teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil.

Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan

mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.

Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah

kiri badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla

mengontrol funsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah,

pernafasan, dan pencernaan.

Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak

bersama dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita

terjaga atau tertidur.

4. Limbic System (Sistem Limbik)

Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat kerah

baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti kerah. Bagian otak ini sama

dimiliki juga oleh hewan mamalia sehingga sering disebut dengan otak mamalia.

Komponen limbik antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala, hipocampus dan

korteks limbik. Sistem limbik berfungsi menghasilkan perasaan, mengatur produksi

hormon, memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa

senang, metabolisme dan juga memori jangka panjang.

Bagian terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang salah satu

fungsinya adalah bagian memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan mana

yang tidak. Misalnya Anda lebih memperhatikan anak Anda sendiri dibanding

dengan anak orang yang tidak Anda kenal. Mengapa? Karena Anda punya hubungan

emosional yang kuat dengan anak Anda. Begitu juga, ketika Anda membenci

seseorang, Anda malah sering memperhatikan atau mengingatkan. Hal ini terjadi

karena Anda punya hubungan emosional dengan orang yang Anda benci.

Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera.

Dialah yang lazim disebut sebagai otak emosi atau tempat bersemayamnya rasa cinta

dan kejujuran. Carl Gustav Jung  menyebutnya sebagai "Alam Bawah Sadar" atau

Gangguan TIC Page 4

Page 5: Gangguan Tik

ketidaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku baik seperti menolong

orang dan perilaku tulus lainnya. LeDoux mengistilahkan sistem limbik ini sebagai

tempat duduk bagi semua nafsu manusia, tempat bermuaranya cinta, penghargaan

dan kejujuran.

Gangguan TIC Page 5

Page 6: Gangguan Tik

BAB II

PEMBAHASAN

1. DEFINISI

Tic adalah suatu gerakan motorik (yang lazimnya mencakup suatu kelompok otot khas

tertentu) yang tidak di bawah pengendalian, berlangsung cepat, dan berulang-ulang,

tidak berirama, ataupun suatu hasil vocal yang timbul mendadak dan tidak memiliki

tujuan yang nyata.( PPDGJ –III 2001).

Tic merupakan bagian dari gangguan kecemasan, dimana adanya gerakan

motorik atau vokalisasi involunter, tiba-tiba, tidak berirama dan mengatakan stereotipik

( Kaplan & Shadock 1997 ). Sedangkan menurut Maramis, 1998 mengatakan bahwa Tic

adalah gerakan, pengeluaran suara atau sensasi panca indera yang singkat dan tak

berkehendak. Tic termasuk gangguan psikomotorik, sekejap dan berkali-kali mengenai

sekelompok otot atau bagian yang relative kecil.

Pada gangguan tik, situasi yang menimbulkan stress dapat menyebabkan

eksaserbasi tik..beberapa orang dengan gangguan tik memiliki kemampuan untuk

menekan tik bila dibutuhkan hanya beberapa menit atau jam, tetapi untuk anak kecil

sulit untuk mengendalikan, dan menekan bahwa tiknya tidak dapat ditahan. Tik

diperlemah oleh tidur, relaksasi, atau terlibat dalam aktivitas.

2. EPIDEMIOLOGI

Lebih dari 19% dari anak-anak usia sekolah memiliki gangguan tic. Anak-anak dengan

gangguan tic dalam penelitian yang biasanya terdiagnosis. Sebanyak 1 dalam 100 orang

mungkin mengalami beberapa bentuk gangguan tic, biasanya sebelum masa pubertas.

Tourette sindrom adalah ekspresi lebih parah dari spektrum gangguan tic, yang dianggap

disebabkan oleh kerentanan genetik yang sama. Perilaku tic umum di kalangan anak-

Gangguan TIC Page 6

Page 7: Gangguan Tik

anak usia sekolah. Anak laki-laki dua kali lebih mungkin akan terpengaruh oleh

gangguan tic berbanding perempuan.

3. ETIOLOGI

Beberapa etiologi terjadinya tic disebabkan antara lain karena :

Ada pengalaman yang menakutkan dan menimbulkan panic, ada trauma

mental dan shock emosional, lalu berusaha meredusi dan menghilangkan

pengalaman yang pahit tersebut dengan melakukan Tic.

Beberapa iritasi organis dan stimulus lingkungan tertentu dan terjadi

pengulangan tingkah laku tersebut maka timbul pola kebiasaan.

Ada ide-ide tertentu yang menyebabkan orang mengadakan peniruan,

kemudian imitasi ini menjadi kuat dan mendominir satu kelompok dan

syaraf, ide itu jadi kebiasaan.

Jadi symbol nafsu atau keinginan yang ditekan atau jadi symptom dari

ketidakstabilan emosional.

Tics diyakini hasil dari disfungsi tripartit dalam sistem saraf pusat. teknik

Imaging telah menjelaskan ganglia basal dan korteks frontal dalam

patogenesis sindrom Tourette's. Kedua sumber abnormalitas diperkirakan

tidak pantas menjadi peraturan neurotransmiter, terutama dopamin bukti kuat

menunjukkan kelebihan dopamin atau supersensitivity dari dopamin

postsynaptic reseptor adalah mekanisme yang mendasari pathophysiologic's

sindrom Tourette

Herediter/diwariskan (inherited)

1. Distonia torsi.

2. Neuroakantosis.

3. Penyakit Huntington.

4. Penyakit Wilson.

Gangguan TIC Page 7

Page 8: Gangguan Tik

Didapatkan/diperoleh (acquired)

1. Infeksi (misal: chorea sydenham, ensefalitis).

2. Obat-obatan

    Dicetuskan misalnya oleh:

    a. Stimulan.

    b. Levodopa.

    c. Antikonvulsan (antikejang): karbamazepin, lamotrigin.

    d. Neuroleptik.

3. Pertumbuhan/perkembangan (developmental)

4. Stroke

5. Toksin (misal: karbon monoksida)

6. Trauma kepala

4. GEJALA

Ciri khas terpenting yang membedakan tic dari gangguan motorik lainnya ialah gerakan

yang mendadak, cepat, sekejap dan terbatasnya gerakan, tanpa bukti gangguan

neurologis yang mendasari; sifatnya yang berulang-ulang (biasanya) terhenti saat tidur;

dan mudahnya gejala itu ditimbulkan kembali atau ditekan dengan kemauan. Kurang

beriramanya “tic” itu yang membedakannya dari gerakan yang sterotipik berulang yang

tampak pada beberapa kasus autism dan retardasi mental. Akivitas motorik manneristik

yang tampak pada gangguan ini cenderung mencakup gerakan yang lebih rumit dan

lebih bervariasi daripada gejala “tic”.Gerakan obsesif kompulsif sering menyerupai “tic”

yang kompleks namun berbeda karena bentuknya cenderung ditentukan oleh tujuannya

(misalnya menyentuh atau memutar benda secara berulang) dari pada oleh kelompok

otot yang terlibat; walaupun demikian sering kali sulit juga untuk membedakannya.

5. KLASIFIKASI

Diagnosis and statistic manual of mental disorder edisi IV (DSM IV) memiliki empat

gangguan tik antaranya adalah :

Gangguan TIC Page 8

Page 9: Gangguan Tik

1. Gangguan tourete

Gangguan Tourette Kehadiran kedua motor berganda dan satu atau lebih tics

vokal selama sakit. Tic ini terjadi berkali-kali sehari hampir setiap hari atau

sebentar-sebentar selama jangka waktu lebih dari satu tahun dan selama periode

ini tidak pernah ada periode tic-bebas lebih dari 3 bulan berturut-turut. Onset

adalah sebelum usia 18 tahun.

Prevalensi seumur hidup gangguan tourete diperkirakan 4-5 per

10.000 .onset komponen motoric dari gangguan biasanya terjadi usia 7 tahun,

dan tik vocal timbul usia 11 tahun.

Kelainan diganglia basalis menyebabkan berbagai gagguan pergerakan,

seperti pada penyakit Huntington, dan dinyatakan sebagai kemungkinan tempat

gangguan pada gangguan tourete, gangguan obsesif kompulsif, dan gangguan

deficit atensi atau hiperaktivitas.

Kriteria diagnostic untuk gangguan Tourette menurut DSM IV

Baik tik motoric multiple dan satu atau lebih tik vocal telah ditemukan

pada suatu saat selama penyakit, walaupun tidak selalu bersamaan. ( yaitu

gerakan motoric atau vokalisasi yang tiba- tiba, cepat,rekuren, non ritmik,

streotipik,)

Tics terjadi berkali-kali sehari (biasanya dalam serangan) hampir setiap

hari atau sebentar-sebentar selama jangka waktu lebih dari satu tahun,

dan selama periode ini tidak pernah ada periode bebas tic lebih dari tiga

bulan berturut-turut.

Onset adalah sebelum usia 18 tahun.

Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat

(misalnya, stimulan) atau kondisi medis umum

Perjalanan penyakit dari gangguan tourete

Jika tidak diobati , gangguan touertte biasanya adalah penyakit yang

kronis dan seumur hidup dengan remisi dan eksaserbasi. Gejala awal dapat

Gangguan TIC Page 9

Page 10: Gangguan Tik

menurun, menetap atau mungkin meningkat, dan gejala yang lama mungkin

digantikan oleh gejala yang baru.Orang yang terkena parah mungkin memiliki

masalah emosional yang serius, termasuk gangguan depresif berat. Beberapa

kesulitan tersebut tampaknyaberhubungan dengan gangguan tourete, sedangkan

yang lainnya diakibatkan dari akibat social akademik, dan kejuruan yang berat,

yang merupakan sekuel yang sering dari gangguan. Pada beberapa kasus ,

kekecwaan tentang gangguan fungsi social dan pekerjaan sangat parah sehingga

orang berfikir untuk bunuh diri. Tetapi beberapa anak dengan gangguan tourete

memiliki hubungan dengan teman sebaya yang memuaskan, berfungsi disekolah

dan memiliki harga diri yang kuat.Mereka mungkin tidak memerlukan terapi dan

monitoring.

2. Gangguan tik vocal atau motoric kronis

Disebut juga vokal Motor tunggal atau beberapa atau tics vokal hadir beberapa

waktu selama penyakit. Tic terjadi beberapa kali sehari hampir setiap hari atau

sebentar-sebentar selama jangka waktu lebih dari satu tahun dan selama periode

ini tidak pernah ada periode tic-bebas lebih dari 3 bulan berturut-turut. Onset

adalah sebelum usia 18 tahun. Gangguan ini bukan karena efek fisiologis zat

atau kondisi medis umum.

Kriteria diagnostic untuk gangguan tik vocal dan motoric kronis menurut

DSM IV

Tik vokal atau motoric tunggal atau multiple ( yaitu gerakan motoric atau

vokalisasi yang tiba- tiba, cepat,rekuren, streotipik,) tetapi tidak keduanya

telah ada pada satu waktu selama penyakit.

Tics terjadi berkali-kali sehari (biasanya dalam serangan) hampir setiap hari

atau sebentar-sebentar selama jangka waktu lebih dari satu tahun, dan

selama periode ini tidak pernah ada periode bebas tic lebih dari tiga bulan

berturut-turut.

Gangguan menyebabkan penderitaan yang jelas atau gangguan bermakna

dalam fungsi social pekerjaan atau fungsi penting lainnya.

Gangguan TIC Page 10

Page 11: Gangguan Tik

Onset adalah sebelum usia 18 tahun.

Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat

(misalnya, stimulan) atau kondisi medis umum

Onset gangguan tik motorik dan vocal kronis tampak pada masa anak-

anak awal.Tipe tik dan lokasinya adalah serupa dengan gangguan tik transien.Tik

vocal kronis lebih jarang dari pada tik motoric kronis. Tik vocal biasanya tidak

mencolok, tidak keras atau nyaring seperti dengkuran atau suara lain.

Anak dengan tik dimulai usia 6-8 tahun. Gejalanya berlangsung selama 4

sampai 6 tahun dan berhenti pada masa remaja awal.

3. Gangguan tik transien

Satu atau beberapa motor dan / atau vokal tics. Tic ini terjadi berkali-kali sehari,

hampir setiap hari selama sedikitnya 4 minggu, tetapi tidak lebih dari 12 bulan

berturut-turut. Onset adalah sebelum usia 18 tahun. Gangguan ini bukan karena

efek fisiologis zat atau kondisi medis umum. Kriteria tidak pernah bertemu untuk

gangguan Tourette atau motor kronis atau Vocal Tic Disorder.gerakan kebiasaan

seperti tik yang transien dan kedutan otot akibat perasaan tegang misalnya pada

anak- anak.

Kriteria diagnostic untuk gangguan tik transien menurut DSM IV

Tik vocal dan atau tunggal atau multiple ( yakni gerakan motoric atau

vokalisasi yang tiba-tiba, cepat, rekuren,nonritmik,stereotipik).

Tik terjadi berulang kali dalam sehari,hampir setiap hari selama

sekurangnya empat minggu tetapi tidak lebih lama dari 12 bulan berturut-

turut.

Gangguan menyebabkan penderitaan yang jelas atau gangguan bermakna

dalam fungsi social pekerjaan atau fungsi penting lainnya.

Onset adalah sebelum usia 18 tahun.

Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat

(misalnya, stimulan) atau kondisi medis umum

Gangguan TIC Page 11

Page 12: Gangguan Tik

Tidak pernah memenuhi kriteria untuk gangguan Tourette atau gangguan

tik motoric atau vocal kronis.

Sebagian besar orang dengan tik transien tidak berkembang menjadi

gangguan tik yang lebih serius. Tik mereka menghilang secara permanen atau

kambuh selama periode stress khusus. Hanya sejumlah kecil yang menjadi

gangguan tik motoric dan vocal kronis atau gangguan tourete

4. Gangguan tik yang tidak ditentukan

Gangguan Tic Dinyatakan Tidak Ditentukan Kategori ini adalah untuk

gangguan dicirikan oleh tics yang tidak memenuhi kriteria untuk Tic Disorder

tertentu. Contohnya termasuk tics yang berlangsung kurang dari 4 minggu atau

tics dengan onset setelah usia 18 tahun.

6. PENATALAKSANAAN

Psikoterapi untuk Tic dan Sindrom Tourette

Sejak beberapa dekade yang lalu, haloperidol sering digunakan

sebagai obat untuk mengendalikan gejala pada penderita sindrom

Tourette, tetapi beberapa efek samping yang ditimbulkan telah

menurunkan frekuensi penggunaan obat tersebut. Farmakoterapi

lainnya antara lain penggunaan pimozide, clonazepam, dan

clonidine (Brown & Sammons, 2002, Robertson, 2000). Sebuah

penelitian memprediksi bahwa 70% penderita sindrom Tourette

akan mengalami pengurangan gejala saat penderita memasuki usia

remaja akhir, dan 30%-40% penderita akan mengalami

kesembuhan total saat melewati usia dewasa akhir (Dhamayanti,

Gangguan TIC Page 12

Page 13: Gangguan Tik

dkk., 2004), namun gejala dapat muncul kembali ataupun menjadi

semakin parah akibat stressor-stresor psikologis. Penelitian lainnya

menyebutkan bahwa mayoritas penderita sindrom Tourette dapat

hidup tanpa terapi obat (Dhamayanti, dkk., 2004). Asumsi-asumsi

tersebut dapat menjadi dasar bagi penggunaan psikoterapi sebagai

salah satu penunjang bagi penderita sindrom Tourette untuk dapat

mengoptimalkan potensinya dan hidup dengan cara-cara yang

adaptif.

Tujuan utama dari psikoterapi untuk penderita sindrom Tourette

adalah agar ia mampu mengembangkan strategi koping yang

positif. Beberapa pendekatan terapi yang memungkinkan untuk

diterapkan pada penderita sindrom Tourette antara lain adalah

sebagai berikut:

Pendekatan Kognitif Behavioral – Habit Reversal (Wilhelm,

dkk., 2003, Piacentini,

2004)

Komponen-komponen utama dari pendekatan ini adalah:

§  Latihan kesadaran (awareness training)

§  Pemantauan diri (self-monitoring), misalnya menghitung sebelum

terjadinya gejala

§  Latihan relaksasi, misalnya relaksasi otot, pernapasan, imajinasi,

dsb. setiap hari

selama 10-15 menit, dan dipraktekkan selama 1-2 menit setiap

muncul kecemasan

atau setelah muncul tics

§  Prosedur ‘melawan’ respon,Memikirkan respon tertentu yang

inkompatibel dengan

tic, berlawanan dengan gerakan, dapat dipertahankan selama

beberapa menit,

Gangguan TIC Page 13

Page 14: Gangguan Tik

memunculkan tekanan otot yang sama dengan yang

terjadi saat gerakan tic

muncul, tidak terlalu mencolok, serta menguatkan otot yang

antagonis dengan tic.

§  Manajemen kontingensi:

Terapis menginstruksikan keluarga klien untuk memberikan

komentar berupa penghargaan jika klien menunjukkan

kemajuan dan terus mengingatkan jika klien lupa untuk

berlatih

Klien diikutsertakan dalam aktivitas-aktivitas menyenangkan

yang sudah mulai jarang dilakukan

§  Reviu ketidaknyamanan, berisi reviu ketidaknyamanan, rasa

malu, serta kesulitankesulitan klien yang diakibatkan oleh

munculnya gejala. 

Psikoterapi Suportif (Wilhelm, dkk., 2003)

Terapi ini lebih mengarah pada pendekatan humanistik (khususnya

Gestalt) di mana terapis diharapkan untuk tidak bersikap direktif, dan

penderita sindrom Tourette memfokuskan diri pada pengalaman-

pengalamannya, merefleksikan serta mengekspresikan perasaan-

perasaannya terkait dengan cara hidup dan cara menyelesaikan

masalah.

Hipnoterapi (Kohen & Botts, 1987)

Penderita sindrom Tourette dilatihkan bagaimana menghipnosis diri

sendiri dalam rangka mengendalikan kebiasaan, gejala fisik, dan

kondisi-kondisi lainnya. Hipnoterapi juga menggunakan teknik-teknik

relaksasi dan imajinasi, sebagaimana yang sering dilakukan pada

meditasi.

Gangguan TIC Page 14

Page 15: Gangguan Tik

Dalam keadaan terhipnosis, terapis memberi sugesti yang

mengarah pada perubahan perilaku, penurunan kecemasan, dan

intensitas gejala.

Teknik-teknik berbasis Psikoanalisis (Bruun, dkk., 1994)

Ketidakmampuan dalam mengendalikan tubuh dan pikiran sendiri

seringkali menjadi sumber kecemasan, ketakutan, rasa bersalah, rasa

tidak berdaya, kemarahan, dan depresi. Sebagian penderita

menghadapinya dengan menarik diri, dan sebagian lagi dengan

agresivitas. Reaksi sosial yang negatif pun seringkali tak terhindarkan.

Harga diri dan kepercayaan diri menjadai permasalahan yang umum

pada penderita sindrom Tourette, sebagaimana yang sering dialami

oleh pasien dengan penyakit-penyakit kronis. Terapi psikoanalisis

lebih memfokuskan pada permasalahan-permasalahan seputar

penerimaan diri.

Terapi keluarga (Bruun, dkk., 1994)

Sebagai gangguan yang kronis, sindrom Tourette juga berdampak

pada keluarga penderita. Orang tua seringkali harus menghadapi

saat-saat sulit ketika anak menunjukkan gejala. Permasalahan yang

muncul dalam keluarga dapat berupa:

Rasa bersalah orang tua atas kelainan genetik

Sulitnya bagi anggota keluarga untuk mengetahui gejala-gejala

yang mana yang dapat dan yang tidak dapat dikendalikan

‘Ketidakadilan’ yang dipersepsi oleh saudara baik itu adik

maupun kakak dari penderita

Relasi yang memburuk antara suami istri

Terapi keluarga hendaknya difokuskan pada peran penderita sindrom

Tourette dalam keluarga, dimana ia sering menerima perlakuan-

perlakuan sebagai berikut:

Gangguan TIC Page 15

Page 16: Gangguan Tik

Overproteksi dari orang tua/anggota keluarga

Dihukum

Tidak dipahami perasaan/pikirannya

Dianggap sebagai sumber aib

Terapis berfungsi sebagai fasilitator bagi keluarga agar dapat

belajar menerima anggota keluarga dengan sindrom Tourette,

sehingga ia dapat merasa aman dan mampu menghadapi

lingkungannya dengan lebih adaptif.

Sebagai langkah awal terapi, keluarga perlu diberi informasi dan

dipahamkan tentang berbagai aspek dari gangguan sindrom Tourette.

Tujuan akhir dari terapi adalah keluarga mampu membangun sebuah

lingkungan yang mendukung bagi penderita sindrom Tourette, dan

dapat berlaku fleksibel dalam memfasilitasi sehingga tidak terlalu

overprotektif.

Intervensi akademik dan okupasional (Bruun, dkk., 1994)

Anak dengan sindrom Tourette biasanya mengalami kesulitan dalam

hal konsentrasi, perhatian, dan belajar sehingga membutuhkan

intervensi pendidikan khusus, misalnya pengajar khusus, kelas

khusus, labboratorium khusus, dsb., yang disesuaikan dengan tingkat

keparahan gejala. Sekolah perlu diinformasikan mengenai sindrom

Tourette, karena seringkali sekolah tidak memahami gangguan

tersebut sehingga penderita dicap sebagai anak nakal, mengganggu,

dan bodoh. Umumnya penderita sindrom Tourette tidak mampu

menjalankan fungsi mental dan sosial sesuai dengan usia

kronologisnya, atau mengalami perlambatan dalam

perkembangannya (Barkley, 1991).

Orang dewasa dengan sindrom Tourette seringkali

membutuhkan modifikasi khusus pada lingkungan kerjanya. Perlu

untuk membangun pemahaman pada lingkungan kerja tentang

gangguan yang diderita. Fleksibilitas, kepedulian, serta produktifitas

Gangguan TIC Page 16

Page 17: Gangguan Tik

dalam pekerjaan dapat ditingkatkan dengan intervensi yang tepat

bagi penderita yang sangat simtomatik sekalipun.

BAB III

PENUTUP

Gangguan TIC Page 17

Page 18: Gangguan Tik

KESIMPULAN

Tic merupakan bagian dari gangguan kecemasan, dimana adanya gerakan motorik atau

vokalisasi involunter, tiba-tiba, tidak berirama dan mengatakan stereotipik ( Kaplan &

Shadock 1997 ).

Beberapa etiologi terjadinya tic disebabkan antara lain karena :

Ada pengalaman yang menakutkan dan menimbulkan panic, ada trauma

mental dan shock emosional, lalu berusaha meredusi dan menghilangkan

pengalaman yang pahit tersebut dengan melakukan Tic.

Herediter/diwariskan (inherited)

Obat-obatan tertentu

Ciri khas terpenting yang membedakan tic dari gangguan motorik lainnya ialah

gerakan yang mendadak, cepat, sekejap dan terbatasnya gerakan, tanpa bukti gangguan

neurologis yang mendasari; sifatnya yang berulang-ulang (biasanya) terhenti saat tidur;

dan mudahnya gejala itu ditimbulkan kembali atau ditekan dengan kemauan.

Ganggguan TIK diklasifikasikan menjadi 4 macam yaitu Gangguan

Tourette,Gangguan TIK Vocal dan Motorik Kronis,Gangguan TIK Transien, dan

Gangguan TIK yang tidak ditentukan.

Penatalaksanaan dari Gangguan TIK adalah salah satunya dengan cara

Psikoterapi.

Gangguan TIC Page 18