Gangguan Penyesuaian

16
GANGGUAN PENYESUAIAN (F 43.2) I. Pendahuluan Gangguan penyesuaian merupakan gangguan jiwa yang paling sering dijumpai pada pasien- pasien yang dirawat di rumah sakit untuk penyakit medik ataupun operasi, namun jarang ada penelitiannya. (1) Gangguan penyesuaian, berhubungan dengan stress, jangka pendek, gangguan non-psikotik. Berdasarkan ICD X dan DSM-IV mendefenisikan gangguan penyesuaian sebagai keadaan sementara dari tekanan dan gangguan emosional, yang timbul dalam proses beradaptasi dengan perubahan hidup yang signifikan , kehidupan yang stress, penyakit fisik yang serius, atau kemungkinan penyakit serius. Stressor dapat hanya melibatkan individu bahkan mempengaruhi masyarakat luas. (2, 3) Pasien dengan gangguan penyesuaian biasanya terlihat seperti terbebani atau terlalu berlebihan dalam memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan. Manifestasi respon dapat berupa reaksi emosional atau perilaku terhadap suatu peristiwa stress atau perubahan dalam hidup seseorang; misalnya pada populasi anak, peristiwa dapat berupa 1

description

free

Transcript of Gangguan Penyesuaian

Page 1: Gangguan Penyesuaian

GANGGUAN PENYESUAIAN (F 43.2)

I. Pendahuluan

Gangguan penyesuaian merupakan gangguan jiwa yang paling

sering dijumpai pada pasien-pasien yang dirawat di rumah sakit untuk

penyakit medik ataupun operasi, namun jarang ada penelitiannya.(1)

Gangguan penyesuaian, berhubungan dengan stress, jangka

pendek, gangguan non-psikotik. Berdasarkan ICD X dan DSM-IV

mendefenisikan gangguan penyesuaian sebagai keadaan sementara dari

tekanan dan gangguan emosional, yang timbul dalam proses

beradaptasi dengan perubahan hidup yang signifikan , kehidupan yang

stress, penyakit fisik yang serius, atau kemungkinan penyakit serius.

Stressor dapat hanya melibatkan individu bahkan mempengaruhi

masyarakat luas.(2, 3)

Pasien dengan gangguan penyesuaian biasanya terlihat seperti

terbebani atau terlalu berlebihan dalam memberikan respon terhadap

stimulus yang diberikan. Manifestasi respon dapat berupa reaksi

emosional atau perilaku terhadap suatu peristiwa stress atau perubahan

dalam hidup seseorang; misalnya pada populasi anak, peristiwa dapat

berupa perceraian kedua orang tua, kelahiran angota keluarga baru,

atau kehilangan figur atau benda (mis. Hewan peliharaan ). Gangguan

ini memiliki batas waktu, biasanya mulai dalam waktu 3 bulan dari

peristiwa stress. Gejala akan berkurang dalam waktu 6 bulan setelah

stressor menghilang atau ketika adaptasi baru terjadi.(3)

Gangguan ini dapat ada pada semua usia dan lebih sering pada

remaja.(1)

II. Etiologi

Gangguan penyesuaian diperkirakan tidak akan terjadi tanpa

adanya stressor. Walaupun adanya stressor merupakan komponen

esensial dari gangguan penyesuaian, namun stress adalah salah satu

1

Page 2: Gangguan Penyesuaian

dari banyak faktor yang menentukan berkembangnya, jenis dan

luasnya psikopatologi. Hingga sekarang, etiologi belum pasti dan dapat

dibagi atas beberapa faktor sebagai berikut: (1)

1. Genetik

Temperamen yang tinggi ansietas cenderung lebih bereaksi

terhadap suatu peristiwa stress dan kemudian mengalami gangguan

penyesuaian. Ada penelitian menyatakan bahwa berbagai peristiwa

kehidupan dan stressor ada kolerasi pada anak kembar.(1)

2. Biologik

Kerentanan yang besar dengan riwayat penyakit medis yang serius

atau disabilitas. (1)

3. Psikososial

Kerentanan yang besar pada individu yang kehilangan orang tua

pada masa bayi atau mereka yang ada pengalaman buruk dengan

ibu, kemampuan mentolerir frustasi dalam hidup individu dewasa

berhubungan dengan kepuasan dari kebutuhan dasar hidup masa

bayi. (1)

III. Epidemiologi

Prevalensi gangguan penyesuaian berkisar dari 2,3% pada

pasien rawat jalan yang tidak memiliki gangguan pada Axis I atau II

hingga 20% pada diagnosis dengan Axis I dan II. Pada dewasa,

perempuan mendominasi dari pria dengan perbandingan 2:1.(4)

Insiden dan prevalensi

Beberapa studi menunjukkan angka 12%, angka tertinggi 23%

pada data pasien yang disimpan. Mood depresi adalah subtipe dari

gangguan penyesuaian yang paling sering, diikuti dengan gangguan

penyesuaia dengan mood anxietas, gabungan anxietaas dan depresi,

kemudian gangguan perilaku.(3)

2

Page 3: Gangguan Penyesuaian

Berdasarkan penelitian selama 5 tahun, diperoleh perbedaan

penting antara remaja dan dewasa terkait dengan prognosis gangguan

penyesuaian. Sebagian besar individu dewasa dengan gangguan

penyesuaian bebas dari gejala (71% yang benar-benar baik, 8%

memiliki masalah intervensi, dan 21% mengalami depresi atau

kecanduan alcohol), remaja memiliki hasil yang jauh berbeda. Selama

5 tahun, penelitian inidilanjutkan, hasil bahwa 43% remaja memiliki

gangguan psikiatri utama (misalnya, skizofrenia, gangguan

skizoafektif, depresi, gangguan penyalahguanaan zat, dan gangguan

kepribadian), 13% memiliki gangguan mental intervensi, dan 44%

tidak memiliki gangguan mental. (1)

IV. Diagnosis

Diagnosis dibuat berdasarkan suatu evaluasi psikiatrik yang

komprehensif dengan wawancara (1)

Dengan mengetahui sejarah pasien yang lengkap, termasuk

identifikasi dari stressor sebagai pencetus gangguan penyesuaian dan

mengevaluasi respon terhadap stressor. (1)

Kriteria diagnosis berdasarkan Diagnostic and Statistical

Manual of mental Disorder (DSM-IV-TR) untuk gangguan

penyesuaian adalah sebagai berikut:(5)

A. Adanya gejala emosional atau perilaku sebagai respon atas

stressor yang mucul dalam jangka waktu 3 bulan setelah onset

stressor

B. Gejala atau perilaku sesuai dengan salah satu gejala klinis

berikut:

(1) Penderitaan yang jelas melebihi apa yang diharapkan dari

pemaparan stresor

(2) Penurunan fungsi sosial dan pekerjaan (akademik) yang

signifikan

3

Page 4: Gangguan Penyesuaian

C. Gangguan berhubungan dengan stress tidak memenuhi kriteria

untuk gangguan Aksis I spesifik lain dan tidak semata-mata

suatu eksaserbasi gangguan Aksis I atau Aksis II yang telah ada

sebelumnya.

D. Gejala-gejala tidak mencerminkan kondisi berkabung

E. Berdasarkan definisi, gangguan penyesuaian seharusnya

sembuh dalam jangka waktu 6 bulan setelah stressor hilang.

Gejala pada gangguan penyesuaian dikatakan akut jika

perlangsungannya tidak lebih dari 6 bulan dan dikatakan kronik jika

berlangsung dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan dengan stressor

yang lama.(5)

Ada 6 tipe gangguan penyesuaian dengan gejala-gejala yang

predominan: (1)

a. Dengan afek depresif: Manifestasi yang menonjol adalah gejala-

gejala afek depresif, putus harapan, mudah menangis.

b. Dengan ansietas: adanya gejala-gejala gelisah, khawatir, cemas dan

tidak tenang. Pada anak-anak ada ketatkutan berpisah dari orang

tua, menolak untuk tidur sendiri dan masuk sekolah.

c. Dengan campuran anxietas dan afek depresi

d. Dengan gangguan tingkah laku: mencakup gangguan tingkah laku

seperti membolos, mencuri, mengebut, perilaku merusak, seks

yang tidak wajar dan tidak pada tempatnya. Mereka melanggar

hak-hak azasi orang lain, pelanggaran aturan dan hukum

e. Dengan campuran gangguan emosi dan tingkah laku: mencakup

gabungan antara perubahan tingkah laku dan perasaan depresi dan

ansietas.

f. YTT (yang tak tergolongkan): mencakup mereka yang kurang

dapat beradaptasi terhadap stress dan gejala-gejala yang tidak dapat

dimasukkan ke dalam salah satu kategori spesifik di atas. Misalnya

4

Page 5: Gangguan Penyesuaian

respon terhadap diagnosis penyakit fisik dengan mengigkari dan

adanya ketidakpatuhan berobat dan atau menjauh dari kontak

sosial.

Berdasarkan PPDGJ III, gangguan penyesuaian (F43.2) didiagnosa

dengan pedoman diagnostic seperti:(6)

Diagnosis tergantung pada evaluasi terhadap hubungan antara:

(a) Bentuk, isi, beratnya gejala;

(b) Riwayat sebelumnya dan corak kepribadian; dan

(c) Kejadian, situasi yang “stressful”, atau krisis kehidupan.

Adanya faktor ketiga diatas (c) harus jelas dan bukti yang kuat

bahwa gangguan tersebut tidak akan terjadi seandainya tidak

mengalami hal tersebut.

Manifestasi dari gangguan bervariasi, dan mencakup afek

depresif, anxietas, campuran anxietas-depresif, gangguan

tingkah laku, disertai adanya disabilitas dalam kegiatan rutin

sehari-hari. Tidak ada satupun dari gejala tersebut yang spesifik

untuk mendukung diagnosis.

Onset biasanya terjadi dalam 1 bulan setelah terjadinya

kejadian yang “stressful”, dan gejala-gejala biasnya tidak

bertahan melebihi 6 bulan, kecuali dalam hal reaksi depresif

berkepanjangan (F 43.21)

Karakter kelima:

F43.20 = reaksi depresi singkat

F43.21 = reaksi depresi berkepanjangan

F43.22 = reaksi campuran anxietas dan depresi

F43.23= dengan predominan gangguan emosi lain

F43.24= dengan predominan gangguan perilaku

F43.25= dengan gangguan campuran emosi dan perilaku

F43.28= dengan gejala predominan lainnya YDT.

5

Page 6: Gangguan Penyesuaian

V. Penatalaksanaan

a. Psikoterapi

Intervensi psikoterapi pada gangguan penyesuaian bertujuan

untuk mengurangi efek dari stressor, meningkatkan kemampuan

mengatasi (coping) stressor yang tidak bisa dikurangi, dan

menstabilkan status mental dan system dukungan untuk

memaksimalkan adaptasi. Psikoterapi dapat berupa: terapi perilaku-

kognitif, terapi interpersonal, upaya psikodinamik atau konseling.(4)

Tujuan utama dari psikoterapi ini untuk menganalisa stressor

yang mengganggu pasien kemudian dihilangkan atau diminimalkan.

Sebagai contoh, amputasi kaki dapat menghancurkan perasaan

seseorang tentang dirinya, terutama jika individu tersebut adalah

seorang atlet lari. Perlu diperjelas bahwa pasien tersebut tetap memiliki

suatu kemampuan besar, dimana ia dapat menggunakannya untuk

pekerjaan yang berguna, tidak perlu kehilangan hubungan yang

berharga, dapat bereproduksi, dan ini tidak berarti bagian tubuh yang

lain juga akan hilang. Jika tidak, pasien tersebut dapat berfantasi

( bahwa semuanya hilang) dan stressor (amputasi) dapat mengambil

alih, membuat disfungsional (pekerjaan, seks) pada pasien, dan

menyebabkan disforia yang menyakitkan atau kecemasan.(4)

Beberapa stressor dapat menyebabkan reaksi yang berlebihan

(misalnya, pasien memutuskan untuk bunuh diri atau melakukan

pembunuhan setelah ditinggalkan oleh kekasihnya). Pada kasus seperti

reaksi berlebihan dengan perasaan, emosi atau perilaku, terapis akan

membantu individu menempatkan perasaan dan kemarahannya melalui

kata-kata daripada melakukan tindakan destruktif dan memberikan

perspektif. Peran verbalisasi dan gabungan afek dan konflik yang tidak

berlebihan dalam upaya mengurangi stressor dan meningkatkan

coping. Obat-obatan dan alkohol tidak dianjurkan.(4)

Psikoterapi, konseling krisis medis, intervensi krisis, terapi

keluarga, terapi kelompok, terapi perilaku-kognitif, dan terapi

6

Page 7: Gangguan Penyesuaian

interpersonal semua mendorong individu untuk mengekspresikan

pengaruh, ketakutan, kecemasan, kemarahan, rasa tidak berdaya, dan

putus asa terhadap stressor. Mereka juga membantu individu untuk

menilai kembali realitas dalam beradaptasi. Sebagai contoh, hilangnya

kaki bukan berarti kehilangan nyawa. Tetapi itu adalah kerugian besar.

Psikoterapi singkat berusaha untuk membingkai makna stressor

tersebut, cara meminimalkannya dan mengurangi defisit psikologis

terhadap kejadian tersebut. (4)

b. Farmakoterapi

Biasanya, penggunaan terapi farmakologi oleh individu dengan

gangguan penyesuaian adalah untuk mengurangi gejala seperti

insomnia, kecemasan dan serangan panik. Yang paling umum

diresepkan untuk agen individu dengan gangguan penyesuaian adalah

benzodiazepine dan anti-depresan. Stewart et al merekomendasikan

percobaan antidepresan pada pasien dengan depresi ringan atau berat

yang belum memberi respon atau intervensi psikoterapi suportif

lainnya selama 3 bulan. (3)

VI. Prognosis

Dengan terapi yang efektif, prognosis pada umunya adalah

baik. Kebanyakan pasien kembali ke fungsi semula dalam waktu 3

bulan. (1)

Ada gangguan penyesuaian yang berlangsung sementara dan

dapat sembuh sendiri atau setelah mendapat terapi. (1)

Remaja membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih kembali

dibandingkan dengan orang dewasa. Terdapat penelitian follow-up

setelah 5 tahun mendapatkan terapi, 71% pasien dewasa sembuh tanpa

gejala residual, 21% berkembang menjadi gangguan depresi mayor,

atau alkoholisme. (1)

7

Page 8: Gangguan Penyesuaian

Pada remaja prognosis kurang baik, karena 43% menderita

Gangguan Skizofrenia denga gangguan skizoafektif, depresi mayor.

Gangguan penyalahgunaan zat, serta gangguan kepribadian. Adapun

resiko bunuh diri cukup tinggi. (1)

VII. Kesimpulan

Gangguan penyesuaian didefinisikan sebagai gejala-gejala

emosional atau perilaku yang bermakna secara klinis dan terjadi

sebagai respons terhadap suatu stressor dan menghilang dalam waktu 6

bulan setelah tak ada stressor. Gangguan ini dapat dijumpai pada

semua usia dan lebih sering pada remaja.

Gangguan penyesuaian diperkirakan tidak akan terjadi tanpa

adanya stressor. Walaupun adanya stressor merupakan komponen

esensial dari gangguan penyesuaian, namun stress adalah salah satu

dari banyak faktor yang menentukan berkembangnya, jenis dan

luasnya psikopatologi.

Berdasarkan DSM IV-TR, gangguan penyesuaian ditandai

dengan gejala berdasarkan beberapa kriteria. Gejala emosional dan

perilaku bisa munculdalam jangka waktu 3 bulan setelah onset stressor

dan seharusnya pulih dalam jangka waktu 6 bulan setelah stressor

hilang. Menurut PPDGJ-III, gangguan penyesuaian dapat terdiagnosis

jika gejala muncul 1 bulan setelah onset stressor dan biasanya tidak

bertahan melebihi 6 bulan.

Pada gangguan penyesuaian, dapat diberikan psikoterapi atau

farmakoterapi atau kombinasi kedua terapi. Psikoterapi adalah pilihan

utama; dengan tujuan untuk menganalisa stressor yang mengganggu

pasien kemudian dihilangkan atau diminimalkan. Psikoterapi,

konseling krisis medis, intervensi krisis, terapi keluarga, terapi

kelompok, terapi perilaku-kognitif, dan terapi interpersonal semua

mendorong individu untuk mengekspresikan pengaruh, ketakutan,

kecemasan, kemarahan, rasa tidak berdaya, dan putus asa terhadap

8

Page 9: Gangguan Penyesuaian

stressor. Farmakoterapi diberikan dalam waktu singkat, dan tergantung

dari tipe gangguan penyesuaian, dapat diebrikan penggolongan obat

yang efektif. Pemberian antiansietas berguna untuk pasien dengan

kecemasan. Antidepresi dapat diberikan bila dijumpai adanya depresi.

Farmakoterapi adalah sebuah augment psikoterapi dan bukan sebagai

terapi primer.

9

Page 10: Gangguan Penyesuaian

DAFTAR PUSTAKA

1. Kandou JE. Gangguan Penyesuaian. In: Elvira SD, Hadisukanto G,

editors. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: FK UI; 2010.

2. Wilson DS. Adjustment Disorder. 2008:1-13. Available in:

http://www.veterans-uk.info/publications/adjustment_disorder.pdf

3. Tami D Benton M. Adjustment Disorders Medscape. 2012.

Available in: http://emedicine.medscape.com/article/292759-overview

4. Anonim. Chapter 61: Adjusment Disorder. In: Kay J, Tasman A,

editors. Essentials of Psychiatry. Spain: John Wiley & Sons; 2006. p.

1-13.

5. Anonim. Chapter 41: Adjusment Disorder. In: First MB, Tasman

A, editors. A Clinical Guide to the Diagnosis and Treatment of Mental

Disorders. UK: John Wiley & Sons; 2006. p. 435-8.

6. Maslim R. Gangguan Terkait Stress. In: Maslim R, editor.

Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ III. Jakarta: PT

Nuh Jaya; 2001. p. 79-80.

10