Gangguan Penggunaan Zat

53
Pembimbing: dr. Adhi, SpKJ GANGGUAN PENGGUNAAN ZAT

description

Gangguan Penggunaan Zat

Transcript of Gangguan Penggunaan Zat

Page 1: Gangguan Penggunaan Zat

Pembimbing: dr. Adhi, SpKJ

GANGGUAN PENGGUNAAN

ZAT

Page 2: Gangguan Penggunaan Zat

(Narkotika, Psikotropika dan zat adiktif lainnya)

Bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan saraf pusat/otak, sehingga menyebabkan gangguan fisik, psikis dan fungsi sosial.

NAPZA

Page 3: Gangguan Penggunaan Zat

Narkoba: Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya populer di masyarakat, media dan

aparat hukum

Madat: candu (suatu golongan opioid)

Istilah Lain

Page 4: Gangguan Penggunaan Zat

Menurut UU R.I. No. 22/1997 tentang Narkotika: adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Narkotika

Page 5: Gangguan Penggunaan Zat

Narkotika dibedakan dalam 3 golongan sebagai berikut :

Golongan I› Hanya untuk pengembangan ilmu

pengetahuan› Tidak untuk terapi› Ketergantungan kuat› Contoh : Heroin, Kokain dan Ganja

Narkotika

Page 6: Gangguan Penggunaan Zat

Golongan IIPilihan Terakhir untuk terapiKetergantungan kuat tetapi kurang dari

gol. IContoh : Morfin, Petidin.

Golongan IIISering untuk therapyKetergantungan lebih ringan, contoh :

Codein

Narkotika

Page 7: Gangguan Penggunaan Zat

Petidin

Page 8: Gangguan Penggunaan Zat

Menurut UU.RI. No.5/1997, Psikotropika : adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

PSIKOTROPIKA

Page 9: Gangguan Penggunaan Zat

Psikotropika dibedakan dalam 4 golongan sebagai berikut :

Golongan I› Hanya untuk pengembangan ilmu

pengetahuan› Tidak untuk Terapi› Ketergantungan kuat› Contoh : Ecstasy, MDMA, LSD.

Psikotropika

Page 10: Gangguan Penggunaan Zat

Golongan IIBisa Untuk therapi, tetapi pilihan terakhirKetergantungan tinggi tetapi kurang dari gol

IContoh : Amfetamin, metil fenidat (Ritalin),

metakualon.

Golongan IIISering untuk terapiKetergantungan sedangContoh : Fenobarbital, flunitrazepam.

Psikotropika

Page 11: Gangguan Penggunaan Zat

Golongan IVUntuk terapiKetergantungan ringanContoh : Diazepam, klobazam,

bromazepam.

Psikotropika

Page 12: Gangguan Penggunaan Zat

Psikostimulansia : amfetamin, ekstasi, shabu

Sedatif dan Hipnotika (obat penenang dan obat tidur): Mogadon (MG), BK, Dumolid (DUM), Rohypnol (Rohyp), Lexotan (Lexo), Pil koplo dan lain-lain

Halusinogen : Lysergic Acid Diethylamide (LSD), Mushroom

Psikotropika yang sering disalahgunakan

Page 13: Gangguan Penggunaan Zat

Bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif selain yang disebut Narkotika dan Psikotropika, meliputi:

Alkohol› Keppres No. 3 tahun 1997 tentang

Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol.

› mengandung etanol (etil alkohol), menekan susunan syaraf pusat.

› Merupakan gaya hidup atau bagian dari budaya.

ZAT ADIKTIF LAIN

Page 14: Gangguan Penggunaan Zat

A : etanol 1-5%, (Bir)B : etanol 5-20%, (Jenis-jenis

minuman anggur) C : etanol 20-45%, (Wiski, Vodka,

Manson House, Johny Walker, Kamput)

3 Golongan minuman beralkohol

Page 15: Gangguan Penggunaan Zat

Jenis alkohol lain metanol:

spiritus desinfektan, zat pelarut atau pembersih

disalahgunakan berakibat fatal meskipun dalam konsentrasi rendah.

ALKOHOL

Page 16: Gangguan Penggunaan Zat

Opioida dibagi 3 golongan besar yaitu:Opioida alamiah (opiat ): morfin, opium, kodein

Opioida semi sintetik: heroin/ putauw, hidromorfin

Opioida sintetik: meperidin, propoksipen, metadon

Nama jalanannya: putauw, ptw, black heroin, brown sugar

OPIOIDA

Page 17: Gangguan Penggunaan Zat

Heroin murni: bubuk putihHeroin yang tidak murni: putih keabuanGetah opium poppy yang diolah menjadi

morfin proses putauw > 10 morfin. Opioid sintetik: > 400 kali dari morfin.Guna: analgetik kuat, berupa pethidin,

methadon, Talwin, kodein dan lain-lain

Opioida

Page 18: Gangguan Penggunaan Zat

HEROIN

Page 19: Gangguan Penggunaan Zat

Nama jalanan: grass, cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, bhang

Ganja berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis indica.

Terkandung 3 zat utama yaitu tetrahidro kanabinol, kanabinol dan kanabidiol

KANABIS

Page 20: Gangguan Penggunaan Zat

Cara penyalahgunaan: dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok.

Kanabis

Page 21: Gangguan Penggunaan Zat

Efek: › cenderung merasa lebih santai› rasa gembira berlebih (euforia), › sering berfantasi, › aktif berkomunikasi, › selera makan tinggi, › sensitif, › kering pada mulut dan tenggorokan.› waktu terasa lambat (10 menit terasa 1

jam ) › memicu gangguan psikotik.

KANABIS

Page 22: Gangguan Penggunaan Zat

Kanabis

Page 23: Gangguan Penggunaan Zat

Bentuk:kokain hidroklorid

berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut dari free base.

free base.tidak berwarna/ putih, tidak berbau dan rasanya pahit

Nama jalanan : koka, coke, happy dust, charlie, srepet, snow/salju, putih.

Biasanya dalam bentuk bubuk putih

KOKAIN

Page 24: Gangguan Penggunaan Zat

Cara penyalahgunaan: › cara menghirup bubuk dengan

penyedot atau gulungan kertas, › di bakar bersama tembakau yang

sering disebut cocopuff. › bentuk padat : dihirup asapnya

(freebasing).

Penggunaan dengan menghirup akan berisiko luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam.

Kokain

Page 25: Gangguan Penggunaan Zat

Efek dari pemakaian kokain ini membuat pemakai merasa segar, hilang nafsu makan, menambah rasa percaya diri, juga dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah.

Kokain

Page 26: Gangguan Penggunaan Zat

Kokain

Page 27: Gangguan Penggunaan Zat

Digolongkan zat sedatif (obat penenang) dan hipnotika (obat tidur),

Nama jalanan dari Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp.

Cara: oral, intra vena dan rectal. Di bidang medis:

pengobatan kecemasan (ansietas), panik hipnotik (obat tidur)

SEDATIF-HIPNOTIK (BENZODIAZEPIN)

Page 28: Gangguan Penggunaan Zat

Nama generik: D-pseudo epinefrin yang disintesa tahun 1887, dan dipasarkan tahun 1932 sebagai dekongestan

Nama jalanan: speed, meth, crystal, uppers, whizz dan sulphate

Bentuk: bubuk warna putih dan keabu-abuan

AMFETAMIN

Page 29: Gangguan Penggunaan Zat

MDMA (methylene dioxy methamphetamin)mulai dikenal sekitar tahun 1980 dengan nama Ectacy atau Ekstasi.

Nama lain: xtc, fantacy pils, inex, cece, cein, e.

Jenis amfetamin

Page 30: Gangguan Penggunaan Zat

tidak selalu berisi MDMA karena merupakan designer drugs campur zat lain (disain) untuk mendapatkan efek yang diharapkan/dikehendaki:white doft, pink heart, snow white, petir yang dikemas dalam bentuk pil atau kapsul.

Jenis amfetamin

Page 31: Gangguan Penggunaan Zat

Methamfetaminlama kerja lebih panjang dibanding MDMA (dapat mencapai 12 jam) dan efek halusinasinya lebih kuat.

Nama lainnya shabu-shabu, SS, ice, crystal, crank.

Jenis amfetamin

Page 32: Gangguan Penggunaan Zat

Cara penggunaan :Dalam bentuk pil di minum peroral Dalam bentuk kristal, dibakar dengan

menggunakan kertas aluminium foil dan asapnya dihisap (intra nasal) atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus (bong).

Dalam bentuk kristal yang dilarutkan, dapat juga melalui intra vena.

Jenis amfetamin

Page 33: Gangguan Penggunaan Zat

› Termasuk dalam golongan halusinogen

› Nama jalanan : acid, trips, tabs

› Bentuk: seperti kertas berukuran kotak seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar; berbentuk pil, kapsul

› Cara: meletakkan permukaan lidah dan bereaksi setelah 30-60 menit sejak pemakaian dan hilang setelah 8-12 jam.

› Efek: tripping, yang biasa digambarkan seperti halusinasi terhadap tempat, warna dan waktu.

LSD (Lysergic acid)

Page 34: Gangguan Penggunaan Zat

Uap dari bahan mudah menguap yang dihirup. Contohnya: aerosol, aica aibon, isi korek

api gas, cairan untuk dry cleaning, tinner, uap bensin.

Biasanya digunakan secara coba-coba oleh anak dibawah umur golongan kurang mampu/anak jalanan

SOLVENT / INHALANSIA

Page 35: Gangguan Penggunaan Zat

Efek: pusing, kepala terasa berputar, halusinasi ringan, mual, muntah, gangguan fungsi paru, liver dan

jantung.Kronis kerusakan fungsi

intelektual

SOLVENT / INHALANSIA

Page 36: Gangguan Penggunaan Zat

Penggolongan Napza Menurut Efeknya

Depresan Stimulan Halusinogen

Alkohol

Inhalansia

Methadone

Opiat (morfin, heroin, kodein)

Amfetamin

Kafein

Kokain

MDMA

Nikotin

LSD (Elsid)

Ganja (juga Depresan)

Jamur (Meskalin, Psilosibin)

Page 37: Gangguan Penggunaan Zat

Menurut PPDGJ III

Penyalahgunaan : mempunyai harmful effects terhadap

kehidupan orang.

Adiksi / ketergantungan : mengalami toleransi, putus

zat, tidak mampu menghentikan kebiasaan

menggunakan dosis NAPZA lebih dari yang diinginkan.

Gangguan Penggunaan NAPZA

Page 38: Gangguan Penggunaan Zat

Tahap Penggunaan

Pengguna

Situasional

Okasional

Eksperimental

Page 39: Gangguan Penggunaan Zat

• Penyalahgunaan NAPZA dapat mengintervensi fungsi

otak sehingga terjadi gangguan mental emosional dan

perilaku.

• Adiksi NAPZA penderitaan menahun dan sering

kambuh, namun dapat diobati dan dikendalikan

• Penggunaan berbagai jenis NAPZA mempengaruhi

kerja neurotransmiter kekacauan di dalam celah

sinaptik.

Adiksi Sebagai Gangguan Otak

Page 40: Gangguan Penggunaan Zat

Beberapa jenis transmitter :

1. Dopamin (Amfetamin, Kokain, Alkohol)

2. Serotonin (LSD, Alkohol)

3. Endorfin (Opiat, Alkohol)

4. GABA (Benzodiazepin, Alkohol)

5. Glutamat (Alkohol)

6. Asetilkolin (Nikotin, Alkohol)

Adiksi Sebagai Gangguan Otak

Page 41: Gangguan Penggunaan Zat

Gambaran klinis utama dari fenomena ketergantungan

Sindrom Ketergantungan (PPDGJ III, 1993).

Diagnosis ketergantungan NAPZA ditegakkan jika

ditemukan 3 atau lebih dari gejala selama masa setahun

sebelumnya.

Penetapan Diagnosis

Page 42: Gangguan Penggunaan Zat

1.) Adanya keinginan yang kuat atau dorongan yang

memaksa (kompulsi) untuk menggunakan NAPZA.

2.) Kesulitan dalam mengendalikan perilaku

mengguanakan NAPZA sejak awal, usaha

penghentian atau tingkat penggunaannya.

GEJALA

Page 43: Gangguan Penggunaan Zat

3.) Keadaan putus NAPZA secara fisiologis

(penggunaannya bertujuan untuk menghilangkan atau

menghindari terjadinya gejala putus zat).

4.)Adanya bukti toleransi, berupa peningkatan dosis NAPZA yang diperlukan guna memperoleh efek yang sama yang biasanya diperoleh dengan dosis yang lebih rendah.

Gejala

Page 44: Gangguan Penggunaan Zat

5.)Secara progresif mengabaikan alternatif menikmati kesenangan karena penggunaan NAPZA, meningkatnya jumlah waktu yang diperlukan untuk mendapatkan atau menggunakan NAPZA atau pulih dari akibatnya.

6.) Meneruskan penggunaan NAPZA meskipun ia menyadari dan memahami adanya akibat yang merugikan kesehatan akibat penggunaan NAPZA.

Gejala

Page 45: Gangguan Penggunaan Zat

1. Fase Penilaian

Penilaian sistematis terhadap level intoksikasi,

keparahan gejala putus zat, dosis zat terbesar yang

digunakan terakhir, lama waktu penggunaan terakhir,

awitan gejala, frekuensi dan lamanya penggunaan,

efek subjekstif dari zat yang digunakan.

TERAPI

Page 46: Gangguan Penggunaan Zat

Riwayat medis & psikiatri umum yang komprehensif,

seperti adanya tanda-tanda & gejala intoksikasi atau

withdrawal.

Riwayat terapi gangguan penggunaan zat sebelumnya.

Riwayat penggunaan zat sebelumnya, riwayat keluarga

& riwayat sosio-ekonomi lengkap.

Terapi

Page 47: Gangguan Penggunaan Zat

Skrining urin dan darah kualitatif dan kuantitatif untuk

jenis NAPZA yang disalahgunakan.

Skrining penyakit-penyakit infeksi dan penyakit lainnya

(HIV, TBC, hepatitis).

Terapi

Page 48: Gangguan Penggunaan Zat

2. Fase terapi detoksifikasi (fase terapi withdrawal atau

fase terapi intoksikasi) :

- Rawat inap dan rawat jalan

- Intensive out patient treatment, terapi residensi,

home based detoxification program.

- Terapi simptomatik

- Rapid detoxification, Ultra rapid detoxification

Terapi

Page 49: Gangguan Penggunaan Zat

Detoksifikasi menggunakan :

• Kodein dan ibuprofen

• Klontrex (Klonidin dan Naltrekson)

• Buprenorfin

• Metadon

Fase terapi lanjutan agar tetap drug free atau menggunakan

terapi substitusi atau terapi rumatan.

Terapi

Page 50: Gangguan Penggunaan Zat

Relaps proses saat pengguna zat kembali

menggunakan zat dengan frekuensi dan jumlah

(dosis) yang sekurang-kurangnya sama seperti ketika

dia menggunakan zat sebelum masa abstinentia.

Gejala dini : Relapse Warning Signs.

RELAPS

Page 51: Gangguan Penggunaan Zat

Ditandai dengan:

- Berbohong

- Mempersalahkan orang lain

- Perasaan malu

- Euforia

Cara mengatasinya relapse prevention training atau therapy.

Relapse Warning Signs

Page 52: Gangguan Penggunaan Zat

1. Dokter ahli adiksi

2. Psikiater (yang telah mendapat pelatihan mengenai

adiksi)

3. Dokter umum / dokter keluarga (yang telah dilatih).

4. Perawat spesialis adiksi atau perawat umum yang telah

mendapat pelatihan.

5. Konselor adiksi.

Peran Tenaga Medis Dalam Program Pemulihan

Page 53: Gangguan Penggunaan Zat