Gangguan Kornea Dan Lensa

16
GANGGUAN PADA KORNEA DAN LENSA Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Keperawatan Medikal Bedah III Dosen pengampu: Ns. Siswoyo, S. Kep Oleh: Kelompok 5 Riezki Dwi Eriawan (082310101011) Alvidzius Gusti W (082310101020) Sisiliana Rahmawati (082310101029) Ahdya Islaha W (082310101055) Yuyun Ernawati (082310101058) Rismawan Adi Yunanto (082310101066)

Transcript of Gangguan Kornea Dan Lensa

Page 1: Gangguan Kornea Dan Lensa

GANGGUAN PADA KORNEA DAN LENSA

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Keperawatan Medikal Bedah IIIDosen pengampu: Ns. Siswoyo, S. Kep

Oleh:Kelompok 5

Riezki Dwi Eriawan (082310101011)Alvidzius Gusti W (082310101020)Sisiliana Rahmawati (082310101029)Ahdya Islaha W (082310101055)Yuyun Ernawati (082310101058)Rismawan Adi Yunanto (082310101066)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER

2011

Page 2: Gangguan Kornea Dan Lensa

GANGGUAN PADA KORNEA DAN LENSA

Yang termasuk media refraksi antara lain kornea, pupil, lensa, dan vitreous.

Media refraksi targetnya di retina sentral (macula). Gangguan media refraksi

menyebabkan visus turun (baik mendadak ataupun perlahan) (Marieb EN &

Hoehn K, 2007).

Gambar 1 : Anatomi mata

A. Gangguan pada Kornea

Kornea berasal dari bahasa Latin cornum yang artinya seperti tanduk.

Kornea merupakan selaput bening yang tembus cahaya dan avaskuler. Fungsi

kornea sebagai membran protektif dan media refraksi atau transmisi sinar.

Menurut Ilyas (2004), kornea merupakan lapisan jaringan yang menutupi

bola mata sebelah depan yang terdiri dari 5 lapis, yaitu:

1) Epitel yaitu lapisan sel dengan daya regenerasi besar yang berfungsi

mencegah kekeringan kornea;

2) Membran Bowman yaitu lapisan aseluler jernih terdiri dari serabut

kolagen;

Page 3: Gangguan Kornea Dan Lensa

3) Stroma yaitu bagian paling tebal dari kornea, terdiri dari serabut-serabut

kolagen mukopolisakarida yg tersususn paralel teratur sehingga kornea

transparan;

4) Membran Descement yaitu lapisan terkuat tak mudah ditembus

mikroorganisme dan trauma;

5) Endotel yaitu lapisan sel kubus yang tidak memiliki daya regenerasi.

Trauma atau panyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem

pompa endotel terganggu sehingga dekompresi endotel dan terjadi

edema kornea.

Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola

mata di bagian depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana

40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk kornea. Kornea dipersarafi

oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf

nasosiliar, saraf V.

Gangguan yang dapat terjadi pada kornea yaitu:

1) Keratitis Numularis atau Keratitis Punctata Tropica atau Keratitus

Sawahica

Merupakan peradangan kornea dengan gambaran infiltrat sub epitel

berbentuk bulatan seperti mata uang (coin lesion). Penyebabnya diduga

karena virus yang masuk kedalam epitel kornea melalui luka kecil

setelah terjadinya trauma ringan pada mata, replikasi virus pada sel

epitel diikuti oleh penyebaran toksin pada stroma kornea sehingga

menimbulkan kekeruhan atau infiltrat yang khas berbentuk bulat seperti

mata uang.

2) Keratitis Dendritika atau Keratitis Herpes Simplex

Merupakan peradangan kornea akibat virus herpes simplex. Terjadi

akibat infeksi primer atau kontak langsung dengan penderita herpes

simplex, misalnya pada bayi baru lahir akibat kontak dengan jalan lahir

ibu yang terkontaminasi virus herpes simplex, kontak dapat pula terjadi

secara oral, seksual, atau melalui media lain seperti obat-obatan mata,

handuk, tangan penderita dll.

Page 4: Gangguan Kornea Dan Lensa

3) Herpes Rekuren

Yaitu infeksi primer yang telah sembuh dapat kambuh kembali akibat

rangsangan non spesifik seperti: trauma, sinar ultraviolet, demam,

menstruasi, stress psikis, penggunaan obat kortikosteroid lokal atau

sistemik. Lesi yang timbul pada kornea diakibatkan penetrasi virus

kedalam sel epitel didahului trauma mikro, sehingga virus berkembang

melalui siklus replikasi disepanjang cabang-cabang saraf oftalmik pada

kornea sehingga terbentuk infiltrat berupa kekeruhan menyerupai pita

halus bercabang-cabang, sedang toksin yg dihasilkan akan menembus

stroma dan menimbulkan kekeruhan kornea berbentuk cakram

(disciformis). Lesi pada kornea dapat mengalami ulserasi.

4) Ulkus Kornea Karena Bakteri

Yaitu ulkus kornea yang timbul akibat infeksi kuman atau bakteri. Ulkus

kornea terjadi setelah adanya kerusakan epitel kornea, walaupun

kerusakan epitel terjadi dibagian tepi atau perifer kornea, tetapi ulkus

cenderung bermigrasi ketengah kornea. Sering diikuti hipopion yaitu

endapan sel-sel radang didalam kamera anterior.

5) Distrofi Kornea

Kelainan kornea yang diturunkan herediter tanpa diketahui sebabnya

dengan jelas, bersifat bilateral dan ditandai adanya endapan bahan-bahan

pada lapisan kornea. Penyebab distrofi kornea tidak diketahui dengan

jelas, tapi sering ditemukan sejak lahir dan dapat berkembang pelan

selama hidup, ditandai bercak putih atau abu pada lapisan epitel, stroma,

dan endotel kornea.

6) Keratopati Bulosa

Kelainan kornea ditandai dengan adanya bula dipermukaan kornea

akibat edema kornea kronis. Kerusakan endotel kornea memyebabkan

cairan akuos humor di bilik mata depan masuk menembus stroma

sampai epitel kornea menyebabkan edema dan bentukan bula di epitel.

Penyebab kerusakan endotel kornea tersebut diantaranya trauma akibat

Page 5: Gangguan Kornea Dan Lensa

operasi intraokuler, glaukoma, uveitis kronis, distrofi fuch, bahan-bahan

toksic terhadap endotel seperti cairan saline dan epineprin.

Etiologi dari gangguan pada kornea yaitu:

1) Bakteri, seperti:

a) Staphylococcus

b) Streptococcus

c) Pseudomonas

d) Pneumococcus

2) Virus, seperti:

a) Virus herpes simpleks

b) Virus herpes zoster

3) Jamur, seperti:

a) Candida

b) Aspergillus

4) Hipersensitif: toksin atau allergen

5) Gangguan hervus trigeminus

6) Idiopatik

Kornea berfungsi sebagai membrane pelindung yang uniform dan

merupakan tempat masuk cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya

disebabkan strukturnya yang uniform, avaskuler. Epitel adalah sawar yang

efisien terhadap masuknya mikroorganisme ke dalam kornea dan merupakan

satu lapis sel-sel pelapis permukaan posterior kornea yang tak dapat diganti

baru sel-sel ini berfungsi sebagai pompa cairan dan menjaga agar kornea

tetap tipis dan basah, dengan demikian mempertahankan kejernihan optiknya.

Jika sel-sel ini cedera atau hilang, timbul edema dan penebalan kornea yang

akhirnya mengganggu penglihatan.

Tanda dan gejala gangguan pada kornea yaitu:

1) Mata sakit, gatal, silau

2) Gangguan penglihatan (visus menurun)

3) Mata merah dan bengkak

4) Hiperemi konjungtiva

Page 6: Gangguan Kornea Dan Lensa

5) Merasa kelilipan

6) Fotofobi, lakrimasi

7) Pada kelopak terlihat vesikel dan infiltrasi filament pada kornea

Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kornea yang perlu

diperhatikan adalh pengkajian dengan baik terhadap keluhan utama, riwayat

penyakit sekarang misalnya mata merah dan bengkak, gangguan penglihatan,

mata sakit, gatal, dan silau, serta riwayat penyakit masa lalu yaitu pernah

menderita kunjungtivitis ataupun trauma.

Diagnose keperawatan yang dapat muncul yaitu:

1) Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan penurunan tajam

penglihatan detandai dengan visus menurun, silau, merasa kelilipan;

2) Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi ditandai dengan mata

terasa sakit, mata merah dan bengkak, wajah meringis, tampak

gelisah;

3) Ansietas berhubungan dengan keadaan kurangnya pengetahuan

tentang penyakit ditandai dengan takut dan gelisah, pertanyaan

mengenai kondisinya.

B. Gangguan pada Lensa

Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris, berbentuk bikonveks

dan terdiri dari zat tembus cahaya (transparan) berbentuk seperti cakram yang

dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi (H. Sidarta Ilyas,

2004).

Lensa orang dewasa dalam perjalanan hidupnya akan bertambah besar

dan berat. Fungsi lensa yaitu memfokuskan sinar pada retina. Menurut Ilyas

(2004), secara fisiologis lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu:

a) Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi

untuk menjadi cembung;

b) Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan;

c) Terletak ditempatnya, yaitu berada antara posterior chamber dan vitreous

body dan berada di sumbu mata.

Page 7: Gangguan Kornea Dan Lensa

Lensa terdiri dari 65% air dan 35% protein (tertinggi kandungannya di

antara seluruh tubuh) dan sedikit sekali mineral. Kandungan kalium lebih

tinggi pada lensa dibanding area tubuh lainnya. Asam askorbat dan glutation

terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi. Tidak ada serat nyeri,

pembuluh darah, atau saraf pada lensa.

Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Untuk

memfokuskan cahaya yang datang dari jauh muskulus ciliaris berelaksasi,

menegangkan serat zonula dan memperkecil diameter anteroposterior lensa

sampai ukuran terkecil, dalam posisi ini daya refraksi lensa diperkecil

sehingga berkas cahaya akan terfokus pada retina. Sementara untuk cahaya

yang berjarak dekat, muskulus ciliaris berkontrasi sehingga tegangan zonula

berkurang, artinya lensa yang elastis menjadi lebih sferis diiringi oleh

peningkatan daya biasnya. Kerja sama fisiologis antara korpus siliaris, zonula

dan lensa untuk memfokuskan benda jatuh pada retina dikenal dengan

akomodasi. Hal ini berkurang seiring dengan bertambahnya usia.

Keadaan patologik lensa dapat berupa:

a) Tidak kenyal pada orang dewasa yang mengakibatkan presbiopia;

b) Keruh atau apa yang disebut katarak;

c) Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi.

Keluhan yang dialami penderita berupa pandangan kabur tanpa disertai

nyeri. Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada penyakit lensa adalah

pemeriksaan ketajaman penglihatan dan dengan melihat lensa melalui

sliplamp, oftalmoskop, senter tangan, atau kaca pembesar, sebaiknya dengan

pupil dilatasi.

Dari semua gangguan yang mengenai lensa, kekeruhan atau katarak

menempati angka kejadian yang paling tinggi dan biasanya diakibatkan oleh

proses degenerative. Macam-macam katarak yaitu:

a) Katarak developmental atau katarak congenital yaitu katarak yang terlihat

pada usia di bawah 1 tahun;

b) Katarak juvenile yaitu katarak yang terlihat pada usia di atas 1 tahun dan

di bawah 40 tahun;

Page 8: Gangguan Kornea Dan Lensa

c) Katarak senile biasanya dimulai pada usia 50 tahun, kecuali bila disertai

dengan penyakit lainnya seperti diabetes melitus yang akan terjadi lebih

cepat;

d) Katarak traumatic yaitu kekeruhan lensa dapat terjadi akibat trauma

tumpul atau trauma tajam yang menembus kapsul anterior;

e) Katarak komplikata terjadi karena uveitis.

Katarak senile merupakan katarak yang sering terjadi karena katarak jenis

ini terjadi seiring dengan pertambahan usia. Seorang pasien dengan katarak

senile biasanya datang dengan riwayat kemunduran secara progesif dan

gangguan dari penglihatan. Penyimpangan penglihatan bervariasi, tergantung

pada jenis dari katarak ketika pasien datang. Keluhan yang muncul

diantaranya:

a) Penurunan visus, merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan

pasien dengan katarak senilis;

b) Silau, keluhan ini termasuk seluruh spectrum dari penurunan sensitivitas

kontras terhadap cahaya terang lingkungan atau silau pada siang hari

hingga silau ketika endekat ke lampu pada malam hari.

c) Perubahan miopik, progesifitas katarak sering meningkatkan kekuatan

dioptrik lensa yang menimbulkan myopia derajat sedang hingga berat.

Sebagai akibatnya, pasien presbiop melaporkan peningkatan penglihatan

dekat mereka dan kurang membutuhkan kaca mata baca, keadaan ini

disebut dengan second sight.

d) Noda, berkabut pada lapangan pandang;

e) Ukuran kaca mata sering berubah.

Katarak biasanya didiagnosis melalui pemeriksaan rutin mata. Sebagian

besar katarak tidak dapat dilihat oleh pengamat awam sampai menjadi cukup

padat (matur atau hipermatur) dan menimbulkan kebutaan. Namun, katarak,

pada stadium perkembangannya yang paling dini, dapat diketahui melalui

pupil yang didilatasi maksimum dengan ophtalmoskop, kaca pembesar, atau

slitlamp.

Page 9: Gangguan Kornea Dan Lensa

Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika

gejala katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang

kala cukup dengan mengganti kacamata. Sejauh ini tidak ada obat-obatan

yang dapat menjernihkan lensa yang keruh. Penatalaksanaan operatif yang

dapat dipilih yaitu:

1) Intra Capsuler Cataract Ekstraksi (ICCE)

Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama

kapsul. Seluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake

dan dipindahkan dari mata melalui incisi korneal superior yang lebar.

Sekarang metode ini hanya dilakukan pada keadaan lensa subluksatio dan

dislokasi. ICCE tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien

berusia kurang dari 40 tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea

kapsular. Penyulit yang dapat terjadi pada pembedahan ini astigmatisme,

glukoma, uveitis, endoftalmitis, dan perdarahan.

2) Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE)

Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran

isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga

massa lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan. Pembedahan

ini dilakukan pada pasien katarak muda. Penyulit yang dapat timbul pada

pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder.

3) Phakoemulsifikasi

Phakoemulsifikasi (phaco) maksudnya membongkar dan memindahkan

kristal lensa. Pada teknik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-

3mm) di kornea. Getaran ultrasonic akan digunakan untuk menghancurkan

katarak, selanjutnya mesin PHACO akan menyedot massa katarak yang

telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang dapat dilipat

dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena incisi yang kecil maka tidak

diperlukan jahitan, akan pulih dengan sendirinya, yang memungkinkan

pasien dapat dengan cepat kembali melakukan aktivitas sehari-hari.

Tehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan

katarak senilis. Tehnik ini kurang efektif pada katarak senilis padat, dan

Page 10: Gangguan Kornea Dan Lensa

keuntungan incisi limbus yang kecil agak kurang kalau akan dimasukkan

lensa intraokuler, meskipun sekarang lebih sering digunakan lensa intra

okular fleksibel yang dapat dimasukkan melalui incisi kecil seperti itu.

4) SICS

Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang merupakan

teknik pembedahan kecil.teknik ini dipandang lebih menguntungkan

karena lebih cepat sembuh dan murah.

Mahasiswa yang aktif : Yuyun Ernawati (082310101058)

Mahasiswa yang kurang aktif : Rismawan Adi Y (082310101066)

Referensi

1. Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:

EGC

2. Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran jilid 2. Media

Aesculapius: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

3. Price & Wilson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Peyakit.

Jakarta: EGC

4. Sidarta, Ilyas. 2004. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Balai Penerbit

FKUI.