Gangguan Kepribadian

62
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Setiap manusia menjalani kehidupan dari masa anak-anak sampai remaja dan hingga dewasa. Dalam perkembangan kehidupannya, setiap manusia memiliki cara dan sikap yang berbeda-beda. Tanpa disadari, bagaimana seorang manusia tersebut menjalani kehidupannya sejak anak-anak akan membentuk suatu kepribadian yang kuat akan masa-masa hidup yang berikutnya. Namun, ketika seseorang tersebut memiliki suatu gangguan dalam kehidupan pribadi dan sosialnya, maka hal itu dapat menjadi pertanda bahwa orang tersebut mungkin memiliki hal yang salah dalam kepribadiannya. Kepribadian dapat didefinisikan sebagai totalitas sifat emosional dan perilaku yang menanadai kehidupan seseorang dari hari ke hari dalam kondisi yang biasa. Gangguan kepribadian adalah suatu varian dari sifat karakter tersebut yang diluar rentang yang ditemukan pada sebagian orang, hanya jika sifat kepribadian tidak fleksibel dan tidak maladaptif dan dapat menyebabkan gangguan fungsional yang bermakna atau penderitaan subjektif maka dimasukkan sebagai kelas gangguan kepribadian. Gejala gangguan kepribadian adalah aloplastik ( yaitu, mampu mengadaptasi dan mengubah lingkungan eksternal ) dan ego–sintonik ( yaitu, dapat diterima oleh ego ), mereka dengan gangguan kepribadian tidak merasa cemas tentang perilaku mal adaptifnya 1

Transcript of Gangguan Kepribadian

Page 1: Gangguan Kepribadian

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Setiap manusia menjalani kehidupan dari masa anak-anak sampai remaja dan

hingga dewasa. Dalam perkembangan kehidupannya, setiap manusia memiliki cara dan

sikap yang berbeda-beda. Tanpa disadari, bagaimana seorang manusia tersebut menjalani

kehidupannya sejak anak-anak akan membentuk suatu kepribadian yang kuat akan masa-

masa hidup yang berikutnya. Namun, ketika seseorang tersebut memiliki suatu gangguan

dalam kehidupan pribadi dan sosialnya, maka hal itu dapat menjadi pertanda bahwa orang

tersebut mungkin memiliki hal yang salah dalam kepribadiannya.

Kepribadian dapat didefinisikan sebagai totalitas sifat emosional dan perilaku

yang menanadai kehidupan seseorang dari hari ke hari dalam kondisi yang biasa.

Gangguan kepribadian adalah suatu varian dari sifat karakter tersebut yang diluar rentang

yang ditemukan pada sebagian orang, hanya jika sifat kepribadian tidak fleksibel dan tidak

maladaptif dan dapat menyebabkan gangguan fungsional yang bermakna atau penderitaan

subjektif maka dimasukkan sebagai kelas gangguan kepribadian. Gejala gangguan

kepribadian adalah aloplastik ( yaitu, mampu mengadaptasi dan mengubah lingkungan

eksternal ) dan ego–sintonik ( yaitu, dapat diterima oleh ego ), mereka dengan gangguan

kepribadian tidak merasa cemas tentang perilaku mal adaptifnya

Kenyataannya, dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya

yang lebih sering terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman di kampus,

sejawat dikantor tetangga atau bahkan dengan suami/istri dan anak-anak dirumah. Kita

terkejut oleh tindakan di luar batas yang dilakukan oleh seseorang yang biasa dikenal alim

dan saleh, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, kita membutuhkan sejenis kerangka

acuan untuk memahami dan menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain.kita harus

memahami defenisi dari kepribadian itu, bagaimana kepribadan itu terbentuk. Selain itu

kita membutuhkan teori-teori tentang tingkah laku, teori tentang kepribadian agar

tembentuk suatu kepribadian yang baik. Sehingga gangguan-gangguan yang biasa muncul

pada kepribadian setiap individu dapat dihindari.

1

Page 2: Gangguan Kepribadian

B.Tujuan

Tujuan penulisan refrat ini adalah untuk dapat lebih mengenal dan memahami

tentang gangguan kepribadian. Selain itu juga untuk memenuhi persyaratan dalam

kepaniteraan klinik di departemen Ilmu Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Umum Daerah

Banjar

2

Page 3: Gangguan Kepribadian

BAB II

PEMBAHASAN

A.Definisi Kepribadian

Kata ‘kepribadian´ (personality) sesungguhnya berasal dari kata latin: persona.

Pada mulanya kata persona ini menunjuk pada topeng yang biasa digunakan oleh pemain

sandiwara di zaman romawi dalam memainkan perannya. Lambat laun, kata persona

(personality) berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu

yang diterima oleh individu dari kelompok masyarakat, kemudian individu tersebut

diharapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial yang

diterimanya.

Kepribadian (Allport, 1971) adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-

sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik/khas

dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kepribadian dapat didefinisikan sebagai

totalitas sifat emosional dan perilaku yang menandai kehidupan seseorang darihari ke hari

dalam kondisi yang biasanya; kepribadian relatif stabil dan dapat diramalkan(Kaplan.S).

B.Pembentukan Kepribadian

Mengenai pengalaman-pengalaman yang ikut membentuk kepribadian, kita dapat

membedakannya dalam dua golongan :

1. Pengalaman yang umum, yaitu yang dialami oleh tiap-tiap individu dalam kebudayaan

tertentu. Pengalaman ini erat hubungannya dengan fungsi dan peranan seseorang dalam

masyarakat. Misalnya, sebagai laki-laki atau wanita seseorang mempunyai hak dan

kewajiban tertentu. Beberapa dari peran itu dipilih sendiri oleh orang yang bersangkutan

tetapi masih tetap terikat pada norma-norma masyarakat,misalnya jabatan atau

pekerjaan. Meskipun demikian, kepribadian seseorang tidak dapat sepenuhnya

diramalkan atau dikenali hanya berdasarkan pengetahuan tentang struktur kebudayaan

dimana orang itu hidup. Hal ini disebabkan karena :

a. Pengaruh kebudayaan terhadap seseorang tidaklah sama karena medianya (orang

tua, saudara, media massa dan lain-lain) tidaklah sama pula pada setiap orang.

Setiap orang tua atau media massa mempunyai pandangan dan pendapatnya sendiri

sehingga orang-orang yang menerima pandangan dan pendapat yang berbeda-beda

itu akan berbeda-beda pula pendiriannya.

3

Page 4: Gangguan Kepribadian

b. Tiap individu mempunyai pengalaman-pengalaman yang khusus, yang terjadi pada

dirinya sendiri. Pengalaman yang khusus, yaitu yang khusus dialami individu

sendiri. Pengalamanini tidak tergantung pada status dan peran orang yang

bersangkutan dalam masyarakat. Pengalaman-pengalaman yang umum maupun

yang khusus di atas memberi pengaruh yang berbeda-beda pada tiap individu-

individu itu pun merencanakan pengalaman-pengalaman tersebut secara berbeda-

beda pula sampai akhirnya ia membentuk dalam dirinya suatu stuktur kepribadian

yang tetap (permanen). Proses integrasi pengalaman-pengalaman ke dalam

kepribadian yang makin lama makin dewasa, disebut proses pembentukan identitas

diri. Proses pembentukan identitas diri harus melalui berbagai tingkatan. Salah satu

tingkat yang harus dilalui adalah identifikasi, yaitu dorongan untuk menjadi identik

(sama) dengan orang lain, misalnya dengan ayah, ibu, kakak, saudara, guru, dan

sebagainya. Pada masa remaja, tahap identifikasi ini dapat menyebabkan

kebingungan dan kekaburan akan peran sosial, karena remaja-remaja cenderung

mengidentifikasikan dirinya dengan beberapa tokoh sekaligus, misalnya dengan

ayahnya, bintang film kesayangannya, tokoh politik favoritnya dan sebagainya.

Kalau kekaburan akan peranan sosial ini tidak dapat dihapuskan sampai remaja itu

menjadi dewasa, maka besar kemungkinannya ia akan menderita gangguan-

gangguan kejiwaan pada masa dewasanya.Karena itu penting sekali diusahakan

agar remaja dapat menentukan sendiri identitas dirinya dan berangsur-angsur

melepaskan identifikasinya terhadap orang-orang lain untuk akhirnya menjadi

dirinya sendiri.

C.Teori Kepribadian

Ada empat teori kepribadian utama yang satu sama lain tentu saja berbeda, yakni

teori kepribadian psikoanalisis, teori-teori sifat (trait), teori kepribadian behaviorisme,

danteori psikoligi kognitif.

1. Teori Kepribadian Psikoanalisis

Dalam mencoba mamahami sistem kepribadian manusia, Freud

membangunmodel kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan

satu samalain. Konflik dasar dari tiga sistem kepribadian tersebut menciptakan energi

psikis ndividu. Energi dasar ini menjadi kebutuhan instink individu yang menuntut

pemuasan. Tiga sistem tersebut adalah id, ego, dan superego.

4

Page 5: Gangguan Kepribadian

Id bekerja menggunakan prinsip kesenangan, mencari pemuasan segera impuls

biologis; ego mematuhi prinsip realita, menunda pemuasan sampai bisa dicapaidengan

cara yang diterima masyarakat, dan superego (hati nurani;suara hati) memilikistandar

moral pada individu. Jadi jelaslah bahwa dalam teori psikoanalisis Freud, egoharus

menghadapi konflik antara id ( yang berisi naluri seksual dan agresif yang selaluminta

disalurkan) dan super ego (yang berisi larangan yang menghambat naluri-naluriitu).

Selanjutnya ego masih harus mempertimbangkan realitas di dunia luar

sebelummenampilkan perilaku tertentu.

Namun, dalam psikoanalisis Carl Gustav Jung, ego bukannya

menghadapikonflik antara id dan superego, melainkan harus mengelola dorongan-

dorongan yang datang dari ketidak sadaran kolektif (yang berisi naluri-naluri yang

diperoleh dari pengalaman masa lalu dari masa generasi yang lalu) dan ketidaksadaran

pribadi yang berisi pengalaman pribadi yang diredam dalam ketidaksadaran. Berbeda

dengan Freud, Jung tidak mendasarkan teorinya pada dorongan seks.

Bagi erikson, misalnya meskipun ia mengakui adanya id, ego, dan

superego,menurutnya, yang terpenting bukannya dorongan seks dan bukan pula koflik

antara id dan superego. Bagi Erikson, manusia adalah makhluk rasional yang pikiran,

perasaan,dan perilakunya dikendalikan oleh ego. Jadi ego itu aktif, bukan pasif seperti

pada teori freud, dan merupakan unsur utama dari kepribadian yang lebih banyak

dipengaruhi oleh faktor sosial daripada dorongan seksual.

2. Teori-Teori Sifat (Trait Theories)

Teori sifat ini dikenal sebagai teori-teori tipe (type theories) yang

menekankanaspek kepribadian yang bersifat relatif stabil atau menetap. Tepatnya, teori-

teori inimenyatakan bahwa manusia memiliki sifat atau sifat-sifat tertentu, yakni

polakecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu. Sifat-sifat yang stabil

inimenyebabkan manusia bertingkah laku relatif tetap dari situasi ke situasi. Allport

membedakan antara sifat umum (general trait) dan kecenderungan pribadi (personal

disposition). Sifat umum adalah dimensi sifat yang dapat membandingkan individu satu

sama lainnya.

Kecenderungan pribadi dimaksudkan sebagai pola atau konfigurasi unik sifat-

sifat yang ada dalam diri individu. Dua orang mungkin sama-sama jujur, namun

berbeda dalam hal kejujuran berkaitan dengan sifat lain. Orang pertama, karena peka

terhadap perasaan orang lain, kadang-kadang menceritakan “kebohongan putih´ bagi

orang ini, kepekaan sensitivitas adalah lebih tinggi dari kejujuran. Adapun orang orang

5

Page 6: Gangguan Kepribadian

kedua menilai kejujuran lebih tinggi, danmengatakan apa adanya walaupun hal itu

melukai orang lain. Orang mungkin pula memilki sifat yang sama, tetapi dengan motif

berbeda. Seseorang mungkin berhati-hati karena ia takut terhadap pendapat orang lain,

dan orang lain mungkin hati-hati karena mengekspresikan kebutuhannya untuk

mempertahankan keteraturan hidup.

Termasuk dalam teori-teori sifat berikutnya adalah teori-teori dari William

Sheldom.Teori Sheldom sering digolongkan sebagai teori topologi. Meskipun demikian

ia sebenarnya menolak pengotakkan menurut tipe ini. Menurutnya, manusia tidak dapat

digolongkan dalam tipe ini atau tipe itu. Akan tetapi, setidak-tidaknya seseorang

memiliki tiga komponen fisik yang berbeda menurut derajat dan tingkatannya masing-

masing. Kombinasi ketiga komponen ini menimbulkan berbagai kemungkinan tipe fisik

yang isebutnya sebagai somatotipe. Menurut Sheldom adatiga komponen atau dimensi

temperamental adalah sebagai berikut :

a. Viscerotonia. Individu yang memiliki nilai viscerotonia yang tinggi, memiliki sifat-

sifat, antara lain suka makan enak, pengejar kenikmatan, tenang toleran,lamban,

santai, pandai bergaul.

b. Somatotonia. Individu dengan sifat somatotonia yang tinggi memiliki sifat-sifat

seperti berpetualang dan berani mengambil resiko yang tinggi, membutuhkan

3. Teori Kepribadian Behaviorisme

Menurut Skinner, individu adalah organisme yang memperoleh

perbendaharaan tingkah lakunya melalui belajar. Dia bukanlah agen penyebab tingkah

laku, melainkan tempat kedudukan atau suatu poin yang faktor-faktor lingkungan dan

bawaan yang khas secara bersama-sama menghasilkan akibat (tingkah laku) yang khas

pula pada individu tersebut.

Bagi Skinner, studi mengenai kepribadian itu ditujukan pada penemuan pola

yang khas dari kaitan antara tingkah laku organisme dan berbagai konsekuensi yang

diperkuatnya. Selanjutnya, Skinner telah menguraikan sejumlah teknik yang digunakan

untuk mengontrol perilaku. Tekhnik tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

a. Pengekangan fisik (psycal restraints)

Menurut skinner, kita mengntrol perilaku melalui pengekangan fisik.Misalnya,

beberapa dari kita menutup mulut untuk menghindari diri dari menertawakan

kesalahan orang lain. Orang kadang-kadang melakukannya dengan bentuk lain,

seperti berjalan menjauhi seseorang yang tealh menghina ita agar tidak kehilangan

kontrol dan menyerang orang tersebut secara fisik.

6

Page 7: Gangguan Kepribadian

b. Bantuan fisik (physical aids)

Kadang-kadang orang menggunakan obat-obatan untuk mengontrol perilaku yang

tidak dinginkan. Misalnya, pengendara truk meminum obat perangsang agar tidak

mengatuk saat menempuh perjalanan jauh. Bantuan fisik bisa juga digunakan untuk

memudahkan perilaku tertentu, yang bisa dilihat pada orang yang memiliki masalah

penglihatan dengan cara memakai kacamata.

c. Mengubah kondisi stimulus (changing the stimulus conditions)

Suatu tekhnik lain adalah mengubah stimulus yang bertanggungg jawab.Misalnya,

orang yang berkelebihan berat badan menyisihkan sekotak permen dari hadapannya

sehingga dapat mengekang diri sendiri

d. Memanipulasi kondisi emosional (manipulating emotional conditions)

Skinner menyatakan terkadang kita mengadakan perubahan emosional dalam

dirikita untuk mengontrol diri. Misalnya, beberapa orang menggunakan tekhnik

meditasi untuk mengatasi stess.

e. Melakukan respons-respons lain (performing alternative responses)

Menurut Skinner, kita juga sering menahan diri dari melakukan perilaku yang

membawa hukuman dengan melakukan hal lain. Misalnya, untuk menahan diri agar

tidak menyerang orang yang sangat tidak kita sukai, kita mungkin melakukan

tindakan yang tidak berhubungan dengan pendapat kita tentang mereka.

f. Menguatkan diri secara positif (positif self-reinforcement)

Salah satu teknik yang kita gunakan untuk mengendalikan perilaku menurut

Skinner, adalah positive self-reinforcement. Kita menghadiahi diri sendiri atas

perilaku yang patut dihargai. Misalnya, seorang pelajar menghadiahi diri sendiri

karena telah belajar keras dan dapat mengerjakan ujian dengan baik, dengan

menonton film yang bagus.

g. Menghukum diri sendiri (self punishment)

Akhirnya, seseorang mungkin menghukum diri sendiri karena gagal mencapai

tujuan diri sendiri. Misalnya, seorang mahasiswa menghukum dirinya sendiri

karena gagal melakukan ujian dengan baik dengan cara menyendiri dan belajar

kembali dengan giat.

4. Teori Psikologi Kognitif

Menurut para ahli, teori psikologi kognitif dapat dikatakan berawal dari

pandangan psikologi Gestalt. Mereka berpendapat bahwa dalam memersepsi

lingkungannya, manusia tidak sekadar mengandalkan diri pada apa yang diterima dari

7

Page 8: Gangguan Kepribadian

penginderaannya, tetapi masukan dari pengindraan itu, diatur, saling di hubungkan dan

diorganisasikan untuk diberi makna, dan selanjutnya dijadikan awal dari suatu perilaku.

Pandangan teori kognitif menyatakan bahwa organisasi kepribadian manusia

tidak lain adalah elemen-elemen kesadaran yang satu sama lain saling terkait dalam

lapangan kesadaran (kognisi). Dalam teori ini, unsur psikis dan fisik tidak dipisahkan

lagi, karena keduanya termasuk dalam kognisi manusia. Bahkan, dengan teori ini

dimungkinkan juga faktor-faktor diluar diri dimasukkan (diwakili) dalam lapangan

psikologis atau lapangan kesadaran seseorang.

D.Gangguan Kepribadian

1. Definisi

Gangguan kepribadian (Aksis II pada DSM-IV) merupakan suatu ciri

kepribadian yang menetap, kronis, dapat terjadi pada hampir semua

keadaan,menyimpang secara jelas dari norma-norma budaya dan maladaptif serta

menyebabkan fungsi kehidupan yang buruk, tidak fleksibel dan biasanya terjadi pada

akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Hal ini disebabkan pada usia ini masalah-

masalah kepribadian sering bermunculan begitu luas dan komplek.

Orang yang menderita gangguan kepribadian mempunyai sifat-

sifatkepribadian yang sangat kaku dan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan

sekitarnya. Akibatnya. dia akan mengalami ‘kerusakan´ berat dalam hubungan

sosialnya atau dalam bidang pekerjaannnya atau dirinya terasa sangat menderita.

Gejala-gejala dari orang dengan gangguan kepribadian biasanya alloplastik.

Artinya, orang dengan gangguan kepribadian akan berusaha merubah lingkungan

untuk disesuaikan dengan keinginannya. Selain itu, gejala-gejalanya juga

egosintonik. Artinya, orang dengan gangguan kepribadian dapat menerima dengan

baik gejala-gejalanya.Umumnya orang dengan gangguan kepribadian menolak

bantuan secara psikiatrik.

2. Etiologi

a. Faktor Genetik

Salah satu buktinya berasal dari penelitian gangguan psikiatrik pada

15.000 pasangan kembar di Amerika Serikat. Diantara kembar monozigotik,

angka kesesuaian untuk gangguan kepribadian adalah beberapa kali lebih tinggi

dibandingkan kembar dizigotik. Selain itu menurut suatu penelitian, tentang

penilaian multiple kepribadian dan temperamen, minat okupasional dan waktu

8

Page 9: Gangguan Kepribadian

luang, dan sikap social, kembar monozigotik yang dibesarkan terpisah adalah

kira-kira sama dengan kembar monozigotik yang dibesarkan bersama-sama.

b. Faktor Temperamental

Faktor temperamental yang di identifikasi pada masa anak-anak mungkin

berhubungan dengan gangguan kepribadian pada masa dewasa. Contoh nya; anak-

anak yang secara tempera mental ketakutan mungkin mengalami kepribadian

menghindar.

c. Faktor Biologis

Hormon orang yang menunjukkan sifat impulsive seringkali juga

menunjukkan peningkatan kadar testosterone, 17-estradiol dan estrone.

Neurotransmitter. Penilaian sifat kepribadian dan system dopaminergik dan

serotonergik, menyatakaan suatu fungsi mengaktivasi kesadaran dari

neurotransmitter tersebut. Meningkatkan kadar serotonin dengan obat seretonergik

tertentu seperti fluoxetine dapat menghasilkan perubahan dramatik pada beberapa

karakteristik kepribadian. Serotonin menurun kan depresi, impulsivitas.

Elektrofisiologi. Perubahan konduktansi elektrik pada elektroensefalogram telah

ditemukaan pada beberapa pasien dengan gangguan kepribadian, paling sering

pada tipe antisocial dan ambang, dimana ditemukan aktivitas gelombang lambat.

d. Faktor Psikoanalitik

Sigmund Freud menyatakan bahwa sifat kepribadian berhubungan

dengan fiksasi pada salah satu stadium perkembangan psikoseksual. Fiksasi pada

stadium anal, yaitu anak yang berlebihan atau kurang pada pemuasan anal dapat

menimbulkan sifat keras kepala, kikir dan sangat teliti. Klasifikasi Dalam

Diagnostik and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV),

gangguan kepribadian dikelompokkan ke dalam 3 kelompok, yaitu:

1) Kelompok A, terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, skizoid dan

skizotipal. Orang dengan gangguan seperti ini sering kali tampak aneh dan

eksentrik.

2) Kelompok B, terdiri dari gangguan kepribadian antisosial, ambang,histrionik

dan narsistik. Orang dengan gangguan ini sering tampak dramatik, emosional,

dan tidak menentu.

3) Kelompok C, terdiri dari gangguan kepribadian menghindar, dependen dan

obsesif-kompulsif, dan satu kategori yang dinamakan gangguan kepribadian

yang tidak ditentukan (contohnya adalah gangguan kepribadian pasif-agresif

9

Page 10: Gangguan Kepribadian

dan gangguan kepribadian depresif). Orang dengan gangguan ini sering tampak

cemas atau ketakutan.

3. Macam-macam Gangguan Kepribadian

Menurut PPDGJ, klasifikasi gangguan kepribadian sebagai berikut:

a. Gangguan kepribadian khas

1) Gangguan kepribadian paranoid

2) Gangguan kepribadian schizoid

3) Gangguan kepribadian dissosial

4) Gangguan kepribadian emosional tak stabil

5) Gangguan kepribadian histrionik

6) Gangguan kepribadian anankastik

7) Gangguan kepribadian cemas

8) Gangguan kepribadian dependen

9) Gangguan kepribadian khas lainnya

10) Gangguan kepribadian YTT

b. Gangguan kepribadian campuran dan lainnya

1) Gangguan kepribadian campuran

2) Gangguan kepribadian yang bermasalah

Berikut akan dijelaskan satu persatu beberapa tipe gangguan kepribadian yang

telah disebutkan di atas:

1) Gangguan Kepribadian Paranoid

Orang dengan gangguan kepribadian paranoid ditandai dengan adanya

perasaan curiga yang berlebihan pada orang lain. Mereka menolak tanggung jawab atas

perasaan mereka sendiri dan melemparkan tanggung jawab pada orang lain. Mereka

seringkali bersikap bermusuhan, mudah tersinggung dan marah termasuk pasangan

yang cemburu secara patologis. Mereka seringkali bertanya tanpa pertimbangan, tentang

loyalitas dan kejujuran teman atau teman kerjanya atau cemburu dengan bertanya-tanya

tanpa pertimbangan tentang kesetiaan pasangan atau mitra seksualnya. Gangguan ini

lebih sering terdapat pada laki-laki dibandingkan wanita. Berdasarkan suatu penelitian

menunjukkan bahwa paranoid personality disorder banyak terdapat pada pasien dengan

skizofrenia dangan gangguan delusi (Nida UI Hasanat, 2004 : 11)

Menurut teori psikodinamika, gangguan ini merupakan mekanisme pertahanan

ego proyeksi, orang tersebut melihat orang lain mempunyai motif merusak dan negatif,

bukan dirinya. Ada kecenderungan untuk membanggakan dirinya sendiri karena

10

Page 11: Gangguan Kepribadian

menganggap dirinya mampu berfikir secara rasional dan objektif, padahal sebenarnya

tidak. Dalam situasi sosial, orang dengan kepribadian paranoid mungkin tampak sibuk

dan efisisen, tetapi mereka seringkali menciptakan ketakutan dan konflik bagi orang

lain. Dan berdasarkan teori kognitif- behavioral, orang dengan gangguan ini akan selalu

dalam keadaan waspada, karena tidak mampu membedakan antara orang yang

membahayakan dan yang tidak (Martaniah, 1999 :74).

Epidemiologi

Prevalensi gangguan kepribadian paranoid adalah 0,5 sampai 2,5%. Orang

dengan gangguan kepribadian jarang mencari pengobatan sendiri. Gangguan adalah

lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita.

Gejala Klinis

Ciri penting dari gangguan kepribadian paranoid adalah kecendrungan yang

pervasif dantidak diinginkan untuk menginterpretasikan tindakan orang lain sebagai

merendahkan atau mengancam secara disengaja. Pasien mengeksternalisasikan

emosinya sendiri dan menggunakan pertahanan proyeksi yaitu mereka menghubungkan

kepada orang lain impuls dan pikiran yang tidak dapat diterimanya sendiri. Pasien

dengan gangguan adalah terbatas secara afektif dan tampak tidak memiliki emosi.

Mereka membanggakan dirinya sendiri karena mampu rasional dan objektif, tetapi

sebenarnya tidak. Dalam situasi sosial, orang dengan gangguan kepribadian paranoid

mungkin tampak seperti sibuk dan efisien, tetapi mereka seringkali menciptakan

ketakutan atau konflik bagi orang lain.

Kriteria Diagnostik Gangguan Paranoid

a. Ketidakpercayaan dan kecurigaan yang pervasif kepada orang lain sehingga motif

mereka dianggap sebagai berhati dengki, dimulai pada masa dewasa awal dan

tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih)

berikut :

1) Menduga, tanpa dasar yang cukup, bahwa orang lain memanfaatkan,

membahayakan,atau menghianati dirinya.

2) Preokupasi dengan keraguan yang tidak pada tempatnya tentang loyalitas atau

kejujuran teman atau rekan kerja.

3) Enggan untuk menceritakan rahasianya kepada orang lain karena rasa takut yang

tidak perlu bahwa informasi akan digunakan secara jahat melawan dirinya.

4) Membaca arti merendahkan atau mengancam yang tersembunyi dari ucapan atau

kejadian yang biasa.

11

Page 12: Gangguan Kepribadian

5) Secara persisten menanggung dendam, yaitu tidak memaafkan kerugian, cedera,

atau kelalaian.

6) Merasakan serangan terhadap karakter atau reputasinya yang tidak tampak bagi

orang lain dan dengan cepat bereaksi secara marah atau balas menyerang.

7) Memiliki kecurigaan yang berlulang, tanpa pertimbangan, tentang kesetiaan

pasangan atau mitra seksual.

b. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skizofrenia, suatu gangguan mood

dengan ciri psikotik, atau gangguan psikotik lain dan bukan karena efek fisiologis

langsung dari kondisi medis umum.

Diagnosa Banding

a. Gangguan delusional : karena waham yang terpaku tidak ditemukan pada gangguan

kepribadian paranoid

b. Skizofrenia paranoid : karena halusinasi dan fikiran formal tidak ditemukan pada

gangguan kepribadian paranoid.

c. Gangguan kepribadian ambang : karena pasien paranoid jarang mampu terlibat

secara berlebihan dan rusuh dalam persahabatan dengan orang lain seperti pasien

ambang. Pasien paranoid tidak memiliki karakter antisosial sepanjang riwayat

perilaku antisosial.

d. Gangguan schizoid : adalah menarik dan menjauhkan diri tetapi tidak

memilikigagasan paranoid.

Perjalanan Penyakit dan Prognosis

Tidak ada penelitian jangka panjang yang adekuat terhadap pasien

gangguankepribadian paranoid yang telah dilakukan. Pada beberapa orang gangguan

kepribadian paranoid adalah terjadi seumur hidup. Pada orang lain, gangguan ini adalah

tanda dari skizofrenia. Pada orang lain lagi, saat mereka menjadi semakin matang dan

stress menghilang, sifat paranoid memberikan jalan untuk pembentukan reaksi,

perhatian yang tepat terhadap moralitas dan perhatian altruistik.Tetapi, pada umumnya,

pasien dengan gangguan kepribadian paranoid memiliki masalah seumur hidupnya dan

tinggal bersama orang lain. Masalah pekerjaan dan perkawinan adalah sering

ditemukan.

Terapi :

a. Psikoterapi

Pasien paranoid tidak bekerja baik dalam psikoterapi kelompok, karena itu

ahli terapi harus berhadapan langsung dalam menghadapi pasien, dan harus diingat

12

Page 13: Gangguan Kepribadian

bahwa kejujuran merupakan hal yang sangat penting bagi pasien. Ahli terapi yang

terlalu banyak menggunakan interpretasi mengenai perasaan ketergantungan yang

dalam, masalah seksual dan keinginan untuk keintiman dapat meningkatkan ketidak

percayaan pasien.

b. Farmakoterapi

Farmakoterapi berguna dalam menghadapi agitasi dan kecemasan. Pada

sebagian besar kasus, obat antiansietas seperti diazepam (Valium) dapat digunakan.

Atau mungkin perlu untuk menggunakan anti psikotik, seperti thioridazine (Mellaril)

atau haloperidol (Haldol), dalam dosis kecil dan dalam periode singkat untuk

menangani agitasi parah atau pikiran yang sangat delusional. Obat anti psikotik

pimozide (Orap) bisa digunakan untuk menurunkan gagasan paranoid. Dalam

masalah seksual dan keinginan untuk keintiman dapat meningkatkan ketidak

percayaan pasien.

2) Gangguan Kepribadian Skizoid

Menurut David & Neale dalam Nida UI Hasanat, orang dengan gangguan

kepribadian skizoid ditandai dengan tidak adanya keinginan dan tidak menikmati

hubungan sosial, mereka tidak memiliki teman dekat. Orang dengan gangguan ini

tampak tidak menarik karena tidak memiliki kehangatan terhadap orang lain dan

cenderung untuk menjauhkan diri. Jarang sekali memiliki emosi yang kuat, tidak

tertarik pada seks dan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan. Mereka mungkin

menjalani kehidupan mereka sendiri dengan kebutuhan atau harapan untuk ikatan

dengan orang lain yang sangat kecil. Riwayat kehidupan orang tersebut mencerminkan

minat sendirian dan pada keberhasilan pekerjaan yang tidak kompetitif dan sepi yang

sukar ditoleransi oleh orang lain. Kehidupan seksual mereka mungkin hanya semata-

mata dalam fantasi, dan mereka mungkin menunda kematangan seksualitas tanpa batas

waktu tertentu. Mampu menanamkan sejumlah besar energi afektif dalam minat yang

bukan manusia, seperti matematika dan astronomi, dan mereka mungkin sangat tertarik

pada binatang. Walaupun terlihat mengucilkan diri, tapi pada suatu waktu ada

kemungkinan orang tersebut mampu menyusun, mengembangkan dan memberikan

suatu gagasan yang asli dan kreatif (Kaplan & Saddock, 1997 : 250).

Epidemiologi

Prevalensi gangguan kepribadian skizoid tidak ditentukan secara jelas.

Gangguan mungkin mengenai 7,5% populasi umum. Rasio jenis kelamin untuk

gangguan adalah tidak diketahui, walaupun beberapa penelitian melaporkan suatu rasio

13

Page 14: Gangguan Kepribadian

laki-laki terhadap wanita adalah 2 berbanding 1. Orang dengan gangguan cenderung

mencari pekerjaan sendirian yang melibatkan sedikit kontak atau tanpa kontak dengan

orang lain. Banyak orang menyukai kerja dimalam hari dibandingkan kerja disiang hari,

sehingga mereka tidak perlu berhadapan dengan orang banyak.

Gejala Klinis

Orang dengan gangguan kepribadian skizoid memberi kesan dingin dan

mengucilkan diri, dan mereka tampak menjauhkan diri dan tidak ingin terlibat dengan

peristiwa sehari-hari dan permasalahan orang lain. Mereka tampak tenang,

jauh,menutup diri dan tidak dapat bersosialisasi. Biasanya, orang dengan gangguan

kepribadian skizoid mengungkapkan ketidamampuan seumur hidupnya untuk

mengekspresikan kemarahan secara langsung

Kriteria Diagnostik Untuk Kepribadian Schizoid

a. Pola pervasif pelepasan dari hubungan sosial dan rentang pengalamanemosi yang

terbatas dalam lingkungan interpersonal, dimulai pada masa dewasa awal

danditemukan dalam berbagai korteks, seperti yang dinyatakan oleh empat (atau

lebih) berikut :

1) Tidak memiliki minat ataupun menikmati hubungan dekat, termasuk menjadi

bagian dari keluarga.

2) Hampir selalu memilih kegiatan secara sendirian.

3) Memiliki sedikit, jika ada,rasa tertarik untuk melakukan pengalaman seksual

dengan orang lain.

4) Merasakan kesenangan dalam sedikit, jika ada aktifitas.

5) Tidak memiliki teman dekat atau orang yang dipercaya selain sanak saudara

derajat pertama.

6) Tampak tidak acuh terhadap pujian atau kritik orang lain.

7) Menunjukkan kedinginan emosi, pelepasan atau pendataran afektivitas.

b. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skizofrenia , gangguan , suatu gangguan

mood dengan ciri psikotik, gangguan psikotik lain atau suatu gangguan

perkembangan pervasif , dan bukan karena efek fisiologis langsung dari kondisi

medis umum.

Diagnosis Banding

a. Berbeda dengan pasien skizofrenia dan gangguan kepribadian skizotipal, pasien

dengan gangguan skizoid tidak memiliki sanak saudara skizofrenik, dan mereka

mungkin memiliki riwayat pekerjaan yang berhasil, jika terisolasi. Pasien skizofrenia

14

Page 15: Gangguan Kepribadian

juga berbeda karena menunjukkan gangguan pikiran atau pikiran waham. Walaupun

mereka memiliki banyak sifat yang sama dengan pasien gangguan kepribadian

skizoid, mereka dengan gangguan paranaoid lebih menunjukkan keterlibatan sosial,

riwayat perilaku verbal yang agresif dan kecendrungan yang lebih besar untuk

memproyeksikan perasaan merekakepada orang lain.

b. Secara teoritis, perbedaan utama antara pasien gangguan kepribadian skizotipal dan

pasien gangguan kepribadian skizoid adalah bahwa pasien skizotipal menunjukan

kemiripan yang lebih banyak dengan pasien skizofrenik dalam hal keanehan

persepsi, pikiran, perilaku dan komunikasi.

c. Pasien gangguan kepribadian menghindar adalah terisolasi tetapi memiliki keinginan

kuat untuk berperan serta dalam aktifitas, suatu karakteristik yang tidak ditemukan

pada pasien dengan gangguan kepribadian schizoid.

Perjalanan penyakit dan diagnosis

Onset gangguan kepribadian skizoid biasanya pada masa anak-anak awal.

Gangguan kepribadian skizoid adalah berlangsung lama tetapi tidak selalu seumur hidup.

Proporsi pasien yang menjadi skizofrenia adalah tidak diketahui.7

Terapi

a. Psikoterapi

Terapi pasien gangguan kepribadian skizoid adalah mirip dengan terapi

pasien gangguan kepribadian paranoid.Tetapi, kecendrungan pasien skizoidke arah

introspeksi adalah konsisten dengan harapan ahli psikoterapi dan pasien pasien

skizoid mungkin menjadi pasien yang tekun, jika jauh.Saat kepercayaan

berkembang, pasien skizoid mungkin, dengan keragu-raguan yang kuat,

mengungkapkan suatu fantasi yang berlebihan, teman-teman khayalan dan

ketakutan ketergantungan yang tidak dapat ditanggung walaupun bersama dengan

ahli terapi.Dalam lingkungan terapi kelompok, pasien gangguan kepribadian

skizoid mungkin diam untuk jangka waktu yang lama, namun suatu waktu mereka

akan ikut terlibat. Pasien harus dilindungi dari serangan agresif anggota kelompok

lain mengingat kecenderungan mereka akan ketenangan. Dengan berjalannya

waktu, anggota kelompok menjadi penting bagi pasien skizoid dan dapat

memberikan kontak sosial satu-satunya dalam keberadaan mereka yang terisolasi.

b. Farmakologi terapi

Farmakologi terapi dengan anti psikotik dosis kecil,anti depresan dan psiko

stimulan telah efektif pada beberapa pasien.7

15

Page 16: Gangguan Kepribadian

3) Gangguan Kepribadian Anti Sosial

Gangguan kepribadian antisosial ditandai oleh tindakan antisosial atau

kriminal.Gangguan ini lebih pada ketidak mampuan untuk mematuhi norma sosial yang

melibatkan banyak aspek perkembangan remaja dan dewasa pasien. Keadaan seperti ini

paling sering ditemukan perkotaan yang miskin dan diantara penduduk yang berpindah-

pindah dalam daerah tersebut. Pasien dengan gangguan kepribadian antisosial seringkali

menunjukkan kesan luar yang normal dan bahkan hangat dan mengambil muka.Tetapi

riwayat penyakitnya menemukan banyak daerah kehidupan yang mengalami gangguan.

Menurut David & Neale,gangguan ini muncul sebelum usia 15 tahun yang ditandai

dengan perilaku nakal, lari diri dari rumah, sering berbohong, mencuri, membakar, atau

merusak dengan cara lain.Pola iniakan berlanjut hingga dewasa yang ditandai dengan

tidak memiliki tanggung jawab, bekerja tidak konsisten, melawan hukum, agresif,

gegabah, impulsif,dan gagal dalam merencanakan sesuatu (Nida AL Hasanat, 2004 :

24).

David & Neale juga menambahkan psikopati (Sosiopati) disamping gangguan

kepribadian antisosial. Orang dengan psikopati dengan tidak memiliki rasa malu, miskin

emosi baik emosi positif maupun negative dan memanipulasi orang lain untuk mencapai

tujuannya. Kurang mengalami kecemasan sehingga tidak belajar dari kesalahannya.

Karena tidak memiliki emosi positif, ia menjadi orang yang tidak memiliki tanggung

jawab terhadap orang lain (Nida AI Hasanat, 2004 : 26). Menurut teori

biologis,gangguan ini disebabkan beberapa faktor, yaitu : (a) kelebihan kromosom Y

(laki-laki),menyebabkan pola XYY bukan XY yang normal pada kromoson 23. tapi

teori ini tidak diterima, (b)Testosteron menjadi penyebab agresivitas laki-laki, (c)

adanya keabnormalan pada otak, (d) karena kurang belajar dan perhatian yang

neuropsikologis, dan (e) karenafaktor keturunan. Sedangkan menurut teori psikologis,

gangguan ini disebabkan oleh : (1)kondisi keluarga yang disharmoni dan ketidak

konsistenan dalam pengasuhan anak, (2) orangtua yang terlalu permisif dan kurang

memperhatikan perilaku anak yang tidak benar, (3)orang tua yang tidak menunjukkan

afeksi, (4) pendidikan yang didapat kurang memadai, dan(5) adanya pendapat bahwa

antisosial datang dari semua kelas sosial yang ayahnya antisosial. Juga adanya

penelitian korelasional yang menunjukkan bahwa banyak orang antisosial yang depresif

dan cemas. Hanya saja belum ditemukan apakah itu penyebab atau dampak dari

gangguan kepribadian antisosial (Martaniah, 1999 : 71).

16

Page 17: Gangguan Kepribadian

Epidemiologi

Prevalensi gangguan kepribadian antisosial adalah 3 persen pada laki-laki dan

1 persen pada wanita. Keadaan ini paling sering ditemukan pada daerah perkotaan yang

miskin dan diantara penduduk yang berpindah-pindah dalam daerah tersebut. Onset

gangguanadalah sebelum usia 15 tahun. Anak perempuan biasanya memiliki gejala

sebelum pubertas dan anak laki-laki bahkan lebih awal.

Gejala Klinis

Pasien dengan gangguan kepribadian antisosial seringkali menunjukkan kesan

luar yang normal dan bahkan hangat dan mengambil muka.Tetapi riwayat penyakitnya

menemukan banyak daerah fungsi kehidupan yang mengalami gangguan.

Membohong,membolos, melarikan diri dari rumah, mencuri, berkelahi, penyalahgunaan

zat dan aktivitas ilegal adalah pengalaman tipikal yang dilaporkan pasien sejak masa

anak-anak.Pasien gangguan kepribadian antisosial tidak menunjukkan adanya

kecemasan atau depresi yang mungkin sangat tidak sesuai dengan situasi mereka dan

penjelasan mereka sendiri tentang perilaku antisosial menyebabkannya terasa tidak

masuk akal. Namun demikian, isi mental pasien mengungkapkan sama sekali tidak ada

waham dan tandal ain pikiran irasional. Mereka sangat manipulatif dan seringkali

mampu berbicara dengan orang lain untuk berperan serta dalam skema yang melibatkan

cara mudah untuk mendapatkan uang atau untuk mencapai ketenaran, yang akhirnya

dapat menyebabkan kerugian finansial atau penghinaan sosial atau keduanya bagi

mereka yang tidak berhati-hati. Pasien gangguan kepribadian antisosial tidak

menceritakan kebenaran dan tidak dapat dipercaya untuk menjalankan suatu tugas atau

terlibat dalam standar moralitas yang konvensional. Promiskuitas, penyiksaan pasangan,

penyiksaan anak,mengendarai sambil mabuk adalah peristiwa yang sering ditemukan

dalam kehidupan pasien. Suatu temuan yang jelas adalah tidak adanya penyesalan akan

tindakan tersebut;yaitu pasien tampak tidak menyadarinya.

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Anti Sosial

a. Terdapat pola pervasif tidak menghargai dan melanggar hak orang lain yang terjadi

sejak usia 45 tahun , seperti yang ditunjukkan oleh tiga (atau lebih) berikut :

1) Gagal untuk mematuhi norma sosial dengan menghormati perilaku sesuai hukum

seperti yang ditunjukkan dengan berulang kali melakukan tindakan yang menjadi

dasar penahanan.

2) Ketidakjujuran, seperti yang ditunjukkan oleh berulang kali berbohong,

menggunakan nama samaran, atau menipu orang lain untuk mendapatkan

17

Page 18: Gangguan Kepribadian

keuntungan atau menipu orang lain untuk mendapatkan keuntungan atau

kesenangan pribadi.

3) Impulsivitas atau tidak dapat merencanakan masa depan

4) Iritabilitas dan agresivitas, seperti yang ditunjukkan oleh perkelahian fisik atau

penyerangan yang berulang.

5) Secara sembrono mengabaikan keselamatan diri sendiri atau orang lain.

6) Terus menerus tidak bertanggung jawab, seperti ditunjukkan oleh kegagalan

berulang kali untuk mempertahankan perilaku kerja atau menghormati kewajiban

financial.

7) Tidak adanya penyesalan, seperti yang ditunjukkan oleh acuh tak acuh terhadap

atau mencari-cari alasan telah disakiti, dianiaya, atau dicuri oleh orang lain

b. Individu sekurang-kurangnya berusia 18 tahun.

c. Terdapat tanda-tanda gangguan konduksi dengan onset sebelum usia 15 tahun.

d. Terjadinya perilaku antisosial tidak semata-mata selama perjalanan skizofrenia atau

suatu episode manik.

Diagnosa Banding

a. Gangguan kepribadian antisosial dapat dibedakan dari perilaku illegal dimana

gangguan kepribadian antisocial melibatkan banyak bidang dalam kehidupan

seseorang.

b. Dalam mendiagnosis gangguan kepribadian antisosial, klinisi harus

mempertimbangkan efek yang mengganggu dari status sosio ekonomi, latar belakang

kultural, dan jenis kelamin pada manifestasinya, selain itu diagnosis gangguan

kepribadian antisosial tidak diperlukan jika retardasi mental, skizofrenia, atau mania

dapat menjelaskan gejala.

Terapi

a. Psikoterapi : Jika pasien merasa bahwa mereka berada diantara teman-teman

sebayanya, tidak adanya motivasi mereka untuk berubah bisa menghilang,

kemungkinan karena hal itulah kelompok yang menolong diri sendiri (selfhelp

group) akan lebih berguna dibandingkan di penjara dalam menghilangkan gangguan.

Tetapi, ahli terapi harus menemukan suatu cara untuk menghadapi perilaku merusak

pada pasien. Dan untuk mengatasi rasa takut pasien terhadap keintiman, ahli terapi

harus menggagalkan usaha pasien untuk melarikan diri dari perjumpaan dengan

orang lain.

18

Page 19: Gangguan Kepribadian

b. Farmakoterapi : digunakan untuk menghadapi gejala yang diperkirakan akan timbul

seperti kecemasan, penyerangan, dan depresi.Tetapi, karena pasien seringkali

merupakan penyalah gunaan zat, obat harus digunakan secara bijaksana. Jika pasien

menunjukkan bukti-bukti adanya gangguan deficit atensi hiperaktivitas,

psikostimulan, seperti methylphenidate (Ritalin), mungkin digunakan. Harus

dilakukan usaha untuk mengubah metabolisme katekolamin dengan obat-obatan dan

untuk mengendalikan perilaku impulsif dengan obat antiepileptik, khususnya jika

bentuk gelombang abnormal ditemukan pada EEG.

4) Gangguan Kepribadian Ambang

Pasien gangguan kepribadian ambang berada pada perbatasan antara neurosis

dan psikosis dan ditandai oleh afek, mood, perilaku, hubungan objek, dan cinta dari

yang sangat tidak stabil. Pasien gangguan kepribadian ambang hampir selalu tampak

berada dalam keadaan krisis. Pergeseran mood sering dijumpai. Pasien dapat bersifat

argumentatif pada suatu waktu dan terdepresi pada waktu selanjutnya dan selanjutnya

mengeluh tidak memiliki perasaan pada waktu lainnya. Gangguan ini lebih banyak

terdapat pada wanita dibandingkan laki-laki dan berdasarkan penelitian biologis

ditemukan pada keluarga dimana ada yang memiliki gangguan yang sama.

Perilaku pasien gangguan kepribadian ambang sangat tidak bisa diramalkan;

sebagai akibatnya mereka jarang mencapai tingkat kemampuan mereka. Sifat

menyakitkan dari kehidupan mereka dicerminkan oleh tindakan merusak diri sendiri

yang berulang, misalnya dengan mengiris pergelangan tangannya sendiri atau

melakukan tindakan mutilasi diri lainnya untuk mendapatkan bantuan dari orang lain,

untuk mengekspresikan kemarahan, atau untuk menumpulkan mereka sendiri dari afek

yang melanda. Karena mereka merasakan ketergantungan dan permusuhan, pasien

gangguan kepribadian ambang memiliki hubungan interpersonal yang tidak baik.

Mereka dapat bergantung pada orang lain yang dekat dengan mereka, dan mereka dapat

mengekspresikan banyak kemarahan pada teman dekatnya jika mengalami frustasi.

Dilihat dari pendekatan kognitif-behavioral, orang yang mengalami gangguan ini

evaluasi dirinya selalau negatif, kurang percaya diri dalam mengambil keputusan,

motivasi rendah dan tidak mampu mencari tujuan jangka panjang (Martaniah,1999 :

73).

19

Page 20: Gangguan Kepribadian

Epidemiologi

Tidak ada penelitian prevalensi yang tersedia, tetapi gangguan kepribadian

ambang diperkirakan ada pada kira-kira 1 sampai 2 persen populasi dan dua kali lebih

sering pada wanita dibandingkan laki-laki.

Gejala Klinis

Pasien gangguan kepribadian ambang hampir selalu tampak berada dalam

keadaan krisis.Pergeseran mood sering dijumpai.Pasien dapat bersikap argumentatif

pada suatu waktu dan terdepresi pada waktu selanjutnya dan selanjutnya mengeluh tidak

memiliki perasaan pada waktu yang lainnya.Pasien mungkin memiliki episode

psikiatrik singkat (disebut mikropsikotik),bukannya serangan psikotik yang sepenuhnya

dan gejala psikotik pada pasien ganggguan kepribadian ambang hampir selalu terbatas,

cepat atau meragukan. Sifat menyakitkan dari kehidupan mereka dicerminkan oleh

tindakan merusak diri sendiri yang berulang. Pasien tersebut mungkin mengiris

pergelangan tangannya sendiri dan melakukan tindakan mutilasi diri lainnya untuk

mendapatkan bantuan dari orang lain, untuk mengekspresikan kemarahan atau untuk

menumpulkan mereka sendiri dari afek yang melanda. Karena mereka merasakan

ketergantungan dan permusuhan, pasien gangguan kepribadian ambang memiliki

hubungan interpersonal yang rusuh. Secara fungsional, pasien gangguan kepribadian

ambang mengacaukan hubungan mereka sekarang ini dengan memasukkan setiap orang

dalam kategori baik atau jahat.

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Ambang

Pola pervasif ketidakstabilan hubungan interpersonal, citra diri, dan afek,

danimpulsivitas yang jelas pada dewasa awal dan ditemukan dalam berbagai

konteks,seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut :

a. Usaha mati-matian untuk menghindari ketinggalan yang nyata atau khayalan.Catatan

tidak termasuk perilaku bunuh diri atau mutilasi dari yang ditemukan dalam criteria

5.

b. Pola hubungan interpersonal yang tidak stabil dan kuat yang ditandai oleh perubahan

antara ekstrim-ekstrim idealisasi dan devaluasi.

c. Gangguan identitas : citra diri atau perasaan diri sendiri yang tidak stabil secara jelas

dan persisten

d. lmpulsivitas pada sekurangnya dua bidang yang potensial membahayakan dirisendiri

(misalnya: berbelanja, seks, penyalahgunaan zat, ngebut gila-gilaan, pestamakan).

20

Page 21: Gangguan Kepribadian

Catatan : tidak termasuk perilaku bunuh diri atau mutilasi diri yangditemukan dalam

criteria 5.

e. Perilaku, isyarat, atau ancaman bunuh diri yang berulang kali, atau perilaku mutilasi

diri.

f. Ketidakstabilan afektif karena reaktivitas mood yang jelas (misalnya,

disforiaepisodik kuat, iritabilitas atau kecemasan biasanya berlangsung beberapa jam

dan jarang lebih dari beberapa hari).

g. Perasaan kosong yang kronis.

h. Kemarahan yang kuat dan tidak pada tempatnya atau kesulitan dalammengendalikan

kemarahan (misalnya, sering menunjukkan temper, marah terus menerus, perkelahian

fisik berulang kali).

i. Ide paranoid yang transien dan berhubungan dengan stress, atau gejala disosiatif

yang parah.

Diagnosis Banding

a. Pembedaan dari skizofrenia dilakukan berdasarkan tidak adanya episode

psikotik,gangguan pikiran, atau tanda skizofrenia klasik lainnya yang

berkepanjangan yang dimiliki pasien ambang.

b. Pasien gangguan kepribadian skizotipal menunjukkan pikiran yang sangat

aneh,gagasan yang aneh, dan gagasan menyangkut diri sendiri yang rekuren.

c. Pasien gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh kecurigaan yang ekstrim.

d. Pada umumnya, pasien gangguan kepribadian ambang menunjukkan perasaan

kekosongan yang kronis, impulsivitas, mutilasi diri, episode psikotik singkat, usaha

bunuh diri manipulatif, dan biasanya keterlibatan yang menuntut dalam hubungan

erat.

e. Perjalanan Penyakit dan Prognosis

f. Gangguan ini cukup stabil di mana pasien mengalami sedikit perubahan dengan

berjalannya waktu.Penelitian longitudinal tidak menunjukkan perkembangan ke arah

skizofrenia, tetapi pasien memiliki insidensi tinggi untuk mengalami episode

gangguan depresif berat. Diagnosis biasanya dibuat sebelum usia 40 tahun, jika

pasien berusaha mengambil pilihan pekerjaan, perkawinan dan pilihan lain dan tidak

mampu mengatasi stadium normal siklus kehidupan tersebut.

Terapi

a. Psikoterapi : Pendekatan berorientasi realitas lebih efektif dibandingkan interpretasi

bawah sadar secara mendalam.Terapi perilaku digunakan pada pasien gangguan

21

Page 22: Gangguan Kepribadian

kepribadian ambang untuk mengendalikan impuls dan ledakan kemarahan dan untuk

menurunkan kepekaan terhadap kritik dan penolakan. Latihan keterampilan sosial,

khususnya dengan video tape, membantu pasien untuk melihat bagaimana tindakan

mereka mempengaruhi orang lain dan dengan demikian untuk meningkatkan perilaku

interpersonal mereka.

b. Farmakoterapi : antidepresan memperbaiki mood yang terdepresi yang sering

ditemukan pada pasien. MAOI adalah efektif dalam memodulasi perilaku impulsif

pada beberapa pasien. Benzodiazepin, khususnya alprazolam, membantu kecemasan

dan depresi, tetapi beberapa pasien menunjukkan disinhibisi dengan kelas obat

tersebut. Antikonvulsan seperti karbamazepin, padat meningkatkan fungsi global

pada beberapa pasien. Obat serotonergik, seperti fluoxetine, adalah membantu pada

beberapa kasus.

5) Gangguan Kepribadian Histrionik

Gangguan kepribadian histrionik dutandai oleh perilaku yang bermacam-

macam,dramatik, ekstovert pada orang yang meluap-luap dan emosional. Tetapi,

menyertai penampilan mereka yang flamboyan, seringkali terdapat ketidak mampuan

untuk mempertahankan hubungan yang mendalam dan berlangsung lama. Pasien

dengan gangguan kepribadian hitrionik menunjukkan perilaku mencari perhatian yang

tinggi. Mereka cenderung memperbesar pikiran dan perasaan mereka,membuat

segalanya terdengar lebih penting dibandingkan kenyataannya.

Perilaku menggoda sering ditemukan baik pada pria maupun wanita. Pada

kenyataannya, pasien histrionik mungkin memiliki disfungsi psikoseksual; wanita

mungkin anorgasmik dan pria cenderung mengalami impotent.Mereka mungkin bahwa

melakukan impuls seksual mereka untuk menentramkan diri mereka bahwa mereka

menarik bagi jenis kelamin yang lain. Kebutuhan mereka akan ketentraman tidak ada

habisnya. Tetapi, hubungan mereka cenderung dangkal dan pasien dapat gagal lagi tapi

asyik dengan diri sendiri dan berubah-ubah (Kaplan&Saddock, 1997 :20).

Ditinjau dari teori psikoanalisa, gangguan ini dapat muncul karena adanya

parentalseductiveness khususnya ayah terhadap anak perempuan. Orang tua yang

mengatakan bahwaseks adalah sesuatu yang kotor tapi tidak sesuai dengan perilaku

yang ditunjukkan dimana perilaku menunjukkan bahwa seks itu adalah hal yang

menyenangkan dan diinginkan (NidaAl Hasanat, 2004 : 20).

22

Page 23: Gangguan Kepribadian

Epidemiologi

Menurut DSM-IV data yang terbatas dari penelitian populasi umum

menyatakan suatu prevalensi gangguan kepribadian histrionik kira-kira 2 sampai 3 %.

Angka kira-kira 10 sampai 15% telah dilaporkan pada lingkungan kesehatan mental

rawat inap dan rawat jalan jika pemeriksaan terstruktur digunakan. Keadaan ini lebih

sering didiagnosis pada wanita dibandingkan laki-laki.

Gejala Klinis

Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik menunjukkan perilaku mencari

perhatian yang tinggi. Pada kenyataannya, pasien histrionik mungkin memiliki disfungsi

psikoseksual: wanita mungkin anorgasmik dan laki-laki mungkin impoten. Pertahanan

utama pasien dengan gangguan kepribadian histrionik adalah represi dan disosiasi.

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Histrionik

Pola pervasif emosionalitas dan mencari perhatian yang berlebihan, dimulai

pada masa dewasa muda dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan

olehlima ( atau lebih ) berikut :

a. Tidak merasa nyaman dalam situasi dimana ia tidak merupakan pusat perhatian.

b. Interaksi dengan orang lain sering ditandai oleh godaan seksual yang tidak pada

tempatnya atau perilaku provokatif.

c. Menunjukkan pergeseran emosi yang cepat dan ekspresi emosi yang dangkal.

d. Secara terus menerus menggunakan penampilan fisik untuk menarik perhatian

kepada dirinya.

e. Memiliki gaya bicara yang sangat impresionistik dan tidak memiliki perincian.

f. Menunjukkan dramitasi diri, teatrikal, dan ekspresi emosi yang berlebihan.

g. Mudah disugesti, yaitu mudah dipengaruhi oleh orang lain atau situasi.

h. Menganggap hubungan menjadi lebih intim ketimbang keadaan sebenarnya.

Diagnosis Banding

a. Perbedaan antara gangguan kepribadian histrionik dan gangguan kepribadian

ambang adalah sukar. Pada gangguan kepribadian ambang, usaha bunuh diri, difusi

identitas dan episode psikotik singkat adalah lebih sering. Walaupun kedua kondisi

dapat didiagnosis pada pasien yang sama, klinisi harus memisahkan keduanya.

b. Gangguan somatisasi sindroma Briquet dapat terjadi bersama-sama dengan gangguan

kepribadian histrionik.

c. Pasien dengan gangguan psikotik singkat dan gangguan disosiatif mungkin perlumen

dapatkan diagnosis penyerta gangguan kepribadian histrionik.

23

Page 24: Gangguan Kepribadian

Perjalanan Penyakit dan Prognosis

Dengan bertambahnya usia, pasien dengan gangguan kepribadian histrionik

cenderung menunjukkan gejala yang lebih sedikit, tetapi, karena mereka tidak memiliki

energi yang sama dengan yang dimilikinya saat masih muda. Pasien adalah pencari

sensasi da mungkin mengalami masalah dengan hukum, penyalah gunaan zat dan

bertindak kepada siapa saja.

Terapi

a. Psikoterapi : Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik seringkali tidak

menyadari perasaan mereka yang sesungguhnya; dengan demikian penjelasan dalam

(inner feeling)mereka adalah suatu proses yang penting. Psikoterapi berorientasi

psikoanalisis, baik dalam kelompok atau individual, adalah terapi yang terpilih untuk

gangguan kepribadian histrionik.

b. Farmakoterapi : dapat ditambahkan jika gejala adalah menjadi sasarannya seperti

penggunaan antidepresan untuk depresi dan keluhan somatik, obat antiansietas untuk

kecemasan dan antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi.

6) Gangguan Kepribadian Menghindar

Orang dengan gangguan kepribadian menghindar menunjukkan kepekaan yan

gekstrim terhadap penolakan, yang dapat menyebabkan penarikan diri dari kehidupan

sosial. Sebenarnya mereka tidak asosial karena menunjukkan keinginan yang kuat untuk

berteman tetapi mereka malu; mereka memerlukan jaminan yang kuat dan penerimaan

tanpa kritik yang tidak lazim. Orang dengan gangguan ini menginginkan hubungan

dengan orang lain yang hangat dan aman tapi membenarkan penghindaran mereka

untuk membentuk persahabatan kerena perasaan ketakutan mereka akan penolakan.

Mereka mudah sekali keliru dalam mengartikan komentar orang lain, seringkali

komentar dari orang lain dianggap sebagai suatu penghinaan atau ejekan. Pada

umumnya sifat dari orang dengan gangguan kepribadian menghindar adalah seorang

yang pemalu. Menurut teori kognitif-behavioral, pasien sangat sensitive terhadap

penolakan karena adanya pengalaman masa kanak-kanak,misalnya:karena mendapat

kritik yang pedas dari orang tua (Martaniah, 1999 : 77).

Epidemiologi

Prevalensi gangguan kepribadian menghindar adalah 1 sampai 10 persen;

seperti yang didefinisikan, gangguan ini sering dijumpai.Tidak ada informasi tentang

rasio jenis kelamindan pola familial.

24

Page 25: Gangguan Kepribadian

Gejala Klinis

Hipersensitivitas terhadap penolakan oleh orang lain adalah gambaran klinis

inti dari gangguan kepribadian menghindar. Orang dengan gangguan menginginkan

hubungan dengan orang lain yang hangat dan aman tetapi membenarkan penghindaran

mereka untuk membentuk persahabatan karena perasaan ketakutan mereka akan

penolakan. Saat berbicara dengan seseorang, mereka mengekspresikan ketidak pastian

dan tidak memiliki kepercayaan diri dan mungkin berbicara dalam cara yang

merendahkan diri sendiri. Orang dengan gangguan biasanya tidak mau memasuki

persahabatan kecuali mereka diberikan jaminan yang kuat secara tidak biasanya akan

penerimaan tanpa kritik. Sebagai akibatnya, mereka seringkali tidak memiliki teman

dekat atau teman kepercayaan. Pada umumnya, sifat kepribadian dasar mereka adalah

malu-malu.

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Menghindar

Pola perfasiv hambatan sosial, perasaan tidak cakap, dan kepekaan

berlebihanterhadap penilaian negatif, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak

dalam berbagaikoteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut:

a. Mengindari aktivitas pekerjaan yang memerlukan kontak interpersonal yang

bermakna karena takut akan kritik, celaan dan penolakan.

b. Tidak mau terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan disenangi.

c. Menunjukkan keterbatasan dalam hubungan intim karena rasa takut dipermalukan

atau ditertawai.

d. Preokupasi dengan sedang dikritik atau ditolak dalam situasi sosial.

e. Terhambat dalam situasi interpersonal yang baru karena perasaan tidak ada kuat.

f. Memandang diri sendiri tidak layak secara sosial karena merasa dirinya tidak

menarik atau lebih rendah dari orang lain.

g. Tidak biasanya enggan untuk mengambil resiko pribadi atau melakukan aktivitas

baru karena dapat membuktikan penghinaan.

Diagnosis Banding

a. Pasien gangguan kepribadian menghindar menginginkan interaksi sosial,

dibandingkan dengan pasien gangguan kepribadian skizoid yang ingin sendirian.

b. Pasien gangguan kepribadian menghindar adalah tidak menuntut, tidak mudah

marah, atau tidak dapat diramalkan seperti pasien gangguan kepribadian ambang dan

histrionic.

25

Page 26: Gangguan Kepribadian

c. Gangguan kepribadian menghindar dan gangguan kepribadian dependen adalah

serupa.Pasien gangguan kepribadian dependen dianggap memiliki ketakutan yang

lebih tinggi akan penelantaran atau tidak dicintai dibandingkan pasien gangguan

kepribadian menghindar, tetapi gambaran klinisnya mungkin tidak dapat dibedakan.

Perjalanan Penyakit dan Prognosis

Banyak pasien gangguan menghindar mampu untuk berfungsi, asalkan mereka

dalamlingkungan yang terlindungi. Penghindaran fobik adalah sering ditemukan, dan

pasiengangguan kepribadian menghindar mungkin memberikan riwayat fobia sosial

atau berkembang menjdai fobia sosial selama perjalanan penyakitnya.

Terapi

a. Psikoterapi : Ahli terapi mendorong pasien untuk ke luar ke dunia untuk melakukan

apa yang dirasakan mereka memiliki resiko tinggi penghinaan, penolakan dan

kegagalan.Tetapi ahli terapi harus berhati-hati saat memberikan tugas untuk berlatih

keterampilan sosial yang baru di luar terapi, karena kegagalan dapat memperberat

harga diri pasien yangtelah buruk.Terapi kelompok dapat membantu pasien mengerti

efek kepekaan mereka terhadap penolakan pada diri mereka sendiri dan orang lain.

Melatih ketegasan adalah bentuk terapi perilaku yang dapat mengajarkan pasien

untuk mengekspresikan kebutuhan mereka secara terbuka dan untuk meningkatkan

harga diri mereka.

b. Farmakoterapi : Beberapa pasien tertolong oleh penghambat beta, seperti atenolol

(Tenormin), untuk mengatasi hiperaktivitas sistem saraf otonomik, yang cenderung

tinggi pada pasien dengan gangguan kepribadian menghindar, khususnya jika mereka

menghadapi situasi yang menakutkan.

7) Gangguan Kepribadian Dependen

Orang dengan gangguan kepribadian dependen, menempatkan kebutuhan

mereka sendiri dibawah kebutuhan orang lain. Meminta orang lain untuk mengambil

tanggung jawabuntuk masalah besar dalam kehidupan mereka, tidak memiliki

kepercayaan diri dan mungkin mengalami rasa tidak nyaman yang kuat jika sedang

sendirian lebih dari suatu periode yang singkat. Gangguan ini lebih sering terjadi pada

wanita dibandingkan pria, dan lebih sering terjadi pada anak yang lebih kecil jika

dibandingkan yang lebih tua. Gangguan kepribadian dependen ditandai oleh

ketergantungan yang pervasif dan perilaku patuh.

Orang dengan gangguan ini tidak mampu untuk mengambil keputusan tanpa

nasehat dan pertimbangan yang banyak dari orang lain. Pesimisme, keraguan diri,

26

Page 27: Gangguan Kepribadian

pasivitas, dan ketakutan untuk mengekspresikan perasaan seksual dan agresif menandai

perilaku gangguan kepribadian dependen (Kaplan&Saddock,1997:263-264).

Menurut teori psikodinamika, gangguan ini timbul karena adanya regresi atau

fiksasi pada masa oral karena orang tua yang sangat melindungi atau orang tua yang

mengabaikan kebutuhan tergantung. Pendekatan kognitif- behavioral mengemukakan

bahwa penyebabnya adalah karena kurang asertif dan kecemasan dalam membuat

keputusan (Martaniah, 1999 : 77).

Epidemiologi

Gangguan kepribadian dependen adalah lebih sering pada wanita dibandingkan

laki-laki. Satu penelitian mendiagnosis 2,5% dari semua gangguan kepribadian masuk

dalam kategori tersebut. Gangguan ini lebih sering terjadi pada anak kecil dibandingkan

anak yang lebih besar.

Gejala Klinis

Gangguan kepribadian dependen ditandai oleh pola ketergantungan yang

pervasif dan perilaku patuh. Orang dengan gangguan tidak mampu untuk mengambil

keputusan tanpa nasihat dan penentraman yang banyak dari orang lain. Pasien gangguan

kepribadian dependen menghindari posisi tanggung jawab dan menjadi cemas jika

diminta untuk memegang peran kepemimpinan. Mereka lebih senang tunduk. Jika

mereka sendirian,mereka merasa sukar untuk menekuni tugas tetapi merasa mudah

melakukan tugas tersebut untuk orang lain. Orang dengan gangguan tidak senang

sendirian. Mereka mencari orang lain pada siapa mereka dapat menggantung dan

hubungan mereka dengan demikian dikacaukan oleh kebutuhan mereka untuk melekat

dengan orang lain.Pesimisme, keraguan diri, pasivitas da ketakutan untuk

mengekspresikan perasaan seksual dan agresif menandai perilaku pasien gangguan

kepribadian dependen.

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Dependen

Kebutuhan yang perpasiv dan berlebihan untuk diasuh,yang menyebarkan

perilaku tunduk dan menggantung dan rasa takut akan perpisahan, dimulai pada masa

dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima

(atau lebih) berikut :

a. Memiliki kesulitan dalam mengambil keputusan setiap hari tanpa sejumlah besar

nasehat dan penenteraman dari orang lain.

b. Membutuhkan orang lain untuk menerima tanggung jawab dalam sebagian besar

bidang utama kehidupannya.

27

Page 28: Gangguan Kepribadian

c. Memiliki kesulitan dalam mengekspresikan ketidaksetujuan pada orang lain.

Catatan :tidak termasuk rasa takut yang realistic akan ganti rugi.

d. Memiliki kesulitan dalam memulai proyek atau melakukan hal dengan dirinya

sendiri (karena tidak memiliki keyakinan diri dalam pertimbangan atau kemampuan

ketimbangtidak memiliki motivasi atau energi)

e. Berusaha berlebihan untuk mendapatkan asuhan dan dukungan dari orang lain,

sampai pada titik secara sukarela melakukan hal yang tidak meyenangkan.

f. Merasa tidak nyaman atau tidak berdaya jika sendirian karena timbulnya rasa takut

tidak mampu merawat diri sendiri.

g. Segera mencari hubungan dengan orang lain sebagai sumber pengasuhan dan

dukungan jika hubungan dekatnya berakhir.

h. Secara tidak realistic terpreokupasi dengan rasa takut ditinggal untuk merawat

dirinyasendiri.

Diagnosis Banding

a. Ketergantungan adalah faktor yang menonjol pada pasien gangguan kepribadian

histrionic dan ambang, tetapi pasien gangguan kepribadian dependen biasanya

memiliki hubungan jangka panjang dengan orang pada siapa mereka tergantung,

bukannya pada sejumlah orang, dan mereka tidak cenderung manipulatif Pasien

gangguan kepribadian schizoid dan skizotipal mungkin tidak dapat dibedakan dari

pasien gangguan kepribadian menghindar.

b. Perilaku ketergantungan dapat terjadi pada pasien dengan agoraphobia, tetapi pasien

agorafobik cenderung memiliki tingkat kecemasan yang jelas atau bahkan panik.

Perjalanan Penyakit dan Prognosis

Terdapat kecendrungan untuk mengganggu fungsi pekerjaan, karena pasien

memiliki ketidakmampuan untuk bertindak secara mandiri dan tanpa pengawasan dari

dekat.Hubungan sosial adalah terbatas pada siapa orang dapat tergantung dan banyak

yang menderita penyiksaan mental atau fisik karena mereka tidak dapat menegaskan

dirinya sendiri. Mereka berada dalam risiko mengalami gangguan depresif berat jika

mereka mengalami kehilangan orang pada siapa mereka tergantung. Tetapi, prognosis

dengan pengobatan adalah cukup baik.

Terapi

a. Psikoterapi : terapi gangguan kepribadian dependen seringkali berhasil, yaitu dengan

proses kognitif-behavioral, dengan menciptakan kemandirian pada pasien, melatih

28

Page 29: Gangguan Kepribadian

ketegasan dan menumbuhkan rasa percaya diri. Terapi perilaku, terapi keluarga dan

terapi kelompok semuanya telah digunakan dengan keberhasilan pada banyak kasus.

b. Farmakoterapi : telah digunakan untuk mengatasi gejala spesifik seperti kecemasan

dandepresi, yang sering merupakan gambaran penyerta gangguan kepribadian

dependen. Pasien tersebut yang mengalami serangan panik atau yang memiliki

tingkat kecemasan perpisahan yang tingga mungkin tertolong oleh imipramine

(Tofranil). Benzodiazepine dan obat serotonergik juga telah berguna. Jika depresi

atau gejala menarik diri pada pasien berespon terhadap psikostimulan,obat tersebut

digunakan.

8) Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif

Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif ditandai oleh penyempitan

emosional, ketertiban, kekerasan hati, sikap keras kepala dan kebimbangan. Gangguan

ini sering terjadi pada pria dan sering pada anak tertua. Orang dengan gangguan

kepribadian obsesif-kompulsif memiliki keasyikan dengan keteraturan, kebersihan,

perincian dan pencapaian kesempurnaan.Biasanya orang tersebut resmi dan serius dan

seringkali tidak memiliki rasa humor. Mereka memaksakan aturan supaya diikuti secara

kaku dan tidak mampu untuk mentoleransi apa yang dirasakannya sebagai pelanggaran.

Karena takut mereka melakukan kesalahan, mereka mengalami kebimbangan dan

berpikir dalam waktu yang lama untuk mengambil suatu keputusan. Orang dengan

gangguan obsesif-kompulsif dapat bekerja dengan baik dalam posisi yang

membutuhkan pekerjaan metodologis, deduktif atau terperinci.Tetapi mereka rentan

terhadap perubahan yang tidak diharapkan. Dilihat dari teori kognitif-behavioral, pasien

gangguan ini mempunyai perhatian yang tidak realistic mengenai perfeksitas dan

penolakan terhadap kesalahan. Kalau gagal dalam mencapai perfeksitas, ia menganggap

dirinya tidak berharga (Martaniah, 1999 : 79).

Epidemiologi

Prevalensi gangguan kepribadian obsesif kompulsif adalah tidak diketahui.

Keadaan ini lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita dan didiagnosis paling

sering pada anak yang tertua. Pasien seringkali memiliki latar belakang yang ditandai

oleh disiplin yang keras.Freud menghipotesiskan bahwa gangguan kepribadian ini

adalah berhubungan dengan kesulitan pada stadium anal dari perkembangan

psikoseksual, biasanya di sekitar usia 2 tahun.Tetapi, pada berbagai penelitian teori

tersebut belum disahkan.

Gejala Klinis

29

Page 30: Gangguan Kepribadian

Orang dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif memiliki keasikan

dengan aturan, peraturan, ketertiban, kebersihan, perincian dan pencapaian

kesempurnaan. Keterampilan interpersonal pasien gangguan kepribadian obsesif

kompulsif adalah terbatas. Mereka mengasingkan orang lain, tidak mampu untuk

berkompromi dan memaksakan supaya orang lain tunduk kepada mereka. Tetapi

mereka mudah memaafkan mereka yang dipandangnya sebagai lebih berkuasa

dibandingkan dirinya dan memenuhi keinginan mereka dalam cara penguasa.

Kriteri Diagnostik Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif

Pola pervasif preokupasi dengan urutan, perfeksionisme, dan pengendalian

mentaldan interpersonal, dengan mengorbankan fleksibilitas, keterbukaan, dan efisiensi,

dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang

ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut :

a. Terpreokupasi dengan perincian, aturan, daftar, urutan, susunan atau jadwal

sampaitingkat dimana aktivitas sesama hilang.

b. Menunjukkan perfeksionisme yang mengganggu penyelesaian tugas misalnya, tidak

mampu menyelesaikan suatu proyek karena tidak memenuhi standarnya sendiri yang

terlalu ketat.

c. Secara berlebihan setia kepada pekerjaan dan produktivitas sampai mengabaikan

aktivitas waktu luang dan persahabatan (tidak disebabkan oleh kebutuhan

ekonomiyang besar)

d. Terlalu berhati-hati, teliti, dan tidak fleksibel tentang masalah moralitas, etika atau

nilai-nilai (tidak disebabkan oleh identifikasi kultural atau religius)

e. Tidak mampu membuang benda-benda yang usang atau tidak berguna walaupun

tidak memiliki nilai sentimental.

f. Enggan untuk mendelegasikan tugas atau untuk bekerja dengan orang lain kecuali

mereka tunduk dengan tepat caranya mengerjakan hal.

g. Memiliki gaya belanja yang kikir baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain, uang

dipandang sebagai sesuatu yang harus ditimbun untuk rencana dimasa depan.

h. Menunjukkan kekacauan dan keras kepala.

Diagnosis Banding

Jika ditemukan obsesi atau kompulsi yang rekuren, gangguan obsesif

kompulsif harus ditulis dalam aksis l. kemungkinan pembedaan yang paling sukar

adalah antara pasien rawat jalan dengan sifat obsesif-kompulsif dan pasien dengan

gangguan kepribadian obsesif-kompulsif. Diagnosis gangguan kepribadian bermakna

30

Page 31: Gangguan Kepribadian

dalam efektivitas pekerjaan atau sosialnya. Pada beberapa kasus, gangguan delusional

terjadi bersama-sama dengan gangguan kepribadian dan harus dicatat.

Perjalanan Penyakit dan Prognosis

Perjalanan gangguan kepribadian obsesif kompulsif adalah bervariasi dan tidak

dapat diramalkan. Dari waktu ke waktu, obsesi atau kompulsi dapat berkembang dalam

perjalanan gangguan kepribadian. Beberapa remaja dengan gangguan kepribadian

obsesi kompulsif berkembang menjadi orang dewasa yang hangat, terbuka dan ramah;

tetapi orang lain, gangguan dapat mengawali skizofrenia atau gangguan depresif berat.

Terapi

a. Psikoterapi : Tidak seperti gangguan kepribadian lainnya, pasien gangguan

kepribadian obsesif-kompulsif seringkali tahu bahwa mereka sakit dan mencari

pengobatan atas kemauan sendiri. Asosiasi bebas dan terapi yang tidak terlalu

mengarahkan sangat dihargai oleh pasien gangguan ini.Terapi kelompok dan terapi

perilaku biasanyamemberikan manfaat tertentu. Pada kedua konteks, mudah untuk

memutuskan pasien ditengah-tengah interaksi atau penjelasan maladaptive mereka.

Melengkapi perilaku kebiasaan mereka mencegah meningkatkan kecemasan pasien

dan menyebabkan mereka mudah mempelajari strategi baru.

b. Farmakoterapi : Clonazepam (klonopin) adalah suatu benzodiazepine dengan

antikonvulsan, pemakaian obat ini telah menurunkan gejala pada pasien

dengangangguan kepribadian obsesif-kompulsif parah. Apakah obat ini digunakan

pada gangguan kepribadian adalah tidak diketahui. Clomipramine (anafranil) dan

obat serotonergik tertentu seperti fluoxetine mungkin berguna jika tanda dan gejala

obsesif-kompulsif timbul.

9) Gangguan Kepribadian Yang Tidak Ditentukan

Katagori ini adalah untuk gangguan-gangguan fungsi kepribadian yang tidak

memenuhi kriteria untuk gangguan kepribadian spesifik. Contohnya adalah adanya ciri-

ciri lebih dari satu gangguan kepribadian spesitik yang tidak memenuhi kriteria lengkap

untuk salah satu gangguan kepribadian (kepribadian campuran) tetapi bersama-sama

menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam satu atau

lebih fungsi penting (misalnya, sosial atau pekerjaan). Kategori ini juga dapat

digunakan jika klinis menganggap bahwa suatu gangguan kepribadian spesifik yang

tidak dimasukkan kedalam klasifikasi ini adalah sesuai. Contohnya adalah gangguan

kepribadian pasif-agresif dan gangguan kepribadian depresif.

31

Page 32: Gangguan Kepribadian

Gangguan Kepribadian Pasif - Agresif

Orang dengan gangguan kepribadian pasif-agresif ditandai oleh

obstruksionisme (senang menghalang-halangi), menunda-nunda, sikap keras kepala dan

tidak efisien. Perilaku tersebut adalah manifestasi dari agresi yang mendasari, yang

diekspresikan secara pasif.Pasien gangguan kepribadian pasif-agresif secara

karakteristik adalah suka menunda-nunda,tidak menerima permintaan untuk kinerja

yang optimal, tidak bersedia meminta maaf, dan cenderung untuk mencari kesalahan

pada diri orang lain walaupun pada orang tempat mereka bergantung; tetapi mereka

menolak untuk melepaskan mereka sendiri darihubungan ketergantungan. Mereka

biasanya tidak memiliki ketegasan tentang kebutuhan dan harapan mereka. Orang

dengan gangguan ini tidak memiliki kepercayaan pada diri sendiri dan biasanya

pesimistik akan masa depan (Kaplan & Saddock, 1997 : 268).Mereka memendam rasa

amarah dan permusushan yang diekspresikan dengan cara tidak langsung tapi

menggunakan cara yang menyakitkan.Tidak sensitive terhadap kritik dan selalu

menganggap dirinya benar. Dari sudut kognitif-behavioral, pasif-agresif berkembang

dari kepercayaan bahwa ekspresi terbuka dan kemarahan adalah berbahaya. Menuntut

orang lain harus tahu apa yang diinginkan, tanpa ia memintanya (Martaniah 1999 : 79).

Epidemiologi

Tidak ada data yang tersedia tentang epidemiologi gangguan, termasuk rasio

jenis kelamin, pola familial dan prevalensi (Kaplan, 1997).

Gambaran Klinis

Karakteristik pasien gangguan kepribadian pasif agresif adalah :

a. Menunda-nunda, tidak menerima permintaan untuk kinerja yang optimal, meminta

maaf untuk keterlambatan dan mencari kesalahan pada diri orang lain pada siapa

mereka tergantung, mereka menolak untuk melepaskan diri mereka sendiri

dariketergantungan.

b. Tidak memeiliki ketegasan dan tidak lansung tentang kebutuhan dan harapan mereka

c. Tidak dapat menjawab pertanyaan yang diperlukan tentang apa yang diharapakan

oleh mereka dan mungkin menjadi cemas bila dipaksa untuk melakukannya.

d. Berusaha untuk memanipulasi dirinya sendiri kedalam posisi tergantung, tetapi

prilaku mereka yang pasif dan merendahkan diri sering kali dialami orang lain

sebagai hukuman atau manipulasi (Kaplan, 1997).

32

Page 33: Gangguan Kepribadian

e. Berusaha untuk memanipulasi dirinya sendiri kedalam posisi tergantung, tetapi

prilaku mereka yang pasif dan merendahkan diri sering kali dialami orang lain

sebagai hukuman atau manipulasi (Kaplan, 1997).

Epidemiologi

Tidak ada data yang tersedia tentang epidemiologi gangguan, termasuk rasio

jenis kelamin, pola familial dan prevalensi (Kaplan, 1997).

Gambaran Klinis

Karakteristik pasien gangguan kepribadian pasif agresif adalah:

a. Menunda-nunda, tidak menerima permintaan untuk kinerja yang optimal, meminta

maaf untuk keterlambatan dan mencari kesalahan pada diri orang lain pada siapa

mereka tergantung, mereka menolak untuk melepaskan diri mereka sendiri

dariketergantungan.

b. Tidak memeiliki ketegasan dan tidak lansung tentang kebutuhan dan harapan

mereka.

c. Tidak dapat menjawab pertanyaan yang diperlukan tentang apa yang diharapakan

oleh mereka dan mungkin menjadi cemas bila dipaksa untuk melakukannya.

d. Berusaha untuk memanipulasi dirinya sendiri kedalam posisi tergantung, tetapi

prilaku mereka yang pasif dan merendahkan diri sering kali dialami orang lain

sebagai hukuman atau manipulasi (Kaplan, 1997).

Kriteria Riset Gangguan Kepribadian Pasif- Agresif

a. Pola perpasif sikap negatifistik dan resistensi pasif terhadap tuntutan akan

kinerjayang adekuat , dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai

konteks,seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut:

1) Secara pasif menolak memenuhi tugas sosial dan pekerjaan rutin.

2) Mengeluh tidak dimengerti dan tidak dihargai oleh orang lain.

3) Cemberut dan argumentative.

4) Tanpa alasan mengkritik dan mencemooh atasan

5) Menunjukkan rasa cemburu dan kebencian terhadap mereka yang tampaknya

lebih beruntung.

6) Suara yang diperkeras dan keluhan terus-menerus atas ketidak beruntungan

dirinya

7) Berganti-ganti antara tantangan permusuhan dan perasaan dosa.

b. Tidak terjadi semata-mata selama episode depresif berat dan tidak diterangkan lebih

baik oleh gangguan distimik

33

Page 34: Gangguan Kepribadian

Diagnosis Banding

Gangguan kepribadian pasif-agresif perlu dibedakan dari gangguan

kepribadian histrionik dan ambang. Tetapi pasien gangguan kepribadian pasif-agresif

adalah dramatik, afektif dan agresif secara terbuka dibandingkan dengan pasien

gangguan kepribadian histrionik dan ambang.

Perjalanan Penyakit dan Prognosis

Dalam suatu penelitian follow up terhadap 100 orang pasien rawat inap yang

rata-rata berusia 11 tahun, Ivor small menemukan bahwa gangguan kepribadian pasif-

agresif merupakan diagnosis utama pada 54 orang di antara mereka, 18 orang juga

penyalah guna alkohol dan 30 orang secara klinis di cap sebagai terdepresi.

Terapi

a. Psikoterapi : pasien gangguan kepribadian pasif-agresif yang mendapatkan

psikoterapi suportif memiliki hasil yang baik.Tetapi psikoterapi untuk pasien dengan

gangguan kepribadian pasif-agresif memiliki banyak kekurangan, dalam memenuhi

kebutuhan pasien seringkali mendukung patologi mereka, tetapi menolak permintaan

mereka adalah menolak mereka. Klinisi harus mengobati kecendrungan bunuh diri

terhadap tiap ekspresi kemarahan yang tersembunyi dan bukan sebagai orang yang

akan mengobati kehilangan obyek pada gangguan depresif berat.

b. Farmakoterapi : antidepresan harus diresepkan hanya jika ada indikasi klinis depresi

dan kemungkinan bunuh diri. Beberapa pasien berespon terhadap benzodiazepine

dan psikostimulan, tergantung pada keadaan klinis.

Gangguan Kepribadian Depresif

Orang dengan gangguan kepribadian depresif adalah orang yang pesimistik,

anhedonik, terikat pada kewajiban, meragukan diri sendiri dan tidak gembira secara

kronis.Penyebab gangguan kepribadian depresif tidak diketahui, tetapi faktor yang

terlibat dalam gangguan distimik dan gangguan depresif berat mungkin bekerja.Teori

psikologis melihat adanya kehilangan pada awal kehidupan, pengasuhan orang tua yang

buruk, superego yang menghukum, dan perasaan ekstrim. Deskripsi klasik tentang

kepribadian depresif dia jukan tahun 1963 oleh Arthur Noyes dan Laurence Kolb,

“Mereka merasakan kegembiraan kehidupan yang normal tapi hanya sedikit, dan

cenderung kesepian dan serius, bermuram durja, patuh, pesimistik dan rendah diri.

Mereka rentan untuk mengekspresikan penyesalan dan perasaan ketidak berdayaan dan

putus asa. Mereka seringkali teliti, perfeksionistik, sangat berhati-hati, asyik dengan

pekerjaan, merasa bertanggung jawab dengan tajam, dan mudah berkecil hati di kondisi

34

Page 35: Gangguan Kepribadian

yang baru. Mereka ketakutan akan celaan, cenderung menderita dalam kesepian dan

kemungkinan mudah menangis, walaupun biasanya tidak di hadapan orang lain. Suatu

kecenderungan untuk merasa ragu-ragu, tidak dapat mengambil keputusandan berhati-

hati menghianati perasaan ketidakamanan yang melekat.Terdapat 7 kelompok sifat

depresif : (1) tenang introvert, pasif, tidak sombong; (2) bermuram durja,

pesimistik,serius, dan tidak dapat merasakan kegembiraan; (3) mengkritik diri sendiri,

menyalahkan diri sendiri, dan menghina diri sendiri; (4) bersifat ragu-ragu, kritik orang

lain, sukar untuk memaafkan; (5) berhati-hati, bertanggung jawab dan disiplin diri; (6)

memikirkan hal yang sedih dan merasa cemas; (7) asyik dengan peristiwa negatif,

perasaan tidak berdaya dan kelemahan pribadi (Kaplan & Saddock, 1997 : 270).

Epidemiologi

Berdasarkan prevalensi gangguan depresif pada populasi keseluruhan,

gangguankepribadian depresif tampaknya sering, terjadi sama banyak pada laki-laki dan

perempuan dan terjadi pada keluarga dimana gangguan depresif ditemukan (Kaplan,

1997).

Gambaran Klinis

Deskripsi gangguan kepribadian depresif oleh H.Akiskal menggambarkan

kelompok sifat depresif adalah 1.Tenang, introvert, pasif tidak sombong.2.Bermuram

durja, pesimistik, serius, dan tidak dapat merasakan kegembiraan.3.Mengkritik diri

sendiri, menyalahkan diri sendiri dan menghina diri sendiri.4.Bersifat ragu-ragu, kritik

orang lain , sukar untuk memaafkan.5.Berhati-hati, bertanggung jawab dan disiplin

diri.6.Memikirkan hal sedih dan pasien merasa cemas7.Asyik dengan peristiwa negatif,

perasaan tidak berdaya dan kelemahan pribadi.

Diagnosis Banding

Gangguan distimik adalah gangguan mood yang ditandai oleh fluktuasi besar

dalam mood dibandingkan yang ditemukan pada gangguan kepribadian

depresif.Gangguan kepribadian adalah kronis dan seumur hidup, sedangkan gangguan

distimik adalah episodic, dapat terjadi pada setiap waktu, dan biasanya memiliki

stressor pencetus. Kepribadian depresif dapat dianggap sebagai spektrum kondisi afektif

dimana gangguan distimik dan gangguan depresif memiliki varian yang lebih

parah.Pasien gangguan kepribadian menghindar adalah introvert dan tergantung tetapi

cenderung lebih merasa cemas dari pada depresi, dibandingkan orang dengan

kepribadian depresif.

Perjalanan Penyakit dan Prognosis

35

Page 36: Gangguan Kepribadian

Orang dengan gangguan kepribadian depresif mungkin berada dalam resiko

yang tinggi untuk mengalami gangguan distimik dan gangguan depresif berat

(Kaplan,1997).

Terapi

a. Psikoterapi : merupakan pengobatan terpilih untuk gangguan kepribadian

depresif.Pasien berespon terhadap psikoterapi berorientasi tilikan, dan arena tes

realitas pasien adalah baik, mereka mampu menggali tilikan kedalam psikodinamika

penyakitnya dan memahami efeknya pada hubungan interpersonal mereka.Terapi

kognitif membantu pasien mengerti manifestasi kognitif dari perasaan rendah diri

dan pesimisme mereka.Jenis psikoterapi lain yang berguna adalah psikoterapi

kelompok dan terapi interpersonal.

b. Psikofarmakologi : pemakaian medikasi anti depresan, khususnya obat serotonerik

tertentu seperti setraline (Zoloft), 50mg sehari. Beberapa pasien berespon terhadap

dosis kecil psikostimulan, seperti amfetamin, 5-10 mg sehari. Pada semua kasus, obat

psikofarmakologis harus dikombinasikan dengan psikoterapi untuk mencapai efek

yang maksimal.

36

Page 37: Gangguan Kepribadian

BAB III

PENUTUP

Dari uraian di atas maka dapat dismpulkan bahwa siapa saja berpotensi untuk

mengalami gangguan kepribadian. Karena gangguan kepribadian tidak saja disebabkan

oleh faktor genetika (dapat diturunkan), tapi juga dipengaruhi oleh faktor temperamental,

faktor biologis (hormon, neurotransmitter dan elektrofisiologi), dan faktor psikoanalitik

(yaitu adanya fiksasi pada salah satu tahap di masa perkembangan psikoseksual dan juga

tergantung dari mekanisme pertahanan ego orang yang bersangkutan).

Dalam DSM-IV, gangguan kepribadian dibagi menjadi tiga kelompok dan

masing-masing kelompok terdapat beberapa gangguan kepribadian dengan karakteristik

yang khas dan berbeda-beda satu sama lain. Hampir semua gangguan kepribadian dapat

disembuhkan baik melalui psikoterapi (terapi kejiwaan) maupun farmakoterapi (terapi

obat-obatan), dengan teknik penyembuhan yang berbeda-beda untuk masing-masing

gangguan kepribadian.

37

Page 38: Gangguan Kepribadian

DAFTAR PUSTAKA

Castillo, Heather.2003. Personality disorder;Temperament or Trauma. Jessica Kingsley

Publisher. London.

David, A Tomb. Buku Saku Psikiatri, Alih bahasa Martina Wiwie S Nasrun. Ed

6.Jakarta. EGC. 2003

Evi Kristiyarini. Kecendrungan gangguan kepribadian pada remaja dan dewasa awal di

Desa Sedeng Pacitan. 2009. http://gdl.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=

jiptumm-gdl-s1-2003-evikristiy-270&q=Health.

Gangguan Kepribadian. 2010. http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-

tentang/gangguan-kepribadian

Kaplan & Saddock, 1997, Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri

Klinis, Edisi ke-7, jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta.

Maslim, Rusdi, 2001, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari

PPDGJ III, Jakarta

Nida UI Hasanat, 2004, Print out Personality Disorder.

Psikologi Kepribadian. http://www.slideshare.net/bocahbancar/psikologi-kepribadian

Sri Mulyani Martaniah, MA, Prof. Dr. 1999, Handout Psikologi Abnormal.

38