gangguaannn moood

download gangguaannn moood

of 7

Transcript of gangguaannn moood

MACAM GANGGUAN MOOD/AFEKGangguan Mood/Afek (DSM-IV):A. Ggn mood utama a. Depresi berat ( depresi unipolar) b. Ggn bipolar: 1. Episode mani-depresi atau mani-mani (mani unipolar/mani murni). 2. Episode hipomani-depresi B. Ggn mood tambahan: 1. Ggn siklotimik ( siklotimia ) 2. Ggn distimik ( distimia ) 3. Ggn berhubungan dg sindrom depresi: - ggn depresi ringan sedang - ggn depresi singkat rekuren ( berat-ringan) - ggn disforik pra menstrual 4. Ggn mood krn kondisi medis umum 5. Ggn mood akibat zat 6. Ggn mood yg tdk ditentukan.PPDGJ-III/ICD-X F30-F39 Ggn Suasana Perasaan (Mood{Afektif})F30 Episode Manik:F30.0 Hipomania:F30.1 Mania tanpa gejala psikotik:F30.2 Mania dg Gejala Psikotik F30.8 Episode manik lainnya F30.9 Episode manik YTT

F31 Gangguan Afektif Bipolar Ggn episode berulang sekurang-kurangnya dua episode: peningkatan (hipomania, mania) dan penurunan (depresi) Antara episode ggn tdpt periode fungsi normal Episode manik onset tiba-tiba: 2 mgg - 5 bln. Episode depresi onset > lama, rata-rata: 6 bln Sering tjd setelah stres / trauma mental Termasuk : psikosis manik-depresif F31.0 Ggn Afektif Bipolar (GAB) episode hipomanik, F31.1 GAB episode manik tanpa gejala psikotik, F31.2 GAB episode manik dg gejala psikotik,F31.3 GAB episode depresi ringan atau sedang,F31.4 GAB episode depresi berat tanpa gejala psikotik, F31.5 GAB episode depresi berat dg gejala psikotik, F31.6 GAB episode campuran,F31.7 GAB dalam remisi, F31.8 GAB lainnya,F31.9 GAB YTT

F32 Episode Depresif F32.0 Episode Depresi Ringan: minimal 2 gejala utama, 2 gejala lainnya F32.1 Episode Depresi sedang: minimal 2 gejala utama, 3 gejala lainnya F32.2 Episode Depresi Berat Tanpa Gejala Psikotik: 3 gejala utama, 4 gejala lainnya F32.3 Episode Depresif Berat dg Gejala Psikotik:F32.8 Episode Depresif Lainnya F32.9 Episode Depresif YTT.

F33 Gangguan Depresif Berulang Episode masing-masing sekitar 6 bulan, frekuensi < ggn Bipolar Tdk ada riwayat peningkatan afek Pemulihan antara episode biasanya sempurna, bisa menetap pd usia lanjut Sering krn stres atau trauma mental lainF33.0 GDB Episode Ringan: memenuhi F33 & F32.0 (episode depresi ringan) F33.1 GDB Episode sedang: memenuhi F33 & F32.1 (episode depresi sedang) F33.2 GDB Episode Berat tanpa Gejala Psikotik: memenuhi F33 dan F32.2 (depresi berat tanpa gejala psikotik)F33.3 GDB Episode Berat dg Gejala Psikotik: memenuhi F33 dan F32.3 (depresi berat dg gejala Psikotik)F33.4 GDB dalam Remisi: memenuhi F33 dimasa lampau, tdk memenuhi F30-39 (episode depresi)F33.8 Ggn Depresi Berulang Lainnya F33.9 Ggn Depresi Berulang YTT.

F34 Gggn Suasana Perasaan (Mood{Afektif}) Menetap/MenahunF34.0 Ggn Siklotimia/Siklotimik Depresi ringan dan hipomania ringan, tidak stabil menetap, cukup lama, Berlangsung 1thn (anak), > 2 thn (dws)F34.1 Distimia: Depresif sangat lama, tidak memenuhi depresif berulang ringan-sedang (F33.0-F33.1) Berlangsung bbrp tahun (2 thn) tak terbatas pd usia dini dari masa dewasa, jika onset usia lanjut mrpkn kelanjutan depresi tersendiri (F32), berhubungan dg masa berkabung atau stres lainF34.8 Ggn Afektif Menetap Lainnya tdk memenuhi F34.0 dan F34.1, namun secara klinis bermakna.F34.9 Ggn Afektif Menetap YTT.

F38 GGN SUASANA PERASAAN (MOOD{AFEKTIF} LAINNYAF38.0 GGN Afektif Tunggal Lainnya.F38.1 GGn Afektif Berulang Lainnya DEPRESITeori Psikoanalisis Tentang DepresiTeori psikodinamika klasik mengenai depresi dari Freud dan para pengikutnya meyakini bahwa depresi mewakili kemarahan yang diarahkan ke dalam diri sendiri dan bukan terhadap orang-orang yang dikasihi. Rasa marah dapat diarahkan kepada self setelah mengalami kehilangan yang sebenarnya atau ancaman kehilangan dari orang-orang yang dianggap penting ini (Nevid dkk, 2005).Model psikodinamika terbaru lebih terfokus pada isu-isu yang berhubungan dengan perasaan individual akan self-worth atau self-esteem. Suatu model, yang disebut model self-focusing, mempertimbangkan bagaimana mengalokasikan proses atensi mereka setelah suatu kehilangan (kematian orang yang dicintai, kegagalan personal, dll). Menurut model ini, orang yang mudah terkena depresi mengalami suatu periode self-examination (self-focusing) yang intens setelah terjadinya suatu kehilangan atau kekecewaan yang besar. Mereka menjadi terpaku pada pikiran-pikiran mengenai objek atau tujuan penting yang hilang dan tetaap tidak dapat merelakan harapan akan entah bagaimana cara mendapatkannya kembali (Nevid dkk, 2005).Teori Kognitif Tentang Depresia. Teori depresi Beck (1967)Beck mengidentifikasikan 3 pola kognitif utama pada depresi yang disebut sebagai triad kognitif, yaitu pandangan negatif terhadap masa depan, pandangan negatif terhadap diri sendiri, individu menganggap dirinya tak mampu, bodoh, pemalas, tidak berharga, pandangan negatif terhadap pengalaman hidup (Durand dan Barlow, 2006).Model kognitif Beck berfokus pada peran berpikir yang negatif atau terdistorsi dalam depresi. Orang yang rentan mengalami depresi memegang keyakinan yang negatif terhadap dirinya sendiri, lingkungan, dan masa depan. Segi tiga kognitif dari depresi ini menghasilkan kesalahann tertentu dalam berpikir, atau distorsi kognitif, dalam berespons pada peristiwa negatif, yang pada gilirannya akan menyebabkan depresi (Nevid dkk, 2005).b. Teori helplessness/ hopelessness1. Learned helplessness: kepasifan individu dan perasaan tak berdaya mengontrol hidupnya, didapat dari pengalaman-pengalaman buruk/ trauma, mengarah pada depresi2. Attribution and learned helplessness: pada situasi dimana individu pernah gagal, ia akan mencoba mengatribusikan penyebab kegagalan. Individu depresi bila mereka mengatribusikan kejadian negatif bersifat stabil dan global. Individu depresi biasanya menunjukkan depressive attributional stylemengatribusikan rasa hasil negatif sebagai personal, global, penyebabnya stabil

3. Teori hopelessnessSejumlah bentuk depresi dianggap sebagai akibat hopelessness merasa hasil yang diharapkan takkan pernah muncul, individu tak bisa merubah situasi. Kemungkinan muncul akibat self esteem yang rendah, kecenderungan anggapan bahwa kejadian negatif akan mengakibatkan sejumlah hal negative

Teori Interpersonal Tentang Depresi- Individu depresi cenderung terbatas jaringan dan dukungan sosialnyamengurangi kemampuan individu mengatasi kejadian negatif, rentan terhadap depresi- Individu depresi berusaha meyakinkan diri bahwa orang lain benar peduli. Namun ketika yakin, rasa puasnya hanya sebentar. Berhubungan dengan konsep diri negatif.- Kompetensi sosial yang rendah diperkirakan memunculkan depresi pada anak usia TK- Interpersonal problem solving skill yang rendah dapat meningkatkan depresi pada remaja

Teori Humanistik tentang DepresiMenurut kerangka kerja humanistik, orang menjadi depresi saat mereka tidak dapat mengisi keberadaan mereka dengan makna dan tidak dapat membuat pilihan-pilihan autentik yang menghasilkan self-fulfillment. Kemudian dunia dianggap menjadi tempat yang menjemukkan. Pencarian orang akan makna memberikan warna dan arti bagi kehidupan mereka. Perasaan bersalah dapat timbul saat orang percaya bahwa mereka tidak membangkitakn potensi-potensi mereka. Mereka dapat meningkatkan suatu perasaan suram yang terekspresikan dalam perilaku depresi kelelahan, mood yang murung, dan menarik diri (Nevid dkk, 2005).Humanistik juga berfokus pada hilangnya self-esteem yang dapat muncul saat orangg kehilangan teman atau anggota keluarga, ataupun mengalami kemunduran atau kehilangan dalam pekerjaan. Depresi adalah konsekuensi yang sering terjadi dari kehilangan seperti itu, terutama jika kita mendasarkan self-esteem kita pada peran pekerjaan atau kesuksesan (Nevid dkk, 2005).

Teori Behavioristik tentang DepresiDalam perspektif teori belajar lebih kepada faktor-faktor situasional, seperti kehilangan reinforcement positif. Kita memiliki kinerja terbaik saat tingkat reinforcement sepadan dengan usaha kita. Perubahan pada frekuensi atau efektivitas reinforcement dapat mengubah keseimbangan sehingga kehidupan menjadi tidak berharga. Saat reinforcement berkurang, orang akan merasa tidak termotivasi dan depresi, yang dapat menyebabkan ketidakaktifan dan nantinya semakin mengurangi kesempatan untuk mendapatkan reinforcement (Nevid dkk,2005)Teori Psikologi Tentang Gangguan Bipolar- Tekanan hidup adalah faktor penting munculnya gangguan bipolar- Dukungan sosial dapat mempercepat penyembuhan simptom depresi, tapi tidak simtom mania- Attributional style + sikap disfungsi + kejadian buruk ---->peningkatan simptom depresi ataupun mania pasien bipolar- Self esteem individu mania mungkin sangat rendahhttp://psikososialabnormal.blogspot.com

1. Faktor BiologiDalam penelitian biopsikologi, norepinefrin dan serotonin merupakan dua neurotransmitter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood. Beberapa peneliti juga menemukan bahwa gangguan mood melibatkan patologik dan sistem limbiks serta ganglia basalis dan hypothalamus.2. Faktor GenetikData genetik menyatakan bahwa faktor yang signifikan dalam perkembangan gangguan mood adalah genetik. Pada penelitian anak kembar terhadap gangguan depresi berat, pada anak kembar monozigot adalah 50 %, sedangkan dizigot 10 25 %.3. Faktor PsikososialMungkin faktor inilah yang banyak diteliti oleh ahli psikologi. Faktor psikososial yang memyebabkan terjadinya depresi antara lain; Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan : suatu pengamatan klinik menyatakan bahwa peristiwa atau kejadian dalam kehidupan yang penuh ketegangan sering mendahului episode gangguan mood. Faktor kepribadian Premorbid : Tidak ada satu kepribadian atau bentuk kepribadian yang khusus sebagai predisposisi terhadap depresi. Semua orang dengan ciri kepribadian manapun dapat mengalami depresi, walaupun tipetipe kepribadian seperti oral dependen, obsesi kompulsif, histerik mempunyai risiko yang besar mengalami depresi dibandingkan dengan lainnya. Faktor Psikoanalitik dan Psikodinamik : Freud menyatakan suatu hubungan antara kehilangan objek dan melankoli. Ia menyatakan bahwa kemarahan pasien depresi diarahkan kepada diri sendiri karena mengidentifikasikan terhadap objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi merupakan suatu cara ego untuk melepaskan diri terhadap objek yang hilang. depresi sebagai suatu efek yang dapat melakukan sesuatu terhadap agresi yang diarahkan kedalam dirinya. Apabila pasien depresi menyadari bahwa mereka tidak hidup sesuai dengan yang dicita-citakannya, akan mengakibatkan mereka putus asa. Ketidakberdayaan yang dipelajari: Didalam percobaan, dimana binatang secara berulang-ulang dihadapkan dengan kejutan listrik yang tidak dapat dihindarinya, binatang tersebut akhirnya menyerah dan tidak mencoba sama sekali untuk menghindari kejutan selanjutnya. Mereka belajar bahwa mereka tidak berdaya. Teori Kognitif: Beck menunjukkan perhatian gangguan kognitif pada depresi Asikal H.S. dalam Tarigan (2003) Dia mengidentifikasikan 3 pola kognitif utama pada depresi yang disebut sebagai triad kognitif, yaitu : a) Pandangan negatif terhadap masa depan, b) Pandangan negatif terhadap diri sendiri, individu menganggap dirinya tak mampu, bodoh, pemalas, tidak berharga, c) Pandangan negatif terhadap pengalaman hidup. Meyer berpendapat bahwa depresi adalah reaksi seseorang terhadap pengalaman hidup.http://www.duniapsikologi.com

Kaplan

GANGGUAN SOMATOFORM, GANGGUAN BUATAN DAN MALINGERINGI. Gangguan somatoform1. Gangguan dismorfik tubuh (dismorfofobia)2. Gangguan konversi (neurosis histeris, tipe konversi)3. Hipokondriasis (neurosis hipokondriaka)4. Gangguan somatisasi5. Gangguan nyeri somatoform6. Gangguan somatoform tak tergolongkanII. Gangguan buatanIII. Malingering

GANGGUAN DISOSIATIF1. Amnesia psikogenik2. Fugue psikogenik3. Gangguan kepribadian berganda 4. Gangguan depersonalisasi5. Gangguan disosiatif NOS (not otherwise specified)

PPDGJ III