Ganecapos Desember

8
GANECA POS Mencerahkan, Mencerdaskan 4 OPINI LK Berupaya Keras Bantu Masalah UKT Des 2013 SAJIAN KHAS SASTRA DAN SENI CERPEN:The Unforgot- ten Glory Flower KABAR BANDUNG Usaha Polisi Tumpas Geng Motor 5 7 SANTAI Resensi Buku: Rantai 1 Muara 6 Dengan komitmen Instiut Teknologi Bandung terhadap konsep multikampus, tentu hasil konsep multikampus pertama, Kampus ITB Jatinan- gor, tidak boleh terlupakan. Bersamaan dengan pemban- gunan dan alih fungsi ban- gunan yang sedang dijalan- kan di Kampus ITB Ganesha, pembangunan di Kampus ITB Jatinangor pun sedang gencar-gencarnya dijalankan. Pembangunan memang terus dijalankan sejak pengambila- lihan kampus ini dari tangan Universitas Winayamukti oleh ITB, dan menurut mahasiswa yang telah menjalankan keg- iatan perkuliahannya di Kam- pus ITB Jatinangor, kemajuan pembangunannya terhitung pesat sejak pertama kali mere- ka berkuliah di kampus ini. Rencana dan Garis Waktu Pembangunan Dr. Ing. Suparno Satira, selaku Direktur Eksekutif Kampus ITB Jatinangor, men- jelaskan bahwa, pembangu- nan Kampus ITB Jatinangor terdiri dari tiga aspek, yaitu fasilitas dan sarana prasarana, program, dan infrastuktur. Pembangunan aspek fasilitas dan sarana prasarana dimu- lai dari renovasi gedung yang sebelumnya digunakan oleh Universitas Winayamukti (Unwim). Gedung Unwim yang sudah tidak terurus, bo- cor, dan tidak bisa dipakai, mulai direnovasi oleh pihak ITB pada tahun 2011. Gedung selanjutnya, gedung Labtek I, mulai dibangun pada tahun 2012, namun karena adan- ya kendala pada segi dana, Labtek I yang direncanakan akan berbentuk abjad ‘E’ baru sampai berbentuk abjad ‘U’, di mana bentuk pertama ini membuat gedung tersebut ke- mudian dinamakan Labtek IA. Bersamaan dengan itu, diban- gun pula gedung kuliah umum (GKU) dengan 4 lantai, di mana pada lantai tertingginya terdapat sebuah ruang kuliah besar berkapasitas 500 orang, lalu pada lantai di bawahnya terdapat ruang manajemen, tempat tunggu dosen, dan 4 ruangan kuliah yang masing- masingnya berkapasitas 100 orang. Selain itu, terdapat juga ruangan-ruangan umum yang disediakan untuk berbagai kegiatan dan fasilitas seperti fotokopi, kantin, himpunan, dan sebagainya. “Sebenarnya pada awal 2013 pihak ITB juga mengu- sulkan untuk melanjutkan pembangunan Labtek I untuk menjadi Labtek IB (bentuk huruf ‘E’), serta merenovasi ITB MULTIKAMPUS Jatinangor Bersiap Sambut Mahasiswa (Lagi) UANG KULIAH TUNGGAL Mahasiswa TPB Belum Mendapat Kepastian Sejumlah 609 mahasiswa TPB yang mengajukan protes atas nilai Uang Kuliah Tung- gal (UKT) mereka hingga akhir bulan November 2013 belum mendapat kepastian. Kabinet KM-ITB melalui Kementerian Kesejahteraan Masyarakat masih bekerja sama dengan Lembaga Ke- mahasiswaan (LK) ITB untuk memeriksa data mahasiswa. Kedua pihak tersebut masih berusaha memastikan bahwa ada mahasiswa yang benar- benar harus dibantu. Rektorat sendiri sendiri telah menyatakan bahwa pembayaran UKT bagi yang masih keberatan ditangguh- kan untuk sementara waktu. Sementara Bapak Akhmaloka selaku Rektor ITB pernah menyatakan bahwa bagi yang tidak mampu membayar UKT, mahasiswa dapat mencicil biaya kuliah hingga lunas. Mahasiswa TPB menga- jukan protes karena merasa subsidi yang ditetapkan oleh pihak Rektorat ITB tidak sesuai dengan kemampuan mereka. “Gaji ayah saya tidak cukup untuk bayar segitu, sementara kakak juga saya masih kuliah,” ujar salah satu mahasiswa TPB yang enggan disebutkan namanya. Aranti Adriarani selaku Menteri Koordinator Advoka- si Kampus menyampaikan kehawatirannya jika ada ma- hasiswa baru yang terpaksa membayar padahal ia tidak mampu karena takut dropout. “Takutnya juga ada yang men- gundurkan diri karena tidak mampu membayar,” tambah DIPRODUKSI OLEH: Bersambung ke halaman 2 Bersambung ke halaman 2 PEMBANGUNAN ITB Menanti Wajah Baru Sang Ganesha Master Plan Pembangunan Fisik dan Sumber Dana ITB merencanakan pem- bangunan 7 buah gedung baru di kampus Ganesha. Yakni satu Gedung di FTMD yang didanai oleh Kemen- trian Perindustrian, satu Ge- dung di FTTM yang didanai oleh APBN Kemendikbud. Gedung di SBM yang akan dibangun di ex-MKor dan didanai oleh Freeport, serta 4 gedung lain yang didanai oleh JICA. Latar belakang diban- gunnya gedung-gedung ini adalah untuk meningkat- kan kapasitas ITB sebagai world class university seperti dikutip dari keterangan Bu Puti Farida Marzuki, se- laku Wakil Rektor bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan “Sebenarnya ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas ITB sebagai institut pendidikan yang dapat bersaing secara Internasional. Gedung kita itu, terutama yang laborato- rium harus lebih disempur- nakan.” Menurut keterangan Puti, gedung-gedung yang akan dibangun antara lain seperti ruang kelas, ruang seminar, laboratorium dan ruang untuk interaksi ITB dengan mitranya di luar. Alokasi Penggunaan Bangunan Dari 7 gedung yang akan dibangun oleh ITB, setiap gedung tentunya telah di- alokasikan penggunaannya. Menurut keterangan Lukki Priantomo (KL’09) selaku Menteri Kebijakan Kampus yang telah mendapat infor- masi dari pihak kampus peri- hal pembangunan, gedung di FTMD yang dibangun oleh Kementrian Perindustrian dialokasikan sebagai labora- torium surya untuk Program Studi Teknik Mesin. Gedung di FTTM dialokasikan untuk penambahan laboratorium, ruang kelas, pembangunan museum dan menampung kegiatan mahasiswa. Hal ini diperjelas oleh Bu Puti, “Himpunan-himpunan yang sekarang ini di atas selokan yang di daerah FTTM ini harus dapat diakomodir di gedung FTTM yang baru nanti”. Sementara 4 Gedung lain yang mendapat sumber dana dari JICA akan dibangun di ex-parkir utara untuk ruang seminar, bekas GSG untuk FSRD, bekas sekretariat Pra- muka lama untuk laborato- rium dan ruang kuliah FTSL, serta belakang perpustakaan untuk ruang kuliah. Semen- tara untuk pembangunan gedung SBM di ex-MKOR direncanakan sebagai ruang kuliah SBM dan seketariat kegiatan mahasiswa. Mundurnya Timeline Pembangunan Pembangunan tujuh gedung ini direncanakan terlaksana pada tahun 2013, namun hingga penghujung tahun masih Gedung FTTM dan FTMD saja yang sudah mulai dibangun. Menurut Rudy Hermawan Karsaman (Direktur Pengembangan Direktorat Pengembangan ITB), hal ini dikarenakan kendala turunnya dana. “Tahun 2013 ini kita mer- encanakan ada 7 gedung yang dibangun, ternyata yang jalan baru dua yaitu di FTMD sama FTTM. Kenapa begitu? Ya karena duitnya gak ngucur-ngucur. Begitu masalahnya, jadi mungkin pembangunannya akan digeser ke 2014 kelihatannya. Yang SBM ini baru mulai rapat, yang JICA masih terta- han di menteri.” Ungkapnya pada wawancara yang dilaku- kan tim redaksi. Ibu Puti selanjutnya men- jelaskan, “Dari dulu dana memang dari kemendikbud, tapi dengan berjalannya waktu dan kondisi yang ada di Indonesia, ada kehati- hatian yang lebih tinggi dari menteri untuk masalah pendanaan.” Hal ini disebut sebagai alasan lambatnya pencairan dana pinjaman JICA untuk pembangunan 4 gedung yang direncanakan. Untuk gedung di FTMD da- pat dibangun dengan cepat karena sumber dana berasal dari kementrian perindustri- an dan tender juga dipegang oleh kementrian perindustri- an, tidak dipegang oleh ITB. Untuk FTTM dananya juga berasal dari kemendikbud, namun dana yang dicairkan tidak sebesar 4 gedung lain. Untuk keterlambatan pembangunan gedung SBM di ex-MKOR, hal ini dikare- nakan ITB harus menunggu 1 tahun hingga disetujui oleh Freeport. “Kita menunggu setahun kan baru Freeport setuju mendanai. Sekarang kita sedang mem-final-kan berkas untuk ditenderkan, tender barangkali perlu wak- Terlambatnya Pembangunan Empat Gedung Sudah lama gerbang utara ditutup. Pembangunan yang pada awalnya direncanakan dimulai pada April 2013 ini tidak menunjukkan adanya ke- majuan. Banyak pihak yang bertanya-tanya mengenai kejelasan pemban- gunan empat gedung di area utara ITB ini. Ibu Puti Farida Marzuki, Wakil Rektor bidang Keuangan, Perenca- naan, dan Pengembangan, menjelaskan, “Desain yang sudah dibuat pada awalnya kembali dievaluasi oleh Kejaksaan Tinggi. Hal inilah yang menghambat kita memulai karena Menteri Pendidikan dan Kebudayaan belumnya memberikan persetujuan mengenai mulainya pembangunan. Seiring berjalannya waktu, muncul kehati-hatian yang sangat tinggi dari pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam pengelolaan pem SBM Runtuhkan KBL dan MKor Saat ini ITB sedang gencar membangun dan merenovasi sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan perkuliahan. Menurut master plan, akan ada tujuh gedung yang akan dibangun untuk menunjang aktivitas perkuliahan. Eks KBL tidak luput dari upaya pembangunan ITB. Pem- bangunan yang memperoleh suntikan dana dari Freeport ini rencananya akan dimulai Januari 2014 mendatang setelah sebelumnya sempat diren- canakan akan dilakukan tahun ini. Mendukung master plan pemban- gunan tersebut, lembaga- lembaga yang saat ini menghuni gedung eks KBL akan direlokasi ke tempat lain untuk sementara waktu. Nantinya, lembaga- lembaga tersebut akan dikembalikan lagi ke tempat semula, yaitu di lantai satu dan dua gedung. Hingga November 2013, gedung eks KBL dihuni oleh sebelas lembaga yang terdiri atas kantin, TOKEMA, kesekretariatan unit KMH, MGG, Restorasi Jaga Heritage Building Saat ini unit – unit Altim yang terdiri dari LSS ITB, PSTK ITB, UKM ITB, Genshiken, dan Unit Sahang ITB sedang mengalami relokasi ke CC Barat, sebagai dampak dari proses restorasi Aula Timur ITB. Sudahkan hak – hak unit – unit tersebut terpenuhi ? “Diharapkan unit-unit tersebut dapat mempersiapkan kepindahan pada tanggal 1 dan 2 November 2013 , dikarenakan tanggal 3 November 2013 gedung AULA TIMUR harus sudah kosong dengan dimulainya ren- ovasi”, cuplikan surat dari Direktorat Sarana dan Prasarana ITB untuk unit-unit Altim, yang dikirimkan pada tanggal 24 Oktober 2013 yang lalu. Kabar mengenai kepindahan unit Altim sebenarnya telah terdeng- ar dari bulan Februari 2013. Namun, pada saat itu pemberitahuan dari pihak terkait mengenai kabar tersebut, hanya dilaksanakan secara lisan dan belum secara resmi. Bersambung ke halaman 2 Bersambung ke halaman 3 Bersambung ke halaman 3 Bersambung ke halaman 3 “Maaf, Parkir Motor Penuh” Penuhnya tempat parkir di hari – hari masuk kerja, sudah menjadi hal yang biasa terjadi akhir – akhir ini di kampus ITB Ganesha. Kondisi ini terjadi karena memang kapasitas lahan parkir sudah tidak sebanding dengan jumlah kendaraan yang akan masuk, untuk menunjang penggu- nanya yang akan beraktivitas di kampus. Menurut data yang dikeluarkan Kementrian Ganesha Hijau Kabinet KM ITB, dari tiga buah tempat parkir utama di ITB yakni tempat parkir kawasan Saraga, kawasan Sipil, kawasan Seni Rupa, jumlah kebutuhan lahan ketiganya telah melebihi kapasitas lahan parkir yang saat ini ter- sedia. Kondisi di atas, terjadi karena semakin banyaknya jumlah mahasiswa ITB dari tahun ke tahun, bahkan menurut Puti Farida Marzuki, selaku Wak- il Rektor bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan,”Jumlah Bersambung ke halaman 3 3 CAMPUSPOLITAN ENVORIA 2013 Peta gedung di ITB yang menunjukkan lokasi-lokasi gedung JICA. Beberapa gedung baru akan dibangun di tahun 2014 (berwarna biru) sementara gedung lainnya akan mengalami renovasi (berwarna merah) DOK. REKTORAT ITB

description

Produk Pers Mahasiswa ITB. Koran Ganecapos edisi Demsember #PembangunanITB

Transcript of Ganecapos Desember

Page 1: Ganecapos Desember

GANECA POSMencerahkan, Mencerdaskan

4OPINI

LK Berupaya Keras Bantu Masalah UKT

Des 2013

SAJIAN KHAS

SASTRA DAN SENI

CERPEN:The Unforgot-ten Glory Flower

KABAR BANDUNG

Usaha Polisi Tumpas Geng Motor

5 7SANTAI

Resensi Buku: Rantai 1 Muara

6

Dengan komitmen Instiut Teknologi Bandung terhadap konsep multikampus, tentu hasil konsep multikampus pertama, Kampus ITB Jatinan-gor, tidak boleh terlupakan. Bersamaan dengan pemban-gunan dan alih fungsi ban-gunan yang sedang dijalan-kan di Kampus ITB Ganesha, pembangunan di Kampus ITB Jatinangor pun sedang gencar-gencarnya dijalankan. Pembangunan memang terus dijalankan sejak pengambila-lihan kampus ini dari tangan Universitas Winayamukti oleh ITB, dan menurut mahasiswa yang telah menjalankan keg-iatan perkuliahannya di Kam-

pus ITB Jatinangor, kemajuan pembangunannya terhitung pesat sejak pertama kali mere-ka berkuliah di kampus ini.

Rencana dan Garis Waktu Pembangunan

Dr. Ing. Suparno Satira, selaku Direktur Eksekutif Kampus ITB Jatinangor, men-jelaskan bahwa, pembangu-nan Kampus ITB Jatinangor terdiri dari tiga aspek, yaitu fasilitas dan sarana prasarana, program, dan infrastuktur. Pembangunan aspek fasilitas dan sarana prasarana dimu-lai dari renovasi gedung yang sebelumnya digunakan oleh

Universitas Winayamukti (Unwim). Gedung Unwim yang sudah tidak terurus, bo-cor, dan tidak bisa dipakai, mulai direnovasi oleh pihak ITB pada tahun 2011. Gedung selanjutnya, gedung Labtek I, mulai dibangun pada tahun 2012, namun karena adan-ya kendala pada segi dana, Labtek I yang direncanakan akan berbentuk abjad ‘E’ baru sampai berbentuk abjad ‘U’, di mana bentuk pertama ini membuat gedung tersebut ke-mudian dinamakan Labtek IA. Bersamaan dengan itu, diban-gun pula gedung kuliah umum (GKU) dengan 4 lantai, di mana pada lantai tertingginya

terdapat sebuah ruang kuliah besar berkapasitas 500 orang, lalu pada lantai di bawahnya terdapat ruang manajemen, tempat tunggu dosen, dan 4 ruangan kuliah yang masing-masingnya berkapasitas 100 orang. Selain itu, terdapat juga ruangan-ruangan umum yang disediakan untuk berbagai kegiatan dan fasilitas seperti fotokopi, kantin, himpunan, dan sebagainya.

“Sebenarnya pada awal 2013 pihak ITB juga mengu-sulkan untuk melanjutkan pembangunan Labtek I untuk menjadi Labtek IB (bentuk huruf ‘E’), serta merenovasi

ITB MULTIKAMPUS

Jatinangor Bersiap Sambut Mahasiswa (Lagi)UANG KULIAH TUNGGAL Mahasiswa TPB Belum Mendapat Kepastian

Sejumlah 609 mahasiswa TPB yang mengajukan protes atas nilai Uang Kuliah Tung-gal (UKT) mereka hingga akhir bulan November 2013 belum mendapat kepastian. Kabinet KM-ITB melalui Kementerian Kesejahteraan Masyarakat masih bekerja sama dengan Lembaga Ke-mahasiswaan (LK) ITB untuk memeriksa data mahasiswa. Kedua pihak tersebut masih berusaha memastikan bahwa ada mahasiswa yang benar-benar harus dibantu.

Rektorat sendiri sendiri telah menyatakan bahwa pembayaran UKT bagi yang masih keberatan ditangguh-kan untuk sementara waktu. Sementara Bapak Akhmaloka selaku Rektor ITB pernah menyatakan bahwa bagi yang tidak mampu membayar UKT, mahasiswa dapat mencicil biaya kuliah hingga lunas.

Mahasiswa TPB menga-jukan protes karena merasa subsidi yang ditetapkan oleh pihak Rektorat ITB tidak sesuai dengan kemampuan

mereka. “Gaji ayah saya tidak cukup untuk bayar segitu, sementara kakak juga saya masih kuliah,” ujar salah satu mahasiswa TPB yang enggan disebutkan namanya.

Aranti Adriarani selaku Menteri Koordinator Advoka-si Kampus menyampaikan kehawatirannya jika ada ma-hasiswa baru yang terpaksa membayar padahal ia tidak mampu karena takut dropout. “Takutnya juga ada yang men-gundurkan diri karena tidak mampu membayar,” tambah

DIPRODUKSI OLEH:

Bersambung ke halaman 2Bersambung ke halaman 2

PEMBANGUNAN ITB

Menanti Wajah Baru Sang Ganesha

Master Plan Pembangunan Fisik dan Sumber Dana

ITB merencanakan pem-bangunan 7 buah gedung baru di kampus Ganesha. Yakni satu Gedung di FTMD yang didanai oleh Kemen-trian Perindustrian, satu Ge-dung di FTTM yang didanai oleh APBN Kemendikbud. Gedung di SBM yang akan dibangun di ex-MKor dan didanai oleh Freeport, serta 4 gedung lain yang didanai oleh JICA.

Latar belakang diban-gunnya gedung-gedung ini adalah untuk meningkat-kan kapasitas ITB sebagai world class university seperti

dikutip dari keterangan Bu Puti Farida Marzuki, se-laku Wakil Rektor bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan “Sebenarnya ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas ITB sebagai institut pendidikan yang dapat bersaing secara Internasional. Gedung kita itu, terutama yang laborato-rium harus lebih disempur-nakan.”

Menurut keterangan Puti, gedung-gedung yang akan dibangun antara lain seperti ruang kelas, ruang seminar, laboratorium dan ruang untuk interaksi ITB dengan mitranya di luar.

Alokasi Penggunaan Bangunan

Dari 7 gedung yang akan dibangun oleh ITB, setiap gedung tentunya telah di-alokasikan penggunaannya. Menurut keterangan Lukki Priantomo (KL’09) selaku Menteri Kebijakan Kampus yang telah mendapat infor-masi dari pihak kampus peri-hal pembangunan, gedung di FTMD yang dibangun oleh Kementrian Perindustrian dialokasikan sebagai labora-torium surya untuk Program Studi Teknik Mesin. Gedung di FTTM dialokasikan untuk penambahan laboratorium, ruang kelas, pembangunan museum dan menampung

kegiatan mahasiswa. Hal ini diperjelas oleh Bu Puti, “Himpunan-himpunan yang sekarang ini di atas selokan yang di daerah FTTM ini harus dapat diakomodir di gedung FTTM yang baru nanti”.

Sementara 4 Gedung lain yang mendapat sumber dana dari JICA akan dibangun di ex-parkir utara untuk ruang seminar, bekas GSG untuk FSRD, bekas sekretariat Pra-muka lama untuk laborato-rium dan ruang kuliah FTSL, serta belakang perpustakaan untuk ruang kuliah. Semen-tara untuk pembangunan gedung SBM di ex-MKOR direncanakan sebagai ruang kuliah SBM dan seketariat

kegiatan mahasiswa.

Mundurnya Timeline Pembangunan

Pembangunan tujuh gedung ini direncanakan terlaksana pada tahun 2013, namun hingga penghujung tahun masih Gedung FTTM dan FTMD saja yang sudah mulai dibangun. Menurut Rudy Hermawan Karsaman (Direktur Pengembangan Direktorat Pengembangan ITB), hal ini dikarenakan kendala turunnya dana. “Tahun 2013 ini kita mer-encanakan ada 7 gedung yang dibangun, ternyata yang jalan baru dua yaitu di FTMD sama FTTM. Kenapa begitu? Ya karena duitnya

gak ngucur-ngucur. Begitu masalahnya, jadi mungkin pembangunannya akan digeser ke 2014 kelihatannya. Yang SBM ini baru mulai rapat, yang JICA masih terta-han di menteri.” Ungkapnya pada wawancara yang dilaku-kan tim redaksi.

Ibu Puti selanjutnya men-jelaskan, “Dari dulu dana memang dari kemendikbud, tapi dengan berjalannya waktu dan kondisi yang ada di Indonesia, ada kehati-hatian yang lebih tinggi dari menteri untuk masalah pendanaan.” Hal ini disebut sebagai alasan lambatnya pencairan dana pinjaman JICA untuk pembangunan 4 gedung yang direncanakan.

Untuk gedung di FTMD da-pat dibangun dengan cepat karena sumber dana berasal dari kementrian perindustri-an dan tender juga dipegang oleh kementrian perindustri-an, tidak dipegang oleh ITB. Untuk FTTM dananya juga berasal dari kemendikbud, namun dana yang dicairkan tidak sebesar 4 gedung lain.

Untuk keterlambatan pembangunan gedung SBM di ex-MKOR, hal ini dikare-nakan ITB harus menunggu 1 tahun hingga disetujui oleh Freeport. “Kita menunggu setahun kan baru Freeport setuju mendanai. Sekarang kita sedang mem-final-kan berkas untuk ditenderkan, tender barangkali perlu wak-

Terlambatnya Pembangunan Empat Gedung

Sudah lama gerbang utara ditutup. Pembangunan yang pada awalnya direncanakan dimulai pada April 2013 ini tidak menunjukkan adanya ke-majuan. Banyak pihak yang bertanya-tanya mengenai kejelasan pemban-gunan empat gedung di area utara ITB ini.

Ibu Puti Farida Marzuki, Wakil Rektor bidang Keuangan, Perenca-naan, dan Pengembangan, menjelaskan, “Desain yang sudah dibuat pada awalnya kembali dievaluasi oleh Kejaksaan Tinggi. Hal inilah yang menghambat kita memulai karena Menteri Pendidikan dan Kebudayaan belumnya memberikan persetujuan mengenai mulainya pembangunan. Seiring berjalannya waktu, muncul kehati-hatian yang sangat tinggi dari pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam pengelolaan pem

SBM Runtuhkan KBL dan MKorSaat ini ITB sedang gencar membangun dan merenovasi sarana dan

prasarana yang menunjang kegiatan perkuliahan. Menurut master plan, akan ada tujuh gedung yang akan dibangun untuk menunjang aktivitas perkuliahan. Eks KBL tidak luput dari upaya pembangunan ITB. Pem-bangunan yang memperoleh suntikan dana dari Freeport ini rencananya akan dimulai Januari 2014 mendatang setelah sebelumnya sempat diren-canakan akan dilakukan tahun ini. Mendukung master plan pemban-gunan tersebut, lembaga- lembaga yang saat ini menghuni gedung eks KBL akan direlokasi ke tempat lain untuk sementara waktu. Nantinya, lembaga- lembaga tersebut akan dikembalikan lagi ke tempat semula, yaitu di lantai satu dan dua gedung.

Hingga November 2013, gedung eks KBL dihuni oleh sebelas lembaga yang terdiri atas kantin, TOKEMA, kesekretariatan unit KMH, MGG,

Restorasi Jaga Heritage BuildingSaat ini unit – unit Altim yang terdiri dari LSS ITB, PSTK ITB, UKM

ITB, Genshiken, dan Unit Sahang ITB sedang mengalami relokasi ke CC Barat, sebagai dampak dari proses restorasi Aula Timur ITB. Sudahkan hak – hak unit – unit tersebut terpenuhi ?

“Diharapkan unit-unit tersebut dapat mempersiapkan kepindahan pada tanggal 1 dan 2 November 2013 , dikarenakan tanggal 3 November 2013 gedung AULA TIMUR harus sudah kosong dengan dimulainya ren-ovasi”, cuplikan surat dari Direktorat Sarana dan Prasarana ITB untuk unit-unit Altim, yang dikirimkan pada tanggal 24 Oktober 2013 yang lalu.

Kabar mengenai kepindahan unit Altim sebenarnya telah terdeng-ar dari bulan Februari 2013. Namun, pada saat itu pemberitahuan dari pihak terkait mengenai kabar tersebut, hanya dilaksanakan secara lisan dan belum secara resmi.

Bersambung ke halaman 2

Bersambung ke halaman 3Bersambung ke halaman 3

Bersambung ke halaman 3

“Maaf, Parkir Motor Penuh”Penuhnya tempat parkir di hari – hari masuk kerja, sudah menjadi

hal yang biasa terjadi akhir – akhir ini di kampus ITB Ganesha. Kondisi ini terjadi karena memang kapasitas lahan parkir sudah tidak sebanding dengan jumlah kendaraan yang akan masuk, untuk menunjang penggu-nanya yang akan beraktivitas di kampus.

Menurut data yang dikeluarkan Kementrian Ganesha Hijau Kabinet KM ITB, dari tiga buah tempat parkir utama di ITB yakni tempat parkir kawasan Saraga, kawasan Sipil, kawasan Seni Rupa, jumlah kebutuhan lahan ketiganya telah melebihi kapasitas lahan parkir yang saat ini ter-sedia.

Kondisi di atas, terjadi karena semakin banyaknya jumlah mahasiswa ITB dari tahun ke tahun, bahkan menurut Puti Farida Marzuki, selaku Wak-il Rektor bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan,”Jumlah

Bersambung ke halaman 3

3CAMPUSPOLITAN

ENVORIA 2013

Peta gedung di ITB yang menunjukkan lokasi-lokasi gedung JICA. Beberapa gedung baru akan dibangun di tahun 2014 (berwarna biru) sementara gedung lainnya akan mengalami renovasi (berwarna merah)

DOK. REKTORAT ITB

Page 2: Ganecapos Desember

2CAMPUSPOLITAN Edisi V Tahun 2 DESEMBER 2013

GANECA POSMencerahkan, Mencerdaskan

UKT: Mahasiswa TPB Belum Mendapat KepastianLanjutan halaman 1

Jatinangor Siap Sambut Mahasiswa (Lagi)

tu sekitar 1,5 bulan. Mungkin Januari lah baru mulai.”, terang Pak Rudy.

Nasib Kegiatan Kemaha-siswaan?

Beberapa Gedung yang dibangun, seperti di ex-MKor jelas akan mengganggu keberlangsungan kegiatan mahasiswa, terutama yang sekretariatnya berada di ex-MKOR. Menurut keterangan Bu Puti, “Di perencanaan itu sudah ada pembagian-pembagian untuk kegiatan kemahasiswaan. Tapi untuk masalah penyekatan dan lain sebagainya untuk menam-pung kegiatan kemaha-siswaan akan direncanakan selanjutnya.” Pembangunan yang dilakukan ini juga diharapkan dapat mengako-modir kebutuhan mahasiswa dalam berkegiatan. Menurut keterangan Pak Rudy, “Den-gan adanya gedung-gedung baru nanti akan diatur aloka-si tempat untuk digunakan sebagai sekretariat kegiatan kemahasiswaan.”

Khusus untuk pemban-gunan di gedung ex-MKOR yang akan menggusur beberapa sekretariat unit, Bu Puti memberikan keteran-gan bahwa akan dibangun gedung dengan 6 lantai, dimana lantai tiga keatas diperuntukkan sebagai kelas SBM. KBL dan Tokema akan tetap ditampung disana, sementara sekretariat lembaga akan ditata dan diatur ulang dengan lebih baik. Kabar gembira untuk lembaga yang berada di ex-MKOR datang dari Pak Rudy, “Lha itu mungkin akan kita pindahkan nanti bulan Desember, setelah mereka pindah baru gedungnya akan kita rubuhkan. Nanti SP lah yang ngatur, saya denger ke lab doping sebagian barang-

kali atau di saraga. Setelah setahun, kalau pembangu-nannya sudah selesai mereka balik lagi ke tempat ini. Tapi dengan lebih bagus, kan gedungnya sudah berubah.”

Lepas dari pemban-gunan gedung-gedung baru. ITB juga banyak melakukan berbagai renovasi seperti perbaikan toilet, pengecatan dan sebagainya yang di-lakukan secara serempak sehingga mempengaruhi kegiatan mahasiswa. Menu-rut keterangan Pak Rudy hal ini disebabkan oleh waktu turunnya dana dari pemerintah. “Untuk masalah renovasi itu memang rutin. Itu mendapatkan dananya dari yang namanya BO-PTN. Nah si BO-PTN ini biasanya keluarnya di menjelang akhir tahun. Sehingga semuanya serempak di akhir tahun. Sementara Desember harus sudah ada LPJ. Kalau boleh dicicil ya kita cicil Januari, Februari. Ya pengennya pembangunan dilakukan pas mahasiswa libur. Tapi mau gimana lagi.”, jelas Pak Rudy.

Sejauh Apa Usaha Advokasi?

Pembangunan yang di-lakukan ITB jelas sangat ber-pengaruh terhadap kegiatan kemahasiswaan. Terutama pada gedung yang terdapat sekretariat unit maupun himpunan. Menurut keteran-gan Lukki Priantomo selaku Menteri Kebijakan Kampus, “kami selalu mendata kebu-tuhan masing-masing lemba-ga, kemudian kita sampaikan ke Sarana Prasarana. Tetapi dari SP nya yang agak sulit, dibilang bekerjasama enggak gak bekerjasama juga iya.” Intinya kabinet akan mengu-sahakan agar lembaga yang sekretariatannya dipindah dapat tetap produktif berkeg-

iatan, seperti latihan dan sebagainya meskipun sek-retariatannya menjadi lebih sempit. Dengan demikian, diharapkan produktifitas kemahasiswaan di ITB tetap tidak terganggu meski ITB melakukan pembangunan.

Pak Rudy sendiri se-laku Kepala Bidang Pemban-gunan dan Pengembangan menyatakan mendukung adanya gerakan-gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam penataan kampus. Misal seperti lahan parkir yang tidak mencukupi. Hal ini bukan hanya dikarena-kan tidak disediakannya lahan mencukupi oleh pihak kampus, namun juga karena banyaknya mahasiswa ITB yang membawa kendaraan, terutama mobil. “Kalau KM mengadakan acara seperti Ganesha Hijau atau Yuk Nebeng dalam rangka mencari jalan keluar masalah yang kita rasakan bersama ya silahkan saja. Itu kan persoalan kita semua, bukan di rektorat saja,” terang Pak Rudy sambil tersenyum.

PenutupBerbagai pembangunan

jelas dilakukan ITB untuk kepentingan perbaikan kuali-tas ITB pula. Advokasi juga dilaksanakan untuk menja-min kegiatan kemahasiswaan dapat tetap berlangsung den-gan baik, terlepas dari ber-hasil ataupun tidak. Seperti kalimat Pak Rudy bahwa ini adalah persoalan kita semua, bukan hanya rektorat saja. Seperti itu pula semua ada dengan harapan membawa perbaikan. Terlepas dari sejauh apa lancarnya pem-bangunan ITB, dan seberapa besar pengaruhnya bagi kegiatan kemahasiswaan. | Yosinta Eka W

gedung Unwim untuk di-gunakan oleh prodi Rekayasa Pertanian dan Kehutanan. Na-mun karena adanya ‘musibah’ di mana APBN dibintang (*APBN, berarti UU APBN sudah menyetujui anggaran yang telah disusun, namun anggaran tersebut tidak boleh dicairkan karena ada per-syaratan yang diminta. red), maka dananya baru turun pada akhir bulan September, dan pemborong (kontraktor) tidak sanggup untuk menye-lesaikan pembangunan terse-but dalam waktu 3 bulan, jadi pada 2013 pembangunan sem-pat terhenti,” ucap Pak Supar-no secara terbuka.

Pak Suparno pun menam-bahkan bahwa pembangunan lanjutan Labtek I jadi Labtek IB akan dilaksanakan pada tahun 2014. Pada tahun 2014 juga, di sebelah timur GKU juga akan ada Labtek II. Selain itu, renovasi gedung perkulia-han untuk prodi Rekayasa Ke-hutanan juga akan dilaksana-kan sesegera mungkin.

Selain gedung perkulia-han, dibangun juga asrama mahasiswa, dan akan diban-gun taman tambahan, labo-ratorium, masjid, dan sarana olahraga. Asrama dengan kapasitas total 180 penghuni diresmikan pada 19 Novem-ber 2013 lalu oleh Menteri Pekerjaan Umum, Ir. Djoko Kirmanto (asrama tersebut merupakan sumbangsih dari Kementrian PU). Untuk ta-man, sampai saat ini hanya taman amphiteater yang telah dibangun. Rencananya, masih ada taman-taman lain yang akan dibangun, seperti ta-man gerbang depan, taman rektorat, dan taman menara loji, yang direncanakan sele-sai pada tahun 2014. Untuk laboratorium, akan dibangun laboratorium pertanaman, baik sawah atau kebun. Ada juga laboratorium hidrolika dan laboratorium mikrohidro untuk sistem air bersih, pem-bangkit listrik, dan pengairan. Kemudian masjid dengan kapasitas 1500 orang sedang dalam proses pembangunan. “Masjid ini kemudian disebut oleh Gubernur Jawa Barat se-bagai Salman II, hehehe,” tawa Pak Suparno. Sebagian dari masjid ini dikatakan akan se-lesai pada Desember 2013 ini. Pak Suparno pun menambah-kan, dalam rangka akan di-

adakannya PON di Jawa Barat tahun 2016, akan dibangun arena olahraga atau stadion kecil, lap. sepakbola, kolam renang, dan sarana olahraga lainnya, dengan bantuan oleh Pemprov Jabar. “2014 mulai dibuat desainnya, DED (De-tai Engineering Design. red)-nya masih harus dilengkapi,” jelas Pak Suparno. Di sebelah gedung rektorat pun, sedang dibangun bangunan hasil kerjasama STEI ITB dengan KOICA (Korea International Cooperation Agency), berupa Laboratory for Cyber Security Capability of ITB yang dibi-ayai penuh oleh pihak KOICA.

Pada pembangunan aspek infrastruktur, pembangunan dimulai dari infrastruktur utama seperti listrik, air, dan jalan. Untuk jalan dan tem-pat parkir di dalam kampus, pembangunan dibiayai oleh APBN Kementrian Pendidi-kan dan Kebudayaan. Beri-kutnya adalah bendungan (yang dinamakan Situ I) yang sudah dapat digunakan pada tahun 2012, bendungan yang direncanakan dibangun di dekat gerbang utama Kam-pus ITB Jatinangor (Situ II), dan instalasi pengolahan air bersih atau Water Treatment Plant (WTP). Dalam Master-plan Kampus ITB Jatinangor, WTP dirancang untuk ka-pasitas produksi 30 L/detik. Pengolahan air yang baru ada sekarang baru 10 L/detik, dan direncanakan sudah bisa ber-operasi di akhir tahun. Sistem pengolahan air tersebut dimu-lai dari pengambilan bahan baku air dari waduk, diolah di WTP, ditampung di sebuah kolam berkapasitas 500m3 (setelah air bersih), lalu dipompa ke gronteng dengan kapasitas 160 m3, kemudian dialirkan untuk digunakan secara langsung oleh peng-huni Kampus ITB Jatinangor. Direncanakan pula pada akhir 2013, kapasitas produksi ber-tambah sekitar 20 L/detik. Berdasarkan masterplan yang ada, diperkirakan Kampus ITB Jatinangor akan menelan daya listrik sekitar 7,5 MW. Tetapi karena dari awal hanya terse-dia 192 kW, pada tahun 2012 lalu listrik ditingkatkan men-jadi 550 kW. Pada anggaran tahun ini, sudah ada rencana peningkatan daya menjadi 1700 kW, dan secara bertahap, diharapkan pada tahun 2020

target 7,5 MW sudah tercapai. Pak Suparno juga ang-

kat bicara mengenai salah satu rencana di Masterplan Pembangunan Kampus ITB Jatinangor, yaitu Sustainable Energy Park. “Kita ingin mem-bangun sistem energi terbaru-kan, bagaimana kita meman-faatkan angin, matahari, serta sumber-sumber energi lain-nya, dan bagaimana mengin-tegrasikan sumber-sumber tersebut dalam satu sistem pengelolaan energi kesatuan terpadu, di mana sistem kon-trol dan cara pemakaiannya dapat berasal dari berbagai sumber. Contohnya di Labtek IA, sudah ada baling-baling untuk pembangkit listrik tenaga angin dan sel solar. Penelitian mengenai pengem-bangan alga sebagai sumber energi juga akan kami mas-ukkan dalam sistem ini. Bah-kan ada rencana akan diban-gunnya instalasi pengolahan sampah terpadu (IPST) di dekat gerbang utama Kampus ITB Jatinangor, untuk men-jadikan sampah-sampah yang kita hasilkan menjadi kompos dan diambil energinya,” jelas Pak Suparno.

Mahasiswa sebagai Penghuni Kampus

Mahasiswa sebagai peng-huni Kampus ITB Jatinangor, terutama mahasiswa program studi Rekayasa Hayati ang-katan 2010, 2011, 2012, maha-siswa program studi Rekayasa Pertanian dan Rekayasa Ke-hutanan angkatan 2012, serta mahasiswa Institut Teknologi Sumatera, adalah subjek yang secara langsung merasakan dan menikmati berbagai fasil-itas dan sarana prasarana baru hasil pembangunan ITB Jati-nangor.

Mayoritas mahasiswa mengatakan bahwa pemban-gunan di Kampus ITB Jati-nangor ini tergolong pesat. “Secara fisik, khususnya fasili-tas, sudah sangat bagus. Kalau dibandingkan dengan kead-aan setengah tahun yang lalu perbedaannya dapat dikata-kan cukup mencolok. Fasili-tasnya juga sudah cukup baik, mulai dari peralatan lab yang memenuhi kebutuhan, alat-alat standar praktikum, bi-oreaktor, dll. Ini sudah cukup untuk memenuhi hasrat keil-muan mahasiswa SITH di sini.

Akses internet juga mudah didapat,” ucap Zaid (BE ‘11), salah satu penghuni asrama Kampus ITB Jatinangor.

Namun beberapa masalah seperti prasarana air dan lis-trik yang masih bermasalah, kerap dirasakan oleh beberapa penghuninya. Mengenai ge-dung Labtek I yang belum kunjung diisi dengan berbagai perabotan laboratoriumnya pun mengundang banyak per-tanyaan. Keterangan yang di-berikan Pak Suparno agaknya menjadi jawaban atas keluhan para mahasiswa mengenai masalah-masalah tersebut.

Mahasiswa-mahasiswa Kampus ITB Jatinangor, se-bagai pengeksekusi kegiatan kampus, tentunya berharap agar segala pembangunan ce-pat rampung dan cepat disele-saikan sesuai masterplan yang dibuat, dan agar berbagai fasilitas, sarana, dan prasarana segera dilengkapi dan diop-timalkan, untuk dapat men-dukung proses perkuliahan, seperti yang dikatakan oleh Maulana (BE ‘10), Ghiffary (BE ‘11) dan Zaid (RH’11).

“Masalah yang ada hanya ‘pembangunan’ yang men-cakup tenaga pengajar yang masih minim. Jarak selalu menjadi hambatan akan lan-carnya kegiatan perkulia-han dan tidak jarang kuliah dibatalkan serta diliburkan karena hal ini. Tidak adanya dosen yang beraktivitas di ITB Jatinangor berpengaruh juga terhadap kecilnya suasana akademis,” tambah Zaid lagi berpendapat.

Lain lagi dengan Jatiga-nang (BE ‘10), “diharapkan dengan adanya gedung-ge-dung baru, kemahasiswaan di kampus ini bisa dapat wadah, setidaknya sebuah sekretariat untuk himpunan,” ucapnya, di mana sebagai satu-satu-nya himpunan di Kampus ITB Jatinangor, Himpunan Mahasiswa Rekayasa Hayati (HMRH) ITB, masih belum mendapatkan ruang kesekre-tariatan. Dally (BE ‘11) rupanya memiliki harapan lain, “semo-ga pembangunan ini tetap ingat aspek ekosistem ‘alami’-nya, sehingga dapat mewujud-kan ITB ecocampus.” | Delia Rahma, Ryan Kharisma

Lanjutan halaman 1

Menanti Wajah Baru Sang Ganesha

Lanjutan halaman 1

KONTES ROBOT TERBANG INDONESIA 2013

Memajukan UAV Nasional melalui Kompetisi Level Global

Kontes Robot Terbang Indonesia 2013 telah sele-sai dilaksanakan 8-10 No-vember 2013 lalu di Kampus ITB Jatinangor. Selamat ke-pada Tim ITB ‘REBELLION SPY’ yang berhasil menya-bet 2 gelar sekaligus : Best Structure dan Best Design.

KRTI tahun ini adalah kontes robot terbang pertama yang bersifat nasional. Sebe-lumnya, acara ini bernama Indoor Aerial Robot Contest (IIARC). Yang merupakan kontes robot terbang pertama di Asia Tenggara, untuk kat-egori indoor (dalam ruangan).

Kontes IIARC di ITB sendi-ri telah mendapat pengakuan dari Japan Society of Aero-nautics and Space Sciences (JSASS) karena aturan yang di-gunakan diadopsi dari kontes yang diselenggarakan oleh University of Tokyo di Jepang.

Sebanyak 66 tim mendaf-tar sebagai peserta KRTI 2013. Namun, hanya 26 tim yang dapat berkompetisi dalam laga puncak setelah melewati seleksi desain dan uji terbang.

Dalam kompetisi ini, kon-testan dibagi dalam 3 kategori yang memiliki misi terbang yang berbeda. Ketiga katego-ri tersebut adalah : Kategori SMA dengan misi surveillance, kategori Mahasiswa dengan misi autonomous surveillance dan payload dropping, dan

kategori Umum dengan misi autonomous surveillance dan fire detection. Misi yang di-berikan dalam setiap kategori disesuaikan dengan tema per-lombaan yakni peperangan.

Sudah saatnya karya il-miah dari kampus go-com-mersial. Selain tujuan utama KRTI 2013 adalah sebagai wa-hana kompetisi UAV di Indo-nesia, perhelatan KRTI juga bertujuan untuk memberikan edukasi. “Agar peserta da-pat memperoleh adjustment dari para ahli, dan penguna UAV secara langsung. Supaya mereka bisa mendapatkan feed back dari karya mereka. Nantinya diharapkan karya anak – anak muda ini dapat ¬go-public”, tutur Djoko Sard-jadi, Ketua Umum KRTI 2013.

Namun, untuk menca-pai kualitas go-commercial para peserta masih memer-lukan pelatihan, yang ber-basiskan know how, guna menjawab pertanyaan yang terkait dengan cara membuat, dihubungkan dengan kuali-tas desain, kualitas material dan kualitas produksi. “Kami yang tua – tua ini memberi-kan kesempatan kepada yang muda – muda ini untuk be-lajar”, tutur Djoko Sardjadi menambahkan. Selain itu, diperlukan juga kemauan yang kuat dari peserta untuk terus mencoba dan mem-perbaiki karyanya, mewu-

judkan UAV go-commersial.

Harapan untuk ITB, menu-rut Djoko Sardjadi, ITB seba-gai institusi pendidikan, perlu menjadi pembina masyarakat umum dalam kemajuan teknologi yang begitu pesat. Mahasiswa harus terus diar-ahkan untuk dapat menye-lesaikan masalah – masalah yang terjadi di masyarakat.

Perhelatan KRTI 2013 tidak luput dari hambatan, baik dari panitia hingga peserta. Menurut Indra Permana, Ket-ua I KRTI 2013, dari pihak pe-serta mengalami kekurangan waktu pembuatan. Umumnya pembuatan UAV membutuh-kan waktu 5-6 bulan padahal panitia baru dibentuk pada bulan Juni, atau 5 bulan se-belum acara. Sehingga, pe-serta hanya memiliki waktu sekitar 3 bulan untuk mer-ancang hingga membuat karya UAV mereka. Dari segi panitia, permasalahan teknis seperti jaringan wifi, koneksi antar perangkat elektron-ik masih menjadi kendala.

KRTI 2013 sebagai ajang kompetisi UAV terbesar di Asia Tenggara ini telah memberi-kan edukasi tersendiri, bahwa hasil ilmiah di kampus dapat go-public, sehingga man-faatnya dapat dirasakan oleh masyarakat pada umumnya. | Andrean Eka Lucianto

EVENT

Rani.Kabinet KM-ITB dan LK

telah melakukan berbagai usaha untuk membantu mahasiswa baru dalam me-nangani masalah ini. Mulai dari pendataan mahasiswa 2013 yang masih berkeberatan dengan nominal UKT yang diajukan melalui media atau-pun secara langsung lewat wawancara, advokasi ke pihak rektorat melalui rekomendasi yang dikeluarkan LK, pengga-lian informasi mengenai UKT, permohononan transparasi informasi, dan juga pencarian solusi dan peran bersama.

Bagi mahasiswa yang benar-benar membutuhkan bantuan untuk membayar UKT, ITB akan berusaha memberi bantuan beasiswa yang akan dievaluasi setiap tahunnya. Salah satu aspek yang dievaluasi adalah IPK mahasiswa. Beasiswa ini hanya diberikan bagi yang benar-benar membutuhkan. “Jika terbukti yang meminta keringanan ternyata me-malsukan data atau sebenarn-ya mampu, bisa dropout,” ujar Rani. Beasiswa yang dimak-sud bukanlah beasiswa Bidik Misi karena kuota beasiswa tersebut sudah habis di tahun ini.

Dalam audiensi yang per-nah diadakan oleh Kabinet, Tim Beasiswa selaku badan

eksekutif KM-ITB yang men-gelola beasiswa yang masuk juga memaparkan gagasan-nya yaitu Dana Taktis yaitu berupa dana yang dikumpul-kan dari massa KM ITB dan juga Database Beasiswa untuk mendata seluruh mahasiswa yang membutuhkan bantuan. Dana taktis ini pernah terwu-jud pada tahun dalam bentuk “Gerakan 5000 beasiswa” oleh angkatan 2010 dan dana sejumlah 9 juta telah berhasil dikumpulkan.

“Saya harap mahasiswa TPB tidak khawatir dan kemudian malah membayar,” ujar Rani. Kabinet dan LK saat ini masih melakukan verifikasi data agar didapat-kan hasil yang adil.

UKT dan BOPTNKebijakan Uang Kuliah

Tunggal diterapkan berdasar-kan surat edaran dikti No. 97/E/KU/2013 tertanggal 5 Februari 2013 tentang Uang Kuliah Tunggal dan Peratu-ran Menteri Dikbud no 55 tahun 2013 tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal. Kebijakan ini membuat perguruan tinggi harus: (1) menghapus uang pangkal bagi mahasiswa baru program S1 Reguler mulai tahun akademik 2013/2014, dan (2) menetapkan dan mel-

aksanakan tarif Uang Kuliah Tunggal bagi mahasiswa baru S1 Reguler mulai tahun aka-demik 2013/2014. ITB sendiri memberlakukan UKT 10 juta per semester sebagai biaya kuliah mahasiswa TPB 2013.

Bagi mahasiswa yang tidak mampu membayar penuh, ITB membuka per-mohonan pengajuan subsidi ke dalam 4 kelompok, yaitu 400ribu, 800ribu, 4juta, atau 8juta. Nominal ini tidak bisa diubah karena merupakan kesepakatan bersama dan harus sesuai dengan yang tertera pada lampiran Per-mendikbud 55 tahun 2013.

Nominal UKT pada 3 kelompok pertama dialokasi-kan untuk penerima Bidik Misi yaitu sebesar 20% dari seluruh mahasiswa angkatan 2013. Sementara mahasiswa non-Bidik Misi wajib mem-bayar 8 juta atau membayar penuh. “Informasi inilah yang kurang tersampaikan kepada mahasiswa baru,” terang Rani. Beberapa mahasiswa merasa mereka membutuhkan sub-sidi namun tidak harus me-nerima beasiswa Bidik Misi tanpa mengetahui informasi ini sebelumnya.

Menurut Puti Farida Marzuki selaku Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perenca-naan dan Pengembangan, adanya Bantuan Operasional

Perguruan Tinggi Negeri yang diberikan pemerintah tidak secara langsung menutupi uang pangkal ataupun mem-bantu pengelolaan keuangan ITB. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya ketika mahasiswa wajib membayar uang pangkal, tahun ini ITB kehilangan 87,5 % dana di awal. Padahal berdasarkan konsep time value of money, jika dana turun di awal maka akan lebih mudah dikelola.

Terlebih tidak ada kepastian kapan BOPTN bisa turun dan dana ini tidak bisa digunakan sebebas dana yang datang dari masyarakat, ter-masuk dari mahasiswa. Dana BOPTN juga harus dikem-balikan di akhir tahun jika bersisa. Sementara dana dari masyarakat bisa disimpan untuk penggunaan di tahun berikutnya

Dengan adanya kebijakan ini, ITB telah menghitung rencana kerja dan angga-ran sejak awal tahun. ITB mendapat pemasukan 50% dari pemerintah dan 50% dari masyarakat; mahasiswa yang termasuk ke dalam golongan masyrakat mengambil bagian 25% dari seluruh pemasukan ITB. Itu sebabnya keringa-nan yang diberikan kepada mahasiswa menjadi terbatas karena angka 25% ini tidak bisa diubah. | Atika Almira

Page 3: Ganecapos Desember

SBM Runtuhkan KBL dan MKor

KOKESMA, STEMA, Boulevard, UKMR, KPA, PSM, dan JNE. Pembangunan ge-dung enam lantai sebagai pengganti eks KBL mengaki-batkan seluruh lembaga terse-but harus direlokasi ke gedung lain untuk sementara waktu hingga pembangunan selesai. Sasaran relokasi sementara menurut pihak SP adalah ge-dung dopping. Namun, di sisi lain, sebagian pihak mengaku sosialisasi yang telah dilaku-kan masih belum memadai. Padahal, pembangunan ini mempengaruhi aktivitas mas-ing- masing lembaga yang menghuni gedung eks KBL.

Terkait sosialisasi, bebera-pa waktu lalu ketua UKMR, Panji Tofani, mengaku so-sialisasi masih belum cukup. Dia mengatakan bahwa unit- unit yang mendiami gedung MKor tersebut sudah pernah mendiskusikan mengenai pe-mindahan mereka dan akh-irnya ada perwakilan dari masing- masing unit yang mencoba menanyakan ke pihak rektorat, namun hasil tidak memuaskan karena pihak ITB mengatakan bahwa tanggung jawab sepenuhnya di tangan SBM. Selama ini so-sialisasi hanya dilakukan oleh advokasi kampus, namun in-formasi yang diberikan dirasa kurang valid karena beberapa kali ada perubahan informasi yang sifatnya mendadak.

Pernyataan ketua UKMR bertentangan dengan pernyat-aan pihak SP dan SBM. “Kami hanya membantu dalam pen-carian dana dan pengelolaan

nantinya ketika gedung sudah berdiri,” ujar Pak Adi,salah satu staff SBM yang turut mengikuti proses MoU dengan freeport dan turut menjadi ba-gian dalam pembangunan eks KBL. Berdasarkan wawancara dengan pihak SBM tersebut, didapati bahwa sebenarnya SBM tidak bertanggung jawab secara penuh terhadap pem-bangunan, melainkan bek-erja sama dengan pihak ITB. Berkaitan dengan kurangnya sosialisasi, pihak SP men-yanggah pernyataan akan kurangnya sosialisasi terhadap lembaga- lembaga penghuni eks KBL. “Kita sudah berka-li- kali mengundang untuk sosialisasi, tapi hanya untuk perwakilan saja, karena tidak mungkin apabila mendatang-kan seluruh mahasiswa,” ujar Pak Rudi Hermawan menang-gapi hal tersebut.

Rencana pembangunan di ITB sebenarnya sudah memi-liki timeline yang cukup jelas, namun sulitnya mendapatkan dana untuk menunjang pem-bangunan mengakibatkan Pembangunan di ITB tidak sesuai dengan timeline sebe-narnya. Contohnya saja eks KBL yang termasuk dalam tu-juh gedung yang akan diban-gun tahun 2013 dan baru saja diputuskan akan dimulai ta-hun 2014 mendatang. Pem-bangunan yang sempat tertun-da selama satu tahun karena terkendala dana ini diprediksi dapat mulai berfungsi tahun 2014 mendatang. | Widya Ratna, Inas Nabilah R

bangunan , terutama masalah dana”. Terhambatnya dana yang turun ini me-nyebabkan bergesernya time-line rencana pembangunan 4 gedung di kawasan utara ITB yang semula akan dimulai pada April 2013 bergeser ke tahun 2014.

Langkah-langkah pembagu-nan ini dimaksudkan untuk mendukung rencana ITB menuju institusi pendidikan yang bisa bersaing di ting-kat internasional. Gedung-gedung yang akan dibangun diharapkan bisa mendukung kegiatan-kegiatan pendidikan dan penelitian. Laboratorium yang sudah ada saat ini masih belum berada pada level in-ternasional jika ditinjau dari kelengkapan dan kualitas. Manfaat lain yang akan dira-sakan dengan adanya gedung baru ini adalah tersedianya ruang-ruang yang lebih ban-yak untuk kelas, ruang dosen, ruang seminar dan ruang-

ruang laboratorium peneli-tian yang lebih modern serta ruang interaksi bagi ITB dan mitra. Apapun tujuan baik yang ingin dicapai melalui pembangunan ini nyatanya, pembangunan belum juga dimulai. Gerbang belakang yang katanya ditutup untuk mendukung pembangunan, masih saja tertutup.

Ibu Puti lanjut menjelaskan,“Tutupnya gerbang belakang tidak sepenuhnya karena pemban-gunan. Ini adalah bagian dari upaya ITB untuk mendukung penataan kawasan ganesha, terutama ganesha sebelah utara dan selatan. Kawasan ini sudah tidak ideal untuk kawasan lalu lintas. Peratu-ran sekarang mengharuskan kawasan trotoar di sekitar perguruan tinggi tidak boleh diisi oleh PKL (termasuk zona merah) karena keberadaan PKL akan memunculkan kawasan parkir liar yang bisa

dilihat di kawasan utara. Hal ini akan menghambat lalu lintas yang ada di sekitarnya. ITB secara tidak langsung su-dah membebani lalu lintas di kawasan ganesha. Makanya, ITB mencoba menertibkan PKL yang ada di kawasan utara, namun ternyata ada aktivitas dari mahasiswa yang tidak diduga yang kembali memunculkan PKL-PKL di sana. Berhubung saat itu pembangunan juga akan dimulai, maka gerbang utara ditutup untuk menghalangi akses di kawasan utara agar tidak terjadi keramaian yang menganggu lalu lintas”.

Pihak ITB mengaku telah bekerjasama dengan Pemer-intah Kota, Dishub, Satpol PP dan telah melakukan komu-nikasi dengan mahasiswa hingga ditetapkan penerti-ban pada akhir tahun 2012. “Namun pada hari-H, ada aktivitas tidak terduga dari mahasiswa yang katanya pro

poor itu lah.”, terang Bu Puti. Tadinya, PKL ini akan dit-ertibkan, dan yang memiliki KTP Bandung akan dibantu untuk relokasi. Untuk kebu-tuhan mahasiswa yang tidak dapat lagi dipenuhi oleh PKL, pihak ITB akan meningkat-kan pemenuhan kebutuhan dari dalam kampus. Seperti penambahan kantin, tempat penjualan makanan, tempat fotocopy dan sebagainya di dalam kampus yang ditata dengan baik. Diberikan pula penambahan pemberian voucher makan yang dapat digunakan oleh mahasiswa di beberapa kantin ITB. “Nah, tapi dengan adanya kondisi tidak terduga itu kan jadinya tidak berhasil kita men-ertibkan PKL itu, malahan tumbuh lagi disana. Walau-pun kita berusaha sekarang untuk tidak terlalu mudah akses terhadap PKL itu, dan keamanannya juga harus dijaga. Kebetulan kita akan membangun, ya jadi kita tu-

tup dulu. Nanti sudah selesai pembangunan akan dibuka kembali, tapi dengan kondisi pembangunan nanti sudah selesainya tidak boleh lagi ada PKL disana.”, papar Bu Puti ketika ditanya perihal penutu-pan Gerbang Utara ini.

Pembangunan yang se-harusnya dilakukan di ITB ada 7 titik, yakni pemban-gunan 4 gedung di kawasan utara, gedung FTMD, gedung FTTM dan gedung eks-KBL. Pembangunan gedung FTMD dan FTTM sendiri sudah di-lakukan. Dana pembangunan gedung FTMD berasal dari Kementrian Perindustrian sedangkan gedung FTTM berasal dari APBN Kemendik-bud. Kedua dana ini tidak sebesar dana yang dialokasi-kan untuk pembangunan 4 gedung. Dananya sendiri sudah turun dan pemban-gunan sudah dilakukan. | Muhammad Reza Irvanda, Dian Puspita Triani

Terlambatnya Pembangunan Empat GedungPEMBANGUNAN ITB

GANECA POSMencerahkan, Mencerdaskan

3CAMPUSPOLITAN

Edisi V Tahun 2 DESEMBER 2013

Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) ITB menyelenggarakan acara puncak Environmental Eu-phoria (ENVORIA) pada tanggal 16 November 2013 di Lapangan Campus Center Timur ITB. Acara yang diket-uai oleh Amrini (TL 2011) ini merupakan sebuah ino-vasi yang dicetuskan oleh Ketua HMTL yang sedang menjabat, Irfan (TL 2010).

Pada kepengurusan sebel-umnya, HMTL biasanya me-nyelenggarakan acara untuk masyarakat di luar kampus. Oleh karena itu, dicetuskanlah sebuah acara yang bertujuan mengenalkan keprofesian teknik lingkungan ke luar dan ke dalam kampus. Selain itu, ENVORIA juga bertujuan un-tuk meningkatkan awareness mengenai isu-isu lingkungan.

Dalam rangkaian acara EN-VORIA, terdapat dua mata lomba yang dapat diikuti massa kampus ITB yaitu lomba fotografi dan lomba

jingle ENVORIA. HMTL ITB juga mencetuskan Gerakan 1000 Shopping Bag yang bisa didapatkan massa kampus hanya dengan menukarkan kertas reuse atau pun bo-tol plastik bekas pakai. Pe-nukaran shopping bag ini dimanfaatkan HMTL un-tuk berinteraksi langsung dengan massa kampus dan melakukan percerdasan.

Rangkaian acara ENVO-RIA ditutup dengan sharing alumni, E-CORSION sebagai sarana pembekalan inter-nal HMTL untuk program Desa Mitra. Dalam penutu-pan ENVORIA terdapat pula penampilan jingle dan pam-eran foto yang dilombakan.

“Karena memang bertujuan menarik massa, kami beru-saha mengemas acara secara menarik dan anak muda banget,” ujar Amrini. Contoh yang ia berikan adalah pili-han mata lomba yang sesuai dengan minat anak muda. “Kami juga sengaja mem-

buat desain shopping bag yang tidak mononton. De-sainnya sendiri juga menjadi bentuk pencerdasan kepada massa kampus,” tambahnya.

Sebagai follow-up dari EN-VORIA, HMTL akan melacak data kuantitatif dari peng-gunaan shopping bag yang telah mereka bagikan. Data kuantitatif ini akan menjadi bahan riset HMTL. Jika riset ini menunjukkan hasil yang baik, maka ada kemungki-nan gerakan ini berlanjut.

Amrini mengakui bahwa aca-ra ini lebih baik dari apa yang ia ekspektasikan. “(Semoga) shopping bag yang dikasih bakal dipakai dan kalau ada ENVORIA lagi dimohon par-tisipasinya dari massa kam-pus,” pesan Amrini. Ia juga mengevaluasi keberjalanan ENVORIA tahun ini yang ter-lalu tertutup akibat tenda. Ia berharap tahun depan ENVO-RIA tidak diadakan di musim hujan agar acara dapat diran-cang terbuka. |Atika Almira

ENVORIA 2013

Tebarkan Semangat Eco-Lifestyle di Kampus Ganesha

Restorasi Jaga Heritage BuildingLanjutan halaman 1

Kabar kepindahan terse-but kembali merebak pada bulan Juni-Juli 2013. Terden-gar kabar bahwa unit-unit Altim akan dipindahkan saat awal tahun ajaran baru. Pasca kabar tersebut, pada akhir Juli lalu, unit – unit Altim menda-pat panggilan dari Rektorat, untuk datang ke Annex. Pada saat itu, pihak Rektorat me-negaskan, bahwa unit – unit Altim tidak akan dipindahkan tahun 2013.

Simpang siur kabar kep-indahan unit Altim berakhir, ketika pemberitahuan resmi diberikan kepada unit Altim, dalam pertemuan yang dihad-iri UKM, LSS, PSTK, Sarpras ITB, LK ITB dan Kementrian Seni Budaya KM-ITB pada tanggal 8 Oktober 2013 di Lab-oratorium Dopping ITB. Pada pertemuan tersebut, diberita-hukan bahwa sekre unit Altim akan dipindahkan ke R-26 CC Barat, karena renovasi Altim.

“Kita bukan nggak mau pindah dari Altim, karena kita juga mengerti Altim harus dipugar. Tapi herannya, kena-pa mereka tidak mengerti kondisi kita. Kita kan melaku-kan kegiatan positif dengan bergerak di bidang seni dan budaya, tapi kita merasa tidak didukung. Ketika memang harus pindah, solusinya malah kita mendapatkan ruangan yang jauh sekali dari standar kita. Bukan saja dari ukuran, tapi juga dari fungsi, dan dari waktu sehingga mempen-garuhi produktivitas”, kata Puji Hatmoko Ketua LSS ITB.

Keberatan yang ingin dis-ampaikan unit Altim sebe-narnya terletak pada tidak ter-penuhinya spesifikasi ruangan yang dibutuhkan oleh unit Altim untuk menunjang keg-iatan saat ini. Mengenai spesi-fikasi ruangan yang diingin-kan oleh unit Altim, telah

dibuat dalam sebuah proposal dan telah diberikan ke LK ITB sejak Maret 2013. “Tapi pada kenyataannya proposal yang kita buat itu kayaknya nggak dibaca oleh merekanya”, kata Puji. Pada saat rapat tanggal 8 Oktober 2013, Sarplas tidak mengetahui jika terdapat proposal spesifikasi tersebut. “Kita kan ngajuinnya ke LK. Kok Sarpras bisa nggak tahu ada proposal itu”, komentar Ryan Dwi Wahyu Ardi, Ketua PSTK ITB.

Keberatan lain yang dike-luhkan oleh unit Altim ada-lah faktor keamanan CC Barat. “LSS sendiri mendapat bagian tempat dikaca dan nggak boleh ditutup. Jadi alat musiknya kelihatan dari luar. Nah, itu yang ditakutin”, keluh Puji. Solusi dari PSTK menyikapi spesifikasi luas yang kurang adalah disimpan-nya alat kesenian di Ruang Latihan Bersama (RLB) Base-men CC Barat. Namun, faktor keamanan kembali menjadi perhatian. “Dulu gamelan dari PSTK pernah ditaruh disitu tahun 2009-2010. Ada 2 buah hilang. Padahal CC Barat dekat dengan satpam, ada pos satpam, dikunci. Tetep aja ada yang hilang. Makanya kami juga jadi agak khawatir pas naruh disitu lagi”, tegas Ryan. Sebagai solusi untuk meningkatkan keamanan di Basement CC Barat, nantinya Direktorat Sarana dan Prasa-rana ITB akan melakukan pe-masangan teralis yang akan menutup akses ke lantai 2 Basement CC Barat. “Mereka menjanjikan 1 bulan sejak kepindahan kami, tapi sam-pai sekarang belum terealisasi juga”, komentar Ryan.

Menanggapi kepindahan yang memang harus mereka lakukan dan menyadari bah-wa tempat kepindahan tidak

cukup untuk menampung se-luruh peralatan kegiatan, unit Altim sebenarnya tidak ting-gal diam. LSS ITB, PSTK ITB, UKM ITB memutuskan untuk menyimpan alat musik dan benda – benda kesenian mere-ka di luar R-26 CC Barat. PSTK ITB menyimpan alat musik di Ruang Latihan Bersama (RLB) Basement CC Barat. Na-mun, solusi ini juga membawa dampak ketidakleluasaan unit – unit lain yang semula men-empati RLB sebagai tempat latihan utama, seperti ISO ITB, dan PSM ITB. Saat ini beberapa unit harus benar-benar melakukan penjadwa-lan ketat seputar penggunaan RLB secara bersama-sama. Akibatnya produktivitas unit menjadi menurun, karena kegiatan mereka terbatasi. Se-mentara itu unit lain, seperti LSS ITB dan UKM ITB, me-milih menyimpan alat musik di kos beberapa anggota dan alumni unit.

Pasca renovasi Aula Timur, LSS ITB, UKM ITB dan PSTK ITB berharap sekre unit Al-tim dapat ditempati kembali oleh mereka. “Kita berharap setelah Altim beres kita boleh balik lagi. Terserah mau kayak apa. Kalau misalkan sekiranya disana cuma buat berkesenian aja. Tapi sekre nggak disana, nggak jadi masalah”, tegas Puji. “Prioritasnya ada tem-pat untuk nyimpen alat – alat musiknya”, tambah Ryan.

Namun, Bambang Setia Budi, Ketua Tim Restorasi Aula Timur dan Aula Barat menuturkan,”Untuk bangu-nan yang berusia hampir 100 tahun, sebagai expert, saya berpendapat bahwa bangunan itu seharusnya menjadi ruang publik yang bisa dipakai siapa saja dan sifatnya temporary, tidak di-occupied bertahun-tahun. Termasuk unit – unit,

bahkan kantor K3L. Mereka harus segera direlokasi. Tapi kalau belum ada tempat ya jangan direlokasi. Tapi tentu-nya setelah direlokasi mereka harus mendapatkan tempat yang lebih baik dan lebih mencukupi kebutuhan. ITB bertanggung jawab pada pe-nyediaan ruang tersebut”.

Restorasi diperlukan ka-rena beberapa renovasi yang dilakukan sebelumnya tidak dilakukan oleh expert, karena renovasi merupakan masalah yang sangat sensitif, masalah cat saja harus dipertimbang-kan matang-matang, tutur Bambang Setia Budi. Setiap tahap renovasi harus diren-canakan dan diputuskan oleh orang yang memang paham di bidang tersebut. “Karena banyak bangunan - bangunan lama, kalau tidak mengerti cara mengelola, yang ter-jadi adalah kerusakan. Ban-yak bangunan heritage jus-tru rusak oleh pengelolanya”, tambah Bambang. Ia men-yarankan pihak Sarana Prasa-rana ITB untuk membentuk sebuah board berisi expert dalam berbagai bidang untuk mengevaluasi rencana pem-bangunan

Sejalan dengan pendapat Bambang Setia Budi, Ryan Dwi Wahyu Ardi menyaran-kan “Ke depannya pemban-gunan di ITB harus dikon-sep dengan serius. Sehingga pemberitahuan kepada pihak terkait dapat dilakukan jauh hari”.

“Harusnya kita bangga ama anak-anak muda yang masih mau mengangkat bu-dayanya sendiri,” tambahnya. Restorasi Aula Timur memang harus dilaksanakan, namun relokasi Sumber Daya Ma-nusia dari Aula Timur harus tetap diperhatikan. | Andrean Eka Lucianto

mahasiswa ITB saat ini 22.000, sudah diluar kapasitas desain awal, sebesar 15.000 maha-siswa”. Banyaknya mahasiswa ITB tersebut, seiring sejalan dengan semakin banyaknya mahasiswa ITB yang mem-bawa kendaraan pribadi ke kampus. Oleh karenanya, daya dukung kampus terha-dap kebutuhan tempat parkir mahasiswa, sudah tidak dapat dicukupi dengan baik.

Atas permasalahan tem-pat parkir di ITB, Kementrian Ganesha Hijau telah melaku-kan beberapa langkah so-lutif, diantaranya melakukan program ‘Nebeng Yuk!’ yang

mengajak mahasiswa ITB un-tuk memaksimalkan peng-gunaan kendaraan pribadi sesuai kapasitas maksimum kendaraan, Aksi pembersihan parkir liar Jalan Ganesha bek-erjasama dengan Dinas Per-hubungan Kota Bandung, ser-ta upaya propaganda masalah kurangnya tempat parkir mel-alui buletin Ganesha Hijau, video, media sosial, dan media lainnya.

Rektorat, sebagai pengam-bil otoritas tertinggi dalam pembangunan di ITB, se-benarnya juga tidak tinggal diam atas terjadinya masalah kurangnya lahan parkir di

ITB. Beberapa solusi integrasi infrastruktur tempat parkir dengan lingkungan sekitar, seperti Kebun Binatang dan Saraga akan segera direal-isasikan. Mengenai solusi tersebut, Puti Farida Marzuki menjelaskan, bahwa saat ini, integrasi dengan Saraga telah dilaksanakan, sedangkan inte-

grasi dengan Kebun Binatang masih terkendala di tahap ker-jasama timbal-balik dengan pengelola Kebun Binatang.

Solusi lain dari Rektorat ITB adalah adanya pembangu-nan tempat parkir basement di Aula Barat dan Aula Timur. Menurut Puti Farida menang-gapi solusi ini,“Perlu dikaji se-cara mendalam, karena pem-bangunan ini berada di sekitar bangunan bersejarah ITB”. Menurut Rudy Hermawan Karsaman (Direktur Pengem-bangan Direktorat Pengem-bangan ITB),,”Sekarang proses pembangunan parkiran base-ment di bawah Aula Barat

masih dalam tahap kajian, dan rencananya akan direalisasi-kan tahun 2014”.

Telah banyak solusi yang ditawarkan untuk menga-tasi permasalahan kurangnya lahan parkir di ITB. Pada dasarnya, semua solusi ini tetap tergantung kepada ma-hasiswa ITB, apakah masih in-gin terus menggunakan kend-araan pribadi dan menunggu pembangunan infrastruktur ? ataukah mahasiswa ITB, meli-hat kondisi saat ini, dan beru-saha beralih ke kendaraan umum? Semua ditentukan ke-pada pilihan masing – masing dari kita. |Andrean Eka L.

“Maaf, Parkir Motor PenuhLanjutan halaman 1

Para pemenang kompetisi jingle Envoria. Juara pertama diraih oleh Band of Patra dengan lagu ber-judul Astanapura

DOK.PERSMA/ATIKA

Lanjutan halaman 1

Lanjutan halaman 1

Page 4: Ganecapos Desember

UANG KULIAH TUNGGAL

LK Berupaya Keras Bantu Masalah UKT

Wawancara Eksklusif dengan Dr. Eng. Sandro Mihradi, Sekretaris Bidang Kesejahteraan dan Pengembangan Karakter Lembaga Kemahasiswaan ITB

GANECA POSMencerahkan, Mencerdaskan

GANECA POS terbit sejak tahun 2007

Pemimpin Umum Andrean Eka Pemimpin Redaksi Dian Puspita Triani Sekretaris Neli Syahnida Bendahara Rizky Rahmani Re-porter Yosinta Eka, Kharisma Ryan, Ammar Syahid Rabbani, Atifah Rabbani, Abdul Wahid, Arifah Qurrota, Teguh Yassi, Inas Nabilah, Shofia Karima, Sarah Febrianti, Pemimpin Perusahaan M Reza Irvanda Periklanan Faisol Tanjung, Ratna Widya, Abdul Malik Humas Teguh Imam Dirgantara Pemimpin Artistik Atika Almira Tata Letak Adry Fahmi Ilustrator Wasi’ah Naila,Bakti Satria Fotografer Delia

Rahma Pemimpin Produksi dan Distribusi Ihsan Ardanto Bidang Rumah Tangga dan Personalia Hisni Rachmat

Arianto Aditya Nugraha (Teknik Sipil 2010)

Masih terkekangnya kekayaan yang terkandung di dalam perut ibu pertiwi dalam sebuah aturan kontrak kerja sama, mengakibat-kan bangsa kita tidak merasakan kedaulatan dalam bidang energi. Pengembalian pengelolaan blok Ma-hakam kepada putra-putri bangsa merupakan usaha untuk merebut kembali kedaulatan yang sempat hilang. Sejalan dengan hal itu, usaha edukasi masyarakat harus terus di-

lakukan dengan penuh kesabaran oleh kaum intelektual di negeri ini. Eskalasi proses edukasi menjadi sebuah gerakan nyata, merupakan sebuah kewajiban. Bagi mahasiswa, gera-kan #rebutMahakam harus kita jadikan sebagai momentum untuk mendorong pemerintah memperbaiki tata kelola mi-gas nasional. Sehingga, seluruh kekayaan Indonesia dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan rakyat.

Iqbal Pratama A.Z. (Teknik Metalurgi 2011)

Sesuai UU bahwa tanah, air dan seluruh kekayaan alam indo-nesia harus dimanfaatkan seban-yak-banyaknya untuk kesejahter-aan rakyat Indonesia Artinya semua potensi alam indonesia harus diolah Indonesia. Jika di-olah sama asing pendapatan yang masuk ke negara sangat kecil.

Sanny Marselina (Astronomi 2011)

Cintai sumber daya bangsa kita.Mari kelola blok mahakam dengan tangan anak negeri.Percaya kita bisa dan kita sanggup,Jangan mau selalu jadi bangsa yg dijajah kawan. Indone-sia bangsa yg kuat,kuat membangun bangsanya sendiri menjadi lebih maju !! #RebutMahakam

Bicara Tentang Nasionalisasi Blok Migas

Kamu GanPos! Jago nulis? Jangan hanya diendam, kirim artikel, opini, feature kamu ke redaksi GANECA POS

melalui alamat surel [email protected]. Ada apresiasi di setiap pengiriman.Kamu GanPos!

Merasa pintar adu mulut?

Punya unek-unek tentang suatu hal ?

Adu argumentasi kamu dengan yang lain dalam Rubrik KATA MEREKA.

Rubrik KATA MEREKA hadir di setiap edisi GANECA POS. Layangkan argumantasi kamu ke alamat [email protected]. Redaksi akan menyaring setiap argumentasi yang masuk. Argu-mentasi yang menarik akan dimuat dalam Rubrik KATA MEREKA.

Uang Kuliah Tunggal (UKT) merupakan kebijakan baru yang diambil

oleh Kementerian Pendidi-kan agar tidak ada lagi uang pangkal yang memberatkan. Bersamaan dengan kebijakan UKT, pemerintah menyun-tikkan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN). Besarnya UKT dihitung dengan mendata unit cost tiap mahasiswa yang dibutuhkan untuk mengen-yam pendidikan di peguruan tinggi selama satu tahun. Angka ini dihitung oleh masing-masing perguruan tinggi sehingga nilainya akan berbeda-beda.

Tujuan dari adanya UKT sebenarnya adalah (1) agar biaya kuliah tidak memberat-kan mahasiswa dan (2) agar ada kejelasan mengenai biaya kuliah. Dengan diberlakukan-nya UKT, pihak kampus tidak boleh menarik pembiayaan dari mahasiswa dalam bentuk lain. Jadi mahasiswa hanya

mengeluarkan biaya satu kali dalam satu semester.

Pihak Institut Teknologi Bandung sendiri telah memberikan subsidi bagi mahasiswa yang tidak mampu membayar UKT secara penuh. Terdapat 5 level subsidi yaitu 10 juta, 8 juta, 1 juta, 800rb, dan 400rb per semester. Permohonan subsidi itu akan ditimbang dengan memper-hatikan kondisi ekonomi se-hinga akan ada verifikasi data ekonomi. Dari sinilah nilai UKT per mahasiswa ditetap-kan. Jika mahasiswa menda-patkan subsidi, dari sini pula nominalnya ditetapkan.

Pemberlakuan UKT bisa jadi terasa lebih mahal dibanding biasanya padahal kenyataannya tidak demikian. Jika dulu mahasiswa harus membayar BPPM 55juta den-gan BPPS 5 juta per semester maka jika total biaya yang harus dikeluarkan mahasiswa menjadi 95 juta. Dengan ke-bijakan UKT, biayanya men-jadi 80 juta jika mahasiswa. Dengan begitu, mahasiswa

yang membayar UKT secara penuh saja mengeluarkan bi-aya yang lebih rendah. Maka mahasiswa yang mendapat-kan subsidi tentunya menge-luarkan biaya yang lebih sedikit lagi.

Dalam proses pengajuan subsidi, memang banyak per-mohonan yang ditolak. Akan tetapi keputusan ini akhirnya ditinjau kembali. Ada sekitar 600 orang yang mengajukan keringanan dan kemudian diwawancara oleh pihak LK. Dari wawancara ini keluar-lah rekomendasi terakhir. Keputusan penolakan subsidi UKT tidak dikeluarkan oleh LK, melainkan dari rektorat. LK hanya menampung, mengadakan wawancara, dan mengeluarkan rekomendasi. Sementara rekomendasi ini ditolak oleh rektorat. Setelah ada masukan lagi barulah akhirnya rekomendasi terse-but diterima.

Dalam waktu dekat akan ada SK mengenai maha-siswa yang mendapatkan keringanan UKT. Keputusan

ini nantinya akan menjadi keputusan final dan tidak dapat diganggu gugat lagi. Yang tidak diingikan adalah akibat dari hasil akhir (SK) ini ada mahasiswa yang akhirnya tidak mampu membayar uang kuliah yang mengakibatkan mahasiswa mengundurkan diri dari ITB. Maka dari itu, sudah sejak awal dikomu-nikasikan dengan KM-ITB melalui Kementerian Ad-vokasi supaya mahasiswa yang benar-benar butuh bantuan tidak mendapatkan masalah. Cara ini diambil sebab ada mahasiswa yang lebih mau ‘berbicara’ kepada KM daripada kepada LK. Jadi, kerjasama dengan KM ITB sangat dibutuhkan untuk memudahkan koordinasi.

Solusi terhadap masalah mereka yang ditolak penga-juan keringanan UKT-nya sampai saat ini sebenarnya tidak ada, karena keputu-san ini keluar setelag sudah beberapa kali wawancara dan sudah dikoordinasikan den-gan KM. Semua pasti kebera-

tan dengan keputusan ini. Namun, semua mahasiswa bisa mengajukan beasiswa (PPA, BBM, dll). Untuk tahun 2013 ini, slot bidikmisi sudah penuh sehingga tidak me-mungkinkan untuk pengali-han status mahasiswa yang mendapatkan UKT terendah (400rb) menjadi bidikmisi. Namun, jika masih ada slot kosong, dan mahasiswa tersebut memenuhi kriteria bidikmisi, LK pasti akan men-gusahakan pengalihan status tersebut.

Pada intinya dalam memutuskan besaran UKT mahasiswa, ITB sudah mempertimbangkan banyak hal: masalah ekonomi yang bersangkutan dan juga be-rasaskan keadilan. Walaupun diakui bahwa masih terdapat kekurangan. Tentunya ITB juga ingin membuka akses yang sebesar-besarnya buat masyarakat Indonesia yang berprestasi untuk bisa meng-enyam perguruan tinggi, khususnya di ITB. | Abdul Wahid, Atika Almira

4OPINI Edisi V Tahun 2 DESEMBER 2013

GANECA POSMencerahkan, Mencerdaskan

Kita Mau, Kita Mampu, Kita Bisa #RebutMahakamTeguh Imam Dirgantara, Teknik Tenaga Listrik, Pers Mahasiswa ITB 2011

Alam dan manusia merupakan 2 unsur penting yang mem-bangun kehidupan

ini. Keduanya kerap kali ter-hubung dalam relasi konf-liktual. Di satu sisi, manusia terus melakukan pengerukan sumber daya alam dalam rang-ka pertumbuhan ekonomi. Se-mentara di sisi lain, alam men-jadi rusak karena hal tersebut. Hal ini juga mendukung Steady State Economy Theory yang menyatakan bahwa se-makin bertumbuh ekonomi suatu negara, sebenarnya se-makin miskin negara tersebut atas sumber daya alamnya.

Salah satu contoh kasus yang saat ini sedang hangat adalah kasus Blok Mahakam. Selama ini, Blok Mahakam dikuasai oleh kontrak kerja sama antara Total E&P Indo-nesie (Perancis) dan Inpex Corporation (Jepang). Kon-trak Blok Mahakam ini telah ditandatangani pada 31 Maret 1967 dan habis pada 31 Maret 1997. Sebelum Presiden Soe-harto lengser, kontrak Blok Mahakam telah diperpanjang selama 20 tahun lagi hingga berakhir pada 31 Maret 2017. Blok Mahakam hingga saat ini memiliki rata-rata produksi sekitar 2.200 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan ca-dangan blok ini sekitar 27 triliun cubic (tcf). Sejak 1970 hingga 2011, sekitar 50 persen (13,5 tcf) cadangan telah diek-sploitasi, dengan pendapatan kotor sekitar 100 miliar dol-lar AS. Cadangan yang tersisa saat ini sekitar 12,5 tcf dengan harga gas yang terus naik, Blok Mahakam berpotensi meng-hasilkan pendapatan kotor 187 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1,7 triliun. Tak heran den-gan angka keuntungan yang

besar tersebut, perusahaan asal Prancis tersebut akan terus berupaya agar kontrak pengelolaannya diperpan-jang. Tak hanya dari lamanya pengelolaan asing atas Blok Mahakam tersebut, keke-cewaan atas Blok Mahakam juga datang dari adanya kri-sis ekologi akibat kegiatan pertambangan yang melanda daerah seputar sumur-sumur Blok Mahakam. Menu-rut Wahdiat, Ketua Aliansi Rakyat Kalimantan Timur untuk Blok Mahakam, yang ada di daerah tersebut han-yalah potret kemiskinan dan pembangunan stagnan yang sangat kontradiksi dengan mega proyek Blok Mahakam.

Mungkin 50 tahun yang lalu Indonesia masih belum siap untuk mengelola sumber daya alam yang sedemikian melimpah dengan tangan sendiri. Namun kini sete-lah 68 tahun merdeka, saya rasa Indonesia sudah sangat

siap. Pihak Pertamina sendiri bahkan sudah berulang kali menyatakan kesanggupnya. Bukankah konstitusi sudah mengamanti kepada kita bahwa kekayaan alam Indo-nesia harus dikuasai oleh ne-gara (bukan swasta/asing) dan untuk kepentingan rakyat?

Sudah saatnya bangsa Indonesia menjadi tuan di negerinya sendiri. untuk mer-ebut kembali Blok Mahakam. Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang mam-pu membawa negara agar menjalankan kedua peran sebagai negara dengan baik, yakni negara sebagai agen pembangunan dan pelindung lingkungan. Indonesia rindu pada sosok pemimpin yang berani. Rakyat Indonesia saat ini bukan hanya menunggu, dari siapapun pemimpin neg-eri pada 2014 nanti, tapi juga menuntut keberanian dari seorang pemimpin untuk be-rani mengambil keputusan.

Rindu pada pemimpin yang berpihak pada rakyatnya.

Padahal Bung Hatta, da-hulu ketika ditanya oleh ma-jelis hakim yang mengadili beliau di Den Haag, apakah mampu mengurus negara In-donesia yang merdeka atau tidak, Bung Hatta menjawab: ”Kalaupun tak mampu, itu bu-kan urusan Anda. Kami lebih suka melihat Nusantara mus-nah di bawah lautan daripada menjadi embel-embel Hindia Belanda!”. Namun, lihatlah kenyataannya sekarang. Ba-pak-bapak bangsa yang telah kita amanahi lebih mem-percayai pihak asing untuk mengelola sumber daya alam kita. Alasan bahwa kita tidak mempunyai cukup modal un-tuk membiayai dana eksploi-tasi dan kita tidak memiliki SDM yang kompeten untuk menangani industry migas ini sungguh melecehkan dan melukai hati rakyat. Taukah mereka bahwa pemuda-pe-

muda yang mereka anggap tak mampu itu tiap tahunnya menggondol puluhan keping medali olimpiade sains dan matematika internasional. Taukah mereka betapa ban-yak ilmuan Indonesia yang kini tersebar di seluruh pen-juru dunia dan karyanya di-hormati oleh sesama ilmuan dari bangsa lain. Dan masih banyak lagi tentunya prestasi anak bangsa dibidang lainya. Mereka yang berprestasi tidak minta banyak. Meraka hanya butuh dihargai dan berilah mereka kesempatan dan ke-percayaan. Bangsa Indonesia tidak kalah cerdas dibanding bangsa lain di dunia. Sudah saatnya anak negeri diberi-kan kesempatan, pengalaman & pembelajaran bagaimana mengelola sumber daya alam negara yang (seharusnya) kaya ini. Sudah saatnya anak negeri unjuk gigi, menunjuk-kan jati diri tentang siapa se-benarnya bumi pertiwi ini.

Sebagai mahasiswa, kita adalah generasi pengubah bu-kan penerus. Apakah system yang seperti ini masih akan kita teruskan? Sudah saatnya kita berubah, peduli akan lingkungan kita, peduli akan masa depan bangsa kita. Men-jaga kedaulatan dan keutuhan negara Indonesia bukan han-ya tugas untuk hari ini, tetapi juga esok dan seterusnya.

Di balik awan yang mendung itu, ada matahari yang senan-tiasa bersinar.

Harapan itu selalu ada.

Mari tumbuhkan optimisme!

Mari kita tunjukan bahwa anak muda Indonesia tak kalah gemilang!

Hidup anak muda Indonesia!

KATA MEREKA

DOK. PRIBADI NYOMAN ANJANI

ILUSTRASI OLEH: ATIKA

Hubungi Marketing

maungiklan?

(085643935465)

GANECA POSterbit gratis setiap bulan

2000 eksemplar

Page 5: Ganecapos Desember

The Unforgotten Glory Flower

Semenjak pertempuran Salamis berakhir, Evan sudah seperti hoplites pen-gangguran. Yang ia lakukan hanyalah menghabiskan ha-ri-harinya di Peloponessos dengan berlatih dan sesekali mengunjungi kediaman Kai-ros dengan tujuan menemui Elodie. Evan bersusah payah untuk menggali informasi tentang kehidupan masa lalu Elodie dan mengapa ia bisa berada di atas kapal milik Persia. Tapi yang bisa gadis itu jawab hanyalah kata ‘tidak tahu‘.

“Kau membunuh satu-satunya keluarga yang ku-miliki,“ kata Elodie akhirnya setelah sebelumnya ia se-lalu bertindak pasif dengan mengatakan tidak tahu.

Evan menatap Elodie bingung. “Maksudmu?“

”Komandan di kapal yang kemarin aku tumpangi sudah menganggapku sep-erti anaknya sendiri,“ jelas Elodie yang mulai lunak, tidak sesensitif saat pertama kali bertemu dengan Evan. ”Meski dia sering memara-hiku, setidaknya dia selalu melindungiku dari prajurit-prajurit Persia yang ingin membunuhku.“

“Sejak kapan kau berte-mu dengannya?“ tanya Evan semakin penasaran.

“Ia bilang ia menemu-kanku di Yunani sepuluh tahun yang lalu saat tentara Persia yang lain hendak membunuhku,“ Elodie menunduk menatap jemari mungilnya yang ia kepalkan. “Tapi aku tidak ingat apa-apa.“

Evan tersenyum baha-gia mendengar jawaban Elodie barusan. Seakan-akan pemuda itu baru saja menemukan titik terang. ”Kalau begitu kau memang Cliantha! Tetapi kau hilang ingatan. Kau pasti ditemu-kan di Eretria waktu itu.“

Elodie menggeleng. ”Awalnya aku juga berpikir

seperti itu, Evan. Tetapi aku tidak pernah ingat apa pun mengenaimu atau pun Eretria. Jadi aku pikir kau mungkin salah orang. Mungkin aku orang lain dari daerah yang berbeda.“

“Aku yakin kau adalah Cliantha,“ sahut Evan tegas.

Elodie mulai mendengus kesal. “Tidak bisakah kau berhenti? Aku bukan Clian-tha sahabatmu. Aku Elodie!“

Evan tercengang mendengar hardikan Elodie barusan. “Maafkan aku,“ jawab Evan akhirnya lalu menunduk.

Keduanya lalu diam membisu. Kecanggungan meliputi dua insan yang sama-sama tidak ingin kalah oleh pendiriannya.

Elodie menghela napas perlahan. “Kau tahu?“ tanya Elodie akhirnya. “Aku benci peperangan ini. Ini semua membuat hidupku se-makin sulit. Kau tentu tidak mengerti bagaimana rasanya tidak tahu apa-apa dan banyak orang yang membo-hongimu.“

Evan terdiam sesaat, menatap Elodie yang sedang menggigit bibir bawahnya yang kemerahan. Gadis itu menahan napas, menahan air mata jatuh dari kedua jendela hatinya.

”Dengarkan aku, Elodie,“ Evan menggenggam erat lengan Elodie. “Aku tidak berbohong padamu. Aku tidak peduli kau percaya atau tidak tetapi aku yakin kau adalah Cliantha. Aku akan membuatmu meng-ingat semua kenangan persahabatan kita di Eretria. Aku juga akan membuat Yunani kembali damai. Dan aku tidak akan meninggal-kanmu lagi seperti waktu itu. Aku berjanji.“

***

“Kau ingat ini? Ini Nona Zoe.“ Evan menunjukkan boneka berambut hitam

yang ia temukan di rerun-tuhan kediaman Cliantha yang habis terbakar sepuluh tahun lalu. Nona Zoe yang sekarang terlihat semakin usang termakan waktu.

Elodie menggeleng, tersenyum kecut. “Aku tidak pernah memiliki boneka seperti itu.“ Gadis itu mulai terbuka dengan Evan. Ia mengizinkan Evan menceri-takan semua kenangannya dengan Cliantha meski tetap tidak ada satu pun yang bisa gadis itu ingat. Meski be-gitu, gadis itu tidak pernah mengizinkan Evan meman-ggilnya dengan nama Clian-tha. Apapun yang terjadi, ia adalah Elodie.

“Ini dari ayahmu, Elodie. Sebelum ayahmu dikirim untuk membantu pember-ontakan di Ionia,“ jelas Evan penuh harap akan secercah memori yang kembali tereka dalam benak Elodie akan jati dirinya sebagai Cliantha. Mungkin kenangan menge-nai Ayah Elodie akan mem-buatnya mampu mengingat semua kenangan di Eretria.

Elodie kembali mengge-leng. “Maafkan aku, Evan. Aku tidak ingat.“

“Bagaimana dengan per-mainan Bunga dan Ksatria? Kau ingat, Elodie?“

“Tidak. Permainan apa itu, Evan?“ tanya Elodie bin-gung. Mendengarnya saja belum pernah.

Evan tertawa kecil saat ia kembali mengingat masa-masa saat masih di Eretria. “Itu permainan buatan kita. Kau menjadi bunga dan aku ksatrianya. Persia menawan-mu dan mengubahmu menjadi bunga. Aku sebagai ksatria akan menyelamat-kanmu dan membunuh setiap prajurit Persia yang menghalangiku, lalu mema-tahkan kutukannya.“

Elodie mengerjap-nger-japkan matanya. “Kenapa harus Persia?“ tanya gadis itu lalu mengalihkan pan-

dangannya pada rambut lurus kecokelatan Evan.

“Karena kau sangat mem-benci Persia, Elodie,“ jawab Evan mantap.

Elodie terdiam sesaat. “Benarkah itu? Tapi bukan-kah ayah angkatku yang seorang Persia?“

Evan menggeleng pelan. “Mungkin ayah angkatmu pengecualian. Kau dulu san-gat menderita akibat Persia, Elodie. Ayahmu mening-gal akibat pertempuran di Ionia. Dan karenanya—dulu sekali—aku selalu berjanji akan membalaskan dendam atas kematian ayahmu pada para prajurit Persia, Elodie. Aku akan membuat negeri ini merdeka, seperti impi-anmu sejak dulu.“

***

Plataia 479 SM

Tahun berganti dalam hidup Evan namun pemuda itu tetap tidak bisa mem-buat Elodie mengingat jati dirinya. Hingga akhirnya hoplites muda itu kembali harus menghadapi Persia di medan perang. Demi Clian-tha, ia akan memukul habis seluruh pasukan Persia dan membawa kedamaian di Tanah Yunani.

Setelah kekalahan pasukan Persia atas Yunani di Pulau Salamis, pasukan Persia, dengan jenderalnya sendiri, Mardonios mundur ke Boiotia dan mendirikan pertahanan di dekat Plataia dan bersiap untuk melan-jutkan invasi Kekaisaran Akheminiyah yang kedua atas Yunani. Prajurit Yu-nani yang berjumlah 40.000 prajurit meninggalkan Peloponessos dan hendak menyerang habis pasukan Persia di dekat Plataia. Namun setelah beberapa hari berlalu, keduanya tetap tidak ada yang mau me-mulai penyerangan lebih dulu. Pasukan Yunani lebih memilih bertahan karena melihat banyaknya kavaleri

berkuda yang dimiliki Persia di perkemahan mereka. Menyerang Persia lebih dulu justru akan sangat mem-bahayakan bagi pasukan Yunani.

”Siaga! Persia meny-erang!” teriak salah satu pra-jurit hoplites dari kejauhan.

Setelah sebelas hari men-unggu dalam kebuntuan dimana tidak ada yang saling menyerang, akhirnya Persia memutuskan untuk menyerang perkemahan Yunani. Yunani kembali kalah jumlah dari Persia. Satu berbanding tiga. Tetapi keinginan kuat akan mem-pertahankan negeri sendiri selalu membuat mereka tidak pernah lelah berjuang.

”Lagi-lagi kita harus berhadapan dengan Per-sia. Lama-lama aku muak dengan mereka,“ seru Kairos yang segera mengambil busur panahnya.

Evan tertawa kecil. ”Bukankah ini takdir kita sebagai hoplites?”

Evan segera mengena-kan baju zirahnya lengkap dengan helm perang dan segera mengambil dory miliknya. Lalu pemuda itu pun bersiap untuk melaku-kan pertahanan atas seran-gan Persia. Hoplites yang menggunakan tombak akan sangat menguntungkan bagi Yunani saat ini karena sebagian prajurit Persia adalah kavaleri. Spearman selalu menang atas cavalry. Hal itu memang berlaku. Hingga akhirnya keadaan justru menguntungkan bagi pihak yang diserang. Meski kalah jumlah, semangat pasukan Yunani selalu ber-hasil mengalahkan pasukan Persia dari segala invasi yang mereka lancarkan.

Demi Cliantha, aku akan mengusir seluruh orang Persia dari Tanah Yunani!

***

Peloponessos 479 SM

Setelah kemenangan mutlak Yunani atas Persia di pertempuran Plataia, Persia kembali mengalami kekala-han dalam pertempuran Mykale. Kedua kekalahan mutlak tersebut sepenuhnya menarik mundur Persia dari Yunani, menyisakan kedamaian bagi Negeri Para Dewa.

“Kairos? Dimana Evan?” tanya Elodie seusai meli-hat kepulangan Kairos dari medan perang. Gadis itu tidak sabar bertemu sahabat baru yang telah menyelamatkan hidupnya. Lama tidak bertemu Evan membuatnya rindu akan segala kisah mengenai Cliantha yang selalu diceri-takan oleh pemuda itu.

Kairos tetap diam sambil menunduk. Lalu ia pun me-nyerahkan sebuah gulungan kertas papirus usang untuk Elodie.

Kedua alis Elodie bertaut bingung. Gadis bersurai pirang itu dengan segera mengambil gulungan itu lalu membacanya.

Untuk Elodie—Cliantha

Bolehkah aku meman-ggilmu Cliantha untuk kali ini saja?

Aku menulis surat ini saat sedang melawan kematian di kamp Plataia. Maka dari itu, saat kau membaca surat ini, itu berarti bahwa aku telah menyusul ayahku. Tetapi aku bahagia karena mati sebagai prajurit, bukan pengecut seperti yang aku lakukan sebelas tahun lalu, meninggalkanmu menderita di Eretria.

Aku hanya ingin meminta maaf karena telah mening-galkanmu waktu itu, Clian-tha. Dengan kemenangan atas pertempuran di Plataia aku harap akan membawa kedamaian bagi Yunani sehingga Persia tidak akan pernah membuatmu lebih menderita.

Maaf karena sampai

akhir aku tidak bisa memen-uhi janjiku, membuatmu mengingat masa kecil kita di Eretria. Dan yang paling penting, maaf karena aku mengingkari janjiku dengan kembali meninggalkanmu. Tapi aku akan selalu menga-wasi bunga Clianthaku yang sedang tumbuh dewasa. Aku akan selalu mengawasi sahabatku yang paling ber-harga dari Padang Asphodel kelak.

Kau tahu makna dari Cliantha? Bunga kejayaan. Karena itu jadilah bunga yang selalu membawa kejayaan bagi negeri kita. Karena demi dirimu aku menjadi hoplites, demi mencapai kejayaan bagi Yunani. Demi sahabat masa kecilku, bunga kejayaan kota Eretria.

Evander

Elodie merasakan pipinya mulai basah oleh air mata yang menyusup keluar. Kata-kata dalam surat terse-but seakan memiliki ribuan jarum yang menorehkan luka. Hatinya merasa begitu sakit. Meski tidak ingat apa-apa, entah kenapa seakan ia telah mengenal Evan selama ribuan tahun, lalu kehilan-gan pemuda itu begitu saja. Seperti kehilangan sesuatu yang amat sangat berharga, namun bahkan ia tidak tahu ataupun mengenal hal itu secara lebih. Elodie hanya bisa merutuki memorinya yang tidak pernah mau memberikan jawaban atas jati dirinya yang sesung-guhnya.

Maafkan aku karena sampai akhir aku tidak berhasil mengingat kembali persahabatan kita di Eretria. - END

Bagian sebelumnya dapat dibaca di http://issuu.com/ganecapos/docs/gp_war-na_12

CERPEN

Ngikutan yuk!Halaman Sastra dan Seni merupakan rubrik khusus yang memuat karya-karya sastra dan seni. Tidak mudah menemukan karya-karya sastra dan seni buatan asli anak civitas akademika ITB. Oleh karena itu, kami juga ingin menjaring karya-karya kamu. Pernah menggubah puisi ? Meng-gambar komik? Menulis cerpen ? Melukis ? Desain-desain unik ? Atau karya menarik lainnya ?

Jangan sungkan, ayo kirimkan karya kamu ke alamat surel [email protected]

5SASTRA DAN SENI

Edisi V Tahun 2 AGUSTUS 2013

GANECA POSMencerahkan, Mencerdaskan

OLEH TIFANI WARNITA, STEI ITB 2013”Lalu bagaimana bisa kau menganggapku sebagai teman masa kecilmu sedangkan

sudah sepuluh tahun kau tidak bertemu dengannya.“ Evan tertawa kecil, menautkan jemari dari masing-masing tangannya. ”Firasatku mengatakan begitu. Dan aku yakin

karena firasatku tidak pernah salah.”

SELAMAT KEPADA PARA PEMENANG

SAYEMBARA SASTRA DAN SENIHadiah bisa diambil dengan menghubungi 081224464494

PEMENANG

SAYEMBARA

CERPEN

Wahai putera puteri Indonesia

Kita semua adalah generasi terdepan bumi pusaka

Bangsa dengan keunikan karya dan budayanya

Bangsa dengan segala keanekaragaman alam dan isinya

Kakek nenek kita telah berikrar pada momen Sumpah Pemuda

Bukan hanya untuk simbolis belaka

Melainkan untuk memberi pedoman pada kita

Agar kita tidak serta merta binasa

Anak-anak kebanggaan bangsa!

Mari bebaskan diri dari belenggu ini

Jangan mau tertangkap oleh tipu daya

Jangan hanya berpangku tangan pada yang lainnya

Belajar untuk tidak mengambil apa-apa yang bukan milik kita

Mari berusaha untuk memperoleh apa yang semestinya

Katakan tidak pada perbudakan

Katakan tidak pada kesewenang-wenangan

Mari kita berjuang untuk memajukan bangsa

Bukan hanya hierarkis ataupun ideologis

Tetapi nyata!

Nyata untuk berkembang

Nyata untuk mewujudkan suatu perubahan

Gantungkan harapan-harapan itu seluas jagat raya

Tapi jangan biarkan mereka menunggu di sana terlalu lama

Petiklah satu demi satu

Rangkailah tali mimpi mimpi

Wujudkan semua asa itu

Biar peluh keringat membanjiri deras tubuhmu

Teguhlah demi saudara setanah air

Bangkitlah bangkit

Bawa bangsa ini kembali merasa kaya

Bawa negeri ini kembali bersatu

PUISI

Era Kebangkitan BangsaOLEH FITRI GALIH PUTRI,FTI ITB 2013

Page 6: Ganecapos Desember

Angklung sudah diakui oleh dunia, kalau bu-kan kita siapa lagi yang akan melestarikannya

Itulah pesan yang ingin dis-ampaikan Keluarga Paduan Angklung ITB (KPA ITB) mel-alui rangkaian acara Pagelaran Angklung ITB yang diseleng-garakan pada 10 dan 16 Novem-ber 2013. Berbagai bentuk aca-ra seperti talkshow, workshop pembuatan angklung, expo, dan juga konser angklung menjadi bagian dari Pagelar-ang Angklung 2013. Acara ini merupakan kegiatan tahunan KPA ITB yang pada tahun ini mengangkat tema ‘Warisan’.

Melalui talkshow bersama Eko Mursito Budi (Fisika Teknik ITB ‘86) dan Maulana

Syuhada (Teknik Elektro ITB ‘96) di Auditorium CC Timur, KPA ITB ingin menunjuk-kan bahwa angklung sebagai kesenian dapat dikolaborasi-kan dengan teknologi dan angklung pun telah menjadi budaya Indonesia yang dapat dikembangkan di luar negeri. Kolaborasi antara seni dan teknologi terwujud dalam bentuk Klungbot, yaitu se-buah robot angklung yang dapat dimainkan secara oto-matis dengan memasukkan notasi nada ke dalam soft-ware yang diciptakan Eko. Sementara Maulana mem-bagi pengalamannya dalam menyebarluaskan angklung di kancah internasional.

Workshop pembuatan an-gklung dipandu oleh Handi-man Diratmasasmita dan

diikuti peserta yang sebagian berasal dari siswa-siswi SMA yang berada di Bandung. Dalam workshop kali ini pe-serta diberikan angklung yang telah dirangkai dan harus mereka ikat sendiri. Angklung ini menjadi souvenir yang dapat dibawa pulang oleh pe-serta. “Susah ternyata, tapi seru sih,” komentar salah satu peserta dari SMAN 6 Bandung saat ditanya kesannya dalam mengikuti workshop ini.

Expo yang diselenggara-kan di Lapangan CC Barat ITB menampilkan angklung dari masa ke masa, Klung-bot sebagai wujud kolaborasi seni dan teknologi, dan juga komunitas angklung. Expo merupakan inovasi yang di-lakukan KPA ITB dalam me-nyelenggarakan pagelaran

angklung. Begitu pun den-gan talkshow dan workshop yang baru diadakan tahun ini.

Konser Angklung diadakan pada tanggal 16 November 2013 di Gedung Wahana Bakti Pos, Bandung. Judul “Perjala-nan Sebuah Mahakarya” yang diusung pagelaran sangat terasa dalam detail pemilihan lagu maupun dekorasi serta pengisi-pengisi acara. Konser dibuka dengan penampilan angklung Buncis yang meru-pakan kesenian khas daerah Arjasari. Selanjutnya, delapan belas lagu dimainkan dalam tiga sesi. Sesi pertama adalah lagu –lagu yang merupakan warisan budaya daerah dari berbagai propinsi di Indone-sia seperti Sajojo (Papua) dan Pempek Lenjer (Sumatera Se-latan). Sesi kedua adalah sesi

warisan budaya dunia, diisi dengan lagu-lagu klasik in-ternasional. Selanjutnya sesi terakhir adalah lagu-lagu war-isan budaya nusantara yang dimainkan dengan medley dan ditutup dengan meriah.

“Ini tahun ketiga angklung diakui dunia. Jadi KPA ingin memberikan wadah belajar kepada masyarakat. Selain itu kita juga ingin memberi informasi mengenai perkem-bangan angklung saat ini” ujar Hilda Nurazizah, Ketua Pagelaran KPA ITB 2013. “Ang-klung sudah tiga tahun diakui sebagai budaya dunia, kita sebagai pemuda Indonesia sepatutnya harus melestari-kannya,” tegasnya. | Atika Almira, Dian Puspita Triani

TIPS

Batasi waktu pulangUsahakan pulang sebelum pukul 22.00. Kriminal malam biasanya mulai beroperasi diatas pukul 22.00.

Hindari pulang sendirianCari teman yang pulang satu arah, semakin ramai akan se-makin baik. Kondisi sendirian akan membuat kita rawan untuk di serang. Secara psikis, manusia juga akan lebih merasa aman apabila bersama-sama.

Lepas atribut ITBJangan gunakan atribut mahasiswa ITB apabila pulang malam, baik itu jaket himpunan, jaket almamater, mau-pun jaket unit. Di kalangan masyarakat Bandung, maha-siswa ITB terkesan “kaya” dan “eksklusif” sehingga rawan menjadi sasaran kejahatan

Memilih rute pulangHindari jalan sepi sebagai jalur utama kepulangan Anda. Utamakan jalanan yang melewati pos polisi seperti dago. Tamansari sebaiknya di hindari karena selain sepi, kondisi jalanannya juga gelap.

Jangan berpenampilan mencolokSimpan gadget dan barang berharga lainnya di dalam tas. Apabila menggunakan tas selempang atau tote bag, taruh tas tersebut disisi badan Anda yang tidak mengha-dap jalan untuk menghindari kemungkinan di jambret.

Sedia cutterSelalu sedia cutter atau pisau lipat kecil untuk berjaga-jaga. Taruh di kantung luar tas agar mudah diambil.

Catat nomor kantor polisiCatat nomor kantor polisi terdekat, segera hubungi no-mor tersebut saat Anda butuh bantuan. | Abdul Malik, Dian Puspita Triani

Pulang Malam Tetap Aman

1

2

3

4

5

Judul : Rantau 1 Muara

Penulis : Ahmad Fuadi

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Terbit : 27 Mei 2013

Tebal : 408 Halaman

Harga : Rp 75.000,00

6SANTAI Edisi V Tahun 2 DESEMBER 2013

GANECA POSMencerahkan, Mencerdaskan

PAGELARAN ANGKLUNG ITB

Menjaga Warisan Budaya Indonesia

EVENT

Rantau 1 Muara:Perjuangan Mencari Cita dan Cinta

Setelah menuai sukses dengan buku pertama dan kedua, Ahmad Fuadi kembali merilis sebuah buku. Rantau 1 Muara (R1M) adalah lanjutan dari trilogi Negeri 5 Menara (N5M). Novel ketiga ini menghadirkan sebuah “man-tra” baru, yaitu man saara ala darbi washala. Makna dari kata mutiara dari pepatah Arab tersebut adalah “siapa yang berjalan di jalannya akan sampai di tujuan”.

Secara umum, Rantau 1 Muara menceritakan men-genai kepulangan Alif dari Kanada ke Indonesia. Dimulai dengan lulusnya Alif dari

Hubungan Internasional Unpad, namun tidak ingin bekerja yang terlepas dari bidang menulis. Ia kemudian diterima bekerja di sebuah majalah terkenal Ibukota. Kisah-kisah selanjutnya ber-cerita mengenai perjuangan Alif di tempat tersebut, di mana kejujuran dan integritas tinggi sangat diutamakan. Dalam perjalanan tersebut pula, ia memperoleh beasiswa S2 Fullbright ke Amerika Serikat.

Tidak lupa terdapat pula kisah cinta Alif. Jika pada dua novel sebelumnya, cerita cinta tidak terlalu mencolok, maka

dalam novel ini, cinta Alif akhirnya berlabuh ke perni-kahan. Kisah cinta Alif dalam novel ini mengajarkan banyak hal pada pembaca, melalui pelajaran-pelajaran yang bisa dipetik dalam kehidupan rumah tangga mereka.

Banyak faktor-faktor yang menyebabkan novel Rantau 1 Muara begitu enak dibaca. Pertama, pilihan kata dan diksinya tepat untuk mewak-ili konsep yang ingin dijelas-kan. Kedua, karena Ahmad Fuadi ingin menyajikan novel yang bermanfaat, banyak mo-tivasi di dalam novel tersebut yang tidak

terkesan dipaksakan. Ketiga, penulis tidak segan membuat catatan kritis pada dunia wartawan yang sekarang di-pandang lepas dari idealisme yang seharusnya dipegang. Membaca novel ini membuat kita akan mengerti lebih jauh seluk-beluk dunia jurnalistik. Selain itu, tidak ada satu kata pun yang terdapat salah ketik, menandakan bahwa novel ini ditulis dengan proses editing yang ketat.

Melalui novel ini, penulis ingin mengajak pembaca untuk berani bermimpi besar, berpetualang, merantau, serta

berguru setinggi mung-

kin. Kisah di dalamnya begitu menginspirasi, mengenai perjuangan menemukan jati diri dan juga cinta. Semuanya kembali kepada satu hal, bahwa Tuhan Maha Menden-gar segala harapan, selalu menyertai kita semua. Seba-gai novel yang memotivasi pembaca untuk selalu mem-perjuangkan cita dan cinta, novel ini begitu mengalir dan penuh pesan moral tanpa ber-maksud untuk menggurui. | Atifah Rabbani

6

Kampus ITB dikenal sebagai kampus yang sangat dinamis. Aktivi-tas akademik di kampus ini berlangsung hampir 24 jam. Penelitian dan aktivitas laboratorium yang tak bisa diduga dan menghabis-kan waktu berjam-jam, diskusi dan tutorial, serta kegiatan-kegia-tan akademik lainnya mengharuskan mahasiswa tetap di kampus dan baru bisa pulang larut malam atau bahkan tidak pulang sama sekali.

Selain kegiatan akademik, kegiatan kemahasiswaan di ITB juga sangat ramai di malam hari. Waktu efektif belajar-mengajar yang selesai pada pukul 18.00 membuat puluhan unit dan himpunan yang ada didalam kampus harus menyelenggarakan aktivitasnya pada malam hari. Tengok saja kampus pada pukul 21.00, ribuan mahasiswa masih sibuk dengan rapat, sosialisai, latihan, dan se-bagainya.

Akhir-akhir ini sedang marak kejahatan malam di kota Bandung. Mahasiswa ITB tak luput menjadi korban. Berikut adalah beberapa tips dari redaksi agar pulang malam tetap aman :

RESENSI BUKU

1 DesTahukah Kamu ?Hari AIDS Sedunia,

yang jatuh pada tanggal 1 Desember diperingati untuk menumbuhkan kesadaran terhadap wabah AIDS di seluruh dunia yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV. Konsep ini digagas pada Pertemuan Menteri Kesehatan Sedunia mengenai Program-program untuk Pencegahan AIDS pada tahun 1988. Sejak saat itu, ia mulai diperingati oleh pihak pemerintah, organisasi inter-nasional dan yayasan amal di seluruh dunia. Simbol Pita Merah digunakan secara internasional untuk melambangkan perang terhadap AIDS. Di hari AIDS sedunia ini, Menteri Kesehatan RI bersama Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) me-nyelenggarakan Pekan Kondom Nasional dengan membagikan kondom gratis ke masyarakat, terutama pemuda di tempat loka-lisasi dan pelabuhan. Apakah membagikan kondom secara gratis dapat menanggulangi penyebaran virus HIV? Apakah ini ada-lah solusi terbaik ataukah hanya menambah masalah baru?

7

Bandung – Sabtu (23/11/13) lalu, kampus ITB tak seperti biasanya. Area lapangan CC barat dan CC timur tampak dipadati sekitar 3.000 pen-gunjung yang menikmati wahana dan festival yang merupakan rangkaian acara ITB Insight. Festival yang bertema “Art and Technol-ogy” ini diadakan oleh Him-punan Mahasiswa Fisika Teknik (HMFT ITB).

Festival tersebut meru-pakan puncak acara ITB Insight. Rangkaian acara-nya sendiri terdiri dari enam kegiatan yaitu: kompetisi angklung, a litre of light social movement, sound engineer training, seminar green building, temu alumni Teknik Fisika, dan festival. Pada kompetisi angklung, pelajar SMA didorong un-tuk mampu mengaranse-

men lagu daerah kemudian dimasukkan ke dalam pro-gram untuk dimainkan oleh KlungBot (robot angklung karya mahasiswa Teknik Fisika .red). Kompetisi ini, sesuai tema yang diusung ITB Insight, diharapkan mampu menjadi hasil yang manis dari kolaborasi seni dan teknologi.

A litre of light social move-ment adalah pengabdian masyarakat dari mahasiswa Teknik Fisika berupa pem-buatan lampu botol. Lampu ini dibuat dari botol bekas yang diisi dengan campuran air dan bahan pemutih sep-erti byclin. Ketika siang hari, terang lampu ini setara den-gan lapu 55 Watt. Ferdian Hutomo (TF 2010) menjelas-kan bahwa lampu ini dituju-kan kepada masyarakat yang bermukim di pemukiman

padat dimana sinar matahari pada siang hari tidak bisa masuk ke pemukiman terse-but. Aplikasi dari lampu botol ini sudah diterapkan di kampong Cicukang dan Jamika.

Selanjutnya adalah sound engineer training dan semi-nar green building yang dibu-ka untuk umum, tidak hanya mahasiswa ITB. Diungka-pkan Ferdian, “masyarakat umum sangat tertarik den-gan seminar-seminar seperti ini. Bahkan mahasiswa ITS ada yang jauh-jauh datang untuk mengikuti training. Sayangnya, di ITB sebenarn-ya banyak seminar dan train-ing berkualitas tetapi hanya ditujukan kepada massa kampus.

Festival adalah acara pun-cak dari seluruh rangkaian

acara ITB Insight ini. Men-yajikan 28 wahana yang merupakan paduan dari ap-likasi sains dan teknologi, ITB Insight sukses menarik lebih dari 3000 orang un-tuk tumpah ruah memadati kampus. Wahana Rumah Hantu 4 Dimensi meru-pakan wahana favorit. Se-lain wahana, festival seni di lapangan CC timur yang menghadirkan band Netral juga sukses menghibur pen-gunjung. Diakui Ferdian, “Festival seni dan rumah hantu adalah penarik mas-sa kami. Seni adalah ben-tuk komunikasi manusia. Maka dengan ITB Insight ini, kami ingin mengkomu-nikasikan teknologi kepada masyarakat namun dibalut dengan seni sehingga pesan-nya sampai.”

Acara ini mengambil tema

teknologi dan seni karena mahasiswa HMFT meli-hat adanya pandangan bu-ruk dari masyarakat Indo-nesia terhadap sains dan teknologi. Anak-anak tidak menikmati belajar sains dan teknologi karena me-tode pembelajarannya tidak fun. Dengan adanya waha-na-wahana ini diharapkan masyarakat membuka mata bahwa sains dan teknologi itu tidak semata-mata ru-mus. “Kami harap dengan memperbaiki pandangan masyarakat Indonesia men-genai sains dan teknologi, Indonesia dapat lebih maju lagi di bidang teknologi. Tentunya hal ini harus dibal-ut seni agar tujuan yang kita sampaikan masuk ke dalam hati masyarakat,” tutur Ferd-ian. | Dian Puspita Triani

ITB INSIGHT 2013

Menyentuh Masyarakat dengan Teknologi dan Seni

ILUSTRASI OLEH: ATIKA A.

Page 7: Ganecapos Desember

Jazz sering kali disebut musik “kalangan atas”, tapi sekarang musik jazz adalah milik semua orang.

Mungkin kalimat itulah yang menggambarkan peran klub jazz di bandung. Se-menjak Mei 2004 Dwi Cahya Yuniman mulai memberikan nafas bagi kehidupan jazz Bandung. Gagasan ini mulai muncul 2003 lalu. Dibantu Sudibyo PR, akhirnya klub jazz ini digarap dengan serius dan berhasil muncul ke per-mukaan.

Awalnya kegiatan hanya sekedar kumpul-kumpul, nonton video jazz bareng, dis-kusi kecil di Common room. Seiring keberjalanan waktu, workshop-workshop pun mulai dilakukan. Awalnya workshop masih diisi oleh alm. Sudibyo PR yang me-mang seorang penggiat music jazz. Semakin hari, workshop

pun berkembang dan meng-hadirkan orang-orang kuat di dunia pemusikan. Bahasan-nya pun luas, dari membahas secara spesifik instrument dalam jazz, hingga ke foto-grafi.

Namun, kegiatan sempat surut 2006 lalu, dan akhirnya mereka melepaskan diri dari Common room. Semenjak saat itu, klub jazz menjadi klub yang nomaden. Mereka mungkin bisa dibilang vakum, namun nyatanya inti dari mereka masih tetap hidup dan terus aktif bergerak. Dimulai dengan membuat kegiatan kumpul bulanan di Bumi Sangkuriang, membuat akun FB, dan menyelengga-rakan acara, mereka berhasil kokoh di permukaan 2012 ini. Pada bulan Februari, di Jl. Ciung no. 18, Bandung 40133, klub jazz resmi hidup kebali dengan sebuah rumah untuk

menampung ide mereka.

Kehidupan klub jazz tum-buh pesat semenjak saat itu. Terhitung bulan November ini saja, sudah 7 acara yang mereka selenggarakan. Dari mulai diskusi dan pemutara video, dan seringkali pemen-tasan music, baik di café-café hingga acara music yang cukup besar. Acara terakhir diadakan 27 November ini. Memanfaatkan lokasi strat-egis Potluck Kitchen, mereka menyuguhkan jazz, indie dan folk secara bersamaan. Jazzalia kali ini menampil-kan Galant, Makaloo, Reggie Badh, Teman Sebangku, dan Wilhelmina Plain.

Untuk massa kampus yang ingin bergabung atau ter-tarik, cek saja @klabjazztwit atau Facebook mereka – Klab Jazz.| Adry Fahmi Arifin

GANECA POSMencerahkan, Mencerdaskan

7KABAR BANDUNG

Edisi V Tahun 2 DESEMBER 2013

BANDUNG -Sejak terjadi penangkapan terhadap ang-gota geng motor Moonraker yang melakukan pencurian bermotor pada 2007, nama geng motor semakin dikenal masyarakat Bandung. Dalam dua bulan terakhir kasus semacam ini kembali terjadi. Pada bulan Oktober lalu contohnya, kasus pencurian yang berujung penganiyaan menimpa mahasiswa ITB, Ju-lius Timothy ( TG 2011 ), saat berlalu lintas di jalan Cikutra pada malam hari.

Pelaku tindak kejahatan tersebut kembali memun-culkan nama geng motor. Karena pelaku menggunakan sepeda motor dan meny-erang secara bergerombol, nama geng motor menjadi kambing hitam. Dugaan ini diperkuat dengan catatan hitam yang pernah ditore-hkan geng motor di waktu silam, walaupun kepolisian belum menemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung dugaan tersebut.

“ Geng motor dulu memang pernah membuat ulah, tapi setelah tahun 2010 semua geng motor di Bandung ini dikumpulkan di polrestabes pusat dan disana semua ketua geng motor telah berdeklarasi untuk men-dukung kepolisian menga-mankan jalanan dari tindak kejahatan “ ungkap salah satu staf Humas Kepolisian Jawa Barat. Menurut kepoli-sian, geng motor dahulu hanyalah kelompok pecinta motor dengan aksi konvoin-ya, semua tindak kejahatan sebenarnya hanya dilakukan oleh oknum-oknum yang ke-betulan anggota geng motor tersebut, kemudian terkenal-lah mereka karena tindak kejahatannya. “ Setelah tahun 2010, geng motor yang tersisa, seperti Brotherhood, tidak melakukan tindak kejahatan, justru pernah

melakukan gerakan sosial “ tambahnya.

Dalam menyelesaikan permasalahan ini, pihak kepolisian mengerahkan seluruh anggotanya untuk melakukan operasi di setiap malam dengan hari rabu dan hari minggu sebagai operasi besarnya. Operasi ini sekaligus bertujuan mengu-rangi jumlah pembalap liar dimalam hari. Polisi biasanya berpencar di semua daerah yang sepi seperti di Ponogor, Cikutra, dan Taman Sari. Un-tuk mendukung keberhasilan operasi biasanya ada polisi yang menyamar sebagai pre-man dan membaur dengan preman-preman disana. Operasi ini bisa dikatakan sukses karena terhitung sam-pai hari ini jumlah tindak kejahatan di jalan sudah se-makin berkurang dan jalanan sudah lebih aman. | Abdul Malik W.

KOMUNITAS

Usaha Polisi Tumpas Geng Motor

Memasyarakatkan Musik Jazz di Klab Jazz Bandung

Lapar tengah malam bukan berarti tidak makan. Malam bandung memang dingin, tapi selalu ada ma-kanan hangat bagi mereka yang mencari.

Bandung memang men-jadi sangat ramai belakangan ini, apa lagi di akhir pecan. Tetapi tidak dengan malam harinya. Eits, kata siapa? Bandung malam belum mati, masih banyak tempat makan yang bisa dikunjungi. Mung-kin kalau malam saja biasa, sekarang kami akan mem-bagikan info kuliner yang bisa kalian kunjungi saat kalian lapar (tengah) malam nanti.

Bober CaféBober Café sudah men-

jadi tempat biasa bagi anaak nongkrong bandung. Tapi jangan salah, mereka buka 24 jam. Dan segaul-gaulnya anak bandung engga ada yang nongkrong pas tengah malam. Tempatnya memang Cozy dan strategis, selain itu mereka menyediakan menu yang terhitung variatif dan relative murah. Café yang berdiri semenjak 2004 ini menjual berbagai makanan local, barat dan timur dari harga Rp. 7000,- hingga Rp. 20000,- dan minuman dari harga Rp.2500,- hingga belasan ribu. Dan istime-wanya, kita bisa ber-seesha-ria tengah malam nanti. Jadi? Langsung mampir aja ke Jl. Riau No. 123

Perkedel BondonNah kalau ini, dari

namanya saja sudah jelas.

Bondon dalam bahasa sunda berarti “wanita malam yang masih muda belia”. Tapi bu-kan berarti saat kita mampir kesini kita akan ditemani wanita-wanita cantik yaa, itu haya sekedar kiasan karena mereka selalu ramai jam 22.00 – 03-00. Dengan resep andalan yang hidup sejak 1980 ini, perkedel bondon bisa menghabiskan hingga 50kg kentang seharinya. Menu disini 1, perkedel ken-tang seharga Rp. 1000,-. Dan jangan salah sangka, tak aka nada penyesalan jika kalian malam malam ke stasiun kereta api dan makan perk-edel ini.

MadtariTempat sederhana ini

masih saja berdiri tegak di jalan Ranggagading no 12. Meski sudah lama berdiri, jumblah pengunjung tempat ini tak pernah sepi. Madtari merupakan spesialis makanan yang ga berat tapi ga ringan juga, seperti pisang keju, roti bakar, indomie dan lain sebagainya. Dan juga, mereka merupakan spesialis keju, se-lalu ada keju di menu mereka, dan selalu (terlalu) banyak keju di piring yang mereka sajikan. Harganya cukup ter-jangkau dan buka 24 jam, jadi datanglah kapan saja, meski malam malam dan hanya memakai celana pendek.

Nasi KalongSekali lagi, namanya

pakai bahasa sunda, karena memang di bandung. Kalong adalah nama lain dari kele-lawar besar pemakan buah.

Namanya juga kalong, tentu baru aktif petang hingga subuh. Begitu pula dengan nasi kalong ini, mereka mulai buka sekitar jam 6 sore, dan tutup jam 3 pagi, tapi untuk jaga-jaga, datanglah malam hari (biar pasti buka). Menu andalan mereka adalah tumis buncis bakar dan ayam goring madu. Takan meyesal me-mang makan makanan disini, tapi hati hati, konsep tempat makan ini adalah prasmanan, jadi jagalah hati kalian agar tidak merogok kocek terlalu dalam. Harga sekali makan disini sekitar Rp. 30000,-. Silahkan mampir ke Jl. R.E. Martadinata (Riau) No. 102 untuk info lebih lanjut.

Kopi IrengKalau yang ini khusus sab-

tu malam, alias malam min-ggu. Bertempat di Jl. Bukit Pakar Timur no.1, kopi ireng menyediakan berbagai variasi kopi dan the serta makanan bergaya barat lengkap dengan pemandangan lapu malam kota bandung. Buka dari jam 12.00 samapi jam 01.00 pada hari sabtu, dan 12.00-23.00 pada hari lainnya, kopi ireng cukup cocok untuk menjadi destinasi malam pada akhir pecan. Meski harga lumayan, sekitar Rp. 30000,- sampai Rp. 50000,-, tak ada salahnya kita sekali kali mampir kesini dengan pasangan atau teman teman.

Kue Balok Pak AdeAwalnya Pak ade dan

adiknya hanya membuka sebuah warkop biasa, na-mun kue balok mereka yang

memang enak menarik hati banyak orang. Sekarang mereka membuka cabang di Jalan Padjajaran, tak jauh dari warkop lama mereka di dekat palang kereta stasiun Andir. Mereka mulai ramai pada malam hari, dan tutup pada dini hari. Tidak ada makanan berat disini, hanya gorengan, kopi, the, telur setengah matang, dan tentu saja kue balok. Kue balok disini ada berbagai rasa, dari coklat, keju, dan berbagai kombi-nasi selai. Tapi disarankan untuk mencoba kue balok setengah matang mereka, yang di warkopnya, itu baru enak. Harga berkisar dari Rp. 1500,- hingga Rp. 3000,- un-tuk setiap jenis makanan di menunya.

Oh La La CaféKalian harusnya famil-

iar dengan Oh La La Café. Restoran yang menghadirkan makanan bercitarasa Italia ini, terletak di beberapa lokasi di Bandung. Café ini menyajikan makanan yang lengkap dari appetizer hingga desert. Menu andalan Oh La La adalah soup. Zuppa Soup adalah salah satu yang men-jadi menu favorit di sini. Rasa sup dan pastry yang mela-pisinya benar-benar meng-gugah selera. Minuman yang disediakan juga beragam, dari baby cino, ice green jasmine, sampai ice blue ocean. Anda bisa bersantai di sini dengan nongkrong ataupun meng-gunakan fasilitas wifi yang tersedia. Oh La La yang buka selama 24 jam terletak di Plaza Dago. | Adry Fahmi Arifin

KULINER

Makan (Tengah) MalamKRIMINALITAS

DOK. KLABBJAZZ

Motor yang disita oleh polisi setelah melakukan razia.DOK. KOMPAS

Page 8: Ganecapos Desember

SERUKAN NASIONALISASI MIGAS

GALERI FOTO

8Edisi V Tahun 2 DESEMBER 2013

GANECA POSMencerahkan, Mencerdaskan

LENSA

DOK.PERSMA/ATIKA

JAKARTA- KM-ITB ber-sama aliansi BEM SI wilayah Jabar-Jabodetabek-Banten melakukan aksi terkait isu nasionalisasi migas pada hari Rabu, 27 November 2013 di depan gedung Kementerian ESDM. Aksi ini menyerukan nasionalisasi Blok Mahakam yang dikelola Total dan kontraknya akan habis pada tahun 2017. Tanggal 27 No-vember 2013 jatuh tepat pada momentum habisnya kontrak Blok Siak yang dikuasai oleh Chevron.

Aksi ini menyerukan sikap aliansi BEM SI Jabar-Jabodetabek-Banten yaitu: (1) menetapkan Pertamina menjadi operator Blok Ma-hakam dengan saham di atas 50%, (2) menyelesaikan UU migas baru sesuai konstitusi dan berpihak kepada kepent-ingan bangsa dan negara, (3) menolak intervensi politik dari pihak manapun dalam pengambilan keputusan per-panjangan kontrak blok-blok migas, dan (4) mendesak Per-

tamina memperbaiki kinerja dan terus memperbaiki diri sesuai dengan Coorporate Values

Sikap ini ditetapkan setelah mempertimbangkan: Blok Mahakam sudah dikelola pihak asing selama lebih dari 61 tahun, Pertamina sudah menyatakan diri mampu dari segi teknologi dan SDM, konstitusi belum menjadi ruh dalam pengelolaan migas, aspek modal, serta dengan merujuk pada keberhasi-lan nasionalisasi migas di beberapa negara penghasil minyak.

Meski hanya dihadiri lima universitas termasuk UPI selaku koordinator BEM SI wilayah Jabar, aksi kali ini berhasil menembus pagar gedung Kementerian ESDM. Lima orang perwakilan mahasiswa termasuk Ny-oman Anjani selaku Ketua Kebinet KM-ITB membawa suara rakyat dan melaku-kan advokasi kepada pihak

kementerian. Namun pada siang hari tanggal 27 tersebut Menteri ESDM Jero Wacik maupun pihak yang memiliki otoritas mengenai Blok Ma-hakam tidak ada di tempat. Perwakilan mahasiswa ini hanya bertemu dengan Agus selaku Kepala Pusat Data dan Informasi kementerian.

Selain melakukan audi-ensi ke kementerian, ratusan mahasiswa yang berada di luar gedung terus melakukan orasi untuk menekan pemer-intah serta mencerdaskan masyrakat bahwa nasional-isasi blok-blok migas harus segera dilakukan.

Pihak kementerian ESDM menjanjikan pertemuan lagi dengan mahasiswa untuk membahas lebih lanjut mengenai nasionalisasi blok migas. Namun tanggal per-temuan tersebut belum bisa dipastikan. Kabinet KM-ITB juga telah merencakan rapat dengar pendapat ke Dewan Perwakilan Rakyat. Usaha ini

menjadi langkah berikutnya yang diambil Kabinet terkait isu migas setelah sebelumnya mengadakan pencerdasan di CFD Dago pada 10 November 2013 dan Sarasehan Anak Bangsa Nasionalisasi Aset Migas pada 14 November 2013.

Dudi Setiadi, Ketua BEM UPI sekaligus Koordinator Wilayah BEM SI Jabar menya-takan bahwa aksi ini sebe-narnya tidak berjalan sesuai rencana. Walaupun telah dia-gendakan di dalam rakernas BEM SI bidang energi, koor-dinasi sebelum hari-H yang kurang baik juga menyebab-kan keterlibatan yang tidak optimal dari wilayah lainnya. “Karena tidak ada arahan yang jelas dari pusat saya memutuskan bahwa BEM SI Jabar harus tetap turun,” tegas Dudi. Ia menekankan bahwa ini adalah isu yang penting dan BEM SI harus bergerak sesuai rencana yang telah dicanangkan sebelumnya. | Atika Almira

AKSI BEM SI

Aliansi BEM SI Desak Kementerian ESDM Nasionalisasi Blok Mahakam