gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu...

28
8 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SENTRA PENJUALAN KERAJINAN GAMELAN BALI Bab ini akan menjabarkan mengenai hal-hal yang terkait dengan Sentra Penjualan Kerajinan Gamelan Bali. Pembahasan mengenai proyek sejenis yang bertujuan untuk mendapatkan spesifikasi umum Sentra Penjualan Kerajinan Gamelan Bali. 2.1 Pengertian Sentra penjualan hasil pengerajin gamelan merupakan sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat penjualan peralatan gamelan yang dibangun demi memenuhi kebutuhan dalam melayani pembelian gamelan. 2.1.1 Pengertian Sentra Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sentra memiliki pengertian sebagai (1) tempat yang terletak di tengah-tengah, (2) titik pusat, (3) pusat atau sentral. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM No: 32/Kep.KUKM/IV/2002, tanggal 17 April 2002 tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Sentra UKM, dijelaskan bahwa sentra adalah pusat kegiatan usaha

Transcript of gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu...

Page 1: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

8

BAB II

PEMAHAMAN TERHADAP SENTRA PENJUALAN KERAJINAN

GAMELAN BALI

Bab ini akan menjabarkan mengenai hal-hal yang terkait dengan Sentra

Penjualan Kerajinan Gamelan Bali. Pembahasan mengenai proyek sejenis yang

bertujuan untuk mendapatkan spesifikasi umum Sentra Penjualan Kerajinan Gamelan

Bali.

2.1 Pengertian

Sentra penjualan hasil pengerajin gamelan merupakan sebuah bangunan yang

berfungsi sebagai tempat penjualan peralatan gamelan yang dibangun demi

memenuhi kebutuhan dalam melayani pembelian gamelan.

2.1.1 Pengertian Sentra

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sentra memiliki pengertian sebagai (1)

tempat yang terletak di tengah-tengah, (2) titik pusat, (3) pusat atau sentral.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM No:

32/Kep.KUKM/IV/2002, tanggal 17 April 2002 tentang Pedoman Penumbuhan dan

Pengembangan Sentra UKM, dijelaskan bahwa sentra adalah pusat kegiatan usaha

Page 2: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

9

pada lokasi atau kawasan tertentu di mana terdapat UKM yang menggunakan bahan

baku atau sarana yang sama, menghasilkan produk yang sama atau sejenis.

Dalam Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir karya Mahendra Adhi

(2013) dijelaskan pengertian sentra sebagai berikut:

Sentra dapat diartikan sebagai pusat aktivitas kegiatan usaha pada lokasi atau

kawasan tertentu, di mana terdapat pelaku usaha yang menggunakan bahan baku

atau saran yang sama dan menghasilkan produk yang sama atau sejenis.

Sentra merupakan unit kecil kawasan yang memiliki ciri tertentu di mana di

dalamnya terdapat kegiatan proses produksi yang ditunjang oleh sarana untuk

berkembangnya produk atau jasa yang terdiri dari sekumpulan pengusaha mikro,

kecil dan menengah

Menurut Hasan (2003) (dalam http://library.binus.ac.id/ diakses tanggal 27 Maret

2013) sentra merupakan suatu daerah di mana terdapat agresi atau

pengelompokan kegiatan produksi dari industri yang sejenis.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sentra adalah sebuah pusat usaha yang di

dalamnya terdapat aktivitas pada suatu lokasi atau kawasan yang mempergunakan

bahan baku yang sejenis dan menghasilkan produk yang sejenis baik itu usaha mikro

maupun makro.

2.1.2 Pengertian Penjualan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia penjualan berasal dari kata jual, yang

mendapat imbuhan pe- dan akhiran –an yang berarti (1) proses, cara, perbuatan

menjual barang kebutuhan pokok. (2) Tempat menjual.

Menurut Winardi (1991:2) dalam Darmawaysya, mendefinisikan bahwa

penjualan adalah proses di mana sang penjual memuaskan segala kebutuhan dan

keinginan pembeli agar dicapai manfaat baik bagi sang penjual maupun sang pembeli

yang berkelanjutan dan yang menguntungkan kedua belak pihak.

Sedangkan William G. Nickels (1998 :10) dalam Darmawasya,

mendefinisikan penjualan sebagai interaksi antar individu, saling bertemu muka yang

Page 3: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

10

ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan

hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain.

Mulyadi (2001) dalam Hendari, Henny dkk mendefinisikan penjualan adalah

rangkaian transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara tunai maupun kredit.

Penjualan merupakan proses berpindahnya suatu hak atas barang atau jasa untuk

mendapatkan sumber daya lainnya, seperti kas atau janji untuk membayar atau

piutang.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penjualan merupakan sebuah interaksi

antar individu yang saling bertemu sehingga terjadi transaksi penjualan barang atau

jasa, baik secara tunai maupun kredit, di mana penjual memuaskan segala kebutuhan

dan keinginan pembeli demi mencapai manfaat bagi penjual dan pembeli yang

berkelanjutan dan menguntungkan keduanya.

2.1.3 Pengertian Gamelan Bali

Dalam Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir Sudiartawan (2013:

14) disebutkan bahwa Gamelan Bali merupakan instrumen yang menggunakan

tangga nada pentatonik (Laras Slendro dan Laras Pelog) yang biasanya digunakan

masyarakat Bali sebagai sarana pengiring dalam berbagai aspek kehidupan sosial

budaya serta ritual keagamaannya.

Bandem (2013 :1) mendefinisikan Gamelan Bali ialah sebuah orkestra yang

terdiri dari bermacam-macam instrumen yang terbuat dari batu, kayu, bambu, besi,

perunggu, kulit, dawai dan lain-lainnya dengan mempergunakan Laras Pelog dan

Slendro. Istilah gamelan dipakai juga untuk menyebutkan musik (lagu-lagu) yang

dihasilkan oleh permainan instrument-instrumen di atas.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa gamelan Bali adalah sebuah alat musik

yang terdiri dari berbagai macam instrument yang terbuat dari batu, kayu, bambu,

besi perunggu, kuit, dawau dan lain-lainya yang mempergunakan Laras Pelog dan

Slendro.

Page 4: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

11

2.1.3.1 Fungsi Gamelan Bali

Gamelan Bali memiliki fungsi yang sangat penting dalam kehidupan

masyarakat Bali. Fungsi gamelan Bali dirumuskan mengacu kepada Hasil Seminar

Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-

fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler)

(Bandem, 2013:113).

Alan P. Merriam (The Anthropology of Music) dalam Bandem merumuskan

fungsi gamelan dalam perspektif yang lebih luas, namun dapat pula digunakan untuk

mengkaji kegunaan dan fungsi gamelan Bali. Berikut adalah fungsi-fungsi yang

dirumuskan tersebut:

A. Pengiring Upacara Agama

B. Memberi Rasa Keindahan

C. Sebagai Alat Komunikasi

D. Sebagai Hiburan

E. Persembahan Simbolis

F. Menggugah Respon Fisik

G. Mengukuhkan Norma-Norma Kehidupan Masyarakat

H. Pengungkap Sejarah

I. Makna Pendidikan

2.1.3.2 Cara Pembuatan Gamelan Bali

Untuk dapat mengetahui cara pembuatan gamelan maka dilakukan wawancara

langsung dengan pengerajin gamelan yang ada di Desa Tihingan Pande Kusuma.

Berikut ini adalah penjelasan dari tahapan pembuatannya:

Penimbangan bahan baku

Pertama bahan baku pembuatan gamelan ditimbang terlebih dahulu

sesuai kebutuhan. Bahan baku yang dipergunakan adalah perunggu yang

berasal dari campuran timah dengan tembaga dengan perbandingan timah

10 dan tembaga 3. Sebelumnya disiapkan terlebih dahulu cetakan

berbentuk mangkuk dari bahan tanah liat yang sudah dicampur dengan

kulit padi atau disebut dengan Kowi.

Page 5: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

12

Peleburan bahan baku

Sebelum peleburan dimulai, Prapen atau tempat perapian yang

dilengkapi dengan alat untuk menghembuskan angin atau Lamus, untuk

memperoleh suhu panas yang cukup. Kowi lalu diisi dengan timah dan

tembaga dan dipanaskan di atas prapen sampai mencapai 3000o C, dan

membuat timah dan tembaga melebur dan menjadi bubur besi berwarna

putih dan menjadi bahan perunggu yang disebut Gasa.

Pencetakan

Gasa yang sudah cair lalu dituang pada cetakan sesuai dengan

gamelan yang akan dibuat. Adapun bentuk cetakan yang dipergunakan

yaitu:

1. Bentuk bundar volume setengah bulatan.

2. Bentuk Dawan atau bentuk bulat panjang.

3. Bentuk Pasingen atau cebongan.

Ngebugin/penempaan

Untuk membentuk gasa dilakukan proses ngebugin atau penempaan

untuk memperoleh bentuk yang diinginkan. Proses ini dilakukan oleh 5

orang pandai besi. Satu orang bertugas memegangi gasa dan 4 orang

bertugas menempa.

Setelah proses penempaan, dilakukan proses penghalusan, agar

gamelan yang masih berpermukaan kasar menjadi lebih halus.

Penghalusan dilakukan dengan sangat berhati-hati, agar tidak mengubah

nada gamelan terlalu banyak.

Ngelaras/pelarasan

Setelah pembuatan bilah selesai, dilanjutkan dengan pembuatan

resonator dari bambu yang ketebalannya berbeda-beda. Resonator

berfungsi adar suara yang dihasilkan oleh bilah-bilah tersebut dapat

terdengar lebih keras. Pada pembuatan resonator juga dilakukan

penyelarasan agar suara bambu selaras dengan suara bilah.

Page 6: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

13

Pembuatan wadah

Pembuatan wadah atau palawah sebagai tempat meletakkan bilah dan

resonator merupakan tahap akhir dari pembuatan gamelan dan semakin

diperindah dengan mengukir dari wadah tersebut.

2.1.3.3 Jenis-jenis Gamelan Bali

Secara umum, gamelan Bali dibuat dari bahan seperti bambu, kulit hewan,

dan logam. Beberapa jenis perangkat Gamelan Bali berupa tungguhan bisa dilihat

pada Tabel 2.1 dan Gamelan Bali berupa barungan bisa dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.1 Jenis-jenis tungguhan Gamelan Bali

Nama

Gamelan Penjelasan Gambar

Bende Bende atau bebende merupakan

instrumen sejenis kempur dan

ukurannya juga sebesar kempur akan

tetapi nandanya tidak senyaring

kempur akibat tonjolannya dibuat agak

datar tidak seperti pencon pada

kempur. (Banden, I Made, 2013: 122)

Sumber: observasi lapangan

Cengceng Dalam bahasa asing cengceng disebut

cymbal. Cengceng ini muncul dengan

ukuran yang berbeda-beda, seperti

cengceng besar, menengah dan kecil.

(Banden, I Made, 2013: 125) Sumber: observasi lapangan

Gong Instrumen ini berbentuk bulat, dengan

garis tengah 70-100 cm dengan

menggunakan sebuah pencon

(tonjolan) diangkat dari permukaan

setinggi 6 cm dan lebarnya 6 cm.

(Banden, I Made, 2013: 121) Sumber: observasi lapangan

Jegogan Rumpun dari gender yang memakai

nada terndah dalam gamelan. Jegogan

mempergunakan lima bilah nada yaitu

dimulai dari 1(ding), 2(dong), 3(deng),

5(dung) dan 6(dang). (Banden, I Made,

2013: 124)

Sumber: observasi lapangan

Jublag Instrumen ini bentuknya sama dengan

jegogan (gender) hanya nadanya diatur

satu oktaf lebih tinggi dari nada

jegogan. (Banden, I Made, 2013: 124)

Sumber: observasi lapangan

Page 7: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

14

Nama

Gamelan Penjelasan Gambar

Kantil Kantil iyalah sejenis giying (gender),

instrumen metalofon yang bilahnya

dibuat dari kerrawang yaitu campuran

antara tembaga dan timah dengan

ukuran kecil. (Banden, I Made, 2013:

124)

Sumber: observasi lapangan

Kempli Alat musik berpencon seperti kenong

kecil. (Kamus Musik Indonesia, M.

Soeharto, 1978 dalam Sudiartawan,

2013: 18)

Sumber: observasi lapangan

Kempur Kempur atau kempul merupakan jenis

gong yang ukurannya menengah, lebih

kecil dari gong wadon dan gong

lanang. Kempur mempuyai garis

tengah kurang dari 50 cm dengan

pencon diangkat di atas permukaan

bidang kempur setinggi 6 cm dan

besarnya 4 cm pula. (Banden, I Made,

2013: 121)

Sumber: observasi lapangan

Kendang Kendang merupakan instrumen

membranofon yang bentuknya bulat

panjang dan memakai pakelit

(hourglass shape) di dalamnya.

(Banden, I Made, 2013: 128)

Sumber: observasi lapangan

Pemade Pemade iyalah sejenis giying (gender),

instrumen metalofon yang bilahnya

dibuat dari kerrawang yaitu campuran

antara tembaga dan timah dengan

ukuran menengah. (Banden, I Made,

2013: 123)

Sumber: observasi lapangan

Reyong Bentuk instrumen ini serupa dengan

terompong dan terdapat 12 (dua belas)

gong di atas deretan sebuah resonator

kayu. (Banden, I Made, 2013: 122)

Sumber: observasi lapangan

Lanjutan Tabel 2.1 Jenis-jenis tungguhan Gamelan Bali

Page 8: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

15

Nama

Gamelan Penjelasan Gambar

Ricik Salah satu tungguhan alat musik

cengceng yang ukurannya paling kecil

diantara ketiga tungguhan cengceng

dan sering dipakai pada perangkat

gamelan pengarjaan.

(Jenis-Jenis Tungguhan Kerawitan

Bali, Sukerta 2001 dalam Sudiartawan,

2013: 16)

Sumber: observasi lapangan

Suling Suling merupakan alat tiup yang dibuat

dari bambu yang menggunakan enam

buah lubang nada dan satu lubang

pemanis untuk menimbulkan bunyi.

(Banden, I Made, 2013: 129)

Sumber: observasi lapangan

Tawa-tawa Salah satu tungguhan sejenis kajar

berbentuk bundar yang terbuat dari

perunggu dengan garis tengah sekitar

31 cm, namun tidak menggunakan

tatakan seperti kajar. (Jenis-Jenis

Tungguhan Kerawitan Bali, Sukerta

2001 dalam Sudiartawan, 2013: 21) Sumber: observasi lapangan

Terompong Instrumen ini berbentuk deretan gong-

gong kecil berpencon yang diletakkan

di atas resonator kayu dan biasanya

terdiri dari sepuluh buah gong (nada)

yang diatur dari ukuran yang paling

besar berderet sampai ukuran yang

paling kecil. (Banden, I Made, 2013:

122)

Sumber: observasi lapangan

Ugal Ugal merupakan gender yang bernada

rendah dengan menggunakan sepuluh

daun dan dimainkan oleh seorang

pemain yang tugasnya untuk

memainkan melodi dan sering sebagai

pemimpin dari gamelan itu sendiri

khususnya untuk menuntun melodi.

(Banden, I Made, 2013: 123) Sumber: observasi lapangan

Lanjutan Tabel 2.1 Jenis-jenis tungguhan Gamelan Bali

Page 9: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

16

Tabel 2.2 Barungan Gamelan Bali

No Jenis

Barungan

Jenis

Tungguhan Jml Penataan Gamelan

1 Angklung Kendang

Jegogan

Reyong

Pemade

Kantil

Kempul

Ricik

Tawa-Tawa

Suling

2

2

1

4

4

1

1

1

4

Keterangan:

1 = Suling 6 = Kantilan

2 = Kendang 7 = Reyong

3 = Kajar 8= Jublga

4 = ceng-ceng 9 = Kempul

5 = Pemade

2 Gender

Wayang

Gender gede

Kantilan

2

2

Keterangan:

1 = Gender gede 2 = Kantilan

1 1 1 1 2 2

3 4

5 5 5 5

6 6 6 6

7 8 8

9

1

2

1

2

Page 10: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

17

3 Gong

Gede

Gangsa Jongkok

Penunggal

Ganggasa Jongkok

Pengangkep

Gangsa Jongkok

Curing

Jegogan

Jublag

Penyahcah

Kendang

Ceng-ceng kopyak

Gong

Kempli

Kempul

Bebende

Reyong

Trompong Gede

Trompong Alit

Barangan

8

4

4

2

4

4

2

8

2

1

1

1

1

1

1

1

4 Gong

Kebyar

Kendang Lanang

Kendang Wadon

Ceng-Ceng Gecek

Rebab

Trompong

Suling

Pemade

Pemade Giying

Kajar

Kantil

Jublag

Penyahcah

Reyong

Jegogan

Gong

Kempul

Kenong

Kempli

Bebende

1

1

1

1

1

1

4

2

1

4

2

2

1

2

2

2

1

1

1

Keterangan

1= Gangsa Jongkok

Penunggal

2 = Ganggasa Jongkok

Pengangkep

3 = Gangsa Jongkok

Curing

4 = Jegogan

5 = Jublag

6 = Penyahcah

7 = Kendang

8 = Ceng-ceng kopyak

9 = Gong

10 = Kempli

11 = Kempul

12 = Bebende

13 = Reyong

14 = Trompong Gede

15 = Trompong Alit

16 = Barangan

Keterangan

1 = Kendang Lanang

2 = Kendang Wadon

3 = Ceng-Ceng Gecek

4 = Rebab

5 = Trompong

6 = Suling

7 = Pemade

8 = Pemade Giying

9 = Kajar

10 = Kantil

11 = Jublag

12 = Penyahcah

13 = Reyong

14 = Jegogan

15 = Gong

16 = Kempul

17 = Kenong

18 = Kempli

19 = Bebende

Lanjutan Tabel 2.2 Barungan Gamelan Bali

Page 11: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

18

2.2 Karakteristik Sentra Penjualan

Hal yang nantinya dapat mempengaruhi luasan pusat penjualan ini adalah

sistem sirkulasi, baik di dalam maupun di luar bangunan, di samping skala pelayanan

yang juga akan mempengaruhi nantinya. Dalam hal sirkulasi ini tingkat efisiensi

harus diperhatikan, agar kegiatan yang diwadahi dalam sentra penjualan ini dapat

berlangsung maksimal.

2.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penjualan

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sentra penjualan yaitu

kegiatan sentra penjualan, motivasi, barang dan jasa, dan penataan area sentra

penjualan.

2.2.1.1 Kegiatan Sentra Penjualan

Fauziah (2008 :23) menjelaskan secara garis besar aktifitas yang

dikembangkan dapat dikelompokkan menjadi beberapa fungsi:

a. Kegiatan utama

Merupakan kegiatan penjualan barang

b. Kegiatan penunjang

Menunjang fungsi utama sebagai pusat penjualan barang, yaitu ruang

perkantoran, gudang, bank cabang (ATM) dan ruang parkir

c. Kegiatan pelengkap dan pendamping

2.2.1.2 Motivasi

Motivasi dari pusat pertokoan adalah mencari keuntungan (profit motive) dan

juga untuk kepentingan umum (public utility).

2.2.1.3 Barang dan Jasa

Barang dan jasa merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah sentra

penjualan. Adapun pengertian dari barang dan jasa adalah sebagai berikut (Sutjiono

dalam Andika, 2007 :16):

Page 12: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

19

Barang merupakan segala sesuatu yang dapat disentuh dan memenuhi

kebutuhan manusia, atau segala sesuatu yang dapat memuaskan keperluan,

misalnya makanan, pakaian, dan sebagainya.

Jasa adalah pemuas keperluan manusia yang sifatnya bukan benda, atau dapat

juga dikatakan sebagai hasil pekerjaan manusia yang tidak terwujud benda

tetapi dapat memuaskan kebutuhan manusia.

Pada sentra penjualan hasil kerajinan gamelan, maka barang-barang yang

akan dijual adalah barang-barang seperti gong, gangsa, ceng-ceng dan alat-alat

gamelan yang lain. Sedangkan jasa yang diberkian adalah menerima pembuatan

gamelan sesuai dengan permintaan pembeli dan menerima jasa perbaikan gamelan.

2.2.1.4 Penataan Area Sentra Penjualan

Dalam penataan sebuah pusat pertokoan harus memperhatikan nilai dari ruang

toko yang akan direncanakan. Adapun nilai dari suatu ruang toko dipengaruhi oleh

beberapa hal, yaitu:

a. Lokasi lantai (floor variations)

Untuk pertokoan berlantai banyak, nilai ruangan semakin berkurang apabila

semakin jauh dari lantai utama maupun entrance. Area penjualan lantai utama

biasanya dikenakan harga sewa yang lebih tinggi dibandingkan area penjualan

di basement, lantai 2, ataupun lantai 3. (Lihat Gambar 2.1).

Third floor = 15%

Second floor = 30%

First floor = 40%

Basement = 15%

Gambar 2.1 Alokasi ruang sewa berdasarkan posisi lantai

Sumber: Lewinson (1986:82)

Page 13: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

20

b. Area penjualan (area variations)

Area yang paling menarik perhatian pada tiap lantai adalah area yang terdekat

dengan entrance. Pada umumnya para pembeli memiliki kecenderungan untuk

berbelok ke arah kiri (untuk kebiasaan di Indonesia) saat masuk ke

pertokoan/tiap lantai (Lihat Gambar 2.2)

18% 18% 18%

14% 12% 10%

5% 6% 5%

c. Penempatan koridor (aisle variations)

Nilai ruang toko berdasarkan posisinya terhadap koridor primer dan sekunder

dapat dilihat pada gambar di bawah ini (Lihat Gambar 2.3)

Keterangan:

H= High rent area

M= Medium rent area

L= Low rent area

L L

L L

L M

L M

L L

M M

L L

M H

Secondary Area

Primary Area

Gambar 2.3 Alokasi ruang sewa berdasarkan jenis koridor

Sumber: Lewinson (1986:83)

Gambar 2.2 Alokasi ruang sewa berdasarkan ruang sewa

Sumber: Lewinson (1986:82)

Entrance

Page 14: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

21

d. Penataan ruang penjualan

Secara umum sebuah pertokoan dapat dibagi atas dua area yang berbeda yaitu:

Ruang nonpenjualan (non selling areas) meliputi costumer service, proses

pemasukan dan pengangkutan barang dagangan, aktifitas pengelolaan

karyawan.

Ruang peralatan (selling areas) meliputi ruang pajang barang

dagangan/display, interaksi antara costumer dan penjualan.

Berdasarkan kepuasan costumer dan produktifitas karyawan, ada empat

pendekatan umum untuk menempatkan ruang penjualan, yaitu:

Sandwich approach

Keterbatasan sistem ini adalah tidak efisien bagi costumer dan karyawan

kelantai tertentu dalam hubungannya melakukan kegiatan yang dilakukan

pada non selling areas (Lihat Gambar 2.4).

Core approach

Dengan menetapkan non selling areas ke pusat (core) arus kedatangan

barang bercampur dengan kegiatan pengunjung (Lihat Gambar 2.5).

Selling floor

Selling floor

Non selling floor

Selling floor

Selling floor

Basement

Gambar 2.4 Sandwich approach

Sumber: Lewinson (1986:85)

Page 15: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

22

Peripheral approach

Pada sistem ini telah dilakukan penanganan barang-barang dagangan

tanpa menggangu kegiatan pengunjung (Lihat Gambar 2.6).

Annex approach

Pada sistem ini aktifitas non selling areas jauh dari daerah penjalan (Lihat

Gambar 2.7).

Selling area

Non selling area

Selling area

Gambar 2.5 The core approach

Sumber: Lewinson (1986:89)

Selling area

Non selling area

Gambar 2.6 The peripheral approach

Sumber: Lewinson (1986:89)

Page 16: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

23

2.2.2 Manajemen Sentra Penjualan

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor:

70/M-DAG/PER/12/2013, sentra penjualan adalah suatu area tertentu yang terdiri

dari satu atau beberapa bangunan yang didirikan secara vertikal maupun horizontal,

yang dijual atau disewakan kepada pelaku usaha atau dikelola sendiri untuk

melakukan kegiatan perdagangan barang.

Untuk pengelolaan sentra penjualan yang akan dirancang akan dikelola oleh

para pengerajin gamelan dari Desa Tihingan, dengan bantuan dari pemerintah dan

juga pihak-pihak swasta. Dengan keunikan yang dimiliki adalah terdapat tempat

pembuatan gamelan¸sehingga pembeli dapat melihat langsung proses pembuatan

gamelan. Keunikan tersebut diharapkan dapat menarik pembeli gamelan yang berasal

dari daerah maupun dari mancanegara.

Manajemen dari sebuah sentra penjualan dikelompokkan sebagai berikut:

Tabel 2.3 Manajemen Sentra Penjualan

Manajemen Sentra Penjualan Pengelola Pengelola adalah orang-orang dari pihak pemerintah atau swasta yang

berbadan hukum yang mengatur urusan administrasi dan berhubungan

dengan perdagangan.

Pengelola bertugas untuk merencanakan, mengatur, mengawasi laju

perkembangan pasar yang dikelolanya, sehingga proses hubungan intern dan

eksternnya dapat berjalan lancar.

Penjual/pedagang Penjual/pedagang adalah suatu lembaga atau individu yang melakukan usaha

kegiatan menjual barang-barang kepada konsumen akhir untuk keperluan

pribadi.

Proses penjualan:

Selling area

Non selling area

Gambar 2.7 The annex approach

Sumber: Lewinson (1986:89)

Page 17: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

24

Melihat prospek yang akan datang, merencanakan penawaran, melakukan

penawaran penjualan, mengatasi ketidakpuasan dan memenuhi permintaan

konsumen.

Pembeli Pembeli adalah suatu lembaga atau individu yang melakukan pembelian

untuk memenuhi kebutuhan pribadinya atau konsumen rumah tangga.

Konsumen untuk menjual kembali yang membeli produk yang digunakan

untuk usaha produksi, dan produk yang digunakan komponen dalam

produksi.

Penataan dan

distribusi barang

Dalam ruang pamer penataan barang harus dapat memenuhi syarat seperti

halnya etalase/jendela pamer, yaitu display yang menarik bagi pengunjung

dan meyakinkan pengunjung akan kegunaan dan kualitas barang.

Sistem distribusi barang dibagi menjadi empat sistem:

Produsen Konsumen gamelan

Produsen Pengecer bebas/ pihak produsen Konsumen

Produser Distributor Pengecer Konsumen

Agen/orang perantara Distributor Pengecer Konsumen

2.2.3 Pertimbangan Pengadaan Sentra Penjualan

Pertimbangan dalam pengadaan sentra penjualan dibedakan menjadi dua,

yaitu pertimbangan umum dan pertimbangan khusus (Fauziah (2008 :24)

2.2.3.1 Pertimbangan Umum

Berikut ini adalah pertimbangan-pertimbangan umum yang harus diperhatikan

di dalam pengadaan sebuah sentra penjualan:

a. Kebijakan pemerintah, pengadaan suatu wadah perdagangan tidak

bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah setempat, sebaiknya harus

dapat sejalan dan saling mendukung.

b. Kebutuhan penduduk, pengadaan wadah perdagangan sesuai dengan

kebutuhan penduduk.

c. Ekonomi, pangadaan wadah perdagangan dapat didukung oleh tingkat

perekonomian masyarakat setempat.

d. Investor, adanya penanam modal yang berminat menanam modalnya atau

investasi untuk pengadaan wadah perdagangan.

2.2.3.2 Pertimbangan Khusus

Pertimbangan khusus dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu aspek teknis, aspek

ekonomi dan perpasaran dan aspek sirkulasi. Penjelasan pertimbangan khusus

pengadaan sentra dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Lanjutan Tabel 2.3 Manajemen Sentra Penjualan

Page 18: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

25

Tabel 2.4 Pertimbangan khusus pengadaan sentra

Aspek Teknis Sesuai dengan master plan kota.

Transportasi di lingkungan site.

Jaringan utilitas yang tersedia.

Harga tanah.

Topografi yang relatif datar dan struktur tanah yang mendukung.

Perkembangan permukiman dan jumlah konsumen potensial

dimsa mendatang.

Tingkah laku masyarakat dan pedagan.

Aspek Ekonomi dan

Perpasaran

Kemudahan pencapaian dan dekat dengan jalan umum.

Jarak fasilitas yang direncanakan dengan fasilitas yang sudah ada.

Waktu tempuh menuju site.

Analisa total pendapatan perkapita penduduk.

Analisa kecenderungan populasi dan proyeksi pendapatan

penduduk.

Studi tentang jenis pusat pertokoan yang dibutuhkan.

Kepastian tidak adanya rencana pengadaan pusat pertokoan di

sekitarnya.

Aspek Sirkulasi Hubungan jalur kendaraan dengan site dan bangunan.

Hubungan jalur kendaraan dengan kendaraan lain, untuk

menghindari kesulitan dalam keluar masuk kendaraan (sempadan

bangunan).

Penataan jalur kendaraan pada site disesuaikan dengan eksisting

dan kemungkinan pengembangan.

Penyelesaian jalur berpotongan.

Tanda-tanda lalu lintas jangan sampai mengganggu kelancaran.

Pertimbangan penataan parkir dan sirkulasi dalam site:

Keamanan parkir yang menunjukkan kenikmatan

berbelanja.

Sirkulasi yang efisien, jelas dan tidak bolak-balik.

Sedikit mungkin adanya crissing antara kendaraan dengan

pejalan kaki.

Sudut parkir yang memudahkan maneuver kendaraan.

Tanda lalu lintas parkir mudah terlihat dan tidak

mengganggu sirkulasi.

2.3 Civitas Dalam Sentra Penjualan

Civitas yang berkaitan dengan langsung dengan keberadaan dari sebuah sentra

penjualan dapat diklasifikasikan menjadi pengunjung, pekerja dan pengelola dan

dapat dilihat pada Tabel 2.5

Page 19: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

26

C

D 1

2

A B

Tabel 2.5 Civitas pada sebuah sentra penjualan

Pengunjung Pekerja Pengelola Jenis Pengunjung Karakteristik

Pengunjung

Meliputi pekerja yang

ada pada sebuah sentra

yang elayani kebutuhan

dari pengunjung

Meliputi pimpinan,

karyawan yang bekerja

mengelola sentra

penjualan instrumen

gamelan dan semua

petugas servis yang

menjaga kebersihan dan

merawat bangunan setiap

harinya.

Pengunjung adalah

masyarakat

Kabupaten

Klungkung,

masyarakat dari luar

daerah yang

membutuhkan

peralatan gamelan.

Pengunjung yang

datang tidak dibatasi

dari golongan

tertentu, terutama

untuk orang-orang

membutuhkan

peralatan gamelan.

2.4 Tinjauan Proyek Sejenis

Tinjauan proyek sejenis merupakan tinjauan mengenai proyek yang dianggap

mampu memberikan perbandingan karena memiliki kesamaan dengan proyek yang

direncanakan. Melalui tinjauan proyek sejenis, dipilih beberapa objek yang dianggap

mampu memberikan informasi dan data-data yang diperlukan dalam penyusunan

serta referensi dalam proses perencanaan proyek.Lokasi dari proyek yang ditinjau,

masih berada di dalam satu kawasan yaitu di Desa Tihingan, Kecamatan

Banjarangkan, Kabupaten Klungkung.

3

Gambar 2.8 Peta lokasi tinjauan proyek

Sumber: Observasi lapangan, 11 Oktober 2014

Page 20: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

27

2.4.1 U.D. Gong Pande Kusuma

U.D. Gong Pande Kusuma merupakan sebuah tempat penjualan gamelan yang

berlokasi di Desa Tihingan Klungkung, tepatnya di sebelah selatan dari Pura Desa

Tihingan.

`

Gambar 2.9 U.D. Gong Pande Kusuma

Sumber: Observasi lapangan, 11 Oktober 2014

Keterangan:

A = Balai Banjar Desa Tihingan = Menuju Klungkung

B = Pura Desa Tihingan = Menuju Desa Pau

C = Pasar Desa Tihingan = Menuju Desa Banda

D = Kantor Prebekel

= U.D. Gong Pande Kusuma

= Yuda Balinesse Traditional Music

= I Wayan Mustika Gong Smith

2

1

3

Page 21: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

28

U.D. Gong Pande Kusuma merupakan sebuah rumah industri pengerajin

Gamelan Bali di Desa Tihingan Klungkung. Pemilik dari U.D. Gong Pande Kusuma

adalah Bapak Pande Kusuma. Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh informasi

bahwa pembeli gamelan pada rumah industrinya tidak hanya berasal dari warga lokal

Bali, bahkan juga mencakup warga negara asing seperti Jepang, Perancis dan lain-

lain.

U.D. Gong Pande Kusuma dikelola langsung oleh Bapak Pande Kusuma dan

dibantu oleh keluarganya. UD Gong Pande Kusuma tidak memiliki karyawan tetap,

sehingga pada saat ada pekerjaan pembuatan gamelan, maka akan memanggil orang

untuk membantu mengerjakan pesanan gamelan. U.D. Gong Pande Kusuma dibuka

dari jam 09.00 hingga jam 16.00 wita, dan melayani penjualan setiap hari, kecuali

pada hari raya umat Hindu.

U.D. Gong Pande Kusuma menjual hasil kerjinannya berupa per satuan.

Walau pun demikian, U.D. Gong Pande Kusuma juga menerima pembuatan gamelan

dengan paket per barungan serta menerima jasa untuk perbaikan gamelan dengan

rincian dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6 Daftar harga gamelan di U.D. Gong Pande Kusuma

Nama Gamelan Harga

Bende Rp. 5.500.000,00

Cengceng Rp. 1.000.000,00

Gong Rp. 14.000.000,00

Jegogan Rp. 12.000.000,00

Jublag Rp. 9.000.000,00

Kantil Rp. 9.000.000,00

Kempli Rp. 2.000.000,00

Kempur Rp. 5.500.000,00

Kendang Rp. 4.000.000,00

Pemade Rp. 9.000.000,00

Reyong Rp. 20.000.000,00

Suling Rp. 300.000,00

Terompong Rp. 20.000.000,00

Ugal Rp. 12.000.000,00

Sumber: Wawancara Survey di UD Gong Pande Kusuma

Ruang-ruang yang ada pada U.D. Gong Pande Kusuma antara lain:

Prapen/ruang peleburan, yaitu ruangan untuk menimbang dan melebur

bahan baku pembuatan gamelan, pencetakan sekaligus penempaan.

Page 22: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

29

Ruang penyimpanan bahan baku, yaitu tempat penyimpanan bahan baku

dari alat musik yang akan dibuat, baik dari logam, kayu, dan bambu.

Ruang penyimpanan untuk gamelan yang sudah siap dikirim.

Kasir dan ruang administrasi, adalah ruang tempat berlangsungnya

transaksi jual beli dan kegiatan administeasi pemesanan.

Untuk denah dari U.D. Gong Pande Kusuma dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.12 Prapen

Sumber: observasi lapangan, 11 Oktober

2014

Gambar 2.11 Ruang penyipanan bahan baku

Sumber: observasi lapangan, 11 Oktober 2014

Keterangan:

A = Ruang penyimpanan

bahan baku

B = Prapen

C = Ruang kasir dan

D = Gudang

E = Gudang Gamelan

Gambar 2.10 Denah U.D. Gong Pande Kusuma

Sumber: observasi lapangan, 11 Oktober 2014

A

B C D E

Page 23: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

30

Kelebihan dari U.D. Gong Pande Kusuma dari segi penataan gamelan sudah

rapi dan teratur sehingga mudah bagi pembeli untuk melihat-lihat, dengan

mempergunakan pintu geser yang lebar, memudahkan sinar untuk masuk ke ruang

penjualan, sehingga ruang tidak terlalu gelap, posisi prapen juga tidak terlalu dekat,

sehingga asap tidak masuk ke ruang penjualan. Kekurangannya adalah tidak tersedia

ruang untuk melakukan pekerjaan finishing, sehingga pekerjaan dilakukan di halaman

rumah.

2.4.2 Yudha Balinesse Traditional Music

Yuda Balinesse Traditional Music merupakan sebuah tempat penjualan

gamelan yang berlokasi di Desa Tihingan Klungkung, tepatnya di sebelah selatan dari

Pura Desa Tihingan, tepatnya di depan dari U.D. Gong Pande Kusuma.

Yuda Balinesse Traditional Music merupakan sebuah rumah industri

pengerajin Gamelan Bali di Desa Tihingan Klungkung. Pemilik dari Yuda Balinesse

Traditional Music adalah Bapak I Ketut Suena. Berdasarkan hasil wawancara,

diperoleh informasi bahwa pembeli gamelan pada rumah industrinya tidak hanya

berasal dari warga lokal Bali, bahkan juga mencakup warga negara asing seperti

Jepang, Perancis, Swedia dan lain-lain.

Gambar 2.13 Ruang Kasir

Sumber: observasi lapangan, 11 Oktober 2014

Gambar 2.14 Gudang Gamelan

Sumber: observasi lapangan, 11

Oktober 2014

Page 24: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

31

Yuda Balinesse Traditional Music dikelola langsung oleh Bapak I Ketut

Suena dan dibantu oleh keluarganya. Yuda Balinesse Traditional Music tidak

memiliki karyawan tetap, sehingga pada saat ada pekerjaan pembuatan gamelan,

maka akan memanggil orang untuk membantu mengerjakan pesanan gamelan. U.D.

Gong Pande Kusuma dibuka dari jam 10.00 hingga jam 16.00 wita, dan melayani

penjualan setiap hari, kecuali pada hari raya umat Hindu.

Yuda Balinesse Traditional Music menjual hasil kerjinannya berupa paket

barungan dan menerima jasa untuk memperbaiki gamelan. Berikut ini adalah paket

barungan dari gamelan yang di jual di Yuda Balinesse Traditional Music dapat

dilihat pada Tabel 2.7.

Gambar 2.15 Yuda Balinesse Traditional Music

Sumber: observasi lapangan, 11 Oktober 2014

Page 25: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

32

Tabel 2.7 Daftar harga barungan di Yuda Balinesse Tradisinal Music

Jenis Barungan Harga Angklung Rp. 45.000.000,00

Bale Ganjur Rp. 35.000.000,00

Gong Gede Rp. 300.000.000,00

Gong Kebyar Rp. 160.000.000,00

Gong Semar Pegulingan Rp. 130.000.000,00

Gender Wayang Rp. 20.000.000,00

Sumber: Wawancara Survey di Yuda Balinesse Tradisinal Music

Ruang-ruang yang ada pada Yuda Balinesse Traditional Music antara lain:

Prapen/ ruang peleburan, yaitu ruangan untuk menimbang dan melebur

bahan baku pembuatan gamelan, pencetakan sekaligus penempaan.

Ruang penyimpanan bahan baku, yaitu tempat penyimpanan bahan baku

dari alat musik yang akan dibuat, baik dari logam, kayu, dan bambu.

Ruang pengikiran dan penyelarasan, yaitu ruangan tempat penyelarasan

nada dari bilah gamelan Bali yang sudah dibuat.

Ruang penyimpanan untuk gamelan yang sudah siap dikirim.

Kasir dan ruang administrasi, adalah ruang tempat berlangsungnya

transaksi jual beli dan kegiatan administeasi pemesanan.

A

B

C

D

E

F

G

Keterangan:

A = Halaman

B = Garase

C = Prapen

D = Ruang penyimpanan bahan baku

E = Ruang pengikiran

F = Ruang penyimpanan

G = Kasir

Gambar 2.16 Denah Yuda Balinesse Traditional Music

Sumber: observasi lapangan, 11 Oktober 2014

Page 26: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

33

Kelebihan dari Yuda Balinesse Traditional Music dari segi kebutuhan ruang

sudah cukup lengkap. Dari segi penataan ruang penyimpanan gamelan yang sudah

siap untuk dijual tidak terlalu baik, sehingga kurang memberikan kenikmatan bagi

pengunjung untuk melihat-lihat di sana, selain itu prapen berada cukup dekat

Gambar 2.17 Prapen

Sumber: observasi lapangan, 11 Oktober 2014

Gambar 2.19 Ruang pengikiran

Sumber: observasi lapangan, 11 Oktober 2014

Gambar 2.18 Ruang penyimpanan bahan baku

Sumber: observasi lapangan, 11 Oktober 2014

Gambar 2.20 Ruang penyimpanan

Sumber: observasi lapangan, 11 Oktober 2014

Gambar 2.21 Ruang Kasir

Sumber: observasi lapangan, 11 Oktober 2014

Page 27: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

34

terhadap ruang pengikiran dan penyimpanan sehingga dapat mengganggu pekerja

lain.

2.5 Simpulan Tinjauan Proyek Sejenis

Dari tinjauan proyek sejenis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan seperti

yang dijabarkan pada Tabel 2.8.

Tabel 2.8 Simpulan tinjauan proyek sejenis

Aspek Proyek sejenis U.D. Gong Pande Kusuma Yuda Balinesse Tradisinal Music

Lokasi Desa Tihingan Klungkung Desa Tihingan Klungkung

Ruang-ruang Prapen

Ruang penyimpanan bahan baku

Ruang penyimpanan gamelan

Kasir

Prapen

Ruang penuyimpanan bahan baku

Ruang penyimpanan gamelan

Ruang pengikiran

kasir

Kelebihan

dan

kekurangan

Tidak tersedia ruang finishing

pekerjaan sehingga pekerjaan

dilakukan di halaman rumah, letak

prapen tidak terlalu dekat dengan

ruang penjualan dan penyimpanan,

sehingga asap pada saat pekerjaan

berlangsung tidak mengganggu.

Ruangan sudah cukup lengkap dan

menunjang sebagai tempat penjualan

gamelan, tetapi prapen berada cukup

dekat dengan ruang penyimpanan

dan pengikiran sehingga asap dapat

masuk ke ruang tersebut.

Lingkup

pekerjaan Penjualan gamelan per satuan,

barungan, dan menerima jasa

perbaikan.

Penjualan gamelan barungan, dan

menerima jasa perbaikan.

Lingkup

pemasaran Masyarakat lokal dan mancanegara Masyarakat lokal dan mancanegara

Jenis

gamelan

yang dijual

Bende

Cengceng

Gong

Jegogan

Jublag

Kantil

Kempli

Kempur

Kendang

Pemade

Reyong

Suling

Terompong

Ugal

Angklung

Bale Ganjur

Gong Gede

Gong Kebyar

Gong Semar Pegulingan

Gender Wayang

2.6 Spesifikasi Umum Sentra Penjualan Kerajinan Gamelan

Berdasarkan perencanaan dan perancangan Sentra Penjualan Kerajinan

Gamelan Bali, maka disusun beberapa spesifikasi umum sebagai landasan awal yaitu:

Page 28: gamelan...Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 1971 yang mengelompokkan fungsi-fungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem,

35

2.6.1 Hakekat

a. Pengertian

Sentra Penjualan Kerajinan Gamelan Bali merupakan tempat penjualan

peralatan gamelan yang dibangun demi memenuhi kebutuhan dalam melayani

pembelian gamelan bagi warga lokal maupun warga mancanegara.

b. Fungsi

Sentra Penjualan Hasil Kerajinan Gamelan Bali memiliki fungsi sebagai

tempat penjualan berbagai hasil gamelan Bali yang dibuat oleh para pengerajin.

Selain itu sebagai tempat saling bertukar pengalaman dan ilmu diantara para

pengerajin serta sebagai tempat untuk melestarikan salah satu kebudayaan yang ada

di Bali, yaitu Gamelan Bali.

2.6.2 Isi

a. Civitas

Sentra Penjualan Kerajinan Gamelan Bali memiliki sasaran terhadap pembeli

yang berasal dari warga lokal dan juga warga mancanegara, yang meliputi dari segala

kalangan usia yang tertarik untuk mengetahui segala hal mengenai gamelan Bali.

b. Fasilitas

Fasilitas dari Sentra Penjualan Kerajinan Gamelan Bali di bagi menjadi 3

(tiga) yaitu fasilitas utama, fasilitas penunjang dan fasilitas pendukung, dengan

rincian sebagai berikut:

Tabel 2.9 Fasilitas ruang sentra

No Fasilitas Utama Fasilitas Penunjang Fasilitas Pendukung 1 Ruang penjualan Lobby Ruang ME

2 Ruang Kasir Ruang informasi Ruang keamanan

3 - Ruang workshop Toilet

4 - Ruang pengelola Gudang

5 - Ruang sanggar Ruang servis

2.6.3 Wadah

Sentra Penjualan Kerajinan Gamelan Bali bersifat ekonomi sehingga lokasi

yang digunakan untuk memenuhi persyaratan pembangunan yaitu:

1. Lokasi harus mudah dicapai oleh konsumen.

2. Suasana lingkungan yang kondusif, aman dan nyaman.

3. Berada dalam peruntukan wilayah perdagangan dan jasa.