Game for Trainer

21
GAME TIM UNTUK PARA PELATIH (TEAM GAMES FOR TRAINERS) KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur senantiasa dilimpahkan kehadiran Allah SWT yag telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita mampu menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Selain itu, dengan membuat makalah ini, kita juga jadi lebih tahu dan paham mengenai ilmu-ilmu game yang dapat membangun tim. Apalagi buku acuan yang kami gunakan adalah buku yang cukup menarik dan bermanfaat. Buku acuan yang kami gunakan adalah TEAM GAMES FOR TRAINERS oleh Carolyn Nilson yang dibuat berdasarkan pengalaman dari McGraw-Hill,INC. Buku ini banyak memberikan pengetahuan tentang berbagai macam permainan yang digunakan oleh para trainer untuk melatih anggota organisasi maupun yang lainnya. Maka dari itu, makalah ini dibuat selain untuk menyelesaikan tugas, juga digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai game-game yang bisa digunakan dalam membangun tim maupun memanajemen permainan itu sendiri. Semoga dengan adanya makalah ini, maka dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi penggunanya. Kritik dan saran yang membangun diperlukan agar kualitas ilmu pengetahuan kami menjadi lebih baik. Terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Yogyakarta, 11 Mei 2011 Penulis

description

permainan

Transcript of Game for Trainer

Page 1: Game for Trainer

GAME TIM UNTUK PARA PELATIH

(TEAM GAMES FOR TRAINERS)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa dilimpahkan kehadiran Allah SWT yag

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita mampu menyelesaikan

makalah ini. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen

Pendidikan dan Pelatihan. Selain itu, dengan membuat makalah ini, kita juga jadi

lebih tahu dan paham mengenai ilmu-ilmu game yang dapat membangun tim.

Apalagi buku acuan yang kami gunakan adalah buku yang cukup menarik dan

bermanfaat.

Buku acuan yang kami gunakan adalah TEAM GAMES FOR TRAINERS

oleh Carolyn Nilson yang dibuat berdasarkan pengalaman dari McGraw-Hill,INC.

Buku ini banyak memberikan pengetahuan tentang berbagai macam permainan

yang digunakan oleh para trainer untuk melatih anggota organisasi maupun yang

lainnya. Maka dari itu, makalah ini dibuat selain untuk menyelesaikan tugas, juga

digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai game-game yang bisa

digunakan dalam membangun tim maupun memanajemen permainan itu sendiri.

Semoga dengan adanya makalah ini, maka dapat menambah wawasan

ilmu pengetahuan bagi penggunanya. Kritik dan saran yang membangun

diperlukan agar kualitas ilmu pengetahuan kami menjadi lebih baik. Terima kasih

kepada seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Yogyakarta, 11 Mei 2011

Penulis

Page 2: Game for Trainer

BAB I

PERKEMBANGAN GAME UNTUK TIM

A. Sejarah Perkembangan Outbond dan Game

Awal mula perkembangan game untuk tim dalam organisasi maupun yang

lainnya adalah saat dirasa kekompakan dan kebersamaan tim mulai mengendur.

Biasanya seorang leader (pemimpin) dalam tim maupun organisasi akan

merasakan ketidakseimbangan disaat mulai berjalan bersama. Awal mulanya,

sedikit demi sedikit anggota tim akan merasakan kejenuhan. Kemudian mereka

akan mulai bermasalah saat melakukan pekerjaan.

Seorang leader tidak tinggal diam ketika mengalami persoalan internal

seperti ini. Maka biasanya dia akan mengambil suatu tindakan untuk merefresh

kembali semangat anggotanya. Salah satu upaya untuk merefresh kembali

biasanya dengan game-game yang membangun. Bila permainan ini disajikan

begitu saja, tanpa kemasan yang menarik, tentu akan mengurangi daya tarik

anggota untuk mengikuti alur permainan. Maka dari itulah permainan tersebut

sering dikemas dalam bentuk outbond. Untuk mengetahui sejarah game, maka kita

berbicara juga tentang sejarah outbond itu sendiri.

Outward Bound adalah ide pendidikan inovatif yang dikreasikan oleh Kurt

Hahn yang telah bertahan dan berkembang selama lebih dari enam puluh tahun.

Fakta Ini dapat dikatakan luar biasa karena begitu banyak metode pendidikan

yang muncul dan tenggelam selama periode ini.

Apakah karena konsep ini sangat mudah beradaptasi dan dapat diterapkan

pada dunia edukasi secara masal atau karena pemikiran dan filosofi dari konsep

metode semacam outbound ini adalah abadi dan memiliki daya tarik universal?

atau mungkin kedua faktor tersebutlah yang membuat metode ini menjadi populer

dan terus berkembang.

Yang jelas sang penemu metode outward bound atau lebih dikenal

outbound training , Kurt Hahn telah meninggal pada tahun 1974 tetapi

pengaruhnya dalam Outward Bound dan inisiatif pendidikan lainnya masih hidup

hingga saat ini. Beliau lebih menekankan tercapainya tujuan daripada melatih

Page 3: Game for Trainer

fokus, dengan menggunakan cara yg sangat fleksibel, beragam dan sangat

adaptatif. Begitu pula dengan metode Outbound Training, dengan programnya

yang boleh dikatakan ―tidak lazim‖

Kurt Hahn lahir di Jerman pada tahun 1896, putra seorang industrialis

Yahudi kaya, tapi ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Inggris sebagai

warga negara Inggris. Sementara ia masih di SMA tahun 1902, ia menghabiskan

liburan musim panas di Dolomites dengan teman-teman dari Abbotsholme,

sebuah sekolah negeri Inggris. Selama rentang perjalanan ini, dalam sebuah

diskusi tentang sistem sekolah umum Inggris, ketertarikan mengenai dunia

pendidikan pertama kali masuk ke dalam benak Hahn. Hal ini menyebabkan ia

menjadi terobsesi, kemudian ia mulai mendalami filsafat pendidikan dan sangat

dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran Plato, Baden Powell, Cecil Reddie, Dr

Arnold dari Rugby, Herman Lietz dan lain-lain.

Pada tahun 1904, saat ia masih muda, Hahn terkena ―sunstroke‖ yang

cukup parah sehingga membuatnya cacat permanen namun disinilah ia merasakan

ketegaran karena ia memiliki semangat dan keberanian untuk bertahan hidup yang

sangat tinggi. proses pemulihan diri ini dimanfaatkannya untuk mempelajari

filsafat pendidikan secara lebih mendalam dan merumuskan sistem pendidikan

yang hingga saat ini menjadi sangat populer.

Salah satu prinsip hidupnya yang ia pegang teguh sejak saat itu adalah,

―ketidakmampuan Anda adalah Peluang Anda‖, yaitu mengubah Tantangan

menjadi Keuntungan, dengan cara selalu melakukan hal yang benar, terbaik dan

bermanfaat meskipun dalam keadaan yang dirasakan sangat sesulit apapun.

Filsafat pendidikan Hahn adalah perpaduan dari apa yang dianggap

sebagai ide terbaik yang diambil dari berbagai sumber. Menurutnya, pendidikan

adalah seperti pengobatan, metode pengobatan yang ada pada saat ini adalah hasil

penemuan dan penyempurnaan dari metode metode terdahulu, jika anda datang ke

seorang ahli bedah umum dan meminta untuk membedah usus anda dengan cara

yang terbaik dan benar, pasti dokter ahli bedah umum tersebut akan menyarankan

anda untuk datang ke ahli bedah yang lebih ahli mengenai usus.

Page 4: Game for Trainer

Jadi menurut Hahn, tidak ada yang istimewa dan baru dari metode

―temuannya‖, karena menurut Hahn, ia hanyalah mengumpulkan, merumuskan

kemudian mengemasnya dengan cara yang dianggapnya paling sesuai dengan

pengalaman atau proses hidupnya pada masa itu. Beliau menganggap, lebih baik

meminjam sebuah ide atau metode yang sudah teruji dan terbukti ketimbang harus

mencari dan berkesperimen dengan metode baru.

Kunci keberhasilan Hahn adalah, ia berhasil merangkum, mengambil dan

menggabungkan ide dan metode terbaik dari tiap pakar pendidikan di dunia,

menjadi suatu metode edukasi yang sangat unik.Hahn memiliki keyakinan bahwa

setiap manusia dilahirkan dengan potensi dan kekuatan spiritual serta kemampuan

untuk membuat penilaian yang benar mengenai nilai hidup dan moral.

Dalam perkembangan hidupnya, seseorang itu kehilangan kekuatan spiritual ini

dan kemampuan untuk membuat penilaian moral karena, apa yang Hahn sebut,

diseased society dan the impulses of adolescence.Oleh karena itu, Hahn terobsesi

oleh dekadensi moral atau penyakit sosial yang dia amati di masyarakat, dan

sangat tergerak untuk mencari solusinya, beberapa ―penyakit‖ tersebut misalnya

seperti :

Penurunan tingkat kebugaran karena adanya sarana transportasi modern,

pada saat itu lokomotif atau mesin

Penurunan memori dan imajinasi karena bingung, waswas, stress, gelisah

akibat dampak dari modernisasi

Penurunan tingkat keterampilan dan perhatian karena melemahnya tradisi

dan budaya yang positif serta keahlian

Penurunan disiplin diri karena ketergantungan pada obat-obat perangsang

dan obat penenang

Penurunan rasa cinta dan kasih sayang antar sesama karena masing masing

sibuk dan egois dengan gaya hidup modernnya

Sebagai bagian dari perhatiannya terhadap kekuatan dan kemampuan fisik

adalah, ia percaya bahwa setiap manusia memiliki bakat kemampuan fisik, baik

bakat fisik alamiah maupun ketidakmampuan fisik alamiah, misalnya seperti cacat

fisik.

Page 5: Game for Trainer

Keduanya memiliki kelebihan dan memberikan kesempatan: satu untuk

mengembangkan kekuatan dan yang lainnya untuk mengatasi kelemahan. Inilah

yang menjadi prinsip atau pegangan Hahn‘s berikutnya yaitu,

―Ada banyak kelebihan pada diri anda daripada yang anda pikirkan dan

bayangkan.‖

Tujuan Hahn adalah untuk menyediakan wahana ideal untuk mengaktifkan

kesadaran dan potensi kekuatan tersebut, sehingga setiap orang dapat menemukan

kesempurnaan jati diri manusianya dan salah satu wahana yang ia buat adalah

Outward Bound atau lebih populer di Indonesia dengan istilah Outbound

Training.

Menilik dari sejarahnya, outbound sebenarnya adalah kegiatan pelatihan di

alam terbuka yang memerlukan ketahanan sekaligus tantangan fisik yang besar.

Di dalamnya, peserta menjalani petualangan (adventure)—tidak hanya

sekedarpermainan (games)—yang berat dan penuh resiko. Dalam outbound,

peserta benar-benar dididik untuk menjadi manusia yang tangguh di dalam

menjalani kesulitan hidup.

Karena itulah, kegiatan outbound—pada awal-awal perkembangannya—

banyak dipakai oleh lembaga angkatan bersenjata untuk kepentingan

mempersiapkan para prajurit yang tangguh dalam menghadapi kesulitan hidup,

baik dalam situasi aman maupun dalam situai perang. Namun, para perkembangan

berikutnya, istilah outbound mengalami perluasan makna (sebut saja begitu),

menjadi tidak hanya untuk menunjukan pelatihan di alam terbuka dengan

petualangan yang berat, menantang, dan beresiko tinggi, tetapi juga untuk

menunjukan suatu aktivitas permainan yang ringan dan beresiko kecil (soft game)

yang diadakan di luar ruangan atau alam terbuka (outdoor)

Berangkat dari sini, banyak praktisi outbound yang mengklasifikasi atau

membagi kegiatan outbound ke dalam dua kategori, yaitu ―real outbound‖ dan

―fun outbound”. Real outbound menunjukan pada kegiatan outbound yang

memerlukan ketahanan dan tantangan fisik yang besar. Para peserta menjalani

petualangan yang mendebarkandan kegiatan penuh tantangan, seperti jungle

survival, mendaki gunung, arung jeram, panjat dinding atau tebing, atau kegiatan

Page 6: Game for Trainer

di arena tali. Real outbound inilah yang di anggap sebagai kegiatan outbound

―yang sesungguhnya‖.

Sementara, fun outbound menunjukan pada kegiatan di alam terbuka yang

tidak begitu banyak menekan unsur fisik. Banyak yang menyebut fun outbound

sebagai aktivitas semi-outbound, karena ia di anggap sebagai bukan kegiatan

oubound ―yang sesungguhnya‖. Dalam fun outbound, para pesrta ―hanya‖ terlibat

dalam permainan-permainan (games) rinagan, tetapi sangat menyenangkan:

berisiko kecil (low impact) atau berisiko sedang (middle impact), tetapi

mengandung manfaat yang besar untuk pengembangan diri, diantaranya untuk

meningkatkan keterampilan sosial seperti untuk membangun karakter, sifat-sifat

kepemimpinan, dan kemampuan kerja sama grup atau kelompok. Ini dikarenakan

kegiatan tersebut terkaitan dengan:

(a) Membuat perencanaan

(b) Mengatur strategi

(c) Efesien waktu

(d) Pendelegasian/pembagian tugas, serta

(e) Kejujuran dan tanggung jawab sosial.

Selain tetap bermanfaat, tempat pelaksanaan dan alat aktivitas yang

dibutuhkan pun sangat minim alias tidak rumit. Fun outbound dapat dilaksanakan

di halaman sekolah, halaman rumah, lapangan, padang rumput, pinggir pantai,

maupun di alam terbuka lainnya, seperti di tempat wisata. Fasilitas yang

dibutuhkan pun tidak rumit, bahkan sering kali tanpa alat/fasilitas. Hal ini berbeda

dengan kegaiatan real outbound yang membutuhkan ―tempat khusus‖ untuk

pelaksanaannya. Begitu pun alat/fasilitas yang dibutuhkan juga relatif lebih rumit.

Bahkan, pelaksanaannya harus didampingi instruktur yang ahli di bidangnya

karena kegiatan outbound jenis ini termasuk dalam kegiatan outbound yang

berisiko tinggi (high impact)

Kendati pun demikian, bukan berati real outbound memiliki manfaat yang

besar—seperti yang telah disampaikan—tergantung sejauh mana kegiatan itu

dirancang dengan baik, sehingga hasilnya menjadi efektif atau berdaya guna.

Page 7: Game for Trainer

Perbedaan keduanya, barangkali, hanyalah terletak pada sensasi dan kepuasan

bagi mereka yang haus akan petualangan dan tantangan yang besar.

B. Awal Mula Game Untuk Membangun Tim

Game atau permainan yang sifatnya fisik atau keras memiliki kegunaan

sendiri-sendiri. Tidak semua game digunakan untuk bersenang-senang belaka.

Akan tetapi ada tujuan yang lebih spesifik yang harus dicapai. Maka dari itu, tidak

semua game baik untuk diterapkan, tetapi lebih baik lagi bila disesuaikan dengan

kebutuhannya.

Untuk itu, diperlukan adanya Need Analysis dalam membuat permainan

yang berkesan dan bermakna. Salah satunya adalah ketika kekompakan tim dirasa

mulai berkurang, rasa memiliki dan kebersamaan dirasa mulai kendur serta

keseimbangan tim mulai mengalami kesenjangan, maka diperlukan adanya

perbaikan untuk mengembalikan hakikat oraganisasi atau tim.

Awal mula terbentuknya game untuk membangun tim adalah sense dari

leader dalam memimpin timnya. Kepekaan indra dan kemahiran seni memimpin

seorang leader telah melahirkan sebuah metode memimpin yang menarik. Salah

satu metode tersebut adalah saat menyelesaikan masalah tim yang penting dan

urgen untuk segera diselesaikan. Sebagai terobosan dalam menyelesaikan masalah

tim yang baik, munculah cara penyelesaian dengan mengggunakan permainan

atau game untuk mengembalikan hakikat organisasi atau tim agar sesuai dengan

yang diharapkan dan direncanakan. Demikianlah awal mula terbentuknya

permainan untuk membangun tim.

Selain itu, bila dilihat lebih dalam lagi, manusia memiliki rasa hati-hati

ketika berkomunikasi dengan orang lain. Karena sering kali orang lain tidak jujur

dengan masalahnya. Dengan adanya game atau permainan, maka masalah tersebut

sedikit demi sedikit akan terbuka. Itulah mengapa game juga bisa digunakan

untuk mengetahui karakter dan kepribadian orang.

Untuk membuat game yang benar-benar digunakan untuk membangun

tim, maka perlu adanya pemimpin yang bisa memanajemen game. Atau bila

memang tidak ada, maka meminta bantuan orang lain untuk membantu

Page 8: Game for Trainer

menyelesaikan masalah tersebut. Karena bila tidak segera diselesaikan, masalah

tersebut akan bertambah rumit lagi.

C. Game-Game Yang Digunakan Dalam Membangun Tim

Banyak game yang digunakan dalam membangun sebuah tim.

Membangun disini diartikan sebagai upaya dalam membuat keseimbangan tim

tidak tergoyahkan. Baik dalam perencanaan maupun evaluasi, game bisa

digunakan sebagai alat untuk mengetahui sejauh mana interaksi satu anggota dan

yang lain. Berikut beberapa game yang bisa digunakan dalam membangun tim

(Team Building)

1. Through The Looking Glass (Melewati Gelas Yang Terlihat)

OBJEKTIF : Memfokuskan pemikiran seorang manajer dalam ―kesiapan

tim‖ menggambarkan reflek organisasi

PROSEDUR : Pertama, gambaran umum: mintalah pada manajer untuk

membandingkan setiap item pada daftar identifikasi masalah

dengan menaruh tanda centang pada setiap kolom partial

reflection atau total reflection.

Setiap tanda centang seharusnya mengindikasikan kesan

umum bahwa manajer telah mengerti setiap item.

Kedua, pengelasan detail dari partial reflection: kemudia,

sugestikanlah bahwa pengelasan manajer selanjutnya untuk

setiap item yang ditandai pada kolom partial reflection dalam

sebuah skala 1 sampai 10. Satu adalah masalah dengan bukti

rendah dan sepuluh menjadi masalah dengan bukti tinggi..

Semua item ―total reflection‖ dan beberapa item ―partial

reflection‖ dengan sebuah pengelasan 6 atau lebih seharusnya

membantu manajer melihat dengan lebih bersih dimana ciri-

ciri usaha pada pembagunan tim yang seharusnya ditunjukan.

PERTANYAAN

DISKUSI:

Diskusi diartikan sebagai batasan untukmu, trainer dan

manajer.kerjakan dalam dialog dengan manajer seputar

pertanyaan ini:

Page 9: Game for Trainer

1. Apa gambaran umum yang dicerminkan?

2. Yang mana masalah umum organisasional yang

dicerminkan dalam organisasimu?

3. Apakah masalah paling besar yang umum?

4. Dapatkah kamu menggunakan pengelasanmu utuk

memulai mengidentifikasi strategi untuk

menyelesaikan masalah dan membangun tim?

MATERIAL : Material yang digunakan adalah checklist atau daftar

identifikasi masalah

PERKIRAAN WAKTU

YANG DIMINTA :

30 menit

CHECKLIST IDENTIFIKASI MASALAH

Partial reflection

Check | rating

Total reflection

check

1. Komplain

2. Permusuhan antara pekerja

3. Arus kerja rendah

4. Pekerjaan yang berlebihan

5. Keluaran objek yang tidak bersih

6. Keterbatasan indra dari misi bersama

7. Tidak mempunyai personal komitmen

8. Etika kerja rendah

9. Tidak mempunyai imajiasi

10. Resiko kebencian

11. Struktur komunikasi rendah

Setiap organisasi mempunyai masalah yang selalu ada dalam pembangunan tim. Pemikiran

dari masalah seperti cermin yang sering membantu menguatkan sifat alami individualdari

setiap orang dan membantu manajer mulai mendesain aksi yang difokuskan untuk

pembangunan tim yang sebenarnyasesuai dengan kenyataan.

Page 10: Game for Trainer

12. Tidak mempunyai pemahaman

13. Insentif rendah

14. Tidak mampu berbagi

15. Halangan birokrasi

16. Tidak mempunyai akses untuk solusi

2. Why Worry? (Mengapa Cemas?)

OBJEKTIF : Untuk memastikan tingkat kecemasan tim yang berubah

PROSEDUR : Pertama, analisa. Berilah kepada setiap anggota tim sebuah

contoh paragraf untuk dibaca dengan tenang. Berikan kepada

setiap anggota tim sebuah ―Kunci Tingkat Kecemasan‖ untuk

digunakan selama menganalisa paragraf. (Ini digunakan untuk

mencari halaman yang sesuai).

Kedua, identifikasi. Menggunakan ―Kunci Tingkat

Kecemasan‖, perintahkan setiap anggota untuk

mengidentifikasi tingkat kecemasan dengan penuh perasaan

atau disiratkan dengan ungkapan dalam sampel. Gunakan

tanda kurung sebagai usulan dan mendefinisikan tingkat

kecemasan dari setiap segmen yang diidentifikasi.

Ketiga, mencapai kesepakatan.Pimpin tim yang sudah siap

dengan sebuah sesi umpan balik untuk meyakinkan bahwa

semua telah diidentifikasi yang berupa perasaan tingkat

kecemasan dalam contoh.

Keempat, penghikmataan personal. Menganjurkan anggota tim

intik menanggapi dengan terus terang untuk pertanyaan yang

mengikuti, mencoba untuk tidak terpengaruh dengan apa yang

telah direpon oleh mereka atau dengan pemikiran yang lain.

Setelah menjawab pertanyaan, mintalah setiap orang untuk

menukar kertas dengan pasangannya, berbagi respon dan

menyetujui pada perasaan tingkat kecemasan.

Pertanyaan : Ketuka kamu mempertimbangkan

aturanmu dalam(perubahan mendatang), apa kecemasanmu

yang paling besar?

Page 11: Game for Trainer

Kelima, mendiskusikan semua respon. Suruhlah setiap anggota

tim membaca responnya dan tingkat kecemasannya ke

kelompok (grup). Yakinkan bahwa semua anggota memahami

setiap kegelisahan yang lain.

PERTANYAAN

DISKUSI :

1. Bagaimana perasaanmu tentang (perubahan

mendatang)?

2. Apakah ada sesuatu yang kamu tanyakan tentang

(perubahan mendatang)?

3. Apa yang kamu pikir tentang konsekuensi dari

(perubahan mendatang)?

4. Apa keragu-raguanmu tentang (perubahan

mendatang)?

MATERIAL : Pensil dan Kertas

PERKIRAAN WAKTU

YANG DIMINTA :

Satu jam untuk setiap tim yang terdiri dari 6-10 anggota

Mengapa Cemas?

Dasar sesungguhnya untuk kecemasan anggota tim tentang perubahan yang

membantu tim dengan perkiraan yang akurat untuk titik awal ketika menaikan

proyek baru, hubungan kawan sebaya, dan proses kerja.

Contoh:

―Dalam bekerja dengan papan,

saya cemas bahwa saya tidak bisa

(#2 – menahan energiku) selama

analisa finansial.‖

―Kapanpun saya bekerja dengan

papan, saya (#1 – tidak pernah

mempunyai laporan) (#2 dan #3-

saya pikir mereka ingin...) saya

selalu melihat pada kemungkinan

yang lain.‖

KUNCI TINGKAT

KECEMASAN

1. INFORMASI- cemas tentang

tidakcukupnya informasi

2. PERSONAL EFFECT- cemas

tentang persahabatanku untuk

berubah

3. IMPLEMENTASI- cemas

tentang mendapatkannya

selesai

4. DAMPAK- mencemaskan

tentang hasil

Page 12: Game for Trainer

3. Penghitung Buncis

OBJEKTIF : Bertujuan untuk menyemangati anggota tim dan digunakan

untuk menganalisa situasi kerja mereka serta mengidentifikasi

area untuk perbaikan. Hal ini juga bisa digunakan untuk

menunjukan bahwa mengidentifikasi masalah bisa dengan

pengalaman yang manis!

Catatan: game ini diperuntukan agar digunakan dalam

organisasi yang kecil (4-8 orang).

PROSEDUR : Batasan waktu yang telah disetujui, sebagai sebuah periode

spesifik dua mingguan atau minggu pertama dari setiap bulan

selama enam bulan. Selama ini, anggota tim diminta

berkonsentrasi dalam mencari proses kerja, output atau situasi

yang menjadi masalah dan menghalangi pembangunan tim.

Setiap orang mencari sebuah masalah, dia mengambil satu jeli

buncis dari tempatnya, laporkan masalah ke pemimpin tim dan

letakan jeli buncis di dalam wadah sang pemimpin.

PERTANYAAN

DISKUSI :

Pemimpin tim seharusnya mempunyai clipboard atau lembar

―problem sign in‖, selanjutnya toples di atas meja anggota

diberikan pertanyaan sebagai berikut (lihat lembar

selanjutnya):

―APA MASALAH MANISMU HARI INI?‖

Pada akhir dari waktu yang telah disetujui untuk memainkan

game ini, tim seharusnya dipanggil bareng untuk diskusi

umum dari masalah alami yang diidentifikasi pada daftar.

Ingat, disini hanya diminta mengidentifikasi masalah, bukan

penyelesaian masalah.

MATERIAL : 1 kotak besar jeli buncis, terutama sebuah toples gelas untuk

pemimpin tim, satu toples jeli buncis dan 1 tas satu warna dari

jeli buncis untuk setiap anggota tim

PERKIRAAN WAKTU

YANG DIMINTA :

Beberapa menit setiap hari

Page 13: Game for Trainer

PENGHITUNG BUNCIS LEMBAR PROBLEM SIGN-IN

Sebagai anggota tim memulai kerja bersama-sama, mereka sering mencari

kesulitan untuk mengetahui apa yang salah secara verbal. Tim yang bagus selalu

memantau secara terus menerus dan mengevaluasi lingkungan kerjanya, tapi

mereka sering membutuhkan bantuan untuk bisa melakukannya.

APA MASALAH MANISMU HARI INI?

Tanggal Waktu Masalah Manis Inisial

_________________________________________________________

_________________________________________________________

_________________________________________________________

_________________________________________________________

_________________________________________________________

_________________________________________________________

_________________________________________________________

_________________________________________________________

_________________________________________________________

_________________________________________________________

_________________________________________________________

_________________________________________________________

_________________________________________________________

_________________________________________________________

_________________________________________________________

_________________________________________________________

_________________________________________________________

_________________________________________________________

_________________________________________________________

_________________________________________________________

Page 14: Game for Trainer

4. Kamu Mendapat Tiket Untuk Naik

OBJEKTIF : Game ini bertujuan untuk memotivasi anggota baru dalam tim

agar ikut berkontribusi dengan anggota tim yang lain: ayo

pemenang pulang ke rumah dua jam lebih awal pada jum‘at

sore sebagai hadiah.

PROSEDUR : Pada senin pagi, berikan kepada setiap anggota tim 50 tiket,

dengan berbaik hati, kamu membeli satu rol pada sebuah

taman hiburan. Perintahkan setiap anggota tim untuk menulis

namanya pada setiap tiket dan menjaga gulungan tiket yang

terlihat dan akses mudah untuk anggota tim yang lain.

Milikilah sebuah box untuk koleksi (box sepatu dengan sebuah

celah pada tutupnya) di kantor manajer. Mintalah setiap

anggota tim untuk memberikan suara ke anggota yang lain

yang melakukan dengan bersungguh-sungguh diluar kerja

membangun tim selama sepekan. Anjurkanlah untuk voting

setiap hari sebagai sebuah pengingat bahwa membangun tim

adalah upaya hari demi hari, orang ke orang.

Ambil suara anggota tim dengan menyobek satu tiket dari rol

tiket orang tersebut dan menaruhnya di kotak pengumpulan.

Pemenang adalah orang yang namanya terdapat pada tiket

yang paling banyak dalam kotak setiap akhir pekan.

PERTANYAAN

DISKUSI :

Buatlah sebuah pertemuan ―ramai‖ pada 2.30 pada hari jum‘at

sore untuk membuka kotak dan mengumumkan pemenang.

Pada pertemuan tersebut, mintalah kelompok yang menang

untuk memperoleh hadiah. Kirim pemenang untuk menikmati

dua jam extra dari waktu akhir pekan.

MATERIAL : Tiket rol, 50 untuk setiap anggota tim

PERKIRAAN WAKTU

YANG DIMINTA :

Satu minggu untuk setiap game

Bekerja sebagai sebuah tim sangat terasa berbeda dari bekerja seorang diri.

Sebagai tim baru mendapat mendapat pekerjaan yang berat, anggota tim

membutuhkan pengingat yang terus menerus dan motivator untuk mendukung

segala sesuatu. Yakinkan untuk membuat hadiah yang signifikan atau mungkin

anggota tim akan melawan lagi dalam bermain game ini.

Page 15: Game for Trainer

5. Nomor yang hilang dalam baris

Tujuan : untuk mengembalikan perhatian anggota tim terhadap anggota

yang lainnya

Cara Main : Tim berurutan dalam memainkan game ini, entah berbaris

maupun melingkar. Suruh seorang anggota untuk memulai

menyebutkan angka dengan ketentuan yang disepakati, entah

bilangan ganjil, genap, prima, loncat satu atau bahkan loncat

tujuh. Berikut contoh bilangan yang diminta,

1, 3, 5, 7, 9, 11.... (Bilangan Ganjil)

10, 9, 8, 7, 6, 5.... (Bilangan urut dari angka terbesar)

Dll.

Hingga bila ada yang melakukan kesalahan, maka harus di

pinalti dan keluar dari tim untuk membuat sebuah pernyataan

sesuai kesepakatan.

Pemaknaan : Dengan adanya game semacam ini, maka anggota tim akan

memperhatikan lingkungan sekitarnya termasuk rekan

kerjanya.

Sebenarnya masih ada banyak game lagi, akan tetapi untuk game dengan

tujuan membangun tim sebaiknya dilakukan sesuai dengan keadaan lingkungan

sekitar baik dari segi ekonomi, sosial dan budaya. Contoh permainan yang lain

adalah Piramida Puncak Prestasi, Kebijaksanaan Pejuang, Geografi Pemikiran

Tim, Kerja Bagus Cek Kenyataan, Buah Kesuksesan dan masih banyak lagi.

Page 16: Game for Trainer

BAB II

GAME UNTUK MEMBANTU FUNGSI TIM

Pada bab ini, akan dibahas mengenai game yang bisa digunakan untuk

membantu mengembalikan fungsi tim. Bagaimana bisa? Tentu saja bisa. Hakikat

fungsi game adalah untuk mengembalikan dan melemaskan pikiran yang tegang

menjadi lebih tenang dan rileks sehingga pemikiran menjadi lebih jernih. Inti dari

game ini adalah membuat sebuah hubungan antara anggota tim baik dari institusi

maupun di luar anggota institusi untuk membantu anggota tim berjalan atau

bekerja sebagai mana mestinya.

Contoh game dalam bab ini yang bisa digunakan untuk mengembalikan

fungsi tim adalah sebagai berikut,

- Mengapa Sahabat? (Why Brother?)

OBJEKTIF : Untuk membantu membangun komitmen yang kekal dalam

bekerja sebagai tim: untuk membantu anggota tim individu

padai berbicara pada pemilik mereka yang menginginkan

dilakukan pada kerja tim.

PROSEDUR : Game ini simpel dan sederhana untuk diterapkan dan

dimainkan pada satu dari pertemuan pertama dari tim, dengan

harapan ketika keputusan manajemen untuk mengorganisasi di

dalam tim yang dinyatakan pertama kali atau ketika nama

pertama anggota tim diberitahukan.

Panggil tim bersama-sama untuk berkumpul. Ceritakan kepada

mereka bahwa maksud dari pertemuan itu adalah untuk

menanyakan kepada mereka tentang komitmen mereka untuk

membangun sebuah tim yang kuat.

Kemudian tanyakan pada mereka. Tujuannya adalah untuk

mengetahui kegelisahan mereka di luar dan di dalam dan

kemudian fokus dalam mendapatkan sebuah daftar

pertimbangan mengapa ia menjadi sesuatu yang menyusahkan

dalam kerja tim. Pergi keliling ruangan dari orang ke orang,

Page 17: Game for Trainer

buat kontak mata dengan setiap individu dan menyebutkan tiap

orang nama pertamanya.

Orang-orang tidak akan secara otomatis dihubungkan dengan

anggota tim. Akan tetapi, kadang-kadang dengan adanya hal

demikian akan membuat anggota tim menjadi merasa

diperhatikan dan akan membuka diri untuk bercerita mengenai

masalah-masalahnya.

PERTANYAAN

DISKUSI :

Tanyakan, ―Lisa, apakah kita mempunyai komitmen?‖ dan

―Fizi, bagaimana kamu bisa memanfaatkan komitmen tersebut

untuk tim ini?‖ atau ―Kristen, apa yang akan kamu lakukan

dalam upaya menghubungkan ini?‖ dan masih banyak

pertanyaan lagi.

MATERIAL : Flipchart dan marker, solasi untuk menempelkan kertas pada

dinding

PERKIRAAN WAKTU

YANG DIMINTA :

30 menit

Masih ada banyak game yang lain yang bisa digunakan untuk

mengembalikan fungsi tim seperti Programmed In, Satu dari Kolom A dan Satu

dari Kolom B, Monumen, Tekan Ke Bawah dan Tarik Ke Atas, Perubahan

Perspektif dan lain sebagainya.

Dalam permainan yang bisa mengembalikan fungsi tim ini, ada berbagai

macam hal pesan-pesan yang seharusnya ada dan penting dalam pelaksanaan

permainan yaitu antara lain:

1. Komunikasi

o Kemauan mendengarkan orang lain mengemukakan pendapat.

o Kemauan menerima masukan dan saran dari orang lain.

o Percaya pada orang lain dalam memecahkan masalah kelompok.

o Mampu menyampaikan informasi dengan jelas dan dapat diterima

oleh kelompok.

o Memahami segala potensi individu yang ada pada kelompok.

Page 18: Game for Trainer

o Terbuka dengan permasalahan yang dihadapi kelompok.

o Mampu berbagi beban pekerjaan dengan teman dalam kelompok.

o Kemauan seseorang untuk memberikan support pada teman dalam

kelompok yang berusaha mencapai tujuan bersama dengan

memberi ide/gagasan

2. Motivasi diri

o Stabilitas emosi (kemampuan untuk mengontrol dan mengarahkan

emosi diri dengan tenang dalam kondisi apapun

o Ketelitian seseorang dan berusaha keras mencapai tujuan,

walaupun dalam kondisi yang sangat tertekan.

o Kemauan seseorang untuk bertahan dalam waktu yang lama

dengan stamina yang konstan untuk mencapai tujuan.

o Kemauan untuk berkembang lebih baik lagi dengan belajar dari

pengalaman yang sebelumnya didapatkan

3. Kerjasama

o Kemampuan seseorang dalam memperlakukan setiap anggota

dalam kelompok secara bersahabat, mampu membaca situasi yang

terjadi dalam kelompok.

o Kemampuan dalam membagi informasi (ide/gagasan, pemikiran

yang dipunyai seseorang) kepada orang lain dengan sistematis dan

mampu diterima kelompok.

o Kemampuan memahami perasaan orang lain dengan kesungguhan

dan pengertian, tidak cepat menyalahkan atau menghakimi proses

yang sedang terjadi.

4. Kepemimpinan

o Kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhan individu dalam

kelompok untuk mencapai tujuan bersama

o Kemampuan untuk mencapai tujuan /target secara detail dan

terperinci.

o Kemampuan individu dalam menyesuaikan peran anggota dalam

tim sesuai dengan kemampuannya.

Page 19: Game for Trainer

o Kemampuan individu untuk tampil mengelola kelompok dan

mengarahkan ke arah yang lebih baik lagi.

o Kemampuan individu dalam mempengaruhi , mengarahkan,

memberi semangat untuk mencapai tujuan bersama.

o Kemampuan individu dalam ‗‘ membujuk ‗‘ atau mengajukan

tawaran alternatif tawaran penyelesaian masalah sesuai dengan

tujuan bersama.

5. Mengelola Permasalahan

o Kemampuan dalam membuat perencanaan yang matang

berdasarkan informasi yang didapat dengan mempertimbangkan

segala kemungkinan yang akan terjadi.

o Mampu melakukan fungsi kontrol dalam menyelesaikan tugas

bersama.

o Mampu menyusun strategi dalam menyelesaikan tugas dengan

melihat kekuatan dan kekurangan yang ada dalam kelompok.

o Mampu mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi

apabila diberikan sebuah tugas.

o Keberanian individu dalam mengambil resiko dengan

pertimbangan yang matang dan antisipasinya.

o Mampu menciptakan suasana yang kondusif dan cara baru dalam

menyelesaikan tugas yang lebih menarik dan membuat solusinya

dalam menghadapi setiap permasalahan yang dihadapi.

Apapun game yang diberikan setidaknya harus memiliki syarat atau unsur-

unsur di atas. Maka dari itu, game yang di buat tidak terbatas pada satu buku, akan

tetapi lebih pada kreatifitas pemimpin dan anggota. Selain itu, hal di atas juga bisa

digunakan untuk permainan-permainan yang sifatnya merawat (maintenance) tim.

Sehingga tidak perlu ada batasan dalam membuat game atau permainan untuk tim.

Para pelatih harus sepandai mungkin membuat suasana menjadi menyenangkan.

Page 20: Game for Trainer

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari makalah ini, dapat disimpulkan bahwa peranan game dalam

organisasi sangat penting. Peranan game dalam organisasi berguna untuk

membuat anggota tim atau organisasi bersemangat kembali saat mereka

kehilangan semangat. Game yang dimainkan tidak perlu menggunakan media

yang mahal serta cara yang rumit, akan tetapi cukup dengan memiliki unsur-unsur

sebagai berikut:

1. Komunikasi

2. Motivasi Diri

3. Kerja Sama

4. Kepemimpinan

5. Mengelola Permasalahan

Dengan memiliki kelima unsur tersebut atau salah satu dari kelimanya,

maka game dapat diaplikasikan untuk organisasi. Pemilihan game sesuai dengan

keadaan lingkungan termasuk keadaan anggota tim. Ketika anggota tim mulai

tidak bersemangat, maka dipilih lah permainan yang membuat semangat kembali.

Akan tetapi, ketika anggota tim sudah bersemangat, maka pilihlah permainan

yang bisa menjaga anggota tim tetap bersemangat.

Maka dari itu, agar game yang dimainkan sesuai dengan kebutuhan,

diperlukan adanya sebuah analisa (Need Analysis). Dengan analisa kebutuhan

tersebut, maka seorang pemimpin aau trainer dapat memilih game apa yang cocok

untuk dimainkan.

B. Saran

Dalam bermain game-game ini, tentu ada beberapa saran yang bisa

digunakan sebagai bahan pertimbangan ketika para trainer memainkan game

untuk organisasi atau tim. Tidak menutup kemungkinan, bila saran ini masih

Page 21: Game for Trainer

kurang dari kata sempurna. Karena saran diberikan hanya untuk menyempurnakan

kekurangan.

Saran yang pertama adalah bila para trainer telah melakukan need analysis,

maka game yang diberikan tidak hanya terfokus pada apa yang sudah ada. Akan

lebih baik lagi bila para trainer membuat game baru yang tidak ada sebelumnya

sehingga peserta atau anggota tim tidak merasa jenuh ketika memainkan game

tersebut.

Saran kedua, trainer bebas menentukan permainan apa yang akan

dimainkan. Akan tetapi akan lebih baik jika sebelum memainkan game, dilakukan

diskusi terlebih dahulu dengan pemimpin tim dan anggota, sehingga akan

diketahui kelemahan dan kelebihan dari mereka.

Saran ketiga, agar tidak mengalami demam panggung, maka kepada para

pelatih sebaiknya melakukan latihan dulu sebelum melakukan training. Karena

kebanyakan pelatih akan kehilangan ide ketika dia bertemu dan memimpin orang

banyak. Hal ini dikarenakan rasa percaya dirinya menurun dan rasa grogi

meningkat.

Saran keempat, apabila game tersebut yang sudah ditentukan dengan need

analysis tidak bisa dilakukan di area kerja, maka buatlah kesepakatan untuk

memainkannya di luar area kerja. Lakukanlah outbond. Karena pada dasarnya

game-game untuk organisasi menjadi satu paket dengan outbond sehingga lebih

berkesan bagi anggota tim atau anggota pelatihan.

Demikian saran yang bisa diberikan. Adapun saran yang lain tentu masih

banyak dari pihak terkait. Karena makalah yang dibuat ini masih jauh dari kata

sempurna. Akantetapi makalah ini cukup memberikan wawasan mengenai game

bagi trainer untuk mereka yang membacanya.

Daftar Pustaka

Carolyn Nilson,1993. Team Games For Trainer. Washington D.C, Malloy

Lithographing. Inc.

Anonim, 2010. Game For Trainer. http://komasken.blogspot.com didownload

pada 12 Mei 2011, 17.30 WIB