Gambaran Upaya Orang Tua Dalam Pencegahan Kecelakaan Pada Anak Batita Di Lingkungan Rumah Susun Bina...

7
Gambaran Upaya Orang Tua dalam Pencegahan Kecelakaan Pada Anak Batita Di Lingkungan Rumah Susun Bina Harapan Yogyakarta. Melina Nuvarinda. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan dan cedera pada anak batita merupakan masalah yang penting bagi orangtua. Kecelakaan dan cedera pada anak batita dapat terjadi mulai dari mainan,serangga,di sekitar rumah , tempat bermain, tempat tidur, tangga rumah. Kecelakaan merupakan kejadian buruk yang tidak dapat terduga. Keamanan dan keselamatan merupakan kebutuhan dasar manusia prioritas kedua setelah kebutuhan fisiologis menurut hirarki kebutuhan Maslow. Keamanan tidak hanya mencangkup pencegahan kecelakaan tetapi juga memfasilitasi anak untuk beraktivitas tanpa bahaya. Pada masa batita kecelakaan yang terjadi dapat berupa jatuh , terbakar, bengkak,menelan mainan. Kecelakaan tersebut terjadi karena belum sempurnanya sistem musculoskeletal dan neurologis serta karena adanya rasa ingin tahu anak untuk mencoba hal-hal baru dan kurangnya kewaspadaan orang tua (Craven,2003). Kecelakaan sering terjadi pada anak karena kebanyakan orang tua tidak menyadari bahwa aktivitas yang dilakukan anak batita rentan terhadap bahaya kecelakaan. Pada masa batita anak sudah mampu berjalan , berlari, memanjat, melompat dan mencoba segala hal. Semua hal-hal baru yang mereka temukan dapat menjadi bahaya bagi anak. Peran orang tua yang terpenting adalah menghindari anak dari terjadinya

Transcript of Gambaran Upaya Orang Tua Dalam Pencegahan Kecelakaan Pada Anak Batita Di Lingkungan Rumah Susun Bina...

Page 1: Gambaran Upaya Orang Tua Dalam Pencegahan Kecelakaan Pada Anak Batita Di Lingkungan Rumah Susun Bina Harapan Yogyakarta

Gambaran Upaya Orang Tua dalam Pencegahan Kecelakaan Pada Anak Batita Di Lingkungan

Rumah Susun Bina Harapan Yogyakarta.

Melina Nuvarinda.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecelakaan dan cedera pada anak batita merupakan masalah yang penting bagi

orangtua. Kecelakaan dan cedera pada anak batita dapat terjadi mulai dari

mainan,serangga,di sekitar rumah , tempat bermain, tempat tidur, tangga rumah.

Kecelakaan merupakan kejadian buruk yang tidak dapat terduga. Keamanan dan

keselamatan merupakan kebutuhan dasar manusia prioritas kedua setelah

kebutuhan fisiologis menurut hirarki kebutuhan Maslow. Keamanan tidak hanya

mencangkup pencegahan kecelakaan tetapi juga memfasilitasi anak untuk

beraktivitas tanpa bahaya. Pada masa batita kecelakaan yang terjadi dapat

berupa jatuh , terbakar, bengkak,menelan mainan. Kecelakaan tersebut terjadi

karena belum sempurnanya sistem musculoskeletal dan neurologis serta karena

adanya rasa ingin tahu anak untuk mencoba hal-hal baru dan kurangnya

kewaspadaan orang tua (Craven,2003).

Kecelakaan sering terjadi pada anak karena kebanyakan orang tua tidak

menyadari bahwa aktivitas yang dilakukan anak batita rentan terhadap bahaya

kecelakaan. Pada masa batita anak sudah mampu berjalan , berlari, memanjat,

melompat dan mencoba segala hal. Semua hal-hal baru yang mereka temukan

dapat menjadi bahaya bagi anak. Peran orang tua yang terpenting adalah

menghindari anak dari terjadinya kecelakaan dengan mengawasi dan

memberikan perhatian penuh saat anak bermain dan belajar (Morrongiello,2004).

Menurut Survei Kesehatan Nasional tahun 2001, insiden kecelakaan pada anak

dirumah mencapai 13.618 kejadian yang disebabkan oleh terjatuh , keracunan,

tertelan benda asing dan tenggelam dan berdasarkan data Survei Sosial

Ekonomi tahun 2001, penyebab kematian pada bayi usia 0-59 bulan 4,9%

dikarenakan tenggelam. Tahun 2003, The Centers For Disease Preventoin and

Control (CDC) melaporkan10.216 kematian anak usia 0-18 bulan disebabkan

krena kecelakaan (Liller,2006).

Menurut Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskernas) tahun 2007,prevalensi

kejadian cedera mencapai 7,5 % yang disebabkan oleh jatuh (58,0%) dank

Page 2: Gambaran Upaya Orang Tua Dalam Pencegahan Kecelakaan Pada Anak Batita Di Lingkungan Rumah Susun Bina Harapan Yogyakarta

arena benda tajam (20,6%) sedangkan untuk wilayah Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY),prevalensi cedera mencapai 7,2 % yang disebakan oleh jatuh

(45,4%) , terbakar (0,4%) , dan keracuanan (0,5%).

Penelitian Prihandana (2003) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

kecelakaan di rumah pada batita di Dusun Mejing kidul Desa Ambarketawang

kecamatan Gamping Kabupaten Sleman menunjukkan hasil bahwa kejadian

kcelakaan sebanyak 66,7% yang disebabkan oleh terjatuh (84,3%). Angka

kecelakaan tersebut dapat ditekan bila orang tua tidak lalai dalam mengawasi

anak.

Orang tua sering kali khawatir bila anaknya bermain diluar, mereka merasa

lingkungan luar rumah lebih berbahaya dibandingkan lingkungan di dalam

rumah. Menurut para ahli keselamatan pada anak, dilingkungan rumah lebih

berpotensi membuat anak cedera. Anak usia 1-14 tahun cenderung lebih banyak

mengalami kecelakaan didalam rumah. Menurut Martin Simenc pakar

keselamatan anak di Amerika Serikat, anak usia balita senang melakukan

explorasi untuk mengetahui lebih jauh lingkungan terdekatnya. Rasa ingin tahu

anak menyebabkan batita ingin memegang, meraih, dan memasukkan ke dlaam

mulut semua yang menarik perhatiannya. Akibatnya anak lebih banyak

mengalami luka bakr , terjatuh , tersedak atau tenggelam ( Supartini,2004).

Berdasarkan Studi Pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal

27 Desember 2011 melalui wawancara terhadap 5 orang tua di Rumah Susun

Bina Harapan Yogyakarta didapatkan bahwa dari 5 Batita pernah mengalami

kecelakaan terjatuh sebanyak 3 anak (60%) yang disebabkan terjatuh saat

berlari, memanjat kursi, saat latihan jalan, jatuh dari tempat tidur. Anak juga

tersedak makanan seperti kacang-kacangan , biji buah dikarenakan makan

sendiri sebanyak 2 anak (40%) dan ada juga yang terkena sengatan listrik

karena memegang kabel listrik sebanyak 2 anak (40%).

Anak-anak di Rumah Susun Bina Harapan kebanyakan diawasi oleh orang tua

saat bermain, namun 2 orang tua anak (40%) mengungkapkan bahwa tidak bisa

selalu mengawasi anaknya karena kesibukan orang tua untuk bekerja dan

melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci dan

membersihkan rumah. Upaya pencegahan kecelakaan yang telah dilakukan

orang tua di Rumah Susun Bina Harapan adalah mengawasi anak saat bermain

Page 3: Gambaran Upaya Orang Tua Dalam Pencegahan Kecelakaan Pada Anak Batita Di Lingkungan Rumah Susun Bina Harapan Yogyakarta

dihalaman dan didaam rumah sebanyak 3 orang (60%), menjelaskan pada anak

tentang bahaya api dan listrik sebanyak 2 orang (40%).

Pemerintah kota Yogyakarta saat ini telah mebangun rumah susun sewa

sederhana Bina Harapan yang terletak dibantaran sungai Code. Langkah ini

diambil oleh pemerintah kota Yogyakarta untuk menyediakan tempat tinggal

yang layak huni bagi masyarakat di sekitar bantaran sungai Code. Rumah susun

dibangun 4 lantai yang terdiri dari 68 unit kamar yang berukuran 3x7 meter.

Setiap unit tersedia kamar mandi, toilet, dapur, jemuran, kamar dan ruang

keluarga.

Rumah Susun Bina Harapan memiliki anak tangga yang cukup banyak , tinggi

pagar yang membatasi sungai sekitar 1 meter. Luas kamar di Rusunawa yang

berukuran 3x7 meter ruangan kamar menjadi sempit, letak dapur , tempat tidur,

dan alat elektronik menjadi satu, sumber listrik terletak menjuntai dilantai , tidak

ada tempat bermain khusus untuk anak, pintu kamar mandi tidak selalu tertutup,

kompor ,air panas terletak berada didekat tempat tidur,halaman rumah sangat

sempit dan semua akitivitas dilakukan di dalam kamar.

Kondisi rumah susun yang kurang mendukung bagi anak dapat menyebabkan

terjadinya kecelakaan pada anak bila orang tua kurang dalam mengawasi anak.

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertari untuk melakukan penelitian tentang

“Gambaran upaya orang tua dalam pencegah kecelakaan pada anak batita di

Lingkungan Rumah Susun Bina Harapan Yogyakarta.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “ Bagaimanakah gambaran upaya orang tua dalam pencegahan

kecelakaan pada anak batita di lingkungan Rumah Susun Bina Harapan

Yogyakarta?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Diketahuinya upaya orang tua dalam pencegahan kecelakaan pada anak batita

di lingkungan Rumah Susun Bina Harapan Yogyakarta.

Tujuan Khusus

1. Diketahuinya upaya orang tua dalam pencegahan kecelakaan luka bakar.

2. Diketahuinya upaya orang tua dalam pencegahan kecelakaan terjatuh.

Page 4: Gambaran Upaya Orang Tua Dalam Pencegahan Kecelakaan Pada Anak Batita Di Lingkungan Rumah Susun Bina Harapan Yogyakarta

3. Diketahuinya upaya orang tua dalam pencegahan aspirasi dan sufokasi.

4. Diketahuinya upaya orang tua dalam pencegahan kecelakaan keracunan.

5. Diketahuinya upaya orang tua dalam pencegahan kecelakaan cedera tubuh.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah keperawatan anak yaitu mengenai

pencegahan kecelakaan pada anak toddler.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan bagi

pembaca tentang Gambaran upaya orang tua dalam pencegahan kecelakaan

pada anak batita di lingkungan Rumah Susun Bina Harapan Yogyakarta.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat member manfaat untuk :

a. Institusi pendidikan

Dapat memperkaya khasanah pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai

bahan dan reverensi untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.

b. Bidang keperawatan

Dapat dijadikan umpan balik dalam melaksanakan intervensi

Keperawatan di masyarakat khususnya mengenai upaya pencegahan

kecelakaan pada anak di lingkungan rumah.

c. Bagi masyarakat khususnya orang tua batita

Dapat dijadikan informasi yang dapat membantu dalam menentukan

keputusan untuk bersikap dan bertindak terhadap kecelakaan pada anak

batita di lingkungan rumah.

d. Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan

peneliti tentang gambaran upaya orang tua dalam pencegahan

kecelakaan pada anak batita di lingkungan Rumah Susun Bina Harapan

Yogyakarta.

F. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai kecelakaan pada anak sudah banyak dilakukan walaupun

dari sudut pandang dan metode yang beragam.

Penelitian yang sudah pernah dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut :

Page 5: Gambaran Upaya Orang Tua Dalam Pencegahan Kecelakaan Pada Anak Batita Di Lingkungan Rumah Susun Bina Harapan Yogyakarta

1. Prihandara (2003) dalam judul “Faktor yang mempengaruhi kejadian

kecelakaan di rumah pada balita di dusun Mejing Kidul desa Ambarketawang

kecamatan Gamping kabupaten Sleman menggunakan desain penelitian

deskriptif cross sectional dengan hasil 66,7 % mengalami kecelakaan dalam

3 bulan terakhir, dengan jenis kecelakaan paling banyak adalah terjatuh (84,3

%), terpeleset, terjepit pintu, terluka, tersedak, kemasukan koin, dan digigit

serangga.Faktor-faktor