Gambaran Umum Pesisir Kabupaten Ciamis
-
Upload
muhammad-uzair-abdullah -
Category
Documents
-
view
75 -
download
0
Transcript of Gambaran Umum Pesisir Kabupaten Ciamis
BAB I.BAB I.GAMBARAN UMUM PESISIR GAMBARAN UMUM PESISIR KABUPATEN CIAMISKABUPATEN CIAMIS
I.1 Letak Geografis
Kabupaten Ciamis mempunyai luas wilayah sekitar 244.479 Ha, secara
geografis letaknya berada pada koordinat 1080 20” sampai dengan 1080
40” Bujur Timur dan 70 40” 20’ sampai dengan 70 41” 20’ Lintang
Selatan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan
Sebelah Barat : Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya
Sebelah Timur : Provinsi Jawa Tengah dan Kota Banjar
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Berdasarkan letak geografisnya, Kabupaten Ciamis berada pada posisi
strategis yang dilalui jalan Nasional lintas Jawa Barat-Jawa Tengah dan
jalan Provinsi lintas Ciamis-Cirebon-Jawa Tengah. Dalam konteks
pengembangan wilayah Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Ciamis
mempunyai 2 (dua) Kawasan Andalan yaitu Kawasan Andalan Priangan
Timur dengan arahan pengembangan untuk kegiatan pertanian,
kehutanan, perikanan, kelautan, dan pariwisata serta Kawasan Andalan
Pangandaran dengan kegiatan unggulan pengembangan kepariwisataan
dan bisnis kelautan.
I.2 Komponen Abiotik
I.2.1Geologi
Tatanan geologi pesisir Ciamis didominasi oleh endapan sedimen yang
berumur tua yaituTersier yang relatif resistan terhadap proses pelapukan
1
maupun abrasi. Serta endapan alluvial yang berupa sedimen lepas.
Daerah pesisir Ciamis dapat dikatakan memiliki keragaman sumberdaya
mineral yang cukup potensial. Bahan galian yang terdapat di sepanjang
daerah pesisir dan sebagian besar telah dimanfaatkan, diantaranya
adalah batu gamping, pasir kuarsa, lempung, zeolit, bentonit, trass,
feldspar, batu gunung, pasir besi, toseki, batu setengah permata, batu
tempel, dan batu belah.
Potensi sumberdaya geologi secara umum dibagi menjadi sumberdaya
energi, sumberdaya mineral dan sumberdaya air. Sumberdaya energi
yang dikaji berdasarkan aspek geologi adalah energi yang berasal dari
minyak bumi, gas bumi dan panas bumi (geotermal). Daerah pesisir
Ciamis adalah daerah tektonik aktif, sehingga kemungkinan adanya
potensi minyak dan gas bumi adalah kecil. Potensi panas bumipun dapat
dikatakan tidak ada untuk daerah pesisir Ciamis, hal ini mengingat jalur
gunung api aktif berada di luar daerah pesisir pantai.
I.2.2Batimetri
Kondisi batimetri pesisir Ciamis merupakan daerah pertemuan antara
Lempeng Australia di Selatan dengan Lempeng Euroasia dari Utara, hal
ini menyebabkan karakteristik perairan ini relatif dalam. Morfologi
perairan pantai juga dipengaruhi keberadaan aliran sungai yang
membawa material erosi dari bagian hulu. Secara umum kondisi perairan
pantai atau tanjung lebih curam dibandingkan dengan teluk, hal ini
terlihat dari kemiringan di Teluk Pangandaran dan Teluk Parigi yang
mencapai 0,3 % dan 0,6 %, sedangkan pada pantai yang menghadap ke
perairan terbuka seperti Sindangbarang kemiringannya mencapai sekitar
14%. Diperkirakan di daerah teluk pada jarak 7–8 km kedalamannya
2
mencapai 50 m. Pada jarak sekitar 20 mil dari garis pantai cenderung
mempunyai kedalaman lebih dari 1.000 meter.
I.2.3Iklim
Wilayah Kabupaten Ciamis berdasarkan klasifikasi Schmidt-Ferguson
beriklim tipe C (agak basah) dengan curah hujan rata-rata 328,7 mm per
bulan dan iklim daerahnya sangat dipengaruhi oleh iklim pantai. Suhu
udara berkisar antara 20°C - 30°C, dengan kelembaban udara berkisar
antara 80% - 90%.
Wilayah pesisir Ciamis dipengaruhi oleh musim kemarau dan penghujan,
dimana musim kemarau terjadi pada bulan April sampai
Agustus/September dan musim penghujan terjadi pada bulan Oktober
sampai Maret. Curah hujan rata-rata sebesar 328,7 mm per bulan dengan
jumlah hari hujan bervariasi antara 10 hari/bulan hingga 25 hari/bulan.
Data curah hujan bulanan didapat dari tiga stasiun pengamatan
(Cimerak, Parigi dan Cikembulan) dapat dilihat pada Tabel (II-1).
Tabel II-1. Data Curah Hujan Bulanan (2010) Di Kawasan Pesisir Ciamis
StasiunPengamatan
Curah Hujan (mm)Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Cimerak94.1 174
113.9
104.5 271.5
476.1
Jul Ags Sep Okt Nov Des423.
3 349444.
2335.
6 217.4106.
4
Parigi
Jan Feb Mar Apr Mei Jun210.
5 270.5261.
5 118 393.5 724Jul Ags Sep Okt Nov Des
545 543603.
5490.
5 287 255Cikembulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun
106 247.4 133 195 389.6 447Jul Ags Sep Okt Nov Des
3
531 260.9 559591.
5 231 331
Sumber: BPSDA, 2010
I.2.4Hidro-oceanografi
Kondisi hidro-oceanografi Pesisir Ciamis terdiri dari arus dan pasang
surut. Rata-rata kondisi oseanografis perairan di lokasi calon kawasan
konservasi perairan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel II-2. Rata-Rata Kondisi Perairan Laut Kabupaten Ciamis (April 2012)
Parameter Satuan Besaran
Kecepatan anginknot 2,826137931force 1,275862069
Arah anginderajat 148,496896616 point NE-S
Tekanan udara mbar 1011,103448Tinggi gelombang dan angin
meter2,093448276
Tinggi gelombang angin meter 0,388862069Periode gelombang angin
detik2,655862069
Arah gelombangderajat 190,379310316 point SSW-S
Tinggi gelombang meter 2,046896552Peride gelombang detik 11,71724138
Arah gelombang primerderajat 187,620689716 point SSW-S
Periode gelombang primer
detik11,34586207
Sumber: BPSDA
I.2.4.1 Gelombang dan Arus
Pesisir Ciamis berbatasan langsung dengan semudera Hindia, dengan
kondisi pantai bervariasi antara berpasir, bertebing atau berterumbu.
Arus di Perairan Ciamis dipengaruhi oleh angin yang tertiup, umumnya
arus berenergi tinggi dengan ombak besar. Hal ini dikarenakan pantai
4
berbatasan langsung dengan laut lepas. Berdasarkan teori, ada tiga
faktor pemicu terjadinya ombak, yaitu arus pasang-surut (swell), angin
pantai (local wind), dan pergeseran (turun-naik) massa batuan di dasar
samudera. Selain itu di perairan Ciamis terkenal akan adanya istilah arus
balik/arus seret (Rip Current). Arus seret adalah arus yang dibentuk oleh
pergerakan air yang relatif cepat (sekitar 4 ft (1.1 m)/dtk menurut Willar
Bascom yang mendesak keluar kembali ke tengah laut dari mana mereka
datang, kemungkinan terjadi hanya beberapa menit.
I.2.4.2 Pasang Surut (Pasut)
Gaya-gaya pembangkit pasut (pasang surut) gravitasi berasal dari bulan
dan matahari yang terjadi sekitar dua kali perhari (semidiurnal).
Tanggapan laut terhadap gaya-gaya ini adalah dalam bentuk gelombang
gravitasi permukaan barotropik dengan topografi kemudian dapat
membangkitkan gelombang gravitasi internal baroklinik (bariklinik
internal gravity waves).
Karena periodenya relatif lama dibandingkan perioda rotasi, maka gaya
coriolis juga berperan, dan pasut merambat sebagai gelombang Poincare
(inertia gravity) dan gelombnag Kelvin (Lubis, 2006). Pasang surut yang
terjadi di pesisir Ciamis termasuk pasang surut ganda Harian, dua air
yang tinggi dan dua air yang rendah.
5
I.3 Komponen Biotik
I.3.1Ekosistem Pesisir Dan Laut
Ekosistem utama di pesisir Ciamis terdiri dari (1) ekosistem mangrove,
(2) ekosistem padang lamun dan (3) ekosistem terumbu karang.
I.3.1.1 Ekosistem Mangrove
Dalam ekosistem pesisir dan laut, mangrove memiliki arti penting karena
ekosistem tersebut memiliki fungsi ekologis, sosial dan ekonomi. Secara
ekologis, mangrove berperan penting sebagai sumber nutrient, tempat
memijah, pengasuhan dan tempat mencari makan bagi biota laut (ikan,
crustacean dan moluska). Selain itu mangrove juga merupakan habitat
bagi satwa liar seperti kera (mamalia), reptilia, dan burung (avesiena).
Umumnya jenis mangrove yang tumbuh di daerah ini adalah jenis
Rhizophora apiculata, R. mucronata, Bruguiera gymnorrihiza, Avicenia
alba dan Nypah fruticants. dengan kondisi relatif masih asri karena
belum banyak dimanfaatkan oleh penduduk. Tanaman mangrove
umumnya terdapat di muara sungai Citanduy (Kecamatan Kalipucang)
berdekatan dengan Segara Anakan, muara Sungai Cigaluh dan Cijulang
(Kecamatan Parigi dan Kecamatan Cijulang).
Jenis mangrove yang ada didominasi oleh bakau-bakau, tancang,
terutama di sekitar Pelabuhan Majingklak, sedangkan pohon nipah
banyak dijumpai di muara Sungai Cijulang dan Cigalu, namun di pesisir
Pangandaran sampai dengan daerah Batuhiu tidak ditemukan tumbuhan
mangrove. Di daerah tersebut hanya ditemukan tumbuhan yang termasuk
dalam formasi baringtonia dan formasi ipomea. Penanaman jenis
Baringtonia asiatica, Cocos nucifera dan Terminalia cattapa juga sudah
diupayakan dilakukan disepanjang pesisir Pangandaran sampai
keperbatasan dengan Desa Parigi.
6
Gambar II-1. Ekosistem Mangrove di
Muara Cijulang, Kabupaten
Ciamis
Tabel II-3. Data Potensi Mangrove Kabupaten
Ciamis
No
Kecamatan Desa Blok
Luas (Ha)
1 ParigiKarangjaladri
Karang Tirta 10
2 CijulangKondangjajar
Bojong Salawe 40
3 CimerakKertamukti
Muara Gatah 53
Ciaranti Cibening 27
4Pangandaran Babakan Bulaksetra 20
5 Sidamulih Sukaresik Sukaresik 65
6Kalipucang Putrapingg
an 15Bagolo 15Pamotan 15
Sumber: BKSDA, 2012
7
Tabel II-4. Data Sebaran Mangrove Di Kabupaten Ciamis
No Famili Spesies
Cikembulan/
Batuhiu/Pangandara
n
Parigi
Cijulang
Batukaras
1Rhizoporaceae Rhizopora stylosa + + + -
Rhizopora apiculata + + - -
Burguiera gymnorrhyza - + + -
Ceriops tagal - + + -
2Sonneratiaceae Sonneratia alba - + + +
3Avicenniaceae Avicennia marina + + + +
4 Myrcinaceae Aegiseras corniculatum - + + +
5Euphorbiaceae Exocoecaria agalocha + + + +
6 Pteridaceae Acrostichum aureum + + + +
7 Acanthaceae Acanthus ilicifolius + + + +
8 Arecaceae Nypa fruticans + + + +
9Convolvulaceae Ipomea pescaprae - + + +
10 Pandanaceae Pandanus tectorius - + + +
11Euphorbiaceae Ricinus comunis - + + +
12 Goodeniaceae Scaevola taccada - + + +
13 Asteraceae Wedelia biflora + - + +
14 Malvaceae Thespesia populnea + + + +
Hisbiscus tiliaceus + + + +
15 Lythraceae Phempis acidula + - + -
16Combretaceae Terminalia cattapa + + + +
17Melastromaceae Melastroma candidum + + + +
18Asclepiadaceae Calotropis gigantea + + + +
19 Guttiferae Calophyllum inophyllum + + + +
8
20Lecythidaceae Baringtonia asiatica + + + +
21 VerbenaceaeStatchytarpetha jamaicensis + + - +
22 Gramineae Spinifex littoreus + + + +
23 Cyperaceae Ischaemum muticum + + + +
24 Papilonaceae Cyperus maritima + + + +
Canavalia maritima + + + +
Vigna marina + + + +
Jumlah jenis 29 22 27 27 24Sumber: BKSDA, 2012
I.3.1.2 Ekosistem Padang Lamun
Ekosistem padang lamun memiliki fungsi ekologis penting yaitu sebagai
produsen primer, pendaur ulang unsur hara, penstabil substrat dan
penangkap sedimen, sebagai habitat dan makanan ikan, tempat
pemijahan dan berlindung bagi organisme laut. selain berfungsi sebagai
daerah asuhan bagi ikan-ikan, juga berperan dalam mengontrol
sedimentasi akibat aliran air permukaan (run-off) dari daratan. Ekosistem
padang lamun dan algae banyak terdapat pada pesisir bagian timur
kawasan Pangandaran karena kondisi pantai berpasir dan berbatu
menjadikan lokasi ini baik untuk pertumbuhan lamun, kondisi demikian
memberikan perlindungan pada ekosistem padang lamun dari gelombang
yang kuat. Jenis lamun yang mendominasi berdasarkan pengamatan yaitu
Thallassia sp. yang hidup pada substrat pasir dan karang mati.
9
Gambar II-2. Ekos istem
Padang Lamun (Thallassia sp.) di kawasan pesisir Karapyak
I.3.1.3 Ekosistem Terumbu Karang
Terumbu karang pangandaran didominasi oleh karang-karang massif,
yang merupakan karang-karang berbentuk padat dan keras. Beberapa
jenis terumbu karang yang ada di Pangandaran diantaranya: Goniastrea
retiformis, G. favulus, G. aspera, G. pectinata, Platygyra pini, P. lamellina,
Montastrea curta, M. annuligera, M. magnistellata, Leptastrea
transversa, Cyphastrea serailia, C. Chaldium, Echinopora lamellose, E.
Gemmacea. dan E. hirsutissima.
Berdasarkan hasil pengamatan dan informasi yang didapatkan, karang
hidup yang berada pada calon zona inti kawasan konservasi perairan
10
yaitu encrusting dan karang massive, sementara jenis folios berada pada
perairan yang lebih dalam. Jenis-jenis tersebut yang terdapat di lokasi
calon kawasan konservasi perairan disebabkan oleh faktor kedalaman
perairan, selain itu juga dipengaruhi oleh kondisi arus dan gelombang
yang kuat sehingga jenis karang seperti Acropora sp. yang mudah patah
tidak dapat hidup pada kondisi perairan tersebut.
Kerusakan karang di perairan ini diakibatkan oleh kerusakan alami dan
kegiatan penangkapan hasil perikanan (udang dan ikan) oleh nelayan
biasanya kerusakan diakibatkan oleh jangkar dan jaring yang
menyangkut pada karang. Kejadian gempa bumi dan bencana tsunami
yang melanda kawasan pesisir Pangandaran pada 17 Juli 2006 berperan
sangat besar terhadap kerusakan terumbu karang pada kawasan perairan
tersebut. Gelombang dan arus yang kuat juga menjadi penyebab
terlepasnya karang dari substrat, patah, dan terbalik. Jenis terumbu
karang yang terdapat pada saat survey dapat dilihat pada gambar
berikut.
Gambar II-3. Terumbu Karang Massive di Zona Inti
11
I.3.2Kondisi Perikanan
Potensi perikanan yang berkembang di pesisir Ciamis berupa budidaya
air tawar, budidaya air payau, penangkapan serta budidaya di laut.
Sebagian masyarakkat masih menjadikan sektor perikanan menjadi
tumpuan hidup, walaupun ada juga diantara mereka yang memilih untuk
bertani ataupun berdagang. Berikut tabel mengenai nilai produksi
budidaya dan tangkap perikanan per komoditas di Kabupaten Ciamis.
Tabel II-5. Data Produksi Budidaya Per Komoditas Kabupaten Ciamis Tahun 2006-2011
Jenis Ikan
Tahun
2006(Ton)
2007(Ton)
2008(Ton)
2009(Ton)
2010(Ton)
2011(Ton)
Budidaya Air
Tawar1. Mas 855,69 558,82 579,65 1.200,94 1.540,8
41.520,1
02. Tawes 999,89 704,46 757,18 965,30 951,16 893,223. Nila 1.934,20 3.155,50 3.321,7 4.549,36 6.503,9
88.180,1
64. Guram
e1.100,09 1.840,44 1.999,02 2.523,75 2.843,8
03.013,4
45. Udang
Galah100,09 121,43 129,43 163,09 164,01 170,17
6. Patin - - 0 571,43 235,47 280.87. Ikan
Lainnya
5.198,42 4.110,77 4.293,30 4.446,5 9.457,04
8.857,51
Jumlah 0 0 0 0 0 280,84Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis, 2012
Adapun nilai produksi budidaya setiap komoditas dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel II-6. Nilai Produksi Budidaya Per Komoditas Kabupaten Ciamis Tahun 2006-2011 (dalam ribuan)
Jenis Ikan
Tahun
12
2006(Rp)
2007(Rp)
2008(Rp)
2009(Rp)
2010(Rp)
2011(Rp)
Budidaya Air
Tawar1.Mas 10.268.280 6.705.840 520.800 18.571.200 24.072.380 24.012.5132.Tawes 11.998.680 8.453.250 9.086.160 12.548.900 13.316.305,
812.505.122
3.Nila 15.473.600 26.821.750 28.235.045 45.782.700 60.813.681 85.046.402,254.Guram
e23.120.790 40.489.680 43.978.440 63.093.750 76.782.702,
681.362.880
5.Udang Galah
3.503.150 4.857.200 5.167.200 8.654.500 8.113.290 8.508.330
6.Patin - - - 5.714.300 2.119.267,8 2.527.2007.Ikan
Lainnya
47.856.920 37.213.550 38.891.580 51.228.300 102.582.169
92.504.419
Jumlah 112.221.420
124.541.540
520,8 0 0 0
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis 2012
Selain dari sektor perikanan budidaya, Kabupaten Ciamis juga memiliki
potensi dari perikanan tangkap. Berikut tabel hasil tangkapan ikan per
komoditas.
Tabel II-7. Produksi Hasil Tangkap Per Komoditas Kabupaten Ciamis Tahun 2006-2011
Perikanan Tangkap
Tahun2006(Ton)
2007(Ton)
2008(Ton)
2009(Ton)
2010(Ton)
2011(Ton)Jenis Ikan
1. Dogol 14,78 8,81 6,41 0,92 0,14 2,632. Jerbung 16,07 25,09 16,86 8,81 2,66 4,703. Lobster 23,46 58,19 33,61 15,10 5,30 4,304. Udang
Lainnya155,56 8 88,96 4,22 0,59 0,38
5. Kakap Merah 79,26 9,21 23,89 15,77 14,62 12,896. Kerapu 7,75 2,91 10,57 7,08 8,67 7,647. Kakap Putih 25,41 10,05 21,42 15,08 10,96 11,868. Cucut 11,05 7,95 8,91 21,08 4,22 5,389. Bawal Hitam 20,32 35,57 30,47 33,45 7,14 4,2210. Bawal
Putih50,28 62,16 65,31 32,29 4,80 2,59
11. Tenggiri 212,57 46,19 48,11 39,11 26,40 62,9612. Layur 279,27 517,12 540,69 238,24 42,47 78,9513. Tongkol 91,13 28,89 48,27 57,99 67,24 116,8414. Tuna/ 0 0,08 1,83 9,26 0,07 9,62
13
cakalang15. Kembung 115,35 228,19 365,7 294,45 30,96 95,9916. Ikan
Lainnya503,36 516,77 686,1 439,03 215,53 338,29
Jumlah 0 8 0 0 0 0Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis 2012
Adapun nilai produksi tangkap setiap komoditas dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel II-8. Nilai Produksi Hasil Tangkap Per Komoditas Kabupaten Ciamis Tahun 2006-2011 (dalam ribuan)
Perikanan Tangkap
Tahun2006(Rp)
2007(Rp)
2008(Rp)
2009(Rp)
2010(Rp)
2011(Rp)Jenis Ikan
1. Dogol 309.381,95 298.413,5 166.637,305 35.264,945 5.874,7 107.097,4752. Jerbung 918.255,69 1.166.620,395 1.057.780,67 763.663,93 165.102,45 353.590,453. Lobster 1.842.928,615 6.834.618,82 5.989.339,86
53.181.751,559 1.113.670,93
51.291.075,72
24. Udang
Lainnya1.028.986,88 955.122,38 936.733,29 117.864,83 12.218,53 9.081,34
5. Kakap Merah
616.559,59 172.531,37 486.854,595 362.116,92 337.268,65 351.390,369
6. Kerapu 145.255,88 65.039,7 295.105,585 215.587,625 294.569,435 228.597,9187. Kakap
Putih351.385,6 142.085,79 441.132 294.092,414 222.016,49 279.089,39
8. Cucut 79.561,07 67.611,46 91.867,635 55.404,05 52.102,54 61.001,2489. Bawal
Hitam483.283,35 1.157.048,65 1.387.468,75 1.523.086,682 251.068,1 104.143,365
10. Bawal Putih
1.398.314,37 2.075.773,26 3.066.948,43 1.672.248,565 330.836,405 131.948,540
11. Tenggiri
4.429.432,675 1.071.925,435 1.498.906,695
1.283.134,875 792.155,850 1.707.602,055
12. Layur 1.504.337,19 2.709.955,435 5.259.725,31 2.888.030,925 575.345,83 804.150,47313. Tongkol 510.386,02 343.230,155 682.445,285 878.875,745 841.832,06 1.812.462,0114. Tuna/15. cakalan
g
0 1.077,5 9.737,99 116.462,61 1.075,38 117.899,945
16. Kembung
639.358,63 1.271.781,68 2.689.234,86 2.094.064,965 346.185,14 1.314.082,745
17. Ikan Lainnya
2.407.555,37 3.175.533,615 5.395.275,025
3.644.025,404 2.074.387,57 3.202.238,656
Jumlah 0 345237,16 774754,05 1425829,73 1419571,69 1908240,33
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis, 2012
14
I.4 Komponen Sosial-Budaya-Ekonomi
I.4.1Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Ciamis pada tahun 2010 sebesar 1.531.359
jiwa, yang terdiri atas 757.729 penduduk laki-laki dan 773.630 penduduk
perempuan. Tiga kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar adalah
Kecamatan Banjarsari dengan 103.082 jiwa, Kecamatan Ciamis 93.517
jiwa dan Kecamatan Pamarican 63.987 Jiwa, sedangkan Tiga kecamatan
dengan jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Cimaragas 15.454
jiwa, Kecamatan Cidolog 18.710 dan Kecamatan Sukamantri 20.874 Jiwa.
Adapun jumlah penduduk pesisir Kabupaten Ciamis yaitu sebanyak
230.023 jiwa.
Tabel II-9. Indikator Kependudukan Kabupaten Ciamis 2010
Uraian/Kecamatan 2010Jumlah Penduduk (Jiwa) 1.531.359Laki-laki (Jiwa) 757.729Perempuan (Jiwa) 773.630Rata-rata Pertumbuhan Penduduk 2000-2010 (Persen)
0,046
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) 558,74Sex Ratio (L/P) (Persen) 97,94
Sumber : BPS, Sensus Penduduk, 2010
I.4.2Sosial-Budaya Masyarakat
Kabupaten Ciamis memiliki luas wilayah sebesar 2.740,76 Km2, dengan
luas wilayah tersebut kepadatan penduduk Kabupaten Ciamis adalah
558,74 Jiwa/Km2. Penduduk Kabupaten Ciamis trend pertumbuhannya
terus meningkat dari mulai tahun 1961 (Hasil Sensus Penduduk Tahun
1961) sampai dengan sekarang. Pada tahun 1971 penduduk Kabupaten
15
Ciamis sekitar 1,226 juta jiwa naik dari angka tahun 1961 yang hanya
sebesar 1,015 juta jiwa. Pada tahun 1980 penduduk Kabupaten Ciamis
sebesar 1,368 juta jiwa dan naik lagi pada tahun 1990 menjadi sebesar
1,478 juta jiwa.
Seni budaya Kabupaten Ciamis berasal dari peninggalan sejarah kerajaan
Galuh seperti wayang golek dan seni sunda lainnya. Letak Geografis yang
berbatasan langsung dengan wilayah Jawa Tengah, secara tidak langsung
membawa dampak terhadap adat istiadat dan budaya, contohnya
perkawinan antar suku, migrasi penduduk, dan lain-lain, faktor-faktor
tersebut mempunyai andil besar dalam kultur masyarakat Ciamis. Adat
istiadat dan budaya yang secara tidak langsung di adopsi masyarakat
pangandaran salah satunya kesenian kuda lumping, Kuda Lumping atau
sering disebut juga "Ebeg" adalah seni tari yang dimainkan dengan
properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari ayaman bambu yang di
potong menyerupai bentuk kuda. Tidak satupun catatan sejarah mampu
menjelaskan asal mula tarian ini, hanya riwayat verbal yang diturunkan
dari satu generasi ke generasi berikutnya.
I.4.3Aktivitas Ekonomi Lokal
Kegiatan perekonomian yang berkembang di pesisir Ciamis antara lain
kegiatan pertanian, perikanan, perdagangan dan pariwisata. Hal tersebut
ditunjang oleh karakteristik wilayah yang sebagian besar merupakan
wilayah perairan laut yang biru dengan pasir pantai yang putih serta
wilayah dataran yang cocok untuk pertanian, seperti sawah dan kebun.
I.4.3.1 Perikanan
Perikanan merupakan salah satu faktor penting bagi masyarakat pesisir
Ciamis, potensi sumberdaya perikanan yang dapat dimanfaatkan di
16
wilayah pesisir Ciamis meliputi sumberdaya ikan di perairan laut dan
perairan umum, sumberdaya lahan di perairan laut, payau (tambak) dan
air tawar (kolam). Potensi lestari Kabupaten Ciamis sebanyak ± 15.480
ton per tahun, dengan tingkat penangkapan ikan laut 1.871,04 ton/tahun
(12,08%). Adapun jenis-jenis ikan laut ekonomis penting yang didaratkan
di 5 buah Pangkalan Pendaratan Ikan antara lain : tongkol, kuro, biji
nangka, bawal, tenggiri, teri, tembang, alu-alu, beronang, kerapu,
kepiting, rajungan, ekor kuning, peperek, layang, layur, ikan lidah dan
jenis ikan lainnya.
Adapun jenis alat tangkap yang digunakan adalah bagan, pancing, jaring
klitik, jaring insang hanyut, jaring lapis tiga (trammel net), pukat pantai,
payang atau lampara dan dogol. Juga menggunakan bagan tancap.
Kegiatan menangkap ikan hanya sebatas penangkapan dalam skala kecil,
belum terdapat penangkapan ikan laut dalam jumlah besar, hal ini
terlihat dari jenis armada yang digunakan masih sangat sederhana.
Adapun perkembangan armada kapal penangkapan dapat dilihat pada
tabel II-10 serta perkembangan alat tangkap tabel II-11.
Tabel II-10.Perkembangan Armada Penangkapan Ikan Tahun 2006-2011
NoJenis Armada
Tangkap (Unit)Tahun
2006 2007 2008 2009 2010 20111 Kapal Motor (KM) 4 4 4 4 1 2
2 Motor Tempel 9622.07
11.863 1.863
1.863
1.863
3Perahu Tanpa Motor (PTM)
114 114 33 33 33 33
Jumlah1.08
02.18
91.90
01.90
01.89
71.89
8Sumber: DKP Ciamis 2012
Tabel II-11.Perkembangan Alat Tangkap Tahun 2006-2011
No Jenis Alat Tahun
17
Tangkap (Unit)200
62007 2008 2009 2010 2011
1 Jaring Arad 32 43 27 27 27 272 Gill Net 926 2.806 2.395 2.395 2.395 2.395
3Tramell Net/Ciker
144 276 303 303 303 303
4Pancing Rawai Tetap
153 205 469 469 469 469
5 Dogol 97 110 201 201 201 2016 Bagan 16 20 20 20 20 20
Jumlah1.36
83.460 3.415 3.415 3.415 3.415
Sumber: DKP Ciamis 2012
I.4.3.2 Pariwisata
Kawasan konservasi laut memberikan sumbangan penting di dalam
pengelolaan dan pengembangan wisata alam (eko-wisata). Perlindungan
secara lebih baik terhadap habitat lingkungan dan ikan membuat suatu
wilayah lebih menarik untuk dijadikan sebagai tujuan ekowisata,
khususnya jika wilayah perlindungan tersebut cukup luas untuk
menampung spesies ikan berukuran besar semisal grouper, snapper, atau
hiu.
Kegiatan pariwisata di kawasan pesisir Ciamis sudah berkembang sejak
lama, pasir putih, kejernihan air laut serta keindahan alalam menjadi
salah satu daya tarik utama bagi para wisatawan. Pesisir Ciamis memiliki
banyak Pantai wisata yang biasa dikunjungi selain Pantai Pangandaran,
Batu Karas dan Batu Hiu. Beberapa diantara pantai wisata yang ada di
pesisir Ciamis adalah :
1) Pantai Karapyak
Pantai Karapyak merupakan salah satu pantai yang berada di pesisir
Ciamis terletak di Desa Bagolo, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten
Ciamis atau berada + 10 km dari Pangandaran. Keindahan Pantai
18
Karapyak memang belum bisa mengalahkan Pantai Pangandaran.
Namun bukan berarti tidak layak dikunjungi dan dijadikan objek
wisata. Pantai ini mempunyai kelebihan hamparan pasir putih yang
memanjang sepanjang kurang lebih 5 km dipadu dengan tonjolan batu
karang, ketika ombak laut mulai surut, terlihat ikan hias, kepiting kecil
dan kumang yang berada disekitar karang.
Akan tetapi pantai ini tidak bisa dijadikan area berenang karena
memiliki pantai yang curam karena didominasi oleh karang-karang.
Selain itu, alam sekitar pantai pun masih asri dimana pohon jati
dan nyamplung (sejenis pohon baringtonia) mendominasi wilayah ini.
Namun belum adanya angkutan umum yang bisa membawa
pengunjung ke pantai karapyak.
Gambar II-4. Pantai Karapyak
2) Pantai Karang Nini
19
Pantai Karang Nini adalah kawasan perpaduan antara hutan dan
pantai yang berbasatan dengan Samudra Indonesia, dengan
pemandangan yang indah serta hamparan hutan jati yang luas dan
rimba yang masih alami. Nama Karang Nini diberikan masyarakat
sekitar yang percaya bahwa tempat ini merupakan simbol cinta dan
kesetiaan sejati antara kakek (aki dalam bahasa Sunda) dan nenek
(nini dalam bahasa Sunda). Konon saat itu sang kakek melaut untuk
memancing hingga akhirnya tidak pernah kembali lagi. Kemudian sang
Nenek meminta dan memohon kepada Ratu Pantai Selatan untuk
dipertemukan dengan sang kekasih hatinya, dan tak lama kemudian
muncullah sebuah karang yang mengambang sebagai perwujudan
jasad sang kakek.
Batu karang tersebut dinamakan Bale Kambang, di mana orang yang
berdiri di atasnya akan merasa bergoyang. Setelah itu sang nenek
bersemedi dan meminta agar selalu berdekatan dengan sang kakek.
Tidak lama kemudian dikabulkanlah permintaannya dan menjelmalah
sang nenek menjadi sebuah karang yang tepat menghadap ke arah
Bale Kambang.
Selain itu di kawasan ini juga terdapat daya tarik wisata lain seperti
Mata Air Sumur Tujuh yang dipercaya dapat membuat awet muda,
juga aquarium alam di muara Cipangbokongan yang sangat menarik di
saat air laut surut, di mana para pengunjung dapat melihat berbagai
jenis ikan hias yang terjebak di relung-relung terumbu.
20
Gambar II-5. Pantai Karang Nini
3) Pantai Batu Karas
Pantai Batu Karas terletak ± 34 km dari Pangandaran akses ke lokasi
wisata ini ditempuh dengan menyusuri aliran Green Canyon.
Sepanjang jalan menuju pantai ini, mata akan disuguhi pemandangan
yang meneduhkan berupa aliran air berwarna hijau tosca dari Green
Canyon di sebelah kiri dan hijaunya sawah atau perkebunan rakyat di
sebelah kanan. Jalanan yang halus dan meliuk-liuk semakin menambah
kenikmatan perjalanan menuju pantai ini.
Objek wisata yang satu ini merupakan perpaduan nuansa alam antara
objek wisata Pangandaran dan Pantai Batu Hiu. Pantai Batu Karas
memiliki potensi pariwisata alam berupa pantai yang indah dan
mempunyai pantai yang landai bersubstrat pasir serta ombak yang
cukup bersahabat dan sering digunakan untuk kegiatan pariwisata,
khususnya surfing, pantai ini juga memiliki teluk kecil, sehingga
21
peselancar tidak perlu mendayung terlalu jauh ke titik awal
gelombang datang.
Selain itu kawasan pantai ini juga memiliki spot (titik) untuk
snorkeling. Fasilitas yang tersedia di kawasan wisata ini antara lain
restoran, hotel, camping ground, kios cinderamata, sewaan papan
selancar, jet ski, banana boat, donut’s boat dan ban renang.
Gambar II-6. Pantai Batu Karas
4) Pantai Batu Hiu
Pantai Batu Hiu terletak di Desa Ciliang Kecamatan Parigi, kurang
lebih berjarak 14 km dari Pangandaran ke arah Selatan. Pantai ini
merupakan pantai berpasir, dinamakan Batu Hiu karena ada batu yang
terlihat di laut ini dan menyerupai sirip ikan hiu. terdapat vegetasi
pandan di sepanjang pantai. Selain keindahan pantai, wisatawan juga
dapat mengunjungi penangkaran penyu yang dikelola oleh swadaya,
yaitu Kelompok Pelestari
22
Biota Laut (KPBL) Penangkaran penyu ini termasuk dalam wisata
edukasi, karena kita bisa mengetahui siklus pendaratan penyu ketika
akan bertelur serta kebiasaan makan. Untuk pengelolaan telur penyu
yang baru menetas, tukik tidak langsung dilepas ke pantai namun
dipelihara dahulu selama ± 4 bulan untuk kemudian dilepas ke pantai.
Hal ini bertujuan agar setelah beberapa bulan pemeliharaan tukik
sudah dapat cukup kuat untuk bisa mengarungi alam bebas, berbeda
dengan tukik yang baru menetas kemudian langsung dilepas maka
dikhawatirkan tukik terlalu lemah untuk dilepas ke alam bebas, karena
belum terlalu kuat, gerakannya masih lambat dan ukurannya masih
terlalu kecil.
Selain dipelihara untuk dilepaskan, dipelihara juga tukik untuk
dibesarkan sebagai sample (contoh) untuk mengetahui perkembangan
penyu yang ada di alam bebas. Penyu yang dipelihara di tempat
penangkaran ini adalah penyu hijau dan penyu sisik. Adapun penyu
yang mendarat untuk bertelur di pantai ini cukup beraneka ragam,
mulai dari penyu hijau, penyu sisik, penyu belimbing, dll. Biasanya
waktu pendaratan penyu dimulai pada bulan Juni – Januari. Selain itu,
hal yang menarik dari penyu adalah Penyu mempunyai naluri yang
bisa dipelajari, biasanya kalau dilepas di satu tempat, suatu saat akan
kembali bertelur di tempat tersebut bahkan sampai berulang-ulang.
23
Gambar II-7. Pantai Batu Hiu
5) Pantai Legok Jawa
Pantai yang menyatu dengan Samudera Hindia ini memiliki ombak
yang besar dan gelombang tinggi sehingga tidak dapat digunakan
untuk berenang, namun karena ombaknya yang menantang, pantai ini
sering digunakan para peselancar profesional. Terdapat penangkaran
penyu yang dikelola oleh dinas perikanan Kabupaten Ciamis, kegiatan
konservasi penyu di legok jawa meliputi kegiatan penetasan telur
penyu kemudian sehari setelahnya dilakukan pelepasan tukik.
Disepanjang pantai terdapat vegetasi pantai yaitu pandan yang
merupakan salah satu daya tarik bagi penyu untuk bertelur.
24
Gambar II-8. Pantai Legok Jawa
6) Pantai Madasari
Pantai Madasari atau sering juga disebut Pantai Bulben (Bulakbenda)
terletak di desa Masawah kecamatan Cimerak, berjarak sekitar 39 Km
dari Pangandaran atau sekitar 10 km dari Pantai Batukaras ke arah
barat memiliki panorama alam yang sangat indah. keindahan antara
perpaduan laut dan bukit karang dengan deburan ombak yang besar
serta dihiasi pula oleh batu-batu karang yang unik, dengan pantainya
yang landai. Pantai Madasari memiliki ombak cukup besar ketika
pasang, karenanya sering dimanfaatkan wisatawan mancanegara
ataupun domestik untuk berselancar (surfing).
Selain berselancar, aktifitas yang dapat dilakukan di obyek wisata ini
adalah berjalan–jalan menjelajahi pantai-pantai indah lainnya
diantaranya : Karangseugeuh (Batuleuit), Pandan nyampai, Singkil
(tempat surfing dan tempat pelelangan ikan), Sebrotan, Gedogan, dll.
Kawasan yang banyak di tumbuhi pepohonan ini didalamnya terdapat
25
jalan setapak yang menghubungkan antara obyek wisata ini dengan
obyek wisata Batu Karas. Pantai Madasari merupakan pantai yang bisa
dikatakan masih perawan, karena masih jarang orang yang
mengunjungi pantai ini.
Gambar II-9. Pantai Madasari
7) Taman Wisata Alam Pananjung
Sebelum ditetapkan sebagai Cagar Alam (CA) kawasan hutan
pangandaran terlebih dahulu ditetapkan sebagai kawasan Suaka
Margasatwa. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya setelah
diketemukan bunga Raflesia Padma, status Suaka Margasatwa dirubah
menjadi Cagar Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian
Nomor : 34/KMP/1961. Seiring dengan kebutuhan masyarakat akan
rekreasi, maka sebagian kawasan seluas 37,70 Ha dijadikan Hutan
Wisata dalam bentuk Taman Wisata Alam (TWA) berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 170/Kpts/Um/3/1978 tanggal
26
10-3-1978. TWA dan CA Pangandaran terletak di Desa Pangandaran
Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis.
Topografi di taman wisata alam pananjung berbukit kecil dengan
ketinggian tempat rata-rata 100 meter di atas permukaan laut. Flora
yang terdapat sekitar 80% merupakan vegetasi hutan sekunder tua
dan sisanya adalah hutan primer. Pohon-pohon yang dominan antara
lain Laban (Vitex pubescens), Kisegel (Dilenia excelsea), dan Marong
(Cratoxylon formosum). Selain itu banyak juga terdapat jenis-jenis
pohon seperti : Reungas (Buchanania arborencens), Kondang (Ficus
variegata), Teureup (Artocarpus elsatica) dan lain-lain. Dari formasi
Baringtonia terdiri dari Nyamplung (Callophylum inophylum), Waru
laut (Hibiscus tiliaceus), Ketapang (Terminalia cattapa), dan Butun
(Baringtonia aistica).
Di dataran rendahnya terdapat hutan tanaman yang merupakan
tanaman exotica, yaitu yang terdiri dari tanaman jati (Tectona
grandis), Mahoni (Swietenia mahagoni) dan Komis (Acacia
auriculirformis). Sedangkan Fauna yang terdapat di taman wisata
alam pananjung berupa satwa liar diantaranya adalah : Banteng (Bos
sondaicus), Kijang (Muntiacus muntjak), Tando (Cynocephalus
variegatus), Kalong (Pteroptus vampyrus), Kera abu-abu (Macaca
fascicularis), Lutung (Trcyphithecus auratus), Kangkareng
(Anthracoceros convexus), Rangkong (Buceros rhinoceros), dan Ayam
hutan (Gallus gallus).
27