GAMBARAN UMUM PEMENUHAN SARANA PRASARANA DI SEKOLAH...
Transcript of GAMBARAN UMUM PEMENUHAN SARANA PRASARANA DI SEKOLAH...
109
Bab IV
GAMBARAN UMUM
PEMENUHAN SARANA PRASARANA DI
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI
DI KABUPATEN PURWOREJO
Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Purworejo
berjumlah 25 sekolah, terdiri dari 11 SMA negeri dan 14 SMA swasta.
Dari 25 SMA terdapat dua sekolah yang termasuk Eks-Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional (Eks-RSBI) yaitu SMA Negeri 1 Purworejo dan
SMA Negeri 7 Purworejo, 14 sekolah RSKM dan 4 sekolah standar.
Untuk sekolah menengah atas (SMA) negeri terdiri dari 2 sekolah eks-
RSBI, 7 sekolah RSKM dan 1 sekolah standar. Di bab IV ini akan
dibahas gambaran umum sekolah menengah atas negeri di Kabupaten
Purworejo serta gambaran umum kebijakan Standar Nasional
Pendidikan dalam sarana prasarana serta kondisi nyata pemenuhan
sarana prasarana di sekolah.
Gambaran Umum Pendidikan di Kabupaten Purworejo
Kabupaten Purworejo adalah salah satu kabupaten dari 35
kabupaten/kota di Jawa Tengah. Luas Kabupaten Purworejo adalah
103.481.752 km2 dengan batas wilayah sebelah barat yaitu Kabupaten
Kebumen, sebelah utara yaitu Kabupaten Magelang dan Wonosobo,
sebelah timur yaitu Kabupaten Kulonprogo (Daerah Istimewa
Yogyakarta) dan sebelah selatan yaitu samudra Indonesia. Secara
administratif, Kabupaten Purworejo dibagi menjadi 16 kecamatan yang
terbagi menjadi 494 desa.
Public Organization Private Partnership Studi Tentang Kemitraan dalam Pemenuhan Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Negeri Kabupaten Purworejo
110
Gambar 4.1 : Peta Kabupaten Purworejo
Dalam bidang pendidikan, Kabupaten Purworejo memiliki
sekolah dari Pendidikan Anak Usia Dini sampai Sekolah Menengah
Atas dan beberapa universitas. Berikut data sekolah di kabupaten
Purworejo.
Tabel 4.1. Data Sekolah Tahun 2012 dan Tahun 2013
Tahun 2012 Tahun 2013
Jenjang Negeri Swasta Jumlah Negeri Swasta Jumlah
SD 534 10 544 515 10 525
MI 3 33 36 3 33 43
SMP 43 51 94 43 52 95
MTs 3 12 15 3 13 16
SMP Terbuka 5 0 5 5 0 5
SMPLB 0 3 3 0 3 3
SMA 11 13 24 11 13 24
MA 1 6 7 1 6 7
SMK 7 28 35 7 34 41
Sumber: Bidang Perencanaan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Purworejo
Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri ada 11 sekolah
yang terletak di kecamatan-kecamatan. Nama sekolah dan letaknya
adalah sebagai berikut:
Gambaran Umum Pemenuhan Sarana Prasarana di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Purworejo
111
1. SMA Negeri 1 Purworejo di Kecamatan Purworejo
2. SMA Negeri 2 Purworejo di Kecamatan Kutoarjo
3. SMA Negeri 3 Purworejo di Kecamatan Purwodadi
4. SMA Negeri 4 Purworejo di Kecamatan Kemiri
5. SMA Negeri 5 Purworejo di Kecamatan Loano
6. SMA Negeri 6 Purworejo di Kecamatan Banyuurip
7. SMA Negeri 7 Purworejo di Kecamatan Purworejo
8. SMA Negeri 8 Purworejo di Kecamatan Grabag
9. SMA Negeri 9 Purworejo di Kecamatan Purwodadi
10. SMA Negeri 10 Purworejo di Kecamatan Pituruh
11. SMA Negeri 11 Purworejo di Kecamatan Butuh
Sedangkan jumlah siswa di Kabupaten Purworejo bisa dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Data Peserta Didik SMA Negeri di Kabupaten Purworejo
Tahun Pelajaran 2013/2014 No Nama Sekolah Kelas X Kelas XI Kelas XII jumlah
1 SMA Negeri 1 Purworejo 324 291 289 904
2 SMA Negeri 2 Purworejo 224 224 222 670
3 SMA Negeri 3 Purworejo 223 218 219 660
4 SMA Negeri 4 Purworejo 192 190 186 568
5 SMA Negeri 5 Purworejo 224 225 220 669
6 SMA Negeri 6 Purworejo 193 194 189 576
7 SMA Negeri 7 Purworejo 286 284 286 856
8 SMA Negeri 8 Purworejo 195 177 191 563
9 SMA Negeri 9 Purworejo 110 114 91 315
10 SMA Negeri 10 Purworejo 191 191 174 556
11 SMA Negeri 11 Purworejo 160 122 126 408
6.745
Data diatas menunjukkan bahwa, jumlah siswa di Kabupaten
Purworejo untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri tahun
pelajaran 2013/ 2014 sebanyak 6.745 siswa.
Untuk mendukung proses belajar mengajar di SMA negeri
diperlukan sarana prasarana yang memadai. Data sarana yang meliputi
ruang kelas, laboratorium dan perpustakaan sekolah menengah atas di
Kabupaten Purworejo dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 di
bawah ini:
Public Organization Private Partnership Studi Tentang Kemitraan dalam Pemenuhan Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Negeri Kabupaten Purworejo
112
Tabel 4.3 Data Prasarana SMA Negeri Tahun 2012/2013
No Nama Sekolah Prasarana
R. Kelas Perpus
1 SMA N 1 Purworejo 30 2
2 SMA N 2 Purworejo 28 1
3 SMA N 3 Purworejo 15 1
4 SMA N 4 Purworejo 16 1
5 SMA N 5 Purworejo 17 1
6 SMA N 6 Purworejo 15 1
7 SMA N 7 Purworejo 12 1
8 SMA N 8 Purworejo 15 1
9 SMA N 9 Purworejo 21 1
10 SMA N 10 Purworejo 10 1
11 SMA N 11 Purworejo 19 1
JUMLAH 200 12
Sumber: Bidang Perencanaan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Purworejo
Tabel 4.4 Data Laboratorium SMA Negeri Tahun 2012/2013
No Nama Sekolah Laboratorium
KIM FIS BIO TIK MULTI BHS
1 SMA N 1 Purworejo 1 1 1 2 1 1
2 SMA N 2 Purworejo 1 1 1 2 1 1
3 SMA N 3 Purworejo 1 1 1 2 1 1
4 SMA N 4 Purworejo 0 1 1 1 1 0
5 SMA N 5 Purworejo 1 1 0 1 0 1
6 SMA N 6 Purworejo 1 1 0 1 0 1
7 SMA N 7 Purworejo 1 1 1 1 0 0
8 SMA N 8 Purworejo 0 1 1 0 0 0
9 SMA N 9 Purworejo 1 1 1 1 1 1
10 SMA N 10 Purworejo 0 1 0 1 0 0
11 SMA N 11 Purworejo 0 1 0 1 0 1
JUMLAH 7 11 7 13 5 7
Sumber: Bidang Perencanaan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Purworejo
Gambaran umum pendidikan di Kabupaten Purworejo
khususnya untuk pendidikan menengah atas dapat dilihat dari data-
data tersebut di atas.
Di Kabupaten Purworejo terdapat 11 SMA negeri yang diberi
nama sesuai tahun berdirinya dan terletak di kecamatan yang berbeda.
SMA yang paling tua adalah SMA Negeri 1 Purworejo yang berdiri
Gambaran Umum Pemenuhan Sarana Prasarana di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Purworejo
113
tahun 1954 terletak di Kecamatan Purworejo. SMA Negeri 2 Purworejo
terletak di Kecamatan Kutoarjo berjarak 12 kilometer dari pusat Kota
Purworejo, berada di bagian barat Kabupaten Purworejo, berdiri tahun
1982. SMA Negeri 3 Purworejo terletak di Kecamatan Purwodadi, arah
jalan Jogjakarta, berdiri tahun 1983. SMA Negeri 4 Purworejo terletak
di Kecamatan Kemiri berdiri tahun 1987, disusul SMA Negeri 5
Purworejo terletak di Kecamatan Loano, arah jalan Magelang, berdiri
tahun 1990. SMA Negeri 6 Purworejo terletak di Kecamatan
Banyuurip, merupakan alih fungsi dari Sekolah Guru Olahraga atau
SGO dan resmi menjadi SMA pada tahun 1992. SMA Negeri 7
Purworejo terletak di pusat Kota Purworejo di Kecamatan Purworejo,
merupakan alih fungsi dari Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dan resmi
menjadi SMA pada tahun 1993. SMA Negeri 8 didirikan di daerah barat
daya Kabupaten Purworejo yaitu di daerah Ketawang, Kecamatan
Grabag, berdiri pada tahun 1995. SMA Negeri 9 didirikan di daerah
tenggara Kabupaten Purworejo yaitu di Kecamatan Purwodadi pada
tahun 1997. Kemudian SMA Negeri 10 Purworejo didirikan pada tahun
2000 di Kecamatan Pituruh yaitu daerah barat laut Kabupaten
Purworejo, dan yang terakhir adalah SMA Negeri 11 Purworejo
terletak di Kecamatan Butuh Purworejo yaitu daerah bagian barat
berbatasan dengan Kabupaten Kebumen, berdiri tahun 2005.
Jumlah siswa SMA pada tahun pelajaran 2013/2014 tercatat
6.745 siswa di SMA negeri dan sekitar 2.700 siswa bersekolah di SMA
swasta di Kabupaten Purworejo. Sejumlah 6.745 siswa di SMA negeri
ini harus mendapatkan layanan pendidikan yang memadai untuk bisa
belajar dengan optimal sehingga nantinya mampu menjadi lulusan-
lulusan yang memiliki kompetensi yang baik.
Gambaran Umum Sekolah Menengah Negeri di Kabupaten
Purworejo
Gambaran Umum SMA Negeri 1 Purworejo
SMA Negeri 1 Purworejo berdiri pada tahun 1954, diprakarsai
oleh Keluarga Besar Tentara Pelajar (KBTP) Detasemen III Brigade 17.
Public Organization Private Partnership Studi Tentang Kemitraan dalam Pemenuhan Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Negeri Kabupaten Purworejo
114
KBTP terdorong untuk memprakarsai berdirinya sekolah menengah
atas karena kesulitan masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak
setamat sekolah menengah pertama. Pada saat itu sekolah menengah
atas hanya terdapat di ibukota karesidenan. KBPT pusat kemudian
menerbitkan Surat Penetapan KBPT Pusat tertanggal 2 Juni 1954
Nomor 219/P.E/KU/’54 yang berisi pembentukan Panitia Pendiri
Persiapan SMA B, C Kedu Selatan.
Berdasarkan surat penetapan tersebut, dibukalah sekolah setingkat
SMA bertempat di sekolah rakyat Cemara jalan Tribrata (sekarang
bernama jalan Mayjen Sutoyo). Panitia pendiri SMA ini terdiri dari 5
orang dengan ketua Sobroto, wakil ketua Imam Subechi, penasehat R
Soerarjo Sastroprojo, Bupati Purworejo saat itu dan mayor Panuju,
Komandan Batalyon Infanteri Purworejo saat itu. Kepala sekolah
pertama adalah Imam Pratignyo. Pada perjalanannya kemudian atas
ijin bupati, sekolah ini menempati Gedung Balai Rakyat yang
sebelumnya digunakan sebagai Gedung Pemuda (saat ini merupakan
gedung Dewan Perwakilan Daerah). Sekolah SMA B, C Kedu Selatanini
kemudian dinyatakan sebagai sekolah negeri pada tanggal 1 Agustus
1955 menjadi SMA Negeri Purworejo dan diresmikan oleh Prof.
Yamin, Menteri Pendidikan Pengadjaran dan Kebudajaan (PP dan K)
pada saat itu.
Pada tahun 1958, kantor Departemen PP dan K membeli tanah
yang ditujukan untuk membangun gedung SMA Negeri Purworejo di
jalan Kutoarjo (sekarang bernama jalan Tentara Pelajar) seluas 2
hektar. Pembangunan gedung SMA dilaksanakan tetapi sempat
terhenti karena peristiwa G30SPKI, sehingga pembelajaran dilak-
sanakan di dua tempat yaitu di gedung lama, gedung Balai Rakyat dan
di gedung baru, di jalan Kutoarjo sampai tahun 1975. Pada tahun 1976
pembelajaran bisa dilaksanakan di gedung baru sampai sekarang yaitu
di jalan Kutoarjo yang sekarang bernama jalan Tentara pelajar nomor
55 Purworejo.
SMA 1 Purworejo berkembang menjadi sekolah besar dengan
capaian prestasi yang tinggi. Visi misi sekolah menjadi dasar arah
perkembangan sekolah. Visi SMA Negeri 1 Purworejo adalah:
Gambaran Umum Pemenuhan Sarana Prasarana di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Purworejo
115
Pengembangan Kepribadian Pemimpim Bangsa Berbasis Keunggulan
Kompetitif dalam Percaturan Dunia Internasional.
Sedangkan Indikator Visi yaitu agar Lulusan SMA Negeri 1
Purworejo:
1. Memiliki penguasaan keilmuan yang tinggi tercermin dalam
perolehan nilai evaluasi dan kompetitif dalam mengikuti
seleksi masuk perguruan tinggi.
2. Memiliki sikap, perilaku yang jujur, santun, religius dan tegas.
3. Memiliki sikap terbuka terhadap inovasi dan sikap apresiasi
serta kreasi seni.
4. Memiliki kesamaptaan, kesehatan jasmani-rohani yang
berimbang.
5. Memiliki skill dan kemampuan manajerial yang mantap.
6. Memiliki sikap menghargai hasil karya orang lain dan
pendahulunya.
Misi SMA Negeri 1 Purworejo:
1. Mengembangkan karakter Bangsa Indonesia yang bertaqwa
dan berbudi pekerti luhur bagi civitas academica,
2. Menyelenggarakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
yang berdaya saing global dengan mengedepankan kearifan
lokal,
3. Meningkatkan kinerja pembelajaran yang efektif dan efisien,
4. Meningkatkan kemampuan berapresiasi dan berkreasi seni,
5. Meningkatkan kesamaptaan, kebugaran, kesehatan jasmani,
dan berprestasi di bidang olahraga,
6. Meningkatkan kualitas lulusan/outcome sekolah dengan tolok
ukur PTN/PTS favorit dan sekolah kedinasan,
7. Meningkatkan upaya pemenangan prestasi sekolah, baik
akademik maupun non akademik,
8. Menyelenggarakan pelatihan berorganisasi dan kepemimpinan,
9. Menerapkan budaya peduli terhadap lingkungan hidup,
10. Melanjutkan dan mengoptimalkan pemanfaatan prasarana dan
sarana sekolah,
Public Organization Private Partnership Studi Tentang Kemitraan dalam Pemenuhan Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Negeri Kabupaten Purworejo
116
11. Meningkatkan kualifikasi akademis pendidik dan tenaga
kependidikan sesuai dengan perkembangan jaman,
12. Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi informasi
bagi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan,
13. Melaksanakan administrasi keuangan yang transparan dan
akuntabel,
14. Menerapkan manajemen sekolah berstandar sistem manajemen
mutu ISO 9001:2008 yang berkelanjutan.
Kepala sekolah dari yang pertama sampai tahun 2013 adalah
sebagai berikut:
1. Imam Pratiknyo
2. Suwandi
3. Suhadi, B.A
4. Istadi atmo, B.A
5. Drs.Manungku
6. Drs.Djamil
7. Drs.Kamil
8. Drs.Muhammad Hani.
9. Dra.Budi Astuti Sumariyanti,M.Pd
Saat ini SMA Negeri 1 Purworejo memiliki 30 rombongan
belajar terdiri dari 10 rombongan belajar untuk masing-masing kelas X,
XI dan XII. Guru dan karyawan berjumlah 100 orang. Ruang kelas
untuk pembelajaran berjumlah 30 ruang. SMA Negeri 1 Purworejo
memiliki 6 laboratorium terdiri dari 2 laboratorium biologi, 2
laboratorium fisika, 2 laboratorium kimia, 2 ruang komputer dan 1
ruang multi media. Sarana lainnya adalah 1perpustakaan, masjid,
kantin, ruang UKS, dan perkantoran.
SMA Negeri 1 Purworejo merupakan sekolah Eks-Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di Kabupaten Purworejo. RSBI
adalah sekolah yang ditetapkan oleh pemerintah menjadi sekolah
bertaraf internasional karena dinilai sudah memenuhi seluruh standar
nasional pendidikan dan memiliki beberapa keunggulan. Pada saat
program RSBI masih berjalan, pemerintah memberikan dana yang
Gambaran Umum Pemenuhan Sarana Prasarana di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Purworejo
117
besar kepada RSBI setiap tahunnya baik untuk operasional maupun
untuk pembangunan sarana prasarananya. Namun program RSBI
menuai banyak kritikan dan ditutup pada tahun 2013. Efek yang
langsung dirasakan oleh SMA Negeri 1 Purworejo dalam pemenuhan
sarana prasarana dari program RSBI saat itu adalah besarnya dana yang
diperoleh sekolah dalam pemenuhan sarana prasarana sekolah.
Sumber: Dokumentasi SMA Negeri 1 Purworejo
Gambar 4.2 Wajah Depan SMA Negeri 1 Purworejo Tahun 2012
Gambaran Umum SMA Negeri 3 Purworejo
SMA Negeri 3 Purworejo berdiri berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0473 tanggal 9 November
1983 dengan nama SMA Negeri 1 Purwodadi. SMA ini terletak di jalan
Jogjakarta km 8 Purworejo, di Desa Keduren Kecamatan Purwodadi
Kabupaten Purworejo. Peresmian berdirinya SMA Negeri 3 Purworejo
dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr.
Noegroho Notosoeanto pada tanggal 15 Desember 1983.
Sekolah ini membuka angkatan pertama pada bulan Juli tahun
1983 dimana proses pembelajaran dilaksanakan dengan menumpang di
SD Keduren pada saat itu. Angkatan pertama lulus pada tahun 1986.
Berdasarkan surat Keputusan Bupati nomor 188.4/1041/2001, SMA
Negeri 1 Purwodadi berubah nama menjadi SMA Negeri 3 Purworejo.
Public Organization Private Partnership Studi Tentang Kemitraan dalam Pemenuhan Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Negeri Kabupaten Purworejo
118
Sejak berdiri tahun 1983 sampai saat ini tahun 2013, SMA Negeri 3
Purworejo telah dipimpin oleh 8 kepala sekolah sebagai berikut:
1. St. Winoto dari tahun 1983 – 1988
2. Drs. Soetarmo dari tahun 1988 – 1992
3. Drs. Sambodo dari tahun 1992 – 1996
4. Drs. Muhammad Hani dari tahun 1996- 2001
5. Drs. Soekoyo dari tahun 2001 – 2003
6. Drs. Moh Khadzig dari tahun 2003 – 2004
7. Drs. Munif Afianto dari tahun 2004 – 2009
8. Dra. Sri Sujarotun dari tahun 2009 – sekarang
Saat ini SMA Negeri 3 Purworejo memiliki 21 rombongan
belajar, 656 siswa, 52 guru dan 18 karyawan. Luas lahan SMA Negeri 3
Purworejo adalah 3 hektare.
Visi SMA Negeri 3 Purworejo adalah terwujudnya siswa yang cerdas,
mandiri, disiplin dengan dilandasi iman dan taqwa.
Misi SMA negeri 3 Purworejo adalah:
1. Menciptakan lingkungan belajar yang dilandasi iman dan
taqwa.
2. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
3. Meningkatkan kebersamaan dalam menegakkan disiplin.
4. Menumbuhkan semangat berprestasi, etos kerja dan kejujuran.
5. Mengantarkan siswa dalam menyelesaikan proses belajar
dengan baik.
6. Membina siswa untuk mandiri dengan beberapa kecakapan
hidup.
Tujuan SMA Negeri 3 Purworejo adalah:
1. Meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar (KBM).
2. Mengayakan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana dan
program pendidikan.
3. Mengupayakan penguasaan bahasa Inggris dan komputer
dengan lancar untuk memberikan bekal keterampilan agar
siswa dapat mandiri.
Gambaran Umum Pemenuhan Sarana Prasarana di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Purworejo
119
4. Mengupayakan kebersamaan dalam kegiatan untuk menunjang
kedisiplinan personil sekolah.
5. Mengupayakan lingkungan belajar yang dapat meningkatkan
iman dan taqwa masing masing personil sekolah.
6. Mensukseskan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Berbeda dengan SMA Negeri 1 Purworejo, SMA Negeri 1
Purworejo ditetapkan sebagai Rintisan Sekolah bertaraf Internasional
karena dinilai telah memenuhi standar nasional pendidikan dan
memiliki beberapa keunggulan, sedangkan SMA Negeri 3 Purworejo
ditetapkan sebagai Rintisan Sekolah Kategori Mandiri, karena
merupakan sekolah yang dinilai sudah hampir memenuhi standar
nasional pendidikan.
Sumber: Dokumentasi SMA Negeri 3 Purworejo
Gambar 4. 3 Wajah Depan SMA Negeri 3 Purworejo Tahun 2012
Gambaran Umum SMA Negeri 9 Purworejo
SMA Negeri 9 Purworejo terletak di Jalan Daendels, Desa
Geparang Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo. SMA Negeri 9
Purworejo berdiri pada tahun 1997 yang ketika itu bernama SMU 2
Purwodadi, yang dikukuhkan pendiriannya dengan SK Menteri
Pendidikan dan Kabudayaan No.13.a/O/1998 tertanggal 29 Januari
1998. Pada awalnya sekolah tersebut memiliki 2 kelas saja dan sebagian
besar pengampunya adalah guru-guru SMA Negeri 1 Purwodadi (yang
Public Organization Private Partnership Studi Tentang Kemitraan dalam Pemenuhan Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Negeri Kabupaten Purworejo
120
sekarang SMA Negeri 3 Purworejo). Dalam perkembangannya sekolah
ini telah mengalami pergantian nama sebanyak 3 kali, yakni: tahun
1997- 2001: SMU Negeri 2 Purwodadi, tahun 2002-2003: SMU Negeri
9 Purworejo dan tahun 2004 – Sekarang: SMA Negeri 9 Purworejo.
Untuk akreditasinya pada tahun 2006 terakreditasi: A, dan pada tahun
2010 terakreditasi: A. Pada tahun 2012, sekolah ini telah genap berusia
15 tahun dan memiliki 12 rombongan belajar.
Sedangkan kepemimpianan SMA Negeri 9 Purworejo telah
mengalami banyak pergantian kepala sekolah sejak pertama kali berdiri
tahun 1997. Pergantian kepala sekolah SMA Negeri 9 adalah sebagai
berikut:
1. Drs. Muhammad Hani
2. Drs. Wagiman
3. Drs. Muh Khazdiq
4. Dra. Budiastuti Sumaryanti
5. Padmo Sukoco, M.Pd
6. Drs, Munif Afianto
7. Nur Aziz, S.Pd, M.Pd BI.
Untuk mengembangkan sekolah SMA Negeri 9 Purworejo menyusun
visi, misi dan tujuan sekolah sebagai pedoman arah pengembangan ke
depan. Berikut adalah visi misi dan tujuan SMA Negeri 9 Purworejo
Visi Sekolah:
Terwujudnya warga sekolah yang bertaqwa, cerdas, terampil,
berbudaya, disiplin, peduli lingkungan serta berwawasan luas.
IndikatorVisi:
1. Seluruh warga sekolah dapat melaksanakan kegiatan
keagamaan di sekolah dengan baik.
2. Terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
3. Tercapainya kompetensi akademik dan kompetensi vokasional
bagi siswa untuk terjun dalam masyarakat.
4. Meningkatnya prestasi akademis maupun non akademis di
tingkat kabupaten, propinsi maupun nasional.
Gambaran Umum Pemenuhan Sarana Prasarana di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Purworejo
121
5. Terwujudnya warga sekolah disiplin dan menghargai waktu.
6. Terlaksananya kerjasama antarsekolah dan instansi lain dalam
rangka pengembangan wawasan.
7. Terciptanya lingkungan belajar yang sehat, hijau, rapi, indah
dan nyaman.
Misi Sekolah:
1. Menciptakan lingkungan sekolah yang religius dilandasi rasa
toleransi yang tinggi.
2. Menciptakan lingkungan belajar yang sehat, hijau, rapi, indah
dan nyaman dilandasi keimanan dan ketaqwaan.
3. Menciptakan yang nyaman, aman, menyenangkan, inovatif
dan kreatif.
4. Membina siswa untuk memiliki kompetensi akademis dan
kompetensi vokasional sesuai dengan bakat minat dan
kemampuan yang dimiliki.
5. Meningkatkan prestasi akademis maupun non akademis di
tingkat kabupaten, propinsi maupun nasional.
6. Mengembangkan budaya santun, beretika dan berestetika yang
tinggi.
7. Menjalin kerjasama dengan sekolah setara di dalam negeri dan
di luar negeri serta institusi lain yang mendukung tujuan
pendidikan.
8. Meningkatkan kedisiplinan seluruh warga sekolah.
Tujuan Sekolah:
1. Menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang religius dan
penuh toleransi.
2. Menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang mendorong
peningkatan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
3. Melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar yang aman,
nyaman, menyenangkan, inovatif dan kreatif.
Public Organization Private Partnership Studi Tentang Kemitraan dalam Pemenuhan Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Negeri Kabupaten Purworejo
122
4. Melaksanakan bimbingan terhadap siswa untuk memiliki
kompetensi akademis dan vokasional sesuai dengan bakat dan
kemampuan yang dimiliki.
5. Menyelenggarakan pembinaan dan bimbingan untuk
peningkatan prestasi akademis maupun non akademis di
tingkat kabupaten, propinsi maupun nasional.
6. Mengimplentasikan budaya senyum, sapa, salam, saling
menghormati dan menghargai nilai-nilai moral yang tinggi.
7. Melaksanakan kerjasama dalam bidang pendidikan, budaya,
bahasa, olahraga dan seni, dan kegiatan-kegiatan akademis
yang lain dengan sekolah-sekolah setara maupun lembaga-
lembaga pendidikan lainya.
8. Menerapkan pembiasaan hidup disiplin bagi seluruh warga
sekolah.
9. Mewujudkan lingkungan belajar yang sehat, hijau, rapi, indah
dan nyaman.
Pada tahun 2012, SMA Negeri 9 Purworejo memiliki 40 guru
dan 10 karyawan. Sarana dan prasarana yang ada yaitu 12 ruang kelas,
mushola, laboratorium fisika dan laboratorium kimia, laboratorium
komputer dan perkantoran.
Sarana Prasarana Kondisi Ideal di Sekolah Menengah
Standar sarana prasarana dalamPeraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 24 Tahun 2007 mengatur secara detail sarana
prasarana untuk sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah
menengah atas, sekolah menengah kejuruan dan sekolah luar biasa.
Standar sarana mencakup 2 hal:
1. Kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perleng-
kapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah,
Gambaran Umum Pemenuhan Sarana Prasarana di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Purworejo
123
2. Kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan,
ruang-ruang, dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki
oleh setiap sekolah/madrasah.
Standar sarana prasarana untuk sekolah menengah atas men-
cakup lahan, bangunan dan kelengkapan prasana dan sarana. Dalam
Permendiknas ini diatur tentang lahan yang dimiliki oleh sekolah dari
rasio persiswa sampai status lahan. Untuk bangunan diatur tentang
bangunan yang wajib dimiliki oleh sebuah sekolah menengah atas,
untuk prasarana dan sarana diatur secara detail apa saja yang harus
tersedia untuk mendukung proses belajar mengajar secara efektif.
Lahan
Lahan minimum yang dimiliki sekolah diperhitungkan dengan
kebutuhan persiswa. Lahan yang dimiliki sekolah adalah lahan yang
dapat digunakan secara efektif untuk membangun prasarana
sekolah/madrasah berupa bangunan dan tempat bermain/berolahraga.
Berikut adalah kebutuhan lahan di sekolah menengah dengan rasio
minimum persiswa.
Tabel 4.5: Rasio Minimum Luas Lahan terhadap PesertaDidik
No Banyak rombongan belajar
Bangunan satu lantai
Bangunan dua lantai
Bangunan tiga lantai
1 3 36,5 19,3 -
2 4-6 22,8 12,2 8,1
3 7- 9 18,4 9,7 6,5
4 10-12 16,3 8,7 5,9
5 13-15 14,9 7.9 5,3
6 16-18 14,0 7,5 4,9
7 19-21 13,5 7,2 4,8
8 22-24 13,2 7,0 4,7
9 25-27 12,8 6,8 4,6
Sekolah juga harus mempertimbangkan sarat lahan seperti
yang diatur dalam standar sarana prasarana ini antara lain:
1. Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam
kesehatan dan keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk
penyelamatan dalam keadaan darurat.
Public Organization Private Partnership Studi Tentang Kemitraan dalam Pemenuhan Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Negeri Kabupaten Purworejo
124
2. Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berada di
dalam garis sempadan sungai dan jalur kereta api.
3. Lahan terhindar dari gangguan-gangguan berikut: (a)
pencemaran air, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor
20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, (b)
Kebisingan, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup, Nomor 94/MENKLH/1992 tentang Baku
Mutu Kebisingan. (c) Pencemaran udara, sesuai dengan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02/MEN
KLH/1988 tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu
Lingkungan.
4. Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam
Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota atau rencana lain yang lebih rinci dan
mengikat, dan mendapat izin pemanfaatan tanah dari
Pemerintah Daerah setempat.
5. Lahan memiliki status hak atas tanah, dan/atau memiliki izin
pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka
waktu minimum 20 tahun.
Bangunan
Sekolah wajib memiliki bangunan minimal sesuai dangan
standar sarana prasarana. Bangunan sekolah untuk satu lantai, dua
lantai dan tiga lantai memiliki rasio terhadap anak didik yang berbeda.
Berikut rasio minimum luas bangunan terhadap peserta didik di
sekolah menengah atas.
Tabel 4.6: Rasio Minimum Luas bangunan terhadap Peserta Didik
No Banyak rombongan
belajar
Bangunan satu lantai
Bangunan dua lantai
Bangunan tiga lantai
1 3 10,9 11,6 -
2 4-6 6,8 7,3 7,3
3 7- 9 5,5 5,8 5,8
4 10-12 4,9 5,2 5,3
Gambaran Umum Pemenuhan Sarana Prasarana di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Purworejo
125
No Banyak rombongan
belajar
Bangunan satu lantai
Bangunan dua lantai
Bangunan tiga lantai
5 13-15 4,5 4,7 4,8
6 16-18 4,2 4,5 4,5
7 19-21 4,1 4,3 4,3
8 22-24 3,9 4,2 4,2
9 25-27 3,8 4,1 4,1
Bangunan sekolah disyaratkan memiliki konstruksi yang stabil
dan kukuh sampai dengan kondisi pembebanan maksimum dalam
mendukung beban muatan hidup dan beban muatan mati, serta untuk
daerah/zona tertentu, kemampuan untuk menahan gempa dan
kekuatan alam lainnya. Bangunan disyaratkan dilengkapi sistem pro-
teksi pasif dan/atau proteksi aktif untuk mencegah dan menanggulangi
bahaya kebakaran dan petir. Hal ini sangat diutamakan karena di
sekolah terdapat siswa dan guru serta karyawan yang tiap hari
melakukan proses belajar mengajar. Hal lain yang harus diperhatikan
dalam faktor keamanan adalah bangunan dilengkapi sistem keamanan
berikut; (a) Peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat,
dan jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana
lainnya, (b) Akses evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan
dilengkapi penunjuk arah yang jelas. Kekuatan bangunan untuk
menjamin keamanan warga sekolah harus diutamakan. Pembangunan
gedung atau ruang baru harus dirancang, dilaksanakan, dan diawasi
secara profesional. Kualitas bangunan minimum permanen kelas B,
sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 45, dan mengacu pada
Standar PU. Bangunan sekolah/madrasah baru harus dapat bertahan
minimum 20 tahun.
Selain faktor keamanan yang terjamin untuk keselamatan
siswa, guru dan karyawan di dalam sekolah, bangunan sekolah juga
disyaratkan memenuhi persyaratan kesehatan berikut ; (a) Mempunyai
fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan yang
memadai, (b) Memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan
meliputi saluran air bersih, saluran air kotor dan/atau air limbah,
tempat sampah, dan saluran air hujan, (c) Bahan bangunan yang aman
bagi kesehatan pengguna bangunan dan tidak menimbulkan dampak
Public Organization Private Partnership Studi Tentang Kemitraan dalam Pemenuhan Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Negeri Kabupaten Purworejo
126
negatif terhadap lingkungan. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin
kesehatan warga sekolah, mereka menghabiskan waktu lebih dari 8
jam tiap hari di sekolah, tanpa jaminan bangunan yang memenuhi
persyaratan kesehatan akan membahayakan warga sekolah.
Faktor lain yang penting untuk bangunan sekolah adalah faktor
kenyamanan. Bangunan disyaratkan memenuhi persyaratan
kenyamanan sebagai berikut; (a) Bangunan mampu meredam getaran
dan kebisingan yang mengganggu kegiatan pembelajaran. (b) Setiap
ruangan memiliki pengaturan penghawaan yang baik, (c) Setiap
ruangan dilengkapi dengan lampu penerangan. Bangunan bertingkat
diharuskan memenuhi persyaratan berikut; (a) Maksimum terdiri dari
tiga lantai, (b) Dilengkapi tangga yang mempertimbangkan kemu-
dahan, keamanan, keselamatan, dan kesehatan pengguna. Bangunan
dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimum 1.300 watt. Pene-
rangan ruangan dan penggunaan komputer untuk pembelajaran
maupun penyelesaian dan pengerjaan administrasi sekolah membutuh-
kan listrik yang cukup. Untuk menjamin kenyamanan bagi warga
sekolah, salah satu hal yang harus diperhatikan adalah bangunan
sekolah disyaratkan juga menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang
mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang cacat. Hal ini
dimaksudkan agar bangunan di sekolah tetap memungkinkan warga
sekolah yang berkebutuhan khusus tetap mendapatkan akses yang
mudah untuk melakukan kegiatan di sekolah. Jaminan kenyamanan ini
akan mendukung keberhasilan pembelajaran para siswa di sekolah.
Selain 3 faktor penting mengenai bangunan sekolah yaitu (1)
keamanan, (2) kesehatan, (3) kenyamanan, hal lain yang sangat penting
untuk bangunan sekolah adalah pemeliharaan. Pemeliharaan bangunan
dilakukan untuk menjamin keberlangsungan pendayagunaan bangun-
an. Bangunan sekolah akan bermanfaat dan berdaya guna apabila
terpelihara secara terus menerus. Yang tercakup dalam pemeliharaan
bangunan sekolah/madrasah adalah sebagai berikut: (a) Pemeliharaan
ringan, meliputi pengecatan ulang, perbaikan sebagian daun jendela/
pintu, penutup lantai, penutup atap, plafon, instalasi air dan listrik,
dilakukan minimum sekali dalam 5 tahun, (b) Pemeliharaan berat,
Gambaran Umum Pemenuhan Sarana Prasarana di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Purworejo
127
meliputi penggantian rangka atap, rangka plafon, rangka kayu, kusen,
dan semua penutup atap, dilakukan minimum sekali dalam 20 tahun.
Kelengkapan Prasarana dan Sarana
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 mengatur ketentuan
bahwa sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki prasarana
sebagai berikut:
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. ruang laboratorium biologi,
4. ruang laboratorium fisika,
5. ruang laboratorium kimia,
6. ruang laboratorium komputer,
7. ruang laboratorium bahasa,
8. ruang pimpinan,
9. ruang guru,
10. ruang tata usaha,
11. tempat beribadah,
12. ruang konseling,
13. ruang UKS,
14. ruang organisasi kesiswaan,
15. jamban,
16. gudang,
17. ruang sirkulasi,
18. tempat bermain/berolahraga.
Ketentuan secara rinci untuk masing-masing prasarana tersebut
tercantum dalam Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 ini. Prasarana
harus dilengkapi dengan sarana yang mendukung pelaksanaan proses
pembelajaran. Untuk ruang kelas misalnya ketentuannya adalah
jumlah ruang kelas minimum sama dengan jumlah rombongan belajar.
Satu ruang kelas dibangun dengan kapasitas untuk 32 peserta didik.
Ruang kelas harus memiliki pencahayaan yang baik untuk membaca
dan menulis serta memiliki pintu yang memadai untuk akses keluar
Public Organization Private Partnership Studi Tentang Kemitraan dalam Pemenuhan Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Negeri Kabupaten Purworejo
128
masuk siswa dan guru. Di dalam ruang kelas harus dilengkapi dengan
meja, kursi, papan tulis, almari, jam dinding, tempat cuci tangan,
tempat sampah dan stop kontak.
Ruang perpustakaan disyaratkan memiliki luas satu setengah
kali ruang kelas, memiliki pencahayaan yang baik. Sarana di
perpustakaan disebutkan antara lain: (1) buku pelajaran, (2) buku
panduan pendidik, (3) buku pengayaan, (4) buku referensi, (5) sumber
lain. Sedangkan perabot dan peralatan yang harus ada antara lain rak
buku, rak majalah, rak surat kabar, almari katalog, meja kursi, papan
pengumuman, meja dan peralatan multimedia, buku inventaris, tempat
sampah dan jam dinding.
Sekolah disyaratkan memiliki laboratorium IPA yang terdiri
dari laboratorium fisika, laboratorium kimia dan laboratorium biologi.
Laboratorium ini merupakan tempat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran fisika, kimia dan biologi secara praktik yang memerlukan
peralatan khusus. Rasio luas ruang laboratorium fisika, kimia dan
biologi adalah 2,4 meter2 per-siswa. Ruang laboratorium ini disyaratkan
memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan yang cukup untuk
membaca buku dan mengamati objek percobaan. Sarana yang
mendukung pembelajaran di laboratorium baik dari laboratorium
fisika, kimia maupun biologi meliputi perabot, peralatan pendidikan,
media pendidikan, bahan habis pakai dan perlengkapan lainnya. Secara
umum perabot dari laboratorium fisika, kimia dan biologi sama yaitu
meja dan kursi untuk siswa, meja dan kursi guru, meja persiapan, meja
demonstrasi, almari, almari bahan, dan bak cuci. Media pendidikan di
masing-masing laboratorium juga sama yaitu papan tulis. Perlengkapan
lain yang disyaratkan juga sama yaitu jam dinding, tempat sampah,
kotak kontak, peralatan P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)
dan pemadam kebakaran.
Sarana laboratorium berupa peralatan pendidikan dan bahan
habis pakai berbeda untuk masing-masing laboratorium, untuk
laboratorium biologi misalnya model kerangka manusia, model
kerangka hewan, preparat, gambar kromosom, gambar DNA, gambar
pewarisan mendel, gambar sistem pencernaan, gambar sistem
Gambaran Umum Pemenuhan Sarana Prasarana di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Purworejo
129
pernafasan, gambar sistem pengeluaran baik manusia maupun hewan.
Sedangkan alat dan bahan percobaan untuk laboratorium biologi
contohnya mikroskop, perangkat pemeliharaan mikroskop, gelas
benda, gelas penutup, gelas arloji, pipet, labu Erlenmeyer, perangkat
batang statif dan lain lain. Bahan habis pakai untuk laboratorium
biologi contohnya asam sulfat, HCL, acetokarmin, eosin,etanol,
glukosa, indicator universal, iodium, KOH, Mn SO4, Vaseline kertas
saring. Untuk laboratorium fisika peralatan pendidikan yang dipakai
antara lain mistar, rol meter, jangka sorong, micrometer, silinder
massa, pegas dan lain lain. Alat percobaan yang disyaratkan misalnya
alat percobaan atwood, alat percobaan papan luncur, alat percobaan
Hook dan lain lain. Untuk laboratorium kimia peralatan pendidikan
harus tersedia misalnya botol zat, pipet tetes, gelas kimia, labu takar,
tabung reaksi dan lain lain. Di laboratorium kimia harus tersedia bahan
habis pakai yang berupa zat-zat untuk percobaan.
Peralatan pendidikan di laboratorium komputer meliputi
komputer, printer, scanner, akses internet, local area network/LAN,
stabilizer dan modul pembelajaran. Sedangkan peralatan pendidikan
untuk laboratorium adalah perangkat multimedia.
Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan
pengelolaan sekolah/madrasah, pertemuan dengan sejumlah kecil guru,
orang tua murid, unsur komite sekolah/majelis madrasah, petugas dinas
pendidikan, atau tamu lainnya. Luas minimumnya adalah 12 m2 dan
lebar minimum 3 m2. Ruang pimpinan dilengkapi sarana seperti meja
kursi pimpinan, meja tamu, almari, papan statistik serta perlengkapan
lain seperti gambar presiden, wakil presiden dan lambang negara.
Ruang guru berfungsi sebagai tempat guru bekerjadan istirahat
serta menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya. Rasio
minimum luas ruang guru adalah 4 m2/pendidik dan luas minimum
adalah 56 m2. Ruang guru dilengkapi sarana meja kursi guru, meja kursi
tamu, almari serta perlengkapan lain seperti jam dinding dan tempat
sampah. Sama dengan ruang guru, ruang tata usaha juga berrasio
minimum 4m2/karyawan. Ruang tata usaha dilengkapi sarana meja,
Public Organization Private Partnership Studi Tentang Kemitraan dalam Pemenuhan Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Negeri Kabupaten Purworejo
130
kursi, almari serta perlengkapan lain seperti komputer/mesin ketik,
filling cabinet, brangkas dan telepon.
Sekolah disyaratkan memiliki tempat ibadah yaitu tempat yang
berfungsi sebagai tempat warga sekolah/madrasah melakukan ibadah
yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah
dengan luas minimum 12 m2.
Ruang konseling di sekolah merupakan tempat peserta didik
mendapatkan layanan konseling dari konselor berkaitan dengan
pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Luas minimum adalah
9m2. Ruang konseling disyaratkan memberikan kenyamanan untuk
berkonsultasi.
Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini
peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan di sekolah/
madrasah. Luas minimum ruang UKS adalah 12m2. Ruang UKS
dilengkapi sarana seperti tempat tidur, almari, meja kursi, catatan
kesehatan siswa, perlengkapan P3K, tandu, selimut, tensimeter,
thermometer, timbangan badan, tempat cuci tangan, tempat sampah
dan jam dinding.
Prasarana sekolah lainnya yang harus ada adalah ruang OSIS,
jamban, gudang, ruang sirkulasi dan tempat bermain. Ruang organisasi
kesiswaan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan kesekre-
tariatan pengelolaan organisasi kesiswaan. Luas minimum ruang
organisasi kesiswaan adalah 9m2. Ruang OSIS disyaratkan dilengkapi
sarana seperti meja, kursi, almari, papan tulis, jam dinding dan tempat
sampah. Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/atau
kecil. Kebutuhan jamban untuk siswa laki-laki dan perempuan
dibedakan yaitu minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40
peserta didik pria, 1 unit jamban untuk setiap 30 peserta didik wanita,
dan 1 unit jamban untuk guru. Jumlah minimum jamban di setiap
sekolah/madrasah adalah 3 unit. Luas minimum 1 unit jamban adalah
2m2. Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah
dibersihkan. Tersedia air bersih di setiap unit jamban.
Gambaran Umum Pemenuhan Sarana Prasarana di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Purworejo
131
Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan
pembelajaran di luar kelas, tempat menyimpan sementara peralatan
sekolah/madrasah yang tidak/belum berfungsi, dan tempat menyimpan
arsip sekolah/madrasah yang telah berusia lebih dari 5 tahun. Luas
minimum gudang adalah 21 m2.. Gudang harus dapat dikunci untuk
menjaga barang dan arsip yang disimpan di dalamnya. Sarana di dalam
gudang yaitu rak dan almari.
Sekolah harus memiliki ruang sirkulasi yang berfungsi sebagai
tempat penghubung antar ruang dalam bangunan sekolah/madrasah
dan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan bermain dan interaksi
sosial peserta didik di luar jam pelajaran, terutama pada saat hujan
ketika tidak memungkinkan kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung di
halaman sekolah/madrasah. Luas minimum adalah 30% dari luas total
seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum adalah 1,8 m2, dan
tinggi minimum adalah 2,5m.
Tempat bermain/berolahraga berfungsi sebagai area bermain,
berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstra-
kurikuler. Rasio minimum luas tempat bermain/berolahraga adalah
3m2/peserta didik. Di dalam luasan tersebut terdapat tempat
berolahraga berukuran minimum 30 m x 20 m yang memiliki
permukaan datar, drainase baik, dan tidak terdapat pohon, saluran air,
serta benda-benda lain yang mengganggu kegiatan berolahraga.
Sebagian tempat bermain ditanami pohon penghijauan. Tempat
bermain/berolahraga tidak digunakan untuk tempat parkir.
Kondisi Sarana Prasarana di SMA Negeri 1, 3 dan 9
Purworejo
Pada tahun 2012, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1
Purworejo menginjak usia 58 tahun. Usia yang cukup lama bagi sebuah
sekolah untuk berkembang dan menghasilkan lulusan-lulusan yang
berkualitas. Input yang baik, proses pembelajaran yang optimal dan
kondisi lingkungan yang mendukung sangat mempengaruhi
keberhasilan sekolah dalam memberi layanan pendidikan berkualitas
Public Organization Private Partnership Studi Tentang Kemitraan dalam Pemenuhan Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Negeri Kabupaten Purworejo
132
sehingga mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas pula. Pada
tahun 2012, SMA Negeri 1 Purworejo menjadi salah satu SMA RSBI di
Kabupaten Purworejo. Program RSBI memberikan dana besar kepada
sekolah baik untuk meningkatkan pembelajaran maupun fasilitas
pembelajaran atau sarana prasarana sekolah, namun program RSBI
kemudian dihentikan pada bulan Januari tahun 2013 oleh pemerintah
karena banyaknya kritikan oleh masyarakat.
Pada usia sekolah 58 tahun, bangunan-bangunan di sekolah ini
justru berada pada kondisi kritis yaitu memerlukan rehab atau
perbaikan karena mengalami rusak berat. Ruang kelas yang didirikan
pada tahun 1954, 1960 dan sekitar tahun 1965 dengan usia 40 tahun
sudah tidak aman lagi digunakan untuk proses belajar mengajar.
Tercatat pada tahun 2012, SMA Negeri 1 Purworejo memiliki
ruang kelas sejumlah 30 ruang dan 10 ruang dalam keadaan baik
sedangkan 20 ruang dalam keadaan rusak, dari rusak ringan maupun
rusak sedang hingga rusak berat. Dari 30 ruang yang ada semuanya
menggunakan alas ubin, belum menggunakan lantai keramik karena
dibangun pada tahun 1960-an. Berikut data keadaan prasarana SMA
Negeri 1 Purworejo pada tahun 2012.
Tabel 4.7 : Data Keadaan Prasarana SMA Negeri 1 Purworejo Tahun Pelajaran
2012/2013
No Jenis ruang Jumlah ruang
Kondisi
baik Rusak ringan
Rusak sedang
Rusak berat
1 Ruang tata usaha 1 1
2 Ruang kepala sekolah 1 1
3 Ruang guru 1 1
4 Ruang ibadah 1 1
5 Kamar mandi/WC 20 8 12 1
6 Ruang kelas 30 10 11 9
7 Gudang 3 3
8 Laboratorium fisika 2 2
9 Laboratorium kimia 2 1 1
10 Laboratorium bilogi 2 1 1
11 Ruang perpustakaan 1 1 1
12 Ruang komputer 2 2
13 Ruang multimedia 1 1
14 Ruang UKS 1 1
Gambaran Umum Pemenuhan Sarana Prasarana di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Purworejo
133
No Jenis ruang Jumlah ruang
Kondisi
baik Rusak ringan
Rusak sedang
Rusak berat
15 Ruang OSIS 1 1
16 Ruang / lapangan OR 1 1
17 Ruang sirkulasi 1 1
18 Ruang aula 1 1
Sumber : Program Sarana Prasarana SMA Negeri 1 Purworejo Tahun 2012 2013
Dari data tersebut bisa dilihat bahwa, sarana prasarana di SMA
Negeri 1 Purworejo belum memenuhi standar sarana prasarana. Secara
kuantitatif sudah mencukupi kebutuhan sarana prasarana tetapi secara
kualitatif kebutuhan perbaikan sangat tinggi. Berikut data kebutuhan
prasarana SMA Negeri 1 Purworejo pada tahun pelajaran 2012/2013.
Tabel 4.8 : Data Kebutuhan Prasarana SMA Negeri 1 Purworejo Tahun
Pelajaran 2012/2013
No Jenis ruang jumlah Rusak Kebutuhan
1 Ruang tata usaha 1 1 Rehab
2 Ruang kepala sekolah 1 1 Rehab
3 Ruang guru 1 1 Rehab
4 Ruang ibadah 1 1 Rehab
5 Kamar mandi/WC 20 12 Rehab
6 Ruang kelas 30 20 Rehab
7 Gudang 3 3 Rehab
8 Laboratorium fisika 2 - -
9 Laboratorium kimia 2 1 Rehab
10 Laboratorium bilogi 2 1 Rehab
11 Ruang perpustakaan 1 1 Rehab
12 Ruang computer 2 2 Rehab
13 Ruang multimedia 1 - -
14 Ruang UKS 1 1 rehab
15 Ruang OSIS 1 - -
16 Ruang / lapangan OR 1 - -
17 Ruang sirkulasi 1 - -
18 Ruang aula 1 1 rehab
Sumber : Program Sarana Prasarana SMA Negeri 1 Purworejo Tahun 2012 2013
Dari banyaknya kebutuhan rehab dan perbaikan ruang ber-
dasar analisis data di atas tidak semuanya bisa dilaksanakan di tahun
pelajaran 2012/2013. Sekolah membuat program kerja tahunan bidang
sarana prasarana untuk memenuhi kebutuhan sarpras dan membuat
prioritas rehab ruang serta membuat rencana perawatan dan peme-
Public Organization Private Partnership Studi Tentang Kemitraan dalam Pemenuhan Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Negeri Kabupaten Purworejo
134
liharaan. Prioritas yang paling penting dari data di atas adalah rehab
ruang kelas sebanyak 20 ruang, dimana 9 ruang kelas mengalami rusak
ringan, 2 rusak sedang dan 9 ruang kelas mengalami rusak berat. Seko-
lah harus membuat program rehab dengan prioritas 9 ruang kelas yang
mengalami rusak berat sehingga siswa bisa belajar dengan maksimal.
Kebutuhan pemenuhan sarana prasarana di SMA Negeri 1
Purworejo berbeda dengan sekolah lain. Untuk sampel dari sekolah-
sekolah di pinggir Kota Purworejo, diambil SMA Negeri 3 Purworejo.
Pada tahun 2012, SMA Negeri 3 Purworejo menginjak usia 29 tahun.
Usia yang cukup bagi sebuah sekolah untuk berkembang dan
menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas. Pada tahun 2012, SMA
Negeri 3 Purworejo menjadi salah satu SMA RSKM di Kabupaten
Purworejo. Pada usia 29 tahun, bangunan-bangunan di sekolah berada
pada kondisi tidak baik lagi sehingga memerlukan rehab atau
perbaikankarena mengalami rusak berat. Ruang kelas yang didirikan
pada tahun 1983 atau tahun-tahun berikutnya sudah tidak aman lagi
digunakan untuk proses belajar mengajar.
Tercatat pada tahun 2012, SMA Negeri 3 Purworejo memiliki
ruang kelas sejumlah 21 ruang dan 15 ruang dalam keadaan baik
sedangkan 6 ruang dalam keadaan rusak, dari rusak ringan maupun
rusak sedang hingga rusak berat. Dari 21 ruang yang ada semuanya
menggunakan alas ubin, belum menggunakan lantai keramik karena
dibangun pada tahun 1983-an. Berikut data keadaan prasarana SMA
Negeri 3 Purworejo pada tahun 2012/2013.
Tabel 4.9 : Data keadaan Prasarana SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran
2012/2013 No Jenis ruang Jumlah
ruang Kondisi
Baik Rusak ringan
Rusak sedang
Rusak berat
1 Ruang tata usaha 1 1
2 Ruang kepala sekolah
1 1
3 Ruang guru 1 1
4 Ruang ibadah 1 1
5 Kamar mandi/WC 19 10 9 -
6 Ruang kelas 21 15 4 2
7 Gudang 1 1
Gambaran Umum Pemenuhan Sarana Prasarana di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Purworejo
135
No Jenis ruang Jumlah ruang
Kondisi
Baik Rusak ringan
Rusak sedang
Rusak berat
8 Laboratorium fisika 1 2
9 Laboratorium kimia 1 1
10 Laboratorium bilogi 1 1
11 Ruang perpustakaan 1 1
12 Ruang computer 0
13 Ruang multimedia 0
14 Ruang UKS 1 1
15 Ruang OSIS 1 1
16 Ruang / lapangan OR 1 1
17 Ruang sirkulasi 1 1
18 Ruang aula 0
Sumber : Program Sarana Prasarana SMA Negeri 3 Purworejo Tahun 2012 2013
Dari data tersebut bisa dilihat bahwa prasarana di SMA Negeri
3 Purworejo belum memenuhi standar sarana prasarana. Diperlukan
perbaikan dan pemenuhan beberapa prasarana untuk mendukung
pembelajaran yang kondusif. Berikut adalah kebutuhan prasarana SMA
Negeri 3 Purworejo pada tahun ajaran 2012/2013.
Tabel 4.10 : Data kebutuhan prasarana SMA Negeri 3 Purworejo Tahun
Pelajaran 2012/2013 No Jenis ruang Jumlah ruang rusak kebutuhan
1 Ruang tata usaha 1 1 Rehab
2 Ruang kepala sekolah 1 1 Rehab
3 Ruang guru 1 1 Rehab
4 Ruang ibadah 1 1 Rehab
5 Kamar mandi/WC 19 9 Rehab
6 Ruang kelas 21 6 Rehab
12 Ruang komputer 0 1 pengadaan
13 Ruang multimedia 0 1 pengadaan
14 Ruang UKS 1 1 Rehab
18 Ruang aula 0 1 pengadaan
Sumber : Program Sarana Prasarana SMA Negeri 3 Purworejo Tahun 2012 2013
Untuk mampu memberikan layanan pendidikan yang baik
kepada siswa, SMA Negeri 3 Purworejo membuat program sarana
prasarana dalam rangka memenuhi standar sarana prasarana
berdasarkan analisa kebutuhan tersebut.
Selain kebutuhan prasarana seperti ruang, kebutuhan sekolah
juga meliputi kebutuhan sarana berupa alat-alat pembelajaran seperti
Public Organization Private Partnership Studi Tentang Kemitraan dalam Pemenuhan Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Negeri Kabupaten Purworejo
136
buku, media pembelajaran, LCD, laptop, komputer, alat praktik di
laboratorium dan lain-lain yang jumlahnya sangat banyak. Hal lain
yang penting adalah pemeliharaan dan perawatan sarana prasarana
sekolah.
SMA Negeri 1 Purworejo di atas mewakili sekolah di pusat
Kota Purworejo yang merupakan sekolah yang sudah lama dengan usia
sekitar 58 tahun dan merupakan sekolah terbaik di kabupaten. Sedang-
kan SMA Negeri 3 Purworejo mewakili sekolah di tengah, dimana
jarak antara kota dan sekolah tidak terlalu jauh sekitar 10 kilometer
dan usianya di antara 30 tahun sampai dengan 50 tahun, kemudian
SMA Negeri 9 Purworejo mewakili sekolah yang relatif masih muda,
usia kurang dari 20 tahun dan terletak jauh dari Kota Purworejo yaitu
40 kilometer. Pada tahun 2012, SMA Negeri 9 Purworejo menginjak
usia 15 tahun. SMA Negeri 9 Purworejo merupakan sekolah yang
letaknya jauh dari kota kecamatan yaitu 10 kilometer dari Purwodadi
atau 40 kilometer dari pusat Kota Purworejo. Sekolah ini memiliki luas
1 hektare, sehingga bangunan-bangunan di sekolah tidak bisa
dikembangkan lagi untuk memenuhi kebutuhan siswa.
Tercatat pada tahun 2012, SMA Negeri 9 Purworejo memiliki
ruang kelas sejumlah 12 ruang, 6 ruang dalam keadaan baik sedangkan
6 ruang lain dalam keadaan rusak sedang dan rusak berat. Sekolah ini
belum memiliki gedung perpustakaan, tempat parkir yang layak,
laboratorium bahasa dan laboratorium multimedia. Berikut data
keadaan prasarana SMA Negeri 9 Purworejo pada tahun pelajaran
2012/2013.
Tabel 4.11 : Data Keadaan Prasarana SMA Negeri 9 Purworejo Tahun
Pelajaran 2012/2013 No Jenis ruang Jumlah
ruang Kondisi
baik Rusak ringan
Rusak sedang
Rusak berat
1 Ruang tata usaha 1 1
2 Ruang kepala sekolah 1 1
3 Ruang guru 1 1
4 Ruang ibadah 1 1
5 Kamar mandi/WC 10 6 4
6 Ruang kelas 12 6 4 2
7 Gudang 0
Gambaran Umum Pemenuhan Sarana Prasarana di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Purworejo
137
No Jenis ruang Jumlah ruang
Kondisi
baik Rusak ringan
Rusak sedang
Rusak berat
8 Laboratorium fisika 1 1
9 Laboratorium kimia 1 1
10 Laboratorium bilogi 1 1
11 Ruang perpustakaan 0
12 Ruang komputer 1 1
13 Ruang multimedia 0
14 Ruang UKS 1 1
15 Ruang OSIS 1 1
16 Ruang / lapangan OR 1 1
17 Ruang sirkulasi 0 0
18 Ruang aula 0
Sumber : Program Sarana Prasarana SMA Negeri 9 Purworejo Tahun 2012 2013
Dari data tersebut bisa dilihat bahwa, prasarana di SMA Negeri
9 Purworejo belum memenuhi standar sarana prasarana. Kebutuhan
prasarana di SMA Negeri 9 Purworejo harus diusahakan terpenuhi
untuk mampu mendukung proses pembelajaran yang baik di sekolah.
Berikut adalah data kebutuhan prasarana sekolah pada tahun pelajaran
2012/2013.
Tabel 4.12 Data Kebutuhan Prasarana SMA Negeri 9 Purworejo Tahun
Pelajaran 2012/2013 No Jenis ruang Jumlah ruang Rusak/pengadaan keterangan
5 Kamar mandi/WC 10 4 Rehab
6 Ruang kelas 12 6 Rehab
7 Gudang 0 1 pengadaan
11 Ruang perpustakaan 0 1 pengadaan
13 Ruang multimedia 0 1 pengadaan
14 Ruang UKS 1 1 Rehab
15 Ruang OSIS 1 1 Rehab
17 Ruang sirkulasi 0 1 pengadaan
18 Ruang aula 0 1 pengadaan
Sumber : Program Sarana Prasarana SMA Negeri 9 Purworejo Tahun 2012 2013
Dilihat dari tabel di atas, SMA Negeri 9 Purworejo memerlu-
kan rehab ruang kelas dan kamar mandi serta pengadaan gudang, ruang
perpustakaan, ruang multimedia, ruang sirkulasi dan ruang aula.
Sekolah membuat program sarana prasarana untuk menentukan
prioritas kebutuhan dan kegiatan pemenuhan sarana prasarana karena
tidak akan mampu untuk memenuhi semua kebutuhan yang ada.
Public Organization Private Partnership Studi Tentang Kemitraan dalam Pemenuhan Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Negeri Kabupaten Purworejo
138
Dari uraian di atas, dari ketiga sekolah yang diteliti, dapat
diambil kesimpulan bahwa sekolah negeri di Kabupaten Purworejo
memerlukan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana yang sangat
besar. Di SMA Negeri 1 Purworejo, sekolah yang sangat besar dengan
jumlah siswa lebih banyak, kebutuhan sarana prasarana justru semakin
tinggi. Kebutuhan sarana prasarana terus mengalami perubahan setiap
saat, bisa saja di tahun tertentu sekolah ini sudah dinyatakan
memenuhi standar sarana prasarana, namun seiring waktu berjalan,
sekolah ini membutuhkan pemeliharaan, perawatan bahkan pengadaan
sarana prasarana baru.
Sekolah lain karena usia sudah lebih antara 30 sampai dengan
50 tahun, seperti SMA Negeri 3 Purworejo, memerlukan perbaikan
atau rehab ruang-ruang yang penting untuk pelaksanaan pembelajaran.
SMA Negeri 3 Purworejo juga masih memerlukan pengadaan ruang
kelas, ruang laboratorium, rehab ruang kelas dan pengadaan prasarana
lainnya. Sekolah yang relatif muda, yaitu SMA Negeri 9 Purworejo,
selain memerlukan rehab beberapa ruang, lebih banyak memerlukan
pengadaan ruang-ruang tertentu untuk menunjang proses pembela-
jaran. Kebutuhan prasarana pendidikan juga tidak berhenti di satu titik
waktu, tetapi terus bertambah seiring bertambahnya waktu dan
tuntutan perubahan.
Bagaimana sekolah memenuhi kebutuhan pemenuhan standar
sarana prasarana untuk menunjang proses pembelajaran sehingga
mampu memberikan layanan pendidikan berkualitas adalah
merupakan pembahasan di bab berikutnya. Apakah semuanya
merupakan tanggung jawab negara, tanggung jawab masyarakat atau
tanggung jawab pihak swasta, atau merupakan tanggung jawab
bersama.