Gambaran Umum Kota Surabaya

65
20 BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kota Semarang 3.1.1 Kondisi Fisik 3.1.1.1 Orientasi Kota Semarang merupakan ibukota propinsi Jawa Tengah, berada pada perlintasan jalur jalan Utara pulau Jawa yang menghubungkan Kota Surabaya dan Jakarta. Kota Semarang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat baik di bidang industri dan jasa, permukiman, perdidikan, perdagangan maupun transportasi. Seiring dengan perkembangan wilayah perkotaan tersebut, maka terjadi alih fungsi lahan yang tadinya merupakan lahan pertanian yang tidak terbangun menjadi daerah terbangun (built up area). Perubahan ini menyebabkan peningkatan kepadatan penduduk dan kepadatan permukiman. Perluasan lahan terbangun baik difungsikan sebagai permukiman, perdagangan maupun industri secara otomatis akan memicu permasalahan penurunan kualitas lingkungan. Permasalahan tersebut sering terjadi di wilayah perkotaan pada umumnya. Masalah banjir, sampah, polusi udara, pencemaran air, penurunan kualitas dan kuantitas air tanah merupakan masalah pelik yang sering terjadi di wilayah perkotaan, sehingga masalah-masalah tersebut perlu segera ditanggulangi secara terencana dan terpadu. 3.1.1.2 Letak Geografis dan Batas Administratif Kota Semarang terletak antara garis 6 o 50’–7 o 10’ LS dan 109 o 35’– 110 o 50’ BT. Secara administratif, Kota Semarang dibatasi oleh: Sebelah Utara : Laut Jawa Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang Sebelah Barat : Kabupaten Kendal Sebelah Timur : Kabupaten Demak Peta batas administrasi Kota Semarang dapat dilihat pada peta 3.1.

description

Kondisi Fisik, sosial kependudukan, ekonomi, fasilitas dan utilitas kota semarang

Transcript of Gambaran Umum Kota Surabaya

Page 1: Gambaran Umum Kota Surabaya

20

BAB 3

GAMBARAN UMUM WILAYAH

3.1 Gambaran Umum Kota Semarang

3.1.1 Kondisi Fisik

3.1.1.1 Orientasi

Kota Semarang merupakan ibukota propinsi Jawa Tengah, berada pada

perlintasan jalur jalan Utara pulau Jawa yang menghubungkan Kota Surabaya

dan Jakarta.

Kota Semarang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat baik di

bidang industri dan jasa, permukiman, perdidikan, perdagangan maupun

transportasi. Seiring dengan perkembangan wilayah perkotaan tersebut, maka

terjadi alih fungsi lahan yang tadinya merupakan lahan pertanian yang tidak

terbangun menjadi daerah terbangun (built up area). Perubahan ini

menyebabkan peningkatan kepadatan penduduk dan kepadatan permukiman.

Perluasan lahan terbangun baik difungsikan sebagai permukiman,

perdagangan maupun industri secara otomatis akan memicu permasalahan

penurunan kualitas lingkungan. Permasalahan tersebut sering terjadi di wilayah

perkotaan pada umumnya. Masalah banjir, sampah, polusi udara, pencemaran

air, penurunan kualitas dan kuantitas air tanah merupakan masalah pelik yang

sering terjadi di wilayah perkotaan, sehingga masalah-masalah tersebut perlu

segera ditanggulangi secara terencana dan terpadu.

3.1.1.2 Letak Geografis dan Batas Administratif

Kota Semarang terletak antara garis 6o50’–7o10’ LS dan 109o35’–

110o50’ BT. Secara administratif, Kota Semarang dibatasi oleh:

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang

Sebelah Barat : Kabupaten Kendal

Sebelah Timur : Kabupaten Demak

Peta batas administrasi Kota Semarang dapat dilihat pada peta 3.1.

Page 2: Gambaran Umum Kota Surabaya

21

Page 3: Gambaran Umum Kota Surabaya

22

Secara administratif, Kota Semarang terbagi atas 16 wilayah

Kecamatan yaitu Kecamatan Mijen (terdiri atas 14 Kelurahan), Kecamatan

Gunung Pati (terdiri atas 16 Kelurahan), Kecamatan Banyumanik (terdiri atas

11 Kelurahan), Kecamatan Gajahmungkur (terdiri atas 8 Kelurahan),

Kecamatan Semarang Selatan (terdiri atas 10 Kelurahan), Kecamatan

Candisari (terdiri atas 7 Kelurahan), Kecamatan Tembalang (terdiri atas 12

Kelurahan), Kecamatan Pedurungan (terdiri atas 12 Kelurahan), Kecamatan

Genuk (terdiri atas 13 Kelurahan), Kecamatan Gayamsari (terdiri atas 7

Kelurahan), Kecamatan Semarang Timur (terdiri atas 10 Kelurahan),

Kecamatan Semarang Utara (terdiri atas 9 Kelurahan), Kecamatan Semarang

Tengah (terdiri atas 15 Kelurahan), Kecamatan Semarang Barat (terdiri atas 16

Kelurahan), Kecamatan Tugu (terdiri atas 7 Kelurahan) dan Kecamatan

Ngaliyan (terdiri atas 10 Kelurahan). Total dari 16 wilayah kecamatan yang

ada di Kota Semarang terdapat 177 Kelurahan.

Luas wilayah Kota Semarang tercatat 373,70 Km2. Luas yang ada

terdiri dari 39,56 Km2 (10,59%) tanah sawah dan 334,14 (89,41%) bukan lahan

sawah. Menurut penggunaannya, luas tanah sawah terbesar merupakan tanah

sawah tadah hujan (53,12%) dan hanya sekitar 19,97% nya saja yang dapat

ditanami dua kali.

Wilayah di Kota Semarang memiliki ketinggian antara 0,75 sampai

dengan 348 meter di atas permukaan air laut. Wilayah dengan ketinggian 0,75

meter di atas permukaan air laut terdapat di dataran pesisir pantai yang terdapat

di Kota Semarang bagian Utara. Sedangkan wilayah dengan ketinggian 348

meter di atas permukaan air laut terdapat di dataran tinggi yaitu pada

Kecamatan Gunungpati sebelah Timur Laut. Panjang garis pantai di Kota

Semarang meliputi 13,6 Km.

Berikut ini adalah pembagian wilayah di Kota Semarang beserta luas

lahan yang dimiliki oleh masing-masing wilayah, dapat dilihat pada tabel 3.1.

Page 4: Gambaran Umum Kota Surabaya

23

Tabel 3.1

Kecamatan dan Luas Daerah serta Jumlah Desa di Kota Semarang

No. Kecamatan

Luas

Daerah

(Km2)

Desa atau Kelurahan Jumlah

Desa

1. Mijen 55,75

Cangkiran, Bubakan, Karang

Malang, Polaman, Purwosari,

Tambangan, Jatisari, Mijen,

Jati Barang, Kedung Pane,

Pesantren, Ngadirgo,

Wonopolo, Wonoplumbon.

14

2. Gunung Pati 54,11

Gunung Pati, Plalangan,

Sumerrejo, Pakintelan,

Mangunsari, Patemon, Ngijo,

Nongko Sawit, Cepoko,

Jatirejo, Kandri, Pongangan,

Kali Segoro, Sekaran,

Sukorejo, Sadeng.

16

3. Banyumanik 25,69

Pundakpayung, Gedawang,

Jabungan, Padangsari,

Banyumanik, Srondol Wetan,

Pedalangan, Sumur Boto,

Srondol Kulon, Tinjomoyo,

Ngesrep.

11

4. Gajahmungkur 9,07

Sampangan, Bendan Dhuwur,

Karangrejo, Gajah Mungur,

Bendan Ngisor, Petompon,

Bendungan, Lempongsari.

08

5. Semarang

Selatan 5,93

Bulustalan, Barusari,

Randusari, Mugassari,

Pleburan, Wonodri,

Peterongan, Lamper Kidul,

Lamper Lor, Lamper Tengah.

10

6. Candisari 6,54

Jatingaleh, Karanganyar

Gunung, Jomblang, Candi,

Kaliwiru, Wonotingal,

Tegalsari.

07

7. Tembalang 44,20

Rowosari, Meteseh, Kramas,

Tembalang, Bulusan,

Mangunharjo, Sendang

Mulyo, Sambiroto, Jangli,

Tandang, Kedung Mundu,

Sendangguwo.

12

8. Pedurungan 20,72 Jgemah, Pedurungan Kidul,

Pedurungan Lor, Tlogomulyo, 12

Page 5: Gambaran Umum Kota Surabaya

24

Pedurungan Tengah, Palebon,

Kalicari, Tlogosari Kulon,

Tlogosari Wetan, Muktiharjo

Kidul.

9. Genuk 27,39

Muktiharjo Lor, Gebangsari,

Genuksari, Bangetayu Kulon,

Bangetayu Wetan,

Sembungharjo, Penggaron

Lor, Kudu,

Karangroto,Banjardowo,

Trimulyo, Terboyo Wetan,

Terboyo Kulon.

13

10. Gayamsari 6,18

Pandean Lamper, Gayamsari,

Siwalan, Sambirejo, Sawah

Besar, Kaligawe,Tambakrejo.

07

11. Semarang

Timur 7,70

Karang Turi, Karangtempel,

Rejosari, Sarirejo, Kebon

Agung, Bugangan,

Mlatiharjo, Mlatibaru,

Rejomulyo, Kemijen.

10

12. Semarang

Utara 10,97

Bulu Lor, Plombokan,

Panggung Kidul, Panggung

Lor, Kuningan, Purwosari,

Dadapsari, Bandarharjo,

Tanjung Emas.

09

13. Semarang

Tengah 6,14

Pekunden, Karang Kidul,

Jagalan, Brumbungan,

Miroto, Kabahan, Kranggan,

Purwodinatan, Kauman,

Bangunharjo, Kembang Sari,

Pandan Sari, Sekayu,

Pindrikan Kidul, Pindrikan

Lor.

15

14. Semarang

Barat 21,74

Kembang Arum, Manyaran,

Ngemplak Simongan,

Bongasari, Bojong Salaman,

Cabean, Salaman Mloyo,

Gisik Grono, Kalibanteng

Kidul, Kalibanteng Kulon,

Krapyak, Tambakharjo,

Tawangsaari, Karang Ayu,

Krobokan, Tawangmas.

16

15. Tugu 31,78

Jrakah, Tugurejo, Karang

Anyar, Randugarut,

Mangkang Wetan,

07

Page 6: Gambaran Umum Kota Surabaya

25

Mangkunharjo, Mangun

Kulon

16. Ngaliyan 37,99

Podorejo, Wates, Bringin,

Ngaliyan, Banbankaret,

Kalipancur, Purwoyoso,

Tambakaji, Gondoriyo,

Wonosari.

10

Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2010

3.1.1.3 Topografi

Kota Semarang memiliki karakteristik topografi yang unik, yaitu

berupa daerah pantai dan daerah perbukitan. Elevasi topografi berada pada

ketinggian antara 0,75 meter sampai sekitar 350 meter diatas permukaan air

laut (mdpl). Kondisi topografi menciptakan potensi ponorama yang indah dan

ekosistem yang lebih beragam.

Ketinggian 0,75-90,5 mdpl termasuk dalam kawasan Pusat Kota

Semarang (dataran rendah Semarang bagian utara) yang diwakili oleh titik

tinggi di Daerah Pantai Pelabuhan Tanjung Mas, Simpang Lima, Candibaru.

Sedangkan ketinggian 90,5-348 mdpl terletak pada dearah pinggir Kota

Semarang, yang terbesar disepanjang arah mata angin yang diwakilin oleh titik

tinggi yang berlokasi di jatingaleh dan Gombel, Semarang Selatan, Tugu,

Mijen dan Gunungpati.

Kondisi topografi Kota Semarang terdiri dari:

a. Dataran pesisir pantai : 1% dari luas wilayah total dengan

ketinggian wilayah 0-0,75 mdpl

b. Dataran rendah : 33% dari laus wilayah total dengan

ketinggian wilayah 0,75-5 mdpl

c. Dataran tinggi : 66% dari luas wilayah total dengan

ketinggian wilayah 5-348 mdpl.

Page 7: Gambaran Umum Kota Surabaya

26

Kondisi lereng tanah Kota Semarang dibagi menjadi 4 jenis kelerengan

yaitu:

a. Lereng I (0-2%), luas wilayah Kota Semarang dengan lereng

sebesar 0-2% adalah sebesar 16.574,6 Ha (43%). Sebaran wilayah

dengan tingkat kelerengan ini sebagian besar berada meliput

Kecamatan Genuk, Pedurungan, Gayamsari, Semarang Timur,

Semarang Utara dan Tugu serta sebagian wilayah Kecamatan

Tembalang, Banyumanik dan Mijen.

b. Lereng II (2-15%), dengan luas wilayah sebesar 14.090,5 Ha (37%).

Wilayah di Kota Semarang dengan tingkat kelerengan ini meliputi

Kecamatan Semarang Barat, Semarang Selatan, Candisari,

Gajahmungkur, Gunung Pati dan Ngaliyan.

c. Lereng III (15-40%), meliputi wilayah di sekitar Kaligarang dan

Kali Kreo (Kecamatan Gunung Pati), sebagian wilayah Kecamatan

Mijen (daerah Wonoplumbon), sebagian wilayah Kecamatan

Banyumanik dan Kecamatan Candisari dengan luas keseluruhan

sebesar 7.050,8 Ha (18%).

d. Lereng IV (>40%), meliputi sebagaian wilayah Banyumanik

(sebelah Tenggara), dan sebagian wilayah kecamatan Gunug Pati,

terutama di sekitar Kaligarang dan Kalikripik yang memiliki

keseluruhan luasan sebesar 766,7 Ha (2%).

Ketinggian Kota Semarang yang bervariasi ini menjadikan

pemanfaatan bagian atas Kota Semarang harus berhati-hati dengan lebih

difungsikan sebagai daerah konservasi untuk melindungi Kota Semarang

bagian bawah, sedangkan Kota Semarang bagian bawah perlu kehati-hatian

pula karena kawasan ini merupakan kawasan pesisir yang rawan banjir dan rob.

Page 8: Gambaran Umum Kota Surabaya

27

Tabel 3.2

Ketinggian Tempat Kota Semarang

No. Bagian Wilayah Ketinggian (mdpl)

1 Daerah Pantai 0,75

2 Pusat Keramaian Kota

(Depan Hotel Dibya Puri Semarang) 2,45

3 Simpang Lima 3,49

4 Candi Baru 90,56

5 Jatingaleh 136,00

6 Gombel 270,00

7

Gunungpati

- Sebelah Barat 259,00

- Sebelah Timur Laut 348,00

8 Mijen 253,00

Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2010

3.1.1.4 Hidrologi

Kota Semarang dalam suatu sistem hidrologi merupakan kawasan yang

berada pada kaki bukit Gunung Ungaran, mengalir beberapa sungai yang

tergolong besar seperti yaitu Kali Baselo, Kali Beringin, Kali Silandak, Kali

Siangker, Kali Kreo, Kali Kripik, Kali Garang, Kali Candi, Kali Bajak, Kali

Kedungmundu dan Kali Penggaron.

Kali Garang yang bermata air di gunung Ungaran, alur sungainya

memanjang ke arah Utara hingga mencapai Pegandan tepatnya di Tugu

Soeharto, bertemu dengan aliran Kali Kreo dan Kali Kripik. Kali Garang

sebagai sungai utama pembentuk kota bawah yang mengalir membelah

lembah-lembah Gunung Ungaran mengikuti alur yang berbelok-belok dengan

aliran yang cukup deras. Setelah diadakan pengukuran debit Kali Garang

mempunyai debit 53,0 % dari debit total dan kali Kreo 34,7 % selanjutnya Kali

Kripik 12,3 %. Oleh karena Kali Garang memberikan airnya yang cukup

dominan bagi Kota Semarang, maka langkah-langkah untuk menjaga

Page 9: Gambaran Umum Kota Surabaya

28

kelestariannya juga terus dilakukan. Karena Kali Garang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan air minum warga Kota Semarang.

Air tanah bebas ini merupakan air tanah yang terdapat pada lapisan

pembawa air (aquifer) dan tidak tertutup oleh lapisan kedap air. Permukaan air

tanah bebas ini sangat dipengaruhi oleh musim dan keadaan lingkungan

sekitarnya. Penduduk Kota Semarang yang berada di dataran rendah, banyak

memanfaatkan air tanah ini dengan membuat sumur-sumur gali (dangkal)

dengan kedalaman rata-rata 3-18 m. Sedangkan untuk peduduk di dataran

tinggi hanya dapat memanfaatkan sumur gali pada musim penghujan dengan

kedalaman berkisar antara 20-40 m.

Air tanah tertekan adalah air yang terkandung di dalam suatu lapisan

pembawa air yang berada diantara 2 lapisan batuan kedap air sehingga hampir

tetap debitnya disamping kualitasnya juga memenuhi syarat sebagai air bersih.

Debit air ini sedikit sekali dipengaruhi oleh musim dan keadaan di

sekelilingnya. Untuk daerah Semarang bawah lapisan aquifer di dapat dari

endapan alluvial dan delta sungai Garang. Kedalaman lapisan aquifer ini

berkisar antara 50 - 90 meter, terletak di ujung Timur laut Kota dan pada mulut

sungai Garang lama yang terletak di pertemuan antara lembah sungai Garang

dengan dataran pantai. Kelompok aquifer delta Garang ini disebut pula

kelompok aquifer utama karena merupakan sumber air tanah yang potensial

dan bersifat tawar. untuk daerah Semarang yang berbatasan dengan kaki

perbukitan air tanah artois ini terletak pada endapan pasir dan konglomerat

formasi damar yang mulai diketemukan pada kedalaman antara 50 - 90 m. Pada

daerah perbukitan kondisi artois masih mungkin ditemukan. karena adanya

formasi damar yang permeable dan sering mengandung sisipan-sisipan batuan

lanau atau batu lempung.

Sebagai daerah hilir, dengan sendirinya merupakan daerah limpasan

debet air dari sungai yang melintas dan mengakibatkan terjadinya banjir pada

musim penghujan. Kondisi ini diperparah oleh karakteristik kontur wilayah

berbukit dengan perbedaan ketinggian yang sangat curam sehingga curah hujan

yang terjadi di daerah hulu akan sangat cepat mengalir ke daerah hilir.

Page 10: Gambaran Umum Kota Surabaya

29

3.1.1.5 Klimatologi

Kota Semarang memiliki iklim tropis dengan dua jenis musim, yaitu

musim kemarau dan musim penghujan yang memiliki siklus bergantian selama

lebih kurang enam bulan. Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi dan

Geofisika (BMKG), pada umumnya hujan di Kota Semarang turun pada bulan

Desember sampai Mei, sedangka antara bulan Juni sampai November

merupakan musim kemarau.

Kota Semarang memiliki curah hujan 1500 mm/tahun sampai 3000

mm/tahun. Antara tahun 1963 sampai dengan 1955, curah hujan efektif

konstan, yaitu rata-rata 2398,76 mm/tahun. Sedangkan rata-rata hujan per

bulan pada tahun 2006 adalah 109 hari dengan jumlah curah hujan 2153 mm.

Temperatur udara Kota ini berkisar 25,80oC sampai dengan 29,30oC.

Kelembaban udara rata-rata berkisar dari 62% sampai dengan 84%. Arah angin

sebagian besar bergerak dari Tenggara menuju Barat Laut, dengan kecepatan

rata-rata berkisar antara 5,7 km/jam. Pada tahun 2006, temperatur udara rata-

rata 32oC, sehingga Kota Semarang secara umum dikatakan besuhu udara

panas. Sedangkan kisaran radiasi matahari rata-rata Kota Semarang ialah 5-

10,5 jam per hari dengan penyinaran minimum rata-rata 5 jam per hari bila

musim hujan. Radiasi sinar matahari maksimum 10,5 jam per hari.

Tabel 3.3

Rata-Rata Curah Hujan Tiap Kecamatan di Kota Semarang

Kecamatan 2009 2010 2011 2012 2013

Mijen 157,33 284,00 294,00 94,00 0,00

Gunungpati 233,50 273,00 265,00 233,00 286,00

Gajah Mungkur 133,75 246,00 188,00 256,00 254,00

Banyumanik 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Semarang Selatan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Page 11: Gambaran Umum Kota Surabaya

30

Candisari 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Tembalang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Pedurungan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Genuk 0,00 177,00 123,00 235,00 214,00

Gayamsari 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Semarang Timur 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Semarang Utara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Semarang Tengah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Semarang Barat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Tugu 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Ngaliyan 90,24 216,00 136,00 218,00 211,00

Jumlah 153.75 239.20 201.20 207.00 241.00

Sumber: Kota Semarang Dalam Angka (BPS)

3.1.1.6 Tata Guna Lahan

Pola tata guna lahan di Kota Semarang terdiri dari pemukiman, tegalan,

kebun campuran, sawah, tambak, hutan, perusahaan, jasa, industri dan

penggunaan lainnya dengan sebaran pemukiman sebesar 33,12%, tegalan

sebesar 23,81%, kebun campuran sebesar 13,47%, sawah sebesar 11,68%,

penggunaan lainnya yang meliputi jalan, sungai dan tanah kosong sebesar

6,82%, tambak sebesar 6,96%, hutan sebesar 3,69%, Perusahaan 2,42%, Jasa

sebesar 1,52% dan Industri sebesar 1,26%.

Sebagaimana diatur di dalam Perda Nomor 5 Tahun 2004 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang Tahun 2000-2010,

telah ditetapkan kawasan yang berfungsi lindung dan kawasan yang berfungsi

budidaya. Kawasan Lindung, meliputi kawasan yang melindungi kawasan di

bawahnya, kawasan lindung setempat dan kawasan rawan bencana. Kawasan

Page 12: Gambaran Umum Kota Surabaya

31

yang melindungi kawasan di bawahnya adalah kawasan-kawasan dengan

kemiringan >40% yang tersebar di wilayah bagian Selatan. Kawasan lindung

setempat adalah kawasan sempadan pantai, sempadan sungai, sempadan

waduk, dan sempadan mata air. Kawasan lindung rawan bencana merupakan

kawasan yang mempunyai kerentanan bencana longsor dan gerakan tanah.

Kegiatan budidaya dikembangkan dalam alokasi pengembangan fungsi

budidaya.

Lahan pertanian kering berlokasi berada di sebelah selatan wilayah kota

yang berbukit-bukit sedangkan lahan sawah berlokasi di wilayah Semarang

bawah sebagian lagi di wilayah Gunungpati dan Mijen. Peruntukan lahan untuk

industri seluas 750,1215 Ha berlokasi di kawasan industri Tugu dan Genuk,

sebagian lagi ada di wilayah Pedurungan dan Semarang Barat. Lokasi industri

lainnya ada di wilayah Banyumanik dan Simongan, untuk kedua wilayah ini

sudah tidak sesuai dengan Rencana Induk Kota namun mengingat keberadaan

industri tersebut sebelum tersusunnya RIK, maka untuk sementara masih

ditoleransi sambil dipindahkan secara bertahap.

Tabel 3.4

Tata Guna Lahan Kota Semarang

No Guna Lahan Luas (Ha) Persentase(%)

1 Permukiman 12.355,96 33,12

2 Lahan Kering/Tegalan 8.884,30 23,81

3 Sawah 4.360,88 11,68

4 Kebun 5.140,23 13,78

5 Perkebunan 873,48 2,34

6 Pertambangan Terbuka 137,31 0,36

7 Industri dan Pariwisata 1.023,03 2,74

8 Perhubungan 483,14 1,29

Page 13: Gambaran Umum Kota Surabaya

32

9 Lahan Berhutan 1.377,21 3,69

10 Lahan Terbuka 413,80 1,10

11 Perairan darat 1775,00 4,75

12 Lain-lain 2.545,63 6,82

Luas Lahan 37.360,00 100,00

Sumber: Semarang dalam Angka (BPS)

3.1.2 Sosial Kependudukan

3.1.2.1 Jumlah Penduduk

Berdasarkan hasil registrasi penduduk tahun 2013, jumlah penduduk

Kota Semarang tercatat sebesar 1.572.105 jiwa dengan pertumbuhan penduduk

selama tahun 2013 sebesar 0,83%. Kondisi tersebut memberi arti bahwa

pembangunan kependudukan, khususnya usaha untuk menurunkan jumlah

kelahiran, memberikan hasil yang nyata.

Sekitar 71,57% penduduk Kota Semarang berumur produktif (15-64)

tahun, sehingga angka beban tanggungan, yaitu perbandingan antara penduduk

usia produktif dengan penduduk usia tidak produktif (0-14 dan 65 tahun ke

atas) pada tahun 2012 sebesar 36,72% yang berarti 100 orang penduduk usia

produktif menanggung beban 40 orang penduduk usia tidak produktif.

Dalam kurun waktu 5 tahun (2009-2013), kepadatan penduduk

cenderung naik seiring dengan kenaikan jumlah penduduk. Di sisi lain,

penyebaran penduduk di masing-masing kecamatan belum merata. Di wilayah

Kota Semarang, tercatat kecamatan Semarang Selatan sebagai wilayah

terpadat, sedangkan kecamatan Mijen merupakan wilayah yang kepadatannya

paling rendah.

Page 14: Gambaran Umum Kota Surabaya

33

Tabel 3.5

Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Di Kota Semarang

Kecamatan Luas Wilayah

(Km)

Jumlah Kepadatan

Penduduk

(Jiwa/Km2)

Rmh

Tangga Penduduk

Mijen 57,55 17.088 57.887 1.006

Gunungpati 54,11 21.445 75.885 1.402

Banyumanik 25,69 35.859 130.494 5.080

Gajah

Mungkur 9,07 15.184 63.599 7.012

Smg. Selatan 5,93 27.830 82.293 13.882

Candisari 6,54 19.878 79.706 12.187

Tembalang 44,20 43.947 147.564 3.339

Pedurungan 20,72 45.388 177.143 8.549

Genuk 27,39 25.157 93.439 3.411

Gayamsari 6,18 19.512 73.745 11.939

Smg. Timur 7,70 21.886 78.622 10.211

Smg. Utara 10,97 32.202 128.026 11.671

Smg. Tengah 6,14 20.809 71.200 11.596

Smg. Barat 21,74 46.849 158.668 7.298

Tugu 31,78 8.704 31.279 984

Ngaliyan 37,99 40.351 122.555 3.226

Jumlah 2013 373.70 442.089 1.572.105 4.207

2012 373.70 435.184 1.559.198 4.172

2011 373.70 429.268 1.544.358 4.133

2010 373.70 438.537 1.527.433 4.087

2009 373.70 413.806 1.506.924 4.032

Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2014

Page 15: Gambaran Umum Kota Surabaya

34

3.1.2.2 Struktur Penduduk

Struktur penduduk Kota Semarang dapat dibedakan menurut warga

negara, kelompok usia, agama dan mata pencaharian.

Tabel 3.6

Banyaknya Penduduk Menurut Warga Negara

Di Kota Semarang

Kecamatan Warga Negara Indonesia

Laki-laki Perempuan Jumlah

Mijen 29,192 28,695 57,887

Gunungpati 37,963 37,922 75,885

Banyumanik 64,112 66,326 130,438

Gajah Mungkur 31,827 31,717 63,544

Smg. Selatan 40,752 41,534 82,286

Candisari 39,509 40,185 79,694

Tembalang 74,627 72,931 147,558

Pedurungan 87,364 89,677 177,041

Genuk 46,912 46,527 93,439

Gayamsari 37,254 36,491 73,745

Smg. Timur 38,657 39,933 78,590

Smg. Utara 62,242 65,760 128,002

Smg. Tengah 34,584 36,206 70,790

Smg. Barat 78,955 79,688 158,643

Tugu 15,642 15,637 31,279

Ngaliyan 61,157 61,363 122,520

Jumlah 2013 780,749 790,592 1,571,341

2012 775,331 783,049 1,558,380

2011 767,446 776,111 1,543,557

2010 757,712 768,686 1,526,398

2009 747,982 757,927 1,505,909

Page 16: Gambaran Umum Kota Surabaya

35

Kecamatan

Banyaknya Penduduk Mnrt Warga Negara

WNI + WNA

Laki-laki Perempuan Jumlah

Mijen 29,192 28,695 57,887

Gunungpati 37,963 37,922 75,885

Banyumanik 64,158 66,336 130,494

Gajah Mungkur 31,859 31,740 63,599

Smg. Selatan 40,758 41,535 82,293

Candisari 39,517 40,189 79,706

Tembalang 74,629 72,935 147,564

Pedurungan 87,441 89,702 177,143

Genuk 46,912 46,527 93,439

Gayamsari 37,254 36,491 73,745

Smg. Timur 38,671 39,951 78,622

Smg. Utara 62,256 65,770 128,026

Smg. Tengah 34,766 36,434 71,200

Smg. Barat 78,970 79,698 158,668

Tugu 15,642 15,637 31,279

Ngaliyan 61,188 61,367 122,550

Jumlah 2013 781,176 790,929 1,572,105

2012 775,793 783,405 1,559,198

2011 767,884 776,474 1,544,358

2010 758,267 769,166 1,527,433

2009 748,515 758,409 1,506,924

Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2013

Page 17: Gambaran Umum Kota Surabaya

36

Tabel 3.7

Banyaknya Penduduk Menurut Kelompok Usia

Di Kota Semarang

Kelompok Usia Banyaknya Penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 65,631 60,246 125,876

5-9 65,099 59,980 125,079

10-14 62,640 58,791 121,431

15-19 71,021 74,644 145,665

20-24 76,398 77,705 154,103

25-29 73,987 74,578 148,564

30-34 68,859 69,535 138,394

35-39 61,316 63,031 124,347

40-44 57,042 61,032 118,074

45-49 50,860 54,908 105,768

50-54 44,775 44,900 89,675

55-59 33,420 30,606 64,025

60-64 17,757 18,806 36,562

65+ 32,373 42,167 74,540

Jumlah 2013 781,176 790,929 1,572,105

2012 775,793 783,405 1,559,198

2011 767,884 776,474 1,544,358

2010 758,267 769,166 1,527,433

2009 748,515 758,409 1,506,924

Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2013

Page 18: Gambaran Umum Kota Surabaya

37

Tabel 3.8

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Di Kota Semarang

Kecamatan

Pemeluk Agama

Islam Kristen

Katholik

Kristen

Protestan Budha

Mijen 54,489 1,482 1,851 15

Gunungpati 72,942 1,279 1,353 202

Banyumanik 106,696 12,140 10,677 665

Gajah Mungkur 55,169 4,401 3,700 173

Smg. Selatan 66,123 7,368 6,668 644

Candisari 65,105 6,768 6,651 503

Tembalang 127,554 9,523 9,737 384

Pedurungan 146,448 13,214 13,770 1,590

Genuk 88,330 2,480 2,398 119

Gayamsari 65,956 3,485 3,109 747

Smg. Timur 53,793 11,242 9,904 2,290

Smg. Utara 102,550 11,372 10,132 2,379

Smg. Tengah 43,300 10,305 9,651 6,298

Smg. Barat 124,783 14,790 14,903 1,590

Tugu 30,421 145 173 12

Ngaliyan 108,905 5,866 6,077 824

Jumlah 2013 1,312,562 115,858 110,753 18,433

2012 1,258,073 114,376 108,902 18,418

2011 1,288,502 114,857 109,707 18,496

2010 1,272,693 114,311 109,104 18,530

2009 1,251,059 114,636 109,266 18,994

Page 19: Gambaran Umum Kota Surabaya

38

Kecamatan Pemeluk Agama

Hindu Lainnya Jumlah

Mijen 50 0 57,887

Gunungpati 109 0 75,885

Banyumanik 316 0 130,494

Gajah Mungkur 157 0 63,599

Smg. Selatan 1,133 358 82,293

Candisari 589 91 79,706

Tembalang 267 99 147,564

Pedurungan 897 1,225 177,143

Genuk 113 0 93,439

Gayamsari 396 52 73,745

Smg. Timur 1,267 126 78,622

Smg. Utara 397 36 126,866

Smg. Tengah 1,449 198 71,200

Smg. Barat 2,603 0 158,668

Tugu 7 0 30,758

Ngaliyan 787 96 122,555

Jumlah 2013 10,537 2,281 1,570,424

2012 10,533 2,272 1,559,198

2011 10,537 2,259 1,544,358

2010 10,545 2,250 1,527,433

2009 10,729 2,241 1,506,924

Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2013

Page 20: Gambaran Umum Kota Surabaya

39

Tabel 3.9

Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Di Kota Semarang

Kecamatan

Mata Pencaharian Penduduk

Petani

Sendiri

Buruh

Tani Nelayan

Mijen 4,000 5,873 0

Gunungpati 5,493 0 17

Banyumanik 2,483 0 0

Gajah Mungkur 0 25 0

Smg. Selatan 0 0 0

Candisari 0 0 0

Tembalang 538 444 0

Pedurungan 1,057 1,702 0

Genuk 6,635 3,018 61

Gayamsari 115 0 104

Smg. Timur 0 0 0

Smg. Utara 0 0 1,875

Smg. Tengah 0 0 0

Smg. Barat 117 107 141

Tugu 780 2,438 458

Ngaliyan 5,722 4,926 0

Jumlah 2013 26,940 18,534 2,657

2012 26,718 18,382 2,635

2011 26,123 17,917 2,610

2010 25,837 17,720 2,581

2009 24,165 16,726 2,615

Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2013

Page 21: Gambaran Umum Kota Surabaya

40

Kecamatan

Mata Pencaharian Penduduk

Pengusaha Buruh

Industri

Buruh

Bangunan

Mijen 210 6,209 3,631

Gunungpati 229 7,273 6,171

Banyumanik 1,102 1,633 8,763

Gajah Mungkur 362 2,075 1,540

Smg. Selatan 10,153 9,373 48

Candisari 546 9,144 10,041

Tembalang 99 528 528

Pedurungan 3,581 30,863 18,239

Genuk 127 18,917 5,940

Gayamsari 251 20,823 8,971

Smg. Timur 3,373 13,375 3,476

Smg. Utara 12,371 8,702 1,975

Smg. Tengah 2,877 4,302 2,561

Smg. Barat 12,297 18,530 3,216

Tugu 523 4,243 1,976

Ngaliyan 5,058 20,645 5,692

Jumlah 2013 53,160 176,635 82,766

2012 52,723 175,185 82,087

2011 52,672 173,615 81,281

2010 52,095 171,712 80,390

2009 52,993 168,991 78,463

Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2013

Page 22: Gambaran Umum Kota Surabaya

41

Kecamatan

Mata Pencaharian Penduduk

Pedagang Angkutan PNS &

TNI/Polri

Mijen 1,343 291 884

Gunungpati 1,801 263 2,169

Banyumanik 4,099 519 12,528

Gajah Mungkur 2,007 484 3,167

Smg. Selatan 6,704 354 8,474

Candisari 5,999 2,073 11,783

Tembalang 3,532 1,857 5,648

Pedurungan 9,825 4,247 17,117

Genuk 5,308 1,071 2,400

Gayamsari 6,460 1,104 2,672

Smg. Timur 17,021 4,141 2,731

Smg. Utara 4,513 1,245 2,275

Smg. Tengah 5,415 2,136 2,704

Smg. Barat 4,588 2,506 7,327

Tugu 1,204 192 646

Ngaliyan 6,358 3,069 12,221

Jumlah 2013 86,175 25,553 94,748

2012 85,468 25,344 93,970

2011 85,051 25,201 93,247

2010 84,119 24,925 92,226

2009 84,329 24,921 90,976

Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2013

Page 23: Gambaran Umum Kota Surabaya

42

Kecamatan Mata Pencaharian Penduduk

Pensiunan Lainnya Jumlah

Mijen 424 27 22,892

Gunungpati 482 3,027 26,924

Banyumanik 1,645 2,128 34,899

Gajah Mungkur 1,096 5,707 16,463

Smg. Selatan 4,223 6,739 46,067

Candisari 3,823 5,209 48,618

Tembalang 2,628 26,144 41,944

Pedurungan 3,108 18,946 108,685

Genuk 564 2,737 46,778

Gayamsari 603 125 41,228

Smg. Timur 1,120 122 45,361

Smg. Utara 2,284 11 35,251

Smg. Tengah 1,856 1 21,853

Smg. Barat 4,618 535 53,982

Tugu 0 8,727 21,188

Ngaliyan 11,249 1,519 76,458

Jumlah 2013 39,723 81,702 688,593

2012 39,397 81,031 682,940

2011 39,075 79,552 676,344

2010 39,646 78,680 668,932

2009 39,252 76,684 659,115

Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2013

Page 24: Gambaran Umum Kota Surabaya

43

Grafik 3.1

Persentase Penduduk Bekerja Menurut Mata Pencaharian

Di Kota Semarang

Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2013

3.1.2.3 Dinamika Penduduk

Dinamika penduduk di Kota Semarang dibedakan menjadi dua yaitu

dinamika secara alami dan non alami. Dinamika penduduk secara alami adalah

perubahan jumlah penduduk berdasarkan jumlah kelahiran dan kematian.

Dinamika penduduk secara alami dapat dilihat pada tabel 3.10

Tabel 3.10

Dinamika Penduduk Alami

Kota Semarang

Kecamatan

Tahun

2010 2011 2012 2013

Lahir Mati Lahir Mati Lahir Mati Lahir Mati

Mijen 949 323 872 346 899 327 775 251

Gn.Pati 900 371 1003 418 1095 384 1338 591

Banyumani

k 1907 772 1969 684 1794 736 2328 1004

Gajah

Mungkur 992 399 973 411 972 412 724 402

Smg.

Selatan 1057 610 1220 734 1073 650 925 550

Candisari 1162 682 1277 591 1261 621 1222 726

Tembalang 1878 617 2243 818 2505 892 2924 716

Pedurunga

n 2331 894 2706 918 2550 936 2650 943

Page 25: Gambaran Umum Kota Surabaya

44

Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2010-2013

Menurut tabel di atas, jumlah angka kelahiran tertinggi terjadi pada

tahun 2011 dengan jumlah 24.910 jiwa. Sedangkan jumlah angka kelahiran

terendah terjadi pada tahun 2010 dengan jumlah 22.724 jiwa. Jumlah angka

kematian tertinggi terjadi pada tahun 2011 dengan jumlah 10.454 jiwa.

Sedangkan angka kematian terendah terjadi pada tahun 2012 dengan jumlah

10.012 jiwa.

Sedangkan, dinamika penduduk non alami merupakan perubahan

jumlah penduduk berdasarkan jumlah imigrasi (datang) dan emigrasi (pindah).

Dinamika penduduk secara non alami dapat dilihat pada tabel 3.11

Tabel 3.11

Dinamika Penduduk Non-alami

Kota Semarang

Genuk 1564 444 1657 427 1717 424 1439 402

Gayamsari 1207 529 1261 466 1266 434 1174 450

Smg.

Timur 1181 819 1284 802 1065 666 1130 708

Smg. Utara 2086 1106 2274 1115 1939 1004 1775 1027

Smg.

Tengah 861 666 927 637 982 610 816 593

Smg. Barat 2.315 1223 2721 1208 2273 1122 2188 1042

Tugu 465 195 404 193 465 154 508 177

Ngaliyan 1869 625 2109 686 1818 650 1849 667

Jumlah 22724 10275 24910 10454 23634 10012 23765 10249

Kecamatan

Tahun

2010 2011 2012 2013

Dtg Pindah Dtg Pindah Dtg Pindah Dtg Pindah

Mijen 1847 1141 2262 876 2115 982 1604 824

Gn.Pati 1489 704 1794 946 1851 1011 1600 1056

Banyumani

k 3686 3132 3724 3624 3521 3967 2505 2505

Gajah

Mungkur 1424 1485 1432 1576 1394 1680 769 931

Smg.

Selatan 1694 2321 1658 2366 1481 2335 1166 1612

Candisari 1560 2369 1583 2425 1666 2224 1191 1669

Tembalang 4389 2406 6538 3035 5688 2900 4359 1950

Pedurunga

n 5094 4193 5709 4891 5301 5245 3415 3777

Genuk 3175 1533 3215 1642 3624 1740 2534 1639

Gayamsari 2416 2224 2219 2354 2140 2421 1444 1648

Page 26: Gambaran Umum Kota Surabaya

45

Sumber: Kota Semarang Dalam Angka 2010-2013

Menurut tabel diatas, jumlah angka imigrasi tertinggi terjadi pada tahun

2011 dengan jumlah 44.015 jiwa sedangkan jumlah angka imigrasi terendah

terjadi pada tahun 2013 dengan jumah 30.360 jiwa. Jumlah angka emigrasi

tertinggi terjadi pada tahun 2012 dengan jumlah 42.026 jiwa sedangkan jumlah

angka emigrasi terendah terjadi pada tahun 30.472 jiwa.

3.1.3 Perekonomian

3.1.3.1 PDRB

Peran daerah dalam mendukung ekonomi cukup besar namun belum

berjalan secara optimal. Mulai muncul fenomena-fenomena dimana

dituntutnya peran aktif dari eksekutif dalam roda perekonomian. Pada saat ini

pertumbuhan perekonomian di Kota Semarang sedang meningkat, hal ini

ditunjukan dengan peningkatan pendapatan perkapita di Kota Semarang.

Pertumbuhan ekonomi Kota Semarang juga ditunjukan oleh angka

PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) menurut lapangan usaha atas dasar

harga berlaku dimana pada tahun 2011 PDRB Kota Semarang berjumlah

48.461.410,41 (dalam juta rupiah) menjadi 54.384.654,55 (dalam juta rupiah)

di tahun 2012. Ini berarti Kota Semarang mampu menggali potensi

ekonominya yang ada, sehingga PDRB dan PAD nya akan semakin meningkat.

Smg.

Timur 1656 2886 1522 2746 1429 2546 1095 1847

Smg. Utara 2325 3502 2338 3447 2397 3552 2131 3278

Smg.

Tengah 1342 1922 1287 2225 1254 2401 846 1519

Smg. Barat 3595 4884 3650 4532 3341 5644 2523 3756

Tugu 581 457 753 473 780 483 512 399

Ngaliyan 3864 2460 4301 2684 4199 2895 2666 2062

Jumlah 40137 37619 44015 39842 42181 42026 30360 30472

Page 27: Gambaran Umum Kota Surabaya

46

Tabel 3.12

Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku

Tahun 2013

No. Lapangan Usaha Besaran

(Dalam Juta Rupiah)

1

Pertanian 558.074,44

Tanaman Bahan Makanan 266.390,14

Tanaman Perkebunan 39.247,40

Peternakan 242.111,93

Kehutanan 1.936,24

Perikanan 38.388,73

2 Pertambangan dan Penggalian 81.153,57

3 Industri 13.396.296,80

4 Listrik, Gas dan Air 776.041,22

5 Bangunan 10.562.309,17

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 15.460.952,20

7 Angkutan dan Komunikasi 5.091.566,72

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1.452.004,58

9 Jasa-Jasa 6.976.255,85

Total PDRB 54.384.654,55

Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2013

Sumbangan persektor

Ada beberapa sektor yang punya andil besar dalam sumbangannya ke

PDRB kota Semarang, yaitu sektor pedagangan, hotel , restoran , serta sektor

industri pengolahan. Sumbangan sektor perdagangan hotel dan restoran sampai

tahun 2012 cenderung naik yaitu dari 28,01% pada tahun 2011 menjadi 28,43%

pada tahun 2012 dengan laju pertumbuhan sebesar 10,03%. Untuk sektor

industry pengolahan pada tahun 2012 sebesar 24,63%, jasa-jasa 12,13%,

pertanian 1,08%, pertambangan 0,15%, bangunan 15,54%,listrik, gas dan air

Page 28: Gambaran Umum Kota Surabaya

47

sebesar 1.25% dan sisanya adalah keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

serta angkutan dan komunikasi masing-masing menyumbang 2,71% dan

9,64%.

Grafik 3.2

Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan

Tahun 2012

Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2012

3.1.3.2 Basis Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi lokal didefinisikan bahwa pembangunan

ekonomi di fokuskan pada menumbuhkan daya saing atau kemampuan untuk

menciptakan pertumbuhan ekonomi daerah. Secara istilah, terminology lokal

atau daerah ekonomi digunakan untuk menggambarkan area geografis atau

wilayah kekuasaan pemerintah yang memiliki basis ekonomi yang berdekatan.

Pembangunan ekonomi lokal menggambarkan proses dimana pemerintah

daerah mampu mengorganisir aktifitas bisnis. Pembangunan ekonomi lokal

dilakukan bertujuan untuk memperbaiki masyarakat dengan menggunakan

sumber daya dan menciptakan kesempatan kerja penuh. Pemerintah lokal yang

disebut pemerintahan propinsi dan kota/kabupaten harus mampu melakukan

pendayagunaan sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan sumberdaya

kelembagaan. Pengertian tersebut dapat diperspektifkan dalam konteks Kota

Page 29: Gambaran Umum Kota Surabaya

48

Semarang, yaitu bagaimana meningkatkan kualitas pembangunan ekonomi

dengan cara mendayagunakan sumberdaya lokal yang bersumber dari

masyarakat setempat. Pembangunan ekonomi lokal dilakukan oleh para

stakeholder (pemerintah, swasta dan masyarakat) dengan menitikberatkan pada

peningkatan daya saing, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan

penciptaan lapangan kerja dirancang dan dilaksanakan melalui peran aktif atau

insiatif dari para stakeholder.

3.1.4 Fasilitas dan Utilitas

3.1.4.1 Kondisi Fasilitas

3.1.4.1.1 Fasilitas Pendidikan

Penyediaan fasilitas pendidikan di Kota Semarang yaitu

mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-

Kanak (TK), Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas

hingga Pendidikan Tinggi. Berikut data jumlah fasilitas pendidikan

di Kota Semarang.

Tabel 3.13

Fasilitas Pendidikan

Kota Semarang

Sumber: Kota Semarang dalam Angka, 2013

3.1.4.1.2 Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan di Kota Semarang terdiri dari rumah

sakit umum, rumah bersalin, puskesmas, posyandu, klinik, apotik,

No Tingkat Sekolah Status

Jumlah Negeri Swasta

1 TK/RA 3 622 625

2 SD/MI 347 178 525

3 SLTP/MTs 43 130 173

4 SLTA/MA 16 58 74

5 SMK 11 77 88

6 PerguruanTinggi 7 20 27

Page 30: Gambaran Umum Kota Surabaya

49

laboratorium, toko obat dan lain sebagainya. Data lebih rinci dapat

dilihat pada tabel 3.14.

Tabel 3.14

Fasilitas Kesehatan

Kota Semarang

No. Jenis Fasilitas Jumlah

1

Rumah Sakit Umum:

a. Rumah Sakit Swasta 10

b. Rumah Sakit Umum Daerah 2

c. Rumah Sakit Umum Pusat 1

d. Rumah Sakit TNI/POLRI 3

e. Rumah Sakit Khusus, terdiri dari: 9

RS Jiwa 1

RS Bedah Plastik 1

RS Ibu dan Anak ( RSIA ) 3

RS Bersalin ( RSB ) 2

2 Rumah Bersalin ( RB ) / BKIA 6

3

Puskesmas, terdiri dari: 37

Puskesmas Perawatan 12

Puskesmas Non Perawatan 25

4 Puskesmas Pembantu 35

5 Puskesmas Keliling 37

6 Posyandu yang ada 1.559

7 Posyandu Aktif 1.202

8 Apotik 406

9 Laboratorium Kesehatan Swasta 32

10 Klinik Spesialis/Klinik Utama 36

11 Optik 95

12 Klinik 24 Jam 7

13 Toko Obat 23

14 BP Umum 80

15 BP Gigi 25

16 PBDS 4

17 Dokter Umum Praktek 1.640

18 Dokter Spesialis Praktek 730

19 Dokter Gigi Praktek 393

Sumber: Kota Semarang dalam Angka, 2013

Page 31: Gambaran Umum Kota Surabaya

50

3.1.4.1.3 Fasilitas Peribadatan

Kota Semarang memiliki fasilitas peribadatan seperti

masjid, mushola, gereja, pura, dan vihara. Berikut data jumlah

fasilitas peribadatan di Kota Semarang.

Tabel 3.15

Fasilitas Peribadatan

Kota Semarang

No Fasilitas Peribadatan Jumlah

1 Masjid 1.129

2 Mushola/Surau 1.931

3 Gereja 289

5 Pura 4

6 Vihara 29

Sumber: Kota Semarang dalam Angka, 2013

3.1.4.1.4 Fasilitas Keamanan

Penyediaan fasilitas keamanan di Kota Semarang yaitu

berupa Polrestabes, polres dan polsek. Berikut data jumlah fasilitas

keamanan yang terdapat di Kota Semarang.

Tabel 3.16

Fasilitas Keamanan

Kota Semarang

No Fasilitas Keamanan Jumlah

1 Polrestabes 1

2 Polres 3

3 Polsek 13

Jumlah 17

Sumber: Data Kepolisian NKRI Resor Kota Semarang

3.1.4.1.5 Fasilitas Olahraga

Penyediaan fasilitas olahraga di Kota Semarang yaitu

berupa gelanggang olahraga dan stadion sepakbola. Data lebih rinci

dapat di lihat pada tabel 3.17

Page 32: Gambaran Umum Kota Surabaya

51

Tabel 3.17

Fasilitas Olahraga di Kota Semarang

No Fasilitas Olahraga Jumlah

1 Gelanggang Olahraga 11

2 Stadion Sepakbola 1

Jumlah 12

Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Semarang, 2013

3.1.4.1.6 Fasilitas Ruang Terbuka Hijau

Kota Semarang terdiri dari 16 kecamatan dengan luas

wilayah 373,70 km2 memiliki ruang terbuka hijau sebesar

17.149,902 Ha yang terdiri atas hutan 68.152.865,51 m2, jalur hijau

jalan 354.590,98 m dan taman 268.143,41 m2. Sedangkan ruang

terbuka hijau privat yang dimiliki oleh Kota Semarang terdiri atas

hutan produksi 23.347.152,35 m2, perkebunan 9.641.452,91m2,

pertanian 17.588.565,97m2, lapangan 882,102,36 m2 dan makam

1.289.692,49 m2. Bila dibuat persentase perbandingan dengan luas

kota yaitu Ruang terbuka hijau privat 16,01% dan ruang terbuka

hijau public sebanyak 20,88%. Masing-masing kecamatan yang

berada di Kota Semarang tidak sama jumlahnya ada yang banyak

sekali, bahkan ada juga yang sangat sedikit.

Grafik 3.3

Komposisi RTH Kota Semarang (Ha)

Sumber: Kota Semarang dalam Angka, 2013

Page 33: Gambaran Umum Kota Surabaya

52

Dilihat dari diagram diatas komposisi ruang terbuka hijau

yang memiliki jumlah paling banyak adalah hutan setelah itu

sawah, perkebunan, makam, jalur hijau jalan, taman dan yang

paling sedikit adalah lapangan.

Grafik 3.4

RTH Total Kota Semarang (Ha)

Sumber: Kota Semarang dalam Angka, 2013

Dilihat dari diagram diatas kecamatan yang memiliki ruang

terbuka hijau paling banyak adalah Kecamatan Gunung Pati setelah

itu Kecamatan Mijen, Ngaliyan, Tembalang, Banyumanik, Genuk,

Pedurungan, Semarang Selatan, Candisari, Gajah Mungkur,

Semarang Barat, Semarang Tengah, Gayamsari, Semarang Timur

dan kecamatan yang paling sedikit memiliki ruang terbuka hijau

adalah Kecamatan Semarang Utara.

Luasan kapasitas dari suatu taman atau yang bisa disebut

dengan Carrying Capacity adalah 1,5 m2, dari acuan tersebut dan

dilakukan perhitungan dengan cara perbandingan antara luasan taman

dengan jumlah penduduk didapatkan hasil dari 64 taman aktif hanya

9 taman yang memenuhi standard dan 55 taman yang tidak memenuhi

standart kapasitas taman bermain dan olahraga.

Page 34: Gambaran Umum Kota Surabaya

53

3.1.4.2 Kondisi Infrastruktur

3.1.4.2.1 Jaringan Transportasi

Jalan merupakan prasarana pengangkutan yang penting

untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Makin meningkatnya

usaha pembangunan jalan makin memudahkan mobilitas penduduk

dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah

lain.

Panjang jalan di Kota Semarang adalah 2.785,28 km. Dari

panjang jalan tersebut, 68,12 km merupakan jalan nasional; 27,16

km merupakan jalan provinsi; dan 2,690 km merupakan jalan

kota/lokal. Bila dilihat dari jenis permukaan jalannya, 1,840,28 km

merupakan jalan yang sudah diaspal; 83,00 km merupakan jalan

kerikil; 171,00 km merupakan jalan tanah; dan 691,00 km

merupakan jalan tidak dirinci. Sedangkan dari kondisinya, 54,87%

dalam keadaan baik; 32,49% dalam keadaan sedang; dan sisanya

dalam keadaan rusak. Untuk melihat panjang jalan selengkapnya

dapat dapat dilihat pada tabel 3.18 berikut:

Tabel 3.18

Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Kondisi Jalan

Di Kota Semarang

Keadaan

Status Jalan (Km)

Negara/

Nasional Provinsi

Kab/Kota

/ Lokal Jumlah

Jenis Permukaan

a. Diaspal 68,12 27,16 1.745,00 1,840,28

b. Kerikil 0,00 0,00 83,00 83,00

c. Tanah 0,00 0,00 171,00 171,00

d. Tidak

dirinci 0,00 0,00 691,00 691,00

Jumlah 68,12 27,16 2.690,00 2.785,28

Page 35: Gambaran Umum Kota Surabaya

54

Kondisi Jalan

a. Baik 68,12 27,16 1.433,00 1.528,28

b. Sedang 0,00 0,00 767,00 767,00

c. Rusak 0,00 0,00 351,00 351,00

d. Rusak

Berat 0,00 0,00 139,00 139,00

Jumlah 68,12 27,16 2.690,00 2.785,28

Sumber: Bina Marga Kota Semarang, 2013

Kecamatan

Panjang

Jalan

(m)

Jenis Perkerasan Jalan

Makadam

(m)

Asphalt

(m)

Hotmix

(m)

Mijen 172,021 17,476 53,582 48,608

Gunungpati 233,065 9,694 147,764 16,290

Banyumanik 326,732 9,263 161,652 57,678

Gajahmungkur 83,902 0 49,311 14,673

Smg. Selatan 80,033 0 29,891 32,674

Candisari 109,790 0 47,944 28,203

Tembalang 274,948 16,219 109,913 18,430

Pedurungan 224,107 10,601 72,886 8,834

Genuk 163,110 19,824 21,479 24,330

Gayamsari 82,840 0 11,203 11,598

Smg. Timur 92,023 0 18,582 21,568

Smg. Utara 143,062 0 11,736 15,042

Smg. Tengah 119,158 0 29,284 52,424

Smg. Barat 326,860 0 126,551 41,993

Tugu 44,713 0 8,989 9,398

Ngaliyan 213,978 0 122,459 13,826

Jumlah 2,690,342 83,077 1,023,226 415,569

Sumber: Bina Marga Kota Semarang, 2013

Page 36: Gambaran Umum Kota Surabaya

55

Kecamatan

Jenis Perkerasan Jalan

Beton (m) Paving

(m)

Tanah

(m)

Mijen 14,754 13,693 23,908

Gunungpati 12,918 33,081 13,318

Banyumanik 53,366 39,873 4,900

Gajahmungkur 13,113 6,329 476

Smg. Selatan 8,940 8,528 0

Candisari 21,935 11,708 0

Tembalang 34,590 72,933 22,863

Pedurungan 10,106 100,348 21,332

Genuk 14,121 40,867 42,489

Gayamsari 9,781 46,226 4,032

Smg. Timur 21,661 29,258 954

Smg. Utara 6,962 109,322 0

Smg. Tengah 15,552 21,898 0

Smg. Barat 31,905 110,935 15,476

Tugu 12,550 13,776 0

Ngaliyan 23,462 32,412 21,819

Jumlah 305,716 691,187 171,567

Sumber: Bina Marga Kota Semarang, 2013

Page 37: Gambaran Umum Kota Surabaya

56

Tabel 3.19

Banyaknya Sarana Angkutan Dirinci

Menurut Jenis Kendaraan di Kota Semarang

Kecamatan Kendaraan Bermotor

Bus Truk Taksi

Mijen 21 53 0

Gunungpati 5 77 0

Banyumanik 0 7 455

Gajahmungkur 52 10 129

Smg. Selatan 0 18 81

Candisari 12 30 203

Tembalang 33 122 78

Pedurungan 71 156 150

Genuk 62 534 41

Gayamsari 76 42 0

Smg. Timur 14 111 16

Smg. Utara 75 94 197

Smg. Tengah 0 70 200

Smg. Barat 11 56 225

Tugu 0 10 0

Ngaliyan 13 84 249

Jumlah 2013 445 1,474 2,024

2012 445 1,474 2,024

2011 443 913 1,265

2010 443 913 1,265

2009 467 1,019 1,040

Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2013

Page 38: Gambaran Umum Kota Surabaya

57

Kecamatan

Kendaraan Bermotor

Oplet/

Mikrolet

Mobil

Dinas/

Pribadi

Sepeda

Motor

Mijen 22 598 6,938

Gunungpati 3 584 9,009

Banyumanik 402 1,501 3,342

Gajahmungkur 171 896 2,599

Smg. Selatan 163 1,939 6,800

Candisari 96 1,262 5,046

Tembalang 49 5,199 10,740

Pedurungan 151 4,302 25,413

Genuk 112 848 8,189

Gayamsari 0 1,742 6,930

Smg. Timur 24 1,377 8,873

Smg. Utara 89 3,942 11,835

Smg. Tengah 0 2,381 9,990

Smg. Barat 67 3,237 15,554

Tugu 6 208 3,654

Ngaliyan 0 3,507 16,374

Jumlah 2013 1,355 33,523 151,286

2012 1,355 33,523 151,286

2011 859 44,660 119,019

2010 859 44,660 119,019

2009 813 34,625 123,527

Sumber: Kota Semarang dalam Angka, 2013

Page 39: Gambaran Umum Kota Surabaya

58

Kecamatan

Kendaraan Tidak Bermotor

Becak Sepeda Dokar Gerobak

Roda

3

Mijen 0 3,450 0 72 0

Gunungpati 16 1,838 0 0 0

Banyumanik 0 411 0 0 0

Gajahmungkur 31 1,491 0 4 0

Smg. Selatan 1,463 3,649 0 58 15

Candisari 103 4,483 20 54 2

Tembalang 210 6,078 10 12 0

Pedurungan 447 26,353 28 164 0

Genuk 708 4,491 5 1 0

Gayamsari 1,320 4,687 0 131 15

Smg. Timur 1,519 10,683 0 70 0

Smg. Utara 872 11,835 33 62 49

Smg. Tengah 2,145 3,416 0 43 150

Smg. Barat 441 7,127 0 0 0

Tugu 36 740 6 26 0

Ngaliyan 1,145 3,961 9 0 40

Jumlah 2013 10,456 94,693 111 697 271

2012 10,456 94,693 111 697 271

2011 8,918 71,440 131 385 270

2010 8,918 71,440 131 385 270

2009 8,875 76,630 131 322 444

Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2013

Page 40: Gambaran Umum Kota Surabaya

59

3.1.4.2.2 Jaringan Listrik

Listrik merupakan salah satu kebutuhan vital bagi

masyarakat kota, listrik diperlukan bagi kegiatan sehari-hari seperti

kebutuhan rumah tangga, kebtuhan industri dan kebutuhan lainnya.

Pembagian listrik di Kota Semarang terbagi atas 6 jenis

penggunaan yaitu social, rumah tangga, bisnis, public, industri dan

T/C/L. Jenis jaringan listrik yang terdapat di Kota Semarang

terbagi atas:

Gardu Induk Listrik sistem dengan kapasitas tegangan 500

Kv sebagai pusat pendistribusian listrik di Kota Semarang;

Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) dengan sistem

kapasitas tegangan berkisar 20 Kv yang terdistribusi

mengikuti jalan-jalan polos utama baik arteri maupun

korektor yang melalui tiap-tiap kelurahan;

Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) dengan sistem

kapasitas tegangan 220V – 380V saat ini melayani kebutuhan

listrik rumah tangga secara merata di seluruh kelurahan

dengan jaringan distribusi mengikuti jalan lokal yaitu pada

jalan-jalan lingkungan pada masing-masing kelurahan;

Berdasarkan jumlah pelanggan penggunaan listrik Kota

Semarang terbanyak adalah jenis rumah tangga dengan jumlah

pelanggan terbesar 356.787 dan terendah adalah industry dengan

pelanggan sebesar 1.004. Berdasarkan daya tersambung rumah

tangga menjadi daya tersambung tertinggi di Kota Semarang

dengan jumlah 424,170,550. Sedangkan yang terendah adalah

sosial dengan jumlah 7,558,015. Berdasarkan Kwh terjual yang

tertinggi adalah rumah tangga dengan jumlah 70,814,601

sedangkan yang terendah terdapat di kantor dangan jumlah kwh

terjual 9,258,207.

Page 41: Gambaran Umum Kota Surabaya

60

Tabel 3.20

Jumlah Pelanggan Penggunan Listrik

Kota Semarang

Golongan Tarif Jumlah

Pelanggan

Daya

Tersambung

Kwh

Terjual

Sosial (S) 7,645 7,558,015 11,105,974

Rumah Tangga (R) 356,787 424,170,550 70,814,601

Usaha (U) + U/

Khusus + Industri

Hotel (IH)

41,356 297,618,050 46,397,096

Industri (I) 1,004 311,417,500 68,305,204

Kantor

Pemerintahan (G)

Penerangan Jalan

(J)

4,783 56,726,342 9,258,207

Sumber: Kota Semarang dalam Angka, 2013

3.1.4.2.3 Jaringan Telekomunikasi

Komunikasi adalah salah satu cara untuk pertukaran

informasi, berkembangnya dunia teknologi dalam bidang

komunikasi menjadi kebutuhan akan komunikasi menjadi sangat

tinggi. Contohnya adalah penggunaan telepon seluler atau sering

disebut handphone menjadi ladang bagi masing-masing

pengembangan operator telepon seluler untuk mendirikan jaringan

telekomunikasi di setiap wilayah. Kota Semarang sendiri memiliki

kantor pos dan perusahaan telekomunikasi untuk memenuhi

kebutuhan komunikasi di Kota Semarang.

Jaringan telepon yang terdapat di Kota Semarang mengikuti

pola jaringan jalan yang ada. Jaringan distribusi mengikuti pola

penyebaran konsumen. Pelayanan fasilitas telekomunikasi

dilakukan oleh PT Telkom STO Semarang dengan menyediakan

Page 42: Gambaran Umum Kota Surabaya

61

jaringan telepon menuju satuan sambungan telepon (SST) dan

telepon umum. Sebagian besar masyarakat Semarang hanya sedikit

penduduk yang menggunakan telepon sambungan rumah. Sebagian

besar sudah banyak menggunakan telepon seluler yang

memberikan kemudahan untuk berkomunikasi dimanapun dan

kapanpun.

3.1.4.2.4 Jaringan Air Bersih

PDAM

Kebutuhan air bersih di Kota Semarang sebagian

besar dipenuhi dengan perolehan air bersih yang berasal dari

PDAM yang didistribusikan dengan sistem pipanisasi yang

terhubung ke tiap-tiap sambungan rumah. Pada kawasan

jaringan kota dan sekitar jalan raya utama dilayani oleh

PDAM. Jaringan distribusi air baku ini melewati beberapa

ruas jalan utama untuk kemudian terdisibusi ke tiap-tiap

sambungan rumah.

Non PDAM

Masyarakat di Kota Semarang memenuhi kebutuhan

air bersih selain dari PDAM juga memanfaatkan air bawah

tanah dengan membuat sumur, pompa tangan, maupun

pompa listrik. Pada umumnya rumah tangga yang

menggunakan sumur maupun pompa tersebut juga memiliki

sambungan rumah PDAM ada pula yang tidak terlayani oleh

PDAM.

Walaupun jaringan distribusi air bersih PDAM telah

menjangkau ke seluruh wilayah perencanaan, namun masih

ditemukan pula penduduk yang memanfaatkan air tanah

sebagai sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari.

Faktor yang menjadi penyebab biasanya adalah faktor

Page 43: Gambaran Umum Kota Surabaya

62

ekonomi, dan faktor lokasi rumah tinggal dengan jaringan

air bersih.

Jumlah kebutuhan air bersih

Perkembangan cakupan rumah tangga pengguna air bersih

di Kota Semarang relatif stagnan, karena kenaikan jumlah Kepala

Keluarga (KK) yang membutuhkan bertambah, makan bertambah

pula rumah tangga pengguna air bersih yang harus dilayani.

Tabel 2.21

Jumlah Pelanggan Pemakaian Air Bersih

Kota Semarang

Golongan Tarif Jumlah

Pelanggan

Pemakaian

Air Bersih

(𝑴𝟑)

Penjualan Air

(Rp)

Sosial Khusus 1,104 647,427 808,050,800

Sosial Umum 465 893,967 1,358,829,840

Warung Air 2 540 5,235,300

Rumah Tangga

1-5

132,829 35,288,382 114,620,622,475

Rumah Tangga

Niaga

22 5,345 12,640,190

Instansi

Pemerintahan I-

2

758 1,689,980 8,943,229,765

Lembaga

pendidikan I-3

234 169,994 748,326,380

Niaga I-6 9,060 3,115,277 21,855,632,460

Industri I-3 139 300,469 3,765,585,320

Terminal Air 1 1,026 2,565,000

Page 44: Gambaran Umum Kota Surabaya

63

KU khusus 12 1,050,137 4,043,189,280

Jumlah 144,626 43,162,544 156,163,906,810

Sumber: Kota Semarang dalam Angka, 2013

3.1.4.2.5 Drainase

Sistem drainase Kota Semarang secara umum dibagi

menjadi 3 (tiga) wilayah, yaitu Sistem Drainase Kota Semarang

Kawasan Barat, Sistem Drainase Kota Semarang Kawasan Tengah

dan Sistem Drainase Kota Semarang Kawasan Timur. Adapun

daerah-daerah yang termasuk di dalam ketiga sistem drainase

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Sistem Drainase Kota Semarang Kawasan Barat

Sistem Drainase Kota Semarang Kawasan Barat terdiri dari

6 sub sistem, dengan pembagian sub sistem sebagai berikut:

1. Sub Sistem Mangkang

2. Sub Sistem Beringin

3. Sub Sistem Tugu

4. Sub Sistem Silandak

5. Sub Sistem Tawang Mas

6. Sub Sistem Banjir Kanal Barat

b. Sistem Drainase Kota Semarang Kawasan Tengah

Sistem Drainase Kota Semarang Kawasan Tengah

dengan luas + 27 Km2, sebagian besar terdiri dari dataran

rendah dengan elevasi antara 0 sampai dengan 10 meter DPL

(Dari Permukaan Laut) serta daerah yang penuh dengan

pemukiman. Daerah ini dibatasi oleh Banjir Kanal Barat di

sebelah Barat, Banjir Kanal Timur di sebelah Timur, di

sebelah Utara oleh laut Jawa dan di sebelah Selatan oleh jalan

Sriwijaya hingga ke jalan Veteran.

Page 45: Gambaran Umum Kota Surabaya

64

Sistem Drainase Kota Semarang Kawasan Tengah

terdiri dari 10 sub sistem, dengan pembagian sub sistem

sebagai berikut :

1. Sub Sistem Bulu

2. Sub Sistem Tanah Mas

3. Sub Sistem Kali Asin

4. Sub Sistem Bandarharjo Barat

5. Sub Sistem Bandarharjo Timur

6. Sub Sistem Kota Lama

7. Sub Sistem Banger Utara

8. Sub Sistem Banger Selatan

9. Sub SistemTugu Muda

10. Sub Sistem Simpang Lima

c. Sistem Drainase Kota Semarang Kawasan Timur

Sistem Drainase Kota Semarang Kawasan Timur terdiri dari

5 sub sistem, dengan pembagian sub sistem sebagai berikut:

1. Sub Sistem Banjir Kanal Timur

2. Sub Sistem Tenggang

3. Sub Sistem Sringin

4. Sub Sistem Babon

5. Sub Sistem Pedurungan

Page 46: Gambaran Umum Kota Surabaya

65

3.2 Gambaran Umum Kecamatan Candisari

3.2.1 Kondisi Fisik

3.2.1.1 Orientasi

Kecamatan Candisari merupakan salah satu kecamatan di Kota

Semarang. Orientasi Kecamatan Candisari dapat dilihat dari jarak kantor

kecamatan dengan :

Kelurahan yang terjauh : 3 km 15 menit

Ibukota Kota : 6 km 30 menit

Ibukota Provinsi : 5 km 15 menit

3.2.1.2 Letak Geografis dan Batas Administratif

Kecamatan Candisari terletak antara garis 7o01’37,3” Lintang Selatan

dan garis 110o25’40,6” Bujur Timur. Secara administratif, Kecamatan

Candisari dibatasi oleh:

Sebelah Utara : Kecamatan Selatan

Sebelah Selatan : Kecamatan Banyumanik

Sebelah Barat : Kecamatan Gajahmungkur

Sebelah Timur : Kecamatan Tembalang

Kecamatan Candisari mempunyai luas wilayah sebesar 6,54 km2 yang

terbagi atas 7 Kelurahan yaitu Kelurahan Kaliwiru, Jomblang, Candi,

Jatingaleh, Karanganyar Gunung, Tegalsari dan Wonotingal. Peta batas

wilayah Kecamatan Candisari dapat dilihat pada peta 3.2

Page 47: Gambaran Umum Kota Surabaya

66

Page 48: Gambaran Umum Kota Surabaya

67

3.2.1.3 Topografi

Ketinggian wilayah Kecamatan Candisari yaitu 136 meter di atas

permukaan air laut. Bentuk wilayah yang ada di kecamatan ini yaitu 60% datar

sampai berombak, 5% berombak sampai berbukit dan 35% berbukit sampai

bergunung.

3.2.1.4 Hidrologi

Kebutuahan air bersih di wilayah Kecamatan Candisari salah satunya

dapat dipenuhi dengan tersedianya sarana pompa air yang ada di kecamatan ini

yaitu sebanyak 4 buah.

Sungai atau Kali ada di Kecamatan Candisari berjumlah 2 buah, yaitu

Kali Joho dan Kali Cacil.

3.2.1.5 Klimatologi

Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin berasal dari

Australia dan tidak banyak mengandung uap air sehingga mengakibatkan

musim kemarau. Sebaliknya, pada bulan Desember sampai dengan Maret arus

angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera

Pasifik, sehingga terjadi musim penghujan.

Tabel 3.22

Suhu Maksimum dan Minimum

Di Kecamatan Candisari

Tahun Suhu Maksimum (oC) Suhu Minimum (oC)

2014 37 24

2013 35 25

2012 35 26

2011 35 24

2010 35 25

Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2010-2014

Page 49: Gambaran Umum Kota Surabaya

68

Curah hujan pada Kecamatan Candisari dapat dilihat pada tabel 3.23.

Tabel 3.23

Kondisi Hidrologi Kecamatan Candisari

Tahun

Jumlah Hari dengan

Curah Hujan yang

Terbanyak

Banyaknya

Curah Hujan

Banyaknya

Curah Hujan

Perhari

2014 20 Hari 2.505 mm/th 6,86 mm/hari

2013 23 Hari 2.515 mm/th 6,89 mm/hari

2012 20 Hari 2.500 mm/th 6,85 mm/hari

2011 20 Hari 2.500 mm/th 6,85 mm/hari

2010 20 Hari 2.500 mm/th 6,85 mm/hari

Rata-rata 2.504 mm/th 8,86 mm/hari

Sumber: Monografi Kecamatan Candisari, 2010-2014

3.2.1.6 Tata Guna Lahan

Tabel 3.24

Luas penggunaan Tanah di Kecamatan Candisari

Tahun 2012

Kelurahan

Tanah Kering

Pekarangan

& Halaman

sekitar

Tegal/Kebun

Gembalaan,

Pd. Rumput,

Lapangan, dll

01. Jatingaleh 166,90 4,77 0

02. Kr. Anyar Gunung 36,05 0,00 0

03. Jomlang 75,85 15,21 0

04. Candi 50,28 0,00 0

05. Kaliwiru 39,47 0,00 16,02

06. Wonotingal 59,63 0,00 0

07. Tegalsari 66,22 0,00 0

Page 50: Gambaran Umum Kota Surabaya

69

Jumlah 2012 494,39 19,98 16,02

2011 494,39 19,98 16,02

2010 494,39 19,98 16,02

Kelurahan

Tanah Kering

Smntr Tdk

Diusahakan Lainnya Jumlah

01. Jatingaleh 0,00 0,49 172,15

02. Kr. Anyar Gunung 13,87 0,00 49,92

03. Jomlang 0,00 0,00 91,06

04. Candi 0,00 9,14 59,42

05. Kaliwiru 0,00 3,03 58,53

06. Wonotingal 0,00 3,64 63,27

07. Tegalsari 0,00 10,97 77,19

Jumlah 2012 13,87 27,27 571,54

2011 13,87 27,27 571,54

2010 13,87 27,27 571,54

Kelurahan

Penggunaan Tanah

Tanah Sawah Tanah

Kering Jumlah

01. Jatingaleh 0,00 172,15 172,15

02. Kr. Anyar Gunung 0,00 49,92 49,92

03. Jomlang 0,00 91,06 91,06

04. Candi 0,00 59,42 59,42

05. Kaliwiru 0,00 58,53 58,53

06. Wonotingal 0,00 63,27 63,27

07. Tegalsari 0,00 77,19 77,19

Jumlah 2012 0,00 571,54 571,54

2011 0,00 571,54 571,54

Page 51: Gambaran Umum Kota Surabaya

70

2010 0,00 571,54 571,54

Sumber: Kecamatan Candisari dalam Angka, 2012

3.2.2 Sosial Kependudukan

3.2.2.1 Jumlah Penduduk

Wilayah Kecamatan Candisari terbagi menjadi 7 Kelurahan, 65 RW

dan 461 RT. Jumlah kepala keluarga di Kecamatan Candisari adalah sebanyak

19.840 KK. Sedangkan jumlah penduduk adalah sebanyak 79.602 jiwa dengan

tingkat kepadatan penduduk sebesar 12.093 jiwa/km2.

Tabel 3.25

Nama Desa/Kelurahan, Luas Wilayah, Jumlah Rmh Tangga, Jml

Penduduk & Kepadatan Penduduk Tiap Km2

Di Kecamatan Candisari

Desa/Kelurahan Luas Wilayah

(Km)

Jumlah Kepadatan

Penduduk Rmh

Tangga Penduduk

01. Jatingaleh 1,31 1.976 12.373 9.445

02. Kr.Anyar

Gunung 0,80 2.267 10.831 13.539

03. Jomblang 1,08 5.834 18.426 17.061

04. Candi 0,68 3.139 11.511 16.928

05. Kaliwiru 0,50 1.173 3.943 7.886

06. Wonotingal 0,75 2.020 6.854 9.139

07. Tegalsari 1,42 3.469 15.768 11.104

Jumlah 2013 6,54 19.878 79.706 12,187

2012 6,54 19.909 79.902 12,217

2011 6,54 19.890 79.950 12,225

2010 6,54 19.155 80.224 12,267

2009 6,54 16.722 80.502 12,309

Sumber: Kecamatan Candisari dalam Angka, 2009-2013

Page 52: Gambaran Umum Kota Surabaya

71

Tabel 3.26

Banyaknya RT, RW, Balai & Kantor Kelurahan

Di Kecamatan Candisari

Kelurahan RT RW Balai

Kelurahan

Kantor

Kelurahan

01. Jatingaleh 58 10 1 1

02. Kr.Anyar Gunung 50 6 1 1

03. Jomblang 120 15 1 1

04. Candi 68 11 1 1

05. Kaliwiru 23 4 1 1

06. Wonotingal 47 6 1 1

07. Tegalsari 95 13 1 1

Jumlah 2012 461 65 7 7

2011 461 65 7 7

2010 458 65 7 7

Sumber: Kecamatan Candisari dalam Angka 2010-2012

Tabel 3.27

Kepadatan Penduduk, Rata-rata Jiwa Per Rumah Tangga & Sex Ratio

Di Kecamatan Candisari

Kelurahan Kepadatan Penduduk

Tiap Km2

Rata-rata Jiwa

Tiap RMH TNG

Sex

Ratio

01. Jatingaleh 9.467 6,11 99

02. Kr.Anyar

Gunung 13.380 4,77 100

03. Jomblang 17.075 3,17 95

04. Candi 17.009 3,67 106

05. Kaliwiru 7.868 3,37 96

06. Wonotingal 9.159 3,42 92

07. Tegalsari 11.258 4,59 99

Jumlah 2012 12.225 4,02 98

Page 53: Gambaran Umum Kota Surabaya

72

2011 12.225 4,02 98

2010 12.167 4,19 98

Sumber: Kecamatan Candisari dalam Angka 2010-2012

3.2.2.2 Struktur Penduduk

Struktur penduduk di Kecamatan Candisari dapat dibedakan

berdasarkan jenis kelamin, kewarganegaraan, agama, kelompok usia dan mata

pencaharian.

Tabel 3.28

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Di Kecamatan Candisari

Tahun Jumlah Laki-laki Jumlah Perempuan Jumlah

2014 39.517 40.085 79.602

2013 39.509 40.185 79.694

2012 39.649 40.253 79.902

2011 38.281 39.912 78.193

2010 38.577 40.515 79.092

Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2010-2014

Tabel 3.29

Jumlah Penduduk Menurut Kewarganegaraan

Di Kecamatan Candisari

Tahun WNI WNA

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

2014 39.401 40.085 8 4

2013 39.509 40.185 8 4

2012 39.641 40.249 8 4

2011 38.281 39.912 124 87

2010 38.300 40.485 124 87

Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2010-2014

Page 54: Gambaran Umum Kota Surabaya

73

Tabel 3.30

Jumlah Penduduk Menurut Agama

Di Kecamatan Candisari

Tahun Islam Khatolik Protestan Hindu Budha Konghucu

2014 65.354 7.881 6.146 34 538 14

2013 64.232 7.176 5.173 356 383 13

2012 64.226 7.173 5.172 356 383 13

2011 67.205 5.132 5.041 382 249 16

2010 65.245 6.906 6.106 420 381 0

Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2010-2014

Tabel 3.31

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia

Di Kecamatan Candisari

Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2010-2014

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40 tahunke atas

Jum

lah

Usia

Jumlah Penduduk Menurut Usia

2014 2013 2012 2011 2010

Page 55: Gambaran Umum Kota Surabaya

74

Tabel 3.32

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Di Kecamatan Candisari

Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2010-2014

3.2.2.3 Dinamika Penduduk

Tabel 3.33

Mutasi Penduduk di Kecamatan Candisari

Tahun

Jenis Mutasi

Pindah antar

Kecamatan Jumlah

Datang

Jumlah Laki-

laki Perempuan

Laki-

laki Perempuan

2014 39 38 77 42 43 85

2013 36 29 65 25 15 40

2012 24 25 49 39 34 73

Jenis Pekerjaan Tahun

2014 2013 2012 2011 2010

Pengusaha sedang atau besar 131 131 131 131 156

Pengrajin atau industri kecil 187 187 187 187 140

Buruh industry 10386 10386 10386 10384 5785

Buruh bangunan 8078 8078 8078 8067 6830

Buruh Pertambahan 685 685 685 689 689

Pedagang 8075 8075 8075 8073 7979

Pengangkut atau jasa 1876 1876 1876 1882 7770

Pegawai negeri sipil 3128 3128 3128 3118 2166

ABRI 1326 1326 1326 1300 1303

Pensiunan (pegawai negeri /

ABRI) 6566 6566 6566 6557 6312

Page 56: Gambaran Umum Kota Surabaya

75

2011 409 443 852 326 321 647

2010 310 320 630 261 314 575

Tahun

Jenis Mutasi

Lahir

Jumlah

Mati

Jumlah Laki-

laki

Perempuan Laki-

laki

Perempuan

2014 45 58 103 30 26 56

2013 41 54 95 38 32 70

2012 41 49 90 17 20 37

2011 268 272 540 146 156 302

2010 207 191 398 127 123 250

Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2010-2014

3.2.3 Perekonomian

Berdasarkan data yang kami peroleh dari monografi Kecamatan Candisari

tahun 2014, prasarana perekonomian yang ada terdiri dari:

a. Koperasi

1. Koperasi simpan pinjam : 5 buah

2. Koperasi Unit Desa/KUD : -

3. Badan-badan kredit : 1 buah

4. Koperasi Produksi : 7 buah

5. Koperasi Konsumsi : 3 buah

6. Koperasi Lainnya : 7 buah

b. Jumlah pasar selapan/umum

1. Umum : 3 buah

2. Ikan : -

3. Hewan : 1 buah

c. Pasar bangunan permanen/semi permanen : 3 buah

d. Jumlah toko/kios/warung : 353 buah

e. Bank : 4 buah

Page 57: Gambaran Umum Kota Surabaya

76

f. Industri

1. Besar dan sedang : 6 buah

2. Kecil : 28 buah

3. Rumah Tangga : 96 buah

g. Perhotelan/losmen/penginapan : 7 buah

h. Rumah makan/warung makan : 125 buah

i. Perdagangan : 93 buah

j. Angkutan : 10 buah

k. Lain-lain : 11 buah

3.2.4 Fasilitas dan Utilitas

3.2.4.1 Kondisi Fasilitas

3.2.4.1.1 Fasilitas Pendidikan

Tabel 3.34

Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Candisari

Jenjang Pendidikan Jumlah

Sekolah

Jumlah

Murid

Jumlah

Guru

PAUD 12 437 55

Playgroup 12 267 56

TK 33 1492 88

SD Negeri 48 7194 187

SD Swasta Umum 7 1138 130

SD Swasta Islam 4 568 34

SD Swasta Protestan 1 134 10

SD Swasta Katholik 3 618 21

SD Luar Biasa 1 62 6

SLTP Negeri 2 2028 112

SLTP Swasta Umum 2 428 62

SLTP Swasta Islam 2 662 45

Page 58: Gambaran Umum Kota Surabaya

77

SLTP Swasta Katholik 3 671 83

SLTP Luar Biasa 1 20 4

SM Kejuruan 4 1396 136

SMU Swasta Islam 1 412 36

SMU Swasta Katholik 2 848 54

Akademi Swasta 2 572 25

PT Swasta 1 347 16

Kursus-kursus 1 150 8

Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2014

3.2.4.1.2 Fasilitas Kesehatan

Tabel 3.35

Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Candisari

Nama Fasilitas

Kesehatan Jumlah

Jumlah Pengunjung

yang Sakit

RSU Swasta 1 1161

Rumah Bersalin/BKIA 1 485

Poliklinik/Balai

Pengobatan

5 617

Puskesmas 2 737

Apotek/Depot Obat 5 -

Panti Pijat 5 -

Nama Fasilitas

Kesehatan Jumlah Tenaga Medis

Puskesmas Pembantu

- Dokter : 2 Orang

- Perawat : 9 Orang

- Bidan : 2 Orang

Praktek Dokter - Dokter Umum : 63 Orang

- Dokter Anak : 4 Orang

Page 59: Gambaran Umum Kota Surabaya

78

- Dokter Kandungan : 1 Orang

- Dokter Ahli Lainnya : 2 Orang

Dokter Khitan/Sunat 2 Orang

Dukun Bayi 1 Orang

Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2014

3.2.4.1.3 Fasilitas Peribadatan

Tabel 3.36

Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Candisari

Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2014

3.2.4.1.4 Fasilitas Keamanan

Pembinaan ketentraman dan pertahanan sipil di Kecamatan

Candisari yaitu terdiri dari hansip sebanyak 210 orang. Sedangkan

jumlah Pos Keamanan Lingkungan (Pos Kamling) atau Pos Ronda

adalah sebanyak 267 buah.

Nama Tempat Ibadah Jumlah

Mesjid 65

Surau/Mushola/Langgar 68

Gereja Protestan 4

Gereja Katholik 8

Kuil/Vihara 1

Pura 1

Klenteng 0

Page 60: Gambaran Umum Kota Surabaya

79

3.2.4.1.5 Fasilitas Pariwisata

Tabel 3.37

Fasilitas Pariwisata di Kecamatan Candisari

Nama Jumlah

Tempat Rekreasi

Taman

Pemandian

Tempat Pertunjukan Kesenian Tradisionil

Tempat Rekreasi Lain

1

1

1

1

Kebudayaan/Kesenian

Perkumpulan Kebudayaan/Sanggar

Kesenian

Anggota Budayawan

Anggota Seniman

1

23

38

Penginapan 7

Restoran 5

Tempat Hiburan Lain (Karaoke, Panti Pijat, Klub

Malam) 1

Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2014

3.2.4.1.6 Fasilitas Ruang Terbuka

Ruang terbuka terbagi menjadi dua, yaitu ruang terbuka

hijau (RTH) dan ruang terbuka non hijau (RTNH). Ruang Terbuka

Hijau adalah area yang penggunaannya lebih bersifat terbuka,

tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alami maupun

sengaja ditanam.

Dari data Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota

Semarang tahun 2010, Kecamatan Candisari memiliki luas wilayah

555,51 Ha dengan luas ruang terbuka hijau sebesar 34,87 Ha.

Dengan demikian, persentase RTH Kecamatan Candisari yaitu

sebesar 6,28%.

Page 61: Gambaran Umum Kota Surabaya

80

Taman yang ada di Kecamatan Candisari yaitu sebanyak 11

buah, terdiri dari 1 buah taman aktif dengan luas 829,00 m2 dan 10

buah taman pasif dengan luas 13.377,500 m2 (Sumber: Kota

Semarang dalam Angka, 2013).

Ruang terbuka non hijau merupakan ruang terbuka di

wilayah perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori ruang

terbuka hijau (RTH), berupa lahan yang diperkeras maupun yang

berupa badan air. Di Kecamatan Candisari terdapat banyak ruang

terbuka non hijau berupa badan sungai, badan jalan dan

perkarangan bangunan yang diperkeras dan lapangan olahraga

yang ada di sekolah-sekolah.

3.2.4.2 Kondisi Transportasi

Lalu lintas di Kecamatan Candisari 100% melalui darat yang terdiri dari:

a. Jalan aspal/beton

1. Kondisi Baik : 700 Km

2. Kondisi Sedang : 125 Km

3. Kondisi Rusak : 1 Km

b. Jalan diperkeras

1. Kondisi Baik : 150 Km

2. Kondisi Sedang : 50 Km

3. Kondisi Rusak : 0 Km

c. Jalan tanah

1. Kondisi Baik : 0 Km

2. Kondisi Sedang : 0 Km

3. Kondisi Rusak : 0 Km

Jenis jalan yang ada di Kecamatan Candisari, yaitu :

a. Jalan Negara : 4,9 Km

b. Jalan Provinsi : 9,6 Km

c. Jalan Kota : 13,1 Km

Page 62: Gambaran Umum Kota Surabaya

81

d. Jalan Kelurahan : 50,3 Km

Kelas jalan yang ada di Kecamatan Candisari, yaitu :

a. Jalan Kelas I : 4,9 Km

b. Jalan Kelas II : 9,6 Km

c. Jalan Kelas III : 13,0 Km

d. Jalan Kelas IIIa : -

e. Jalan Kelas IV : 18 Km

f. Jalan Desa : 68 Km

Jembatan

a. Jembatan beton : 38 buah, 96 m

b. Jembatan besi : 3 buah, 14 m

Tabel 3.38

Jenis Alat Angkutan Lokal di Kecamatan Candisari

Jenis Alat Angkutan Jumlah

Sepeda 246

Dokar/Delman 7

Gerobak/Cikar 6

Becak 4

Kendaraan Bermotor Roda 3 8

Sepeda Motor 6528

Oplet/Mikrolet/Angkot 532

Taksi 8

Mobil Dinas 57

Mobil Pribadi 361

Truk 34

Bus Umum 6

Bus Kota 4

Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2014

Page 63: Gambaran Umum Kota Surabaya

82

3.2.4.3 Kondisi Infrastruktur

3.2.4.3.1 Jaringan Listrik

Pada elemen perencanaan jaringan listrik yang harus

disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah

kebutuhan daya listrik dan jaringan listrik.

Penyediaan kebutuhan daya listrik di Kecamatan Candisari

mendapatkan daya listrik dari PLN. Rata-rata daya listrik rumah

tangga di kecamatan ini yaitu sebesar 900 watt.

3.2.4.3.2 Jaringan Telekomunikasi

Jaringan telekomunikasi yang ada di Kecamatan Candisari

terdiri dari:

a. TV umum : -

b. Telepon : ada

c. Kantor Pos atau Pos pembantu : 2 buah

d. ORARI/CRAP : 2 buah

e. Pemancar Radio : 3 buah

Tabel 3.39

Banyaknya Sarana Komunikasi

Di Kecamatan Candisari

Kelurahan Pemancar

TV Radio Telpon RRI Non RRI

01. Jatingaleh 0 0 1.900 2.063 792

02. Kr.Anyar

Gunung 0 1 1.675 1.820 1.090

03. Jomblang 0 0 2.048 234 1.388

04. Candi 0 0 1.899 1.655 1.415

05. Kaliwiru 0 0 520 414 138

06. Wonotingal 0 2 1.525 1.045 725

07. Tegalsari 0 1 2.845 2.740 1.906

Sumber: Kecamatan Candisari dalam Angka 2012

Page 64: Gambaran Umum Kota Surabaya

83

3.2.4.3.3 Jaringan Air Bersih

Tabel 3.40

Jumlah Penduduk yang Menggunakan Jaringan Air Bersih

Di Kecamatan Candisari

Jenis Tahun

2014

Tahun

2013

Tahun

2012

Tahun

2011

Tahun

2010

PAM 54.426 54.426 54.426 54.416 54.416

Badan

Pengelola Air - - - - -

Pompa Jet /

Pompa tangan 538 538 538 529 523

Sumur 32.113 32.113 32.113 32.115 32.115

Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2014

3.2.4.3.4 Drainase

Jaringan drainase merupakan saluran yang mengalirkan air

dari rumah tangga, air hujan maupun aliran air lainnya. Saluran ini

terhubung dari tingkat rumah tangga dan bermuara disungai yang

merupakan saluran makro bagi seluruh wilayah. Kecamatan

Candisari terdapat beberapa sungai yang menjadi saluran drainase

makro dan menampung aliran air dari saluran drainase sekunder

dan tersier.

Berdasarkan jenisnya, jaringan drainase terbagi atas 3 jenis, yaitu:

Jaringan Drainase Primer

Jaringan ini merupakan saluran makro yang menjadi

muara aliran sungai dari saluran drainase sekunder dan

tersier (data sungai Kecamatan Candisari). Kecamatan

Candisari dilewati oleh 2 kali, yaitu Kali Joho dan Kali

Cacil.

Page 65: Gambaran Umum Kota Surabaya

84

Jaringan Drainase Sekunder

Jaringan drainase sekunder merupakan saluran yang

menampung aliran air dari drainase tersier yang kemudian

akan dialirkan kembali ke jaringan drainase primer. Saluran

ini merupakan gorong-gorong maupun selokan yang

terdapat pada sisi kanan atau kiri jalur-jalur utama jalan.

Saluran ini bisa berupa saluran terbuka maupun tertutup.

Jaringan Drainase Tersier

Jaringan drainase tersier ini berupa saluran yang

terdapat di unit lingkungan baik di perkampungan maupun

perumahan. Drainase ini dapat berupa saluran terbuka

maupun saluran tertutup sesuai dengan pemanfaatan lahan.

Drainase ini menampung aliran air yang berasal dari rumah

tangga, air hujan maupun air lainnya yang kemudian

dialirkan ke drainase sekunder.