Gambaran Umum Kota Surabaya
-
Upload
fani-apriliani -
Category
Documents
-
view
31 -
download
11
description
Transcript of Gambaran Umum Kota Surabaya
20
BAB 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH
3.1 Gambaran Umum Kota Semarang
3.1.1 Kondisi Fisik
3.1.1.1 Orientasi
Kota Semarang merupakan ibukota propinsi Jawa Tengah, berada pada
perlintasan jalur jalan Utara pulau Jawa yang menghubungkan Kota Surabaya
dan Jakarta.
Kota Semarang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat baik di
bidang industri dan jasa, permukiman, perdidikan, perdagangan maupun
transportasi. Seiring dengan perkembangan wilayah perkotaan tersebut, maka
terjadi alih fungsi lahan yang tadinya merupakan lahan pertanian yang tidak
terbangun menjadi daerah terbangun (built up area). Perubahan ini
menyebabkan peningkatan kepadatan penduduk dan kepadatan permukiman.
Perluasan lahan terbangun baik difungsikan sebagai permukiman,
perdagangan maupun industri secara otomatis akan memicu permasalahan
penurunan kualitas lingkungan. Permasalahan tersebut sering terjadi di wilayah
perkotaan pada umumnya. Masalah banjir, sampah, polusi udara, pencemaran
air, penurunan kualitas dan kuantitas air tanah merupakan masalah pelik yang
sering terjadi di wilayah perkotaan, sehingga masalah-masalah tersebut perlu
segera ditanggulangi secara terencana dan terpadu.
3.1.1.2 Letak Geografis dan Batas Administratif
Kota Semarang terletak antara garis 6o50’–7o10’ LS dan 109o35’–
110o50’ BT. Secara administratif, Kota Semarang dibatasi oleh:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang
Sebelah Barat : Kabupaten Kendal
Sebelah Timur : Kabupaten Demak
Peta batas administrasi Kota Semarang dapat dilihat pada peta 3.1.
21
22
Secara administratif, Kota Semarang terbagi atas 16 wilayah
Kecamatan yaitu Kecamatan Mijen (terdiri atas 14 Kelurahan), Kecamatan
Gunung Pati (terdiri atas 16 Kelurahan), Kecamatan Banyumanik (terdiri atas
11 Kelurahan), Kecamatan Gajahmungkur (terdiri atas 8 Kelurahan),
Kecamatan Semarang Selatan (terdiri atas 10 Kelurahan), Kecamatan
Candisari (terdiri atas 7 Kelurahan), Kecamatan Tembalang (terdiri atas 12
Kelurahan), Kecamatan Pedurungan (terdiri atas 12 Kelurahan), Kecamatan
Genuk (terdiri atas 13 Kelurahan), Kecamatan Gayamsari (terdiri atas 7
Kelurahan), Kecamatan Semarang Timur (terdiri atas 10 Kelurahan),
Kecamatan Semarang Utara (terdiri atas 9 Kelurahan), Kecamatan Semarang
Tengah (terdiri atas 15 Kelurahan), Kecamatan Semarang Barat (terdiri atas 16
Kelurahan), Kecamatan Tugu (terdiri atas 7 Kelurahan) dan Kecamatan
Ngaliyan (terdiri atas 10 Kelurahan). Total dari 16 wilayah kecamatan yang
ada di Kota Semarang terdapat 177 Kelurahan.
Luas wilayah Kota Semarang tercatat 373,70 Km2. Luas yang ada
terdiri dari 39,56 Km2 (10,59%) tanah sawah dan 334,14 (89,41%) bukan lahan
sawah. Menurut penggunaannya, luas tanah sawah terbesar merupakan tanah
sawah tadah hujan (53,12%) dan hanya sekitar 19,97% nya saja yang dapat
ditanami dua kali.
Wilayah di Kota Semarang memiliki ketinggian antara 0,75 sampai
dengan 348 meter di atas permukaan air laut. Wilayah dengan ketinggian 0,75
meter di atas permukaan air laut terdapat di dataran pesisir pantai yang terdapat
di Kota Semarang bagian Utara. Sedangkan wilayah dengan ketinggian 348
meter di atas permukaan air laut terdapat di dataran tinggi yaitu pada
Kecamatan Gunungpati sebelah Timur Laut. Panjang garis pantai di Kota
Semarang meliputi 13,6 Km.
Berikut ini adalah pembagian wilayah di Kota Semarang beserta luas
lahan yang dimiliki oleh masing-masing wilayah, dapat dilihat pada tabel 3.1.
23
Tabel 3.1
Kecamatan dan Luas Daerah serta Jumlah Desa di Kota Semarang
No. Kecamatan
Luas
Daerah
(Km2)
Desa atau Kelurahan Jumlah
Desa
1. Mijen 55,75
Cangkiran, Bubakan, Karang
Malang, Polaman, Purwosari,
Tambangan, Jatisari, Mijen,
Jati Barang, Kedung Pane,
Pesantren, Ngadirgo,
Wonopolo, Wonoplumbon.
14
2. Gunung Pati 54,11
Gunung Pati, Plalangan,
Sumerrejo, Pakintelan,
Mangunsari, Patemon, Ngijo,
Nongko Sawit, Cepoko,
Jatirejo, Kandri, Pongangan,
Kali Segoro, Sekaran,
Sukorejo, Sadeng.
16
3. Banyumanik 25,69
Pundakpayung, Gedawang,
Jabungan, Padangsari,
Banyumanik, Srondol Wetan,
Pedalangan, Sumur Boto,
Srondol Kulon, Tinjomoyo,
Ngesrep.
11
4. Gajahmungkur 9,07
Sampangan, Bendan Dhuwur,
Karangrejo, Gajah Mungur,
Bendan Ngisor, Petompon,
Bendungan, Lempongsari.
08
5. Semarang
Selatan 5,93
Bulustalan, Barusari,
Randusari, Mugassari,
Pleburan, Wonodri,
Peterongan, Lamper Kidul,
Lamper Lor, Lamper Tengah.
10
6. Candisari 6,54
Jatingaleh, Karanganyar
Gunung, Jomblang, Candi,
Kaliwiru, Wonotingal,
Tegalsari.
07
7. Tembalang 44,20
Rowosari, Meteseh, Kramas,
Tembalang, Bulusan,
Mangunharjo, Sendang
Mulyo, Sambiroto, Jangli,
Tandang, Kedung Mundu,
Sendangguwo.
12
8. Pedurungan 20,72 Jgemah, Pedurungan Kidul,
Pedurungan Lor, Tlogomulyo, 12
24
Pedurungan Tengah, Palebon,
Kalicari, Tlogosari Kulon,
Tlogosari Wetan, Muktiharjo
Kidul.
9. Genuk 27,39
Muktiharjo Lor, Gebangsari,
Genuksari, Bangetayu Kulon,
Bangetayu Wetan,
Sembungharjo, Penggaron
Lor, Kudu,
Karangroto,Banjardowo,
Trimulyo, Terboyo Wetan,
Terboyo Kulon.
13
10. Gayamsari 6,18
Pandean Lamper, Gayamsari,
Siwalan, Sambirejo, Sawah
Besar, Kaligawe,Tambakrejo.
07
11. Semarang
Timur 7,70
Karang Turi, Karangtempel,
Rejosari, Sarirejo, Kebon
Agung, Bugangan,
Mlatiharjo, Mlatibaru,
Rejomulyo, Kemijen.
10
12. Semarang
Utara 10,97
Bulu Lor, Plombokan,
Panggung Kidul, Panggung
Lor, Kuningan, Purwosari,
Dadapsari, Bandarharjo,
Tanjung Emas.
09
13. Semarang
Tengah 6,14
Pekunden, Karang Kidul,
Jagalan, Brumbungan,
Miroto, Kabahan, Kranggan,
Purwodinatan, Kauman,
Bangunharjo, Kembang Sari,
Pandan Sari, Sekayu,
Pindrikan Kidul, Pindrikan
Lor.
15
14. Semarang
Barat 21,74
Kembang Arum, Manyaran,
Ngemplak Simongan,
Bongasari, Bojong Salaman,
Cabean, Salaman Mloyo,
Gisik Grono, Kalibanteng
Kidul, Kalibanteng Kulon,
Krapyak, Tambakharjo,
Tawangsaari, Karang Ayu,
Krobokan, Tawangmas.
16
15. Tugu 31,78
Jrakah, Tugurejo, Karang
Anyar, Randugarut,
Mangkang Wetan,
07
25
Mangkunharjo, Mangun
Kulon
16. Ngaliyan 37,99
Podorejo, Wates, Bringin,
Ngaliyan, Banbankaret,
Kalipancur, Purwoyoso,
Tambakaji, Gondoriyo,
Wonosari.
10
Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2010
3.1.1.3 Topografi
Kota Semarang memiliki karakteristik topografi yang unik, yaitu
berupa daerah pantai dan daerah perbukitan. Elevasi topografi berada pada
ketinggian antara 0,75 meter sampai sekitar 350 meter diatas permukaan air
laut (mdpl). Kondisi topografi menciptakan potensi ponorama yang indah dan
ekosistem yang lebih beragam.
Ketinggian 0,75-90,5 mdpl termasuk dalam kawasan Pusat Kota
Semarang (dataran rendah Semarang bagian utara) yang diwakili oleh titik
tinggi di Daerah Pantai Pelabuhan Tanjung Mas, Simpang Lima, Candibaru.
Sedangkan ketinggian 90,5-348 mdpl terletak pada dearah pinggir Kota
Semarang, yang terbesar disepanjang arah mata angin yang diwakilin oleh titik
tinggi yang berlokasi di jatingaleh dan Gombel, Semarang Selatan, Tugu,
Mijen dan Gunungpati.
Kondisi topografi Kota Semarang terdiri dari:
a. Dataran pesisir pantai : 1% dari luas wilayah total dengan
ketinggian wilayah 0-0,75 mdpl
b. Dataran rendah : 33% dari laus wilayah total dengan
ketinggian wilayah 0,75-5 mdpl
c. Dataran tinggi : 66% dari luas wilayah total dengan
ketinggian wilayah 5-348 mdpl.
26
Kondisi lereng tanah Kota Semarang dibagi menjadi 4 jenis kelerengan
yaitu:
a. Lereng I (0-2%), luas wilayah Kota Semarang dengan lereng
sebesar 0-2% adalah sebesar 16.574,6 Ha (43%). Sebaran wilayah
dengan tingkat kelerengan ini sebagian besar berada meliput
Kecamatan Genuk, Pedurungan, Gayamsari, Semarang Timur,
Semarang Utara dan Tugu serta sebagian wilayah Kecamatan
Tembalang, Banyumanik dan Mijen.
b. Lereng II (2-15%), dengan luas wilayah sebesar 14.090,5 Ha (37%).
Wilayah di Kota Semarang dengan tingkat kelerengan ini meliputi
Kecamatan Semarang Barat, Semarang Selatan, Candisari,
Gajahmungkur, Gunung Pati dan Ngaliyan.
c. Lereng III (15-40%), meliputi wilayah di sekitar Kaligarang dan
Kali Kreo (Kecamatan Gunung Pati), sebagian wilayah Kecamatan
Mijen (daerah Wonoplumbon), sebagian wilayah Kecamatan
Banyumanik dan Kecamatan Candisari dengan luas keseluruhan
sebesar 7.050,8 Ha (18%).
d. Lereng IV (>40%), meliputi sebagaian wilayah Banyumanik
(sebelah Tenggara), dan sebagian wilayah kecamatan Gunug Pati,
terutama di sekitar Kaligarang dan Kalikripik yang memiliki
keseluruhan luasan sebesar 766,7 Ha (2%).
Ketinggian Kota Semarang yang bervariasi ini menjadikan
pemanfaatan bagian atas Kota Semarang harus berhati-hati dengan lebih
difungsikan sebagai daerah konservasi untuk melindungi Kota Semarang
bagian bawah, sedangkan Kota Semarang bagian bawah perlu kehati-hatian
pula karena kawasan ini merupakan kawasan pesisir yang rawan banjir dan rob.
27
Tabel 3.2
Ketinggian Tempat Kota Semarang
No. Bagian Wilayah Ketinggian (mdpl)
1 Daerah Pantai 0,75
2 Pusat Keramaian Kota
(Depan Hotel Dibya Puri Semarang) 2,45
3 Simpang Lima 3,49
4 Candi Baru 90,56
5 Jatingaleh 136,00
6 Gombel 270,00
7
Gunungpati
- Sebelah Barat 259,00
- Sebelah Timur Laut 348,00
8 Mijen 253,00
Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2010
3.1.1.4 Hidrologi
Kota Semarang dalam suatu sistem hidrologi merupakan kawasan yang
berada pada kaki bukit Gunung Ungaran, mengalir beberapa sungai yang
tergolong besar seperti yaitu Kali Baselo, Kali Beringin, Kali Silandak, Kali
Siangker, Kali Kreo, Kali Kripik, Kali Garang, Kali Candi, Kali Bajak, Kali
Kedungmundu dan Kali Penggaron.
Kali Garang yang bermata air di gunung Ungaran, alur sungainya
memanjang ke arah Utara hingga mencapai Pegandan tepatnya di Tugu
Soeharto, bertemu dengan aliran Kali Kreo dan Kali Kripik. Kali Garang
sebagai sungai utama pembentuk kota bawah yang mengalir membelah
lembah-lembah Gunung Ungaran mengikuti alur yang berbelok-belok dengan
aliran yang cukup deras. Setelah diadakan pengukuran debit Kali Garang
mempunyai debit 53,0 % dari debit total dan kali Kreo 34,7 % selanjutnya Kali
Kripik 12,3 %. Oleh karena Kali Garang memberikan airnya yang cukup
dominan bagi Kota Semarang, maka langkah-langkah untuk menjaga
28
kelestariannya juga terus dilakukan. Karena Kali Garang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan air minum warga Kota Semarang.
Air tanah bebas ini merupakan air tanah yang terdapat pada lapisan
pembawa air (aquifer) dan tidak tertutup oleh lapisan kedap air. Permukaan air
tanah bebas ini sangat dipengaruhi oleh musim dan keadaan lingkungan
sekitarnya. Penduduk Kota Semarang yang berada di dataran rendah, banyak
memanfaatkan air tanah ini dengan membuat sumur-sumur gali (dangkal)
dengan kedalaman rata-rata 3-18 m. Sedangkan untuk peduduk di dataran
tinggi hanya dapat memanfaatkan sumur gali pada musim penghujan dengan
kedalaman berkisar antara 20-40 m.
Air tanah tertekan adalah air yang terkandung di dalam suatu lapisan
pembawa air yang berada diantara 2 lapisan batuan kedap air sehingga hampir
tetap debitnya disamping kualitasnya juga memenuhi syarat sebagai air bersih.
Debit air ini sedikit sekali dipengaruhi oleh musim dan keadaan di
sekelilingnya. Untuk daerah Semarang bawah lapisan aquifer di dapat dari
endapan alluvial dan delta sungai Garang. Kedalaman lapisan aquifer ini
berkisar antara 50 - 90 meter, terletak di ujung Timur laut Kota dan pada mulut
sungai Garang lama yang terletak di pertemuan antara lembah sungai Garang
dengan dataran pantai. Kelompok aquifer delta Garang ini disebut pula
kelompok aquifer utama karena merupakan sumber air tanah yang potensial
dan bersifat tawar. untuk daerah Semarang yang berbatasan dengan kaki
perbukitan air tanah artois ini terletak pada endapan pasir dan konglomerat
formasi damar yang mulai diketemukan pada kedalaman antara 50 - 90 m. Pada
daerah perbukitan kondisi artois masih mungkin ditemukan. karena adanya
formasi damar yang permeable dan sering mengandung sisipan-sisipan batuan
lanau atau batu lempung.
Sebagai daerah hilir, dengan sendirinya merupakan daerah limpasan
debet air dari sungai yang melintas dan mengakibatkan terjadinya banjir pada
musim penghujan. Kondisi ini diperparah oleh karakteristik kontur wilayah
berbukit dengan perbedaan ketinggian yang sangat curam sehingga curah hujan
yang terjadi di daerah hulu akan sangat cepat mengalir ke daerah hilir.
29
3.1.1.5 Klimatologi
Kota Semarang memiliki iklim tropis dengan dua jenis musim, yaitu
musim kemarau dan musim penghujan yang memiliki siklus bergantian selama
lebih kurang enam bulan. Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BMKG), pada umumnya hujan di Kota Semarang turun pada bulan
Desember sampai Mei, sedangka antara bulan Juni sampai November
merupakan musim kemarau.
Kota Semarang memiliki curah hujan 1500 mm/tahun sampai 3000
mm/tahun. Antara tahun 1963 sampai dengan 1955, curah hujan efektif
konstan, yaitu rata-rata 2398,76 mm/tahun. Sedangkan rata-rata hujan per
bulan pada tahun 2006 adalah 109 hari dengan jumlah curah hujan 2153 mm.
Temperatur udara Kota ini berkisar 25,80oC sampai dengan 29,30oC.
Kelembaban udara rata-rata berkisar dari 62% sampai dengan 84%. Arah angin
sebagian besar bergerak dari Tenggara menuju Barat Laut, dengan kecepatan
rata-rata berkisar antara 5,7 km/jam. Pada tahun 2006, temperatur udara rata-
rata 32oC, sehingga Kota Semarang secara umum dikatakan besuhu udara
panas. Sedangkan kisaran radiasi matahari rata-rata Kota Semarang ialah 5-
10,5 jam per hari dengan penyinaran minimum rata-rata 5 jam per hari bila
musim hujan. Radiasi sinar matahari maksimum 10,5 jam per hari.
Tabel 3.3
Rata-Rata Curah Hujan Tiap Kecamatan di Kota Semarang
Kecamatan 2009 2010 2011 2012 2013
Mijen 157,33 284,00 294,00 94,00 0,00
Gunungpati 233,50 273,00 265,00 233,00 286,00
Gajah Mungkur 133,75 246,00 188,00 256,00 254,00
Banyumanik 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Semarang Selatan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
30
Candisari 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Tembalang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Pedurungan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Genuk 0,00 177,00 123,00 235,00 214,00
Gayamsari 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Semarang Timur 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Semarang Utara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Semarang Tengah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Semarang Barat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Tugu 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Ngaliyan 90,24 216,00 136,00 218,00 211,00
Jumlah 153.75 239.20 201.20 207.00 241.00
Sumber: Kota Semarang Dalam Angka (BPS)
3.1.1.6 Tata Guna Lahan
Pola tata guna lahan di Kota Semarang terdiri dari pemukiman, tegalan,
kebun campuran, sawah, tambak, hutan, perusahaan, jasa, industri dan
penggunaan lainnya dengan sebaran pemukiman sebesar 33,12%, tegalan
sebesar 23,81%, kebun campuran sebesar 13,47%, sawah sebesar 11,68%,
penggunaan lainnya yang meliputi jalan, sungai dan tanah kosong sebesar
6,82%, tambak sebesar 6,96%, hutan sebesar 3,69%, Perusahaan 2,42%, Jasa
sebesar 1,52% dan Industri sebesar 1,26%.
Sebagaimana diatur di dalam Perda Nomor 5 Tahun 2004 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang Tahun 2000-2010,
telah ditetapkan kawasan yang berfungsi lindung dan kawasan yang berfungsi
budidaya. Kawasan Lindung, meliputi kawasan yang melindungi kawasan di
bawahnya, kawasan lindung setempat dan kawasan rawan bencana. Kawasan
31
yang melindungi kawasan di bawahnya adalah kawasan-kawasan dengan
kemiringan >40% yang tersebar di wilayah bagian Selatan. Kawasan lindung
setempat adalah kawasan sempadan pantai, sempadan sungai, sempadan
waduk, dan sempadan mata air. Kawasan lindung rawan bencana merupakan
kawasan yang mempunyai kerentanan bencana longsor dan gerakan tanah.
Kegiatan budidaya dikembangkan dalam alokasi pengembangan fungsi
budidaya.
Lahan pertanian kering berlokasi berada di sebelah selatan wilayah kota
yang berbukit-bukit sedangkan lahan sawah berlokasi di wilayah Semarang
bawah sebagian lagi di wilayah Gunungpati dan Mijen. Peruntukan lahan untuk
industri seluas 750,1215 Ha berlokasi di kawasan industri Tugu dan Genuk,
sebagian lagi ada di wilayah Pedurungan dan Semarang Barat. Lokasi industri
lainnya ada di wilayah Banyumanik dan Simongan, untuk kedua wilayah ini
sudah tidak sesuai dengan Rencana Induk Kota namun mengingat keberadaan
industri tersebut sebelum tersusunnya RIK, maka untuk sementara masih
ditoleransi sambil dipindahkan secara bertahap.
Tabel 3.4
Tata Guna Lahan Kota Semarang
No Guna Lahan Luas (Ha) Persentase(%)
1 Permukiman 12.355,96 33,12
2 Lahan Kering/Tegalan 8.884,30 23,81
3 Sawah 4.360,88 11,68
4 Kebun 5.140,23 13,78
5 Perkebunan 873,48 2,34
6 Pertambangan Terbuka 137,31 0,36
7 Industri dan Pariwisata 1.023,03 2,74
8 Perhubungan 483,14 1,29
32
9 Lahan Berhutan 1.377,21 3,69
10 Lahan Terbuka 413,80 1,10
11 Perairan darat 1775,00 4,75
12 Lain-lain 2.545,63 6,82
Luas Lahan 37.360,00 100,00
Sumber: Semarang dalam Angka (BPS)
3.1.2 Sosial Kependudukan
3.1.2.1 Jumlah Penduduk
Berdasarkan hasil registrasi penduduk tahun 2013, jumlah penduduk
Kota Semarang tercatat sebesar 1.572.105 jiwa dengan pertumbuhan penduduk
selama tahun 2013 sebesar 0,83%. Kondisi tersebut memberi arti bahwa
pembangunan kependudukan, khususnya usaha untuk menurunkan jumlah
kelahiran, memberikan hasil yang nyata.
Sekitar 71,57% penduduk Kota Semarang berumur produktif (15-64)
tahun, sehingga angka beban tanggungan, yaitu perbandingan antara penduduk
usia produktif dengan penduduk usia tidak produktif (0-14 dan 65 tahun ke
atas) pada tahun 2012 sebesar 36,72% yang berarti 100 orang penduduk usia
produktif menanggung beban 40 orang penduduk usia tidak produktif.
Dalam kurun waktu 5 tahun (2009-2013), kepadatan penduduk
cenderung naik seiring dengan kenaikan jumlah penduduk. Di sisi lain,
penyebaran penduduk di masing-masing kecamatan belum merata. Di wilayah
Kota Semarang, tercatat kecamatan Semarang Selatan sebagai wilayah
terpadat, sedangkan kecamatan Mijen merupakan wilayah yang kepadatannya
paling rendah.
33
Tabel 3.5
Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Di Kota Semarang
Kecamatan Luas Wilayah
(Km)
Jumlah Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/Km2)
Rmh
Tangga Penduduk
Mijen 57,55 17.088 57.887 1.006
Gunungpati 54,11 21.445 75.885 1.402
Banyumanik 25,69 35.859 130.494 5.080
Gajah
Mungkur 9,07 15.184 63.599 7.012
Smg. Selatan 5,93 27.830 82.293 13.882
Candisari 6,54 19.878 79.706 12.187
Tembalang 44,20 43.947 147.564 3.339
Pedurungan 20,72 45.388 177.143 8.549
Genuk 27,39 25.157 93.439 3.411
Gayamsari 6,18 19.512 73.745 11.939
Smg. Timur 7,70 21.886 78.622 10.211
Smg. Utara 10,97 32.202 128.026 11.671
Smg. Tengah 6,14 20.809 71.200 11.596
Smg. Barat 21,74 46.849 158.668 7.298
Tugu 31,78 8.704 31.279 984
Ngaliyan 37,99 40.351 122.555 3.226
Jumlah 2013 373.70 442.089 1.572.105 4.207
2012 373.70 435.184 1.559.198 4.172
2011 373.70 429.268 1.544.358 4.133
2010 373.70 438.537 1.527.433 4.087
2009 373.70 413.806 1.506.924 4.032
Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2014
34
3.1.2.2 Struktur Penduduk
Struktur penduduk Kota Semarang dapat dibedakan menurut warga
negara, kelompok usia, agama dan mata pencaharian.
Tabel 3.6
Banyaknya Penduduk Menurut Warga Negara
Di Kota Semarang
Kecamatan Warga Negara Indonesia
Laki-laki Perempuan Jumlah
Mijen 29,192 28,695 57,887
Gunungpati 37,963 37,922 75,885
Banyumanik 64,112 66,326 130,438
Gajah Mungkur 31,827 31,717 63,544
Smg. Selatan 40,752 41,534 82,286
Candisari 39,509 40,185 79,694
Tembalang 74,627 72,931 147,558
Pedurungan 87,364 89,677 177,041
Genuk 46,912 46,527 93,439
Gayamsari 37,254 36,491 73,745
Smg. Timur 38,657 39,933 78,590
Smg. Utara 62,242 65,760 128,002
Smg. Tengah 34,584 36,206 70,790
Smg. Barat 78,955 79,688 158,643
Tugu 15,642 15,637 31,279
Ngaliyan 61,157 61,363 122,520
Jumlah 2013 780,749 790,592 1,571,341
2012 775,331 783,049 1,558,380
2011 767,446 776,111 1,543,557
2010 757,712 768,686 1,526,398
2009 747,982 757,927 1,505,909
35
Kecamatan
Banyaknya Penduduk Mnrt Warga Negara
WNI + WNA
Laki-laki Perempuan Jumlah
Mijen 29,192 28,695 57,887
Gunungpati 37,963 37,922 75,885
Banyumanik 64,158 66,336 130,494
Gajah Mungkur 31,859 31,740 63,599
Smg. Selatan 40,758 41,535 82,293
Candisari 39,517 40,189 79,706
Tembalang 74,629 72,935 147,564
Pedurungan 87,441 89,702 177,143
Genuk 46,912 46,527 93,439
Gayamsari 37,254 36,491 73,745
Smg. Timur 38,671 39,951 78,622
Smg. Utara 62,256 65,770 128,026
Smg. Tengah 34,766 36,434 71,200
Smg. Barat 78,970 79,698 158,668
Tugu 15,642 15,637 31,279
Ngaliyan 61,188 61,367 122,550
Jumlah 2013 781,176 790,929 1,572,105
2012 775,793 783,405 1,559,198
2011 767,884 776,474 1,544,358
2010 758,267 769,166 1,527,433
2009 748,515 758,409 1,506,924
Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2013
36
Tabel 3.7
Banyaknya Penduduk Menurut Kelompok Usia
Di Kota Semarang
Kelompok Usia Banyaknya Penduduk
Laki-laki Perempuan Jumlah
0-4 65,631 60,246 125,876
5-9 65,099 59,980 125,079
10-14 62,640 58,791 121,431
15-19 71,021 74,644 145,665
20-24 76,398 77,705 154,103
25-29 73,987 74,578 148,564
30-34 68,859 69,535 138,394
35-39 61,316 63,031 124,347
40-44 57,042 61,032 118,074
45-49 50,860 54,908 105,768
50-54 44,775 44,900 89,675
55-59 33,420 30,606 64,025
60-64 17,757 18,806 36,562
65+ 32,373 42,167 74,540
Jumlah 2013 781,176 790,929 1,572,105
2012 775,793 783,405 1,559,198
2011 767,884 776,474 1,544,358
2010 758,267 769,166 1,527,433
2009 748,515 758,409 1,506,924
Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2013
37
Tabel 3.8
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Di Kota Semarang
Kecamatan
Pemeluk Agama
Islam Kristen
Katholik
Kristen
Protestan Budha
Mijen 54,489 1,482 1,851 15
Gunungpati 72,942 1,279 1,353 202
Banyumanik 106,696 12,140 10,677 665
Gajah Mungkur 55,169 4,401 3,700 173
Smg. Selatan 66,123 7,368 6,668 644
Candisari 65,105 6,768 6,651 503
Tembalang 127,554 9,523 9,737 384
Pedurungan 146,448 13,214 13,770 1,590
Genuk 88,330 2,480 2,398 119
Gayamsari 65,956 3,485 3,109 747
Smg. Timur 53,793 11,242 9,904 2,290
Smg. Utara 102,550 11,372 10,132 2,379
Smg. Tengah 43,300 10,305 9,651 6,298
Smg. Barat 124,783 14,790 14,903 1,590
Tugu 30,421 145 173 12
Ngaliyan 108,905 5,866 6,077 824
Jumlah 2013 1,312,562 115,858 110,753 18,433
2012 1,258,073 114,376 108,902 18,418
2011 1,288,502 114,857 109,707 18,496
2010 1,272,693 114,311 109,104 18,530
2009 1,251,059 114,636 109,266 18,994
38
Kecamatan Pemeluk Agama
Hindu Lainnya Jumlah
Mijen 50 0 57,887
Gunungpati 109 0 75,885
Banyumanik 316 0 130,494
Gajah Mungkur 157 0 63,599
Smg. Selatan 1,133 358 82,293
Candisari 589 91 79,706
Tembalang 267 99 147,564
Pedurungan 897 1,225 177,143
Genuk 113 0 93,439
Gayamsari 396 52 73,745
Smg. Timur 1,267 126 78,622
Smg. Utara 397 36 126,866
Smg. Tengah 1,449 198 71,200
Smg. Barat 2,603 0 158,668
Tugu 7 0 30,758
Ngaliyan 787 96 122,555
Jumlah 2013 10,537 2,281 1,570,424
2012 10,533 2,272 1,559,198
2011 10,537 2,259 1,544,358
2010 10,545 2,250 1,527,433
2009 10,729 2,241 1,506,924
Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2013
39
Tabel 3.9
Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Di Kota Semarang
Kecamatan
Mata Pencaharian Penduduk
Petani
Sendiri
Buruh
Tani Nelayan
Mijen 4,000 5,873 0
Gunungpati 5,493 0 17
Banyumanik 2,483 0 0
Gajah Mungkur 0 25 0
Smg. Selatan 0 0 0
Candisari 0 0 0
Tembalang 538 444 0
Pedurungan 1,057 1,702 0
Genuk 6,635 3,018 61
Gayamsari 115 0 104
Smg. Timur 0 0 0
Smg. Utara 0 0 1,875
Smg. Tengah 0 0 0
Smg. Barat 117 107 141
Tugu 780 2,438 458
Ngaliyan 5,722 4,926 0
Jumlah 2013 26,940 18,534 2,657
2012 26,718 18,382 2,635
2011 26,123 17,917 2,610
2010 25,837 17,720 2,581
2009 24,165 16,726 2,615
Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2013
40
Kecamatan
Mata Pencaharian Penduduk
Pengusaha Buruh
Industri
Buruh
Bangunan
Mijen 210 6,209 3,631
Gunungpati 229 7,273 6,171
Banyumanik 1,102 1,633 8,763
Gajah Mungkur 362 2,075 1,540
Smg. Selatan 10,153 9,373 48
Candisari 546 9,144 10,041
Tembalang 99 528 528
Pedurungan 3,581 30,863 18,239
Genuk 127 18,917 5,940
Gayamsari 251 20,823 8,971
Smg. Timur 3,373 13,375 3,476
Smg. Utara 12,371 8,702 1,975
Smg. Tengah 2,877 4,302 2,561
Smg. Barat 12,297 18,530 3,216
Tugu 523 4,243 1,976
Ngaliyan 5,058 20,645 5,692
Jumlah 2013 53,160 176,635 82,766
2012 52,723 175,185 82,087
2011 52,672 173,615 81,281
2010 52,095 171,712 80,390
2009 52,993 168,991 78,463
Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2013
41
Kecamatan
Mata Pencaharian Penduduk
Pedagang Angkutan PNS &
TNI/Polri
Mijen 1,343 291 884
Gunungpati 1,801 263 2,169
Banyumanik 4,099 519 12,528
Gajah Mungkur 2,007 484 3,167
Smg. Selatan 6,704 354 8,474
Candisari 5,999 2,073 11,783
Tembalang 3,532 1,857 5,648
Pedurungan 9,825 4,247 17,117
Genuk 5,308 1,071 2,400
Gayamsari 6,460 1,104 2,672
Smg. Timur 17,021 4,141 2,731
Smg. Utara 4,513 1,245 2,275
Smg. Tengah 5,415 2,136 2,704
Smg. Barat 4,588 2,506 7,327
Tugu 1,204 192 646
Ngaliyan 6,358 3,069 12,221
Jumlah 2013 86,175 25,553 94,748
2012 85,468 25,344 93,970
2011 85,051 25,201 93,247
2010 84,119 24,925 92,226
2009 84,329 24,921 90,976
Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2013
42
Kecamatan Mata Pencaharian Penduduk
Pensiunan Lainnya Jumlah
Mijen 424 27 22,892
Gunungpati 482 3,027 26,924
Banyumanik 1,645 2,128 34,899
Gajah Mungkur 1,096 5,707 16,463
Smg. Selatan 4,223 6,739 46,067
Candisari 3,823 5,209 48,618
Tembalang 2,628 26,144 41,944
Pedurungan 3,108 18,946 108,685
Genuk 564 2,737 46,778
Gayamsari 603 125 41,228
Smg. Timur 1,120 122 45,361
Smg. Utara 2,284 11 35,251
Smg. Tengah 1,856 1 21,853
Smg. Barat 4,618 535 53,982
Tugu 0 8,727 21,188
Ngaliyan 11,249 1,519 76,458
Jumlah 2013 39,723 81,702 688,593
2012 39,397 81,031 682,940
2011 39,075 79,552 676,344
2010 39,646 78,680 668,932
2009 39,252 76,684 659,115
Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2013
43
Grafik 3.1
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Mata Pencaharian
Di Kota Semarang
Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2013
3.1.2.3 Dinamika Penduduk
Dinamika penduduk di Kota Semarang dibedakan menjadi dua yaitu
dinamika secara alami dan non alami. Dinamika penduduk secara alami adalah
perubahan jumlah penduduk berdasarkan jumlah kelahiran dan kematian.
Dinamika penduduk secara alami dapat dilihat pada tabel 3.10
Tabel 3.10
Dinamika Penduduk Alami
Kota Semarang
Kecamatan
Tahun
2010 2011 2012 2013
Lahir Mati Lahir Mati Lahir Mati Lahir Mati
Mijen 949 323 872 346 899 327 775 251
Gn.Pati 900 371 1003 418 1095 384 1338 591
Banyumani
k 1907 772 1969 684 1794 736 2328 1004
Gajah
Mungkur 992 399 973 411 972 412 724 402
Smg.
Selatan 1057 610 1220 734 1073 650 925 550
Candisari 1162 682 1277 591 1261 621 1222 726
Tembalang 1878 617 2243 818 2505 892 2924 716
Pedurunga
n 2331 894 2706 918 2550 936 2650 943
44
Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2010-2013
Menurut tabel di atas, jumlah angka kelahiran tertinggi terjadi pada
tahun 2011 dengan jumlah 24.910 jiwa. Sedangkan jumlah angka kelahiran
terendah terjadi pada tahun 2010 dengan jumlah 22.724 jiwa. Jumlah angka
kematian tertinggi terjadi pada tahun 2011 dengan jumlah 10.454 jiwa.
Sedangkan angka kematian terendah terjadi pada tahun 2012 dengan jumlah
10.012 jiwa.
Sedangkan, dinamika penduduk non alami merupakan perubahan
jumlah penduduk berdasarkan jumlah imigrasi (datang) dan emigrasi (pindah).
Dinamika penduduk secara non alami dapat dilihat pada tabel 3.11
Tabel 3.11
Dinamika Penduduk Non-alami
Kota Semarang
Genuk 1564 444 1657 427 1717 424 1439 402
Gayamsari 1207 529 1261 466 1266 434 1174 450
Smg.
Timur 1181 819 1284 802 1065 666 1130 708
Smg. Utara 2086 1106 2274 1115 1939 1004 1775 1027
Smg.
Tengah 861 666 927 637 982 610 816 593
Smg. Barat 2.315 1223 2721 1208 2273 1122 2188 1042
Tugu 465 195 404 193 465 154 508 177
Ngaliyan 1869 625 2109 686 1818 650 1849 667
Jumlah 22724 10275 24910 10454 23634 10012 23765 10249
Kecamatan
Tahun
2010 2011 2012 2013
Dtg Pindah Dtg Pindah Dtg Pindah Dtg Pindah
Mijen 1847 1141 2262 876 2115 982 1604 824
Gn.Pati 1489 704 1794 946 1851 1011 1600 1056
Banyumani
k 3686 3132 3724 3624 3521 3967 2505 2505
Gajah
Mungkur 1424 1485 1432 1576 1394 1680 769 931
Smg.
Selatan 1694 2321 1658 2366 1481 2335 1166 1612
Candisari 1560 2369 1583 2425 1666 2224 1191 1669
Tembalang 4389 2406 6538 3035 5688 2900 4359 1950
Pedurunga
n 5094 4193 5709 4891 5301 5245 3415 3777
Genuk 3175 1533 3215 1642 3624 1740 2534 1639
Gayamsari 2416 2224 2219 2354 2140 2421 1444 1648
45
Sumber: Kota Semarang Dalam Angka 2010-2013
Menurut tabel diatas, jumlah angka imigrasi tertinggi terjadi pada tahun
2011 dengan jumlah 44.015 jiwa sedangkan jumlah angka imigrasi terendah
terjadi pada tahun 2013 dengan jumah 30.360 jiwa. Jumlah angka emigrasi
tertinggi terjadi pada tahun 2012 dengan jumlah 42.026 jiwa sedangkan jumlah
angka emigrasi terendah terjadi pada tahun 30.472 jiwa.
3.1.3 Perekonomian
3.1.3.1 PDRB
Peran daerah dalam mendukung ekonomi cukup besar namun belum
berjalan secara optimal. Mulai muncul fenomena-fenomena dimana
dituntutnya peran aktif dari eksekutif dalam roda perekonomian. Pada saat ini
pertumbuhan perekonomian di Kota Semarang sedang meningkat, hal ini
ditunjukan dengan peningkatan pendapatan perkapita di Kota Semarang.
Pertumbuhan ekonomi Kota Semarang juga ditunjukan oleh angka
PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) menurut lapangan usaha atas dasar
harga berlaku dimana pada tahun 2011 PDRB Kota Semarang berjumlah
48.461.410,41 (dalam juta rupiah) menjadi 54.384.654,55 (dalam juta rupiah)
di tahun 2012. Ini berarti Kota Semarang mampu menggali potensi
ekonominya yang ada, sehingga PDRB dan PAD nya akan semakin meningkat.
Smg.
Timur 1656 2886 1522 2746 1429 2546 1095 1847
Smg. Utara 2325 3502 2338 3447 2397 3552 2131 3278
Smg.
Tengah 1342 1922 1287 2225 1254 2401 846 1519
Smg. Barat 3595 4884 3650 4532 3341 5644 2523 3756
Tugu 581 457 753 473 780 483 512 399
Ngaliyan 3864 2460 4301 2684 4199 2895 2666 2062
Jumlah 40137 37619 44015 39842 42181 42026 30360 30472
46
Tabel 3.12
Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2013
No. Lapangan Usaha Besaran
(Dalam Juta Rupiah)
1
Pertanian 558.074,44
Tanaman Bahan Makanan 266.390,14
Tanaman Perkebunan 39.247,40
Peternakan 242.111,93
Kehutanan 1.936,24
Perikanan 38.388,73
2 Pertambangan dan Penggalian 81.153,57
3 Industri 13.396.296,80
4 Listrik, Gas dan Air 776.041,22
5 Bangunan 10.562.309,17
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 15.460.952,20
7 Angkutan dan Komunikasi 5.091.566,72
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1.452.004,58
9 Jasa-Jasa 6.976.255,85
Total PDRB 54.384.654,55
Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2013
Sumbangan persektor
Ada beberapa sektor yang punya andil besar dalam sumbangannya ke
PDRB kota Semarang, yaitu sektor pedagangan, hotel , restoran , serta sektor
industri pengolahan. Sumbangan sektor perdagangan hotel dan restoran sampai
tahun 2012 cenderung naik yaitu dari 28,01% pada tahun 2011 menjadi 28,43%
pada tahun 2012 dengan laju pertumbuhan sebesar 10,03%. Untuk sektor
industry pengolahan pada tahun 2012 sebesar 24,63%, jasa-jasa 12,13%,
pertanian 1,08%, pertambangan 0,15%, bangunan 15,54%,listrik, gas dan air
47
sebesar 1.25% dan sisanya adalah keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
serta angkutan dan komunikasi masing-masing menyumbang 2,71% dan
9,64%.
Grafik 3.2
Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2012
Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2012
3.1.3.2 Basis Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi lokal didefinisikan bahwa pembangunan
ekonomi di fokuskan pada menumbuhkan daya saing atau kemampuan untuk
menciptakan pertumbuhan ekonomi daerah. Secara istilah, terminology lokal
atau daerah ekonomi digunakan untuk menggambarkan area geografis atau
wilayah kekuasaan pemerintah yang memiliki basis ekonomi yang berdekatan.
Pembangunan ekonomi lokal menggambarkan proses dimana pemerintah
daerah mampu mengorganisir aktifitas bisnis. Pembangunan ekonomi lokal
dilakukan bertujuan untuk memperbaiki masyarakat dengan menggunakan
sumber daya dan menciptakan kesempatan kerja penuh. Pemerintah lokal yang
disebut pemerintahan propinsi dan kota/kabupaten harus mampu melakukan
pendayagunaan sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan sumberdaya
kelembagaan. Pengertian tersebut dapat diperspektifkan dalam konteks Kota
48
Semarang, yaitu bagaimana meningkatkan kualitas pembangunan ekonomi
dengan cara mendayagunakan sumberdaya lokal yang bersumber dari
masyarakat setempat. Pembangunan ekonomi lokal dilakukan oleh para
stakeholder (pemerintah, swasta dan masyarakat) dengan menitikberatkan pada
peningkatan daya saing, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan
penciptaan lapangan kerja dirancang dan dilaksanakan melalui peran aktif atau
insiatif dari para stakeholder.
3.1.4 Fasilitas dan Utilitas
3.1.4.1 Kondisi Fasilitas
3.1.4.1.1 Fasilitas Pendidikan
Penyediaan fasilitas pendidikan di Kota Semarang yaitu
mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-
Kanak (TK), Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas
hingga Pendidikan Tinggi. Berikut data jumlah fasilitas pendidikan
di Kota Semarang.
Tabel 3.13
Fasilitas Pendidikan
Kota Semarang
Sumber: Kota Semarang dalam Angka, 2013
3.1.4.1.2 Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan di Kota Semarang terdiri dari rumah
sakit umum, rumah bersalin, puskesmas, posyandu, klinik, apotik,
No Tingkat Sekolah Status
Jumlah Negeri Swasta
1 TK/RA 3 622 625
2 SD/MI 347 178 525
3 SLTP/MTs 43 130 173
4 SLTA/MA 16 58 74
5 SMK 11 77 88
6 PerguruanTinggi 7 20 27
49
laboratorium, toko obat dan lain sebagainya. Data lebih rinci dapat
dilihat pada tabel 3.14.
Tabel 3.14
Fasilitas Kesehatan
Kota Semarang
No. Jenis Fasilitas Jumlah
1
Rumah Sakit Umum:
a. Rumah Sakit Swasta 10
b. Rumah Sakit Umum Daerah 2
c. Rumah Sakit Umum Pusat 1
d. Rumah Sakit TNI/POLRI 3
e. Rumah Sakit Khusus, terdiri dari: 9
RS Jiwa 1
RS Bedah Plastik 1
RS Ibu dan Anak ( RSIA ) 3
RS Bersalin ( RSB ) 2
2 Rumah Bersalin ( RB ) / BKIA 6
3
Puskesmas, terdiri dari: 37
Puskesmas Perawatan 12
Puskesmas Non Perawatan 25
4 Puskesmas Pembantu 35
5 Puskesmas Keliling 37
6 Posyandu yang ada 1.559
7 Posyandu Aktif 1.202
8 Apotik 406
9 Laboratorium Kesehatan Swasta 32
10 Klinik Spesialis/Klinik Utama 36
11 Optik 95
12 Klinik 24 Jam 7
13 Toko Obat 23
14 BP Umum 80
15 BP Gigi 25
16 PBDS 4
17 Dokter Umum Praktek 1.640
18 Dokter Spesialis Praktek 730
19 Dokter Gigi Praktek 393
Sumber: Kota Semarang dalam Angka, 2013
50
3.1.4.1.3 Fasilitas Peribadatan
Kota Semarang memiliki fasilitas peribadatan seperti
masjid, mushola, gereja, pura, dan vihara. Berikut data jumlah
fasilitas peribadatan di Kota Semarang.
Tabel 3.15
Fasilitas Peribadatan
Kota Semarang
No Fasilitas Peribadatan Jumlah
1 Masjid 1.129
2 Mushola/Surau 1.931
3 Gereja 289
5 Pura 4
6 Vihara 29
Sumber: Kota Semarang dalam Angka, 2013
3.1.4.1.4 Fasilitas Keamanan
Penyediaan fasilitas keamanan di Kota Semarang yaitu
berupa Polrestabes, polres dan polsek. Berikut data jumlah fasilitas
keamanan yang terdapat di Kota Semarang.
Tabel 3.16
Fasilitas Keamanan
Kota Semarang
No Fasilitas Keamanan Jumlah
1 Polrestabes 1
2 Polres 3
3 Polsek 13
Jumlah 17
Sumber: Data Kepolisian NKRI Resor Kota Semarang
3.1.4.1.5 Fasilitas Olahraga
Penyediaan fasilitas olahraga di Kota Semarang yaitu
berupa gelanggang olahraga dan stadion sepakbola. Data lebih rinci
dapat di lihat pada tabel 3.17
51
Tabel 3.17
Fasilitas Olahraga di Kota Semarang
No Fasilitas Olahraga Jumlah
1 Gelanggang Olahraga 11
2 Stadion Sepakbola 1
Jumlah 12
Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Semarang, 2013
3.1.4.1.6 Fasilitas Ruang Terbuka Hijau
Kota Semarang terdiri dari 16 kecamatan dengan luas
wilayah 373,70 km2 memiliki ruang terbuka hijau sebesar
17.149,902 Ha yang terdiri atas hutan 68.152.865,51 m2, jalur hijau
jalan 354.590,98 m dan taman 268.143,41 m2. Sedangkan ruang
terbuka hijau privat yang dimiliki oleh Kota Semarang terdiri atas
hutan produksi 23.347.152,35 m2, perkebunan 9.641.452,91m2,
pertanian 17.588.565,97m2, lapangan 882,102,36 m2 dan makam
1.289.692,49 m2. Bila dibuat persentase perbandingan dengan luas
kota yaitu Ruang terbuka hijau privat 16,01% dan ruang terbuka
hijau public sebanyak 20,88%. Masing-masing kecamatan yang
berada di Kota Semarang tidak sama jumlahnya ada yang banyak
sekali, bahkan ada juga yang sangat sedikit.
Grafik 3.3
Komposisi RTH Kota Semarang (Ha)
Sumber: Kota Semarang dalam Angka, 2013
52
Dilihat dari diagram diatas komposisi ruang terbuka hijau
yang memiliki jumlah paling banyak adalah hutan setelah itu
sawah, perkebunan, makam, jalur hijau jalan, taman dan yang
paling sedikit adalah lapangan.
Grafik 3.4
RTH Total Kota Semarang (Ha)
Sumber: Kota Semarang dalam Angka, 2013
Dilihat dari diagram diatas kecamatan yang memiliki ruang
terbuka hijau paling banyak adalah Kecamatan Gunung Pati setelah
itu Kecamatan Mijen, Ngaliyan, Tembalang, Banyumanik, Genuk,
Pedurungan, Semarang Selatan, Candisari, Gajah Mungkur,
Semarang Barat, Semarang Tengah, Gayamsari, Semarang Timur
dan kecamatan yang paling sedikit memiliki ruang terbuka hijau
adalah Kecamatan Semarang Utara.
Luasan kapasitas dari suatu taman atau yang bisa disebut
dengan Carrying Capacity adalah 1,5 m2, dari acuan tersebut dan
dilakukan perhitungan dengan cara perbandingan antara luasan taman
dengan jumlah penduduk didapatkan hasil dari 64 taman aktif hanya
9 taman yang memenuhi standard dan 55 taman yang tidak memenuhi
standart kapasitas taman bermain dan olahraga.
53
3.1.4.2 Kondisi Infrastruktur
3.1.4.2.1 Jaringan Transportasi
Jalan merupakan prasarana pengangkutan yang penting
untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Makin meningkatnya
usaha pembangunan jalan makin memudahkan mobilitas penduduk
dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah
lain.
Panjang jalan di Kota Semarang adalah 2.785,28 km. Dari
panjang jalan tersebut, 68,12 km merupakan jalan nasional; 27,16
km merupakan jalan provinsi; dan 2,690 km merupakan jalan
kota/lokal. Bila dilihat dari jenis permukaan jalannya, 1,840,28 km
merupakan jalan yang sudah diaspal; 83,00 km merupakan jalan
kerikil; 171,00 km merupakan jalan tanah; dan 691,00 km
merupakan jalan tidak dirinci. Sedangkan dari kondisinya, 54,87%
dalam keadaan baik; 32,49% dalam keadaan sedang; dan sisanya
dalam keadaan rusak. Untuk melihat panjang jalan selengkapnya
dapat dapat dilihat pada tabel 3.18 berikut:
Tabel 3.18
Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Kondisi Jalan
Di Kota Semarang
Keadaan
Status Jalan (Km)
Negara/
Nasional Provinsi
Kab/Kota
/ Lokal Jumlah
Jenis Permukaan
a. Diaspal 68,12 27,16 1.745,00 1,840,28
b. Kerikil 0,00 0,00 83,00 83,00
c. Tanah 0,00 0,00 171,00 171,00
d. Tidak
dirinci 0,00 0,00 691,00 691,00
Jumlah 68,12 27,16 2.690,00 2.785,28
54
Kondisi Jalan
a. Baik 68,12 27,16 1.433,00 1.528,28
b. Sedang 0,00 0,00 767,00 767,00
c. Rusak 0,00 0,00 351,00 351,00
d. Rusak
Berat 0,00 0,00 139,00 139,00
Jumlah 68,12 27,16 2.690,00 2.785,28
Sumber: Bina Marga Kota Semarang, 2013
Kecamatan
Panjang
Jalan
(m)
Jenis Perkerasan Jalan
Makadam
(m)
Asphalt
(m)
Hotmix
(m)
Mijen 172,021 17,476 53,582 48,608
Gunungpati 233,065 9,694 147,764 16,290
Banyumanik 326,732 9,263 161,652 57,678
Gajahmungkur 83,902 0 49,311 14,673
Smg. Selatan 80,033 0 29,891 32,674
Candisari 109,790 0 47,944 28,203
Tembalang 274,948 16,219 109,913 18,430
Pedurungan 224,107 10,601 72,886 8,834
Genuk 163,110 19,824 21,479 24,330
Gayamsari 82,840 0 11,203 11,598
Smg. Timur 92,023 0 18,582 21,568
Smg. Utara 143,062 0 11,736 15,042
Smg. Tengah 119,158 0 29,284 52,424
Smg. Barat 326,860 0 126,551 41,993
Tugu 44,713 0 8,989 9,398
Ngaliyan 213,978 0 122,459 13,826
Jumlah 2,690,342 83,077 1,023,226 415,569
Sumber: Bina Marga Kota Semarang, 2013
55
Kecamatan
Jenis Perkerasan Jalan
Beton (m) Paving
(m)
Tanah
(m)
Mijen 14,754 13,693 23,908
Gunungpati 12,918 33,081 13,318
Banyumanik 53,366 39,873 4,900
Gajahmungkur 13,113 6,329 476
Smg. Selatan 8,940 8,528 0
Candisari 21,935 11,708 0
Tembalang 34,590 72,933 22,863
Pedurungan 10,106 100,348 21,332
Genuk 14,121 40,867 42,489
Gayamsari 9,781 46,226 4,032
Smg. Timur 21,661 29,258 954
Smg. Utara 6,962 109,322 0
Smg. Tengah 15,552 21,898 0
Smg. Barat 31,905 110,935 15,476
Tugu 12,550 13,776 0
Ngaliyan 23,462 32,412 21,819
Jumlah 305,716 691,187 171,567
Sumber: Bina Marga Kota Semarang, 2013
56
Tabel 3.19
Banyaknya Sarana Angkutan Dirinci
Menurut Jenis Kendaraan di Kota Semarang
Kecamatan Kendaraan Bermotor
Bus Truk Taksi
Mijen 21 53 0
Gunungpati 5 77 0
Banyumanik 0 7 455
Gajahmungkur 52 10 129
Smg. Selatan 0 18 81
Candisari 12 30 203
Tembalang 33 122 78
Pedurungan 71 156 150
Genuk 62 534 41
Gayamsari 76 42 0
Smg. Timur 14 111 16
Smg. Utara 75 94 197
Smg. Tengah 0 70 200
Smg. Barat 11 56 225
Tugu 0 10 0
Ngaliyan 13 84 249
Jumlah 2013 445 1,474 2,024
2012 445 1,474 2,024
2011 443 913 1,265
2010 443 913 1,265
2009 467 1,019 1,040
Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2013
57
Kecamatan
Kendaraan Bermotor
Oplet/
Mikrolet
Mobil
Dinas/
Pribadi
Sepeda
Motor
Mijen 22 598 6,938
Gunungpati 3 584 9,009
Banyumanik 402 1,501 3,342
Gajahmungkur 171 896 2,599
Smg. Selatan 163 1,939 6,800
Candisari 96 1,262 5,046
Tembalang 49 5,199 10,740
Pedurungan 151 4,302 25,413
Genuk 112 848 8,189
Gayamsari 0 1,742 6,930
Smg. Timur 24 1,377 8,873
Smg. Utara 89 3,942 11,835
Smg. Tengah 0 2,381 9,990
Smg. Barat 67 3,237 15,554
Tugu 6 208 3,654
Ngaliyan 0 3,507 16,374
Jumlah 2013 1,355 33,523 151,286
2012 1,355 33,523 151,286
2011 859 44,660 119,019
2010 859 44,660 119,019
2009 813 34,625 123,527
Sumber: Kota Semarang dalam Angka, 2013
58
Kecamatan
Kendaraan Tidak Bermotor
Becak Sepeda Dokar Gerobak
Roda
3
Mijen 0 3,450 0 72 0
Gunungpati 16 1,838 0 0 0
Banyumanik 0 411 0 0 0
Gajahmungkur 31 1,491 0 4 0
Smg. Selatan 1,463 3,649 0 58 15
Candisari 103 4,483 20 54 2
Tembalang 210 6,078 10 12 0
Pedurungan 447 26,353 28 164 0
Genuk 708 4,491 5 1 0
Gayamsari 1,320 4,687 0 131 15
Smg. Timur 1,519 10,683 0 70 0
Smg. Utara 872 11,835 33 62 49
Smg. Tengah 2,145 3,416 0 43 150
Smg. Barat 441 7,127 0 0 0
Tugu 36 740 6 26 0
Ngaliyan 1,145 3,961 9 0 40
Jumlah 2013 10,456 94,693 111 697 271
2012 10,456 94,693 111 697 271
2011 8,918 71,440 131 385 270
2010 8,918 71,440 131 385 270
2009 8,875 76,630 131 322 444
Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2013
59
3.1.4.2.2 Jaringan Listrik
Listrik merupakan salah satu kebutuhan vital bagi
masyarakat kota, listrik diperlukan bagi kegiatan sehari-hari seperti
kebutuhan rumah tangga, kebtuhan industri dan kebutuhan lainnya.
Pembagian listrik di Kota Semarang terbagi atas 6 jenis
penggunaan yaitu social, rumah tangga, bisnis, public, industri dan
T/C/L. Jenis jaringan listrik yang terdapat di Kota Semarang
terbagi atas:
Gardu Induk Listrik sistem dengan kapasitas tegangan 500
Kv sebagai pusat pendistribusian listrik di Kota Semarang;
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) dengan sistem
kapasitas tegangan berkisar 20 Kv yang terdistribusi
mengikuti jalan-jalan polos utama baik arteri maupun
korektor yang melalui tiap-tiap kelurahan;
Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) dengan sistem
kapasitas tegangan 220V – 380V saat ini melayani kebutuhan
listrik rumah tangga secara merata di seluruh kelurahan
dengan jaringan distribusi mengikuti jalan lokal yaitu pada
jalan-jalan lingkungan pada masing-masing kelurahan;
Berdasarkan jumlah pelanggan penggunaan listrik Kota
Semarang terbanyak adalah jenis rumah tangga dengan jumlah
pelanggan terbesar 356.787 dan terendah adalah industry dengan
pelanggan sebesar 1.004. Berdasarkan daya tersambung rumah
tangga menjadi daya tersambung tertinggi di Kota Semarang
dengan jumlah 424,170,550. Sedangkan yang terendah adalah
sosial dengan jumlah 7,558,015. Berdasarkan Kwh terjual yang
tertinggi adalah rumah tangga dengan jumlah 70,814,601
sedangkan yang terendah terdapat di kantor dangan jumlah kwh
terjual 9,258,207.
60
Tabel 3.20
Jumlah Pelanggan Penggunan Listrik
Kota Semarang
Golongan Tarif Jumlah
Pelanggan
Daya
Tersambung
Kwh
Terjual
Sosial (S) 7,645 7,558,015 11,105,974
Rumah Tangga (R) 356,787 424,170,550 70,814,601
Usaha (U) + U/
Khusus + Industri
Hotel (IH)
41,356 297,618,050 46,397,096
Industri (I) 1,004 311,417,500 68,305,204
Kantor
Pemerintahan (G)
Penerangan Jalan
(J)
4,783 56,726,342 9,258,207
Sumber: Kota Semarang dalam Angka, 2013
3.1.4.2.3 Jaringan Telekomunikasi
Komunikasi adalah salah satu cara untuk pertukaran
informasi, berkembangnya dunia teknologi dalam bidang
komunikasi menjadi kebutuhan akan komunikasi menjadi sangat
tinggi. Contohnya adalah penggunaan telepon seluler atau sering
disebut handphone menjadi ladang bagi masing-masing
pengembangan operator telepon seluler untuk mendirikan jaringan
telekomunikasi di setiap wilayah. Kota Semarang sendiri memiliki
kantor pos dan perusahaan telekomunikasi untuk memenuhi
kebutuhan komunikasi di Kota Semarang.
Jaringan telepon yang terdapat di Kota Semarang mengikuti
pola jaringan jalan yang ada. Jaringan distribusi mengikuti pola
penyebaran konsumen. Pelayanan fasilitas telekomunikasi
dilakukan oleh PT Telkom STO Semarang dengan menyediakan
61
jaringan telepon menuju satuan sambungan telepon (SST) dan
telepon umum. Sebagian besar masyarakat Semarang hanya sedikit
penduduk yang menggunakan telepon sambungan rumah. Sebagian
besar sudah banyak menggunakan telepon seluler yang
memberikan kemudahan untuk berkomunikasi dimanapun dan
kapanpun.
3.1.4.2.4 Jaringan Air Bersih
PDAM
Kebutuhan air bersih di Kota Semarang sebagian
besar dipenuhi dengan perolehan air bersih yang berasal dari
PDAM yang didistribusikan dengan sistem pipanisasi yang
terhubung ke tiap-tiap sambungan rumah. Pada kawasan
jaringan kota dan sekitar jalan raya utama dilayani oleh
PDAM. Jaringan distribusi air baku ini melewati beberapa
ruas jalan utama untuk kemudian terdisibusi ke tiap-tiap
sambungan rumah.
Non PDAM
Masyarakat di Kota Semarang memenuhi kebutuhan
air bersih selain dari PDAM juga memanfaatkan air bawah
tanah dengan membuat sumur, pompa tangan, maupun
pompa listrik. Pada umumnya rumah tangga yang
menggunakan sumur maupun pompa tersebut juga memiliki
sambungan rumah PDAM ada pula yang tidak terlayani oleh
PDAM.
Walaupun jaringan distribusi air bersih PDAM telah
menjangkau ke seluruh wilayah perencanaan, namun masih
ditemukan pula penduduk yang memanfaatkan air tanah
sebagai sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari.
Faktor yang menjadi penyebab biasanya adalah faktor
62
ekonomi, dan faktor lokasi rumah tinggal dengan jaringan
air bersih.
Jumlah kebutuhan air bersih
Perkembangan cakupan rumah tangga pengguna air bersih
di Kota Semarang relatif stagnan, karena kenaikan jumlah Kepala
Keluarga (KK) yang membutuhkan bertambah, makan bertambah
pula rumah tangga pengguna air bersih yang harus dilayani.
Tabel 2.21
Jumlah Pelanggan Pemakaian Air Bersih
Kota Semarang
Golongan Tarif Jumlah
Pelanggan
Pemakaian
Air Bersih
(𝑴𝟑)
Penjualan Air
(Rp)
Sosial Khusus 1,104 647,427 808,050,800
Sosial Umum 465 893,967 1,358,829,840
Warung Air 2 540 5,235,300
Rumah Tangga
1-5
132,829 35,288,382 114,620,622,475
Rumah Tangga
Niaga
22 5,345 12,640,190
Instansi
Pemerintahan I-
2
758 1,689,980 8,943,229,765
Lembaga
pendidikan I-3
234 169,994 748,326,380
Niaga I-6 9,060 3,115,277 21,855,632,460
Industri I-3 139 300,469 3,765,585,320
Terminal Air 1 1,026 2,565,000
63
KU khusus 12 1,050,137 4,043,189,280
Jumlah 144,626 43,162,544 156,163,906,810
Sumber: Kota Semarang dalam Angka, 2013
3.1.4.2.5 Drainase
Sistem drainase Kota Semarang secara umum dibagi
menjadi 3 (tiga) wilayah, yaitu Sistem Drainase Kota Semarang
Kawasan Barat, Sistem Drainase Kota Semarang Kawasan Tengah
dan Sistem Drainase Kota Semarang Kawasan Timur. Adapun
daerah-daerah yang termasuk di dalam ketiga sistem drainase
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Sistem Drainase Kota Semarang Kawasan Barat
Sistem Drainase Kota Semarang Kawasan Barat terdiri dari
6 sub sistem, dengan pembagian sub sistem sebagai berikut:
1. Sub Sistem Mangkang
2. Sub Sistem Beringin
3. Sub Sistem Tugu
4. Sub Sistem Silandak
5. Sub Sistem Tawang Mas
6. Sub Sistem Banjir Kanal Barat
b. Sistem Drainase Kota Semarang Kawasan Tengah
Sistem Drainase Kota Semarang Kawasan Tengah
dengan luas + 27 Km2, sebagian besar terdiri dari dataran
rendah dengan elevasi antara 0 sampai dengan 10 meter DPL
(Dari Permukaan Laut) serta daerah yang penuh dengan
pemukiman. Daerah ini dibatasi oleh Banjir Kanal Barat di
sebelah Barat, Banjir Kanal Timur di sebelah Timur, di
sebelah Utara oleh laut Jawa dan di sebelah Selatan oleh jalan
Sriwijaya hingga ke jalan Veteran.
64
Sistem Drainase Kota Semarang Kawasan Tengah
terdiri dari 10 sub sistem, dengan pembagian sub sistem
sebagai berikut :
1. Sub Sistem Bulu
2. Sub Sistem Tanah Mas
3. Sub Sistem Kali Asin
4. Sub Sistem Bandarharjo Barat
5. Sub Sistem Bandarharjo Timur
6. Sub Sistem Kota Lama
7. Sub Sistem Banger Utara
8. Sub Sistem Banger Selatan
9. Sub SistemTugu Muda
10. Sub Sistem Simpang Lima
c. Sistem Drainase Kota Semarang Kawasan Timur
Sistem Drainase Kota Semarang Kawasan Timur terdiri dari
5 sub sistem, dengan pembagian sub sistem sebagai berikut:
1. Sub Sistem Banjir Kanal Timur
2. Sub Sistem Tenggang
3. Sub Sistem Sringin
4. Sub Sistem Babon
5. Sub Sistem Pedurungan
65
3.2 Gambaran Umum Kecamatan Candisari
3.2.1 Kondisi Fisik
3.2.1.1 Orientasi
Kecamatan Candisari merupakan salah satu kecamatan di Kota
Semarang. Orientasi Kecamatan Candisari dapat dilihat dari jarak kantor
kecamatan dengan :
Kelurahan yang terjauh : 3 km 15 menit
Ibukota Kota : 6 km 30 menit
Ibukota Provinsi : 5 km 15 menit
3.2.1.2 Letak Geografis dan Batas Administratif
Kecamatan Candisari terletak antara garis 7o01’37,3” Lintang Selatan
dan garis 110o25’40,6” Bujur Timur. Secara administratif, Kecamatan
Candisari dibatasi oleh:
Sebelah Utara : Kecamatan Selatan
Sebelah Selatan : Kecamatan Banyumanik
Sebelah Barat : Kecamatan Gajahmungkur
Sebelah Timur : Kecamatan Tembalang
Kecamatan Candisari mempunyai luas wilayah sebesar 6,54 km2 yang
terbagi atas 7 Kelurahan yaitu Kelurahan Kaliwiru, Jomblang, Candi,
Jatingaleh, Karanganyar Gunung, Tegalsari dan Wonotingal. Peta batas
wilayah Kecamatan Candisari dapat dilihat pada peta 3.2
66
67
3.2.1.3 Topografi
Ketinggian wilayah Kecamatan Candisari yaitu 136 meter di atas
permukaan air laut. Bentuk wilayah yang ada di kecamatan ini yaitu 60% datar
sampai berombak, 5% berombak sampai berbukit dan 35% berbukit sampai
bergunung.
3.2.1.4 Hidrologi
Kebutuahan air bersih di wilayah Kecamatan Candisari salah satunya
dapat dipenuhi dengan tersedianya sarana pompa air yang ada di kecamatan ini
yaitu sebanyak 4 buah.
Sungai atau Kali ada di Kecamatan Candisari berjumlah 2 buah, yaitu
Kali Joho dan Kali Cacil.
3.2.1.5 Klimatologi
Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin berasal dari
Australia dan tidak banyak mengandung uap air sehingga mengakibatkan
musim kemarau. Sebaliknya, pada bulan Desember sampai dengan Maret arus
angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera
Pasifik, sehingga terjadi musim penghujan.
Tabel 3.22
Suhu Maksimum dan Minimum
Di Kecamatan Candisari
Tahun Suhu Maksimum (oC) Suhu Minimum (oC)
2014 37 24
2013 35 25
2012 35 26
2011 35 24
2010 35 25
Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2010-2014
68
Curah hujan pada Kecamatan Candisari dapat dilihat pada tabel 3.23.
Tabel 3.23
Kondisi Hidrologi Kecamatan Candisari
Tahun
Jumlah Hari dengan
Curah Hujan yang
Terbanyak
Banyaknya
Curah Hujan
Banyaknya
Curah Hujan
Perhari
2014 20 Hari 2.505 mm/th 6,86 mm/hari
2013 23 Hari 2.515 mm/th 6,89 mm/hari
2012 20 Hari 2.500 mm/th 6,85 mm/hari
2011 20 Hari 2.500 mm/th 6,85 mm/hari
2010 20 Hari 2.500 mm/th 6,85 mm/hari
Rata-rata 2.504 mm/th 8,86 mm/hari
Sumber: Monografi Kecamatan Candisari, 2010-2014
3.2.1.6 Tata Guna Lahan
Tabel 3.24
Luas penggunaan Tanah di Kecamatan Candisari
Tahun 2012
Kelurahan
Tanah Kering
Pekarangan
& Halaman
sekitar
Tegal/Kebun
Gembalaan,
Pd. Rumput,
Lapangan, dll
01. Jatingaleh 166,90 4,77 0
02. Kr. Anyar Gunung 36,05 0,00 0
03. Jomlang 75,85 15,21 0
04. Candi 50,28 0,00 0
05. Kaliwiru 39,47 0,00 16,02
06. Wonotingal 59,63 0,00 0
07. Tegalsari 66,22 0,00 0
69
Jumlah 2012 494,39 19,98 16,02
2011 494,39 19,98 16,02
2010 494,39 19,98 16,02
Kelurahan
Tanah Kering
Smntr Tdk
Diusahakan Lainnya Jumlah
01. Jatingaleh 0,00 0,49 172,15
02. Kr. Anyar Gunung 13,87 0,00 49,92
03. Jomlang 0,00 0,00 91,06
04. Candi 0,00 9,14 59,42
05. Kaliwiru 0,00 3,03 58,53
06. Wonotingal 0,00 3,64 63,27
07. Tegalsari 0,00 10,97 77,19
Jumlah 2012 13,87 27,27 571,54
2011 13,87 27,27 571,54
2010 13,87 27,27 571,54
Kelurahan
Penggunaan Tanah
Tanah Sawah Tanah
Kering Jumlah
01. Jatingaleh 0,00 172,15 172,15
02. Kr. Anyar Gunung 0,00 49,92 49,92
03. Jomlang 0,00 91,06 91,06
04. Candi 0,00 59,42 59,42
05. Kaliwiru 0,00 58,53 58,53
06. Wonotingal 0,00 63,27 63,27
07. Tegalsari 0,00 77,19 77,19
Jumlah 2012 0,00 571,54 571,54
2011 0,00 571,54 571,54
70
2010 0,00 571,54 571,54
Sumber: Kecamatan Candisari dalam Angka, 2012
3.2.2 Sosial Kependudukan
3.2.2.1 Jumlah Penduduk
Wilayah Kecamatan Candisari terbagi menjadi 7 Kelurahan, 65 RW
dan 461 RT. Jumlah kepala keluarga di Kecamatan Candisari adalah sebanyak
19.840 KK. Sedangkan jumlah penduduk adalah sebanyak 79.602 jiwa dengan
tingkat kepadatan penduduk sebesar 12.093 jiwa/km2.
Tabel 3.25
Nama Desa/Kelurahan, Luas Wilayah, Jumlah Rmh Tangga, Jml
Penduduk & Kepadatan Penduduk Tiap Km2
Di Kecamatan Candisari
Desa/Kelurahan Luas Wilayah
(Km)
Jumlah Kepadatan
Penduduk Rmh
Tangga Penduduk
01. Jatingaleh 1,31 1.976 12.373 9.445
02. Kr.Anyar
Gunung 0,80 2.267 10.831 13.539
03. Jomblang 1,08 5.834 18.426 17.061
04. Candi 0,68 3.139 11.511 16.928
05. Kaliwiru 0,50 1.173 3.943 7.886
06. Wonotingal 0,75 2.020 6.854 9.139
07. Tegalsari 1,42 3.469 15.768 11.104
Jumlah 2013 6,54 19.878 79.706 12,187
2012 6,54 19.909 79.902 12,217
2011 6,54 19.890 79.950 12,225
2010 6,54 19.155 80.224 12,267
2009 6,54 16.722 80.502 12,309
Sumber: Kecamatan Candisari dalam Angka, 2009-2013
71
Tabel 3.26
Banyaknya RT, RW, Balai & Kantor Kelurahan
Di Kecamatan Candisari
Kelurahan RT RW Balai
Kelurahan
Kantor
Kelurahan
01. Jatingaleh 58 10 1 1
02. Kr.Anyar Gunung 50 6 1 1
03. Jomblang 120 15 1 1
04. Candi 68 11 1 1
05. Kaliwiru 23 4 1 1
06. Wonotingal 47 6 1 1
07. Tegalsari 95 13 1 1
Jumlah 2012 461 65 7 7
2011 461 65 7 7
2010 458 65 7 7
Sumber: Kecamatan Candisari dalam Angka 2010-2012
Tabel 3.27
Kepadatan Penduduk, Rata-rata Jiwa Per Rumah Tangga & Sex Ratio
Di Kecamatan Candisari
Kelurahan Kepadatan Penduduk
Tiap Km2
Rata-rata Jiwa
Tiap RMH TNG
Sex
Ratio
01. Jatingaleh 9.467 6,11 99
02. Kr.Anyar
Gunung 13.380 4,77 100
03. Jomblang 17.075 3,17 95
04. Candi 17.009 3,67 106
05. Kaliwiru 7.868 3,37 96
06. Wonotingal 9.159 3,42 92
07. Tegalsari 11.258 4,59 99
Jumlah 2012 12.225 4,02 98
72
2011 12.225 4,02 98
2010 12.167 4,19 98
Sumber: Kecamatan Candisari dalam Angka 2010-2012
3.2.2.2 Struktur Penduduk
Struktur penduduk di Kecamatan Candisari dapat dibedakan
berdasarkan jenis kelamin, kewarganegaraan, agama, kelompok usia dan mata
pencaharian.
Tabel 3.28
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Di Kecamatan Candisari
Tahun Jumlah Laki-laki Jumlah Perempuan Jumlah
2014 39.517 40.085 79.602
2013 39.509 40.185 79.694
2012 39.649 40.253 79.902
2011 38.281 39.912 78.193
2010 38.577 40.515 79.092
Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2010-2014
Tabel 3.29
Jumlah Penduduk Menurut Kewarganegaraan
Di Kecamatan Candisari
Tahun WNI WNA
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
2014 39.401 40.085 8 4
2013 39.509 40.185 8 4
2012 39.641 40.249 8 4
2011 38.281 39.912 124 87
2010 38.300 40.485 124 87
Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2010-2014
73
Tabel 3.30
Jumlah Penduduk Menurut Agama
Di Kecamatan Candisari
Tahun Islam Khatolik Protestan Hindu Budha Konghucu
2014 65.354 7.881 6.146 34 538 14
2013 64.232 7.176 5.173 356 383 13
2012 64.226 7.173 5.172 356 383 13
2011 67.205 5.132 5.041 382 249 16
2010 65.245 6.906 6.106 420 381 0
Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2010-2014
Tabel 3.31
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia
Di Kecamatan Candisari
Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2010-2014
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40 tahunke atas
Jum
lah
Usia
Jumlah Penduduk Menurut Usia
2014 2013 2012 2011 2010
74
Tabel 3.32
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Di Kecamatan Candisari
Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2010-2014
3.2.2.3 Dinamika Penduduk
Tabel 3.33
Mutasi Penduduk di Kecamatan Candisari
Tahun
Jenis Mutasi
Pindah antar
Kecamatan Jumlah
Datang
Jumlah Laki-
laki Perempuan
Laki-
laki Perempuan
2014 39 38 77 42 43 85
2013 36 29 65 25 15 40
2012 24 25 49 39 34 73
Jenis Pekerjaan Tahun
2014 2013 2012 2011 2010
Pengusaha sedang atau besar 131 131 131 131 156
Pengrajin atau industri kecil 187 187 187 187 140
Buruh industry 10386 10386 10386 10384 5785
Buruh bangunan 8078 8078 8078 8067 6830
Buruh Pertambahan 685 685 685 689 689
Pedagang 8075 8075 8075 8073 7979
Pengangkut atau jasa 1876 1876 1876 1882 7770
Pegawai negeri sipil 3128 3128 3128 3118 2166
ABRI 1326 1326 1326 1300 1303
Pensiunan (pegawai negeri /
ABRI) 6566 6566 6566 6557 6312
75
2011 409 443 852 326 321 647
2010 310 320 630 261 314 575
Tahun
Jenis Mutasi
Lahir
Jumlah
Mati
Jumlah Laki-
laki
Perempuan Laki-
laki
Perempuan
2014 45 58 103 30 26 56
2013 41 54 95 38 32 70
2012 41 49 90 17 20 37
2011 268 272 540 146 156 302
2010 207 191 398 127 123 250
Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2010-2014
3.2.3 Perekonomian
Berdasarkan data yang kami peroleh dari monografi Kecamatan Candisari
tahun 2014, prasarana perekonomian yang ada terdiri dari:
a. Koperasi
1. Koperasi simpan pinjam : 5 buah
2. Koperasi Unit Desa/KUD : -
3. Badan-badan kredit : 1 buah
4. Koperasi Produksi : 7 buah
5. Koperasi Konsumsi : 3 buah
6. Koperasi Lainnya : 7 buah
b. Jumlah pasar selapan/umum
1. Umum : 3 buah
2. Ikan : -
3. Hewan : 1 buah
c. Pasar bangunan permanen/semi permanen : 3 buah
d. Jumlah toko/kios/warung : 353 buah
e. Bank : 4 buah
76
f. Industri
1. Besar dan sedang : 6 buah
2. Kecil : 28 buah
3. Rumah Tangga : 96 buah
g. Perhotelan/losmen/penginapan : 7 buah
h. Rumah makan/warung makan : 125 buah
i. Perdagangan : 93 buah
j. Angkutan : 10 buah
k. Lain-lain : 11 buah
3.2.4 Fasilitas dan Utilitas
3.2.4.1 Kondisi Fasilitas
3.2.4.1.1 Fasilitas Pendidikan
Tabel 3.34
Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Candisari
Jenjang Pendidikan Jumlah
Sekolah
Jumlah
Murid
Jumlah
Guru
PAUD 12 437 55
Playgroup 12 267 56
TK 33 1492 88
SD Negeri 48 7194 187
SD Swasta Umum 7 1138 130
SD Swasta Islam 4 568 34
SD Swasta Protestan 1 134 10
SD Swasta Katholik 3 618 21
SD Luar Biasa 1 62 6
SLTP Negeri 2 2028 112
SLTP Swasta Umum 2 428 62
SLTP Swasta Islam 2 662 45
77
SLTP Swasta Katholik 3 671 83
SLTP Luar Biasa 1 20 4
SM Kejuruan 4 1396 136
SMU Swasta Islam 1 412 36
SMU Swasta Katholik 2 848 54
Akademi Swasta 2 572 25
PT Swasta 1 347 16
Kursus-kursus 1 150 8
Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2014
3.2.4.1.2 Fasilitas Kesehatan
Tabel 3.35
Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Candisari
Nama Fasilitas
Kesehatan Jumlah
Jumlah Pengunjung
yang Sakit
RSU Swasta 1 1161
Rumah Bersalin/BKIA 1 485
Poliklinik/Balai
Pengobatan
5 617
Puskesmas 2 737
Apotek/Depot Obat 5 -
Panti Pijat 5 -
Nama Fasilitas
Kesehatan Jumlah Tenaga Medis
Puskesmas Pembantu
- Dokter : 2 Orang
- Perawat : 9 Orang
- Bidan : 2 Orang
Praktek Dokter - Dokter Umum : 63 Orang
- Dokter Anak : 4 Orang
78
- Dokter Kandungan : 1 Orang
- Dokter Ahli Lainnya : 2 Orang
Dokter Khitan/Sunat 2 Orang
Dukun Bayi 1 Orang
Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2014
3.2.4.1.3 Fasilitas Peribadatan
Tabel 3.36
Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Candisari
Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2014
3.2.4.1.4 Fasilitas Keamanan
Pembinaan ketentraman dan pertahanan sipil di Kecamatan
Candisari yaitu terdiri dari hansip sebanyak 210 orang. Sedangkan
jumlah Pos Keamanan Lingkungan (Pos Kamling) atau Pos Ronda
adalah sebanyak 267 buah.
Nama Tempat Ibadah Jumlah
Mesjid 65
Surau/Mushola/Langgar 68
Gereja Protestan 4
Gereja Katholik 8
Kuil/Vihara 1
Pura 1
Klenteng 0
79
3.2.4.1.5 Fasilitas Pariwisata
Tabel 3.37
Fasilitas Pariwisata di Kecamatan Candisari
Nama Jumlah
Tempat Rekreasi
Taman
Pemandian
Tempat Pertunjukan Kesenian Tradisionil
Tempat Rekreasi Lain
1
1
1
1
Kebudayaan/Kesenian
Perkumpulan Kebudayaan/Sanggar
Kesenian
Anggota Budayawan
Anggota Seniman
1
23
38
Penginapan 7
Restoran 5
Tempat Hiburan Lain (Karaoke, Panti Pijat, Klub
Malam) 1
Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2014
3.2.4.1.6 Fasilitas Ruang Terbuka
Ruang terbuka terbagi menjadi dua, yaitu ruang terbuka
hijau (RTH) dan ruang terbuka non hijau (RTNH). Ruang Terbuka
Hijau adalah area yang penggunaannya lebih bersifat terbuka,
tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alami maupun
sengaja ditanam.
Dari data Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Semarang tahun 2010, Kecamatan Candisari memiliki luas wilayah
555,51 Ha dengan luas ruang terbuka hijau sebesar 34,87 Ha.
Dengan demikian, persentase RTH Kecamatan Candisari yaitu
sebesar 6,28%.
80
Taman yang ada di Kecamatan Candisari yaitu sebanyak 11
buah, terdiri dari 1 buah taman aktif dengan luas 829,00 m2 dan 10
buah taman pasif dengan luas 13.377,500 m2 (Sumber: Kota
Semarang dalam Angka, 2013).
Ruang terbuka non hijau merupakan ruang terbuka di
wilayah perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori ruang
terbuka hijau (RTH), berupa lahan yang diperkeras maupun yang
berupa badan air. Di Kecamatan Candisari terdapat banyak ruang
terbuka non hijau berupa badan sungai, badan jalan dan
perkarangan bangunan yang diperkeras dan lapangan olahraga
yang ada di sekolah-sekolah.
3.2.4.2 Kondisi Transportasi
Lalu lintas di Kecamatan Candisari 100% melalui darat yang terdiri dari:
a. Jalan aspal/beton
1. Kondisi Baik : 700 Km
2. Kondisi Sedang : 125 Km
3. Kondisi Rusak : 1 Km
b. Jalan diperkeras
1. Kondisi Baik : 150 Km
2. Kondisi Sedang : 50 Km
3. Kondisi Rusak : 0 Km
c. Jalan tanah
1. Kondisi Baik : 0 Km
2. Kondisi Sedang : 0 Km
3. Kondisi Rusak : 0 Km
Jenis jalan yang ada di Kecamatan Candisari, yaitu :
a. Jalan Negara : 4,9 Km
b. Jalan Provinsi : 9,6 Km
c. Jalan Kota : 13,1 Km
81
d. Jalan Kelurahan : 50,3 Km
Kelas jalan yang ada di Kecamatan Candisari, yaitu :
a. Jalan Kelas I : 4,9 Km
b. Jalan Kelas II : 9,6 Km
c. Jalan Kelas III : 13,0 Km
d. Jalan Kelas IIIa : -
e. Jalan Kelas IV : 18 Km
f. Jalan Desa : 68 Km
Jembatan
a. Jembatan beton : 38 buah, 96 m
b. Jembatan besi : 3 buah, 14 m
Tabel 3.38
Jenis Alat Angkutan Lokal di Kecamatan Candisari
Jenis Alat Angkutan Jumlah
Sepeda 246
Dokar/Delman 7
Gerobak/Cikar 6
Becak 4
Kendaraan Bermotor Roda 3 8
Sepeda Motor 6528
Oplet/Mikrolet/Angkot 532
Taksi 8
Mobil Dinas 57
Mobil Pribadi 361
Truk 34
Bus Umum 6
Bus Kota 4
Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2014
82
3.2.4.3 Kondisi Infrastruktur
3.2.4.3.1 Jaringan Listrik
Pada elemen perencanaan jaringan listrik yang harus
disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah
kebutuhan daya listrik dan jaringan listrik.
Penyediaan kebutuhan daya listrik di Kecamatan Candisari
mendapatkan daya listrik dari PLN. Rata-rata daya listrik rumah
tangga di kecamatan ini yaitu sebesar 900 watt.
3.2.4.3.2 Jaringan Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi yang ada di Kecamatan Candisari
terdiri dari:
a. TV umum : -
b. Telepon : ada
c. Kantor Pos atau Pos pembantu : 2 buah
d. ORARI/CRAP : 2 buah
e. Pemancar Radio : 3 buah
Tabel 3.39
Banyaknya Sarana Komunikasi
Di Kecamatan Candisari
Kelurahan Pemancar
TV Radio Telpon RRI Non RRI
01. Jatingaleh 0 0 1.900 2.063 792
02. Kr.Anyar
Gunung 0 1 1.675 1.820 1.090
03. Jomblang 0 0 2.048 234 1.388
04. Candi 0 0 1.899 1.655 1.415
05. Kaliwiru 0 0 520 414 138
06. Wonotingal 0 2 1.525 1.045 725
07. Tegalsari 0 1 2.845 2.740 1.906
Sumber: Kecamatan Candisari dalam Angka 2012
83
3.2.4.3.3 Jaringan Air Bersih
Tabel 3.40
Jumlah Penduduk yang Menggunakan Jaringan Air Bersih
Di Kecamatan Candisari
Jenis Tahun
2014
Tahun
2013
Tahun
2012
Tahun
2011
Tahun
2010
PAM 54.426 54.426 54.426 54.416 54.416
Badan
Pengelola Air - - - - -
Pompa Jet /
Pompa tangan 538 538 538 529 523
Sumur 32.113 32.113 32.113 32.115 32.115
Sumber: Monografi Kecamatan Candisari Tahun 2014
3.2.4.3.4 Drainase
Jaringan drainase merupakan saluran yang mengalirkan air
dari rumah tangga, air hujan maupun aliran air lainnya. Saluran ini
terhubung dari tingkat rumah tangga dan bermuara disungai yang
merupakan saluran makro bagi seluruh wilayah. Kecamatan
Candisari terdapat beberapa sungai yang menjadi saluran drainase
makro dan menampung aliran air dari saluran drainase sekunder
dan tersier.
Berdasarkan jenisnya, jaringan drainase terbagi atas 3 jenis, yaitu:
Jaringan Drainase Primer
Jaringan ini merupakan saluran makro yang menjadi
muara aliran sungai dari saluran drainase sekunder dan
tersier (data sungai Kecamatan Candisari). Kecamatan
Candisari dilewati oleh 2 kali, yaitu Kali Joho dan Kali
Cacil.
84
Jaringan Drainase Sekunder
Jaringan drainase sekunder merupakan saluran yang
menampung aliran air dari drainase tersier yang kemudian
akan dialirkan kembali ke jaringan drainase primer. Saluran
ini merupakan gorong-gorong maupun selokan yang
terdapat pada sisi kanan atau kiri jalur-jalur utama jalan.
Saluran ini bisa berupa saluran terbuka maupun tertutup.
Jaringan Drainase Tersier
Jaringan drainase tersier ini berupa saluran yang
terdapat di unit lingkungan baik di perkampungan maupun
perumahan. Drainase ini dapat berupa saluran terbuka
maupun saluran tertutup sesuai dengan pemanfaatan lahan.
Drainase ini menampung aliran air yang berasal dari rumah
tangga, air hujan maupun air lainnya yang kemudian
dialirkan ke drainase sekunder.