Gambaran Umum Kota Malang

download Gambaran Umum Kota Malang

If you can't read please download the document

description

gambaran umum kota malang

Transcript of Gambaran Umum Kota Malang

  • KONDISI UMUM KOTA MALANG

    Bio Fisik

    Kota Malang merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur

    karena potensi alam dan iklim yang dimiliki. Kota Malang terletak ditengah-

    tengah wilayah Kabupaten Malang.Secara astronomis Kota Malang terletak pada

    posisi 112.06o 112.07o Bujur Timur, 7.06o 8.02o

    1.

    Lintang Selatan dengan batas

    wilayah sebagai berikut:

    2.

    Sebelah Utara : Kec. Singosari dan Kec. Karangploso Kab. Malang

    3.

    Sebelah Timur : Kec. Pakis dan Kec. Tumpang Kab Malang

    4.

    Sebelah Selatan: Kec. Tajinan dan Kec. Pakisaji Kab. Malang

    Sebelah Barat : Kec. Wagir dan Kec. Dau Kab Malang.

    Luas wilayah Kota Malang adalah 110,06 km2dan terbagi dalam lima

    wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Kedungkandang, Sukun, Klojen, Blimbing

    dan Lowokwaru. Kota Malang memiliki ketinggian antara 440 667 meter di atas

    permukaan air laut. Kota Malang diapit oleh beberapa deretan pegunungan,

    barisan Gunung Kawi dan Panderman, Gunung Arjuno, dan Gunung Semeru.

    Sungai yang mengalir di wilayah Kota Malang adalah Sungai Brantas, Amprong

    dan Bango.

    Berdasarkan luasan kota dan persentase luasan kota, wilayah Kedung

    Kandang merupakan kecamatan terluas dari Kota Malang. Luasan Kecamatan

    Kedung Kandang adalah 39,9 km2 atau 36,2% dari total wilayah Kota Malang.

    Kecamatan Lowok Waru merupakan wilayah terluas kedua dengan luasan 22,6

    km2 atau 20,5 % dari total Kota Malang. Tabel 2. Luas Kecamatan (Km2

    Kecamatan

    ) dan Presentase terhadap Luas Kota

    Luas Kecamatan (Km2

    Persentase Terhadap Luas

    Kota (%) ) Klojen 8,8 8,0 Blimbing 17,8 16,1 Sukun 20,9 19,0 Lowok Waru 22,6 20,5 Kedung Kandang 39,9 36,2 Total 110,1 100,0

    Sumber : Malang dalam Angka 2007

  • 46

    Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2007 tercatat rata-rata suhu

    udara berkisar antara 22,9oC sampai 24,1oC. Suhu maksimum mencapai 31,8oC

    dan suhu minimum 19,0oC. Rata-rata kelembaban udara berkisar 79% - 85%,

    dengan kelembaban maksimum 99% dan minimum mencapai 37%. Seperti

    umumnya daerah lain di Indonesia, Kota Malang mengikuti perubahan putaran

    dua iklim, musim hujan dan musim kemarau.

    Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Karang Ploso,curah hujan

    yang relatif tinggi terjadi pada bulan Februari, Maret, dan April. Bulan Juni dan

    September curah hujan relatif rendah. Kecepatan angin maksimum terjadi di bulan

    Agustus, September dan Juni.

    Bulan

    Tabel 3. Temperatur dirinci Tiap Bulan Temperatur

    Rata-Rata Maks Min Maks Absolut Min Absolut

    1 2 3 4 5 6

    Januari 24,1 31 20,1 32,5 18

    Februari 23,5 30,1 20,3 32 19

    Maret 23,2 29,5 20,2 31 18

    April 23,3 30,6 20,1 32 18

    Mei 23,9 31,3 19,9 32 19

    Juni 23,2 30,5 19 32 14,5

    Juli 22,9 30,9 18,5 33 14,5

    Agustus 23 31 18,5 32,5 14,5

    September 23,5 31,8 19,1 33 14,5

    Oktober 22,8 30 19,2 32,5 18,5

    November 23,8 31 20,6 32 19

    Desember 23,1 30,8 20,5 32 18,5

    Keadaan tanah di wilayah Kota Malang antara lain :

    Sumber : BMKG Karang Ploso, 2007

    a. Bagian selatan termasuk dataran tinggi yang cukup luas,cocok untuk

    industri

    b. Bagian utara termasuk dataran tinggi yang subur, cocok untuk pertanian

    c. Bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang subur

    d. Bagian barat merupakan dataran tinggi yangf amat luas menjadi daerah

    pendidikan

    Jenis tanah di wilayah Kota Malang ada 4 macam, antara lain :

    a) Alluvial kelabu kehitaman dengan luas 6,930,267 Ha.

  • 47

    b) Mediteran coklat dengan luas 1.225.160 Ha.

    c) Asosiasi latosol coklat kemerahan grey coklat dengan luas 1.942.160 Ha.

    d) Asosiasi andosol coklat dan grey humus dengan luas 1.765,160 Ha

    Struktur tanah pada umumnya relatif baik, akan tetapi yang perlu mendapatkan

    perhatian adalah penggunaan jenis tanah andosol yang memiliki sifat peka erosi.

    Jenis tanah Andosol ini terdapat di Kecamatan Lowokwaru dengan relatif

    kemiringan sekitar 15 %.

    Penggunaan Lahan

    Tata guna lahan (land use) di Kota Malang didominasi oleh ruang

    terbangun dengan luasan total 6.902,7 ha, sedangkan lahan tidak terbangun

    dengan luasan total 4.102,9 ha (Tabel 4). Data tata guna lahan tersebut

    memperlihatkan ketimpangan orientasi penggunaan lahan yang cenderung terus

    bertumbuh untuk pembangunan permukiman dan fasilitas perekonomian lainya.

    Kebijakan yang tidak berorientasi pada lingkungan diduga berdampak pada

    berkurangnya lahan peruntukan untuk ruang terbuka hijau dan areapepohonan

    yang menyebabkan penurunan kualitas dan kenyamanan hidup perkotaan.

    NO

    Tabel 4. Tata Guna Lahan Kota Malang

    KECAMATAN LUAS (Ha) TATA GUNA LAHAN

    JUMLAH PENDUDUK TERBANGUN

    (Ha) TIDAK TERBANGUN

    (Ha)

    1 Klojen 883 754,25 128,75 108.268

    2 Blimbing 1.776,65 1.445,30 331,35 163.637

    3 Sukun 2.096,57 1.235,40 861,17 166.675

    4 Lowokwaru 2.260,00 1.598,01 661,993 182.839

    5 Kedung Kandang 3.989,44 1.869,73 2.119,71 167.930

    TOTAL 11.005,66 6.902,69 4.102,97 789.349 Sumber: BPS,2007

    Konversi lahan yang tidak terkendali menyebabkan ruang tumbuh ekologis

    berkurang. Dari data diketahui bahwa proporsi ruang terbangun adalah 62,4% dari

    total kawasan dan ruang tidak terbangun adalah 37,3%. Distribusi tata guna lahan

    di Kota Malang tersaji pada Gambar 17.

  • 48

    Gambar17. Peta Tata Guna Lahan, 2007

    (Sumber : Bappeko, Wasbangdaling Malang,2007)

  • 49

    Ruang Terbuka Hijau Kota Malang

    Jenis Ruang Terbuka Hijau Kota Malang

    Ruang terbuka hijau (RTH) kota Malang terbagi dalam tiga kategori

    berdasarkan fungsi dan bentuk ruang terbuka hijau. Ketiga jenis itu, antara lain

    ruang terbuka hijau ekologis, sosial ekonomi dan arsitektural (Tabel 5). Ruang

    terbuka hijau ekologis bermanfaat sebagai area konservasi air dan tanah, jejaring

    habitat kehidupan liar, serta menurunkan tingkat pencemaran udara dan mencegah

    banjir.

    Bentuk RTH ekologis adalah hutan kota, taman kota, kawasan dan jalur

    hijau, sempadan sungan, kereta api dan jalur dibawah tegangan tinggi (SUTT).

    RTH sosial ekonomi kota Malang berupa hutan kota, taman kota, lapangan

    olahraga, taman rekreasi dan taman lingkungan perumahan dan permukiman.

    RTH tersebut bermanfaat sebagai pendidikan lingkungan, rekreasi kota dan ruang

    interaksi sosial. RTH arsitektural kota Malang bermanfaat sebagai kerapian dan

    keteraturan kota, kenyamanan dan keindahan kota. Kawasan RTH ini dapat

    berupa jalur hijau jalan, alun-alun dan monumen kota, taman lingkungan dan

    gedung komersial serta jalur pengaman jalan dan median jalan.

    No Tabel 5. Fungsi, Manfaat dan Bentuk RTH Malang

    Fungsi Manfaat Bentuk RTH 1 Ekologis

    Meningkatkan Kandungan Air Tanah hutan Kota

    Membangun Jejaring Habitat Kehidupan Liar Taman Kota

    Menurunkan Tingkat Pencemaran Udara Kawasan Dan Jalur Hijau

    Mencegah Longsor Dan Banjir Lindung Sempadan Sungai, Kereta Api Dan Jalur SUTT

    2 Sosial Ekonomi

    Pendidikan Lingkungan Hutan Kota

    Sarana Rekreasi Taman Kota

    Ruang Interaksi Sosial Lapangan Olahraga

    Taman Rekreasi

    Taman Lingkungan Perumahan Dan Permukiman

    3 Arsitektural

    Meningkatkan Kerapian Dan Keteraturan Kota Kawasan Dan Jalur Hijau

    Meningkatkan Kenyamanan Kota Taman Kota Berupa Alun Alun Dan Monumen Kota

    Meningkatkan Keindahan Kota Taman Lingkungan Dan Gedung Komersial

    Jalur Pengaman Jalan Dan Median Jalan

    Taman Atap

    Sumber: Pemanfaatan RTH Kota Malang, Bapeko Malang,2008

  • 50

    Berdasarkan masterplan RTH kota Malang (2006), jenis dan fungsi RTH yang

    tersebar di Kota Malang dijabarkan pada Tabel 6.

    Jenis RTHK Tabel 6. RTH Kota Malang

    Nama Lokasi Fungsi Gerbang Kota Arjosari Jl. A. Yani Utara gerbang kota

    untuk keindahan kota

    Gadang Jl. Supriyadi Landungsari Jl. Tlogo Mas

    Monumen Patung Raksasa Jl. Kertanegara Identitas kota untuk keindahan kota

    Tugu Depan Balaikota Patung Sudirman Jl. Panglima Sudirman Patung Chairil Anwar Jl. Basuki Rahmat Tugu Adipura Jl. Arjuna Patung Bunga Ijen Jl. Ijen Tugu Jam Jl. Bandung Candi Jl. Borobudur Pahlawan Tri[ Jl. Ijen Kalimewek Jl. Ahmad Yani Utara Bola Jl. Kaliurang KNIP Sarinah Plaza Perjuangan Jl. Semeru Singa Arema Jl. Sempu KB Jl. Bungur Kemanunggalan Jl. Panglima Sudirman Playground jl. Veteran

    Lapangan, Nursery dan Hutan Kota

    Stadion Gajayana Jl. Semeru Ruang interaksi sosial, pendidikan lingkungan, ekologis dan resapan air

    Velodrome Perumnas Sawojajar

    Lapangan Rampal Jl. Urip Sumoharho

    Kampus APP Tanjung Kl.Ich.Rdw. Rais

    Hutan Kota Malabar Jl. Malabar

    Kebun Bibit Garbia Jl. Delima

    TPA Supit Urang Jl. Mulyorejo

    Kendalsari Jl. Bukinsari

    Jati Joyo Agung Joyogrand Taman Rekreasi Alun alun merdeka Jl. Merdeka ruang interaksi

    sosial, rekreasi kota dan keindahan kota

    Tlogomas Jl. Simpang Tlogomas

    Dieng Jl. Terusan Dieng

    Pasar bunga/burung Jl. Mojopahit

    sena putra Jl. Rumah sakit

    taman rekreasi kota Jl. Mojopahit jalur hijau jalan Jl. Ijen Jl. Ijen pelindung

    ekologis/ barier

    Jl. Jakarta Permukiman Jakarta

    Jl. Trunojoyo Stasiun Kota Baru Jl. Merbabu Permukiman Merbabu Jl. Merapi Malabar Jl. Dieng Pertokoan Dieng Jl. Kertanegara Stasiun Kota Baru

    Sumber: Bappeko, Masterplan RTHK Malang, 2006

  • 51

    Kota Malang memiliki luasan ruang terbuka hijau yang tidak besar.

    Luasan total RTH di Kota Malang adalah 130,3 ha yang terbagi atas jalur hijau

    7,9 ha, taman kota 36,7 ha, taman lingkungan 13,1 ha dan bentuk lain-lain adalah

    72,7 ha (Bappeko,2007). Nilai ini relatif sangat kecil dan terhitung kurang

    memenuhi untuk standar kota besar.Ditinjau dari distribusinya, RTH kota Malang

    belum tersebar secara merata (Gambar 18).

    Kecamatan

    Tabel 7. Luas Ruang Terbuka Hijau Kota Malang Luas Ruang Terbuka Hijau Kota

    Luas Kawasan

    (Ha)

    Jalur Hijau (M2

    Taman Kota (M)

    2

    Taman Lingkungan

    (M) 2Lain Lain

    (M) 2 Total (M)

    2)

    Klojen 883,00 20.635 259.715 63.180 98.455 441.985 Blimbing 1776,65 10.588 4.075 16.306 165.463 196.432 Sukun 2096,57 12.467 77.858 14.272 276.940 381.537

    Lowok Waru 2260,00 26.479 7.718 9.942 107.871 152.010 Kedung Kandang 3989,44 8.900 16.670 27.733 77.925 131.228 11005,66 79.069 366.036 131.433 726.654 1.303.192

    Sumber : Bappeko Kota Malang, 2007

    Gambar18. Distribusi RTH di Kota Malang(Sumber : Hasil Pengolahan)

  • 52

    Berdasarkan kepemilikannya, RTH kota Malang terbagi atas dua jenis,

    yaitu publik dan privat (Tabel 8). RTH Publik merupakan ruang terbuka hijau

    yang dikelola oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman, sedangkan RTH Privat

    dikelola oleh masyarakat dan pihak swasta.

    NO Tabel8. Kelompok RTH Publik

    Nama Taman Luas (M2) Kecamatan

    1 Tm. Alun-Alun Merdeka 23.970,00 Klojen

    2 Tm. Chairil Anwar 43,00 Klojen

    3 Tm. Alun-Alun Tugu 10.923,00 Klojen

    4 Tm. Kertanegara 2.758,00 Klojen

    5 Tm. Trunojoyo 5.840,00 Klojen

    6 Tm. Ronggowarsito 3.305,00 Klojen

    7 Tm. Jalur Tengah Ijen 10.681,00 Klojen

    8 Tm. Adipura/Arjuno 395,00 Klojen

    9 Tm. TGP 201,00 Klojen

    10 Tm. Oepet/Semeru 272,00 Klojen

    11 Tm. Melati 210,00 Klojen

    12 Tm. Simpang Balapan 1.810,00 Klojen

    13 Tm. Wilis 700,00 Klojen

    14 Tm. Jalur Tengah Langsep 8.650,00 Klojen

    15 Tm. Jalur Tengah Galunggung 770,00 Klojen

    16 Tm. Jalur Tengah Dieng 3.498,00 Klojen

    17 Tm. Jalur Tengah Veteran 9.410,00 Klojen

    18 Tm. Segtiga Pekalongan 85,00 Klojen

    19 Tm. Bundaran Bandung 23,00 Klojen

    20 Tm. Jakarta Sebelah Timur 1.195,00 Klojen

    21 Tm. Jalur Tengah J.A.Suprapto 1.200,00 Klojen

    22 Tm. Dr. Soetomo 453,00 Klojen

    23 Tm. Bundaran Panglima Sudirman 1.812,00 Blimbing

    24 Tm. Jalur Tengah Borobudur 1.650,00 Blimbing

  • 53

    25 Tm. Jalur Tengah Kalimewek 950,00 Blimbing

    26 Tm. Jalur Tengah Raden Intan 2.224,00 Blimbing

    27 Tm. Kalimewek 5.002,00 Blimbing

    28 Tm. Segitiga Arjosari 185,00 Blimbing

    29 Tm. Jalur Tengah Sukarno Hatta 3.235,00 Lowokwaru

    30 Tm. Jalur Tengah Sawojajar 3.902,00 Kedung Kandang

    31 Tm. Jalur Tengah Danau Jonge 1.498,00 Kedung Kandang

    Sumber: Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Kota Malang, 2007

    No Tabel9. Kelompok RTH Privat Kota Malang

    Nama Taman Luas (M2 Kecamatan )

    Tm. Dempo 2.475,00 Klojen

    Tm. Merbabu 3.924,00 Klojen

    Tm. Ungaran 639,00 Klojen

    Tm. Kunir 1.135,00 Klojen

    Tm. Cerme 1.825,00 Klojen

    Tm. Terusan Dieng 1.954,00 Sukun

    Tm. Anggur 1.600,00 Sukun

    Tm. Agung 1.034,00 Sukun

    Tm. Sawo 206,00 Klojen

    Tm. Simpang Kawi 187,00 Klojen

    Tm.Slamet 4.714,00 Klojen

    Tm. Saparwa 586,00 Klojen

    Tm.Banda 341,00 Klojen

    Tm. Sumba 587,00 Klojen

    Tm. Bengkalis 167,00 Klojen

    Tm. Riau 1.410,00 Klojen

    Tm. Belitung 620,00 Klojen

    Tm. Bundaran Halmahera 54,00 Klojen

    Tm. Ternate 156,00 Lowokwaru

    Tm. Sarangan 2.164,00 Lowokwaru

    Tm. Tata Surya 560,00 Lowokwaru

    Tm. Batu Permata 445,00 Lowokwaru

  • 54

    Tm. Serayu 135,00 Blimbing

    Tm. Cidurian 350,00 Blimbing

    Tm. Ciujung 160,00 Blimbing

    Tm. Cisadea 1.005,00 Blimbing

    Tm Gajayana 46.378,59 Klojen

    Rampal Square 128.564,34 Kedung Kandang

    Velodrome Square 34.148,46 Kedung Kandang

    Tarekot Square 3.502,27 Klojen

    Malabar Park 18.159,34 Klojen

    Sumber: Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Kota Malang, 2007

    Pencemaran Udara

    Sumber dan jenis utama pencemaran udara Kota Malang terbagi menjadi

    delapan, yaitu sulfur dioksida, karbon monooksida, nitrogen dioksida, ozon, total

    suspended particulate (TSP), suspended particulate matters (SPM), timah hitam

    dan hidrokarbon. Kadar polutan udara Kota Malang dinilai berdasarkan baku

    mutu yang telah ditetapkan pada skala provinsi Jawa Timur. Baku mutu kualitas

    udara disajikan dalam Tabel 10, sedangkan kualitas udara Kota Malang tersaji

    pada Tabel 11 dan Gambar 19.

    Sumber dan Jenis Utama Pencemaran Udara

    Tabel10. Baku Mutu Kualitas Udara Jenis Utama Pencemaran Udara Waktu Pengukuran

    Baku Mutu Nasional Jawa Timur

    1 jam 900 g/m3 (0,34 ppm) Sulfur dioksida 24 jam 300 g/m3 220 g/m(0,11 ppm) 3 1 tahun 60 g/m3 (0,02 ppm) 1 jam 30.000 g/m3 2260 g/m (26 ppm) 3 Karbon monoksid 8 jam 10.000 g/m3 (9 ppm) 1 tahun 1 jam 400 g/m3 (0,21 ppm) Nitrogen dioksid 24 jam 150 g/m3 92,5 g/m (0,08 ppm) 3 1 tahun 100 g/m3 (0,05 ppm) 1 jam Oksidan sebagai O 24 jam 3 160 g/m3 200 g/m (0,08 ppm) 3 1 tahun Partikulat 24 jam 230 g/m 260 g/m3 3 tersuspensi (TSP) 1 tahun 90 g/m 3 Partikulat 24 jam tersuspensi (SPM) 1 tahun Timah hitam 24 jam 2,0 g/m 260 g/m3 3 1 tahun Hidrokarbon 3 jam 160 g/m3 160 g/m (0,24 ppm) 3

    Sumber: Bappeko,2007

  • 55

    Gambar19. Peta Kualitas Udara (Sumber : Bappeko, Wasbangdaling Kota Malang, 2007).

  • 56

    No.

    PARAMETER

    SATUAN

    BAKU MUTU

    WKT UKUR

    HASIL UJI TIAP TIAP LOKASI (BERDASARKAN NOMOR URUT)

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    1 Sulfur Dioksida (SO2

    Ppm )

    0,1 24jam 0,0098 0,0069 0,0047 0,0062 0,0054 0,0091 0,0206 0,0047 0,0047 0,0069 0,0069 0,0069 0,0062 0,0069 0,0054 0,0091 0,0098 0,0047 0,0069 0,0156

    2 Karbon Monoksida (CO)

    Ppm 20,0 8jam 1,15 2,00 1,01 4,95 3,20 2,00 3,45 1,8 2,35 0,38 0,76 0,99 2,85 0,31

  • 57

    Kependudukan Kota Malang

    Pada tahun 1998 penduduk Kota Malang berjumlah 708.907 jiwa, dan

    bertambah menjadi 763.465 jiwa pada akhir tahun 2003.Pertumbuhan penduduk

    rata-rata adalah 0,17%, pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2003 yaitu

    sebesar 0,33%, sedangkan pertumbuhan terendah sebesar 0,01% terjadi pada

    tahun 2002. Penduduk Kota Malang pada tahun 2007 berjumlah 816.444 jiwa

    yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 407.959 jiwa dan penduduk

    perempuan sebanyak 408.485 jiwa. Rasiojenis kelamin penduduk Kota Malang

    sebesar 99,9,yang berarti bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat 99

    penduduk laki-laki.

    Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2000, pada periode1990 s/d 2000

    rata-rata laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya adalah 0,86 %. Kecamatan

    Lowokwaru memiliki penduduk terbanyak yaitu sebesar 194.331 jiwa, kemudian

    kecamatan Kedungkandang (182.534 jiwa), Kecamatan Sukun (170.201 jiwa),

    Kecamatan Blimbing (167.555 jiwa) dan Kecamatan Klojen (101.823 jiwa).

    Kecamatan Klojen merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan yang tinggi

    dibandingkan dengan kecamatan lainya (Gambar 20). Seperti kondisi kota pada

    umumnya, hunian terpadat berada di pusat kota yaitu di Kecamatan Klojen

    dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 11.351 jiwa per km2.

    Tingkatkepadatan penduduk terendah berada di wilayah Kecamatan

    Kedungkandang sebesar 4.576 jiwa per km2

    .

    Gambar20. Kepadatan Penduduk per Kecamatan (Sumber : BPS, 2007)

  • 58

    Jumlah pencari kerja pada tahun 2006 yang terdaftar sebanyak 26.703

    orang pencari kerja laki-laki dan perempuan sebanyak 22.446 orang. Jumlah

    lowongan kerja yang tersedia 2.003 orang. Terjadi kesenjangan antara jumlah

    pencari kerja dengan jumlah lowongan kerja yang tersedia. Berdasarkan hasil

    Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2006, penduduk usia 10 tahun

    ke atas yang bekerja berdasarkan lapangan usaha tercatat paling banyak

    menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan, jasa-jasa dan industri, masing

    masing sebesar 32,50 persen; 30,38 persen dan 16,04 persen.

    Perekonomian Kota Malang

    Salah satu cara mengetahui kinerja dari suatu wilayah yaitu dengan

    melihat seberapa besar nilai tambah yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi

    pada suatu wilayah. Besaran nilai tambah yang dihasilkan oleh faktor-faktor

    produksi tersebut umumnya disebut dengan Produk Domestik Regional Bruto

    (PDRB). Penghitungan besaran PDRB tersebut dapat dihitung dengan tiga

    pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendapatan, dan pengeluaran.

    Berdasarkan pendekatan produksi, dari seluruh faktor produksi yang ada

    dikelompokan dalam sembilan sektor, dimana faktor produksi tersebut dinilai

    berdasarkan atas harga tahun berjalan /berlaku dan atas harga dasar pada tahun

    dasar (konstan) tertentu. Tahun yang dipergunakan sebagai tahun dasar

    penghitungan adalah tahun 2000.

    Dari hasil penghitungan, besaran nominal PDRB atas dasar harga berlaku

    pada tahun 2007 sebesar 20.543.001,92 (Juta Rp), sedangkan atas dasar harga

    konstan sebesar 11.380.769,63 (Juta Rp). Sektor yang memberikan andil yang

    cukup signifikan secara berurutan adalah Sektor Industri Pengolahan;

    Perdagangan, Hotel dan Restoran; Jasa-jasa; Keuangan, persewaan dan Jasa

    Kawasan; Angkutan dan Komunikasi. Salah satu indikator lain yang dapat

    menggambarkan kemajuan suatu wilayah adalah pertumbuhan ekonomi.

    Pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dihitung dari perubahan PDRB atas dasar

    harga konstan, dimana keadaan ini dapat menggambarkan kenaikan jumlah

    produksi dengan menghilangkan faktor perubahan harga. Pertumbuhan ekonomi

    Kota Malang pada tahun 2007 adalah 5,98 persen. Sektor yang mendukung

  • 59

    pertumbuhan ekonomi antara lain sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Kawasan

    (7,12 persen); Perdagangan, Hotel dan Restoran (6,68 persen); Bangunan (0,28);

    Jasa-jasa (5,79 persen); Industri Pengolahan (5,41) Angkutan dan Komunikasi

    (4,0) dan Listrik, Gas dan Air Bersih (3,54).