GAMBARAN UMUM Inkuiri

download GAMBARAN UMUM Inkuiri

of 3

description

GAMBARAN UMUM Inkuiri

Transcript of GAMBARAN UMUM Inkuiri

A. Pengertian Metode InkuiriMetode inkuiri didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge, 1973) sebagai: Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbul-simbul dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain. Kuslan Stone (Dahar,1991) mendefinisikan model inkuiri sebagai pengajaran di mana guru dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa dan gejalagejala ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan. Pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa di mana kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaanpertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas (Hamalik, 1991).Wilson (Trowbridge, 1990) menyatakan bahwa model inkuiri adalah sebuah model proses pengajaran yang berdasarkan atas teori belajar dan perilaku. Inkuiri merupakan suatu cara mengajar murid-murid bagaimana belajar dengan menggunakan keterampilan, proses, sikap, dan pengetahuan berpikir rasional (Bruce & Bruce, 1992). Senada dengan pendapat Bruce & Bruce , Cleaf (1991) menyatakan bahwa inkuiri adalah salah satu strategi yang digunakan dalam kelas yang berorientasi proses. Inkuiri merupakan sebuah strategi pengajaran yang berpusat pada siswa, yang mendorong siswa untuk menyelidiki masalah dan menemukan informasi. Proses tersebut sama dengan prosedur yang digunakan oleh ilmuwan sosial yang menyelidiki masalah-masalah dan menemukan informasi. Sementara itu, Trowbridge (1990) menjelaskan model inkuiri sebagai proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan kesimpulan masalah-masalah tersebut. Lebih lanjut, Trowbridge mengatakan bahwa esensi dari pengajaran inkuiri adalah menata lingkungan/suasana belajar yang berfokus pada siswa dengan memberikan bimbingan secukupnya dalam menemukan konsepkonsep dan prinsip-prinsip ilmiah.Senada dengan pendapat Trowbridge, Amien (1987) dan Roestiyah (1998) mengatakan bahwa inkuiri adalah suatu perluasan proses discovery yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa. Sebagai tambahan pada proses discovery, inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, menumbuhkan sikap objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya.Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri merupakan suatu proses yang ditempuh mahasiswa untuk memecahkan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Jadi, dalam model inkuiri ini mahasiswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan dosen. Dengan demikian, siswa akan terbiasa bersikap seperti para ilmuwan sains, yaitu teliti, tekun/ulet, objektif/jujur, kreatif, dan menghormati pendapat orang lain.Lebih lanjut Strategi Pembelajaran Inkuri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Strategi pembelajaran ini sering juga, dinamakan heuristic, yang berasal dari bahasa yunani, yaitu heurisken yang berarti saya menemukan. Strategi pembelajaran inkuiri memiliki sintak seperti halnya suatu model pembelajaran (Sanjaya, 2011).B. Langkah Metode Inkuiri Dalam proses inkuiri, siswa termotivasi untuk terlibat langsung atau berperan aktif secara fisik dan mental dalam kegiatan belajar. Berikut tahapan+tahapan (sintaks) metode pembelajaran (Fatoni, 2010):TahapTingkah Laku Guru

Tahap 1Observasi untuk menemukan masalahGuru menyajikan kejadian-kejadian atau fenomena yang memungkinkan siswa menemukan masalah

Tahap 2Merumuskan masalahGuru membimbing siswa merumuskan masalah penelitian berdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikannya

Tahap 3Mengajukan hipotesisGuru membimbing siswa untuk mengajukan hipotesis terhadap masalah yang telah dirumuskannya

Tahap 4Merencanakan pemecahan masalah (melalui eksperimen atau cara lain)Guru membimbing siswa untuk merencanakan pemecahan masalah, membantu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan menyusun prosedur kerja yang tepat

Tahap 5Melaksanakan eksperimen (atau cara pemecahan masalah yang lain)Selama siswa bekerja, guru membimbing dan memfasilitasi

Tahap 6Melakukan pengamatan dan pengumpulan dataGuru membantu siswa melakukan pengamatan tentang hal-hal yang penting dan membantu mengumpilkan dan mengorganisasi data

Tahap 7Analisis dataGuru membantu siswa menganalisis data supaya menemukan suatu konsep

Tahap 8Penarikan kesimpulan dan penemuanGuru membimbing siswa mengambil kesimpulan berdasarkan data dan menemukan sendiri konsep yang ingin ditanamkan.

C. Hubungan Metode Inkuiri dan Karakter MateriMateri yang diambil pada modeling hari ini adalah tentang sistem koloid. Sistem koloid merupakan materi bidang kimia. Alasan kelompok ini memilih bidang kimia karena kurikulum 2013 ini sudah tidak memisahkan antara kimia, biologi, dan fisika melainkan sekarang sudah dijadikan satu menjadi IPA Terpadu.Pada materi sistem koloid menjelaskan beberapa hal yaitu tentang fase terdispersi, fase pendispersi, larutan homogen, larutan heterogen, jumlah fasa, dan lain-lainnya. Jika pendidik hanya memberikan ceramah saja kepada peserta didik tentang sistem koloid ini, maka peserta didik akan mudah lupa atau bahkan nantinya bisa menjadi salah konsep dikarenakan mereka cenderung menghafal penjelasan dari gurunya. Dengan menggunakan metode inkuiri ini diharapkan siswa dapat mengetahui konsep-konsep dari materi yang disampaikan. Konsep itu sendiri juga diperoleh oleh siswa melalui proses-proses yang melibatkan siswa secara langsung (aktif) pada proses pembelajaran. Seperti yang telah dinyatakan oleh Sukarto (2010) bahwa metode pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.Metode pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang menganut prinsip pengetahuan yang ada dalam diri siswa diupayakan diperoleh dari proses menemukan, bukan diberi oleh guru atau siswa menghafal fakta fakta sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa dari proses menemukan dan bermakna akan bertahan lebih lama bahkan membekas dalam ingatan siswa. Melalui inkuiri diharapkan tercipa pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk lebih giat dalam kegiatan pembelajaran sehingga melahirkan interaksi antara gagasan yang diyakini siswa sebelumnya dengan suatu bukti baru untuk mencapai kebenaran saintifik melalui eksplorasi dan pengujian gagasan baru.

D. Hubungan Metode Inkuiri dengan Teori BelajarMetode inkuiri merupakan salah satu penerapan dari teori belajar kosntruktivime dari Vygostsky. Menurut teori konstuktivisme belajar merupakan kegiatan mengkonstruksi pengertian atau pemahaman baru tentang fenomena-fenomena dari pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya. Maka dari itu para ahli pendidikan yang menggunakan konstruktivisme sebagai suatu pendekatan lebih menekankan pentingnya keaktifan siswa untuk membangun pengetahuan dan pengertian melalui adanya saling keterkaitan antara apa yang sudah diketahui dengan apa yang sedang dipelajari (Pudyo, 1999). Lebih lanjut dinyatakan bahwa kunci dari teori konstruktivisme adalah siswa belajar melalui informasi secara aktif untuk membangun pengetahuan sendiri, membandingkan informasi yang baru dengan pemahaman atau pengalaman yang telah dimiliki.Prinsip-prinsip belajar teori konstruktivisme menurut Mursel dan Nasution (1995), 1) Belajar selalu dimulai dengan suatu problem dan berlangsung sebagai usaha dalam memecahkan problem tersebut, 2) Proses belajar merupakan usaha untuk memecahkan suatu masalah yang sungguh-sungguh dengan menangkap atau memahami hubungan antara bagian-bagian dari problem tersebut, 3) Belajar itu berhasil apabila disadari telah ditemukan petunjuk atau hubungan antara unsur-unsur dalam problem tersebut sehingga diperoleh pengetahuan atau pengertian. Menurut Herawati (1999) dalam belajar konstruktivisme siswa belajar tentang situasi nyata, sesuai dengan kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian tidak hanya menghafal konsep namun juga melalui pengamatan, percobaan sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik, siswa memiliki perhatian penuh, dan tingkah laku siswa terlihat lebih aktif. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme diharapkan siswa bersikap dan punya persepsi positip terhadap belajar, siswa menginterpretasikan pengetahuan baru dengan struktur pengetahuan yang dimiliki dengan cara mengklasifikasikan, membandingkan, melakukan analisis, dan memecahkan masalah, serta siswa memiliki kebiasaan mental produktif, kritis, dan kreatif, serta mandiri.Metode pembelajaran inkuiri itu sendiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Ristanto, 2010). Metode pembelajaran inkuiri lebih mengutamakan proses penemuan untuk memperoleh pengetahuan dan salah satu tujuannya adalah agar para siswa memilki pola pikir dan cara ilmiah layaknya seorang ilmuan. Sehingga metode ini berhubungan dengan toeri kosntruktivisme.

E. Hubungan Model Inkuiri dengan Pendekatan dalam Pembelajaran Dalam praktik pembelajaran, pada dasarnya metode inkuiri adalah menggunakan pendekatan konstruktivistik, di mana setiap siswa sebagai subyek belajar, dibebaskan untuk menciptakan makna dan pengertian baru berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dipercayai, dengan fenomena, ide, atau informasi baru yang dipelajari. Dengan demikian, dalam proses belajar siswa telah membawa pengertian dan pengetahuan awal yang harus ditambah, dimodifikasi, diperbaharui, direvisi, dan diubah oleh informasi baru yang diperoleh dalam proses belajar (Ristanto, 2010). Proses belajar tidak dapat dipisahkan dari aktivitas dan interaksi, karena persepsi dan aktivitas berjalan seiring secara dialogis. Pengetahuan tidak dipisahkan dari aktivitas di mana pengetahuan itu dikonstruksikan, dan di mana makna diciptakan, serta dari komunitas budaya di mana pengetahuan didesiminasikan dan diterapkan. Dalam pebelajaran dengan pendekatan inkuiri ini siswa akan dihadapkan pada suatu permasalahan yang harus diamati, dipelajari, dan dicermati, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman konsep dalam kegiatan pembelajaran. Secara logika apabila siswa meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan pembelajaran, maka secara otomatis akan meningkatkan pemahaman konsep materi pembelajaran, dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan prestasi belajar (Ristanto, 2010).