GAMBARAN UMUM

104
NAMA : RYAN FAHMI NIM : 115030307111018 TUGAS UJIAN TAKE HOME TENGAH SEMESTER KEWIRAUSAHAAN GAMBARAN UMUM,FUGSI,MODEL,PERAN,SERTA RUANG LINGKUP DISIPILN ILMU KEWIRAUSAHAAN Gambaran Umum Kewirausahaan Jiwa wirausaha sebenarnya telah dimiliki oleh setiap orang yang berfikir kreatif dan inovatif misalnya petani, karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru, pimpinan proyek, dan lain sebagainya. Memang pada awalnya kewirausahaan dijumpai dalam dunia bisnis, akan tetapi akhir- akhir ini berkembang dalam berbagai aspek kehidupan, bahkan sering digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk menjadi pimpinan suatu organisasi. Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Menurut drucker (1959) adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan munculnha ide-ide dan pemikiran-pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sedangkan dalam organisasi perusahaan, proses kreatif dan inovatif dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan untuk meraih pangsa pasar. Kreativitas (creativity) adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang (thinking new things). Sedangkan inovasi (innovation) adalah kemampuan menerapkan kreativitas

description

fgset

Transcript of GAMBARAN UMUM

NAMA : RYAN FAHMI

NIM : 115030307111018

TUGAS UJIAN TAKE HOME TENGAH SEMESTER

KEWIRAUSAHAAN

GAMBARAN UMUM,FUGSI,MODEL,PERAN,SERTA RUANG LINGKUP DISIPILN ILMU

KEWIRAUSAHAAN

Gambaran Umum Kewirausahaan

Jiwa wirausaha sebenarnya telah dimiliki oleh setiap orang yang berfikir kreatif dan inovatif misalnya petani, karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru, pimpinan proyek, dan lain sebagainya. Memang pada awalnya kewirausahaan dijumpai dalam dunia bisnis, akan tetapi akhir-akhir ini berkembang dalam berbagai aspek kehidupan, bahkan sering digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk menjadi pimpinan suatu organisasi.

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat,

dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Menurut drucker (1959) adalah kemampuan untuk

menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya

peluang. Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan munculnha ide-ide dan pemikiran-

pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sedangkan dalam organisasi perusahaan, proses

kreatif dan inovatif dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan untuk meraih pangsa pasar.

Kreativitas (creativity) adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah

dan menemukan peluang (thinking new things). Sedangkan inovasi (innovation) adalah kemampuan menerapkan

kreativitas dalam rangka memecahkan masalah dan menemukan peluang (doing new things). Kreativitas akan

muncul apabila wirausaha melihat sesuatu yang telah dianggap lama dan berpikir sesuatu yang baru dan berbeda.

Fungsi dan Peran Usaha

Dua pendekatan mengenai hal ini yaitu pendekatan secara mikro dan secara makro. Secara mikro,

wirausaha memiliki dua peran yaitu sebagai penemu (innovator) dan perencana (planner). Sebagai penemu

wirausaha menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru. Sebagai perencana, wirausaha berperan merancang

tindakan dan usaha baru. Secara makro, peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan

kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu negara.

Ruang Lingkup dan Disiplin Ilmu kewirausahaan

Dalam teori ekonomi, studi mengenai kewirausahaan ditekankan pada identifikasi peluang yang terdapat

pada peranserta membahas fungsi inovasi dari wirausaha dalam menciptakan kombinasi sumber daya ekonomis

sehingga memengaruhi ekonomi agregat.

Studi kewirausahaan kemudian berkembang dalam disiplin ilmu lain yang penekanannya pada sang

wirausaha sendiri. Dalam bidang ilmu psikologi, misalnya studi kewirausahaan meneliti karakteristik

kepribadian wirausaha, sedangkan pada ilmu sosiologi penelitian ditekankan pada pengaruh dari lingkungan

sosial dan kebudayaan dalam pembentukan masyarakat wirausaha. Ray dan Ranachandran (1996) menandaskan,

walau terdapat perbedaan sudut pandang, penelitian yang dilakukan baik oleh ahli ekonomi, psikologi, dan

sosiologi harus tetap bepijak pada kegiatan kewirausahaan serta sebab akibatnya pada tingkat mikro dan makro.

Dengan demikian adalah wajar jika studi kewirausahaan dengan penekanan keilmuan yang berbeda itu pada

akhirnya akan saling berhubungan dan memengaruhi.

Sementara itu fenomena kewirausahaan ini masih terus diteliti dan belum terdapat satu pengertian baku

yang dianut oleh semua ahli (Shapero, 1982). Ini menunjukkan perkembangan teori ini masih dalam perjalanan

panjang serta dari adanya perubahanperubahan ekonomi dunia diharapkan memberi banyak masukan bagi

peneliti. Muculnya banyak wirausaha atau pebisnis, telah menarik perhatian para pakar untuk meneliti

bagaimana mereka terbantuk. Bagian ini menjelaskan teori-teori mengenai proses pembentukan wirausaha. Teori

tersebut antara lain: life path change, goal directed behavior, teori outcome expectancy. Terakhir, terdapat acuan

komprehensif mengenai teori pembetukan wirausaha yang dipadukan oleh teori-teori sebelumnya. Begitu banyak

teori yang telah mengupas persoalan ini, intinya bahwa menjadi wirausaha adalah sebuah proses.

1. Teori Life Path Change

Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990), tidak semua wirausaha lahir dan

berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana. Banyak orang yang menjadi wirausaha justru tidak

memaluli proses yang direncanakan. Antara lain disebabkan oleh:

Negative displacement

Seseorang bisa saja menjadi wirausaha gara-gara dipecat dari tempatnya bekerja, tertekan, terhina atau

mengalami kebosanan selam bekerja, dipaksa/terpaksa pindah dari daerah asal. Atau bisa juga karena

sudah memasuki usia pensiun atau cerai perkawinan dan sejenisnya. Banyaknya hambatan yang dialami

keturunan Cina untuk memasuki bidang pekerjaan tertentu (misalnya menjadi pegawai negeri)

menyisakan pilihan terbatas bagi mereka. Di sisi lain, menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarganya,

menjadi wirausaha pada kondisi seperti ini adalah pilihan terbaik karena sifatnya yang bebas dan tidak

bergantung pada birokrasi yang diskriminatif.

Being between things

Orang-orang yang baru keluar dari ketentaan, sekolah, atau penjara, kadangkala merasa seperti

memasuki dunia baru yang belum mereka mengerti dan kuasai. Keadaan ini membuat mereka seakan

berada di tengah-tengah dari dua dunia yang berbeda, namun mereka tetap harus berjuanfa menjaga

kealngsungan hidupnya. Di sinilah biasanya pilihan menjadi wirausahaa muncul karena dengan menjadi

wirausahan mereka bekerja dengan mengandalkan diri sendiri.

c. Having positive pull

Terdapat juga orang-orang yang mendapat dukungan membuka usaha dari mitra kerja, investor,

pelanggan, atau mentor. Dukungan memudahkan mereka dalam mengantisipasi peluang usaha, selain itu

juga menciptakan rasa aman dari risiko usaha. Seorang mantan manajer di sebuah perusahan otomotif,

misalnya, yang memutuskan untuk masuk ke bisnis suku cadang otomotif, misalnya dengan bahan baku

ban bekas, seperti stopper back door, engine mounting, atau mufler mounting. Perusahaan otomotif

tersebut memberi dukungan dengan menampung produk mantan manajernya tersebut.

2. Teori Goal Directed Behavior

Menurut Wolman (1973), seseorang dapat saja menjadi wirausaha karena termotivasi untuk mencapai

tujuan tertentu. Teori ini disebut dengan Goal Directed Behavior.

Teori ini hendak menggambarkan bagaimana seseorang tergerak menjadi wirausaha, motivasinya dapat

terlihat langkah-langkahnya dalam emncapai tujuan (goal directed behavior). Diawali dari adanya dorongan

need, kemudian goal directed behavior, hingga tercapainya tujuan. Sedangkan need itu sendiri dari skema

muncul karena adanya deficit dan ketidakseimbangan tertentu pada diri individu yang bersangkutan (wirausaha).

Seseorang terjun dalam dunia wirausaha diawali dengan adanya kebutuhankebutuhan, ini mendorong kegiatan-

kegiatan tertentu, yang ditujukan pada pencapaian tujuan. Dari kacaata teori need dan motivasi tingkah laku,

seperti menemukan kesempatan berusaha, sampai mendirikan dan melembagakan usahanya merupakan goal

directed behavior. Sedangkan goal tujuannya adalah mempertahankan dan memperbaiki kelangsungan hidu

wirausaha.

3. Teori Outcome Expectancy

Bandura (1986) menyatakan bahwa outcome expectancy bukan suatu perilaku tetapi keyakinan tentang

konskuensi yang diterima setelah seseorang melakukan suatu tindakan tertentu.judgement about likely

consequences of specific behaviors in particular situations. (Bandura, 1986:82)dari definisi di atas, outcome

expectancy dapat diartikan sebagai keyakinan seseorang mengenai hasil yan akan diperolehnya jika ia

melaksanakan suatu perilaku tertentu, yaitu perilaku yang menunjukkan keberhasilan. Seseorang memperkirakan

bahwa keberhasilannya dalam melakukan tugas tertentu akan mendatangkan imbalan dengan nilai tertentu juga.

Imbalan ini berupa juga insentif kerja yang dapat diperoleh dnegan segera atau dalam jangka panjang.

Karenanya jika seseorang menganggap profesi wirausaha akan memberikan insentif yang sesuai dengan

keinginannya maka dia akan berusaha untuk memenuhi keinginannya dengan menjadi wirausaha. Michael Dell,

seorang mahasiswa teknik komputer di AS, mempunyai keyakinan yang kuat bahwa bila dia geluti serius hobi

modifikasi komputer yang diminati teman-temannya ia akan dapat mengalahkan IBM kelak. Terdorong oleh hal

itu Dell terus mengembangkan usaha dengan mendirikan Dell Corporation. Hingga kini Del dan IBM terus

bersaing di industry komputer.

Karakter, Ciri-ciri Umum, dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan

A. KARAKTERISTIK WATAK

Percaya diri dan optimis Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain,

dan individualistis.

1. Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan

kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, setra inisiatif

2. Berani mengambil resiko dan menyukai tantangan Mamu mengambil resiko yang wajar.

3. kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap

saran dan kritik.

4. keorisinilan Inovatif, kreatif dan fleksibel

5. Berorientasi madsa depan Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.

M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:6-7), mengemukakan karakteristik kewirausahaan

sebagai berikut :

1. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.

2. Preference for moderate risk, yaitu lebih risiko yang moderat, artinya selalu menghindari resiko, baik

yang terlalu rendah maupun yang terlalu tinggi.

3. Confidence in their ability to success, yaitu memiliki kepercayaan diri untuk memperoleh kesuksesan.

4. Desire for immediate feedback, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudakan

keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

5. High Level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerjakeras untuk mewujudkan keinginannya demi

masa depan yang lebih baik.

6. Future orientation, yaitu berorientasi serta memiliki perspektif dan wawawsan jauh ke depan.

7. Skill organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk

menciptakan nilai tambah.

8. Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi dari pada uang.

Arthur Kurliloff dan John M. Mempil (1993:20), mengemukakan karakteristik kewirausahaan dalam

bentuk nilai-nilai dan prilaku kewirausahaan sebagai berikut :

B.NILAI-NILAI PRILAKU

komitmen Menyelesaikan tugas hingga selesai.

Risiko moderat Tidak melakukan spekulasi, melainkan berdasarkan perhitungan yang matang.

Melihat mpeluang Memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin.

Objektivitas Melakukan pengamatan secara nyata untuk memperoleh kejlasan.

Umpan balik Menganalisis data kinerja waktu untuk memandu kegiatan.

Opatimisme Menunjukan kepercayaan diri yang besar walaupun berada dalam situasi berat.

Uang Melihat uang sebagai suatu sumber daya, bukan tujuan akhir.

Manajemen Proaktif Menglola berdasarkan perencanaan masa depan.

Vernon A. Musseleman (1989:155), Wasty Sumato (1989), dan Geoffey Meredith (1989:5) meringkas

beberapa ciri kewirausahaan dalam bentuk sebagai berikut:

1. memiliki keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri.

2. Memiliki kemauan uantuk mengambil resiko.

3. Memilki kemampuan untuk belajar dari pengalaman.

4. Mampu memotivasi diri sendiri.

5. Memiliki semangat untuk bersaing.

6. Memiliki semangat untuk kerja keras.

7. Memiliki kepercayaan diri yang besar.

8. Memiliki dorongan untuk berprestasi.

9. Tingkat energi yang tinggi.

10. Tegas dan yakin terhadap kemampuan diri sendiri.

Wasti Sumanto (1989:5) menambahkan sebagai berikut :

1. tidak suka uluran tangan dari pemerintah/ pihak lain dari masyarakat.

2. Tidak bergantung pada alam dan berusaha utnuk tidak mudah menyerah.

Dalam mencapai keberhasilannya, sorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu. Dalam Enterpreneurship

and small enterprise development report (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer

(1993:5), dikemukakan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil, diantaranya memiliki ciri-ciri :

1. proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas.

2. Berorientasi pada prestasi, tercermin dalam pandangan dan tindakan terhadap peluang, orientasi pada

efesiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berncana, dan mengutamakan pengawasan.

3. Memiliki komitmen yang kuat kepada orang lain.

Secara eksplisit, Dun Steinhoff dan John F.m Burgess (1993:38) mengemukakan beberapa karaktreristik

yang diperlukan untuk menjadi wirausaha yang berhasil, yaitu :

1. memiliki visi dan tujuan usaha yang jelas.

2. Bersedia menanggung resiko waktu dan uang.

3. Memiliki perencanaan yang matang dan mampu mengorganisasikannya.

4. Bekerja keras sesuai dengan tingkat kepentingannya.

5. Mengembangakan hubungan dengan pelanggan, pemasok, pekerja, dan pihak lain.

6. Beratanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan.

C. CIRI-CIRI UMUM KEWIRAUSAHAAN

1. Memiliki Motif Berprestasi Tinggi

Seorang Wirausaha selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk

menghasilkan nilai maksimal. Artinya, wirausaha melakukan sesuatu hal secara tidak asal-asalan,

seklaipun hal tersebut dapat dilakuakn oleh orang lain. Nilai prestasi adalah hal yang justru membedakan

antara hasil karyanya sebagai seorang wirausaha dengan orang lain yang tidak memiliki jiwa

kewirausahaan.

2. Memiliki Perspektif ke Depan

Sukses adalah perjalanan, bukan tujuan. Setiap saat mencapai target, sasaran atau impian, maka

segeralah membuat impian-impian baru yangdapat memacu serta memberi semangat dan antusiasme

kepada kita untuk mencapainya. Apapun impian atau target kita, ingat kunci SMART (specific,

measurable, achieveable,reality-based, time-frame), yang berarti harus sepesifik jelas, trukur, dapat

dicapai, berdasarkan realitas atau kondisi kita saat ini, dan memiliki jangka waktu tertentu.

3. Memiliki Kreativitas Tinggi

Seorang wirausaha umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih dari non wirausaha.

4. Memiliki Sifat Inovasi Tinggi

Seorang wirausaha harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi untuk

mengembangkan bisnisnya. Inovasi diibaratkan sebagai pilar-pilar yang menunjang kekukuhan hidup

dan bisnis. Setiap impian harus diikuti dengan inovasi sebagai kerangka pengembangan, kemudian

diikuti menejemen produk, menejemen konsumen, menejemen arus kas, sistem pengendalin, dan

sebagainya.

5. Memiliki Komitmen Terhadap Pekerjaan

Menurut Sony Sugema, terdapat tiga hal yang harus dimiliki seorang wirausaha yang sukses, yaitu

mimpi, kerja keras, dan ilmu. Ilmu disertai kerja keras tanpa impian bagaikan perahu yang berlayar

tanpa tujuan. Impian disertai ilmu namun tanpa kerja keras seperti seorang pertapa. Impian disertai kerja

keras, tanpa ilmu, ibarat berlayar tanpa nahkoda, tidak jelas kemana arah yang dituju. Hal ini yang

menyebabkan seorang wirausaha harus menancapkan komitmen yang kuat dalam pekerjaannya.

6. Memiliki Tanggung Jawab

Seorang wirausaha harus memiliki komitmen sehingga melahirkan suatu tanggung jawab terhadap apa

yang dikerjakannya.

7. Memiliki Kemandirian atau Ketidaktergantungan terhadap Orang Lain.

Orang yang mandiri adalah orang yang tidak suka mengandalkan Orang lain namun justru

mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimiliki sendiri.

8. Memiliki Keberanian Menghadapi Resiko

Seorang wirausaha harus berani menghadapi resiko. Semakin besar resiko yang dihadapinya, semakin

besar keuntungan yang diperolehnya. Hal ini dikarenakan jumlah pemain semakin sedikit. Tetapi resiko

tersebut harus diperhitungkan terlebih dahulu dengan matang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan.

9. Selalu Mencari Peluang

Seorang wirausaha sejati mampu melihat sesuatu dalam persepktif atau dimensi yang berlainan pada

satu waktu. Bahkan, ia juga harus mampu melakukan beberapa hal dalam satu waktu. Kemampuan

inilah yang membuatnya piawai dalam menangani berbagai persoalan yang dihadapi oleh perusahaan.

10. Memiliki Jiwa Kepemimpian

Untuk dapat mampu menggunakan waktu dan tenaga orang lain mengelola dan mengembangkan

bisninya, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan dan semangat untuk mengembangkan orang-

orang di sekelilingnya. Hal ini dapat dilakukan apabila kita mempunyai jiwa kepemimpinian yang baik.

11. Memili Keampuan Menejerial

Kemampuan menejerial seseorang dapat dilihat dari tiga kemampuan, yaitu : (1) kemampuan teknik, (2)

kemampuan pribadi (personal), (3) Kewmampuan emosional.

12. Memiliki Kemampuan Perosnal

Seseorang yang berkeinginan untuk menjadi seorang wirausaha harus memperkaya diri seniri dengan

berbagai keterampilan personal.

D. NILAI-NILAI HAKIKI KEWIRAUSAHAAN

Beberapa nilai hakiki penting dari kewirausahaan, yaitu :

Percaya Diri

Percaya diri merupakan suatu panduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau

pekerjaan (Soesarsono Wijandim 1988:3). Kepercayaan diri ini bersifat internal, sangat relatif, dianamis,

dan banyak ditentukan oleh kemampuan untuk memulai, melaksanaan, dan menyelesaikan suatu

pekerjaan.

Berorientasi pada tugas dahn Hasil

Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-

nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai

dorongan kuat, energik, dan berinisiatif (selalu ingin mencari dan memulai sesuatu).

Keberanian Mengambil Resiko

Kemampuan dan kemauan untuk mengambil resiko merupakan salah satu nilai utana dalan

kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko akan sukar memulai dan berinisiatif.

PROSES KEWIRAUSAHAAN

FAKTOR -FAKTOR PEMICU KEWIRAUSAHAAN

Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal meliputi

hak kepemilikan (property right), kemampuan/kompetensi (ability/competency), dan insentif (incentive),

sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan (environment). Jadi, kemampuan berwira usaha merupakan

fungsi dari prilaku kewirausahaan dalam mengkombinasikan kreatifitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian

menghadapi risiko untuk memperoleh peluang.

Model Proses Kewirausahaan

Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi dipicu oleh faktor pribadi,

lingkungan, dan sosiologi. Faktor individu yang memicu kewirausahaan adalah pencapaian locus of control,

toleransi, pengambilan resiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, usia, komitmen, dan ketidakpuasan.

Factor pemicu yang berasal dari lingkungan ialah peluang, model peran, aktivitas, pesaing, inkubator, sumber

daya dan kebijakan pemerintah. Sedangkan factor pemicu yang berasal dari lingkungan social meliputi keluarga,

orang tua, dan jaringan kelompok. Sama seperti pada tahap perintisan, pertumbuhan kewirausahaan sangat

bergantung pada kemampuan pribadi, organisasi, dan lingkungan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi

pertumbuhan kewirausahaan adalah pesaing, pelanggan, pemasok, dan lembaga-lembaga keuangan yang akan

membantu pendanaan. Faktor yang berasal dari pribadi adalah komitman, visi, kepemimpinan, dan kemampuan

manajerial, sedangkan faktor yang berasal dari organisasi adalah kelompok, struktur, dan strategi.

Ciri-ciri Penting Tahap Permulaan dan Pertumbuhan Kewirausahaan

Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil memiliki tiga ciri, yaitu:

1. tahap imitasi dan duplikasi;

2. tahap duplikasi dan pengembangan;

3. tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda.

Langkah Menuju Keberhasilan Berwirausaha

Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi bisnis yang jelas serta

kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko, baik waktu maupun uang. Apabila ada kesiapan dalam

menghadapi risiko, langkah berikutnya adalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan, dan

menjalankan. Agar usaha tersebut berhasil, selain harus bekerja keras sesuai dengan urgensinya, wirausaha harus

mampu mengembangkan hubungan, baik dengan mitra usaha maupun semua pihak yang terkait dengan

kepentingan perusahaan.

Langkah menuju kewirausahaan yang berhasil, yaitu:

1. ide

2. kemauan dan kemampuan

3. semangat dan kerja keras

4. loyalitas dan tanggung jawab

5. wirausaha

Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Berwirausaha

Keberhasilan seorang wirausaha ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Kemampuan dan kemauan

2. Tekad yang kuat dan kerja keras

3. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan.

Selain keberhasilan, seorang wirausaha juga selalu dibayangi oleh potensi kegagalan yang akan

memberikan lebih banyak pelajaran dibandingkan sekedar kesuksesan.

IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN

IDE KEWIRAUSAHAAN

Seperti telah dikemukakan, wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui inovasi.

Keberhasilan dapat dicapai apabila wirausaha menggunakan produk, proses, dan jasa-jasa ininovasi sebagai alat

utnuk kemggali perubahan. Oleh sebab itu, inovasi merupakan sebuah instrumen penting untuk memberdayakan

sumber-sumber agar menghasilkan suatu yang baru dan menciptakan nilai. Ketangguhan kewiraushaan sebagai

penggerak perekonomian terletak pada kreasi baru untuk menciptakan nilai secar terus menerus. Wirausaha

dapat menciptakan nilai dnegan cara mengubah semua tantangan menjadi peluang melalui ide-ide dan akhirnya

menjdai pengedali usaha.

SUMBER-SUMBER POTENSIAL PELUANG

Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia melakukan

evaluasi terhadap peluang secara teurs menerus. Proses penjaringan ide atau disebut proses screening merupakan

suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menajadi prodeuk dan jasa riil. Adapun langkah untuk

penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Menciptakan produk baru dan berbeda, ketika ide dimunculkan secara riil atau nyata, misalnya dalam

bentuk barang dan jasa baru, maka produk dan jasa tersebut harus berbeda dengan produk dan jasa yang

ada di pasar. Selain itu, produk dan jasa tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli atau

penggunanya.

2. Mengamati Pintu Peluang. Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya

kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru, pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan

produk baru, dukungan keuangan, dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar.

Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati

kelemahan-kelemahan dan risiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.

3. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam. Analisa ini sangat penting untuk menjamin

apakah jumlah dan kulaitas produk yang dihasilkan memadai atau tidak. Beberapa biaya yang di

keluarkan untuk membuat produk tersebut? Apakah biaya yang kita keluarkan lebih efisiensi daripada

biaya yang dikeluarkan oleh pesaing?

4. Menaksi Biaya Awal, yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru. Dari mana sumbernya dan

untuk apa digunakan?berapa yang deperlukan untuk operasi, perluasan, dan biaya lainnya?

5. Memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi, misalnya risiko teknik, finansial, dan pesaing. Risiko

pesaing adalah kemampuan dan keseediaan pesaing untuk mempertahankan posisinya di pasar. Risiko

teknik berhubngan dengan proses pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan atau

menyangkut suatu objek penetu apakah ide secara aktual dapat idtransformasikan menjadi produk yang

siap dipasarkan dengak kapabilitas dan karakteristiknya. Risiko finansial adalah risiko yang timbul

sebagai akibat ketidakcukupan finansial, baik dalam tahap pengembangan produk maupun dalam

menciptakan dan mempertahankan perusahaan untuk mendukung biaya produks baru. Analisa

kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman (strength, weakness, opportunity, and threath-SWOT)

sangat penting dalam menciptakan keberhasilan perusahaan baru.

BEKAL PENGETAHUAN DAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN

Seperti dikemukakan dalam hasil survei yang dilakukan oleh Lambing (2000), kebanyakan responden

menjadi wirausaha karena didasari oleh pengalaman sehingga ia memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jadi,

untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak

kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengatruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau

kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha. Karena wirausaha

identik dengan pengusaha kecil yang berperan sebagai pemilik an manajer, maka wirausahalah yang memodali,

mengatur, mengawasi, menikmati, dan menanggung risiko. Untuk menjadi wirausaha, hal yang harus dimiliki

pertama kali adalah modal dasar berupa ide atau visi yang jelas, kemampuan dan komitmen yang kuat,

kecukupan modal baik uang maupun waktu, dan kecukupan tenaga serta pikiran. Modal-modal tersebut

sebenernya tidak cukup apabila tidak dilengkapi dengan kemampuan, menurut Casson (1982), yang di

kutip oleh Yuyun Wirasasmita (1993:3), yaitu :

1. self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukan atau ditekuni.

2. Imagination, aitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak mengandalkan kesuksesan masa lalu.

3. Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis, misalnya pengetahuan teknik, desain,

pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan pemasaran.

4. Search skill, yaitu kemampuan menemukan, berkreasi, dan berimajinasi.

5. Foresight, yaitu berpandangan jauh kedepan.

6. Computation skill, yaitu kemampuan berhitung dan memprediksi keadaan di masa yang akan datang.

7. Communication skill, yaitu kemampuan berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan orang lain.

Merintis Usaha Baru dan Model Pengembangannya

Cara Masuk Dunia Usaha

Ada tiga cara untuk memasuki usaha baru, yaitu dengam Merintis usaha baru (starting), Membeli

perusaaan dari orang lain (buying), dan Kerja sama manajemen (franchising). Masing- masing memiliki

keuntungan dan kerugian tersendiri.

A. Merintis usaha baru (starting).

Merintis usaha baru (starting) yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan

modal, ide, organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada tiga bentuk usaha baru yang dapat dirintis

yaitu:

1. Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh

seseorang.

2. Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (aosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama

menjalankan usaha bersama.

3. Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan

modal saham-saham

Menurut Lambing ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan

mendirikan usaha baru, yaitu: Inside out(idea generation) adalah pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci

yang menentukan keberhasilan usaha.

1. Outside in (opportunity recognition), yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa

kebutuhan akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan kebutuhan di pasar.

2. Outside in (Opportinity recognition)tak lain adalah pengamatan lingkungan, yaitu alat pengembangan

yang akan ditransfer menjadi peluang-peluang ekonomi.

Berdasarkan pendekatan in-side out, untuk memulai usaha, seseorang calon wirausaha

harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan meliputi:

1. Kemampuan teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang dan jasa serta cara

menyajikannya

2. Kemampuan pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan pasar dan pelanggan serta

harga yang tepat.

3. Kemampuan finansial, yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh sumber-sumber dana dalam

merintis dan mengelola usaha.

4. Kemampuan hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara mencari, memelihara dan

mengembangkan relasi, komunikasi dan negosiasi.

Tahapan dalam merintis usaha baru diawali dengan adanya ide, kemudian dilanjutkan dengan mencari

sumber dana dan fasilitas baik berupa barang, uang, dan orang. Sumber dana tersebut dapat berasal dari badan-

badan keuangan seperti bank dalam bentuk kredit atau orang yang bersedia menjadi penyandang dana.

Selanjutnya seorang wirausahawan perlu mengamati dan menganalisa pangsa pasar dari obyek bisnis yang akan

dihasilkan dari usahanya. Barang atau jasa yang dihasilkannya harus benar-benar dibutuhkan oleh

masyarakat/komunitas tertentu, sehingga barang tersebut akan laku kettika dijual di pasar. Mengamati peluang

pasar merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum produk barang dan jasa diciptakan. Apabila peluang

pasar untuk produk yang akan dihasilkan ada dan terbuka lebar, maka barang dan jasa akan mudah laku dan

segera mendatangkan keuntungan.

Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

A. Bidang dan Jenis usaha yang Dimasuki

Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki, diantaranya:

1. Bidang usaha pertanian (agriculture) meliputi pertanian, kehutanan, perikanan, dan perkebunan.

2. Bidang usaha pertambangan (mining) meliputi galian pasir, galian tanah, batu, dan bata.

3. Bidang usaha pabrikasi (manufacturing) meliputi industri perakitan, sintesis.

4. Bidang usaha konstruksi meliputi konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, jalan raya.

5. Bidang usaha perdagangan (trade) meliputi retailer, grosir, agen, dan ekspor-impor.

6. Bidang jasa keuangan (financial service) meliputi perbankan, asuransi, dan koperasi.

7. Bidang jasa perseorangan (personal service) meliputi potong rambut, salon, laundry, dan catering.

8. Bidang usaha jasa-jasa umum (public service) meliputi pengangkutan, pergudangan, wartel, dan

distribusi.

9. Bidang usaha jasa wisata (tourism)meliputi usaha daya tarik wisata,usaha akomodasi wisata dan usaha

jasa pariwisata

B. Bentuk Usaha dan Kepemilikan yang akan Dipilih Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih,

diantaranya: .

1. Perusahaan Perorangan (sole proprietorship), yaitu suatu perusahaan yang dimiliki dan diselenggarakan

oleh satu orang.

2. Persekutuan (Partnership), yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang menjadi

pemilik bersama dari suatu perusahaan.

3. .Perseroan (Corporation), yaitu suatu perusahaan yang anggotanya terdiri atas para pemegang saham

(pesero/stockholder) yang mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap utang-utang perusahaan sebesar

modal disetor.

4. Firma, yaitu suatu persekutuan yang menjalankan perusahaan dibawah nama bersama. Bila untung maka

keuntungan dibagi bersama, bila rugi maka kerugian ditanggung bersama.

C. Tempat Usaha yang akan Dipilih

Terdapat beberapa alternatif yang bisa kita pilih untuk menentukan lokasi atau tempat memulai usaha, yaitu :

1. Membangun bila ada tempat yang strategis.

2. Membeli atau menyewakan bila lebih strategis dan menguntungkan.

3. Kerja sama bagi hasil, bila memungkinkan

D. Organisasi Usaha yang Digunakan

Organisasi usaha merupakan perpaduan dari fungsi kewirausahaan dan manajerial. Fungsi

kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan inovasi, sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi

manajemen. Umumnya secara hierarkis, organisasi perusahaan dalam skala besar terdiri dari beberapa tingkatan,

yaitu rapat umum pemegang saham, dewan komisaris, dewan direktur, dan tim manajer. Rapat umum pemegang

saham merupakan pemegang kekuasaan tertinggi yang tugasnya mengangkat dewan komisaris dan dewan

direksi. Tugas dewan komisaris adalah mengawasi dewan direksi dalam menjalankan perusahaannya sedangkan

tugas dewan direksi adalah mengangkat beberapa orang manager.

E. Lingkungan Usaha.

Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya perusahaan. Lingkungan

usaha dibagi menjadi dua yaitu:

1. Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti

pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan

lainnya.

2. Lingkungan makro adalah lingkungan di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup

perusahaan secara keseluruhan.

F. Hambatan –hambatan dalam Memasuki Industri

Menurut Peggi Lambing (2000:95) ada beberapa hambatan bagi seorang wirausahawan untuk memasuki

industri baru, yaitu :

1. Sikap dan kebiasaan pelanggan. Loyalitas pelanggan kepada perusahaan baru masih kurang. Sebaliknya

perusahaan yang sudah lebih dulu ada justru lebih bertahan karena telah lama mengetahui sikap dan

kebiasaan pelanggannya.

2. Biaya perubahan (switching cost), yaitu biaya-biaya yang diperlukan untuk pelatihan kembali para

karyawan, dan penggantian alat serta sistem yang lama.

3. Respons dari pesaing yang telah lebih dulu ada, yang secara agresif akan mempertahankan pangsa pasar

yang ada.

G. Paten, Merek Dagang, dan Hak Cipta

Paten, merek dagang dan hak cipta sangat penting bagi perusahaan, terutama untuk melindungi

penemuan-penemuan, indentitas dan nama perusahaan, serta keorisinalan produk-produk yang dihasilkan oleh

perusahaan. Temuan yang tidak memiliki hak paten akan bebas ditiru dan diduplikasi bahkan menjadi produk

pesaing dan mematikan perusahaan penemu.

1.Paten

Paten adalah suatu pengakuan dari lembaga yang berwenang kepada seseorang atau suatu perusahaan

atas penemuan produk dan perusahaan tersebut diberi wewenang untuk membuat, menggunakan dan menjual

penemuannya selama paten tersebut masih dalam jaminan. Ada beberapa langkah untuk mendapatkan hak paten,

yaitu :

Tetapkan bahwa yang ditemukan betul-betul baru.

Dokumentasikan alat yang ditemukan tersebut.

Telusuri paten –paten yang telah ada.

Pelajari hasil telusuran.

Mengajukan lamaran paten.

2.Merek Dagang

Merek Dagang (brand name) merupakan istilah khusus dalam perdagangan atau perusahaan. Merek

dagang pada umumnya berbentuk simbol atau nama atau logo atau slogan atau tempat dagang yang oleh

perusahaan digunakan untuk menunjukkan keorisinilan produk atau untuk membedakannya dengan produk lain

di pasar.

3.Hak Cipta

Hak cipta (Copyright) adalah suatu hak istimewa guna melindungi pencipta atas keorisinilan (keaslian)

ciptaannya, misalnya karangan musik, pencipta lagu, hak untuk memproduksi, memperbaiki, mendistribusikan

atau menjul.

B. Membeli perusahaan orang lain (buying).

Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan

atau merintis usaha baru, antara lain: Resiko lebih rendah, Lebih mudah dalam memasuki dunia usaha, dan

Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar. Meskipun demikian, membeli perusahaan

yang sudah ada juga mengandung permasalahan, yaitu:

Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar.

Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, misalnya citra (image) atau

reputasi perusahaan.

Sebelum melakukan kontrak jual beli perusahaan yang akan dibeli, ada beberapa aspek yang harus

dipertimbangkan dan dianalisis oleh pembeli. Aspek-aspek tersebut meliputi:

1. Pengalaman apa yang dimiliki untuk mengoperasikan perusahaan tersebut?

2. .Mengapa perusahaan tersebut berhasil tetapi kritis?

3. Di mana lokasi perusahaan tersebut?

4. Apakah membeli perusahaan tersebut akan lebih menguntungkan ketimbang merintis sendiri usaha

baru?

Seorang wirausahawan yang telah memutuskan akan membeli sebuah perusahaan perlu memperhatikan

langkah-langkah berikut ini:

1. Yakinlah bahwa anda tidak akan merintis usaha baru. Pertimbangkanlah alasan membeli perusahaan

ketimbang merintis usaha-usaha baru atau Franchising.

2. Tentukan jenis perusahaan yang diinginkan dan apakah anda mampu mengelolanya? Teguhkan kekuatan,

kelemahan, tujuan,dan kepribadian anda.

3. Pertimbangkan gaya hidup yang anda inginkan. Apa yang diharapkan dari perusahaan tersebut; apakah

uang, kebebasan, atau fleksibilitas?

4. Pertimbangkan usaha yang diinginkan. Tempat yang bagaimana yang anda inginkan?

5. Pertimbangkan kembali gaya hidup. Mungkin anda memiliki perusahaan ini selama-lamanya atau untuk

kesenangan saja.

C. Kerja Sama Manajemen/Waralaba (Franchising).

Franchising adalah suatu kerja sama antara entrepreneur (franchise) dengan perusahaan besar

(Franchisor) dalam mengadakan persetujuan jual beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha. Secara

sederhana, model usaha ini dapat digambarkan sebagai kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan

cabang/penyalur. Inti dari Franchising adalah memberi hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari

perusahaan induk.

Perusahaan yang memberi lisensi disebut franchisor dan penyalur disebut franchisee franchisor

mengizinkan franchisee untuk menggunakan nama, tempat/daerah, bimbingan, latihan karyawaan, periklanan,

dan perbekalan material yang berlanjut. Dukungan awal meliputi salah satu atau keseluruhan dari aspek-aspek

berikut ini:

Pemilihan tempat.

Rencana bangunan.

Pembelian peralatan.

Pola arus kerja.

Pemilihan karyawan.

Periklanan.

Grafik

Bantuan pada acara pembukaan.

Selain dukungan awal, bantuan lain yang berlanjut dapat pula meliputi faktor-faktor berikut:

Pencatatan dan akuntansi.

Konsultasi.

Pemeriksaan dan standardisasi.

Promosi.

Pengendalian kualitas.

Nasihat hukum.

Penelitian.

Material lainnya.

Dasar hukum dari penyelenggara waralaba adalah kontrak antara perusahaan fnchisor dengan

franchisee.Perusahaan induk dapat saja membtalkan perjanjian tersebut apabila perusahaan yang diajak kerja

ama melanggar persyaratan yang telah ditetapkan dalam persetujuan.

Menurut Zimerer (1996), keuntungan kerja sama waralaba adalah:

1. Pelatihan, pengarahan, dan pengawasan yang berlanjut dari franchisor.

2. Bantuan finansial. Biasanya biaya awal pembukaan sangat tinggi, sedangkan sumber modal dari

perusahaan waralaba sangat terbatas.

3. Keuntungan dari penggunaan nama, merek, dan produk yang telah dikenal.

Di samping beberapa keuntungan di atas, kerja sama waralaba tidak selalu menjamin keberhasilan

karena sangat bergantung pada jenis usaha dan kecakapan para wirausaha. Kerugian yang mungkin terjadi

menurut Zimmerer adalah:

1. Program latihan tidak sesuai dengan yang diinginkan.

2. Pembatasan kreativitas penyelenggaraan usaha franchisee.

3. Franchisee jarang memiliki hak untuk menjual perusahaannya kepada pihak lain tanpa menawarkan

terlebih dahulu kepada pihak franchisor dengan harga yang sama.

MENDESAIN MODEL BISNIS YANG KOMPETITIF DAN MEMBANGUN RENCANA STRATEGIS

YANG SOLID

MEMBANGUN KEUNGGULAN KOMPETITIF

Tujuan pengembangan rencana strategis adalah untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang

merupakan sekumpulan faktor yang membedakan perusahaan kecil dari para pesaingnya dan memberikannya

posisi unik di pasar sehingga lebih unggul dari para pesaingnya. Dari perspektif strategis, kunci bagi kesuksesan

bisnis adalah pengembangan keunggulan kompetitif yang unik, yaitu keunggulan yang menciptakan nilai bagi

para pelanggan dan sukar ditiru oleh para pesaing. Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif akan

menjadi pemimpin dalam pasarnya serta dapat mencapai laba-laba di atas rata-rata.

Untuk menjadi sukses, kuncinya adalah membangun keunggulan yang kompetitif yang berkelanjutan

(sustainable). Dalam jangka panjang, perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif yang berkelanjutan melalui

kemampuannya mengembangkan seperangkat kompetensi inti sehingga perusahaan tersebut mampu emlayani

pelanggan sasarannya dengan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Kompetensi inti adalah serangkaian

kemampuan unik yang dikembangkan oleh perusahaan dalam bidang-bidang operasional utama, yang

memungkinkannya untuk melebihi pesaingnya. Agar efektif, kompetensi inti haruslah sukar ditiru oleh pesaing,

dan harus menyediakan manfaat yang dirasa penting bagi pelanggan. Kompetensi inti perusahaan kecil sering

kali berkaitan dengan keunggulan di bidang ukuran perusahaan, misalnya kelincahan, kecepatan, kedekatan

dengan pelanggan, pelayanan yang lebih baik dan kemampuan berinovasi.

Wirausahawan biasanya mempertahankan hubungan dekat dengan pasar mereka, sehingga mereka

memiliki perngetahuan yang berharga mengenai cara terbaik untuk melayani kebutuhan dan keinginan

pelanggan mereka. Oleh karena kesederhanaan struktur organisasinya, pemilik perusahaan kecil berdekatan

dengan karyawan setiap hari, sering bekerja bersebelahan dengan mereka, sehingga mereka dapat

mengkomunikasikan tindakan strategis secara langsung. Oleh sebab itu, perusahaan kecil menyadari bahwa

perencanaan strategis seharusnya lebih alamiah bagi mereka.

Manajemen strategis dapat meingkatkan efektivitas perusahaan kecil, tetapi lebih dulu wirausahawan

harus memiliki prosedur yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan mereka dan sifat khusus bisnis mereka.

Karena ukuran dan ciri khusus mereka, sumber daya kecil, gaya manajemen yang fleksibel, struktur organisasi

yang informal dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan, perusahaan kecil memerlukan pendekatan

berbeda terhadap proses manajemen strategisnya.

PROSES MANAJEMEN STRATEGIS

Manajemen strategis adalah proses berkelanjutan yang terdiri dari atas sembilan langkah, yaitu:

Visi adalah hasil dari impian wirausahawan atas sesuatu yang belum terwujud dan kemampuan

melukiskan impian yang menarik tersebut agar bisa dilihat orang lain. Visi yang didefinisikan secara jelas

membantu perusahaan dalam tiga cara:

1. Visi memberikan arah. Wirausahawan yang menetapkan visi perusahaan mereka memfokuskan perhatian

setiap orang ke masa depan dan menentukan jalan yang akan diambil perusahaan tersebut untuk

meraihnya.

2. Visi menentukan keputusan. Visi memengaruhi keputusan, tak peduli masalah besar atau masalah kecil,

yang dibuat oleh para pemilik, manajer dan karyawan setiap harinya dalam perusahaan. Pengaruh ini

dapat menjadi positif atau negatif, bergantung pada seberapa jelas visi itu ditetapkan.

3. Visi memotivasi orang-orang. Visi yang jelas menyenangkan dan memberi semangat pada orang-orang

untuk segera bertindak. Orang ingin bekerja pada perusahaan yang menetapkan pandangannya setinggi

mungkin.

Cara terbaik untuk menerapkan nilai visi ke dalam tindakan adalah membuat pernyataan misi yang

mengomunikasikan nilai-nilai tersebut kepada semua orang yang terkait dengan perusahaan. Pernyataan misi

(mission statement) adalah menjawab pertanyaan mendasar lainnya untuk setiap perusahaan. Tanpa pernyataan

misi yang ringkas dan bermakna, perusahaan kecil menghadapi risiko berjalan ke sana kemari di pasar, tanpa

arah yang jelas ataupun cara mencapainya. Pernyataan misi menentukan arah bagi keseluruhan perusahaan dan

memfokuskan perhatiannya pada arah yang tepat.

MENILAI KEKUATAN DAN KELEMAHAN PERUSAHAAN

Setelah menetapkan visi dan pernyataan misi yang bermakna, wirausahawan dapat mengalihkan

perhatiannya untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan adalah faktor-faktor internal positif

yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai misi, sasaran dan tujuannya yang mencakup ketrampilan

atau pengetahuan, citra publik yang positif, dll. Kelemahan adalah faktor-faktor internal negatif yang

menghalangi kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, sasaran dan tujuannya seperti kekurangan modal,

kekurangan pkerja terampil dll. Mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan perusahaan membantu pemilik

memahami perusahaannya sebagai perusahaan yang telah ada atau yang baru ada. Kunci dalam menyusun

strategi yang sukses adalah menggunakan kekuatan perusahaan sebagai landasan dan menggunakan kekuatan

tersebut untuk menghadapi kelemahan pesaing.

MENGAMATI LINGKUNANGAN SEKITAR UNTUK MENGETAHUI PELUANG DAN

ANCAMAN PENTING YANG DIHADAPI PERUSAHAAN

Peluang adalah opsi-opsi eksternal positif yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mencapai

misi, sasaran dan tujuannya. Ketika mengidentifikasi peluang, pemilik harus dengan cermat memperhatikan

potensi pasar yang baru seperti “apakah pesaing mengabaikan ceruk pasar ini?”. Kuncinya adalah berfokus pada

peluang yang paling menjanjikan, yang paling sesuai dengan kekuatan dan kompetensi inti perusahaan.

Ancaman adalah kekuatan eksternal negatif yang menghalangi kemampuan perusahaan untuk mencapai

misi, sasaran dan tujuan. Ancaman dapat berupa masuknya pesaing baru ke dalam pasar yang ada, peraturan

pemerintah terhadap kegiatan bisnis dll. Untuk itu wirausahawan perlu mengamati lingkungan sekitar terhadap

peluang maupun ancaman yang menghadang perusahaan mereka.

MENGIDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KESUKSESAN UTAMA PERUSAHAAN

Faktor-faktor kesuksesan utama muncul dalam berbagai bentuk yang berbeda, bergantung pada

industrinya. Sederhananya, faktor-faktor ini merupakan merupakan faktor-faktor yang menentukan kemampuan

perusahaan untuk memenangkan persaingan dalam suatu industri. Setiap perusahaan dalam suatu industri harus

memahami KSF (key success factors) yang menggerakan industri, jika tidak mereka cenderung menjadi industri

yang tertinggal. Dengan mengetahui KSF dalam suatu industri, para wirausahawan bisa menentukan dimana

mereka harus memfokuskan sumber-sumber daya perusahaan secara strategis.

MENGANALISIS PERSAINGAN

Memperkirakan tingkat persaingan akan membuat para pemilik perusahaan akan lebih realistis dalam

memandang pasar dan posisi mereka di dalamnya. Para pesaing langsung menawarkan produk dan jasa yang

sama, dan pelanggan sering membandingkan harga, fitur dan perlakuan dari para pesaing ini ketika mereka

berbelanja. Sedangkan para pesaing tak langsung menawarkan hanya sedikit produk atau jasa yang sama, tetapi

pelanggan sasaran mereka jarang bersinggungan. Oleh karena itu, kita perlu menganalisis persaingan di dalam

pasar agar kita dapat menghadapi pesaing-pesaing kita.

MENUSUN SASARAN DAN TUJUAN PERUSAHAAN

Sasaran adalah atribut-atribut jangka panjang dan luas yang berusaha dicapai oleh perusahaan yang cenderung

bersifat umum dan kadang-kadang bahkan abstrak. Sasaran sebagai dasar bertindak manajer tidak perlu terlalu

spesifik, melainkan sekedar menyatakan tingkat pencapaian umum yang ingin diraih seperti “apakah anda ingin

meningkatkan pangsa pasar?” peneliti Jim Collins dan Jerry Porras mempelajari berbagai perusahaan dan

menemukan bahwa salah satu faktor yang membedakan perusahaan yang sukses dari perusahaan yang tidak

sukses adalah perumusan sasaran jangka panjang yang sangat ambisius, jelas dan membangkitkan semangat.

Tujuan adalah target kinerja yang lebih spesifik. Tujuan umumnya menyangkut produktivitas, pertumbuhan,

efisiensi, pasar dll. Oleh karena tujuan yang satu dengan yang lain mungkin berbenturan, manajer harus

menetapkan prioritas. Tujuan yang ditulis dengan baik memiliki karakteristik sebagai berikut:

Spesifik: tujuan harus terukur dan tepat

Dapat diukur :hal ini memerlukan titik acuan yang dijelaskan dengan baik

Dapat didelegasikan:wirausahawan harus mendelegasikan tanggung jawab suatu tujuan kepada

seseorang

Realistis namun menantang: semakin menantang tujuan, semakin tinggi kinerjanya

Tepat waktu: waktu tujuan harus ditetapkan

Dibuat tertulis: tidak hanya dengan lisan

MERUMUSKAN OPSI-OPSI STRATEGIS DAN MEMILIH STRATEGI YANG TEPAT

Langkah selanjutnya adalah menilai opsi-opsi strategis dan kemudian mempersiapkan rencana

permainan yang dirancang untuk mencapai misi, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

Strategi adalah peta jalan tindakan-tindakan yang disusun oleh wirausahawan untuk mencapai misi, sasaran dan

tujuan perusahaan. Dengan kata lain, misi, sasaran dan tujuan menyatakan tujuan yang hendak dicapai,

sedangkan strategi menjelaskan proses untuk mencapai tujuan tersebut. Wirausahawan harus menyusun strategi

yang kuat berdasarkan langkah sebelumnya yang menggunakan kompetensi inti dan kekuatan perusahaan

sebagai batu loncatan menuju kesuksesan.

Strategi yang sukses bersifat komprehensif dan terintegrasi dengan baik. Strategi harus berfokus pada

penetapan Faktor-faktor Kesuksesan Utama seperti diidentifikasi oleh manajer pada langkah ke-4. Ada 3 opsi

strategis dasar dalam buku kalsiknya Competitive Strategy, Michael Porter yaitu :

1. KEPEMIMPINAN BIAYA, Perusahaan yang menerapkan strategi kepemimpinan biaya berjuang untuk

menjadi produsen dengan biaya paling rendah dibandingkan dengan pesaingnya dalam industri itu.

2. DIFERENSIASI, Perusahaan yang mengikuti strategi ini akan berusaha membangun loyalitas pelanggan

melalui penempatan produk atau jasanya secara unik atau berbeda.

3. FOKUS, Ide utama dari strategi ini adalah memilih satu atau beberapa segmen pasar, mengidentifikasi

kebutuhan, keinginan dan minat pelanggan dan mendekatinya dengan barang atau jasa yang didesain

untuk bisa memenuhi kebutuhan, keinginan dan minat ini dengan baik.

GAMBARAN UMUM,FUGSI,MODEL,PERAN,SERTA RUANG LINGKUP DISIPILN ILMU

KEWIRAUSAHAAN

Gambaran Umum Kewirausahaan

Jiwa wirausaha sebenarnya telah dimiliki oleh setiap orang yang berfikir kreatif dan inovatif misalnya

petani, karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru, pimpinan proyek, dan lain sebagainya. Memang pada

awalnya kewirausahaan dijumpai dalam dunia bisnis, akan tetapi akhir-akhir ini berkembang dalam berbagai

aspek kehidupan, bahkan sering digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk menjadi pimpinan suatu

organisasi.

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat,

dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Menurut drucker (1959) adalah kemampuan untuk

menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya

peluang. Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan munculnha ide-ide dan pemikiran-

pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sedangkan dalam organisasi perusahaan, proses

kreatif dan inovatif dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan untuk meraih pangsa pasar.

Kreativitas (creativity) adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah

dan menemukan peluang (thinking new things). Sedangkan inovasi (innovation) adalah kemampuan menerapkan

kreativitas dalam rangka memecahkan masalah dan menemukan peluang (doing new things). Kreativitas akan

muncul apabila wirausaha melihat sesuatu yang telah dianggap lama dan berpikir sesuatu yang baru dan berbeda.

Fungsi dan Peran Usaha

Dua pendekatan mengenai hal ini yaitu pendekatan secara mikro dan secara makro. Secara mikro,

wirausaha memiliki dua peran yaitu sebagai penemu (innovator) dan perencana (planner). Sebagai penemu

wirausaha menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru. Sebagai perencana, wirausaha berperan merancang

tindakan dan usaha baru. Secara makro, peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan

kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu negara.

Ruang Lingkup dan Disiplin Ilmu kewirausahaan

Dalam teori ekonomi, studi mengenai kewirausahaan ditekankan pada identifikasi peluang yang terdapat

pada peranserta membahas fungsi inovasi dari wirausaha dalam menciptakan kombinasi sumber daya ekonomis

sehingga memengaruhi ekonomi agregat.

Studi kewirausahaan kemudian berkembang dalam disiplin ilmu lain yang penekanannya pada sang

wirausaha sendiri. Dalam bidang ilmu psikologi, misalnya studi kewirausahaan meneliti karakteristik

kepribadian wirausaha, sedangkan pada ilmu sosiologi penelitian ditekankan pada pengaruh dari lingkungan

sosial dan kebudayaan dalam pembentukan masyarakat wirausaha. Ray dan Ranachandran (1996) menandaskan,

walau terdapat perbedaan sudut pandang, penelitian yang dilakukan baik oleh ahli ekonomi, psikologi, dan

sosiologi harus tetap bepijak pada kegiatan kewirausahaan serta sebab akibatnya pada tingkat mikro dan makro.

Dengan demikian adalah wajar jika studi kewirausahaan dengan penekanan keilmuan yang berbeda itu pada

akhirnya akan saling berhubungan dan memengaruhi.

Sementara itu fenomena kewirausahaan ini masih terus diteliti dan belum terdapat satu pengertian baku

yang dianut oleh semua ahli (Shapero, 1982). Ini menunjukkan perkembangan teori ini masih dalam perjalanan

panjang serta dari adanya perubahanperubahan ekonomi dunia diharapkan memberi banyak masukan bagi

peneliti. Muculnya banyak wirausaha atau pebisnis, telah menarik perhatian para pakar untuk meneliti

bagaimana mereka terbantuk. Bagian ini menjelaskan teori-teori mengenai proses pembentukan wirausaha. Teori

tersebut antara lain: life path change, goal directed behavior, teori outcome expectancy. Terakhir, terdapat acuan

komprehensif mengenai teori pembetukan wirausaha yang dipadukan oleh teori-teori sebelumnya. Begitu banyak

teori yang telah mengupas persoalan ini, intinya bahwa menjadi wirausaha adalah sebuah proses.

1. Teori Life Path Change

Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990), tidak semua wirausaha lahir dan

berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana. Banyak orang yang menjadi wirausaha justru tidak

memaluli proses yang direncanakan. Antara lain disebabkan oleh:

Negative displacement

Seseorang bisa saja menjadi wirausaha gara-gara dipecat dari tempatnya bekerja, tertekan, terhina atau

mengalami kebosanan selam bekerja, dipaksa/terpaksa pindah dari daerah asal. Atau bisa juga karena

sudah memasuki usia pensiun atau cerai perkawinan dan sejenisnya. Banyaknya hambatan yang dialami

keturunan Cina untuk memasuki bidang pekerjaan tertentu (misalnya menjadi pegawai negeri)

menyisakan pilihan terbatas bagi mereka. Di sisi lain, menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarganya,

menjadi wirausaha pada kondisi seperti ini adalah pilihan terbaik karena sifatnya yang bebas dan tidak

bergantung pada birokrasi yang diskriminatif.

Being between things

Orang-orang yang baru keluar dari ketentaan, sekolah, atau penjara, kadangkala merasa seperti

memasuki dunia baru yang belum mereka mengerti dan kuasai. Keadaan ini membuat mereka seakan

berada di tengah-tengah dari dua dunia yang berbeda, namun mereka tetap harus berjuanfa menjaga

kealngsungan hidupnya. Di sinilah biasanya pilihan menjadi wirausahaa muncul karena dengan menjadi

wirausahan mereka bekerja dengan mengandalkan diri sendiri.

c. Having positive pull

Terdapat juga orang-orang yang mendapat dukungan membuka usaha dari mitra kerja, investor,

pelanggan, atau mentor. Dukungan memudahkan mereka dalam mengantisipasi peluang usaha, selain itu

juga menciptakan rasa aman dari risiko usaha. Seorang mantan manajer di sebuah perusahan otomotif,

misalnya, yang memutuskan untuk masuk ke bisnis suku cadang otomotif, misalnya dengan bahan baku

ban bekas, seperti stopper back door, engine mounting, atau mufler mounting. Perusahaan otomotif

tersebut memberi dukungan dengan menampung produk mantan manajernya tersebut.

2. Teori Goal Directed Behavior

Menurut Wolman (1973), seseorang dapat saja menjadi wirausaha karena termotivasi untuk mencapai

tujuan tertentu. Teori ini disebut dengan Goal Directed Behavior.

Teori ini hendak menggambarkan bagaimana seseorang tergerak menjadi wirausaha, motivasinya dapat

terlihat langkah-langkahnya dalam emncapai tujuan (goal directed behavior). Diawali dari adanya dorongan

need, kemudian goal directed behavior, hingga tercapainya tujuan. Sedangkan need itu sendiri dari skema

muncul karena adanya deficit dan ketidakseimbangan tertentu pada diri individu yang bersangkutan (wirausaha).

Seseorang terjun dalam dunia wirausaha diawali dengan adanya kebutuhankebutuhan, ini mendorong kegiatan-

kegiatan tertentu, yang ditujukan pada pencapaian tujuan. Dari kacaata teori need dan motivasi tingkah laku,

seperti menemukan kesempatan berusaha, sampai mendirikan dan melembagakan usahanya merupakan goal

directed behavior. Sedangkan goal tujuannya adalah mempertahankan dan memperbaiki kelangsungan hidu

wirausaha.

3. Teori Outcome Expectancy

Bandura (1986) menyatakan bahwa outcome expectancy bukan suatu perilaku tetapi keyakinan tentang

konskuensi yang diterima setelah seseorang melakukan suatu tindakan tertentu.judgement about likely

consequences of specific behaviors in particular situations. (Bandura, 1986:82)dari definisi di atas, outcome

expectancy dapat diartikan sebagai keyakinan seseorang mengenai hasil yan akan diperolehnya jika ia

melaksanakan suatu perilaku tertentu, yaitu perilaku yang menunjukkan keberhasilan. Seseorang memperkirakan

bahwa keberhasilannya dalam melakukan tugas tertentu akan mendatangkan imbalan dengan nilai tertentu juga.

Imbalan ini berupa juga insentif kerja yang dapat diperoleh dnegan segera atau dalam jangka panjang.

Karenanya jika seseorang menganggap profesi wirausaha akan memberikan insentif yang sesuai dengan

keinginannya maka dia akan berusaha untuk memenuhi keinginannya dengan menjadi wirausaha. Michael Dell,

seorang mahasiswa teknik komputer di AS, mempunyai keyakinan yang kuat bahwa bila dia geluti serius hobi

modifikasi komputer yang diminati teman-temannya ia akan dapat mengalahkan IBM kelak. Terdorong oleh hal

itu Dell terus mengembangkan usaha dengan mendirikan Dell Corporation. Hingga kini Del dan IBM terus

bersaing di industry komputer.

Karakter, Ciri-ciri Umum, dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan

A. KARAKTERISTIK WATAK

Percaya diri dan optimis Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain,

dan individualistis.

6. Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan

kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, setra inisiatif

7. Berani mengambil resiko dan menyukai tantangan Mamu mengambil resiko yang wajar.

8. kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap

saran dan kritik.

9. keorisinilan Inovatif, kreatif dan fleksibel

10. Berorientasi madsa depan Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.

M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:6-7), mengemukakan karakteristik kewirausahaan

sebagai berikut :

9. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.

10. Preference for moderate risk, yaitu lebih risiko yang moderat, artinya selalu menghindari resiko, baik

yang terlalu rendah maupun yang terlalu tinggi.

11. Confidence in their ability to success, yaitu memiliki kepercayaan diri untuk memperoleh kesuksesan.

12. Desire for immediate feedback, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudakan

keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

13. High Level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerjakeras untuk mewujudkan keinginannya demi

masa depan yang lebih baik.

14. Future orientation, yaitu berorientasi serta memiliki perspektif dan wawawsan jauh ke depan.

15. Skill organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk

menciptakan nilai tambah.

16. Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi dari pada uang.

Arthur Kurliloff dan John M. Mempil (1993:20), mengemukakan karakteristik kewirausahaan dalam

bentuk nilai-nilai dan prilaku kewirausahaan sebagai berikut :

B.NILAI-NILAI PRILAKU

komitmen Menyelesaikan tugas hingga selesai.

Risiko moderat Tidak melakukan spekulasi, melainkan berdasarkan perhitungan yang matang.

Melihat mpeluang Memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin.

Objektivitas Melakukan pengamatan secara nyata untuk memperoleh kejlasan.

Umpan balik Menganalisis data kinerja waktu untuk memandu kegiatan.

Opatimisme Menunjukan kepercayaan diri yang besar walaupun berada dalam situasi berat.

Uang Melihat uang sebagai suatu sumber daya, bukan tujuan akhir.

Manajemen Proaktif Menglola berdasarkan perencanaan masa depan.

Vernon A. Musseleman (1989:155), Wasty Sumato (1989), dan Geoffey Meredith (1989:5) meringkas

beberapa ciri kewirausahaan dalam bentuk sebagai berikut:

11. memiliki keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri.

12. Memiliki kemauan uantuk mengambil resiko.

13. Memilki kemampuan untuk belajar dari pengalaman.

14. Mampu memotivasi diri sendiri.

15. Memiliki semangat untuk bersaing.

16. Memiliki semangat untuk kerja keras.

17. Memiliki kepercayaan diri yang besar.

18. Memiliki dorongan untuk berprestasi.

19. Tingkat energi yang tinggi.

20. Tegas dan yakin terhadap kemampuan diri sendiri.

Wasti Sumanto (1989:5) menambahkan sebagai berikut :

3. tidak suka uluran tangan dari pemerintah/ pihak lain dari masyarakat.

4. Tidak bergantung pada alam dan berusaha utnuk tidak mudah menyerah.

Dalam mencapai keberhasilannya, sorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu. Dalam Enterpreneurship

and small enterprise development report (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer

(1993:5), dikemukakan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil, diantaranya memiliki ciri-ciri :

4. proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas.

5. Berorientasi pada prestasi, tercermin dalam pandangan dan tindakan terhadap peluang, orientasi pada

efesiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berncana, dan mengutamakan pengawasan.

6. Memiliki komitmen yang kuat kepada orang lain.

Secara eksplisit, Dun Steinhoff dan John F.m Burgess (1993:38) mengemukakan beberapa karaktreristik

yang diperlukan untuk menjadi wirausaha yang berhasil, yaitu :

7. memiliki visi dan tujuan usaha yang jelas.

8. Bersedia menanggung resiko waktu dan uang.

9. Memiliki perencanaan yang matang dan mampu mengorganisasikannya.

10. Bekerja keras sesuai dengan tingkat kepentingannya.

11. Mengembangakan hubungan dengan pelanggan, pemasok, pekerja, dan pihak lain.

12. Beratanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan.

C. CIRI-CIRI UMUM KEWIRAUSAHAAN

13. Memiliki Motif Berprestasi Tinggi

Seorang Wirausaha selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk

menghasilkan nilai maksimal. Artinya, wirausaha melakukan sesuatu hal secara tidak asal-asalan,

seklaipun hal tersebut dapat dilakuakn oleh orang lain. Nilai prestasi adalah hal yang justru membedakan

antara hasil karyanya sebagai seorang wirausaha dengan orang lain yang tidak memiliki jiwa

kewirausahaan.

14. Memiliki Perspektif ke Depan

Sukses adalah perjalanan, bukan tujuan. Setiap saat mencapai target, sasaran atau impian, maka

segeralah membuat impian-impian baru yangdapat memacu serta memberi semangat dan antusiasme

kepada kita untuk mencapainya. Apapun impian atau target kita, ingat kunci SMART (specific,

measurable, achieveable,reality-based, time-frame), yang berarti harus sepesifik jelas, trukur, dapat

dicapai, berdasarkan realitas atau kondisi kita saat ini, dan memiliki jangka waktu tertentu.

15. Memiliki Kreativitas Tinggi

Seorang wirausaha umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih dari non wirausaha.

16. Memiliki Sifat Inovasi Tinggi

Seorang wirausaha harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi untuk

mengembangkan bisnisnya. Inovasi diibaratkan sebagai pilar-pilar yang menunjang kekukuhan hidup

dan bisnis. Setiap impian harus diikuti dengan inovasi sebagai kerangka pengembangan, kemudian

diikuti menejemen produk, menejemen konsumen, menejemen arus kas, sistem pengendalin, dan

sebagainya.

17. Memiliki Komitmen Terhadap Pekerjaan

Menurut Sony Sugema, terdapat tiga hal yang harus dimiliki seorang wirausaha yang sukses, yaitu

mimpi, kerja keras, dan ilmu. Ilmu disertai kerja keras tanpa impian bagaikan perahu yang berlayar

tanpa tujuan. Impian disertai ilmu namun tanpa kerja keras seperti seorang pertapa. Impian disertai kerja

keras, tanpa ilmu, ibarat berlayar tanpa nahkoda, tidak jelas kemana arah yang dituju. Hal ini yang

menyebabkan seorang wirausaha harus menancapkan komitmen yang kuat dalam pekerjaannya.

18. Memiliki Tanggung Jawab

Seorang wirausaha harus memiliki komitmen sehingga melahirkan suatu tanggung jawab terhadap apa

yang dikerjakannya.

19. Memiliki Kemandirian atau Ketidaktergantungan terhadap Orang Lain.

Orang yang mandiri adalah orang yang tidak suka mengandalkan Orang lain namun justru

mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimiliki sendiri.

20. Memiliki Keberanian Menghadapi Resiko

Seorang wirausaha harus berani menghadapi resiko. Semakin besar resiko yang dihadapinya, semakin

besar keuntungan yang diperolehnya. Hal ini dikarenakan jumlah pemain semakin sedikit. Tetapi resiko

tersebut harus diperhitungkan terlebih dahulu dengan matang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan.

21. Selalu Mencari Peluang

Seorang wirausaha sejati mampu melihat sesuatu dalam persepktif atau dimensi yang berlainan pada

satu waktu. Bahkan, ia juga harus mampu melakukan beberapa hal dalam satu waktu. Kemampuan

inilah yang membuatnya piawai dalam menangani berbagai persoalan yang dihadapi oleh perusahaan.

22. Memiliki Jiwa Kepemimpian

Untuk dapat mampu menggunakan waktu dan tenaga orang lain mengelola dan mengembangkan

bisninya, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan dan semangat untuk mengembangkan orang-

orang di sekelilingnya. Hal ini dapat dilakukan apabila kita mempunyai jiwa kepemimpinian yang baik.

23. Memili Keampuan Menejerial

Kemampuan menejerial seseorang dapat dilihat dari tiga kemampuan, yaitu : (1) kemampuan teknik, (2)

kemampuan pribadi (personal), (3) Kewmampuan emosional.

24. Memiliki Kemampuan Perosnal

Seseorang yang berkeinginan untuk menjadi seorang wirausaha harus memperkaya diri seniri dengan

berbagai keterampilan personal.

D. NILAI-NILAI HAKIKI KEWIRAUSAHAAN

Beberapa nilai hakiki penting dari kewirausahaan, yaitu :

Percaya Diri

Percaya diri merupakan suatu panduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau

pekerjaan (Soesarsono Wijandim 1988:3). Kepercayaan diri ini bersifat internal, sangat relatif, dianamis,

dan banyak ditentukan oleh kemampuan untuk memulai, melaksanaan, dan menyelesaikan suatu

pekerjaan.

Berorientasi pada tugas dahn Hasil

Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-

nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai

dorongan kuat, energik, dan berinisiatif (selalu ingin mencari dan memulai sesuatu).

Keberanian Mengambil Resiko

Kemampuan dan kemauan untuk mengambil resiko merupakan salah satu nilai utana dalan

kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko akan sukar memulai dan berinisiatif.

PROSES KEWIRAUSAHAAN

FAKTOR -FAKTOR PEMICU KEWIRAUSAHAAN

Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal meliputi

hak kepemilikan (property right), kemampuan/kompetensi (ability/competency), dan insentif (incentive),

sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan (environment). Jadi, kemampuan berwira usaha merupakan

fungsi dari prilaku kewirausahaan dalam mengkombinasikan kreatifitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian

menghadapi risiko untuk memperoleh peluang.

Model Proses Kewirausahaan

Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi dipicu oleh faktor pribadi,

lingkungan, dan sosiologi. Faktor individu yang memicu kewirausahaan adalah pencapaian locus of control,

toleransi, pengambilan resiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, usia, komitmen, dan ketidakpuasan.

Factor pemicu yang berasal dari lingkungan ialah peluang, model peran, aktivitas, pesaing, inkubator, sumber

daya dan kebijakan pemerintah. Sedangkan factor pemicu yang berasal dari lingkungan social meliputi keluarga,

orang tua, dan jaringan kelompok. Sama seperti pada tahap perintisan, pertumbuhan kewirausahaan sangat

bergantung pada kemampuan pribadi, organisasi, dan lingkungan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi

pertumbuhan kewirausahaan adalah pesaing, pelanggan, pemasok, dan lembaga-lembaga keuangan yang akan

membantu pendanaan. Faktor yang berasal dari pribadi adalah komitman, visi, kepemimpinan, dan kemampuan

manajerial, sedangkan faktor yang berasal dari organisasi adalah kelompok, struktur, dan strategi.

Ciri-ciri Penting Tahap Permulaan dan Pertumbuhan Kewirausahaan

Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil memiliki tiga ciri, yaitu:

4. tahap imitasi dan duplikasi;

5. tahap duplikasi dan pengembangan;

6. tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda.

Langkah Menuju Keberhasilan Berwirausaha

Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi bisnis yang jelas serta

kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko, baik waktu maupun uang. Apabila ada kesiapan dalam

menghadapi risiko, langkah berikutnya adalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan, dan

menjalankan. Agar usaha tersebut berhasil, selain harus bekerja keras sesuai dengan urgensinya, wirausaha harus

mampu mengembangkan hubungan, baik dengan mitra usaha maupun semua pihak yang terkait dengan

kepentingan perusahaan.

Langkah menuju kewirausahaan yang berhasil, yaitu:

6. ide

7. kemauan dan kemampuan

8. semangat dan kerja keras

9. loyalitas dan tanggung jawab

10. wirausaha

Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Berwirausaha

Keberhasilan seorang wirausaha ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:

4. Kemampuan dan kemauan

5. Tekad yang kuat dan kerja keras

6. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan.

Selain keberhasilan, seorang wirausaha juga selalu dibayangi oleh potensi kegagalan yang akan

memberikan lebih banyak pelajaran dibandingkan sekedar kesuksesan.

IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN

IDE KEWIRAUSAHAAN

Seperti telah dikemukakan, wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui inovasi.

Keberhasilan dapat dicapai apabila wirausaha menggunakan produk, proses, dan jasa-jasa ininovasi sebagai alat

utnuk kemggali perubahan. Oleh sebab itu, inovasi merupakan sebuah instrumen penting untuk memberdayakan

sumber-sumber agar menghasilkan suatu yang baru dan menciptakan nilai. Ketangguhan kewiraushaan sebagai

penggerak perekonomian terletak pada kreasi baru untuk menciptakan nilai secar terus menerus. Wirausaha

dapat menciptakan nilai dnegan cara mengubah semua tantangan menjadi peluang melalui ide-ide dan akhirnya

menjdai pengedali usaha.

SUMBER-SUMBER POTENSIAL PELUANG

Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia melakukan

evaluasi terhadap peluang secara teurs menerus. Proses penjaringan ide atau disebut proses screening merupakan

suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menajadi prodeuk dan jasa riil. Adapun langkah untuk

penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut :

6. Menciptakan produk baru dan berbeda, ketika ide dimunculkan secara riil atau nyata, misalnya dalam

bentuk barang dan jasa baru, maka produk dan jasa tersebut harus berbeda dengan produk dan jasa yang

ada di pasar. Selain itu, produk dan jasa tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli atau

penggunanya.

7. Mengamati Pintu Peluang. Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya

kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru, pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan

produk baru, dukungan keuangan, dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar.

Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati

kelemahan-kelemahan dan risiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.

8. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam. Analisa ini sangat penting untuk menjamin

apakah jumlah dan kulaitas produk yang dihasilkan memadai atau tidak. Beberapa biaya yang di

keluarkan untuk membuat produk tersebut? Apakah biaya yang kita keluarkan lebih efisiensi daripada

biaya yang dikeluarkan oleh pesaing?

9. Menaksi Biaya Awal, yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru. Dari mana sumbernya dan

untuk apa digunakan?berapa yang deperlukan untuk operasi, perluasan, dan biaya lainnya?

10. Memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi, misalnya risiko teknik, finansial, dan pesaing. Risiko

pesaing adalah kemampuan dan keseediaan pesaing untuk mempertahankan posisinya di pasar. Risiko

teknik berhubngan dengan proses pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan atau

menyangkut suatu objek penetu apakah ide secara aktual dapat idtransformasikan menjadi produk yang

siap dipasarkan dengak kapabilitas dan karakteristiknya. Risiko finansial adalah risiko yang timbul

sebagai akibat ketidakcukupan finansial, baik dalam tahap pengembangan produk maupun dalam

menciptakan dan mempertahankan perusahaan untuk mendukung biaya produks baru. Analisa

kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman (strength, weakness, opportunity, and threath-SWOT)

sangat penting dalam menciptakan keberhasilan perusahaan baru.

BEKAL PENGETAHUAN DAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN

Seperti dikemukakan dalam hasil survei yang dilakukan oleh Lambing (2000), kebanyakan responden

menjadi wirausaha karena didasari oleh pengalaman sehingga ia memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jadi,

untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak

kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengatruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau

kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha. Karena wirausaha

identik dengan pengusaha kecil yang berperan sebagai pemilik an manajer, maka wirausahalah yang memodali,

mengatur, mengawasi, menikmati, dan menanggung risiko. Untuk menjadi wirausaha, hal yang harus dimiliki

pertama kali adalah modal dasar berupa ide atau visi yang jelas, kemampuan dan komitmen yang kuat,

kecukupan modal baik uang maupun waktu, dan kecukupan tenaga serta pikiran. Modal-modal tersebut

sebenernya tidak cukup apabila tidak dilengkapi dengan kemampuan, menurut Casson (1982), yang di

kutip oleh Yuyun Wirasasmita (1993:3), yaitu :

8. self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukan atau ditekuni.

9. Imagination, aitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak mengandalkan kesuksesan masa lalu.

10. Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis, misalnya pengetahuan teknik, desain,

pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan pemasaran.

11. Search skill, yaitu kemampuan menemukan, berkreasi, dan berimajinasi.

12. Foresight, yaitu berpandangan jauh kedepan.

13. Computation skill, yaitu kemampuan berhitung dan memprediksi keadaan di masa yang akan datang.

14. Communication skill, yaitu kemampuan berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan orang lain.

Merintis Usaha Baru dan Model Pengembangannya

Cara Masuk Dunia Usaha

Ada tiga cara untuk memasuki usaha baru, yaitu dengam Merintis usaha baru (starting), Membeli

perusaaan dari orang lain (buying), dan Kerja sama manajemen (franchising). Masing- masing memiliki

keuntungan dan kerugian tersendiri.

A. Merintis usaha baru (starting).

Merintis usaha baru (starting) yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan

modal, ide, organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada tiga bentuk usaha baru yang dapat dirintis

yaitu:

4. Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh

seseorang.

5. Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (aosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama

menjalankan usaha bersama.

6. Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan

modal saham-saham

Menurut Lambing ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan

mendirikan usaha baru, yaitu: Inside out(idea generation) adalah pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci

yang menentukan keberhasilan usaha.

3. Outside in (opportunity recognition), yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa

kebutuhan akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan kebutuhan di pasar.

4. Outside in (Opportinity recognition)tak lain adalah pengamatan lingkungan, yaitu alat pengembangan

yang akan ditransfer menjadi peluang-peluang ekonomi.

Berdasarkan pendekatan in-side out, untuk memulai usaha, seseorang calon wirausaha

harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan meliputi:

5. Kemampuan teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang dan jasa serta cara

menyajikannya

6. Kemampuan pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan pasar dan pelanggan serta

harga yang tepat.

7. Kemampuan finansial, yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh sumber-sumber dana dalam

merintis dan mengelola usaha.

8. Kemampuan hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara mencari, memelihara dan

mengembangkan relasi, komunikasi dan negosiasi.

Tahapan dalam merintis usaha baru diawali dengan adanya ide, kemudian dilanjutkan dengan mencari

sumber dana dan fasilitas baik berupa barang, uang, dan orang. Sumber dana tersebut dapat berasal dari badan-

badan keuangan seperti bank dalam bentuk kredit atau orang yang bersedia menjadi penyandang dana.

Selanjutnya seorang wirausahawan perlu mengamati dan menganalisa pangsa pasar dari obyek bisnis yang akan

dihasilkan dari usahanya. Barang atau jasa yang dihasilkannya harus benar-benar dibutuhkan oleh

masyarakat/komunitas tertentu, sehingga barang tersebut akan laku kettika dijual di pasar. Mengamati peluang

pasar merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum produk barang dan jasa diciptakan. Apabila peluang

pasar untuk produk yang akan dihasilkan ada dan terbuka lebar, maka barang dan jasa akan mudah laku dan

segera mendatangkan keuntungan.

Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

A. Bidang dan Jenis usaha yang Dimasuki

Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki, diantaranya:

10. Bidang usaha pertanian (agriculture) meliputi pertanian, kehutanan, perikanan, dan perkebunan.

11. Bidang usaha pertambangan (mining) meliputi galian pasir, galian tanah, batu, dan bata.

12. Bidang usaha pabrikasi (manufacturing) meliputi industri perakitan, sintesis.

13. Bidang usaha konstruksi meliputi konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, jalan raya.

14. Bidang usaha perdagangan (trade) meliputi retailer, grosir, agen, dan ekspor-impor.

15. Bidang jasa keuangan (financial service) meliputi perbankan, asuransi, dan koperasi.

16. Bidang jasa perseorangan (personal service) meliputi potong rambut, salon, laundry, dan catering.

17. Bidang usaha jasa-jasa umum (public service) meliputi pengangkutan, pergudangan, wartel, dan

distribusi.

18. Bidang usaha jasa wisata (tourism)meliputi usaha daya tarik wisata,usaha akomodasi wisata dan usaha

jasa pariwisata

B. Bentuk Usaha dan Kepemilikan yang akan Dipilih Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih,

diantaranya: .

5. Perusahaan Perorangan (sole proprietorship), yaitu suatu perusahaan yang dimiliki dan diselenggarakan

oleh satu orang.

6. Persekutuan (Partnership), yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang menjadi

pemilik bersama dari suatu perusahaan.

7. .Perseroan (Corporation), yaitu suatu perusahaan yang anggotanya terdiri atas para pemegang saham

(pesero/stockholder) yang mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap utang-utang perusahaan sebesar

modal disetor.

8. Firma, yaitu suatu persekutuan yang menjalankan perusahaan dibawah nama bersama. Bila untung maka

keuntungan dibagi bersama, bila rugi maka kerugian ditanggung bersama.

C. Tempat Usaha yang akan Dipilih

Terdapat beberapa alternatif yang bisa kita pilih untuk menentukan lokasi atau tempat memulai usaha, yaitu :

4. Membangun bila ada tempat yang strategis.

5. Membeli atau menyewakan bila lebih strategis dan menguntungkan.

6. Kerja sama bagi hasil, bila memungkinkan

D. Organisasi Usaha yang Digunakan

Organisasi usaha merupakan perpaduan dari fungsi kewirausahaan dan manajerial. Fungsi

kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan inovasi, sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi

manajemen. Umumnya secara hierarkis, organisasi perusahaan dalam skala besar terdiri dari beberapa tingkatan,

yaitu rapat umum pemegang saham, dewan komisaris, dewan direktur, dan tim manajer. Rapat umum pemegang

saham merupakan pemegang kekuasaan tertinggi yang tugasnya mengangkat dewan komisaris dan dewan

direksi. Tugas dewan komisaris adalah mengawasi dewan direksi dalam menjalankan perusahaannya sedangkan

tugas dewan direksi adalah mengangkat beberapa orang manager.

E. Lingkungan Usaha.

Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya perusahaan. Lingkungan

usaha dibagi menjadi dua yaitu:

3. Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti

pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan

lainnya.

4. Lingkungan makro adalah lingkungan di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup

perusahaan secara keseluruhan.

F. Hambatan –hambatan dalam Memasuki Industri

Menurut Peggi Lambing (2000:95) ada beberapa hambatan bagi seorang wirausahawan untuk memasuki

industri baru, yaitu :

4. Sikap dan kebiasaan pelanggan. Loyalitas pelanggan kepada perusahaan baru masih kurang. Sebaliknya

perusahaan yang sudah lebih dulu ada justru lebih bertahan karena telah lama mengetahui sikap dan

kebiasaan pelanggannya.

5. Biaya perubahan (switching cost), yaitu biaya-biaya yang diperlukan untuk pelatihan kembali para

karyawan, dan penggantian alat serta sistem yang lama.

6. Respons dari pesaing yang telah lebih dulu ada, yang secara agresif akan mempertahankan pangsa pasar

yang ada.

G. Paten, Merek Dagang, dan Hak Cipta

Paten, merek dagang dan hak cipta sangat penting bagi perusahaan, terutama untuk melindungi

penemuan-penemuan, indentitas dan nama perusahaan, serta keorisinalan produk-produk yang dihasilkan oleh

perusahaan. Temuan yang tidak memiliki hak paten akan bebas ditiru dan diduplikasi bahkan menjadi produk

pesaing dan mematikan perusahaan penemu.

1.Paten

Paten adalah suatu pengakuan dari lembaga yang berwenang kepada seseorang atau suatu perusahaan

atas penemuan produk dan perusahaan tersebut diberi wewenang untuk membuat, menggunakan dan menjual

penemuannya selama paten tersebut masih dalam jaminan. Ada beberapa langkah untuk mendapatkan hak paten,

yaitu :

Tetapkan bahwa yang ditemukan betul-betul baru.

Dokumentasikan alat yang ditemukan tersebut.

Telusuri paten –paten yang telah ada.

Pelajari hasil telusuran.

Mengajukan lamaran paten.

2.Merek Dagang

Merek Dagang (brand name) merupakan istilah khusus dalam perdagangan atau perusahaan. Merek

dagang pada umumnya berbentuk simbol atau nama atau logo atau slogan atau tempat dagang yang oleh

perusahaan digunakan untuk menunjukkan keorisinilan produk atau untuk membedakannya dengan produk lain

di pasar.

3.Hak Cipta

Hak cipta (Copyright) adalah suatu hak istimewa guna melindungi pencipta atas keorisinilan (keaslian)

ciptaannya, misalnya karangan musik, pencipta lagu, hak untuk memproduksi, memperbaiki, mendistribusikan

atau menjul.

B. Membeli perusahaan orang lain (buying).

Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan

atau merintis usaha baru, antara lain: Resiko lebih rendah, Lebih mudah dalam memasuki dunia usaha, dan

Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar. Meskipun demikian, membeli perusahaan

yang sudah ada juga mengandung permasalahan, yaitu:

Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar.

Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, misalnya citra (image) atau

reputasi perusahaan.

Sebelum melakukan kontrak jual beli perusahaan yang akan dibeli, ada beberapa aspek yang harus

dipertimbangkan dan dianalisis oleh pembeli. Aspek-aspek tersebut meliputi:

5. Pengalaman apa yang dimiliki untuk mengoperasikan perusahaan tersebut?

6. .Mengapa perusahaan tersebut berhasil tetapi kritis?

7. Di mana lokasi perusahaan tersebut?

8. Apakah membeli perusahaan tersebut akan lebih menguntungkan ketimbang merintis sendiri usaha

baru?

Seorang wirausahawan yang telah memutuskan akan membeli sebuah perusahaan perlu memperhatikan

langkah-langkah berikut ini:

6. Yakinlah bahwa anda tidak akan merintis usaha baru. Pertimbangkanlah alasan membeli perusahaan

ketimbang merintis usaha-usaha baru atau Franchising.

7. Tentukan jenis perusahaan yang diinginkan dan apakah anda mampu mengelolanya? Teguhkan kekuatan,

kelemahan, tujuan,dan kepribadian anda.

8. Pertimbangkan gaya hidup yang anda inginkan. Apa yang diharapkan dari perusahaan tersebut; apakah

uang, kebebasan, atau fleksibilitas?

9. Pertimbangkan usaha yang diinginkan. Tempat yang bagaimana yang anda inginkan?

10. Pertimbangkan kembali gaya hidup. Mungkin anda memiliki perusahaan ini selama-lamanya atau untuk

kesenangan saja.

C. Kerja Sama Manajemen/Waralaba (Franchising).

Franchising adalah suatu kerja sama antara entrepreneur (franchise) dengan perusahaan besar

(Franchisor) dalam mengadakan persetujuan jual beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha. Secara

sederhana, model usaha ini dapat digambarkan sebagai kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan

cabang/penyalur. Inti dari Franchising adalah memberi hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari

perusahaan induk.

Perusahaan yang memberi lisensi disebut franchisor dan penyalur disebut franchisee franchisor

mengizinkan franchisee untuk menggunakan nama, tempat/daerah, bimbingan, latihan karyawaan, periklanan,

dan perbekalan material yang berlanjut. Dukungan awal meliputi salah satu atau keseluruhan dari aspek-aspek

berikut ini:

Pemilihan tempat.

Rencana bangunan.

Pembelian peralatan.

Pola arus kerja.

Pemilihan karyawan.

Periklanan.

Grafik

Bantuan pada acara pembukaan.

Selain dukungan awal, bantuan lain yang berlanjut dapat pula meliputi faktor-faktor berikut:

Pencatatan dan akuntansi.

Konsultasi.

Pemeriksaan dan standardisasi.

Promosi.

Pengendalian kualitas.

Nasihat hukum.

Penelitian.

Material lainnya.

Dasar hukum dari penyelenggara waralaba adalah kontrak antara perusahaan fnchisor dengan

franchisee.Perusahaan induk dapat saja membtalkan perjanjian tersebut apabila perusahaan yang diajak kerja

ama melanggar persyaratan yang telah ditetapkan dalam persetujuan.

Menurut Zimerer (1996), keuntungan kerja sama waralaba adalah:

4. Pelatihan, pengarahan, dan pengawasan yang berlanjut dari franchisor.

5. Bantuan finansial. Biasanya biaya awal pembukaan sangat tinggi, sedangkan sumber modal dari

perusahaan waralaba sangat terbatas.

6. Keuntungan dari penggunaan nama, merek, dan produk yang telah dikenal.

Di samping beberapa keuntungan di atas, kerja sama waralaba tidak selalu menjamin keberhasilan

karena sangat bergantung pada jenis usaha dan kecakapan para wirausaha. Kerugian yang mungkin terjadi

menurut Zimmerer adalah:

4. Program latihan tidak sesuai dengan yang diinginkan.

5. Pembatasan kreativitas penyelenggaraan usaha franchisee.

6. Franchisee jarang memiliki hak untuk menjual perusahaannya kepada pihak lain tanpa menawarkan

terlebih dahulu kepada pihak franchisor dengan harga yang sama.

MENDESAIN MODEL BISNIS YANG KOMPETITIF DAN MEMBANGUN RENCANA STRATEGIS

YANG SOLID

MEMBANGUN KEUNGGULAN KOMPETITIF

Tujuan pengembangan rencana strategis adalah untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang

merupakan sekumpulan faktor yang membedakan perusahaan kecil dari para pesaingnya dan memberikannya

posisi unik di pasar sehingga lebih unggul dari para pesaingnya. Dari perspektif strategis, kunci bagi kesuksesan

bisnis adalah pengembangan keunggulan kompetitif yang unik, yaitu keunggulan yang menciptakan nilai bagi

para pelanggan dan sukar ditiru oleh para pesaing. Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif akan

menjadi pemimpin dalam pasarnya serta dapat mencapai laba-laba di atas rata-rata.

Untuk menjadi sukses, kuncinya adalah membangun keunggulan yang kompetitif yang berkelanjutan

(sustainable). Dalam jangka panjang, perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif yang berkelanjutan melalui

kemampuannya mengembangkan seperangkat kompetensi inti sehingga perusahaan tersebut mampu emlayani

pelanggan sasarannya dengan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Kompetensi inti adalah serangkaian

kemampuan unik yang dikembangkan oleh perusahaan dalam bidang-bidang operasional utama, yang

memungkinkannya untuk melebihi pesaingnya. Agar efektif, kompetensi inti haruslah sukar ditiru oleh pesaing,

dan harus menyediakan manfaat yang dirasa penting bagi pelanggan. Kompetensi inti perusahaan kecil sering

kali berkaitan dengan keunggulan di bidang ukuran perusahaan, misalnya kelincahan, kecepatan, kedekatan

dengan pelanggan, pelayanan yang lebih baik dan kemampuan berinovasi.

Wirausahawan biasanya mempertahankan hubungan dekat dengan pasar mereka, sehingga mereka

memiliki perngetahuan yang berharga mengenai cara terbaik untuk melayani kebutuhan dan keinginan

pelanggan mereka. Oleh karena kesederhanaan struktur organisasinya, pemilik perusahaan kecil berdekatan

dengan karyawan setiap hari, sering bekerja bersebelahan dengan mereka, sehingga mereka dapat

mengkomunikasikan tindakan strategis secara langsung. Oleh sebab itu, perusahaan kecil menyadari bahwa

perencanaan strategis seharusnya lebih alamiah bagi mereka.

Manajemen strategis dapat meingkatkan efektivitas perusahaan kecil, tetapi lebih dulu wirausahawan

harus memiliki prosedur yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan mereka dan sifat khusus bisnis mereka.

Karena ukuran dan ciri khusus mereka, sumber daya kecil, gaya manajemen yang fleksibel, struktur organisasi

yang informal dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan, perusahaan kecil memerlukan pendekatan

berbeda terhadap proses manajemen strategisnya.

PROSES MANAJEMEN STRATEGIS

Manajemen strategis adalah proses berkelanjutan yang terdiri dari atas sembilan langkah, yaitu:

Visi adalah hasil dari impian wirausahawan atas sesuatu yang belum terwujud dan kemampuan

melukiskan impian yang menarik tersebut agar bisa dilihat orang lain. Visi yang didefinisikan secara jelas

membantu perusahaan dalam tiga cara:

4. Visi memberikan arah. Wirausahawan yang menetapkan visi perusahaan mereka memfokuskan perhatian

setiap orang ke masa depan dan menentukan jalan yang akan diambil perusahaan tersebut untuk

meraihnya.

5. Visi menentukan keputusan. Visi memengaruhi keputusan, tak peduli masalah besar atau masalah kecil,

yang dibuat oleh para pemilik, manajer dan karyawan setiap harinya dalam perusahaan. Pengaruh ini

dapat menjadi positif atau negatif, bergantung pada seberapa jelas visi itu ditetapkan.

6. Visi memotivasi orang-orang. Visi yang jelas menyenangkan dan memberi semangat pada orang-orang

untuk segera bertindak. Orang ingin bekerja pada perusahaan yang menetapkan pandangannya setinggi

mungkin.

Cara terbaik untuk menerapkan nilai visi ke dalam tindakan adalah membuat pernyataan misi yang

mengomunikasikan nilai-nilai tersebut kepada semua orang yang terkait dengan perusahaan. Pernyataan misi

(mission statement) adalah menjawab pertanyaan mendasar lainnya untuk setiap perusahaan. Tanpa pernyataan

misi yang ringkas dan bermakna, perusahaan kecil menghadapi risiko berjalan ke sana kemari di pasar, tanpa

arah yang jelas ataupun cara mencapainya. Pernyataan misi menentukan arah bagi keseluruhan perusahaan dan

memfokuskan perhatiannya pada arah yang tepat.

MENILAI KEKUATAN DAN KELEMAHAN PERUSAHAAN

Setelah menetapkan visi dan pernyataan misi yang bermakna, wirausahawan dapat mengalihkan

perhatiannya untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan adalah faktor-faktor internal positif

yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai misi, sasaran dan tujuannya yang mencakup ketrampilan

atau pengetahuan, citra publik yang positif, dll. Kelemahan adalah faktor-faktor internal negatif yang

menghalangi kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, sasaran dan tujuannya seperti kekurangan modal,

kekurangan pkerja terampil dll. Mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan perusahaan membantu pemilik

memahami perusahaannya sebagai perusahaan yang telah ada atau yang baru ada. Kunci dalam menyusun

strategi yang sukses adalah menggunakan kekuatan perusahaan sebagai landasan dan menggunakan kekuatan

tersebut untuk menghadapi kelemahan pesaing.

MENGAMATI LINGKUNANGAN SEKITAR UNTUK MENGETAHUI PELUANG DAN

ANCAMAN PENTING YANG DIHADAPI PERUSAHAAN

Peluang adalah opsi-opsi eksternal positif yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mencapai

misi, sasaran dan tujuannya. Ketika mengidentifikasi peluang, pemilik harus dengan cermat memperhatikan

potensi pasar yang baru seperti “apakah pesaing mengabaikan ceruk pasar ini?”. Kuncinya adalah berfokus pada

peluang yang paling menjanjikan, yang paling sesuai dengan kekuatan dan kompetensi inti perusahaan.

Ancaman adalah kekuatan eksternal negatif yang menghalangi kemampuan perusahaan untuk mencapai

misi, sasaran dan tujuan. Ancaman dapat berupa masuknya pesaing baru ke dalam pasar yang ada, peraturan

pemerintah terhadap kegiatan bisnis dll. Untuk itu wirausahawan perlu mengamati lingkungan sekitar terhadap

peluang maupun ancaman yang menghadang perusahaan mereka.

MENGIDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KESUKSESAN UTAMA PERUSAHAAN

Faktor-faktor kesuksesan utama muncul dalam berbagai bentuk yang berbeda, bergantung pada

industrinya. Sederhananya, faktor-faktor ini merupakan merupakan faktor-faktor yang menentukan kemampuan

perusahaan untuk memenangkan persaingan dalam suatu industri. Setiap perusahaan dalam suatu industri harus

memahami KSF (key success factors) yang menggerakan industri, jika tidak mereka cenderung menjadi industri

yang tertinggal. Dengan mengetahui KSF dalam suatu industri, para wirausahawan bisa menentukan dimana

mereka harus memfokuskan sumber-sumber daya perusahaan secara strategis.

MENGANALISIS PERSAINGAN

Memperkirakan tingkat persaingan akan membuat para pemilik perusahaan akan lebih realistis dalam

memandang pasar dan posisi mereka di dalamnya. Para pesaing langsung menawarkan produk dan jasa yang

sama, dan pelanggan sering membandingkan harga, fitur dan perlakuan dari para pesaing ini ketika mereka

berbelanja. Sedangkan para pesaing tak langsung menawarkan hanya sedikit produk atau jasa yang sama, tetapi

pelanggan sasaran mereka jarang bersinggungan. Oleh karena itu, kita perlu menganalisis persaingan di dalam

pasar agar kita dapat menghadapi pesaing-pesaing kita.

MENUSUN SASARAN DAN TUJUAN PERUSAHAAN

Sasaran adalah atribut-atribut jangka panjang dan luas yang berusaha dicapai oleh perusahaan yang cenderung

bersifat umum dan kadang-kadang bahkan abstrak. Sasaran sebagai dasar bertindak manajer tidak perlu terlalu

spesifik, melainkan sekedar menyatakan tingkat pencapaian umum yang ingin diraih seperti “apakah anda ingin

meningkatkan pangsa pasar?” peneliti Jim Collins dan Jerry Porras mempelajari berbagai perusahaan dan

menemukan bahwa salah satu faktor yang membedakan perusahaan yang sukses dari perusahaan yang tidak

sukses adalah perumusan sasaran jangka panjang yang sangat ambisius, jelas dan membangkitkan semangat.

Tujuan adalah target kinerja yang lebih spesifik. Tujuan umumnya menyangkut produktivitas, pertumbuhan,

efisiensi, pasar dll. Oleh karena tujuan yang satu dengan yang lain mungkin berbenturan, manajer harus

menetapkan prioritas. Tujuan yang ditulis dengan baik memiliki karakteristik sebagai berikut:

Spesifik: tujuan harus terukur dan tepat

Dapat diukur :hal ini memerlukan titik acuan yang dijelaskan dengan baik

Dapat didelegasikan:wirausahawan harus mendelegasikan tanggung jawab suatu tujuan kepada

seseorang

Realistis namun menantang: semakin menantang tujuan, semakin tinggi kinerjanya

Tepat waktu: waktu tujuan harus ditetapkan

Dibuat tertulis: tidak hanya dengan lisan

MERUMUSKAN OPSI-OPSI STRATEGIS DAN MEMILIH STRATEGI YANG TEPAT

Langkah selanjutnya adalah menilai opsi-opsi strategis dan kemudian mempersiapkan rencana

permainan yang dirancang untuk mencapai misi, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

Strategi adalah peta jalan tindakan-tindakan yang disusun oleh wirausahawan untuk mencapai misi, sasaran dan

tujuan perusahaan. Dengan kata lain, misi, sasaran dan tujuan menyatakan tujuan yang hendak dicapai,

sedangkan strategi menjelaskan proses untuk mencapai tujuan tersebut. Wirausahawan harus menyusun strategi

yang kuat berdasarkan langkah sebelumnya yang menggunakan kompetensi inti dan kekuatan perusahaan

sebagai batu loncatan menuju kesuksesan.

Strategi yang sukses bersifat komprehensif dan terintegrasi dengan baik. Strategi harus berfokus pada

penetapan Faktor-faktor Kesuksesan Utama seperti diidentifikasi oleh manajer pada langkah ke-4. Ada 3 opsi

strategis dasar dalam buku kalsiknya Competitive Strategy, Michael Porter yaitu :

4. KEPEMIMPINAN BIAYA, Perusahaan yang menerapkan strategi kepemimpinan biaya berjuang untuk

menjadi produsen dengan biaya paling rendah dibandingkan dengan pesaingnya dalam industri itu.

5. DIFERENSIASI, Perusahaan yang mengikuti strategi ini akan berusaha membangun loyalitas pelanggan

melalui penempatan produk atau jasanya secara unik atau berbeda.

6. FOKUS, Ide utama dari strategi ini adalah memilih satu atau beberapa segmen pasar, mengidentifikasi

kebutuhan, keinginan dan minat pelanggan dan mendekatinya dengan barang atau jasa yang didesain

untuk bisa memenuhi kebutuhan, keinginan dan minat ini dengan baik.

GAMBARAN UMUM,FUGSI,MODEL,PERAN,SERTA RUANG LINGKUP DISIPILN ILMU

KEWIRAUSAHAAN

Gambaran Umum Kewirausahaan

Jiwa wirausaha sebenarnya telah dimiliki oleh setiap orang yang berfikir kreatif dan inovatif misalnya

petani, karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru, pimpinan proyek, dan lain sebagainya. Memang pada

awalnya kewirausahaan dijumpai dalam dunia bisnis, akan tetapi akhir-akhir ini berkembang dalam berbagai

aspek kehidupan, bahkan sering digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk menjadi pimpinan suatu

organisasi.

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat,

dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Menurut drucker (1959) adalah kemampuan untuk

menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya

peluang. Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan munculnha ide-ide dan pemikiran-

pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sedangkan dalam organisasi perusahaan, proses

kreatif dan inovatif dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan untuk meraih pangsa pasar.

Kreativitas (creativity) adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah

dan menemukan peluang (thinking new things). Sedangkan inovasi (innovation) adalah kemampuan menerapkan

kreativitas dalam rangka memecahkan masalah dan menemukan peluang (doing new things). Kreativitas akan

muncul apabila wirausaha melihat sesuatu yang telah dianggap lama dan berpikir sesuatu yang baru dan berbeda.

Fungsi dan Peran Usaha

Dua pendekatan mengenai hal ini yaitu pendekatan secara mikro dan secara makro. Secara mikro,

wirausaha memiliki dua peran yaitu sebagai penemu (innovator) dan perencana (planner). Sebagai penemu

wirausaha menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru. Sebagai perencana, wirausaha berperan merancang

tindakan dan usaha baru. Secara makro, peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan

kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu negara.

Ruang Lingkup dan Disiplin Ilmu kewirausahaan

Dalam teori ekonomi, studi mengenai kewirausahaan ditekankan pada identifikasi peluang yang terdapat

pada peranserta membahas fungsi inovasi dari wirausaha dalam menciptakan kombinasi sumber daya ekonomis

sehingga memengaruhi ekonomi agregat.

Studi kewirausahaan kemudian berkembang dalam disiplin ilmu lain yang penekanannya pada sang

wirausaha sendiri. Dalam bidang ilmu psikologi, misalnya studi kewirausahaan meneliti karakteristik

kepribadian wirausaha, sedangkan pada ilmu sosiologi penelitian ditekankan pada pengaruh dari lingkungan

sosial dan kebudayaan dalam pembentukan masyarakat wirausaha. Ray dan Ranachandran (1996) menandaskan,

walau terdapat perbedaan sudut pandang, penelitian yang dilakukan baik oleh ahli ekonomi, psikologi, dan

sosiologi harus tetap bepijak pada kegiatan kewirausahaan serta sebab akibatnya pada tingkat mikro dan makro.

Dengan demikian adalah wajar jika studi kewirausahaan dengan penekanan keilmuan yang berbeda itu pada

akhirnya akan saling berhubungan dan memengaruhi.

Sementara itu fenomena kewirausahaan ini masih terus diteliti dan belum terdapat satu pengertian baku

yang dianut oleh semua ahli (Shapero, 1982). Ini menunjukkan perkembangan teori ini masih dalam perjalanan

panjang serta dari adanya perubahanperubahan ekonomi dunia diharapkan memberi banyak masukan bagi

peneliti. Muculnya banyak wirausaha atau pebisnis, telah menarik perhatian para pakar untuk meneliti

bagaimana mereka terbantuk. Bagian ini menjelaskan teori-teori mengenai proses pembentukan wirausaha. Teori

tersebut antara lain: life path change, goal directed behavior, teori outcome expectancy. Terakhir, terdapat acuan

komprehensif mengenai teori pembetukan wirausaha yang dipadukan oleh teori-teori sebelumnya. Begitu banyak

teori yang telah mengupas persoalan ini, intinya bahwa menjadi wirausaha adalah sebuah proses.

1. Teori Life Path Change

Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990), tidak semua wirausaha lahir dan

berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana. Banyak orang yang menjadi wirausaha justru tidak

memaluli proses yang direncanakan. Antara lain disebabkan oleh:

Negative displacement

Seseorang bisa saja menjadi wirausaha gara-gara dipecat dari tempatnya bekerja, tertekan, terhina atau

mengalami kebosanan selam bekerja, dipaksa/terpaksa pindah dari daerah asal. Atau bisa juga karena

sudah memasuki usia pensiun atau cerai perkawinan dan sejenisnya. Banyaknya hambatan yang dialami

keturunan Cina untuk memasuki bidang pekerjaan tertentu (misalnya menjadi pegawai negeri)

menyisakan pilihan terbatas bagi mereka. Di sisi lain, menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarganya,

menjadi wirausaha pada kondisi seperti ini adalah pilihan terbaik karena sifatnya yang bebas dan tidak

bergantung pada birokrasi yang diskriminatif.

Being between things

Orang-orang yang baru keluar dari ketentaan, sekolah, atau penjara, kadangkala merasa seperti

memasuki dunia baru yang belum mereka mengerti dan kuasai. Keadaan ini membuat mereka seakan

berada di tengah-tengah dari dua dunia yang berbeda, namun mereka tetap harus berjuanfa menjaga

kealngsungan hidupnya. Di sinilah biasanya pilihan menjadi wirausahaa muncul karena dengan menjadi

wirausahan mereka bekerja dengan mengandalkan diri sendiri.

c. Having positive pull

Terdapat juga orang-orang yang mendapat dukungan membuka usaha dari mitra kerja, investor,

pelanggan, atau mentor. Dukungan memudahkan mereka dalam mengantisipasi peluang usaha, selain itu

juga menciptakan rasa aman dari risiko usaha. Seorang mantan manajer di sebuah perusahan otomotif,

misalnya, yang memutuskan untuk masuk ke bisnis suku cadang otomotif, misalnya dengan bahan baku

ban bekas, seperti stopper back door, engine mounting, atau mufler mounting. Perusahaan otomotif

tersebut memberi dukungan dengan menampung produk mantan manajernya tersebut.

2. Teori Goal Directed Behavior

Menurut Wolman (1973), seseorang dapat saja menjadi wirausaha karena termotivasi untuk mencapai

tujuan tertentu. Teori ini disebut dengan Goal Directed Behavior.

Teori ini hendak menggambarkan bagaimana seseorang tergerak menjadi wirausaha, motivasinya dapat

terlihat langkah-langkahnya dalam emncapai tujuan (goal directed behavior). Diawali dari adanya dorongan

need, kemudian goal directed behavior, hingga tercapainya tujuan. Sedangkan need itu sendiri dari skema

muncul karena adanya deficit dan ketidakseimbangan tertentu pada diri individu yang bersangkutan (wirausaha).

Seseorang terjun dalam dunia wirausaha diawali dengan adanya kebutuhankebutuhan, ini mendorong kegiatan-

kegiatan tertentu, yang ditujukan pada pencapaian tujuan. Dari kacaata teori need dan motivasi tingkah laku,

seperti menemukan kesempatan berusaha, sampai mendirikan dan melembagakan usahanya merupakan goal

directed behavior. Sedangkan goal tujuannya adalah mempertahankan dan memperbaiki kelangsungan hidu

wirausaha.

3. Teori Outcome Expectancy

Bandura (1986) menyatakan bahwa outcome expectancy bukan suatu perilaku tetapi keyakinan tentang

konskuensi yang diterima setelah seseorang melakukan suatu tindakan tertentu.judgement about likely

consequences of specific behaviors in particular situations. (Bandura, 1986:82)dari definisi di atas, outcome

expectancy dapat diartikan sebagai keyakinan seseorang mengenai hasil yan akan diperolehnya jika ia

melaksanakan suatu perilaku tertentu, yaitu perilaku yang menunjukkan keberhasilan. Seseorang memperkirakan

bahwa keberhasilannya dalam melakukan tugas tertentu akan mendatangkan imbalan dengan nilai tertentu juga.

Imbalan ini berupa juga insentif kerja yang dapat diperoleh dnegan segera atau dalam jangka panjang.

Karenanya jika seseorang menganggap profesi wirausaha akan memberikan insentif yang sesuai dengan

keinginannya maka dia akan berusaha untuk memenuhi keinginannya dengan menjadi wirausaha. Michael Dell,

seorang mahasiswa teknik komputer di AS, mempunyai keyakinan yang kuat bahwa bila dia geluti serius hobi

modifikasi komputer yang diminati teman-temannya ia akan dapat mengalahkan IBM kelak. Terdorong oleh hal

itu Dell terus mengembangkan usaha dengan mendirikan Dell Corporation. Hingga kini Del dan IBM terus

bersaing di industry komputer.

Karakter, Ciri-ciri Umum, dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan

A. KARAKTERISTIK WATAK

Percaya diri dan optimis Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain,

dan individualistis.

11. Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan

kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, setra inisiatif

12. Berani mengambil resiko dan menyukai tantangan Mamu mengambil resiko yang wajar.

13. kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap

saran dan kritik.

14. keorisinilan Inovatif, kreatif dan fleksibel

15. Berorientasi madsa depan Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.

M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:6-7), mengemukakan karakteristik kewirausahaan

sebagai berikut :

17. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.

18. Preference for moderate risk, yaitu lebih risiko yang moderat, artinya selalu menghindari resiko, baik

yang terlalu rendah maupun yang terlalu tinggi.

19. Confidence in their ability to success, yaitu memiliki kepercayaan diri untuk memperoleh kesuksesan.

20. Desire for immediate feedback, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudakan

keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

21. High Level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerjakeras untuk mewujudkan keinginannya demi

masa depan yang lebih baik.

22. Future orientation, yaitu berorientasi serta memiliki perspektif dan wawawsan jauh ke depan.

23. Skill organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk

menciptakan nilai tambah.

24. Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi dari pada uang.

Arthur Kurliloff dan John M. Mempil (1993:20), mengemukakan karakteristik kewirausahaan dalam

bentuk nilai-nilai dan prilaku kewirausahaan sebagai berikut :

B.NILAI-NILAI PRILAKU

komitmen Menyelesaikan tugas hingga selesai.

Risiko moderat Tidak melakukan spekulasi, melainkan berdasarkan perhitungan yang matang.

Melihat mpeluang Memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin.

Objektivitas Melakukan pengamatan secara nyata untuk memperoleh kejlasan.

Umpan balik Menganalisis data kinerja waktu untuk memandu kegiatan.

Opatimisme Menunjukan kepercayaan diri yang besar walaupun berada dalam situasi berat.

Uang Melihat uang sebagai suatu sumber daya, bukan tujuan akhir.

Manajemen Proaktif Menglola berdasarkan perencanaan masa depan.

Vernon A. Musseleman (1989:155), Wasty Sumato (1989), dan Geoffey Meredith (1989:5) meringkas

beberapa ciri kewirausahaan dalam bentuk sebagai berikut:

21. memiliki keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri.

22. Memiliki kemauan uantuk mengambil resiko.

23. Memilki kemampuan untuk belajar dari pengalaman.

24. Mampu memotivasi diri sendiri.

25. Memiliki semangat untuk bersaing.

26. Memiliki semangat untuk kerja keras.

27. Memiliki kepercayaan diri yang besar.

28. Memiliki dorongan untuk berprestasi.

29. Tingkat energi yang tinggi.

30. Tegas dan yakin terhadap kemampuan diri sendiri.

Wasti Sumanto (1989:5) menambahkan sebagai berikut :

5. tidak suka uluran tangan dari pemerintah/ pihak lain dari masyarakat.

6. Tidak bergantung pada alam dan berusaha utnuk tidak mudah menyerah.

Dalam mencapai keberhasilannya, sorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu. Dalam Enterpreneurship

and small enterprise development report (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer

(1993:5), dikemukakan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil, diantaranya memiliki ciri-ciri :

7. proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas.

8. Berorientasi pada prestasi, tercermin dalam pandangan dan tindakan terhadap peluang, orientasi pada

efesiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berncana, dan mengutamakan pengawasan.

9. Memiliki komitmen yang kuat kepada orang lain.

Secara eksplisit, Dun Steinhoff dan John F.m Burgess (1993:38) mengemukakan beberapa karaktreristik

yang diperlukan untuk menjadi wirausaha yang berhasil, yaitu :

13. memiliki visi dan tujuan usaha yang jelas.

14. Bersedia menanggung resiko waktu dan uang.

15. Memiliki perencanaan yang matang dan mampu mengorganisasikannya.

16. Bekerja keras sesuai dengan tingkat kepentingannya.

17. Mengembangakan hubungan dengan pelanggan, pemasok, pekerja, dan pihak lain.

18. Beratanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan.

C. CIRI-CIRI UMUM KEWIRAUSAHAAN

25. Memiliki Motif Berprestasi Tinggi

Seorang Wirausaha selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk

menghasilkan nilai maksimal. Artinya, wirausaha melakukan sesuatu hal secara tidak asal-asalan,

seklaipun hal tersebut dapat dilakuakn oleh orang lain. Nilai prestasi adalah hal yang justru membedakan

antara hasil karyanya sebagai seorang wirausaha dengan orang lain yang tidak memiliki jiwa

kewirausahaan.

26. Memiliki Perspektif ke Depan

Sukses adalah perjalanan, bukan tujuan. Setiap saat mencapai target, sasaran atau impian, maka

segeralah membuat impian-impian baru yangdapat memacu serta memberi semangat dan antusiasme

kepada kita untuk mencapainya. Apapun impian atau target kita, ingat kunci SMART (specific,

measurable, achieveable,reality-based, time-frame), yang berarti harus sepesifik jelas, trukur, dapat

dicapai, berdasarkan realitas atau kondisi kita saat ini, dan memiliki jangka waktu tertentu.

27. Memiliki Kreativitas Tinggi

Seorang wirausaha umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih dari non wirausaha.

28. Memiliki Sifat Inovasi Tinggi

Seorang wirausaha harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi untuk

mengembangkan bisnisnya. Inovasi diibaratkan sebagai pilar-pilar yang menunjang kekukuhan hidup

dan bisnis. Setiap impian harus diikuti dengan inovasi sebagai kerangka pengembangan, kemudian

diikuti menejemen produk, menejemen konsumen, menejemen arus kas, sistem pengendalin, dan

sebagainya.

29. Memiliki Komitmen Terhadap Pekerjaan

Menurut Sony Sugema, terdapat tiga hal yang harus dimiliki seorang wirausaha yang sukses, yaitu

mimpi, kerja keras, dan ilmu. Ilmu disertai kerja keras tanpa impian bagaikan perahu yang berlayar

tanpa tujuan. Impian disertai ilmu namun tanpa kerja keras seperti seorang pertapa. Impian disertai kerja

keras, tanpa ilmu, ibarat berlayar tanpa nahkoda, tidak jelas kemana arah yang dituju. Hal ini yang

menyebabkan seorang wirausaha harus menancapkan komitmen yang kuat dalam pekerjaannya.

30. Memiliki Tanggung Jawab

Seorang wirausaha harus memiliki komitmen sehingga melahirkan suatu tanggung jawab terhadap apa

yang dikerjakannya.

31. Memiliki Kemandirian atau Ketidaktergantungan terhadap Orang Lain.

Orang yang mandiri adalah orang yang tidak suka mengandalkan Orang lain namun justru

mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimiliki sendiri.

32. Memiliki Keberanian Menghadapi Resiko

Seorang wirausaha harus berani menghadapi resiko. Semakin besar resiko yang dihadapinya, semakin

besar keuntungan yang diperolehnya. Hal ini dikarenakan jumlah pemain semakin sedikit. Tetapi resiko

tersebut harus diperhitungkan terlebih dahulu dengan matang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan.

33. Selalu Mencari Peluang

Seorang wirausaha sejati mampu melihat sesuatu dalam persepktif atau dimensi yang berlainan pada

satu waktu. Bahkan, ia juga harus mampu melakukan beberapa hal dalam satu waktu. Kemampuan

inilah yang membuatnya piawai dalam menangani berbagai persoalan yang dihadapi oleh perusahaan.

34. Memiliki Jiwa Kepemimpian

Untuk dapat mampu menggunakan waktu dan tenaga orang lain mengelola dan mengembangkan

bisninya, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan dan semangat untuk mengembangkan orang-

orang di sekelilingnya. Hal ini dapat dilakukan apabila kita mempunyai jiwa kepemimpinian yang baik.

35. Memili Keampuan Menejerial

Kemampuan menejerial seseorang dapat dilihat dari tiga kemampuan, yaitu : (1) kemampuan teknik, (2)

kemampuan pribadi (personal), (3) Kewmampuan emosional.

36. Memiliki Kemampuan Perosnal

Seseorang yang berkeinginan untuk menjadi seorang wirausaha harus memperkaya diri seniri dengan

berbagai keterampilan personal.

D. NILAI-NILAI HAKIKI KEWIRAUSAHAAN

Beberapa nilai hakiki penting dari kewirausahaan, yaitu :

Percaya Diri

Percaya diri merupakan suatu panduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau

pekerjaan (Soesarsono Wijandim 1988:3). Kepercayaan diri ini bersifat internal, sangat relatif, dianamis,

dan banyak ditentukan oleh kemampuan untuk memulai, melaksanaan, dan menyelesaikan suatu

pekerjaan.

Berorientasi pada tugas dahn Hasil

Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-

nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai

dorongan kuat, energik, dan berinisiatif (selalu ingin mencari dan memulai sesuatu).

Keberanian Mengambil Resiko

Kemampuan dan kemauan untuk mengambil resiko merupakan salah satu nilai utana dalan

kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko akan sukar memulai dan berinisiatif.

PROSES KEWIRAUSAHAAN

FAKTOR -FAKTOR PEMICU KEWIRAUSAHAAN

Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal meliputi

hak kepemilikan (property right), kemampuan/kompetensi (ability/competency), dan insentif (incentive),

sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan (environment). Jadi, kemampuan berwira usaha merupakan

fungsi dari prilaku kewirausahaan dalam mengkombinasikan kreatifitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian

menghadapi risiko untuk memperoleh peluang.

Model Proses Kewirausahaan

Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi dipicu oleh faktor pribadi,

lingkungan, dan sosiologi. Faktor individu yang memicu kewirausahaan adalah pencapaian locus of control,

toleransi, pengambilan resiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, usia, komitmen, dan ketidakpuasan.

Factor pemicu yang berasal dari lingkungan ialah peluang, model peran, aktivitas, pesaing, inkubator, sumber

daya dan kebijakan pemerintah. Sedangkan factor pemicu yang berasal dari lingkungan social meliputi keluarga,

orang tua, dan jaringan kelompok. Sama seperti pada tahap perintisan, pertumbuhan kewirausahaan sangat

bergantung pada kemampuan pribadi, organisasi, dan lingkungan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi

pertumbuhan kewirausahaan adalah pesaing, pelanggan, pemasok, dan lembaga-lembaga keuangan yang akan

membantu pendanaan. Faktor yang berasal dari pribadi adalah komitman, visi, kepemimpinan, dan kemampuan

manajerial, sedangkan faktor yang berasal dari organisasi adalah kelompok, struktur, dan strategi.

Ciri-ciri Penting Tahap Permulaan dan Pertumbuhan Kewirausahaan

Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil memiliki tiga ciri, yaitu:

7. tahap imitasi dan duplikasi;

8. tahap duplikasi dan pengembangan;

9. tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda.

Langkah Menuju Keberhasilan Berwirausaha

Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi bisnis yang jelas serta

kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko, baik waktu maupun uang. Apabila ada kesiapan dalam

menghadapi risiko, langkah berikutnya adalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan, dan

menjalankan. Agar usaha tersebut berhasil, selain harus bekerja keras sesuai dengan urgensinya, wirausaha harus

mampu mengembangkan hubungan, baik dengan mitra usaha maupun semua pihak yang terkait dengan

kepentingan perusahaan.

Langkah menuju kewirausahaan yang berhasil, yaitu:

11. ide

12. kemauan dan kemampuan

13. semangat dan kerja keras

14. loyalitas dan tanggung jawab

15. wirausaha

Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Berwirausaha

Keberhasilan seorang wirausaha ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:

7. Kemampuan dan kemauan

8. Tekad yang kuat dan kerja keras

9. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan.

Selain keberhasilan, seorang wirausaha juga selalu dibayangi oleh potensi kegagalan yang akan

memberikan lebih banyak pelajaran dibandingkan sekedar kesuksesan.

IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN

IDE KEWIRAUSAHAAN

Seperti telah dikemukakan, wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui inovasi.

Keberhasilan dapat dicapai apabila wirausaha menggunakan produk, proses, dan jasa-jasa ininovasi sebagai alat

utnuk kemggali perubahan. Oleh sebab itu, inovasi merupakan sebuah instrumen penting untuk memberdayakan

sumber-sumber agar menghasilkan suatu yang baru dan menciptakan nilai. Ketangguhan kewiraushaan sebagai

penggerak perekonomian terletak pada kreasi baru untuk menciptakan nilai secar terus menerus. Wirausaha

dapat menciptakan nilai dnegan cara mengubah semua tantangan menjadi peluang melalui ide-ide dan akhirnya

menjdai pengedali usaha.

SUMBER-SUMBER POTENSIAL PELUANG

Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia melakukan

evaluasi terhadap peluang secara teurs menerus. Proses penjaringan ide atau disebut proses screening merupakan

suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menajadi prodeuk dan jasa riil. Adapun langkah untuk

penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut :

11. Menciptakan produk baru dan berbeda, ketika ide dimunculkan secara riil atau nyata, misalnya dalam

bentuk barang dan jasa baru, maka produk dan jasa tersebut harus berbeda dengan produk dan jasa yang

ada di pasar. Selain itu, produk dan jasa tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli atau

penggunanya.

12. Mengamati Pintu Peluang. Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya

kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru, pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan

produk baru, dukungan keuangan, dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar.

Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati

kelemahan-kelemahan dan risiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.

13. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam. Analisa ini sangat penting untuk menjamin

apakah jumlah dan kulaitas produk yang dihasilkan memadai atau tidak. Beberapa biaya yang di

keluarkan untuk membuat produk tersebut? Apakah biaya yang kita keluarkan lebih efisiensi daripada

biaya yang dikeluarkan oleh pesaing?

14. Menaksi Biaya Awal, yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru. Dari mana sumbernya dan

untuk apa digunakan?berapa yang deperlukan untuk operasi, perluasan, dan biaya lainnya?

15. Memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi, misalnya risiko teknik, finansial, dan pesaing. Risiko

pesaing adalah kemampuan dan keseediaan pesaing untuk mempertahankan posisinya di pasar. Risiko

teknik berhubngan dengan proses pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan atau

menyangkut suatu objek penetu apakah ide secara aktual dapat idtransformasikan menjadi produk yang

siap dipasarkan dengak kapabilitas dan karakteristiknya. Risiko finansial adalah risiko yang timbul

sebagai akibat ketidakcukupan finansial, baik dalam tahap pengembangan produk maupun dalam

menciptakan dan mempertahankan perusahaan untuk mendukung biaya produks baru. Analisa

kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman (strength, weakness, opportunity, and threath-SWOT)

sangat penting dalam menciptakan keberhasilan perusahaan baru.

BEKAL PENGETAHUAN DAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN

Seperti dikemukakan dalam hasil survei yang dilakukan oleh Lambing (2000), kebanyakan responden

menjadi wirausaha karena didasari oleh pengalaman sehingga ia memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jadi,

untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak

kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengatruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau

kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha. Karena wirausaha

identik dengan pengusaha kecil yang berperan sebagai pemilik an manajer, maka wirausahalah yang memodali,

mengatur, mengawasi, menikmati, dan menanggung risiko. Untuk menjadi wirausaha, hal yang harus dimiliki

pertama kali adalah modal dasar berupa ide atau visi yang jelas, kemampuan dan komitmen yang kuat,

kecukupan modal baik uang maupun waktu, dan kecukupan tenaga serta pikiran. Modal-modal tersebut

sebenernya tidak cukup apabila tidak dilengkapi dengan kemampuan, menurut Casson (1982), yang di

kutip oleh Yuyun Wirasasmita (1993:3), yaitu :

15. self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukan atau ditekuni.

16. Imagination, aitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak mengandalkan kesuksesan masa lalu.

17. Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis, misalnya pengetahuan teknik, desain,

pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan pemasaran.

18. Search skill, yaitu kemampuan menemukan, berkreasi, dan berimajinasi.

19. Foresight, yaitu berpandangan jauh kedepan.

20. Computation skill, yaitu kemampuan berhitung dan memprediksi keadaan di masa yang akan datang.

21. Communication skill, yaitu kemampuan berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan orang lain.

Merintis Usaha Baru dan Model Pengembangannya

Cara Masuk Dunia Usaha

Ada tiga cara untuk memasuki usaha baru, yaitu dengam Merintis usaha baru (starting), Membeli

perusaaan dari orang lain (buying), dan Kerja sama manajemen (franchising). Masing- masing memiliki

keuntungan dan kerugian tersendiri.

A. Merintis usaha baru (starting).

Merintis usaha baru (starting) yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan

modal, ide, organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada tiga bentuk usaha baru yang dapat dirintis

yaitu:

7. Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh

seseorang.

8. Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (aosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama

menjalankan usaha bersama.

9. Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan

modal saham-saham

Menurut Lambing ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan

mendirikan usaha baru, yaitu: Inside out(idea generation) adalah pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci

yang menentukan keberhasilan usaha.

5. Outside in (opportunity recognition), yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa

kebutuhan akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan kebutuhan di pasar.

6. Outside in (Opportinity recognition)tak lain adalah pengamatan lingkungan, yaitu alat pengembangan

yang akan ditransfer menjadi peluang-peluang ekonomi.

Berdasarkan pendekatan in-side out, untuk memulai usaha, seseorang calon wirausaha

harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan meliputi:

9. Kemampuan teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang dan jasa serta cara

menyajikannya

10. Kemampuan pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan pasar dan pelanggan serta

harga yang tepat.

11. Kemampuan finansial, yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh sumber-sumber dana dalam

merintis dan mengelola usaha.

12. Kemampuan hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara mencari, memelihara dan

mengembangkan relasi, komunikasi dan negosiasi.

Tahapan dalam merintis usaha baru diawali dengan adanya ide, kemudian dilanjutkan dengan mencari

sumber dana dan fasilitas baik berupa barang, uang, dan orang. Sumber dana tersebut dapat berasal dari badan-

badan keuangan seperti bank dalam bentuk kredit atau orang yang bersedia menjadi penyandang dana.

Selanjutnya seorang wirausahawan perlu mengamati dan menganalisa pangsa pasar dari obyek bisnis yang akan

dihasilkan dari usahanya. Barang atau jasa yang dihasilkannya harus benar-benar dibutuhkan oleh

masyarakat/komunitas tertentu, sehingga barang tersebut akan laku kettika dijual di pasar. Mengamati peluang

pasar merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum produk barang dan jasa diciptakan. Apabila peluang

pasar untuk produk yang akan dihasilkan ada dan terbuka lebar, maka barang dan jasa akan mudah laku dan

segera mendatangkan keuntungan.

Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

A. Bidang dan Jenis usaha yang Dimasuki

Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki, diantaranya:

19. Bidang usaha pertanian (agriculture) meliputi pertanian, kehutanan, perikanan, dan perkebunan.

20. Bidang usaha pertambangan (mining) meliputi galian pasir, galian tanah, batu, dan bata.

21. Bidang usaha pabrikasi (manufacturing) meliputi industri perakitan, sintesis.

22. Bidang usaha konstruksi meliputi konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, jalan raya.

23. Bidang usaha perdagangan (trade) meliputi retailer, grosir, agen, dan ekspor-impor.

24. Bidang jasa keuangan (financial service) meliputi perbankan, asuransi, dan koperasi.

25. Bidang jasa perseorangan (personal service) meliputi potong rambut, salon, laundry, dan catering.

26. Bidang usaha jasa-jasa umum (public service) meliputi pengangkutan, pergudangan, wartel, dan

distribusi.

27. Bidang usaha jasa wisata (tourism)meliputi usaha daya tarik wisata,usaha akomodasi wisata dan usaha

jasa pariwisata

B. Bentuk Usaha dan Kepemilikan yang akan Dipilih Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih,

diantaranya: .

9. Perusahaan Perorangan (sole proprietorship), yaitu suatu perusahaan yang dimiliki dan diselenggarakan

oleh satu orang.

10. Persekutuan (Partnership), yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang menjadi

pemilik bersama dari suatu perusahaan.

11. .Perseroan (Corporation), yaitu suatu perusahaan yang anggotanya terdiri atas para pemegang saham

(pesero/stockholder) yang mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap utang-utang perusahaan sebesar

modal disetor.

12. Firma, yaitu suatu persekutuan yang menjalankan perusahaan dibawah nama bersama. Bila untung maka

keuntungan dibagi bersama, bila rugi maka kerugian ditanggung bersama.

C. Tempat Usaha yang akan Dipilih

Terdapat beberapa alternatif yang bisa kita pilih untuk menentukan lokasi atau tempat memulai usaha, yaitu :

7. Membangun bila ada tempat yang strategis.

8. Membeli atau menyewakan bila lebih strategis dan menguntungkan.

9. Kerja sama bagi hasil, bila memungkinkan

D. Organisasi Usaha yang Digunakan

Organisasi usaha merupakan perpaduan dari fungsi kewirausahaan dan manajerial. Fungsi

kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan inovasi, sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi

manajemen. Umumnya secara hierarkis, organisasi perusahaan dalam skala besar terdiri dari beberapa tingkatan,

yaitu rapat umum pemegang saham, dewan komisaris, dewan direktur, dan tim manajer. Rapat umum pemegang

saham merupakan pemegang kekuasaan tertinggi yang tugasnya mengangkat dewan komisaris dan dewan

direksi. Tugas dewan komisaris adalah mengawasi dewan direksi dalam menjalankan perusahaannya sedangkan

tugas dewan direksi adalah mengangkat beberapa orang manager.

E. Lingkungan Usaha.

Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya perusahaan. Lingkungan

usaha dibagi menjadi dua yaitu:

5. Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti

pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan

lainnya.

6. Lingkungan makro adalah lingkungan di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup

perusahaan secara keseluruhan.

F. Hambatan –hambatan dalam Memasuki Industri

Menurut Peggi Lambing (2000:95) ada beberapa hambatan bagi seorang wirausahawan untuk memasuki

industri baru, yaitu :

7. Sikap dan kebiasaan pelanggan. Loyalitas pelanggan kepada perusahaan baru masih kurang. Sebaliknya

perusahaan yang sudah lebih dulu ada justru lebih bertahan karena telah lama mengetahui sikap dan

kebiasaan pelanggannya.

8. Biaya perubahan (switching cost), yaitu biaya-biaya yang diperlukan untuk pelatihan kembali para

karyawan, dan penggantian alat serta sistem yang lama.

9. Respons dari pesaing yang telah lebih dulu ada, yang secara agresif akan mempertahankan pangsa pasar

yang ada.

G. Paten, Merek Dagang, dan Hak Cipta

Paten, merek dagang dan hak cipta sangat penting bagi perusahaan, terutama untuk melindungi

penemuan-penemuan, indentitas dan nama perusahaan, serta keorisinalan produk-produk yang dihasilkan oleh

perusahaan. Temuan yang tidak memiliki hak paten akan bebas ditiru dan diduplikasi bahkan menjadi produk

pesaing dan mematikan perusahaan penemu.

1.Paten

Paten adalah suatu pengakuan dari lembaga yang berwenang kepada seseorang atau suatu perusahaan

atas penemuan produk dan perusahaan tersebut diberi wewenang untuk membuat, menggunakan dan menjual

penemuannya selama paten tersebut masih dalam jaminan. Ada beberapa langkah untuk mendapatkan hak paten,

yaitu :

Tetapkan bahwa yang ditemukan betul-betul baru.

Dokumentasikan alat yang ditemukan tersebut.

Telusuri paten –paten yang telah ada.

Pelajari hasil telusuran.

Mengajukan lamaran paten.

2.Merek Dagang

Merek Dagang (brand name) merupakan istilah khusus dalam perdagangan atau perusahaan. Merek

dagang pada umumnya berbentuk simbol atau nama atau logo atau slogan atau tempat dagang yang oleh

perusahaan digunakan untuk menunjukkan keorisinilan produk atau untuk membedakannya dengan produk lain

di pasar.

3.Hak Cipta

Hak cipta (Copyright) adalah suatu hak istimewa guna melindungi pencipta atas keorisinilan (keaslian)

ciptaannya, misalnya karangan musik, pencipta lagu, hak untuk memproduksi, memperbaiki, mendistribusikan

atau menjul.

B. Membeli perusahaan orang lain (buying).

Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan

atau merintis usaha baru, antara lain: Resiko lebih rendah, Lebih mudah dalam memasuki dunia usaha, dan

Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar. Meskipun demikian, membeli perusahaan

yang sudah ada juga mengandung permasalahan, yaitu:

Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar.

Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, misalnya citra (image) atau

reputasi perusahaan.

Sebelum melakukan kontrak jual beli perusahaan yang akan dibeli, ada beberapa aspek yang harus

dipertimbangkan dan dianalisis oleh pembeli. Aspek-aspek tersebut meliputi:

9. Pengalaman apa yang dimiliki untuk mengoperasikan perusahaan tersebut?

10. .Mengapa perusahaan tersebut berhasil tetapi kritis?

11. Di mana lokasi perusahaan tersebut?

12. Apakah membeli perusahaan tersebut akan lebih menguntungkan ketimbang merintis sendiri usaha

baru?

Seorang wirausahawan yang telah memutuskan akan membeli sebuah perusahaan perlu memperhatikan

langkah-langkah berikut ini:

11. Yakinlah bahwa anda tidak akan merintis usaha baru. Pertimbangkanlah alasan membeli perusahaan

ketimbang merintis usaha-usaha baru atau Franchising.

12. Tentukan jenis perusahaan yang diinginkan dan apakah anda mampu mengelolanya? Teguhkan kekuatan,

kelemahan, tujuan,dan kepribadian anda.

13. Pertimbangkan gaya hidup yang anda inginkan. Apa yang diharapkan dari perusahaan tersebut; apakah

uang, kebebasan, atau fleksibilitas?

14. Pertimbangkan usaha yang diinginkan. Tempat yang bagaimana yang anda inginkan?

15. Pertimbangkan kembali gaya hidup. Mungkin anda memiliki perusahaan ini selama-lamanya atau untuk

kesenangan saja.

C. Kerja Sama Manajemen/Waralaba (Franchising).

Franchising adalah suatu kerja sama antara entrepreneur (franchise) dengan perusahaan besar

(Franchisor) dalam mengadakan persetujuan jual beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha. Secara

sederhana, model usaha ini dapat digambarkan sebagai kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan

cabang/penyalur. Inti dari Franchising adalah memberi hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari

perusahaan induk.

Perusahaan yang memberi lisensi disebut franchisor dan penyalur disebut franchisee franchisor

mengizinkan franchisee untuk menggunakan nama, tempat/daerah, bimbingan, latihan karyawaan, periklanan,

dan perbekalan material yang berlanjut. Dukungan awal meliputi salah satu atau keseluruhan dari aspek-aspek

berikut ini:

Pemilihan tempat.

Rencana bangunan.

Pembelian peralatan.

Pola arus kerja.

Pemilihan karyawan.

Periklanan.

Grafik

Bantuan pada acara pembukaan.

Selain dukungan awal, bantuan lain yang berlanjut dapat pula meliputi faktor-faktor berikut:

Pencatatan dan akuntansi.

Konsultasi.

Pemeriksaan dan standardisasi.

Promosi.

Pengendalian kualitas.

Nasihat hukum.

Penelitian.

Material lainnya.

Dasar hukum dari penyelenggara waralaba adalah kontrak antara perusahaan fnchisor dengan

franchisee.Perusahaan induk dapat saja membtalkan perjanjian tersebut apabila perusahaan yang diajak kerja

ama melanggar persyaratan yang telah ditetapkan dalam persetujuan.

Menurut Zimerer (1996), keuntungan kerja sama waralaba adalah:

7. Pelatihan, pengarahan, dan pengawasan yang berlanjut dari franchisor.

8. Bantuan finansial. Biasanya biaya awal pembukaan sangat tinggi, sedangkan sumber modal dari

perusahaan waralaba sangat terbatas.

9. Keuntungan dari penggunaan nama, merek, dan produk yang telah dikenal.

Di samping beberapa keuntungan di atas, kerja sama waralaba tidak selalu menjamin keberhasilan

karena sangat bergantung pada jenis usaha dan kecakapan para wirausaha. Kerugian yang mungkin terjadi

menurut Zimmerer adalah:

7. Program latihan tidak sesuai dengan yang diinginkan.

8. Pembatasan kreativitas penyelenggaraan usaha franchisee.

9. Franchisee jarang memiliki hak untuk menjual perusahaannya kepada pihak lain tanpa menawarkan

terlebih dahulu kepada pihak franchisor dengan harga yang sama.

MENDESAIN MODEL BISNIS YANG KOMPETITIF DAN MEMBANGUN RENCANA STRATEGIS

YANG SOLID

MEMBANGUN KEUNGGULAN KOMPETITIF

Tujuan pengembangan rencana strategis adalah untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang

merupakan sekumpulan faktor yang membedakan perusahaan kecil dari para pesaingnya dan memberikannya

posisi unik di pasar sehingga lebih unggul dari para pesaingnya. Dari perspektif strategis, kunci bagi kesuksesan

bisnis adalah pengembangan keunggulan kompetitif yang unik, yaitu keunggulan yang menciptakan nilai bagi

para pelanggan dan sukar ditiru oleh para pesaing. Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif akan

menjadi pemimpin dalam pasarnya serta dapat mencapai laba-laba di atas rata-rata.

Untuk menjadi sukses, kuncinya adalah membangun keunggulan yang kompetitif yang berkelanjutan

(sustainable). Dalam jangka panjang, perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif yang berkelanjutan melalui

kemampuannya mengembangkan seperangkat kompetensi inti sehingga perusahaan tersebut mampu emlayani

pelanggan sasarannya dengan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Kompetensi inti adalah serangkaian

kemampuan unik yang dikembangkan oleh perusahaan dalam bidang-bidang operasional utama, yang

memungkinkannya untuk melebihi pesaingnya. Agar efektif, kompetensi inti haruslah sukar ditiru oleh pesaing,

dan harus menyediakan manfaat yang dirasa penting bagi pelanggan. Kompetensi inti perusahaan kecil sering

kali berkaitan dengan keunggulan di bidang ukuran perusahaan, misalnya kelincahan, kecepatan, kedekatan

dengan pelanggan, pelayanan yang lebih baik dan kemampuan berinovasi.

Wirausahawan biasanya mempertahankan hubungan dekat dengan pasar mereka, sehingga mereka

memiliki perngetahuan yang berharga mengenai cara terbaik untuk melayani kebutuhan dan keinginan

pelanggan mereka. Oleh karena kesederhanaan struktur organisasinya, pemilik perusahaan kecil berdekatan

dengan karyawan setiap hari, sering bekerja bersebelahan dengan mereka, sehingga mereka dapat

mengkomunikasikan tindakan strategis secara langsung. Oleh sebab itu, perusahaan kecil menyadari bahwa

perencanaan strategis seharusnya lebih alamiah bagi mereka.

Manajemen strategis dapat meingkatkan efektivitas perusahaan kecil, tetapi lebih dulu wirausahawan

harus memiliki prosedur yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan mereka dan sifat khusus bisnis mereka.

Karena ukuran dan ciri khusus mereka, sumber daya kecil, gaya manajemen yang fleksibel, struktur organisasi

yang informal dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan, perusahaan kecil memerlukan pendekatan

berbeda terhadap proses manajemen strategisnya.

PROSES MANAJEMEN STRATEGIS

Manajemen strategis adalah proses berkelanjutan yang terdiri dari atas sembilan langkah, yaitu:

Visi adalah hasil dari impian wirausahawan atas sesuatu yang belum terwujud dan kemampuan

melukiskan impian yang menarik tersebut agar bisa dilihat orang lain. Visi yang didefinisikan secara jelas

membantu perusahaan dalam tiga cara:

7. Visi memberikan arah. Wirausahawan yang menetapkan visi perusahaan mereka memfokuskan perhatian

setiap orang ke masa depan dan menentukan jalan yang akan diambil perusahaan tersebut untuk

meraihnya.

8. Visi menentukan keputusan. Visi memengaruhi keputusan, tak peduli masalah besar atau masalah kecil,

yang dibuat oleh para pemilik, manajer dan karyawan setiap harinya dalam perusahaan. Pengaruh ini

dapat menjadi positif atau negatif, bergantung pada seberapa jelas visi itu ditetapkan.

9. Visi memotivasi orang-orang. Visi yang jelas menyenangkan dan memberi semangat pada orang-orang

untuk segera bertindak. Orang ingin bekerja pada perusahaan yang menetapkan pandangannya setinggi

mungkin.

Cara terbaik untuk menerapkan nilai visi ke dalam tindakan adalah membuat pernyataan misi yang

mengomunikasikan nilai-nilai tersebut kepada semua orang yang terkait dengan perusahaan. Pernyataan misi

(mission statement) adalah menjawab pertanyaan mendasar lainnya untuk setiap perusahaan. Tanpa pernyataan

misi yang ringkas dan bermakna, perusahaan kecil menghadapi risiko berjalan ke sana kemari di pasar, tanpa

arah yang jelas ataupun cara mencapainya. Pernyataan misi menentukan arah bagi keseluruhan perusahaan dan

memfokuskan perhatiannya pada arah yang tepat.

MENILAI KEKUATAN DAN KELEMAHAN PERUSAHAAN

Setelah menetapkan visi dan pernyataan misi yang bermakna, wirausahawan dapat mengalihkan

perhatiannya untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan adalah faktor-faktor internal positif

yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai misi, sasaran dan tujuannya yang mencakup ketrampilan

atau pengetahuan, citra publik yang positif, dll. Kelemahan adalah faktor-faktor internal negatif yang

menghalangi kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, sasaran dan tujuannya seperti kekurangan modal,

kekurangan pkerja terampil dll. Mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan perusahaan membantu pemilik

memahami perusahaannya sebagai perusahaan yang telah ada atau yang baru ada. Kunci dalam menyusun

strategi yang sukses adalah menggunakan kekuatan perusahaan sebagai landasan dan menggunakan kekuatan

tersebut untuk menghadapi kelemahan pesaing.

MENGAMATI LINGKUNANGAN SEKITAR UNTUK MENGETAHUI PELUANG DAN

ANCAMAN PENTING YANG DIHADAPI PERUSAHAAN

Peluang adalah opsi-opsi eksternal positif yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mencapai

misi, sasaran dan tujuannya. Ketika mengidentifikasi peluang, pemilik harus dengan cermat memperhatikan

potensi pasar yang baru seperti “apakah pesaing mengabaikan ceruk pasar ini?”. Kuncinya adalah berfokus pada

peluang yang paling menjanjikan, yang paling sesuai dengan kekuatan dan kompetensi inti perusahaan.

Ancaman adalah kekuatan eksternal negatif yang menghalangi kemampuan perusahaan untuk mencapai

misi, sasaran dan tujuan. Ancaman dapat berupa masuknya pesaing baru ke dalam pasar yang ada, peraturan

pemerintah terhadap kegiatan bisnis dll. Untuk itu wirausahawan perlu mengamati lingkungan sekitar terhadap

peluang maupun ancaman yang menghadang perusahaan mereka.

MENGIDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KESUKSESAN UTAMA PERUSAHAAN

Faktor-faktor kesuksesan utama muncul dalam berbagai bentuk yang berbeda, bergantung pada

industrinya. Sederhananya, faktor-faktor ini merupakan merupakan faktor-faktor yang menentukan kemampuan

perusahaan untuk memenangkan persaingan dalam suatu industri. Setiap perusahaan dalam suatu industri harus

memahami KSF (key success factors) yang menggerakan industri, jika tidak mereka cenderung menjadi industri

yang tertinggal. Dengan mengetahui KSF dalam suatu industri, para wirausahawan bisa menentukan dimana

mereka harus memfokuskan sumber-sumber daya perusahaan secara strategis.

MENGANALISIS PERSAINGAN

Memperkirakan tingkat persaingan akan membuat para pemilik perusahaan akan lebih realistis dalam

memandang pasar dan posisi mereka di dalamnya. Para pesaing langsung menawarkan produk dan jasa yang

sama, dan pelanggan sering membandingkan harga, fitur dan perlakuan dari para pesaing ini ketika mereka

berbelanja. Sedangkan para pesaing tak langsung menawarkan hanya sedikit produk atau jasa yang sama, tetapi

pelanggan sasaran mereka jarang bersinggungan. Oleh karena itu, kita perlu menganalisis persaingan di dalam

pasar agar kita dapat menghadapi pesaing-pesaing kita.

MENUSUN SASARAN DAN TUJUAN PERUSAHAAN

Sasaran adalah atribut-atribut jangka panjang dan luas yang berusaha dicapai oleh perusahaan yang cenderung

bersifat umum dan kadang-kadang bahkan abstrak. Sasaran sebagai dasar bertindak manajer tidak perlu terlalu

spesifik, melainkan sekedar menyatakan tingkat pencapaian umum yang ingin diraih seperti “apakah anda ingin

meningkatkan pangsa pasar?” peneliti Jim Collins dan Jerry Porras mempelajari berbagai perusahaan dan

menemukan bahwa salah satu faktor yang membedakan perusahaan yang sukses dari perusahaan yang tidak

sukses adalah perumusan sasaran jangka panjang yang sangat ambisius, jelas dan membangkitkan semangat.

Tujuan adalah target kinerja yang lebih spesifik. Tujuan umumnya menyangkut produktivitas, pertumbuhan,

efisiensi, pasar dll. Oleh karena tujuan yang satu dengan yang lain mungkin berbenturan, manajer harus

menetapkan prioritas. Tujuan yang ditulis dengan baik memiliki karakteristik sebagai berikut:

Spesifik: tujuan harus terukur dan tepat

Dapat diukur :hal ini memerlukan titik acuan yang dijelaskan dengan baik

Dapat didelegasikan:wirausahawan harus mendelegasikan tanggung jawab suatu tujuan kepada

seseorang

Realistis namun menantang: semakin menantang tujuan, semakin tinggi kinerjanya

Tepat waktu: waktu tujuan harus ditetapkan

Dibuat tertulis: tidak hanya dengan lisan

MERUMUSKAN OPSI-OPSI STRATEGIS DAN MEMILIH STRATEGI YANG TEPAT

Langkah selanjutnya adalah menilai opsi-opsi strategis dan kemudian mempersiapkan rencana

permainan yang dirancang untuk mencapai misi, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

Strategi adalah peta jalan tindakan-tindakan yang disusun oleh wirausahawan untuk mencapai misi, sasaran dan

tujuan perusahaan. Dengan kata lain, misi, sasaran dan tujuan menyatakan tujuan yang hendak dicapai,

sedangkan strategi menjelaskan proses untuk mencapai tujuan tersebut. Wirausahawan harus menyusun strategi

yang kuat berdasarkan langkah sebelumnya yang menggunakan kompetensi inti dan kekuatan perusahaan

sebagai batu loncatan menuju kesuksesan.

Strategi yang sukses bersifat komprehensif dan terintegrasi dengan baik. Strategi harus berfokus pada

penetapan Faktor-faktor Kesuksesan Utama seperti diidentifikasi oleh manajer pada langkah ke-4. Ada 3 opsi

strategis dasar dalam buku kalsiknya Competitive Strategy, Michael Porter yaitu :

7. KEPEMIMPINAN BIAYA, Perusahaan yang menerapkan strategi kepemimpinan biaya berjuang untuk

menjadi produsen dengan biaya paling rendah dibandingkan dengan pesaingnya dalam industri itu.

8. DIFERENSIASI, Perusahaan yang mengikuti strategi ini akan berusaha membangun loyalitas pelanggan

melalui penempatan produk atau jasanya secara unik atau berbeda.

9. FOKUS, Ide utama dari strategi ini adalah memilih satu atau beberapa segmen pasar, mengidentifikasi

kebutuhan, keinginan dan minat pelanggan dan mendekatinya dengan barang atau jasa yang didesain

untuk bisa memenuhi kebutuhan, keinginan dan minat ini dengan baik.