GAMBARAN UMUM
-
Upload
hafan-wooy -
Category
Documents
-
view
15 -
download
0
description
Transcript of GAMBARAN UMUM
NAMA : RYAN FAHMI
NIM : 115030307111018
TUGAS UJIAN TAKE HOME TENGAH SEMESTER
KEWIRAUSAHAAN
GAMBARAN UMUM,FUGSI,MODEL,PERAN,SERTA RUANG LINGKUP DISIPILN ILMU
KEWIRAUSAHAAN
Gambaran Umum Kewirausahaan
Jiwa wirausaha sebenarnya telah dimiliki oleh setiap orang yang berfikir kreatif dan inovatif misalnya petani, karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru, pimpinan proyek, dan lain sebagainya. Memang pada awalnya kewirausahaan dijumpai dalam dunia bisnis, akan tetapi akhir-akhir ini berkembang dalam berbagai aspek kehidupan, bahkan sering digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk menjadi pimpinan suatu organisasi.
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat,
dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Menurut drucker (1959) adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya
peluang. Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan munculnha ide-ide dan pemikiran-
pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sedangkan dalam organisasi perusahaan, proses
kreatif dan inovatif dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan untuk meraih pangsa pasar.
Kreativitas (creativity) adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah
dan menemukan peluang (thinking new things). Sedangkan inovasi (innovation) adalah kemampuan menerapkan
kreativitas dalam rangka memecahkan masalah dan menemukan peluang (doing new things). Kreativitas akan
muncul apabila wirausaha melihat sesuatu yang telah dianggap lama dan berpikir sesuatu yang baru dan berbeda.
Fungsi dan Peran Usaha
Dua pendekatan mengenai hal ini yaitu pendekatan secara mikro dan secara makro. Secara mikro,
wirausaha memiliki dua peran yaitu sebagai penemu (innovator) dan perencana (planner). Sebagai penemu
wirausaha menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru. Sebagai perencana, wirausaha berperan merancang
tindakan dan usaha baru. Secara makro, peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan
kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu negara.
Ruang Lingkup dan Disiplin Ilmu kewirausahaan
Dalam teori ekonomi, studi mengenai kewirausahaan ditekankan pada identifikasi peluang yang terdapat
pada peranserta membahas fungsi inovasi dari wirausaha dalam menciptakan kombinasi sumber daya ekonomis
sehingga memengaruhi ekonomi agregat.
Studi kewirausahaan kemudian berkembang dalam disiplin ilmu lain yang penekanannya pada sang
wirausaha sendiri. Dalam bidang ilmu psikologi, misalnya studi kewirausahaan meneliti karakteristik
kepribadian wirausaha, sedangkan pada ilmu sosiologi penelitian ditekankan pada pengaruh dari lingkungan
sosial dan kebudayaan dalam pembentukan masyarakat wirausaha. Ray dan Ranachandran (1996) menandaskan,
walau terdapat perbedaan sudut pandang, penelitian yang dilakukan baik oleh ahli ekonomi, psikologi, dan
sosiologi harus tetap bepijak pada kegiatan kewirausahaan serta sebab akibatnya pada tingkat mikro dan makro.
Dengan demikian adalah wajar jika studi kewirausahaan dengan penekanan keilmuan yang berbeda itu pada
akhirnya akan saling berhubungan dan memengaruhi.
Sementara itu fenomena kewirausahaan ini masih terus diteliti dan belum terdapat satu pengertian baku
yang dianut oleh semua ahli (Shapero, 1982). Ini menunjukkan perkembangan teori ini masih dalam perjalanan
panjang serta dari adanya perubahanperubahan ekonomi dunia diharapkan memberi banyak masukan bagi
peneliti. Muculnya banyak wirausaha atau pebisnis, telah menarik perhatian para pakar untuk meneliti
bagaimana mereka terbantuk. Bagian ini menjelaskan teori-teori mengenai proses pembentukan wirausaha. Teori
tersebut antara lain: life path change, goal directed behavior, teori outcome expectancy. Terakhir, terdapat acuan
komprehensif mengenai teori pembetukan wirausaha yang dipadukan oleh teori-teori sebelumnya. Begitu banyak
teori yang telah mengupas persoalan ini, intinya bahwa menjadi wirausaha adalah sebuah proses.
1. Teori Life Path Change
Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990), tidak semua wirausaha lahir dan
berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana. Banyak orang yang menjadi wirausaha justru tidak
memaluli proses yang direncanakan. Antara lain disebabkan oleh:
Negative displacement
Seseorang bisa saja menjadi wirausaha gara-gara dipecat dari tempatnya bekerja, tertekan, terhina atau
mengalami kebosanan selam bekerja, dipaksa/terpaksa pindah dari daerah asal. Atau bisa juga karena
sudah memasuki usia pensiun atau cerai perkawinan dan sejenisnya. Banyaknya hambatan yang dialami
keturunan Cina untuk memasuki bidang pekerjaan tertentu (misalnya menjadi pegawai negeri)
menyisakan pilihan terbatas bagi mereka. Di sisi lain, menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarganya,
menjadi wirausaha pada kondisi seperti ini adalah pilihan terbaik karena sifatnya yang bebas dan tidak
bergantung pada birokrasi yang diskriminatif.
Being between things
Orang-orang yang baru keluar dari ketentaan, sekolah, atau penjara, kadangkala merasa seperti
memasuki dunia baru yang belum mereka mengerti dan kuasai. Keadaan ini membuat mereka seakan
berada di tengah-tengah dari dua dunia yang berbeda, namun mereka tetap harus berjuanfa menjaga
kealngsungan hidupnya. Di sinilah biasanya pilihan menjadi wirausahaa muncul karena dengan menjadi
wirausahan mereka bekerja dengan mengandalkan diri sendiri.
c. Having positive pull
Terdapat juga orang-orang yang mendapat dukungan membuka usaha dari mitra kerja, investor,
pelanggan, atau mentor. Dukungan memudahkan mereka dalam mengantisipasi peluang usaha, selain itu
juga menciptakan rasa aman dari risiko usaha. Seorang mantan manajer di sebuah perusahan otomotif,
misalnya, yang memutuskan untuk masuk ke bisnis suku cadang otomotif, misalnya dengan bahan baku
ban bekas, seperti stopper back door, engine mounting, atau mufler mounting. Perusahaan otomotif
tersebut memberi dukungan dengan menampung produk mantan manajernya tersebut.
2. Teori Goal Directed Behavior
Menurut Wolman (1973), seseorang dapat saja menjadi wirausaha karena termotivasi untuk mencapai
tujuan tertentu. Teori ini disebut dengan Goal Directed Behavior.
Teori ini hendak menggambarkan bagaimana seseorang tergerak menjadi wirausaha, motivasinya dapat
terlihat langkah-langkahnya dalam emncapai tujuan (goal directed behavior). Diawali dari adanya dorongan
need, kemudian goal directed behavior, hingga tercapainya tujuan. Sedangkan need itu sendiri dari skema
muncul karena adanya deficit dan ketidakseimbangan tertentu pada diri individu yang bersangkutan (wirausaha).
Seseorang terjun dalam dunia wirausaha diawali dengan adanya kebutuhankebutuhan, ini mendorong kegiatan-
kegiatan tertentu, yang ditujukan pada pencapaian tujuan. Dari kacaata teori need dan motivasi tingkah laku,
seperti menemukan kesempatan berusaha, sampai mendirikan dan melembagakan usahanya merupakan goal
directed behavior. Sedangkan goal tujuannya adalah mempertahankan dan memperbaiki kelangsungan hidu
wirausaha.
3. Teori Outcome Expectancy
Bandura (1986) menyatakan bahwa outcome expectancy bukan suatu perilaku tetapi keyakinan tentang
konskuensi yang diterima setelah seseorang melakukan suatu tindakan tertentu.judgement about likely
consequences of specific behaviors in particular situations. (Bandura, 1986:82)dari definisi di atas, outcome
expectancy dapat diartikan sebagai keyakinan seseorang mengenai hasil yan akan diperolehnya jika ia
melaksanakan suatu perilaku tertentu, yaitu perilaku yang menunjukkan keberhasilan. Seseorang memperkirakan
bahwa keberhasilannya dalam melakukan tugas tertentu akan mendatangkan imbalan dengan nilai tertentu juga.
Imbalan ini berupa juga insentif kerja yang dapat diperoleh dnegan segera atau dalam jangka panjang.
Karenanya jika seseorang menganggap profesi wirausaha akan memberikan insentif yang sesuai dengan
keinginannya maka dia akan berusaha untuk memenuhi keinginannya dengan menjadi wirausaha. Michael Dell,
seorang mahasiswa teknik komputer di AS, mempunyai keyakinan yang kuat bahwa bila dia geluti serius hobi
modifikasi komputer yang diminati teman-temannya ia akan dapat mengalahkan IBM kelak. Terdorong oleh hal
itu Dell terus mengembangkan usaha dengan mendirikan Dell Corporation. Hingga kini Del dan IBM terus
bersaing di industry komputer.
Karakter, Ciri-ciri Umum, dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan
A. KARAKTERISTIK WATAK
Percaya diri dan optimis Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain,
dan individualistis.
1. Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan
kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, setra inisiatif
2. Berani mengambil resiko dan menyukai tantangan Mamu mengambil resiko yang wajar.
3. kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap
saran dan kritik.
4. keorisinilan Inovatif, kreatif dan fleksibel
5. Berorientasi madsa depan Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.
M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:6-7), mengemukakan karakteristik kewirausahaan
sebagai berikut :
1. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
2. Preference for moderate risk, yaitu lebih risiko yang moderat, artinya selalu menghindari resiko, baik
yang terlalu rendah maupun yang terlalu tinggi.
3. Confidence in their ability to success, yaitu memiliki kepercayaan diri untuk memperoleh kesuksesan.
4. Desire for immediate feedback, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudakan
keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
5. High Level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerjakeras untuk mewujudkan keinginannya demi
masa depan yang lebih baik.
6. Future orientation, yaitu berorientasi serta memiliki perspektif dan wawawsan jauh ke depan.
7. Skill organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk
menciptakan nilai tambah.
8. Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi dari pada uang.
Arthur Kurliloff dan John M. Mempil (1993:20), mengemukakan karakteristik kewirausahaan dalam
bentuk nilai-nilai dan prilaku kewirausahaan sebagai berikut :
B.NILAI-NILAI PRILAKU
komitmen Menyelesaikan tugas hingga selesai.
Risiko moderat Tidak melakukan spekulasi, melainkan berdasarkan perhitungan yang matang.
Melihat mpeluang Memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin.
Objektivitas Melakukan pengamatan secara nyata untuk memperoleh kejlasan.
Umpan balik Menganalisis data kinerja waktu untuk memandu kegiatan.
Opatimisme Menunjukan kepercayaan diri yang besar walaupun berada dalam situasi berat.
Uang Melihat uang sebagai suatu sumber daya, bukan tujuan akhir.
Manajemen Proaktif Menglola berdasarkan perencanaan masa depan.
Vernon A. Musseleman (1989:155), Wasty Sumato (1989), dan Geoffey Meredith (1989:5) meringkas
beberapa ciri kewirausahaan dalam bentuk sebagai berikut:
1. memiliki keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri.
2. Memiliki kemauan uantuk mengambil resiko.
3. Memilki kemampuan untuk belajar dari pengalaman.
4. Mampu memotivasi diri sendiri.
5. Memiliki semangat untuk bersaing.
6. Memiliki semangat untuk kerja keras.
7. Memiliki kepercayaan diri yang besar.
8. Memiliki dorongan untuk berprestasi.
9. Tingkat energi yang tinggi.
10. Tegas dan yakin terhadap kemampuan diri sendiri.
Wasti Sumanto (1989:5) menambahkan sebagai berikut :
1. tidak suka uluran tangan dari pemerintah/ pihak lain dari masyarakat.
2. Tidak bergantung pada alam dan berusaha utnuk tidak mudah menyerah.
Dalam mencapai keberhasilannya, sorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu. Dalam Enterpreneurship
and small enterprise development report (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer
(1993:5), dikemukakan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil, diantaranya memiliki ciri-ciri :
1. proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas.
2. Berorientasi pada prestasi, tercermin dalam pandangan dan tindakan terhadap peluang, orientasi pada
efesiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berncana, dan mengutamakan pengawasan.
3. Memiliki komitmen yang kuat kepada orang lain.
Secara eksplisit, Dun Steinhoff dan John F.m Burgess (1993:38) mengemukakan beberapa karaktreristik
yang diperlukan untuk menjadi wirausaha yang berhasil, yaitu :
1. memiliki visi dan tujuan usaha yang jelas.
2. Bersedia menanggung resiko waktu dan uang.
3. Memiliki perencanaan yang matang dan mampu mengorganisasikannya.
4. Bekerja keras sesuai dengan tingkat kepentingannya.
5. Mengembangakan hubungan dengan pelanggan, pemasok, pekerja, dan pihak lain.
6. Beratanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan.
C. CIRI-CIRI UMUM KEWIRAUSAHAAN
1. Memiliki Motif Berprestasi Tinggi
Seorang Wirausaha selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk
menghasilkan nilai maksimal. Artinya, wirausaha melakukan sesuatu hal secara tidak asal-asalan,
seklaipun hal tersebut dapat dilakuakn oleh orang lain. Nilai prestasi adalah hal yang justru membedakan
antara hasil karyanya sebagai seorang wirausaha dengan orang lain yang tidak memiliki jiwa
kewirausahaan.
2. Memiliki Perspektif ke Depan
Sukses adalah perjalanan, bukan tujuan. Setiap saat mencapai target, sasaran atau impian, maka
segeralah membuat impian-impian baru yangdapat memacu serta memberi semangat dan antusiasme
kepada kita untuk mencapainya. Apapun impian atau target kita, ingat kunci SMART (specific,
measurable, achieveable,reality-based, time-frame), yang berarti harus sepesifik jelas, trukur, dapat
dicapai, berdasarkan realitas atau kondisi kita saat ini, dan memiliki jangka waktu tertentu.
3. Memiliki Kreativitas Tinggi
Seorang wirausaha umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih dari non wirausaha.
4. Memiliki Sifat Inovasi Tinggi
Seorang wirausaha harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi untuk
mengembangkan bisnisnya. Inovasi diibaratkan sebagai pilar-pilar yang menunjang kekukuhan hidup
dan bisnis. Setiap impian harus diikuti dengan inovasi sebagai kerangka pengembangan, kemudian
diikuti menejemen produk, menejemen konsumen, menejemen arus kas, sistem pengendalin, dan
sebagainya.
5. Memiliki Komitmen Terhadap Pekerjaan
Menurut Sony Sugema, terdapat tiga hal yang harus dimiliki seorang wirausaha yang sukses, yaitu
mimpi, kerja keras, dan ilmu. Ilmu disertai kerja keras tanpa impian bagaikan perahu yang berlayar
tanpa tujuan. Impian disertai ilmu namun tanpa kerja keras seperti seorang pertapa. Impian disertai kerja
keras, tanpa ilmu, ibarat berlayar tanpa nahkoda, tidak jelas kemana arah yang dituju. Hal ini yang
menyebabkan seorang wirausaha harus menancapkan komitmen yang kuat dalam pekerjaannya.
6. Memiliki Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki komitmen sehingga melahirkan suatu tanggung jawab terhadap apa
yang dikerjakannya.
7. Memiliki Kemandirian atau Ketidaktergantungan terhadap Orang Lain.
Orang yang mandiri adalah orang yang tidak suka mengandalkan Orang lain namun justru
mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimiliki sendiri.
8. Memiliki Keberanian Menghadapi Resiko
Seorang wirausaha harus berani menghadapi resiko. Semakin besar resiko yang dihadapinya, semakin
besar keuntungan yang diperolehnya. Hal ini dikarenakan jumlah pemain semakin sedikit. Tetapi resiko
tersebut harus diperhitungkan terlebih dahulu dengan matang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
9. Selalu Mencari Peluang
Seorang wirausaha sejati mampu melihat sesuatu dalam persepktif atau dimensi yang berlainan pada
satu waktu. Bahkan, ia juga harus mampu melakukan beberapa hal dalam satu waktu. Kemampuan
inilah yang membuatnya piawai dalam menangani berbagai persoalan yang dihadapi oleh perusahaan.
10. Memiliki Jiwa Kepemimpian
Untuk dapat mampu menggunakan waktu dan tenaga orang lain mengelola dan mengembangkan
bisninya, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan dan semangat untuk mengembangkan orang-
orang di sekelilingnya. Hal ini dapat dilakukan apabila kita mempunyai jiwa kepemimpinian yang baik.
11. Memili Keampuan Menejerial
Kemampuan menejerial seseorang dapat dilihat dari tiga kemampuan, yaitu : (1) kemampuan teknik, (2)
kemampuan pribadi (personal), (3) Kewmampuan emosional.
12. Memiliki Kemampuan Perosnal
Seseorang yang berkeinginan untuk menjadi seorang wirausaha harus memperkaya diri seniri dengan
berbagai keterampilan personal.
D. NILAI-NILAI HAKIKI KEWIRAUSAHAAN
Beberapa nilai hakiki penting dari kewirausahaan, yaitu :
Percaya Diri
Percaya diri merupakan suatu panduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau
pekerjaan (Soesarsono Wijandim 1988:3). Kepercayaan diri ini bersifat internal, sangat relatif, dianamis,
dan banyak ditentukan oleh kemampuan untuk memulai, melaksanaan, dan menyelesaikan suatu
pekerjaan.
Berorientasi pada tugas dahn Hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-
nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai
dorongan kuat, energik, dan berinisiatif (selalu ingin mencari dan memulai sesuatu).
Keberanian Mengambil Resiko
Kemampuan dan kemauan untuk mengambil resiko merupakan salah satu nilai utana dalan
kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko akan sukar memulai dan berinisiatif.
PROSES KEWIRAUSAHAAN
FAKTOR -FAKTOR PEMICU KEWIRAUSAHAAN
Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal meliputi
hak kepemilikan (property right), kemampuan/kompetensi (ability/competency), dan insentif (incentive),
sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan (environment). Jadi, kemampuan berwira usaha merupakan
fungsi dari prilaku kewirausahaan dalam mengkombinasikan kreatifitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian
menghadapi risiko untuk memperoleh peluang.
Model Proses Kewirausahaan
Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi dipicu oleh faktor pribadi,
lingkungan, dan sosiologi. Faktor individu yang memicu kewirausahaan adalah pencapaian locus of control,
toleransi, pengambilan resiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, usia, komitmen, dan ketidakpuasan.
Factor pemicu yang berasal dari lingkungan ialah peluang, model peran, aktivitas, pesaing, inkubator, sumber
daya dan kebijakan pemerintah. Sedangkan factor pemicu yang berasal dari lingkungan social meliputi keluarga,
orang tua, dan jaringan kelompok. Sama seperti pada tahap perintisan, pertumbuhan kewirausahaan sangat
bergantung pada kemampuan pribadi, organisasi, dan lingkungan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan kewirausahaan adalah pesaing, pelanggan, pemasok, dan lembaga-lembaga keuangan yang akan
membantu pendanaan. Faktor yang berasal dari pribadi adalah komitman, visi, kepemimpinan, dan kemampuan
manajerial, sedangkan faktor yang berasal dari organisasi adalah kelompok, struktur, dan strategi.
Ciri-ciri Penting Tahap Permulaan dan Pertumbuhan Kewirausahaan
Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil memiliki tiga ciri, yaitu:
1. tahap imitasi dan duplikasi;
2. tahap duplikasi dan pengembangan;
3. tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda.
Langkah Menuju Keberhasilan Berwirausaha
Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi bisnis yang jelas serta
kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko, baik waktu maupun uang. Apabila ada kesiapan dalam
menghadapi risiko, langkah berikutnya adalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan, dan
menjalankan. Agar usaha tersebut berhasil, selain harus bekerja keras sesuai dengan urgensinya, wirausaha harus
mampu mengembangkan hubungan, baik dengan mitra usaha maupun semua pihak yang terkait dengan
kepentingan perusahaan.
Langkah menuju kewirausahaan yang berhasil, yaitu:
1. ide
2. kemauan dan kemampuan
3. semangat dan kerja keras
4. loyalitas dan tanggung jawab
5. wirausaha
Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Berwirausaha
Keberhasilan seorang wirausaha ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Kemampuan dan kemauan
2. Tekad yang kuat dan kerja keras
3. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan.
Selain keberhasilan, seorang wirausaha juga selalu dibayangi oleh potensi kegagalan yang akan
memberikan lebih banyak pelajaran dibandingkan sekedar kesuksesan.
IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN
IDE KEWIRAUSAHAAN
Seperti telah dikemukakan, wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui inovasi.
Keberhasilan dapat dicapai apabila wirausaha menggunakan produk, proses, dan jasa-jasa ininovasi sebagai alat
utnuk kemggali perubahan. Oleh sebab itu, inovasi merupakan sebuah instrumen penting untuk memberdayakan
sumber-sumber agar menghasilkan suatu yang baru dan menciptakan nilai. Ketangguhan kewiraushaan sebagai
penggerak perekonomian terletak pada kreasi baru untuk menciptakan nilai secar terus menerus. Wirausaha
dapat menciptakan nilai dnegan cara mengubah semua tantangan menjadi peluang melalui ide-ide dan akhirnya
menjdai pengedali usaha.
SUMBER-SUMBER POTENSIAL PELUANG
Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia melakukan
evaluasi terhadap peluang secara teurs menerus. Proses penjaringan ide atau disebut proses screening merupakan
suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menajadi prodeuk dan jasa riil. Adapun langkah untuk
penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Menciptakan produk baru dan berbeda, ketika ide dimunculkan secara riil atau nyata, misalnya dalam
bentuk barang dan jasa baru, maka produk dan jasa tersebut harus berbeda dengan produk dan jasa yang
ada di pasar. Selain itu, produk dan jasa tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli atau
penggunanya.
2. Mengamati Pintu Peluang. Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya
kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru, pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan
produk baru, dukungan keuangan, dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar.
Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati
kelemahan-kelemahan dan risiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.
3. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam. Analisa ini sangat penting untuk menjamin
apakah jumlah dan kulaitas produk yang dihasilkan memadai atau tidak. Beberapa biaya yang di
keluarkan untuk membuat produk tersebut? Apakah biaya yang kita keluarkan lebih efisiensi daripada
biaya yang dikeluarkan oleh pesaing?
4. Menaksi Biaya Awal, yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru. Dari mana sumbernya dan
untuk apa digunakan?berapa yang deperlukan untuk operasi, perluasan, dan biaya lainnya?
5. Memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi, misalnya risiko teknik, finansial, dan pesaing. Risiko
pesaing adalah kemampuan dan keseediaan pesaing untuk mempertahankan posisinya di pasar. Risiko
teknik berhubngan dengan proses pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan atau
menyangkut suatu objek penetu apakah ide secara aktual dapat idtransformasikan menjadi produk yang
siap dipasarkan dengak kapabilitas dan karakteristiknya. Risiko finansial adalah risiko yang timbul
sebagai akibat ketidakcukupan finansial, baik dalam tahap pengembangan produk maupun dalam
menciptakan dan mempertahankan perusahaan untuk mendukung biaya produks baru. Analisa
kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman (strength, weakness, opportunity, and threath-SWOT)
sangat penting dalam menciptakan keberhasilan perusahaan baru.
BEKAL PENGETAHUAN DAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN
Seperti dikemukakan dalam hasil survei yang dilakukan oleh Lambing (2000), kebanyakan responden
menjadi wirausaha karena didasari oleh pengalaman sehingga ia memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jadi,
untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak
kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengatruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau
kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha. Karena wirausaha
identik dengan pengusaha kecil yang berperan sebagai pemilik an manajer, maka wirausahalah yang memodali,
mengatur, mengawasi, menikmati, dan menanggung risiko. Untuk menjadi wirausaha, hal yang harus dimiliki
pertama kali adalah modal dasar berupa ide atau visi yang jelas, kemampuan dan komitmen yang kuat,
kecukupan modal baik uang maupun waktu, dan kecukupan tenaga serta pikiran. Modal-modal tersebut
sebenernya tidak cukup apabila tidak dilengkapi dengan kemampuan, menurut Casson (1982), yang di
kutip oleh Yuyun Wirasasmita (1993:3), yaitu :
1. self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukan atau ditekuni.
2. Imagination, aitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak mengandalkan kesuksesan masa lalu.
3. Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis, misalnya pengetahuan teknik, desain,
pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan pemasaran.
4. Search skill, yaitu kemampuan menemukan, berkreasi, dan berimajinasi.
5. Foresight, yaitu berpandangan jauh kedepan.
6. Computation skill, yaitu kemampuan berhitung dan memprediksi keadaan di masa yang akan datang.
7. Communication skill, yaitu kemampuan berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan orang lain.
Merintis Usaha Baru dan Model Pengembangannya
Cara Masuk Dunia Usaha
Ada tiga cara untuk memasuki usaha baru, yaitu dengam Merintis usaha baru (starting), Membeli
perusaaan dari orang lain (buying), dan Kerja sama manajemen (franchising). Masing- masing memiliki
keuntungan dan kerugian tersendiri.
A. Merintis usaha baru (starting).
Merintis usaha baru (starting) yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan
modal, ide, organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada tiga bentuk usaha baru yang dapat dirintis
yaitu:
1. Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh
seseorang.
2. Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (aosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama
menjalankan usaha bersama.
3. Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan
modal saham-saham
Menurut Lambing ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan
mendirikan usaha baru, yaitu: Inside out(idea generation) adalah pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci
yang menentukan keberhasilan usaha.
1. Outside in (opportunity recognition), yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa
kebutuhan akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan kebutuhan di pasar.
2. Outside in (Opportinity recognition)tak lain adalah pengamatan lingkungan, yaitu alat pengembangan
yang akan ditransfer menjadi peluang-peluang ekonomi.
Berdasarkan pendekatan in-side out, untuk memulai usaha, seseorang calon wirausaha
harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan meliputi:
1. Kemampuan teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang dan jasa serta cara
menyajikannya
2. Kemampuan pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan pasar dan pelanggan serta
harga yang tepat.
3. Kemampuan finansial, yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh sumber-sumber dana dalam
merintis dan mengelola usaha.
4. Kemampuan hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara mencari, memelihara dan
mengembangkan relasi, komunikasi dan negosiasi.
Tahapan dalam merintis usaha baru diawali dengan adanya ide, kemudian dilanjutkan dengan mencari
sumber dana dan fasilitas baik berupa barang, uang, dan orang. Sumber dana tersebut dapat berasal dari badan-
badan keuangan seperti bank dalam bentuk kredit atau orang yang bersedia menjadi penyandang dana.
Selanjutnya seorang wirausahawan perlu mengamati dan menganalisa pangsa pasar dari obyek bisnis yang akan
dihasilkan dari usahanya. Barang atau jasa yang dihasilkannya harus benar-benar dibutuhkan oleh
masyarakat/komunitas tertentu, sehingga barang tersebut akan laku kettika dijual di pasar. Mengamati peluang
pasar merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum produk barang dan jasa diciptakan. Apabila peluang
pasar untuk produk yang akan dihasilkan ada dan terbuka lebar, maka barang dan jasa akan mudah laku dan
segera mendatangkan keuntungan.
Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
A. Bidang dan Jenis usaha yang Dimasuki
Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki, diantaranya:
1. Bidang usaha pertanian (agriculture) meliputi pertanian, kehutanan, perikanan, dan perkebunan.
2. Bidang usaha pertambangan (mining) meliputi galian pasir, galian tanah, batu, dan bata.
3. Bidang usaha pabrikasi (manufacturing) meliputi industri perakitan, sintesis.
4. Bidang usaha konstruksi meliputi konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, jalan raya.
5. Bidang usaha perdagangan (trade) meliputi retailer, grosir, agen, dan ekspor-impor.
6. Bidang jasa keuangan (financial service) meliputi perbankan, asuransi, dan koperasi.
7. Bidang jasa perseorangan (personal service) meliputi potong rambut, salon, laundry, dan catering.
8. Bidang usaha jasa-jasa umum (public service) meliputi pengangkutan, pergudangan, wartel, dan
distribusi.
9. Bidang usaha jasa wisata (tourism)meliputi usaha daya tarik wisata,usaha akomodasi wisata dan usaha
jasa pariwisata
B. Bentuk Usaha dan Kepemilikan yang akan Dipilih Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih,
diantaranya: .
1. Perusahaan Perorangan (sole proprietorship), yaitu suatu perusahaan yang dimiliki dan diselenggarakan
oleh satu orang.
2. Persekutuan (Partnership), yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang menjadi
pemilik bersama dari suatu perusahaan.
3. .Perseroan (Corporation), yaitu suatu perusahaan yang anggotanya terdiri atas para pemegang saham
(pesero/stockholder) yang mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap utang-utang perusahaan sebesar
modal disetor.
4. Firma, yaitu suatu persekutuan yang menjalankan perusahaan dibawah nama bersama. Bila untung maka
keuntungan dibagi bersama, bila rugi maka kerugian ditanggung bersama.
C. Tempat Usaha yang akan Dipilih
Terdapat beberapa alternatif yang bisa kita pilih untuk menentukan lokasi atau tempat memulai usaha, yaitu :
1. Membangun bila ada tempat yang strategis.
2. Membeli atau menyewakan bila lebih strategis dan menguntungkan.
3. Kerja sama bagi hasil, bila memungkinkan
D. Organisasi Usaha yang Digunakan
Organisasi usaha merupakan perpaduan dari fungsi kewirausahaan dan manajerial. Fungsi
kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan inovasi, sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi
manajemen. Umumnya secara hierarkis, organisasi perusahaan dalam skala besar terdiri dari beberapa tingkatan,
yaitu rapat umum pemegang saham, dewan komisaris, dewan direktur, dan tim manajer. Rapat umum pemegang
saham merupakan pemegang kekuasaan tertinggi yang tugasnya mengangkat dewan komisaris dan dewan
direksi. Tugas dewan komisaris adalah mengawasi dewan direksi dalam menjalankan perusahaannya sedangkan
tugas dewan direksi adalah mengangkat beberapa orang manager.
E. Lingkungan Usaha.
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya perusahaan. Lingkungan
usaha dibagi menjadi dua yaitu:
1. Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti
pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan
lainnya.
2. Lingkungan makro adalah lingkungan di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup
perusahaan secara keseluruhan.
F. Hambatan –hambatan dalam Memasuki Industri
Menurut Peggi Lambing (2000:95) ada beberapa hambatan bagi seorang wirausahawan untuk memasuki
industri baru, yaitu :
1. Sikap dan kebiasaan pelanggan. Loyalitas pelanggan kepada perusahaan baru masih kurang. Sebaliknya
perusahaan yang sudah lebih dulu ada justru lebih bertahan karena telah lama mengetahui sikap dan
kebiasaan pelanggannya.
2. Biaya perubahan (switching cost), yaitu biaya-biaya yang diperlukan untuk pelatihan kembali para
karyawan, dan penggantian alat serta sistem yang lama.
3. Respons dari pesaing yang telah lebih dulu ada, yang secara agresif akan mempertahankan pangsa pasar
yang ada.
G. Paten, Merek Dagang, dan Hak Cipta
Paten, merek dagang dan hak cipta sangat penting bagi perusahaan, terutama untuk melindungi
penemuan-penemuan, indentitas dan nama perusahaan, serta keorisinalan produk-produk yang dihasilkan oleh
perusahaan. Temuan yang tidak memiliki hak paten akan bebas ditiru dan diduplikasi bahkan menjadi produk
pesaing dan mematikan perusahaan penemu.
1.Paten
Paten adalah suatu pengakuan dari lembaga yang berwenang kepada seseorang atau suatu perusahaan
atas penemuan produk dan perusahaan tersebut diberi wewenang untuk membuat, menggunakan dan menjual
penemuannya selama paten tersebut masih dalam jaminan. Ada beberapa langkah untuk mendapatkan hak paten,
yaitu :
Tetapkan bahwa yang ditemukan betul-betul baru.
Dokumentasikan alat yang ditemukan tersebut.
Telusuri paten –paten yang telah ada.
Pelajari hasil telusuran.
Mengajukan lamaran paten.
2.Merek Dagang
Merek Dagang (brand name) merupakan istilah khusus dalam perdagangan atau perusahaan. Merek
dagang pada umumnya berbentuk simbol atau nama atau logo atau slogan atau tempat dagang yang oleh
perusahaan digunakan untuk menunjukkan keorisinilan produk atau untuk membedakannya dengan produk lain
di pasar.
3.Hak Cipta
Hak cipta (Copyright) adalah suatu hak istimewa guna melindungi pencipta atas keorisinilan (keaslian)
ciptaannya, misalnya karangan musik, pencipta lagu, hak untuk memproduksi, memperbaiki, mendistribusikan
atau menjul.
B. Membeli perusahaan orang lain (buying).
Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan
atau merintis usaha baru, antara lain: Resiko lebih rendah, Lebih mudah dalam memasuki dunia usaha, dan
Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar. Meskipun demikian, membeli perusahaan
yang sudah ada juga mengandung permasalahan, yaitu:
Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar.
Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, misalnya citra (image) atau
reputasi perusahaan.
Sebelum melakukan kontrak jual beli perusahaan yang akan dibeli, ada beberapa aspek yang harus
dipertimbangkan dan dianalisis oleh pembeli. Aspek-aspek tersebut meliputi:
1. Pengalaman apa yang dimiliki untuk mengoperasikan perusahaan tersebut?
2. .Mengapa perusahaan tersebut berhasil tetapi kritis?
3. Di mana lokasi perusahaan tersebut?
4. Apakah membeli perusahaan tersebut akan lebih menguntungkan ketimbang merintis sendiri usaha
baru?
Seorang wirausahawan yang telah memutuskan akan membeli sebuah perusahaan perlu memperhatikan
langkah-langkah berikut ini:
1. Yakinlah bahwa anda tidak akan merintis usaha baru. Pertimbangkanlah alasan membeli perusahaan
ketimbang merintis usaha-usaha baru atau Franchising.
2. Tentukan jenis perusahaan yang diinginkan dan apakah anda mampu mengelolanya? Teguhkan kekuatan,
kelemahan, tujuan,dan kepribadian anda.
3. Pertimbangkan gaya hidup yang anda inginkan. Apa yang diharapkan dari perusahaan tersebut; apakah
uang, kebebasan, atau fleksibilitas?
4. Pertimbangkan usaha yang diinginkan. Tempat yang bagaimana yang anda inginkan?
5. Pertimbangkan kembali gaya hidup. Mungkin anda memiliki perusahaan ini selama-lamanya atau untuk
kesenangan saja.
C. Kerja Sama Manajemen/Waralaba (Franchising).
Franchising adalah suatu kerja sama antara entrepreneur (franchise) dengan perusahaan besar
(Franchisor) dalam mengadakan persetujuan jual beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha. Secara
sederhana, model usaha ini dapat digambarkan sebagai kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan
cabang/penyalur. Inti dari Franchising adalah memberi hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari
perusahaan induk.
Perusahaan yang memberi lisensi disebut franchisor dan penyalur disebut franchisee franchisor
mengizinkan franchisee untuk menggunakan nama, tempat/daerah, bimbingan, latihan karyawaan, periklanan,
dan perbekalan material yang berlanjut. Dukungan awal meliputi salah satu atau keseluruhan dari aspek-aspek
berikut ini:
Pemilihan tempat.
Rencana bangunan.
Pembelian peralatan.
Pola arus kerja.
Pemilihan karyawan.
Periklanan.
Grafik
Bantuan pada acara pembukaan.
Selain dukungan awal, bantuan lain yang berlanjut dapat pula meliputi faktor-faktor berikut:
Pencatatan dan akuntansi.
Konsultasi.
Pemeriksaan dan standardisasi.
Promosi.
Pengendalian kualitas.
Nasihat hukum.
Penelitian.
Material lainnya.
Dasar hukum dari penyelenggara waralaba adalah kontrak antara perusahaan fnchisor dengan
franchisee.Perusahaan induk dapat saja membtalkan perjanjian tersebut apabila perusahaan yang diajak kerja
ama melanggar persyaratan yang telah ditetapkan dalam persetujuan.
Menurut Zimerer (1996), keuntungan kerja sama waralaba adalah:
1. Pelatihan, pengarahan, dan pengawasan yang berlanjut dari franchisor.
2. Bantuan finansial. Biasanya biaya awal pembukaan sangat tinggi, sedangkan sumber modal dari
perusahaan waralaba sangat terbatas.
3. Keuntungan dari penggunaan nama, merek, dan produk yang telah dikenal.
Di samping beberapa keuntungan di atas, kerja sama waralaba tidak selalu menjamin keberhasilan
karena sangat bergantung pada jenis usaha dan kecakapan para wirausaha. Kerugian yang mungkin terjadi
menurut Zimmerer adalah:
1. Program latihan tidak sesuai dengan yang diinginkan.
2. Pembatasan kreativitas penyelenggaraan usaha franchisee.
3. Franchisee jarang memiliki hak untuk menjual perusahaannya kepada pihak lain tanpa menawarkan
terlebih dahulu kepada pihak franchisor dengan harga yang sama.
MENDESAIN MODEL BISNIS YANG KOMPETITIF DAN MEMBANGUN RENCANA STRATEGIS
YANG SOLID
MEMBANGUN KEUNGGULAN KOMPETITIF
Tujuan pengembangan rencana strategis adalah untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang
merupakan sekumpulan faktor yang membedakan perusahaan kecil dari para pesaingnya dan memberikannya
posisi unik di pasar sehingga lebih unggul dari para pesaingnya. Dari perspektif strategis, kunci bagi kesuksesan
bisnis adalah pengembangan keunggulan kompetitif yang unik, yaitu keunggulan yang menciptakan nilai bagi
para pelanggan dan sukar ditiru oleh para pesaing. Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif akan
menjadi pemimpin dalam pasarnya serta dapat mencapai laba-laba di atas rata-rata.
Untuk menjadi sukses, kuncinya adalah membangun keunggulan yang kompetitif yang berkelanjutan
(sustainable). Dalam jangka panjang, perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif yang berkelanjutan melalui
kemampuannya mengembangkan seperangkat kompetensi inti sehingga perusahaan tersebut mampu emlayani
pelanggan sasarannya dengan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Kompetensi inti adalah serangkaian
kemampuan unik yang dikembangkan oleh perusahaan dalam bidang-bidang operasional utama, yang
memungkinkannya untuk melebihi pesaingnya. Agar efektif, kompetensi inti haruslah sukar ditiru oleh pesaing,
dan harus menyediakan manfaat yang dirasa penting bagi pelanggan. Kompetensi inti perusahaan kecil sering
kali berkaitan dengan keunggulan di bidang ukuran perusahaan, misalnya kelincahan, kecepatan, kedekatan
dengan pelanggan, pelayanan yang lebih baik dan kemampuan berinovasi.
Wirausahawan biasanya mempertahankan hubungan dekat dengan pasar mereka, sehingga mereka
memiliki perngetahuan yang berharga mengenai cara terbaik untuk melayani kebutuhan dan keinginan
pelanggan mereka. Oleh karena kesederhanaan struktur organisasinya, pemilik perusahaan kecil berdekatan
dengan karyawan setiap hari, sering bekerja bersebelahan dengan mereka, sehingga mereka dapat
mengkomunikasikan tindakan strategis secara langsung. Oleh sebab itu, perusahaan kecil menyadari bahwa
perencanaan strategis seharusnya lebih alamiah bagi mereka.
Manajemen strategis dapat meingkatkan efektivitas perusahaan kecil, tetapi lebih dulu wirausahawan
harus memiliki prosedur yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan mereka dan sifat khusus bisnis mereka.
Karena ukuran dan ciri khusus mereka, sumber daya kecil, gaya manajemen yang fleksibel, struktur organisasi
yang informal dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan, perusahaan kecil memerlukan pendekatan
berbeda terhadap proses manajemen strategisnya.
PROSES MANAJEMEN STRATEGIS
Manajemen strategis adalah proses berkelanjutan yang terdiri dari atas sembilan langkah, yaitu:
Visi adalah hasil dari impian wirausahawan atas sesuatu yang belum terwujud dan kemampuan
melukiskan impian yang menarik tersebut agar bisa dilihat orang lain. Visi yang didefinisikan secara jelas
membantu perusahaan dalam tiga cara:
1. Visi memberikan arah. Wirausahawan yang menetapkan visi perusahaan mereka memfokuskan perhatian
setiap orang ke masa depan dan menentukan jalan yang akan diambil perusahaan tersebut untuk
meraihnya.
2. Visi menentukan keputusan. Visi memengaruhi keputusan, tak peduli masalah besar atau masalah kecil,
yang dibuat oleh para pemilik, manajer dan karyawan setiap harinya dalam perusahaan. Pengaruh ini
dapat menjadi positif atau negatif, bergantung pada seberapa jelas visi itu ditetapkan.
3. Visi memotivasi orang-orang. Visi yang jelas menyenangkan dan memberi semangat pada orang-orang
untuk segera bertindak. Orang ingin bekerja pada perusahaan yang menetapkan pandangannya setinggi
mungkin.
Cara terbaik untuk menerapkan nilai visi ke dalam tindakan adalah membuat pernyataan misi yang
mengomunikasikan nilai-nilai tersebut kepada semua orang yang terkait dengan perusahaan. Pernyataan misi
(mission statement) adalah menjawab pertanyaan mendasar lainnya untuk setiap perusahaan. Tanpa pernyataan
misi yang ringkas dan bermakna, perusahaan kecil menghadapi risiko berjalan ke sana kemari di pasar, tanpa
arah yang jelas ataupun cara mencapainya. Pernyataan misi menentukan arah bagi keseluruhan perusahaan dan
memfokuskan perhatiannya pada arah yang tepat.
MENILAI KEKUATAN DAN KELEMAHAN PERUSAHAAN
Setelah menetapkan visi dan pernyataan misi yang bermakna, wirausahawan dapat mengalihkan
perhatiannya untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan adalah faktor-faktor internal positif
yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai misi, sasaran dan tujuannya yang mencakup ketrampilan
atau pengetahuan, citra publik yang positif, dll. Kelemahan adalah faktor-faktor internal negatif yang
menghalangi kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, sasaran dan tujuannya seperti kekurangan modal,
kekurangan pkerja terampil dll. Mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan perusahaan membantu pemilik
memahami perusahaannya sebagai perusahaan yang telah ada atau yang baru ada. Kunci dalam menyusun
strategi yang sukses adalah menggunakan kekuatan perusahaan sebagai landasan dan menggunakan kekuatan
tersebut untuk menghadapi kelemahan pesaing.
MENGAMATI LINGKUNANGAN SEKITAR UNTUK MENGETAHUI PELUANG DAN
ANCAMAN PENTING YANG DIHADAPI PERUSAHAAN
Peluang adalah opsi-opsi eksternal positif yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mencapai
misi, sasaran dan tujuannya. Ketika mengidentifikasi peluang, pemilik harus dengan cermat memperhatikan
potensi pasar yang baru seperti “apakah pesaing mengabaikan ceruk pasar ini?”. Kuncinya adalah berfokus pada
peluang yang paling menjanjikan, yang paling sesuai dengan kekuatan dan kompetensi inti perusahaan.
Ancaman adalah kekuatan eksternal negatif yang menghalangi kemampuan perusahaan untuk mencapai
misi, sasaran dan tujuan. Ancaman dapat berupa masuknya pesaing baru ke dalam pasar yang ada, peraturan
pemerintah terhadap kegiatan bisnis dll. Untuk itu wirausahawan perlu mengamati lingkungan sekitar terhadap
peluang maupun ancaman yang menghadang perusahaan mereka.
MENGIDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KESUKSESAN UTAMA PERUSAHAAN
Faktor-faktor kesuksesan utama muncul dalam berbagai bentuk yang berbeda, bergantung pada
industrinya. Sederhananya, faktor-faktor ini merupakan merupakan faktor-faktor yang menentukan kemampuan
perusahaan untuk memenangkan persaingan dalam suatu industri. Setiap perusahaan dalam suatu industri harus
memahami KSF (key success factors) yang menggerakan industri, jika tidak mereka cenderung menjadi industri
yang tertinggal. Dengan mengetahui KSF dalam suatu industri, para wirausahawan bisa menentukan dimana
mereka harus memfokuskan sumber-sumber daya perusahaan secara strategis.
MENGANALISIS PERSAINGAN
Memperkirakan tingkat persaingan akan membuat para pemilik perusahaan akan lebih realistis dalam
memandang pasar dan posisi mereka di dalamnya. Para pesaing langsung menawarkan produk dan jasa yang
sama, dan pelanggan sering membandingkan harga, fitur dan perlakuan dari para pesaing ini ketika mereka
berbelanja. Sedangkan para pesaing tak langsung menawarkan hanya sedikit produk atau jasa yang sama, tetapi
pelanggan sasaran mereka jarang bersinggungan. Oleh karena itu, kita perlu menganalisis persaingan di dalam
pasar agar kita dapat menghadapi pesaing-pesaing kita.
MENUSUN SASARAN DAN TUJUAN PERUSAHAAN
Sasaran adalah atribut-atribut jangka panjang dan luas yang berusaha dicapai oleh perusahaan yang cenderung
bersifat umum dan kadang-kadang bahkan abstrak. Sasaran sebagai dasar bertindak manajer tidak perlu terlalu
spesifik, melainkan sekedar menyatakan tingkat pencapaian umum yang ingin diraih seperti “apakah anda ingin
meningkatkan pangsa pasar?” peneliti Jim Collins dan Jerry Porras mempelajari berbagai perusahaan dan
menemukan bahwa salah satu faktor yang membedakan perusahaan yang sukses dari perusahaan yang tidak
sukses adalah perumusan sasaran jangka panjang yang sangat ambisius, jelas dan membangkitkan semangat.
Tujuan adalah target kinerja yang lebih spesifik. Tujuan umumnya menyangkut produktivitas, pertumbuhan,
efisiensi, pasar dll. Oleh karena tujuan yang satu dengan yang lain mungkin berbenturan, manajer harus
menetapkan prioritas. Tujuan yang ditulis dengan baik memiliki karakteristik sebagai berikut:
Spesifik: tujuan harus terukur dan tepat
Dapat diukur :hal ini memerlukan titik acuan yang dijelaskan dengan baik
Dapat didelegasikan:wirausahawan harus mendelegasikan tanggung jawab suatu tujuan kepada
seseorang
Realistis namun menantang: semakin menantang tujuan, semakin tinggi kinerjanya
Tepat waktu: waktu tujuan harus ditetapkan
Dibuat tertulis: tidak hanya dengan lisan
MERUMUSKAN OPSI-OPSI STRATEGIS DAN MEMILIH STRATEGI YANG TEPAT
Langkah selanjutnya adalah menilai opsi-opsi strategis dan kemudian mempersiapkan rencana
permainan yang dirancang untuk mencapai misi, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
Strategi adalah peta jalan tindakan-tindakan yang disusun oleh wirausahawan untuk mencapai misi, sasaran dan
tujuan perusahaan. Dengan kata lain, misi, sasaran dan tujuan menyatakan tujuan yang hendak dicapai,
sedangkan strategi menjelaskan proses untuk mencapai tujuan tersebut. Wirausahawan harus menyusun strategi
yang kuat berdasarkan langkah sebelumnya yang menggunakan kompetensi inti dan kekuatan perusahaan
sebagai batu loncatan menuju kesuksesan.
Strategi yang sukses bersifat komprehensif dan terintegrasi dengan baik. Strategi harus berfokus pada
penetapan Faktor-faktor Kesuksesan Utama seperti diidentifikasi oleh manajer pada langkah ke-4. Ada 3 opsi
strategis dasar dalam buku kalsiknya Competitive Strategy, Michael Porter yaitu :
1. KEPEMIMPINAN BIAYA, Perusahaan yang menerapkan strategi kepemimpinan biaya berjuang untuk
menjadi produsen dengan biaya paling rendah dibandingkan dengan pesaingnya dalam industri itu.
2. DIFERENSIASI, Perusahaan yang mengikuti strategi ini akan berusaha membangun loyalitas pelanggan
melalui penempatan produk atau jasanya secara unik atau berbeda.
3. FOKUS, Ide utama dari strategi ini adalah memilih satu atau beberapa segmen pasar, mengidentifikasi
kebutuhan, keinginan dan minat pelanggan dan mendekatinya dengan barang atau jasa yang didesain
untuk bisa memenuhi kebutuhan, keinginan dan minat ini dengan baik.
GAMBARAN UMUM,FUGSI,MODEL,PERAN,SERTA RUANG LINGKUP DISIPILN ILMU
KEWIRAUSAHAAN
Gambaran Umum Kewirausahaan
Jiwa wirausaha sebenarnya telah dimiliki oleh setiap orang yang berfikir kreatif dan inovatif misalnya
petani, karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru, pimpinan proyek, dan lain sebagainya. Memang pada
awalnya kewirausahaan dijumpai dalam dunia bisnis, akan tetapi akhir-akhir ini berkembang dalam berbagai
aspek kehidupan, bahkan sering digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk menjadi pimpinan suatu
organisasi.
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat,
dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Menurut drucker (1959) adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya
peluang. Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan munculnha ide-ide dan pemikiran-
pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sedangkan dalam organisasi perusahaan, proses
kreatif dan inovatif dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan untuk meraih pangsa pasar.
Kreativitas (creativity) adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah
dan menemukan peluang (thinking new things). Sedangkan inovasi (innovation) adalah kemampuan menerapkan
kreativitas dalam rangka memecahkan masalah dan menemukan peluang (doing new things). Kreativitas akan
muncul apabila wirausaha melihat sesuatu yang telah dianggap lama dan berpikir sesuatu yang baru dan berbeda.
Fungsi dan Peran Usaha
Dua pendekatan mengenai hal ini yaitu pendekatan secara mikro dan secara makro. Secara mikro,
wirausaha memiliki dua peran yaitu sebagai penemu (innovator) dan perencana (planner). Sebagai penemu
wirausaha menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru. Sebagai perencana, wirausaha berperan merancang
tindakan dan usaha baru. Secara makro, peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan
kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu negara.
Ruang Lingkup dan Disiplin Ilmu kewirausahaan
Dalam teori ekonomi, studi mengenai kewirausahaan ditekankan pada identifikasi peluang yang terdapat
pada peranserta membahas fungsi inovasi dari wirausaha dalam menciptakan kombinasi sumber daya ekonomis
sehingga memengaruhi ekonomi agregat.
Studi kewirausahaan kemudian berkembang dalam disiplin ilmu lain yang penekanannya pada sang
wirausaha sendiri. Dalam bidang ilmu psikologi, misalnya studi kewirausahaan meneliti karakteristik
kepribadian wirausaha, sedangkan pada ilmu sosiologi penelitian ditekankan pada pengaruh dari lingkungan
sosial dan kebudayaan dalam pembentukan masyarakat wirausaha. Ray dan Ranachandran (1996) menandaskan,
walau terdapat perbedaan sudut pandang, penelitian yang dilakukan baik oleh ahli ekonomi, psikologi, dan
sosiologi harus tetap bepijak pada kegiatan kewirausahaan serta sebab akibatnya pada tingkat mikro dan makro.
Dengan demikian adalah wajar jika studi kewirausahaan dengan penekanan keilmuan yang berbeda itu pada
akhirnya akan saling berhubungan dan memengaruhi.
Sementara itu fenomena kewirausahaan ini masih terus diteliti dan belum terdapat satu pengertian baku
yang dianut oleh semua ahli (Shapero, 1982). Ini menunjukkan perkembangan teori ini masih dalam perjalanan
panjang serta dari adanya perubahanperubahan ekonomi dunia diharapkan memberi banyak masukan bagi
peneliti. Muculnya banyak wirausaha atau pebisnis, telah menarik perhatian para pakar untuk meneliti
bagaimana mereka terbantuk. Bagian ini menjelaskan teori-teori mengenai proses pembentukan wirausaha. Teori
tersebut antara lain: life path change, goal directed behavior, teori outcome expectancy. Terakhir, terdapat acuan
komprehensif mengenai teori pembetukan wirausaha yang dipadukan oleh teori-teori sebelumnya. Begitu banyak
teori yang telah mengupas persoalan ini, intinya bahwa menjadi wirausaha adalah sebuah proses.
1. Teori Life Path Change
Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990), tidak semua wirausaha lahir dan
berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana. Banyak orang yang menjadi wirausaha justru tidak
memaluli proses yang direncanakan. Antara lain disebabkan oleh:
Negative displacement
Seseorang bisa saja menjadi wirausaha gara-gara dipecat dari tempatnya bekerja, tertekan, terhina atau
mengalami kebosanan selam bekerja, dipaksa/terpaksa pindah dari daerah asal. Atau bisa juga karena
sudah memasuki usia pensiun atau cerai perkawinan dan sejenisnya. Banyaknya hambatan yang dialami
keturunan Cina untuk memasuki bidang pekerjaan tertentu (misalnya menjadi pegawai negeri)
menyisakan pilihan terbatas bagi mereka. Di sisi lain, menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarganya,
menjadi wirausaha pada kondisi seperti ini adalah pilihan terbaik karena sifatnya yang bebas dan tidak
bergantung pada birokrasi yang diskriminatif.
Being between things
Orang-orang yang baru keluar dari ketentaan, sekolah, atau penjara, kadangkala merasa seperti
memasuki dunia baru yang belum mereka mengerti dan kuasai. Keadaan ini membuat mereka seakan
berada di tengah-tengah dari dua dunia yang berbeda, namun mereka tetap harus berjuanfa menjaga
kealngsungan hidupnya. Di sinilah biasanya pilihan menjadi wirausahaa muncul karena dengan menjadi
wirausahan mereka bekerja dengan mengandalkan diri sendiri.
c. Having positive pull
Terdapat juga orang-orang yang mendapat dukungan membuka usaha dari mitra kerja, investor,
pelanggan, atau mentor. Dukungan memudahkan mereka dalam mengantisipasi peluang usaha, selain itu
juga menciptakan rasa aman dari risiko usaha. Seorang mantan manajer di sebuah perusahan otomotif,
misalnya, yang memutuskan untuk masuk ke bisnis suku cadang otomotif, misalnya dengan bahan baku
ban bekas, seperti stopper back door, engine mounting, atau mufler mounting. Perusahaan otomotif
tersebut memberi dukungan dengan menampung produk mantan manajernya tersebut.
2. Teori Goal Directed Behavior
Menurut Wolman (1973), seseorang dapat saja menjadi wirausaha karena termotivasi untuk mencapai
tujuan tertentu. Teori ini disebut dengan Goal Directed Behavior.
Teori ini hendak menggambarkan bagaimana seseorang tergerak menjadi wirausaha, motivasinya dapat
terlihat langkah-langkahnya dalam emncapai tujuan (goal directed behavior). Diawali dari adanya dorongan
need, kemudian goal directed behavior, hingga tercapainya tujuan. Sedangkan need itu sendiri dari skema
muncul karena adanya deficit dan ketidakseimbangan tertentu pada diri individu yang bersangkutan (wirausaha).
Seseorang terjun dalam dunia wirausaha diawali dengan adanya kebutuhankebutuhan, ini mendorong kegiatan-
kegiatan tertentu, yang ditujukan pada pencapaian tujuan. Dari kacaata teori need dan motivasi tingkah laku,
seperti menemukan kesempatan berusaha, sampai mendirikan dan melembagakan usahanya merupakan goal
directed behavior. Sedangkan goal tujuannya adalah mempertahankan dan memperbaiki kelangsungan hidu
wirausaha.
3. Teori Outcome Expectancy
Bandura (1986) menyatakan bahwa outcome expectancy bukan suatu perilaku tetapi keyakinan tentang
konskuensi yang diterima setelah seseorang melakukan suatu tindakan tertentu.judgement about likely
consequences of specific behaviors in particular situations. (Bandura, 1986:82)dari definisi di atas, outcome
expectancy dapat diartikan sebagai keyakinan seseorang mengenai hasil yan akan diperolehnya jika ia
melaksanakan suatu perilaku tertentu, yaitu perilaku yang menunjukkan keberhasilan. Seseorang memperkirakan
bahwa keberhasilannya dalam melakukan tugas tertentu akan mendatangkan imbalan dengan nilai tertentu juga.
Imbalan ini berupa juga insentif kerja yang dapat diperoleh dnegan segera atau dalam jangka panjang.
Karenanya jika seseorang menganggap profesi wirausaha akan memberikan insentif yang sesuai dengan
keinginannya maka dia akan berusaha untuk memenuhi keinginannya dengan menjadi wirausaha. Michael Dell,
seorang mahasiswa teknik komputer di AS, mempunyai keyakinan yang kuat bahwa bila dia geluti serius hobi
modifikasi komputer yang diminati teman-temannya ia akan dapat mengalahkan IBM kelak. Terdorong oleh hal
itu Dell terus mengembangkan usaha dengan mendirikan Dell Corporation. Hingga kini Del dan IBM terus
bersaing di industry komputer.
Karakter, Ciri-ciri Umum, dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan
A. KARAKTERISTIK WATAK
Percaya diri dan optimis Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain,
dan individualistis.
6. Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan
kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, setra inisiatif
7. Berani mengambil resiko dan menyukai tantangan Mamu mengambil resiko yang wajar.
8. kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap
saran dan kritik.
9. keorisinilan Inovatif, kreatif dan fleksibel
10. Berorientasi madsa depan Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.
M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:6-7), mengemukakan karakteristik kewirausahaan
sebagai berikut :
9. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
10. Preference for moderate risk, yaitu lebih risiko yang moderat, artinya selalu menghindari resiko, baik
yang terlalu rendah maupun yang terlalu tinggi.
11. Confidence in their ability to success, yaitu memiliki kepercayaan diri untuk memperoleh kesuksesan.
12. Desire for immediate feedback, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudakan
keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
13. High Level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerjakeras untuk mewujudkan keinginannya demi
masa depan yang lebih baik.
14. Future orientation, yaitu berorientasi serta memiliki perspektif dan wawawsan jauh ke depan.
15. Skill organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk
menciptakan nilai tambah.
16. Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi dari pada uang.
Arthur Kurliloff dan John M. Mempil (1993:20), mengemukakan karakteristik kewirausahaan dalam
bentuk nilai-nilai dan prilaku kewirausahaan sebagai berikut :
B.NILAI-NILAI PRILAKU
komitmen Menyelesaikan tugas hingga selesai.
Risiko moderat Tidak melakukan spekulasi, melainkan berdasarkan perhitungan yang matang.
Melihat mpeluang Memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin.
Objektivitas Melakukan pengamatan secara nyata untuk memperoleh kejlasan.
Umpan balik Menganalisis data kinerja waktu untuk memandu kegiatan.
Opatimisme Menunjukan kepercayaan diri yang besar walaupun berada dalam situasi berat.
Uang Melihat uang sebagai suatu sumber daya, bukan tujuan akhir.
Manajemen Proaktif Menglola berdasarkan perencanaan masa depan.
Vernon A. Musseleman (1989:155), Wasty Sumato (1989), dan Geoffey Meredith (1989:5) meringkas
beberapa ciri kewirausahaan dalam bentuk sebagai berikut:
11. memiliki keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri.
12. Memiliki kemauan uantuk mengambil resiko.
13. Memilki kemampuan untuk belajar dari pengalaman.
14. Mampu memotivasi diri sendiri.
15. Memiliki semangat untuk bersaing.
16. Memiliki semangat untuk kerja keras.
17. Memiliki kepercayaan diri yang besar.
18. Memiliki dorongan untuk berprestasi.
19. Tingkat energi yang tinggi.
20. Tegas dan yakin terhadap kemampuan diri sendiri.
Wasti Sumanto (1989:5) menambahkan sebagai berikut :
3. tidak suka uluran tangan dari pemerintah/ pihak lain dari masyarakat.
4. Tidak bergantung pada alam dan berusaha utnuk tidak mudah menyerah.
Dalam mencapai keberhasilannya, sorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu. Dalam Enterpreneurship
and small enterprise development report (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer
(1993:5), dikemukakan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil, diantaranya memiliki ciri-ciri :
4. proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas.
5. Berorientasi pada prestasi, tercermin dalam pandangan dan tindakan terhadap peluang, orientasi pada
efesiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berncana, dan mengutamakan pengawasan.
6. Memiliki komitmen yang kuat kepada orang lain.
Secara eksplisit, Dun Steinhoff dan John F.m Burgess (1993:38) mengemukakan beberapa karaktreristik
yang diperlukan untuk menjadi wirausaha yang berhasil, yaitu :
7. memiliki visi dan tujuan usaha yang jelas.
8. Bersedia menanggung resiko waktu dan uang.
9. Memiliki perencanaan yang matang dan mampu mengorganisasikannya.
10. Bekerja keras sesuai dengan tingkat kepentingannya.
11. Mengembangakan hubungan dengan pelanggan, pemasok, pekerja, dan pihak lain.
12. Beratanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan.
C. CIRI-CIRI UMUM KEWIRAUSAHAAN
13. Memiliki Motif Berprestasi Tinggi
Seorang Wirausaha selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk
menghasilkan nilai maksimal. Artinya, wirausaha melakukan sesuatu hal secara tidak asal-asalan,
seklaipun hal tersebut dapat dilakuakn oleh orang lain. Nilai prestasi adalah hal yang justru membedakan
antara hasil karyanya sebagai seorang wirausaha dengan orang lain yang tidak memiliki jiwa
kewirausahaan.
14. Memiliki Perspektif ke Depan
Sukses adalah perjalanan, bukan tujuan. Setiap saat mencapai target, sasaran atau impian, maka
segeralah membuat impian-impian baru yangdapat memacu serta memberi semangat dan antusiasme
kepada kita untuk mencapainya. Apapun impian atau target kita, ingat kunci SMART (specific,
measurable, achieveable,reality-based, time-frame), yang berarti harus sepesifik jelas, trukur, dapat
dicapai, berdasarkan realitas atau kondisi kita saat ini, dan memiliki jangka waktu tertentu.
15. Memiliki Kreativitas Tinggi
Seorang wirausaha umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih dari non wirausaha.
16. Memiliki Sifat Inovasi Tinggi
Seorang wirausaha harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi untuk
mengembangkan bisnisnya. Inovasi diibaratkan sebagai pilar-pilar yang menunjang kekukuhan hidup
dan bisnis. Setiap impian harus diikuti dengan inovasi sebagai kerangka pengembangan, kemudian
diikuti menejemen produk, menejemen konsumen, menejemen arus kas, sistem pengendalin, dan
sebagainya.
17. Memiliki Komitmen Terhadap Pekerjaan
Menurut Sony Sugema, terdapat tiga hal yang harus dimiliki seorang wirausaha yang sukses, yaitu
mimpi, kerja keras, dan ilmu. Ilmu disertai kerja keras tanpa impian bagaikan perahu yang berlayar
tanpa tujuan. Impian disertai ilmu namun tanpa kerja keras seperti seorang pertapa. Impian disertai kerja
keras, tanpa ilmu, ibarat berlayar tanpa nahkoda, tidak jelas kemana arah yang dituju. Hal ini yang
menyebabkan seorang wirausaha harus menancapkan komitmen yang kuat dalam pekerjaannya.
18. Memiliki Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki komitmen sehingga melahirkan suatu tanggung jawab terhadap apa
yang dikerjakannya.
19. Memiliki Kemandirian atau Ketidaktergantungan terhadap Orang Lain.
Orang yang mandiri adalah orang yang tidak suka mengandalkan Orang lain namun justru
mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimiliki sendiri.
20. Memiliki Keberanian Menghadapi Resiko
Seorang wirausaha harus berani menghadapi resiko. Semakin besar resiko yang dihadapinya, semakin
besar keuntungan yang diperolehnya. Hal ini dikarenakan jumlah pemain semakin sedikit. Tetapi resiko
tersebut harus diperhitungkan terlebih dahulu dengan matang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
21. Selalu Mencari Peluang
Seorang wirausaha sejati mampu melihat sesuatu dalam persepktif atau dimensi yang berlainan pada
satu waktu. Bahkan, ia juga harus mampu melakukan beberapa hal dalam satu waktu. Kemampuan
inilah yang membuatnya piawai dalam menangani berbagai persoalan yang dihadapi oleh perusahaan.
22. Memiliki Jiwa Kepemimpian
Untuk dapat mampu menggunakan waktu dan tenaga orang lain mengelola dan mengembangkan
bisninya, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan dan semangat untuk mengembangkan orang-
orang di sekelilingnya. Hal ini dapat dilakukan apabila kita mempunyai jiwa kepemimpinian yang baik.
23. Memili Keampuan Menejerial
Kemampuan menejerial seseorang dapat dilihat dari tiga kemampuan, yaitu : (1) kemampuan teknik, (2)
kemampuan pribadi (personal), (3) Kewmampuan emosional.
24. Memiliki Kemampuan Perosnal
Seseorang yang berkeinginan untuk menjadi seorang wirausaha harus memperkaya diri seniri dengan
berbagai keterampilan personal.
D. NILAI-NILAI HAKIKI KEWIRAUSAHAAN
Beberapa nilai hakiki penting dari kewirausahaan, yaitu :
Percaya Diri
Percaya diri merupakan suatu panduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau
pekerjaan (Soesarsono Wijandim 1988:3). Kepercayaan diri ini bersifat internal, sangat relatif, dianamis,
dan banyak ditentukan oleh kemampuan untuk memulai, melaksanaan, dan menyelesaikan suatu
pekerjaan.
Berorientasi pada tugas dahn Hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-
nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai
dorongan kuat, energik, dan berinisiatif (selalu ingin mencari dan memulai sesuatu).
Keberanian Mengambil Resiko
Kemampuan dan kemauan untuk mengambil resiko merupakan salah satu nilai utana dalan
kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko akan sukar memulai dan berinisiatif.
PROSES KEWIRAUSAHAAN
FAKTOR -FAKTOR PEMICU KEWIRAUSAHAAN
Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal meliputi
hak kepemilikan (property right), kemampuan/kompetensi (ability/competency), dan insentif (incentive),
sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan (environment). Jadi, kemampuan berwira usaha merupakan
fungsi dari prilaku kewirausahaan dalam mengkombinasikan kreatifitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian
menghadapi risiko untuk memperoleh peluang.
Model Proses Kewirausahaan
Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi dipicu oleh faktor pribadi,
lingkungan, dan sosiologi. Faktor individu yang memicu kewirausahaan adalah pencapaian locus of control,
toleransi, pengambilan resiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, usia, komitmen, dan ketidakpuasan.
Factor pemicu yang berasal dari lingkungan ialah peluang, model peran, aktivitas, pesaing, inkubator, sumber
daya dan kebijakan pemerintah. Sedangkan factor pemicu yang berasal dari lingkungan social meliputi keluarga,
orang tua, dan jaringan kelompok. Sama seperti pada tahap perintisan, pertumbuhan kewirausahaan sangat
bergantung pada kemampuan pribadi, organisasi, dan lingkungan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan kewirausahaan adalah pesaing, pelanggan, pemasok, dan lembaga-lembaga keuangan yang akan
membantu pendanaan. Faktor yang berasal dari pribadi adalah komitman, visi, kepemimpinan, dan kemampuan
manajerial, sedangkan faktor yang berasal dari organisasi adalah kelompok, struktur, dan strategi.
Ciri-ciri Penting Tahap Permulaan dan Pertumbuhan Kewirausahaan
Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil memiliki tiga ciri, yaitu:
4. tahap imitasi dan duplikasi;
5. tahap duplikasi dan pengembangan;
6. tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda.
Langkah Menuju Keberhasilan Berwirausaha
Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi bisnis yang jelas serta
kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko, baik waktu maupun uang. Apabila ada kesiapan dalam
menghadapi risiko, langkah berikutnya adalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan, dan
menjalankan. Agar usaha tersebut berhasil, selain harus bekerja keras sesuai dengan urgensinya, wirausaha harus
mampu mengembangkan hubungan, baik dengan mitra usaha maupun semua pihak yang terkait dengan
kepentingan perusahaan.
Langkah menuju kewirausahaan yang berhasil, yaitu:
6. ide
7. kemauan dan kemampuan
8. semangat dan kerja keras
9. loyalitas dan tanggung jawab
10. wirausaha
Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Berwirausaha
Keberhasilan seorang wirausaha ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
4. Kemampuan dan kemauan
5. Tekad yang kuat dan kerja keras
6. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan.
Selain keberhasilan, seorang wirausaha juga selalu dibayangi oleh potensi kegagalan yang akan
memberikan lebih banyak pelajaran dibandingkan sekedar kesuksesan.
IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN
IDE KEWIRAUSAHAAN
Seperti telah dikemukakan, wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui inovasi.
Keberhasilan dapat dicapai apabila wirausaha menggunakan produk, proses, dan jasa-jasa ininovasi sebagai alat
utnuk kemggali perubahan. Oleh sebab itu, inovasi merupakan sebuah instrumen penting untuk memberdayakan
sumber-sumber agar menghasilkan suatu yang baru dan menciptakan nilai. Ketangguhan kewiraushaan sebagai
penggerak perekonomian terletak pada kreasi baru untuk menciptakan nilai secar terus menerus. Wirausaha
dapat menciptakan nilai dnegan cara mengubah semua tantangan menjadi peluang melalui ide-ide dan akhirnya
menjdai pengedali usaha.
SUMBER-SUMBER POTENSIAL PELUANG
Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia melakukan
evaluasi terhadap peluang secara teurs menerus. Proses penjaringan ide atau disebut proses screening merupakan
suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menajadi prodeuk dan jasa riil. Adapun langkah untuk
penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut :
6. Menciptakan produk baru dan berbeda, ketika ide dimunculkan secara riil atau nyata, misalnya dalam
bentuk barang dan jasa baru, maka produk dan jasa tersebut harus berbeda dengan produk dan jasa yang
ada di pasar. Selain itu, produk dan jasa tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli atau
penggunanya.
7. Mengamati Pintu Peluang. Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya
kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru, pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan
produk baru, dukungan keuangan, dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar.
Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati
kelemahan-kelemahan dan risiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.
8. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam. Analisa ini sangat penting untuk menjamin
apakah jumlah dan kulaitas produk yang dihasilkan memadai atau tidak. Beberapa biaya yang di
keluarkan untuk membuat produk tersebut? Apakah biaya yang kita keluarkan lebih efisiensi daripada
biaya yang dikeluarkan oleh pesaing?
9. Menaksi Biaya Awal, yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru. Dari mana sumbernya dan
untuk apa digunakan?berapa yang deperlukan untuk operasi, perluasan, dan biaya lainnya?
10. Memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi, misalnya risiko teknik, finansial, dan pesaing. Risiko
pesaing adalah kemampuan dan keseediaan pesaing untuk mempertahankan posisinya di pasar. Risiko
teknik berhubngan dengan proses pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan atau
menyangkut suatu objek penetu apakah ide secara aktual dapat idtransformasikan menjadi produk yang
siap dipasarkan dengak kapabilitas dan karakteristiknya. Risiko finansial adalah risiko yang timbul
sebagai akibat ketidakcukupan finansial, baik dalam tahap pengembangan produk maupun dalam
menciptakan dan mempertahankan perusahaan untuk mendukung biaya produks baru. Analisa
kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman (strength, weakness, opportunity, and threath-SWOT)
sangat penting dalam menciptakan keberhasilan perusahaan baru.
BEKAL PENGETAHUAN DAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN
Seperti dikemukakan dalam hasil survei yang dilakukan oleh Lambing (2000), kebanyakan responden
menjadi wirausaha karena didasari oleh pengalaman sehingga ia memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jadi,
untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak
kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengatruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau
kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha. Karena wirausaha
identik dengan pengusaha kecil yang berperan sebagai pemilik an manajer, maka wirausahalah yang memodali,
mengatur, mengawasi, menikmati, dan menanggung risiko. Untuk menjadi wirausaha, hal yang harus dimiliki
pertama kali adalah modal dasar berupa ide atau visi yang jelas, kemampuan dan komitmen yang kuat,
kecukupan modal baik uang maupun waktu, dan kecukupan tenaga serta pikiran. Modal-modal tersebut
sebenernya tidak cukup apabila tidak dilengkapi dengan kemampuan, menurut Casson (1982), yang di
kutip oleh Yuyun Wirasasmita (1993:3), yaitu :
8. self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukan atau ditekuni.
9. Imagination, aitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak mengandalkan kesuksesan masa lalu.
10. Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis, misalnya pengetahuan teknik, desain,
pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan pemasaran.
11. Search skill, yaitu kemampuan menemukan, berkreasi, dan berimajinasi.
12. Foresight, yaitu berpandangan jauh kedepan.
13. Computation skill, yaitu kemampuan berhitung dan memprediksi keadaan di masa yang akan datang.
14. Communication skill, yaitu kemampuan berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan orang lain.
Merintis Usaha Baru dan Model Pengembangannya
Cara Masuk Dunia Usaha
Ada tiga cara untuk memasuki usaha baru, yaitu dengam Merintis usaha baru (starting), Membeli
perusaaan dari orang lain (buying), dan Kerja sama manajemen (franchising). Masing- masing memiliki
keuntungan dan kerugian tersendiri.
A. Merintis usaha baru (starting).
Merintis usaha baru (starting) yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan
modal, ide, organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada tiga bentuk usaha baru yang dapat dirintis
yaitu:
4. Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh
seseorang.
5. Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (aosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama
menjalankan usaha bersama.
6. Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan
modal saham-saham
Menurut Lambing ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan
mendirikan usaha baru, yaitu: Inside out(idea generation) adalah pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci
yang menentukan keberhasilan usaha.
3. Outside in (opportunity recognition), yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa
kebutuhan akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan kebutuhan di pasar.
4. Outside in (Opportinity recognition)tak lain adalah pengamatan lingkungan, yaitu alat pengembangan
yang akan ditransfer menjadi peluang-peluang ekonomi.
Berdasarkan pendekatan in-side out, untuk memulai usaha, seseorang calon wirausaha
harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan meliputi:
5. Kemampuan teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang dan jasa serta cara
menyajikannya
6. Kemampuan pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan pasar dan pelanggan serta
harga yang tepat.
7. Kemampuan finansial, yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh sumber-sumber dana dalam
merintis dan mengelola usaha.
8. Kemampuan hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara mencari, memelihara dan
mengembangkan relasi, komunikasi dan negosiasi.
Tahapan dalam merintis usaha baru diawali dengan adanya ide, kemudian dilanjutkan dengan mencari
sumber dana dan fasilitas baik berupa barang, uang, dan orang. Sumber dana tersebut dapat berasal dari badan-
badan keuangan seperti bank dalam bentuk kredit atau orang yang bersedia menjadi penyandang dana.
Selanjutnya seorang wirausahawan perlu mengamati dan menganalisa pangsa pasar dari obyek bisnis yang akan
dihasilkan dari usahanya. Barang atau jasa yang dihasilkannya harus benar-benar dibutuhkan oleh
masyarakat/komunitas tertentu, sehingga barang tersebut akan laku kettika dijual di pasar. Mengamati peluang
pasar merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum produk barang dan jasa diciptakan. Apabila peluang
pasar untuk produk yang akan dihasilkan ada dan terbuka lebar, maka barang dan jasa akan mudah laku dan
segera mendatangkan keuntungan.
Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
A. Bidang dan Jenis usaha yang Dimasuki
Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki, diantaranya:
10. Bidang usaha pertanian (agriculture) meliputi pertanian, kehutanan, perikanan, dan perkebunan.
11. Bidang usaha pertambangan (mining) meliputi galian pasir, galian tanah, batu, dan bata.
12. Bidang usaha pabrikasi (manufacturing) meliputi industri perakitan, sintesis.
13. Bidang usaha konstruksi meliputi konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, jalan raya.
14. Bidang usaha perdagangan (trade) meliputi retailer, grosir, agen, dan ekspor-impor.
15. Bidang jasa keuangan (financial service) meliputi perbankan, asuransi, dan koperasi.
16. Bidang jasa perseorangan (personal service) meliputi potong rambut, salon, laundry, dan catering.
17. Bidang usaha jasa-jasa umum (public service) meliputi pengangkutan, pergudangan, wartel, dan
distribusi.
18. Bidang usaha jasa wisata (tourism)meliputi usaha daya tarik wisata,usaha akomodasi wisata dan usaha
jasa pariwisata
B. Bentuk Usaha dan Kepemilikan yang akan Dipilih Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih,
diantaranya: .
5. Perusahaan Perorangan (sole proprietorship), yaitu suatu perusahaan yang dimiliki dan diselenggarakan
oleh satu orang.
6. Persekutuan (Partnership), yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang menjadi
pemilik bersama dari suatu perusahaan.
7. .Perseroan (Corporation), yaitu suatu perusahaan yang anggotanya terdiri atas para pemegang saham
(pesero/stockholder) yang mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap utang-utang perusahaan sebesar
modal disetor.
8. Firma, yaitu suatu persekutuan yang menjalankan perusahaan dibawah nama bersama. Bila untung maka
keuntungan dibagi bersama, bila rugi maka kerugian ditanggung bersama.
C. Tempat Usaha yang akan Dipilih
Terdapat beberapa alternatif yang bisa kita pilih untuk menentukan lokasi atau tempat memulai usaha, yaitu :
4. Membangun bila ada tempat yang strategis.
5. Membeli atau menyewakan bila lebih strategis dan menguntungkan.
6. Kerja sama bagi hasil, bila memungkinkan
D. Organisasi Usaha yang Digunakan
Organisasi usaha merupakan perpaduan dari fungsi kewirausahaan dan manajerial. Fungsi
kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan inovasi, sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi
manajemen. Umumnya secara hierarkis, organisasi perusahaan dalam skala besar terdiri dari beberapa tingkatan,
yaitu rapat umum pemegang saham, dewan komisaris, dewan direktur, dan tim manajer. Rapat umum pemegang
saham merupakan pemegang kekuasaan tertinggi yang tugasnya mengangkat dewan komisaris dan dewan
direksi. Tugas dewan komisaris adalah mengawasi dewan direksi dalam menjalankan perusahaannya sedangkan
tugas dewan direksi adalah mengangkat beberapa orang manager.
E. Lingkungan Usaha.
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya perusahaan. Lingkungan
usaha dibagi menjadi dua yaitu:
3. Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti
pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan
lainnya.
4. Lingkungan makro adalah lingkungan di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup
perusahaan secara keseluruhan.
F. Hambatan –hambatan dalam Memasuki Industri
Menurut Peggi Lambing (2000:95) ada beberapa hambatan bagi seorang wirausahawan untuk memasuki
industri baru, yaitu :
4. Sikap dan kebiasaan pelanggan. Loyalitas pelanggan kepada perusahaan baru masih kurang. Sebaliknya
perusahaan yang sudah lebih dulu ada justru lebih bertahan karena telah lama mengetahui sikap dan
kebiasaan pelanggannya.
5. Biaya perubahan (switching cost), yaitu biaya-biaya yang diperlukan untuk pelatihan kembali para
karyawan, dan penggantian alat serta sistem yang lama.
6. Respons dari pesaing yang telah lebih dulu ada, yang secara agresif akan mempertahankan pangsa pasar
yang ada.
G. Paten, Merek Dagang, dan Hak Cipta
Paten, merek dagang dan hak cipta sangat penting bagi perusahaan, terutama untuk melindungi
penemuan-penemuan, indentitas dan nama perusahaan, serta keorisinalan produk-produk yang dihasilkan oleh
perusahaan. Temuan yang tidak memiliki hak paten akan bebas ditiru dan diduplikasi bahkan menjadi produk
pesaing dan mematikan perusahaan penemu.
1.Paten
Paten adalah suatu pengakuan dari lembaga yang berwenang kepada seseorang atau suatu perusahaan
atas penemuan produk dan perusahaan tersebut diberi wewenang untuk membuat, menggunakan dan menjual
penemuannya selama paten tersebut masih dalam jaminan. Ada beberapa langkah untuk mendapatkan hak paten,
yaitu :
Tetapkan bahwa yang ditemukan betul-betul baru.
Dokumentasikan alat yang ditemukan tersebut.
Telusuri paten –paten yang telah ada.
Pelajari hasil telusuran.
Mengajukan lamaran paten.
2.Merek Dagang
Merek Dagang (brand name) merupakan istilah khusus dalam perdagangan atau perusahaan. Merek
dagang pada umumnya berbentuk simbol atau nama atau logo atau slogan atau tempat dagang yang oleh
perusahaan digunakan untuk menunjukkan keorisinilan produk atau untuk membedakannya dengan produk lain
di pasar.
3.Hak Cipta
Hak cipta (Copyright) adalah suatu hak istimewa guna melindungi pencipta atas keorisinilan (keaslian)
ciptaannya, misalnya karangan musik, pencipta lagu, hak untuk memproduksi, memperbaiki, mendistribusikan
atau menjul.
B. Membeli perusahaan orang lain (buying).
Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan
atau merintis usaha baru, antara lain: Resiko lebih rendah, Lebih mudah dalam memasuki dunia usaha, dan
Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar. Meskipun demikian, membeli perusahaan
yang sudah ada juga mengandung permasalahan, yaitu:
Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar.
Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, misalnya citra (image) atau
reputasi perusahaan.
Sebelum melakukan kontrak jual beli perusahaan yang akan dibeli, ada beberapa aspek yang harus
dipertimbangkan dan dianalisis oleh pembeli. Aspek-aspek tersebut meliputi:
5. Pengalaman apa yang dimiliki untuk mengoperasikan perusahaan tersebut?
6. .Mengapa perusahaan tersebut berhasil tetapi kritis?
7. Di mana lokasi perusahaan tersebut?
8. Apakah membeli perusahaan tersebut akan lebih menguntungkan ketimbang merintis sendiri usaha
baru?
Seorang wirausahawan yang telah memutuskan akan membeli sebuah perusahaan perlu memperhatikan
langkah-langkah berikut ini:
6. Yakinlah bahwa anda tidak akan merintis usaha baru. Pertimbangkanlah alasan membeli perusahaan
ketimbang merintis usaha-usaha baru atau Franchising.
7. Tentukan jenis perusahaan yang diinginkan dan apakah anda mampu mengelolanya? Teguhkan kekuatan,
kelemahan, tujuan,dan kepribadian anda.
8. Pertimbangkan gaya hidup yang anda inginkan. Apa yang diharapkan dari perusahaan tersebut; apakah
uang, kebebasan, atau fleksibilitas?
9. Pertimbangkan usaha yang diinginkan. Tempat yang bagaimana yang anda inginkan?
10. Pertimbangkan kembali gaya hidup. Mungkin anda memiliki perusahaan ini selama-lamanya atau untuk
kesenangan saja.
C. Kerja Sama Manajemen/Waralaba (Franchising).
Franchising adalah suatu kerja sama antara entrepreneur (franchise) dengan perusahaan besar
(Franchisor) dalam mengadakan persetujuan jual beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha. Secara
sederhana, model usaha ini dapat digambarkan sebagai kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan
cabang/penyalur. Inti dari Franchising adalah memberi hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari
perusahaan induk.
Perusahaan yang memberi lisensi disebut franchisor dan penyalur disebut franchisee franchisor
mengizinkan franchisee untuk menggunakan nama, tempat/daerah, bimbingan, latihan karyawaan, periklanan,
dan perbekalan material yang berlanjut. Dukungan awal meliputi salah satu atau keseluruhan dari aspek-aspek
berikut ini:
Pemilihan tempat.
Rencana bangunan.
Pembelian peralatan.
Pola arus kerja.
Pemilihan karyawan.
Periklanan.
Grafik
Bantuan pada acara pembukaan.
Selain dukungan awal, bantuan lain yang berlanjut dapat pula meliputi faktor-faktor berikut:
Pencatatan dan akuntansi.
Konsultasi.
Pemeriksaan dan standardisasi.
Promosi.
Pengendalian kualitas.
Nasihat hukum.
Penelitian.
Material lainnya.
Dasar hukum dari penyelenggara waralaba adalah kontrak antara perusahaan fnchisor dengan
franchisee.Perusahaan induk dapat saja membtalkan perjanjian tersebut apabila perusahaan yang diajak kerja
ama melanggar persyaratan yang telah ditetapkan dalam persetujuan.
Menurut Zimerer (1996), keuntungan kerja sama waralaba adalah:
4. Pelatihan, pengarahan, dan pengawasan yang berlanjut dari franchisor.
5. Bantuan finansial. Biasanya biaya awal pembukaan sangat tinggi, sedangkan sumber modal dari
perusahaan waralaba sangat terbatas.
6. Keuntungan dari penggunaan nama, merek, dan produk yang telah dikenal.
Di samping beberapa keuntungan di atas, kerja sama waralaba tidak selalu menjamin keberhasilan
karena sangat bergantung pada jenis usaha dan kecakapan para wirausaha. Kerugian yang mungkin terjadi
menurut Zimmerer adalah:
4. Program latihan tidak sesuai dengan yang diinginkan.
5. Pembatasan kreativitas penyelenggaraan usaha franchisee.
6. Franchisee jarang memiliki hak untuk menjual perusahaannya kepada pihak lain tanpa menawarkan
terlebih dahulu kepada pihak franchisor dengan harga yang sama.
MENDESAIN MODEL BISNIS YANG KOMPETITIF DAN MEMBANGUN RENCANA STRATEGIS
YANG SOLID
MEMBANGUN KEUNGGULAN KOMPETITIF
Tujuan pengembangan rencana strategis adalah untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang
merupakan sekumpulan faktor yang membedakan perusahaan kecil dari para pesaingnya dan memberikannya
posisi unik di pasar sehingga lebih unggul dari para pesaingnya. Dari perspektif strategis, kunci bagi kesuksesan
bisnis adalah pengembangan keunggulan kompetitif yang unik, yaitu keunggulan yang menciptakan nilai bagi
para pelanggan dan sukar ditiru oleh para pesaing. Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif akan
menjadi pemimpin dalam pasarnya serta dapat mencapai laba-laba di atas rata-rata.
Untuk menjadi sukses, kuncinya adalah membangun keunggulan yang kompetitif yang berkelanjutan
(sustainable). Dalam jangka panjang, perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif yang berkelanjutan melalui
kemampuannya mengembangkan seperangkat kompetensi inti sehingga perusahaan tersebut mampu emlayani
pelanggan sasarannya dengan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Kompetensi inti adalah serangkaian
kemampuan unik yang dikembangkan oleh perusahaan dalam bidang-bidang operasional utama, yang
memungkinkannya untuk melebihi pesaingnya. Agar efektif, kompetensi inti haruslah sukar ditiru oleh pesaing,
dan harus menyediakan manfaat yang dirasa penting bagi pelanggan. Kompetensi inti perusahaan kecil sering
kali berkaitan dengan keunggulan di bidang ukuran perusahaan, misalnya kelincahan, kecepatan, kedekatan
dengan pelanggan, pelayanan yang lebih baik dan kemampuan berinovasi.
Wirausahawan biasanya mempertahankan hubungan dekat dengan pasar mereka, sehingga mereka
memiliki perngetahuan yang berharga mengenai cara terbaik untuk melayani kebutuhan dan keinginan
pelanggan mereka. Oleh karena kesederhanaan struktur organisasinya, pemilik perusahaan kecil berdekatan
dengan karyawan setiap hari, sering bekerja bersebelahan dengan mereka, sehingga mereka dapat
mengkomunikasikan tindakan strategis secara langsung. Oleh sebab itu, perusahaan kecil menyadari bahwa
perencanaan strategis seharusnya lebih alamiah bagi mereka.
Manajemen strategis dapat meingkatkan efektivitas perusahaan kecil, tetapi lebih dulu wirausahawan
harus memiliki prosedur yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan mereka dan sifat khusus bisnis mereka.
Karena ukuran dan ciri khusus mereka, sumber daya kecil, gaya manajemen yang fleksibel, struktur organisasi
yang informal dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan, perusahaan kecil memerlukan pendekatan
berbeda terhadap proses manajemen strategisnya.
PROSES MANAJEMEN STRATEGIS
Manajemen strategis adalah proses berkelanjutan yang terdiri dari atas sembilan langkah, yaitu:
Visi adalah hasil dari impian wirausahawan atas sesuatu yang belum terwujud dan kemampuan
melukiskan impian yang menarik tersebut agar bisa dilihat orang lain. Visi yang didefinisikan secara jelas
membantu perusahaan dalam tiga cara:
4. Visi memberikan arah. Wirausahawan yang menetapkan visi perusahaan mereka memfokuskan perhatian
setiap orang ke masa depan dan menentukan jalan yang akan diambil perusahaan tersebut untuk
meraihnya.
5. Visi menentukan keputusan. Visi memengaruhi keputusan, tak peduli masalah besar atau masalah kecil,
yang dibuat oleh para pemilik, manajer dan karyawan setiap harinya dalam perusahaan. Pengaruh ini
dapat menjadi positif atau negatif, bergantung pada seberapa jelas visi itu ditetapkan.
6. Visi memotivasi orang-orang. Visi yang jelas menyenangkan dan memberi semangat pada orang-orang
untuk segera bertindak. Orang ingin bekerja pada perusahaan yang menetapkan pandangannya setinggi
mungkin.
Cara terbaik untuk menerapkan nilai visi ke dalam tindakan adalah membuat pernyataan misi yang
mengomunikasikan nilai-nilai tersebut kepada semua orang yang terkait dengan perusahaan. Pernyataan misi
(mission statement) adalah menjawab pertanyaan mendasar lainnya untuk setiap perusahaan. Tanpa pernyataan
misi yang ringkas dan bermakna, perusahaan kecil menghadapi risiko berjalan ke sana kemari di pasar, tanpa
arah yang jelas ataupun cara mencapainya. Pernyataan misi menentukan arah bagi keseluruhan perusahaan dan
memfokuskan perhatiannya pada arah yang tepat.
MENILAI KEKUATAN DAN KELEMAHAN PERUSAHAAN
Setelah menetapkan visi dan pernyataan misi yang bermakna, wirausahawan dapat mengalihkan
perhatiannya untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan adalah faktor-faktor internal positif
yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai misi, sasaran dan tujuannya yang mencakup ketrampilan
atau pengetahuan, citra publik yang positif, dll. Kelemahan adalah faktor-faktor internal negatif yang
menghalangi kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, sasaran dan tujuannya seperti kekurangan modal,
kekurangan pkerja terampil dll. Mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan perusahaan membantu pemilik
memahami perusahaannya sebagai perusahaan yang telah ada atau yang baru ada. Kunci dalam menyusun
strategi yang sukses adalah menggunakan kekuatan perusahaan sebagai landasan dan menggunakan kekuatan
tersebut untuk menghadapi kelemahan pesaing.
MENGAMATI LINGKUNANGAN SEKITAR UNTUK MENGETAHUI PELUANG DAN
ANCAMAN PENTING YANG DIHADAPI PERUSAHAAN
Peluang adalah opsi-opsi eksternal positif yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mencapai
misi, sasaran dan tujuannya. Ketika mengidentifikasi peluang, pemilik harus dengan cermat memperhatikan
potensi pasar yang baru seperti “apakah pesaing mengabaikan ceruk pasar ini?”. Kuncinya adalah berfokus pada
peluang yang paling menjanjikan, yang paling sesuai dengan kekuatan dan kompetensi inti perusahaan.
Ancaman adalah kekuatan eksternal negatif yang menghalangi kemampuan perusahaan untuk mencapai
misi, sasaran dan tujuan. Ancaman dapat berupa masuknya pesaing baru ke dalam pasar yang ada, peraturan
pemerintah terhadap kegiatan bisnis dll. Untuk itu wirausahawan perlu mengamati lingkungan sekitar terhadap
peluang maupun ancaman yang menghadang perusahaan mereka.
MENGIDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KESUKSESAN UTAMA PERUSAHAAN
Faktor-faktor kesuksesan utama muncul dalam berbagai bentuk yang berbeda, bergantung pada
industrinya. Sederhananya, faktor-faktor ini merupakan merupakan faktor-faktor yang menentukan kemampuan
perusahaan untuk memenangkan persaingan dalam suatu industri. Setiap perusahaan dalam suatu industri harus
memahami KSF (key success factors) yang menggerakan industri, jika tidak mereka cenderung menjadi industri
yang tertinggal. Dengan mengetahui KSF dalam suatu industri, para wirausahawan bisa menentukan dimana
mereka harus memfokuskan sumber-sumber daya perusahaan secara strategis.
MENGANALISIS PERSAINGAN
Memperkirakan tingkat persaingan akan membuat para pemilik perusahaan akan lebih realistis dalam
memandang pasar dan posisi mereka di dalamnya. Para pesaing langsung menawarkan produk dan jasa yang
sama, dan pelanggan sering membandingkan harga, fitur dan perlakuan dari para pesaing ini ketika mereka
berbelanja. Sedangkan para pesaing tak langsung menawarkan hanya sedikit produk atau jasa yang sama, tetapi
pelanggan sasaran mereka jarang bersinggungan. Oleh karena itu, kita perlu menganalisis persaingan di dalam
pasar agar kita dapat menghadapi pesaing-pesaing kita.
MENUSUN SASARAN DAN TUJUAN PERUSAHAAN
Sasaran adalah atribut-atribut jangka panjang dan luas yang berusaha dicapai oleh perusahaan yang cenderung
bersifat umum dan kadang-kadang bahkan abstrak. Sasaran sebagai dasar bertindak manajer tidak perlu terlalu
spesifik, melainkan sekedar menyatakan tingkat pencapaian umum yang ingin diraih seperti “apakah anda ingin
meningkatkan pangsa pasar?” peneliti Jim Collins dan Jerry Porras mempelajari berbagai perusahaan dan
menemukan bahwa salah satu faktor yang membedakan perusahaan yang sukses dari perusahaan yang tidak
sukses adalah perumusan sasaran jangka panjang yang sangat ambisius, jelas dan membangkitkan semangat.
Tujuan adalah target kinerja yang lebih spesifik. Tujuan umumnya menyangkut produktivitas, pertumbuhan,
efisiensi, pasar dll. Oleh karena tujuan yang satu dengan yang lain mungkin berbenturan, manajer harus
menetapkan prioritas. Tujuan yang ditulis dengan baik memiliki karakteristik sebagai berikut:
Spesifik: tujuan harus terukur dan tepat
Dapat diukur :hal ini memerlukan titik acuan yang dijelaskan dengan baik
Dapat didelegasikan:wirausahawan harus mendelegasikan tanggung jawab suatu tujuan kepada
seseorang
Realistis namun menantang: semakin menantang tujuan, semakin tinggi kinerjanya
Tepat waktu: waktu tujuan harus ditetapkan
Dibuat tertulis: tidak hanya dengan lisan
MERUMUSKAN OPSI-OPSI STRATEGIS DAN MEMILIH STRATEGI YANG TEPAT
Langkah selanjutnya adalah menilai opsi-opsi strategis dan kemudian mempersiapkan rencana
permainan yang dirancang untuk mencapai misi, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
Strategi adalah peta jalan tindakan-tindakan yang disusun oleh wirausahawan untuk mencapai misi, sasaran dan
tujuan perusahaan. Dengan kata lain, misi, sasaran dan tujuan menyatakan tujuan yang hendak dicapai,
sedangkan strategi menjelaskan proses untuk mencapai tujuan tersebut. Wirausahawan harus menyusun strategi
yang kuat berdasarkan langkah sebelumnya yang menggunakan kompetensi inti dan kekuatan perusahaan
sebagai batu loncatan menuju kesuksesan.
Strategi yang sukses bersifat komprehensif dan terintegrasi dengan baik. Strategi harus berfokus pada
penetapan Faktor-faktor Kesuksesan Utama seperti diidentifikasi oleh manajer pada langkah ke-4. Ada 3 opsi
strategis dasar dalam buku kalsiknya Competitive Strategy, Michael Porter yaitu :
4. KEPEMIMPINAN BIAYA, Perusahaan yang menerapkan strategi kepemimpinan biaya berjuang untuk
menjadi produsen dengan biaya paling rendah dibandingkan dengan pesaingnya dalam industri itu.
5. DIFERENSIASI, Perusahaan yang mengikuti strategi ini akan berusaha membangun loyalitas pelanggan
melalui penempatan produk atau jasanya secara unik atau berbeda.
6. FOKUS, Ide utama dari strategi ini adalah memilih satu atau beberapa segmen pasar, mengidentifikasi
kebutuhan, keinginan dan minat pelanggan dan mendekatinya dengan barang atau jasa yang didesain
untuk bisa memenuhi kebutuhan, keinginan dan minat ini dengan baik.
GAMBARAN UMUM,FUGSI,MODEL,PERAN,SERTA RUANG LINGKUP DISIPILN ILMU
KEWIRAUSAHAAN
Gambaran Umum Kewirausahaan
Jiwa wirausaha sebenarnya telah dimiliki oleh setiap orang yang berfikir kreatif dan inovatif misalnya
petani, karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru, pimpinan proyek, dan lain sebagainya. Memang pada
awalnya kewirausahaan dijumpai dalam dunia bisnis, akan tetapi akhir-akhir ini berkembang dalam berbagai
aspek kehidupan, bahkan sering digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk menjadi pimpinan suatu
organisasi.
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat,
dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Menurut drucker (1959) adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya
peluang. Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan munculnha ide-ide dan pemikiran-
pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sedangkan dalam organisasi perusahaan, proses
kreatif dan inovatif dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan untuk meraih pangsa pasar.
Kreativitas (creativity) adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah
dan menemukan peluang (thinking new things). Sedangkan inovasi (innovation) adalah kemampuan menerapkan
kreativitas dalam rangka memecahkan masalah dan menemukan peluang (doing new things). Kreativitas akan
muncul apabila wirausaha melihat sesuatu yang telah dianggap lama dan berpikir sesuatu yang baru dan berbeda.
Fungsi dan Peran Usaha
Dua pendekatan mengenai hal ini yaitu pendekatan secara mikro dan secara makro. Secara mikro,
wirausaha memiliki dua peran yaitu sebagai penemu (innovator) dan perencana (planner). Sebagai penemu
wirausaha menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru. Sebagai perencana, wirausaha berperan merancang
tindakan dan usaha baru. Secara makro, peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan
kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu negara.
Ruang Lingkup dan Disiplin Ilmu kewirausahaan
Dalam teori ekonomi, studi mengenai kewirausahaan ditekankan pada identifikasi peluang yang terdapat
pada peranserta membahas fungsi inovasi dari wirausaha dalam menciptakan kombinasi sumber daya ekonomis
sehingga memengaruhi ekonomi agregat.
Studi kewirausahaan kemudian berkembang dalam disiplin ilmu lain yang penekanannya pada sang
wirausaha sendiri. Dalam bidang ilmu psikologi, misalnya studi kewirausahaan meneliti karakteristik
kepribadian wirausaha, sedangkan pada ilmu sosiologi penelitian ditekankan pada pengaruh dari lingkungan
sosial dan kebudayaan dalam pembentukan masyarakat wirausaha. Ray dan Ranachandran (1996) menandaskan,
walau terdapat perbedaan sudut pandang, penelitian yang dilakukan baik oleh ahli ekonomi, psikologi, dan
sosiologi harus tetap bepijak pada kegiatan kewirausahaan serta sebab akibatnya pada tingkat mikro dan makro.
Dengan demikian adalah wajar jika studi kewirausahaan dengan penekanan keilmuan yang berbeda itu pada
akhirnya akan saling berhubungan dan memengaruhi.
Sementara itu fenomena kewirausahaan ini masih terus diteliti dan belum terdapat satu pengertian baku
yang dianut oleh semua ahli (Shapero, 1982). Ini menunjukkan perkembangan teori ini masih dalam perjalanan
panjang serta dari adanya perubahanperubahan ekonomi dunia diharapkan memberi banyak masukan bagi
peneliti. Muculnya banyak wirausaha atau pebisnis, telah menarik perhatian para pakar untuk meneliti
bagaimana mereka terbantuk. Bagian ini menjelaskan teori-teori mengenai proses pembentukan wirausaha. Teori
tersebut antara lain: life path change, goal directed behavior, teori outcome expectancy. Terakhir, terdapat acuan
komprehensif mengenai teori pembetukan wirausaha yang dipadukan oleh teori-teori sebelumnya. Begitu banyak
teori yang telah mengupas persoalan ini, intinya bahwa menjadi wirausaha adalah sebuah proses.
1. Teori Life Path Change
Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990), tidak semua wirausaha lahir dan
berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana. Banyak orang yang menjadi wirausaha justru tidak
memaluli proses yang direncanakan. Antara lain disebabkan oleh:
Negative displacement
Seseorang bisa saja menjadi wirausaha gara-gara dipecat dari tempatnya bekerja, tertekan, terhina atau
mengalami kebosanan selam bekerja, dipaksa/terpaksa pindah dari daerah asal. Atau bisa juga karena
sudah memasuki usia pensiun atau cerai perkawinan dan sejenisnya. Banyaknya hambatan yang dialami
keturunan Cina untuk memasuki bidang pekerjaan tertentu (misalnya menjadi pegawai negeri)
menyisakan pilihan terbatas bagi mereka. Di sisi lain, menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarganya,
menjadi wirausaha pada kondisi seperti ini adalah pilihan terbaik karena sifatnya yang bebas dan tidak
bergantung pada birokrasi yang diskriminatif.
Being between things
Orang-orang yang baru keluar dari ketentaan, sekolah, atau penjara, kadangkala merasa seperti
memasuki dunia baru yang belum mereka mengerti dan kuasai. Keadaan ini membuat mereka seakan
berada di tengah-tengah dari dua dunia yang berbeda, namun mereka tetap harus berjuanfa menjaga
kealngsungan hidupnya. Di sinilah biasanya pilihan menjadi wirausahaa muncul karena dengan menjadi
wirausahan mereka bekerja dengan mengandalkan diri sendiri.
c. Having positive pull
Terdapat juga orang-orang yang mendapat dukungan membuka usaha dari mitra kerja, investor,
pelanggan, atau mentor. Dukungan memudahkan mereka dalam mengantisipasi peluang usaha, selain itu
juga menciptakan rasa aman dari risiko usaha. Seorang mantan manajer di sebuah perusahan otomotif,
misalnya, yang memutuskan untuk masuk ke bisnis suku cadang otomotif, misalnya dengan bahan baku
ban bekas, seperti stopper back door, engine mounting, atau mufler mounting. Perusahaan otomotif
tersebut memberi dukungan dengan menampung produk mantan manajernya tersebut.
2. Teori Goal Directed Behavior
Menurut Wolman (1973), seseorang dapat saja menjadi wirausaha karena termotivasi untuk mencapai
tujuan tertentu. Teori ini disebut dengan Goal Directed Behavior.
Teori ini hendak menggambarkan bagaimana seseorang tergerak menjadi wirausaha, motivasinya dapat
terlihat langkah-langkahnya dalam emncapai tujuan (goal directed behavior). Diawali dari adanya dorongan
need, kemudian goal directed behavior, hingga tercapainya tujuan. Sedangkan need itu sendiri dari skema
muncul karena adanya deficit dan ketidakseimbangan tertentu pada diri individu yang bersangkutan (wirausaha).
Seseorang terjun dalam dunia wirausaha diawali dengan adanya kebutuhankebutuhan, ini mendorong kegiatan-
kegiatan tertentu, yang ditujukan pada pencapaian tujuan. Dari kacaata teori need dan motivasi tingkah laku,
seperti menemukan kesempatan berusaha, sampai mendirikan dan melembagakan usahanya merupakan goal
directed behavior. Sedangkan goal tujuannya adalah mempertahankan dan memperbaiki kelangsungan hidu
wirausaha.
3. Teori Outcome Expectancy
Bandura (1986) menyatakan bahwa outcome expectancy bukan suatu perilaku tetapi keyakinan tentang
konskuensi yang diterima setelah seseorang melakukan suatu tindakan tertentu.judgement about likely
consequences of specific behaviors in particular situations. (Bandura, 1986:82)dari definisi di atas, outcome
expectancy dapat diartikan sebagai keyakinan seseorang mengenai hasil yan akan diperolehnya jika ia
melaksanakan suatu perilaku tertentu, yaitu perilaku yang menunjukkan keberhasilan. Seseorang memperkirakan
bahwa keberhasilannya dalam melakukan tugas tertentu akan mendatangkan imbalan dengan nilai tertentu juga.
Imbalan ini berupa juga insentif kerja yang dapat diperoleh dnegan segera atau dalam jangka panjang.
Karenanya jika seseorang menganggap profesi wirausaha akan memberikan insentif yang sesuai dengan
keinginannya maka dia akan berusaha untuk memenuhi keinginannya dengan menjadi wirausaha. Michael Dell,
seorang mahasiswa teknik komputer di AS, mempunyai keyakinan yang kuat bahwa bila dia geluti serius hobi
modifikasi komputer yang diminati teman-temannya ia akan dapat mengalahkan IBM kelak. Terdorong oleh hal
itu Dell terus mengembangkan usaha dengan mendirikan Dell Corporation. Hingga kini Del dan IBM terus
bersaing di industry komputer.
Karakter, Ciri-ciri Umum, dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan
A. KARAKTERISTIK WATAK
Percaya diri dan optimis Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain,
dan individualistis.
11. Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan
kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, setra inisiatif
12. Berani mengambil resiko dan menyukai tantangan Mamu mengambil resiko yang wajar.
13. kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap
saran dan kritik.
14. keorisinilan Inovatif, kreatif dan fleksibel
15. Berorientasi madsa depan Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.
M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:6-7), mengemukakan karakteristik kewirausahaan
sebagai berikut :
17. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
18. Preference for moderate risk, yaitu lebih risiko yang moderat, artinya selalu menghindari resiko, baik
yang terlalu rendah maupun yang terlalu tinggi.
19. Confidence in their ability to success, yaitu memiliki kepercayaan diri untuk memperoleh kesuksesan.
20. Desire for immediate feedback, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudakan
keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
21. High Level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerjakeras untuk mewujudkan keinginannya demi
masa depan yang lebih baik.
22. Future orientation, yaitu berorientasi serta memiliki perspektif dan wawawsan jauh ke depan.
23. Skill organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk
menciptakan nilai tambah.
24. Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi dari pada uang.
Arthur Kurliloff dan John M. Mempil (1993:20), mengemukakan karakteristik kewirausahaan dalam
bentuk nilai-nilai dan prilaku kewirausahaan sebagai berikut :
B.NILAI-NILAI PRILAKU
komitmen Menyelesaikan tugas hingga selesai.
Risiko moderat Tidak melakukan spekulasi, melainkan berdasarkan perhitungan yang matang.
Melihat mpeluang Memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin.
Objektivitas Melakukan pengamatan secara nyata untuk memperoleh kejlasan.
Umpan balik Menganalisis data kinerja waktu untuk memandu kegiatan.
Opatimisme Menunjukan kepercayaan diri yang besar walaupun berada dalam situasi berat.
Uang Melihat uang sebagai suatu sumber daya, bukan tujuan akhir.
Manajemen Proaktif Menglola berdasarkan perencanaan masa depan.
Vernon A. Musseleman (1989:155), Wasty Sumato (1989), dan Geoffey Meredith (1989:5) meringkas
beberapa ciri kewirausahaan dalam bentuk sebagai berikut:
21. memiliki keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri.
22. Memiliki kemauan uantuk mengambil resiko.
23. Memilki kemampuan untuk belajar dari pengalaman.
24. Mampu memotivasi diri sendiri.
25. Memiliki semangat untuk bersaing.
26. Memiliki semangat untuk kerja keras.
27. Memiliki kepercayaan diri yang besar.
28. Memiliki dorongan untuk berprestasi.
29. Tingkat energi yang tinggi.
30. Tegas dan yakin terhadap kemampuan diri sendiri.
Wasti Sumanto (1989:5) menambahkan sebagai berikut :
5. tidak suka uluran tangan dari pemerintah/ pihak lain dari masyarakat.
6. Tidak bergantung pada alam dan berusaha utnuk tidak mudah menyerah.
Dalam mencapai keberhasilannya, sorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu. Dalam Enterpreneurship
and small enterprise development report (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer
(1993:5), dikemukakan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil, diantaranya memiliki ciri-ciri :
7. proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas.
8. Berorientasi pada prestasi, tercermin dalam pandangan dan tindakan terhadap peluang, orientasi pada
efesiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berncana, dan mengutamakan pengawasan.
9. Memiliki komitmen yang kuat kepada orang lain.
Secara eksplisit, Dun Steinhoff dan John F.m Burgess (1993:38) mengemukakan beberapa karaktreristik
yang diperlukan untuk menjadi wirausaha yang berhasil, yaitu :
13. memiliki visi dan tujuan usaha yang jelas.
14. Bersedia menanggung resiko waktu dan uang.
15. Memiliki perencanaan yang matang dan mampu mengorganisasikannya.
16. Bekerja keras sesuai dengan tingkat kepentingannya.
17. Mengembangakan hubungan dengan pelanggan, pemasok, pekerja, dan pihak lain.
18. Beratanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan.
C. CIRI-CIRI UMUM KEWIRAUSAHAAN
25. Memiliki Motif Berprestasi Tinggi
Seorang Wirausaha selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk
menghasilkan nilai maksimal. Artinya, wirausaha melakukan sesuatu hal secara tidak asal-asalan,
seklaipun hal tersebut dapat dilakuakn oleh orang lain. Nilai prestasi adalah hal yang justru membedakan
antara hasil karyanya sebagai seorang wirausaha dengan orang lain yang tidak memiliki jiwa
kewirausahaan.
26. Memiliki Perspektif ke Depan
Sukses adalah perjalanan, bukan tujuan. Setiap saat mencapai target, sasaran atau impian, maka
segeralah membuat impian-impian baru yangdapat memacu serta memberi semangat dan antusiasme
kepada kita untuk mencapainya. Apapun impian atau target kita, ingat kunci SMART (specific,
measurable, achieveable,reality-based, time-frame), yang berarti harus sepesifik jelas, trukur, dapat
dicapai, berdasarkan realitas atau kondisi kita saat ini, dan memiliki jangka waktu tertentu.
27. Memiliki Kreativitas Tinggi
Seorang wirausaha umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih dari non wirausaha.
28. Memiliki Sifat Inovasi Tinggi
Seorang wirausaha harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi untuk
mengembangkan bisnisnya. Inovasi diibaratkan sebagai pilar-pilar yang menunjang kekukuhan hidup
dan bisnis. Setiap impian harus diikuti dengan inovasi sebagai kerangka pengembangan, kemudian
diikuti menejemen produk, menejemen konsumen, menejemen arus kas, sistem pengendalin, dan
sebagainya.
29. Memiliki Komitmen Terhadap Pekerjaan
Menurut Sony Sugema, terdapat tiga hal yang harus dimiliki seorang wirausaha yang sukses, yaitu
mimpi, kerja keras, dan ilmu. Ilmu disertai kerja keras tanpa impian bagaikan perahu yang berlayar
tanpa tujuan. Impian disertai ilmu namun tanpa kerja keras seperti seorang pertapa. Impian disertai kerja
keras, tanpa ilmu, ibarat berlayar tanpa nahkoda, tidak jelas kemana arah yang dituju. Hal ini yang
menyebabkan seorang wirausaha harus menancapkan komitmen yang kuat dalam pekerjaannya.
30. Memiliki Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki komitmen sehingga melahirkan suatu tanggung jawab terhadap apa
yang dikerjakannya.
31. Memiliki Kemandirian atau Ketidaktergantungan terhadap Orang Lain.
Orang yang mandiri adalah orang yang tidak suka mengandalkan Orang lain namun justru
mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimiliki sendiri.
32. Memiliki Keberanian Menghadapi Resiko
Seorang wirausaha harus berani menghadapi resiko. Semakin besar resiko yang dihadapinya, semakin
besar keuntungan yang diperolehnya. Hal ini dikarenakan jumlah pemain semakin sedikit. Tetapi resiko
tersebut harus diperhitungkan terlebih dahulu dengan matang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
33. Selalu Mencari Peluang
Seorang wirausaha sejati mampu melihat sesuatu dalam persepktif atau dimensi yang berlainan pada
satu waktu. Bahkan, ia juga harus mampu melakukan beberapa hal dalam satu waktu. Kemampuan
inilah yang membuatnya piawai dalam menangani berbagai persoalan yang dihadapi oleh perusahaan.
34. Memiliki Jiwa Kepemimpian
Untuk dapat mampu menggunakan waktu dan tenaga orang lain mengelola dan mengembangkan
bisninya, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan dan semangat untuk mengembangkan orang-
orang di sekelilingnya. Hal ini dapat dilakukan apabila kita mempunyai jiwa kepemimpinian yang baik.
35. Memili Keampuan Menejerial
Kemampuan menejerial seseorang dapat dilihat dari tiga kemampuan, yaitu : (1) kemampuan teknik, (2)
kemampuan pribadi (personal), (3) Kewmampuan emosional.
36. Memiliki Kemampuan Perosnal
Seseorang yang berkeinginan untuk menjadi seorang wirausaha harus memperkaya diri seniri dengan
berbagai keterampilan personal.
D. NILAI-NILAI HAKIKI KEWIRAUSAHAAN
Beberapa nilai hakiki penting dari kewirausahaan, yaitu :
Percaya Diri
Percaya diri merupakan suatu panduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau
pekerjaan (Soesarsono Wijandim 1988:3). Kepercayaan diri ini bersifat internal, sangat relatif, dianamis,
dan banyak ditentukan oleh kemampuan untuk memulai, melaksanaan, dan menyelesaikan suatu
pekerjaan.
Berorientasi pada tugas dahn Hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-
nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai
dorongan kuat, energik, dan berinisiatif (selalu ingin mencari dan memulai sesuatu).
Keberanian Mengambil Resiko
Kemampuan dan kemauan untuk mengambil resiko merupakan salah satu nilai utana dalan
kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko akan sukar memulai dan berinisiatif.
PROSES KEWIRAUSAHAAN
FAKTOR -FAKTOR PEMICU KEWIRAUSAHAAN
Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal meliputi
hak kepemilikan (property right), kemampuan/kompetensi (ability/competency), dan insentif (incentive),
sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan (environment). Jadi, kemampuan berwira usaha merupakan
fungsi dari prilaku kewirausahaan dalam mengkombinasikan kreatifitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian
menghadapi risiko untuk memperoleh peluang.
Model Proses Kewirausahaan
Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi dipicu oleh faktor pribadi,
lingkungan, dan sosiologi. Faktor individu yang memicu kewirausahaan adalah pencapaian locus of control,
toleransi, pengambilan resiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, usia, komitmen, dan ketidakpuasan.
Factor pemicu yang berasal dari lingkungan ialah peluang, model peran, aktivitas, pesaing, inkubator, sumber
daya dan kebijakan pemerintah. Sedangkan factor pemicu yang berasal dari lingkungan social meliputi keluarga,
orang tua, dan jaringan kelompok. Sama seperti pada tahap perintisan, pertumbuhan kewirausahaan sangat
bergantung pada kemampuan pribadi, organisasi, dan lingkungan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan kewirausahaan adalah pesaing, pelanggan, pemasok, dan lembaga-lembaga keuangan yang akan
membantu pendanaan. Faktor yang berasal dari pribadi adalah komitman, visi, kepemimpinan, dan kemampuan
manajerial, sedangkan faktor yang berasal dari organisasi adalah kelompok, struktur, dan strategi.
Ciri-ciri Penting Tahap Permulaan dan Pertumbuhan Kewirausahaan
Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil memiliki tiga ciri, yaitu:
7. tahap imitasi dan duplikasi;
8. tahap duplikasi dan pengembangan;
9. tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda.
Langkah Menuju Keberhasilan Berwirausaha
Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi bisnis yang jelas serta
kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko, baik waktu maupun uang. Apabila ada kesiapan dalam
menghadapi risiko, langkah berikutnya adalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan, dan
menjalankan. Agar usaha tersebut berhasil, selain harus bekerja keras sesuai dengan urgensinya, wirausaha harus
mampu mengembangkan hubungan, baik dengan mitra usaha maupun semua pihak yang terkait dengan
kepentingan perusahaan.
Langkah menuju kewirausahaan yang berhasil, yaitu:
11. ide
12. kemauan dan kemampuan
13. semangat dan kerja keras
14. loyalitas dan tanggung jawab
15. wirausaha
Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Berwirausaha
Keberhasilan seorang wirausaha ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
7. Kemampuan dan kemauan
8. Tekad yang kuat dan kerja keras
9. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan.
Selain keberhasilan, seorang wirausaha juga selalu dibayangi oleh potensi kegagalan yang akan
memberikan lebih banyak pelajaran dibandingkan sekedar kesuksesan.
IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN
IDE KEWIRAUSAHAAN
Seperti telah dikemukakan, wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui inovasi.
Keberhasilan dapat dicapai apabila wirausaha menggunakan produk, proses, dan jasa-jasa ininovasi sebagai alat
utnuk kemggali perubahan. Oleh sebab itu, inovasi merupakan sebuah instrumen penting untuk memberdayakan
sumber-sumber agar menghasilkan suatu yang baru dan menciptakan nilai. Ketangguhan kewiraushaan sebagai
penggerak perekonomian terletak pada kreasi baru untuk menciptakan nilai secar terus menerus. Wirausaha
dapat menciptakan nilai dnegan cara mengubah semua tantangan menjadi peluang melalui ide-ide dan akhirnya
menjdai pengedali usaha.
SUMBER-SUMBER POTENSIAL PELUANG
Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia melakukan
evaluasi terhadap peluang secara teurs menerus. Proses penjaringan ide atau disebut proses screening merupakan
suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menajadi prodeuk dan jasa riil. Adapun langkah untuk
penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut :
11. Menciptakan produk baru dan berbeda, ketika ide dimunculkan secara riil atau nyata, misalnya dalam
bentuk barang dan jasa baru, maka produk dan jasa tersebut harus berbeda dengan produk dan jasa yang
ada di pasar. Selain itu, produk dan jasa tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli atau
penggunanya.
12. Mengamati Pintu Peluang. Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya
kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru, pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan
produk baru, dukungan keuangan, dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar.
Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati
kelemahan-kelemahan dan risiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.
13. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam. Analisa ini sangat penting untuk menjamin
apakah jumlah dan kulaitas produk yang dihasilkan memadai atau tidak. Beberapa biaya yang di
keluarkan untuk membuat produk tersebut? Apakah biaya yang kita keluarkan lebih efisiensi daripada
biaya yang dikeluarkan oleh pesaing?
14. Menaksi Biaya Awal, yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru. Dari mana sumbernya dan
untuk apa digunakan?berapa yang deperlukan untuk operasi, perluasan, dan biaya lainnya?
15. Memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi, misalnya risiko teknik, finansial, dan pesaing. Risiko
pesaing adalah kemampuan dan keseediaan pesaing untuk mempertahankan posisinya di pasar. Risiko
teknik berhubngan dengan proses pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan atau
menyangkut suatu objek penetu apakah ide secara aktual dapat idtransformasikan menjadi produk yang
siap dipasarkan dengak kapabilitas dan karakteristiknya. Risiko finansial adalah risiko yang timbul
sebagai akibat ketidakcukupan finansial, baik dalam tahap pengembangan produk maupun dalam
menciptakan dan mempertahankan perusahaan untuk mendukung biaya produks baru. Analisa
kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman (strength, weakness, opportunity, and threath-SWOT)
sangat penting dalam menciptakan keberhasilan perusahaan baru.
BEKAL PENGETAHUAN DAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN
Seperti dikemukakan dalam hasil survei yang dilakukan oleh Lambing (2000), kebanyakan responden
menjadi wirausaha karena didasari oleh pengalaman sehingga ia memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jadi,
untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak
kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengatruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau
kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha. Karena wirausaha
identik dengan pengusaha kecil yang berperan sebagai pemilik an manajer, maka wirausahalah yang memodali,
mengatur, mengawasi, menikmati, dan menanggung risiko. Untuk menjadi wirausaha, hal yang harus dimiliki
pertama kali adalah modal dasar berupa ide atau visi yang jelas, kemampuan dan komitmen yang kuat,
kecukupan modal baik uang maupun waktu, dan kecukupan tenaga serta pikiran. Modal-modal tersebut
sebenernya tidak cukup apabila tidak dilengkapi dengan kemampuan, menurut Casson (1982), yang di
kutip oleh Yuyun Wirasasmita (1993:3), yaitu :
15. self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukan atau ditekuni.
16. Imagination, aitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak mengandalkan kesuksesan masa lalu.
17. Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis, misalnya pengetahuan teknik, desain,
pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan pemasaran.
18. Search skill, yaitu kemampuan menemukan, berkreasi, dan berimajinasi.
19. Foresight, yaitu berpandangan jauh kedepan.
20. Computation skill, yaitu kemampuan berhitung dan memprediksi keadaan di masa yang akan datang.
21. Communication skill, yaitu kemampuan berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan orang lain.
Merintis Usaha Baru dan Model Pengembangannya
Cara Masuk Dunia Usaha
Ada tiga cara untuk memasuki usaha baru, yaitu dengam Merintis usaha baru (starting), Membeli
perusaaan dari orang lain (buying), dan Kerja sama manajemen (franchising). Masing- masing memiliki
keuntungan dan kerugian tersendiri.
A. Merintis usaha baru (starting).
Merintis usaha baru (starting) yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan
modal, ide, organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada tiga bentuk usaha baru yang dapat dirintis
yaitu:
7. Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh
seseorang.
8. Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (aosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama
menjalankan usaha bersama.
9. Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan
modal saham-saham
Menurut Lambing ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan
mendirikan usaha baru, yaitu: Inside out(idea generation) adalah pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci
yang menentukan keberhasilan usaha.
5. Outside in (opportunity recognition), yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa
kebutuhan akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan kebutuhan di pasar.
6. Outside in (Opportinity recognition)tak lain adalah pengamatan lingkungan, yaitu alat pengembangan
yang akan ditransfer menjadi peluang-peluang ekonomi.
Berdasarkan pendekatan in-side out, untuk memulai usaha, seseorang calon wirausaha
harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan meliputi:
9. Kemampuan teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang dan jasa serta cara
menyajikannya
10. Kemampuan pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan pasar dan pelanggan serta
harga yang tepat.
11. Kemampuan finansial, yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh sumber-sumber dana dalam
merintis dan mengelola usaha.
12. Kemampuan hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara mencari, memelihara dan
mengembangkan relasi, komunikasi dan negosiasi.
Tahapan dalam merintis usaha baru diawali dengan adanya ide, kemudian dilanjutkan dengan mencari
sumber dana dan fasilitas baik berupa barang, uang, dan orang. Sumber dana tersebut dapat berasal dari badan-
badan keuangan seperti bank dalam bentuk kredit atau orang yang bersedia menjadi penyandang dana.
Selanjutnya seorang wirausahawan perlu mengamati dan menganalisa pangsa pasar dari obyek bisnis yang akan
dihasilkan dari usahanya. Barang atau jasa yang dihasilkannya harus benar-benar dibutuhkan oleh
masyarakat/komunitas tertentu, sehingga barang tersebut akan laku kettika dijual di pasar. Mengamati peluang
pasar merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum produk barang dan jasa diciptakan. Apabila peluang
pasar untuk produk yang akan dihasilkan ada dan terbuka lebar, maka barang dan jasa akan mudah laku dan
segera mendatangkan keuntungan.
Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
A. Bidang dan Jenis usaha yang Dimasuki
Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki, diantaranya:
19. Bidang usaha pertanian (agriculture) meliputi pertanian, kehutanan, perikanan, dan perkebunan.
20. Bidang usaha pertambangan (mining) meliputi galian pasir, galian tanah, batu, dan bata.
21. Bidang usaha pabrikasi (manufacturing) meliputi industri perakitan, sintesis.
22. Bidang usaha konstruksi meliputi konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, jalan raya.
23. Bidang usaha perdagangan (trade) meliputi retailer, grosir, agen, dan ekspor-impor.
24. Bidang jasa keuangan (financial service) meliputi perbankan, asuransi, dan koperasi.
25. Bidang jasa perseorangan (personal service) meliputi potong rambut, salon, laundry, dan catering.
26. Bidang usaha jasa-jasa umum (public service) meliputi pengangkutan, pergudangan, wartel, dan
distribusi.
27. Bidang usaha jasa wisata (tourism)meliputi usaha daya tarik wisata,usaha akomodasi wisata dan usaha
jasa pariwisata
B. Bentuk Usaha dan Kepemilikan yang akan Dipilih Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih,
diantaranya: .
9. Perusahaan Perorangan (sole proprietorship), yaitu suatu perusahaan yang dimiliki dan diselenggarakan
oleh satu orang.
10. Persekutuan (Partnership), yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang menjadi
pemilik bersama dari suatu perusahaan.
11. .Perseroan (Corporation), yaitu suatu perusahaan yang anggotanya terdiri atas para pemegang saham
(pesero/stockholder) yang mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap utang-utang perusahaan sebesar
modal disetor.
12. Firma, yaitu suatu persekutuan yang menjalankan perusahaan dibawah nama bersama. Bila untung maka
keuntungan dibagi bersama, bila rugi maka kerugian ditanggung bersama.
C. Tempat Usaha yang akan Dipilih
Terdapat beberapa alternatif yang bisa kita pilih untuk menentukan lokasi atau tempat memulai usaha, yaitu :
7. Membangun bila ada tempat yang strategis.
8. Membeli atau menyewakan bila lebih strategis dan menguntungkan.
9. Kerja sama bagi hasil, bila memungkinkan
D. Organisasi Usaha yang Digunakan
Organisasi usaha merupakan perpaduan dari fungsi kewirausahaan dan manajerial. Fungsi
kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan inovasi, sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi
manajemen. Umumnya secara hierarkis, organisasi perusahaan dalam skala besar terdiri dari beberapa tingkatan,
yaitu rapat umum pemegang saham, dewan komisaris, dewan direktur, dan tim manajer. Rapat umum pemegang
saham merupakan pemegang kekuasaan tertinggi yang tugasnya mengangkat dewan komisaris dan dewan
direksi. Tugas dewan komisaris adalah mengawasi dewan direksi dalam menjalankan perusahaannya sedangkan
tugas dewan direksi adalah mengangkat beberapa orang manager.
E. Lingkungan Usaha.
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya perusahaan. Lingkungan
usaha dibagi menjadi dua yaitu:
5. Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti
pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan
lainnya.
6. Lingkungan makro adalah lingkungan di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup
perusahaan secara keseluruhan.
F. Hambatan –hambatan dalam Memasuki Industri
Menurut Peggi Lambing (2000:95) ada beberapa hambatan bagi seorang wirausahawan untuk memasuki
industri baru, yaitu :
7. Sikap dan kebiasaan pelanggan. Loyalitas pelanggan kepada perusahaan baru masih kurang. Sebaliknya
perusahaan yang sudah lebih dulu ada justru lebih bertahan karena telah lama mengetahui sikap dan
kebiasaan pelanggannya.
8. Biaya perubahan (switching cost), yaitu biaya-biaya yang diperlukan untuk pelatihan kembali para
karyawan, dan penggantian alat serta sistem yang lama.
9. Respons dari pesaing yang telah lebih dulu ada, yang secara agresif akan mempertahankan pangsa pasar
yang ada.
G. Paten, Merek Dagang, dan Hak Cipta
Paten, merek dagang dan hak cipta sangat penting bagi perusahaan, terutama untuk melindungi
penemuan-penemuan, indentitas dan nama perusahaan, serta keorisinalan produk-produk yang dihasilkan oleh
perusahaan. Temuan yang tidak memiliki hak paten akan bebas ditiru dan diduplikasi bahkan menjadi produk
pesaing dan mematikan perusahaan penemu.
1.Paten
Paten adalah suatu pengakuan dari lembaga yang berwenang kepada seseorang atau suatu perusahaan
atas penemuan produk dan perusahaan tersebut diberi wewenang untuk membuat, menggunakan dan menjual
penemuannya selama paten tersebut masih dalam jaminan. Ada beberapa langkah untuk mendapatkan hak paten,
yaitu :
Tetapkan bahwa yang ditemukan betul-betul baru.
Dokumentasikan alat yang ditemukan tersebut.
Telusuri paten –paten yang telah ada.
Pelajari hasil telusuran.
Mengajukan lamaran paten.
2.Merek Dagang
Merek Dagang (brand name) merupakan istilah khusus dalam perdagangan atau perusahaan. Merek
dagang pada umumnya berbentuk simbol atau nama atau logo atau slogan atau tempat dagang yang oleh
perusahaan digunakan untuk menunjukkan keorisinilan produk atau untuk membedakannya dengan produk lain
di pasar.
3.Hak Cipta
Hak cipta (Copyright) adalah suatu hak istimewa guna melindungi pencipta atas keorisinilan (keaslian)
ciptaannya, misalnya karangan musik, pencipta lagu, hak untuk memproduksi, memperbaiki, mendistribusikan
atau menjul.
B. Membeli perusahaan orang lain (buying).
Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan
atau merintis usaha baru, antara lain: Resiko lebih rendah, Lebih mudah dalam memasuki dunia usaha, dan
Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar. Meskipun demikian, membeli perusahaan
yang sudah ada juga mengandung permasalahan, yaitu:
Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar.
Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, misalnya citra (image) atau
reputasi perusahaan.
Sebelum melakukan kontrak jual beli perusahaan yang akan dibeli, ada beberapa aspek yang harus
dipertimbangkan dan dianalisis oleh pembeli. Aspek-aspek tersebut meliputi:
9. Pengalaman apa yang dimiliki untuk mengoperasikan perusahaan tersebut?
10. .Mengapa perusahaan tersebut berhasil tetapi kritis?
11. Di mana lokasi perusahaan tersebut?
12. Apakah membeli perusahaan tersebut akan lebih menguntungkan ketimbang merintis sendiri usaha
baru?
Seorang wirausahawan yang telah memutuskan akan membeli sebuah perusahaan perlu memperhatikan
langkah-langkah berikut ini:
11. Yakinlah bahwa anda tidak akan merintis usaha baru. Pertimbangkanlah alasan membeli perusahaan
ketimbang merintis usaha-usaha baru atau Franchising.
12. Tentukan jenis perusahaan yang diinginkan dan apakah anda mampu mengelolanya? Teguhkan kekuatan,
kelemahan, tujuan,dan kepribadian anda.
13. Pertimbangkan gaya hidup yang anda inginkan. Apa yang diharapkan dari perusahaan tersebut; apakah
uang, kebebasan, atau fleksibilitas?
14. Pertimbangkan usaha yang diinginkan. Tempat yang bagaimana yang anda inginkan?
15. Pertimbangkan kembali gaya hidup. Mungkin anda memiliki perusahaan ini selama-lamanya atau untuk
kesenangan saja.
C. Kerja Sama Manajemen/Waralaba (Franchising).
Franchising adalah suatu kerja sama antara entrepreneur (franchise) dengan perusahaan besar
(Franchisor) dalam mengadakan persetujuan jual beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha. Secara
sederhana, model usaha ini dapat digambarkan sebagai kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan
cabang/penyalur. Inti dari Franchising adalah memberi hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari
perusahaan induk.
Perusahaan yang memberi lisensi disebut franchisor dan penyalur disebut franchisee franchisor
mengizinkan franchisee untuk menggunakan nama, tempat/daerah, bimbingan, latihan karyawaan, periklanan,
dan perbekalan material yang berlanjut. Dukungan awal meliputi salah satu atau keseluruhan dari aspek-aspek
berikut ini:
Pemilihan tempat.
Rencana bangunan.
Pembelian peralatan.
Pola arus kerja.
Pemilihan karyawan.
Periklanan.
Grafik
Bantuan pada acara pembukaan.
Selain dukungan awal, bantuan lain yang berlanjut dapat pula meliputi faktor-faktor berikut:
Pencatatan dan akuntansi.
Konsultasi.
Pemeriksaan dan standardisasi.
Promosi.
Pengendalian kualitas.
Nasihat hukum.
Penelitian.
Material lainnya.
Dasar hukum dari penyelenggara waralaba adalah kontrak antara perusahaan fnchisor dengan
franchisee.Perusahaan induk dapat saja membtalkan perjanjian tersebut apabila perusahaan yang diajak kerja
ama melanggar persyaratan yang telah ditetapkan dalam persetujuan.
Menurut Zimerer (1996), keuntungan kerja sama waralaba adalah:
7. Pelatihan, pengarahan, dan pengawasan yang berlanjut dari franchisor.
8. Bantuan finansial. Biasanya biaya awal pembukaan sangat tinggi, sedangkan sumber modal dari
perusahaan waralaba sangat terbatas.
9. Keuntungan dari penggunaan nama, merek, dan produk yang telah dikenal.
Di samping beberapa keuntungan di atas, kerja sama waralaba tidak selalu menjamin keberhasilan
karena sangat bergantung pada jenis usaha dan kecakapan para wirausaha. Kerugian yang mungkin terjadi
menurut Zimmerer adalah:
7. Program latihan tidak sesuai dengan yang diinginkan.
8. Pembatasan kreativitas penyelenggaraan usaha franchisee.
9. Franchisee jarang memiliki hak untuk menjual perusahaannya kepada pihak lain tanpa menawarkan
terlebih dahulu kepada pihak franchisor dengan harga yang sama.
MENDESAIN MODEL BISNIS YANG KOMPETITIF DAN MEMBANGUN RENCANA STRATEGIS
YANG SOLID
MEMBANGUN KEUNGGULAN KOMPETITIF
Tujuan pengembangan rencana strategis adalah untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang
merupakan sekumpulan faktor yang membedakan perusahaan kecil dari para pesaingnya dan memberikannya
posisi unik di pasar sehingga lebih unggul dari para pesaingnya. Dari perspektif strategis, kunci bagi kesuksesan
bisnis adalah pengembangan keunggulan kompetitif yang unik, yaitu keunggulan yang menciptakan nilai bagi
para pelanggan dan sukar ditiru oleh para pesaing. Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif akan
menjadi pemimpin dalam pasarnya serta dapat mencapai laba-laba di atas rata-rata.
Untuk menjadi sukses, kuncinya adalah membangun keunggulan yang kompetitif yang berkelanjutan
(sustainable). Dalam jangka panjang, perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif yang berkelanjutan melalui
kemampuannya mengembangkan seperangkat kompetensi inti sehingga perusahaan tersebut mampu emlayani
pelanggan sasarannya dengan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Kompetensi inti adalah serangkaian
kemampuan unik yang dikembangkan oleh perusahaan dalam bidang-bidang operasional utama, yang
memungkinkannya untuk melebihi pesaingnya. Agar efektif, kompetensi inti haruslah sukar ditiru oleh pesaing,
dan harus menyediakan manfaat yang dirasa penting bagi pelanggan. Kompetensi inti perusahaan kecil sering
kali berkaitan dengan keunggulan di bidang ukuran perusahaan, misalnya kelincahan, kecepatan, kedekatan
dengan pelanggan, pelayanan yang lebih baik dan kemampuan berinovasi.
Wirausahawan biasanya mempertahankan hubungan dekat dengan pasar mereka, sehingga mereka
memiliki perngetahuan yang berharga mengenai cara terbaik untuk melayani kebutuhan dan keinginan
pelanggan mereka. Oleh karena kesederhanaan struktur organisasinya, pemilik perusahaan kecil berdekatan
dengan karyawan setiap hari, sering bekerja bersebelahan dengan mereka, sehingga mereka dapat
mengkomunikasikan tindakan strategis secara langsung. Oleh sebab itu, perusahaan kecil menyadari bahwa
perencanaan strategis seharusnya lebih alamiah bagi mereka.
Manajemen strategis dapat meingkatkan efektivitas perusahaan kecil, tetapi lebih dulu wirausahawan
harus memiliki prosedur yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan mereka dan sifat khusus bisnis mereka.
Karena ukuran dan ciri khusus mereka, sumber daya kecil, gaya manajemen yang fleksibel, struktur organisasi
yang informal dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan, perusahaan kecil memerlukan pendekatan
berbeda terhadap proses manajemen strategisnya.
PROSES MANAJEMEN STRATEGIS
Manajemen strategis adalah proses berkelanjutan yang terdiri dari atas sembilan langkah, yaitu:
Visi adalah hasil dari impian wirausahawan atas sesuatu yang belum terwujud dan kemampuan
melukiskan impian yang menarik tersebut agar bisa dilihat orang lain. Visi yang didefinisikan secara jelas
membantu perusahaan dalam tiga cara:
7. Visi memberikan arah. Wirausahawan yang menetapkan visi perusahaan mereka memfokuskan perhatian
setiap orang ke masa depan dan menentukan jalan yang akan diambil perusahaan tersebut untuk
meraihnya.
8. Visi menentukan keputusan. Visi memengaruhi keputusan, tak peduli masalah besar atau masalah kecil,
yang dibuat oleh para pemilik, manajer dan karyawan setiap harinya dalam perusahaan. Pengaruh ini
dapat menjadi positif atau negatif, bergantung pada seberapa jelas visi itu ditetapkan.
9. Visi memotivasi orang-orang. Visi yang jelas menyenangkan dan memberi semangat pada orang-orang
untuk segera bertindak. Orang ingin bekerja pada perusahaan yang menetapkan pandangannya setinggi
mungkin.
Cara terbaik untuk menerapkan nilai visi ke dalam tindakan adalah membuat pernyataan misi yang
mengomunikasikan nilai-nilai tersebut kepada semua orang yang terkait dengan perusahaan. Pernyataan misi
(mission statement) adalah menjawab pertanyaan mendasar lainnya untuk setiap perusahaan. Tanpa pernyataan
misi yang ringkas dan bermakna, perusahaan kecil menghadapi risiko berjalan ke sana kemari di pasar, tanpa
arah yang jelas ataupun cara mencapainya. Pernyataan misi menentukan arah bagi keseluruhan perusahaan dan
memfokuskan perhatiannya pada arah yang tepat.
MENILAI KEKUATAN DAN KELEMAHAN PERUSAHAAN
Setelah menetapkan visi dan pernyataan misi yang bermakna, wirausahawan dapat mengalihkan
perhatiannya untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan adalah faktor-faktor internal positif
yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai misi, sasaran dan tujuannya yang mencakup ketrampilan
atau pengetahuan, citra publik yang positif, dll. Kelemahan adalah faktor-faktor internal negatif yang
menghalangi kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, sasaran dan tujuannya seperti kekurangan modal,
kekurangan pkerja terampil dll. Mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan perusahaan membantu pemilik
memahami perusahaannya sebagai perusahaan yang telah ada atau yang baru ada. Kunci dalam menyusun
strategi yang sukses adalah menggunakan kekuatan perusahaan sebagai landasan dan menggunakan kekuatan
tersebut untuk menghadapi kelemahan pesaing.
MENGAMATI LINGKUNANGAN SEKITAR UNTUK MENGETAHUI PELUANG DAN
ANCAMAN PENTING YANG DIHADAPI PERUSAHAAN
Peluang adalah opsi-opsi eksternal positif yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mencapai
misi, sasaran dan tujuannya. Ketika mengidentifikasi peluang, pemilik harus dengan cermat memperhatikan
potensi pasar yang baru seperti “apakah pesaing mengabaikan ceruk pasar ini?”. Kuncinya adalah berfokus pada
peluang yang paling menjanjikan, yang paling sesuai dengan kekuatan dan kompetensi inti perusahaan.
Ancaman adalah kekuatan eksternal negatif yang menghalangi kemampuan perusahaan untuk mencapai
misi, sasaran dan tujuan. Ancaman dapat berupa masuknya pesaing baru ke dalam pasar yang ada, peraturan
pemerintah terhadap kegiatan bisnis dll. Untuk itu wirausahawan perlu mengamati lingkungan sekitar terhadap
peluang maupun ancaman yang menghadang perusahaan mereka.
MENGIDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KESUKSESAN UTAMA PERUSAHAAN
Faktor-faktor kesuksesan utama muncul dalam berbagai bentuk yang berbeda, bergantung pada
industrinya. Sederhananya, faktor-faktor ini merupakan merupakan faktor-faktor yang menentukan kemampuan
perusahaan untuk memenangkan persaingan dalam suatu industri. Setiap perusahaan dalam suatu industri harus
memahami KSF (key success factors) yang menggerakan industri, jika tidak mereka cenderung menjadi industri
yang tertinggal. Dengan mengetahui KSF dalam suatu industri, para wirausahawan bisa menentukan dimana
mereka harus memfokuskan sumber-sumber daya perusahaan secara strategis.
MENGANALISIS PERSAINGAN
Memperkirakan tingkat persaingan akan membuat para pemilik perusahaan akan lebih realistis dalam
memandang pasar dan posisi mereka di dalamnya. Para pesaing langsung menawarkan produk dan jasa yang
sama, dan pelanggan sering membandingkan harga, fitur dan perlakuan dari para pesaing ini ketika mereka
berbelanja. Sedangkan para pesaing tak langsung menawarkan hanya sedikit produk atau jasa yang sama, tetapi
pelanggan sasaran mereka jarang bersinggungan. Oleh karena itu, kita perlu menganalisis persaingan di dalam
pasar agar kita dapat menghadapi pesaing-pesaing kita.
MENUSUN SASARAN DAN TUJUAN PERUSAHAAN
Sasaran adalah atribut-atribut jangka panjang dan luas yang berusaha dicapai oleh perusahaan yang cenderung
bersifat umum dan kadang-kadang bahkan abstrak. Sasaran sebagai dasar bertindak manajer tidak perlu terlalu
spesifik, melainkan sekedar menyatakan tingkat pencapaian umum yang ingin diraih seperti “apakah anda ingin
meningkatkan pangsa pasar?” peneliti Jim Collins dan Jerry Porras mempelajari berbagai perusahaan dan
menemukan bahwa salah satu faktor yang membedakan perusahaan yang sukses dari perusahaan yang tidak
sukses adalah perumusan sasaran jangka panjang yang sangat ambisius, jelas dan membangkitkan semangat.
Tujuan adalah target kinerja yang lebih spesifik. Tujuan umumnya menyangkut produktivitas, pertumbuhan,
efisiensi, pasar dll. Oleh karena tujuan yang satu dengan yang lain mungkin berbenturan, manajer harus
menetapkan prioritas. Tujuan yang ditulis dengan baik memiliki karakteristik sebagai berikut:
Spesifik: tujuan harus terukur dan tepat
Dapat diukur :hal ini memerlukan titik acuan yang dijelaskan dengan baik
Dapat didelegasikan:wirausahawan harus mendelegasikan tanggung jawab suatu tujuan kepada
seseorang
Realistis namun menantang: semakin menantang tujuan, semakin tinggi kinerjanya
Tepat waktu: waktu tujuan harus ditetapkan
Dibuat tertulis: tidak hanya dengan lisan
MERUMUSKAN OPSI-OPSI STRATEGIS DAN MEMILIH STRATEGI YANG TEPAT
Langkah selanjutnya adalah menilai opsi-opsi strategis dan kemudian mempersiapkan rencana
permainan yang dirancang untuk mencapai misi, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
Strategi adalah peta jalan tindakan-tindakan yang disusun oleh wirausahawan untuk mencapai misi, sasaran dan
tujuan perusahaan. Dengan kata lain, misi, sasaran dan tujuan menyatakan tujuan yang hendak dicapai,
sedangkan strategi menjelaskan proses untuk mencapai tujuan tersebut. Wirausahawan harus menyusun strategi
yang kuat berdasarkan langkah sebelumnya yang menggunakan kompetensi inti dan kekuatan perusahaan
sebagai batu loncatan menuju kesuksesan.
Strategi yang sukses bersifat komprehensif dan terintegrasi dengan baik. Strategi harus berfokus pada
penetapan Faktor-faktor Kesuksesan Utama seperti diidentifikasi oleh manajer pada langkah ke-4. Ada 3 opsi
strategis dasar dalam buku kalsiknya Competitive Strategy, Michael Porter yaitu :
7. KEPEMIMPINAN BIAYA, Perusahaan yang menerapkan strategi kepemimpinan biaya berjuang untuk
menjadi produsen dengan biaya paling rendah dibandingkan dengan pesaingnya dalam industri itu.
8. DIFERENSIASI, Perusahaan yang mengikuti strategi ini akan berusaha membangun loyalitas pelanggan
melalui penempatan produk atau jasanya secara unik atau berbeda.
9. FOKUS, Ide utama dari strategi ini adalah memilih satu atau beberapa segmen pasar, mengidentifikasi
kebutuhan, keinginan dan minat pelanggan dan mendekatinya dengan barang atau jasa yang didesain
untuk bisa memenuhi kebutuhan, keinginan dan minat ini dengan baik.