Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan Pasien...

16
Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan Pasien dalam Terapi Pengobatan Tuberkulosis (TB) Paru di Puskesmas Guntung Payung *Riskawati Datu Lembang, Dita Ayulia Dwi Sandi, Karunita Ika Astuti Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru Jl. Kelapa Sawit 8 Bumi Berkat Telp. (0511)4783717 Kel. Sei Besar Kec. Banjarbaru Selatan Kode Pos 70714 [email protected] ABSTRAK Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. TB merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama di dunia (Nurhayati, 2011). Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2010). Kepatuhan adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju kepada intruksi atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan. Baik itu intruksi atau petunjuk untuk melakukan diet, latihan, pengobatan atau menepati janji pertemuan dengan dokter (Stanley, 2007).Tujuan penelitian ialah menggambarkan tingkat pengetahuan dan tingkat kepatuhan pasien dalam terapi pengobatan TB Paru di Puskesmas Guntung Payung. Jenis penelitian yang digunakan adalah non eksperimental dan rancangan yang digunakan adalah rancangan penelitian observasional yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran. Hasil penelitian menyatakan jumlah seluruh responden di PuskesmasGun tung Payung adalah sebanyak 46 responden. Tingkat Pengetahuan kategori baik ialah sebanyak 41% (19 responden) , cukup 24% (11 responden), dan kategori kurang 35% (16 responden).Tingkat Kepatuhan kategori patuh ialah sejumlah 54,3% (25 responden)dan kategori tidak patuh sebanyak 45,6% (21 responden). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan pasien TB dapat dinyatakan mayoritas patuh dan Tingkat kepatuhan di Puskesmas Guntung Payung dapat dinyatakan mayoritas patuh. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, tingkat Kepatuhan, Tuberkulosis (TB) paru.

Transcript of Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan Pasien...

Page 1: Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan Pasien ...repo.stikesborneolestari.ac.id/8/1/Jurnal Datu.pdf · memperoleh gambaran mengenai tingkat kepatuhan pasien dalam terapi

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan

Pasien dalam Terapi Pengobatan Tuberkulosis (TB) Paru di

Puskesmas Guntung Payung

*Riskawati Datu Lembang, Dita Ayulia Dwi Sandi, Karunita Ika Astuti

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru

Jl. Kelapa Sawit 8 Bumi Berkat Telp. (0511)4783717 Kel. Sei Besar Kec. Banjarbaru Selatan

Kode Pos 70714

[email protected]

ABSTRAK

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman

Mycobacterium tuberculosis. TB merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama di

dunia (Nurhayati, 2011). Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya) (Notoatmodjo, 2010). Kepatuhan adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju

kepada intruksi atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan.

Baik itu intruksi atau petunjuk untuk melakukan diet, latihan, pengobatan atau menepati janji

pertemuan dengan dokter (Stanley, 2007).Tujuan penelitian ialah menggambarkan tingkat

pengetahuan dan tingkat kepatuhan pasien dalam terapi pengobatan TB Paru di Puskesmas

Guntung Payung. Jenis penelitian yang digunakan adalah non eksperimental dan rancangan

yang digunakan adalah rancangan penelitian observasional yaitu penelitian yang dilakukan

dengan tujuan untuk memperoleh gambaran. Hasil penelitian menyatakan jumlah seluruh

responden di PuskesmasGun tung Payung adalah sebanyak 46 responden. Tingkat

Pengetahuan kategori baik ialah sebanyak 41% (19 responden) , cukup 24% (11 responden),

dan kategori kurang 35% (16 responden).Tingkat Kepatuhan kategori patuh ialah sejumlah

54,3% (25 responden)dan kategori tidak patuh sebanyak 45,6% (21 responden). Berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan pasien

TB dapat dinyatakan mayoritas patuh dan Tingkat kepatuhan di Puskesmas Guntung Payung

dapat dinyatakan mayoritas patuh.

Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, tingkat Kepatuhan, Tuberkulosis (TB) paru.

Page 2: Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan Pasien ...repo.stikesborneolestari.ac.id/8/1/Jurnal Datu.pdf · memperoleh gambaran mengenai tingkat kepatuhan pasien dalam terapi

PENDAHULUAN

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium

tuberculosis. Perkembangan kasus TB di Indonesia terus meningkat, pada tahun 2006

terdapat 231.645 kasus, dan meningkat pada tahun 2007 sebanyak 232.358 kasus dan pada

tahun 2008 sebanyak 228.485 kasus (Depkes RI, 2009). Menurut data dari dinas kesehatan

kota banjarbaru tahun 2015 terdapat kasus TB Paru mencapai 2593 jiwa. Laporan tahunan

Dinas Kesehatan penderita TBC tahun 2015, kasus terbanyak terdapat di Puskesmas

Guntung Payung dengan jumlah penderita penyakit TB Paru sebanyak 1001 jiwa, puskesmas

Banjarbaru dengan jumlah penderita 150 jiwa, Puskesmas Sungai besar sebanyak 169 jiwa,

Puskesmas Cempaka 395 jiwa, Puskesmas Landasan Ulin 633 jiwa, Puskesmas Banjarbaru

Utara 157 jiwa, Liang Anggang 18 jiwa dan terakhir Puskesmas Sungai Ulin 70 jiwa.

Puskesmas Guntung Payung dengan prevalensi penyakit TB Paru terbanyak merupakan

tempat dimana akan dilakukan penelitian karya tulis ilmiah yang berjudul Gambaran Tingkat

Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan Pasien dalam Terapi Pengobatan Tuberkulosis (TB)

Paru di Puskesmas Guntung Payung. Puskesmas Guntung Payung beralamat di Jl. Sapta

Marga Rt. 09 Kel. Guntung Payung, Kec. Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan

Selatan dengan Kode Puskesmas P6372010201 dan tipe Puskesmas adalah non rawat inap.

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek

melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo,

2010). Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan kepatuhan, jika seorang pasien mengetahui

pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan tuberkulosis (TB) dan mengetahui resiko yang

akan muncul jika tidak patuh dalam pengobatan, maka kesadaran pasien terhadap pengobatan

akan meningkat dan proses penyembuhan akan berjalan dengan baik sesuai dengan yang

telah direncanakan. Kepatuhan adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju kepada instruksi

atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan. Baik itu intruksi

Page 3: Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan Pasien ...repo.stikesborneolestari.ac.id/8/1/Jurnal Datu.pdf · memperoleh gambaran mengenai tingkat kepatuhan pasien dalam terapi

atau petunjuk untuk melakukan diet, latihan, pengobatan atau menepati janji pertemuan

dengan dokter (Stanley, 2007). Kepatuhan adalah kesesuaian antara perilaku pasien dengan

ketentuan yang diberikan oleh petugas kesehatan untuk pengobatan sesuai jangka waktu yang

ditentukan dan rutin kontrol ke Instansi Kesehatan (Mukhsin, 2009).

Berdasarkan latar belakang yang ada maka peneliti tertarik melakukan penulisan tugas akhir

Karya Tulis Ilmia dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan

Pasien dalam Terapi Pengobatan Tuberkulosis (TB) di Puskesmas Guntung Payung”.

METODELOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah non eksperimental dan rancangan yang digunakan

adalah analisis observasional yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk

memperoleh gambaran mengenai tingkat kepatuhan pasien dalam terapi pengobatan TB Paru

dan tingkat pengetahuan pasien TB Paru.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien penderita TB Paru di Puskesmas Guntung

Payung. Pengambilan sampel penelitian tingkat pengetahuan dan tingkat kepatuhan pasien

TB Paru menggunakan tehknik purposive sampling.

Penelitian karya tulis ilmiah ini menggunakan instrumen kuesioner tertutup untuk mengukur

tingkat pengetahuan dan tingkat kepatuhan pasien. Kuisioner tertutup adalah kuisioner yang

disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal

memberi tanda pada jawaban yang dipilih (Risal, 2011).

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalasi (Sugiyono, 2014). Data analisis secara diskriptif ini nantinya menghasilkan

distribusi dan persentase dari setiap variabel, dan disajikan dalam bentuk narasi, tabel dan

diagram.

Page 4: Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan Pasien ...repo.stikesborneolestari.ac.id/8/1/Jurnal Datu.pdf · memperoleh gambaran mengenai tingkat kepatuhan pasien dalam terapi

Data jawaban kuesioner tigkat pengetahuan dari pasien tuberkulosis (TB) yang telah

dikumpulkan selanjutnya dikelolah dengan cara semua jawaban pasien dijumlahkan dan

dibuat dalam bentuk persen.

Data kuisener dinilai dengan menggunakan rumus :

P=

Keterangan :

P : hasil persentase

f : hasil pencapaian/ jumlah jawaban benar

n : hasil pencapaian maksimal/ jumlah total pernyataan

100% : bilangan konstanta tetap

Arikunto (2006) menyebutkan bahwa setelah presentasi diketahui dengan menggunakan

rumus diatas, maka hasilnya akan dipresentasikan menurut tingkat pengetahuan sebagai

berikut :

1) Baik = 76-100%

2) Cukup = 56 -75%

3) Kurang = <56%

Data tingkat kepatuhan pasien dari kuesioner tingkat kepatuhan dikategorikan kedalam

kategori pasien “PATUH” dan “TIDAK PATUH”. Kategori dilihat dari nilai total skor yang

diperoleh dari pengisian kuesioner, dinyatakan patuh apabila skor perolehan nilai 8 dan tidak

patuh apabila skor perolehan nilai <8 (Norhayati, 2012). Selanjutnya data hasil penelitian

Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan Pasien TB Paru digambarkan dalam bentuk

narasi, tabel dan diagram.

Page 5: Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan Pasien ...repo.stikesborneolestari.ac.id/8/1/Jurnal Datu.pdf · memperoleh gambaran mengenai tingkat kepatuhan pasien dalam terapi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengambilan data penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 1 bulan, yaitu pada bulan juli

2017 bertempat di Puskesmas Guntung Payung. Penelitian ini dilakukan berdasarkan

rumusan masalah yaitu untuk menggambarkan tingkat pengetahuan dan tingkat kepatuhan

pasien dalam terapi pengobatan tuberkulosis (TB) Paru di Puskesmas Guntung Payung.

HASIL

1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Tingkat Pengetahuan

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan menggunakan aplikasi spss 16.0 for windows.

Mengukur uji validitas kuesioner dilakukan dengan membandingkan antara nilai r tabel dan r

hitung. Jika rhitung > rtabel maka dinyatakan valid, dan jika rhitung < rtabel maka instrumen

dinyatakan tidak valid (Notoatmodjo, 2002). Kuesioner yang digunakan untuk mengukur

tingkat pengetahuan berisi 15 item pernyataan yang diujikan kepada 30 responden di

Puskesmas Guntung Payung dengan karakteristik yang sama dengan responden penelitian.

Tabel 4.1 Hasil Validasi 15 Item Pernyataan Kuesioner

Tingkat Pengetahuan

Pernyataan r tabel r hitung Keterangan

1

r tabel untuk

N = 30 → df

(30-2) = 28

adalah 0,361

(Lampiran1)

0,433 VALID

2 0,462 VALID

3 0,108 TIDAK VALID

4 0.508 VALID

5 0,043 TIDAK VALID

6 0,364 VALID

7 0,453 VALID

8 0,486 VALID

9 0,388 VALID

10 0,401 VALID

11 0,018 TIDAK VALID

12 0,393 VALID

13 0,481 VALID

14 0,440 VALID

15 0,464 VALID

Page 6: Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan Pasien ...repo.stikesborneolestari.ac.id/8/1/Jurnal Datu.pdf · memperoleh gambaran mengenai tingkat kepatuhan pasien dalam terapi

Berdasarkan tabel 1 uji validitas pada 30 responden dengan taraf signifikan yang

digunakan sebesar 5% nilai r tabel sebesar 0,361 dari 15 item pernyataan menyatakan bahwa

ada 3 item pernyataan yang tidak valid karena nilai r hitungnya lebih kecil dari nilai r tabel,

yaitu pernyataan nomor 3,5 dan 11. Item pernyataan yang dinyatakan tidak valid kemudian

dibuang, dari 15 item pernyataan menjadi 12 item pernyataan dan diujikan kembali kepada

responden di Puskesmas Guntung Payung.

Tabel 4.2 Hasil Validasi 12 Item Pernyataan Kuesioner

Tingkat Pengetahuan

Pernyataan r tabel r hitung Keterangan

1

r tabel untuk

N = 30 → df

(30-2) = 28

adalah 0,361

(Lampiran)

0,485 VALID

2 0,506 VALID

3 0,384 VALID

4 0.428 VALID

5 0,440 VALID

6 0,378 VALID

7 0,479 VALID

8 0,384 VALID

9 0,393 VALID

10 0,545 VALID

11 0,543 VALID

12 0,543 VALID

Hasil uji validasi 12 Item pernyataan pada tabel 2 dinyatakan valit karna semua nilai

rhitung > rtabel. Menguji reliabilitas dari kuesioner dilakukan dengan mengacu kepada nilai

Cronbach Alpha, jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,600 maka pertanyaan

kuesioner dapat dikatakan reliabel (Notoatmodjo, 2002). Dari hasil uji reliabilitas kuesioner

tingkat pengetahuan menunjukkan bahwa nilai alpha cronbach ialah 0,811. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai alpha cronbach >0,6 sehinggan instrumen kuosioner dinyatakan

reliabel.

2. Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas Kuesioner Tingkat Kepatuhan

Page 7: Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan Pasien ...repo.stikesborneolestari.ac.id/8/1/Jurnal Datu.pdf · memperoleh gambaran mengenai tingkat kepatuhan pasien dalam terapi

. Uji validitas kuesioner tingkat kepatuhan dilakukan kepada 30 responden di

Puskesmas Guntung Payung dengan karakteristik yang sama dengan responden penelitian.

Hasil validitas dan reliabilitas kuesioner untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien TB Paru

di Puskesmas Guntung Payung sebagai berikut :

Tabel 4.3 Hasil Validasi 8 Item Pernyataan Kuesioner

Tingkat Kepatuhan

Pernyataan r tabel r hitung Keterangan

1

r tabel untuk

N = 30 → df

(30-2) = 28

adalah 0,361

(Lampiran)

0.406 VALID

2 0.450 VALID

3 0.530 VALID

4 0.455 VALID

5 0.465 VALID

6 0.406 VALID

7 0.498 VALID

8 0.450 VALID

Berdasarkan tabel 4.3 uji validitas dan reliabilitas kuosioner pada 30 responden di

Puskesmas Guntung Payung maka dapat dinyatakan bahwa 8 item pernyataan dalam

kuosioner valid dan reliabel. Kuosioner dinyatakan valit karna semua nilai rhitung > rtabel.

Kuosioner dinyatakan reliabel karna nilai Cronbach Alpha yaitu sebesar 0,759 melebihi

ketentuan nilai Cronbach Alpha yaitu 0,600.

3. Karakteristik Responden

Perlu diketahui bahwa responden yang mengisi kuesioner pada tingkat pengetahuan

sama dengan pasien yang mengisi kuesioner pada tingkat kepatuhan. Karakteristik responden

dalam penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Guntung Payung didapatkan hasil

bahwa presentase karakteristik umur paling banyak adalah >50 tahun sebanyak 34,7% dan

presentase umur paling sedikit adalah umur <20 tahun dengan presentasi sebanyak 17,3%.

Karakteristik umur responden dengan jelas akan digambarkan menggunakan diagram berikut

:

Page 8: Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan Pasien ...repo.stikesborneolestari.ac.id/8/1/Jurnal Datu.pdf · memperoleh gambaran mengenai tingkat kepatuhan pasien dalam terapi

Gambar 4.1 Diagram Karakteristik Umur

Selanjutnya dari karakteristik berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa ada 29

responden laki-laki dan 17 responden perempuan, dapat lebih jelas dilihat dalam diagram

dibawah ini :

. Gambar 4.2 Diagram. Karakteristik Jenis Kelamin

Hasil penelitian menunjukkan bahwa presentase jumlah pasien laki-laki lebih banyak

daripada perempuan, yaitu sebanyak 63,04% laki-laki dan 36,9% perempuan. Karakteristik

berdasarkan tingkat pendidikan ialah sebagai berikut :

17,3%

21,7%

26%

34,7%

Karakteristik Umur

>20tahun

21-35tahun

35-50tahun

>50tahun

37%

63%

Karakteristik Jenis Kelamin

Perempuan

Laki-laki

Page 9: Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan Pasien ...repo.stikesborneolestari.ac.id/8/1/Jurnal Datu.pdf · memperoleh gambaran mengenai tingkat kepatuhan pasien dalam terapi

Gambar 4.3 Diagram Karakteristik Tingkat Pendidikan

Diagram diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden paling banyak pada

tingkat pendidikan SMA/sederajat presentasenya sebanyak 60,8% sedangkan presentase

tingkat pendidikan paling sedikit pada PT/Perguruan Tinggi sebanyak 4,3%.

4. Hasil Penelitian Tingkat Pengetahuan Pasien TB Paru

Tingkat pengetahuan diketahui dari hasil kuesioner yang diisi oleh responden.

Kuesioner terdiri dari 12 pernyataan, jika responden menjawab benar maka akan diberi skor 1

dan jika responden menjawab pernyataan salah maka diberi skor 0. Hasil skor perolehan dari

12 pernyataan kemudian dijumlahkan dan dibuat dalam bentuk persen kemudian

dikategorikan kedalam 3 kategori tingkat pengetahuan. Arikunto (2006) menyebutkan bahwa

tingkat pengetahuan dikategorikan kedalam 3 bagian yaitu sebagai berikut :

1) Baik = 76-100%

2) Cukup = 56 -75%

3) Kurang = <56%

. Tingkat pengetahuan responden di Puskesmas Guntung Payung diatas ialah sebagai

berikut :

Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan Pasien

11%

24% 61%

4%

Karakteristik Tingkat Pendidikan

SD/sederajat

SMP/sederajat

SMA/sederajat

PT

Page 10: Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan Pasien ...repo.stikesborneolestari.ac.id/8/1/Jurnal Datu.pdf · memperoleh gambaran mengenai tingkat kepatuhan pasien dalam terapi

Tingkat Pengetahuan Jumlah Pasien Persentasi

Baik 19 41%

Cukup 11 24%

Kurang 16 35%

Total 46 100%

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan paling tinggi dari 46

responden ialah tingkat pengetahuan dalam kategori “BAIK” dengan presentase 41%.

Tingkat pengetahuan pasien TB Paru di Puskesmas Guntung Payung pada bulan Juli dapat

dilihat dengan jelas dalam gambaran bentuk diagram berikut :

Gambar 4.4 Diagram Tingkat Pengetahuan

5. Hasil Penelitian Tingkat Kepatuhan

Keteraturan minum obat yaitu diminum tidaknya obat-obat tersebut, hal ini sangat

penting karena ketidakteraturan berobat menyebabkan timbulnya masalah resistensi (Taufan,

2008). Berikut hasil penelitian Tingkat Kepatuhan Pasien TB Paru yang telah dilakukan di

Puskesmas Guntung Payung :

Tabel 4.5 Tingkat Kepatuhan Pasien

41%

24%

35%

Tingkat Pengetahuan

Baik

Cukup

Kurang

Page 11: Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan Pasien ...repo.stikesborneolestari.ac.id/8/1/Jurnal Datu.pdf · memperoleh gambaran mengenai tingkat kepatuhan pasien dalam terapi

Tingkat Pengetahuan Jumlah Pasien Persentasi

Patuh 25 54,3%

Tidak Patuh 21 45,6%

Total 46 100%

Berdasarkan tabel diatas maka data kuisener Tingkat Pengetahuan dikategorikan

kedalam pasien “PATUH” dan “TIDAK PATUH”. Apabila pasien memperoleh skor 8 dari

penilaiian kuosioner maka pasien tersebut dapat dinyatakan “PATUH” dan apabila pasien

mendapat skor penilaiian <8 maka pasien dinyatakan “TIDAK PATUH” (Norhayati, 2012).

Tingkat kepatuhan pasien TB Paru di Puskesmas Guntung Payung pada bulan Juli dapat

dilihat dengan jelas dalam gambaran bentuk diagram berikut :

Gambar 4.5 Diagram Tingkat Kepatuhan

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dari 46 responden ada 25

responden atau 54,3% responden yang “PATUH” dan 21 atau sebanyak 45,6% responden

yang “TIDAK PATUH”.

PEMBAHASAN

Rumusan masalah dalam karya tulis ilmiah ini terbagi atas dua bagian, yang pertama

yaitu menggambarkan tingkat pengetahuan pasien dan yang kedua yaitu menggambarkan

tingkat kepatuhan pasien dalam terapi pengobatan di Puskesmas Guntung Payung. Penelitian

54% 46%

Tingkat Kepatuhan

PATUH

TIDAK PATUH

Page 12: Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan Pasien ...repo.stikesborneolestari.ac.id/8/1/Jurnal Datu.pdf · memperoleh gambaran mengenai tingkat kepatuhan pasien dalam terapi

ini menjawab rumusan masalah dengan menggambarkan tingkat pengetahuan dan tingkat

kepatuhan dalam bentuk narasi, tabel dan diagram.

Perlu diketahui bahwa ke-46 responden yang mengisi kuesioner pada tingkat

pengetahuan sama dengan responden yang mengisi kuesioner pada tingkat kepatuhan.

Karakteristik responden dari segi usia menyatakan bahwa pasien yang sedang menjalani

terapi pengobatan di Puskesmas Guntung Payung lebih banyak berusia >50tahun, hal ini

dapat dikarenakan pada usia tersebut terjadi penurunan sistem kekebalan tubuh dan imunitas

yang dapat menyebabkan kondisi lebih rentan terhadap kuman tuberkulosis. Selain itu proses

penuaan sendiri atau komobiditas seperti diabetes militus, malnutrisi dan penyakit-penyakit

kronis lainnya dapat menjadi faktor terjadinya infeksi tuberkulosis (Bahar, 2001).

Karakteristik jenis kelamin responden pada penelitian menunjukkan bahwa persentase

jumlah pasien laki-laki lebih banyak daripada perempuan, yaitu sebanyak 63,04% laki-laki

dan 36,9% perempuan. Alasan mengapa laki-laki lebih rentan terinfeksi tuberkulosis paru

dikarenakan beban kerja mereka yang berat, istirahat yang kurang, serta gaya hidup yang

tidak sehat di antaranya adalah merokok dan minum alkohol (Rusmani, 2005)

Karakteristik responden dari segi pendidikan menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

responden pendetita TBC paling banyak pada tingkat pendidikan SMA/sederajat

persentasenya sebanyak 60,8% sedangkan persentase tingkat pendidikan paling sedikit pada

PT/Perguruan Tinggi sebanyak 4,3%. Pendidikan merupakan upaya untuk memberikan

pengetahuan sehingga lebih banyak mengetahui hal-hal termasuk di dalam gaya hidup sehat

agar terhindar dari infeksi kuman TB Paru. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang

maka tingkat pengetahuan dan kepatuhanyapun juga lebih tinggi (Notoatmojo, 2010). Sesuai

dengan pendapat yang dikemukakan oleh Imelda Zuliana (2009) bahwa tingkat pendidikan

seseorang mempengaruhi pengetahuan seseorang yang diantaranya mengenai pencegahan

penularan TB Paru dan memiliki kebersihan rumah yang memenuhi syarat kesehatan,

Page 13: Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan Pasien ...repo.stikesborneolestari.ac.id/8/1/Jurnal Datu.pdf · memperoleh gambaran mengenai tingkat kepatuhan pasien dalam terapi

sehingga dengan pengetahuanyang cukup maka seseorang akan memiliki perilaku hidup yang

sehat.

Tingkat pengetahuan menurut Arikunto (2006) menyatakan bahwa tingkat pengetahuan

dikategorikan kedalam 3 bagian yaitu kategori baik, cukup dan kurang. Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Guntung Payung dapat dilihat bahwa kategori

tingkat pengetahuan baik sebesar 41%(19 responden), cukup 24%(11 responden), dan kurabg

35%(16 responden). Tingkat pengetahuan paling tinggi berada pada kategori “BAIK” yaitu

sebanyak 41% dari 46 pasien yang sedang menjalani pengobatan di Puskesmas Guntung

Payung. Pengetahuan yang baik akan memunculkan sikap untuk bereaksi terhadap ojek

dengan menerima, memberikan respon, menghargai dan membahasnya dengan orang lain dan

mengajak untuk mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespon terhadap apa yang

telah diyakininya (Notoatmodjo, 2007). Adanya pengetahuan yang baik akan mempengaruhi

penderita TB paru untuk dapat melakukan sesuatu dengan teratur sehingga dapat

mempengaruhi perilakunya. Semakin baik pengetahuan tentang cara minum obat secara

teratur, maka penderita semakin meningkatkan keteraturan minum obat dan pada akhirnya

akan cenderung berperilaku patuh berobat demi kesembuhan penyakitnya (Rifqatussa’adah,

2008).

Tingkat kepatuhan dikategorikan kedalam 2 bagian yaitu patuh dan tidak patuh (Hayati,

2011). Hasil penelitian menyatakan bahwa responden kategori patuh lebih banyak dari

responden yang tidak patuh, yaitu ada sebanyak 54% pasien yang patuh, dan 46% pasien

yang tidak patuh dalam terapi pengobatan TB Paru di Puskesmas Guntung Payung.

Keteraturan minum obat yaitu diminum tidaknya obat-obat tersebut, penting karena

ketidakteraturan berobat menyebabkan timbulnya masalah resistensi dan semua tatalaksana

yang telah dilakukan dengan baik akan menjadi sia-sia, bila tanpa disertai dengan sistem

evaluasi yang baik pula (Taufan,2008).

Page 14: Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan Pasien ...repo.stikesborneolestari.ac.id/8/1/Jurnal Datu.pdf · memperoleh gambaran mengenai tingkat kepatuhan pasien dalam terapi

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik simpulan sebagai

berikut:

1. Tingkat pengetahuan pasien yang sedang menjalani terapi pengobatan tuberkulosis (TB) Paru

di Puskesmas Guntung Payung, mayoritas dapat dinyatakan baik yaitu 19 pasien atau 41%.

2. Tingkat kepatuhan pasien yang sedang menjalani terapi pengobatan tuberkulosis (TB) Paru di

Puskesmas Guntung Payung, dapat dinyatakan mayoritas patuh yaitu sebanyak 25 pasien atau

54,3%

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis memberikan saran sebagai

berikut :

1. Tenaga kesehatan di Puskesmas Guntung Payung sebaiknya meningkatkan penyuluhan TB

paru kepada masyarakat luas sehingga dapat meningkatkan pengetahuan tentang TB Paru dan

derajat kesehatan masyarakat.

2. Petugas kesehatan TB Paru di Puskesmas Guntung Payung perlu secara terus menerus

memberikan motivasi kepada pasien tuberkulosis untuk dapat tetap berobat sesuai dengan

jadwal pemeriksaan demi kesembuhan penyakit yang diderita pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Ana S. Eavaluasi Kepatuhan Penggunaan Obat Pada Pasien Tuberkulosis Rawat Jalan di

Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta, Skripsi, Fakultas Farmasi,

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012.

Arikunto S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI, Penerbit PT Rineka

Cipta, Jakarta, 2006.

Azwar. Sikap Manusia dan Pengukurannya. PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2007.

Page 15: Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan Pasien ...repo.stikesborneolestari.ac.id/8/1/Jurnal Datu.pdf · memperoleh gambaran mengenai tingkat kepatuhan pasien dalam terapi

Bahar Asril. Tuberkulosis Paru. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

DepKes RI, Jakarta, 2001.

Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Replubik Indonesia nomor :

2269/MENKES/PER/XI/2001-Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, Jakarta 2011.

Kendarti F. S. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Anak Kelas IV, V, VI di SDN 01 Pagi Johar Baru

Jakarta Pusat. Laporan Penelitian. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia, Bogor, 2009.

Mukhsin. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keteraturan Minum Obat

Pada Penderita TBC Paru Yang Mengalami Konversi Di Kota Jambi, Jambi, 2009.

Muhlisi. Pengaruh Gender Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberkulosis

Dengan Menggunakan Program DOTS di Kabupaten Purworejo, Tesis, Pascasarjana.

IKM UGM, Jogja, 2011.

Niven. Pengantar Untuk Perawat Dan Profesional. Psikologi Kesehatan. EGC, Jakarta.

2008.

Norhayati W. Gambaran Karakteristik penderita TBC paru di Wilayah Kerja Puskesmas

Pagimana, Kecamatan Pagimana, Kebupaten Banggai, Skripsi, Banggai, 2012.

Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta, 2002.

Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Ilmu Dan Seni. Rineka Cipta, Jakarta, 2007.

Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta, 2010.

Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta, 2012.

Pranoto. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Yogyakarta, 2007.

Rasmani. Tuberkulosis klinis. Widya Medika, Jakarta, 2005.

Rizal. Pengolahan Data Penelitian Menggunakan SPSS 17.00. Cipta Pustaka, Jakarta, 2011.

Rifqatuss’adah. Peran Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Penderita Tuberkulosis Paru di

Kabupaten Tangerang. Jurnal Ekologi Kesehatan, Tangerang, 2008.

Stanley M. Buku ajar keperawatan gerontik (Gerontological nursing : A healt promotion

approach) Edisi 2. TIM, Jakarta, 2007.

Sugiono. Metode Penelitian Bisnis Edisi 1. Alfabet, Jakarta, 2003.

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit CV. Alfabeta, Bandung, 2004.

Page 16: Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan Pasien ...repo.stikesborneolestari.ac.id/8/1/Jurnal Datu.pdf · memperoleh gambaran mengenai tingkat kepatuhan pasien dalam terapi

Suryono dan Setiawan A. Metodologi Penelitian kebidanan. Nuha Medika, Jakarta, 2010.

Taufan. Penyakit Infeksi Tuberkulosis Paru. Rineka Cita, Jakarta, 2008.

Wawan A. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Nuha Medika,

Yogyakarta ,2010.

WHO. (2011). Tuberkulosis Kedaruratan Global. www.tbcindonesia.or.id. Diakses tanggal 8

Januari 2017.

.