GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

142
i UNIVERSITAS INDONESIA GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN BIDAN DENGAN DUKUN BAYI DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWABARAT TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT Oleh : RETNA PERTIWI NPM 1006821464 PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN KEBIDANAN KOMUNITAS FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA 2012 Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Transcript of GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

Page 1: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

i

UNIVERSITAS INDONESIA

GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA

DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN BIDAN

DENGAN DUKUN BAYI DI KECAMATAN SUKARAJA

KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWABARAT

TAHUN 2012

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

Oleh :

RETNA PERTIWI

NPM 1006821464

PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN KEBIDANAN KOMUNITAS

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS INDONESIA

2012

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 2: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

ii

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 3: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

iii

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 4: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

iv

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 5: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

v

KATA PENGANTAR

Bismillahir Rahmanir Rahim

Alhamdulillahirrabil alamin. Segala puji dan Syukur bagi Allah SWT,

yang telah memberi rahmat serta hidayah-Nya. Sehingga akhirnya saya dapat

menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi ini dilakukan sebagai

salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Program Sarjana Ilmu Kesehatan

Masyarakat, program studi Kebidanan Komunitas.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, kami mendapatkan bantuan serta

dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami menyampaikan penghargaan

dan terimakasih yang sebesar besarnya kepada:

1. Prof. Amal Chalik Sjaaf, dr, SKM, Dr. PH selaku pembimbing akademik

yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2. Drs. Anwar Hassan, MPH yang telah bersedia meluangkan waktunya

untuk menjadi penguji I dalam skripsi ini.

3. H. Hermansyah, SKM, MPH yang bersedia meluangkan waktu dalam

kesibukan beliau untuk menjadi Penguji II .

4. Drg. Tri Wahyu Harini.MM.M. Kes, Ibu Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten Bogor dan seluruh jajarannya yang telah memberikan izin

kepada kami untuk melakukan penelitian di wilayah Kabupaten Bogor.

5. Bidan di desa, bidan koordinator, serta Kepala Puskesmas wilayah

Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor yang telah bersedia meluangkan

waktunya ikut berpartisipasi dalam pengumpulan data di lapangan.

6. Bapak dan I bu tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan yang

besar kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan di FKM-UI.

7. Suamiku Tri Samhudi dan anak-anakku tercinta (M. Anhabyan R.M dan

Khadeeja Azra R.M) yang telah memberikan semangat dan kekuatan yang

besar bagi saya selama pendidikan di FKM –UI.

8. Teman-teman mahasiswi Program studi Kebidanan Komunitas FKM-UI

angkatan 2010 yang telah saling membantu dan memberikan dukungan.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 6: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

vi

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu dan memberikan semangat sehingga saya dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

Akhir kata saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan

yang telah semua pihak berikan kepada saya. Ssemoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi seluruh pihak.

Depok, Juni 2012

Penulis

Retna Pertiwi

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 7: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

vii

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 8: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : RETNA PERTIWI

Tempat Tanggal Lahir : Sukoharjo, 04 Mei 1982

Alamat Rumah : Serpeng Wetan, Pacarejo, Kecamatan Semanu

Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negri Bentakan 01 Kabupaten Sukoharjo : Tahun 1988

2. SLTP Negri 11 Kotamadya Surakarta : Tahun 1994

3. SMU Negri 7 Kotamadya Surakarta : Tahun 1997

4. Akademi Kebidanan Aisyiyah Surakarta : Tahun 2000

5. Program Peminatan Bidan Komunitas FKM UI : Tahun 2010 – Sekarang

Riwayat Pekerjaan

Bidan Puskesmas Semanu Kabupten Gunungkidul DIY Tahun 2006 sampai

sekarang

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 9: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

ix

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 10: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

x

ABSTRAK

Nama : Retna Pertiwi

NPM : 1006821646

Judul : Gambaran Persepsi Bidan di Desa Dalam Pelaksanaan

Program Kemitraan Bidan Dengan Dukun Bayi Di

Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat

Tahun 2012

Salah satu penyebab tingginya Angka Kematian Ibu adalah masih

kurangnya cakupan persalinan yang di tolong oleh tenaga kesehatan. Di

Indonesia pertolongan persalinan masih banyak dilakukan oleh dukun bayi,

sehingga kemudian dilakukan upaya kemitraan bidan dan dukun untuk

meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah

Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi bidan

di desa dalam pelaksanaan program kemitraan bidan dengan dukun paraji di

Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Penelitian menggunakan metode

kualitatif dengan data yang di peroleh dari hasil wawancara mendalam dan diskusi

kelompok terarah (FGD), dengan analisis sistem mulai dari komponen masukan,

proses dan keluaran.

Hasil penelitian menggambarkan pelaksanaan kemitraan di wilayah

Kecamatan Sukaraja oleh bidan di desa belum sesuai dengan harapan. Penting

bagi instansi terkait untuk melakukan pengelolaan yang serius dan lebih baik lagi

untuk perbaikan pada kegiatan kemitraan selanjutnya.

Kata Kunci :

Kemitraan, Bidan, Dukun Paraji, Persepsi.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 11: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

xi

ABSTRACT

Name : Retna Pertiwi

NPM : 1006821646

Title : Discription of Midwife Perception In Implementation of

Partnership Program With Traditional Birth Attendant

(TBA) in Subdistrict of Sukaraja, District of Bogor, West

Java Year 2012

One of the main cause of high maternal mortality rate is still a lack of

coverage of deliveries by health personnel in please. Help labor in Indonesia is

still mostly done by traditional birth attendants, so then do midwives and TBA

partnership efforts to improve maternal and child health. The research was

conducted in the District of Talbot Bogor regency of West Java Province.

The purpose of this study was to determine the image perception of

village midwives in the implementation of partnership programs with the shaman

paraji midwives in the District of Talbot, Bogor Regency. Research using

qualitative methods with data obtained from in-depth interviews and focus group

discussions (FGD), the analysis starts from the component system inputs,

processes and outputs.

The study describes the implementation of partnerships in the sub district

of Sukaraja by the midwife in the village have not been in line with expectations.

It is important for agencies to conduct the management of serious and even better

for the improvement of the partnership activities further.

Keyword:

Partnership, Midwife, TBA, Perception.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 12: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................

HALAMAN ORISINALITAS ..............................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ..............................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................................

SURAT PERNYATAAN ......................................................................................

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..............................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................

ABSTRAK ............................................................................................................

ABSTRACT ..........................................................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................................

DAFTAR TABEL .................................................................................................

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................

1.1 Latar Belakang....................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................

1.3 Pertanyaan Penelitian ........................................................................

1.4 Tujuan Penelitian ..............................................................................

1.4.1 Tujuan Umum.........................................................................

1.4.2 Tujuan Khusus........................................................................

1.5 Manfaat Penelitian.............................................................................

1.5.1 Bagi Instansi (Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dan

Puskesmas .............................................................................

1.5.2 Bagi Bidan Di Desa ................................................................

1.5.3 Bagi Peneliti ...........................................................................

1.6 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................

2.1 Persepsi ..............................................................................................

i

ii

iii

iv

v

vii

viii

ix

x

xi

xii

xvi

xvii

xviii

1

1

5

6

6

6

6

7

7

7

7

7

9

9

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 13: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

xiii

2.1.1 Pengertian Persepsi ................................................................

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi..........................

2.2 Kemitraan ..........................................................................................

2.2.1 Pengertian ...............................................................................

2.2.2 Prinsip Dasar ..........................................................................

2.2.3 Langkah-Langkah Kemitraan .................................................

2.2.4 Indikator Keberhasilan kemitraan ..........................................

2.3 Bidan Di Desa ....................................................................................

2.4 Kemitraan Bidan Dan Dukun Bayi ....................................................

2.4.1 Pengertian ...............................................................................

2.4.2 Tujuan Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi .............................

2.4.3 Kebijakan ...............................................................................

2.4.4 Mekanisme Kerja ...................................................................

2.4.5 Tata Hubungan Kerja .............................................................

2.4.6 Ruang Lingkup Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi ...............

2.4.7 Langkah-langkah Kemitraan Bidan dan Dukun .....................

2.4.8 Peran Bidan Dengan Dukun Dalam Pelaksanaan Kemitraan .

2.5 Pendekatan Sistem .............................................................................

2.6 Kerangka Pikir ...................................................................................

BAB 3 KERANGKA KONSEP ........................................................................

3.1 Kerangka Konsep...............................................................................

3.2 Definisi Istilah ...................................................................................

BAB 4 METODE PENELITIAN ......................................................................

4.1 Desain Penelitian ...............................................................................

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................

4.3 Sumber Informasi .............................................................................

4.4 Jenis Data dan Metoda Pengumpuan Data ........................................

4.5 Instrumen Penelitian ..........................................................................

4.6 Pengolahan Data ................................................................................

4.7 Analisis Data ......................................................................................

4.8 Validasi Data .....................................................................................

9

10

13

13

14

14

15

15

17

17

18

18

18

19

20

21

22

26

27

29

29

29

32

32

32

32

33

33

34

34

34

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 14: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

xiv

BAB 5 GAMBARAN UMUM ...........................................................................

BAB 6 HASIL PENELITIAN ............................................................................

6.1 Karakteristik Informan .....................................................................

6.2 Komponen Input ...............................................................................

6.2.1 Sumber Tenaga .....................................................................

6.2.2 Dana .......................................................................................

6.2.3 Sarana .....................................................................................

6.2.4 Metode ....................................................................................

6.3 Komponen Proses ...............................................................................

6.3.1 Pendataan dan pemetakan dukun ...........................................

6.3.2 Koordinasi dengan lintas sektor .............................................

6.3.3 Membina dukun .....................................................................

6.3.4 Melaksanakan kegiatan program kemitraan ..........................

6.3.5 Pemantauan dan Evaluasi kegiatan program .........................

6.4 Komponen Output ..............................................................................

BAB 7 PEMBAHASAN ....................................................................................

7.1 Keterbatasan Penelitian .....................................................................

7.2 Komponen Input ................................................................................

7.2.1 Sumber Tenaga ......................................................................

7.2.2 Dana.......................................................................................

7.2.3 Sarana ....................................................................................

7.2.4 Metode ...................................................................................

7.3 Komponen Proses ..............................................................................

7.3.1 Pendataan dan pemetakan dukun ...........................................

7.3.2 Koordinasi dengan lintas sektor .............................................

7.3.3 Membina dukun .....................................................................

7.3.4 Melaksanakan kegiatan program kemitraan ..........................

7.3.5 Pemantauan dan Evaluasi kegiatan program .........................

7.4 Komponen Output .............................................................................

36

39

39

40

40

43

51

53

61

61

64

67

69

73

75

79

79

79

79

80

81

82

84

84

85

85

86

87

88

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 15: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

xv

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................

8.1 Kesimpulan ........................................................................................

8.2 Saran ..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

90

90

92

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 16: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

xvi

DAFTAR TABEL

Nomor

Tabel

5.1 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Per Desa..............................

5.2 Tabel Wilayah Binaan UPT Kecamatan Sukaraja ..............................

6.1 Karakteristik Informan Utama Penelitian Kemitraan Bidan didesa

dengan dukun bayi di Kecamatan Sukaraja tahun 2012 .....................

6.2 Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Sumber Tenaga

6.3 Hasil Wawancara Mendalam Informan Lain Tentang Sumber

Tenaga ................................................................................................

6.4 Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Dana Kemitraan

6.5 Hasil Wawancara Mendalam Sumber Informasi lain Mengenai

Dana Kemitraan .................................................................................

6.6 Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Dana Pembagian

Biaya Persalinan Pasien ......................................................................

6.7 Wawancara Mendalam Informan Lain Mengenai Dana Pembagian

Biaya Persalinan .................................................................................

6.8 Hasil FGD Informan Bidan Di Desa Mengenai Sarana Persalinan

6.9 Hasil wawancara Mendalam Tentang Sarana Dengan Sumber

Informan Bidan Koordinator dan Kepala Puskesmas ........................

6.10 Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Metode Yang

Digunakan Dalam Kemitraan .............................................................

6.11 Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Reward dan Sanksi

Dalam Kemitraan ...............................................................................

6.12 Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Pendataan Dan

Pemetaan Paraji Dalam Kemitraan .....................................................

Halaman

35

36

37

39

41

42

44

46

48

50

51

55

58

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 17: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

xvii

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Gambar

2.1 Bagan Skematis Proses Persepsi (The Perseptual Process)

2.2 Bagan Hubungan Unsur-Unsur Sistem

2.3 Kerangka Pikir Penelitian Gambaran Pelaksanaan Kemitraan Bidan

di Desa Terhadap Program Kemitraan

Halaman

22

26

27

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 18: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

Lampiran 1 : Matriks Hasil FGD dengan Bidan di Desa Mengenai Persepsi

Kemitraan Dengan Dukun Bayi di Wilayah Kecamatan

Sukaraja Kabupaten Bogor Jawa Barat

Lampiran 2 : Matriks Hasil Wawancara Mendalam dengan Bidan di Desa

Mengenai Persepsi Kemitraan Dengan Dukun Bayi di Wilayah

Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor Jawa Barat

Lampiran 3 : Matriks Hasil Wawancara Mendalam dengan Kepala Puskesmas

Mengenai Persepsi Kemitraan Dengan Dukun Bayi di Wilayah

Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor Jawa Barat

Lampiran 4 : Matriks Hasil Wawancara Mendalam dengan Bidan Koordinator

Puskesmas Mengenai Persepsi Kemitraan Dengan Dukun Bayi

di Wilayah Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor Jawa Barat

Lampiran 5 : Lembar Permintaan Menjadi Informan

Lampiran 6 : Petunjuk Wawancara Mendalam

Lampiran 7 : Lembar Persetujuan Sebagai Responden

Lampiran 8 : Panduan FGD Informan Bidan di Desa

Lampiran 9 : Pedoman Wawancara Mendalam Bidan di desa

Lampiran 10 : Pedoman Wawancara Mendalam Informan Kepala Puskesmas

Lampiran 11: Pedoman Wawancara Mendalam Informan Bidan Koordinator

Puskesmas

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 19: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu dan Bayi merupakan standar tingkat kesehatan

disuatu negara atau daerah. Kelompok ibu dan anak merupakan kelompok yang

strategis bagi masa depan bangsa, terutama dalam rangka membangun sumber

daya manusia yang sehat dan berkualitas.

Negara kita bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga di

ASEAN, Indonesia masih menempati urutan atas negara yang Angka Kematian

Ibunya tinggi. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2007,

Angka Kematian Ibu di Indonesia sebesar 228 kematian per 100.000 kelahiran

hidup, terjadi penurunan signifikan dari 390 pada tahun 1991, dan 307 pada tahun

2002 (Depkes 2011). Sedangkan Angka Kematian Bayi 35 per 1000 kelahiran

hidup pada tahun 2002, hanya bergeser menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup pada

tahun 2007. Sementara Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan

Angka Kematian Ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, dan Angka

Kematian Bayi adalah 23 per 1000 kelahiran hidup, sesuai dengan target MDGs.

Penyebab kematian ibu di pengaruhi oleh faktor langsung dan tidak

langsung. Penyebab langsung kematian ibu 90% terjadi saat persalinan dan

segera setelah persalinan. Dari 90 % tersebut, 28% perdarahan, 24% eklampsia,

11% infeksi, 8% infeksi puerperium, 5% partus macet, 5% trauma obstetric, 3%

emboli, dan lain-lain 11% (SKRT, 2001). Disamping itu kematian ibu juga

dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan,

kedudukan dan peran perempuan faktor sosial bidaya serta faktor transportasi,

yang kesemuanya berpengaruh pada munculnya keadaan yang tidak

menguntungkan yaitu tiga terlambat (terlambat mngenal tanda bahaya dan

mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, dan terlambat

mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan kesehatan), keadaan yang tidak

menguntungkan yan lain adalah 4 telalu (terlalu muda melahirkan, terlalu sering

melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, terlalu tua melahirkan). Mengingat

penyebab dan latar belakang kematian ibu sangat kompleks dan menyangku

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 20: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

2

Universitas Indonesia

bidang-bidang yang ditangani banyak sektor, maka upaya menurunkan AKI

memerlukan penaganan yang menyeluruh terhadap masalah yang ada dengan

melibatkan sektor terkait.

Untuk mananggulangi masalah tersebut telah dilakukan upaya

pengembangan Gerakkan Sayang Ibu tahun 1996 yang lebih menonjolkan peran

masyarakat dalam upaya penurunan angka kematian ibu. Selain itu, di canangkan

pula Making Pregnancy Safer (MPS) tahun 2008 dengan 3 pesan kunci dalam

upaya percepatan Penurunan AKI, yaitu setiap persalinan di tolong oleh tenaga

kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetric dan neonatal mendapat pelayanan

yang adekuat, dan setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap

pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi

keguguran.

Bahkan tahun 2011 pemerintah melakukan upaya terobosan untuk

mengejar ketertinggalan penurunan AKI agar dapat mencapai target MDGs

dengan meluncurkan kebijakan Jaminan Persalinan (Jampersal). Kebijakan

tersebut bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap persalinan

yang sehat dengan cara memberikan kemudahan pembiayaan kepada seluruh ibu

hamil yang belum memiliki jaminan persalinan. Jaminan persalinan diberikan

kepada semua ibu hamil agar dapat mengakses pemeriksaan kehamilan,

pertolongan persalinan, pemeriksaan nifas dan pelayanan KB oleh tenaga

kesehatan di fasilitas kesehatan sehingga dapat menekan angka kematian ibu dan

bayi. (Depkes, 2009).

Penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas di masyarakat dan

didukung oleh peningkatan kualitas sistem rujukan merupakan upaya yang

berdampak relatif cepat terhadap penurunan Angka Kematian Ibu. Tahun 1990-an,

pemerintah menempatan bidan di desa seluruh Indonesia dalam upaya

mendekatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak kepada masyarakat. Melalui

kebijakan tersebut sampai tahun 2006 sudah sekitar 40.000 bidan bertugas di desa

yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Keadaan ini menempatkan

bidan bidan di desa sebagai tenaga kesehatan terdepan dalam memberikan

pelayanan kesehatan bagi ibu, neonatal, bayi dan balita. Namun demikian kualitas

pelayanan yang diberikan oleh bidan di desa masih perlu ditingkatkan. Bidan di

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 21: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

3

Universitas Indonesia

desa membutuhkan pembinaan, baik secara klinis profesi bidan maupun dalam hal

manajemen program KIA agar dapat menjalankan fungsinya dengan standar

(Depkes RI, 2008)

Namun pada kenyataanya hasil yang diharapkan masih belum optimal,

hal tersebut tercermin dari masih tingginya persalinan yang ditolong oleh dukun

tradisional. Berdasarkan riskesdas 2010, penolong persalinan terbesar adalah

bidan yaitu 51,9%, selanjutnya adalah dukun 40,2% , sedangkan dokter 2,1% ,

dan paramedis lain 1,4%. Selain itu, sebagian besar persalinan dilakukan di

fasilitas kesehatan yaitu 53,4%, , untuk persalinan yang masih dilakukan di

rumah 46,3% lainnya di polindes atau poskesdes 0,3%,

Di Kabupaten Bogor sendiri cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan

sebesar 80,4%. masih dibawah target SPM (85%) maupun Nasional (90%).

Bahkan dalam tiga tahun terakhir persalinan oleh dukun bayi atau biasa disebut

dengan paraji/maberang masih tergolong tinggi, yaitu tahun 2009 persalinan oleh

dukun sebesar 12,7%, sedangkan tahun 2010 sebesar 13% dan 2011 sama 13%

atau sekitar 15.576 persalinan ditolong oleh dukun bayi / Paraji (Dinkes Kab.

Bogor 2011).

Masih rendahnya cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

merupakan masalah yang komplek, salah satu diantaranya adalah bahwa

masyarakat masih banyak mempercayai dukun bayi dibandingkan dengan bidan

karena pelayanan dukun dinilai lebih komprehensif, lebih murah dan mudah di

panggil kerumah (Depkes RI, 2005).

Keberadaan dukun paraji yang berjumlah 4 : 1 (Dinkes Kab. Bogor 2010)

dengan bidan di desa yang dianggap sebagai pesaing, belum dapat digunakan

sebagai peluang untuk meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan, mengingat segala kelebihannya dalam melakukan pelayanan yang

diterima oleh masyarakat (Dinkes Prop. Jabar, 2004). Masyarakat khususnya

daerah pedesaan masih menaruh kepercayaan yang besar kepada dukun bayi, oleh

karena itu, bidan harus dapat memanfaatkan kepercayaan masyarakat tersebut

dalam menolong persalinan dengan melakukan kemitraan dengan dukun bayi

sehingga dukun bayi bersedia merujuk kebidan.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 22: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

4

Universitas Indonesia

Program kemitraan bidan dan dukun bayi yang telah dicanangkan sejak

tahun 2002 merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan cakupan

pertolongan persalinan yang aman sehingga diharapkan angka kematian ibu di

Indonesia akan mengalami percepatan penurunan. Untuk meningkatkan cakupan

dan kualitas pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, perlu ada alih peran

penolong persalinan dari penolong persalinan bukan tenaga kesehatan ke

penolong persalinan oleh tenaga kesehatan. Perubahan peran dukun bayi yang

biasanya sebagai penolong persalinan di dorong supaya menjadi mitra

pendamping bagi bidan yang menolong persalinan, melalui mekanisme kerjasama

yang saling menguntungkan (Depkes RI, 2008).

Selama ini di Kabupaten Bogor program kemitraan bidan dan dukun

paraji telah di sosialisakan sejak tahun 2008. Begitu juga di wilayah Kecamatan

Sukaraja, wilayah yang mempunyai 3 UPF Puskesmas yaitu Puskesmas Cilebut,

Puskemas Cimandala, dan Puskesmas Sukaraja telah melaksanakan kemitraan

sejak tahun 2009. Dari program tersebut diharapkan Angka Kematian Ibu dan

Bayi dapat di tekan dengan mengurangi resiko yang mungkin terjadi bila

persalinan tidak ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten dengan

menggunakan pola kemitraan bidan dengan dukun.

Kasus kematian di wilayah Sukaraja tahun 2010 terdapat 1 kasus

kematian ibu, kasus tersebut meningkat pada tahun 2011 menjadi 3 kasus

kematian ibu. Cakupan persalinan yang semula 77 % menjadi 82,7 pada tahun

2011. Pencapaian tersebut masih di bawah target SPM Puskesmas yaitu 85%

(2011) dan masih di bawah target nasional yaitu 90%. Sedangkan jumlah dukun

yang berada di wilayah kecamatan Sukaraja berjumlah 65 dan 17 diantaranya

belum bermitra dengan bidan di desa. (Laporan Tahunan UPT Puskesmas

Sukaraja, 2011)

Evaluasi yang dilakukan Depkes terhadap kemitraan bidan di desa dan

dukun bayi di Kabupaten Trenggalek pada 3 tahun terakhir setelah

dilaksanakannya program tersebut cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan

meningkat, demikian juga dengan kasus kematian ibu dan bayi juga mengalami

penurunan (Depkes RI, 2006). Hal ini menunjukkan bahwa upaya membina

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 23: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

5

Universitas Indonesia

kemitraan bidan di desa dan dukun merupakan salah satu cara yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak.

Peran bidan di desa sebagai pelaku utama kemitraan selain dukun, sangat

mendukung pelaksanaan program tersebut, selain dukungan dinas terkait,

puskesmas dan masyarakat sebagai stakeholder yang memperkuat keberhasilan

dan berjalannya program kemitraan bidan dan dukun tersebut. Salah satu cara

supaya bidan di desa dapat diterima baik oleh masyarakat desa adalah ia perlu

melakukan hubungan baik dengan dukun dan masyarakat dengan memperhatikan

faktor sosio budaya setempat serta faktor kelebihan “dukun” dalam pelayanan

masyarakat (Depkes RI, 2008)

Dari hasil pengamatan selama ini di wilayah Kecamatan Sukaraja belum

pernah dilakukan pemantauan dan evaluasi secara khusus pelaksanaan kemitraan

bidan dan dukun bayi/paraji yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2009. Masih

ada persalinan yang di tolong oleh dukun bayi padahal di wilayah desa tersebut

sudah ada bidan di desa dan kemitraan sudah disosialisasikan. Pembinaan dan

pertemuan antara pelaku kemitraan belum dilakukan secara rutin, sedangkan

pendekatan yang dilakukan oleh bidan di desa terhadap paraji terlihat belum

menunjukkan hasil yang optimal.

Dalam hal ini penulis tertarik untuk melihat lebih dalam dengan

melakukan penelitian terhadap bidan di desa mengenai gambaran pelaksanaan

kegiatan kemitraan dengan dukun, karena bidan di desa merupakan ujung tombak

pelaksana pelayanan kesehatan dan pelaksana program, dalam kaitannya dengan

kemitraan, bidan di desa memegang peran penting sebagai driver yang bisa

menentukan kegiatan ini berjalan ataupun tidak.

1.2. Rumusan Masalah

Program Kemitraan Bidan dan Dukun bayi merupakan salah satu hal

yang sangat penting untuk meningkatkan cakupan persalinan tenaga kesehatan

dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu.

Selama ini belum pernah dilakukan monitoring dan evaluasi sejauh mana

bidan di desa melakukan kemitraan terhadap dukun bayi di kecamatan Sukaraja,

Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, sehingga perlu dilakukan penelitian

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 24: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

6

Universitas Indonesia

kualitatif untuk mendapatkan informasi secara mendalam tentang kemitraan

tersebut.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Bagaimanakah gambaran persepsi bidan di desa terhadap pelaksanaan

program kemitraan dengan dukun bayi di wilayah Kecamatan Sukaraja,

Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat ?

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi

bidan di desa terhadap pelaksanaan program kemitraan dengan dukun

bayi di wilayah Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Diketahuinya secara mendalam persepsi bidan di desa terhadap

komponen masukan (input) dalam pelaksanaan program kemitraan

oleh bidan di desa di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor

Provinsi Jawa Barat.

2. Diketahuinya secara mendalam persepsi bidan di desa terhadap

komponen proses (process) dalam pelaksanaan program kemitraan

oleh bidan di desa yang meliputi pendataan dan pemetakan dukun,

koordinasi dengan lintas sektor, membina dukun, melaksanakan

kegiatan program kemitraan, pemantauan dan evaluasi kegiatan

program di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa

Barat.

3. Diketahuinya secara mendalam persepsi bidan terhadap keluaran

(output) dalam pelaksanaan program kemitraan oleh bidan di desa di

Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 25: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

7

Universitas Indonesia

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Bagi Instansi (Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dan Puskesmas)

Sebagai bahan masukan dan dasar dalam evaluasi serta

perbaikan kebijakan program kemitraan yang bertujuan untuk

meningkatkan dan mempererat hubungan kemitraan antara bidan di desa

dengan dukun, meningkatkan cakupan pertolongan persalinan tenaga

kesehatan serta menurunkan Angka kematian Ibu.

1.5.2. Bagi Bidan di Desa

Dengan di ketahuinya gambaran pelaksanaan kemitraan yang

dilakukan oleh bidan di desa maka hasil penelitian ini dapat di jadikan

pedoman dalam upaya peningkatan kemitraan dengan dukun bayi sebagai

mitra kerja utamanya.

1.5.3. Bagi Peneliti

Memberikan informasi kepada peneliti lainnya mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan kemitraan antara bidan dan dukun bayi, serta

untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

1.6. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Sukaraja untuk

mengkaji tentang persepsi bidan di desa terhadap pelaksanaan kemitraan

dengan dukun bayi di wilayah kerja daerah kecamatan Sukaraja di

Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.

Data yang dikaji meliputi komponen input yang terdiri dari sumber

tenaga, dana, sarana dan metode. Komponen proses yang dikaji meliputi

pendataan dan pemetakan dukun, koordinasi dengan lintas sektor, membina

dukun, melaksanakan kegiatan program kemitraan, pemantauan dan

evaluasi kegiatan program. Sedangkan komponen output yang akan dikaji

adalah mengenai pencapaian target pelayanan kesehatan ibu dan anak dalam

kaitannya dengan kemitraan.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 26: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

8

Universitas Indonesia

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, untuk memperoleh

data yang diperlukan. Data primer dikumpulkan melalui Focus Group

Discussion (FGD) atau diskusi Kelompok Terarah dan wawancara

mendalam, sedangkan data sekunder diperoleh dengan telaah dokumen.

Waktu pelaksanaan penelitian ini pada bulan Mei – Juni 2012.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 27: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persepsi

2.1.1 Pengertian Persepsi

Persepsi adalah pengalaman objek, peristiwa, hubungan –

hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkannya. Persepsi memberikan makna kepada stimulus

(Notoatmodjo, 2010).

Sedangkan menurut James L. Gibson (1988) persepsi adalah

proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu.

Sarwono Sarlito (1985) berpendapat persepsi adalah

kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan meliputi kemampuan

untuk membeda-bedakan, kemampuan untuk mengelompokkan,

kemampuan untuk memfokuskan dan sebagainya. Beberapa hal yang dapat

menyebabkan perbedaan dalam persepsi antara lain perhatian, harapan

seseorang akan rangsangan yang timbul, kebutuhan, sistem nilai dan ciri

kepribadiannya, sehingga setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-

beda terhadap suatu rangsangan/stimulus.

Beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi persepsi

seseorang selain ciri-ciri khas yang terdapat dalam objek stimulus, juga

beberapa faktor yang merupakan faktor pribadi termasuk didalamnya ciri

khas individu antara lain umur, taraf kecerdasan, minat, emosi dan

sebagainya (Oskamp dalam Herawaty. 1998)

Robins Stephen (2003) mendefinisikan persepsi sebagai suatu

proses yang yang digunakan individu untuk mengelola dan menafsirkan

kesan indera yang memberikan makna kepada lingkungan individu

tersebut.

Nina Mutmainah dan M. Fauzi (1997) menyatakan bahwa

persepsi adalah cara kita menginterpretasikan atau mengerti pesan yang

diproses oleh sistem panca indera kita, timbulnya persepsi didahului

adanya sensasi. Sedangkan persepsi merupakan tahap awal dalam

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 28: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

10

Universitas Indonesia

penerimaan informasi melaui alat indera yang selanjutnya mengubah

informasi menjadi impuls-impuls saraf yang disampaikan ke otak melalui

pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan, perasa dan sentuhan.

Sensasi yang dialami oleh masing-masing individu dapat berbeda terhadap

stimuli yang sama. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya faktor kapasitas alat indera, perbedaan pengalaman

,lingkungan, budaya dan faktor personal lainnya. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses hasil interpretasi otak

terhadap sensasi yang diterimanya melalui panca indera untuk dapat

diberikan arti atau makna.

Pendapat lain tentang definisi persepsi juga dikemukakan oleh

James P Chaplin (2000) dalam Krisna (2011) yaitu

1. Suatu proses untuk mengetahui objek dan kejadian onjektif dengan

bantuan indera.

2. Kesadaran dari proses-proses organis

3. Satu kelompok penginderaan dengan penambahan arti – arti yang

berasal dari pengalaman diri di masa lalu.

4. Variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan berasal dari

kemampuan organisme untuk melkukan perbedaan di antara

rangsangan- rangsangan.

5. Kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan

yang serta merta mengenali sesuatu.

2.1.2 Faktor-faktor Yang Berpengaruh pada Proses Persepsi

Robins Stephen (2003) melihat adanya sejumlah faktor yang

berperan dalam membentuk dan kadang memutar balikkan yang

berhubungan dengan persepsi. Faktor – faktor ini dapat berada pada pihak

pelaku persepsi dan pihak objek atau target yang dipersepsikan atau dalam

konteks situasi dimana persepsi itu dibuat. Faktor tersebut diantaranya :

1. Pelaku (perceiver)

Yaitu ketika individu memandang ke obyek tertentu dan mencoba

menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi

oleh karakteristik pelaku persepsi. Diantara karakteristik pribadi yang

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 29: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

11

Universitas Indonesia

mempengaruhi persepsi adalah sikap, kepribadian, motif, kepentingan

atau minat, pengalaman masa lalu dan harapan.

2. Target atau obyek

Karakteristik target obyek yang diamati akan mempengaruhi persepsi,

misalnya hal yang baru atau berbeda, gerakan, bunyi, ukuran, latar

belakang dan kedekatan. Orang yang bersuara keras akan lebih cepat

menarik perhatian dari pada orang yang bersuara lembut.

3. Situasi

Persepsi juga dapat dipengaruhi oleh situasi atau lingkungan yang ada

disekitarnya (waktu, keadaan tempat kerja, keadaan sosial).

Rakhmat (1992) mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi

persepsi seseorang menjadi empat, yaitu :

1. Faktor Fungsional

Faktor ini dihasilkan dari kebutuhan, kegembiraan (suasana hati),

pelayanan, dan pengalaman masa lalu. Bruner dan Goodman (1947,

dalam Krech dan Crutcfield 1975) memformulasikan hipotesis sebagai

berikut : semakin tinggi derajat sosial efek, semakin tinggi tingkat

kelemahannya terhadap susunan faktor penentu perilaku, semakin

tinggi tinggi tingkat kebutuhan sosial obyek semakin tinggi nilai

operasi objek faktor penentu perilaku.

2. Faktor Struktural

Berarti bahwa faktor-faktor tersebut timbul atau dihasilkan dari bentuk

stimuli dan efek-efek netral yang ditimbulkan dari sistem syaraf

individu (dalam Krech dan Crutcfield 1975). Menurut Gestalt jika

mempersepsikankan sesuatu, kita mempersepsikannya secara

keseluruhan dan tidak melihat bagian – bagiannya, meskipun stimuli

yang diterima tidak lengkap.

3. Faktor Situasional

Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa nonverbal. Petunjuk

proksemik, kinesik wajah, paralinguistik, adalah beberapa faktor yang

situasional yang mempengaruhi persepsi.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 30: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

12

Universitas Indonesia

4. Faktor Personal

Menurut David Krech (1962) persepsi seseorang dipengaruhi dua hal

yaitu Frame of reference (kerangka pengetahuan yang dimiliki dan

diperoleh dari pendidikan, pengamatan, atau bawaan) dan Field of

experience (pengalaman yang telah dialami yang tidak terlepas dari

lingkungan sekitarnya).

Sedangkan Nina Mutmainah dan M. Fauzi (1997), membagi faktor - faktor

yang mempengaruhi persepsi antara lain :

1. Faktor Personal

Karakter seseorang yang melakukan persepsi mempengaruhi

bagaimana dirinya mempersepsikan suatu objek, hal tersebut

mencakup kebutuhan atau motif, sikap, nilai, dan keyakinan, tujuan,

kapabilitas atau kemampuan, serta pengalaman dan kebiasaan.

2. Faktor yang berasal dari stimuli/ stimulus/ rangsangan

Antara lain karakter fisik stimuli (ukuran, warna, intensitas),

pengorganisasian pesan, asal mula pesan serta novelty (kebaruan,

keluarbiasaan)

3. Pengaruh media dan lingkungan

Media dan lingkungan berpengaruh dalam penerimaan dan

pengolahan informasi terhadap persepsi seseorang.

Gibson (1988) menyatakan bahwa persepsi mencakup penerimaan

stimulus (inputs), pengorganisasian stimulus, dan penterjemahan atau

penafsiran stimulus yang telah diorganisir dengan cara yang dapat

mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap. Proses persepsi menurut

Gibson (1988) dapat dilihat pada skema dibawah ini :

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 31: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

13

Universitas Indonesia

Gambar 2.1

Bagan Skematis Proses Persepsi (The Perseptual Proses)

Menurut James L. Gibson (1987)

2.2 KEMITRAAN

2.2.1 Pengertian

Kemitraan menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu kerja sama

formal antara individu-individu, kelompok – kelompok, atau organisasi –

organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu. Dalam kerja

sama tersebut ada kesepakatan tentang komitmen dan harapan masing –

masing, tentang peninjauan kembali terhadap kesepakatan – kesepakatan

yang telah dibuat dan saling berbagi, baik dalam resiko maupun

keuntungan yang diperoleh. Dari batasan ini terdapat 3 kata kunci dalam

kemitraan yakni : (a) Kerjasama antar kelompok, organisasi, individu. (b)

bersama-sama mencapai tujuan tertentu (yang disepakati bersama). (c)

saling menanggung resiko dan keuntungan.

Stimulus(Sistem imbalan,organisasi, gayapersuasi yangdipakaisupervisor, aruspekerjaan)

Evaluasi danpenafsirankenyataan

Faktor faktoryangmempengaruhiPersepsi :‒ Meniru‒ Memilih-milih‒ Gambaran diri

sendiri‒ Situasi‒ Kebutuhan‒ Emosi

PengamatanStimulus Sikap

yangterbentuk

Perilakutanggapan

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 32: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

14

Universitas Indonesia

2.2.2 Prinsip dasar

Di dalam Notoatmodjo (2003) untuk membangun sebuah kemitraan

ada tiga prinsip kunci yang perlu dipahami oleh masing – masing anggota

kemitraan yakni :

a. Persamaan (equity)

Individu, organisasi, atau institusi yang telah tersedia menjalin

kemitraan harus merasa “duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi”.

Bagaimana besarnya suatu institusi atau organisasi, apabila sudah

bersedia untuk menjalin kemitraan harus merasa sama. Oleh karena itu

di dalam kemitraan asas demokrasi harus dijunjung tinggi. Tidak boleh

satu anggota memasakan kehendak kepada orang lain karena merasa

lebih tinggi, dan tidak adanya dominasi terhadap yang lain.

b. Keterbukaan (transparancy)

Keterbukaan maksudnya adalah apa yang menjadi kekuatan atau

kelebihan dan apa yang menjadi kekurangan atau kelemahan masing –

masing anggota harus diketahui oleh anggota lain. Maksudnya bukan

untuk menyombongkan yang satu dengan yang lain atau merendahkan

yang satu terhadap yang lain tetapi untuk lebih saling memahami saru

dengan yang lain, sehingga tidak ada saling mencurigai. Dengan saling

keterbukaan ini akan menimbulkan rasa saling melengkapi dan saling

membantu diantara anggota (mitra).

c. Saling Menguntungkan (Mutual Benefit)

Menguntungkan disini bukan selalu diartikan dengan materi atau uang

tetapi lebih kepada non materi. Saling menguntungkan disini lebih

dilihat dari kebersamaan atau sinergis dalam mencapai tujuan bersama.

Ibarat mengangkat barang atau beban 50kg, diangkat bersama-sama 4

orang jelas lebih ringan dibandingkan dengan diangkat sendiri.

2.2.3 Langkah-langkah Kemitraan

Langkah langkah kemitraan menurut Notoatmodjo (2003) adalah sebagai

berikut :

1. Melakukan identifikasi stakeholder (mitra dan pelaku potensial)

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 33: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

15

Universitas Indonesia

2. Membangun jejaring kerjasama antar mitra kerja dalam upaya

mencapai tujuan.

3. Memadukan sumberdaya yang tersedia dimasing-masing mitra kerja.

4. Melaksanakan kegiatan terpadu.

5. Menyelenggarakan pertemuan berkala untuk perencanaan,

pemantauan, penilaian, dan pertukaran informasi.

2.2.4 Indikator Keberhasilan Kemitraan

Indikator keberhasilan kemitraan yaitu ukuran kualitatif dan

kuantitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian tujuan kemitraan yang

telah ditetapkan dengan memperhitungkan (Depkes RI 2002 ; Notpatmodjo,

2007) :

1. Indikator masukan (input), yaitu sumberdaya yang dimiliki dan

tersedia dalam kemitraan.

2. Indikator proses, berupa kontribusi mitra, frekuensi pertemuan, jumlah

dan kelangsungan kegiatan.

3. Indikator Keluaran (out put) : Terbentuknya jaringan kerja, tersusunya

program dan pelaksanaan kegiatan bersama.

4. Indikator dampak (out come), yaitu membaiknya indikator derajat

kesehatan.

2.3 Bidan di Desa

Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program

pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

(KEP.MEN.KES.RI nomor 900, 2002).

Bidan adalah seorang wanita yang memiliki keahlian, kemampuan,

dan ketrampilan di bidang perawatan kehamilan dan pertolongan persalinan

yang diperoleh melalui pendidikan dan telah dinyatakan lulus dari program

pendidikan bidan yang diakui pemerintah. Bidan di desa adalah seorang

bidan yang ditempatkan di desa dan bertanggung jawab terhadap pelayanan

kesehatan maternal dan neonatal di wilayah kerjanya, serta secara langsung

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 34: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

16

Universitas Indonesia

mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada kepala dinas kesehatan

Kabupaten (Ilyas, 2004).

Bidan didesa adalah bidan yang di tempatkan dan bertugas didesa,

yang mempunyai wilayah kerja satu atau dua desa dan memberikan tugas

pemberian pelayanan medik. Bidan di desa bertanggungjawab kepada

kepala puskesmas.

Tugas pokok bidan adalah melaksanakan kegiatan puskesmas di

desa wilayah kerjanya berdasarkan urutan prioritas masalah kesehatan yang

dihadapi, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan diberikan. Selain itu,

bidan juga menggerakkan dan membina masyarakat desa di wilayah

kerjanya agar tumbuh kesadarannya untuk berperilaku sehat. (Depkes RI,

1992)

Bidan sebagai tenaga medis yang bertugas di wilayah kerjanya

mempunyai fungsi sebagai berikut

a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah-rumah,

menangani keluarga berencana dan pengayoman medik kontrasepsi.

b. Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang

kesehatan, dengan melakukan penyuluhan kesehatan yang sesuai

dengan permasalahan kesehatan setempat.

c. Membina dan memberi bimbingan teknis kepada kader dan dukun bayi.

d. Membina kelompok dasa wisma di bidang kesehatan

e. Membina kerja sama lintas program, lintas sektoral, dan lembaga

swadaya masyarakat.

f.Melakukan rujukan medis dan rujukan kesehatan ke puskesmas, kecuali

dalam keadaan darurat harus dirujuk kefasilitas kesehatan yang lebih

lengkap.

g. Mendeteksi secara dini adanya efek samping dan pemakaian

kontrasepsi serta adanya penyakit – penyakit lain dan berusaha

mengatasi sesuai dengan kemampuan. (Depkes RI, 1992)

Salah satu cara agar bidan di desa dapat diterima dengan baik oleh

masyarakat desa, ia perlu membina hubungan baik dengan dukun dan

masyarakat dengan memperhatikan faktor sosio budaya setempat serta

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 35: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

17

Universitas Indonesia

faktor “kelebihan” dukun dalam pelayanan kepada masyarakat. Terbinanya

hubungan yang harmonis antara bidan dan dukun diharapkan peningkatan

pemanfaatan bidan didesa dalam menolong persalinan dapat meningkat.

Dalam survey yang dilakukan McDermott (1997), salah satu faktor

yang menyebabkan sulitnya bidan dalam membina hubungan dengan dukun

bayi adalah karena pebedaan usia dan asal daerah, karena bidan bidan yang

diturunkan ke desa adalah bidan yang masih muda dan tidak selalu berasal

dari daerah tempat dimana bidan ditempatkan.

Demikian pula dengan pembangunan kesehatan yang partisipatif,

respon terhadap kebutuhan masyarakat yang diyakini memiliki investasi

kedepan perlu dikawal oleh sumber daya pembaharu sebagai agen

perubahan dan dari sosok bidan desalah beban tersebut ada di pundaknya.

2.4 Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi

2.4.1 Pengertian

Kemitraan bidan dan dukun adalah suatu bentuk kerjasama dukun

yang saling menguntungkan dengan prinsip keterbukaan, kesetaraan, dan

kepercayaan dalam upaya untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Kemitraan ini

menempatkan bidan sebagai penolong persalinan dan mengalihfungsikan

dukun dari penolong persalinan menjadi mitra dalam merawat ibu dan bayi

pada masa nifas, yang berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat antara bidan

dengan dukun, serta melibatkan seluruh unsur/elemen masyarakat yang ada.

Kemitraan Bidan dan Dukun Paraji dalam pelayanan kesehatan Ibu

dan Anak adalah suatu proses kerjasama yang bersifat keterbukaan, kesetaraan

dan saling menguntungkan antara Bidan dan Dukun Paraji dalam membantu

melakukan pendampingan pada seorang ibu di mulai dari saat ibu tersebut

hamil, pendampingan dan membantu proses kelahiran dan

mendampingi/merawat pada saat nifas sesuai dengan keahlian, fungsi dan

kewenangannya, sehingga seorang ibu dapat melalui semua proses tersebut

dengan baik, tenang, aman dan nyaman.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 36: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

18

Universitas Indonesia

2.4.2 Tujuan Kemitraan Bidan dan Dukun Paraji

Kemitraan bidan dan Dukun Paraji adalah untuk mendayagunakan

dukun paraji sebagai pendamping spiritual untuk melakukan komunikasi yang

terarah sesuai dengan kebutuhan ibu hamil, melahirkan, dan nifas, serta

membantu bidan dalam semua proses sesuai dengan kemampuannya untuk

meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dalam

rangka menurunkan angka kematian ibu akibat kehamilan, Persalinan dan

nifas.

Kemitraan dapat di bentuk dengan kerjasama, karena alaminya

manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan yang harus di hargai di mulai

dari menerima mitra apa adanya setara dengan dirinya sesuai dengan

kompetensinya. Diharapkan pada kemitraan ini didapatkan manfaat dari

semua pihak, dalam hal ini bagi bidan adanya kemitraan dan kerjasama

sehingga membantu dalam pencapaian tujuan, bagi dukun paraji memperoleh

pengetahuan tentang kesehatan pada umumnya dan kesehtana ibu dan anak

pada khususnya, bagi ibu hamil, bersalin dan nifas memperoleh palayanan

yang aman dan nyaman sesuai dengan keinginannya.

2.4.3 Kebijakan

Kebijakan dalam kemitraan bidan dan dukun antara lain :

1. Meningkatkan persalinan dan perawatan bayi baru lahir oleh tenaga

kesehatan melalui kemitraan bidan dengan dukun

2. Setiap ibu bersalin dan bayi baru lahir memperoleh pelayanan dan

pertolongan oleh tenaga kesehatan yang kompeten dalam pertolongan

persalinan .

3. Seluruh dukun yang ada dilibatkan dalam suatu bentuk kerjasama yang

menguntungkan antara bidan dengan dukun dalam bentuk kemitraan.

2.4.4 Mekanisme Kerja

Di dalam kemitraan, bidan dengan dukun bayi mempunyai peran dan

tanggung jawab masing-masing. Oleh sebab itu perlu diberi pengertian bahwa

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 37: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

19

Universitas Indonesia

peran dukun bayi tidak kalah penting dibandingkan perannya dahulu. Proses

perubahan peran dukun menuju peran barunya yang berbeda, memerlukan suatu

adaptasi dan hubungan interpersonal yang baik antara bidan dukun. Di dalam

konsep kemitraan bidan dengan dukun, dukun bayi perlu diberikan wawasan

dalam bidang kesehatan ibu dan bayi baru lahir, terutama tentang tanda bahaya

pada kehamilan, persalinan dan nifas serta persiapan yang harus dilakukan oleh

keluarga dalam menyongsong kelahiran bayi (Depkes, 2008)

2.4.5 Tata hubungan kerja

Dalam tata hubungan kerja masing-masing bidang administrasi

mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Tugas Provinsi :

Melakukan Asesmen (analisa situasi, monitoring, evaluasi) Kemitraan Bidan –

Dukun, mengembangkan Kebijakan (Strategi, Perencanaan), menjamin kualitas

Pelaksanaan (Legal/Aspek Hukum, Kelembagaan, Partisipasi Masyarakat),

fasilitasi kegiatan program kemitraan Bidan – Dukun,

penanggungjawab/Pengelola Program KIA berkoordinasi dengan Lintas

Program/Lintas Sektor Propinsi dan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan

kegiatan, penanggungjawab/Pengelola Program KIA bertanggung jawab dan

melaporkan kegiatan kepada Kepala Dinas.

2. Tugas Kabupaten/Kota :

Melakukan Asesmen (analisa situasi, monitoring, evaluasi) Kemitraan

Bidan – Dukun, mengembangkan Kebijakan (Strategi, Perencanaan), menjamin

kualitas Pelaksanaan (Legal/Aspek Hukum, Kelembagaan, Partisipasi

Masyarakat), fasilitasi kegiatan program kemitraan Bidan – Dukun,

penanggungjawab/Pengelola Program KIA berkoordinasi dengan Lintas

Program/Lintas Sektor Kabupaten/Kota dan Puskesmas dalam pelaksanaan

kegiatan, penanggungjawab/Pengelola Program KIA bertanggung jawab dan

melaporkan kegiatan kepada Kepala Dinas.

3. Tugas Puskesmas :

Melakukan Asesmen (analisa situasi, monitoring, evaluasi) Kemitraan Bidan –

Dukun, berkoordinasi dengan Lintas Program/Lintas Sektor Kecamatan dan

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 38: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

20

Universitas Indonesia

Desa/Kelurahan dalam pelaksanaan kegiatan, membangun jejaring (dengan

LSM, PKK, Tokoh agama, Tokoh Masyarakat dan Swasta di Kecamatan dan

Desa/Kelurahan), membina dukun yang berada di wilayah setempat,

melaksanakan kegiatan program kemitraan Bidan – Dukun, memfasilitasi

Bidan di Desa dalam pelaksanaan kemitraan, memantau dan evaluasi kegiatan

program kemitraan bidan dengan dukun, bertanggung jawab dan melaporkan

kepada kepala dinas.

4. Tugas bidan di Desa/bidan pembina wilayah :

Mendata dan memetakan dukun bayi dan ibu hamil, berkoordinasi dengan

Lintas Sektor di Desa/Kelurahan dalam pelaksanaan kegiatan, membina dukun

yang berada di wilayah setempat, melaksanakan kegiatan program kemitraan

bidan dengan dukun, melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan program

kemitraan bidan dengan dukun, bertanggung jawab dan melaporkan kepada

kepala Puskesmas.

2.4.6 Ruang Lingkup Kemitraan Bidan dan dukun bayi

Ruang lingkup kegiatan kemitraan menurut (depkes, 2008) mencakup

masukan, proses dan luaran program.

1. Input

Meliputi penyiapan tenaga, penyiapan biaya operasional, penyiapan sarana

kegiatan bidan dan saran dukun, serta metode /mekanisme pelaksanaan

kegiatan.

2. Proses

Proses yang dimaksudkan adalah lingkup kegiatan kerja bidan dan

kegiatan dukun.Kegiatan bidan mencakup aspek teknis kesehatan dan kegiatan

dukun mencakup aspek non teknis kesehatan. Tugas dukun ditekankan pada

alih peran dukun dalam menolong persalinan menjadi merujuk ibu hamil dan

merawat ibu nifas dan bayi baru lahir berdasarkan kesepakatan antara bidan

dengan dukun.

Aspek teknis kesehatan adalah aspek proses pengelola dan pelayanan

program KIA. Pengelolaan (manajemen) program KIA adalah semua kegiatan

mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian (evaluasi)

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 39: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

21

Universitas Indonesia

program kesehatan ibu dan anak masuk KB. Sedangkan pelayanan kesehatan

ibu dan anak, mencakup kegiatan yang dilakukan bidan dalam melaksanakan

asuhan kebidanan sesuai wewenang, etika, tanggung jawab bidan.

Aspek non kesehatan meliputi penggerakkan dan pemberdayakan ibu,

keluarga dan masyarakat, memberdayakan tradisi setempat yang positif

berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak , menghilangkan kebiasaan buruk

yang dilakukan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

3. Output

Output dalam kemitraan bidan dengan dukun adalah pencapaian target

upaya kesehatan ibu dan anak antara lain meningkatnya jumlah bidan dan

dukun yang bermitra, meningkatnya rujukan oleh dukun, meningkatnya

cakupan ANC, pertolongan Linakes, KB pasca Salin, serta deteksi

risti/komplikasi oleh masyarakat. (Depkes RI, 2008).

2.4.7 Langkah – Langkah Kemitraan Bidan Dan Dukun Bayi

Dalam membangun kemitraan antara dukun dan bidan diperlukan

langkah – langkah yang dilakukan tahap demi tahap yang meliputi

beberapa proses sebagai berikut (Dinkes, 2004) :

1. Penjajagan

Untuk melakukan kemitraan bidan dan dukun paraji harus

dilakukan atau melakukan penjajagan disertai dengan tokoh

masyarakat lain yang dianggap potensial atau penting untuk

menyelesaikan masalah kesehatan di wilayah kerja.

2. Untuk memperoleh pandangan yang sama dalam menangani

masalah kesehatan yang ada, maka bidan dan dukun paraji

beserta tokoh masyarakat lainnya perlu bertemu secara terbuka

dan kekeluargaan untuk saling memahami tugas, fungsi dan

peran masing-masing untuk mengatasi permasalahan kesehatan

diwilayahnya.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 40: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

22

Universitas Indonesia

3. Pengaturan peran

Pengaturan peran ini harus dipahami oleh masing-masing

individu dalam proses kemitraan dan pengaturan peran tersebut

harus ditulis secara jelas dalam dokumen resmi.

4. Komunikasi intensif

Untuk mengetahui perkembangan perlu dilakukan komunikasi

antara bidan dan dukun bayi secara teratur dan

berkesinambungan.

5. Melakukan kegiatan

Kegiatan yang sudah disepakati haruslah dilaksanakan dengan

baik sesuai dengan peran masing-masing berlandaskan 7 saling

dan prinsip kemitraan.

6. Pemantauan dan penilaian

Kegiatan pemantauan dan penilaian harus disepakati sejak

awal, kegiatan ini bertujuan untuk mnyempurnakan kemitraan

dan menjaga kelangsungan terjadinya suatu kemitraan.

2.4.8 Peran Bidan Dengan Dukun Dalam Pelaksanaan Kemitraan

Periode kehamilan

BIDAN DUKUN

1. Melakukan pemeriksaan ibu hamil dalam hal:

a. Keadaan umum

b. Menentukan taksiran partus

c. Menentukan keadaan janin dalam

kandungan

2. Melakukan tindakan pada ibu hamil dalam

hal :

a. Pemberian imunisasi TT

b. Pemberian tablet Fe

c. Pemberian pengobatan/tindakan apabila

ada komplikasi

3. Melakukan penyuluhan dan konseling pada

1. Memotivasi ibu hamil untuk periksa

ke Bidan

2. Mengantar ibu hamil yang tidak mau

periksa ke Bidan

3. Membantu Bidan pada saat

pemeriksaan ibu hamil

4. Melakukan penyuluhan pada ibu

hamil dan keluarga tentang

a. Tanda-tanda persalinan

b.Tanda bahaya kehamilan

kebersihan pribadi & lingkungan

c. Kesehatan & Gizi

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 41: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

23

Universitas Indonesia

BIDAN DUKUN

ibu hamil dan keluarga mengenai:

a. Tanda-tanda Persalinan dan lingkungan

b. Tanda bahaya kehamilan

c. Kebersihan pribadi dan lingkungan

d. Kesehatan & gizi

e. Perencanaan persalinan (bersalin di

Bidan, menyiapkan transportasi,

menggalang dalam menyiapkan biaya,

menyiapkan calon donor darah)

f. KB setelah melahirkan menggunakan

Alat Bantu Pengambilan Keputusan

(ABPK)

4. Melakukan kunjungan rumah untuk :

a. Pemerikasaan kehamilan

b. Penyuluhan/konseling pada keluarga

tentang perencanaan persalinan dan

pencegahan komplikasi

c. Melihat kondisi rumah persiapan

persalinan

d. Motivasi persalinan di Bidan pada waktu

menjelang taksiran partus

5. Melakukan rujukan apabila diperlukan

6. Melakukan pencatatan seperti :

a. Kartu ibu

b. Kohort ibu

c. Kohort KIA

7. Melakukan laporan :

*cakupan K1 dan K4

d. perencanaan persalinan (bersalin

di Bidan, menyiapkan

transportasi, menggalang dalam

menyiapkan biaya, menyiapkan

calon donor darah)

5. Memotivasi ibu hamil dan keluarga

tentang :

a. KB setelah melahirkan

b. persalinan di Bidan pada waktu

menjelang taksiran partus

6. melakukan ritual

keagamaan/tradisional yang sehat

sesuai tradisi setempat (bila ada)

7. melakukan motivasi pada waktu

rujukan diperlukan

8. melaporkan ke Bidan apabila ada

ibu hamil baru

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 42: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

24

Universitas Indonesia

Periode Persalinan

BIDAN DUKUN

1. Mempersiapkan sarana prasarana

persalinan aman dan alat resusitasi

bayi baru lahir, termasuk pencegahan

infeksi.

2. Memantau kemajuan persalinan

sesuai dengan partograf.

3. Melakukan asuhan persalinan.

4. Melaksanakan inisiasi menyusu dini.

5. Injeksi vit. K1 dan salep mata

antibiotik pada bayi baru lahir.

6. Melakukan perawatan bayi baru lahir.

7. Melakukan tindakan PPGDON

apabila mengalami komplikasi.

8. Melakukan rujukan bila diperlukan.

9. Melakukan pencatatan persalinan

pada :

a. Kartu ibu/partograf

b. Kohort ibu dan bayi

c. Register persalinan

10. Melakukan pelaporan :

*Cakupan persalinan oleh tenaga

kesehatan

1. Mengantar calon ibu bersalin ke

Bidan

2. Mengingatkan keluarga menyiapkan

alat transport untuk pergi ke

Bidan/memanggil bidan

3. Mempersiapkan sarana prasarana

persalinan aman seperti :

a. Air bersih

b. Kain bersih

4. Mendampingi ibu pada saat

persalinan

5. Membantu Bidan pada saat proses

persalinan

6. Melakukan ritual

keagamaan/tradisional yang sehat

sesuai tradisi setempat

7. Membantu Bidan dalam perawatan

bayi baru lahir

8. Membantu ibu dalam inisiasi

menyusu dini kurang dari 1 jam

9. Memotivasi rujukan bila diperlukan

10. Membantu Bidan membersihkan

ibu, tempat dan alat setelah

persalinan

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 43: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

25

Universitas Indonesia

Periode Nifas

BIDAN DUKUN

1. Melakukan kunjungan Neonatal dan

sekaligus pelayanan nifas

a. Perawatan ibu nifas

b. Perawatan neonatal

c. Perawatan imunisasi HB 1

d. Pemberian Vit. A ibu nifas 2 kali

e. Perawatan payudara

2. Melakukan penyuluhan dan

konseling pada ibu dan keluarga

mengenai :

a. Tanda-tanda bahaya dan penyakit

ibu nifas

b. Tanda-tanda bayi sakit

c. Kebersihan pribadi dan lingkungan

d. Kesehatah & gizi

e. Asi Ekslusif

f. Perawatan tali pusat

g. KB setelah melhirkan

3. Melakukan rujukan bila diperlukan

4. Melakukan pencatatan pada :

a. Kohort Bayi

b. Buku KIA

5. Melakukan laporan :

*cakupan pelayanan nifas

1. Melakukan kunjungan rumah dan

memberikan penyuluhan tentang :

a. tanda-tanda bahaya dan penyakit

ibu nifas

b. tanda-tanda bayi sakit

c. kebersihan pribadi dan lingkungan

d. kesehatan & Gizi

e. Asi Ekslusif

f. Perawatan tali pusat

g. Perawatan payudara

2. Memotivasi ibu dan keluarga untuk

ber-KB setelah melahirkan

3. melakukan ritual

keagamaan/tradisional yang sehat

sesuai tradisi setempat

4. Memotivasi rujukan bila diperlukan

5. Melaporkan ke Bidan apabila da

calon akseptor KB baru

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 44: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

26

Universitas Indonesia

2.5 Pendekatan Sistem

Sistem menurut Azrul Anwar (2010) adalah suatu kesatuan yang utuh

dan terpadu dari berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi

yang dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Stoner (1996) memandang organisasi sebagai suatu sistem yang

dipersatuakn dan diarahkan dari bagian-bagian yang saling berkaitan. Melalui

pendekatan tersebut para manajer diarahkan untuk melihat organisasi secara

keseluruhan dan sebagi bagian dari lingkungan eksternal yang lebih luas.

Terry (2005) menyatakan bahwa sistem dapat dipandang sebagai suatu

kumpulan atau himpunan antara dua komponen yang saling berada dalam pola

hubungan tertentu dimana suatu kegiatan menimbulkan reaksi pihak yang lain.

Dengan kata lain sebuah sistem adalah seperangkat komponen yang saling

berhubungan dan saling beraksi.

2.5.1 Ciri – Ciri Sistem

Ciri – ciri sistem antara lain terdapat bagian atau elemen yang satu sama

lain saling berhubungan dan mempengaruhi yang kesemuanya membentuk satu

kesatuan untuk mencapai tujuan yang sama yang telah ditetapkan, fungsi yang

diperankan masing-masing bagian mengubah masukan menjadi keluaran yang

direncanakan, fungsi bekerja secara bebas namun terkait yang diarahkan suatu

mekanisme pengendalaian yang mengarahkannya agar tetap berfungsi sesuai

dengan apa yang direncanakan, sistem merupakan satu kesatuan yang terpadu dan

tidak tertutup terhadap lingkungan (Azrul Anwar, 2010)

2.5.2 Unsur – Unsur Sistem

Menurut Azrul Anwar (2010) unsur-unsur sistem terdiri dari masukan,

proses, keluaran, umpan balik, dampak, dan lingkungan. Masukan (Input) adalah

kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan diperlukan untuk

fungsinya tersebut. Proses (process) merupakan elemen yang terdapat dalam

sistem yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang

direncanakan. Keluaran (output) adalah elemen yang dihasilkan dari

berlangsungnya proses dalam sistem. Umpan Balik (feed back) adalah keluaran

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 45: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

27

Universitas Indonesia

dari suatu sistem. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran

suatu sistem. Lingkungan (environment) dunia luar sistem yang tidak dikelola

oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.

Gambar 2.2

Bagan Hubungan Unsur-Unsur Sistem

Sumber : Azrul Anwar. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Hal 29.

2.5 Kerangka Pikir

Berdasarkan pedoman kemitraan bidan dan dukun bayi yang diterbitkan

oleh Sekretaris Jendral Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008

bahwa lingkup kegiatan bidan dalam pelaksanaan program kemitraan bidan dan

dukun paraji antara lain pendataan dan pemetakan dukun, koordinasi dengan

lintas sektor, membina dukun, melaksanakan kegiatan program kemitraan,

pemantauan dan evaluasi kegiatan program dan pelaporan. Dalam

mengembangkan konsep kemitraan dapat menggunakan pendekatan sistem yakni

input, proses, output, dan outcome (Notoatmodjo, 2003), dan menurut Azrul

Anwar (2010) bahwa sistem merupakan suatu kesatuan utuh dan terpadu dari

berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar

dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari hal tersebut

diatas, maka tersusunlah kerangka pikir penelitian sebagai berikut :

Lingkungan

Masukan Proses Keluaran

Umpan Balik

Dampak

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 46: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

28

Universitas Indonesia

PROSES

Pelaksanaan kemitraan terhadap dukun bayi olehbidan di desa

Gambar 2.3

Kerangka Pikir Penelitian Gambaran Pelaksanaan Kemitraan Bidan di Desa

Terhadap Program Kemitraan

INPUT‒Sumber

daya

manusia

‒Dana /

biaya

operasional

‒Sarana

‒Metode

OUTPUT

Kemitraan

Bidan

dengan

dukunMendata dan memetakan dukunBerkoordinasi dengan lintassektorMembangun jejaringMembina dukunMelaksanakan kegiatan programkemitraanPemantauan dan Evaluasikegiatan program

DampakPersalinan oleh tenaga kesehatanAngka Kematian Ibu menurunAngka kematian bayi menurun

Umpan Balik

LINGKUNGANKebijakan ProgramBudaya masyarakat

Karakteristik masyarakat

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 47: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

29

PROSES

Pelaksanaan kemitraan oleh bidan di desa

Pendataan dan pemetakan dukun

Koordinasi dengan lintas sektor

Membina dukun

Melaksanakan kegiatan program

kemitraan

Pemantauan dan Evaluasi kegiatan

program

BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Agar tujuan penelitian tercapai, peneliti menyusun kerangka konsep

penelitian berdasarkan kerangka pikir yang di paparkan pada bab sebelumnya.

Maka tersusun kerangka konsep sesuai dengan kebutuhan peneliti dalam menggali

informasi sebagai berikut ini :

Gambar 3.1. Kerangka konsep sistem kemitraan bidan terhadap dukun bayi oleh

bidan di desa

3.2 Definisi Istilah

Komponen Input

1. Sumber tenaga : tersedianya tenaga kesehatan bidan di setiap desa, dan

kecukupanya menurut bidan di desa.

2. Dana : ketersediaan dana yang diperlukan untuk melakukan

program kemitraan. Dalam penelitian ini peneliti

menggali informasi tentang sumber dana yang digunakan

dalam pelaksanakan kemitraan.

3. Sarana : fasilitas atau sarana yang menunjang kegiatan kemitraan,

dalam hal ini yang akan di gali peneliti yaitu berupa

INPUT

Sumber

Tenaga

Dana

Sarana

Metode

OUTPUT

Kemitraan

Bidan

dengan

dukun

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 48: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

30

Universitas Indonesia

penyediaan sarana penyelenggaraan pertemuan

kemitraan dan tersedianya buku-buku pedoman

kemitraan yang dapat digunakan sebagai bahan acuan

dalam bermitra.

4. Metode : merupakan suatu cara atau metode yang digunakan

dalam pelaksanaan kemitraan. Dalam penelitian ini,

metode yang akan digali oleh peneliti yaitu mengenai

pendekatan bidan terhadap mitra nya, adanya

kesepakatan pelaku kemitraan yaitu bidan di desa dan

dukun paraji adanya sistem reward pada pelaksanaan

kemitraan dan adanya sanksi.

Komponen Proses

1. Pendataan dan pemetakan dukun

Mengetahui, mengenal dan mendata siapa dan berapa dukun di wilayah desa

binaannya.

2. Koordinasi lintas sektor

Melakukan koordinasi dengan lintas sektor di desa atau kelurahan. Hal

tersebut bertujuan untuk mendapatkan dukungan dalam melakukan kemitraan

dengan paraji.

3. Membina dukun

Melakukan pembinaan dukun secara rutin mengenai kemitraan, peran atau

tugas dukun dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak pada masa kehamilan,

persalinan dan masa nifas, tanda bahaya kehamilan dan persalinan.

4. Melaksanakan kegiatan program kemitraan

Melakukan serangkaian kegiatan bermitra dengan dukun bayi dalam

pelayanan kesehatan ibu dan anak pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas

sesuai dengan pembagian tugas atau perannya masing - masing, pelaksanaan

MOU atau kesepakatan tertulis antara bidan dan dukun bayi.

5. Evaluasi kegiatan program

Merupakan suatu kegiatan untuk menilai pencapaian seluruh pelaksanaan

sesuai rencana yang di tetapkan dalam kegiatan kemitraanya dengan dukun

bayi dan melaporkannya kepada puskesmas.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 49: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

31

Universitas Indonesia

Komponen Output

Output kemitraan bidan dan dukun paraji adalah pencapaian target upaya

kesehatan ibu dan anak. Meningkatnya jumlah bidan dan dukun yang bermitra,

meningkatnya rujukan oleh dukun, Cakupan ANC, Cakupan pertolongan Linakes.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 50: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

32

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, karena

melalui pendekatan ini diharapkan dapat menggali informasi lebih

mendalam tentang bagaimana gambaran persepsi bidan di desa terhadap

pelaksanaan program kemitraan bidan dengan dukun bayi di Kecamatan

Sukaraja Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sukaraja Kabupaten

Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2012 yang

dilaksanakan oleh peneliti dan di bantu oleh asisten yang terlebih dahulu

telah dilakukan pelatihan untuk penyamaan persepsi mengenai apa yang

akan diteliti.

4.3 Sumber Informasi

Pemilihan sumber informasi pada penelitian ini dilakukan secara

purposif (purposive sampling) memperhatikan prinsip kesesuaian

(appropriates) dan kecukupan (adequacy). Berdasarkan hal tersebut diatas,

maka sumber informasi pada penelitian ini adalah bidan–bidan di desa yang

membina wilayah dan melaksanakan kegiatan program kemitraan bidan dan

dukun bayi, Kepala UPT Puskesmas Sukaraja , Kepala UPF Cimandala,

Sukaraja dan Cilebut, serta Bidan koordinator di puskesmas Cimandala,

Sukaraja dan Cilebut.

Bidan di desa dipilih sebagai sumber informasi karena mereka

terlibat langsung dan termasuk pelaku utama dalam pelaksanaan program

kemitraan Bidan dan Dukun bayi. Sedangkan Kepala UPT Puskesmas

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 51: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

33

Univesitas Indonesia

Sukaraja, Kepala UPF Cimandala, Sukaraja dan Cilebut, Bidan koordinator

di puskesmas Cimandala, Sukaraja dan Cilebut dipilih sebagai informan

dengan tujuan untuk memverifikasi dan melengkapi informasi yang

diperoleh dari bidan desa.

4.4 Jenis dan Metoda Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer yang dilakukan

dengan cara wawancara mendalam dan Fokus Group Diskusi (FGD).

Sedangakan data sekunder didapat dari telaah dokumen hasil laporan.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan tehnik wawancara

mendalam (indepth interview) dan diskusi kelompok terpadu (Foccus Group

Discussion) atau FGD.

FGD merupakan tehnik pengumpulan data kualitatif, dimana

sekelompok orang berdiskusi dengan pengarahan dari seoang fasilitator atau

moderator mengenai suatu topik. FGD dilakukan dengan panduan pedoman

FGD dan di rekam dengan tape recorder . Sedangkan wawancara mendalam

dilakukan dengan tatap muka langsung dengan sumber informasi,

menggunakan tehnik wawancara terbuka dengan menggunakan pedoman

wawancara.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian pada studi kualitatif yang paling utama adalah

peneliti itu sendiri dengan dibantu dengan instrumen lain, yaitu :

1) Pedoman wawancara mendalam

2) Alat pencatat dan perekam suara (Voice Recorder)

3) Kamera

4) Fasilitator FGD dan pedoman FGD

5) Panduan penelusuran

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 52: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

34

Univesitas Indonesia

Penyusunan pedoman wawancara mendalam dan FGD disesuaikan

dengan kerangka konsep penelitian. Sebelum pedoman untuk FGD dan

pedoman wawancara digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap

informan di luar wilayah penelitian dengan karakteristik yang hampir sama

dengan daerah yang akan diteliti. Uji coba pedoman dilaksanakan dengan

tujuan reabilitas instrumen penelitian.

4.6 Pengolahan Data

1. Pembuatan Transkrip

2. Pengkodean

3. Peringkasan Data

4. Ringkasan data diinterpretasikan dan secara keseluruhan disajikan

dalam bentuk matriks.

4.7 Analisis Data

Analisis data mengatur transkrip wawancara mendalam dan FGD

secara sistematis. Hasil pengolahan data dilakukan analisis berdasarkan isi

(content analisis) yaitu menganalisis dan mengidentifikasi sesuai dengan

topik bahasan dari setiap hasil wawancara dan FGD menjadi berbagai

kategorik topik bahasan yang sama, sesuai topik dalam pertanyaaan

penelitian dan tujuan penelitian..

4.8 Validasi Data

Untuk mendapatkan validitas data, maka dalam penelitian ini dilakukan tehnik

triangulasi yang meliputi :

1) Triangulasi Sumber, dilakukan cross check data dengan fakta dari

sumber melaui informan yang berbeda, sampai menghasilkan data yang

saling memperkuat atau tidak ada kontradiksi satu dengan yang lainnya.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 53: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

35

Univesitas Indonesia

2) Triangulasi Metode, yaitu menggunakan metode yang berbeda dalam

pengumpulan data. Pada penelitian ini digunakan metode wawancara

mendalam dan FGD.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 54: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

36

BAB 5

GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

Wilayah Kecamatan Sukaraja terletak di sebelah Selatan Kabupaten

Bogor. Berdasarkan profil Kecamatan Luas wilayah Kecamatan Sukaraja adalah ±

4.202 Ha. Dengan batas wilayah adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Bojong gede

Sebelah Selatan : Kota Bogor dan Kecamatan Megamendung

Sebelah Barat : Kota Bogor

Sebelah Timur : Kecamatan Babakan Madang

Jarak kecamatan dengan ibu kota kabupaten, ibu kota provinsi, dan ibu

kota negara dijelaskan sebagai barikut :

Ibu kota Kabupaten : 6 km

Ibu Kota Provinsi : 120 km

Ibu kota negara : 52 km

Berdasarkan topografi, Kecamatan Sukaraja beriklim sedang dengan

temperatur suhu rata-rata 320 C pada siang hari dan 240 C pada malam hari,

dengan ketinggian antara 200 m – 750 m DPL. Daerah dataran rendah di

Kecamatan Sukaraja meliputi desa Cijujung, Cimandala, Cilebut Barat dan

Cilebut Timur. Desa Gunung Geulis merupakan daerah dataran tertinggi dengan

curah hujan rata-rata 300-350 mm per tahun.

Penduduk kecamatan Sukaraja pada tahun 2011 berjumlah 168.397 jiwa,

yang terdiri dari laki-laki sebanyak 86.299 dan perempuan sebanyak 82.098 jiwa

dengan jumlah kepala keluarha sebanyak 43.777 KK.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 55: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

37

Universitas Indonesia

Tabel 5.1

Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Per Desa

No Desa Luas Wilayah Kepadatan

Penduduk

1 Cilebut Barat 440 49,76

2 Cilebut Timur 135 116,53

3 Sukaraja 223 32,56

4 Nagrak 766 13,88

5 Cikeas 313 28,12

6 Pasir laja 337 34,60

7 Pasir Jambu 215 44,40

8 Cimandala 316 71,78

9 Cijujung 365 65,60

10 Cadas ngampar 183 33,74

11 Gunung Geulis 465 13,83

12 Cibanon 290 25,05

13 Sukaani 154 28,70

Jumlah 4.202

Sumber : laporan penyelenggaraan pemerintahan kecamatan Sukaraja tahun 2011

Mata pencaharian masyarakat Sukaraja paling dominan adalah buruh

industri, sedangkan mata pencaharian penduduk selain itu adalah petani,

pengusaha kecil, pedagang, pengemudi dan lain-lain.

Di wilayah Kecamatan Sukaraja terdapat UPT Puskesmas Sukaraja yang

merupakan Unit Pelaksana Tekhnis Puskesmas yang membawahi 3 Unit

Pelaksana Fungsional (UPF), yaitu UPF Cimandala, UPF Cilebut dan UPF

Sukaraja. Kepala UPT sukaraja Merangkap sebagai Kepala UPF Cimandala.

Setiap UPF Puskesmas mempunyai desa binaan masing – masing. Berikut adalah

nama –nama desa binaan Puskesmas wilayah Kecamatan Sukaraja.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 56: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

38

Universitas Indonesia

Tabel 5.2

Tabel Wilayah Binaan UPT Kecamatan Sukaraja

No UPT/UPF DESA

I UPT/UPF Cimandala 1. Desa Cijujung

2. Desa Pasir Laja

3. Desa Cimandala

4. Desa Pasir Jambu

II UPF Sukaraja 1. Desa Cikeas

2. Desa Cadas Ngampar

3. Desa Nagrak

4. Desa Sukaraja

5. Desa Sukatani

6. Desa Cibanon

7. Desa Gunung Geulis

II UPF Cilebut 1. Desa Cilebut Barat

2. Desa Cilebut Timur

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Tahun 2011

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 57: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

39

BAB 6

HASIL PENELITIAN

6.1 Karakteristik Informan

Pada penelitian ini informan utama adalah bidan di desa, sedangkan

informan pendukung terdiri dari Kepala Puskemas dan Bidan Koordinator.

Tabel 6.1

Karakteristik Informan Utama Penelitian Kemitraan Bidan didesa dengan

dukun bayi di Kecamatan Sukaraja tahun 2012

No Kode Alamat Umur Pendidikan Jabatan

1 FB1 Pasir Laja 32 D3 Kebidanan Bidan Desa

2 FB2 Cijujung 26 D3 Kebidanan Bidan Desa

3 FB3 Cilebut Timur 47 D3 Kebidanan Bidan Desa

4 FB4 Nagrak 31 D3 Kebidanan Bidan Desa

5 FB5 Cibanon 25 D3 Kebidanan Bidan Desa

6 FB6 Cikeas 29 D3 Kebidanan Bidan Desa

7 FB7 Gunung Geulis 29 D3 Kebidanan Bidan Desa

8 WB1 Cimandala 28 D3 Kebidanan Bidan Desa

9 WB2 Sukaraja 34 D3 Kebidanan Bidan Desa

10 KP1 Cimandala 49 S1 Kedokteran Kepala Puskesmas

11 KP2 Cilebut 36 S1 Kedokteran Kepala Puskesmas

12 BK1 Cimandala 28 D3 Kebidanan Bidan Koordinator

13 BK2 Sukaraja 32 D3 Kebidanan Bidan Koordinator

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 58: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

40

Universitas Indonesia

Para bidan di desa dilakukan Foccus Group Discussion (FGD). Dari 9

bidan di desa yang direncanakan terdapat tujuh bidan di desa yang menghadiri

FGD. Yaitu bidan di desa dari desa Pasir laja, Cijujung, Cilebut Timur, Gunung

Geulis, Cikeas, Cibanon, Nagrak.

Selanjutnya terhadap bidan di Desa yang tidak ikut serta dalam FGD di

ikutkan dalam wawancara mendalam sebagai bentuk penerapan triangulasi

metode. Bidan di desa yang terlibat dalam wawancara mendalam adalah bidan di

desa dari Cimandala dan desa Sukaraja. Koordinator KIA Puskesmas, dan kepala

Puskesmas dilakukan wawancara mendalam sebagai sumber informan lain.

Dari UPF Puskesmas Cimandala jumlah peserta yang hadir adalah dua

bidan di desa yaitu desa Pasir Laja dan Cijujung. UPF Puskesmas Cilebut 1 bidan

di desa yang hadir dari 2 bidan desa yang ada. Sedangkan UPF Puskesmas

Sukaraja hadir 4 bidan di desa dari 7 wilayah desa yang ada, yaitu desa Gunung

Geulis, Nagrak, Cikeas, dan Cibanon . Semua informan bidan didesa adalah orang

Sunda. Dari tujuh bidan desa yang hadir, 6 diantaranya ber status bidan PTT,

hanya satu yang sudah PNS yaitu dari Cilebut Timur. Mereka telah menjadi bidan

di desa dan telah bekerja dipuskesmas masing-masing antara 1 sampai 8 tahun.

Setiap bidan di desa mengkoordinir satu wilayah desa. Hampir semua informan

sudah menikah dan mempunyai anak. Hanya ada satu yang belum menikah yaitu

bidan di desa dari Gunung Geulis.

6.2 Komponen Input

6.2.1 Sumber tenaga

Informan bidan di desa mengatakan bahwa tenaga bidan sudah tersedia

ditiap-tiap desa. Satu orang satu desa binaan. Seperti informasi hasil FGD bidan

di desa berikut ini :

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 59: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

41

Universitas Indonesia

Tabel 6.2

Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Sumber Tenaga

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

...tempat kita

mah satu desa

satu bidan yah...

cukup ya saya

rasa, udah bisa

ngehandel saya

rasa ya.

Awalanya

emang di

haruskan

tinggal di situ

sama

Kepalanya...

...satu bidan satu

desa, saya satu.

Cukup lah...

kadang juga

dibantu ama yang

lain juga... saya

disuruh ama Ibu

Kepala tinggalnya

di situ juga, tahun

pertama dulu

ngontrak yah

hehehe... baru

sekarang beli di

daerah situ..

...per desa satu

bidannya, yang

ngebina... saya

rasa udah cukup

sih ya..kalao pas

kerepotan

posyandu dibantu

juga ama temen

puskesmas...

...kebetulan saya

udah punya

rumah di situ jadi

ya tinggalnya di

situ...

...satu desa juga...

maunya sih ada

temennya hehe..

biar bisa bagi-bagi

tugas, kan banyak

ya posyandu

tempat saya. Tapi

ya karena udah

aturannya gitu...

saya tinggal disitu,

ibu Kepala dulu

yang nyuruh...

... per desa

satu bidan

sih, tapi

emang saya

nggak tinggal

di situ, saya

pulang ke

Cibinong,

nggak ya, ia

(Kepala

Puskesmas)

nggak

maksain...

...sama satu

aja.. cukuplah

ya bisa

kepegang...

iya, saya

tinggal di situ,

kebetulan asal

dari situ

hehehe...

...udah di bagi tiap-

tiap desa satu bidan

desanya... cukup

nggak cukup lah ya,

ngurusin posyandu

banyak sih ya,

belum lagi kegiatan

yang lain, ya

penyuluhan, lokmin

desa.. saya tinggal

di situ, di suruhnya

gitu...

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 60: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

42

Universitas Indonesia

Dari ketujuh informan mengatakan bahwa dua diantaranya merasa perlu

bidan tambahan, mengingat luasnya area desa binaan mereka sehingga mereka

merasa perlu tembahan partner untuk meringankan kerja mereka, sedangkan lima

bidan lainnya merasa cukup karena merasa mampu melakukan tugas bidan di desa

tersebut. dan dari seluruh bidan di desa sebagian tidak bertempat tinggal di

wilayah desa binaannya

Informasi tentang sumber tenaga bidan di desa juga dijelaskan oleh

informan lain sebagai triangulasi sumber dan metode yaitu dari bidan di desa yang

tidak mengikuti FGD namun dilakukan wawancara mendalam, serta bidan

koordinator puskesmas. Berikut hasil wawacara mendalam yang dilakukan

peneliti :

... kalau kita mah saya rasa cukup deh satu bidan satu desa ya, meskipun

ngos-ngosan juga hampir tiap hari posyandu hehehe... (WB1)

...saya ngebina satu desa, saya nggak tinggal disitu sih, karna kan udah

ada gubuk sendiri tuh, tapi semua ke handel kok, kepegang semua.. sebenernya

tergantung kitanya aja sih ya... (WB2)

Sedangkan untuk triangulasi sumber berikut informasi yang didapat dari

informan Bidan Koordinator dan Kepala Puskesmas terkait sumber tenaga bidan

di desa. Berikut hasil wawancaranya :

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 61: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

43

Universitas Indonesia

Tabel 6.3

Hasil Wawancara Mendalam Informan Lain Tentang Sumber Tenaga

KP1 KP2 BK1 BK2

...satu bidan

membina satu

wilayah desa.

saya

menganjurkan

nya tinggal di

situ ya

bidannya, biar

bisa stand

by...

...ada satu bidan

di desa yang

bertanggung

jawab di daerah

situ, ada yang

tinggal, ada juga

yang tidak , tapi

selain bidan desa

ada juga kok

bidan lain yang di

tinggal di daerah

situ juga...

...bidannya satu

desa satu dan

itu cukup...

harus tinggal di

situ, udah

peraturannya

kan ya, bidan

desa ya harus

tinggal di

desa...

...kalau

bidannya yang

tinggalnya di

desa itu, Cikeas,

Cadas, Nagrak,

Gunung geulis,

sedang yang

lain tinggalnya

diluar

wilayah...udah

punya rumah

sendiri kan...

Dari hasil penggalian informasi dari informa Bidan Koordinator dan

Kepala Puskesmas di simpulkan bahwa tiap-tiap desa mempunyai wilayah binaan

desanya masing-masing, dan tidak semua bidan di desa tinggal di daerah binaanya

masing-masing.

6.2.2 Dana

Sebagian informan bidan di desa menyatakan bahwa dana yang di

gunakan untuk kegiatan kemitraan bidan dan dukun paraji berasal dari dana BOK

Puskesmas, sebagian lagi kurang mengetahuinya. Berikut ungkapan informan

bidan di desa dalam FGD :

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 62: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

44

Universitas Indonesia

Tabel 6.4

Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Dana Kemitraan

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

... mmh, kurang

tahu ya, tanya

langsung aja deh

sama Bikornya...

ntar salah lagi

ngomongnya...

... ada lah, ya.

Kan kalo

pertemuan itu,

pake dana

kemitraan...

...dari BOK sih

kayaknya...

...setahu saya ada

yah, dananya sih

buat pertemuan

gitu... rinciannya

ya nggak tahu...

Ngundangnya

sih dari lintas

sektor yah...

...kalo masalah

dana mah yang

keuangan

puskesmas kali ya

yang tahu

rinciannya, kita

mah mmm..

pelaksananya

ajah...

... dana buat

pertemuan ada

ya, saya rasa

cukup banyak

juga sih ya, kan

ampe ngundang

polisi, koramil,

pak camat,

lurahnya gitu...

...bikornya yang

tahu detailnya

yah, heheh..

...tahu ya, tanya

ke pengurus

uangny, aja lah,

nggak enak kalo

salah ngomong,

... sumbernya sih

emang dari BOK

tapi buat apa aja

ya nggak tahu ...

... tahunya dana

itu mah buat

pertemuan...

...dari BOK ...

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 63: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

45

Universitas Indonesia

Dari infomasi semua peserta FGD dapat di simpulkan bahwa dana untuk

kegiatan kemitraan bersumber dari dana BOK di alokasikan untuk pertemuan

kemitraan dengan mengundang lintas sektoral yang berasal dari kepolisian,

koramil, kecamatan dan lurah selain bidan dan parajinya.

Informasi tentang dana yang di pergunakan untuk kegiatan kemitraan

bidan dan paraji diungkapkan pula oleh bidan di desa yang tidak mengikuti FGD

melaui wawancara mendalam. Menurut mereka dana kegiatan kemitraan di

khususkan untuk pertemuan kemitraan bidan paraji dengan sumber dana dari

BOK. Berikut informasi yang diperoleh :

...setahu saya ada dananya, tapi emang cuman sedikit, buat pertemuan

besar aja, yang untuk rutinnya kayaknya belum diadain dananya...

(WB1)

...masalah dana mah, urusan yang diatas, bikornya ya yang tahu

rinciannya...kayaknya dari BOK sih sumbernya... (WB2)

Sumber Informan lain juga menyatakan tentang dana yang dipergunakan

untuk kemitraan. Informan tersebut dari bidan koordinator puskesmas dan Kepala

Puskesmas melalui hasil wawancara mendalam sebagai berikut :

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 64: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

46

Universitas Indonesia

Tabel 6.5 Hasil Wawancara Mendalam Sumber Informasi lain Mengenai Dana Kemitraan

KP1 KP2 BK1 BK2

... dana ada, sekarang dari

BOK. Tapi ya terbatas

hanya untuk pertemuan

saja, kayak kemarin untuk

pertemuan kemitraan

dengan mengundang lintas

sektor juga. Kalau untuk

yang pertemuan rutinnya

per bulan gitu ya dana yang

di khususkan belum ada..

...untuk masalah dana, selama ini

pertemuan kemitraan dananya dari

dana BOK, dananya untuk beli

snack, makan, juga uang transport

maparajinya...

... alokasi untuk pertemuan

rutinnya belum, BOK kan dibagi

banyak program juga yah... jadi ya

terbatas untuk pertemuan aja

selama ini, pertemuan di

puskesmas.

... dana dari BOK yah,

penggunaannya untuk

pertemuan... selama ini

pertemuannya baru 1 kali

dalam setahun yah, kemarin

tuh mengundang linsek juga

sih...

...sebenarnya masalah

dana pihak BOK yang

lebih tahu... pertemuan

kemitraan selama ini

baru sekali ya, iya

pertahun.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 65: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

47

Universitas Indonesia

Kesimpulan dari hasil WM Kepala Puskesmas dan Bidan Koordinator

adalah bahwa sumber dana kegiatan kemitraan dari BOK, dengan alokasi untuk

pertemuan kemitraan dengan mengundang lintas sektor 1-2 kali dalam setahun.

Sedangkan dana untuk pertemuan rutin belum ada.

Selain dana yang di pergunakan dalam pertemuan kemitraan dengan

sumber dana dari BOK, dana lain yang berkaitan dengan kemitraan adalah dana

pembagian yang bersumber dari biaya persalinan pasien. Persentase pembagian

dana tersebut berbeda tiap desanya tergantung kesepakatan yang di buat.

Kesepakatan tersebut tertuang dalam MOU (Memorandum Of Understanding)

Ada variasi informasi yang diperoleh dari informan bidan di desa,

persentase pembagian jasa persalinan sudah tidak berlaku lagi sejak ada program

jampersal. Pasien yang bersalin di bidan dengan jampersal tidak lagi dikenakan

biaya persalinan. Sehingga paraji hanya menerima secara langsung dari pasien.

Ada sebagian informan bidan di desa mengatakan bahwa pembagian tetap sesuai

kesepakatan, namun menunggu uang klaim persalinan dengan jampersal, pendapat

lain mengatakan bahwa bidan tetap memberikan langsung ke paraji dengan

memakai uang pribadinya terlebih dahulu sebelum uang jampersal cair. Berikut

ungkapan informan yang di peroleh dari informan bidan desa dari hasil FGD dan

wawancara mendalam :

...soal pembagiannya kalo menurut MOU sih 20% ya, nganter juga

segitu, tapi sejak april 2011 kan ada kebijakan jampersal tuh, yaa..

jadinya beda lagi. Nggak kasih lagi, tapi ma paraji tetep dikasih dari

pasien yang bersalin itu buat ngurus ari, buat mijit, gitu.. (WB1)

... dulu nya di kasih langsung, sekarang nunggu dulu dari jampersal cair,

heheh... persentase sama 20-30% , Cuman sekarang lebih dikit, dari

sononya juga dikit yah...(WB2)

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 66: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

48

Universitas Indonesia

Tabel 6.6

Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Dana Pembagian Biaya Persalinan Pasien

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

...ada

pembagiannya...

dari biaya

persalinan yang di

kasih pasien..,

ditempat saya 10%

nan itu

...yah... uang klaim

yang khusus

persalinan kan 350

ribu aja, kita harus

ngeklaim dulu kan

ya... ya kalo ia

periksanya kekita

bisa kita klaimkan

...gimana yah,

sekarang ada

jampersal itu sih ya.

Kita kan gak di bayar

lansung sama pasien

ya, ya kita nggak

kasih lah. Ia (paraji)

kan dapet juga dari

pasiennya. Tiap-tiap

kunjung juga dapet

yah, kalo kita mana

klaimnya lama,

kadang-kadang juga

kurang syarat-

syaratnya...(BD4)

persalinannya...

gimana ya.. jadi

terpaksa pake uang

sendiri dulu, di

kasihkan itu ke

paraji, kalau nunggu

klaim ntar takutnya

ia ngitung rujukan

segini, saya

ngitungnya segini,

kalo beda ntar

dianya berpikir yang

enggak-enggak, trus

nggak mau ngrujuk

lagi, akhirnya ya

... mmmhh..

sebenarnya

tinggal kita

hitung aja ya,

berapa kali ia

nganter pasien.

Kalau klaim

udah cair ya

kita kasih tuh

paraji berapa

persennya, tapi

ya nggak kayak

di kasih

langsung sih

sebenarnya.

...ya, kalau

dianya

nganterin aja

dikasihnya lima

(5%) atau

sepuluh (10%)

aja ya. Kalau

sambil bantu-

bantuin ampe

selesai ya kita

kasih lebih

dong, tiga

puluh, empat

puluh lah,

soalnya bantuin

... sepuluh

persen (10%),

kadang juga

lima belas

persen (15%)

tergantung sih

ya, ada yang

nungguin

pasiennya

ampe selesai ya

ditambahin

gitu... ya

meskipun kita

yang ngerjain

semuanya, tapi

...pas dulu sih

bisa sampai

25% nan yah,

tergantung juga.

Kalau sekarang

mah.. agak itu

juga

sebenarnya,

menurun, kan

biaya

persalinan

jampersal 350,

trus ntar ma

paraji 15 % nya

dikumpulin

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 67: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

49

Universitas Indonesia

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

juga ANC nya, kalo

nggak ya

bersalinnya doang,

paling ama nifasnya

3 kali 10.000...

persenan

pembagiannya ya

yang dari bersalin

aja. Kalau dulu kan

mungkin kita tarik

400 ribu ya, trus

ntar ma paraji

langsung kasih 20 %

gitu, sekarang mah

nggak bisa

langsung...

...kalau sejak ada

jampersal teh, udah

nggak ada pembagian

lagi, udah gak berlaku

kesepakatannya ...ya

mana yang akan di

bagi...orang kita aja

dapetnya juga entar-

entar, nunggunya 2

bulan, 3 bulan. Kalau

pake jampersal trus

dia (pasien) kasih

uang ke kita, kitanya

di marahin, di tegor

ama Kepala...

pake kantong pribadi

dulu lah... gimana

lagi... biar dianya

juga rajin ngarujuk...

Trus uang klaim

persalinan kan

cuma sedikit

ya.. 350 ribu

klaim

bersih-bersih

juga...

Sejak ada

jampersal,

nggak lagi yah.

Kebanyakan

juga nganter

doang sih, ia

dapet langsung

dari pasien,

kitanya

dapetnya

nunggu,

kan ia ikut di

dalem yah,

kasih support

ibunya, pijitin,

kadang bantuin

kita juga...

dulu, di catat, di

kasih kalo udah

dapat uang

kitanya... dari

jampersal.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 68: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

50

Universitas Indonesia

Tabel 6.7

Hasil Wawancara Mendalam Informan Lain Mengenai Dana Pembagian Biaya Persalinan

BK1 BK2 KP1 KP2

... memang sudah ada

MOU nya pembagian

jasa persalinannya,

berapa persennya

tergantung maunya bidan

ama paraji sih ya. Selama

ini memang jalan, cuman

itu.. setelah program

jampersal kan harusnya

ada kesepakatan baru, ini

belum...

... sekarang belum ada

kesepakatan baru lagi,

tahun sekarang ya, kan

udah berlaku jampersal.

dulunya udah, beda-beda

sih tiap desa. Tergantung

berapa yang dulunya

disepakati...

...sebelum ada jampersal

pembagiannya 40% buat

paraji, 60 % buat

bidannya. Sesudah ada

jampersal, pasiennya aja

yang kasih uang lansung

ke paraji, kebidannya

gratis. Bidan juga nggak

kasih langsung ke paraji,

Ntar kalau bidan sudah

klaim uang jampersal,

baru paraji kebagian,

ntar uangnya dikasihkan

ke parajinya...

... perdesa berbeda – beda tergantung kesepakatan,

ada yang 25% sampai 40% itu kan di bahasnya di

musyawarah desa mengundang paraji juga... tapi

itu yang sebelum jampersal ya... sejak ada

jampersal tuh ya, per april 2011 kesepakatan itu

tidak bisa diterapkan lagi, pasien kan gratis ya,

tidak dipungut bayaran, jadi bidannya udah nggak

kasih ke paraji lagi secara langsung, tapi setelah

klaim keluar... Tapi parajinya dapet juga kok dari

pasien langsung. Kalo misalnya ya si pasien

jampersal kasih juga kebidan, maka bidannya harus

kasih uang tersebut ke parajinya, jadi dobel kan

parajinya, tapi kita udah sosialisai pasien

jampersal nggak perlu kasih uang ke bidannya...

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 69: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

51

Universitas Indonesia

Kesimpulan informasi Bidan di desa di dapatkan bahwa pembagian biaya

persalinan masing – masing desa berbeda satu sama lain, semua nya tergantung

dari kesepakatan antara bidan dan parajinya, adanya kebijakan jampersal bagi

bidan di desa dinilai mempengaruhi sistem pembayaran dan jumlah persentase

yang diberikan. Belum ada MOU baru tentang kebijakan yang baru.

Sedangkan kesimpulan dari sumber lain menyatakan hampir senada

dengan yang dungkapkan bidan di desa, belum ada MOU kemitraan yang baru

setelah bergulirnya program jampersal, anjuran kepala puskesmas tentang

persentase pembagian tidak dilakukan perubahan, sesuai kesepakatan, hanya saja

sistem pemberiannya yang perlu diatur.

6.2.2 Sarana

Hasil dari penggalian informasi mengenai sarana seperti yang

diungkapkan oleh informan bidan di desa dalam FGD dan wawancara mendalam

sebagai berikut :

... di sini mah kalau pertemuan gitu yang ngurusinya pihak puskesmas

bu.. kita kan udah sibuk pelayanan segala macem ya, biasanya bikor nya

yang kasih tahu kita ntar ada pertemuan di puskesmas, ada pak camat,

lintas sektor segala macem... soal buku pedoman saya nggak punya..

(WB1)

... yang perlu kan tempat kita mengadakan pertemuannya kan ya, pernah

ya kita pertemuan kemitraan di desa kala itu, di balai desanya... bukunya

nggak punya... (WB2)

.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 70: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

52

Universitas Indonesia

Tabel 6.8 Hasil FGD Informan Bidan Di Desa Mengenai Sarana Persalinan

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

...selama ini mah

sarana atau fasilitas

puskesmas yang

nyediain, kayak pas

pertemuan itu,

puskesmas yang

nyediain tempatnya.

Kalau yang dari

dinas belum ada ya

kayaknya...

... pas pertemuan

kemitraan di desa,

kayak tahun

kemarin, desa ya

yang kasih sarana.

Walaupun yang

ngundang dari

puskesmas, tapi desa

yang siapin macem-

macemnya...

...dari

puskesmas

juga. yang dari

dinas yang

diundang

paling-paling

hanya

bikornya...

... sarana

kemitraan paling

tempat

pertemuannya ya,

puskesmas yang

ngurusin gitu-

gitu...

...puskesamsnya

yah yang kasih

fasilitas

pertemuan, yang

ngundang paraji

untuk pertemuan,

ngundang lintas

sektor juga yah...

...di tempat saya

pihak puskesmas

juga yang

ngadainnya, yang

nyiapainnya...

...iyah,

pihak

puskesmas

yang

nyediain

sarananya..

.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 71: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

53

Universitas Indonesia

Sarana atau fasilitas yang menunjang kegiatan kemitraan menurut bidan

di desa sudah cukup, sarana di sediakan oleh puskesmas maupun pihak desa.

sedangkan buku pedoman sebagai sarana penunjang bagi bidan untuk

melaksanakan tugasnya belum di sediakan dri pihak dinas maupun puskesmas.

Hal tersebut di perkuat oleh informan Bidan koordinator dan Kepala

Puskesmas. Berikut hasilnya :

Tabel 6.9

Hasil wawancara Mendalam Tentang Sarana Dengan Sumber Informan Bidan

Koordinator dan Kepala Puskesmas.

KP1 KP2 BK1 BK2

...dari kita

yang nyediain

tempatnya...

...buku

pedoman buat

bidan di desa

belum di drop

ya, itu kan

dinas ya yang

punya...

...iya kita, dari

puskesmas, kerja

sama juga sama

desa...

... kayaknya dulu

pernah ada ya,

cuman dipegang

siapa kurang tahu

sekarang...

...selama ini

puskesmas

yang fasilitasin,

dinas belum

ada..

... belum ada ya

bukunya, belum

dikasih dari

dinas...

...pertemuan ada

di puskesmas ,

didesa juga ada

fasilitasnya

puskesmas ama

desa juga...

... ada nggak ya,

kurang tahu

saya...

6.2.3 Metode.

Hasil dari penggalian informasi melalui FGD dan wawancara mendalam

bidan di desa tentang cara pendekatan bidan terhadap paraji dan adanya MOU

sebagai bentuk tertulis yang dapat mendekatkan bidan dan paraji adalah sebagai

berikut :

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 72: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

54

Universitas Indonesia

Tabel 6. 10

Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Metode Yang Digunakan Dalam Kemitraan

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

... pendekatan

nya saat ada

pesalinan yah,

kita sama-

sama kerja

ngurusin

pasien

bersalin, ya

pas itu kita

sambil

ngobrol...

...untuk

kesepakatan

MOU nya ada,

ditandatangani

... pernah sih

kitaberkunjung

kerunahnya gitu,

nganterin uang

transport

kemitraan..

nggak ngobrol

ya, Cuma

ngomong biasa

aja, lagi apa

mak, repot

nggak, gitu-gitu

aja...

...ada sih

...cara kita

mendekati dukun

yah, saat kita

kemitraan gitu

yah, ya..kita

ketemu mungkin

pas dijalan,

ngobrol sih

enggak yah, say

hello gitu-gitu

ajah. Kunjung

kerumah pernah,

pas nganter

undangan atau

buat nanya

...pendekatannya

paling pas ketemuan

di puskesmas saja

sih. Tempat saya

kan jaraknya ada

jauh ya ma parinya

masuk ke dalem

banget, jadi paling

yang dekat aja yang

kadang ketemu di

jalan, , apa pas

kondangan...ngobrol

juga kok. kalo harus

kesana-sana capek

yah

...berusaha

mendekati sih

udah, tapi

kadang si

maparaji nggak

respek ya,

kurang apa ya..

kayak cuek-

cuekan kalo

diajak

ngomong...

Karena udah

tua kali yah..

...ada,

...mendekatinya

kita kerumahnya,

meski nggak bawa

apa-apa, ada yang

tanggapannya baik,

ada juga yang

nggak bikin

sreg.macem-

macem. Tapi kan

udah usaha...

...perjanjiannya

ada, di buat dulu

pas kemitraan, tapi

ya pelaksanaannya

.. selama ini

emang belum

pernah

kerumahnya

satu-satu ya,

kalau pas ada

kemitraan aja

kita coba ajak

ngobrol gitu

yah.. ada juga

paraji yang

kerumah saat

ada persalinan

gitu..

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 73: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

55

Universitas Indonesia

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

oleh bidan dan

parajinya, trus

disaksikan

oleh kepala

desa setempat,

juga

camatnya...

MOUnya.. isinya

tentang

pertolongan

persalinan yang

nggak boleh

dilakukan paraji

sendirian, trus

pembagian fee,

trus saling

menghubungi,

gitu..

data...

... MOU udah di

buat... tapi

belum ada

perbaruan...

MOU sih aya... tapi

ya cuman formalitas

ajah yah menurut

saya...

kesepakatannya

ditandatangani

kita ama

maparajinya...

ditandatangani

ama ibu kepala,

pak camat

sama lurahnya

ya kita ya...

gimana ya... nggak

itu sih sesuai..

masih ada paraji

yang juga nolong,

trus sangsinya juga

gak jalan.

...iya, ada MOU

nya ada...

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 74: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

56

Universitas Indonesia

Seluruh informan bidan di desa mengatakan bahwa sudah ada MOU

tentang kemitraan antara bidan dengan paraji. MOU yang dibuat di tandatangani

oleh Bidan di desa serta paraji, disaksikan oleh Camat, Kepala UPT dan Lurah

desa.

Sedangkan informasi dari bidan desa yang dilakukan wawancara

mendalam adalah sebagai berikut :

...memang kita dulu sih ya, yang istilahnya menyapa duluan lah ya, tapi

mereka tuh tanggapannya kurang bersahabat gitu, kadang males juga

sih kalo udah gitu ya..Tapi ada juga yang enak ngobrolnya,..

...soal MOU ada udah pernah dibuat, di simpan sama bikornya ya

lembaranya... (WB1)

... ada yang belum kenal, jadi belum ada pendekatan, kalau yang udah

bermitra ma kita ya kita saling menyapa yah kalo pas ketemu dijalan...

...Kesepakatan ada, udah pernah dibuat... (WB2)

Pendapat senada juga di ungkapkan oleh Kepala Puskesmas dan Bidan

Koordinator sebagaimana informasi berikut ini :

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 75: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

57

Universitas Indonesia

Tabel 6.11

Hasil wawancara Mendalam Tentang Metode Dengan Sumber Informan Bidan

Koordinator dan Kepala Puskesmas.

KP1 KP2 BK1 BK2

...setiap orang

kan nggak

sama ya, tapi

pada

dasarnya

bidan didesa

cukup bisa

berbaur

dengan dukun

paraji nya...

...mengenai

Mou setiap

desa sudah

ada...

...yah kita nggak

bisa maksain ia

harus seperti yang

lain, watak kan

itu.., ada yang

bisa deket sama

parajinya, ada

yang judes, ada

yang cuek, variatif

ya...

...MOU sudah

ada. Setiap desa

sudah di buat...

...memang

nggak semua

mempunyai

kemampuan

pendekatan

yang baik,

biasanya yang

baik itu

nakesnya

bagus, paraji

seneng rujuk

pasien ke dia,

ada sih ya yang

terkesan

judesan gitu..

...udah semua,

tiap desa...

...banyak faktor

sih saya rasa,

ada kan ya,

bidannya tuh

dah baik, sabar,

ramah, eee

parajinya yang

kelewat egois,

tapi ada juga itu

bu, paraji takut

deket ma dia,

dianya terkenal

galak gitu, tapi

sebenernya dia

baik kok...

...iyah aya, tiap

desa udah di

buatkan...

Untuk mendukung terjalinnya hubungan kemitraan dan sebagai wujud

dari menghargai eksistensi dukun paraji dan pengakuan untuk bidan dalam

pelaksanaan kemitraan perlu adanya reward bagi pelaku kemitraan tersebut.

selain itu di gali pula mengenai sanksi yang di kenakan apabila pelaku kemitraan

tidak melakukan atau melaksanakan segala ketentuan yang telah di sepakati.

Berikut informasi mengenai reward dan sanksi dari informan bidan di desa

melalui FGD dan wawancara secara mendalam :

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 76: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

58

Universitas Indonesia

Tabel 6. 12Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Reward dan Sanksi Dalam Kemitraan

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

...nggak ada ya,

belum pernah

ada reward....

bidan nggak ada,

yang buat

parajinya juga

nggak ada ya di

tempat saya..

Tapi sebenernya

kalau ada seperti

itu bisa jadi

penyemangat

buat kita kerja

yah...

...di dalam

MOU kalo si

Paraji

menolong

persalinan

sendiri tanpa

bidan, maka

uang hasil

pemberian

pasien tersebut

diminta 100%

oleh FMD,

bukan kita

yang

mintainnya,

...dulu paraji

yang periksa

kepuskesmas

yang punya

askin atau

nggak kita

gratisin, tapi

semenjak lebih

ketat

pemeriksaan

tentang

keuangan

puskesmas, ya

nggak lagi.

Malah jadi

...pengharg

aannya sih

belum ada

yah,

sebenarnya

bagus juga

kalo

diadain

yah heheh..

... sanksi

ada juga,

belum ada

yang

pernah

...amin, kalau

ada reward

buat kita..

heheh...

harusnya dinas

tuh ya yang

kasih ya..,

selama ini

nggak ada

sama

sekali..mapara

ji yang baik

aja mitranya

yang dikasih,

sembako pas

... maparaji nya kalo pas

lebaran itu yah di kasih

bingkisan sembako ama

puskesmas, tapi untuk

yang bermitra terus ama

kita...

...ada sih sangsinya, di

minta ya uangnya yang

dari hasil menolong

persalinan... semuanya

100%. Tapi selama ini

sih saya rasa belum

pernah parajinya yang

nolong dimintain ya,

... belum ada

yang buat kita

kita... yang buat

maparaji ya itu

sembako...

...nggak ada

pelaksanaanya ,

sanksi cuman di

tulis doang di

MOU...

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 77: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

59

Universitas Indonesia

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

...sanksi emang

adah di MOU in

tapi belum

pernah ada

tindak

lanjutnya...

tapi desa... ya,

...memang

belum sih

realisasinya...

temuan kan ya

nanti...

...sanksi

selama ini

belum pernah

dilakukan...

kena

sanksi...

hari lebaran

itu yah...

...sama

sanksinya

nggak jalan

juga..

gimana ya... desa juga

gak enak kali ya... kan

ada tuh ya maparaji

anaknya jadi pamong

desa...

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 78: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

60

Universitas Indonesia

Perihal tentang reward informan bidan di desa menyatakan selama ini

belum ada reward untuk bidan didesa. Namun untuk paraji yang kemitraannya

baik, salah satu puskesmas yaitu puskesmas Sukaraja memberikan bingkisan

lebaran bagi paraji yang bermitra baik dengan bidan. Sedangkan untuk sanksi

sebenarnya sudah tercantum dalam MOU namun belum dilaksanakan secara

optimal. seperti ungkapan bidan di desa berikut ini :

...reward belum ada, nggak ada yang kasih.. heheh, kalo sanksi memang

di MOU di tulis, tapi nggak jalan juga... (WB1)

...mengenai sanksi yah, pernah tuh saya yang disuruh mintainya, kan

uang hasil persalinan dukun kan harus dikasih ke desa tuh sesuai

sepakat kita, maunya sekalian pembinaan gitu yah, karena maparajinya

nolong sendiri tuu, halaah... malah nangis-nangis coba dia nya (paraji),

orang saya tuh ngomongnya baik-baik yah, sesuai kesepakatan juga kan

ya, haduh... malahan saya yang kena marah ama keluarga

maparajinya... kapok deh saya..bener lho bu... (WB2)

Selain hal tersebut diatas, didapat pula informasi yang di peroleh dari

Bidan Koordinator Puskesmas dan Kepala Puskesmas. Berikut hasil wawancara

yang di peroleh :

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 79: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

61

Universitas Indonesia

Tabel 6.13

Hasil wawancara Mendalam Tentang Metode Dengan Sumber Informan Bidan

Koordinator dan Kepala Puskesmas.

KP1 KP2 BK1 BK2

...belum ada reward

bagi bidan maupun

parajinya... belum

ada pembicaraan

mengenai hal

tersebut sih selama

ini. selain itu

dananya untuk

kemitraan saja

terbatas, jabi

alokasi ke situ

belum...

Sanksi sudah

tertuang di MOU,

kalo paraji nolong,

uang jasa

persalinan diminta

100% oleh desa,

uangnya masuk

FMD...

...nggak ada

reward buat

bidan, kalau untuk

paraji biasanya

bidannya yang

inisiatif, dikasih

kayak bingkisan

lebaran gitu

setahu saya...

dananya dari

kantong bidan

sendiri ya, yang

dari puskesmas

belum... sanksi

ada, di tulis dalm

MOU juga,

pelaksanaanya

belum...

...belum ada

reward bagi

bidan maupun

parajinya...

belum ada

pembicaraan

mengenai hal

tersebut sih

selama ini.

selain itu

dananya untuk

kemitraan saja

terbatas, jabi

alokasi ke situ

belum...

...nggak ada

reward buat

bidan, kalau

untuk paraji

biasanya

bidannya yang

inisiatif, dikasih

kayak bingkisan

lebaran gitu

setahu saya...

dananya dari

kantong bidan

sendiri ya, yang

dari puskesmas

belum... sanksi

ada, di tulis

dalm MOU

juga,

pelaksanaanya

belum...

6.3 Komponen Proses

6.3.1 Pendataan Dan Pemetaan Dukun

Informasi tentang pendataan dan pemetaan dukun bayi diperdalam dengan

sejauh mana bidan di desa mengenal paraji yang berada di wilayah binaannya, hal

tersebut di peroleh informasi dari bidan di desa melalui FGD. Berikut hasilnya :

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 80: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

62

Universitas Indonesia

Tabel 6. 14 Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Pendataan Dan Pemetaan Dukun Paraji Dalam Kemitraan

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

...tahu ya, kenal

mabeurang nya.

Ketemunya pas

lokmin desa...

semua ma paraji

tahu, kenal

banget sih

enggak, tapi

minimal pernah

ketemu..

... iyah di tempat

saya ada 3 orang

yang agak bandel

satu, kadang suka

nolong sendiri,

semua udah

bermitra yah...

... cuma 2

paraji ya, jadi

ya kenal sih..,

bermitra kok

kita...

... ada yang udah

ketemu, tapi ada juga

yang belum, yang

belum pernah ketemu

tahu namanya dari

kadernya, juga

pasiennya yang suka

cerita... rumahnya kan

jauh ya, trus banyak

banget paraji

ditempat saya, saya

nggak kenal semua...

...kenal lah ma

parajinya, tahu,

Cuma dianya

nggak pernah

kirim kekita

pasen, ya kita

jarang

ketemuannya...

... semua bidan

mah tahu siapa

paraji yang ada

di desanya kali

yah, Mereka

kenal kok. Kalo

rumah –

rumahnya paraji

ya nggak semua

tahu ya, kan ada

yang masuk ke

daerah banget...

...saya kan belum

lama tinggal di

situnya, jadi ya

belum mengenal

semua, tapi

minimal tahu

namanya, meski

belum pernah

ketemuan.. kalau

pas kemitraan

nggak dateng

dia...

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 81: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

63

Universitas Indonesia

Belum semua bidan di desai kenal dan bertemu dengan paraji yang tinggal di

wilayah kerjanya. Hal tersebut juga diungkapkan oleh bidan di desa yang di

wawancara secara mendalam, berikut hasilnya :

... saya mengenal semua paraji ya, ada ma E, ma I, ma S, sama ma A.

Ada yang ketemunya pas dia rujuk kekita, ada juga pas pertemuan

kemitraan itu dia dateng... (WB1)

...kenal lah ya, kan di wilayah binaan kita, cuman kadang lupa

namanya... jarang sih ya ketemunya... (WB2)

Hal tersebut juga diungkapkan oleh kepala Puskesmas dan Bidan

koordinator Puskesmas dalam hasil wawancara mendalam sebagai berikut :

Tabel 6. 15

Hasil Wawancara Mendalam Informan Kepala Puskesmas dan Bidan Koordinator

Mengenai Pendataan Dan Pemetaan Paraji Dalam Kemitraan

KP2 KP2 BK1 BK2

...ya harus

tahu dong, itu

kan mitra

mereka, dan

mereka pasti

tahu siapa

nama

parajinya,

rumah

dimana ... itu

penting...

... saya

menganjurkan

semua harus

tahu ya, kan

kerja

samanya

sama paraji

juga

nantinya...

... memang

kalau di sini

semuanya

mengetahuinya

siapa nama-

namanya

paraji yah,

mereka tahu,

bisa nanya ke

kaderya juga...

Belum semua tahu

saya kira ya, ada

yang belum lama

kan kerjanya, trus

ada yang jauh

banget juga,

apalagi dianya

nggak pernah

ikutan pertemuan,

jadi yah bidan

mungkin belum

kenal...

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 82: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

64

Universitas Indonesia

Tidak semua bidan di desa sudah mengenal paraji yang ada di wilayah

kerja desa binaannya, ada beberapa faktor yang menyebabkan bidan di desa belum

mengenal semua paraji yang ada yaitu karena jarak yang jauh antara rumah paraji

dengan tempat tinggal bidan di desa, selain itu ada bidan desa yang baru tinggal di

daerah binaannya tersebut dan memang belum terjalin mitra diantara bidan dan

paraji.

6.3.2 Koordinasi Dengan Lintas Sektor

Informasi tentang koordinasi yang dilakukan oleh bidan di desa terhadap

lintas sektor yang ada di wilayah desa binaanya diungkapkan oleh bidan didesa

melalui FGD dan hasil wawancara mendalam berikut ini :

... koordinasi lintas sektor memang bukan kita ya, yang secara langsung

berkoordinasi gitu, di tempat saya mah puskesmasnya yang

melaksanakannya, koordinasi lintas sektor kan mengundang pihak luar

juga, ya dari polisi, koramil, camat gitu yah, jadi ya mereka (Puskesmas)

yang ngoordinir, kita juga hadir , paraji ada, ikutan juga... (WB1).

... yang kita sendiri sama kadernya sih koordinasinya, sama tokoh

masyarakat juga, ma RT, RW... yang dari polisi, koramil, kecamatan

kita bersama puskesmas yang nyelenggarainnya... gak bisa lah sendiri,

gimana yah hheheh... biasanya dari puskesmas hanya Ibu Kepala yang

bicara pas pertemuan lintas sektor itu ya... kita mendengar... (WB2).

Untuk hasil FGD nya adalah sebagai berikut :

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 83: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

65

Universitas Indonesia

Tabel 6.16

Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Koordinasi Lintas Sektor Dalam Kemitraan

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

... yang kita

lakukan sendiri

sih sama PKK ya

pas posyandu

gitu...

... yang lintas

sektor , kita mah

berharapnya

kalau mereka

hadir juga dalam

pertemuan kan

parajinya mau

dengar tuh

penjelasan. Kalo

Kalo ada pertemuan

desa itu, kita ngobrol

ama pak sekdesnya,

atau ama RT nya,

tentang kemitraan..

... kalo yang lintas

sektor diundangnya ke

Puskesmas kalo lagi ada

pertemuan. Biasanya

dari polisi, dari koramil,

kecamatan, trus

lurahnya..

... semua (paraji) kan

ada yang nggak

Koordinasi tuh

penting ya, bagi

kita, biasanya

ama kadernya

kalo kita , kalo

yang tokoh-tokoh

itu puskesmas

yang

koordinasinya

...kita kan

inginnya mereka

itu berperan

serta, mereka kan

di segani, trus

... lintas

sektor ma,

dari

puskesmas

ya yang

ngundang.

Kita ikutan

hadir juga

di

pertemuan

itu, yang

resmi

mengunda

ng pihak

puskesmas

...kalau dari kita-

kita aja kan

paraji dah nggak

mau dengar kali

ya, kalau mereka

(Polisi, camat,

lurah, koramil)

yang bicara kan

lain yah...agak

ada rasa

takutnya....

makanya lintas

sektor perlu

terlibat juga, biar

mereka juga

... kalau menurut

saya mah kurang

ngefek ya,

gimana ya, orang

pas ada kematian

ibu bersalin,

yang datengin

cuman kita-kita

doang, tahu

sendirilah ma

paraji sama kita

mah cuma iya iya

doang, abis ntu

yah udah, nolong

lagi... meskipun

... saya sih

paling sama

kadernya ya,

yang linsek itu

puskesmas sih

yang

mengkoordinir.

... yang hadir di

depan yang

lintas sektor,

biasanya dari

polisi, trus

koramil yah,

trus camatnya,

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 84: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

66

Universitas Indonesia

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

menolong

persalinan trus

kok sampai

meninggal bisa di

kenakan

hukuman...

dateng yah, jadi ada

yang nggak tahu juga

ada penjelasan-

penjelasan dari

mereka...

menurut saya

mereka sesuai

kalau

memberikan

penjelasan

tentang tentang

hukum-hukum...

nya... mendukung kita... udah sama lintas

sektor tetep aja

jalan di tempat...

lurahnya,

kadang di

wakilin ama

sekdesnya...

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 85: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

67

Universitas Indonesia

Tujuan dari diundangnya lintas sektor dalam pertemuan kemitraan bidan

dan dukun paraji diungkapkan oleh informan kepala Puskesmas sebagai bentuk

peran serta sektor lain dalam menggalang dukungan alih peran dukun sebagai

penolong persalinan, menjadi pendamping ibu bersalin, sebagaimana ungkapan

berikut :

... dukungan lintas sektor itu kan penting ya perannya, tujuannya biar

mereka itu mendukung kalau persalinan sekarang itu oleh tenaga

kesehatan bukan paraji, itu kan demi ibu bersalinnya juga, masyarakat

mereka...pertemuan lintas sektor kita yang fasilitasi, biasanya di

puskesmas. Yang datang dari pihak polisi, koramil, tokoh masyarakt,

camatnya juga... (KP1)

... koordinasi dengan linsek kita lakukan ketika pertemuan kemitraan,

seperti pas kesepakatan MOU kemarin.. biar memperkuat dukungan...

agar semua menganggapnya bahwa hal ini tuh penting gitu.. (KP2)

6.3.3 Membina Dukun

Menurut informan bidan di desa, selama ini di wilayah kecamatan

Sukaraja pembinaan dukun paraji tentang hal hal yang berkaitan dengan

kemitraan dalam forum khusus secara rutin belum terlaksana. Seperti yang

diungkapkan dalam hasil wawancara mendalam dan FGD bidan di desa berikut

ini:

... pembinaan yang khusus kemitraan secara rutin mah belum ada yah,

adanya ya pertemuan itu aja, nanti di pertemuan itu di kasih pembinaan

gitu... (WB1)

...belum ada tempat saya. Nggak ada dananya kali ya, untuk hal

itu...(WB2)

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 86: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

68

Universitas Indonesia

Tabel 6.17

Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Pembinaan Dukun Paraji Dalam Kemitraan

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

.. selama ini ma,

pembinaan yang

rutin belum sih,

perbulan gitu

belum, kalau pas

pertemuan itu aja

dikatakan kalau

ngerawat tali pusat

begini, kalau

ngurut bayi atau

ibunya nggak boleh

kenceng-kenceng,

trus tanda-tanda

bahayanya ini,

gitu...

...pembinaan

buat paraji

penting ya

sebenarnya,

disana kan

kita bisa

ngomong ma

parajinya

kalo tugas

kita begini,

tugas mereka

begitu, itu

menurut

saya...

... pembinaan rutin untuk

ma paraji sekarang mah

nggak ya, dulunya pernah

ada pelatihan, pelatihan ma

paraji sebelum tahun

berapa yah..., 2000an

kayaknya, tapi malahan

parajinya tambah PD tuh,

nolong sendiri, apa –apa

sendiri, mentang-mentang

udah dilatih gitu, untungnya

udah gak ada lagi tuh

sekarang...

...

pembinaan

secara

khusus,

waktu

khusus

belum ada

selama ini

saya rasa...

harusnya

masuk

anggaran

juga lho

itu...

...di tempat

saya ada ya,

pembinaan.

Itu pas kalo

lagi ada

pertemuan

gitu di

puskesmas..,

untuk yang

berkala belum

sih ya...

... belum

dilakukan

secara resmi,

kalo itu ya,

pembinaan ya

pas pertemuan

itu aja kita

kasih tahunya,

bahwa peran

dukun

sekarang

begini, tidak

boleh lagi

menolong

sendiri...

... yang rutin

belum ada...,

nggak ada

dana nya,

anggarannya

buat

pertemuan aja

saya kira ya...

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 87: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

69

Universitas Indonesia

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Kepala Puskemas dan Bidan

Koordinator dalam wawancara mendalam sebagai berikut :

Tabel 6. 18

Hasil Wawancara Mendalam Informan Kepala Puskesmas dan Bidan Koordinator

Mengenai Pembinaan Dukun Paraji Dalam Kemitraan

KP1 KP2 BK1 BK2

...ya ada

pembinaan,

pas

pertemuan itu

sekalian.

Yang secara

rutin per

berapa bulan

sekali belum

ada...

...penginnya

diadain juga ya,

bisa

mempererat

hubungan bidan

sama parajinya,

tapi ya..

dananya belum

ada untuk yang

itu...

...belum ada

sih bu..

rutinnya...

...untuk yang

sekarang belum ya,

tapi kedepan kita

berharap itu juga

dilaksanakan, kalo

sering ketemu kan

jadi lebih akrab...

6.3.4 Melaksanakan Kegiatan Kemitraan

Selain paraji yang sebagian masih melakukan praktek pertolongan

persalinan, informan bidan di desa juga mengungkapkan bahwa sebagian

masyarakat masih mengandalkan paraji sebagai penolong persalinannya, selain

dapat melahirkan dirumah, pasien juga di pijit, di mandikan dan di doa-doain

(jampe-jampe). Selain itu paraji akan mendatangi pasien 2-3 hari sekali sampai 40

hari masa nifas. Menurut informan keluarga juga mempunyai pengaruh besar

dalam pengambilan keputusan pertolongan persalinan.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 88: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

70

Universitas Indonesia

Tabel 6. 19

Hasil FGD Informan Bidan di Desa Tentang Melaksanakan Kemitraan

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

... sebenarnya sih

udah baik ya

kemitraannya,

udah pada

ngarujuk ke kita,

hanya saja masih

ada ma paraji

yang nolong

sendiri, padahal

udah dikasih

pembinaan, ntar

alasannya

kebrojolan,

... saya rasa

cukup lumayan

dianya (paraji)

datang sih ya pas

pertemuan

kemitraan, pas

ada lokmin desa,

ya.. meski tetep

aja masih ada

nolong sendiri...

... si maparaji

ikutan nganter,

juga nemenin

...ada yang udah

baik juga, ada

yang belum juga..

soalnyaada tuh ya

mereka (bumil)

periksanya pernah

ke saya ya, tapi

bersalinnya

malahan ke

paraji, ma paraji

nggak ngerujuk

kekita, nggak

kasih tahu kita, di

...belum itu ya

tempat saya,

ada itu

persalinan

sungsang yah,

ditolong ma

paraji, pasiennya

cerita ma saya

pas imunisasi.

Kata si

maparajinya ini

mah emak udah

tahu ilmunya,

... ya susah sih

ya, dari

parajinya gak

bisa di omongin,

dari pasiennya

juga begitu,

emang ada yah

satu dua orang

gitu, maunya

lahirnya dirumah

aja, jadi manggil

maparaji. Karena

kalau bidan kan

... yang baik sih

bantuin kita

banget, biasanya

kan suka ngeluh-

ngeluh pegel yah

pasienya, maparaji

yang mijetin, saya

bilangin boleh

pijet-pijet tapi

tangan ma kakinya

aja. Trus ma N

ngelus-elus

perutnya, ama di

... kalo ma paraji

hanya kasih

support aja sama

doa-doa, yang

nolong bayinya

ya saya, keluarin

plasenta ama

jahitnya semua

saya, kalau

bayinya udah

lahir si maparaji

yang kasih

bajunya,

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 89: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

71

Universitas Indonesia

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

padahal nggak

satu dua lho ma

E nolong bayi,

masak semua

kebrojolan...

sampai selesai,

sampai bayinya

lahir, juga

bantuin bersih-

bersih...

tolonglah sendiri.

Ntar tahunya pas

imunisasi, ee

ternyata udah

lahir...heheh...

dulu nolong si Y

juga bisa...

kita kan udah

bermitra ya sama

mereka tapi ya

itu dia, masih

saja PD nolong

sendiri...

kasih sarannya

ke rumahnya

bidan atau

puskesmas yah...

komat-kamitin

gitu... di

mantrain...hehehe..

Yang nggak baik

ya.. kita nggak

bermitra ma dia,

ada yang belum

juga saya kenal sih

ya..

ngebedongin

gitu... kadang

mijitin kita juga

lho, dia itu

ramah...

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 90: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

72

Universitas Indonesia

Dari seluruh informasi yang di gali dari informan bidan di desa yang ikut

dalam FGD , sebagian belum melakukan kemitraan dengan paraji. Namun tidak

semua paraji yang bermitra melakukan rujukan ibu hamil untuk bersalin ke bidan

sebagian masih menolong persalinan tanpa ada pendampingan dari bidan. Selain

paraji tidak melaporkan dan merujuk ibu hamil ke bidan, ibu hamil yang

bersangkutan juga berkeinginan di tolong paraji.

Sebagian besar informan Bidan di Desa mengungkapkan bahwa untuk

pembagian peran antara Bidan di desa dan paraji sebagian besar masih terbatas

dalam lingkup pertolongan persalinan. Paraji yang bermitra baik dengan bidan

selain merujuk ibu hamil yang akan bersalin ke Bidan di desa juga mendampingi

dan membantu bidan dalam proses persalinan. Menurut bidan di desa saat

bersama – sama menolong persalinan paraji melakukan peran secara sosial budaya

seperti mengelus-elus perut ibu, memijat tangan dan kaki, mendampingi ibu

selama proses melahirkan, membersihkan ibu , memberikan kekuatan psikologis

kepada ibu, membersihkan kain bekas melahirkan, serta membersihkan plasenta.

Hal tersebut juga di sampaikan oleh informan bidan di desa yang di

lakukan wawancara mendalam, berikut hasil nya :

... gimana yah, susah sih kalo yang masyarakatnya udah itu banget sama

paraji, kadang ibu hamilnya mau ya ikut saran kita, suaminya juga mau

ya, tapi keluarganya itu yang susahnya minta ampun... ya ibunya,

neneknya, saudaranya... mereka kuat banget pengaruhnya... jadi meski

kitanya udah bermitra, tapi kurang juga menurut saya. Harusnya dia

(paraji) kan juga hubungi saya ya, itu nggak nolong sendiri.. (WB2)

...Yah... gimana ya, yang baik kemitraannya ma kita mah bisa banget

diajak kerja bebarengan, yang kurang tuh yang susah, kadang dianya

diajak ngomong, ngobrol pun susah, gimana kita bisa kerja bareng coba

bikin gimana yah... se el (kesal).. gitu.. (WB1)

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 91: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

73

Universitas Indonesia

Dari hasil wawancara mendalam kepada bidan koordinator Puskesmas

dan Kepala puskesmas tentang pelaksanaan kemitraan yang di lakukan oleh bidan

di desa, di peroleh informasi sebagai berikut :

Tabel 6.20

Hasil Wawancara Mendalam Informan Kepala Puskesmas dan Bidan Koordinator

Mengenai Pelaksanaan Kemitraan oleh Bidan Di Desa

KP1 KP2 BK1 BK2

... menurut saya

mereka (bidan di

desa) udah bagus

pelaksanaannya,

ya, sebagian

besar sudah

bermitra, mereka

juga melakukan

pendekatan yang

baik dengan

parajinya...

... rata-rata kerja

mereka baik ya,

sudah bermitra

tapi tetep aja ada

pasien yang

maunya bersalin

sama paraji ya.

Maunya kan

ngelahirinnya

dirumah , kalau

sama kita kan

kita nyuruhnya ke

puskesmas atau

rumah kita yang

alatnya lebih

lengkap kan...

... ya lumayan ada yang

baik ada yang

susah...sebenarnya nggak

parajinya aja ya yang

susah kita ajak mitra ya,

kitanya kan juga nggak

bisa maksa ya, ada yang

mau di bilangin kalau

lahiran ke bidan, ada juga

yang nggak usah

dibilangin udah tahu gitu

yah, tapi ada juga yang

nggak mau denger, udah

gimana ya... sugestinya

udah biasa ama paraji

sih...

...Secara umum

baik sih ya,

mereka terjun

kemasyarakat

udah bagus, tapi

karena belum

deket, jadi ya

kemitraannya

dengan paraji

kurang bagus..

6.3.5 Evaluasi Kegiatan Program

Dari seluruh bidan di desa menyatakan bahwa telah melakukan pelaporan

kepada kepuskesmas, melalui laporan PWS. Belum ada format khusus tentang

pelaporan kegiatan kemitraan.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 92: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

74

Universitas Indonesia

Tabel 6. 21

Hasil FGD Mengenai Evaluasi Program Kemitraan

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

... laporan

kegiatan ada kali

ya di bikornya,

laporannya pas

ada pertemuan

itu biasanya,

kalau yang

khusus pada

evalusi

pelaksanaanya

belum ada sih..

... belum ada

setahu saya...

nggak ada

formatnya, yang

kita laporin

paling cuma PWS

aja...

...selama ini

PWS aja yang

kita laporin rutin

per bulan, kalau

kegiatan paling-

paling cuman

ditanya aja, ama

Bikornya atau

Kepala, itu aja...

... iyah.. pas

ditanya aja

kita

ngejawabnya,

tertulisnya

belum...

... gimana kita

buatnya ya...

saya nggak tahu

itunya

formatnya...

setahu saya ya

PWS itu...

... kita selalu

laporan rutin

nya PWS

KIA, udah

macem-

macem itu

laporannya

di sana...

...laporannya ya

PWS itu, di situ kan

ada ya persalinan

bidan berapa, paraji

berapa, yang

meninggal berapa,

trus yang

pendampingan ama

paraji berapa, ada

itu..

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 93: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

75

Universitas Indonesia

Informasi juga di peroleh dari bidan desa yang di wawancara, berikut hasilnya :

...selama ini yang memantau paling kepala puskesmasnya ya, biasanya di

tanyain, gimana kemitraannya dengan mak itu ..., kalau laporan khusus

saya nggak tahu, kayaknya belum ada selama ini. yang rutin di laporin

itu PWS KIA, cakupan-cakupan... (WB1)

... pemantauan dari dinas nggak saya nggak tahu ya, kalo dari

puskesmas sih saya rasa belum ada selama ini, hanya cakupan-cakupan

aja yang diminta buat puskesmas ya... (WB2)

Hal tersebut juga di perkuat oleh informasi dari Kepala Puskesmas :

... pemantauan secara tidak langsung dilakukan sebenarnya, tapi hanya

dari puskesmas, yang dari dinas belum secara fokus ya, untuk

evaluasinya mungkin pas kita ketemuan di dinas ya, suka disinggung

juga mengenai kemitraan... (KP1)

... selama ini pemantauan dan evaluasi khusus kegiatan yang dilakukan

oleh bidan di desa sih belum ada, mungkin di lihat aja ya dari laporan

bulanan bidan desa nya, cakupannya udah bagus atau belum... (KP2)

6.4 Komponen Output

Informasi tentang hasil keluaran kemitraan bidan di desa dengan paraji,

diungkapkan oleh informan bidan di desa melalui FGD sebagaimana berikut ini :

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 94: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

76

Universitas Indonesia

Tabel 6. 22

Hasil FGD Mengenai Out Put Program Kemitraan

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

...kalau di desa

saya mah, linakes

dari tahun lalu

naik sih

yah...meski

sedikit...

... kalau hasil

dari cakupan-

cakupan

meningkat ya,

tapi yang

bermitra itu-itu

aja, belum ada

yang gabung

lagi...

...paraji yang

suka nganterin

ngarujuk tetap ya

itu, nggak ada

tambahan tapi

emang

persalinannya

agak naik.

diempat saya..

...yang tahun 2011

itu emang banyak

persalinan

maparijinya, 50

an lebih naik dari

tahun 2010, 40 an

saat itu..

...lumayan naik

ya, saya senang

itu, kebetulan

emang semua

bermitra dengan

saya...

... sama ,biasa

ajah, tempat saya

mah masih ada

aja persa linan

dukunnya...

...alhamdulillah

cakupannya naik,

cuman ya, masih

ada dukunnya

nolong, jumlah

yang bermitra

tetap, yang lain

belum

terangkul...

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 95: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

77

Universitas Indonesia

Sedangkan hasil wawancara mendalam dengan bidan di desa adalah sebagai

berikut:

...alhamdulillah, klo cakupan di desa saya naik yah, naik 5% dari yang

kemarin..., ada yang turun emang, di pasir jambu Nakesnya malah turun

itu... semua dukunnya udah bermitra, jadi nggak ada tambah-tambah

lagi... (WB1)

...cakupan cukup lah, nggak rendah-rendah amat 78% tempat saya.

Jumlah dukun bermitra tetap yah, belum ada yang mitra lagi, satu aja itu

yang susah sampai saat ini belum mau diajak kerjasama... (WB2)

Informasi yang di dapat dari kepala Puskesmas dan Bidan Koordinator tentang

output adalah sebagai berikut:

Tabel 6. 23

Hasil Wawancara Mendalam Mengenai Out Put Program Kemitraan

KP1 KP2 BK1 BK2

... kalau bicara

tentang

cakupan

memang naik,

tapi masih saja

di bawah

target, ada

desa yang

persalinan

nakesnya

menurun ya,

parajinya yang

naik, tapi

secara umum

ada kenaikan...

...menurut

saya udah

lumayan baik

sih ya, di

Cilebut mah

linakesnya

bertambah,

naik dari

tahun-tahun

sebelumnya...

...bervariasi ya

perdesanya, ada yang

persalinannya naik, ada

juga maparajinya yang

malahan naik, yang

agak banyak maparinya

tuh desa Pasir Jambu,

dulunya sempat bagus

sih, tapi kesini-sini

persalinan malahan

maparajinya nambah

bahkan yang tahun 2011

kemarin itu 60 an persen

linakesnya...

...yah... gimana ya,

hasilnya memang

belum memuaskan

ya,masih dibawah

target juga. tahun

2011 itu emang agak

naik maparajinya,

gimana ya..

jampersal juga udah

di sosialisasi, bidan

tiap desa ada,

hehehe...belum

maksimal kali yah..

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 96: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

78

Universitas Indonesia

Hasil penelitian informan FGD dan wawancara mendalam, cakupan KIA

sebagian mengalami peningkatan meskipun tidak banyak, namun ada desa yang

justru menurun. Dari yang meningkat sebagian besar masih dibawah target nasional

maupun target puskesmas. Sedangkan jumlah paraji yang bermitra dengan bidan

masih tetap. Paraji yang semula belum bermitra saat ini belum ada upaya bidan

untuk merangkulnya menjadi mitra kerja.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 97: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

79

Universitas IndonesiaGambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 98: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

79

BAB 7

PEMBAHASAN

7.1 Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih mempunyai kekurangan

dan keterbatasan antara lain masih kurangnya pengalaman peneliti dalam

pelaksanaan penelitian dengan metoda kualitatif, tidak semua informan bidan di

desa dapat hadir memenuhi undangan untuk melakukan FGD, dari 9 yang di

rencanakan hadir 7 informan bidan di desa, tidak semua informan bidan

koordinator sebagai triangulasi sumber dapat diwawancarai hal ini karena bidan

koordinator dari puskesmas Cilebut sedang dalam keadaan sakit sedangkan bidan

koordinator pengganti kurang bisa memberikan informasi yang di butuhkan, dari

ketiga kepala puskesmas yang ada hanya dua yang dapat memberikan informasi

hal ini di karenakan kepala puskesmas sedang melaksanakan pelatihan.

7.2 Komponen Input

7.2.1 Sumber Tenaga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber tenaga bidan di desa

sebagai pembina wilayah di masing – masing desa sudah tersedia, hal tersebut

nampak dari ungkapan para informan FGD bidan di desa, Bidan Koordinator

Kepala Puskesmasnya, serta data tenaga kesehatan yang tersedia. Sedangkan

persepsi bidan tentang kecukupan tenaga bidan yang tersedia sebagian besar

sudah merasa cukup bahwa satu bidan di desa membina satu wilayah desa, ada

sebagian lagi menyatakan bahwa satu bidan di desa kurang cukup dengan alasan

bahwa beban kerja sebagai bidan di desa di rasakan terlalu berat karena

mengampu banyak posyandu dan area binaan terlalu luas.

Berdasarkan observasi data puskesmas dan informasi sumber lain ketiga

puskesmas di wilayah kecamatan sukaraja masing – masing desa di wilayah

tersebut mempunyai satu bidan di desa sebagai bidan pembina wilayah desa.

Tidak semua bidan di desa tinggal di desa binaanya tersebut. Dari 13 desa, 3 desa

yang bidan desanya tidak tinggal di desa. Hal tersebut karena mereka telah

mempunyai rumah di luar wilayah desa binaanya tersebut.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 99: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

80

Universitas Indonesia

Sumber daya manusia adalah kekuatan yang bersumber dari manusia

baik tenaga, pemikiran, maupun support moral, atau sering juga disebut Human

Resource, tenaga atau kekuatan. Hal tersebut merupakan hal yang penting yang

dapat menentukan keberhasilan suatu kegiatan atau program (Fathoni, 2006)

Tugas pokok bidan adalah melaksanakan kegiatan puskesmas di desa

wilayah kerjanya berdasarkan urutan prioritas masalah kesehatan yang dihadapi,

sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan diberikan. Selain itu, bidan juga

menggerakkan dan membina masyarakat desa di wilayah kerjanya agar tumbuh

kesadarannya untuk berperilaku sehat. (Depkes RI, 1992)

7.2.2 Dana

Dana yang di gunakan dalam kegiatan kemitraan di wilayah kecamatan

Sukaraja Kabupaten Bogor, bersumber dari dana BOK. Dana tersebut di

aplikasikan dalam pertemuan di puskesmas dengan melibatkan bidan, paraji, serta

lintas sektoral yang melibatkan kepolisian, koramil, kecamatan, serta kelurahan.

Bidan di desa tidak terlibat langsung dalam pengelolaan dana yang di gunakan

untuk pertemuan kemitraan, pengelolaan di pegang oleh pengurus keuangan

puskesmas atau bidan koordinator puskesmasnya.

Selain dana yang bersumber dari anggaran dana puskesmas, sebenarnya

dana untuk kegiatan ini juga dapat diusulkan melalui dana peningkatan dan

kesehatan dan pendidikan yang ada dalam alokasi dana desa (ADD) sesuai dengan

BAB 7 tentang Sumber Keuangan dari PP 72 tahun 2006 tentang Pelaksanaan

Pemerintah Desa (Depkes RI, 2008). Dalam hal ini seluruh sumber informan

belum tahu adanya hal tersebut.

Pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang diperlukan dalam

pembangunan. Pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat primer di tanggung

oleh pemerintah bersama dengan masyarakat yang di tujukan untuk menangani

masalah kesehatan masyarakat yang menjadi prioritas pembangunan (Depkes RI,

2009)

Selain dana kemitraan yang digunakan untuk pertemuan, ada dana lain

yang berkaitan erat dengan kemitraan bidan dan dukun paraji, yaitu dana

pembagian jasa persalinan. Ada variasi persentase pembagian jasa persalinan di

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 100: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

81

Universitas Indonesia

tiap-tiap desa, hal tersebut sesuai dengan hasil kesepakatan yang telah dituangkan

dalam MOU. Semenjak di berlakukannya program Jampersal sejak bulan April

2011, terjadi pergeseran cara pemberian jasa dan jumlah yang harus di berikan

kepada dukun, hal tersebut belum tertuang dalam kesepakatan yang baru,

sehingga bidan di desa membuat kebijakan tersendiri dalam hal ini.

Di dalam hal ini, Kepala Puskesmas hanya menyarankan sistem

pembagian jasa persalinan dilakukan sesuai persentase kesepakatan MOU, namun

di berikan setelah klaim jampersal terbayar. Belum ada ketentuan tertulis tentang

pembagian jasa persalinan yang baru setelah ada kebijakan program Jampersal.

Sistem dana bergulir dalam kemitraan bidan di desa dan dukun bayi yang

dilaksanakkan di kabupaten Trenggalek dapat meningkatkan jumlah persalinan

yang ditolong tenaga kesehatan dan menurunkan jumlah kematian ibu setelah

sistem tersebut dilaksanakan selama lima tahun (Depkes RI, 2006a)

Pembagian jasa persalinan akan menjadi lebih baik lagi apabila ada

kesepakatan yang jelas antara bidan dan paraji dengan di komunikasikan secara

baik. Terutama apabila ada kebijakan baru yang bisa mempengaruhi kesepakatan

sebelumnya. Komunikasi antar pelaku kemitraan tentang pembagian jasa tersebut

akan memberikan kontribusi yang cukup positif bagi berlangsungnya kemitraan

yang telah terbina.

Dana pelayanan persalinan dari askeskin / Jamkesmas juga dapat dikelola

dengan sistem dana bergulir yaitu dengan cara memberikan uang muka kepada

dukun bayiyang selanjutnya akan ditambah oleh bidan di desa sesuai dengan

kesepakatan dan ketentuan yang berlaku, jika dukun tersebut merujuk atau

mengantarkan ibu hamil atau bersalin untuk periksa dan melahirkan dengan bidan

di desa (Depkes RI, 2006b)

7.2.3 Sarana

Secara umum pelaksanaan kemitraan bidan di desa dan paraji di wilayah

kecamatan Sukaraja di saranai oleh pihak puskesmas, selain itu desa juga turut

serta dalam memfasilitasi pertemuan kemitraan dalam hal ini penyediaan tempat

pertemuan kegiatan kemitraan antara bidan dan paraji yang juga melibatkan sektor

lain. Peran serta dinas kesehatan dirasakan kurang berperan dalam kontribusi

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 101: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

82

Universitas Indonesia

sarana untuk pertemuan kemitraaan. Sedangkan untuk ketersediaan sarana buku –

buku pedoman kemitraan untuk bahan acuan kemitraan seluruh informan bidan di

desa belum ada yang memilikinya. Puskesmas tidak menyediakan buku tersebut

karena pihak dinas kesehatanpun belum memberikan buku tersebut.

Sarana dan prasarana merupakan hal pokok sekaligus modal dasar untuk

berfungsinya suatu organisasi (Mills & Gibson, 1990). Seperti halnya yang di

kemukakan oleh Notoatmodjo (1993) yaitu bahwa bantuan dan dukungan fasilitas

sarana dan prasarana akan berakibat mampu meningkatkan kerja seseorang.

Ketersediaan sarana yang di perlukan untuk menunjang pelaksanaan

kegiatan suatu program akan memperlancar keberlanjutan program itu sendiri.

Menurut Bruce;1990,Fromberg;1988,Gambone;1991 dalam Azwar;1996 bahwa

apabila tenaga dan sarana tidak sesuai dengan standar dan dana tidak sesuai

kebutuhan maka sulit diharapkan baiknya mutu pendidikan.

7.2.4 Metode

Dalam penelitian ini bidan di desa wilayah kecamatan Sukaraja

melakukan perdekatan personal terhadap mitranya (Paraji) dengan membina

komunikasi secara langsung pada saat berkunjung kerumah, saat persalinan,

bertemu di jalan ataupun melakukan pendekatan melalui sarana pertemuan

kemitraan. Pendekatan yang dilakukan bidan di desa mengalami mengalami

beberapa hambatan sehingga hubungan personal belum terbina secara utuh.

Beberapa faktor yang menyebabkan bidan di desa kesulitan melakukan

pendekatan dan komunikasi terhadap mitranya antara lain karena adanya

perbedaan usia yang cukup jauh, pendidikan, pola pikir, respon paraji terhadap

bidan, jarak rumah yang terlalu jauh dengan tempat tinggal bidan serta perasaan

segan untuk datang atau berkunjung.

Hasil survey Mc Dermott (1997) mengatakan bahwa salah satu hambatan

dalam komunikasi antara dukun bayi dan bidan di desa adalah karena perbedaan

umur dan latar belakang budaya. Sedangkan menurut Depkes RI (2006) kualitas

komunikasi yang kurang baik cenderung berkaitan dengan hubungan interpersonal

yang kurang baik dengan dukun bayi.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 102: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

83

Universitas Indonesia

Salah satu cara supaya bidan di desa dapat diterima baik oleh masyarakat

desa adalah ia perlu melakukan hubungan baik dengan dukun dan masyarakat

dengan memperhatikan faktor sosio budaya setempat serta faktor kelebihan

“dukun” dalam pelayanan masyarakat. Johnson (1981) menyatakan bahwa agar

mampu mengembangkan dan memelihara komunikasi yang akrab dan produktif

kita memerlukan untuk memiliki sejumlah ketrampilan dasar. Pertama, harus

saling memahami, yaitu mempunyai sikap percaya, pembukaan sendiri, keinsafan

diri dan penerimaan diri. Yang kedua harus mampu mengkomunikasikan pikiran

dan perasaan kita, kemampuan ini juga harus disertai kemampuan menunjukkan

sikap dan rasa senang serta kemampuan memdengarkan dengan cara yang akan

menujukkan bahwa kita memahami lawan komunikasi kita. Yang ke tiga harus

saling memberikan dan menerima dukungan atau saling menolong. Selanjutnya

yang keempat harus mampu memecahkan konflik dan bentuk-brntuk masalah

antar pribadi yaitu dengan mendekatkan kita dengan lawan komunikasi kita dan

menjadikan komunikasi menjadi tumbuh dan berkembang.

Sesuai dengan penelitian Adisasmita, Tarigan dan Hadi (2003) yang

mengemukakan bahwa pendekatan dan intensitas komunikasi antara bidan di desa

dan dukun bayi berperan dalam kemitraan. Semakin tanggap dan sensitif seorang

bidan di desa terhadap kebutuhan dan motif dukun bayi semakin mudah bidan di

desa mempengaruhi dukun bayi untuk bekerja sama. Begitu juga dengan

penelitian Suryaningsih (2001) mengungkapkan bahwa komunikasi intensif yang

dilakukan bidan di desa diakui sebagai salah satu hal yang mendukung kemitraan

(pendampingan) meskipun pengalihan dukun bayi sebagai penolong persalinan

tetap dilakukan secara bertahap.

Untuk membina komunikasi dan hubungan dengan mitranya yaitu paraji

bidan di desa diharapkan mengerti serta memiliki ketrampilan dalam

berkomunikasi sehingga dapat menciptakan hubungan yang harmonis dengan

dukun bayi/paraji.

Telah di buat MOU atau kesepakatan tertulis antara bidan dan dukun

paraji dengan di tanda tangani oleh kepala puskesmas, camat, serta pihak desa

sebagia saksi. Di buatnya MOU tersebut diharapkan bisa menjadi sarana bidan di

desa dan dukun paraji duduk berdampingan untuk menyepakati keputusan

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 103: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

84

Universitas Indonesia

bersama. Namun dalam kenyataannya menurut bidan di desa hasil kesepakatan

tersebut tidak dilaksanakan sepenuhnya.

Di dalam kemitraan ada kesepakatan tertulis tentang peran dan tugas

antara bidan dengan dukuny yang di ketahui oleh kepala desa ataupun tokoh

masyarakat (Depkes RI, 2008).

Selain itu untuk mendukung terjalinnya hubungan kemitraan dan sebagai

wujud penghargaan terhadap seseorang perlu adanya reward atau penghargaan

bagi pelaku kemitraan tersebut. Namun dari hasil penelitian ini reward atau

penghargaan bagi bidan itu sendiri belum pernah ada. Sedangkan bagi paraji

hanya satu wilayah puskesmas saja yaitu dari sukaraja yang memberikan

bingkisan lebaran bagi paraji yang bermitra baik dengan bidannya.

Dari hasil penelitian tentang sanksi, di wilayah kerja puskesmas

Kecamatan Sukaraja sudah di tentukan adanya bentuk sanksi yang tertuang dalam

MOU. Namun sanksi tersebut belum pernah dilaksanakan secara sebenarnya

sesuai kesepakatan.

7.3 Komponen Proses

7.3.1 Pendataan dan Pemetakan Dukun

Dari hasil penelitian ini, pendataan dan pemetakan dukun oleh bidan di

desa belum maksimal, tidak semua bidan di desa wilayah kecamatan Sukaraja

sudah mengenal baik setiap paraji yang tinggal di wilayah desa binaan bidan.

Bidan mengetahui paraji tersebut karena sudah mengenalnya secara langsung,

tahu ketika ada kemitraan atau hanya mengetahui paraji tersebut dari laporan

kader atau informasi dari pasien. Hal tersebut dikarenakan jarak antara rumah

dukun yang terlalu jauh dengan tempat tinggal bidan di desa, masa kerja bidan di

desa yang masih baru, serta belum terbinanya kemitraan antara bidan di desa

dengan sebagian paraji.

Dari seluruh jumlah paraji yang berjumlah 65 orang, 48 diantaranya

bermitra dengan bidan di desa, dan sisanya 17 belum bermitra. Menurut bidan di

desa paraji yang bermitra telah di kenal oleh bidannya, merujuk pasien ke bidan,

dan pernah datang pada saat pertemuan kemitraan. Sedangkan yang tidak bermitra

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 104: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

85

Universitas Indonesia

sebagian belum di kenal oleh bidannya, masih suka menolong persalinan sendiri,

tidak pernah merujuk pasien ke bidan dan tidak hadir dalam pertemuan kemitraan.

Dalam survey yang dilakukan McDermott (1997), salah satu faktor yang

menyebabkan sulitnya bidan dalam membina hubungan dengan dukun bayi adalah

karena pebedaan usia dan asal daerah, karena bidan - bidan yang diturunkan ke

desa adalah bidan yang masih muda dan tidak selalu berasal dari daerah tempat

dimana bidan ditempatkan.

7.3.2 Koordinasi dengan lintas sektor

Bagi bidan di desa koordinasi lintas sektor memiliki arti penting dalam

mempengaruhi masyarakat untuk melakukan perilaku hidup sehat, termasuk

didalamnya melaksanakan persalinan dengan tenaga kesehatan. Koordinasi yang

dillakukan oleh bidan di desa dengan kader PKK dan tokoh masyarakat dilakukan

pada saat pelaksanaan posyandu, sedangkan koordinasi yang dilakukan dengan

lintas sektor yang melibatkan pihak Kepolisian, Koramil, Kecamatan dan

Kelurahan di fasilitasi oleh puskesmas. Kegiatan yang dilakukan dengan lintas

sektor tersebut selama ini hanya terbatas tentang sosialisasi program kemitraan

dan sosialisasi kesepakatan / MOU antara bidan di desa dan paraji.

Melakukan koordinasi dan sosialisasi di tingkat desa bertujuan untuk

mendapatkan dukungan serta kesepakatan pada pelaksanaan kemitraan bidan

dengan dukun dari aparat desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, PKK dan

masyarakat itu sendiri (Depkes RI, 2008)

7.3.3 Membina Dukun Paraji

Pembinaan yang dilakukan bidan di desa dalam kemitraan dianggap

mempunyai peranan penting bagi bidan untuk mempermudah penyampaian

informasi yang berkaitan dengan kemitraan, seperti bagaimanakah pembagian

peran dan tugas antara bidan dan paraji saat persalinan, penjaringan ibu hamil,

selain itu pembinaan dapat meningkatkan hubungan bermitra antara bidan dan

paraji. Selama ini pembinaan secara rutin dilakukan bidan di desa belum

terlaksana dikarenakan keterbatasan dana dan anggaran. Pembinaan terhadap

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 105: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

86

Universitas Indonesia

paraji menurut bidan di desa memuat informasi tentang perawatan ibu dan bayi,

tanda bahaya kehamilan dan pembagian tugas/kerja.

Terhenti atau tidak berjalannya suatu organisasi apapun sering terjadi

dikarenakan tersumbatnya saluran komunikasi diantara anggota organisasi

tersebut (Notoadmodjo, 2005). Dengan demikian terlihat bahwasanya berjalannya

suatu kemitraan di desa di pengaruhi oleh intensitas pertemuan antara bidan dan

dukun paraji. Pertemuan dengan frekuensi yang lebih sering maka akan terjalin

hubungan yang lebih harmonis antara pelaku kemitraan, sehingga diharapkan

bidan lebih bisa memberikan arahan dan pengaruhnya kepada paraji dengan lebih

baik, dan bagi dukun akan membuat lebih nyaman bermitra dengan bidan, lebih

terbuka serta tidak segan lagi untuk mnghubungi bidan bila ada persalinan

ataupun hal lain yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Memberikan informasi maupun advokasi kepada mitra merupakan cara

yang dapat dilakukan dalam menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya

kemitraan (Notoatmodjo, 2005). Penting bagi bidan untuk memberikan informasi

yang jelas tentang tugas dan tanggungjawabnya sebagai bidan, serta tugas dan

tanggungjawab dukun yang sebenarnya.

7.3.4 Melaksanakan Kegiatan Program Kemitraan

Dalam pelaksanaan kemitraan antara bidan dengan paraji menurut bidan

di desa yang menilai kemitraannya baik dengan paraji melakukan pertolongan

persalinan dengan paraji yang ada di wilayah desanya, menerima laporan dan

rujukan ibu hamil dari paraji, sering bertemu dalam acara baik informal dan non

informal, serta mendapatkan sambutan yang baik saat bertemu atau bekerja sama.

Sebaliknya, bidan di desa yang menilai kemitraannya kurang, ternyata belum

mengenal seluruh paraji yang ada di daerah binaannya, hanya sebagian paraji

yang sudah bermitra yang melakukan rujukan, masih banyaknya persalinan yang

di tolong sendiri oleh paraji meskipun paraji tersebut telah menandatangani

kesepakatan, serta hubungan komunikasi yang kurang baik antara bidan di desa

dan paraji.

Semua desa di wilayah Kecamatan Sukaraja masyarakatnya sebagian

masih mempercayai dan memanfaatkan paraji dalam pelayanan kesehatan ibu dan

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 106: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

87

Universitas Indonesia

anak, terutama bagi ibu hamil, bersalin, dan nifas. Hal tersebut tercermin dari

masih banyaknya persalinan yang di tolong oleh paraji.

Menurut beberapa penelitian menunjukkan bahwa banyak ibu di

Indonesia yang tidak mau meminta pertolongan tenaga penolong persalinan

terlatih untuk memberikan asuhan persalinan dan kelahiran bayi, dengan alasan

bahwa tenaga penolong persalinan terlatih tidak benar-benar memperhatikan

kebutuhan, kebudayaan, tradisi, dan keinginan pribadi para ibu dalam

persalinandan kelahiran bayinya (Depkes RI, 2006).

Menurut hasil penelitian Ponny (2008) di kabupaten Katingan

menunjukkan bahwa dukun bayi masih menjadi kebutuhan masyarakat meskipun

bidan di desa sudah tersedia dekat dengan masyarakat. Hal yang sama juga di

dapatkan dari penelitian Ni Putu (2011) di Puskesmas Pangi, Kabupaten Parigi

Moutong bahwa sebagian masyarakat masih percaya dan lebih senang dengan

dukun karena mereka masih percaya mistis, adanya ikatan keluarga yang

terbentuk antara masyarakat dengan dukun atau dengan kata lain ada hubungan

kekerabatan, selain itu faktor biaya dan tradisi masyarakat, dan masayarakat

percaya dukun karena dukun adalah orang yang di tuakan.

Meskipun dalam hal ini pemerintah telah menggelontorkan kebijakan-

kebijakan yang diharapkan dapat mengubah pola pikir masyarakat terutama dalam

pemanfaatan dukun paraji dalam pertolongan persalinan, pengaruh paraji masih

mempunyai kekuatan di masyarakat itu sendiri. Untuk itulah bidan perlu menjalin

kemitraan, meningkatkan hubungan personal dengan dukun paraji yang telah

dipercaya dan mempunyai kedudukan khusus di mata masyarakat. Dengan

dibutuhkannya dukun dan kedudukannya oleh masyarakat sehingga sangat

penting upaya untuk merangkul dukun paraji tersebut sebagai mitra bidan dalam

memberikan dukungan kepada ibu hamil, bersalin dan nifas. Terutama di daerah

dengan persalinan dukunnya masih tinggi (Depkes RI, 2008)

7.3.5 Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Program

Hasil dari pendalaman informasi yang di peroleh atas dasar hasil diskusi

kelompok dan wawancara mendalam mengenai kegiatan pemantauan dan evalusi

program kemitraan bidan dengan dukun bayi, selama ini belum ada penilaian

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 107: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

88

Universitas Indonesia

secara khusus baik oleh dinas kesehatan, puskesmas, ataupun dari desa. Hanya

laporan secara verbal saja yang disampaikan oleh bidan di desa apabila ditanya

oleh Kepala Puskesmas. Laporan adanya persalinan oleh dukun, cakupan

pemeriksaan kehamilan, kasus kematian, sudah terangkum dalam laporan PWS-

KIA yang diserahkan kepada koordinator setiap bulannya.

Berdasarkan buku pedoman Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi (Depkes

RI, 2008) bahwa pemantauan kegiatan kemitraan dari propinsi ke kabupaten 1 kali

per tahun, pemantauan Kabupaten ke Puskesmas-Desa adalah 3 bulan sekali

(laporan dari desa/Puskesmas) dan evaluasi dilakukan 1 kali dalam setahun

setelah proses kemitraan bidan dengan dukun berlangsung. Sedangkan di tingkat

propinsi dan kabupaten/kota melaui pertemuan bulanan, tingkat kecamatan melaui

lokakarya mini, dan di tingkat desa melalui pertemuan bulanan.

Pemantauan dan penilaian merupakan kegiatan yang di perlukan untuk

mengetahui keberhasilan suatu program dengan melihat apakah program tersebut

sesuai dengan rencana yang di tetapkan. Pemantauan dapat dilaksanakan secara

vertikal dari yang menduduki jabatan yang paling atas sampai ke pengurus yang

paling bawah. Atau secara horizontal adalah dengan koreksi dan perbaikan dari

teman sejajar. Sedangkan menilai atau evaluasi merupakan proses untuk

menentukan nilai dari sesuatu. Penilaian dilakukan terhadap aspek administrasi

seperti register dan laporan - laporan kegiatan. Kegiatan dilakukan berdasrkan

tahapannya sehingga penilaian dilakukan secara menyeluruh dan bersifat obyektif

yang berguna untuk memudahkan upaya perbaikan dan peningkatan selanjutnya

(Yaneu,2011).

7.4 Komponen Output

Indikator luaran atau output dalam pelakasanaan program kemitraan

bidan terhadap dukun paraji terlihat dari peningkatan pencapaian target KIA

terutama persalinan tenaga kesehatan, deteksi risiko tinggi oleh mayarakat dan

dari jumlah bidan yang bermitra dengan paraji.

Hasil penelitian informan FGD dan wawancara mendalam bahwa output

atau komponen keluaran pada pelaksanaan program kemitraan bidan di desa

belum sepenuhnya tercapai baik. Cakupan KIA sebagian mengalami peningkatan

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 108: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

89

Universitas Indonesia

meskipun tidak banyak, namun ada desa yang justru menurun. Dari yang

meningkat sebagian besar masih dibawah target nasional (90%) maupun target

puskesmas (85%). Sedangkan jumlah paraji yang bermitra dengan bidan masih

tetap. Paraji yang belum bermitra dengan bidan tahun lalu, saat ini belum juga

berjalan beriringan dan terangkul oleh bidan.

Hasil yang didapatkan dari hasil wawancara bidan koordinator, secara

umum cakupan pesalinan mengalami peningkatan, hanya saja kunjungan

pemeriksaan mengalami penurunan kualitas karena cakupan K1 mempunyai

selisih lebih besar dari jumlah cakupan K4.

Secara keseluruhan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di

wilayah kecamatan Sukaraja mengalami kenaikan dari tahun 2010 yaitu 77,2%

menjadi 82%. Cakupan kunjungan K4 menurun dari 86,6% menjadi 80,4% pada

tahun 2011. Jumlah paraji yang sudah bermitra dengan bidan adalah sama yaitu

dari 65 paraji 17 diantaranya belum bermitra. Persalinan dukun dari 1,8 menjadi

3%.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 109: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

90

BAB 8

KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi

bidan di desa terhadap pelaksanaan kemitraan terhadap dukun paraji di wilayah

Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Hasil dari penelitian ini diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Komponen Input

Bidan di desa sebagai human source dalam kegiatan kemitraan

mempunyai peran yang penting dalam keberhasilan dan berjalannya suatu

kegiatan. Di setiap desa di wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor

terdapat 1 bidan di desa yang membina wilayah terebut. Kecukupan dan

kesediaan bidan di desa dalam membina wilayah kerjanya di nilai belum

optimal. Begitu juga dana yang terkait, alokasi dana yang di peruntukkan

untuk kegiatan kemitraan bagi bidan di desa belum sepenuhnya dapat

meningkatkan kemitraan dengan paraji, selain itu perubahan cara dan jumlah

pembagian jasa persalinan setelah adanya program Jampersal belum tertuang

dalam kesepakatan tertulis yang baru.

Bagi bidan di desa sarana yang di berikan oleh puskesmas dan desa

adalah cukup dalam perannya untuk pertemuan kemitraan. Pendekatan dan

komunikasi bidan terhadap mitra kerjanya kurang dilaksanakan secara

optimal. Pendekatan yang dilakukan terhadap paraji mengalami hambatan

sehingga hubungan personal belum terbina secara utuh. Komunikasi yang

intensif mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan kemitraan.

MOU atau kesepakatan tertulis juga merupakan salah satu cara supaya terjalin

suatu kedekatan antara bidan di desa bisa duduk berdampingan untuk

kesepakatan bersama. Dalam pelaksanaannya kesepakatan tersebut belum

sepenuhnya terimplementasikan. Belum pernah ada reward atau penghargaan

kepada bidan di desa yang melakukan kemitraan baik dengan paraji di

wilayah kerjanya. Selain itu, tidak semua puskesmas memberikan

memberikan reward nya kepada paraji.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 110: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

91

Universitas Indonesia

2. Komponen Proses

Dalam pelaksanaan kemitraan yang dilakukan oleh bidan di desa di

wilayah kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor, hasil penelitian menunjukkan

pendataan dan pemetaan dukun paraji oleh bidan di desa belum dilaksanakan

sepenuhnya, bidan di desa kurang mengenal bahkan ada yang tidak mengenal

dukun yang ada di wilayah kerjanya. Masih terbatasnya koordinasi dengan

lintas sektor di wilayah Kecamatan Sukaraja, sehingga dukungan masyarakat

tentang kemitraan bidan dengan paraji kurang optimal. Bagi bidan kurangnya

frekuensi dan intensitas bertemunya bidan dengan paraji memberikan

hambatan bagi bidan di desa melakukan pembinaan dengan paraji. Pembinaa

dianggap penting untuk mempermudah penyampaian informasi dan edukasi

tentang kemitraan. Pelaksanakan kemitraan yang dianggap baik oleh bidan di

desa karena paraji sudah berkolaborasi dalam memberikan pelayanan

kesehatan bagi ibu dan memberikan respon baik terhadap keberadaan bidan di

desa, sebaliknya kemitraan yang dianggap tidak baik bagi bidan desa bahwa

paraji masih tetap menolong persalinan dan kurangnya respon paraji terhadap

Bidan di desa. Pemantauan dan evaluasi kegiatan untuk mengetahui tingat

keberhasilan program kemitraan bidan di desa di wilayah Kecamatan

Sukaraja belum terlaksana. Pelaporan dilakukan oleh bidan di desa bukan

dalam bentuk format khusus evaluasi kemitraan, melainkan dalam bentuk

verbal, sedangkan hasil cakupan upaya pelayan KIA laporan dalam bentuk

PWS.

3. Komponen Output

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan secara umum mengalami

peningkatan namun masih dibawah target nasional, dan terkait hal tersebut

kasus kematian ibu penambahan kasus. Sedangkan untuk jumlah paraji yang

bermitra dengan bidan di desa wilayah kecamatan Sukaraja tidak mengalami

perubahan dari tahun sebelumnya.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 111: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

92

Universitas Indonesia

8.2 Saran

8.2.1 Bagi Instansi (Dinas Kesehatan Bogor dan Puskesmas)

a. Dalam pelaksanaan program kemitraan bidan dengan dukun paraji

perlu adanya dukungan serta pengelolaan yang serius dan lebih baik

lagi mulai dari komponen input, proses dan output sehingga dapat

menjadi solusi pencapaian target cakupan KIA khususnya pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan dan menekan adanya kasus

kematian.

b. Perlu adanya kesepakatan tertulis yang baru sesuai dengan jalannya

kebijakan program yang berpengaruh terhadap kemitraan.

c. Meningkatkan sistem pemantauan dan evaluasi yang

berkesinambungan, sehingga hasil dari evaluasi tersebut dapat

dijadikan perbaikan pada kegiatan selanjutnya.

d. Memberikan pelatihan-pelatihan terkait kemitraan, seperti pelatihan

tentang KIE yang mampu mengasah kemampuan bidan di desa dalam

caranya berkomunikasi, penyampaian informasi dan edukasi sehingga

dapat menjadi bekal untuk bidan di desa dalam merangkul dukun dan

masyarakat.

8.2.2 Bagi Bidan di Desa

a. Membina hubungan komunikasi yang baik dan intensif dengan paraji

di wilayah desanya baik yang sudah bermitra maupun yang belum

bermitra.

b. Menjaga hubungan personal yang baik dengan mitra kerja yaitu paraji

dengan mempererat tali bersilaturahmi.

c. Menjalankan peran dan fungsinya lebih optimal sebagai tenaga

pelaksana kesehatan di wilayah kerjanya dengan meningkatkan

semangat bekerja.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 112: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

93

Universitas Indonesia

d. Perlu ditanamkan kesadaran bahwa kemitraan bidan dengan paraji

merupakan kegiatan bersama, sehingga walaupun dana dan anggaran

terbatas diharapkan bidan di desa dapat memanfaatkan sarana

pertemuan/potensi wilayah yang ada seperti kegiatan gotong royong,

PKK, majelis taklim, lokakarya mini Desa dan kegiatan-kegiatan

lainnya sehingga memperkuat dukungan dari masyakat serta peran

aktif masyarakat terkait program yang dilaksanakan.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 113: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, A., Tarigan, L., H.,& Hadi, E., N., (2003). ‘Partnership Between

Village Midwife (Bidan) and TBA (Dukun/Paraji) in Several Provinces

in Indonesia.’ Final Report. Jakarta

Azwar, Azrul. Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta : Bina Rupa Aksara

Departemen Kesehatan RI (1992). Panduan Bidan di Tingkat Desa. Jakarta :

Depkes RI

Departemen Kesehatan RI (2006). Dokumentasi Model Kemitraan Promosi

Kesehatan. Depkes RI Jakarta

Departemen Kesehatan RI (2006). Hikmah Pelaksanaan Proyek Safe Motherhood

: A Patrnership &Family Approach, Jakarta :Depkes RI

Departemen Kesehatan RI (2008). Pedoman Kemitraan Bidan dengan Dukun,

Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, (2010). Profil Dinas Kesehatan Kabupaten

Bogor Tahun 2010. Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Gibson,J.L.,Ivancevich,J.M.,& Donelly,J.H. (1985). Organisasi: Perilaku,

Struktur, Proses : Jilid 1 edisi kelima (Penerjemah Agus Dharma).

Jakarta : Erlangga

Green, L. W.,& Kreuter, M. W. (2005), Health Program Planning, An

Educational and Ecological Approach 4th Ed, Boston, Mc. Graw Hill

Herawaty (1998). Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Pelayanan Bidan

Di Desa Di Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan. Tesis.

Universitas Indonesia

Kecamatan Sukaraja, (2011). Kecamatan Dalam Angka.

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 114: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

Kecamatan Sukaraja, (2011). Profil Kecamatan Sukaraja Tahun 2011.

Khrisna Aditya (2011). Analisis Persepsi Pekerja Terhadap Keselamatan dan

Kesehatan Kerja di PT Multi Nitrotama Kimia Cikampek Tahun 2011.

Skripsi. Depok. Universitas Indonesia

Madestria, N. (2011). Kajian Kemitraan Bidan Dan Dukun di Wilayah Kerja

Puskesmas Pangi Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah Tahun

2011. [Skripsi]. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia,

Depok

Martha, E., dkk. (2007). Studi Hambatan dan Pendukung Penyediaan dan

Penggunaan Pelayanan Bidan di Desa (Kabupaten Pandeglang dan

Serang, Privinsi Banten). Laporan Hasil Penelitian Immpact di

Indonesia, Depok, Puska FKM UI

Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan, Teori Dan Aplikasi. Jakarta. Rineka

Cipta

Ponny, N. (2008). Kajian Kemitraan Bidan Di Desa dan Dukun Bayi Di

Kabupaten Katingan Tahun 2008. [Tesis]. Program Studi Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia, Depok

Robbins, Stephen P (1996). Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, Aplikasi

Jilid Satu. Jakarta

Sarwono, Sarlito (1993). Sosiologi kesehatan, Beberapa Konsep Beserta

Aplikasinya, Gajah Mada, Universit y Press Yogyakarta.

Suryaningsih, D. (2001) Analisis Kualitatif Pendampingan Bidan di Desa Pada

Persalinan Yang Ditolong Oleh Dukun Bayi di Kecamatan Cicurug,

Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, [Tesis]. Program Pascasarjana

Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Depok

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 115: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

WHO (1992). Trainning of Traditional Birth Attendants (TBAS), A Guide for

Master Trainers, Geneva, WHO

Widyono, S. H. (2001). Analisis Terhadap Pemilihan Persalinan Pada Dukun

Bayi di Kecamatan Nanga Pinoh Kabupaten Sintang Propinsi

Kalimantan Barat Tahun 1999. [Tesis]. Program Pascasarjana Fakultas

Kesehatan Masyarakat UI, Depok

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 116: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

MATRIKS HASIL FGD (FOCCUS GROUP DISCUSSION) DENGAN BIDAN DI DESA MENGENAI PERSEPSI PELAKSANAAN

KEMITRAAN DENGAN DUKUN BAYI DI WILAYAH KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT TAHUN 2011

Informasi

Sumber Informasi

Hasil

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

INPUT

1. Sumber Daya

“...tempat kitamah satu desasatu bidanyah... cukup yasaya rasa, udahbisa ngehandelsaya rasa ya.

Awalanyaemang diharuskantinggal di situsamaKepalanya...”

“...satu bidansatu desa, sayasatu. Cukup lah...kadang jugadibantu ama yanglain juga... sayadisuruh ama IbuKepalatinggalnya di situjuga, tahunpertama dulungontrak yahhehehe... barusekarang beli didaerah situ..”

“...per desasatu bidannya,yang ngebina...saya rasa udahcukup sihya..kalao paskerepotanposyandudibantu jugaama temenpuskesmas......kebetulansaya udahpunya rumah disitu jadi yatinggalnya disitu...”

“...satu desa juga...maunya sih adatemennya hehe..biar bisa bagi-bagitugas, kan banyakya posyandu tempatsaya. Tapi yakarena udahaturannya gitu...saya tinggal disitu,ibu Kepala duluyang nyuruh...”

“... per desasatu bidan sih,tapi emangsaya nggaktinggal di situ,saya pulang keCibinong,nggak ya, ia(KepalaPuskesmas)nggakmaksain...”

“...sama satu aja..cukuplah ya bisakepegang... iya,saya tinggal disitu, kebetulanasal dari situhehehe...”

“...udah dibagi tiap-tiapdesa satu bidandesanya...cukup nggakcukup lah ya,ngurusinposyandubanyak sih ya,belum lagikegiatan yanglain, yapenyuluhan,lokmin desa..saya tinggal disitu, disuruhnyagitu...”

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 117: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

Informasi

Sumber Informasi

Hasil

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

2. Danaa. Sumber dana

untukpertemuankemitraan

“... mmh,kurang tahu ya,tanya langsungaja deh samaBikornya... ntarsalah lagingomongnya...”

“... ada lah, ya.Kan kalopertemuan itu,pake danakemitraan...

...dari BOK sihkayaknya...”

“...setahu sayaada yah,dananya sihbuat pertemuangitu...rinciannya yanggak tahu...

Ngundangnyasih dari lintassektor yah...”

“...kalo masalahdana mah yangkeuanganpuskesmas kali yayang tahurinciannya, kita mahmmm..pelaksananya ajah...“

“... dana buatpertemuan adaya, saya rasacukup banyakjuga sih ya, kanampe ngundangpolisi, koramil,pak camat,lurahnya gitu ...

...bikornyayang tahudetailnya yah,heheh..”

“...tahu ya, tanyake pengurusuangny, aja lah,nggak enak kalosalah ngomong,

... sumbernya sihemang dari BOKtapi buat apa ajaya nggak tahu ...”

“... tahunyadana itu mahbuatpertemuan...

...dari BOK ...”

b. Pembagianjasapersalinanantara bidandengan paraji

“...adapembagiannya... dari biayapersalinan yangdi kasihpasien..,ditempat saya10% nan itu

“...gimana yah,sekarang adajampersal itu sihya. Kita kan gakdi bayar lansungsama pasien ya,ya kita nggakkasih lah. Ia

“...persalinannya... gimanaya.. jaditerpaksa pakeuang sendiridulu, dikasihkan itu keparaji, kalau

“... mmmhh..sebenarnya tinggalkita hitung aja ya,berapa kali ianganter pasien.Kalau klaim udahcair ya kita kasihtuh paraji berapa

“...ya, kalaudianyanganterin ajadikasihnyalima (5%) atausepuluh (10%)aja ya. Kalausambil bantu-

“... sepuluh persen(10%), kadangjuga lima belaspersen (15%)tergantung sih ya,ada yangnungguinpasiennya ampe

“...pas dulu sihbisa sampai25% nan yah,tergantungjuga. Kalausekarang mah..agak itu jugasebenarnya,

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 118: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

Informasi

Sumber Informasi

Hasil

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

...yah... uangklaim yangkhususpersalinan kan350 ribu aja,kita harusngeklaim dulukan ya... ya kaloia periksanyakekita bisa kitaklaimkan jugaANC nya, kalonggak yabersalinnyadoang, palingama nifasnya 3kali 10.000...persenanpembagiannyaya yang daribersalin aja.Kalau dulu kanmungkin kitatarik 400 ribuya, trus ntar ma

(paraji) kandapet juga daripasiennya. Tiap-tiap kunjung jugadapet yah, kalokita manaklaimnya lama,kadang-kadangjuga kurangsyarat-syaratnya...(BD4)

...kalau sejak adajampersal teh,udah nggak adapembagian lagi,udah gak berlakukesepakatannya...ya mana yangakan dibagi...orang kitaaja dapetnyajuga entar-entar,nunggunya 2bulan, 3 bulan.

nunggu klaimntar takutnya iangitung rujukansegini, sayangitungnyasegini, kalobeda ntardianya berpikiryang enggak-enggak, trusnggak maungrujuk lagi,akhirnya yapake kantongpribadi dululah... gimanalagi... biardianya jugarajinngarujuk...”

persennya, tapi yanggak kayak dikasih langsung sihsebenarnya. Trusuang klaimpersalinan kancuma sedikit ya..350 ribu klaim..”

bantuin ampeselesai ya kitakasih lebihdong, tigapuluh, empatpuluh lah,soalnyabantuin bersih-bersih juga...

Sejak adajampersal,nggak lagiyah.Kebanyakanjuga nganterdoang sih, iadapet langsungdari pasien,kitanyadapetnyanunggu, ..”

selesai yaditambahin gitu...ya meskipun kitayang ngerjainsemuanya, tapikan ia ikut didalem yah, kasihsupport ibunya,pijitin, kadangbantuin kitajuga....”

menurun, kanbiayapersalinanjampersal 350,trus ntar maparaji 15 %nya dikumpulindulu, di catat,di kasih kaloudah dapatuang kitanya...darijampersal...”

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 119: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

Informasi

Sumber Informasi

Hasil

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

paraji langsungkasih 20 % gitu,sekarang mahnggak bisalangsung...”

Kalau pakejampersal trusdia (pasien) kasihuang ke kita,kitanya dimarahin, di tegorama Kepala...”

3. Sarana “...selama inimah saranaatau fasilitaspuskesmas yangnyediain, kayakpas pertemuanitu, puskesmasyang nyediaintempatnya.

Kalau yang daridinas belum adaya kayaknya...”

“... paspertemuankemitraan didesa, kayak tahunkemarin, desa yayang kasihsarana.Walaupun yangngundang daripuskesmas, tapidesa yang siapinmacem-macemnya... “

“...daripuskesmasjuga. yang daridinas yangdiundangpaling-palinghanyabikornnya...”

“... saranakemitraan palingtempatpertemuannya ya,puskesmas yangngurusin gitu-gitu..”.

“...puskesamsnya yah yangkasih fasilitaspertemuan,yang ngundangparaji untukpertemuan,ngundang lintassektor jugayah... “

“...di tempat sayapihak puskesmasjuga yangngadainnya, yangnyiapainnya.....”

“...iyah, pihakpuskesmasyang nyediainsarananya...”

4. Metode “... pendekatannya saat adapesalinan yah,

“... pernah sihkitaberkunjungkerunahnya gitu,

“...cara kitamendekatidukun yah, saat

“...pendekatannyapaling pas ketemuandi puskesmas saja

“...berusahamendekati sihudah, tapi

“...mendekatinyakita kerumahnya,meski nggak bawa

“.. selama iniemang belumpernah

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 120: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

Informasi

Sumber Informasi

Hasil

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

kita sama-samakerja ngurusinpasien bersalin,ya pas itu kitasambilngobrol...

...untukkesepakatanMOU nya ada,ditandatanganioleh bidan danparajinya, trusdisaksikan olehkepala desasetempat, jugacamatnya...

nganterin uangtransportkemitraan..nggak ngobrolya, Cumangomong biasaaja, lagi apamak, repotnggak, gitu-gituaja...

...ada sihMOUnya.. isinyatentangpertolonganpersalinan yangnggak bolehdilakukan parajisendirian, truspembagian fee,trus salingmenghubungi,gitu..

kita kemitraangitu yah,ya..kita ketemumungkin pasdijalan,ngobrol sihenggak yah, sayhello gitu-gituajah. Kunjungkerumahpernah, pasnganterundangan ataubuat nanyadata...

... MOU udahdi buat... tapibelum adaperbaruan...

sih. Tempat sayakan jaraknya adajauh ya ma parinyamasuk ke dalembanget, jadi palingyang dekat aja yangkadang ketemu dijalan, , apa paskondangan...ngobrol juga kok. kaloharus kesana-sanacapek yah

MOU sih aya... tapiya cuman formalitasajah yah menurutsaya...

kadang simaparaji nggakrespek ya,kurang apa ya..kayak cuek-cuekan kalodiajakngomong...

Karena udahtua kali yah..

...ada,kesepakatannyaditandatanganikita amamaparajinya...ditandatanganiama ibu kepala,pak camatsama lurahnyaya kita ya...

apa-apa, ada yangtanggapannyabaik, ada jugayang nggak bikinsreg.macem-macem. Tapi kanudah usaha...

...perjanjiannyaada, di buat dulupas kemitraan,tapi yapelaksanaannyagimana ya... nggakitu sih sesuai..masih ada parajiyang juga nolong,trus sangsinyajuga gak jalan.

kerumahnyasatu-satu ya,kalau pas adakemitraan ajakita coba ajakngobrol gituyah.. ada jugaparaji yangkerumah saatada persalinangitu..

...iya, adaMOU nyaada...

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 121: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

Informasi

Sumber Informasi

Hasil

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

...nggak ada ya,belum pernahada reward....bidan nggakada, yang buatparajinya juganggak ada ya ditempat saya..

Tapisebenernyakalau adaseperti itu bisajadipenyemangatbuat kita kerjayah...”

“...sanksiemang adah diMOU in tapibelum pernahada tindaklanjutnya...

...di dalam MOUkalo si Parajimenolongpersalinansendiri tanpabidan, maka uanghasil pemberianpasien tersebutdiminta 100%oleh FMD, bukankita yangmintainnya, tapidesa... ya,...memang belumsihrealisasinya...”

...dulu parajiyang periksakepuskesmasyang punyaaskin ataunggak kitagratisin, tapisemenjak lebihketatpemeriksaantentangkeuanganpuskesmas, yanggak lagi.Malah jaditemuan kan yananti...

“...sanksiselama inibelum pernahdilakukan... “

...penghargaannyasih belum ada yah,sebenarnya bagusjuga kalo diadainyah heheh..

“... sanksi ada juga,belum ada yangpernah kenasanksi..”.

...amin, kalauada rewardbuat kita..heheh...harusnya dinastuh ya yangkasih ya..,selama ininggak adasamasekali..maparaji yang baik ajamitranya yangdikasih,sembako pashari lebaran ituyah...”

“...samasanksinyanggak jalanjuga..

... maparaji nyakalo pas lebaran ituyah di kasihbingkisan sembakoama puskesmas,tapi untuk yangbermitra terus amakita...”

“...ada sihsangsinya, diminta ya uangnyayang dari hasilmenolongpersalinan...semuanya 100%.Tapi selama ini sihsaya rasa belumpernah parajinyayang nolongdimintain ya,gimana ya... desajuga gak enak kaliya... kan ada tuh

... belum adayang buat kitakita... yangbuat maparajiya itusembako...”

“...nggak adapelaksanaanya, sanksi cumandi tulis doangdi MOU...”

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 122: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

Informasi

Sumber Informasi

Hasil

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

ya maparajianaknya jadipamong desa...

PROSES

1. Pendataan danPemetaanDukun Paraji

...tahu ya, kenalmabeurang nya.Ketemunya paslokmin desa...semua maparaji tahu,kenal banget sihenggak, tapiminimal pernahketemu..

... iyah di tempatsaya ada 3orang yang agakbandel satu,kadang sukanolong sendiri,semua udahbermitra yah...

... cuma 2paraji ya, jadiya kenal sih..,bermitra kokkita...

... ada yang udahketemu, tapi adajuga yang belum,yang belum pernahketemu tahunamanya darikadernya, jugapasiennya yang sukacerita... rumahnyakan jauh ya, trusbanyak bangetparaji ditempatsaya, saya nggakkenal semua...

...kenal lah maparajinya, tahu,Cuma dianyanggak pernahkirim kekitapasen, ya kitajarangketemuannya...

... semua bidanmah tahu siapaparaji yang ada didesanya kali yah,Mereka kenal kok.Kalo rumah –rumahnya parajiya nggak semuatahu ya, kan adayang masuk kedaerah banget...

...saya kanbelum lamatinggal disitunya, jadi yabelummengenalsemua, tapiminimal tahunamanya,meski belumpernahketemuan..kalau paskemitraannggak datengdia...

2. Koordinasidengan lintassektor

... yang kitalakukan sendirisih sama PKKya pas

Kalo adapertemuan desaitu, kita ngobrolama pak

Koordinasi tuhpenting ya,bagi kita,biasanya ama

... lintas sektor ma,dari puskesmas yayang ngundang.Kita ikutan hadir

...kalau darikita-kita ajakan paraji dahnggak mau

... kalau menurutsaya mah kurangngefek ya, gimanaya, orang pas ada

... saya sihpaling samakadernya ya,yang linsek itu

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 123: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

Informasi

Sumber Informasi

Hasil

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

posyandu gitu...

... yang lintassektor , kitamahberharapnyakalau merekahadir jugadalampertemuan kanparajinya maudengar tuhpenjelasan.Kalo menolongpersalinan truskok sampaimeninggal bisadi kenakanhukuman...

sekdesnya, atauama RT nya,tentangkemitraan..

... kalo yanglintas sektordiundangnya kePuskesmas kalolagi adapertemuan.Biasanya daripolisi, darikoramil,kecamatan, truslurahnya..

... semua(paraji) kan adayang nggakdateng yah, jadiada yang nggaktahu juga adapenjelasan-penjelasan dari

kadernya kalokita , kalo yangtokoh-tokoh itupuskesmasyangkoordinasinya

...kita kaninginnyamereka ituberperan serta,mereka kan disegani, trusmenurut sayamereka sesuaikalaumemberikanpenjelasantentang tentanghukum-hukum...

juga di pertemuanitu, yang resmimengundang pihakpuskesmasnya...

dengar kali ya,kalau mereka(Polisi, camat,lurah, koramil)yang bicarakan lainyah...agak adarasa takutnya....makanya lintassektor perluterlibat juga,biar merekajugamendukungkita...

kematian ibubersalin, yangdatengin cumankita-kita doang,tahu sendirilah maparaji sama kitamah cuma iya iyadoang, abis ntuyah udah, nolonglagi... meskipunudah sama lintassektor tetep ajajalan di tempat...

puskesmas sihyangmengkoordinir.

... yang hadirdi depan yanglintas sektor,biasanya daripolisi, truskoramil yah,trus camatnya,lurahnya,kadang diwakilin amasekdesnya...

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 124: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

Informasi

Sumber Informasi

Hasil

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

mereka...

3. MembinaDukun

.. selama ini ma,pembinaanyang rutinbelum sih,perbulan gitubelum, kalaupas pertemuanitu ajadikatakan kalaungerawat talipusat begini,kalau ngurutbayi atauibunya nggakboleh kenceng-kenceng, trustanda-tandabahayanya ini,gitu...

...pembinaanbuat parajipenting yasebenarnya,disana kan kitabisa ngomong maparajinya kalotugas kita begini,tugas merekabegitu, itumenurut saya...

... pembinaanrutin untuk maparaji sekarangmah nggak ya,dulunya pernahada pelatihan,pelatihan maparaji sebelumtahun berapayah..., 2000ankayaknya, tapimalahanparajinyatambah PD tuh,nolong sendiri,apa –apasendiri,mentang-mentang udahdilatih gitu,untungnyaudah gak ada

... pembinaansecara khusus,waktu khusus belumada selama ini sayarasa... harusnyamasuk anggaranjuga lho itu...

...di tempatsaya ada ya,pembinaan. Itupas kalo lagiada pertemuangitu dipuskesmas..,untuk yangberkala belumsih ya...

... belum dilakukansecara resmi, kaloitu ya, pembinaanya pas pertemuanitu aja kita kasihtahunya, bahwaperan dukunsekarang begini,tidak boleh lagimenolongsendiri...

... yang rutinbelum ada...,nggak adadana nya,anggarannyabuat pertemuanaja saya kiraya...

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 125: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

Informasi

Sumber Informasi

Hasil

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

lagi tuhsekarang...

4. MelaksanakanKegiatanKemitraan

... sebenarnyasih udah baik yakemitraannya,udah padangarujuk kekita, hanya sajamasih ada maparaji yangnolong sendiri,padahal udahdikasihpembinaan, ntaralasannyakebrojolan,padahal nggaksatu dua lho maE nolong bayi,masak semuakebrojolan...

... saya rasacukup lumayandianya (paraji)datang sih ya paspertemuankemitraan, pasada lokmin desa,ya.. meski tetepaja masih adanolong sendiri...

... si maparajiikutan nganter,juga nemeninsampai selesai,sampai bayinyalahir, jugabantuin bersih-bersih...

...ada yang udahbaik juga, adayang belumjuga..soalnyaada tuhya

mereka (bumil)periksanyapernah ke sayaya, tapibersalinnyamalahan keparaji, maparaji nggakngerujuk kekita,nggak kasihtahu kita, ditolonglahsendiri. Ntartahunya pasimunisasi, ee

...belum itu yatempat saya,ada itu persalinansungsang yah,ditolong ma paraji,pasiennya cerita masaya pas imunisasi.Kata si maparajinyaini mah emak udahtahu ilmunya, dulunolong si Y jugabisa...kita kan udahbermitra ya samamereka tapi ya itudia, masih saja PDnolong sendiri...

... ya susah sihya, dariparajinya gakbisa diomongin, daripasiennya jugabegitu, emangada yah satudua orang gitu,maunyalahirnyadirumah aja,jadi manggilmaparaji.Karena kalaubidan kan kasihsarannya kerumahnyabidan ataupuskesmasyah...

... yang baik sihbantuin kitabanget, biasanyakan suka ngeluh-ngeluh pegel yahpasienya,maparaji yangmijetin, sayabilangin bolehpijet-pijet tapitangan ma kakinyaaja. Trus ma Nngelus-elusperutnya, ama dikomat-kamitingitu... dimantrain...hehehe..

Yang nggak baikya.. kita nggakbermitra ma dia,

... kalo maparaji hanyakasih supportaja sama doa-doa, yangnolong bayinyaya saya,keluarinplasenta amajahitnya semuasaya, kalaubayinya udahlahir simaparaji yangkasih bajunya,ngebedongingitu... kadangmijitin kitajuga lho, diaitu ramah...

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 126: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

Informasi

Sumber Informasi

Hasil

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

ternyata udahlahir...heheh...

ada yang belumjuga saya kenal sihya..

5. Evaluasiprogram

... laporankegiatan adakali ya dibikornya,laporannya pasada pertemuanitu biasanya,kalau yangkhusus padaevalusipelaksanaanyabelum ada sih..

... belum adasetahu saya...nggak adaformatnya, yangkita laporinpaling cuma PWSaja...

...selama iniPWS aja yangkita laporinrutin perbulan, kalaukegiatanpaling-palingcuman ditanyaaja, amaBikornya atauKepala, ituaja...

... iyah.. pas ditanyaaja kitangejawabnya,tertulisnya belum...

... gimana kitabuatnya ya...saya nggaktahu itunyaformatnya...setahu saya yaPWS itu...

... kita selalulaporan rutin nyaPWS KIA, udahmacem-macem itulaporannya disana...

...laporannyaya PWS itu, disitu kan ada yapersalinanbidan berapa,paraji berapa,yangmeninggalberapa, trusyangpendampinganama parajiberapa, adaitu..

OUTPUT ...kalau di desasaya mah,linakes daritahun lalu naik

... kalau hasildari cakupan-cakupanmeningkat ya,

...paraji yangsuka nganterinngarujuk tetapya itu, nggak

...yang tahun 2011itu emang banyakpersalinanmaparijinya, 50 an

...lumayan naikya, saya senangitu, kebetulanemang semua

... sama ,biasaajah, tempat sayamah masih ada ajapersa linan

...alhamdulillah cakupannyanaik, cuman ya,masih ada

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 127: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

Informasi

Sumber Informasi

Hasil

FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7

sih yah...meskisedikit...

tapi yangbermitra itu-ituaja, belum adayang gabunglagi...

ada tambahantapi emangpersalinannyaagak naik.diempat saya..

lebih naik dari tahun2010, 40 an saat itu..

bermitradengan saya...

dukunnya... dukunnyanolong, jumlahyang bermitratetap, yang lainbelumterangkul...

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 128: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

MATRIKS HASIL WAWANCARA MENDALAM BIDAN KOORDINATOR PUSKESMAS MENGENAI PELAKSANAAN KEMITRAAN

DENGAN DUKUN PARAJI DI WILAYAH KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN BOGOR JAWABARAT TAHUN 2012

Informasi

Sumber InformasiHasil

BK1 BK2

INPUT1. Sumber Daya ...bidannya satu desa satu dan itu cukup... harus

tinggal di situ, udah peraturannya kan ya, bidan desaya harus tinggal di desa...

...kalau bidannya yang tinggalnya di desa itu, Cikeas,Cadas, Nagrak, Gunung geulis, sedang yang laintinggalnya diluar wilayah...udah punya rumahsendiri kan...

2. Danaa. Sumber dana

b. Pembagian jasa persalinan

... dana dari BOK yah, penggunaannya untukpertemuan... selama ini pertemuannya baru 1 kalidalam setahun yah, kemarin tuh mengundang linsekjuga sih...

... memang sudah ada MOU nya pembagian jasapersalinannya, berapa persennya tergantung maunyabidan ama paraji sih ya. Selama ini memang jalan,cuman itu.. setelah program jampersal kan harusnyaada kesepakatan baru, ini belum...

...sebenarnya masalah dana pihak BOK yang lebihtahu... pertemuan kemitraan selama ini baru sekaliya, iya pertahun.

... sekarang belum ada kesepakatan baru lagi, tahunsekarang ya, kan udah berlaku jampersal. dulunyaudah, beda-beda sih tiap desa. Tergantung berapayang dulunya disepakati...

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 129: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

Informasi

Sumber InformasiHasil

BK1 BK2

3. Saranaa. Penyediaan fasilitas pertemuan kemitraan

b. Ketersediaan buku-buku pedomankemitraan

“...selama ini puskesmas yang fasilitasin, dinasbelum ada...”

“... belum ada ya bukunya, belum dikasih daridinas...”

“...pertemuan ada di puskesmas , didesa juga adafasilitasnya puskesmas ama desa juga...

... ada nggak ya, kurang tahu saya...”

c. Metodea. Cara pendekatan bidan di desa terhadap

dukun paraji

b. Adanya MOU/kesepakatan Kemitraanantara bidan di desa dengan dukun paraji

“...memang nggak semua mempunyai kemampuanpendekatan yang baik, biasanya yang baik itunakesnya bagus, paraji seneng rujuk pasien ke dia,ada sih ya yang terkesan judesan gitu...”

“...udah semua, tiap desa...”

“...banyak faktor sih saya rasa, ada kan ya, bidannyatuh dah baik, sabar, ramah, eee parajinya yangkelewat egois, tapi ada juga itu bu, paraji takut deketma dia, dianya terkenal galak gitu, tapi sebenernyadia baik kok....”“...iyah aya, tiap desa udah di buatkan...”

PROSES

1. Pendataan dan Pemetaan Dukun Paraji “... memang kalau di sini semuanya mengetahuinyasiapa nama-namanya paraji yah, mereka tahu, bisananya ke kaderya juga...”

“...belum semua tahu saya kira ya, ada yang belumlama kan kerjanya, trus ada yang jauh banget juga,apalagi dianya nggak pernah ikutan pertemuan, jadiyah bidan mungkin belum kenal...”

2. Koordinasi Lintas sektor “... tentu kita berkoordinasi lintas sektor, darikepolisian, koramil, kecamatan, kelurahan, tokohmasyarakat. Kita mengundang mreka saat petemuankesepakatan MOU...”

“... itu penting ya, biar mereka mendukung. Merekakan cukup berpengaruh di masyarakat, jadi kita jugamelibatkan mereka... dari kepolisian, koramil,kecamatan, kelurahan itu...”

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 130: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

Informasi

Sumber InformasiHasil

BK1 BK2

3. Membina Dukun Paraji “...belum ada sih bu.. rutinnya...” “...untuk yang sekarang belum ya, tapi kedepan kitaberharap itu juga dilaksanakan, kalo sering ketemukan jadi lebih akrab...”

4. Melaksanakan Kegiatan Kemitraan “... ya lumayan ada yang baik ada yangsusah...sebenarnya nggak parajinya aja ya yangsusah kita ajak mitra ya, kitanya kan juga nggak bisamaksa ya, ada yang mau di bilangin kalau lahiran kebidan, ada juga yang nggak usah dibilangin udahtahu gitu yah, tapi ada juga yang nggak mau denger,udah gimana ya... sugestinya udah biasa ama parajisih...”

“...Secara umum baik sih ya, mereka terjunkemasyarakat udah bagus, tapi karena belum deket,jadi ya kemitraannya dengan paraji kurang bagus....”

OUTPUT “...bervariasi ya perdesanya, ada yang persalinannyanaik, ada juga maparajinya yang malahan naik, yangagak banyak maparinya tuh desa Pasir Jambu,dulunya sempat bagus sih, tapi kesini-sini persalinanmalahan maparajinya nambah bahkan yang tahun2011 kemarin itu 60 an persen linakesnya...”

“...yah... gimana ya, hasilnya memang belummemuaskan ya,masih dibawah target juga. tahun2011 itu emang agak naik maparajinya, gimana ya..jampersal juga udah di sosialisasi, bidan tiap desaada, hehehe...belum maksimal kali yah.. .”

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 131: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

LEMBAR PERMINTAAN MENJADI INFORMAN/RESPONDEN

Kepada

Yth:........(calon informan)

Di Kecamatan Sukaraja

Kabupaten Bogor

Dengan hormat,

Saya mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Peminatan

Kebidanan Komunitas, bermaksud akan melakukan penelitian tentang “Gambaran Persepsi

Bidan Di Desa Dalam Pelaksanaan Kemitraan Dengan Dukun Paraji di Wilayah Kecamatan

Sukaraja Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat tahun 2012”. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui bagaimana persepsi bidan tentang pelaksanaan kemitraan dengan dukun

paraji di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat tahun 2012. Rencana

pelaksanaan penelitian ini berupa FGD / Diskusi Kelompok Terarah dan Wawancara

Mendalam kepada informan/responden (........................). Berkaitan dengan hal tersebut,

peneliti mohon kesediaan ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan

menandatangani lembar persetujuan yang akan peneliti berikan.

Demikian permohonan ini peneliti sampaikan, segala informasi yang ibu berikan akan

dirahasiakan dan hanya digunakan sebagai bahan penelitian. Atas segala perhatian ibu,

peneliti ucapkan terimakasih.

Bogor, ..... Mei 2012

Peneliti

(Retna Pertiwi)

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 132: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

Petunjuk Wawancara Mendalam

I. Petunjuk Umum

1. Sampaikan terimakasih atas ketersediaannya

2. Jelaskan tentang maksud dan tujuan penelitian

3. Minta ijin kepada informan untuk menggunakan alat perekam selama wawancara

II. Petunjuk Wawancara Mendalam

1. Wawancara dilakukan langsung oleh peneliti

2. Wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan dalam Pedoman

Wawawancara Mendalam

3. Pewawancara mencatat gambaran situasi ,tingkah laku dan ekpresi informan secara

tepat dan benar.

4. Infomasi bebas untuk menyampaikan pendapat

5. Pendapat, pengalaman, saran dan komentar informan sangat bernilai

6. Jawaban informan tidak ada yang salah atau yang benar,karena semata-mata hanya

untuk penelitian.

7. Semua keterangan akan dijamin kerahasiaannya

8. Wawancara akan direkam dengan tape recorder untuk membantu ingatan peneliti.

III. Pelaksanaan Penelitian

1. Perkenalan dari Peneliti

2. Perkenalan dari informan

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 133: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

PENELITIAN KEMITRAAN BIDAN DENGAN DUKUN BAYI (PARAJI) DI

KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT

TAHUN 2012

LEMBAR PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

Setelah saya mendapat perjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian ini yaitu untuk

mengetahui kemitraan bidan dengan dukun bayi (paraji) di kecamatan Sukaraja kabupaten

Bogor provinsi Jawa Barat tahun 2012, dengan ini saya :

1. Nama :

2. Alamat :

3. Umur :

Sebagai* :

a. Kepala Puskesmas

b. Bidan Koordinator Puskesmas

c. Bidan di Desa

Dengan ini menyatakan * : a. Bersedia b. Tidak bersedia

Untuk berperan dalam penelitian ini

Tempat dan tanggal :

Tanda tangan :

Nama Responden :

(* Lingkari jawaban anda)

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 134: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

PANDUAN FGD/DISKUSI KELOMPOK TERARAH

KEMITRAAN BIDAN DIDESA DAN DUKUN PARAJI

INFORMAN : BIDAN DI DESA

I. Perkenalan

II. Kesepakatan bahwa pembicaraan direkam, hanya untuk kepentingan pendidikan

dan peningkatan program, perlu di tekankan bahwa pendapat semua yang hadir

sangat berarti, dan di harapkan keikutsertaanya dalam menyampaikan pendapat.

III. Diskusi.

Tanggal :

Tempat :

Lama :

No Bidan Umur Status Pendidikan Lama Kerja

1 B1

2 B2

3 B3

4 B4

5 B5

6 B6

7 B7

8 B8

9 B9

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 135: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

INPUT

Sumber Tenaga

Berapa banyak desa yang di bina oleh ibu? Menurut ibu apakah itu cukup? Mengapa?

Apakah ibu tinggal di desa tersebut? Mengapa?

Dana

1. Menurut ibu apakah ada ketersediaan dana yang digunakan khusus untuk pelaksanaan

program kemitraan antara bidan dan dukun bayi? Apabila ada, apakah ibu mengetahui dari

manakah sumber dana tersebut? dan dialokasikan untuk apa sajakah dana tersebut?

2. Bagaimanakah pembagian jasa persalinan antara ibu dan dukun paraji yang bermitra di

wilayah desa binaan ibu?

Sarana

1. Menurut ibu siapakah yang menyediakan sarana atau fasilitas yang diperlukan bidan desa

dalam melaksanakan program kemitraan?

2. Apakah ibu mempunyai buku pedoman kemitraan bidan dengan dukun? Siapakah yang

menyedikan? Apabila tidak, mengapa?

Metode

1. Bagaimanakah cara ibu melakukan pendekatan kepada paraji dalam pelaksanaan

kemitraan? Bagimana cara ibu berkomunikasi dan menghubungi dukun bayi?

2. Apakah ada reward atau penghargaan bagi bidan atau dukun yang bermitra? Mengapa?

Siapakah yang memberikan penghargaan? Dalam bentuk apakah penghargaan tersebut?

3. Apakah ada sanksi apabila ibu atau dukun tidak melakukan kemitraan? Mengapa?

Apabila ada sanksi, dalam bentuk apa sanksi tersebut? siapkah yang memberikan sanksi

tersebut ?

PROSES

1. Apakah ibu mengenal semua dukun bayi/paraji yang ada disini? Dari mana ibu

mengenalnya? Ada berapa jumlahnya? Siapa namanya? Dapatkah ibu menceritakan

masing-masing dukun tersebut?

2. Selama ini bagaimanakah koordinasi lintas sektor yang dilakukan oleh ibu unruk

menyusun dukungan?

3. Apakah ibu melakukan pembinaan secara rutin kepada dukun bayi, berapa bulan sekali?

Apabila tidak, mengapa? Menurut ibu apa saja yang perlu di sampakan kepada paraji

dalam pembinaan tersebut?

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 136: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

4. Bagaimanakah kemitraan dengan dukun yang ibu lakukan pada saat memberikan

pelayanan kesehatan ibu di masa kehamilan, persalinan dan nifas? Adakah pembagian

tugas atau peran antara bidan dan dukun bayi dalam pelayanan kesehatan tersebut?

Mohon jelaskan.

5. Menurut ibu bagaimana pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kegiatan program

kemitraan dengan dukun di daerah ibu? Berapa bulan sekali dilakukan evaluasi program

kemitraan tersebut? bagaimana cara mengevaluasinya dan siapa saja yang terlbat?

6. Apakah ibu melakukan pelaporan kemitraan kepada puskesmas wilayah ibu? Apa

sajakah yang dilaporkan? Berapa bulan sekali pelaporan ke puskesmas dilakukan?

OUTPUT

Bagaimana menurut pendapat ibu tentang program kemitraan antara bidan dan dukun bayi di

desa binaan ibu? Apakah cakupannya sudah sesuai target? Bagaiman dengan jumlah bidan

yang bermitra sekarang ?

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 137: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

KEMITRAAN BIDAN DIDESA DENGAN DUKUN PARAJI

INFORMAN : KEPALA PUSKESMAS

INPUT

Sumber Tenaga

Apakah setiap desa di wilayah Puskesmas ibu ada bidan di desanya?

Apakah Bidan di desa tinggal di desa tersebut? Mengapa?

Dana

1. Menurut ibu apakah ada ketersediaan dana yang digunakan khusus untuk pelaksanaan

program kemitraan antara bidan dan dukun bayi? Apabila ada, apakah ibu mengetahui

dari manakah sumber dana tersebut? dan dialokasikan untuk apa sajakah dana

tersebut?

2. Bagaimanakah pembagian jasa persalinan antara ibu dan dukun paraji yang bermitra di

wilayah desa binaan ibu?

Sarana

1. Menurut ibu siapakah yang menyediakan sarana atau fasilitas yang diperlukan bidan

desa dalam melaksanakan program kemitraan?

2. Apakah bidan di desa mempunyai buku pedoman kemitraan bidan dengan dukun?

Siapakah yang menyedikan? Apabila tidak, mengapa?

Metode

1. Menurut ibu bagaimanakah cara bidan di desa melakukan pendekatan kepada paraji

dalam pelaksanaan kemitraan?

2. Apakah ada reward atau penghargaan bagi bidan atau dukun yang bermitra? Mengapa?

Siapakah yang memberikan penghargaan? Dalam bentuk apakah penghargaan tersebut?

3. Apakah ada sanksi apabila bidan di desa atau dukun tidak melakukan kemitraan?

Mengapa? Apabila ada sanksi, dalam bentuk apa sanksi tersebut? siapkah yang

memberikan sanksi tersebut ?

PROSES

1. Menurut ibu, apakah bidan di desa mengenal semua dukun bayi/paraji yang ada disini?

Dari mana mereka mengenalnya?

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 138: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

2. Selama ini bagaimanakah koordinasi lintas sektor yang dilakukan oleh ibu unruk

menyusun dukungan?

3. Apakah selama ini bidan di desa melakukan pembinaan secara rutin kepada dukun bayi,

berapa bulan sekali? Apabila tidak, mengapa? Menurut ibu apa saja yang perlu di

sampakan kepada paraji dalam pembinaan tersebut?

4. Menurut ibu bagaimanakah kemitraan dengan dukun yang Bidan di desa lakukan pada

saat memberikan pelayanan kesehatan ibu di masa kehamilan, persalinan dan nifas?

Adakah pembagian tugas atau peran antara bidan dan dukun bayi dalam pelayanan

kesehatan tersebut? Mohon jelaskan.

5. Menurut ibu bagaimana pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kegiatan program

kemitraan dengan dukun di daerah ibu? Berapa bulan sekali dilakukan evaluasi program

kemitraan tersebut? bagaimana cara mengevaluasinya dan siapa saja yang terlbat?

6. Menurut ibu, apakah bidan di desa melakukan pelaporan kemitraan kepada puskesmas

wilayah ibu? Apa sajakah yang dilaporkan? Berapa bulan sekali pelaporan ke puskesmas

dilakukan?

OUTPUT

Bagaimana menurut pendapat ibu tentang program kemitraan antara bidan dan dukun bayi di

wilayah puskesmas ibu? Apakah cakupannya sudah sesuai target? Bagaiman dengan jumlah

bidan yang bermitra sekarang ?

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 139: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

KEMITRAAN BIDAN DIDESA DENGAN DUKUN PARAJI

INFORMAN : BIDAN KOORDINATOR PUSKESMAS

INPUT

Sumber Tenaga

Apakah setiap desa di wilayah Puskesmas ibu ada bidan di desanya?

Apakah Bidan di desa tinggal di desa tersebut? Mengapa?

Dana

3. Menurut ibu apakah ada ketersediaan dana yang digunakan khusus untuk pelaksanaan

program kemitraan antara bidan dan dukun bayi? Apabila ada, apakah ibu mengetahui

dari manakah sumber dana tersebut? dan dialokasikan untuk apa sajakah dana

tersebut?

4. Bagaimanakah pembagian jasa persalinan antara ibu dan dukun paraji yang bermitra di

wilayah desa binaan ibu?

Sarana

3. Menurut ibu siapakah yang menyediakan sarana atau fasilitas yang diperlukan bidan

desa dalam melaksanakan program kemitraan?

4. Apakah bidan di desa mempunyai buku pedoman kemitraan bidan dengan dukun?

Siapakah yang menyedikan? Apabila tidak, mengapa?

Metode

4. Menurut ibu bagaimanakah cara bidan di desa melakukan pendekatan kepada paraji

dalam pelaksanaan kemitraan?

5. Apakah ada reward atau penghargaan bagi bidan atau dukun yang bermitra? Mengapa?

Siapakah yang memberikan penghargaan? Dalam bentuk apakah penghargaan tersebut?

6. Apakah ada sanksi apabila bidan di desa atau dukun tidak melakukan kemitraan?

Mengapa? Apabila ada sanksi, dalam bentuk apa sanksi tersebut? siapkah yang

memberikan sanksi tersebut ?

PROSES

7. Menurut ibu, apakah bidan di desa mengenal semua dukun bayi/paraji yang ada disini?

Dari mana mereka mengenalnya?

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 140: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

8. Selama ini bagaimanakah koordinasi lintas sektor yang dilakukan oleh ibu unruk

menyusun dukungan?

9. Apakah selama ini bidan di desa melakukan pembinaan secara rutin kepada dukun bayi,

berapa bulan sekali? Apabila tidak, mengapa? Menurut ibu apa saja yang perlu di

sampakan kepada paraji dalam pembinaan tersebut?

10. Menurut ibu bagaimanakah kemitraan dengan dukun yang Bidan di desa lakukan pada

saat memberikan pelayanan kesehatan ibu di masa kehamilan, persalinan dan nifas?

Adakah pembagian tugas atau peran antara bidan dan dukun bayi dalam pelayanan

kesehatan tersebut? Mohon jelaskan.

11. Menurut ibu bagaimana pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kegiatan program

kemitraan dengan dukun di daerah ibu? Berapa bulan sekali dilakukan evaluasi program

kemitraan tersebut? bagaimana cara mengevaluasinya dan siapa saja yang terlbat?

12. Menurut ibu, apakah bidan di desa melakukan pelaporan kemitraan kepada puskesmas

wilayah ibu? Apa sajakah yang dilaporkan? Berapa bulan sekali pelaporan ke puskesmas

dilakukan?

OUTPUT

Bagaimana menurut pendapat ibu tentang program kemitraan antara bidan dan dukun bayi di

wilayah puskesmas ibu? Apakah cakupannya sudah sesuai target? Bagaiman dengan jumlah

bidan yang bermitra sekarang ?

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 141: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012

Page 142: GAMBARAN PERSEPSI BIDAN DI DESA DALAM PELAKSANAAN ...

Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012