GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA...

134
GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBAYORAN LAMA JAKARTA SELATAN TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Serjana Kesehatan Masyarakat (SKM) OLEH : Suharni NIM : 1112101000102 PEMINATAN GIZI MASYARAKAT PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438/2017

Transcript of GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA...

Page 1: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA

SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS KEBAYORAN LAMA JAKARTA SELATAN

TAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Serjana

Kesehatan Masyarakat (SKM)

OLEH :

Suharni

NIM : 1112101000102

PEMINATAN GIZI MASYARAKAT

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438/2017

Page 2: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

i

Page 3: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

ii

Page 4: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

iii

Page 5: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

iv

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM

STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN GIZI

Skripsi, Maret 2017

Suharni, NIM : 1112101000102

GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA

SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DIWILAYAH

KERJA PUSKESMAS KEBAYORAN LAMA TAHUN 2016

xiv + 99 halaman, 3 tabel, 2 bagan, 8 lampiran

ABSTRAK

Pencapaian ASI eksklusif di Indonesia masih tergolong sangat rendah

belum mencapai terget yang ditetapkan. Ibu atau ibu mertua memiliki pengaruh

dalam menentukan keberhasilan pemberian ASI eksklusif.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku ibu kandung

atau ibu mertua di Kebayoran Lama dan faktor-faktor yang melandasi berdasarkan

theory planned behavior. Adapun faktor-faktor yang diteliti yaitu niat, sikap,

norma subjektif, persepsi kontrol perilaku, faktor yang melatarbelakangi yaitu

umur, suku, pendidikan, pekerjaan, pengalaman dan pengetahuan.

Penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam pada bulan Desember-

Januari 2016 dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Jumlah informan dalam

penelitian ini berjumlah 6 informan utama dan 6 informan pendukung. Informan

utama penelitian ini adalah ibu kandung dan informan pendukung adalah ibu bayi

dan tetangga. Penelitian ini menggunakan analisis spradley yaitu dengan mencari

tahu terlebih dahulu gambaran perilaku secara umum, kemudian mencari faktor

yang mempengarahui perilaku tersebut. Setelah itu, menganalisis faktor-faktor

yang paling mempengaruhi perilaku informan.

Hasil penelitian menunjukkan informan berperilaku menganjurkan dan

memberikan makanan atau minuman sebelum cucunya berusia 6 bulan. Semua

informan memiliki niat dan sikap positif dalam memberikan makanan atau

minuman sebelum cucunya berusia 6 bulan. Sebagian informan melakukan

pemberian makanan atau minuman bukan karena norma subjektif dan sebagian

berperilaku karena adanya norma subjektif. Sebagian informan lainnya merasa

tidak memiliki hambatan didalam menganjurkan dan memberikan makanan atau

minuman sebelum cucunya berusia 6 bulan dan sebagian informan lainnya

menganggap mampu mengatasi hambatan yang dialami. Faktor yang

melatarbelakangi terbentuknya behavioral belief adalah pekerjaan, pengalaman

dan pengetahuan. Sedangkan faktor yang melatarbelakangi terbentuknya

normative belief adalah usia dan suku. Selanjutnya faktor yang melatarbelakangi

terbentuknya control belief adalah suku. Perlunya dilakukan penyuluhan ASI

eksklusif pada ibu kandung atau ibu mertua.

Kata Kunci : Kendala pemberian ASI eksklusif, ibu kandung atau ibu

mertua

Daftar bacaan : 67 (1991-2016)

Page 6: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

v

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

PUBLIC HEALTH MAJOR

CONCENTRATION OF PUBLIC HEALTH NUTRITION

Undergraduate thesis, March 2017

Suharni, NIM : 1112101000102

THE BEHAVIOR OF MOTHER AND MOTHER IN LAW AS

LIMITATIONS FOR EXCLUSIVE BREASTFEEDING PRACTICE IN

KEBAYORAN LAMA PUBLIC HEALTH CENTER, 2016: A

DESCRIPTIVE STUDY

xiv + 99 pages, 3 tables, 2 graphics, 8 appendixes

ABSTRACT

Exclusive breastfeeding rate in Indonesia is still low and yet to achieve the

intended target. Mothers and mothers in law have an influenced in the success of

exclusive breastfeeding. This research aimed to describe the behaviors of mothers

and mothers in law in Kebayoran Lama and the factors that contribute to their

behavior based on theory of planned behavior. Factors that is being studied consisted of intention, attitude, subjective norm, behavior control perception,

background factors like age, race, education, work, experience and knowledge

This research was conducted on December 2016 to January 2017 with

qualitative approach using in-depth interview. This research consists of six main

informants and six supporting informants. Main informant for this research is the

biological mother of the family with infant, while the supporting informant is the

mother of the infant and the neighbor. This research used spradley analysis to

identify the general behavioral overview, then identify the contributing factors to

said behavior. After that, the most influencial factors to informant behavior are

analyzed.

Results showed that informants encourage and do give food and beverage

to their grandchildren before the infant is six months old. All the informants have

positive intention and attitude in giving their grandchildren food and beverage

before the infant is six months old. Some of the informant provides food and

beverage not because of subjective norm while the other does behave because of

the subjective norm. Some of the informant felt like they did not have any

obstacle in encouraging and giving foods and beverage to their grandchildren

before the infant is six months old while other informant felt like they could deal

with the obstacles. Factors that contribute in shaping the behavioral beliefs are

work, experience, and knowledge. Factors that contribute in shaping the

normative beliefs are age and race. Control belief is being shaped by race factors.

There needs to be an exclusive breastfeeding counseling for mother or mother-in-

law.

Keyword: obstacle in exclusive breastfeeding, biological mother and mother

in law

Refrences : 67 (1991-2016)

Page 7: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

vi

DAFTAR HIDUP PENULIS

I. IDENTITAS

Nama : Suharni

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Ka. Lemang, 6 April 1993

Agama : Islam

Alamat : Jl. H. Muri Salim 1 C Pisangan Ciputat Timur,

Tangsel 15419

No Hp : 082312402170

Email : [email protected]

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

2014 – sekarang : Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta

2009 – 2012 : MA. Al-Ikhlas Bone Sulawesi Selatan

2006 - 2009 : MTs Bintang Fajar Kecamatan Keritang,

Kabupaten Indragiri Hilir Riau Provinsi Riau

2001 - 2006 : MI Bintang Fajar Kecamatan Keritang,

Kabupaten Indragiri Hilir Riau Provinsi Riau

2000 - 20001 : TK Bintang Fajar Kecamatan Keritang,

Kabupaten Indragiri Hilir Riau Provinsi Riau

Page 8: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini

dengan judul “Gambaran Perilaku Ibu Kandung atau Ibu Mertua Sebagai

Kendala Pemberian ASI eksklusif Pada Bayi Menyusui di Wilayah Kerja

Puskesmas Kebayoran Lama Tahun 2016”. Yang disusun dan diajukan salah

satu persyaratan untuk memperoleh gelar Serjana Kesehatan Masyarkat.

Selama proses penyusunan skripsi, banyak pihak yang turut membantu dan

memberikan petunjuk, dorongan, semangat dan motivasi terhadap penulis.

Sehingga, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada:

1. Orang tua (ibu dan bapak, kakek, nenek, dan saudara -saudara saya yang

tersayang yang senantiasa memberikan kasih sayang, semangat, dukungan

moril maupun materil, serta doa yang tulus agar penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan lancar.

2. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, SKM,.M.Kes selaku Dekan, dan Seluruh

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Fajar Ariyanti,SKM, M.Kes, Ph.D, selaku Kaprodi Jurusan Kesehatan

Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan.

4. Ibu Febrianti, Sp, M.Si, dan Ibu Fase Badriah SKM, M.Kes, Ph.D selaku

dosen pembimbing skripsi yang telah begitu sabar memberikan bimbingan

dan arahan kepada penulis selama ini.

5. Pimpinan beserta Staff Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Tahun

dan Kader setempat, khususnya Kader posbindu dan Posyandu yang telah

meluangkan waktunya dalam membantu serta memberikan Informasi guna

melengkapi penyusunan laporan skripsi.

6. Teman-teman CSS MoRa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Khususnya

angkatan 2012 yang selalu memberikan motivasi bagi penulis.

Page 9: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

viii

7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 program Studi Kesehatan

Masyarakat khususnya peminatan Gizi, yang selalu memberikan

dorongan, motivasi dan masukan.

8. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan skripsi ini,

baik yang langsung maupun yang tidak langsung yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi atau laporan penelitian ini masih

sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan

dan saran yang membangun agar dimasa mendatang penulis dapat

menyusun laporan penelitian yang lebih baik lagi.

Semoga dengan disusunnya skripsi ini akan memberikan manfaat

bagi banyak pihak, khususnya bagi penulis serta bagi pembaca.

Wasalamua’alaikum Wr.Wb.

Ciputat, Maret 2017

Page 10: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ..................................... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN PERSETUJUAN .......................... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

DAFTAR HIDUP PENULIS ............................................................................... vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL................................................................................................ xii

DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 6

1.3 Pertanyaan Penelitian ......................................................................................... 7

1.4 Tujuan ................................................................................................................ 8

1.4.1 Tujuan Umum ................................................................................... 8

1.4.2 Tujuan Khusus .................................................................................. 8

1.5 Manfaat Penelitian.............................................................................................. 9

1.5.1 Manfaat Bagi Peneliti ........................................................................ 9

1.5.2 Manfaat Bagi Puskesmas .................................................................. 9

1.5.3 Manfaat Bagi Program Kesehatan Masyarakat UIN Syarif

Hidayatullah ................................................................................................... 10

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 11

2.1 ASI ................................................................................................................... 11

2.1.1 Definisi ASI .................................................................................... 11

2.1.2 Definisi ASI eksklusif ..................................................................... 11

2.1.3 Manfaat ASI .................................................................................... 12

2.1.4 Dampak Kesehatan tidak ASI Eksklusif ......................................... 14

2.2 Peran Ibu Atau Ibu Mertua Dalam Pemberian ASI Eksklusif ........................... 16

2.3 Perilaku ............................................................................................................ 19

Page 11: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

x

2.3.1 Definisi Perilaku.............................................................................. 19

2.4 Teori Perilaku Berencana (Theory of Planned Behavior) ................................. 20

2.4.1 Sikap ................................................................................................ 25

2.4.2 Norma Subjektif .............................................................................. 27

2.4.3 Persepsi Terhadap Kontrol Perilaku............................................... 30

2.4.4 Niat .................................................................................................. 32

2.5 Kerangka Teori................................................................................................. 33

BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH .............................. 34

3.1 Kerangka Pikir ................................................................................................. 34

3.2 Definisi Istilah .................................................................................................. 35

BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................... 38

4.1 Desain Penelitian .............................................................................................. 38

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 38

4.3 Informan Penelitian .......................................................................................... 38

4.4 Instrumen Penelitian ......................................................................................... 39

4.5 Sumber Data ..................................................................................................... 39

4.6 Validasi Data .................................................................................................... 40

4.7 Pengelolahan dan Analisis Data ....................................................................... 40

BAB V HASIL PENELITIAN .......................................................................... 42

5.1 Gambaran Umum Penelitian ............................................................................ 42

5.1.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian ............................................ 42

5.2 Karateristik Informan ....................................................................................... 43

1. Informan Utama .............................................................................. 43

2. Informan Pendukung ....................................................................... 44

5.3 Gambaran Perilaku Ibu Kandung atau Ibu M ertua Sebagai Kendala Pemberian

ASI Eksklusif ............................................................................................................... 45

5.4 Gambaran Latar Belakang Ibu Atau Ibu Kandung Sebagai Kendala Pemberian

ASI Eksklusif ............................................................................................................... 48

5.5 Gambaran Sikap Ibu Kandung atau Ibu Mertua Sebagai Kendala Pemberian

ASI Eksklusif ............................................................................................................... 50

5.6 Gambaran Norma Subjektif Ibu Kandung atau Ibu Mertua Sebagai Kendala

Pemberian ASI Eksklusif ............................................................................................. 53

5.7 Gambaran Persepsi Kontrol Ibu Kandung atau Ibu Mertua Sebagai Kendala

Pemberian ASI Eksklusif ............................................................................................. 56

Page 12: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

xi

5.8 Gambaran Niat Ibu Kandung atau Ibu Mertua Sebagai Kendala Pemberian ASI

Eksklusif ...................................................................................................................... 58

BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................... 60

6.1 Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 60

6.2 Gambaran Perilaku Ibu Kandung atau Ibu Mertua Sebagai Kendala Dalam

Pemberian ASI Eksklusif ............................................................................................. 60

6.3 Sikap Ibu Kandung atau Ibu Mertua Sebagai Kendala Pemberian ASI Eksklusif

61

6.4 Norma Subjektif Ibu Kandung atau Ibu Mertua Sebagai Kendala Pemberian

ASI Eksklusif ............................................................................................................... 66

6.5 Persepsi atas kontrol Perilaku ibu Kandung atau Ibu Mertua Sebagai Kendala

Pemberian ASI Eksklusif ............................................................................................. 70

6.6 Niat Ibu Kandung atau Ibu Mertua Sebagai Kendala Pemberian ASI Eksklusif

73

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 75

7.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 75

7.2 Saran ................................................................................................................ 76

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 78

LAMPIRAN ......................................................................................................... 84

Page 13: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Definisi Istilah ......................................................................................... 35

Tabel 2. Karateristik Informan utama ................................................................... 43

Tabel 3. Karateristik Informan pendukung ........................................................... 44

Page 14: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Theory Planned Behavior Ajzen, 2005 .................................................. 22

Bagan 2. Kerangka Teori ...................................................................................... 33

Bagan 3. Kerangka Pikir ....................................................................................... 34

Page 15: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat izin Penelitian

Lampiran 2 Pernyataan Kesediaan Menjadi Informan

Lampiran 3 Pedoman Wawancara Mendalam Bagi

Informan Utama

Lampiran 4 Pedoman Wawancara Bagi Informan

Pendukung

Lampiran 5 Matriks Wawancara Mendalam Bagi Informan

Utama

Lampiran 6 Matriks Wawancara Mendalam Bagi Informan

Pendukung

Lampiran 7 Reduksi data Informan Utama

Lampiran 8 Reduksi data Informan Pendukung

Page 16: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan data SDKI, 2012 angka kematian bayi pada tahun 1991

sampai 2012 mengalami penurunan dari 68 per 1000 menjadi 32 per 1.000

penduduk. Akan tetapi belum mencapai target dalam penurunan angka

kematian bayi (AKB) pada Millenium Development Goals (MDGs) 2015

menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2014). Menurut Profil

Kesehatan 2015 mengatakan bahwa dalam rangka penurunan angka

kematian pada bayi, United Nation Children Fund (UNICEF) dan World

Health Organization (WHO) merekomendasikan bahwa pemberian ASI

eksklusif secara dini hingga bayi berumur 6 bulan (Kemenkes RI, 2015).

Air susu ibu memegang peranan penting yang merupakan satu-

satunya makanan bayi yang menyumbang zat gizi bagi bayi, makanan yang

terbaik dan paling cocok bagi bayi, makanan ini mempunyai nilai gizi yang

tinggi di bandingkan dengan makanan apapun (Pandi, 2010). Selain itu, air

susu ibu juga mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang

cocok untuk bayi yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan

bayi secara optimal serta melindungi terhadap penyakit (Kemenkes RI,

2013).

Pemberian ASI memiliki banyak manfaat diantaranya dapat

mencegah dan menurunkan beberapa faktor penyebab kematian bayi seperti

diare , konstipasi, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan akut bagian

bawah telinga, batuk, filek, dan penyakit alergi. Karena dalam ASI

Page 17: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

2

mengandung kolostrum yang berguna sebagai zat kekebalan 10-17 lebih

banyak, yang dapat melindungi bayi dari penyakit dan menurunkan

kemungkinan bayi terkena penyakit (Infodatin, 2014).

Pemberian ASI eksklusif memiliki banyak manfaat, namun

pencapaian cakupan ASI eksklusif di Indonesia masih tergolong sangat

rendah. Menurut Kementerian Kesehatan pada tahun 2013 hanya sebesar

54,34% (Kemenkes RI, 2013), di tahun 2014 sebesar 52,3% (Kemenkes RI,

2014), dan di tahun 2015 hanya sebesar 55,7 % (Kemenkes RI, 2015).

Sedangkan Data jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di DKI

Jakarta hanya 67,1%, (Kemenkes RI, 2015). Data per-wilayah kota Provinsi

DKI Jakarta menunjukan bahwa cakupan tertinggi yaitu Kepulauan Seribu

91,7%. Kemudian tertinggi kedua Jakarta Pusat 71,7% dan Jakarta Selatan

70,2% (Sudin Jaksel, 2015).

Wilayah Jakarta Selatan cakupan ASI eksklusif pada tahun 2015

tertinggi berada di Puskesmas Kecamatan Pancoran (83,9%), kemudian

Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru (82,5%), Puskesmas Kecamatan

Setia Budi (77%), Puskesmas Kecamatan Jagakarsa (73,9%), Puskesmas

Kecamatan Tebet (73,4%), Puskesmas Kecamatan Cilandak (71,8%),

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu (68,9%), Puskesmas Kecamatan

Pesanggrahan (66%). Sedangkan cakupan ASI eksklusif yang terendah

terdapat di Puskesmas Kebayoran Lama sebesar 53% (Sudin Jaksel, 2015).

Jika dibandingkan dengan target Renstra Nasional, belum mencapai target

Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu 80%.

Page 18: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

3

Menurut Afifah (2007), rendahnya presentase pemberian ASI

eksklusif dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adanya faktor dari

luar yaitu dukungan dari keluarga terdekat yaitu ibu atau ibu mertua.

Berdasarkan penelitian oleh Ida (2012) di wilayah kerja Puskesmas Kemiri

Muka Depok, terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga

(ibu atau ibu mertua) dengan pemberian ASI eksklusif. Hasil analisis

Multivariat menunjukkan bahwa dukungan keluarga (ibu dan ibu mertua)

merupakan faktor yang paling dominan dalam hubungannya dengan

pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Artinya bahwa ibu yang didukung

baik oleh keluarganya berpeluang 4,111 kali lebih besar berperilaku

memberikan ASI eksklusif 6 bulan dibandingkan dengan ibu yang

dukungan keluarganya kurang.

Hasil penelitian Afifah (2007) yang dilakukan di Puskesmas

Kecamatan Tembalang Kota Semarang menunjukan bahwa ibu yang

menyusui yang tinggal dengan ibu atau ibu mertua mempunyai peluang

sangat besar untuk memberikan makanan pendamping (MP-ASI) secara dini

pada bayi. Pemberian makanan pendamping yang terlalu cepat merupakan

anjuran dari keluarga terdekat yaitu ibu atau ibu mertua dengan memberikan

makanan nasi dan pisang pada saat bayi berumur 11 hari.

Berdasarkan penelitian kuantitatif oleh Zakiyah (2012) di Kelurahan

Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat dengan jumlah 82 responden,

bahwa dukungan keluarga ibu atau mertua yang kurang, cenderung tidak

memberikan ASI eksklusif kepada bayinya (46,38%) dibandingkan ibu yang

Page 19: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

4

mendapatkan dukungan mertua sedang (3,7%) dan dukungan mertua tinggi

(14,6%).

Ibu atau ibu mertua sebagai seseorang yang dianggap cukup

dominan, memiliki pengaruh emosional terhadap menantu atau anaknya.

Sehingga tidak jarang ibu atau ibu mertua menjadi pendorong dalam

mengenalkan makanan pada bayi sejak masa menyusui. Selain itu, ibu atau

ibu mertua yang tidak mempraktekan pemberian ASI eksklusif cenderung

menekan lebih dominan dibandingkan dengan menantu atau anaknya.

Sehingga hal ini berujung pada kegagalan pemberian ASI eksklusif selama

6 bulan (Grassley, Spencer dan Law 2012).

Kegagalan pemberian ASI eksklusif dikarenakan ibu atau mertua

dijadikan oleh ibu bayi sebagai acuan atau sumber informasi, namun ibu

atau ibu mertua tidak memiliki pengetahuan yang benar dan cukup seputar

ASI (Grassley, Spencer dan Law 2012). Para ibu atau ibu mertua

menganggap bahwa pengenalan awal pemberian makanan tambahan dan

ramuan herbal akan lebih baik daripada ASI saja (Agunbiade, 2012).

Penelitian Aruben (2011) mengatakan bahwa pemberian makanan padat

secara dini pada bayi sudah menjadi kebiasaan dan kepercayaaan para ibu

atau ibu mertua. Pemberian makanan tambahan terlalu dini karena anjuran

dari ibu atau ibu mertua, agar bayi tidak lapar dan gampang tidur (Manalu,

2005). Penelitian Saputri (2013) yang dilakukan di Puskesmas

Pesanggrahan Jakarta Selatan bahwa pola pengasuhan anak, biasanya

dilakukan oleh ibu atau ibu mertua terutama pemberian makanan atau

Page 20: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

5

minuman secara dini. Hal ini merupakan kebiasaan dan sudah menjadi turun

temurun ibu atau ibu mertua.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada awal

bulan Agustus tahun 2016 di Puskesmas Kebayoran Lama melalui

wawancara terhadap ibu atau ibu mertua yang tinggal bersama dengan

cucunya dari umur 6 bulan sampai 1 tahun. Para ibu atau mertua merupakan

pengunjung Posbindu Nusa Indah dan Posbindu RW 10. Dari 30 ibu atau

ibu mertua yang berhasil diwawancarai terdapat 20 ibu atau ibu mertua yang

berperilaku tidak mendukung pemberian ASI eksklusif. Akan tetapi, ibu

atau ibu mertua lebih mendorong dan menganjurkan terhadap pemberian

makanan pendamping ASI secara dini. Beberapa ibu atau ibu mertua

memiliki kebiasaan memberikan makanan tambahan secara dini pada

cucunya, dan menganggap bahwa kebutuhan cucunya tidak mencukupi jika

hanya diberikan ASI saja. Selain itu, ibu atau ibu mertua ikut berperan

dalam memberikan makanan tambahan pada cucunya dikarenakan ibu atau

ibu mertua ikut didalam mengasuh bayi.

Melalui pendekatan perilaku terencana theory of planned behavior,

yang dikembangkan oleh Ajzen. Model ini merupakan pengembangan dari

teori model dengan sebelumnya yang dikenal dengan teori tindakan

beralasan (Theory Reasoned Action) oleh Ajzen dan Fishbein. Dalam

modifikasii, theory planned behavior menambahkan satu variabel yaitu

persepsi kontrol perilaku. Kedua model teori tersebut, keinginan atau niat

dipandang sebagai prediktor terbaik untuk berperilaku (Gibney, 2009).

Page 21: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

6

Menurut Ajzen (2005), Faktor sentral dari perilaku individu bahwa perilaku

itu dipengaruhi oleh niat individu (behavior intention) terhadap perilaku

tertentu. Niat untuk berperilaku dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu,

sikap (attitude), norma subjektif (subyektif norma) dan persepsi kontrol

berperilaku (perceived bahavior control).

Berdasarkan hal-hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai gambaran perilaku ibu atau ibu mertua sebagai kendala

pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kebayoran Lama

tahun 2016. Dalam penelitian ini, theory of planned behavior yang

merupakan teori perilaku tingkat intrapersonal akan digunakan untuk

mengetahui faktor yang melatarbelakangi ibu atau ibu mertua dalam

berperilaku sebagai kendala pemberian ASI eksklusif.

1.2 Rumusan Masalah

Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama merupakan Puskesmas yang

paling terendah pencapain ASI eksklusif yang ada diwilayah Jakarta

Selatan, pencapain program ASI eksklusif di Puskesmas Kebayoran Lama

pada tahun 2015 hanya mencapai 53 %. Hal ini masih jauh dari target

Standar Pelayanan Minimal (SPM ) yaitu 80%. Faktor yang menyebabkan

rendahnya pemberian ASI eksklusif, salah satunya adanya peran ibu atau

ibu mertua menganjurkan dan memberikan makanan atau minuman sebelum

cucunya berusia 6 bulan. Peranan ibu atau mertua sebagai seorang yang

dianggap cukup dominan, memiliki pengaruh emosional. Serta adanya

tekanan dan dorongan dari para ibu atau ibu mertua tersebut sulit dihindari.

Page 22: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

7

Dalam hal ini, bahwa ibu yang menyusui yang tinggal dengan ibu atau ibu

mertua mempunyai peluang sangat besar untuk memberikan makanan

pendamping (MP-ASI) secara dini pada bayi. Oleh karena itu, peneliti

tertarik untuk meneliti lebih dalam terkait gambaran perilaku ibu atau ibu

mertua sebagai kendala pemberian ASI eksklusif di wilayah Kerja

Puskesmas Kebayoran Lama Tahun 2016.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran perilaku ibu atau ibu mertua yang sebagai

kendala pemberian ASI pada eksklusif pada ibu menyusui di

wilayah kerja Puskesmas Kebayoran Lama Tahun 2016?

2. Bagaimana gambaran sikap ibu atau ibu mertua sebagai kendala

pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui diwilayah kerja

Puskesmas Kebayoran Lama Tahun 2016?

3. Bagaimana gambaran norma subjektif ibu atau ibu mertua sebagai

kendala pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui diwilayah

kerja Puskesmas Kebayoran Lama Tahun 2016?

4. Bagaimana gambaran persepsi kontrol perilaku ibu atau ibu mertua

sebagai kendala pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui

diwilayah kerja Puskesmas Kebayoran Lama Tahun 2016?

5. Bagaimana gambaran niat ibu atau ibu mertua sebagai kendala

pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui diwilayah kerja

Puskesmas Kebayoran Lama Tahun 2016?

Page 23: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

8

6. Bagaimana gambaran latar belakang ibu kandung dan ibu mertua

yang menjadi kendala pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui

diwilayah kerja Puskesmas Kebayoran Lama tahun 2016?

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku

ibu atau ibu mertua sebagai kendala pemberian ASI eksklusif pada ibu

menyusui di wilayah kerja Puskesmas Kebayoran Lama Jakarta

Selatan tahun 2016.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahui gambaran perilaku ibu atau ibu mertua sebagai

kendala pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di wilayah

kerja Puskesmas Kebayoran Lama Tahun 2016.

2. Diketahui gambaran sikap ibu atau ibu mertua sebagai kendala

pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui diwilayah kerja

Puskesmas Kebayoran Lama Tahun 2016.

3. Diketahui gambaran norma subjektif ibu atau ibu mertua

sebagai kendala pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui

diwilayah kerja Puskesmas Kebayoran Lama Tahun 2016.

4. Diketahui gambaran persepsi kontrol perilaku ibu atau ibu

mertua sebagai kendala pemberian ASI eksklusif pada ibu

menyusui diwilayah kerja Puskesmas Kebayoran Lama Tahun

2016.

Page 24: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

9

5. Diketahui gambaran niat ibu atau ibu mertua sebagai kendala

pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kebayoran

Lama Tahun 2016.

6. Diketahui gambaran latar belakang ibu kandung dan ibu mertua

yang menjadi kendala pemberian ASI eksklusif pada ibu

menyusui diwilayah kerja Puskesmas Kebayoran Lama tahun

2016

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Bagi Peneliti

Sebagai pengembangan kompetensi diri, sekaligus

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan serta menambah

wawasan dalam pengalaman dalam melakukan penelitian kesehatan

masyarakat.

1.5.2 Manfaat Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi informasi terkait

perilaku ibu atau ibu mertua sebagai kendala pemberian ASI eksklusif.

Selain itu, di harapkan dapat dijadikan masukan oleh pemegang

koordinator KIA dan gizi dalam memberikan penyuluhan kepada ibu atau

ibu mertua dalam mendukung pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja

Puskesmas Kebayoran Lama Jakarta Selatan tahun 2016.

Page 25: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

10

1.5.3 Manfaat Bagi Program Kesehatan Masyarakat UIN Syarif

Hidayatullah

Menambah refrensi pustakaan mengenai gambaran perilaku ibu atau

ibu mertua sebagai kendala pemberian ASI eksklusif.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku

ibu atau ibu mertua sebagai kendala pemberian ASI eksklusif pada cucunya

di wilayah kerja Puskesmas Kebayoran Lama Jakarta Selatan pada bulan

Desember - Februari 2017. Metode penelitian ini menggunakan studi

kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam

terhadap informan di wilayah kerja Puskesmas Kebayoran Lama Tahun

2016.

Page 26: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

11

2 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ASI

2.1.1 Definisi ASI

Air susu ibu (ASI) Merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh

kelenjar payudara ibu melalui proses menyusui. Secara alamiah, ia mampu

menghasilkan ASI. Air susu ibu merupakan makanan yang telah disiapkan

untuk calon bayi (Soetjiningsih, 1997). Air susu ibu (ASI) Merupakan

makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah.

Karena mengandung zat gizi yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan

perkembangan bayi (Nugroho, 2011). ASI mengandung nutrisi yang baik

bagi bayi yang dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat yang dibutukan

selama 6 bulan pertama kehidupan bayi (Tuliarti, 2010).

2.1.2 Definisi ASI eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) sedini

mungkin setelah persalinan, dan tidak diberikan makanan lain, walaupun

hanya air putih, sampai berumur 6 bulan, setelah 6 bulan bayi mulai

dikenalkan dengan makanan lain (Purwanti, 2004). Sedangan menurut

IDAI (2013) bahwa ASI eksklusif diberikan kepada bayi selama 6 bulan,

tanpa ada tambahan makanan lain, dan setelah bayi berumur 6 bulan

mulai diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI).

Page 27: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

12

2.1.3 Manfaat ASI

Sesorang ibu dikodratkan untuk dapat memberi air susunya kepada

bayi yang telah dilahirkannya, kodrat ini merupakan suatu tugas yang

mulia bagi ibu demi keselamatan bayi dikemudian hari. Manfaat

pemberian ASI, khususnya ASI secara eksklusif bagi bayi, ibu, keluarga

(Priyono, 2010).

1. ASI sebagai Nutrisi

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal, berkomposisi

seimbang, dan secara alami disesuaikan dengan kebutuhan masa

pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna,

baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan melaksanakan manajemen

laktasi secara baik, ASI sebagai makanan yang tunggal akan

mencukupi kebutuhan tumbuh bayi hingga usia enam bulan.

2. ASI bagi daya tahan tubuh dan kesehatan bayi

Bayi baru lahir secara alamiah mendapatkan immunoglobulin

(zat kekebalan atau daya tahan tubuh) dari ibunya melalui plasenta,

tetapi kadar zat tersebut dengan cepat akan menurun segera setelah

kelahirannya.

Kesenjangan tersebut hanya dapat dihilangkan atau dikurangi

dengan pemberian ASI. Air susu ibu merupakan cairan yang

mengandung kekebalan atau daya tahan tubuh sehingga dapat menjadi

pelindung bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, dan jamur.

Selain itu, ASI akan merangsang terbentuknya antibodi bayi lebih

cepat. Jadi, ASI tidak saja bersifat imunisasi pasif, tetapi juga aktif.

Page 28: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

13

3. ASI eksklusif mengembangkan kecerdasan

Perkembangan kecerdasan anak sangat berkaitan erat dengan

pertumbuhan otak. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan

otak anak adalah nutrisi yang diterima saat pertumbuhan otak,

terutama saat pertumbuhan otak cepat. Air susu ibu selain merupakan

nutrien ideal, dengan komposisi tepat, dan sangat sesuai kebutuhan

bayi, juga mengandung nutrien-nutrien khusus yang sangat diperlukan

pertumbuhan optimal otak bayi.

4. ASI dan jalinan kasih sayang

Bayi yang sering berada dalam dekapan ibunya karena

menyusui, dapat merasakan kasih sayang ibu dan mendapatkan rasa

aman, tentram, dan terlindung. Perasaan terlindung dan disayang inilah

yang menjadi dasar perkembangan emosi bayi, yang kemudian

membentuk kepribadian anak menjadi baik dan penuh percaya diri.

5. Air susu ibu merupakan makanan bayi yang mudah dicerna, bersih,

aman dari kuman, selalu siap disajikan, mengandung zat gizi dan zat

pelindung yang dibutuhkan bayi. Gerakan menghisap payudara ibu

tiap menyusui akan memperkuat rahang dan merangsang pertumbuhan

gigi bayi tersebut.

6. Keuntungan lain

a. Tidak muntah tercemar

ASI steril dan tidak mudah tercemar, sedangkan susu formula

mudah dan sering tercemar bakteri, terutama bila ibu kurang

mengetahui cara pembuatan susu formula yang baik dan benar.

Page 29: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

14

Bila botol tidak bersih, maka bakteri akan cepat tumbuh. Selain itu,

susu sudah berbahaya bagi bayi walaupun belum tercium basi.

b. Melindungi bayi dari infeksi

ASI mengandung berbagai antibodi terhadap penyakit yang

disebabkan bakteri, virus, jamur, dan parasit yang menyerang

manusia. Susu sapi tidak mengandung antibodi terhadap penyakit

sehingga bayi susu formula lebih sering terserang muntah-berak

dan batuk filek serta infeksi saluran pernafasan.

7. Keuntungan bagi ibu antara lain mempercepat proses pemulihan rahim

keukuran sebelum melahirkan, mengurangi kemungkinan terjadinya

kanker payudara di kemudian hari, mempercepat jalinan kasih sayang

antara ibu dan bayi, dan menghemat serta mudah mendapatkannya.

8. Manfaat secara ekonomi

Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya

untuk makanan bayi sampai bayi berumur 6 bulan. Dengan demikian

akan menghambat pengualaran rumah tangga untuk membeli susu

formua an peralatannya (Mauris, 2010).

2.1.4 Dampak Kesehatan tidak ASI Eksklusif

Bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif akan beresiko terjadi

penurunan sistem kekebalan tubuh pada bayi, Air susu ibu sering disebut

sebagai darah putih karena mengandung sel-sel yang penting dalam

pemusnahan (fagosit) kuman dan merupakan perlindungan pertama pada

saluran cerna bayi. Para ahli menemukan makrofag dan limfosit di dalam

Page 30: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

15

ASI. Sama seperti sistim imun pada umumnya, ASI juga memiliki sistim

pertahanan (IDAI, 2013).

Bayi yang tidak diberikan ASI secara ASI eksklusif lebih besar

mengalami mencret atau diare, alergi, sembelit ataupun kelebihan kalori

(Manuaba, 2009). Berdasarkan penelitian pada anak-anak di Filandia di

dapatkan bahwa semakin lama bayi diberi ASI, semakin rendah

kemungkinan bayi menderita penyakit alergi, penyakit kulit, dan alergi

makanan. Selain itu, bahwa bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif

akan meningkatkan risiko kegemukan (obesitas), karena pemberian ASI

eksklusif terbukti menjadi faktor pelindung terhadap obesitas (Roesli,

2008).

Dampak negatif pemberian cairan tambahan akan meningkatkan

risiko terkena penyakit. Pemberian cairan dan makanan dapat menjadi

saranan masuknya patogen. Bayi usia dini sangat rentan terhadap bakteri

penyebab diare. Seorang bayi yang diberi air putih, teh ataupun minuman

dan makanan lainnya akan berisiko terkena diare 2-3 kali lebih banyak

dibandingkan bayi yang mendapat ASI eksklusif (Yuliarti, 2010).

Menurut Rahmadhani (2010), pemberian ASI eksklusif merupakan

salah satu upaya untuk mencapai tumbuh kembang optimal dan terlindungi

dari penyakit seperti diare. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan

bahwa diare akut lebih sering pada bayi yang tidak mendapat ASI

eksklusif (74,3%) dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI eksklusif

(26,5%) dengan uji statistik sangat bermakna (p<0,5). Pemberian ASI

Page 31: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

16

eksklusif selama 6 bulan harus ditingkatkan karena mempunyai hubungan

dengan angka kejadian diare akut.

Berdasarkan hasil penelitian terbukti secara statistik bahwa lama

pemberian ASI eksklusif mempunyai hubungan dengan perkembangan

anak. Balita dengan riwayat lama pemberian ASI Eksklusif tidak lebih dari

6 bulan mengalami perkembangan yang menyimpang, yaitu 24%.

Sebaliknya balita yang mendapat ASI eksklusif >6 bulan mayoritas (47%)

mempunyai perkembangan yang tidak menyimpang atau normal. Keadaan

ini disebabkan karena anak yang diberi ASI eksklusif pertumbuhannya

akan sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya (Triyani, 2014).

2.2 Peran Ibu Atau Ibu Mertua Dalam Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2013) bahwa

dukungan ibu atau ibu mertua mempunyai korelasi positif yang signifikan

terhadap keberhasilan ASI eksklusif. Ibu yang mendapatkan dukungan ibu

atau ibu mertua untuk tidak menyarankan memberikan susu formula atau

makanan tambahan sejak dini berpeluang besar untuk memberikan ASI

eksklusif.

Simbolon (2011), dalam penelitian kualitatif diwilayah kerja

Puskesmas Gurilla Pematang Siantar menyatakan, umumnya setelah

melahirkan ibu-ibu selama kurang enam bulan ditemani ibu atau ibu mertua

secara bergantian. Sementara kebiasaan masyarakat diwilayah tersebut

terutama ibu atau ibu mertua adalah memberikan makanan tambahan.

Page 32: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

17

Menurut Yamin (2007), mengatakan bahwa dalam kehidupan rumah

tangga keluarga di Indonesia, keikutsertaan dalam pengambilan keputusan

didalam rumah tangga sering saja melibatkan ibu atau ibu mertua. Menurut

Hariyani (2014) ibu atau ibu mertua merupakan orang yang terdekat dalam

keluarga, keberadaan ibu atau mertua mempunyai pengaruh dalam

pengambilan keputusan dalam berbagai hal urusan keluarga khususnya

dalam pengasuhan anak dari mulai lahir bahkan sampai dewasa. Dalam hal

ini jika keluarga memberikan dorongan dan arahan pada ibu untuk

memberikan ASI non eksklusif, maka kemungkinan besar ibu akan

memberikan ASI non eksklusif, demikian pula sebaliknya jika keluarga

memberikan dorongan dan arahan untuk memberikan ASI eksklusif,

kemungkinan ibu akan memberikan ASI eksklusif (Roesli, 2005).

Penelitian Aruben (2011), dengan studi kualitatif di Kota Semarang

menunjukkan bahwa terdapat peran ibu atau ibu mertua terhadap praktik

menyusui. Ibu yang tinggal serumah dengan ibu atau ibu mertua

memberikan MP-ASI dini pada bayi pada hari ke-7, hal ini didasarkan atas

dorongan ibu atau ibu mertua, agar ibu memberikan madu, dan kuning telur.

Pemberian pendamping ASI (MP-ASI) secara dini dipercayai bermanfaat

untuk kesehatan bayi. Ibu lainnya yang tidak tinggal serumah dengan

saudara dalam hal ini ibu atau ibu mertua juga mendapat saran dari keluarga

dan teman bahwa jika bayi memainkan lidah atau rewel berarti tanda bayi

harus diberi tambahan susu formula atau makanan.

Page 33: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

18

Penelitian yang dilakukan Wijayanti (2015) dengan metode

kualitatif berupa wawancara mendalam didapatkan bahwa banyak ibu yang

melaporkan mereka didukung oleh ibu atau ibu mertua pada praktik

pemberian ASI. Namun ada juga para ibu atau ibu mertua mengikuti saja

praktik pemberian ASI yang dilakukan ibu. Akan tetapi, banyak pula dari

mereka yang memberikan saran kepada ibu berdasarkan kebiasaan mereka

terdahulu, seperti memberikan makanan sebelum bayi berusia enam bulan.

Faktor pendorong atau penghambat dari keluarga untuk melakukan

ASI eksklusif umumnya adalah suami dan ibu atau ibu mertua. Suami dan

ibu atau ibu mertua adalah orang terdekat yang dapat mempengaruhi

informan untuk tetap menyusui secara eksklusif atau malah memberikan

makanan atau minuman tambahan kepada bayi (Fikawati, 2009).

Penelitian Safitri (2013) yang dilakukan di Pesanggrahan Jakarta

Selatan, bahwa ibu atau ibu mertua mengatakan pemberian makanan

pendamping ASI dini, yang diberikan kepada cucunya merupakan kebiasaan

orang betawi, dan sudah menjadi turun-temurun keluarga, yaitu dengan

memberikan pisang siem yang diulek bersama nasi ataupun dapat diganti

dengan tape. Pemberian makanan pendamping ASI dini juga merupakan

kebiasaan keluarga dalam hal ini mertua.

Penelitian Yuliarti (2008) didapatkan temuan yaitu adanya faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap perilaku ibu dalam memberikan ASI

secara eksklusif selain faktor pengetahuan dan sikap. Beberapa reponden

menyatakan bahwa sikapnya dalam menyusui atau pemberian makanan

Page 34: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

19

tambahan sebelum bayi berusia 6 bulan karena ajuran dari keluarga

terutama ibu atau ibu mertua dan kelurga terdekat yang ikut merawat bayi.

Hal ini juga berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Padmawati (2009)

seorang ibu tidak akan mudah menetapkan aturan sendiri karena

disekelilingnya yaitu adanya keluarga salah satunya ibu atau ibu mertua

yang berperan dalam pengasuhan anak.

Penelitian Safitri (2010) yang dilakukan di Wilayah Kerja

Puskesmas Cibeber Kelurahan Cibeber mengatakan bahwa anjuran

pemberian makanan tambahan sebelum waktunya, seperti susu formula,

makan biskuit, bubur, dan pisang dan anjuran pemberian makanan prakteal

dikarenakan saran dari ibu mertua atau orang tua informan. Sehingga

keberhasilan dalam menyusui sangat berkaitan erat dengan dukungan atau

pun dorongan dari keluarga sekitarnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kummer, Suzane et,al.

(2005), bahwa ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif dalam enam bulan

pertama disebabkan oleh ibu atau ibu mertua atau ayah yang menyarankan

untuk memberikan air atau teh dan jenis susu. Dalam penelitian ini ibu atau

ibu mertua merupakan salah orang yang berpengaruh negatif terhadap

pemberian ASI eksklusif.

2.3 Perilaku

2.3.1 Definisi Perilaku

Dalam aspek biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2007).

Page 35: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

20

Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang

mempengaruhi kesehatan individu, kelompok dan masyarakat. Oleh sebab

itu, untuk mencapai target pemberian ASI eksklusif maka intervensi

terhadap perilaku menjadi strategis (Notoatmodjo, 2010).

Perilaku merupakan hal yang unik dari individual, di mana setiap

perilaku individu berbeda dengan individu lain. Perilaku tidak selalu

mengikuti urutan tertentu sehingga terbentuk perilaku yang positif.

Namun, secara minimal jika didasari pengetahuan yang cukup, perilaku

positif biasanya terbentuk dalam waktu yang lama. Sehingga dalam

perilaku dengan kekhasan dan keunikannya di pengaruhi oleh banyak

variabel (Maulana, 2009).

Pembentukan suatu perilaku dipengaruhi oleh faktor internal

maupun faktor eksternal (Notoadmodjo, 2010). Teori perilaku yang

menjelaskan bahwa pembentukan perilaku yang disebabkan faktor

internal, termasuk dalam teori intrapersonal yang menfokuskan bahwa

faktor- faktor yang yang ada diri seseorang yang mempengaruhi suatu

perilaku, seperti pengetahuan, sikap, belief, motivasi pengalaman dan

kemampuan.

2.4 Teori Perilaku Berencana (Theory of Planned Behavior)

Teori ini awalnya dinamakan dengan Theory of Reasoned Action

(TRA), yang dikembangkan pada tahun 1967, selanjutnya teori ini terus

diperbaharui dan diperluas oleh Ajzen dan Martin Fishbein. Pada tahun

1980 teori ini digunakan untuk mempelajari perilaku manusia. Kemudian

pada tahun 1988, hal ini ditambahkan beberapa variabel yaitu perceived

Page 36: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

21

control behavior, sehingga dimanakan dengan theory of planned behavior

(Mutuli dan Walingo, 2014).

Theory of Reasoned Action paling berhasil ketika diaplikasikan pada

perilaku yang dibawa kendali atau kemauan individu sendiri. Jika perilaku

tersebut tidak sepenuhnya dibawa kendali atau kemauan individu, meskipun

ia sangat termotivasi oleh sikap (attitude), dan norma subjektifnya, ia

mungkin tidak akan secara nyata menampilkan perilaku tersebut.

Sebaliknya, Theory of Planned Behavior dikembangkan untuk memprediksi

perilaku-perilaku yang sepenuhnya tidak dibawa kendali individu (Ajzen,

2005).

Theory of Planned Behavior (TPB) memperhitungkan bahwa semua

perilaku tidak semua dibawa kendali individu. Akan tetapi, perilaku-

perilaku juga bisa disebabkan karena ada kendali diluar individu. Individu

mungkin memiliki kendali sepenuhnya ketika tidak terdapat hambatan

apapun dalam menampilkan suatu perilaku. Dalam keadaan eksktrim yang

sebaliknya, mungkin sama sekali tidak terdapat kemungkinan untuk

mengendalikan suatu perilaku karena tidak adanya kesempatan, karena tidak

adanya sumber daya atau keterampilan. Faktor faktor internal antara lain

keterampilan, kamampuan, informasi, emosi, dan stres. Faktor- faktor

eksternal meliputi situasi dan faktor-faktor lingkungan (Achmat, 2010).

Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, Ajzen memodifikasi TRA

dengan menambahkan anteseden intensi yang ke tiga yang disebut perceived

behavioral control (PBC). Dengan tambahan anteseden ke tiga tersebut, ia

Page 37: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

22

menamai ulang teorinya menjadi Theory of Planned Behavior (TPB). PBC

menunjuk suatu derajat dimana seorang individu merasa bahwa tampil atau

tidaknya suatu perilaku yang dimaksud adalah di bawah pengendaliannya.

Orang cenderung tidak akan membentuk suatu intensi yang kuat untuk

menampilkan suatu perilaku tertentu jika ia percaya bahwa ia tidak memiliki

sumber atau kesempatan untuk melakukannya meskipun ia memiliki sikap

yang positif dan ia percaya bahwa orang-orang lain yang penting baginya

akan menyetujuinya (Ahmad, 2010).

=ontrol

Bagan 1. Theory Planned Behavior Ajzen, 2005

Berdasarkan bagan diatas dijelaskan bahwa theory of reasoned

action dan theory of planned behavior dimulai dengan melihat niat

merupakan faktor yang paling terdekat yang dapat memprediksi terjadinya

Niat Perilaku

Faktor-faktor

yang

melatarbelakangi

Personal

Sikap umum

Sifat kepribadian

Emosi

Intelegensi

Sosial

Umur, gender,

ras, suku,

pendidikan, dan

agama

Informasi

Pengalaman

Pengetahuan

Sikap

terhadap

perilaku

Behavioral

beliefs

Normative

beliefs

Subjective

norm

Control

beliefs

Perceived

behavioral

control

Page 38: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

23

suatu perilaku seseorang. Menurut Achmat (2010), mengatakan bahwa

semakin kuat niat seseorang dalam menampilkan suatu tindakan tertentu,

maka diharapkan pula semakin berhasil untuk melakukan suatu tindakan

tertentu.

Informasi yang kedua yang dapat diperoleh bahwa teori planned

behavior memiliki determinan atau penentu utama dari niat yang diikuti

dengan perilaku antara lain sikap, normatif subjektif, dan persepsi kontrol

perilaku. Informasi selanjutnya bahwa masing-masing determinan yang

mempengaruhi niat (sikap, norma subjektif dan persepsi atas kontrol

perilaku di pengaruhi oleh anteseden lainnya yaitu belief. Keyakinana atau

belief adalah dasar pengerak dalam berperilaku.

Informasi lainnya bahwa terbentuknya sikap karena adanya

behavioral belief yaitu keyakinan akan berhasil atau tidak berhasilnya suatu

tindakan, tergantung apabila dia memiliki keyakinan bahwa outcome yang

akan didapatkan. Norma subjektif dipengaruhi oleh keyakinan normatif

yaitu keyakinan mengenai tindakan akan dilakukan didukung atau tidak

didukung oleh orang-orang disekitarnya, dan persepsi atas kontrol perilaku

dipengaruhi oleh control belief yaitu keyakinan bahwa individu mampu

melakukan suatu tindakan (Ajzen, 2005).

Persepsi kontrol merupakan ciri khas dari theory planned behavior

terdapat dua cara atau jalan yang menghubungkan tingkah laku dengan

persepsi atas kontrol perilaku. Cara pertama diwakili dengan garis penuh

yang menghubungkan persepsi atas kontrol perilaku dengan tingkah laku

Page 39: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

24

secara tidak langsung melalui perantara niat. Hubungan ini setara dengan

dua faktor lainnya dengan tingkah laku. Ajzen (2005), berasumsi bahwa

persepsi atas kontrol perilaku mempunyai implikasi motivasional pada niat.

Individu yang percaya bahwa dia tidak memiliki sumber daya atau

kesempatan untuk menampilkan tingkah laku tertentu cenderung tidak

membentuk niat yang kuat untuk melakukannya. Cara yang kedua adalah

hubungan secara langsung antara persepsi atas kontrol perilaku dengan

perilaku dengan yang digambarkan dengan garis putus-putus, tanpa melalui

niat, menandakan bahwa hubungan antara persepsi kontrol perilaku dengan

tingkah laku dapat muncul jika ada kesepakatan antara persepsi atas kontrol

perilaku dengan kontrol aktualnya dengan derajat akurasi yang cukup tinggi.

Variabel-variabel yang terdapat dilatar belakang seperti personal,

(Sifat kepribadian, nilai, emosi dan intelegensi), sosial (umur, gender, ras,

suku, pendidikan, dan agama) dan informasi (pengalaman, pengetahuan dan

media), diasumsikan sebagai hal yang mempengaruhi behavioral belief,

normatif belief dan control belief. Faktor latar belakang menunjukkan

bahwa setiap individu berbeda lingkungan sosialnya seperti umur, jenis

kelamin, pendidikan, agama, pengalaman yang dapat menunjukkan beragam

isu atau informasi yang dapat mempengaruhi kepercayaan individu (Ajzen,

2005).

Page 40: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

25

2.4.1 Sikap

2.4.1.1 Definisi Sikap

Dalam theory of planned behavior, sikap merupakan anteseden

pertama dalam membentuk intensi untuk berperilaku (Achmat, 2010).

Sikap adalah kecenderungan seseorang merespons terhadap objek dengan

cara menilai apakah objek tersebut baik atau buruk, menguntungkan atau

merugikan. Dalam mengambil keputusan untuk melakukan suatu tindakan,

seseorang akan dipengaruhi oleh keyakinannya akan hasil yang diperoleh

bila melakukan tindakan tersebut (Sunaryo,2004).

Notoatmodjo (2010), Sikap adalah kepercayaan positif atau negatif

seseorang terhadap perilaku tertentu yang tampak. Sikap ditentukan oleh

kepercayaan individu mengenai konsekuensi dari menampilkan suatu

perilaku dan ditimbang berdasarkan hasil evaluasi terhadap

konsekuensinya.

Sikap masih dalam bentuk respon tertutup seseorang terhadap

stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat emosi

yang bersangkutan berupa senang atau tidak senang, setuju atau tidak

setuju, baik atau tidak baik (Notoatmodjo, 2010).

2.4.1.2 Anteseden Sikap

Sikap yang dimiliki seseorang terhadap tingkah laku dilandasi oleh

belief atau kepercayaan-kepercayaaan seseorang terhadap konsekuensi

(outcome) yang akan diperoleh dalam menampilkan suatu perilaku

tersebut. Menurut Ajzen (2005) mengatakan bahwa hubungan antara

Page 41: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

26

behavioral belief dan evaluation to behavioral belief dengan sikap dapat

di lihat rumus di bawa ini.

AB = Sikap terhadap tingkah laku

bi = Keyakinan

ei = Evaluasi terhadap konsekuensi

I = Konsekuensi dari tingkah laku

Berdasarkan rumus diatas dijelaskan bahwa sikap terhadap tingkah

laku (AB) diperoleh dari hasil penjumlahan hasil kali antara kekuatan

belief terhadap outcome yang dihasilkan (bi) dengan evaluasi terhadap

outcome (ei). Artinya, seseorang yang percaya bahwa tingkah laku dapat

memperoleh outcome yang positif, maka ia akan memiliki sikap yang

positif. Sebaliknya, individu percaya bahwa tingkah laku yang

menghasilkan outcome yang negatif, maka ia akan memiliki sikap yang

negatif terhadap tingkah laku tersebut.

Menurut Kohlhuber et.al, (2008), bahwa sikap positif ibu atau ibu

mertua merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan ibu untuk tetap

menyusui. Hal ini diperkuat penelitian yang dilakukan oleh Sunarto dkk

(2013), sikap ibu atau ibu mertua yang kurang mendukung menyusui

secara eksklusif akan memberikan resiko untuk berhenti menyusui sebesar

1.49 kali besar dibandingkan sikap ibu atau ibu mertua yang mendukung

pemberian ASI eksklusif. Sehingga promosi kesehatan tidak hanya

AB∑ = bi ei

Page 42: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

27

diberikan kepada ibu hamil atau ibu menyusui akan tetapi lebih efektif jika

diberikan juga kepada keluarga khususnya ibu atau ibu mertua.

Hal ini juga di perkuat bahwa sikap yang positif terhadap

pemberian ASI eksklusif, maka akan berdampak baik pada perilaku

mendukung praktik pemberian ASI eksklusif. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Saptari dan Sudiarti (2013), Mahasiswa Megister di

Universitas Indonesia diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara sikap dengan niat untuk mendukung praktik pemberian ASI

eksklusif pada mahasiswa pria (P< 0.05). Mahasiswa pria yang memiliki

sikap positif terhadap praktik pemberian ASI eksklusif 4.7 kali berpeluang

untuk mendukung praktik pemberian ASI eksklusif.

2.4.2 Norma Subjektif

2.4.2.1 Definisi Norma subjektif

Norma subjektif adalah persepsi seorang individu terkait apakah

orang lain akan mendukung atau tidak terwujudnya tindakan yang akan

dilakukan (Ajzen, 2005). Norma subjektif merupakan salah satu faktor dari

niat dimana persepsi seseorang dipengaruhi tekanan sosial sehingga

mereka mempertimbangkan untuk menunjukkan atau tidak menunjukkan

suatu perilaku.

Menurut Widyarini (2009), Norma subjektif adalah keyakinan atau

belief seseorang mengenai apa yang harus dilakukan menurut pikiran

orang lain, beserta kekuatan motivasinya untuk memenuhi harapan

tersebut. Untuk melakukan sesuatu yang penting, biasanya seseorang

Page 43: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

28

mempertimbangkan apa harapan orang lain (orang-orang terdekat,

masyarakat) terhadap dirinya. Harapan dari orang lain yang berpengaruh

lebih kuat, lebih memotivasi orang yang bersangkutan untuk memenuhi

harapan tersebut akan lebih menyokong kemungkinan seseorang

bertingkah laku sesuai dengan harapan tersebut.

2.4.2.2 Anteseden Norma Subjektif

Terbentuknya norma subjektif pada seseorang disebabkan oleh

belief yang disebut normative belief. Hubungan nortamative beliefs

dengan norma subyektif dapat dilihat dalam rumus dibawah ini:

SN = Norma subjektif (subjective norma)

ni = Normative beliefs terkait dengan orang atau

kelompok orang yang berpengaruh

mi = Motivasi individu untuk mematuhi orang atau

kelompok orang yang berpengaruh (motivation to

comply)

I = Orang atau kelompok yang berpengaruh

Berdasarkan rumus diatas dijelaskan bahwa norma subjektif (SN)

diperoleh dari hasil penjumlahan kali dari normative beliefs terkait

tingkah laku (ni) dengan motivation to comply (mi). Artinya, individu

yang percaya bahwa individu atau kelompok yang berpengaruh

SN ∑ = ni mi

Page 44: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

29

terhadapnya akan mendukung untuk melakukan tingkah laku tersebut,

maka akan menjadi tekanan sosial bagi individu tersebut untuk

melakukannya. Sebaliknya, jika ia percaya orang lain yang berpengaruh

padanya tidak mendukung tingkah laku tersebut, maka hal ini

menyebabkan ia memiliki norma subjektif untuk tidak melakukannya.

Normative belief memiliki hubungan terhadap persepsi subjek terhadap

sikap orang yang berpengaruh tentang tingkah laku yang dimaksud.

Sedangkan motivaion to comply berhubungan dengan kekuatan yang

dimiliki orang yang berpengaruh terhadap subjek yang bersangkutan.

Norma subjektif adalah persepsi seseorang terhadap dukungan

sosial (keluarga, tokoh masyarakat, teman sebaya dan orang disekitar)

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembangunan niat menyusui

secara positif pada praktek perilaku menyusui yang optimal (Mutuli dan

Walingo, 2014). Hal diperkuat penelitian yang dilakukan oleh Jatmika

(2015), hasil uji squere diperoleh bahwa terdapat hubungan antara norma

subjektif dengan niat ibu hamil untuk memberikan ASI eksklusif.

Menurut teori Green (1991), mengatakan bahwa salah satu faktor

yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku seseorang karena

ada dukungan sosial dari berbagai pihak seperti, dukungan atau pengaruh

teman sebaya, pengaruh tokoh masyarakat, pengaruh keluarga dan

sebagainya. Dukungan atau informasi ibu atau ibu mertua yang

diperoleh akan berusaha mengaplikasikannya, apabila ibu atau ibu

mertua memiliki belief bahwa orang disekitarnya yang mereka anggap

penting mendukung, seperti, tokoh masyarakat (tokoh agama, ketua

Page 45: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

30

PKK, serta ketua RW dan RT), dukungan keluarga (Sutedjo, 2003 dan

Lupiana,2012).

2.4.3 Persepsi Terhadap Kontrol Perilaku

2.4.3.1 Definisi Persepsi terhadap Kontrol Perilaku

Kontrol perilaku menurut Ajzen (2005), mengacu pada persepsi

seseorang akan kemampuannya untuk menampilkan perilaku tertentu.

Dengan kata lain kontrol perilaku menunjuk kepada sejauh mana

seseorang merasa bahwa menampilkan atau tidak menampilkan perilaku

tertentu berada di bawah kontrol individu yang bersangkutan. Menurut

Feldman (1995), Persepsi kontrol perilaku didefinisikan sebagai persepsi

individu mengenai kemudahan atau kesulitan untuk melakukan suatu

perilaku.

Perceived Behavioral Control ditentukan oleh kombinasi antara

keyakinan individu mengenai faktor pendukung atau penghambat untuk

melakukan suatu perilaku, dengan kekuatan individu akan setiap faktor

pendukung atau penghambat (Anissa dkk, 2013).

2.4.3.2 Anteseden Persepsi terhadap Kontrol Perilaku

Menurut Ajzen (2005), kontrol perilaku merupakan salah satu

faktor dari tiga yang mempengaruhi niat untuk bertingkah laku.

Perceived Behavior Control sebagai fungsi yang didasarkan oleh

keyakinan individu mengenai faktor pendukung atau penghambat untuk

melakukan suatu perilaku. Keyakinan (beliefs) tentang faktor pendukung

dan penghambat untuk melakukan suatu perilaku didasarkan pada

Page 46: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

31

pengalaman terdahulu individu, serta informasi yang dimiliki individu

tentang suatu perilaku yang diperoleh dengan melakukan observasi

mengenai pengetahuan yang di miliki diri sendiri maupun orang lain, dan

juga oleh berbagai faktor lain yang dapat meningkatkan ataupun

menurunkan perasaan individu mengenai tingkat kesulitan dalam

melakukan suatu perilaku. Berikut adalah rumus yang menghubungkan

antara Control Beliefs dengan Perceived Behavioral Control sebagai

berikut:

PBC = Perceived behavioral control

ci = Control belief, keyakinan bahwa i adalah faktor yang

mendorong atau sebagai kendala tingkah laku

pi = Perceived power tentang persepsi individu terhadap

seberapa kuat kontrol tersebut untuk mempengaruhi

dirinya dalam pemumculan tingkah laku

I = Orang atau kelompok yang berpengaruh

Berdasarkan rumus diatas dijelaskan bahwa Perceived Behavioral

Control merupakan hasil penjumlahan kali dari control beliefs terkait hadir

atau tidaknya (ci) dengan kekuatan faktor yang menfasilitasi atau

menghambat tingkah laku (pi). Artinya bahwa semakin besar mengenai

persepsi mengenai kesempatan dan sumber daya yang dimiliki, maka

PBC =∑ ci pi

Page 47: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

32

semakin kecil persepsi tentang hambatan yang dimiliki seseorang, maka

semakin besar persepsi kontrol yang dimiliki orang tersebut.

2.4.4 Niat

2.4.4.1 Definisi Niat

Menurut Ajzen (2005), penentu terpenting perilaku seseorang

adalah intensi untuk berperilaku. Niat individu untuk menampilkan suatu

perilaku seseorang adalah kombinasi dari sikap, norma subjektif dan

persepsi kontol untuk menampilkan suatu perilaku tertentu, diharapkan

semakin berhasil ia melakukannya. Niat adalah rencana atau resolusi

individu untuk melaksanakan tingkah laku yang sesuai dengan sikap

mereka (Feldman, 1995).

Niat keinginan kuat di dalam hati untuk melakukan sesuatu. Niat

termasuk perbuatan hati, sehingga semua perbuatan yang hendak

dilakukan oleh manusia, niatnya secara otomatis tertanam di dalam

hatinya. Niat tergantung pada sikap terhadap perilaku dan norma subjektif.

Niat berperilaku adalah transisi niat atau kehendak ke dalam tindakan

(Shaharudin 2001). Niat akan terwujud dalam tingkah laku yang

sebenarnya, jika individu tersebut mempunyai kesempatan yang baik dan

waktu yang tepat untuk merealisasikannya. Selain itu, niat tersebut akan

dapat memprediksi tingkah laku (Feldman, 1995).

Penentu terpenting perilaku seseorang adalah niat untuk

berperilaku. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Saptari dan

Sudiarti (2013), Mahasiswa Magister di Universitas Indonesia bahwa

Page 48: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

33

proporsi berniat untuk mendukung pemberian ASI eksklusif sebanyak

83.1% lebih tinggi dibandingkan mahasiswa kurang berniat mendukung

praktik pemberian ASI eksklusif. Artinya, bahwa seseorang yang memiliki

niat yang baik terhadap pemberian ASI ekslusif maka ia akan mendukung

pemberian ASI eksklusif.

2.5 Kerangka Teori

Menurut Ajzen (2005), suatu penelitian yang bertujuan untuk

meramalkan suatu tingkah laku dapat menfokuskan analisisnya pada niat

untuk bertingkah laku. Timbulnya niat dalam berperilaku ditentukan oleh

tiga komponen yaitu, sikap terhadap perilaku, norma subjektif dan kontrol

tindakan. Teori inilah yang digunakan peneliti untuk menggambarkan dan

mengetahui latar belakang perilaku ibu atau ibu mertua sebagai kendala

pemberian ASI eksklusif.

Bagan 2. Kerangka Teori

Sumber : Ajzen (20005)

Niat Perilaku

Sikap

terhadap

perilaku

Behavioral

beliefs

Subjective

norma

Normative

beliefs

Perceived

behavioral

control

Control

beliefs

Faktor-faktor

yang

melatarbelakangi

Personal

Sikap umum

Sifat kepribadian

Emosi

Intelegensi

Sosial

Umur, gender,

ras, suku,

pendidikan, dan

agama

Informasi

Pengalaman

Pengetahuan

Page 49: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

34

3 BAB III

KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH

3.1 Kerangka Pikir

Rendahnya persentase cakupan ASI eksklusif di Puskesmas

Kebayoran Lama Tahun 2017 salah satunya disebabkan karena masih

terdapat ibu atau ibu mertua yang berperilaku sebagai kendala pemberian

ASI eksklusif. Akan tetapi, ibu atau ibu mertua lebih mendorong dalam

menganjurkan dan memberikan makanan tambahan secara dini. Sehingga

dalam hal inilah peneliti ingin menggali lebih dalam terkait perilaku ibu atau

ibu mertua sebagai kendala pemberian ASI eksklusif untuk memberikan

gambaran faktor-faktor apa saja yang melandasi terbentuknya perilaku

tersebut sesuai dengan fakta-fakta yang ada dilapangan. Faktor-faktor yang

melandasi terbentuknya perilaku menurut pola yang telah ditentukan oleh

peneliti dengan berdasarkan theory of planned behavior, dengan menggali

niat untuk berperilaku, sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan

persepsi kontrol ibu atau ibu mertua. Dalam penelitian ada beberapa yang

tidak diteliti seperti faktor latar belakang yaitu personal seperti intelengensi

sifat keperibadian dan emosi, karena harus menggunakan pengukuran

tertentu dan orang yang ahli dalam psikologis.

Bagan Bagan 3. Kerangka Pikir

Perilaku ibu

atau ibu

mertua yang

menghambat

pemberian

ASI

eksklusif

Persepsi

kontrol

perilaku

Norma

Subjektif

Sikap

terhadap

perilaku

Niat

Faktor-faktor

yang

melatarbelakangi

Sosial

Umur, gender,

ras, suku,

pendidikan, dan

agama

Informasi

Pengalaman

Pengetahuan

Behavioral

beliefs

Normative

beliefs

Control

beliefs

Page 50: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

35

3.2 Definisi Istilah

Tabel 1. Definisi Istilah

No Domain Definisi Istilah Metode Rincian Wawancara

1 Perilaku sebagai

kendala

pemberian ASI

eksklusif

Suatu tindakan ibu atau

ibu mertua dalam

berperilaku

memberikan dan

berperilaku

menganjurkan

pemberian makanan

atau minuman sebelum

cucunya berusia 6 bulan

Wawancara

Mendalam

- Perilaku ibu atau ibu

mertua dalam pemberian

makanan sebelum

cucunya berusia 6 bulan

- Makanan apa saja yang

sering ibu berikan atau

anjurkan kepada cucu ibu.

2 Sikap ibu atau

ibu mertua

sebagai kendala

pemberian ASI

eksklusif

Kepercayaan positif

atau negatif ibu atau ibu

mertua dalam

menganjurkan atau

memberikan makanan

atau minuman sebelum

cucunya berusia 6

bulan.

Kepercayaan positif

apabila makanan yang

dianjurkan atau

diberikan memiliki

keuntungan serta tidak

ada dampak atau

penyakit yang

ditimbulkan dari

pemberian makanan

atau minuman.

Sedangangkan

kepercayaan negatif

apabila makanan atau

minuman yang

dianjurkan atau

diberikan tidak

memiliki keuntungan

serta menimbulkan

dampak atau penyakit

yang ditimbulkan dari

pemberian makanan

atau minuman kepada

cucunya sebelum

berusia 6 bulan.

Wawancara

mendalam

- Belief tentang kegunaan

dari pemberian makanan

atau minuman sebelum

cucunya berusia usia 6

bulan

- Ada atau tidaknya dampak

atau penyakit yang

ditimbulkan dari

pemberian makanan atau

minuman sebelum usia 6

bulan

3 Norma subjektif

ibu atau ibu

mertua sebagai

Pandangan individu

yang dilandasi dengan

kepercayaan apakah

Wawancara

mendalam

- Belief tentang norma

sosial atau tekanan yang

didapat dari luar ketika

Page 51: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

36

kendala

pemberian ASI

eksklusif

orang lain akan

mendukung atau tidak

terwujudnya tindakan

untuk menganjurkan

pemberian makanan

atau minuman

tambahan secara dini

pada cucunya.

memiliki keinginan untuk

memberikan atau

menganjurkan pemberian

makanan tambahan

sebelum cucunya berusia

6 bulan.

4 Persepsi atas

kontrol perilaku

sebagai kendala

pemberian ASI

eksklusif

Pandangan ibu atau ibu

mertua mengenai

kemampuan

menghadapi hambatan

dalam pemberian

makanan atau minuman

sebelum cucunya

berusia 6 bulan

Wawancara

mendalam

- Belief ibu atau ibu

mertua dalam

menghadapi hambatan

tersebut

5 Niat ibu atu ibu

mertua sebagai

kendala

pemberian ASI

eksklusif

Keinginan yang kuat

ibu atau ibu mertua

dalam berperilaku

memberikan makanan

atau minuman

tambahan atau

menganjurkan

pemberian makanan

atau minuman sebelum

bayi berumur 6 bulan.

Wawancara

mendalam

- Keinginan untuk

mewujubkan perilaku

6 Pengetahuan ibu

atau ibu mertua

Pengetahuan ibu atau

ibu mertua terkait

makanan atau minuman

yang baik untuk bayi

sebelum usia 6 bulan

Wawancara

mendalam

- Pengetahuan ibu atau

ibu mertua terkait

makanan atau

minuman yang baik

untuk bayi usia

dibawah 6 bulan

7 Pengalaman Sesuatu yang pernah

dialami ibu atau ibu

mertua terkait

pemberian makanan

atau minuman pada

anaknya, sehingga

diterapkan terhadap

cucunya

Wawancara

mendalam

- Sesuatu yang pernah

dialami ibu atau ibu

mertua terkait

pemberian makanan

atau minuman pada

anaknya, sehingga

diterapkan terhadap

cucunya

8 Umur Lama hidup informan

yang dihitung sejak

lahir sampai saat

penelitian berlangsung

atau wawancara

dilakukan

Wawancara - Lama hidup informan

dihitung sejak lahir

sampai saat penelitian

berlangsung atau

wawancara dilakukan

9 Pendidikan Jenjang informal

tertinggi yang pernah

Wawancara - Jenjang informal

tertinggi yang pernah

Page 52: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

37

dijalani oleh ibu

kandung atau ibu

mertua

dijalani oleh ibu

kandung atau ibu

mertua

10 Suku Anggota suatu suku

bangsa pada umumnya

ditentukan menurut

keturunan seperti suku

batak,jawa dan sunda

wawancara - Anggota suatu suku

bangsa pada

umumnya ditentukan

menurut keturunan

sepertu suku

batak,jawa dan sunda

11 Pekerjaan Aktivitas rutin dan

formal yang dilakukan

oleh ibu kandung atau

ibu mertua

wawancara - Aktivitas rutin dan

formal yang dilakukan

oleh ibu kandung atau

ibu mertua

Page 53: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

4 BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan

pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang

mengekplorasi, menemukan, menjelaskan, dan menerangkan suatu

fenomena atau objek sosial yang tidak dapat dijelaskan, didefiniskan,

diukur, dan tidak dapat dijumlahkan secara numerik atau angka-angka

(Afiyanti dan Rachmati, 2014).

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di rumah penduduk di wilayah kerja

Puskesmas Kebayoran Lama Jakarta Selatan, pada bulan Desember- Januari

tahun 2016.

4.3 Informan Penelitian

Metode pengambilan informan yang digunakan oleh peneliti untuk

penelitian ini adalah teknik purposive sampling yang digunakan sebagai

penetapan sampel dengan menggunakan prinsip kecukupan dan kesesuain.

Kesesuain yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ibu atau ibu mertua

yang berperilaku sebagai kendala pemberian ASI eksklusif, dengan kreteria:

a. Ibu atau ibu mertua yang tinggal bersama dengan cucunya

dengan usia 6 bulan sampai 1 tahun yang tidak ASI eksklusif

b. Dapat berkomunikasi dengan baik

c. Menetap di lingkungan kebayoran lama

Page 54: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

39

Informan pendukung penelitian ini adalah ibu kandung bayi.

Sedangkan prinsip kecukupan informan dalam penelitian ini, apabila pada

saat pengumpulan tidak ditemukan jawaban yang tidak bervariasi, maka

proses pengumpulan data dihentikan. Jumlah informan utama dalam

penelitian ini sebanyak 6 informan. Informan pendukung sebanyak 6

informan. Proses penentuan informan utama dalam penelitian ini,

dilakukan dengan cara meminta informasi dari kader puskesmas terkait

bayi yang tinggal dengan neneknya dengan usia 6 sampai 1 tahun. Setelah

diperoleh informasi, peneliti mendatangi informan untuk melakukan

wawancara, agar memastikan apakah informan benar-benar sebagai

kendala pemberian ASI eksklusif. Ketika sesuai dengan kreteria informan,

maka peneliti menetapkan sebagai informan dalam penelitian ini.

4.4 Instrumen Penelitian

Pada tahap pengumpulan data, instrumen penelitian yang digunakan

adalah pedoman wawancara mendalam. Dalam pelaksanaan ini, alat atau

instrumen lainnya yang digunakan alat perekam dan buku catatan.

4.5 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi

dua yaitu data primer dan data skunder. Data primer didapatkan dari ibu

atau ibu mertua yang tinggal dengan anaknya atau menantunya yang

memiliki bayi usia 6 bulan sampai 1 tahun sebagai kendala pemberian ASI

eksklusif, dengan cara melakukan wawancara mendalam. Sedangkan data

skunder yaitu data Cakupan ASI eksklusif, gambaran umum wilayah

penelitian, tingkat pendidikan, dan status ekonomi.

Page 55: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

40

4.6 Validasi Data

Untuk menjaga validitas data maka dilakukan triangulasi.

Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini hanya menggunakan

triangulasi sumber. Triangulasi sumber dilakukan pada 6 informan

pendukung yaitu orang tua bayi dan tetangga yang dapat menvalidasi

informasi dari informan utama.

4.7 Pengelolahan dan Analisis Data

Pengelolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

wawancara mendalam yang direkam dengan alat elektronik yaitu HP.

Setelah itu, dibuat transkrip wawancara. Kemudian dari transkrip

wawancara di buat kedalam bentuk transkrip verbatim dengan mereduksi

dari transkrip wawancara. Selanjutnya dibuat dalam bentuk matriks

wawancara. Setelah dilakukan pengelolahan data, kemudian dilakukan

analisis data. Berikut analisis data menggunakan model Spradley (1980)

dalam Sugiyono (2016) :

1. Analisis Domain

Analisis domain ini hanya memperolah gambaran secara umum.

Dalam penelitian ini hanya mengambarkan perilaku ibu atau ibu

mertua secara umum terkait pemberian makanan atau minuman

sebelum cucunya berusia 6 bulan.

2. Analisis Taksonomi

Analisis taksonomi adalah ketika sudah mengetahui gambaran

perilaku secara umum maka dicari tahu lagi domain yang

mempengaruhi individu untuk melakukan suatu tindakan.

Page 56: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

41

Domani dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

teori planned behavior yang dijelaskan bahwa faktor yang

mempengaruhi perilaku adalah sikap terhadap perilaku, norma

subjektif, dan persepsi kontrol perilaku. Serta fakor yang

melatarbelakangi terbentuknya sikap, norma subjektif dan

persepsi kontrol.

3. Analisis Komponensial

Setelah melakukaan analisis taksonomi selanjutnya dilakukan

analisis komponensial yaitu dengan mencari tahu domain apa

saja persamaan dan perbedaan dari faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku tersebut. Sehingga diketahui apa saja

faktor yang mempengaruhi perilaku.

4. Analisis Tema Kultural

Analisis tema kulturan adalah mencari tahu hubungan diantara

faktor - faktor atau domain yang mempengaruhi perilaku ibu atau

ibu dalam pemberian makanan atau minuman sebelum cucunya

berusia 6 bulan dan mencari tahu hubungan dengan keseluruhan.

.

\

Page 57: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

42

5 BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja binaan langsung Puskesmas

Kecamatan Kebayoran Lama yang berada di Jalan, Ciputat Raya Kebayoran

Lama RT 005 RW 01 Jakarta Selatan. Jumlah penduduk umur 0 sampai 5

tahun di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama sebanyak

763 balita.

Mayoritas tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh

masyarakat Kebayoran Lama tahun 2015, masyarakat yang tidak pernah

sekolah sebesar 2% orang, yang tidak atau belum tamat SD sebesar 13%,

SD/MI sederajat sebesar 18%, SLTP/MTS sederajat sebesar 18%,

SLTA/MA sederajat sebesar 29%, Sekolah menengah Kejuruan 4%,

Diploma 1/II sebesar 1%, Diploma III sebesar 4%, Diploma IV sebesar 9%,

dan S2 dan S3 sebesar 2%.

Sedangkan status ekonomi masyarakat di wilayah Puskesmas

Kecamatan Kebayoran Lama berdasarkan pendapatan rumah tangga

terdapat 4 % orang yang berpenghasilan menengah kebawah, 70 % orang

yang berpenghasilan menengah dan 26% orang yang berpenghasilan

menengah keatas.

Program peningkatan cakupan ASI eksklusif yang dilakukan

Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama adalah konseling di ruang KIA dan

Page 58: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

43

penyuluhan. Konseling dilakukan di puskesmas pada saat ibu bayi

berkunjung ke Poli KIA, adapun materi yang disampaikan berupa

pengertian ASI eksklusif dan manfaat ASI eksklusif. Program kedua yaitu

penyuluhan yang dilakukan pada masyarakat Tanah Kusir II dan masyarakat

Jalan Ismail. Akan tetapi, penyuluhan ini belum terjadwal dan tidak rutin

dilakukan, kegiatan ini hanya dilakukan ketika ada hari peringatan

kesehatan seperti hari gizi Nasional. Namun, selama tahun 2016 hanya

terlaksana 2 kali penyuluhan.

5.2 Karateristik Informan

1. Informan Utama

Informan utama dalam penelitian ini adalah ibu atau ibu mertua

yang tinggal bersama cucunya dengan usia 6 sampai 1 tahun yang menetap

di wilayah kerja Puskesmas Kebayoran Lama Tahun 2016. Karateristik ibu

atau ibu mertua yang dijadikan informan dalam penelitian ini adalah ibu

atau ibu mertua yang berperilaku sebagai kendala pemberian ASI eksklusif.

Informan penelitian ini memiliki karateristik yang berbeda-beda. Hal ini

dapat dilihat dari segi umur, suku, pendidikan, pekerjaan dan status

informan. Berikut karateristik informan dalam penelitian ini:

Tabel 2. Karateristik Informan utama

No Informan Umur Suku Pendidikan Pekerjaan Status

Informan

1 A 64 Sunda SD IRT Ibu

Mertua

2 B 52 Jawa SMA IRT Ibu

kandung

3 C 58 Jawa SD IRT Ibu

kandung

Page 59: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

44

4 D 68 Jawa SD IRT Ibu mertua

5 E 56 Sunda SD IRT Ibu

kandung

6 F 46 Jawa SMP IRT Ibu

kandung

Dari tabel 5.1, diketahui bahwa karateristik umur informan

bervariasi. Umur informan yang termuda 52 tahun dan yang tertua 68

tahun. Suku informan adalah sunda dan jawa. Pendidikan informan

tamatan SD, SMP dan SMA. Pekerjaan informan adalah semua ibu rumah

tangga. Sedangkan status informan sebagian besar berstatus sebagai ibu

kandung dan sebagian lainnya berstatus sebagai ibu mertua.

2. Informan Pendukung

Informan pendukung dalam penelitian adalah ibu kandung dari

bayi. Berikut karateristik informan pendukung dalam penelitian ini:

Tabel 3. Karateristik Informan pendukung

No Informan Umur Suku Pendidikan Pekerjaan

1 A 19 Aceh SMA IRT

2 B 27 Jawa SMA IRT

3 C 29 Jawa SD Pedagang

4 D 32 Jawa SMA IRT

5 E 26 Sunda D3 Karyawan

6 F 25 Jawa SMA IRT

Dari data tabel 5.2 bahwa informan pendukung juga memiliki

variasi. Umur yang termuda adalah 19 tahun dan tertua adalah 32 tahun.

Suku aceh, jawa dan sunda. Pendidikan adalah SD, SMP dan SMA dan D3

Page 60: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

45

dan pekerjaannya sebagian besar adalah ibu rumah tangga, namun ada satu

informan yang berprofesi sebagai karyawan.

5.3 Gambaran Perilaku Ibu Kandung atau Ibu M ertua Sebagai Kendala

Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan hasil wawancara semua informan pernah memberikan

makanan atau minuman sebelum cucunya berusia 6 bulan. Perilaku ibu

atau ibu mertua sebagai kendala pemberian ASI eksklusif berupa perilaku

menganjurkan dan perilaku memberikan minuman sebelum cucunya

berusia 6 bulan. Berdasarkan hasil wawancara dari 6 informan, sebagian

besar informan berperilaku memberikan makanan atau minuman sebelum

cucunya berusia 6 bulan. Sebagian lainnya hanya menganjurkan

pemberian makanan atau minuman sebelum cucunya berusia 6 bulan. Hal

ini dibuktikan hasil kutipan wawancara mendalam dibawah ini:

“Kalau pisang saya pertama ngasih, kalau susu botol saya sama

ibunya, soalnya susah kalau ibu nya lagi kemana gitu, kan di tinggal

diasuh saya tapi gitu neng kalau mau pergi disiapkan dulu sama

ibunya soalnya susu pakai ukuran kan jadi saya tinggal ngasih aja”.

(Informan A)

“Ya saya lah, kan saya selalu ngasuh dia”. (Informan B)

“Kalau madu mah ibu pas lahir soalnya kan buat obat juga ya”.

(Informan E)

“Saya yang ngasih sendiri pertamanya tapi saya suruh dilanjutkan

oleh ibunya”. (Informan F)

“Setelah lahir sudah saya suruh”. (Informan D)

Selain ada informan yang berperilaku memberikan dan berperilaku

menganjurkan pemberian makanan atau minuman sebelum cucunya

berusia 6 bulan. Namun, juga ditemukan ada informan yang berperilaku

serta menganjurkan pemberian makanan atau minuman sebelum cucunya

Page 61: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

46

berusia 6 bulan. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan wawancara

mendalam dibawah ini:

“Iya, nenek yang nganjurin untuk dikasih, ibu juga selalu ngasih

kalau misalnya ibu nya jualan, kan tinggal sama saya”. (Informan C)

Adapun makanan yang pernah dianjurkan dan diberikan oleh

informan berupa susu botol, buah-buahan, biskuit, madu, air putih, regar,

biskuit, dan netsle. Perilaku memberikan dan perilaku menganjurkan

pemberian makanan atau minuman dilakukan pada usia 4 bulan, 3 bulan, 1

bulan, dua setengah bulan dan setelah bayi lahir. Hal ini dapat dibuktikan

dengan kutipan wawancara mendalam dibawah ini:

“Susu botol merek nestle dan SGM, tapi pas umur 4 bulan sudah ta

dikasihkan pisang”. (Informan A)

“Susu botolnya umur 2 bulan lebih”. (Informan A)

“Pisang biskuit tapi campur ASI juga tapi dikasih dikit dikit sih

porsinya, takut eeh ya ya, soalnya kalau cuman ASI aja bisanya kan

mencret mencret doang aya, kalau dikasih pisang sama biskuit kan

enggak, tapi sedikit cuman separuh, iya madu juga, tapi kalau lagi

sakit aja”. (Informan B)

“Umur 3 bulan emba, anaknya udh agak gede jugakan” (Informan

B)

“Kasih susu botol mereknya SGM, umur 3 bulan dikasih buah

buahan kadang kadang saya kasih pisang alpukat pepaya, kasih

madu juga d biar enggak sariawan”. (Informan C)

“Susu botolnya seingatnya 1 bulan lebih neng”. (Informan C)

“Air tetap sama susu dari tetek”. (Informan D)

“Kalau ibu cuman pernah ngasih madu pas lahir, sama susu

formula emang ibunya yang pertama ngasih”. (Informan E)

“Regar, biskuit, netsle, air putih aja sih umur dua bulan setengah

dikasih makan”. (Informan F)

Perilaku menganjurkan dan perilaku memberikan makanan atau

minuman dari ibu atau ibu mertua dibenarkan oleh informan pendukung,

ibu atau ibu mertua selalu menganjurkan serta membantu memberikan

makanan atau minuman terhadap cucunya pada saat berusia dibawah bulan

Page 62: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

47

6 bulan. Namun ada satu informan yaitu informan E, tidak mengetahui

kalau anaknya diberika madu. Hal ini dibuktikan hasil kutipan wawancara

mendalam dibawah ini:

“Uuh , kalau membantu buat susu botol enggak pernah apalagi

kalau susu botol itu dia enggak tau kan ada ukuran nya tuch, tapi

kalau ngasih makan iya kayak pisang tadi”. (Informan A)

“Iya emang orang tua yang nyaranin sama bantuin, katanya sih

buat obat, kalau anak ibu sakit suka dikasi sama neneknya”.

(Informan B)

“Iya, kalau anaknya lagi sakit suka disaranin ngasih obat, kayak

madu itu, tapi kalau ibu pergi ya ditinggal sama neneknya dikasih

makan deh sama neneknya”. (Informan C)

“Iya, kalau air putih emang dari ibu mertua saya yang

nganjurinnya”. (Informan D)

“Enggak tau mah kalau madu, kalau susu botol emang air susunya

enggak banyak”. (Informan E)

“Ya ibu ngasih makanan gitu sama nyuruh”. (Informan F)

Makanan dan minuman yang dianjurkan dan diberikan oleh ibu

atau ibu mertua dibenarkan oleh informan pendukung. Berikut ma kanan

atau minuman yang diberikan yaitu : madu, pisang, buah-buahan, air putih,

biskuit, dan netsle. Hal ini dibuktikan dengan hasil kutipan wawancara

mendalam dibawah ini:

“Pisang susu botol aja sih soalnya kan bagus”. (Informan A)

“Palingan madu sama pisang biskuit aja sih, soalnya buat obat juga

kannya” (Informan B)

“Madu, buahan buahan juga”. (Informan C)

“Air putih itu aja emba, soalnya katanya menghilangkan putih putih

dimulut, aku juga pikir kalau air putih mah enggak apa apa”.

(Informan D

“Apa ya neng, tapi seingat ku biskuit, netsle, air putih”. (Informan F)

Pemberian makanan atau minuman sebelum 6 bulan dibenarkan

oleh informan pendukung yaitu usia 2 bulan, 3 bulan lebih, 1 bulan dan 2

bulan. hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil kutipan wawancara

informan pendukung.

Page 63: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

48

“Seingat ibu umur 2 bulan lebih untuk susu botolnya soalnya susah

kalau ibu mau kemana-kemana”. (Informan A)

“Umur 3 bulan (Informan 3 bulan lebih lah” (Informan B)

“Saya lupa bulan berapa tapi sebelum 6 bulan sudah dikasih”

(Informan C)

“Mulai dari lahir saya kasih” (Informan D)

“Karena saya kerja jadi usia 1 bulan lebih sudah saya kasih, soalnya

air asi nya juga tidak lancar kan ya” (Informan E)

“2 bulan emba (Informan F)

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa sebagian

informan yang berperilaku langsung didalam pemberian makanan atau

minuman makanan atau minuman sebelum cucunya berusia 6 bulan.

Sebagian lainnya informan menganjurkan untuk diberikan makanan atau

minuman kepada cucunya, dan informan lainnya berperilaku serta

mengajurkan pemberian makanan atau minuman sebelum cucunya berusia 6

bulan. Adapun makanan yang di berikan atau dianjurkan berupa susu botol,

buah-buahan, biskuit, madu, air putih, regar, biskuit, dan netsle. Perilaku

memberikan dan perilaku menganjurkan pemberian makanan atau minuman

dilakukan pada usia 4 bulan, 3 bulan, 1 bulan, dua setengah bulan dan

setelah bayi lahir.

5.4 Gambaran Latar Belakang Ibu Atau Ibu Kandung Sebagai Kendala

Pemberian ASI Eksklusif

Menurut theory planned behavior, munculnya sikap didasarkan pada

belief beserta evaluasinya terhadap objek. Latar belakang munculnya belief

atau keyakinan pada diri individu dapat berasal dari beberapa hal seperti

yang dikemukakan dalam bagan 1. Dari hasil penelitian ini, bagian faktor

dari latar belakang yang memiliki peran untuk membentuk behavioral belief

seperti personal, sosial dan informasi (pengalaman dan pengetahuan)

Page 64: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

49

Pengetahuan yang tergali dalam penelitian ini adalah pengetahuan

ibu atau ibu mertua terkait makanan atau minuman untuk bayi usia dibawah

enam bulan. Sebagian informan memiliki pengetahuan yang baik. Namun

sebagian lainnya memiliki pengetahuan kurang terkait makanan atau

minuman untuk bayi usia dibawah enam bulan. Hal ini dapat dilihat dari

sebagian besar jawaban informan mengatakan bahwa makanan atau

minuman yang baik bayi usia 6 bulan adalah susu botol, pisang, buahan-

buahan dan air putih. Hal ini dibuktikan dengan hasil kutipan wawancara

mendalam dibawah ini:

“Menurut ibu mah susu botol dan pisang aja, tapi dicampur dengan

ASI juga dia”. (Informan A)

“ASI kadang kadang bantu susu botol, tp susu botol dan buah kan

enggak apa2 kan dikasih dikit-dikit”. (Informan C)

“ASI sama air putih ngilangin putih putih tadi”. (Informan D)

“Enggak tau, jaman dulu mah suka ngasih serelackannya tp jaman

sekarang ngikutin anjuran dokter bidan, kalau kita mah dulu kalau 2

bulan udh dikasih makan biskuit, regar”.(Informan E)

Namun sebagian informan lainnya memiliki pengetahuan yang

baik terkait makanan atau minuman untuk bayi usia dibawah 6 bulan.

Akan tetapi, perilaku menganjuran dan perilaku memberikan makanan

atau minuman seperti madu, pisang dan air putih diberikan sebagai obat

dan juga menghilangkan jamuran dimulut bayi. Hal ini dibuktikan dengan

hasil kutipan wawancara mendalam dibawah ini:

“ASI saja sebenarnya, tapi kalau dikasih sedikit kan enggak apa

apa cuman buat obat kan ya”. (Informan B)

“Belum boleh ya. Aturan nya kan emang enam bulan keatas, tapi

kasih sendiri aja”. (Informan F)

Selain pengetahuan sebagian informan yang kurang terkait makanan

atau minuman yang baik untuk bayi usia dibawah enam bulan. Pemberian

Page 65: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

50

makanan atau minuman sebelum bayi berusia 6 bulan memang sudah

menjadi pengalaman yang dilakukan informan terhadap anak kandung

sendiri, dimana ibu atau ibu mertua sudah memiliki kebiasaan dalam

memberikan makanan atau minuman kepada bayi sebelum berusia 6 bulan.

Makanan yang diberikan ibu atau ibu mertua pada anaknya seperti yang

diberikan pisang, bubur tim, madu dan air putih. Hal ini dibuktikan dengan

hasil kutipan wawancara mendalam dibawah ini:

“Anak ibu ada 7 Emang udh pisang bagus kalau udah gede kasiha

tim aronan diatas nasi dikukus dikucek kucek sampai halus, dulu

mah nenek suka dikunyah dulu eo baru dikeluarin terus dikasih

bayinya si nenek dulu kayak gitu katanya bagus tp sekarang pada

geli. nasinya biasanya di kunyah dulu. Tapi pada mah sehat sehat

aja dulu bayi. Lain lain dulu sama sekarang tapi sekarang banyak

obat banyak penyakit”. (Informan A)

“Uu pengalaman mah itu ngasih makan, madukan juga enggak

ngefekan nya, madu juga kan buat masker juga sekarang”.

(Informan B)

“Anak saya empat semua gitu, kalau madukan buat panas dalam,

anak saya dulu kasih panas saya kasih madu buat obat panas dalam

dulu umur 3 bulan”. (Informan C)

“Saya kasih air putih emang dari orang tua dulu suka ngasihnya”.

(Informan D)

“Anak ibu juga dulu dikasih aku ngikutin sampai cucunya, tp

sekarang dikasih tau sama bidan aku enggak ngasih lagi, kan jaman

dulu kitakan enggak ngerti”. (Informan E)

“Anak ibu kasih makan gemuk dulu kalau emang jawa pisang

campur nasi enak itu, orang tua masih ada jadi enggak asi aja”.

(Informan F)

5.5 Gambaran Sikap Ibu Kandung atau Ibu Mertua Sebagai Kendala

Pemberian ASI Eksklusif

Dalam penelitian ini informan memiliki sikap yang positif terhadap

pemberian makanan atau minuman sebelum bayi berusia 6 bulan. Hal ini

dapat dilihat bahwa semua informan berpandangan bahwa makanan atau

minuman yang dianjurkan memiliki keuntungan yang cukup baik untuk bayi

Page 66: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

51

yaitu: tidurnya lebih nyenyak, supaya kenyang, gampang masuk

kepencernaan, pelancar BAB, buat obat, sebagai vitamin, menghindari agar

bibirnya tidak pecah-pecah, sariawan, obat panas dalam, menghilangkan

putih-putih dimulut, biar sehat dan menambah berat badan. Hal ini

dibuktikan berdasarkan hasil wawancara berikut dibawah ini:

“Tidurnya lebih nyenyak, kasih netsle dulu enggak berak berak tau 2

hari tapi kalau kasih pisang dia bab, soalnya pisang pelancar bab

juga terus kalau pisang enak dikruk kruk langsung dikruk kan lembek,

kalau lain kan keras gitu, kalau pisang lembut dan gampang masuk

pencernaannya terus supaya kenyang juga kan nya”. (Informan A)

“Buat obat aja sih, itu pisang tadi, selain itu juga buat vitamin juga

buat pelancar BAB juga, Pernah waktu dia sakit sih suka dikasih madu

kadang kadang kering diolesin madu. Soalnya madukan sejenis obat

juga kan sariawan, kalau bibienya kering diolesin diluarnya aja”.

(Informan B)

“Kalau buah buahan kan harus vitamin kan, tapi kalau madu dikasih

ke bibir supaya enggak pecah-pecah, buat obat panas dalam, biar

enggak sariawan”. (Informan C)

“Saya kasih untuk menghindari putih putih dimulut itu, dua sendok

teh itu emba, biar juga anaknya lebih mengenal air putih aja, repot

juga nanti itu, jadinya yang enggak tau jadi tau, biar nanti jadi

doyan, ada itu susu susu itu, saya mampus belinya nanti kalau susu.

Soalnya ada tetangga juga dulu bayi nya terbiasa dikasih susu

formula jadi pas bayinya umur enam bulan tidak doyan lagi minum

air putih”. (Informan D)

“Buat panas dalam, biar enggak pecah kering gitu doang”. (Informan

E)

“Nambah berat aja”. (Informan F)

Selain keuntungan yang baik dari pemberian makanan atau minuman

sebelum bayi berusia 6 bulan, ibu atau ibu mertua juga menganggap bahwa

dengan pemberian makanan atau minuman sebelum bayi berusia 6 bulan

tidak memiliki dampak atau penyakit yang ditimbulkan, dari pertanyaan

peneliti disebutkan bahwa apakah terdapat dampak atau penyakit yang

ditimbulkan dari pemberian makanan atau minuman tersebut, semua

Page 67: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

52

informan menganggap tidak ada dampak atau penyakit yang dirasakan. Hal

ini dibuktikan dengan hasil kutipan wawancara mendalam dibawah ini:

“Kalau pisang ambonya enggak ada masalah kok, kan katanya kalau

ngasih makanan lihat tiga hari dulu dengan makanan yang sama,

cuman pas tiga hari bab nya juga bagus, enggak keras banget.

Percobaan kedua dikasih yang instan kayak netsele, dia belum bab bab

atau karena lebih berat, soalnya pakai tepung lebih berat apa mungkin

berat enggak kuat cernanya, cuman pas dulu dikasih susu botol merek

bebelac itu langsung mencret mencret gitu, setelah diganti SGM bagus

cocok “. (Informan A)

“Enggak, palingan anak kecil suka kecetit, suka nangis palingan diurut

juga hilang itu bukan dari makanan itu dari luar apa ketarik ama

kakanya”. (Informan B)

“Enggak ada sehat sehat aja”. (Informan C)

“Enggak ada, soalnya aku kasih enggak banyak, jadi enggak kenapa-

kenapa maksudnya, lagi pula air putih enggak ada pengaruhnya kok

mencret nya setelah umur dua tahun baru kena”. (Informan D)

“Enggak, biasanya poop nya pup susu kan nya”. (Informan E)

“Enggak ada”. (Informan F)

Semua informan pendukung membenarkan bahwa pemberian makanan

atau minuman sebelum berusia 6 bulan tidak menimbulkan penyakit. Hal ini

dapat dibuktikan berdasarkan hasil kutipan wawancara dibawah ini:

“Tidak ada kok, dikasihnya kan buat obta juga “.(Informan A)

“Anaknya enggak kenapa kenapa” (Informan B)

“Selama ini sih anak-anak sehat sehat aja” (Informan C)

“Cuman air putih aja, enggak banyak sih kalau menurut ibu supaya

anak lebih kenal jugakan air puth kan baik” (Informan D)

“Enggak ada sih selama ini kan susu botol aja, engga dikasih makanan

padat” (Informan E)

“Enggak apa-apa malahan enggak rewel anaknya “ (Informan F)

Berdasarkan hal tersebut, ibu atau ibu mertua memiliki sikap yang

positif terhadap pemberian makanan atau minuman sebelum berusia 6

bulan, karena ibu atau ibu mertua percaya bahwa tingkah laku dalam

menganjurkan atau memberikan makanan atau minuman kepada cucunya

sebelum berusia 6 bulan memiliki outcome yang positif. Keuntungan baik

untuk bayi yaitu: tidurnya lebih nyenyak, supaya kenyang, gampang masuk

Page 68: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

53

ke pencernaan, pelancar BAB, buat obat, sebagai vitamin, menghindari agar

bibirnya tidak pecah-pecah, sariawan, obat panas dalam, menghilangkan

putih-putih dimulut, biar sehat dan menambah berat badan. Selain itu,

dikatakan bahwa selama pemberian makanan atau minuman sebelum

cucunya berusia 6 bulan tidak menimbulkan dampak penyakit terhadap

bayi.

5.6 Gambaran Norma Subjektif Ibu Kandung atau Ibu Mertua Sebagai

Kendala Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan bahwa sebagian

besar yang mempengaruhi ibu atau ibu mertua dalam menganjurkan

pemberian makanan atau minuman sebelum cucu berusia 6 bulan adalah

tetangga dan keluarga. Tekanan atau dukungan sosial yang mereka dapat

dari tetangga agar anaknya lebih mengenal, tidak rewel, dan sebagai obat.

Hal ini dibuktikan dengan hasil kutipan wawancara dibawah ini:

“Tetangga juga sering bilang cucunya sudah dikasih makan belum,

kasih aja pisang biar anaknya lebih mengenal”. (Informan A)

“Ibu-ibu lain dari tetangga, kalau bayi baru lahir diolesin madukan

bibirnya kering”. (Informan E)

“Ya tetangga kan banyak, kalau dulu kan pisang gitu aja, terus kita

cobain dulu kita belien gitu, jaman sekarang dikasih nestle biar anaknya

enggak rewel kenyang dan enggak nangis emba”.(Informan F)

Terbentuknya suatu perilaku Informan F, tidak hanya di karena

adanya norma subjektif dengan tekanan atau pengaruh dari orang tetangga

tetapi juga adanya keluarga yang mempengaruhi informan dalam

menganjurkan atau memberikan pemberian makanan atau minuman

sebelum bayi berusia 6 bulan. Hal ini dibuktikan dengan kutipan hasil

wawancara dibawah ini:

Page 69: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

54

“Saudara juga kaka dan ipar yang punya anak, dia bilang gini ini

anak saya sudah ta kasih makan, soalnya tetek kurang kenyang, buat

tambahan aja. (Informan F)

Selain keluarga dan tetangga, yang dapat mempengaruhi ibu atau

ibu mertua dalam berperilaku menganjurkan dan berperilaku memberikan

makanan atau minuman sebelum cucunya berusia 6 bulan. Namun, sebagian

informan lainnya tidak memiliki norma subjektif. Akan tetapi, pemberian

makanan atau minuman dilakukan berasal dari diri sendiri, karena sudah

menjadi tradisi dan saran orang tua dulu. Hal ini dibuktikan dengan kutipan

hasil wawancara dibawah ini:

“Enggak ada, dari ibu sendiri aja, kalau jaman dulu orang tua suka

ngasih pisang ulek”. (Informan C)

“Dari orang tua kita juga, diturunin tu ke anak anaknya, diikutin

dah itu orang sarannya baik”. (Informan B)

“Ibu sendiri kan kalau dari keluarga kayak tante saya dulu suka

ngasih air putih emang, kalau itu, anak saya kalau lagi enggak enak

badan atau panas badan akau kasih air putih soalnya ngaruh,

soalnya kalau ke warung warung nanti kan lebih ngenal air putih

jangan kayak okey jelidrink”. (Informan D)

Selain pengaruh dari keluarga dan tetangga, sebagian informan ada

yang menjadikan tenaga kesehatan sebagai norma subjektif. Dari pertanyaan

peneliti disebutkan bahwa apabila tenaga kesehatan melarang ibu didalam

memberikan dan menganjurkan pemberian makanan atau minuman sebelum

cucunya berusia 6 bulan, sebagian informan menjawab jika mendapatkan

larangan dari tenaga kesehatan, informan akan berhenti. Namun, sebagian

informan lainnya tidak menjadikan tenaga kesehatan sebagai orang yang

berpengaruh terhadapnya seperti informan B, C, dan F. Hal ini dibuktikan

hasil kutipan wawancara mendalam dibawah ini:

Page 70: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

55

“Berhenti aja, kalau dilarang, selama cucu ibu tidak kenapa kenapa”.

(Informan A)

“Ya diberhentin”. (Informan D)

“ iya berhenti, setelah saya tau tidak saya kasih lagi”. (Informan E)

“Sudah pasti melarang, dibawah enam bulan dikasih ASI, ibu taunya

dari bidan. Kalau ibu tetap ngasih soalnya bermanfaat,kalau tidak ada

manfaatnya ngapain dikasih”. (Informan B)

“Orang ini ya tetap aja saya kasih ya, dokter enggak tau sehari-hari

dikasih makan, buah-buahan kan bagus kata saya sih dan tidak

menganggu kesehatan, kalau ASI ajakan rewel, ini juga dia gemuk

anaknya”. (Informan C)

“Kita ngasihnya ngumpet-ngumpet gitu, iya saya tetap ngasih enggak

dibanyakin gitu, kita diam aja kalau ngasih, ada juga manfaatnya kan

biar kenyang enggak nangis”. (Informan F)

Adanya pengaruh orang sekitar, khususnya tetangga dan keluarga

dalam menganjurkan dan memberikan juga dibenarkan oleh informan

pendukung. Bentuk tekanan sosial dan pengaruh. Hal ini dibuktikan dengan

hasil kutipan wawancara mendalam dibawah ini:

“Iya eneng, anak ibu juga udah dikasih makanan kok sebelum berusia

6 bulan, kan kita selalu ngumpul sore kita sering bahas tentang

makanan untuk anak-anak, kan ada itu anak yang rewel”. (Informan

A)

“Soalnya pada jaman dulu keluarga keluarga emang selalu nyaranin

kayak gitu kannya”. (Informan B)

“Emang dari jaman dulu emang seperti itu dikampung dan emang

sudah tradisi orang tua saya kalau bayi baru lahir dikasih madu”.

(Informan C)

“Dari keluarga jaman dahulu mah itu”. (D)

“Iya, pernah tapi madu aja, soalnya kan cucunya sering dibawa

kesini main- mian, soalnya madu emang baik, terus tidak apa-apa

juga kan sedikit aja cuman obat kan ya”. (Informan E)

“Ibu juga sering main kerumah ibu x ya ibu sering gendongin

cucunya, karena anaknya agak kurus terus lemes lihatnya, saya suruh

kasih makan tapi tidak banyak-banyak lah, tapi makanan yang

lembut”. (Informan F)

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa yang menjadi

norma subjektif ibu atau ibu mertua dalam menganjurkan pemberian

makanan atau minuman sebelum bayi berusi 6 bulan berasal dari tetangga,

keluarga. Namun ada sebagian informan yang tidak memiliki norma

Page 71: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

56

subjektif. Akan tetapi, pemberian makanan atau minuman dilakukan diri

sendiri karena sudah menjadi kebiasaan dan tradisi keluarga informan dalam

pemberian makanan atau minuman sebelum cucunya berusia 6 bulan. Selain

itu, sebagian informan menjadikan tenaga kesehatan sebagai norma

subjektif.

5.7 Gambaran Persepsi Kontrol Ibu Kandung atau Ibu Mertua Sebagai

Kendala Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan hasil wawancara bahwa sebagian besar informan

informan tidak memiliki kendala didalam menganjurkan atau memberikan

makanan atau minuman sebelum bayi berusia 6 bulan. Namun, sebagian

informan lainnya memiliki hambatan, seperti pada informan D

mengganggap hambatan yang dirasakan tidak terlalu besar. Sedangkan

informan F memiliki hambatan tetapi mampu mengatasinya. Hal ini

dibuktikan dengan hasil kutipan wawancara mendalam dibawa ini:

“Enggak ada sih, kalau susu kan lebih murah jadi kebeli terus, SGM

kan 50 ribu juga besar kannya, kalau pisangnya habis apa aja deh

yang ada dirumah kayak wortel ka bisa dibelender halus halus di

suapin, labu juga bisa, atau buah naga apa aja biar tau rasa juga.

Terus anak anak juga senang aja dan mau mau aja makannya”.

(Informan A)

“Enggak ada tuch, soalnya anaknya juga mau mau aja. terus pisang

Sjugakan murah selain itu buat obat juga kan ya”. (Informan B)

“Enggak lah, buah gampang nyarinya pepaya banyak pisang banyak

indomerat banyak, terus cucunya juga mau orang manis”. (Informan

C)

“Enggak ada hambatan kok, kalau misalnya lupa yaudh enggak deh,

kalau misalnya aku nyusuhin kan langsung tidur, tp kalau ketiduran

ya enggak dikasih jadinya”. (Informan D)

“Enggak sih, mau mau aja cucunya, kalau dari mamanya cuman

belum boleh ngasih makanan berat, apalagi yang ngasuh kan saya

mama nya kerja”. (Informan E)

“Ada, sering ganti kalau enggak mau anaknya,ya anaknya bosen”.

(Informan F

Page 72: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

57

Meskipun informan F, memiliki kendala didalam menganjurkan

pemberian makanan atau sebelum bayi berusia 6 bulan. Namun, ibu atau

ibu mertua memiliki cara dalam mengatasi hambatan tersebut yaitu dengan

cara mengganti makanan yang baru setiap kali bayi merasa bosan. Hal ini

dibuktikan dengan hasil wawancara mendalam dibawah ini :

“Kalau cocok lanjutin kalau enggak ya enggak, kalau enggak mau

cocok kacang hijau, baru ganti apa gitu”. (Informan F)

Semua informan pendukung mengatakan bahwa pemberian makanan

atau minuman sebelum cucunya berusia 6 bulan tidak memiliki hambatan.

Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil kutipa wawancara mendalam

terhadap informan pendukung :

“Enggak sih, soalnya enggak terlalu mahal kannya”. (Informan A)

“Kalau ibu sih enggak ada enak nya juga tidak rewel”. (Informan B)

“Enggak ada soalnya banyak kan ya“. (Informan C)

“Enggak ada neng soalnya banyak yang bantuin kann ya”.

(Informan D)

“Enggak ada, soalnya kan susu botol gampang ya”. (Informan E)

“Enggak emba, tapi palingan kalau anak bu sering bosen, kan

tinggal gantinya”. (Informan F)

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

informan tidak memiliki hambatan didalam berperilaku memberikan dan

beperilaku menganjurkan pemberian makanan sebelum berusia 6 bulan. Hal

ini dikarenakan makanan atau minuman yang diberikan dan yang dianjurkan

lebih terjangkau dan murah, dan apabila kehabisan makanan diganti dengan

makanan apa saja yang ada dirumah, serta cucunya menerima apa saja yang

diberikan oleh informan. Namun, sebagian informan lainnya memiliki

hambatan, tetapi dengan hambatan dialami dianggap tidak terlalu

berpengaruh dan hambatan informan lainnya mampu mengatasi.

Page 73: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

58

5.8 Gambaran Niat Ibu Kandung atau Ibu Mertua Sebagai Kendala

Pemberian ASI Eksklusif

Terbentukya niat ibu atau ibu mertua sebagai kendala pemberian

ASI eksklusif diwilayah kerja Puskesmas Kebayoran Lama, dapat

dipengaruhi oleh sikap ibu atau ibu mertua, norma subjektif informan dan

persepsi kontrol atas perilaku. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan

bahwa semua informan memang sudah memiliki niat atau keinginan dalam

berperilaku menganjurkan dan berperilaku memberikan makanan atau

minuman sebelum cucunya berusia enam bulan.

Kuatnya niat ibu atau ibu mertua didalam berperilaku menganjurkan

dan berperilaku memberikan makanan atau minuman tertentu sebelum

cucunya berusia enam bulan, karena informan menyakini bahwa dengan

pemberian makanan atau minuman tertentu yang dianjurkan memiliki

banyak keuntungan seperti tidur anak lebih nyenyak dan juga sebagai obat.

Selain itu, ibu atau ibu mertua menyakini bahwa adanya dukungan atau

pengaruh dari keluarga dan tetangga serta persepsi kontrol yang baik. Hal

ini dibuktikan hasil kutipan hasil wawancara mendalam dibawah ini:

“Iya emang dari awal tapi ibu lihat gerak geriknya juga, kalau kata

orang bayi boleh kasih makan kalau katan sudah siap makan gitu,

misalnya kalau dia lihat makan sudah ngerai ngerai terus kepengen

dan lidahnya juga ketek ketek gitu, kasian gitu yah”. (Informan A)

“Enggak keinginan sih, buat kesehatan aja sih”. (Informan B)

“Iya, soalnya kan bagus buat anak anak”. (Informan C)

“Emang niat, soalnya aku tanya juga orang enggak apa apa”.

(Informan D)

“........Iya, biasanya kan bayi setelah lahir kan biasanya suka ini

bibirnya pecah pecah, tp setelah tau enggak tak dikasih lagi”.

(Informan E)

“Iya, emang keinginan”. (Informan F)

Page 74: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

59

Terbentuknya niat seseorang didalam berperilaku memberikan dan

berperilaku menganjurkan didukung oleh sikap yang positif, norma subjektif

dan persepsi kontrol perilaku. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan

bahwa semua informan memiliki keinginan dari awal dalam memberikan

makanan atau minuman tertentu.

Page 75: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

60

6 BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti tidak dapat mengobservasi langsung

perilaku ibu atau ibu mertua didalam memberikan makanan atau minuman

sebelum cucunya berusia 6 bulan. Namun penelitian ini masih bisa dipercaya

karena peneliti melakukan validasi dengan melakukan triangulasi sumber

terhadap informan pendukung.

6.2 Gambaran Perilaku Ibu Kandung atau Ibu Mertua Sebagai Kendala

Dalam Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan hasil wawancara dapat bahwa sebagian informan yang

berperilaku langsung didalam pemberian makanan atau minuman makanan

atau minuman sebelum cucunya berusia 6 bulan. Namun sebagian lainnya

informan menganjurkan untuk diberikan makanan atau minuman kepada

cucunya. Simbolon (2011), dalam penelitian kualitatif diwilayah kerja

Puskesmas Gurilla Pematang siantar menyatakan, umumnya setelah

melahirkan ibu-ibu selama kurang enam bulan ditemani ibu atau ibu mertua

secara bergantian. Sementara kebiasaan masyarakat diwilayah tersebut

terutama ibu atau ibu mertua adalah memberikan makanan tambahan.

Penelitian Aruben (2011), dengan studi kualitatif di Kota Semarang

menunjukkan bahwa terdapat peran ibu atau ibu mertua terhadap praktik

menyusui. Ibu yang tinggal serumah dengan ibu atau ibu mertua

memberikan MP-ASI dini pada bayi pada hari ke-7, hal ini didasarkan atas

dorongan ibu atau ibu mertua, agar ibu memberikan madu, dan kuning telur.

Page 76: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

61

Pemberian pendamping ASI (MP-ASI) secara dini dipercayai bermanfaat

untuk kesehatan bayi. selain itu juga berdasarkan penelitian Penelitian

Safitri (2010) yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Cibeber

Kelurahan Cibeber mengatakan bahwa anjuran pemberian makanan

tambahan sebelum waktunya, seperti susu formula, makan biskuit, bubur,

dan pisang dan anjuran pemberian makanan prakteal dikarenakan saran dari

ibu mertua atau orang tua informan.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa makanan atau

minuman yang di berikan atau dianjurkan berupa susu botol, buah-buahan,

biskuit, madu, air putih, regar, biskuit, dan netsle. Perilaku memberikan dan

perilaku menganjurkan pemberian makanan atau minuman dilakukan pada

usia 4 bulan, 3 bulan, 1 bulan, dua setengah bulan dan setelah bayi lahir

pemberian makanan atau minuman pada bayi diberikan pada bayi atau anak

berusia 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi (Depkes RI, 2006). Bayi

yang masih berusia dibawah 6 bulan hanya boleh diberikan ASI saja.

Menurut IDAI (2013) bahwa ASI eksklusif diberikan kepada bayi selama 6

bulan, tanpa ada tambahan makanan lain, dan setelah bayi berumur 6 bulan

mulai diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI).

6.3 Sikap Ibu Kandung atau Ibu Mertua Sebagai Kendala Pemberian ASI

Eksklusif

Berdasarkan theory planned of behavior dikatakan bahwa sikap

adalah seseorang yang percaya bahwa tingkah laku dapat memperoleh

outcome yang positif, maka ia akan memiliki sikap yang positif. Sebaliknya,

Page 77: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

62

individu percaya bahwa tingkah laku yang menghasilkan outcome yang

negatif, maka ia akan memiliki sikap yang negatif terhadap tingkah laku

tersebut (Ajzen, 2005).

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa semua ibu atau ibu

mertua memiliki sikap yang positif terhadap pemberian makanan atau

minuman sebelum berusia enam bulan. Hal ini karena ibu atau ibu mertua

percaya bahwa tingkah laku dalam menganjurkan atau memberikan makanan

atau minuman kepada cucunya sebelum berusia 6 bulan memiliki outcome

yang positif. Adapun keuntungan yang diperoleh menurut informan A, B, D

dan F dari pemberian makanan atau minuman sebelum cucunya berusia 6

bulan, tidurnya lebih nyenyak, supaya kenyang, gampang masuk ke

pencernaan, pelancar BAB, buat obat, sebagai vitamin, menghindari agar

bibirnya tidak pecah-pecah, sariawan, obat panas dalam, menghilangkan

putih-putih dimulut, biar sehat dan menambah berat badan.

Menurut Priyono (2010), keuntungan pemberian ASI secara eksklusif

bagi bayi ASI sebagai nutrisi, sebagai daya tahan tubuh dan kesehatan bayi,

mengembangkan kecerdasan, air susu ibu merupakan makanan bayi yang

mudah dicerna, bersih, aman dari kuman, selalu siap disajikan, mengandung

zat gizi dan zat pelindung yang dibutuhkan bayi, tidak mudah tercemar,

melindungi bayi dari infeksi dan ekonomis.

Sedangkan menurut informan C dan E, pemberian madu dapat

mencegah bibir pecah, obat sariawan dan obat panas. Berdasarkan penelitian

dilakukan oleh Anggraeni (2012) dalam Saputri (2013), yang dilakukan di

Page 78: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

63

wilayah Puskesmas Pasenggarahan Jakarta Selatan mengatakan bahwa

pemberian madu merupakan kebiasaan yang dilakukan bayi baru lahir sejak

dulu dan dilakukan secara turun temurun oleh keluarga. Alasan pemilihan

madu sebagai makanan prelakteal berdasarkan hasil kepercayaan tertentu,

diantaranya dapat mengobati deman, panas, dan dapat meningkatkan

kekebalan tubuh bayi sehingga bayi tidak mudah terkena influenza jika

memakan makanan yang manis karena sejak kecil sudah terbiasa memakan

yang manis seperti madu.

Selain itu, dalam penelitian ini semua informan menganggap bahwa

pemberian makanan atau minuman sebelum bayi berusia 6 bulan tidak

memiliki dampak atau penyakit yang ditimbulkan. Berdasarkan teori yang

dikemukakan oleh Pudjiadi (2002), dikatakan bahwa dampak pemberian

pendamping ASI (MP-ASI) dini dan makanan prakteal akan beresiko diare,

alergi dan infeksi pada bayi, dengan terjadinya infeksi tubuh akan

mengalami deman sehingga kebutuhan zat gizi dan energi meningkat

sedangkan asupan makanan akan menurun yang berdampak pada daya tahan

tubuh. Dengan pemberian makanan secara dini maka konsumsi energi zat

gizi dari ASI akan menurun yang berdampak pada kegagalam pertumbuhan

bayi. Hal ini juga sama yang dikemukakan oleh Yuliarti (2010), dampak

negatif pemberian makanan dan cairan tambahan akan meningkatkan risiko

terkena penyakit. Pemberian cairan dan makanan dapat menjadi sarana

masuknya patogen. Bayi usia dini sangat rentan terhadap bakteri penyebab

diare. Seorang bayi yang diberi air putih, teh ataupun minuman dan

Page 79: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

64

makanan lainnya akan berisiko terkena diare 2-3 kali lebih banyak

dibandingkan bayi yang mendapat ASI eksklusif.

Bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif akan beresiko terjadi

penurunan sistem kekebalan tubuh pada bayi, Air susu ibu sering disebut

sebagai darah putih karena mengandung sel-sel yang penting dalam

pemusnahan (fagosit) kuman dan merupakan perlindungan pertama pada

saluran cerna bayi. Para ahli menemukan makrofag dan limfosit di dalam

ASI. Sama seperti sistim imun pada umumnya, ASI juga memiliki sistim

pertahanan (IDAI, 2013).

Selain itu, menurut theory planned behavior, hal-hal yang

diasumsikan dapat mempengaruhi behavioral belief (sikap) adalah umur,

suku, pendidikan, pekerjaan pengalaman dan pengetahuan (Ajzen, 2005).

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa umur tidak mempengaruhi

behavioral belief informan, dikarenakan umur informan dalam penelitian ini

berbeda-beda. Akan tetapi, sikap informan semua sama yaitu memiliki sikap

positif. Seharusnya ketika umur informan berbeda-beda maka sikap informan

juga sama. Selanjutnya yang akan dibahas adalah suku. Suku informan dalam

penelitian ini adalah sunda dan jawa. Diketahui bahwa suku juga tidak

mempengaruhi sikap informan dikarenakan suku informan yang berbeda.

Akan tetapi sikap informan sama semua yaitu memiliki sikap positif.

Dilihat dari pendidikan, pendidikan informan dalam penelitian ini

adalah berbeda-beda yaitu ada SD, SMP, dan SMA. Pendidikan juga tidak

mempengaruhi sikap informan karena pendidikan informan juga berbeda-

beda tapi sikap informan sama semua yaitu sikap positif. Pekerjaan informan

Page 80: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

65

dalam penelitian ini sama semua yaitu sebagai ibu rumah tangga dan semua

informan memiliki sikap yang sama semua yaitu positif. Jadi diketahui bahwa

pekerjaan mempengaruhi sikap informan karena pekerjaan informan sama

semua sehingga sikapnya juga sama.

Pengalaman informan dalam penelitian ini adalah semua informan

sudah menjadi pengalaman dalam memberikan makanan atau minuman

sebelum berusia enam bulan dan menyatakan bahwa tidak ada efek negatif

dari pengalaman tersebut sehingga mempengaruhi sikap informan terhadap

pemberian makanan atau minuman sebelum cucunya berusia enam bulan.

Menurut Azwar (2005), mengatakan bahwa diantara faktor yang

mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan,

orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga

pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu.

Faktor yang turut dalam pengambilan keputusan adalah pengalaman

dalam keluarga dalam menyusui (Prawirodihardjo, 2012). Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Greenow Raynes Camiile, et.al (2016)

mengatakan bahwa jika ibu atau ibu mertua dari bayi memiliki pengalaman

menyusui mereka sendiri, maka secara positif cenderung ke arah menyusui

secara ASI eksklusif atau menahan diri untuk memperkenalkan makanan pada

pada bayi.

Sedangkan pengetahuan informan kebanyakan tidak mengetahui

makanan atau minuman yang baik untuk bayi usia dibawah enam bulan

sehingga sikap informan terhadap pemberian makanan atau minuman

tambahan sebelum cucunya berusia enam bulan juga positif.

Page 81: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

66

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa faktor latar belakang

yang mempengaruhi terbentuknya behavioral belief adalah pekerjaan,

pengalaman dan pengetahuan. Sedangkan faktor latar belakang yang tidak

mempengaruhi terbentukya behavioral belief adalah umur, suku dan

pendidikan.

6.4 Norma Subjektif Ibu Kandung atau Ibu Mertua Sebagai Kendala

Pemberian ASI Eksklusif

Dalam theory of planned behavior, norma subjektif adalah individu

atau kelompok yang cukup berpengaruh terhadapnya akan mendukungnya

untuk menganjurkan pemberian makanan atau minuman sebelum cucunya

berusia 6 bulan. Maka hal ini akan menjadi tekanan sosial bagi ibu atau ibu

mertua untuk melakukannya. Sebaliknya jika ia percaya orang lain yang

berpengaruh padanya tidak mendukung tingkah laku tersebut, maka hal ini

menyebabkan ia memiliki subjective norma untuk tidak melakukannya

(Ajzen, 2005).

Menurut Azwar (2005), orang lain disekitar kita merupakan salah

satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita, seseorang

yang kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi

setiap gerak tingkah laku pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita

kecewakan, atau seseorang yang berarti khusus bagi kita, akan banyak

mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Dimana orang yang

biasanya kita anggap penting adalah orang tua, orang yang status sosialnya

lebih tinggi, teman sebaya, tetangga, teman dekat, guru teman kerja atau

suami atau lain-lain.

Page 82: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

67

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, diketahui

bahwa sebagian informan memperoleh keyakinan normatif atau orang yang

mereka anggap penting yang memberikan pengaruh, yang mendukung

didalam menganjurkan atau memberikan makanan atau minuman tertentu

sebelum berusia enam bulan berasal dari tetangga dan keluarga. Menurut

Dimatteo (1991) dalam Nurmaradina (2010), dukungan sosial berasal dari

lingkungan sosial seperti teman, keluarga, tetangga, teman sekerja dan orang-

orang lainnya. Dukungan sosial terdiri dari atas informasi atau nasihat verbal

dan nonverbal, saran, bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh orang-

orang yang akrab dengan subjek didalam lingkungan sosialnya dan hal- hal

yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada

tingkah laku penerimanya (Marliyah dkk, 2004).

Namun, dalam penelitian ini juga ditemukan ada beberapa

informan yang tidak memiliki norma subjektif. Akan tetapi, pemberian

makanan atau minuman dilakukan diri sendiri karena sudah menjadi

kebiasaan dan tradisi keluarga informan dalam pemberian makanan atau

minuman sebelum cucunya berusia 6 bulan. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) tradisi merupakan adat kebiasaan turun temurun dari nenek

moyang yang masih dijalankan masyarakat sebagai keturunannya. Marzuki

(2011) mengatakan bahwa tradisi dan budaya merupakan aspek yang menjadi

acuan masyarakat didalam menampilkan perilaku atau tindakan.

Tradisi merupakan aspek budaya yang mempengaruhi status

kesehatan, dimana terdapat tradisi didalam masyarakat setempat yang dapat

berpengaruh positif atau negatif terhadap kesehatan (Notoatmodjo, 2010).

Page 83: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

68

Adapun beberapa tradisi didalam masyarakat setempat yang dapat

berpengaruh negatif terhadap kesehatan, yaitu adanya tradisi pemberian

makanan pendamping secara dini (MP-ASI). Tradisi keluarga didalam

pemberian MP-ASI dini secara dini biasanya diturunkan oleh orang tua

kepada anak-anaknya seperti memberikan pisang, nasi, madu, air dan

sebagainya (Rolina, 2016). Penelitian Sattu (2013), kegagalan pemberian ASI

eksklusif pada bayi disebabkan karena nenek masih mengikuti tradisi yang

secara turun temurun yang memberikan madu, sagu, pisang pada bayi, hal ini

diberlakukan pada seluruh anggota keluarga.

Selain norma subjektif berasal dari tetangga juga didapatkan sebagian

informan yang menjadikan tenaga kesehatan sebagai orang yang berpengaruh.

Akan tetapi, dari tenaga kesehatan belum pernah melakukan penyuluhan

terhadap informan. Menurut Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014, Tenaga

Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang

kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui

pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan

kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Salah satu program kegiatan

peningkatan cakupan ASI eksklusif adalah dengan melakukan penyuluhan.

Penyuluhan merupakan salah satu program promosi kesehatan, promosi

kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan

peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga

disertai upaya - upaya memfasilitasi perubahan perilaku. Hal ini berarti

bahwa promosi kesehatan adalah program kesehatan yang dirancang untuk

Page 84: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

69

membawa perubahan, baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam

organisasi dan lingkungannya (Notoatmodjo, 2007).

Hal-hal yang diasumsikan dapat mempengaruhi Normative belief

(Norma Subjektif) adalah umur, suku, pendidikan, pekerjaan pengalaman dan

pengetahuan (Ajzen, 2005). Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

usia informan mempengaruhi normative belief (Norma subjektif), kebanyakan

usia informan termasuk golongan usia madya atau pertengahan. Akan tetapi,

ada informan yang memiliki norma subjektif dan tidak memiliki norma

subjektif, seharusnya ketika usia nya sama maka semua informan memiliki

norma subjektif yang sama. Semua suku sunda memiliki norma subjektif dan

hampir suku jawa tidak memiliki norma subjektif, sehingga dapat

disimpulkan bahwa suku mempengaruhi normative belief (Norma subjektif).

Selain itu, pendidikan juga tidak mempengaruhi normative belief

(Norma subjektif), karena kebanyakan informan memiliki pendidikan SD dan

sebagian memiliki norma subjektif dan sebagian lainnya tidak memiliki

norma subjektif. Pekerjaan tidak mempengaruhi normative belief (Norma

subjektif). Karena semua informan yang memiliki norma subjektif dengan

yang tidak memiliki norma subjektif, memiliki pekerjaan yang sama.

Pengalaman informan tidak mempengaruhi normative belief (Norma

subjektif), karena semua informan memiliki pengalaman yang sama. Akan

tetapi, ada informan yang memiliki norma subjektif dan tidak memiliki norma

subjektif.

Page 85: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

70

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor latar

belakang yang mempengaruhi terbentuknya normative believe (norma

subjektif) adalah suku dan usia informan. Sedangkan faktor latar belakang

yang tidak mempengaruhi adalah pekerjaan, pendidikan, pengalaman dan

pengetahuan.

6.5 Persepsi atas kontrol Perilaku ibu Kandung atau Ibu Mertua Sebagai

Kendala Pemberian ASI Eksklusif

Perceived Behavioral Control ditentukan oleh kombinasi antara

keyakinan individu mengenai faktor pendukung atau penghambat untuk

melakukan suatu perilaku, dengan kekuatan individu akan setiap faktor

pendukung atau penghambat (Anissa dkk, 2013). Berdasarkan hasil

wawancara, sebagian besar informan mengakui tidak memiliki hambatan

didalam memberikan makanan atau mimunan kepada cucunya.

Berdasarkan rumus diatas dijelaskan bahwa Perceived Behavioral

Control merupakan hasil penjumlahan kali dari control beliefs terkait hadir

atau tidaknya (ci) dengan kekuatan faktor yang menfasilitasi atau

menghambat tingkah laku (pi). Artinya bahwa semakin besar mengenai

persepsi mengenai kesempatan dan sumber daya yang dimiliki, maka semakin

kecil persepsi tentang hambatan yang dimiliki seseorang, maka semakin besar

persepsi kontrol yang dimiliki orang tersebut (Ajzen, 2005).

Perilaku informan A dan B, dan C dalam menganjurkan dan

memberikan makanan atau minuman kepada cucunya sebelum usia 6 bulan,

informan tidak mendapatkan hambatan apapun. Hal ini dikarenakan makanan

Page 86: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

71

yang disering diberikan lebih terjangkau, banyak tersedia dan apabila

persediaan makanan habis maka diganti dengan apa saja yang ada dirumah

seperti wortel, labu, dan buah naga. Selain itu, cucunya menerima apa saja

yang diberikan atau disarankan oleh informan dan ditambah lagi cucunya

mau saja karena makanan yang diberikan rasa manis.

Faktor ketersediaan pangan berfungsi menjamin pasokan pangan

untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, baik dari segi kuantitas,

kualitas, keragaman dan keamanannya. Distribusi berfungsi mewujudkan

sistem distribusi yang efektif dan efisien untuk menjamin agar masyarakat

dapat memperoleh pangan dalam jumlah, kualitas dan keberlanjutan yang

cukup dengan harga yang terjangkau (Prabowo, 2010).

Namun, berbeda dengan informan F, Pemberian makanan yang

diberikan oleh informan terhadap cucunya memiliki hambatan yaitu cucunya

sering merasakan bosan. Namun, dalam menghadapi hambatan tersebut

informan mengganti makanan yang baru ketika bayi sudah merasa bosan

dengan makanan yang diberikan.

Menurut Feldman (1995), Persepsi kontrol perilaku didefinisikan

sebagai persepsi individu mengenai kemudahan atau kesulitan untuk

melakukan suatu perilaku. Kontrol perilaku menurut Ajzen (2005), mengacu

pada persepsi seseorang akan kemampuannya untuk menampilkan perilaku

tertentu. Dengan kata lain kontrol perilaku menunjuk kepada sejauh mana

seseorang merasa bahwa menampilkan atau tidak menampilkan perilaku

tertentu berada di bawah kontrol individu yang bersangkutan.

Page 87: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

72

Hal-hal yang diasumsikan dapat mempengaruhi terbentuknya

Perceived Behavioral Control adalah umur, suku, pendidikan, pekerjaan

pengalaman dan pengetahuan (Ajzen, 2005). Berdasarkan hasil penelitian

ditemukan bahwa umur tidak mempengaruhi Perceived Behavioral Control,

karena kebanyakan informan memiliki usia madya (menengah), dan diketahui

ada yang memiliki hambatan dan ada yang tidak memiliki hambatan. Suku

mempengaruhi Perceived Behavioral, karena suku sunda semua tidak

memiliki hambatan, begitu juga sebaliknya hampir semua jawa tidak

memiliki hambatan juga.

Selaian itu, juga pendidikan tidak mempengaruhi Perceived

Behavioral, karena kebanyakan informan berpendidikan SD dan semua

informan tidak memiliki hambatan, sedangkan yang berpendidikan menengah

ada yang memiliki hambatan dan ada yang tidak memiliki hambatan.

Pekerjaan tidak mempengaruhi Perceived Behavioral, karena semua informan

tidak memiliki pekerjaan, dan diketahui juga hampir semua informan tidak

memiliki hambatan. Pengalaman tidak mempengaruhi Perceived Behavioral,

karena semua informan memiliki pengalaman dalam pemberian makanan atau

minuman sebelum cucunya berusia 6 bulan, sehingga informan tidak

memiliki hambatan. Pengetahuan tidak mempengaruhi Perceived Behavioral,

karena kebanyakan informan yang tidak mengetahui makanan atau minuman

yang baik untuk bayi usia dibawah enam bulan. Akan tetapi, informan tidak

memiliki hambatan.

Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa yang dapat

mempengaruhi persepsi kontrol adalah suku. Sedangkan usia, pendidikan,

Page 88: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

73

pekerjaan pengalaman dan pengetahuan tidak mempengaruhi perceived

behavioral control.

6.6 Niat Ibu Kandung atau Ibu Mertua Sebagai Kendala Pemberian ASI

Eksklusif

Theory of planned behavior dimulai dengan melihat niat berperilaku

sebagai anteseden terdekat dari suatu perilaku. Dipercaya bahwa semakin

kuat niat seseorang untuk menampilkan suatu perilaku tertentu, diharapkan

semakin berhasil ia melakukannya (Ajzen, 2005).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar informan

memiliki niat untuk menerapkan perilaku didalam menganjurkan dan

memberikan makanan atau minuman sebelum cucunya berusia 6 bulan. Niat

akan terwujud dalam tingkah laku yang sebenarnya, jika individu tersebut

mempunyai kesempatan yang baik dan waktu yang tepat untuk

merealisasikannya. Selain itu, niat tersebut akan dapat memprediksi tingkah

laku (Feldman, 1995). Penentu terpenting perilaku seseorang adalah intensi

untuk berperilaku. Niat individu untuk menampilkan suatu perilaku seseorang

adalah kombinasi dari sikap, norma subjektif dan persepsi kontol untuk

menampilkan suatu perilaku tertentu, diharapkan semakin berhasil ia

melakukannya (Ajzen, 2005).

Berdasarkan penelitian ini, semua ibu atau ibu mertua memiliki sikap

yang positif terhadap pemberian makanan atau minuman kepada cucunya

sebelum berusia enam bulan. Sikap positif muncul karena ibu atau ibu mertua

menyakini bahwa dengan pemberian makanan atau minuman tertentu

Page 89: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

74

memiliki keutungan yang diperoleh bayi. Tidak hanya memiliki sikap yang

positif, sebagian informan juga memiliki norma subjektif, hal ini terlihat dari

hasil wawancara mendalam yakni ibu atau ibu mertua menyakini bahwa

adanya dukungan atau pengaruh yang diperoleh tetangga dan keluarga. Selain

itu, sebagian informan berperilaku memberikan makanan atau minuam

terhadap cucunya karena memang sudah menjadi tradisi dan kebiasaan

didalam keluarga terdahulu untuk memberikan makanan atau minuman

sebelum tertentu kepada bayi berusia 6 bulan.

Selain sikap dan norma subjektif yang positif, untuk menghasilkan

niat yang positif juga harus didukung oleh persepsi kontrol perilaku yang kuat

untuk dapat menampilkan perilaku yang diinginkan. Berdasarkan hasil

wawancara mendalam didapatkan bahwa ibu semua informan tidak memiliki

hambatan dalam berperilaku memberikan dan berperilaku menganjurkan

pemberian makanan atau minuman sebelum berusia enam bulan.

Page 90: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

75

7 BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1. Perilaku informan sebagai kendala pemberian ASI eksklusif berupa

perilaku menganjurkan dan perilaku memberikan minuman sebelum

cucunya berusia 6 bulan. Makanan atau minuman yang di berikan dan

dianjurkan berupa susu botol, buah-buahan, biskuit, madu, air putih, regar,

biskuit, dan netsle. Perilaku memberikan dan perilaku menganjurkan

dilakukan pada usia 4 bulan, 3 bulan, 1 bulan, dua setengah bulan dan

setelah bayi lahir.

2. Semua informan memiliki sikap positif terhadap pemberian makanan atau

minuman sebelum bayi berusia 6 bulan. Makanan atau minuman yang

mereka anjurkan memiliki keuntungan yang cukup baik untuk bayi yaitu,

tidurnya lebih nyenyak, supaya kenyang, gampang masuk kepencernaan,

pelancar BAB, buat obat, sebagai vitamin, menghindari agar bibirnya tidak

pecah-pecah, sariawan, obat panas dalam, menghilangkan putih-putih

dimulut, biar sehat dan menambah berat badan.

3. Sebagian informan merasa bahwa orang disekitarnya mendukung tindakan

yang dilakukan yang berasal dari tetangga. Sebagian informan lainnya

tidak memperhitungkan orang disekitarnya untuk melakukan tindakan

tetapi berdasarkan keputusan diri sendiri. Sedangkan petugas kesehatan

hanya diperhitungkan sebagian informan. Sebagian informan lainnya tidak

memperhitungkan tenaga kesehatan sebagai norma subjektif.

Page 91: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

76

4. Sebagian informan lainnya merasa tidak memiliki hambatan didalam

menganjurkan dan memberikan makanan atau minuman sebelum cucunya

berusia 6 bulan. Sebagian informan lainnya menganggap mampu

mengatasi hambatan yang dialami dalam pemberian makanan atau

minuman sebelum cucunya berusia 6 bulan.

5. Semua informan berniat untuk memberikanan dan menganjurkan makanan

atau minuman sebelum cucunya berusia 6 bulan.

6. Faktor yang melatarbelakangi terbentuknya behavioral belief adalah

pekerjaan, pengalaman dan pengetahuan. Sedangkan faktor yang

melatarbelakangi terbentuknya normative belief adalah usia dan suku.

Selanjutnya faktor yang melatarbelakangi terbentuknya control belief

adalah suku.

7.2 Saran

1. Saran untuk Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama

Petugas Puskesmas Kecamatan Kebayoran lama khusunya

pemegang program gizi dan KIA, tidak hanya memberikan penyuluhan

atau konseling terhadap ibu bayi. Akan tetapi, juga harus diberikan

penyuluhan dan pembinaan terkait program ASI eksklusif terhadap ibu

atau ibu mertua yang tinggal dan ikut mengasuh cucunya. Pemberian

penyuluhan atau konseling ASI eksklusif, salah satunya dapat dilakukan

pada saat kegiatan posbindu lansia.

2. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

Page 92: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

77

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut siapa kira-kira yang dapat

membentuk norma subjektif ibu atau ibu mertua yang tidak

memperhitungkan petugas kesehatan sebagai norma subjektif.

2. Selain itu, untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan

penelitian kualitatif dengan informan tidak hanya sebagai kendala

pemberian ASI eksklusif. Akan tetapi, juga informan yang

mendukung pemberian ASI eksklusif.

Page 93: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

78

8 DAFTAR PUSTAKA

Achmat, Z. 2010. Theory of Planned Behavior, Masih Relavan?. Malang

Universitas Muhammadiyah Malang

(http://zakaria.staff.umm.ac.id?files?2010?12?theory-of-planned-behavior

masihkah –relavan.pdf diakses pada tanggal 25 september 2016, pukul

20.20 WIB.

Afifah, Diana Nur. 2007.”Faktor yang berperan dalam Kegagalan Praktik

Pemberian ASI Eksklusif (Studi Kualitatif di Kecamatan Tembalang, Kota

Semarang. Tesis Program Pascaserjana Universitas Dipenogoro Semarang

2007. Diakses melalui http://eprints.undip.ac.id/1724/1/Diana Nur

Afifah.pdf pada tanggal 30 Juli 2016.

Afiyanti, Y., & Rachmawati, I. N. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif dalam

Riset Keperawatan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Agunbiade, Ojo. M., and Opeyemi V. Ogunyele. 2012. Contraints to Exclusive

Breastfeeding Practice among Breastfeeding Mothers in Southwest

Negeria; Implications For Scaling Up. Obafemi Awolowo University.

Negeria. The Journal of Perinatal Education, 21(2), 80–89. Tersedia

http//www.internationalbreastfeedingjournal.com/content/7/1/5. Di akses

pada 26 agustus pukul 8.00 WIB.

Triyani Sugeng, Nessi Meilan, dan Niken Purbowati. 2014.Hubungan Antara

Lama Pemberian ASI Eksklusif Dengan Perkembangan Anak Usia 12 - 36

Bulan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 1, Nomor 2, Maret

2014, hlm : 113 - 119

Rahmadhani, Eka Putri, Gustina Lubis, dan Edison. 2013. Hubungan Pemberian

ASI Eksklusif dengan Angka Kejadian Diare Akut pada Bayi Usia 0-1

Tahun di Puskesmas Kuranji Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas.

2013; 2(2)

Mauris, Hindah. 2010. Menu Ibu Hamil Agar Tetap Langsing Sehat Setelah

Melahirkan: Jakarta. PT Gramdia Pustaka Utama

Ajzen. 2005. Attitudes, personality and behavior (second edition). New york:

McGraw Hill.

Anissa, Sepryna. 2013. Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Dan Perilaku Yang

Idrasakan Terhadap Niat, Serta Pengaruh Niat Terhadap Kepatuhan

Membawar Zakat Penghasilan. Program Studi Ekstensi Manajemen

Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.

Page 94: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

79

Aruben, Roni dkk 2011. Beberapa faktor Determinan dalam Praktik Inisiasi

Menyusu Dini dan Pemberian ASI eksklusif Studi Kualitatif pada dua

Puskesmas, Kota Semarang. Artikel M Medika Indonesia.45 (3) Tahun

2011.

Azwar, Saifuddin. 2005. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Yogjakarta.

Pustaka Belajar.

Dharma, Kelana Kusuma. Metodologi penelitian Keperawatan (pedoman

melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian). Jakarta: CV.Trans Info

Media. 2011.

Feldman, R.S. 1995. Social pschology. New Jersey: Prentice Hall.

Fikawati, Sandra dan Ahmad Syafiq. 2009. Penyebab Keberhasilan dan

Kegagalan Praktik Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal Kesehatan Masyarakat

Nasional 4 (3) Desember 2009.

Gibney, M.j. et.al. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC

Greenow, Raynes Camille, et.al. 2016. The influence of grandmothers on

breastfeeding rates: A systematic Review. Negin et.al BMC Pregnancy and

Childbirth DOI 10.1186/s12884-016-0880-5.

Grassley, JS, spencer, BS dan Law, B. 2012. A grandmothers’ tea: Evaluation of

a Breastfeeding Support Intervention: the journal of perinatal education,

21 (2), 80-89. http://www.ncbi.nml.nih.gov/pmc/articles/PMC3400246/

Green Lawrence, and Marshall W. Kreuter. 1991. Health Promotion Planning An

Education And Envirimental Approach.

Hariyani. 2014. Alasan Tidak di berikan ASI Eksklusif Oleh Ibu Bekerja Di Kota

Mataram Nusa Tenggara Barat. Tesis Program Pascasarjana Universitas

Udayana Denpasar 2014.

Ida. 2012. Faktor faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif 6

bulan di wilayah kerja Puskesmas Kemiri Muka Depok tahun 2011. Tesis

Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Ilmu Kesehatan

Masyarakat Peminatan Promosi Kesehatan Depok.

IDAI, 2013. Air Susu Ibu dan Kekebalan Tubuh. Tersedia di Web

http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/air-susu-ibu-dan-kekebalan-tubuh di

akses pada tanggal 29 Oktober 2016.

Page 95: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

80

IDAI, 2013. Nilai Nutrisi Air Susu Ibu tersedia di Web

http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/nilai-nutrisi-air-susu-ibu. di akses

pada tanggal 18 oktober 2016

INFODATIN. 2014. Situasi dan Analisis ASI eksklusif. Pusat Data dan Informasi

Kementerian Kesehatan RI.

Jatmika, S.D.E,. 2015. Norma Masyarakat Untuk Meningkatkan Niat Ibu Hamil

dalam Memberikan ASI Eksklusif. Jurnal Kesehatan “ Samodra Ilmu” Vol

06, No 1.

KBBI “Tradisi” diakses pada tanggal 16 Februari 2017. Online. Diakses di

http://kbbi.wed.id/tradisi.

Kemenkes RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia. Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia.

Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia. Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia.

Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia. Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia.

Kummer, Suzane, et.al 2005. Influence of Grandmother on Breastfeeding

Practice. Rev Saude Publica 2005: 39 (2)

Kurniawan, Bayu. 2013. Determinan Keberhasilan Pemberian Air Susu Ibu

Eksklusif. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 27 (4).

Lupiana, dkk. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Pemberian MP-

ASI Dini pada Bayi di Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus.

Jurnal Keperawatan Volume VIII, No 1.

Manalu, Helper dkk 2005. Faktor-Faktor Sosial Budaya yang Melatar Belakangi

Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal Ekologi Kesehatan vol 4 no 2, 241-246.

Manuaba, Ida Ayu Chandranita. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.

Jakarta. EGC. Cetakan 1. Hlm, 92.

Marliyah dkk. 2004. Persepsi Terhadap Dukungan Orang Tua dan Pembuatan

Keputusan Karir Remaja. Journal Provitae No. 1

Marzuki. 2011. Tradisi Dan Budaya Masyarakat Jawa dalam Perspektif Islam.

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogjakarta.

Page 96: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

81

Maulana. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta. EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nugroho, Taufan. 2001. ASI dan Tumor Payudara. Yogjakarta. Nuha Medika.

Cetekan 1, hlm 29.

Nurmadina, Mira. Hubungan Antara Dukungan Sosial Suami dengan Kecemasan

Pada Wanita Manopause. 2010.

(http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/17450. diakses pada 17

Februari 2017 Pukul 00.13 WIB)

Padmawati, dkk 2009. Peran Ayah dalam Praktik Menyusui. Jurnal Berita

Kedokteran Masyarakat. Vol. 26. No. 4, Desember 2010

Pandi, E. 2010. Sehat cara Al-qur’an dan Hadist. Jakarta: PT Mizan Publika.

Prabowo, Rosii. 2010. Kebijakan Pemerintah dalam Mewujubkan Ketahanan

Pangan di Indonesia. Mediagro Vol 6. No 2, hal 62-73.

Priyono, Yunisa. 2010. Merawat Bayi tanpa Baby Sitter.Yogjakarta : Media

Pressindo.

Prawirodihardjo, leo dkk. 2012. Faktor determinan pemberian ASI eksklusif di

wilayah kerja puskesmas jumpandang baru kecamatan tallo kota

makassar. Jurnal kebidanan dan keperawatan, vol.8 No. 1 juni 2012; 63-

71

Pudjiadi, Solihin. 2002. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta: Gaya Baru.

Purwanti, P. 2004. Konsep pemberian ASI ekslusif. Jakarta. EGC.

Roesli, Utami. 2005. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusui Dini. Jakata: Pustaka Bunda.

Rolina, Shintya dan Rahmalia. 2016. Faktor-faktor yang berhubungan dengan

pemberian MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan di DPM Nurlita Pelembang,

Jurnal Kesehatan, Volume 7 (2), 260-265

Safitri, Yeni. 2010. Analisis Perilaku tidak Memberikan ASI Eksklusif pada Ibu

yang Memiliki Bayi 6 Bulan Sampai 12 Bulan di Wilayah Kerja

Page 97: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

82

Puskesmas Cibeber Kelurahan Cibeber Tahun 2010. Skripsi. Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saptari, A. F dan Sudiarti Trini. 2013. Hubungan Sikap dan Pengetahuan dengan

Niat Mendukung Praktik Pemberian ASI Eksklusif pada Mahasiswa

Magister Pria Universitas Indonesia. Program Studi Gizi, Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Depok

Saputri, Kiki Chairani. 2013. Alasan Ibu Memberikan Makanan Pendamping ASI

(MP-ASI) Dini Dengan Pendekatan Teori Health Belief Model di Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan. Skripsi.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sattu, Marsalina. 2013. Pemberian Ibu Menyusui yang tidak ASI Eksklusif pada

Suku Belantak Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Tesis. Universitas

Hasanuddin Makkasar.

Shaharudin. 2001. Mengaplikasikan Teori Psikologi dalam sukan. Malaysia.

Yeohprinco.

Simbolon, Pomarida, 2011. Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Pemberian

ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Gurilla Pemantasiantar. Tesis.

Universitas Indonesia Depok.

Soetjiningsih. 1997. ASI: petunjuk untuk tenaga kesehatan. Jakarta :EGC

Sugiyono. 2015. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan. 2015. Pencapaian Indikator Kinerja

Pembinaan Gizi Enam Bulanan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Kota

Administrasi Jakarta Selatan.

Sunaryo. 2004. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC

Sunarto dkk. 2013. Determinan menyusui eksklusif di pedesaan jawa : hasil

program promosi menyusui eksklusif. Semnas PAGI, Biokima Gizi, Gizi

Klinis, dan Dietetik.

Sutedjo. 2003. Analisis Perilaku Masyarakat Dalam Penggunaan Jamban

Keluarga pada Dua Desa Di Kabupaten Rembang. Tesis

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga

kesehatan.

Page 98: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

83

Walingo. M, dan Mutuli. 2014. Applicability of Theory of Planned Behavior in

Understanding Breastfeeding Intention of Postpartum Women.

International Journal of Multisciplinary Current Research.

Widyarini, Nilam. 2009. Kunci Pengembangan Diri. PT Elex Media Komputindo.

Gramedia.

Wijayanti, Hartanti Sandi. 2015. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Praktik

Pemberian ASI di Wilayah Perkotaan, Kelurahan Paseban, Jakarta. Gizi

Indonesia 2015, 38 (1) : 29-40.

Yamin, M. 2007. Faktor faktor yang berhubungan dengan pemberian ASeksklusif

oleh ibu bayi yang berumur 6-12 bulan dikecamatan metro timur kota

metro lampung tahun 2007. Tesis. FKM-UI.

Yuliarti, Iin Dwi. 2008. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Perilaku

Pemberian ASI Eksklusif. Tesis Program Studi Kedokteran Keluarga

Program Serjana Universitas Sebelas Maret Surakarta 2008. Tersedia di

web eprints.uns.ac.id/9582/1/72380707200904201.pdf

Tuliarti, Nurheti. 2010. Keajaiban ASI- Makanan Terbaik untuk Kesehatan,

Kecerdasan, dan Kelincahan Si Kecil. Yogjakarta : C.V ANDI Offset..

Zakiyah, 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif

di kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat.Fakultas

Kesehatan Masyarakat Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia.

Page 99: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

84

9 LAMPIRAN

Page 100: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

85

Lampiran 1

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI INFORMAN

Penelitian Mengenai Gambaran Perilaku Ibu atau Ibu Mertua Sebagai

Kendala Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kebayoran

Lama Tahun 2017

Kepada YTH

Calon Informan Penelitian

Di Tempat

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Suharni

NIM : 1112101000102

Alamat : Jln. Puri Intan No. 52 Pisangan Ciputat

Adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Program

Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Gizi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sedang melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Perilaku ibu Kandung

Atau Ibu Mertua Sebagai Kendala Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja

Puskesmas Kebayoran Lama Tahun 2016”.

Pada penelitian ini sayan mengharapkan kepada ibu untuk dapat menjadi

informan penelitian saya dan bersedia untuk diwawancarai, baik dengan

melakukan tatap muka secara langsung atau melalui telpon. Penelitian ini tidak

menimbulkan akibat merugikan bagi ibu yang telah menjadi informan saya.

Kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya untuk kepentingan

penelitian. Jika ibu tidak bersedian menjadi informan, maka tidak ada ancaman

bagi anda. Apabila ibu menyetujui, maka saya mohon bersedia untuk

menandatangani lembar persetujuan.

Atas perhatian dan kesediaan ibu menjadi informan, saya ucapkan terimakasih.

Ciputat, Desember 2013

Peneliti

Page 101: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

86

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menajdi

informan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, yang bernama Suharni

dengan judul “ Gambaran Perilaku ibu kandung atau ibu mertua sebagai kendala

Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kebayoran Lama Tahun

2016.

Saya memahami bahwa yang dihasilkan merupakan rahasia dan hanya

digunakan untuk kepentingan pengembangan Ilmu Kesehatan dan tidak

merugikan bagi saya. Oleh karena itu, saya bersedia untuk menjadi informan

dalam penelitian ini saya akan memberikan informasi yang sebenar-benarnya.

Ciputat, Desember 2017

Informan

(......................................................)

Page 102: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

87

Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INFORMAN UTAMA IBU

KANDUNG ATAU IBU MERTUA) DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS

KEBAYORAN LAMA TAHUN 2016

Karateristik Responden

Nama :

Alamat :

No Hp :

Umur :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Suku :

No Elemen TPB Pertanyaan

1. Perilaku yang

menghambat

pemberian ASI

eksklusif

1. Apakah cucu ibu pernah diberikan makanan

atau minuman sebelum berusia 6 bulan?

2. Siapa yang pertama menganjurkan atau

memberikan makanan atau minuman pada

cucunya sebelum berusia 6 bulan?

3. Makanan seperti apa yang ibu sering berikan

atau anjurkan untuk diberikan sebelum cucu

ibu berusia 6 bulan?

4. Usia berapa cucunya diberikan makanan atau

minuman?

2 Faktor Latar

Belakang

- Sosial

- Individu

- Informasi

5. Ibu, apa yang ibu ketahui tentang makanan atau

minuman yang baik untuk bayi usia dibawah 6

bulan?

6. Apa saja pengalaman ibu didalam memberikan

makanan atau minuman sebelum cucunya

berusia 6 bulan?

7. Menurut ibu pemberian makanan atau

minuman sebelum cucunya berusia 6 bulan,

menurut ibu bagaimana baik atau bagaimana?

3. Sikap

8. Menurut ibu apa keuntungan atau manfaat dari

pemberian makanan atau minuman sebelum

cucunya berusia 6 bulan?

9. Menurut ibu ada enggak dampak atau penyakit

yang timbulkan dari pemberian makanan atau

minuman sebelum cucunya berusia 6 bulan?

Page 103: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

88

4. Norma Subjektif

10. Siapa saja orang yang berpengaruh sehingga

ibu berperilaku menganjurkan pemberian

makanan pada cucu ibu sebelum berusia 6

bulan?

11. Seperti apa saran yang diberikan kepada ibu?

12. Ibu kalau misalnya dari tenaga kesehatan

melarang ibu untuk tidak memberikan atau

menganjurkan makanan atau minuman seperti

yang ibu anjurkan tadi, sebelum cucunya

berusia 6 bulan? kira kira ibu berhenti atau

tidak?

5 Persepsi terhadap

kontrol yang dimiliki

13. Apa hambatan ibu atau ibu mertua dalam

menganjurkan atau memberikan makanan

sebelum bayi cucu ibu berusia 6 bulan?

14. Jika ada, bagaimana cara ibu menghadapi

hambatan tersebut?

6 Niat

15. Apakah selama cucu ibu berusia di bawah 6

bulan anda memiliki keinginan yang kuat

untuk memberikan makanan sebelum berusia 6

bulan?

16. Apa saja usaha yang ibu lakukan untuk tetap

menganjurkan pemberian makanan tambahan

sebelum bayi berusia 6 bulan?

Page 104: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

89

Lampiran 4

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INFORMAN PENDUKUNG

IBU DARI BAYI) DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBAYORAN

LAMA TAHUN 2016

Nama :

Alamat :

No Hp :

Umur :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Suku :

No Elemen TPB Pertanyaan

1. Perilaku Ibu atau Ibu

Mertua

1. Apakah selama ini anak ibu pernah

diberikan makanan atau minuman

sebelum cucunya berusia 6 bulan?

2. Ibu, ibu selama bayi ibu berusia dibawah 6 bulan, ibu pernah dapat

saran dari ibu kandung atau ibu

mertua ibu dalam memberikan

makanan atau mimunan/

memberikan langsung pada anak

ibu?

3. Makanan seperti apa yang sering

ibu mertua yang anjurkan untuk

diberikan kepada anak ibu?

4. Usia berapa ya bu anak ibu

diberikan makanan atau minuman?

2 Norma Subjektif

1. Siapa saja orang yang

mempengaruhi ibu atau ibu mertua

anda dalam menganjurkan

pemberian makanan tambahan

secara dini pada anak anda? (Ibu

kandung)

2. Apakah orang tersebut

menyarankan ibu atau ibu mertua

anda untuk memberikan makanan

tambahan secara dini pada anak

anda? (Ibu kandung)

3. Ibu pernah enggak memberikan

saran atau memberikan kepada ibu

x untuk memberikan makanan

kepada cucunya sebelum berusia 6

bulan? (Tetangga)

4. Bagaimana saran atau

Page 105: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

90

informasinya bu?(Tetangga)

Persepsi Kontrol atas

Perilaku

5. Apakah ada hambatan ibu didalam

pemberian makanan atau minuman

sebelum cucunya berusia 6 bulan?

Page 106: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

Lampiran 5

Matriks Wawancara Informan Utama

Pertanyaan Informan

A

Informan

B

Informan

C

Informan

D

Informan

E

Informan

F

Perilaku

1. Apakah cucu

ibu pernah

diberikan

makanan atau

minuman sebelum

berusia 6 bulan?

Iya Iya Iya Iya Iya Iya

2.Siapa yang

pertama

menganjurkan

atau memberikan

makanan atau

minuman pada

cucunya sebelum

berusia 6 bulan?

Neneknya

berperilaku

langsung

memberikan

makanan atau

minuman

sebrlum

berusia 6

bulan

Neneknya

berperilaku

langsung

memberikan

makanan atau

minuman

sebelum berusia

6 bulan

Neneknya

berperilaku serta

menganjurkan

pemberian

makanan atau

minuman

sebelum

cucunya berusia

6 bulan

Neneknya

meganjurkan

pemberian

minuman sebelum

cucunya berusia 6

bulan

Nenek berperilaku

langsung didalam

pemberian madu

pada cucunya

Neneknya berperilaku

langsung memberikan

makanan atau

minuman sebelum

cucunya berusia 6

bulan

3.Makanan seperti

apa yang ibu

sering berikan

atau anjurkan

untuk diberikan

sebelum cucu ibu

berusia 6 bulan?

Susu botol

merek nestle

dan SGM dan

pisang

Pisang, biskuit

dan madu

Susu botol,

madu dan buah-

buahan seperti

pisang, pepaya,

dan alpukat

Air putih dengan

ASI

Madu Regar, biskuit, netsle

dan air putih

Page 107: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

92

4.Usia berapa

cucunya diberikan

atau dianjurkan

makanan atau

minuman

Pisang : 4

bulan

Susu botol : 2

bulan lebih

3 bulan 3 bulan Sejak lahir Sejak lahir 2 bulan setengah

5. Ibu, apa yang

ibu ketahui

tentang makanan

atau minuman

yang baik untuk

bayi usia dibawah

6 bulan?

Tidak

mengetahui

makanan atau

minuman

yang baik

untuk bayi

usia dibawah

6 bulan

Sudah

mengetahui

makanan atau

minuman yang

baik untuk bayi

usia 6 bulan

Tetapi

pemberian

makanan atau

minuman untuk

obat dan

diberikan

sedikit-sedikit

Tidak

mengetahui

makanan atau

minuman yang

baik untuk bayi

usia dibawah 6

bulan

Tidak mengetahui

makanan atau

minuman yang

baik untuk bayi

usia dibawah 6

bulan

Tidak mengetahui

makanan atau

minuman yang baik

untuk bayi usia

dibawah 6 bulan.

Sudah mengetahui

makanan atau

minuman yang baik

untuk bayi usia 6

bulan

6. Apa saja

pengalaman ibu

didalam

memberikan

makanan atau

minuman sebelum

cucunya berusia 6

bulan?

Pemberian

makanan atau

minuman

sebelum

berusia 6

bulan sudah

menjadi

pengalaman

Pemberian

makanan atau

minuman

sebelum berusia

6 bulan sudah

menjadi

pengalaman

Pemberian

makanan atau

minuman

sebelum berusia

6 bulan sudah

menjadi

pengalaman

Pemberian

makanan atau

minuman sebelum

berusia 6 bulan

sudah menjadi

pengalaman

Pemberian

makanan atau

minuman sebelum

berusia 6 bulan

sudah menjadi

pengalaman

Pemberian makanan

atau minuman

sebelum berusia 6

bulan sudah menjadi

pengalaman

Sikap

Page 108: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

93

6. Menurut ibu

pemberian

makanan atau

minuman sebelum

cucunya berusia 6

bulan, menurut

ibu bagaimana

baik atau

bagaimana?

Memang

bagus kalau

mah pisang

bagus, dari

dulu emang

pisang

Baik –baik aja

kalau dikasih

makanan nah

Enggak apa,

anaknya juga

enggak apa kok

Enggak apa- apa

kan sedikit aja

Anak nya sehat aja Baik- baik aja kalau

dikasih makan

7.Menurut ibu,

apa keuntungan

atau manfaat dari

pemberian

makanan atau

minuman sebelum

cucunya berusia 6

bulan?

Tidurnya lebih

nyenyak,

pelancar BAB

juga dan

gampang

masuk

pencernaan

untuk bayi

Buat obat, buat

vitamin dan

pelancar BAB

Madu

diberikan

digunakan

sebagai obat

kalau bibir

cucunya pecah

pecah, panas

dalam dan

sariawan.

Sedang buah

digunakan

sebagai

vitamin untuk

bayi

Air putih

diberikan untuk

menghindari

adanya putih

putih dimulut dan

mengenal air

putih ke anak

Sebagai obat bibir

yang pecah-pecah

Menambah berat

badan bayi

8. Menurut ibu

ada enggak

dampak dari

pemberian

makanan atau

Tidak ada

penyakit yang

ditimbulkan

akibat

diberikan

Tidak ada kalau

anak sakit bukan

karena makanan

yang diberikan

Tidak ada dan

cucunya sehat

sehat saja

Tidak ada, air

putih hanya

diberikan sedikit

dan tidak ada efek

Tidak ada,

biasanya BAB nya

air susu botol

Tidak ada penyakit

yang timbul

Page 109: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

94

minuman sebelum

cucunya berusia 6

bulan?

pisang dan susu

formula. Akan

tetapi, kalau

makanan yang

instan seperti

netsle BAB nya

tidak lancar

karena pakai

tepung

sehingga

pencernaannya

tidak kuat

Norma Subektif

9.Siapa saja orang

yang berpengaruh

sehingga ibu

berperilaku

memberikan atau

berperilaku

menganjurkan

pemberian

makanan

tambahan sebelum

cucu ibu berusia 6

bulan?

Tetangga

Dari diri sendiri

yang diturunkan

dari orang tua ke

anak anaknya

karena sarannya

baik

Inisiatif diri sendiri Diri sendiri.

Karena tante

saya dulu

suka

memberikan

air putih

Ibu lain - lain

dari tetangga

Tetangga dan keluarga yaitu

ipar dan kaka

10. Seperti apa

saran yang

Supaya lebih

mengenal dan

- - - Kalau kering

diolesin aja

Supaya anaknya tidak

rewel, kenyang dan tidak

Page 110: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

95

diberikan kepada

ibu?

tidak menangis nangis

11. Ibu kalau

misalnya dari

tenaga kesehatan

melarang ibu

untuk tidak

memberikan atau

menganjurkan

makanan atau

minuman seperti

yang ibu anjurkan

tadi, sebelum

cucunya berusia 6

bulan? kira kira

ibu berhenti atau

tidak?

Berhenti, kalau

dilarang,

selama cucu ibu

tidak kenapa

kenapa

Sudah pasti

melarang,

dibawah enam

bulan dikasih

ASI. Kalau ibu

tetap ngasih

soalnya

bermanfaat,kala

u tidak ada

manfaatnya

ngapain dikasih

Tetap saya berikan

karena dokter tidak

tahu kalau sehari-

hari diberi makan,

buah-buahan kan

bagus kata saya

dan tidak

menganggu

kesehatan, kalau

ASI ajakan rewel,

ini juga dia gemuk

anaknya.

Diberhentink

an

Diberhentikan Kita ngasihnya ngumpet-

ngumpet gitu, soalnya ada

manfaatnya kan biar

kenyang dan tidak nangis

Persepsi atas kontrol yang dimiliki

12. Apa hambatan

ibu atau ibu

mertua dalam

menganjurkan

atau memberikan

makanan sebelum

bayi cucu ibu

berusia 6 bulan?

tidak ada

soalnya kan

kalau susu

terbeli terus,

kalau pisang

habis diganti

yang lain

tidak ada

hambatan

karena makanan

yang diberikan

terjangkau

ditambah

anaknya senang

senang aja

diberikan

makanan seperti

tidak ada

hambatan,

makanan yang

diberikan

terjangkau dan

banyak dijual.

Ditambah lagi

cucunya suka

karena

makanannya manis

tidak ada

hambatan.

Palingan

kalau

ketiduran,

tidak dikasih

tidak ada

hambatan,

karena ibu

kandung bayi

hanya

melarang

untuk

diberikan

makanan

Ada, anaknya cepat

merasa bosan

Page 111: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

96

pisang

13. Bagaimana

cara ibu

menghadapi

hambatan

tersebut?

- - - - - Kalau bayinya sudah

merasa bosan diganti

dengan makanan yang

baru

Niat

14. Apakah

selama cucu ibu

berusia di bawah

6 bulan anda

memiliki

keinginan yang

kuat untuk

memberikan

makanan sebelum

berusia 6 bulan?

Memang sudah

keinginan dari

awal tapi

sebelum nya lihat

dari gerak gerik

cucu.

Sudah menjadi

keinginan

Sudah menjadi

keinginan, karena

baik untuk anak

Memang

sudah

menjadi

keinginan,

karena

cucunya

tidak apa

apa.

Memang sudah

menjadi

keinginan,

tetapi pas

bidan bilang

jangan dikasih

saya tidak

kasih lagi pada

saat imunisasi

cucunya umur

4 bulan

Memang sudah menjadi

keinginan

Page 112: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

Lampiran 6

Matriks Wawancara Informan Pendukung

Pertanyaan Informan A Informan B Informan C Informan D Informan E Informan F

1. Ibu, ibu selama

bayi ibu berusia

dibawah 6 bulan,

ibu pernah dapat

saran dari ibu

kandung atau ibu

mertua ibu dalam

memberikan

makanan atau

mimunan/

memberikan

langsung pada

anak ibu?

Ibu membantu

pemberian

makanan seperti

pisang

iya orang tua

membantu dan

menyarankan

karena untuk

obat, kalau anak

ibu sakit suka

dikasih sama

neneknya.

Iya, kalau

anaknya lagi sakit

suka saranin

ngasih obat,

kayak madu itu.

Kalau ibu pergi

kerja diasuh sama

neneknya

Iya, kalau air

putih emang dari

ibu mertua saya

Tidak Iya. Ibu saya

memberikan

makanan dan

menyuruh

2.Makanan seperti

apa yang sering

ibu atau ibu

mertua yang

anjurkan atau

diberikan kepada

anak ibu?

Pisang dan susu

botol

Palingan madu

sama pisang,

soalnya buat obat

Madu, buahan

buahan

Air putih, soalnya

dapat

menghilangkan

putih putih

dimulut, karena

air putih tidak

berpengaruh apa-

apa

Ibunya tidak

mengetahui

makanan yang

pernah dianjurkan

atau diberikan.

kalau susu botol

memang sudah

diberikan karena

air susunya tidak

banyak

Seingat ibu

biskuit, netsle dan

air putih

Page 113: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

98

3. Usia berapa ya

bu anak ibu

diberikan

makanan atau

minuman?

2 bulan 3 bulan - Mulai dari lahir 1 bulan 2 bulan

4.Apakah ada

hambatan ibu

didalam

pemberian

makanan atau

minuman sebelum

cucunya berusia 6

bulan?

Tidak ada

hambatan

Tidak ada

hambatan

Tidak ada

hambatan

Tidak ada

hambatan

Tidak ada

hambatan

Tidak ada

hambatan

5.Siapa saja orang

yang

mempengaruhi

ibu atau ibu

mertua anda

dalam

menganjurkan

pemberian

makanan

tambahan secara

dini pada anak

anda? Ibu

kandung)

- Jaman dulu

keluarga emang

selalu

menyarankan.

Dari jaman dulu

emang seperti itu

dikampung dan

emang sudah

tradisi orang tua

saya kalau bayi

baru lahir dikasih

madu

Dari keluarga

jaman dulu

- -

Page 114: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

99

4. Ibu pernah

enggak

memberikan saran

kepada ibu x

untuk

memberikan

makanan kepada

cucunya sebelum

berusia 6 bulan?

(Tetangga)

Iya anak ibu juga

udah dikasih

makanan kok

sebelum berusia

6 bulan, kalau

kita ngumpul

sore kita sering

bahas tentang

makanan untuk

anak-anak, kan

ada itu anak yang

rewel

- - - Iya, pernah tapi

madu aja, soalnya

kan cucunya

sering dibawa

kesini main-

main, soalnya

madu emang

baik, terus tidak

apa-apa juga kan

sedikit aja cuman

obat kan ya

Ibu juga sering

main kerumah ibu

x ya ibu sering

gendongin

cucunya, karena

anaknya agak

kurus terus lemes

lihatnya, saya

suruh kasih

makan tapi tidak

banyak-banyak

lah, tapi makanan

yang lembut

Page 115: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

Lampiran 7

Pertanyaan Jawaban informan

utama (Ibu Kandung

Dan Ibu Mertua)

Kesimpulan Pertanyaan Jawaban informan

Pendukung (Ibu

Kandung Dan tetangga)

Kesimpulan

Perilaku

1. Apakah

cucu ibu

pernah

diberikan

makanan

atau

minuman

sebelum

berusia 6

bulan?

“Iyaa dikasih “ (Informan

A)

“Iya sudah tapi di

campur” (Informan B)

“Ibu yang selalu ngasih

kalau kecil saya giniin,

soalnya ngerawat sama”

(Informan C)

Sudah tp cuman air sama

tetek “ (Informan D)

“Enggak pernah kalau

makanan, ASI cuman

sampai 2 bulan soalnya

ASI nya sedikit. Jadi

dikasih susu formula,

akhirnya enggak keluar

sampai sekarang deh susu

nya” (Informan E)

“Netek sama dikasih

Regar, biskuit, netsle, air

putih” (Informan F)

Semua cucu

informan pernah

diberikan makanan

atau minuman

sebelum cucunya

berusia 6 bulan (6

informan)

Perilaku

1. Apakah

selama ini

anak ibu

pernah

diberikan

makanan atau

minuman

sebelum

cucunya

berusia 6

bulan?

Iya pernah (Informan A)

Iya, emang dikasih

makan (Informan B)

Iya, dari kecil dikasih

makan (Informan C)

”Iya. Tapi air putih aja”

(Informan D)

“Iya dikasih susu botol”.

(Informan E)

“Iya dikasih kayak netsle

nesle an” (Informan F)

Semua informan

pendukung

membenarkan

kalau anaknya

pernah diberikan

makanan atau

minuman sebelum

berusia 6 bulan

2. Siapa yang

pertama

“Kalau pisang saya

pertama ngasih, kalau

Neneknya (6

informan)

2. Ibu, ibu

selama bayi

“Uuh , kalau membantu

buat susu botol enggak

Informan

pendukung

Page 116: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

101

menganjurk

an atau

memberikan

makanan

atau

minuman

pada

cucunya

sebelum

berusia 6

bulan?

susu botol saya sama

ibunya, soalnya susah

kalau ibu nya lagi

kemana gitu, kan di

tinggal diasuh saya tapi

gitu neng kalau mau

pergi disiapkan dulu

sama ibunya soalnya

susu pakai ukuran kan

jadi saya tinggal ngasih

aja” (Informan A)

“Ya saya lah, kan saya

selalu ngasuh dia”

(Informan B)

“Iya nenek yang

nganjurin untuk dikasih,

ibu juga selalu ngasih

kalau misalnya ibu nya

jualan, kan tinggal sama

saya” (Informan C)

“Setelah lahir sudah saya

suruh”. (Informan D)

“Kalau madu mah ibu

pas lahir soalnya kan

buat obat juga ya”

(Informan E)

“Saya yang ngasih

sendiri pertamanya tapi

ibu berusia

dibawah 6

bulan, ibu

pernah dapat

saran dari ibu

kandung atau

ibu mertua

ibu dalam

memberikan

makanan atau

mimunan/

memberikan

langsung

pada anak

ibu?

pernah apalagi kalau

susu botol itu dia enggak

tau kan ada ukuran nya

tuch, tapi kalau ngasih

makan iya kayak pisang

tadi” (Informan A)

“Iya emang orang tua

yang nyaranin sama

bantuin, katanya sih buat

obat, kalau anak ibu

sakit suka dikasi sama

neneknya”

(Informan B)

“Iya, kalau anaknya lagi

sakit suka disaranin

ngasih obat, kayak madu

itu, tapi kalau ibu pergi

ya ditinggal sama

neneknya dikasih makan

deh sama neneknya”.

(Informan C)

“Iya, kalau air putih

emang dari ibu mertua

saya yang nganjurinnya”

(Informan D)

“Enggak tau mah kalau

madu, kalau susu botol

emang air susunya

membenarkan

bahwa ibu mertua

atau ibu kandung

ikut membantu

dan menyarankan

untuk diberikan

makanan atau

minuman kepada

anaknya (5

Informan)

1 informan tidak

mengetahui kalau

anak nya

diberikan madu

karena ibu bayi

bekerja

Page 117: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

102

saya suruh dilanjutkan

oleh ibunya” (Informan

F)

enggak banyak”.

(Informan E)

“Ya ibu ngasih makanan

gitu sama nyuruh”.

(Informan F)

3. Makanan

seperti apa

yang ibu

sering

berikan atau

anjurkan

untuk

diberikan

sebelum

cucu ibu

berusia 6

bulan?

“Susu botol merek nestle

dan SGM, tapi pas umur

4 bulan sudah ta

dikasihkan pisang”.

(Informan A)

“Pisang biskuit tapi

campur ASI juga tapi

dikasih dikit dikit sih

porsinya, takut eeh ya ya,

soalnya kalau cuman ASI

aja bisanya kan mencret

mencret doang aya,

kalau dikasih pisang

sama biskuit kan enggak,

tapi sedikit cuman

separuh, iya madu juga,

tapi kalau lagi sakit aja”

(Informan B)

“Kasih susu botol

mereknya SGM, umur 3

bulan dikasih buah

buahan kadang kadang

saya kasih pisang

susu botol, buah-

buahan, biskuit,

madu, air putih,

regar, biskuit, dan

netsle.

3. Makanan

seperti apa

yang sering

ibu atau ibu

mertua yang

anjurkan

atau

diberikan

kepada anak

ibu?

“Dulu anak saya dikasih

Pisang susu botol aja sih

soalnya kan bagus”.

(Informan A)

“Palingan madu sama

pisang biskuit aja sih,

soalnya buat obat juga

kannya” (Informan B)

“Madu, buahan buahan

juga” (Informan C)

“Air putih itu aja emba,

soalnya katanya

menghilangkan putih

putih dimulut, aku juga

pikir kalau air putih mah

enggak apa apa”

(Informan D)

“Apa ya neng, tapi

seingat ku biskuit, netsle,

air putih” (Informan F)

susu botol, madu,

buah- buahan, air

putih, madu,

netsle,dan biskuit

Page 118: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

103

alpukat pepaya, kasih

madu juga d biar enggak

sariawan” (Informan C)

“Air tetap sama susu dari

tetek” (Informan D)

“Kalau ibu cuman

pernah ngasih madu pas

lahir, sama susu formula

emang ibunya yang

pertama ngasih”

(Informan E)

“Regar, biskuit, netsle,

air putih aja sih umur

dua bulan setengah

dikasih makan”.

(Informan F)

Page 119: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

104

4. Usia berapa

cucunya diberikan

atau dianjurkan

makanan atau

minuman?

“Susu botolnya umur 2

bulan lebih”. (Informan

A)

“Umur 3 bulan emba,

anaknya udh agak gede

jugakan” (Informan B)

“Susu botolnya

seingatnya 1 bulan lebih

neng”. (Informan C)

Pemberian makanan

atau minuman

dilakukan pada usia

3 bulan, sejak lahir,

4 bulan dan 2 bulan

setengah

4. Usia berapa

ya bu anak

ibu

diberikan

makanan

atau

minuman?

“Seingat ibu umur 2

bulan lebih untuk susu

botolnya soalnya susah

kalau ibu mau kemana-

kemana”. (Informan A)

“Umur 3 bulan

(Informan 3 bulan lebih

lah” (Informan B)

“Saya lupa bulan berapa

tapi sebelum 6 bulan

sudah dikasih”

(Informan C)

“Mulai dari lahir saya

kasih” (Informan D)

“Karena saya kerja jadi

usia 1 bulan lebih sudah

saya kasih, soalnya air

asi nya juga tidak lancar

kan ya” (Informan E)

“2 bulan emba (Informan

F)

Pemberian

makanan atau

minuman sebelum

6 bulan

dibenarkan oleh

informan

pendukung yaitu

usia 2 bulan, 3

bulan lebih, 1

bulan dan 2 bulan

Pengetahuan

5. Ibu, apa

yang ibu

ketahui

tentang

makanan

atau

“Menurut ibu mah susu

botol dan pisang aja, tapi

dicampur dengan ASI

juga dia”. (Informan A)

“ASI saja sebenarnya,

tapi kalau dikasih sedikit

kan enggak apa apa

2 informan

mengetahui makanan

atau minuman yang

baik untuk bayi usia

dibawah 6 bulan

4 informan tidak

mengetahui makanan

-

- -

Page 120: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

105

minuman

yang baik

untuk bayi

usia

dibawah 6

bulan?

cuman buat obat kan ya”

(Informan B)

“ASI kadang kadang

bantu susu botol, tp susu

botol dan buah kan

enggak apa2 kan dikasih

dikit-dikit”. (Informan C)

“ASI sama air putih

ngilangin putih putih

tadi”. (Informan D)

“Enggak tau, jaman dulu

mah suka ngasih

serelackannya tp jaman

sekarang ngikutin

anjuran dokter bidan,

kalau kita mah dulu

kalau 2 bulan udh

dikasih makan biskuit,

regar”(Informan E)

“Belum boleh ya. Aturan

nya kan emang enam

bulan keatas, tapi kasih

sendiri aja” (Informan F)

atau minuman yang

baik untuk bayi usia

dibawah 6 bulan

Page 121: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

106

Pengalaman

6. Apa saja

pengalaman

ibu didalam

memberikan

makanan

atau

minuman

sebelum

cucunya

berusia 6

bulan?

“Anak ibu ada 7 Emang

udh pisang bagus kalau

udah gede kasiha tim

aronan diatas nasi

dikukus dikucek kucek

sampai halus, dulu mah

nenek suka dikunyah

dulu eo baru dikeluarin

terus dikasih bayinya si

nenek dulu kayak gitu

katanya bagus tp

sekarang pada geli.

nasinya biasanya di

kunyah dulu. Tapi pada

mah sehat sehat aja dulu

bayi. Lain lain dulu sama

sekarang tapi sekarang

banyak obat banyak

penyakit” (Informan A)

“Uu pengalaman mah itu

ngasih makan, madukan

juga enggak ngefekan

nya, madu juga kan buat

masker juga sekarang”

(Informan B)

“Anak saya empat semua

gitu, kalau madukan buat

panas dalam, anak saya

Semua informan

sudah menjadi

pengalaman didalam

memberikan

makanan atau

minuman sebelum

cucunya berusia 6

bulan (6 informan)

- - -

Page 122: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

107

dulu kasih panas saya

kasih madu buat obat

panas dalam dulu umur 3

bulan” (Informan C)

“Saya kasih air putih

emang dari orang tua

dulu suka ngasihnya”.

(Informan D)

“Anak ibu juga dulu

dikasih aku ngikutin

sampai cucunya, tp

sekarang dikasih tau

sama bidan aku enggak

ngasih lagi, kan jaman

dulu kitakan enggak

ngerti” (Informan E)

“Anak ibu kasih makan

gemuk dulu kalau emang

jawa pisang campur nasi

enak itu, orang tua masih

ada jadi enggak asi

aja”(Informan F)

Page 123: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

108

Sikap

7. Menurut ibu

bayi yang

diberikan

makanan

atau

minuman

sebelum

cucunya

berusia 6

bulan itu

gimana,

baik atau

gimana?

“ Memang bagus kalau

pisang mah bagus, dari

dulu emang pisang”

(Informan A)

“Baik baik aja kalau

dikasih makanan mah”

(Informan B)

“Enggak apa, anaknya

juga apa kok” (Informan

C) “Enggak apa apa kan

sedikit aja” (Informan D)

“Ya sih anak ku sehat

sehat aja dikasih pisang

umur 3 bulan di kerok

enggak masalah cuman

sekarang udh banyak

dokter anak, nyebutin

anjuran enggak boleh

ngasih makan, jadinya

kau enggak berani ngasih

makan kalau mama nya

juga belum bilang boleh”

(Informan E)

“Kalau menurut ibu baik

baik aja kalau dikasih

makan” (Informan F)

Setuju karena baik

untuk bayi (6

informan)

5. Apakah ibu

setuju dengan

pemberian

makanan atau

minuman

sbelum anak

ibu berusia 6

bulan?

“Kalau ibu sih setuju

setuju aja ya, toh selama

ini anak ibu tidak

kenapa-kenapa”.

(Informan A)

Iya ibu ma enggak apa-

apa (Informan B)

Enggak apa-apa biar

anaknya kenyang

(Informan C)

Setuju-setuju aja

(Informan D)

Sebenarnya enggak

boleh ya, tapi dikasih

susu botol soalnya air

susunya tidak lancar

(Informan E)

Kalau menurut saya

tidak apa-apa bayi

dikasih makan asal tidak

kebanyakan (Informan F)

Semua informan

setuju dengan

pemberian

makanan atau

minuman sebelum

cucunya berusia 6

bulan

Page 124: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

109

6. Menurut ibu

apa

keuntungan

atau manfaat

dari

pemberian

makanan

atau

minuman

sebelum

cucunya

berusia 6

bulan?

“Tidurnya lebih nyenyak,

kasih netsle dulu enggak

berak berak tau 2 hari

tapi kalau kasih pisang

dia bab, soalnya pisang

pelancar bab juga terus

kalau pisang enak dikruk

kruk langsung dikruk kan

lembek, kalau lain kan

keras gitu, kalau pisang

lembut dan gampang

masuk pencernaannya

terus supaya kenyang

juga kan nya” (Informan

A)

“Buat obat aja sih, itu

pisang tadi, selain itu

juga buat vitamin juga

buat pelancar BAB juga,

Pernah waktu dia sakit

sih suka dikasih madu

kadang kadang kering

diolesin madu. Soalnya

madukan sejenis obat

juga kan sariawan, kalau

bibienya kering diolesin

diluarnya aja” (Informan

B)

Tidurnya lebih

nyenyak, pelancar

BAB, buat obat bibir

yang pecah, panas

dalama, sariawan,

sebagai vitamin,

menghindari putih-

putih didalam lidah

dan menambah berat

badan

- - -

Page 125: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

110

“Kalau buah buahan kan

harus vitamin kan, tapi

kalau madu dikasih ke

bibir supaya enggak

pecah-pecah, buat obat

panas dalam, biar

enggak sariawan”

(Informan C)

“Saya kasih untuk

menghindari putih putih

dimulut itu, dua sendok

teh itu emba, biar juga

anaknya lebih mengenal

air putih aja, repot juga

nanti itu, jadinya yang

enggak tau jadi tau, biar

nanti jadi doyan, ada itu

susu susu itu, saya

mampus belinya nanti

kalau susu. Soalnya ada

tetangga juga dulu bayi

nya terbiasa dikasih susu

formula jadi pas bayinya

umur enam bulan tidak

doyan lagi minum air

putih” (Informan D)

“Buat panas dalam, biar

enggak pecah kering gitu

Page 126: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

111

doang” (Informan E)

“Nambah berat aja”

(Informan F)

7. Menurut ibu

ada enggak

dampak atau

penyakit

yang

timbulkan

dari

pemberian

makanan

atau

minuman

sebelum

cucunya

berusia 6

bulan?

“Kalau pisang ambonya

enggak ada masalah kok,

kan katanya kalau ngasih

makanan lihat tiga hari

dulu dengan makanan

yang sama, cuman pas

tiga hari bab nya juga

bagus, enggak keras

banget. Percobaan kedua

dikasih yang instan

kayak netsele, dia belum

bab bab atau karena

lebih berat, soalnya

pakai tepung lebih berat

apa mungkin berat

enggak kuat cernanya,

cuman pas dulu dikasih

susu botol merek bebelac

itu langsung mencret

mencret gitu, setelah

diganti SGM bagus

cocok “. (Informan A)

“Enggak, palingan anak

kecil suka kecetit, suka

nangis palingan diurut

Semua informan

mengatakan bahwa

pemberian makanan

atau minuman

sebelum cucunya

berusia 6 bulan tidak

menimbulkan

penyakit (6

Informan)

6. Ibu apakah

selama

pemberian

makanan atau

minuman

sebelum anak

ibu berusia 6

bulan ada

penyakit

yang timbul?

Tidak ada kok,

dikasihnya kan buat obta

juga (Informan A)

“Anaknya enggak kenapa

“kenapa” (Informan B)

“Selama ini sih anak-

anak sehat sehat aja”

(Informan C)

“Cuman air putih aja,

enggak banyak sih kalau

menurut ibu supaya anak

lebih kenal jugakan air

puth kan baik” (Informan

D)

“Enggak ada sih selama

ini kan susu botol aja,

engga dikasih makanan

padat” (Informan E)

“Enggak apa-apa

malahan enggak rewel

anaknya “ (Informan F)

Semua informan

pendukung

membenarkan

bahwa pemberian

makanan atau

minuman sebelum

berusia 6 bulan

tidak

menimbulkan

penyakit

Page 127: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

112

juga hilang itu bukan

dari makanan itu dari

luar apa ketarik ama

kakanya”. (Informan B)

“Enggak ada sehat sehat

aja”. (Informan C)

“Enggak ada, soalnya

aku kasih enggak

banyak, jadi enggak

kenapa-kenapa

maksudnya, lagi pula air

putih enggak ada

pengaruhnya kok

mencret nya setelah

umur dua tahun baru

kena”. (Informan D)

“Enggak, biasanya poop

nya pup susu kan nya”.

(Informan E)

“Enggak ada”. (Informan

F)

Norma Subjektif

7. Siapa saja

orang yang

berpengaruh

sehingga ibu

berperilaku

menganjurka

“Tetangga juga sering

bilang cucunya sudah

dikasih makan belum,

kasih aja pisang biar

anaknya lebih

mengenal”. (Informan A)

“Dari orang tua kita

3 Tetangga

3 Diri sendiri

1 Keluarga

8. Siapa saja

orang yang

mempengaru

hi ibu atau

ibu mertua

anda dalam

menganjurka

“Iya eneng, anak ibu

juga udah dikasih

makanan kok sebelum

berusia 6 bulan, kan kita

selalu ngumpul sore kita

sering bahas tentang

makanan untuk anak-

Sudah menjadi

tradisi keluarga (3

Informan)

Tetangga (3

Informan)

Page 128: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

113

n pemberian

makanan

pada cucu

ibu sebelum

berusia 6

bulan?

juga, diturunin tu ke

anak anaknya, diikutin

dah itu orang sarannya

baik”. (Informan B)

“Enggak ada, dari ibu

sendiri aja, kalau jaman

dulu orang tua suka

ngasih pisang ulek”.

(Informan C)

“Ibu sendiri kan kalau

dari keluarga kayak tante

saya dulu suka ngasih air

putih emang, kalau itu,

anak saya kalau lagi

enggak enak badan atau

panas badan akau kasih

air putih soalnya ngaruh,

soalnya kalau ke warung

warung nanti kan lebih

ngenal air putih jangan

kayak okey jelidrink”.

(Informan D)

“Ibu-ibu lain dari

tetangga, kalau bayi

baru lahir diolesin

madukan bibirnya

kering”. (Informan E)

“Ya tetangga kan

n pemberian

makanan

tambahan

secara dini

pada anak

anda? Ibu

kandung)

anak, kan ada itu anak

yang rewel”. (Informan

A)

“Soalnya pada jaman

dulu keluarga keluarga

emang selalu nyaranin

kayak gitu kannya”.

(Informan B)

“Emang dari jaman dulu

emang seperti itu

dikampung dan emang

sudah tradisi orang tua

saya kalau bayi baru

lahir dikasih madu”.

(Informan C)

“Dari keluarga jaman

dahulu mah itu”. (D)

“Iya, pernah tapi madu

aja, soalnya kan

cucunya sering dibawa

kesini main- mian,

soalnya madu emang

baik, terus tidak apa-apa

juga kan sedikit aja

cuman obat kan ya”.

(Informan E)

“Ibu juga sering main

kerumah ibu x ya ibu

Page 129: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

114

banyak, kalau dulu kan

pisang gitu aja, terus kita

cobain dulu kita belien

gitu, jaman sekarang

dikasih nestle biar

anaknya enggak rewel

kenyang dan enggak

nangis emba”.(Informan

F)

“Saudara juga kaka dan

ipar yang punya anak,

dia bilang gini ini anak

saya sudah ta kasih

makan, soalnya tetek

kurang kenyang, buat

tambahan aja. (Informan

F)

sering gendongin

cucunya, karena anaknya

agak kurus terus lemes

lihatnya, saya suruh

kasih makan tapi tidak

banyak-banyak lah, tapi

makanan yang lembut”.

(Informan F)

9. Seperti apa

saran yang

diberikan

kepada ibu?

Ya itu neng biar anaknya

mengenal kan ya

Supaya anaknya

lebih mengenal,

sebagai obat, tidak

rewel dan tidak

menangis

Page 130: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

115

10. Ibu kalau

misalnya

dari tenaga

kesehatan

melarang ibu

untuk tidak

memberikan

atau

menganjurka

n makanan

atau

minuman

seperti yang

ibu anjurkan

tadi, sebelum

cucunya

berusia 6

bulan? kira

kira ibu

berhenti atau

tidak?

“Berhenti aja, kalau

dilarang, selama cucu

ibu tidak kenapa

kenapa”. (Informan A)

“Sudah pasti melarang,

dibawah enam bulan

dikasih ASI, ibu taunya

dari bidan. Kalau ibu

tetap ngasih soalnya

bermanfaat,kalau tidak

ada manfaatnya ngapain

dikasih”. (Informan B)

“Orang ini ya tetap aja

saya kasih ya, dokter

enggak tau sehari-hari

dikasih makan, buah-

buahan kan bagus kata

saya sih dan tidak

menganggu kesehatan,

kalau ASI ajakan rewel,

ini juga dia gemuk

anaknya”. (Informan C)

“Ya diberhentin”.

(Informan D)

“ iya berhenti, setelah

saya tau tidak saya kasih

lagi”. (Informan E)

3 informan

menjadikan tenaga

kesehatan sebagai

norma subjektif

3 informan yang

menjadikan tenaga

kesehatan sebagai

norma subjektif

- - -

Page 131: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

116

“Kita ngasihnya

ngumpet-ngumpet gitu,

iya saya tetap ngasih

enggak dibanyakin gitu,

kita diam aja kalau

ngasih, ada juga

manfaatnya kan biar

kenyang enggak nangis”.

(Informan F)

Persepsi terhadap

Kontrol yang di

miliki

11. Apa

hambatan

ibu atau ibu

mertua

dalam

menganjurka

n atau

memberikan

makanan

sebelum bayi

cucu ibu

berusia 6

bulan?

“Enggak ada sih, kalau

susu kan lebih murah

jadi kebeli terus, SGM

kan 50 ribu juga besar

kannya, kalau pisangnya

habis apa aja deh yang

ada dirumah kayak

wortel ka bisa dibelender

halus halus di suapin,

labu juga bisa, atau buah

naga apa aja biar tau

rasa juga. Terus anak

anak juga senang aja

dan mau mau aja

makannya”. (Informan

A)

“Enggak ada tuch,

soalnya anaknya juga

mau mau aja. terus

Informan tidak

memiliki hambatan

didalam memberikan

dan menganjurkan

pemberian makanan

atau minuman

sebelum cucunya

berusia 6 bulan (4

Informan)

Informan yang

memilik hambatan

tetapi dapat diatasi

(1 Informan)

Sebenarnya

informan memiliki

hambatan, tetapi

hambatan tidak

terlalu besar ( 1

Informan)

8. Apakah ada

hambatan ibu

didalam

pemberian

makanan atau

minuman

sebelum

cucunya

berusia 6

bulan?

“Enggak sih, soalnya

enggak terlalu mahal

kannya” (Informan A)

“Kalau ibu sih enggak

ada enak nya juga tidak

rewel” (Informan B)

“Enggak ada soalnya

banyak kan ya“

(Informan C)

“Enggak sih soalnya

banyak yang bantuin

kann ya” (Informan D)

“Enggak ada, soalnya

kan susu botol gampang

ya” (Informan E)

“Enggak siih, tapi

palingan kalau anak bu

sering bosen, kan tinggal

gantinya” (Informan F)

Semua informan

pendukung

mengatakan

bahwa pemberian

makanan atau

minuman sebelum

cucunya berusia 6

bulan tidak

memiliki

hambatan

Page 132: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

117

pisang jugakan murah

selain itu buat obat juga

kan ya”. (Informan B)

“Enggak lah, buah

gampang nyarinya

pepaya banyak pisang

banyak indomerat

banyak, terus cucunya

juga mau orang manis”

(Informan C)

“Enggak ada hambatan

kok, kalau misalnya lupa

yaudh enggak deh, kalau

misalnya aku nyusuhin

kan langsung tidur, tp

kalau ketiduran ya

enggak dikasih jadinya”

(Informan D)

“Enggak sih, mau mau

aja cucunya, kalau dari

mamanya cuman belum

boleh ngasih makanan

berat, apalagi yang

ngasuh kan saya mama

nya kerja”. (Informan E)

“Ada, sering ganti kalau

enggak mau anaknya,ya

anaknya bosen”

Page 133: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

118

(Informan F)

12. Jika ada,

bagaimana

cara ibu

menghadapi

hambatan

tersebut?

“Kalau cocok lanjutin

kalau enggak ya enggak,

kalau enggak mau cocok

kacang hijau, baru ganti

apa gitu”. (Informan F)

Kalau bayinya sudah

merasa bosan diganti

dengan makanan

yang baru

- - -

Niat

13. Apakah

selama cucu

ibu berusia

di bawah 6

bulan anda

memiliki

keinginan

yang kuat

untuk

memberikan

makanan

sebelum

berusia 6

bulan?

“Iya emang dari awal

tapi ibu lihat gerak

geriknya juga, kalau kata

orang bayi boleh kasih

makan kalau katan sudah

siap makan gitu,

misalnya kalau dia lihat

makan sudah ngerai

ngerai terus kepengen

dan lidahnya juga ketek

ketek gitu, kasian gitu

yah”. (Informan A)

“Enggak keinginan sih,

buat kesehatan aja sih”.

(Informan B)

“Iya, soalnya kan bagus

buat anak anak”.

(Informan C)

“Emang niat, soalnya

aku tanya juga orang

enggak apa apa”.

Sudah menjadi

keinginan (6

Informan)

- - -

Page 134: GAMBARAN PERILAKU IBU KANDUNG ATAU IBU MERTUA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35897/1/Suharni... · SEBAGAI KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

119

(Informan D)

“Iya, biasanya kan bayi

setelah lahir kan

biasanya suka ini

bibirnya pecah pecah, tp

setelah tau enggak tak

dikasih lagi”. (Informan

E)

“Iya, emang keinginan”.

(Informan F)