GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU...

63
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU WANITA USIA 25-50 TAHUN MENGENAI KONTRASEPSI HORMONAL JENIS SUNTIK DI RUMAH BERSALIN GIZAR CIKARANG PADA BULAN AGUSTUS TAHUN 2010 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Hartika Safitri 107103000016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M

Transcript of GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU...

Page 1: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN

PERILAKU WANITA USIA 25-50 TAHUN MENGENAI

KONTRASEPSI HORMONAL JENIS SUNTIK DI

RUMAH BERSALIN GIZAR CIKARANG PADA

BULAN AGUSTUS TAHUN 2010

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Hartika Safitri

107103000016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M

Page 2: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 4 Oktober 2010

Hartika Safitri

Page 3: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU WANITA USIA

25-50 TAHUN MENGENAI KONTRASEPSI HORMONAL JENIS SUNTIK

DI RUMAH BERSALIN GIZAR CIKARANG PADA BULAN AGUSTUS

TAHUN 2010

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Kedokteran (S.Ked)

Oleh:

Hartika Safitri

107103000016

Pembimbing

Ratna Pelawati Mbiomed

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M

Page 4: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan Penelitian berjudul GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN

PERILAKU WANITA USIA 25-50 TAHUN MENGENAI KONTRASEPSI

HORMONAL JENIS SUNTIK DI RUMAH BERSALIN GIZAR

CIKARANG PADA BULAN AGUSTUS TAHUN 2010 yang diajukan oleh

Hartika Safitri (NIM: 107103000016), telah diujikan dalam sidang di Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 6 Oktober 2010. Laporan penelitian ini

telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

(S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 6 Oktober 2010

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang dan Pembimbing Penguji

Ratna Pelawati, Mbiomed dr. Nurul Hiedayati, PhD

PIMPINAN FAKULTAS

DEKAN FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN

Prof. Dr.(hc) dr. MK. Tadjudin, SpAnd dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.RM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M

Page 5: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang Maha segalanya. Karena akhirnya

penyusunan Laporan Penelitian Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Wanita Usia 25-50 Tahun Mengenai Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di

Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010 ini dapat saya

selesaikan. Sholawat serta salam tak lupa kami sampaikan pada baginda

Rasulullah SAW yang membawa umatnya ke jalan yang diridoi oleh Allah SWT.

Dalam proses penyusunan Laporan penelitian ini, saya mendapat banyak

bantuan, petunjuk, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang Tua tercinta yang telah mendukung dari berbagai hal.

2. Bapak Prof. Dr (hc).dr. M. K. Tajudin, Sp. And sebagai Dekan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. dr Syarief Hasan Lutfie, Sp. RM sebagai Kepala Program Studi

Kedokteran.

4. Ibu Ratna pelawati M Biomed selaku dosen pembiming akademik

yang telah memberikan waktu, arahan, dan pengembangan-

pengembangan pemikiran kepada tim penyusun demi

terselesaikannya penyusunan Laporan Penelitian ini.

5. dr. Slamet Susanto, Sp. OG selaku kepala Rumah Bersalin Gizar

yang telah berkenan menerima dan membantu saya dalam

melakukan penelitian.

6. Seluruh bidan Rumah Bersalin Gizar yang telah banyak membantu.

7. Seluruh mahasiswa PSPD 2007 yang telah banyak membantu.

Terakhir, tim penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi kita

semua.

Ciputat, 4-10-2010

Hartika Safitiri

Page 6: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

ii

ABSTRAK

Hartika Safitri. PSPD. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Wanita

usia 25-50 tahun Mengenai Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah

Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010.

Tujuan dari keluarga berencana adalah untuk mencegah ledakan

penduduk, menurunkan angka kematian ibu melahirkan dan kematian

bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

perkembangan otak anak. Sehubungan dengan kondisi di atas peneliti

ingin mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku wanita usia 25-

50 tahun terhadap penggunaan kontrasepsi hormonal jenis suntik. Jenis

penelitian ini adalah survey yang bersifat deskriptif dengan menggunakan

desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin Gizar,

Cikarang pada bulan Agustus 2010. Instrumen yang digunakan dalam

pengumpulan data adalah kuisioner. Dalam analisis dan interpretasi data,

digunakan analisis univariat dengan metode deskriptif. Berdasarkan hasil

penelitian dari 25 sampel, jumlah wanita yang memiliki pengetahuan

kurang mengenai kontrasepsi suntik sebanyak 19 orang (76%), wanita

yang memiliki sikap buruk mengenai kontrasepsi suntik sebanyak 20

orang (36%), wanita yang memiliki perilaku buruk mengenai kontrasepsi

suntik sebanyak 24 orang (96%). Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,

perilaku, kontrasepsi suntik.

ABSTRACT Hartika Safitri. PSPD. Descriptive of Knowledge, attitudes and behavior

for women aged 25-50 years against the use of inject-able hormonal

contraceptives types in the Maternity Hospital Gizar, Cikarang in August

2010.

The purpose of family planning is to prevent population explosion, reduce

maternal mortality and infant mortality, improving nutritional status of

mothers and children and children's brain development. Due to these

conditions, the researcher wishes to know the level of knowledge, attitude

and behavior of women aged 25-50 years against the use of inject-able

hormonal contraceptives types. To have better understanding of

knowledge, attitudes, and behavior of women regarding the use of inject-

able hormonal contraception types. The study was a descriptive survey

using a cross sectional design. This research was conducted in the

maternity hospital Gizar, Cikarang in August 2010. The instrument used in

data collection is questionnaires. In the analysis and interpretation of

data, univariate analysis was used in conjunction with descriptive

methods. Based on research results from 25 samples, the number of

women who were less informed about contraceptives injection was 19

people (76%), women who had awful demeanor toward contraceptives

injection was 20 people (80%), women who have foul attitude about the

contraceptives injection was 24 people (96%). Key Words : Knowledge,

attitudes, behavior, contraceptive injections.

Page 7: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

iii

DAFTAR ISI

Lembar Pernyataan………..………………………………………………………...

Kata Pengantar……………………………………………………………………..i

Abstrak…..………………………………………………………………………...ii

Daftar Isi…..……………………………………………………………………...iii

Daftar Tabel………………………………………………………………………..v

Bab 1 : Pendahuluan

1.1 .Latar Belakang………………………………...……………………………...1

1.2 .Rumusan Masalah…………………………………………………………….3

1.3 .Tujuan………………………………………………...……………………….3

1.4 .Manfaat……………...……………………………………………………......3

Bab 2 : Tinjauan Pustaka

2.1 .Kerangka/ landasan teori

2.1.1 Keluarga Berencana………………………………………………...…..5

2.1.2 Tinjauan Umum Tentang Alat Kontrasepsi…………………...………..5

2.1.2.1 .Kontrasepsi Hormonal jenis Suntik…………………………….....8

2.1.3 Karakteristik Wanita yang Menggunakan Kontrasepsi……………….10

2.2 .Kerangka Konsep……………………………………………………………15

2.3 .Definisi Operasional…………………………………………………………16

BAB 3 : Metodologi

1.1 .Desain Penelitian……………..…………………………………………….19

1.2 .Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………………….19

1.3 .Populasi dan Sampel………………………...……………………………...19

1.4 .Cara Kerja………….…………………………………………………….....21

1.5 .Manajemen Data….………………………………………………………...22

BAB 4 : Hasil dan Pembahasan………………………………………………….23

Page 8: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

iv

BAB V Simpulan dan Saran

5.1 .Simpulan…………………………………………………………………….35

5.2 .Saran…………………………………………………………………………36

Daftar Pustaka………………………………………………………………………

Lampiran……………………………………………………………………………

Page 9: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

v

DAFTAR TABEL

Table 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia wanita yang

Menggunakan Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di

Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010.

Table 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Wanita yang

Menggunakan Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di

Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Table 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Wanita yang

Menggunakan Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di

Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Table 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan

Wanita yang Menggunakan Kontrasepsi Hormonal Jenis

Suntik di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan

Agustus 2010

Table 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak yang

dimiliki Wanita yang Menggunakan Kontrasepsi Hormonal

Jenis Suntik di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan

Agustus 2010

Table 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Peran Suami dalam

Penentuan Jenis Kontrasepsi yang dimiliki Wanita

Pengguna Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah

Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Table 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Keikutsertaan Dalam

Penyuluhan Keluarga pada Wanita Pengguna Kontrasepsi

Hormonal Jenis Suntik Berencana di Rumah Bersalin

Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Table 4.8 Distribusi Responden BerdasarkanSumber Informasi yang

Paling Berkesan Mengenai Keluarga Berencana di Rumah

Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Wanita tentang Kontrasepsi Hormonal jenis suntik di

Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Page 10: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

vi

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Wanita tentang

Kontrasepsi Hormonal jenis suntik di Rumah Bersalin

Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Wanita tentang

Kontrasepsi Hormonal jenis suntik di Rumah Bersalin

Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Page 11: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Program Keluarga Berencana Nasional telah diawali dan

dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 1974. Walaupun program

tersebut telah ada sejak lama, tetapi pada saat ini Indonesia masih

menghadapi dua permasalahan yang cukup besar berkaitan dengan kurang

berhasilnya program keluarga berencana, yaitu tingginya jumlah penduduk

serta tingginya tingkat kematian ibu dan anak.

Permasalahan pertama yaitu jumlah penduduk yang terus

meningkat akan menimbulkan banyak permasalahan dalam berbagai

bidang, terutama di bidang sosial dan ekonomi. Pertambahan penduduk

yang tidak terkendali dapat menyebabkan peledakan penduduk, dan pada

akhirnya akan timbul kesulitan dalam pemerataan kemakmuran dalam

masyarakat. Dampak pertambahan penduduk yang cepat antara lain adalah

dalam bidang pendidikan (semakin banyak anak yang tidak mendapatkan

pendidikan yang memadai), bidang pelayanan kesehatan (banyak

masyarakat yang tidak mendapat pelayanan kesehatan yang mencukupi),

bidang tenaga kerja (banyaknya angka pengangguran karena terbatasnya

lapangan pekerjaan), bidang sosial ekonomi (pendapatan per kapita

masyarakat yang rendah), serta bidang lingkungan hidup (keseimbangan

alam akan terganggu). Lembaran Data Populasi Dunia pada tahun 2000

menunjukkan Indonesia berada pada peringkat kelima dalam hal jumlah

penduduk terbanyak, yaitu sebesar 237.500.000 jiwa (Hartanto, 2003).

Sedangkan permasalahan yang kedua yaitu masih tingginya tingkat

kematian ibu dan anak di Indonesia jika dibandingkan dengan negara-

negara ASEAN. Berdasarkan data SDKI tahun 2007, tingkat kematian ibu

di Indonesia 228 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian

bayi adalah 34 per 1000 kelahiran hidup . Pengaruh terhadap angka

kematian ibu melahirkan dan kematian bayi dapat dirasakan secara

langsung karena ibu yang mengatur kehamilannya dengan tepat dapat

terhindar dari risiko tinggi akibat terlalu muda atau terlalu tua melahirkan,

Page 12: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

2

sering melahirkan dan mempunyai banyak anak. Ibu yang mengatur jarak

kelahiran anaknya tentu akan dapat merawat kehamilannya dengan baik

sehingga gizi bagi bayinya dapat tercukupi(BKKBN, 1999).

Program Nasional Keluarga Berencana di Indonesia bertujuan

untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas tahun 2015”. Metode yang

digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan penggunaan

alat kontrasepsi oleh pasangan suami istri., dengan tujuan untuk menekan

angka kehamilan dan laju pertambahan penduduk (Mochtar, 1998).

Pemakaian metode kontrasepsi suntik memperlihatkan

kecenderungan peningkatan pada beberapa kurun waktu terakhir ini.

Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI)

pada tahun 2009, pola pemakaian kontrasepsi terbesar yaitu suntik sebesar

12,562,106, pil sebesar 5,611,936, IUD sebesar 2,223,291, implant

687,689, kondom sebesar 162,252, kontap wanita (Medis Operasi Wanita-

MOW) sebesar 972,959 dan kontap pria (Medis Operasi Pria-MOP)

sebesar 102,166, cara tradisional 329,644(Data Statistic Indonesia, 2009).

Dari hasil survey di atas, diketahui bahwa pengguna kontrasepsi terbanyak

adalah jenis suntik sehingga pengguna kontrasepsi jenis ini memiliki

peranan yang cukup besar dalam menunjang keberhasilan dari program

keluarga berencana,

Walaupun pengguna kontrasepsi sudah cukup banyak, namun

tujuan dari program keluarga berencana belum berhasil. Berdasarkan

uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku wanita usia 25-50 tahun

mengenai kontrasepsi jenis suntik di Rumah Bersalin Gizar pada bulan

Agustus 2010, sehingga dapat diketahui sejauh mana pemahaman dan

aplikasi penggunaan kontrasepsi oleh para pemakainya.

Page 13: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas

dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

Bagaimana gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku wanita usia 25-50

tahun mengenai kontrasepsi hormonal jenis suntik?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku wanita

mengenai penggunaan kontrasepsi hormonal jenis suntik.

1.3.2 Tujuan Khusus

Diketahuinya karakteristik wanita yang menggunakan kontrasepsi

hormonal jenis suntik yang meliputi usia, jumlah anak, pendidikan,

pekerjaan, penghasilan, dan sumber informasi di Rumah Bersalin Gizar,

Ciputat.

1.4 Manfaat Penelitian

Bagi akseptor KB

Akseptor mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku

mengenai kontrasepsi hormonal jenis suntik. Sehingga, apabila

pengetahuan, sikap dan perilaku mereka terbukti kurang dapat

diberikan edukasi untuk memperbaikinya.

Bagi rumah bersalin:

Sebagai masukan untuk bahan informasi dalam melaksanakan

edukasi dalam bidang kesehatan kepada masyarakat yang dalam hal

ini adalah penggunaan alat kontrasepsi yang dianggap aman dan dapat

dipertanggung jawabkan.

Bagi pemerintah :

Sebagai sumber data karakteristik pengguna kontrasepsi jenis

suntik.

Page 14: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

4

Bagi institusi

Mewujudkan Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan,

pengabdian kepada masyarakat dan penelitian, sebagai masukan

untuk bahan dalam melaksanakan penyuluhan dalam bidang

kesehatan.

Bagi peneliti

Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah didapatkan

saat kuliah, meningkatkan kemampuan berkomunikasi langsung

dengan masyarakat serta menimbulkan minat dan pengetahuan

peneliti.

Page 15: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka / Landasan Teori

2.1.1 Keluarga Berencana

Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan

peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan

kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, meningkatkan kesejahteraan ibu

dan anak dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan

keluarga kecil, bahagia dan sejahtera untuk mengendalikan pertumbuhan

penduduk Indonesia(BKKBN, 1999; 2008).

Keluarga berencana yang dibolehkan syariat adalah usaha

pengaturan atau penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan

sementara atas kesepakatan suami-istri karena situasi dan kondisi tertentu

untuk kepentingan (maslahat) keluarga.

2.1.2 Tinjauan Umum Tentang Alat Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau

‘melawan’ dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang

matang dan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari

kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan

sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma

(Sarwono,2008).

Terdapat 2 jenis metode kontrasepsi yaitu metode sederhana dan

metode efektif. Metode sederhana adalah suatu cara yang dapat dikerjakan

sendiri oleh peserta keluarga berencana, tanpa pemeriksaan medis terlebih

dahulu. Hasil yang diperoleh dengan cara ini umumnya kurang efektif

dibandingkan dengan cara-cara yang lain. Dibawah ini adalah contoh dari

kontrasepsi dengan metode sederhana:

Senggama terputus yaitu senggama yang dilakukan sebagaimana biasa

tetapi pada puncak sanggama, kemaluan pria (zakar) dikeluarkan dari

vagina, sehingga mani keluar dari vagina. Cara ini tidak berbahaya, baik

Page 16: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

6

secara fisik maupun mental. Namun cara ini tidak dapat diandalkan karena

memerlukan penguasaan diri yang kuat dan kemungkinan kegagalan

cukup besar.

Pantang berkala ialah tidak melakukan sanggama pada masa subur

seorang wanita yaitu sekitar waktu terjadinya ovulasi (Sarwono,

2008).

Metode amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang

mengandalkan pemberian Air Susu Ibu secara eksklusif, artinya

hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apa

pun lainnya serta dalam keadaan ibu yang belum haid setelah

melahirkan (Saiffudin, 2006).

Sedangkan metode kontrasepsi efektif adalah metode yang dalam

penggunaannya keefektifan relatif lebih tinggi dan angka kegagalan lebih

rendah. Cara kerja metode ini adalah dengan menghalangi pertemuan sel

telur dengan sel sperma, mengusahakan tidak terjadi ovulasi dan

melumpuhkan sperma. Di bawah ini adalah macam-macam dari jenis

kontrasepsi efektif :

a. Kontrasepsi mekanik

Diagfragma vaginal terbuat dari cincin karet yang tebal dan di

atasnya diletakkan selembar karet yang tipis yang berbentuk

mangkuk dengan per elastis pada pinggirnya. Diagfragma

dimasukkan ke dalam vagina sebelum koitus untuk menjaga jangan

sampai sperma masuk ke dalam uterus (Sarwono, 2008).

Page 17: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

7

Sumber : http://metodoscontraceptivos.wordpress.com

Gambar 2.1 Diagfragma vaginal

Cervical cap dibuat dari karet atau plastik, dan mempunyai bentuk

mangkuk yang dalam dengan pinggirnya terbuat dari karet yang

tebal (Sarwono,2008).

Sumber : http://library/healthguide

Gambar 2.2 Cervical cap

b. Kontrasepsi hormonal

Implant yaitu susuk ditanamkan di dalam kulit, biasanya di lengan

atas. Implan mengandung progesterone yang akan terlepas secara

perlahan dalam tubuh. Efektifitas mencapai 99 %. Keuntungan dari

metode implant ini antara lain tahan sampai 3 tahun (Baziat A,

2008).

Page 18: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

8

KB adalah pil yang mengandung sintetik estrogen dan preparat

progestin yang mencegah kehamilan dengan cara menghambat

terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui

penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal lendir mukosa

servikal (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan

endometrium (Sarwono,2008).

Kontrasepsi suntik memiliki cara kerja sama dengan pil.

Efektifitasnya mencapai 99%. Keuntungan metode ini antara lain

disuntikkan setiap satu sampai tiga bulan sekali, efektif, dan tahan

lama (Sarwono,2008).

Kontrasepsi dengan AKDR dalam kavum uteri menimbulkan

reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan serbukan

leukosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma

(Sarwono, 2008).

Kontrasepsi Mantap (Tubektomi) adalah prosedur bedah sukarela

untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seseorang perempuan

Dengan mengoklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau

memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan

ovum ( Sarwono, 2008).

2.1.2.1 Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntikan

Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan di Indonesia semakin

banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya praktis,

harganya relatif murah dan aman. Cara ini mulai disukai masyarakat kita

dan diperkirakan setengah juta pasangan memakai kontrasepsi suntikan

untuk mencegah kehamilan (1983). Penelitian lapangan kontrasepsi

suntikan dimulai tahun 1965, dan sekarang di seluruh dunia diperkirakan

berjuta-juta wanita memakai cara ini untuk tujuan kontrasepsi

(BAPPENAS, 2009).

Page 19: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

9

Terdapat 2 macam kontrasepsi suntikan antara lain yaitu suntikan

progestin dan campuran. Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya

mengandung progestin, yaitu Depo Medroksiprogesteron

Asetat(Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap

3 bulan dengan cara disuntik intramuskular (di daerah bokong) dan Depo

noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg

Noretinedron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara di suntik

intramuscular. Cara kerja kontrasepsi ini adalah mencegah ovulasi,

mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi

sperma, menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi dan menghambat

transportasi gamet oleh tuba.

Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi,

dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan-tahun, asal penyuntikannya

secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. Keuntungan pemakaian

kontrasepsi jenis ini adalah sangat efektif untuk pencegahan kehamilan

jangka panjang, tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak

serius terhadap penyakit jantung maupun pembekuan darah, tidak

memiliki pengaruh terhadap ASI serta akseptor tidak perlu menyimpan

obat suntik. Sedangkan kerugian penggunaan kontrasepsi ini adalah sering

ditemukannya gangguan haid berupa siklus haid yang memendek atau

memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur

atau perdarahan bercak, tidak haid sama sekali, akseptor sangat bergantung

pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan),

kontrasepsi ini tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan

berikut, menimbulkan peningkatan berat badan, tidak menjamin

perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, terlambatnya

kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian. Akseptor yang

diperbolehkan untuk menggunakan kontrasepsi jenis ini adalah orang yang

berada dalam usia reproduksi, nulipara dan yang telah memiliki anak,

menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas

Page 20: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

10

tinggi, menyusui dan yang membutuhkan kontrasepsi yang sesuai dan

sering lupa menggunakan pil kontrasepsi. Sedangkan yang tidak

diperbolehkan untuk menggunakannya adalah wanita hamil atau dicurigai

hamil dan wanita yang mengalami perdarahan pervaginam yang belum

jelas penyebabnya.

Suntikan kombinasi mengandung 25 mg Depo

Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan

injeksi I.M. sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enantat

dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali.

Cara kerja, keuntungan, kerugian, indikasi dan kontraindikasi kontrasepsi

ini sama seperti suntikan progestin. Hanya saja suntikan kombinasi tidak

boleh diberikan pada wanita yang sedang menyusui bayinya karena

kandungan esterogen dalam suntikan ini akan menekan produksi ASI.

Kontrasepsi jenis suntik dapat diberikan di bokong maupun daerah lengan

atas (Saiffudin, 2006).

2.1.3 Karakteristik Wanita yang Menggunakan Kontrasepsi

Hormonal Jenis Suntik serta Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

akseptor KB .

Umur

Umur dipandang sebagai suatu keadaan yang menjadi dasar

kematangan dan perkembangan seseorang. Kematangan individu dapat

dilihat langsung secara objektif dengan periode umur, sehingga berbagai

proses pengalaman, pengetahuan, keterampilan, kemandirian terkait

sejalan dengan bertambahnya umur individu (Muchsin, 1996). Setionegoro

(1979) mengatakan bahwa umur <20 tahun adalah umur belum dewasa,

21–29 tahun dewasa muda, sedangkan umur 30 – >40 tahun adalah dewasa

penuh. Pada umumnya umur akan mempengaruhi seseorang dalam

menentukan pemilihan alat kontrasepsi karena biasanya ibu dengan usia

Page 21: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

11

muda (baru pertama kali menggunakan alat kontrasepsi) akan cenderung

memilih alat kontrasepsi yang kebanyakan orang pakai.

Wanita muda cenderung menggunakan cara suntik, pil dan implant

sementara mereka yang lebih tua cenderung memilih alat atau cara

kontrasepsi jangka panjang seperti AKDR, sterilitas wanita dan sterilitas

pria (Ardiyan, 2008).

Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu faktor penentu pada gaya hidup dan

status kehidupan seseorang dalam masyarakat. Penelitian menunjukkan

bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki mempunyai pengaruh yang kuat

pada perilaku reproduksi dan penggunaan alat kontrasepsi. Pemakaian

kontrasepsi meningkat seiring dengan tingkat pendidikan, wanita berstatus

kawin yang tidak sekolah menggunakan cara kontrasepsi modern dan

meningkat hingga jenjang pendidikan berpendidikan tamat SMTA keatas

(BKKBN, 2010).

Pemakai kontrasepsi modern yang berpendidikan lebih tinggi

lebih banyak memperoleh informasi mengenai efek samping atau masalah

dari metode yang digunakan, tindakan perlu diambil jika mengalami efek

samping, dan metode lain yang dapat digunakan dibandingkan dengan

wanita yang berpendidikan lebih rendah (SDKI, 2007).

Pekerjaan

Berdasarkan SDKI 2002-2003 alat kontrasepsi pil terbanyak

digunakan oleh wanita dari golongan menengah atas yaitu 15,4%; alat

kontrasepsi susuk KB atau implant lebih sering digunakan oleh wanita dari

golongan menengah bawah dan terbawah, sebesar masing-masing 6,4%;

pada golongan menengah sebesar 4,2%; golongan menengah atas sebesar

2,9%; dan golongan teratas sebesar 1,6%; kontrasepsi suntik banyak

digunakan oleh wanita dari golongan menengah yaitu 32,4% dan alat

kontrasepsi kondom banyak digunakan oleh golongan teratas yaitu 2,2%.

Sedangkan alat kontrasepsi spiral lebih sering digunakan oleh wanita dari

Page 22: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

12

golongan teratas, sebesar 13,7%, pada golongan terbawah sebesar 3,1%,

pada golongan menengah kebawah sebesar 5,1%, pada golongan

menengah sebesar 4,7%; dan golongan menengah atas sebesar 4,2%

(SDKI,2003).

Tingkat pendapatan

Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap tingkat

konsumsi. Biasanya makin tinggi tingkat pendapatan, tingkat konsumsi

makin tinggi. Karena ketika pendapatan meningkat, kemampuan rumah

tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi makin besar.

Atau mungkin juga pola hidup menjadi makin konsumtif, setidak-tidaknya

semakin menuntut kualitas yang baik (Notoadmojo, 1997).

Jumlah Anak

Berdasarkan SENSUS 1990 dan SUPAS 1995, proporsi pemilikan

anak pada wanita usia muda cenderung memiliki jumlah anak kecil lebih

besar, semakin bertambah umur semakin berkurang untuk memiliki anak.

Kemampuan seorang wanita untuk melahirkan atau fertilitas merupakan

aspek demografis yang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor,

diantaranya kontrasepsi(Iskandar, 1977). Pada wanita usia muda

penggunaan kontrasepsi cenderung mengarah pada kontrasepsi jangka

pendek, seperti pil, kondom atau suntik, hal ini disebabkan mereka masih

menginginkan tambahan anak. Sedangkan kontrasepsi jangka panjang

seperti Intra Uterine Device (IUD), Implant dan Medis Operasi Wanita

(MOW/sterilisasi wanita) serta Medis Operasi Pria (MOP/sterilisasi pria)

digunakan oleh kelompok wanita yang sudah tidak menginginkan anak

lagi. Hal ini berlawanan dengan hasil SDKI 1991 dan SDKI 1994 yang

menunjukkan jumlah wanita yang menggunakan kontrasepsi jangka

pendek tetap besar meskipun jumlah anak mereka bertambah. Sedangkan

yang menggunakan jangka panjang makin berkurang, khususnya IUD

(Biro Pusat Statistik, 1998).

Page 23: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

13

Peran suami

Pembicaraan antara suami dan isteri mengenai KB tidak selalu

menjadi prasyarat dalam penerimaan KB, namun tidak adanya diskusi

tersebut dapat menjadi halangan terhadap pemakaian alat kontrasepsi.

Berdasarkan SDKI 2002-2003, 57% wanita mendiskusikan KB dengan

pasangannya paling sedikit satu kali selama setahun terakhir. Wanita usia

20-34 tahun cenderung lebih sering membicarakan KB dengan suami

dibandingkan dengan wanita pada kelompok umur lainnya. Dan 43%

wanita tidak pernah membicarakan KB dengan pasangannya. Data yang

lain juga menyebutkan bahwa 2% wanita setuju menggunakan alat

kontrasepsi tetapi suaminya tidak setuju dan hanya 1% wanita yang tidak

setuju tetapi suaminya setuju. Jadi perbedaan pendapat tentang KB antara

suami dan isteri di Indonesia relatif rendah yaitu 2% (SDKI,2003).

Keikutsertaan Dalam Kegiatan Penyuluhan KB

Berdasarkan penelitian BKKBN 2001, keaktifan isteri dalam

perkumpulan atau organisasi KB tidak dapat menjamin bahwa seseorang

dapat mengerti dan melaksanakan program KB. Keikutsertaan KB pada

keluarga kecil sebesar 46% yang ternyata lebih rendah daripada

keikutsertaan KB pada keluarga besar yaitu sebesar 54%. Persentase

terbesar pada keluarga kecil adalah pada kelompok keluarga muda,

sehingga sebaiknya sasaran program diarahkan pada mereka yang masih

keluarga muda, baik pada keluarga kecil maupun keluarga besar (BKKBN

2001).

Sumber informasi

Sumber informasi sangat berperan terhadap tingkat pengetahuan,

sikap dan perilaku seseorang. Materi informasi yang sederhana, metode

yang terarah dan diberikan oleh orang atau petugas yang berkompeten

dalam hal tersebut akan lebih mudah diserap oleh seseorang sehingga akan

berpengaruh pula terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku.

Page 24: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

14

Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Seorang yang memiliki pengetahuan baik akan cenderung memilih

alat kontrasepsi yang sesuai dan cocok digunakannya. Karena dengan

pengetahuan yang baik seseorang akan lebih mudah menerima informasi

terutama tentang alat kontrasepsi. Sejalan pendapat dari Nursalam dan Siti

Priyani (2002) yang mengatakan bahwa pada umumnya pengetahuan

seseorang dipengaruhi oleh pendidikan yang pernah diterima, semakin

tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik pula tingkat

pengetahuannya.

Sikap adalah reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau objek. Dalam penentuan sikap yang utuh;

pengetahuan, berpikir, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting

(Notoadmojo, 2003).

Pengukuran perilaku dapat secara langsung yaitu dengan

mengobservasi tindakan atau kegiatan responden, atau secara tidak

langsung melalui wawancara terhadap kegiatan yang telah dilakukan

beberapa jam, hari atau bulan yang lalu.

Page 25: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

15

2.2 Kerangka Konsep

Gambar 2.3 Kerangka konsep

Page 26: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

16

2.3 Definisi Operasional

Tabel 2.1. Definisi operasional

No. Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Hasil Ukur

1. Umur Lamanya hidup

responden yang

dihitung dalam

tahun sejak

lahir sampai

saat penelitian

berlangsung

Wawancara Kuesioner Rasio 1. 25-30 th

2. 21-35 th

3. 36 – 40 th

4. 41-45 th

5. 46 -50 th

2. Pendidikan Pendidikan

formal tertinggi

yang pernah

ditamatkan oleh

responden

Wawancara Kuesioner Ordinal 1. Buta huruf/ tidak

pernah sekolah

2. Tidak tamat SD

3. Tamat SD

4. Tamat SMP

5. Tamat SMU dan

yang sederajat.

6. Tidak tamat

perguruan tinggi

7. Tamat perguruan

tinggi

3 Jumlah

Anak

Banyaknya

anak kandung

saat ini

Wawancara Kuisioner Ordinal 1. Kurang dari 2 anak

2. Lebih dari 2 anak

4 Keikutsertan

dalam

penyuluhan

KB

Keaktifan

responden

dalam

mengikuti

penyuluhan KB

Wawancara Kuisioner Ordinal 1. Sering

2. Pernah

3. Tidak Pernah

5 Peran Suami Suami ikut

menentukan

jenis

kontrasepsi

yang digunakan

oleh akseptor

Wawancara Kuisioner Ordinal 1. Suami ikut

berperan

2. Suami tidak ikut

berperan

Page 27: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

17

Tabel 2.1 (Sambungan) 6. Pekerjaan Kegiatan rutin

yang dilakukan

dalam upaya

mendapatkan

penghasilan

untuk

pemenuhan

kebutuhan

hidup keluarga.

Wawancara Kuesioner Nominal 1. Ibu rumah tangga

2. Karyawan

3. Guru

4. Bidan/ petugas

kesehatan

5. Wiraswasta

6. Lain-lain

7. Tingkat

penghasilan

keluarga

Dikelompokkan

menurut rata-

rata upah/ gaji/

pendapatan

pekerja

perbulan

perprovinsi

menurut Biro

Pusat Statistik

Agustus 2008

dan 2009 untuk

Provinsi Banten

Wawancara Kuesioner Ordinal 1. Rendah : < Rp.

1.118.000

2. Sedang : anatar a

Rp. 1.118.000 –

Rp. 1.202.749

3. Tinggi : > Rp.

Rp. 1.202.749

8. Sumber

informasi

Segala media

yang menjadi

sumber

pengetahuan

bagi penerima

informasi.

Wawancara Kuesioner Nominal 1. Rumah sakit

2. Puskesmas

3. Bidan posyandu

4. Klinik bidan atau

klinik dokter

5. Media elektronik,

yaitu televisi,

radio, dan internet

6. Media bacaan

(Majalah, brosur,

koran)

Page 28: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

18

Tabel 2.1. (Sambungan) No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Hasil Ukur

9. Pengetahuan Fakta atau

ide yang

didapat

melalui

proses

observasi,

belajar, atau

penelitian.

Wawancara Kuesioner Ordinal Total skor : 30

1. Baik : jika

jawaban yang

benar > 80%

(total skor > 24)

2. Sedang : jika

jawaban yag

benar antara 60-

80% (total skor

18-24)

3. Buruk : jika

jawaban yang

benar < 60%

(total skor < 18)

(Arikunto, 1998)

10. Sikap Kecenderun

gan yang

dipelajari

untuk

bertingkah

laku secara

konsisten

terhadap

seseorang,

sekelompok

orang, suatu

objek.

Wawancara Kuesioner Ordinal Total skor : 35

1. Baik : jika

jawaban yang

benar > 80%

(total skor > 28)

2. Sedang : jika

jawaban yang

benar antara

60%-80% (total

skor 21-28)

3. Buruk : jika

jawaban yang

benar < 60%

(total skor < 21)

11. Perilaku Hal-hal yang

telah

dilakukan

responden

berkenaan

dengan

pengetahuan

yang telah

didapat.

Wawancara Kuesioner Ordinal Total skor : 35

1. Baik : jika

jawaban yang

benar > 80%

(total skor > 28)

2. Sedang : jika

jawaban yag

benar antara 60-

80% (total skor

21-28)

3. Buruk : jika

jawaban yang

benar < 60%

(total skor < 21)

Page 29: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

19

Page 30: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

19

BAB 3

METODOLOGI

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survey yang bersifat deskriptif

(observasional) dengan menggunakan desain cross sectional karena

pengukuran variable hanya dilakukan pada satu saat tertentu (Sudigdo S,

2008).

3.2 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin Gizar, Cikarang. Waktu

penelitian adalah pada bulan Agustus 2010.

3.3 Populasi dan Sample

Populasi target adalah semua wanita usia 25-50 tahun yang

menggunakan kontrasepsi hormonal jenis suntik.

Populasi terjangkau adalah wanita usia 25-50 tahun yang

menggunakan kontrasepsi hormonal jenis suntik di Cikarang.

Sampel adalah 25 wanita usia 25-50 tahun yang menggunakan

kontrasepsi hormonal jenis suntik di Rumah Bersalin Gizar,

Cikarang pada bulan Agustus pada tahun 2010.

Cara pemilihan sample dengan menggunakan purposive accidental

sampling dilakukan dengan mengambil responden yang kebetulan

ada atau tersedia.

Kriteria Inklusi penelitian ini adalah wanita usia 25-50 tahun yang

menggunakan kontrasepsi hormonal jenis suntik.

Kriteri Eksklusi penelitian ini adalah subyek yang menolak

berpartisipasi.

Pengambilan sample dilakukan dengan teknik purposive accidental

sampling.

Page 31: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

20

Pengambilan sampel ini dilakukan dengan mengambil kasus atau

responden yang kebetulan ada atau tersedia. Besar sample adalah

25 orang sesuai dengan jumlah pengguna kontrasepsi suntik di

Rumah Bersalin Gizar, Cikarang.

Page 32: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

21

3.4 Cara Kerja

Wanita usia 25-50 tahun yang

menggunakan kontrasepsi

hormonal jenis suntik

Pengisian inform persetujuan dan

kuisioner

Variabel bebas :

1. Umur

2. Pendidikan

3. Penghasilan

4. Peran serta suami

5. Keikutsertaan

dalam penyuluhan

program KB

6. Jumlah anak

7. Sumber informasi

Variabel terikat:

1. pengetahuan

2. sikap

3. perilaku

Skoring dari hasil

pertanyaan kuisioner.

Penyajian data

dalam bentuk

makalah.

Analisis SPSS untuk

mengetahui frekuensi

sebaran.

Analisis SPSS untuk

mengetahui frekuensi

tingkat pengetahuan,

sikap dan perilaku.

Uji validasi

Penyebaran kuisioner

ulang berdasarkan

hasil uji validasi

Page 33: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

22

3.5 Manajemen Data

Pengumpulan Data

Penelitian ini akan dilaksanakan bila telah memperoleh persetujuan

setelah penjelasan atau informed consent dari subjek penelitian.

Data dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner.

Pengolahan dan Penyajian Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS for

Windows versi 16,0 dan Microsoft Excel 2007. Data disajikan

dalam bentuk tekstular dan tabular.

Analisis Data

Dalam analisis dan interpretasi data, digunakan analisis univariat

dengan metode deskriptif.Analisis ini dilakukan untuk mengetahui

distribusi frekuensi dan proporsi dari masing-masing variabel

independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).

Page 34: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

23

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Gambaran Karakteristik dan tingkat pengetahuan, sikap dan

perilaku wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal jenis suntik di

Rumah Bersalin Gizar Cikarang pada bulan Agustus 2010.

4.1 Gambaran Usia Responden

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Wanita yang

Menggunakan Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di

Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Usia Responden Jumlah Persentase (%)

25-30 tahun 15 60.0

31-35 tahun 4 16.0

36-40 tahun 4 16.0

41-45 tahun 2 8.0

46-50 tahun 0 0.0

Total 25 100.0

Sumber : Data Primer

Tabel di atas menunjukkan bahwa wanita yang menggunakan

kontrasepsi hormonal jenis suntik paling banyak berusia antara 25-30

tahun yaitu sebanyak 15 orang (60%). Sedangkan, tidak ada pengguna

kontrasepsi jenis suntik pada usia 46-50 tahun(0%).

Pada tahun 1992/1993 lebih dari separuh yaitu 57,61% pesera KB

baru adalah berusia antara 20-29 tahun, persentase ini menjadi 57,84%

pada tahun 1993/1994. Kelompok umur tersebut harus diperhatikan

dengan cermat, karena secara alamiah mempunyai fertilitas yang tinggi,

sehingga harus diusahakan untuk sesegera mungkin menggunakan

kontrasepsi yang efektif (BKKBN, 1995).

Menurut data SDKI 2009 frekuensi pengguna kontrasepsi hormonal

jenis suntik pada wanita usia 15-19 tahun (223,810), usia 20-24 tahun

(1,806,4222), usia 25-29 tahun (2,903,811), usia 30-34 tahun (2,964,838),

Page 35: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

24

usia 35-39 tahun (2,381,297), usia 40-44 tahun (1,510,513), usia 45-49

tahun (650,629), dan usia 50-54 (120,704). Pengguna KB hormonal jenis

suntik didominasi wanita kelompok usia 30 sampai 34 tahun dengan

jumlah 2,964,838 (SDKI,2009).

Pada umumnya umur akan mempengaruhi seseorang dalam

menentukan pemilihan alat kontrasepsi karena biasanya ibu dengan usia

muda (baru pertama kali menggunakan alat kontrasepsi) akan cenderung

memilih alat kontrasepsi yang kebanyakan orang pakai (Ardiyan, 2008).

Maka, dilihat dari data BKKBN 1993 dan data SDKI 2009, hasil

penelitian ini memiliki gambaran karakteristik umur yang tidak jauh

berbeda, yaitu penggunaan kontrasepsi suntik kebanyakan digunakan oleh

wanita muda usia 25-30 tahun.

4. 2 Gambaran Pendidikan Responden

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Wanita yang

Menggunakan Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah

Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Pendidikan

Responden

Jumlah Persentase (%)

tidak tamat SD 1 4.0

tamat SD 4 16.0

tamat SMP 4 16.0

tamat SMU dan

sederajat

9 36.0

tidak tamat

perguruan tinggi

3 12.0

tamat perguruan

tinggi

4 16.0

Total 25 100.0

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa wanita yang paling

banyak menggunakan kontrasepsi jenis suntik adalah wanita yang

berpendidikan tamat SMU dan sederajat yaitu sebanyak 9 orang (36%) dan

yang paling sedikit menggunakan kontrasepsi jenis suntik ini adalah

wanita yang tidak tamat SD yaitu sebanyak 1 orang (1%).

Page 36: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

25

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan

pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap pentingnya sesuatu hal,

termasuk pentingnya keikutsertaan dalam KB. Ini disebabkan seseorang

yang berpendidikan tinggi akan lebih luas pandangannya dan lebih mudah

menerima ide dan tata cara kehidupan baru (BKKBN, 1980).

Menurut survei, terdapat perbedaan akan pengetahuan kontrasepsi

dengan pendidikan. Proporsi wanita yang mengetahui mengenai

kontrasepsi meningkat berdasarkan tingkat pengetahuan. Sebagai contoh,

87 persen wanita tanpa edukasi pernah mendengar metode modern

kontrasepsi. Proporsi meningkat sampai 96 persen diantara wanita yang

lulus SD dan sampai 100 persen di antara wanita dengan pendidikan lebih

tinggi (Demografic and Health Survey, 1994).

Hubungan antara pendidikan dengan pola pikir, persepsi dan

perilaku masyarakat memang sangat signifikan, dalam arti bahwa semakin

tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin rasional dalam pengambilan

berbagai keputusan. Termasuk dalam pengambilan keputusan untuk

memakai kontrasepsi. Peningkatan tingkat pendidikan akan menghasilkan

tingkat kelahiran yang rendah karena pendidikan akan mempengaruhi

persepsi negatif terhadap nilai anak dan akan menekan adanya keluarga

besar. Orang tua dalam keluarga tentu saja menginginkan agar anaknya

berkualitas dengan harapan dikemudian hari dapat melanjutkan cita-cita

keluarga, berguna bagi masyarakat dan negara. Untuk sampai pada cita-

cita tersebut tentu saja tidak mudah, dibutuhkan strategi dan metode yang

baik. Tidak mungkin menciptakan anak yang berkualitas di tengah waktu

yang terbatas, karena kesibukan bekerja, dan tidak mungkin menciptakan

anak berkualitas di tengah kondisi keuangan atau pendapatan yang

terbatas(BKKBN, 1999). Pernyataan ini sejalan dengan hasil penelitian, yaitu

wanita dengan tingkat pendidikan tidak tamat SD, tamat SD, dan tamat SMP

memiliki proporsi yang lebih rendah jika dibandingkan wanita dengan tingkat

pendidikan SMU.

Page 37: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

26

Berdasarkan data SDKI 2009, tingkat pendidikan penduduk

Indonesia yang paling banyak adalah tingkat SMU sebanyak 5,316,044

orang dan SMK sebanyak 3,249,850 orang (SDKI,2009). Hal inilah yang

menyebabkan jumlah wanita pengguna kontrasepsi suntik lebih banyak

pada tingkat pendidikan SMU atau sederajat dibandingkan dengan tingkat

pendidikan perguruan tinggi.

4. 3 Gambaran Pekerjaan Responden

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Wanita yang

Menggunakan Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah

Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

Ibu rumah tangga 10 40.0

Karyawan 11 44.0

Guru 0 0

Bidan atau petugas

kesehatan

1 4.0

Wiraswasta 2 8.0

Lain-lain 1 4.0

Total 25 100.0

Sumber : Data Primer

Persentase pemakaian alat kontrasepsi berdasarkan pekerjaan

menurut SDKI 1999 pada wanita bekerja sebesar 55,4% dan yang tidak

bekerja sebesar 44.6%. Wanita yang bekerja memiliki nilai waktu yang

mahal sehingga kesempatan untuk mengurus anak lebih sedikit dibanding

wanita yang tidak bekerja, sehingga wanita yang bekerja akan cenderung

membatasi jumlah anak (SDKI 1999). Selain itu, wanita yang mempunyai

latar belakang pendidikan relatif tinggi dan bekerja akan mempunyai

kecenderungan berpikir secara rasional. Dengan ukuran keluarga kecil

menjadi suatu keluarga yang lebih lincah (Himpunan Pidato Kepala

BKKBN, 1990). Penggunaan kontrasepsi suntik lebih didominasi oleh

wanita yang bekerja karena mereka memilih kontrasepsi dengan tingkat

efektifitas yang lebih baik dengan menghindari faktor lupa apabila

dibandingkan dengan menggunakan kontrasepsi jenis pil (BKKBN, 1999).

Hasil penelitian ini mendukung pernyataan diatas, karena

berdasarkan tabel didapatkan bahwa wanita yang menggunakan

Page 38: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

27

kontrasepsi suntik jenis hormonal paling banyak memiliki pekerjaan

sebagai karyawan yaitu sebanyak 11 orang (44%) dibandingkan jenis

perkerjaan lainnya.

4. 4 Gambaran Penghasilan Perbulan Responden

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan Wanita

yang Menggunakan Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di

Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Penghasilan Perbulan Jumlah Persentase (%)

Rendah 6 24.0

Sedang 5 20.0

Tinggi 14 56.0

Total 25 100.0

Sumber : Data Primer

Ketika pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk

membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi makin besar. Atau mungkin

juga pola hidup menjadi makin konsumtif, setidak-tidaknya semakin

menuntut kualitas yang baik. Saat ini standar UMR adalah Rp 1.118.000.

Karena penghasilan yang cukup akan memotivasi seseorang memilih alat

kontrasepsi yang lebih baik pula yaitu kontrasepsi suntik (Notoadmojo,

1997).

Penggunaan alat kontrasepsi yang efektif mengurangi

ketidakpastian tentang kapan melahirkan anak dan dapat memberi

kesempatan untuk memanfaatkan waktu dan tenaga pada peran ekonomi

dalam keluarga (BKKBN, 1995).

Pernyataan di atas mendukung hasil dari penelitian ini yang dapat

dilihat pada tabel, yaitu wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal

jenis suntik paling banyak memiliki pendapatan perbulan yang tinggi

adalah sebanyak 14 orang (56%). Hal ini bisa saja disebabkan oleh

semakin tingginya tingkat penghasilan membuat akseptor menuntut jenis

kontrasepsi yang lebih efektif yaitu kontrasepsi jenis suntik, walaupun

harus membayar lebih mahal dibandingkan kontrasepsi jenis pil.

Page 39: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

28

4. 5 Gambaran Jumlah Anak Responden

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak yang Dimiliki

Wanita yang Menggunakan Kontrasepsi Hormonal Jenis

Suntik di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan

Agustus 2010

Jumlah Anak Jumlah Persentase (%)

<2 anak 15 60.0

>2 anak 10 40.0

Total 25 100.0

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa wanita yang

menggunakan kontrasepsi suntik jenis hormonal paling banyak memiliki

anak kurang dari 2 yaitu sebanyak 15 orang (60%).

Data SDKI 2002 – 2003 menyatakan bahwa, pemakaian

kontrasepsi meningkat pesat sejalan dengan jumlah anak yang masih

hidup. Terdapat peningkatan sebesar 7% pada wanita yang tidak memiliki

anak, 67% pada wanita dengan 1-2 anak, 38% pada wanita yang memiliki

3-4 anak dan turun menjadi 49% pada wanita dengan 5 anak atau lebih

(SDKI,2003).

Pasangan usia subur (PUS) dengan paritas rendah menjadi prioritas

penggarapan gerakan KB nasional dalam upaya menurunkan tingkat

kelahiran. Keadaan jumlah peserta KB baru menurut jumlah anak hidup

dari tahun 1999-1994 menunjukkan bahwa peserta KB baru yang

terbanyak adalah PUS dengan jumlah anak 0-2, yang persentasenya

mengalami kenaikan setiap tahun. Sebaliknya PUS dengan jumlah anak

3-3+ terus mengalami penurunan setiap tahun (BKKBN, 1994).

Hal ini menunjukkan bahwa wanita pengguna kontrasepsi jenis

suntik yang memiliki jumlah anak kurang dari 2 sedang dalam masa

perencanaan jumlah anak. Sedangkan wanita yang telah memiliki jumlah

anak lebih dari 2 cenderung memilih kontrasepsi mantap yang lebih

efektif daripada kontrasepsi suntik.

Page 40: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

29

4. 6 Gambaran Peran Suami dalam Penentuan Jenis Kontrasepsi

Responden

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Peran Suami Dalam

Penentuan Jenis Kontrasepsi yang dimiliki Wanita Pengguna

Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah Bersalin Gizar

Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Peran Suami Dalam

Menentukan Jenis

Kontrasepsi

Jumlah Persentase (%)

Suami ikut menentukan

kontrasepsi

19 76.0

Suami tidak berperan

menentukan kontrasepsi

6 24.0

Total 25 100.0

Sumber : Data Primer

Berdasarkan SDKI 2002-2003, 57% wanita mendiskusikan KB

dengan pasangannya paling sedikit satu kali selama setahun terakhir.

Wanita usia 20-34 tahun cenderung lebih sering membicarakan KB dengan

suami dibandingkan dengan wanita pada kelompok umur lainnya. Dan

43% wanita tidak pernah membicarakan KB dengan pasangannya. Data

yang lain juga menyebutkan bahwa 2% wanita setuju menggunakan alat

kontrasepsi tetapi suaminya tidak setuju dan hanya 1% wanita yang tidak

setuju tetapi suaminya setuju. Jadi perbedaan pendapat tentang KB antara

suami dan isteri di Indonesia relatif rendah yaitu 2%(SDKI,2003).

Data SDKI tersebut mendukung hasil penelitian ini karena

berdasarkan data dari tabel di atas, suami responden ikut menentukan

pemilihan kontrasepsi yang digunakan yaitu sebanyak 19 orang (76%).

Artinya, suami juga ikut berperan dalam merencanakan jumlah anak

sehingga tujuan keluarga berencana dalam mewujudkan keluarga kecil,

bahagia dan sejahtera dapat segera tercapai.

Page 41: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

30

4. 7 Gambaran Keikutsertaan Responden Dalam Penyuluhan Keluarga

Berencana

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Keikutsertaan Dalam

Penyuluhan Keluarga Pada Wanita Pengguna Kontrasepsi

Hormonal Jenis Suntik Berencana di Rumah Bersalin Gizar

Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Keikutsertaan Responden

Dalam Penyuluhan

Keluarga Berencana

Jumlah Persentase (%)

Sering 1 4.0

Pernah 4 16.0

Tidak Pernah 20 80.0

Total 25 100.0

Sumber : Data Primer

Kegiatan penerangan dan motivasi keluarga berencana

dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kesadaran, pengetahuan, sikap

dan praktek masyarakat dalam ber-KB. Dengan telah besarnya jumlah

peserta KB, maka pelaksanaan program ini perlu makin ditingkatkan

kualitasnya. Sehubungan dengan itu, maka pesan-pesan penerangan KB

akan tetap diarahkan kepada pemakaian alat kontrasepsi yang lebih efektif

dengan tingkat perlindungan kehamilan yang lebih tinggi. Kegiatan

penerangan juga meliputi penerangan medis yang bertujuan meningkatkan

pengetahuan mengenai alat-alat kontrasepsi (BKKBN, 1990).

Berdasarkan data yang diperoleh, sebagian besar responden tidak

pernah mengikuti penyuluhan program keluarga berencana (80%). Hal ini

bisa saja disebabkan karena daerah penelitian adalah Cikarang yang

memiliki kepadatan penduduk cukup padat akibat tingkat urbanisasi yang

tinggi di wilayah industri tersebut, sehingga penyuluhan program keluarga

berencana belum mencakup untuk seluruh lapisan masyarakat. Namun,

untuk pembuktiannya diperlukan penelitian lebih lanjut.

Page 42: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

31

4. 8 Gambaran Sumber Informasi yang Paling Berkesan Mengenai

Keluarga Berencana yang Didapatkan oleh Responden

Tabel 4.8 Distribusi Responden BerdasarkanSumber Informasi yang

Paling Berkesan Mengenai Keluarga Berencana di Rumah

Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Sumber informasi yang

paling berkesan

Jumlah Persentase (0%)

Rumah Sakit 0 0

Puskesmas 4 16.0

Posyandu 1 4.0

Kinik bidan atau klinik

dokter

20 80.0

Media elektronik (TV) 0 0

Bahan bacaan (Majalah) 0 0

Total 25 100.0

Sumber : Data Primer

Dari tabel di atas didapatkan bahwa sumber informasi yang paling

berkesan bagi wanita pengguna kontrasepsi jenis suntik di RB Gizar

adalah berasal dari klinik bidan atau klinik dokter dengan jumlah 20 orang

(80%), sedangkan menurut mereka sumber informasi dari rumah sakit,

media elektronik dan bahan bacaan tidak berkesan.

Berdasarkan data, kebanyakan wanita mendapatkan informasi

mengenai keluarga berencana dari pusat-pusat kesehatan (37%). Bidan

merupakan sumber informasi yang paling popular (16%). Posyandu

adalah pilihan primer untuk pelayanan keluarga berencana (13%). Radio

dan televisi yang menampilkan drama dan dikusi mengenai keluarga

berencana juga merupakan salah satu sumber informasi. Wanita dengan

tingkat pendidikan yang lebih tinggi lebih mudah menerima sumber

informasi dari berbagai macam media sebagai sumber informasi mengenai

keluarga berencana dibandingkan wanita dengan tingkat pendidikan yang

lebih rendah. Pada akhirnya, sumber informasi sangat berperan terhadap

tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang (Demografic and Health

Survey, 1995).

Page 43: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

32

Pernyataan di atas, mendukung hasil dari penelitian ini, bahwa

sumber informasi yang responden dapatkan paling banyak berasal dari

pusat kesehatan yaitu klinik bidan atau klinik dokter.

4. 9 Gambaran Pengetahuan Responden

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Wanita

tentang Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah Bersalin

Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Gambaran Pengetahuan

responden

Jumlah Persentase (%)

Baik 1 4.0

Sedang 5 20.0

Buruk 19 76

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel di atas, dari 10 pertanyaan yang diajukan

mengenai pengetahuan pada 25 responden yang menggunakan kontrasepsi

jenis suntik diperoleh bahwa, jumlah wanita yang memiliki pengetahuan

kurang mengenai kontrasepsi suntik sebanyak 19 orang (76%). Sedangkan

wanita yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak 5 orang (20%) dan

jumlah wanita yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 1 orang (4%).

Berdasarkan hasil survei daerah sekitar Jawa dan bali , DKI Jakarta

memiliki level tertinggi dalam pengetahuan mengenai lingkaran biru

(keluarga berencana) dengan persentase 88%, diikuti dengan Yogyakarta

70%, Kalimantan Timur (66%), Bali (65%) dan daerah Jawa Barat 60%.

(Demografic Health Survey, 1995). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian,

dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan mengenai kontrasepsi hormonal

jenis suntik di daerah Cikarang, Jawa Barat masih rendah.

Page 44: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

33

4. 10 Gambaran Sikap Responden

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Wanita Mengenai

Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah Bersalin Gizar

Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Gambaran Sikap Responden Jumlah Persentase (%)

Baik 1 4.0

Sedang 4 16.0

Buruk 20 80.0

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel di atas, dari 5 pertanyaan yang diajukan

mengenai pengetahuan pada 25 responden yang menggunakan kontrasepsi

jenis suntik diperoleh bahwa jumlah wanita yang memiliki sikap buruk

mengenai kontrasepsi suntik sebanyak 20 orang (80%).Sedangkan wanita

yang memiliki sikap sedang sebanyak 4 orang (16%). Dan jumlah wanita

yang memiliki sikap baik sebanyak 1 orang (4 %).

Sikap adalah reaksi atau respons seseorang yang masih tertututp

terhadap suatu stimulus atau objek. Newcomb menyatakan bahwa sikap

adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan pelaksanaan

motif tertentu. (Notoatmojo, 2003)

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang

memiliki sikap yang baik dalam penggunaan kontrasepsi suntik maka

memiliki kecenderungan untuk memiliki perilaku yang baik pula dalam

penggunaannya.

Page 45: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

34

4. 11 Gambaran Perilaku Responden

Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Wanita tentang

Kontrasepsi Hormonal jenis suntik di Rumah Bersalin Gizar

Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Gambaran Perilaku

Responden

Jumlah Persentase (%)

Baik 0 0

Sedang 1 4.0

Buruk 24 96.0

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel di atas, dari 5 pertanyaan yang diajukan

mengenai perilaku pada 25 responden yang menggunakan kontrasepsi

jenis suntik diperoleh bahwa jumlah wanita yang memiliki perilaku buruk

mengenai kontrasepsi suntik sebanyak 24 orang (96%).Sedangkan wanita

yang memiliki sikap sedang sebanyak 1 orang (4%). Dari data di atas

tidak ada wanita yang memiliki perilaku baik.

Perilaku adalah hal-hal yang telah dilakukan seseorang berkenaan

dengan pengetahuan yang telah didapat. (Notoatmojo,2003) Maka,

pengetahuan akan mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang dalam

penggunaan kontrasepsi. Apabila pengetahuan sesorang kurang maka

orang tersebut akan memiliki kecenderungan memiliki sikap dan perilaku

yang buruk, dalam hal ini adalah penggunaan kontrasepsi hormonal jenis

suntik.

Page 46: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

35

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal

jenis suntik paling banyak berusia antara 25-30 tahun yaitu sebanyak 15 orang

(60%).

Berdasarkan hasil penelitian, wanita yang paling banyak menggunakan

kontrasepsi jenis suntik adalah wanita yang berpendidikan tamat SMU dan

sederajat yaitu sebanyak 9 orang (36%)

Berdasarkan data yang diperoleh, sebagian besar wanita yang menggunakan

kontrasepsi hormonal jenis suntik memiliki tingkat pendapatan yang tinggi

yaitu lebih dari Rp 1.202.749 (56%).

Berdasarkan data yang diperoleh, sebagian besar responden memiliki jumlah

anak kurang dari 2 orang (60%).

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa sumber informasi yang paling

berkesan bagi wanita pengguna kontrasepsi jenis suntik di RB Gizar adalah

berasal dari klinik bidan atau klinik dokter dengan jumlah 20 orang (80%),

Berdasarkan hasil penelitian, jumlah wanita yang memiliki pengetahuan

kurang mengenai kontrasepsi suntik sebanyak 19 orang (76%).Sedangkan

wanita yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak 5 orang (20%). Dan

jumlah wanita yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 1 orang (4%).

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa jumlah wanita yang memiliki

sikap buruk mengenai kontrasepsi suntik sebanyak 20 orang (36%).Sedangkan

wanita yang memiliki sikap sedang sebanyak 4 orang (56%). Dan jumlah

wanita yang memiliki sikap baik sebanyak 1 orang (4 %).

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa jumlah wanita yang memiliki

perilaku buruk mengenai kontrasepsi suntik sebanyak 24 orang

Page 47: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

36

(96%).Sedangkan wanita yang memiliki sikap sedang sebanyak 1 orang (4%).

Dari hasil penelitian, tidak ada wanita yang memiliki perilaku baik.

5.2 Saran

Diperlukan penggalakan program keluarga berencana di daerah Cikarang

karena 20 dari 25 responden mengaku tidak pernah mengikuti penyuluhan

kelarga berencana. Selain itu, diperlukan penyampaian informasi yang lebih

lengkap dari para tenaga kesehatan maupun media penunjang informasi

lainnya kepada wanita pengguna kontrasepsi, sehingga diharapkan kedepannya

pengetahuan pengguna kontrasepsi semakin meningkat dan secara langsung

juga memberikan dampak yang lebih baik pada sikap dan perilaku dalam

penggunaan kontrasepsi.

Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar di daerah

Cikarang, sehingga didapatkan gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku

wanita penggguna kontrasepsi jenis suntik yang lebih representatif daripada

penelitian ini.

Page 48: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. KB Itu Mengatur Keturunan. Diakses hari rabu tanggal 29 September

2010. Diunduh dari www. bkkbn.go.id

Anonim. 2009. Tujuan Program Keluarga Berencana. Diakses hari rabu tanggal 29

September 2010. Diunduh dari http://www.bkkbn.go.id

Anonim. 2009. Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik. Diakses hari kamis tanggal 16

September 2010. Diunduh dari http ://www. Bappenas.go.id.

Anonim. 2010. Pencapaian MDG Hadapi Kendala. Diakses hari jumat tanggal 1 Oktober

2010. Diunduh dari http : //www. bkkbn.go.id

Arikunto, Suharsimi: Prosedur Penelitian ( Suatu Pendekatan dan Praktik ), Rieneka

Cipta, Jakarta, 1998, p24.

Ardiyan, Kundi. Hubungan antara Tingkat pengetahuan tentang KB dan Metode

Kontrasepsi di Kelurahan Sumber Sari. Diakses tanggal 14 Agustus 2010. Diunduh dari:

http://www. University of Jember.com.

Biro Pusat Statistik: Indonesia Demographic and Health Survey 1997, BPS. Kantor

Menteri Negara Kependudukan/BKKBN, Dep.Kes, Demographic and Health Surveys

Macro Internatioanal Inc, Jakarta. 1998, 87-9.

BKKBN: Himpunan Pidato Kepala Bkkbn Tentang Pembangunan Sumberdaya Manusia

Melalui Gerakan KB Nasional, Membangun Keluarga Mandiri yang Berpotensi. Kantor

Mentri Negara Kependudukan BKKBN State Ministry for population/NFCB, Jakarta,

1990,p15-17.

BKKBN: Gerakan keluarga berencana nasional dalam grafik dan gambar. Kantor Mentri

Negara Kependudukan BKKBN State Ministry for population/NFCB, Jakarta, 1994, p70.

BKKBN: Gerakan keluarga berencana nasional dalam grafik dan gambar. Kantor Mentri

Negara Kependudukan BKKBN State Ministry for population/NFCB, Jakarta, 1995, p50-

2.

Page 49: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

BKKBN: Gerakan keluarga berencana nasional dalam grafik dan gambar. Jakarta :

Kantor Mentri Negara Kependudukan BKKBN State Ministry for

population/NFCB,1999,p80-4.

BKKBN: Gerakan keluarga berencana nasional dalam grafik dan gambar. Kantor Mentri

Negara Kependudukan BKKBN State Ministry for population/NFCB, Jakarta, 2000, p34-

5

BKKBN: Gerakan keluarga berencana nasional dalam grafik dan gambar. Kantor Mentri

Negara Kependudukan BKKBN State Ministry for population/NFCB, Jakarta, 1999, p55-

7.

BKKBN. 2008. Gerakan keluarga berencana nasional dalam grafik dan gambar. Jakarta :

Kantor Mentri Negara Kependudukan BKKBN State Ministry for population/NFCB.

Central Bureau of Statistic Jakarta: Demographic and Health Survey. Calverton,

Maryland: CBS and MI, 1995, p115-20

Direktorat Statistik dan Kependudukan. 1999;2003;2007. Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia. Biro Pusat Statistik. www.datastatistik_indonesia.com. . Diakses

tanggal 10 September 2010.

Hartanto H, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2003,

p46 – 50.

Irwati T,Lolong D.B, Isnawati, Hzartanto W, et al: Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia 2002-2003. BPS, BKKBN, DepKes, ORC, Jakarta, 2003, p88-9.

Iskandar N: Demografi Tehnik. Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia, Jakarta, 1997, p20-3.

Mochtar,R: Sinopsis Obstetri Jilid II. EGC, Jakarta, 1998, p249 – 254.

Notoatmodjo,Soekidjo: Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta, Jakarta, 1997, p44-6

Notoatmodjo, Soekidjo: Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta, 2003,

p50-60.

Page 50: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

Royston, Erica: Pencegahan Kematian Ibu Hamil. Bina Rupa Aksara, Jakarta, 1994, p34-

5.

Saifudin: Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, ed.1, Cetakan ke-4. Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta, 2006b.

Sudigdo, S : Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, edisi 3. Sagung Seto, Jakarta,

2008, p92-103.

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. 2009. Wanita Berumur 10-54 Tahun yang

Berstatus Kawin menurut Alat atau Cara KB yang Sedang Digunakan dan Golongan

Umur, Indonesia. Diunduh dari www.datastatistik_indonesia.com. Diakses tanggal 10

September 2010.

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. 2009. Wanita Berumur 10-54 Tahun yang

Berstatus Kawin menurut Alasan Utama Tidak Menggunakan Alat/Cara KB dan

Golongan Umur, Indonesia. Diunduh dari www.datastatistik_indonesia.com. Diakses

tanggal 10 September 2010.

Prawirohardjo S: Ilmu Kandungan. Tridasa Printer, Jakarta, 2008, p 532-53.

Page 51: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

Lampiran Persetujuan Penelitian

Persetujuan Partisipasi dalam Penelitian

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU WANITA USIA 25-50

TAHUN TENTANG PENGGUNAAN KB HORMONAL JENIS

SUNTIK PADA BULAN AGUSTUS TAHUN 2010

Kami ingin meminta kesediaan Anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Silakan membaca

lembar persetujuan ini. Jika ada pertanyaan, tidak perlu merasa sungkan atau ragu untuk

menanyakannya.

Penelitian ini mengharapkan ketulusan Anda untuk berpartisipasi. Penelitian ini nantinya

diharapkan bermanfaat untuk Subjek mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku wanita

tentang penggunaan KB hormonal jenis suntik. Penelitian ini tidak memiliki risiko yang akan

membahayakan Anda secara fisik.

Kerahasiaan Anda akan kami jaga. Kami tidak akan menyebutkan nama Anda. Kami hanya akan

memberikan nama samaran. Semua informasi yang Anda berikan akan kami jaga kerahasiaannya

sehingga identitas Anda tetap kami lindungi. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan sebagai

skripsi.

Saya memahami semua informasi di atas dan dengan ini menyatakan kesediaan untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini.

_______________________ ________________

Tanda Tangan Partisipan Tanggal

Saya telah menjelaskan penelitian ini kepada partisipan/subjek di atas sebelum meminta

persetujuannya untuk terlibat dalam penelitian ini.

____________________ ________________

Tanda tangan Peneliti Tanggal

Page 52: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

Lampiran Persetujuan Penelitian

Page 53: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

Lampiran Lembar Kuisioner

LEMBAR KUISIONER KONTRASEPSI DENGAN MENGGUNAKAN

KONTRASEPSI HORMONAL JENIS SUNTIK

I IDENTITAS RESPONDEN SKOR

Nama :

Umur :

1. 25-30 tahun

2. 31-35 tahun

3. 36- 40 tahun

4. 41-45 tahun

5. 46 – 50 tahun

Pendidikan :

1. buta huruf/ tidak pernah sekolah,

2. tidak tamat SD

3. tamat SD

4. tamat SMP

5. tamat SMU dan yang sederajat.

6. tidak tamat perguruan tinggi.

7. tamat perguruan tinggi

Pekerjaan :

1. Ibu rumah tangga

2. Karyawan

3. Guru

4. Bidan/ petugas kesehatan

5. Wiraswata

6. Lain-lain.

Penghasilan perbulan :

1. Kurang dari Rp. 1.118.000

2. Antara Rp. 1.118.000 – Rp.

1.202.749

3. Lebih dari Rp. 1.202.749

Jumlah anak kandung saat ini :

1. Kurang dari 2 anak

2. Lebih dari 2 anak

Apakah saat ini Ibu menggunakan Kontrasepsi

jenis suntik?

1. Ya

2. Tidak

Dimanakah Ibu pernah mendapatkan informasi

mengenai KB?

1. Rumah sakit 5. Media

elektronik(TV)

2. Puskesmas 6. Bahan bacaan

(Majalah)

3. Posyandu

4. Klinik Bidan atau Klinik Dokter

Page 54: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

Lampiran Lembar Kuisioner

Page 55: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

(lanjutan)

PENGETAHUAN RESPONDEN

Apakah yang Ibu ketahui tentang keluarga berencana

(KB)? (jawaban boleh lebih dari satu)

1. Perencanaan kehamilan sehingga kehamilan

hanya terjadi pada waktu yang diinginka

2. Usaha untuk merencanakan jumlah anak

3. Usaha untuk mengatur jarak kehamilan.

4. Tidak tahu

Menurut Ibu apakah tujuan dari program KB?

1. Agar kehamilan tidak terjadi pada usia terlalu

dini

2. Agar kehamilan tidak terjadi pada usia tua

3. Agar jarak antara kehamilan tidak terlalu dekat

4. Tidak tahu

Apakah yang Ibu ketahui mengenai manfaat dari

kontrasepsi?

1. Menjarangkan kehamilan

2. Menunda kehamilan

3. Mengatur jarak kehamilan

4. Tidak tahu.

Kontrasepsi jenis apakah yang Ibu ketahui selain

kontrasepsi jenis suntik? (jawaban boleh lebih

dari satu)

1. Pil

2. spiral (IUD)

3. Kondom

4. Tidak tahu

Apakah Ibu mengetahui kapan seharusnya

kontrasepsi suntik harus diberikan? (jawaban

boleh lebih dari satu)

1. Setiap 1 bulan

2. Setiap 3 bulan

3. Tidak tahu

Sejauh yang Ibu tahu, apa sajakah yang

merupakan kerugian dari penggunaan kontrasepsi

suntik? (jawaban boleh lebih dari satu)

1. Penambahan berat badan

2. Perubahan pola menstruasi

3. Tergantung pada dokter atau bidan untuk

menyuntikkan KB

4. Tidak tahu

Page 56: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

(lanjutan)

Sejauh yang Ibu tahu, apa sajakah keuntungan

dari penggunaan kontrasepsi suntik? (jawaban

boleh lebih dari satu)

1. Tidak terpengaruh "faktor lupa" dari

pemakai (tidak seperti memakai PIL KB)

2. Kontrasepsi jangka panjang dibandingkan

pil kontrasepsi

3. Anda tidak perlu menyimpan obat suntik

kb di rumah

4. Tidak tahu

Menurut Ibu, wanita yang boleh menggunakan

kontrasepsi suntik adalah…

1. Wanita yang menginginkan kontrasepsi

jangka panjang dibandingkan dengan

penggunaan kontrasepsi pil.

2. Wanita yang telah punya banyak anak

3. Wanita yang sering lupa minum pil

kontrasepsi

4. Tidak tahu

Menurut Anda kapankah penggunaan kontrasepsi

suntik dapat dihentikan?

1. Ketika ingin mengganti dengan

kontrasepsi jenis yang lain.

2. Ketika ingin hamil kembali

3. Ketika timbul gangguan kesehatan akibat

suntik kontrasepsi

4. Tidak tahu

Sejauh yang Ibu tahu, dibagian tubuh manakah

penyuntikan Kontrasepsi jenis suntik diberikan?

1. Pantat/Bokong

2. Lengan bagian atas

3. Tidak tahu

SIKAP RESPONDEN

Apakah ibu setuju bahwa alat kontrasepsi suntik dapat

mencegah kehamilan ?

1. Sangat setuju

2. Setuju

3. Netral

4. Tidak Setuju

5. Sangat tidak setuju

Apakah ibu setuju bahwa kontrasepsi suntik adalah

Page 57: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

(lanjutan)

alat kontrasepsi yang aman dan efektif?

1. Sangat setuju

2. Setuju

3. Netral

4. Tidak Setuju

5. Sangat tidak setuju

Apakah ibu setuju bahwa kontrasepsi suntik lebih

praktis daripada alat kontrasepsi pil dalam hal

penggunaan?

1. Sangat setuju

2. Setuju

3. Netral

4. Tidak Setuju

5. Sangat tidak setuju

Menurut ibu, apakah wanita yang sedang memberikan

bayinya ASI eksklusif (pemberian ASI selama 6 bulan

pertama) harus menggunakan kontrasepsi suntik untuk

mencegah kehamilan?

1. Sangat setuju

2. Setuju

3. Netral

4. Tidak Setuju

5. Sangat tidak setuju

Menurut Ibu, apakah suami harus turut berperan

dalam penentuan jenis kontrasepsi?

1. Sangat setuju

2. Setuju

3. Netral

4. Tidak Setuju

5. Sangat tidak setuju

PERILAKU RESPONDEN

Sudah berapa lamakah Ibu menggunakan

Kontrasepsi jenis suntik?

1. ≤ 6 bulan

2. 1 – 3 tahun

3. 4 tahun

4. Lebih dari 5 tahun

Page 58: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

(lanjutan)

Apakah alasan Anda menggunakan kontrasepsi

jenis suntik? (boleh lebih dari satu)

1. Sebagai perencanaan kehamilan untuk

menjarangkan jangka waktu kelahiran

2. Tidak berpengaruh terhadap hubungan

suami istri

3. Harga yang lebih ekonomis

4. Pemakaiannya praktis

5. Tidak tahu

Apakah Anda pernah mengikuti perkumpulan

atau organisasi atau penyuluhan keluarga

berencana?

1. Sering

2. Pernah

3. Tidak pernah

Kegiatan sosial apa saja yang ibu ikuti selama 6

bulan terkhir ini?

1. PKK

2. Posyandu

3. Penyuluhan

4. Kegiatan Agama (Pengajian atau

ceramah)

5. Arisan

Apakah Anda pernah menganjurkan kepada ibu-

ibu ain untuk ikut menggunakan kontrasepsi?

1. Sering

2. Pernah

3. Tidak pernah

Page 59: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

(lanjutan)

Page 60: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

Lampiran data spss

umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 25-30 tahun 15 60.0 60.0 60.0

31-35 tahun 4 16.0 16.0 76.0

36-40 tahun 4 16.0 16.0 92.0

41-45 tahun 2 8.0 8.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak tamat SD 1 4.0 4.0 4.0

tamat SD 4 16.0 16.0 20.0

tamat SMP 4 16.0 16.0 36.0

tamat SMU dan sederajat 9 36.0 36.0 72.0

tidak tamat perguruan tinggi 3 12.0 12.0 84.0

tamat perguruan tinggi 4 16.0 16.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ibu rumah tangga 10 40.0 40.0 40.0

karyawan 11 44.0 44.0 84.0

bidan atau petugas

kesehatan 1 4.0 4.0 88.0

wiraswasta 2 8.0 8.0 96.0

lain-lain 1 4.0 4.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

Page 61: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

Lampiran data spss

penghasilan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <1118000 6 24.0 24.0 24.0

1118000-1202749 5 20.0 20.0 44.0

>1202749 14 56.0 56.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

jumlah_anak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid <2 anak 15 60.0 60.0 60.0

>2 anak 10 40.0 40.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

informasi_KB

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid puskesmas 4 16.0 16.0 16.0

posyandu 1 4.0 4.0 20.0

klinik bidan atau klinik

dokter 20 80.0 80.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

Page 62: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

Lampiran data spss

tingkat pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid baik 1 4.0 4.0 4.0

sedang 5 20.0 20.0 24.0

kurang 19 76.0 76.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

sikap_responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 1 4.0 4.0 4.0

sedang 4 16.0 16.0 20.0

buruk 20 80.0 80.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

perilaku responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid sedang 1 4.0 4.0 4.0

buruk 24 96.0 96.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

Page 63: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25997/1/Hartika... · bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan

Lampiran Skor Kuisioner

HASIL SKOR

I. TINGKAT PENGETAHUAN RESPONDEN

NO Jawaban yang diharapkan Skor Jika jawaban

1 a,b,c 3 Benar 3

2 Benar 2

1 Benar 1

0 D

2 A,b,c 3 Benar 3

2 Benar 2

1 Benar 1

0 D

3 A,b,c 3 Benar 3

2 Benar 2

1 Benar 1

0 D

4 A,b,c 3 Benar 3

2 Benar 2

1 Benar 1

0 D

5 A,b 3 Benar 2

a/b 2 Benar 1