GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN -...

83
i GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS POASIA KOTA KENDARI TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan OLEH SUHARTINI NIM: P00320130099 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN

Transcript of GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN -...

Page 1: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

i

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIAREPADA BALITA DI PUSKESMAS POASIA

KOTA KENDARITAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan PendidikanDiploma III Politeknik Kesehatan Kendari

Jurusan Keperawatan

OLEH

SUHARTININIM: P00320130099

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEPERAWATAN

Page 2: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

ii

Page 3: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

iii

Page 4: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

iv

M O T T O

Tak ada kata terlambat

Dalam mencari ilmu

Berfikir kritis dan kreatif

Bertindak bijaksana

Mengakui kekuasaan tuhan

Adalah kunci kesejahteraan dan kedamaian

Manusia tidak akan mungkin mencapai kesempurnaan

Karena tuhan jualah yang maha sempurna

Namun, inilah yang dapat kupersembahkan kepada

Kedua orang tuaku tercinta dan orang-orang yang mencintaiku

Page 5: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

v

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas

1. Nama Lengkap : SUHARTINI

2. NIM : NIM: P0032013099

3. Tempat Tanggal Lahir : Maros, 15 Nopember 1995

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Agama : Islam

6. Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia

7. Alamat : Desa Iwoimendoro Kecamatan Basala,

Konsel.

B. Pendidikan

1. SD Negeri Iwoimendoro Tamat Tahun 2007

2. SMP Negeri 35 Konsel Kabupaten Konawe Selatan Tamat 2010

3. SMK Kesehatan Budimulia Kota Kendari Tamat Tahun 2013

4. Polteknik Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan 2013 sampai sekarang

Page 6: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

vi

ABSTRAK

Suhartini, NIM. P0032013099, Gambaranpengetahuan ibu tentang diarepada Balita Puskesmas Poasia Kota Kendari, dibimbing oleh Lena Atoy danAkhmad. (xi + 55 halaman + 8 Tabel + 7 Lampiran). Diare adalah penyakit yangterjadi karena adanya perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi air besar,oleh karena itu perlnya diketahui tanda dan gejala serta penangana diare.Pengetahuan seseorang erat kaitannya dengan perilaku. Rumusan masalahpenelitian ini adalah bagaimana gambaranpengetahuan ibu tentang diare padaBalita Puskesmas Poasia Kota Kendari? Penelitian ini bertujuan untuk Untukmenggambarkanpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas PoasiaKota Kendari. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi penelitianini berjumlah 64 ibu Balita dengan jumlah sampel sebanyak 32 responden yangdiambil secara kebetulan pada saat peneltian berlangsung dan bersedia menjadiresponden. Tehnik analisis data menggunakan distribusi frekuensi dan disajikandalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwapengetahuan tentang tanda dan gejala penyakit diare kategori baik berjumlah 8responden (25,00%), kategori cukup berjumlah 4 responden (12,50%) dankategori kurang berjumlah 20 responden (65,50%), pengetahuan tentangpenanganan penyakit diare kategori baik berjumlah 3 responden (9,38%),kategori cukup berjumlah 4 responden (12,50%) dan kategori kurang berjumlah25 responden (78,12%), sehingga disimpulkan bahwa sebagian besar respondenmemiliki pengetahuan tentang penyakit diare kategori kurang berjumlah 23responden (71,88%) dan hanya sebagian kecil responden yang memilikipengetahuan kategori baik berjumlah 3 responden (9,38%). Disarankan kepadaPuskesmas untuk lebih meningkatkan penyuluhan kepada ibu tentang penyakitdiare sehingga dapat mengetahui tanda dan gejala penyakit diare dan bagaimanacara perawatan diare tanpa mengabaikan upaya pencegahannya.

Kata Kunci : Pengetahuan, tanda dan gejala, pencegahan diare, PuskesmasPoasia

Daftar Pustaka : 21 (2008-2015)

Page 7: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulliah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

atas Rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini walaupun dalam bentuk yang sederhana, merupakan salah satu

syarat untuk melakukan penelitian dalam menyelesaikanPendidikan Diploma III

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari dengan judul

”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

Kendari”.

Selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapat banyak

bantuan, bimbingan, arahan serta motivasi dari berbagai pihak secara moril

maupun materil. Penulismengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya khususnya kepada Ayahanda Amma dan Ibunda Sinaryang

telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan

pengorbanan tiada tara, buat kakakku; Kamal dan Saleh yang juga membantu dan

menghibur disaat penulis merasa lelah. Kesempatan ini pula penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kendari

2. Kepala Badan Riset Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah menerbitkan surat

izin penelitian

3. Ketua jurusan keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan

Kendari

Page 8: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

viii

4. Ibu Lena Atoy, SST.,MPH, selaku pembimbing I, dan bapak Akhmad,

SST.,M.Kes selaku pembimbing II terima kasih atas waktunya untuk

memberikan bimbingan dan arahan dalam proses penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini.

5. Dewan penguji Bapak Muslimin L. A.Kep.,S.Pd.,M.Si, selaku penguji I,

Bapak Taamu, A.Kep.,S.Pd.,M.Kes selaku penguji II dan ibu Anita Rosanty,

SST.,M.Kes selaku penguji III terima kasih atas masukan dan sarannya dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada nenekku rima,dan buat iparku

suri,suqnidan buat ponakanku reski,syahra

7. Dan buat sahabat-sahabatku

MIWARNI,NIAR,MADE,WHARDA,IRNA,HIKMA.dan tidak lupa juga

ucapkan kepada ASTI,RIDHA,ARDI,WENDY.

8. Dosen dan stafPolteknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kendari yang

telah membimbing dan membantu penulis selama menempuh pendidikan.

9. Kepala Puskesmas Poasia Kota Kendari yang telah memberikan izin tempat

penelitian

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu diharapkan kritik dan saran dari Dosen

penguji sangat penulis harapkan.

Kendari Juli 2016

Peneliti

Page 9: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. ii

MOTTO ...................................................................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP .................................................................................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ................................................................................................ vii

DAFTAR ISI............................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah........................................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Pengetahuan.................................................................... 6

B. Tinjauan Tentang Penyakit Diare ................................................................ 12

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Dasar Pemikiran........................................................................................... 34

B. Kerangka Konsep Penelitian........................................................................ 34

C. Variabel Penelitian....................................................................................... 35

D. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif................................................. 35

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 37

B. Waktu dan tempat Penelitian ....................................................................... 37

C. Populasi dan Sampel .................................................................................... 37

Page 10: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

x

D. Pengumpulan dan Cara Pengumpulan Data................................................. 38

E. Pengolahan Data .......................................................................................... 39

F. Analisis Data................................................................................................ 39

G. Penyajian Data ............................................................................................. 40

H. Etika Penelitian ............................................................................................ 40

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 42

B. Pembahasan ................................................................................................ 45

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................. 54

B. Saran ............................................................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 11: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Poasia BerdasarkanKelurahan Tahun 2015............................................................... 43

Tabel 5.2 Ketenagaan Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2015.......... 44

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Di PuskesmasPoasia Kota Kendari Tahun 2016............................................... 44

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Puskesmas PoasiaKota Kendari Tahun 2016................................................. 45

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di PuskesmasPoasiaKota Kendari Tahun2016...............................................................

46

Tabel 5.6 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Tanda dan gejala diare DiPuskesmas Poasia Kota KendariTahun 2016......................... 46

Tabel 5.7 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Manfaat Posyandu DiPuskesmas Poasia Kota KendariTahun 2016.................................... 47

Tabel 5.8 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang diare Di Puskesmas PoasiaKota Kendari Tahun 2016................................................. 48

Page 12: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat persetujuan menjadi responden

Lampiran 2. Lembar kuesioner

Lampiran 3. Surat izin penelitian dari Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

Lampiran 4. Surat izin penelitian dari Badan Riset Provinsi Sulawesi Tenggara

Lampiran 5. Surat keterangan telah melakukan penelitian dari Puskesmas Poasia

Kota Kendari

Lampiran 6. Master tabel penelitian

Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian

Page 13: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xiii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih

banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam), dengan tinja berbentuk

cairan atau setengah cairan (setengan padat), dapat pula disertai frekuensi

defekasi yang meningkat (Haryono, 2012). Diare adalah kehilangan cairan dan

elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih

buang air besar dengan tinja yang encer atau cair (Ode, 2012).

Penyakit diare masih merupakan masalah masyarakat di Indonesia

sampai saat ini. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita

setelah pneumonia. Diperkirakan 4 milyar kasus diare terjadi setiap tahun

pada anak balita di seluruh dunia. Setiap tahun 1,5 juta anak balita meninggal

karena diare. Dari daftar urutan penyebaran kunjungan Puskesmas/Balai

Pengobatan, hampir selalu termasuk dalam kelompok 3 penyebab utama ke

Puskesmas. Angka kesakitannya adalah sekitar 200-400 kejadian diare

diantara 1000 penduduk setiap tahunnya. Dengan demikian di Indonesia

diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap

tahunnya sebagian besar (70-80%) dari penderita ini adalah anak di bawah

umur 5 tahun (±40 juta kejadian). Kelompok ini setiap tahunnya mengalami

lebih dari satu kali kejadian diare. Sebagian dari penderita (1-2%) akan jatuh

ke dalam dehidrasi dan kalau tidak segera ditolong 50-60% diantaranya dapat

meninggal (Suraatmaja, 2014).

Page 14: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xiv

Jumlah penderita penyakit diare yang berobat rawat jalan ke sarana

kesehatan pemerintah dari pencatatan dan pelaporan yang ada, baru sekitar

1,5-2 juta. Jumlah ini adalah sekitar 10 % dari jumlah penderita yang datang

berobat untuk seluruh penyakit, sedangkan jika ditinjau dari hasil survei

rumah tangga diantara 8 penyakit utama, ternyata persentase penyakit diare

yang berobat sangat tinggi yaitu 72% dibandingkan 56% untuk rata-rata

penderita seluruh penyakit yang memperoleh pengobatan (Suraatmaja, 2014)

Berdasarkan data WHO tahun 2014, pada Weekly Morbidity and Mortality

Report (WMMR) IDP husting and crisis affected districts, Kyberpakhtunkhwa,

Pakistan, dilaporkan bahwa pada minggu ke-22 dari semua jumlah kunjungan

pasien 12% diantaranya adalah kasus penyakit diare dan dari semua jumlah

kunjungan pasien 23% diantaranya adalah balita, dimana yang menderita

penyakit diare adalah 9% dari semua jumlah kunjungan pasien balita.

Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 diare dan gastroenteritis

menempati urutan pertama pada pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat

inap di rumah sakit, dengan CFR 1,79%. Sedangkan data tahun 2013 jumlah

kasus diare sebanyak 3.902.992 kasus dan tahun 2014 sebanyak 8.490.976 kasus

atau meningkat sebesar 54,03% dari tahun sebelumnya (Kemenkes RI,2015).

Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013

jumlah kasus diare sebanyak 10.331 kasus dan tahun 2014 sebanyak 25.430

kasus meningkat sebanyak 59,37% dari tahun sebelumnya. Namun, dari jumlah

tersebut tidak menimbulkan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) walaupun

pada tahun 2014 dilaporkan yang meninggal disebabkan diare sebanyak 4 orang

atau Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0,01% (Dinkes Sultra, 2015)

Page 15: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xv

Sedangkan untuk Kota Kendari persoalan diare masih merupakan masalah

yang dihadapi disemua Puskesmas yang ada di Wilayah Kota Kendari. Hal ini

diketahui pada tahun 2013 jumlah kasus diare sebanyak 6.400 kasus, 2.068

kasus (32.31%) diare pada umur 1-4 tahun, tahun 2014 jumlah kasus diare

sebanyak 5.398 kasus, 2505 kasus (46,40%) diare pada umur 1-4 tahun dan pada

tahun 2015 jumlah kasus diare sebanyak 5.038 kasus, 2.406 kasus (47,75%)

(Dinkes Kota Kendari, 2015)

Angka kejadian penyakit diare pada Balita di Puskesmas Poasia Kota

Kendari pada tahun 2013 ditemukan sebanyak 731 kasus, 193 kasus (26,40%)

diantaranya dialami oleh usia Balita (1-4 tahun), tahun 2014 jumlah kasus

diare sebanyak 691 kasus, 251 kasus (36,32%) diantaranya dialami oleh usia

Balita (1-4 tahun) dan pada tahun 2015 jumlah kasus diare sebanyak 490

kasus dan 320 kasus (65,17%) diantaranya dialami oleh usia Balita (1-4

tahun) hal ini menunjukkan bahwa kasus diare di Puskesmas Poasia

mengalami peningkatan setiap tahunnya(Puskesmas Poasia, 2015),

Selanjutnya berdasarkan laporan Bulanan Puskesmas Poasia tahun 2016

periode Januari sampai dengan bulan April jumlah kasus diare

sebanyaksebanyak 216 kasus, sedangkan pada Balita (1-4 tahun) ditemukan

sebanyak 89 kasus diare (41,20%), jumlah Balita tercatat 64 orang

Hal ini menunjukkan bahwa angka kejadian diare di Puskesmas Poasia

Kota Kendari masih sangat tinggi. Penanganan diare perlu dilakukan dengan

tepat untuk menghindari terjadinya dehidrasi yang dapat menyebabkan

kematian. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2010) bahwa

perilaku yang didasari dengan pengetahuan yang yang cukup, akan lebih

Page 16: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xvi

langgeng jika dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari dengan

pengetahuan yang cukup.

Untuk mencegah terjadinya penularan penyakit diare pada balita, maka

ibu harus memasak air sampai mendidih sebelum diminum, mencuci tangan

Balita sebelum makan, tidak membiarkan anak Balitanya jajan sembarangan

karena makanan tersebut belum terjamin kebersihannya dan membiasakan

Balitanya untuk Buang air besar di Jamban Keluarga. Sikap di atas

merupakan upaya untuk mengurangi risiko kejadian diare pada Balita.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian

tentang Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas

Poasia Kota Kendari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana

Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

Kendari?“

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk menggambarkanpengetahuan ibu tentang diare pada Balita

Puskesmas Poasia Kota Kendari.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk memperoleh gambaran pengetahuan ibu tentang tanda dan gejala

diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota Kendari

Page 17: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xvii

b. Untuk memperoleh gambaran npengetahuan ibu tentang perawatan

diare dan pencegahan pada Balita Puskesmas Poasia Kota Kendari

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Menjadi sumbangan ilmiah dalam memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan dan merupakan bahan acuan penelitian selanjutnya.

b. Sebagai aplikasi Ilmu dalam menambah wawasan dan pengetahuan

penulis tentang pengetahuan dan sikap ibu tentang penyakit diare

2. Manfaat praktis

a. Sebagai masukan dan satu sumber Informasi bagi Puskesmas Poasia

Kota Kendari, tentang pengetahuan dan sikap ibu keluarga tentang

penyakit diare.

b. Sebagai informasi kepada masyarakat khususnya yang ada di Wilayah

Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari tentang penyakit diare.

Page 18: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xviii

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh

manusia melalui pengamatan indra. Pengetahuan muncul ketika

seseorang menggunakan alat indra atau akalnya untuk mengenali benda

atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat, didengar dan dirasakan

sebelumnya (Notoatmodjo, 2010).

2. Proses adopsi

Penelitian Rogers (1974) dalam Maulana (2009) mengungkapkan

bahwa sebelum orang tersebut menghadapi perilaku baru (berperilaku

baru) dalam arti orang tersebut terjadi proses berurutan, yakni :

a. Awarness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).

b. Interest (merasa tertarik) dimana orang mulai tertarik kepada stimulus

atau obyek tersebut.

c. Evaluation (menimbang-nimbang baik buruknya tindakan terhadap

stimulus atau obyek tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap

responden sudah lebih baik lagi.

d. Trial dimana orang telah melalui mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

Page 19: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xix

e. Adaptation, dimana obyek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian dari perilaku baru atau adaptasi perilaku melalui

proses seperti itu, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap

yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting).

Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan

kesadaran maka tidak akan berlangsung lama, pada perilaku itu sendiri

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: pendidikan, budaya,

perilaku, usia, dan sumber informasi (Maulana, 2009).

3. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan yang mencakup didalam Domain Kognitif dibagi

menjadi 6 tingkatan, yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Pada tingkat ini recall (mengingat kembali)

terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bagian yang

dipelajari/rangsang yang diterima, oleh sebab itu tingkat ini adalah yang

paling rendah.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami dilakukan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar yang dilakukan

dengan menjelaskan , menyebutkan contoh, dll.

Page 20: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xx

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi/penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode, prinsip dan konteks/situasi lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi/suatu

objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama lainnya.

e. Sintetis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan/menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru, dengan sintesis adalah kemampuan untuk

informasi-informasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini kaitanya dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi/penelitan terhadap suatu materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian/responden.

Page 21: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xxi

4. Cara memperoleh Pengetahuan

a. Cara tradisional

1) Coba dan salah (trial and error)

Dipakai sebelum adanya peradaban kebudayaan yang

dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan

masalah dan bila kemungkinan tidak berhasil, dicoba kemungkinan

yang lain sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.

1) Cara kekuasaan (otoritas)

Sumber pengetahuan diperoleh dari pemimpin-pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang

pemerintahan dan sebagainya. Prinsipnya orang lain menerima

pendapat dari orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih

dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya baik fakta

empiris atau penularan sendiri.

2) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan dengan cara

mengulangi kembali pengalaman yang telah diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

3) Jalan Pikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah

menggunakan jalan pikirannya. Baik melalui induksi maupun

deduksi, yang merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak

Page 22: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xxii

langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan,

dicari hubungan sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.

b. Cara modern (ilmiah)

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada saat

ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Untuk memperoleh kesimpulan

dan melakukan dengan jalan mengadakan observasi langsung dan

membuat pernyataan-pernyataan terhadap semua fakta, sehubungan

dengan objek penelitian (Maulana, 2009).

Dalam penelitian ilmiah, pengetahuan diperoleh berdasarkan

penelitian yang sistematis, objektif, terkontrol dan dapat diuji yang

dilakukan melalui metode deduktif dan induktif, selain itu metode

ilmiah selalu dapat mengoreksi sendiri (self correction) sehingga

pengetahuan yang diperoleh dapat selalu diperbaiki dan dikembangkan.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Faktor internal

1) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai saat berulang tahun, semakin cukup umur tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang maka akan lebih matang

dalam berfikir logis (Maulana, 2009).

2) Pendidikan

Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-

hal yang menunjang kesehatan sehingga meningkatkan kualitas

Page 23: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xxiii

hidup. Oleh sebab itu makin tinggi tingkat pendidikan seseorang

maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak

pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang

kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap

nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Maulana, 2009).

3) Pengalaman

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu

merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan.Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat

digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.

4) Pekerjaan

Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu,

bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap

kehidupan keluarganya (Maulana, 2009).

b. Faktor eksternal

1) Informasi

Informasi adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita

tentang suatu keseluruhan makna yang menunjang amanat.

Informasi memberikan pengaruh kepada seseorang meskipun orang

tersebut mempunyai tingkat pendidikan rendah tetapi jika ia

mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media, maka hal

ini akan dapat meningkatkan pengetahuan orang tersebut.

Page 24: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xxiv

2) Lingkungan

Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan

pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku

orang atau kelompok.(Maulana, 2009).

3) Sosial budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang.

Seseorang memperoleh sesuatu kebudayaan dalam hubunganya

dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami

proses belajar memperoleh sesuatu pengetahuan.

6. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) dalam Ariani (2014) pengetahuan

seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang

bersifat kualitatif, yaitu :

a. Pengetahuan baik : 76–100%

b. Pengetahuan cukup : 56-75%

c. Pengetahuan Kurang : <56

B. Tinjauan Tentang Diare

1. Pengertian diare

Diare adalah penyakit yang terjadi karena adanya perubahan

konsistensi feses selain dari frekuensi air besar. Seseorang dikatakan

diare apabia feses lebih besar dari biasanya atau bila buang air besar tiga

kali atau lebih, atau buang air besar yang berair atau tidak berdarah

dalam waktu 24 jam (Kemenkes RI, 2011).

Page 25: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xxv

Diare adalah pengeluaran tinja dengan frekuensi yang tidak normal

dan konsistensi lembek atau cair.Berat ringannya diare tidak diukur dari

frekuensinya, tetapi berdasarkan kuantitas tinja yang dikeluarkan.Diare

sering menyebabkan tubuh kehilangan sebagian besar cairan dan

berbagai elektrolit sehingga mengganggu sistem keseimbangan cairan

tubuh. Tubuh dapat kekurangan cairan (dehidrasi) dan berakibat fatal

terlebih pada balita (Ngastiyah, 2011)

Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak

normal atau tidak seperti biasanya.Perubahan yang terjadi berupa

perubahan peningkatan volume, keenceran dan frekuensi dengan atau

tanpa lendir darah, yaitu pada anak lebih dari 3 kali/hari dan pada

neonatus lebih dari 4 kali/hari.Menurut defenisi Hippocrates, diare adalah

buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal (meningkat) dan

konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair (Uripi, 2013).

2. Jenis-Jenis Diare

a. Diare Akut

Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak

normal (meningkat) dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair

dan bersifat mendadak datangnya, dan berlangsung dalam waktu

kurang dari 2 minggu.

b. Diare Kronik

Diare kronik atau diare berulang adalah suatu keadaan

meningkatnya frekuensi buang air besar yang dapat berlangsung

Page 26: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xxvi

berminggu-minggu atau berbulan-bulan baik secara terus menerus

atau berulang, dapat berupa gejala fungsional akibat suatu penyakit

berat. Banyak nama diberikan untuk diare kronik seperti persistent

diarrhea, protracted diarrhea, intractable diarrhea dan lain

sebagainya (Ngastiyah, 2011).

3. Etiologi Diare

Diare disebabkan oleh beberapa faktor yang berperan sekaligus

saling mempengaruhi:

a. Faktor Infeksi

1) Infeksi enternal ialah infeksi saluran pencernaan makanan yang

merupakan penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi

entenal sebagai berikut:

a) Infeksi bakteri

b) Infeksi virus

c) Infeksi parasit

2) Infeksi parenteral ialah infeksi di luar pencernaan makanan.

b. Faktor malabsorpsi

1) Malabsorpsi karbonhidrat

2) Malabsorpsi lemak

3) Malabsorpsi protein

c. Faktor makanan, seperti: makanan basi, beracun, alergi terhadap

makanan

d. Faktor psikologis, seperti rasa takut dan cemas.

Page 27: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xxvii

Kemajuan di bidang teknologi laboratorium telah mampu

mengidentifikasi kuman-kuman pathogen penderita diare sekitar 80%

pada kasus yang dating di sarana kesehatan dan mikroorganisme yang

dapat menyebabkan diare pada anak dan bayi telah teridentifikasi.

Beberapa penyebab infeksi utama timbulnya diare antara lain golongan

parasit, bakteri, dan virus (Suharyono, 2008).

Virus terbanyak yang menyebabkan diare adalah rotavirus (40-

60%) sedangkan virus lainnya adalah virus Norwalk, Astovirus,

Cacivirus, Coronavirus, Minirotavirus, Enteric adenovirus. Bakteri yang

dapat menyebabkan diare adalah Aeromonas, Bacilus cereus,

Campylobacter jejuni, Clostridium perfingens, Clostridium defficile,

Escherichia coli, Plesimonas shigeloides, Salmonella, Shigella,

Staphyloccus aereus, Vibrio parahaemolyticus, Yersinia entrecolitica.

Sedangkan penyebab diare oleh parasit adalah Balantidium coli,

Capillaria phiplippinensis, Crytosporodium, Entomoba hystolitica,

Giardia Lambdia, Isospora billi, Fasiolopsis buski, Sarcocystis

suihominis, Strongileides stercolis, dan trichhuris trichhiura (Olyfta. A,

2010).

Diare pada anak bisa disebabkan oleh penyebab non infeksi seperti

malabsorbsi, keracunan makanan, alergi, imunodefisiensi dan sebab lain.

Gangguan penyerapan (malabsorbsi) yang sering menyebabkan diare

adalah malabsorbsi karbohidrat, sedangkan pada bayi dan anak penyebab

tersering adalah karena intoleransi laktosa, malabsorbsi lemak dan juga

Page 28: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xxviii

protein.Factor makanan, seperti keracunan makanan atau alergi terhadap

makanan tertentu juga dapat menimbulkan diare.Kondisi psikologis juga

dapat menimbulkan diare seperti rasa takut dan cemas, tetapi hal ini

jarang terjadi pada anak-anak (Suharyono, 2008).

4. Faktor yang berhubungan dengan kejadian Diare

Faktor-faktor yang dapat berhubungan dengan kejadian diare pada

Balita adalah sebagai berikut:

a. Penjamu (Host)

1) Umur

Diare paling sering menyerang anak-anak, terutama usia

antara 6 bulan sampai 2 tahun. Juga umum terjadi pada bayi

bawah 6 bulan yang minum susu sapi atau susu formula. Bila

dilihat per kelompok umur diare tersebar di semua kelompok

umur dengan insidensi tertinggi terdeteksi pada anak balita (1-4

tahun) yaitu 16,7%.4 Kejadian diare biasanya tinggi pada

kelompok umur muda dan tua (balita dan manula), rendah pada

kelompok umur remaja dan produktif (Kemenkes RI, 2011).

2) Jenis Kelamin

Penyakit diare akut lebih sering terjadi pada bayi daripada

anak yang lebih besar. Kejadian akut pada anak laki-laki hampir

sama dengan anak perempuan. Berdasarkan Riset Kesehatan

Dasar tahun 2007 insidensi diare menurut jenis kelamin hampir

Page 29: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xxix

sama, yaitu 8,9% pada laki-laki dan 9,1% pada

perempuan(Kemenkes RI, 2011).

3) ASI Eksklusif

ASI Eksklusif adalah pemberian air susu ibu saja kepada

bayi baru lahir sampai bayi mencapai usia 6 bulan. Pemberian

ASI penuh akan memberikan perlindungan diare 4 kali dari pada

bayi dengan ASI disertai susu botol. Bayi dengan susu botol saja

akan mempunyai risiko diare lebih berat dan bahkan 30 kali lebih

banyak daripada dengan ASI penuh (Widoyono,2008).

4) Status Imunisasi

Berdasarkan laporan Ditjen PPM dan P2LP tahun 2005

bahwa diare sering timbul menyertai campak juga dapat

mencegah diare.Oleh karena itu, anak harus segera diberi

imunisasi campak setelah berumur 9 bulan (Widoyono, 2008).

5) Status Gizi

Pada anak dengan malnutrisi, serangan diare terjadi lebih

sering dan lebih lama.Semakin buruk keadaan gizi anak, semakin

sering dan semakin berat diare yang dideritanya.Diduga bahwa

mukosa yang kurang gizi sangat peka terhadap infeksi.Diare dapat

terjadi pada keadaan kekurangan gizi, seperti pada kwashiorkor,

terutama karena gangguan pencernaan dan penyerapan makanan

di usus (Ngastiyah, 2011).

b. Agent

Page 30: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xxx

1) Peradangan Usus

a) Bakteri, seperti :Escherichia coli, Salmonella typhi,

Salmonella Paratyphi A, B, C, Shigella flexneri, Vibrio

cholera, vibrio eltor, vibrio parahemolyticus, Clostridium

perferingens, Campilabacter, Staphilococcus, Coccidiosis.

b) Parasit, seperti : Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia

lamblia, Trichomonashominis isospora), cacing (Ascaris

lumbricoides, Ancylostoma duodenale, Necator americanus,

Trichuris trichiura, Vermicularis, Taenia saginata, Taenia

solium), jamur (candida).

c) Virus, seperti :Rotavirus,Farvovirus, Adenovirus, Norwalk.

d) Alergi makanan

e) Sindroma malabsorpsi : malabsorpsi karbohidrat, lemak, dan

protein.

f) Keracunan makanan dan minuman yang disebabkan bakteri

(Clostridium bottulinus, staphylococcus) atau bahan kimia.

g) Alergi, misalnya tidak tahan pada makanan tertentu seperti

susu kaleng atau susu sapi.

h) Kekurangan Energi Protein (KEP)

2) Immunodefisiensi terutama Sig A (secretory immunoglobulin A)

yang mengakibatkan berlipat gandanya bakteri/flora usus dan

jamur terutama Candida.

Page 31: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xxxi

3) Psikologis : rasa takut dan cemas. Walaupun jarang, dapat

menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.

c. Lingkungan (Environment)

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis

lingkungan.Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar

kuman diare serta berakumulasi dengan prilaku manusia yang tidak

sehat pula, yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat

menimbulkan kejadian penyakit diare (Kemenkes RI, 2011).

5. Penularan Diare

Penyakit diare sebagian besar (75%) disebabkan oleh kuman

seperti virus dan bakteri. Penularan penyakit diare melalui orofekal

terjadi dengan mekanisme berikut ini :

a. Melalui air yang merupakan media penularan utama. Diare dapat

terjadi bila seseorang menggunakan air minum yang sudah tercemar,

baik tercemar dari sumbernya, tercemar selama perjalanan sampai ke

rumah-rumah, atau tercemar pada saat disimpan.

b. Melalui tinja terinfeksi. Tinja yang sudah terinfeksi mengandung virus

atau bakteri dalam jumlah yang besar. Bila tinja tersebut dihinggapi

oleh binatang dan kemudian binatang tersebut hinggap di makanan,

maka makanan itu dapat menularkan diare ke orang yang

memakannya.

c. Kontaminasi dari alat-alat rumah tangga yang tidak terjaga

kebersihannya, tidak memakai sabun pada saat mencuci alat-alat

Page 32: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xxxii

makan dan minum, mencuci pakaian penderita di sekitar sungai dan

sumber air lainnya (Widoyono, 2008).

6. Tanda dan Gejala Penyakit Diare

Mula-mula bayi/anak akan menjadi cengeng, gelisah, suhu badan

meningkat, nafsu makan berkurang/tidak ada kemudian timbul diare.

Tinja cair dapat disertai darah lendir, warna tinja kehijau-hijauan karena

tercampur empedu.Anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya

defekasi dan tinja semakin lama semakin asam akibat banyaknya asam

laktat, yang terjadi dari pemecahan laktosa yang tidak diabsorpsi oleh

usus.

Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare disebabkan

oleh lambung yang meradang dan akibat gangguan keseimbangan asam

basa dan elektrolit, maka terjadilah dehidrasi, berat badan menurun,

ubun-ubun besar dan cekung, turgor kulit berkurang, selaput lendir bibir

berkurang dan kulit tampak kering.

Berdasarkan banyaknya cairan dan elektrolit yang hilang, derajat

dehidrasi dapat dibagi menjadi :

a. Diare tanpa dehidrasi, biasanya anak merasa normal, tidak rewel,

masih bisa bermain seperti biasa. Umumnya karena diarenya tidak

terlalu berat, anak masih mau makan dan minum seperti biasa.

b. Diare dengan dehidrasi ringan, kehilangan cairan sampai 5% dari

berat badan dengan gejala sebagai berikut : keadaan umum baik dan

Page 33: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xxxiii

sadar, mata normal dan air mata ada, mulut dan lidah basah, tidak

terasa haus, turgor kulit kembali cepat.

c. Diare dengan dehidrasi sedang, kehilangan cairan sampai 5-10% dari

berat badan dengan gejala sebagai berikut : kadang-kadang muntah,

terasa haus, gelisah dan mengantuk, aktivitas menurun, mata cekung,

mulut dan lidah kering, nadi lebih cepat, ubun-ubun cekung.

d. Diare dengan dehidrasi berat, kehilangan cairan lebih dari 10% dari

berat badan dengan gejala sebagai berikut : muntah lebih sering,

tersa haus sekali, tidak kencing, tidak ada nafsu makan, sangat lemah

sampai tidak sadar, mata sangat cekung, mulut sangat kering, nafas

sangat cepat dan dalam, nadi sangat cepat, lemah atau tidak teraba,

ubun-ubun sangat cekung (Erlan, 2009).

7. Komplikasi Diare

Kehilangan cairan dan elektrolit yang secara mendadak dapat

mengakibatkan berbagai macam komplikasi, yaitu :

a. Dehidrasi : ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, dan hipertonik.

b. Renjatan hipovolemik yaitu kejang akibat volume darah berkurang

(keluarnya elektrolit melalui tinja).

c. Hipokalemia yaitu kadar kalium dalam darah rendah dengan gejala

meteorismus (kembung perut karena pengumpulan gas secara

berlebihan dalam lambung dan usus), hipotonik otot, lemah,

bradikardi, perubahan pada elektrokardiogram.

d. Hipoglikemia yaitu kadar glukosa darah yang rendah.

Page 34: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xxxiv

e. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase

karena kerusakan vili mukosa usus halus.

f. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.

g. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita

juga mengalami kelaparan (masukan makanan berkurang,

pengeluaran bertambah).

8. Pencegahan Diare

a. Pencegahan Primer (Primary Prevetion)

Pencegahan primer atau pencegahan tingkat pertama ini

dilakukan pada masa prepatogenesis dengan tujuan untuk

menghilangkan faktor risiko terhadap diare. Adapun tindakan-tindakan

yang dilakukan dalam pencegahan primer yaitu :

1) Pemberian ASI

ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik

dengan adanya antibodi dan zat-zat lain yang dikandungnya.ASI

turut memberikan perlindungan terhadap diare pada bayi yang baru

lahir. Pemberian ASI eksklusif mempunyai daya lindung 4 kali

lebih besar terhadap diare daripada pemberian ASI yang disertai

dengan susu botol. Flora usus pada bayi-bayi yang disusui

mencegah tumbuhnya bakteri penyebab diare (Kemenkes RI,

2011).

Pada bayi yang tidak diberi ASI secara penuh, pada 6 bulan

pertama kehidupan resiko terkena diare adalah 30 kali lebih

Page 35: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xxxv

besar.Pemberian susu formula merupakan cara lain dari menyusui.

Penggunaan botol untuk susu formula biasanya menyebabkan

risiko tinggi terkena diare sehingga bisa mengakibatkan terjadinya

gizi buruk (Kemenkes RI, 2011).

2) Pemberian Makanan Pendamping ASI

Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi

secara bertahap mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa.

Pada masa tersebut merupakan masa yang berbahaya bagi bayi

sebab perilaku pemberian makanan pendamping ASI dapat

menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya diare ataupun

penyakit lain yang menyebabkan kematian (Kemenkes RI, 2011).

Ada beberapa saran yang dapat meningkatkan cara

pemberian makanan pendamping ASI yang lebih baik yaitu :

a) Memperkenalkan makanan lunak, ketika anak berumur 4-6

bulan tetapi masih meneruskan pemberian ASI. Menambahkan

macam makanan sewaktu anak berumur 6 bulan atau lebih.

Memberikan makanan lebih sering (4 kali sehari) setelah anak

berumur 1 tahun, memberikan semua makanan yang dimasak

dengan baik 4-6 kali sehari dan meneruskan pemberian ASI

bila mungkin.

b) Menambahkan minyak, lemak dan gula ke dalam nasi/bubur

dan biji-bijian untuk energi. Menambahkan hasil olahan susu,

telur, ikan, daging, kacang–kacangan, buah-buahan dan

Page 36: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xxxvi

sayuran berwarna hijau ke dalam makanannya. Mencuci tangan

sebelum menyiapkan makanan dan menyuapi anak, serta

menyuapi anak dengan sendok yang bersih.

c) Memasak atau merebus makanan dengan benar, menyimpan

sisa makanan pada tempat yang dingin dan memanaskan

dengan benar sebelum diberikan kepada anak (Kemenkes RI,

2011)

3) Menggunakan Air Bersih Yang Cukup

Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan

melalui jalur fecal-oral mereka dapat ditularkan dengan

memasukkan kedalam mulut, cairan atau benda yang tercemar

dengan tinja misalnya air minum, jari-jari tangan, makanan yang

disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air tercemar (Kemenkes

RI, 2011).

Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang

benar-benar bersih mempunyai resiko menderita diare lebih kecil

dibandingkan dengan masyarakat yang tidak mendapatkan air

bersih (Kemenkes RI, 2011).

Masyarakat dapat mengurangi resiko terhadap serangan

diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan melindungi

air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai

penyimpanan di rumah (Kemenkes RI, 2011).

Yang harus diperhatikan oleh keluarga adalah:

Page 37: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xxxvii

a) Air harus diambil dari sumber terbersih yang tersedia.

b) Sumber air harus dilindungi dengan menjauhkannya dari

hewan, membuat lokasi kakus agar jaraknya lebih dari 10 meter

dari sumber yang digunakan serta lebih rendah, dan menggali

parit aliran di atas sumber untuk menjauhkan air hujan dari

sumber.

c) Air harus dikumpulkan dan disimpan dalam wadah bersih. Dan

gunakan gayung bersih bergagang panjang untuk mengambil

air.

d) Air untuk masak dan minum bagi anak harus dididihkan.

(Kemenkes RI, 2011)

4) Mencuci Tangan

Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan

perorangan yang penting dalam penularan kuman diare adalah

mencuci tangan.Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah

buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum

menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makanan anak dan

sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare

(Kemenkes RI, 2011).

5) Menggunakan Jamban

Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya

penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam

penurunan resiko terhadap penyakit diare.Keluarga yang tidak

Page 38: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xxxviii

mempunyai jamban harus membuat jamban, dan keluarga harus

buang air besar di jamban (Kemenkes RI, 2011).

Yang harus diperhatikan oleh keluarga :

a) Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan

dapat dipakai oleh seluruh anggota keluarga.

b) Bersihkan jamban secara teratur.

c) Bila tidak ada jamban, jangan biarkan anak-anak pergi ke

tempat buang air besar sendiri, buang air besar hendaknya jauh

dari rumah, jalan setapak dan tempat anak-anak bermain serta

lebih kurang 10 meter dari sumber air, hindari buang air besar

tanpa alas kaki. (Kemenkes RI, 2011)

6) Membuang Tinja Bayi Yang Benar

Banyak orang beranggapan bahwa tinja anak bayi itu tidak

berbahaya.Hal ini tidak benar karena tinja bayi dapat pula

menularkan penyakit pada anak-anak dan orangtuanya. Tinja bayi

harus dibuang secara bersih dan benar, berikut hal-hal yang harus

diperhatikan:

a) Kumpulkan tinja anak kecil atau bayi secepatnya, bungkus

dengan daun atau kertas koran dan kuburkan atau buang di

kakus.

b) Bantu anak untuk membuang air besarnya ke dalam wadah

yang bersih dan mudah dibersihkan. Kemudian buang ke dalam

kakus dan bilas wadahnya atau anak dapat buang air besar di

Page 39: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xxxix

atas suatu permukaan seperti kertas koran atau daun besar dan

buang ke dalam kakus.

c) Bersihkan anak segera setelah anak buang air besar dan cuci

tangannya. (Kemenkes RI, 2011)

7) Pemberian Imunisasi Campak

Pemberian imunisasi campak pada bayi sangat penting

untuk mencegah agar bayi tidak terkena penyakit campak.Anak

yang sakit campak sering disertai diare, sehingga pemberian

imunisasi campak juga dapat mencegah diare.Oleh karena itu

berilah imunisasi campak segera setelah bayi berumur 9 bulan.

b. Pencegahan Sekunder (Secundary Prevention)

Pencegahan sekunder meliputi diagnosis dan pengobatan yang

tepat.Pada pencegahan sekunder, sasarannya adalah mereka yang

terkena penyakit diare. Upaya yang dilakukan adalah:

1) Segera setelah diare, berikan penderita lebih banyak cairan

daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi. Gunakan cairan yang

dianjurkan, seperti larutan oralit, makanan yang cair (sup, air tajin)

dan kalau tidak ada berikan air matang.

2) Jika anak berusia kurang dari 6 bulan dan belum makan makanan

padat lebih baik diberi oralit dan air matang daripada makanan cair.

3) Beri makanan sedikitnya 6 kali sehari untuk mencegah kurang gizi.

Teruskan pemberian ASI bagi anak yang masih menyusui dan bila

anak tidak mendapat ASI berikan susu yang biasa diberikan.

Page 40: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xl

4) Segera bawa anak kepada petugas kesehatan bila tidak membaik

dalam 3 hari atau menderita hal berikut yaitu buang air besar cair

lebih sering, muntah berulang-ulang, rasa haus yang nyata, makan

atau minum sedikit, dengan atau tinja berdarah.

5) Apabila ditemukan penderita diare disertai dengan penyakit lain,

maka berikan pengobatan sesuai indikasi, dengan tetap

mengutamakan rehidrasi.

c. Pencegahan Tertier (Tertiary Prevention)

Sasaran pencegahan tertier adalah penderita penyakit diare

dengan maksud jangan sampai bertambah berat penyakitnya atau

terjadi komplikasi.Bahaya yang dapat diakibatkan oleh diare adalah

kurang gizi dan kematian.Kematian akibat diare disebabkan oleh

dehidrasi, yaitu kehilangan banyak cairan dan garam dari tubuh.

Diare dapat mengakibatkan kurang gizi dan memperburuk

keadaan gizi yang telah ada sebelumnya. Hal ini terjadi karena selama

diare biasanya penderita susah makan dan tidak merasa lapar sehingga

masukan zat gizi berkurang atau tidak ada sama sekali. Upaya yang

dilakukan dalam pencegahan tertier ini adalah:

1) Pengobatan dan perawatan diare dilakukan sesuai dengan derajat

dehidrasi. Penilaian derajat dehidrasi dilakukan oleh petugas

kesehatan dengan menggunakan tabel penilaian derajat dehidrasi.

Bagi penderita diare dengan dehidrasi berat segera diberikan cairan

intarvena dengan Ringer Laktat.

Page 41: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xli

2) Berikan makanan secukupnya selama serangan diare untuk

memberikan gizi pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat

dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan.

3) Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan

selama dua minggu untuk membnatu pemulihan penderita. (Erlan.

1999)

9. Penatalaksanaan diare

Menurut Kemenkes RI (2011), prinsip tatalaksana diare pada balita

adalah LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang

didukung oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia dengan rekomendasi WHO.

Rehidrasi bukan satu-satunya cara untuk mengatasi diare tetapi

memperbaiki kondisi usus serta mempercepat

penyembuhan/menghentikan diare dan mencegah anak kekurangan gizi

akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare. Adapun program

LINTAS DIARE yaitu:

a. Oralit

Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai

dari rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan

bila tidak tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah

sayur, air matang.Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit

yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi

rasa mual dan muntah.Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi

penderita diare untuk mengganti cairan yang hilang.Bila penderita

Page 42: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xlii

tidak bisa minum harus segera di bawa ke sarana kesehatan untuk

mendapat pertolongan cairan melalui infus.Pemberian oralit didasarkan

pada derajat dehidrasi (Kemenkes RI, 2011).

1) Diare tanpa dehidrasi

Umur < 1 tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak mencret

Umur 1 – 4 tahun : ½ - 1 gelas setiap kali anak mencret

Umur diatas 5 Tahun : 1 – 1½ gelas setiap kali anak mencret

2) Diare dengan dehidrasi ringan sedang

Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg bb dan

selanjutnya diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa

dehidrasi.

3) Diare dengan dehidrasi berat

Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke

Puskesmas untuk di infus. (Kemenkes RI, 2011)

Tabel 1Kebutuhan Oralit per Kelompok Umur

UmurJumlah oralit

yang diberikantiap BAB

Jumlah Oralit yang disediakan dirumah

< 12 bulan 50-100 ml 400 ml/hari ( 2 bungkus)

1-4 tahun 100-200 ml 600-800 ml/hari ( 3-4 bungkus)

> 5 tahun 200-300 ml 800-1000 ml/hari (4-5 bungkus)

Dewasa 300-400 ml 1200-2800 ml/hari

Sumber : Kemenkes RI, 2011

Page 43: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xliii

Untuk anak dibawah umur 2 tahun cairan harus diberikan dengan

sendok dengan cara 1 sendok setiap 1 sampai 2 menit. Pemberian

dengan botol tidak boleh dilakukan.Anak yang lebih besar dapat

minum langsung dari gelas.Bila terjadi muntah hentikan dulu

selama 10 menit kemudian mulai lagi perlahan-lahan misalnya 1

sendok setiap 2-3 menit.Pemberian cairan ini dilanjutkan sampai

dengan diare berhenti (Latif, 2014).

b. Zinc

Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam

tubuh. Zinc dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide

Synthase), dimana ekskresi enzim ini meningkat selama diare dan

mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam

epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan

fungsi selama kejadian diare (Kemenkes RI, 2011).

Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi

lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air

besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan

kejadian diare pada 3 bulan berikutnya.Berdasarkan bukti ini semua

anak diare harus diberi Zinc segera saat anak mengalami diare.

Dosis pemberian Zinc pada balita:

1) Umur < 6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari.

2) Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari.

Page 44: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xliv

Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah

berhenti. Cara pemberian tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1 sendok

makan air matang atau ASI, sesudah larut berikan pada anak diare

(Kemenkes RI, 2011).

c. Pemberian ASI / Makanan

Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan

gizi pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh

serta mencegah berkurangnya berat badan.Anak yang masih minum

ASI harus lebih sering di beri ASI. Anak yang minum susu formula

juga diberikan lebih sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih

termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan padat harus diberikan

makanan yang mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan

lebih sering. Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra

diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan

(Latif, 2014).

d. Pemberian antibiotik hanya atas indikasi

Antibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya

kejadian diare pada balita yang disebabkan oleh bakteri.Antibiotika

hanya bermanfaat pada penderita diare dengan darah (sebagian besar

karena shigellosis), suspek kolera.Obat-obatan anti diare juga tidak

boleh diberikan pada anak yang menderita diare karena terbukti tidak

bermanfaat.Obat anti muntah tidak dianjurkan kecuali muntah

berat.Obat-obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan

Page 45: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xlv

status gizi anak, bahkan sebagian besar menimbulkan efek samping

yang berbahaya dan bisa berakibat fatal.Obat anti protozoa digunakan

bila terbukti diare disebabkan oleh parasit (amoeba, giardia) (Latif,

2014).

e. Pemberian Nasihat

Menurut Kemenkes RI (2011), ibu atau pengasuh yang berhubungan

erat dengan balita harus diberi nasehat tentang:

1) Cara memberikan cairan dan obat di rumah

2) Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila :

a) Diare lebih sering

b) Muntah berulang

c) Sangat haus

d) Makan/minum sedikit

e) Timbul demam

f) Tinja berdarah

g) Tidak membaik dalam 3 hari.

Page 46: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xlvi

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Dasar Pemikiran

Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

pneumonia. Diperkirakan 4 milyar kasus diare terjadi setiap tahun pada anak

balita di seluruh dunia. Setiap tahun 1,5 juta anak balita meninggal karena

diare. Dari daftar urutan penyebaran kunjungan Puskesmas/Balai Pengobatan,

hampir selalu termasuk dalam kelompok 3 penyebab utama ke Puskesmas.

Penanganan diare perlu dilakukan dengan tepat untuk menghindari terjadinya

dehidrasi yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini sesuai dengan pendapat

Notoatmodjo (2007) bahwa perilaku yang didasari dengan pengetahuan yang

yang cukup, akan lebih langgeng jika dibandingkan dengan perilaku yang

tidak didasari dengan pengetahuan dan sikap yang cukup.

B. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan alur pikiran peneliti, maka dapat dibuat sebuah kerangka

penelitian seperti tampak pada gambar berikut:

Page 47: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xlvii

Variabel independent Dependent

Pengetahuan Tentang Diare

Keterangan:

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

Gambar 1: Kerangka Konsep Penelitian

C. Variabel Penelitian

1. Variabel independent atau sering disebut variabel bebas yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu.

2. Variabel Dependent atau sering disebut variable terikat yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah penyakit diare.

D. Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif

1. Penyakit Diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal

(meningkat) dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair.

2. Balita yang dimaksud dalam penelitian ini anak yang berumur antara 1-5

tahun yang diare dan berkunjung di Puskesmas Poasia Kota Kendari

Pengetahuan ibu Balita TentangTanda dan gejala penyakit Diare

Penyakit Diare

Pengetahuan ibu Balita TentangPerawatan dan pencegaha Diare

Page 48: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xlviii

3. Pengetahuan ibu Balita tentang tanda dan gejala penyakit Diare dimaksud

dalam penelitian ini adalah pengetahuan responden (ibu Balita) tentang

gejala, atau tanda-tanda penyakit diare pada Balita yang diukur dengan

menggunakan pertanyaan sebanyak 5 item, jika jawaban benar diberi skor

1 dan jika jawaban salah diberi skor 0

Kriteria obyektif:

Pengetahuan baik : Bila responden memperoleh nilai 76 –

100%

Pengetahuan cukup : Bila responden memperoleh nilai 56-75%

Pengetahuan Kurang : Bila responden memperoleh nilai < 56

4. Pengetahuan ibu tentang pengetahuan perawatan Diare dan pencegaha

dimaksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan responden (ibu Balita)

tentang perawatan diare pada Balita yang diukur dengan menggunakan

pertanyaan sebanyak 10 item, jika jawaban benar diberi skor 1 dan jika

jawaban salah diberi skor 0

Kriteria obyektif:

Pengetahuan baik : Bila responden memperoleh nilai 76 –

100%

Pengetahuan cukup : Bila responden memperoleh nilai 56-75%

Pengetahuan Kurang : Bila responden memperoleh nilai < 56

Page 49: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

xlix

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk

memperoleh gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas

Poasia Kota Kendari.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian inidilaksanakan di Puskesmas Poasia Kota Kedari

2. Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 20 sampai dengan tanggal

24 Juni Tahun 2016.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibuBalita yang

berkunjung di Puskesmas Poasia Kota Kendari periode Januari-Februari

berjumlah 64 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari Populasi. Sampel dalam penelitian ini

adalah Ibu Balita yang berkunjung di Puskesmas Poasia yang diambil

Page 50: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

l

sebesar 50% dari jumlah Populasi. Menurut Notoatmodjo (2010), apabila

jumlah populasi > 100, maka sampel dapat diambil 10%-30%, dan apabila

jumlah populasi < 100, maka sampel dapat diambil 50%-30%, sehingga

jumlah sampel dalam penelitian ini diambil 50% x 64 Balita = 32 sehingga

jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 32responden

Tehnik penarikan sampel dilakukan dengan metodeAccidental

Sampling, yaitu yang dijadikan responden adalah ibu Balita yang

berkunjung di Puskesmas Poasia pada saat penelitian berlangsung dan

cocok serta bersedia dijadikan responden

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data

sekunder.

a. Data primer

Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari responden

melalui pengisian lembar kuesioner yang meliputi data

tentangkarakteristik responden dan gambaran pengetahuan dan sikap

ibu tentang penyakit diare pada Balita

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang di ambil dari instansi terkait yang

berhubungan dengan penelitian seperti data penyakit diare dari Dinas

Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Dinas Kesehatan Kota

Kendari dan Puskesmas Poasia Kota Kendari

Page 51: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

li

2. Cara pengumpulan data

Adapun cara pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan lembar kuesioner yang berisi tentang daftar pertanyaan

untuk dijawab oleh responden tentang penyakit diare.

E. Pengolahan Data

Pengolahan data yang diperoleh dari Kuesioner dan hasil pengamatan di

lapangan diolah menggunakan program komputer. Langkah-langkah

pengolahan data meliputi:

1. Editing yaitu dilakukan untuk mengisi setiap daftar pernyataan yang sudah

di isi. Editing meliputi kelengkapan pengisisan, kesalahan pengisian, dan

konsistensi pada setiap jawaban.Hal ini dilakukan dilapangan.

2. Coding yaitu memberikan kode pada setiap jawaban yang ada dengan

maksud memudahkan untuk menganalisa.

3. Skoringyaitu perhitungan secara manual dengan menggunakan kalkulator

untuk mengetahui presentase setiap variabel yan diteliti.

4. Tabulasi yaitu kelanjutan dari proses pengolahan dalam hal ini setelah data

disebut koding dan kemudian ditabulasi agar dapat mempermudah

penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi.

F. Analisa Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif pada masing-masing variabel.

Dalam distribusi frekuensi digunakan analisis persentase sebagai berikut:

Page 52: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lii

P = xKn

f(Ariani 2014 )

Keterangan:

P = Persentase

f = frekuensi

n = Jumlah sampel

K = Konstanta

G. Penyajian Data

Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian

dinarasikan.

H. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian khususnya jika yang menjadi subyek

penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia.

Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian

yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia

(Hidayat, 2009). Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah

sebagai berikut:

1. Persetujuan menjadi responden (Informed Consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan.Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian

dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi

Page 53: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

liii

responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud

dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan.Jika responden tidak

bersedia maka peneliti harus menghormati hak responden (Hidayat, 2009).

2. Tanpa nama(Anonymity)

Masalah etika penelitian kesehatan merupakan masalah yang

memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara

tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat

ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2009).

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset.

Page 54: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

liv

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Keadaan Geografis

Puskesmas Poasia terletak di Kecamatan Poasia Kota kendari,

sekitar 9 KM dari Kantor Walikota Kendari.Luas wilayah kerja

Puskesmas Poasia sekitar 4.175 Ha atau 44.75. KM atau 15,12 % dari

luas daratan Kota Kendari. Sebagian besar wilayah kerja merupakan

dataran rendah dan sebagian merupakan perbukitan sehingga sangat

ideal untuk pemukiman.Di bagian utara berbatasan dengan Teluk

Kendari yang sebagian besar berupa hamparan empang. Pada bagian

barat yang mencakup 2 kelurahan (Kelurahan Anduonohu dan

Kelurahan Rahandouna) Adapun batas Wilayah kerja Puskesmas Poasia

adalah sebagai berikut:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari

2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Abeli

3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo

4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kambu

b. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Poasia pada tahun

2015 sebanyak 27.058 jiwa yang tersebar di 4 wilayah kelurahan. Untuk

lebih jelasnya dapat disajikan

Page 55: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lv

Tabel. 5.1Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Poasia

Berdasarkan Kelurahan Tahun 2015

No Kelurahan Pria Wanita Total

1 Anduonohu 5.045 4.955 10.000

2 Rahandouna 5.579 5.273 10.8523 Anggoeya 2.322 2.413 4.9454 Mata bubu 645 616 1.261

Total 13801 12481 27058

Sumber: Profil Puskesmas Poasia, 2015

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 27058 jiwa yang ada di

Wilayah kerja Puskesmas Poasia, yang terdiri dari pria sebanyak 13.801

dan wanita sebanyak 12.481 jiwa.

c. Sarana kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di Puskesmas Poasia terdiri dari:

a. Puskesmas perawatan : 1 unit

b. Puskesmas pembantu : 2 unit

c. Pondok bidan : 4 unit

d. Posyandu : 16 unit

e. Poyandu Lansia : 4 unit

1) Tenaga kesehatan

Jumlah tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Poasia Kota

Kendari dapat disajikan pada tabel di bawah ini.

Page 56: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lvi

Tabel 5.2Ketenagaan Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2015

No Jenis Ketenagaan n %123456789101112131415

Dokter umumDokter gigiS1 KeperawatanKesehatan MasyarakatPerawatPerawat gigiBidanTenaga GiziSanitarianSMASPPMApotekerLaboranAsisten ApotekerGizi

534134312075214236

4,22,53,410,936,10,816,85,94,21,70,83,41,72,55,0

Jumlah 119 100Sumber: Profil Puskesmas Poasia, 2015

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 119 tenaga kesehatan yang

di Puskesmas Poasia, sebagian besar adalah tenaga perawat sebanyak

43 orang (36,1%) dan sebagian kecil adalah tenaga perawat gigi dan

SPPM masing-masing 1 orang (0,8%).

2. Karakteristik Responden

a. Umur

Tabel 5.3Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur

Di Puskesmas Poasia Kota KendariTahun 2016

No Kelompok Umur f %1234

20-24 tahun25-30 tahun31-35 tahun36-40 tahu

51593

15,6246,8828,139,37

Jumlah 32 100,00Sumber: Data Primer Diolah Juni, 2016

Page 57: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lvii

Tabel 5.3 di atas menunjukkan bahwa dari 32 responden ibu

Balita yang diteliti, sebagian besar responden memiliki kelompok umur

25-30 tahun berjumlah 15 responden (46,88%), dan sebagian kecil

responden ibu Balita memiliki kelompok kelompok umur antara 36-40

tahun berjumlah 3 responden (9,37%).

b. Pendidikan

Distribusi pendidikan responden dalam penelitian dapat disajikan

pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.4Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Puskesmas

PoasiaKota Kendari Tahun 2016

No Pendidikan f %1234

SDSMPSMAPT

57146

15,6221,8843,7518,75

Jumlah 32 100,00Sumber: Data Primer Diolah Juni, 2016

Tabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa dari 32 responden ibu

Balita yang diteliti, sebagian besar responden memiliki pendidikan

SMA berjumlah 14 responden (43,75%), dan hanya sebagian kecil yang

memiliki pendidikan SD berjumlah 5 responden (15,62%).

c. Pekerjaan

Distribusi pekerjaan responden dalam penelitian dapat disajikan

pada tabel di bawah ini.

Page 58: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lviii

Tabel 5.5Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Puskesmas

PoasiaKota Kendari Tahun 2016

No Pekerjaan f %123

IRTWiraswastaPNS

2516

78,133,1318,74

Jumlah 32 100,00Sumber: Data Primer Diolah Juni, 2016

Tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa dari 32 responden ibu

Balita yang diteliti, sebagian besar responden tidak bekerja (IRT)

berjumlah 25 responden (78,13%), dan hanya sebagian kecil yang

memiliki pekerjaan wiraswasta masing berjumlah 1 responden (1,13%).

3. Variabel penelitian

a. Pengetahuan tentang tanda dan gejala diare

Distribusi pengetahuan responden tentang tanda dan gejala diare

dalam penelitian dapat disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.6Distribusi Pengetahuan Responden TentangTanda dan gejala

diareDi Puskesmas Poasia Kota KendariTahun 2016

No Pengetahuan tentang tandadan gejala diare

f %

123

BaikCukupKurang

8420

25,0012,5062,50

Jumlah 32 100,00Sumber: Data Primer Diolah Juni, 2016

Tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa dari 32 responden yang

diteliti, sebagian responden yang memiliki pengetahuan tentang tanda

dan gejala diare kategori kurang berjumlah 20 responden (62,50%),

kategori baik berjumlah 8 responden (25,00%) dan hanya sebagian

Page 59: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lix

kecil responden memiliki pengetahuan kategori cukup berjumlah 4

responden (12,50%).

b. Pengetahuan tentang perawatan diare

Distribusi pengetahuan tentang perawatan diare dalam penelitian

dapat disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.7Distribusi Pengetahuan Responden TentangPerawatan Diare

Di Puskesmas Poasia Kota KendariTahun 2016

NoPengetahuan

TentangPerawatan Diare f %

123

BaikCukupKurang

3425

9,3812,5078,12

Jumlah 32 100,00Sumber: Data Primer Diolah Juni, 2016

Tabel 5.7 di atas menunjukkan bahwa dari 32 responden yang

diteliti, responden besar responden memiliki pengetahuan tentang

perawatan diare kategori kategori kurang berjumlah 25 responden

(78,12%), kategori cukup berjumlah 4 responden (12,50%) dan

sebagian kecil responden memiliki pengetahuan tentang perawatan

diare kategori baik berjumlah 3 responden (9,38%).

c. Pengetahuan ibu tentang diare

Distribusi pengetahuan ibu tentang diare dalam penelitian dapat

disajikan pada tabel di bawah ini.

Page 60: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lx

Tabel 5.8Distribusi Pengetahuan Responden Tentang diare Di Puskesmas

PoasiaKota Kendari Tahun 2016

No Pengetahuan Tentang diare f %123

BaikCukupKurang

3623

9,3818,7471,88

Jumlah 32 100,00Sumber: Data Primer Diolah Juni, 2016

Tabel 5.8 di atas menunjukkan bahwa dari 32 responden yang

diteliti, sebagian besar responden yang memiliki pengetahuan tentang

diare kategori cukup berjumlah 23 responden (71,88%), pengetahuan

kategori cukup berjumlah 6 responden (18,74%) dan sebagian kecil

responden memiliki pengetahuan tentang kategori baik berjumlah 3

responden (9,38%).

D. Pembahasan

1. Pengetahuan tentangtanda dan gejala diare

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar

pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan

pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviort).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan pada tabel 5.6 bahwa

sebagian besar responden yang memiliki pengetahuan tentang tanda dan

gejala diare kategori kurang berjumlah 20 responden (65,50%), hal ini

menunjukkan bahwa pengetahuan tentang tanda dan gejala diare ini

masih sangat kurang. Hal ini disebabkan oleh masih banyaknya

responden yang memiliki pendidikan SD sebesar 15,63% dan SMP

Page 61: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lxi

sebesar 21,88%. Selain itu, masih kurangnya pengalaman ibu Balita

tentang penyakit diare, sehingga responden ibu masih banyak yang

belum mengetahui tanda dan gejala diare walaupun telah memiliki

pendidikan seperti SMA maupun perguruan tinggi. Pengetahuan tentang

tanda dan gejala diare sangat diperlukan untuk mendeteksi terjadinya

diare pada Balita.

Sebagian kecil responden memiliki pengetahuan tentang tanda

dan gejala diare kategori baik dan cukup masing-masing berjumlah 8

responden (25,00%) dan 4 responden (12,50%) ini menunjukkan bahwa

responden telah mengetahui tentang tanda dan gejala diare dengan baik

karena didukung oleh responden telah memiliki pendidikan yang tinggi

seperti SMA sebesar 43,75%, dan perguruan tinggi sebesar 18,75%,

sehingga berdampak pada tingkat pengetahuan responden terhadap tanda

dan gejala diare.

Hal ini sesuai dengan pendapat Maulana (2009) bahwa pendidikan

diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang

menunjang kesehatan sehingga meningkatkan kualitas hidup. Oleh sebab

itu makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah

menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang

dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat

perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru

diperkenalkan

Page 62: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lxii

Selain itu, dalam mengadopsi pengetahuan diantaranya adalah

Awarness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek), kemudian adanya

ketertarikan dimana orang mulai tertarik kepada stimulus atau obyek

tersebut dalam hal ini penyakit diare khususnya dalam mengenali tanda

dan gejala, dimana diketahui bahwa kondisi terburuk yang disebabkan

oleh diare adalah kematian pada Balita.

Peningkatan pengetahuan tentang tanda dan gejala diare ini tidak

terlepas dari peran petugas kesehatan yang telah memberikan

memberikan pemahaman kepada ibu-ibu baik di Puskesmas maupun

pada saat kegiatan Posyandu, serta kesadaran masyarakat itu sendiri

untuk menerima informasi yang diperoleh.

2. Pengetahuan tentangperawatan diare

Pengetahuan tentang perawatan diare seharusnya dipahami oleh

setiap ibu Balita dan masyarakat sebagai langkah awal dalam penanganan

diare sebelum Balita penderita diare mengalami hal-hal yang lebih parah.

Berdasarkan hasil penelitian menjukkan pada tabel 5.7 bahwa

sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang tentang

perawatan diare berjumlah 25 responden (78,12%), ini menunjukkan

bahwa sebagian masih ada responden yang masih kurang memahami

tentang perawatan diare yang disebabkan masih kurangnya pengalaman

dan informasi tentang bagaimana cara merawat penderita diare pada

Page 63: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lxiii

Balita. Oleh karena itu pihak Puskesmas Poasia harus melakukan

penyuluhan kepada masyarakat tentang perawatan diare.

Sebagian kecil responden memiliki pengetahuan tentang tanda

dan gejala diare kategori baik berjumlah 3 responden (9,38%) dan

pengetahuan kategori cukup berjumlah 4 responden (12,5%), ini

menunjukkan bahwa responden telah mengetahui tentang perawatan

diare dengan baik karena didukung oleh sebagian besar responden telah

memiliki, pengalaman dan pendidikan yang tinggi sehingga berdampak

pada tingkat pengetahuan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Maulana (2009) bahwa

pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal

yang menunjang kesehatan sehingga meningkatkan kualitas hidup. Oleh

sebab itu makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah

menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang

dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat

perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru

diperkenalkan.

Keadaan tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan tentang

Perawatan diare masih ada yang belum mengetahuinya, hal ini

disebabkan karena pendidikan yang rendah dimana dalam penelitian ini

masih ada yang memiliki pendidikan SD dan SMP.

Page 64: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lxiv

3. Pengetahuan tentangDiare

Pengetahuan tentang diare diantaranya adalah pengetahuan tentang

tanda dan gejala penyakit diare dan pengetahuan tentang cara

penanganan atau perawatan penyakit diare pada Balita.

Penelitian pada tabel menjukkan pada tabel 5.8 bahwa sebagian

besar responden memiliki pengetahuan tentang diare kategori kurang

berjumlah 23 responden (71,88%), hal ini disebabkan karena tingkat

pendidikan yang rendah, sehingga berdampak pada pengetahuan tentang

diare. Pengetahuan tentang diare harus dimiliki oleh semua ibu, sehingga

dapat mengetahui penyebab, tanda dan gejala dan cara pengobatan atau

penaganan diare di rumah tangga, tanpa mengabaikan upaya

pencegahannya.

Sebagian kecil responden pengetahuan tentang diare kategori baik

berjumlah 3 responden (9,38%) dan kategori kurang berjumlah 6

responden (18,78%), hal ini responden telah mengetahui tentang Diare

hal ini disebabkan karena sebagian besar responden memiliki pendidikan

yang tinggi seperti SMA dan perguruan tinggi.

Hasil penelitian Olyfta, A (2010) di Kelurahan Tanjung Sari

Kecamatan Medan Selayang dapat diketuhi bahwa pengetahuan ibu

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor karakteristik ibu

bayi/balita diantaranya adalah pengetahuan yang rendah tanteng diare

Hal tersebut sesuai dengan teori Notoatmodjo (2010) mengetakan

bahwa pengetahuan responden sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

Page 65: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lxv

salah satunya adalah faktor pendidikan. Oleh sebab itu makin tinggi

tingkat pendidikan seseorang makin semakin mudah menerima informasi

sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya

pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

Pengetahuan yang baik Tentang diare dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya adalah umur individu yang terhitung mulai saat

dilahirkan sampai saat berulang tahun, semakin baik umur tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang maka akan lebih matang dalam

berfikir logis. Hal ini sesuai dengan penelitian bahwa seluruh responden

memiliki umur yang produktif. Selain umur, faktor pendidikandiperlukan

untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang

kesehatan sehingga meningkatkan kualitas hidup. Oleh sebab itu makin

tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah menerima

informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki,

sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan

sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Maulana,

2009).

Pada pertanyaan tentang diare, sebaran jawabannya bervariasi

seperti pada pertanyaan tentang pemberian Oralit pada Balita yang

mengalami diare tanpa dehidrasi sebagian besar tidak mengetahuinya,

Page 66: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lxvi

pada hal masalah tersebut sangat penting diketahui oleh ibu dalam upaya

pengobatan.

Page 67: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lxvii

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

bahwa dari 32 responden yang diteliti, pengetahuan responden tentang

penyakit diare pada Balita di Puskesmas Poasia Kota Kendari kategori baik

berjumlah 3 responden (9,38%), kategori cukup berjumlah 4 responden

(12,50%) dan kategori kurang berjumlah 25 responden (78,2%).

1. Pengetahuan responden tentang tanda dan gejala penyakit diare pada

Balita di Puskesmas Poasia Kota Kendari kategori baik berjumlah 8

responden (25,00%), kategori cukup berjumlah 4 responden (12,50%)

dan kategori kurang berjumlah 20 responden (65,50%).

2. Pengetahuan responden tentang perawatan penyakit diare pada Balita di

Puskesmas Poasia Kota Kendari kategori baik berjumlah 3 responden

(9,38%), kategori cukup berjumlah 4 responden (12,50%) dan kategori

kurang berjumlah 25 responden (78,12%).

B. Saran

1. Bagi petugas Puskesmas

Bagi pihak Puskesmas untuk lebih meningkatkan penyuluhan

kepada ibu tentang penyakit diare sehingga dapat mengetahui tanda dan

gejala penyakit diare dan bagaimana cara perawatan diare tanpa

mengabaikan upaya pencegahannya.

Page 68: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lxviii

2. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan atau

tambahan kepustakaan bagi pembaca atau peneliti selanjutnya.

3. BagiPeneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat

dikembangkan lagi serta mencari faktor-faktor penyebab lainnya.

Page 69: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lxix

DAFTAR PUSTAKA

Dinkes Sultra. 2015.Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2014.Kendari.

Dinkes Kota Kendari.2015Profil Kesehatan Kota Kendari Tahun 2013-2015.Kendari..

Erlan. 2009.Penatalaksanaan dan Pencegahan Diare. Jakarta: Penerbit BukuKedokteran EGC.

Kemenkes RI. 2011.Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare padaBalita.Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan PenyehatanLingkungan. Jakarta.

.................. 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. DepartemenKesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Haryono,R., 2012. Keperawatan Medical Bedah Sistem Pencernaan. GosyenPublishing: Yogyakarta.

Hidayat, AA. 2009.Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis Data.Jakarta: Medika Salemba.

................... 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Jakarta:Medika Salemba.

Latif, B. 2014.Sanitasi Lingkungan. Ilmu Keperawatan. [on-line], accessed 7Januari 2016; availablefromhttp://www.ilmukeperawatan.net/index.php/artikel/13-kesehatan-masyarak a t/33-sanitasi-lingkungan.html; Internet

Maulana. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta.

Ngastiyah. 2011.Perawatan Anak Sakit Edisi Dua. Jakarta: Penerbit BukuKedokteran EGC.

Notoatmodjo.2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT. Rhineka Cipta :Jakarta.

Olyfta, A. 2010.Gambara Pengetahuan Ibu Tentang Kejadian Diare Pada AnakBalita di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun2010.Skripsi FKM USU. Medan.

Ode Sarif. 2012. Asuhan Keperawatan Gerontik. Nuha Medika. Yogyakarta.

Page 70: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lxx

Puskesmas Poasia. 2015. .Profil Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2013-2015. Kendari.

Suharyono. 2008. Diare Akut, Klinik dan Laboratorik Cetakan Kedua. Jakarta:Rineka Cipta.

Suraatmaja, S., 2014.Gastroenterologi Anak. Sagung Seto: Jakarta.

Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: PenerbitAlfabeta.

Wawan, A dan Dewi, M. 2010.Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan.Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.

Widoyono. 2008. Penyakit Tropis-Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, danPemberantasannya. Jakarta: Penerbit Erlangga.

World Health Organization. 2014.Global Health Risks [book on-line], accessed 17Februari 2016; available from http://www.who.int /healthinfo/global-burden-disease/GlobalHealthRisks-report-full-pdf; Internet.

LAMPIRAN 1

Page 71: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lxxi

SURAT PERSETUJUANINFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Insial :

...............................................................................................

Umur :

...............................................................................................

Menyatakan bersedia menjadi subjek (responden) dalam penelitian dari :

Nama : SUHARTINI

Nim : P00320013099

Jurusan : D. III Keperawatan

Judul :Gambaran pengetahuan ibu tentang diare pada

Balita Puskesmas Poasia Kota Kendari”

Informasi yang diberikan pada penelitian ini tidak akan memberikan dampak dan

risiko apapun pada subjek penelitian, karena semata-mata untuk kepentingan

ilmiah serta kerahasiaan dari wawancara yang diberikan dijamin sepenuhnya oleh

peneliti. Saya telah diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang

belum dimengerti dan telah mendapatkan jawaban yang jelas dan benar.

Demikian ini saya menyatakan secara sukarela untuk ikut sebagai subjek dalam

penelitian ini.

Kendari, Juni 2016

Peneliti Responden

(SUHARTINI) (……………….................)

L A M P I R A N 2

Page 72: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lxxii

K U E S I O N E R P E N E L I T I A NGAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA

PUSKESMAS POASIA KOTA KENDARI

Nomor Responden :

Tanggal :

I. Identitas Responden

a. No Urut Responden :

b. Inisial :

c. Umur :

d. Jenis Kelamin :

e. Pendidikan :

f. Pekejaan :

II. Pertanyaan tentang Pengetahuan Tanda penyakit DiareBerilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda anggap paling

tepat

1. Menurut ibu, penyakit diare ditandai dengan?a. Buang air besar yang disertai dengan lendir atau darahb. Buang air besar lebih dari tiga kali seharic. Buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi tinja

lembek sampai cair

2. Menurut ibu, salah satu tanda penyakit diare yaitu...a. Sakit perut yang disertai yang disertai dengan muntah-muntahb. Buang air besar lebih dari 3 kali seharic . Muntah-muntah dan Buang air besar lebih dari 3 kali sehari

3. Menurut ibu,diarepada bayi dan anak penyebab tersering kecuali?a. Alergi makananb. Pemberian ASIc . Keracunan makanan

4. Menurut ibu, Gejala muntah dapat terjadi pada?

Page 73: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lxxiii

a. Sebelum atau sesudah diareb. Sebelum diarec. Sesudah diare

5. Menurut ibu, akibat gangguan diare yang menyebabkan muntah padaBalita, maka dampak yang ditimbulkan salah satunya kecuali?a. Berat badan menurunb. Kulit tampak lembabc. Kulit tampak kering

II. Pertanyaan tentang Pengetahuan Perawatan Diare1. Menurut ibu, yang pertama dilakukan apabila anak Balita mengalami diare

adalah?a. Memberikan banyak minumb. Memberikan larutan gula garamc. Memberikan obat dari toko obat

2. Menurut ibu, jika diare tetap berlanjut apa yang ibu lakukan?a. Memberi obat di Apotikb. Segera membawa ke pelayanan kesehatanc. Membawa ke dukun

3. Menurut ibu, jika diare tidak terobati, apa akibat yang ditimbulkan?a. Akan menjadi parab. Akan menimbulkan kekurangan cairan (Dehidrasi)c. Akan menimbulkan kekurangan cairan (Dehidrasi) dan kematian

4. Menurut ibu, pemberian Oralit pada Balita diberikan setiap?a. Sebelum Balita mencretb. Sesudah Balita mencretc. Sebelum dan sesudah Balita mencret

5. Menurut ibu, pemberian Oralit pada Balita yang mengalami diare tanpadehidrasi sebanyak?a. ½ - 1 gelasb. ½ gelasc. > 1 gelas

6. Menurut ibu, selain pemberian Oralit pada Balita yang mengalami diarepengobatan diare yang lebih efektif yaitu?

Page 74: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lxxiv

a. Diapetb. Zincc. Air hangat

7. Menurut ibu, Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk?a. Cepat sembuhb. Memberikan gizi pada penderitac. Mencegah dehidrasi

8. Menurut ibu, Obat-obatan anti diare tidak boleh diberikan pada anak yangmenderita diare?a. Benarb. Salahc. Tidak tahu

9. Menurut ibu, pemberian Antibiotik pada Balita penderita diare bermanfaatpada penderita?a. Diare dengan lendirb. Diare dengan darahc. Semua salah

10. Menurut ibu, Balita penderita diare harus dibawa kembali ke petugaskesehatan apabila, Kecuali?a. Dehidrasib. Muntah berulangc. Timbul demam

Page 75: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lxxv

Page 76: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lxxvi

Page 77: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lxxvii

Page 78: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lxxviii

Page 79: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lxxix

Page 80: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lxxx

Page 81: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lxxxi

DOKUMENTASI HASIL PENILITIAN

Gambar I

Melakukan wawancara dengan responden

Gambar II

Melakukan wawancara dengan responden yang berbeda

Gambar III

Page 82: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lxxxii

Melakukan wawancara dengan responden yang berbeda

Gambar IV

Melakukan wawancara dengan responden yang berbeda

Page 83: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/394/1/SEMUA GABUNGAN - Copy.pdf”Gambaranpengetahuan ibu tentang diare pada Balita Puskesmas Poasia Kota

lxxxiii